SlideShare a Scribd company logo
1
MAKALAH
REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pembelajaran Matematika
Dosen pengampu: Dr. Sugiman
Oleh: Kelompok 4
EKA HEDAYANI (15709259008)
WIDI ASTUTI (15709259009)
PENDIDIKAN MATEMATIKA P2TK 2015
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2
1. REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)
Berbicara tentang pendidikan matematika realistik, tidak terlepas dari
tokoh utama pencetus istilah ini yaitu Prof. Hans Freudenthal seorang
matematikawan belanda yang berhasil menerapkan pedekatan ini di Belanda.
Pendekatan ini didasarkan pada anggapan Hans Freudenthal bahwa matematika
adalah kegiatan manusia. Menurut Freudenthal, matematika bukan merupakan
suatu subjek yang siap saji untuk siswa, melainkan suatu pelajaran yang dinamis
yang dipelajari dengan cara mengerjakannya. Dengan kata lain kelas matematika
bukan tempat memindahkan matematika dari guru kepada siswa, melainkan
tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi
masalah-masalah nyata.
Penggunaan istilah “realistic” berasal dari bahasa Belanda “zich
realiseren” yang berarti untuk dibayangkan atau “to imagine” (Wijaya, 2012:
20). Menurut Van den Heuvel-Panhuizen, penggunaan kata “realistic” tersebut
tidak sekedar menunjukan suatu koneksi dengan dunia nyata, tetapi lebih
mengacu pada fokus pendekatan realistik dalam menempatkan penekanan
penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan oleh siswa. Menurut Blum dan
Niss, dunia nyata adalah segala sesuatu diluar matematika seperti mata pelajaran
lain selain matematika atau kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar kita
(Krismanto, 2003: 12). Sementara itu, De Lange mendefinisikan dunia nyata
sebagai suatu dunia nyata yang kongkret, yang disampaikan kepada siswa
melalui aplikasi matematika (Supinah, 2008: 14).
Dikemukakan oleh Sutarto Hadi (Supinah dan Agus, 2009: 76) bahwa
teori “Realistic Mathemathics Education” (RME) sejalan dengan teori belajar
yang sedang berkembang saat ini, seperti konstruktivisme dan pembelajaran
kontekstual (CTL). Namun keduanya mewakili teori belajar secara umum,
sedangkan “Realistic Mathemathics Education” (RME) suatu teori pembelajaran
yang dikembangkan khusus untuk matematika dengan menekankan pada situasi
dunia nyata yang dapat dibayangkan oleh siswa. Penggunaan konteks situasi
dunia nyata siswa dalam pendekatan realistik dikenal dengan sebutan masalah
kontekstual. Masalah kontekstual ini dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
yang dapat diubah ke dalam model matematika.
3
Menurut Van den Heuvel-Panhuizen (Wijaya, 2012: 32), konteks dalam
pendekatan realistik dapat dipandang secara sempit maupun luas. Konteks dalam
arti sempit merujuk pada suatu situasi yang spesifik yaitu tergantung dari
konteks pembicaraan. Sedangkan dalam arti yang luas, konteks merujuk pada
fenomena kehidupan sehari-hari, cerita rekaan atau fantasi, atau bisa juga
masalah matematika secara langsung. Konteks dalam pendekatan realistik
ditujukan untuk membangun atau menemukan kembali suatu konsep matematika
melalui proses matematisasi. Secara sederhana, proses matematisasi dapat
diartikan sebagai proses mematematikakan suatu konteks, yaitu proses
menerjemahkan suatu konteks menjadi konsep matematika. Proses matematisasi
akan terjadi jika konteks bisa dibayangkan oleh siswa serta memungkinkan siswa
untuk memahami dan bekerja dalam konteks tersebut dengan menggunakan
pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki.
Untuk menekankan bahwa proses lebih penting daripada hasil, dalam
pendekatan matematika realistik digunakan istilah matematisasi, yaitu proses
mematematikakan dunia nyata. De lange (Wijaya, 2012: 42) membagi proses
matematisasi menjadi dua, yaitu :
a. Matematisasi horizontal
Matematisasi horizontal adalah proses penyelesaian soal-soal kontekstual dari
dunia nyata. Dalam matematika horizontal, siswa mencoba menyelesaikan
soal-soal dari dunia nyata dengan cara mereka sendiri, dan menggunakan
bahasa dan simbol mereka sendiri. Contoh kegiatannya adalah
mengidentifikasi matematika dalam suatu konteks umum, perumusan,
visualisasi dan memformulasikan masalah dalam cara-cara yang berbeda,
mencari hubungan dan keteraturan antar konsep, dan mentransformasikan
masalah nyata kedalam model matematika.
b. Matematisasi vertikal
Matematisasi vertikal adalah proses formalisasi konsep matematika. Dalam
matematisasi vertikal, siswa mencoba menyusun prosedur umum yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan soal-soal sejenis secara langsung tanpa
bantuan konteks. Contoh kegiatannya adalah menuangkan gagasan dalam
suatu rumus, pembuktian keteraturan, penyesuaian dan pengembangan model
4
matematika, menggunakan model yang bervariasi, memadukan dan
mengkombinasikan model matematika, merumuskan suatu konsep
matematika yang baru dan generalisasi
2. Prinsip Pendekatan Realistik
Dalam melaksanakan pendekatan realistik terdapat beberapa prinsip
yang digunakan. Gravemeijer (Supinah, 2008: 16-18) mengemukakan ada tiga
prinsip kunci pendekatan realistik yaitu Guided re-invention (menemukan
kembali secara seimbang), Didactical Phenomenology (fenomena didaktik) dan
Self-delevoped Model (model dibangun sendiri oleh siswa).
1) Guided Re-invention
Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan matematisasi dengan
masalah kontekstual yang realistik bagi siswa dengan bantuan dari guru.
Siswa didorong atau ditantang untuk aktif bekerja bahkan diharapkan dapat
mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang akan
diperolehnya. Pembelajaran tidak dimulai dari sifat-sifat atau definisi atau
teorema dan selanjutnya diikuti contoh-contoh, tetapi dimulai dengan
masalah kontekstual atau nyata yang selanjutnya diikuti oleh aktivitas
siswa, dimana dari aktivitas tersebut diharapkan siswa dapat menemukan
sendiri sifat atau definisi atau teorema.
2) Didactical Phenomenology
Topik-topik matematika disajikan atas dasar aplikasinya dan kontribusinya
bagi perkembangan matematika. Pembelajaran matematika yang cenderung
berorientasi kepada memberi informasi atau memberitahu siswa dan
memakai matematika yang sudah siap pakai untuk menyelesaikan masalah,
diubah dengan menjadikan masalah sebagai sarana utama untuk mengawali
pembelajaran sehingga memungkinkan siswa dengan caranya sendiri
mencoba memecahkannya. Dalam memecahkan masalah tersebut, siswa
diharapkan dapat melangkah kearah matematisasi horizontal dan
matematisasi vertikal. Pencapaian matematisasi horizontal ini, sangat
mungkin dilakukan melalui langkah-langkah informal. Dalam hal ini, siswa
5
diharapkan dalam memecahkan masalah dapat melangkah kearah pemikiran
matematika sehingga akan mereka temukan sendiri konsep matematika
yang sedang dipelajari, kemudian ditingkatkan aspek matematisasinya.
Proses matematisasi inilah yang diharapkan dapat memberi kemungkinan
siswa lebih mudah memahami matematika yang berobyek abstrak. Masalah
kontekstual yang diberikan pada awal pembelajaran siswa dimungkikan
menemukan beraneka ragam cara dalam menyelesaikan masalah. Sehingga
siswa dibiasakan untuk bebas berfikir dan berani berpendapat. Hal ini
merupakan suatu fenomena didaktik. Jika memperhatikan fenomena
didaktik yang ada didalam kelas, maka akan terbentuk suatu proses
pembelajaran matematika yang tidak lagi berorientasi pada guru, tetapi
diubah kepada pembelajaran matematika yang berorientasi pada siswa.
3) Self-delevoped Model
Pada waktu siswa mengerjakan masalah kontekstual, siswa
mengembangkan suatu model. Model ini diharapkan dibangun sendiri oleh
siswa, baik dalam proses matematisasi horizontal ataupun vertikal.
Kebebasan yang diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara
mandiri atau kelompok, dengan sendirinya akan memungkinkan munculnya
berbagai model pemecahan masalah buatan siswa.
3. Karakteristik Pendekatan Realistik
Pendekatan Realistik mencerminkan pandangan matematika tertentu
mengenai bagaimana anak belajar matematika dan bagaimana matematika
harus dipelajari. Pandangan ini tercermin dari lima karakteristik pendekatan
realistik yang dikemukakan oleh Ismail (2007: 9.9-9.10) yaitu sebagai
berikut.
a. Menggunakan konteks
Pembelajaran matematika seyogyanya dimulai dengan masalah-masalah
yang kontekstual. Kontekstual yang dimaksud adalah lingkungan siswa
yang nyata atau dapat dibayangkan oleh siswa.
6
Dari masalah nyata tersebut kemudian siswa menyatakan ke dalam
bahasa matematika, selanjutnya siswa menyelesaikan masalah itu dengan
alat-alat yang ada dalam matematika, kemudian siswa membahasakan
lagi jawaban yang diperoleh ke dalam bahasa sehari-hari. Dengan
langkah-langkah yang ditempuh tersebut diharapkan siswa akan dapat
melihat kegunaan matematika sebagai alat bantu untuk menyelesaikan
masalah-masalah kontekstual. Dalam belajar siswa akan lebih mudah
memahami konsep jika ia tahu manfaat atau kegunaannya. Karena
sesuatu yang bermakna akan lebih mudah dipahami siswa dari pada yang
tidak bermakna. Dalam hal ini yang dimaksud bermaknaadalah informasi
yang baru saja diterima mempunya kaitan dengan informasi yang sudah
diketahui siswa sebelumnya. Dengan penekanan pada aspek aplikasi,
pembelajaran matematika akan lebih bermakna.
b. Menggunakan model
Dalam belajar matematika siswa melewati berbagai jenjang pemahaman,
yaitu dari mampu menemukan solusi masalah kontekstual atau realistik
secara informal, melalui skematisasi memperoleh pengetahuan tentang
hal-hal yang mendasar sampai mampu menemukan solusi atau masalah
matematis secara formal.
c. Menggunakan kontribusi siswa
Dalam pembelajaran, perlu memperhatikan sumbangan atau kontribusi
siswa yang mungkin berupa ide, gagasan atau cara yang dikemukakan
siswa. Kontribusi tersebut dapat mengarahkan siswa untuk menemukan
hasil yang berhubungan dengan pemecahan masalah kontekstual. Berikut
adalah bentuk kegiatan yang bisa memunculkan ide dan gagasan siswa
mengenai simbol atau bentuk formal yang akan dibuat dengan harapan
bisa mengkonstruksi pikiran siswa tentang bentuk aljabar.
7
d. Interaktivitas
Dalam pembelajaran jelas sekali perlu melaksanakan interaksi, baik
antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru yang bertindak
sebagai fasilitator. Interaksi itu mungkin terjadi antara siswa dengan
sarana, siswa dengan matematika, ataupun siswa dengan lingkungan.
Bentuk interaksi itu juga dapat bermacam-macam, misalnya diskusi,
memberi penjelasan atau komunikasi.
Pada karakteristik ini, memungkinkan adanya umpan balik dalam
pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru dengan
memunculkan berbagai pertanyaan yang bisa merespon dan
menimbulkan rasa keingintahuan siswa mengenai materi yang sudah
dipelajari, sehingga siswa terbimbing untuk bertanya dan melakukan
diskusi dengan teman sekelasnya. Berikut adalah ilustrasinya.
 Setelah mempelajari Operasi Hitung Bentuk Aljabar. Adakah materi
yang belum kalian pahami? Catatlah materi yang belum kalian
pahami, lalu tanyakan kepada temanmu yang lebih tahu atau kepada
gurumu.
 Dapatkah kalian membuat contoh operasi hitung bentuk aljabar yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari? diskusikan dengan teman-
temanmu.
e. Keterkaitan antar topik (Intertwinning)
Berbagai aspek atau topik dalam matematika jangan dipandang dan
dipelajari sebagai bagian yang terpisah, tetapi terjalin satu sama lain
sehingga siswa dapat melihat hubungan antar materi secara lebih baik.
4. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik
Langkah-langkah di dalam proses pembelajaran matematika dengan pendekatan
PMR, sebagai berikut.
1. Memahami masalah kontekstual, yaitu guru memberikan masalah kontekstual
dalam kehidupan sehari-hari dan meminta siswa untuk memahami masalah
tersebut.
8
2. Menjelaskan masalah kontekstual, yaitu jika dalam memahami masalah siswa
mengalami kesulitan, maka guru menjelaskan situasi dan kondisi dari soal
dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa saran seperlunya,
terbatas pada bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami.
3. Menyelesaikan masalah kontekstual, yaitu siswa menyelesaikan masalah
kontekstual dengan cara mereka sendiri. Cara pemecahan dan jawaban
masalah berbeda lebih diutamakan. Dengan menggunakan lembar kerja,
siswa mengerjakan soal. Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan
masalah dengan cara mereka sendiri.
4. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu guru menyediakan waktu
dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan
jawaban masalah secara berkelompok. Siswa dilatih untuk mengeluarkan ide-
ide yang mereka miliki dalam kaitannya dengan interaksi siswa dalam proses
belajar untuk mengoptimalkan pembelajaran.
5. Menyimpulkan, yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarik
kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur.
5. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Realistik
Pendekatan realistik dalam pembelajaran matematika memiliki kelebihan
dan kelemahan. Berikut ini akan dijelaskan kelebihan pendekatan realistik
menurut Suherman (2003: 143). Kelebihan pendekatan realistik adalah sebagai
berikut.
a. Matematika lebih menarik, relevan, dan bermakna, tidak terlalu formal dan
tidak terlalu abstrak
b. Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa
c. Menekankan belajar matematika pada “learning by doing”
d. Memfasilitasi penyelesaian masalah matematika
e. Menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran matematika.
9
Sementara itu, Suwarno dan Fadlun (Hadi dalam Rachmania, 2009: 24)
mengungkapkan kelemahan pendekatan realistik, antara lain:
a. Upaya untuk mengimplementasikan pendekatan realistik membutuhkan
pandangan yang sangat mendasar mengenai berbagai hal tentang guru,
siswa, dan peranan masalah kontekstual yang tidak mudah dipraktikan
b. Pencarian soal-soal yang kontekstual tidak selalu mudah untuk setiap topik
matematika yang dipelajari siswa
c. Upaya mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai cara untuk
menyelesaikan soal juga merupakan hal yang tidak mudah dilakukan
d. Proses penelitian kemampuan berpikir siswa melalui soal-soal kontekstual,
proses matematisasi horizontal dan vertikal juga bukan merupakan sesuatu
yang sederhana, karena proses dan mekanisme berpikir siswa harus diikuti
dengan cermat
e. Membutuhkan waktu yang cukup banyak
Meskipun demikian, ada beberapa upaya untuk meminimalisasikan
kelemahan-kelemahan pembelajaran dengan pendekatan realistik, diantaranya
adalah:
a. Guru perlu mempersiapkan pembelajaran yang akan dilakukan secara lebih
terencana.
b. Guru mengoptimalkan kemampuan awal siswa sehingga siswa memiliki
kemampuan awal yang memadai untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.
c. Guru memberikan motivasi dan memberi bimbingan kepada siswa jika
diperlukan.
d. Guru memantau cara-cara yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
permasalahan kontekstual yang diberikan, agar proses dan mekanisme
berfikir siswa dapat dapat diikuti dengan cermat, sehingga jika ada siswa
yang mengalami kesulitan guru dapat memberikan bantuan.
10
BAB III
KESIMPULAN
Penggunaan istilah “realistic” sebenarnya berasal dari bahasa Belanda “zich
realiseren” yang berarti untuk dibayangkan. Menurut Van den Heuvel-Panhuizen,
penggunaan kata “realistic” tersebut tidak sekedar menunjukan suatu koneksi dengan
dunia nyata, tetapi lebih mengacu pada fokus pendekatan realistik dalam
menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan oleh
siswa. Dunia nyata yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang ada diluar
matematika seperti mata pelajaran lain atau kehidupan sehari-hari dan lingkungan
sekitar kita. Pendekatan matematika realistik memiliki beberapa karakteristik, yaitu
menggunakan konteks, menggunakan model, menggunakan kontribusi siswa,
interaktivitas dan keterkaitan antar topik. Kelima karakteristik tersebut tidak terlepas
dari tiga prinsip utama yang ada pada pendekatan realistik diantaranya guided
reinvention (penemuan terbimbing), didactical phenomenhology (fenomena
didaktik), dan self developed model (model yang dibangun sendiri). Seperti halnya
pendekatan lain, pendekatan realistik juga memliki kelebihan dan kekurangan.
Namun walaupun begitu, mudah-mudahan ini tidak mengurangi esensi dari
pendekatan itu sendiri, karena bagaimanapun suatu pendekatan merupakan cara yang
dilakukan oleh guru dengan melibatkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Yusuf. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar Unit 7. Tersedia pada
:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PengembanganPembelajaranMat
ematika_UNIT_7_0.pdf
Ismail. (2007). Pembaharuan Dalam Pembelajaran Matematika. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Krismanto, Al. (2003). Beberapa Teknik, Model, dan Strategi Dalam
Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas.
Rachmania, Yulia Ilfa. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Dengan Pendekatan
Realistik Pada Pokok Bahasan Segi Empat Untuk Siswa SMP Kelas
VII. Skripsi FMIPA UNM Malang: tidak diterbitkan. Tersedia pada :
http://mulok.library.um.ac.id/artikel/01195KI10SKRIPSI%20BAHAN
%20AJAR%20RME%20LENGKAP.pdf. Diakses pada tanggal 9
November 2011.
Suherman, Erman dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: JICA UPI.
Supinah. (2008). Pembelajaran Matematika SDDengan Pendekatan Kontekstual
Dalam Melaksanakan KTSP. Yogyakarta: Depdiknas. Tersedia pada
http://p4tkmatematika.org/fasilitasi/11-Pembelajaran-matematika-
kontekstual-sd-ktsp-supinah.pdf. Diakses tanggal 23 November 2011.
______. (2009). Strategi Pembelajaran Matematika SD. Yogyakarta: Depdiknas.
Tersedia pada http://bchree.files.wordpress.com/2010/07/4-strategi-
pembelajaran-matematika-sd-gabungan.pdf. Diakses tanggal 29
November 2011.
Tarsial dan Daryanto. (2012). Konsep Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta: Gava
Media.
Wijaya, Ariyadi. (2012). Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif
Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Zulkardi. (2002). Developing a Learning Environment On Realistic
Mathemathics Education For Indonesian Student Teachers. Tersedia
pada : http://doc.utwente.nl/58718/1/thesis_Zulkardi.pdf. Diakses pada
tangga 29 November 2013.

More Related Content

What's hot

RELASI & FUNGSI (Tugas Proyek) - Pertemuan 6
RELASI & FUNGSI (Tugas Proyek) - Pertemuan 6RELASI & FUNGSI (Tugas Proyek) - Pertemuan 6
RELASI & FUNGSI (Tugas Proyek) - Pertemuan 6
Shinta Novianti
 
Soal soal problem-solving dan pembahasannya
Soal soal problem-solving dan pembahasannyaSoal soal problem-solving dan pembahasannya
Soal soal problem-solving dan pembahasannya
Hyronimus Lado
 
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlakPersamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Mono Manullang
 
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...
Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabarRpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
AZLAN ANDARU
 
PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)
PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)
PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)
shinobi12
 
Angket matematika lia
Angket matematika liaAngket matematika lia
Angket matematika lia
myzero
 
Rpp 12. 3.4 (muthmainnah)
Rpp 12. 3.4 (muthmainnah)Rpp 12. 3.4 (muthmainnah)
Rpp 12. 3.4 (muthmainnah)
muhmainnah muthmainnah
 
1 rpp pola bilangan
1 rpp pola bilangan1 rpp pola bilangan
1 rpp pola bilangan
Sri Wahyuni Tuloli
 
AKM SPLDV - Pertemuan 2
AKM SPLDV - Pertemuan 2AKM SPLDV - Pertemuan 2
AKM SPLDV - Pertemuan 2
Shinta Novianti
 
RPP aritmatika sosial
RPP aritmatika sosialRPP aritmatika sosial
RPP aritmatika sosialRfebiola
 
8. rpp bab 1 persamaan trigonometri
8. rpp bab 1 persamaan trigonometri8. rpp bab 1 persamaan trigonometri
8. rpp bab 1 persamaan trigonometri
DesiNatalinaListiawa1
 
Ba gabungan#1
Ba gabungan#1Ba gabungan#1
Ba gabungan#1
AryArmanSyah1
 
RPP - Median Modus
RPP - Median ModusRPP - Median Modus
RPP - Median Modus
matematikauntirta
 
HLT PMRI (Pembelajaran aljabar)
HLT PMRI (Pembelajaran aljabar)HLT PMRI (Pembelajaran aljabar)
HLT PMRI (Pembelajaran aljabar)Rfebiola
 
Realistic mathematics education (rme)
Realistic mathematics education (rme)Realistic mathematics education (rme)
Realistic mathematics education (rme)
Zem Chudhienk
 
Rpp smp matematika Kelas VII Semester 1
Rpp smp matematika Kelas VII Semester 1Rpp smp matematika Kelas VII Semester 1
Rpp smp matematika Kelas VII Semester 1
Teguh Ekosetio
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
Nailul Hasibuan
 
RPP KD 3.3 Bilangan Berpangkat Kelas 7 SMP K13
RPP KD 3.3 Bilangan Berpangkat Kelas 7 SMP K13RPP KD 3.3 Bilangan Berpangkat Kelas 7 SMP K13
RPP KD 3.3 Bilangan Berpangkat Kelas 7 SMP K13
Ira Marion
 
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
eli priyatna laidan
 

What's hot (20)

RELASI & FUNGSI (Tugas Proyek) - Pertemuan 6
RELASI & FUNGSI (Tugas Proyek) - Pertemuan 6RELASI & FUNGSI (Tugas Proyek) - Pertemuan 6
RELASI & FUNGSI (Tugas Proyek) - Pertemuan 6
 
Soal soal problem-solving dan pembahasannya
Soal soal problem-solving dan pembahasannyaSoal soal problem-solving dan pembahasannya
Soal soal problem-solving dan pembahasannya
 
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlakPersamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
 
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SMP/MTs KELAS VII SEMESTER 1 B...
 
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabarRpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
 
PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)
PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)
PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)
 
Angket matematika lia
Angket matematika liaAngket matematika lia
Angket matematika lia
 
Rpp 12. 3.4 (muthmainnah)
Rpp 12. 3.4 (muthmainnah)Rpp 12. 3.4 (muthmainnah)
Rpp 12. 3.4 (muthmainnah)
 
1 rpp pola bilangan
1 rpp pola bilangan1 rpp pola bilangan
1 rpp pola bilangan
 
AKM SPLDV - Pertemuan 2
AKM SPLDV - Pertemuan 2AKM SPLDV - Pertemuan 2
AKM SPLDV - Pertemuan 2
 
RPP aritmatika sosial
RPP aritmatika sosialRPP aritmatika sosial
RPP aritmatika sosial
 
8. rpp bab 1 persamaan trigonometri
8. rpp bab 1 persamaan trigonometri8. rpp bab 1 persamaan trigonometri
8. rpp bab 1 persamaan trigonometri
 
Ba gabungan#1
Ba gabungan#1Ba gabungan#1
Ba gabungan#1
 
RPP - Median Modus
RPP - Median ModusRPP - Median Modus
RPP - Median Modus
 
HLT PMRI (Pembelajaran aljabar)
HLT PMRI (Pembelajaran aljabar)HLT PMRI (Pembelajaran aljabar)
HLT PMRI (Pembelajaran aljabar)
 
Realistic mathematics education (rme)
Realistic mathematics education (rme)Realistic mathematics education (rme)
Realistic mathematics education (rme)
 
Rpp smp matematika Kelas VII Semester 1
Rpp smp matematika Kelas VII Semester 1Rpp smp matematika Kelas VII Semester 1
Rpp smp matematika Kelas VII Semester 1
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
 
RPP KD 3.3 Bilangan Berpangkat Kelas 7 SMP K13
RPP KD 3.3 Bilangan Berpangkat Kelas 7 SMP K13RPP KD 3.3 Bilangan Berpangkat Kelas 7 SMP K13
RPP KD 3.3 Bilangan Berpangkat Kelas 7 SMP K13
 
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
 

Viewers also liked

Rencana pelaksanaan pembelajaran matematika realistik
Rencana pelaksanaan pembelajaran matematika realistikRencana pelaksanaan pembelajaran matematika realistik
Rencana pelaksanaan pembelajaran matematika realistik
aditriasr
 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDEKATAN REALISTIK
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDEKATAN REALISTIKRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDEKATAN REALISTIK
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDEKATAN REALISTIK
Siti Munirah
 
RPP Aritmatika Sosial
RPP Aritmatika SosialRPP Aritmatika Sosial
RPP Aritmatika Sosial
Nurul Ain Safura
 
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
Ahmad Wahyudin Rock'n Roll
 
RPP Ria maya sari
RPP Ria maya sari RPP Ria maya sari
RPP Ria maya sari
Universitas PGRI Palembang
 
Pmritask1
Pmritask1Pmritask1
Pmritask1
Ranny Novitasari
 
LKS PENDEKATAN REALISTIK
LKS PENDEKATAN REALISTIKLKS PENDEKATAN REALISTIK
LKS PENDEKATAN REALISTIKSiti Munirah
 
Penerapan pendekatan rme
Penerapan pendekatan rmePenerapan pendekatan rme
Penerapan pendekatan rme
Helmy's Oellweis
 
Tarikh tasyrik 8
Tarikh tasyrik 8Tarikh tasyrik 8
Tarikh tasyrik 8
mas karebet
 
Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...
Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...
Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...
Novi Suryani
 
Rpp spl 2 v
Rpp spl 2 vRpp spl 2 v
Rpp spl 2 v
Abdul Salim
 
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPPMakalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
aditin
 
Rpp matematika-kelas-xii-ipa-semester-1 nurhayati sma 3
Rpp matematika-kelas-xii-ipa-semester-1 nurhayati sma 3Rpp matematika-kelas-xii-ipa-semester-1 nurhayati sma 3
Rpp matematika-kelas-xii-ipa-semester-1 nurhayati sma 3
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Teori bruner ppt
Teori bruner pptTeori bruner ppt
Teori bruner ppt
Aisyah Turidho
 
Rpp spldv
Rpp spldvRpp spldv
Rpp spldv
Agung Handoko
 
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifMakalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
FAJAR MENTARI
 
Makalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar
Makalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajarMakalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar
Makalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar
Ukhty Nicken
 
Soal Latihan dan Pembahasan UN Matematika SMK 2017
Soal Latihan dan Pembahasan UN Matematika SMK 2017Soal Latihan dan Pembahasan UN Matematika SMK 2017
Soal Latihan dan Pembahasan UN Matematika SMK 2017
Muhtar Muhtar
 
Contoh Kisi-Kisi UAS kelas X Kurikulum 2013
Contoh Kisi-Kisi UAS kelas X Kurikulum 2013Contoh Kisi-Kisi UAS kelas X Kurikulum 2013
Contoh Kisi-Kisi UAS kelas X Kurikulum 2013
Vina Azhariyah
 
RPP Kelas 7 Kurikulum 2013 ( noviyanto husada )
RPP Kelas 7 Kurikulum 2013 ( noviyanto husada )RPP Kelas 7 Kurikulum 2013 ( noviyanto husada )
RPP Kelas 7 Kurikulum 2013 ( noviyanto husada )
Noviyanto Husada
 

Viewers also liked (20)

Rencana pelaksanaan pembelajaran matematika realistik
Rencana pelaksanaan pembelajaran matematika realistikRencana pelaksanaan pembelajaran matematika realistik
Rencana pelaksanaan pembelajaran matematika realistik
 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDEKATAN REALISTIK
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDEKATAN REALISTIKRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDEKATAN REALISTIK
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDEKATAN REALISTIK
 
RPP Aritmatika Sosial
RPP Aritmatika SosialRPP Aritmatika Sosial
RPP Aritmatika Sosial
 
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
 
RPP Ria maya sari
RPP Ria maya sari RPP Ria maya sari
RPP Ria maya sari
 
Pmritask1
Pmritask1Pmritask1
Pmritask1
 
LKS PENDEKATAN REALISTIK
LKS PENDEKATAN REALISTIKLKS PENDEKATAN REALISTIK
LKS PENDEKATAN REALISTIK
 
Penerapan pendekatan rme
Penerapan pendekatan rmePenerapan pendekatan rme
Penerapan pendekatan rme
 
Tarikh tasyrik 8
Tarikh tasyrik 8Tarikh tasyrik 8
Tarikh tasyrik 8
 
Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...
Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...
Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...
 
Rpp spl 2 v
Rpp spl 2 vRpp spl 2 v
Rpp spl 2 v
 
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPPMakalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
 
Rpp matematika-kelas-xii-ipa-semester-1 nurhayati sma 3
Rpp matematika-kelas-xii-ipa-semester-1 nurhayati sma 3Rpp matematika-kelas-xii-ipa-semester-1 nurhayati sma 3
Rpp matematika-kelas-xii-ipa-semester-1 nurhayati sma 3
 
Teori bruner ppt
Teori bruner pptTeori bruner ppt
Teori bruner ppt
 
Rpp spldv
Rpp spldvRpp spldv
Rpp spldv
 
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifMakalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
 
Makalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar
Makalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajarMakalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar
Makalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar
 
Soal Latihan dan Pembahasan UN Matematika SMK 2017
Soal Latihan dan Pembahasan UN Matematika SMK 2017Soal Latihan dan Pembahasan UN Matematika SMK 2017
Soal Latihan dan Pembahasan UN Matematika SMK 2017
 
Contoh Kisi-Kisi UAS kelas X Kurikulum 2013
Contoh Kisi-Kisi UAS kelas X Kurikulum 2013Contoh Kisi-Kisi UAS kelas X Kurikulum 2013
Contoh Kisi-Kisi UAS kelas X Kurikulum 2013
 
RPP Kelas 7 Kurikulum 2013 ( noviyanto husada )
RPP Kelas 7 Kurikulum 2013 ( noviyanto husada )RPP Kelas 7 Kurikulum 2013 ( noviyanto husada )
RPP Kelas 7 Kurikulum 2013 ( noviyanto husada )
 

Similar to Makalah rme

Makalah rme revisi
Makalah rme revisiMakalah rme revisi
Makalah rme revisi
Saepul watan
 
Orneo
OrneoOrneo
Orneo
aziemo
 
Tinjauan Pustaka
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Diah Octavianty
 
bab20200015708.pdf
bab20200015708.pdfbab20200015708.pdf
bab20200015708.pdf
YusmaYenti
 
Matematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiaMatematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesia
sinaramdhani
 
Pendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistikPendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistik
Veronika Citra
 
Pembelajaran Matematika Realistik
Pembelajaran Matematika RealistikPembelajaran Matematika Realistik
Pembelajaran Matematika Realistik
Made Rai Adnyana
 
Metodologi pembelajaran matematika
Metodologi pembelajaran matematikaMetodologi pembelajaran matematika
Metodologi pembelajaran matematika
State University of Medan
 
Pembelajaran inovatif ms
Pembelajaran inovatif msPembelajaran inovatif ms
Pembelajaran inovatif ms
Nur Arifaizal Basri
 
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
Deszure Esp
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
dedy solin
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
dedy solin
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
dedy solin
 
Pendekatan matematik realistik
Pendekatan matematik realistikPendekatan matematik realistik
Pendekatan matematik realistik
matematikauntirta
 
Model Eliciting Activities (MEAs)
Model Eliciting Activities (MEAs)Model Eliciting Activities (MEAs)
Model Eliciting Activities (MEAs)
Annisa Izzah
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadiModel pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadiAl-Zorozerofour Buitenzorg
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia
Model pembelajaran matematika realistik indonesiaModel pembelajaran matematika realistik indonesia
Model pembelajaran matematika realistik indonesia
Fajar P Kurniawan
 

Similar to Makalah rme (20)

Makalah rme revisi
Makalah rme revisiMakalah rme revisi
Makalah rme revisi
 
Orneo
OrneoOrneo
Orneo
 
Tinjauan Pustaka
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
 
bab20200015708.pdf
bab20200015708.pdfbab20200015708.pdf
bab20200015708.pdf
 
Matematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiaMatematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesia
 
Pp pemb.mtk dg pend.realistik
Pp pemb.mtk dg pend.realistikPp pemb.mtk dg pend.realistik
Pp pemb.mtk dg pend.realistik
 
Pendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistikPendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistik
 
Laporan Tugas PMRI
Laporan Tugas PMRILaporan Tugas PMRI
Laporan Tugas PMRI
 
Pembelajaran Matematika Realistik
Pembelajaran Matematika RealistikPembelajaran Matematika Realistik
Pembelajaran Matematika Realistik
 
Metodologi pembelajaran matematika
Metodologi pembelajaran matematikaMetodologi pembelajaran matematika
Metodologi pembelajaran matematika
 
Pembelajaran inovatif ms
Pembelajaran inovatif msPembelajaran inovatif ms
Pembelajaran inovatif ms
 
Bab i (edit inty)
Bab i (edit inty)Bab i (edit inty)
Bab i (edit inty)
 
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Pendekatan matematik realistik
Pendekatan matematik realistikPendekatan matematik realistik
Pendekatan matematik realistik
 
Model Eliciting Activities (MEAs)
Model Eliciting Activities (MEAs)Model Eliciting Activities (MEAs)
Model Eliciting Activities (MEAs)
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadiModel pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia
Model pembelajaran matematika realistik indonesiaModel pembelajaran matematika realistik indonesia
Model pembelajaran matematika realistik indonesia
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 

Makalah rme

  • 1. 1 MAKALAH REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pembelajaran Matematika Dosen pengampu: Dr. Sugiman Oleh: Kelompok 4 EKA HEDAYANI (15709259008) WIDI ASTUTI (15709259009) PENDIDIKAN MATEMATIKA P2TK 2015 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
  • 2. 2 1. REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) Berbicara tentang pendidikan matematika realistik, tidak terlepas dari tokoh utama pencetus istilah ini yaitu Prof. Hans Freudenthal seorang matematikawan belanda yang berhasil menerapkan pedekatan ini di Belanda. Pendekatan ini didasarkan pada anggapan Hans Freudenthal bahwa matematika adalah kegiatan manusia. Menurut Freudenthal, matematika bukan merupakan suatu subjek yang siap saji untuk siswa, melainkan suatu pelajaran yang dinamis yang dipelajari dengan cara mengerjakannya. Dengan kata lain kelas matematika bukan tempat memindahkan matematika dari guru kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata. Penggunaan istilah “realistic” berasal dari bahasa Belanda “zich realiseren” yang berarti untuk dibayangkan atau “to imagine” (Wijaya, 2012: 20). Menurut Van den Heuvel-Panhuizen, penggunaan kata “realistic” tersebut tidak sekedar menunjukan suatu koneksi dengan dunia nyata, tetapi lebih mengacu pada fokus pendekatan realistik dalam menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan oleh siswa. Menurut Blum dan Niss, dunia nyata adalah segala sesuatu diluar matematika seperti mata pelajaran lain selain matematika atau kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar kita (Krismanto, 2003: 12). Sementara itu, De Lange mendefinisikan dunia nyata sebagai suatu dunia nyata yang kongkret, yang disampaikan kepada siswa melalui aplikasi matematika (Supinah, 2008: 14). Dikemukakan oleh Sutarto Hadi (Supinah dan Agus, 2009: 76) bahwa teori “Realistic Mathemathics Education” (RME) sejalan dengan teori belajar yang sedang berkembang saat ini, seperti konstruktivisme dan pembelajaran kontekstual (CTL). Namun keduanya mewakili teori belajar secara umum, sedangkan “Realistic Mathemathics Education” (RME) suatu teori pembelajaran yang dikembangkan khusus untuk matematika dengan menekankan pada situasi dunia nyata yang dapat dibayangkan oleh siswa. Penggunaan konteks situasi dunia nyata siswa dalam pendekatan realistik dikenal dengan sebutan masalah kontekstual. Masalah kontekstual ini dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari yang dapat diubah ke dalam model matematika.
  • 3. 3 Menurut Van den Heuvel-Panhuizen (Wijaya, 2012: 32), konteks dalam pendekatan realistik dapat dipandang secara sempit maupun luas. Konteks dalam arti sempit merujuk pada suatu situasi yang spesifik yaitu tergantung dari konteks pembicaraan. Sedangkan dalam arti yang luas, konteks merujuk pada fenomena kehidupan sehari-hari, cerita rekaan atau fantasi, atau bisa juga masalah matematika secara langsung. Konteks dalam pendekatan realistik ditujukan untuk membangun atau menemukan kembali suatu konsep matematika melalui proses matematisasi. Secara sederhana, proses matematisasi dapat diartikan sebagai proses mematematikakan suatu konteks, yaitu proses menerjemahkan suatu konteks menjadi konsep matematika. Proses matematisasi akan terjadi jika konteks bisa dibayangkan oleh siswa serta memungkinkan siswa untuk memahami dan bekerja dalam konteks tersebut dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki. Untuk menekankan bahwa proses lebih penting daripada hasil, dalam pendekatan matematika realistik digunakan istilah matematisasi, yaitu proses mematematikakan dunia nyata. De lange (Wijaya, 2012: 42) membagi proses matematisasi menjadi dua, yaitu : a. Matematisasi horizontal Matematisasi horizontal adalah proses penyelesaian soal-soal kontekstual dari dunia nyata. Dalam matematika horizontal, siswa mencoba menyelesaikan soal-soal dari dunia nyata dengan cara mereka sendiri, dan menggunakan bahasa dan simbol mereka sendiri. Contoh kegiatannya adalah mengidentifikasi matematika dalam suatu konteks umum, perumusan, visualisasi dan memformulasikan masalah dalam cara-cara yang berbeda, mencari hubungan dan keteraturan antar konsep, dan mentransformasikan masalah nyata kedalam model matematika. b. Matematisasi vertikal Matematisasi vertikal adalah proses formalisasi konsep matematika. Dalam matematisasi vertikal, siswa mencoba menyusun prosedur umum yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal-soal sejenis secara langsung tanpa bantuan konteks. Contoh kegiatannya adalah menuangkan gagasan dalam suatu rumus, pembuktian keteraturan, penyesuaian dan pengembangan model
  • 4. 4 matematika, menggunakan model yang bervariasi, memadukan dan mengkombinasikan model matematika, merumuskan suatu konsep matematika yang baru dan generalisasi 2. Prinsip Pendekatan Realistik Dalam melaksanakan pendekatan realistik terdapat beberapa prinsip yang digunakan. Gravemeijer (Supinah, 2008: 16-18) mengemukakan ada tiga prinsip kunci pendekatan realistik yaitu Guided re-invention (menemukan kembali secara seimbang), Didactical Phenomenology (fenomena didaktik) dan Self-delevoped Model (model dibangun sendiri oleh siswa). 1) Guided Re-invention Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan matematisasi dengan masalah kontekstual yang realistik bagi siswa dengan bantuan dari guru. Siswa didorong atau ditantang untuk aktif bekerja bahkan diharapkan dapat mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang akan diperolehnya. Pembelajaran tidak dimulai dari sifat-sifat atau definisi atau teorema dan selanjutnya diikuti contoh-contoh, tetapi dimulai dengan masalah kontekstual atau nyata yang selanjutnya diikuti oleh aktivitas siswa, dimana dari aktivitas tersebut diharapkan siswa dapat menemukan sendiri sifat atau definisi atau teorema. 2) Didactical Phenomenology Topik-topik matematika disajikan atas dasar aplikasinya dan kontribusinya bagi perkembangan matematika. Pembelajaran matematika yang cenderung berorientasi kepada memberi informasi atau memberitahu siswa dan memakai matematika yang sudah siap pakai untuk menyelesaikan masalah, diubah dengan menjadikan masalah sebagai sarana utama untuk mengawali pembelajaran sehingga memungkinkan siswa dengan caranya sendiri mencoba memecahkannya. Dalam memecahkan masalah tersebut, siswa diharapkan dapat melangkah kearah matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal. Pencapaian matematisasi horizontal ini, sangat mungkin dilakukan melalui langkah-langkah informal. Dalam hal ini, siswa
  • 5. 5 diharapkan dalam memecahkan masalah dapat melangkah kearah pemikiran matematika sehingga akan mereka temukan sendiri konsep matematika yang sedang dipelajari, kemudian ditingkatkan aspek matematisasinya. Proses matematisasi inilah yang diharapkan dapat memberi kemungkinan siswa lebih mudah memahami matematika yang berobyek abstrak. Masalah kontekstual yang diberikan pada awal pembelajaran siswa dimungkikan menemukan beraneka ragam cara dalam menyelesaikan masalah. Sehingga siswa dibiasakan untuk bebas berfikir dan berani berpendapat. Hal ini merupakan suatu fenomena didaktik. Jika memperhatikan fenomena didaktik yang ada didalam kelas, maka akan terbentuk suatu proses pembelajaran matematika yang tidak lagi berorientasi pada guru, tetapi diubah kepada pembelajaran matematika yang berorientasi pada siswa. 3) Self-delevoped Model Pada waktu siswa mengerjakan masalah kontekstual, siswa mengembangkan suatu model. Model ini diharapkan dibangun sendiri oleh siswa, baik dalam proses matematisasi horizontal ataupun vertikal. Kebebasan yang diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara mandiri atau kelompok, dengan sendirinya akan memungkinkan munculnya berbagai model pemecahan masalah buatan siswa. 3. Karakteristik Pendekatan Realistik Pendekatan Realistik mencerminkan pandangan matematika tertentu mengenai bagaimana anak belajar matematika dan bagaimana matematika harus dipelajari. Pandangan ini tercermin dari lima karakteristik pendekatan realistik yang dikemukakan oleh Ismail (2007: 9.9-9.10) yaitu sebagai berikut. a. Menggunakan konteks Pembelajaran matematika seyogyanya dimulai dengan masalah-masalah yang kontekstual. Kontekstual yang dimaksud adalah lingkungan siswa yang nyata atau dapat dibayangkan oleh siswa.
  • 6. 6 Dari masalah nyata tersebut kemudian siswa menyatakan ke dalam bahasa matematika, selanjutnya siswa menyelesaikan masalah itu dengan alat-alat yang ada dalam matematika, kemudian siswa membahasakan lagi jawaban yang diperoleh ke dalam bahasa sehari-hari. Dengan langkah-langkah yang ditempuh tersebut diharapkan siswa akan dapat melihat kegunaan matematika sebagai alat bantu untuk menyelesaikan masalah-masalah kontekstual. Dalam belajar siswa akan lebih mudah memahami konsep jika ia tahu manfaat atau kegunaannya. Karena sesuatu yang bermakna akan lebih mudah dipahami siswa dari pada yang tidak bermakna. Dalam hal ini yang dimaksud bermaknaadalah informasi yang baru saja diterima mempunya kaitan dengan informasi yang sudah diketahui siswa sebelumnya. Dengan penekanan pada aspek aplikasi, pembelajaran matematika akan lebih bermakna. b. Menggunakan model Dalam belajar matematika siswa melewati berbagai jenjang pemahaman, yaitu dari mampu menemukan solusi masalah kontekstual atau realistik secara informal, melalui skematisasi memperoleh pengetahuan tentang hal-hal yang mendasar sampai mampu menemukan solusi atau masalah matematis secara formal. c. Menggunakan kontribusi siswa Dalam pembelajaran, perlu memperhatikan sumbangan atau kontribusi siswa yang mungkin berupa ide, gagasan atau cara yang dikemukakan siswa. Kontribusi tersebut dapat mengarahkan siswa untuk menemukan hasil yang berhubungan dengan pemecahan masalah kontekstual. Berikut adalah bentuk kegiatan yang bisa memunculkan ide dan gagasan siswa mengenai simbol atau bentuk formal yang akan dibuat dengan harapan bisa mengkonstruksi pikiran siswa tentang bentuk aljabar.
  • 7. 7 d. Interaktivitas Dalam pembelajaran jelas sekali perlu melaksanakan interaksi, baik antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru yang bertindak sebagai fasilitator. Interaksi itu mungkin terjadi antara siswa dengan sarana, siswa dengan matematika, ataupun siswa dengan lingkungan. Bentuk interaksi itu juga dapat bermacam-macam, misalnya diskusi, memberi penjelasan atau komunikasi. Pada karakteristik ini, memungkinkan adanya umpan balik dalam pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru dengan memunculkan berbagai pertanyaan yang bisa merespon dan menimbulkan rasa keingintahuan siswa mengenai materi yang sudah dipelajari, sehingga siswa terbimbing untuk bertanya dan melakukan diskusi dengan teman sekelasnya. Berikut adalah ilustrasinya.  Setelah mempelajari Operasi Hitung Bentuk Aljabar. Adakah materi yang belum kalian pahami? Catatlah materi yang belum kalian pahami, lalu tanyakan kepada temanmu yang lebih tahu atau kepada gurumu.  Dapatkah kalian membuat contoh operasi hitung bentuk aljabar yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari? diskusikan dengan teman- temanmu. e. Keterkaitan antar topik (Intertwinning) Berbagai aspek atau topik dalam matematika jangan dipandang dan dipelajari sebagai bagian yang terpisah, tetapi terjalin satu sama lain sehingga siswa dapat melihat hubungan antar materi secara lebih baik. 4. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik Langkah-langkah di dalam proses pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR, sebagai berikut. 1. Memahami masalah kontekstual, yaitu guru memberikan masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari dan meminta siswa untuk memahami masalah tersebut.
  • 8. 8 2. Menjelaskan masalah kontekstual, yaitu jika dalam memahami masalah siswa mengalami kesulitan, maka guru menjelaskan situasi dan kondisi dari soal dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa saran seperlunya, terbatas pada bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami. 3. Menyelesaikan masalah kontekstual, yaitu siswa menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri. Cara pemecahan dan jawaban masalah berbeda lebih diutamakan. Dengan menggunakan lembar kerja, siswa mengerjakan soal. Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri. 4. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban masalah secara berkelompok. Siswa dilatih untuk mengeluarkan ide- ide yang mereka miliki dalam kaitannya dengan interaksi siswa dalam proses belajar untuk mengoptimalkan pembelajaran. 5. Menyimpulkan, yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarik kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur. 5. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Realistik Pendekatan realistik dalam pembelajaran matematika memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut ini akan dijelaskan kelebihan pendekatan realistik menurut Suherman (2003: 143). Kelebihan pendekatan realistik adalah sebagai berikut. a. Matematika lebih menarik, relevan, dan bermakna, tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak b. Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa c. Menekankan belajar matematika pada “learning by doing” d. Memfasilitasi penyelesaian masalah matematika e. Menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran matematika.
  • 9. 9 Sementara itu, Suwarno dan Fadlun (Hadi dalam Rachmania, 2009: 24) mengungkapkan kelemahan pendekatan realistik, antara lain: a. Upaya untuk mengimplementasikan pendekatan realistik membutuhkan pandangan yang sangat mendasar mengenai berbagai hal tentang guru, siswa, dan peranan masalah kontekstual yang tidak mudah dipraktikan b. Pencarian soal-soal yang kontekstual tidak selalu mudah untuk setiap topik matematika yang dipelajari siswa c. Upaya mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai cara untuk menyelesaikan soal juga merupakan hal yang tidak mudah dilakukan d. Proses penelitian kemampuan berpikir siswa melalui soal-soal kontekstual, proses matematisasi horizontal dan vertikal juga bukan merupakan sesuatu yang sederhana, karena proses dan mekanisme berpikir siswa harus diikuti dengan cermat e. Membutuhkan waktu yang cukup banyak Meskipun demikian, ada beberapa upaya untuk meminimalisasikan kelemahan-kelemahan pembelajaran dengan pendekatan realistik, diantaranya adalah: a. Guru perlu mempersiapkan pembelajaran yang akan dilakukan secara lebih terencana. b. Guru mengoptimalkan kemampuan awal siswa sehingga siswa memiliki kemampuan awal yang memadai untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. c. Guru memberikan motivasi dan memberi bimbingan kepada siswa jika diperlukan. d. Guru memantau cara-cara yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual yang diberikan, agar proses dan mekanisme berfikir siswa dapat dapat diikuti dengan cermat, sehingga jika ada siswa yang mengalami kesulitan guru dapat memberikan bantuan.
  • 10. 10 BAB III KESIMPULAN Penggunaan istilah “realistic” sebenarnya berasal dari bahasa Belanda “zich realiseren” yang berarti untuk dibayangkan. Menurut Van den Heuvel-Panhuizen, penggunaan kata “realistic” tersebut tidak sekedar menunjukan suatu koneksi dengan dunia nyata, tetapi lebih mengacu pada fokus pendekatan realistik dalam menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan oleh siswa. Dunia nyata yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang ada diluar matematika seperti mata pelajaran lain atau kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar kita. Pendekatan matematika realistik memiliki beberapa karakteristik, yaitu menggunakan konteks, menggunakan model, menggunakan kontribusi siswa, interaktivitas dan keterkaitan antar topik. Kelima karakteristik tersebut tidak terlepas dari tiga prinsip utama yang ada pada pendekatan realistik diantaranya guided reinvention (penemuan terbimbing), didactical phenomenhology (fenomena didaktik), dan self developed model (model yang dibangun sendiri). Seperti halnya pendekatan lain, pendekatan realistik juga memliki kelebihan dan kekurangan. Namun walaupun begitu, mudah-mudahan ini tidak mengurangi esensi dari pendekatan itu sendiri, karena bagaimanapun suatu pendekatan merupakan cara yang dilakukan oleh guru dengan melibatkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  • 11. 11 DAFTAR PUSTAKA Hartanto, Yusuf. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar Unit 7. Tersedia pada : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PengembanganPembelajaranMat ematika_UNIT_7_0.pdf Ismail. (2007). Pembaharuan Dalam Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. Krismanto, Al. (2003). Beberapa Teknik, Model, dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas. Rachmania, Yulia Ilfa. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Dengan Pendekatan Realistik Pada Pokok Bahasan Segi Empat Untuk Siswa SMP Kelas VII. Skripsi FMIPA UNM Malang: tidak diterbitkan. Tersedia pada : http://mulok.library.um.ac.id/artikel/01195KI10SKRIPSI%20BAHAN %20AJAR%20RME%20LENGKAP.pdf. Diakses pada tanggal 9 November 2011. Suherman, Erman dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI. Supinah. (2008). Pembelajaran Matematika SDDengan Pendekatan Kontekstual Dalam Melaksanakan KTSP. Yogyakarta: Depdiknas. Tersedia pada http://p4tkmatematika.org/fasilitasi/11-Pembelajaran-matematika- kontekstual-sd-ktsp-supinah.pdf. Diakses tanggal 23 November 2011. ______. (2009). Strategi Pembelajaran Matematika SD. Yogyakarta: Depdiknas. Tersedia pada http://bchree.files.wordpress.com/2010/07/4-strategi- pembelajaran-matematika-sd-gabungan.pdf. Diakses tanggal 29 November 2011. Tarsial dan Daryanto. (2012). Konsep Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta: Gava Media. Wijaya, Ariyadi. (2012). Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu. Zulkardi. (2002). Developing a Learning Environment On Realistic Mathemathics Education For Indonesian Student Teachers. Tersedia pada : http://doc.utwente.nl/58718/1/thesis_Zulkardi.pdf. Diakses pada tangga 29 November 2013.