1. Pembelajaran Sains untuk PAUD
HAKIKAT PENDIDIKAN SAINS DAN
URGENSI SAINS
UNTUK TUMBUH KEMBANG AUD
KELOMPOK 3
RAHMA TASYA/02 (1801064)
LUSI NUR ALFIONI/05 (1801227)
NADYA OKTAVIANA/13 (1802156)
IQHLI SHOBIHI/14 (1802212)
TRIANA MAULANI UTAMI/16 (1802224)
ADE CHRISTIEN/19 (1805171)
DIAH PARAMITHA/22 (1805265)
ANISA NURLELA/29 (1806138)
NESY NURHAKIKI/36 (1806610)
2. A. Pengertian Sains dan Pendidikan Sains
SAINS
Dari sudut bahasa, sains atau
science (bahasa inggris),
berasal dari bahasa latin, yaitu
dari kata scientia artinya
pengetahuan.
Sains adalah sekumpulan pengetahuan
yang mempresentasikan pemahaman
terkini tentang sistem alam dan proses
dimana pengetahuan itu telah dibentuk
dan terus-menerus diperluas,
disempurnakan, dan direvisi.
(Duschl, Schweingruber, & Shouse,
2007, hlm.26)
PENDIDIKAN SAINS
Pendidikan Sains yang lebih dikenal
dengan pendidikan IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) merupakan
gabungan dari beberapa ilmu
pendidikan Pengetahuan Alam.
3. B. Landasan Teoritis dan Psikologis Pendidikan Sains untuk AUD
1. LANDASAN TEORI SAINS UNTUK AUD
a. Urgensi Pembelajaran Sains bagi Anak
Pembelajaran sains bagi anak bukanlah aktivitas pengenalan dan pengajaran
terkait konsep-konsep sains tertentu pada anak semata, namun merupakan suatu
upaya yang digunakan untuk menstimulasi aspek perkembangan dan
memaksimalkan potensi yang ada dalam diri anak (Gross, 2012). Dengan kata
lain, dalam proses pembelajaran sains, bukan konsep sains yang ditekankan untuk
dipahami oleh anak, namun lebih mengarah kepada bagaimana pembelajaran
sains tersebut mampu menjadi alat untuk menstimulasi berbagai aspek
perkembangan anak sejak dini.
Menurut Wenham (Gross, 2012: 1) ‘science is a way of exploring and
investigating the world around us... not only a way of knowing; it is..... a way
of doing’. Berdasarkan pendapat Wenham tersebut, dapat diartikan bahwa sains
itu bukan hanya sekedar pengetahuan saja, tapi proses dan juga tindakan yang
kita lakukan dalam mencapai pengetahuan tersebut.
4. b. Tujuan Pembelajaran Sains
Bagi Anak Usia Dini
Tujuan pembelajaran sains bagi anak adalah
mengembangkan aspek perkembangan dan potensi
yang dimiliki anak. Selain itu pembelajaran sains
juga ditujukan untuk mengembangkan individu agar
mengenal ruang lingkup sains itu sendiri serta
mampu menggunakan aspek-aspek fundamental
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
5. Leeper (Nugraha, 2008), menyampaikan bahwa pengembangan pembelajaran sains
pada anak usia dini hendaklah di tujukan untuk merealisasikan empat hal yaitu:
Pengembangkan pembelajaran
sains pada anak usia dini
ditunjukan agar anak-anak
memiliki kemampuan
memecahkan masalah yang
dihadapinya melalui
penggunaan metode sains,
sehingga anak-anak terbantu
dan menjadi terampil dalam
menyelesaikan berbagai hal
yang dihadapinya.
Pengembangkan pembelajaran
sains pada anak usia dini
ditunjukan agar anak-anak
memiliki sikap-sikap ilmiah.
Misalkan tidak cepat-cepat
dalam mengambil keputusan,
dapat melihat segala sesuatu
dari berbagai sudut pandang,
berhati-hati terhadap
informasi-informasi yang
diterimanya.
Pengembangkan pembelajaran
sains pada anak usia dini
ditunjukan agar anak-anak
mendapatkan pengetahuan dan
informasi ilmiah.
Pengembangkan pembelajaran
sains pada anak usia dini
ditujukan agar anak-anak
menjadi lebih berminat dan
tertarik untuk menghayati sains
yang berbeda dan ditemukan di
lingkungan dan alam sekitarnya.
6. c. Ruang Lingkup Pembelajaran Sains bagi Anak Usia Dini
The National Science Education Standards (Bosse, dkk, 2009) menguraikan terkait dengan
ruang lingkup pembelajaran sains bagi anak usia dini, antara lain sebagai berikut:
SCIENCE AS INQUIRY
Pembelajaran sains sebagai proses yang
memberikan kesempatan pada anak untuk
memprediksi, menginvestigasi,
memperkirakan, mengelompokkan dan
mengembangkan kemampuan anak dalam
menemukan konsep atau teori.
EARTH AND SPACE SCIENCE
Pembelajaran sains meliputi
bahan kajian bumi dan alam
semesta (antariksa)
PHYSICAL SCIENCE
Pembelajaran sains sebagai proses
memberikan pengalaman langsung pada
anak untuk berinteraksi dengan material
sains dan mendorong keberanian/inisiatif
anak untuk mengeksplorasi material sains
tersebut.
SCIENCE AND TECHNOLOGI
Pembelajaran sains meliputi
keterkaitan antara sains dan teknologi.
Dalam hal ini, anak dapat membedakan
benda yang terbuat alamiah dan benda
buatan manusia.
LIFE SCIENCE
Pembelajaran sains sebagai proses yang
membantu anak untuk dapat
memformulasikan pertanyaan-
pertanyaan terkait dengan karakteristik
benda/makhluk hidup dan tak hidup
melalui kegiatan observasi/mengamati.
SCIENCE IN PERSONAL AND
SOCIAL PERSPECTIVE
Pembelajaran sains sebagai upaya
membawa konsep sains pada
perspektif personal dan sosial.
7. Sedangkan menurut Kellough (1996: 394-401) ruang lingkup pembelajaran sains bagi anak
antara lain sebagai berikut:
RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN SAINS BAGI ANAK
8. Selain, dua pendapat di atas, ruang lingkup pembelajaran sains untuk anak usia dini
menurut Nugraha, (2008: 97-98) antara lain sebagai berikut:
SAINS BERDASARKAN DIMENSI ISI BAHAN KAJIAN
9. pengalaman awal bagi anak bersifat kumulatif dalam arti
jika suatu pengalaman jarang terjadi, maka pengalaman
tersebut dapat memiliki pengaruh sedikit. Sebaliknya, jika
pengalaman tersebut sering terjadi, maka pengaruhnya dapat
kuat, kekal dan bahkan bertambah. Pengalaman awal juga
dapat memiliki pengaruh yang tertunda terhadap pengalaman
berikutnya. Lebih lanjut, pada periode tertentu dari masa
kehidupan, beberapa jenis belajar dan perkembangan
terjadi sangat efisien. Misalnya, tiga tahun pertama
kehidupan merupakan periode optimal perkembangan bahasa
dan sains yang sederhana.
Pertama
Belajar pada anak berlangsung dari pengetahuan
behavioral yang sederhana ke pengetahuan
simbolik atau representasional yang lebih
kompleks. Anak banyak belajar dari pengalaman
langsung dan secara berangsur
mengembangkannya ke dalam bentuk pengetahuan
simbolis, seperti gambar, tulisan, permainan
peran, teknologi (sains) terapan sederhana, dan
sejenisnya.
Kedua
2. Landasan Psikologis Pendidikan Sains untuk AUD
Dengan merujuk pendapat beberapa ahli psikologi perkembangan, M. Solehuddin dan Ihat Hatimah (2007) menjelaskan
bagaimana anak berkembang dan menerima pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
10. Prinsip dan Karakteristik Pendidikan Sains AUD
Beberapa prinsip yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam melakasanakan pembelajaran sains bagi anak
antara lain sebagai berikut :
PRINSIP MOTIVASI
Motivasi adalah daya dorong
seseorang untuk melakukan sesuatu
kegiatan. Motivasi ada yang
berasal dari dalam atau intrinsik
dan ada yang timbul akibat
rangsangan dari luar atau
ekstrinsik. Motivasi intrinsik akan
mendorong rasa ingin tahu,
keinginan mencoba, mandiri dan
ingin maju.
PRINSIP LATAR
Pada hakekitnya anak telah
memiliki pengetahuan awal, oleh
karena itu dalam pembelajaran
guru perlu mengetahui
pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman apa yang telah
dimiliki anak sehingga kegiatan
belajar mengajar tidak berawal
dari suatu kekosongan.
PRINSIP MENEMUKAN
Pada dasarnya anak memiliki rasa
ingin tahu yang besar sehingga
potensial untuk mencari guna
menemukan sesuatu, oleh karena
itu bila diberi kesempatan untuk
mengembangkan potensi tersebut
anak akan merasa senang atau
tidak bosan.
11. PRINSIP BELAJAR SAMBIL
MELAKUKAN
Pengalaman yang diperoleh
melalui bekerja merupakan
hasil belajar yang tidak
mudah terlupakan, oleh
karena itu dalam proses
belajar mengajar sebaiknya
anak diarahkan untuk
melakukan kegiatan atau
”Learning by doing.”
PRINSIP BELAJAR SAMBIL
BERMAIN
Bermain merupakan kegiatan
yang dapat menimbulkan
suasana gembira dan
menyenangkan, sehingga akan
dapat mendorong anak untuk
melibatkan diri dalam proses
pembelajaran, oleh karena itu
dalam setiap pembelajaran
perlu diciptakan suasana yang
menyenangkan lewat kegiatan
bermain yang kreatif.
PRINSIP HUBUNGAN
SOSIAL
Dalam beberapa hal kegiatan belajar
akan lebih berhasil jika dikerjakan
secara berkelompok. Dari kegiatan
kelompok anak akan tahu
kekurangan dan kelebihannya
sehingga tumbuh kesadaran
perlunya interaksi dan kerja sama
dengan orang lain. Pengembangkan
pembelajaran sains pada anak
usia dini ditunjukan agar anak-anak
menjadi lebih berminat dan tertarik
untuk menghayati sains yang
berbeda dan ditemukan di
lingkungan dan alam sekitarnya.
12. Daftar Pustaka
Akpan Ben, dan Kennedy Teresa J. 2020. Science Education in Theory and Practice An Introductory Guide to
Learning Theory. Abuja, Nigeria: Springer Texts in Education. https://doi.org/10.1007/978-3-030-43620-9
Kellough, Richar. D. 1996. Integrating Mathematic and Science For Kindergarten and Primary School. Collumbus.
Ohio: Merril Prentice Hall.
Mirawati, dan Nugraha Rini. 2017. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Anak Usia Dini Melalui Aktivitas
Berkebun. Jurnal : Early Childhood : Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 1. Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.
https://core.ac.uk/download/pdf/268138986.pdf.
Nugraha, Ali. (2008). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung: JILSI Foundation.
Saepudin Asep. 2011. Pembelajaran Sains Pada Program Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal: Jurnal Teknodik, Vol.
XV, Nomor. 2. Dosen Jurusan PLS Universitas Pendidikan Indonesia. http://scholar.google.co.id/scholar?
q=PEMBELAJARAN+SAINS+PADA+PROGRAM+PENDIDIKAN+ANAK+USIA+DINI&hl=en&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart.
Solehuddin, Ihat Hatimah. 2007. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (penyunting
Mohammad Ali, dkk). Bandung: Pedagogiana press.
Campbell, Coral, dkk. 2018. Science In Early Childhood Third edition. Cambridge : Cambridge University Press is
part of the University of Cambridge.
Glen S. Aikenhead. 2006. Science Education For Everyday Life : Evidence-Based Practice. Amerika: Teachers
College Press.
13. MAY WE HAVE FUN AND PRODUCTIVE
LEARNING SESSIONS AHEAD.
WELCOME TO GENERAL MATHEMATICS!
Tell me and I forget, teach
me and I may remember,
involve me and I learn.
- Benjamin Franklin