SlideShare a Scribd company logo
Sistem Pemeriksaan Dalam Hukum Acara Pidana
Penyelenggaraan peradilan pidana merupakan mekanisme bekerjanya
aparat penegak hukum pidana mulai dari proses penyidikan, penuntutan,
pemeriksaan    di   sidang    pengadilan     serta pelaksanaan  keputusan
pengadilan. Di berbagai negara mempunyai tujuan tertentu yang pada intinya
usaha pencegahan kejahatan (prevention of crime) telah dikenal beberapa
model penyelenggaraan peradilan pidana yaitu :

Sistem inquisitoir (memeriksa) :
sistem peradilan pidana sudah sejak abad ke 13 dimulai di Eropa sampai dengan
awal pertengahan abad ke 19. Proses penyelenggaraan peradilan pidana dalam
rangka penyelesaian perkara pidana berdasarkan sistem ini dimulai dengan
adanya inisiatif dari penyidik atas kehendak sendiri untuk menyelidiki kejahatan.
Cara penyelidikan dan pemeriksaan yang demikian ini ditempuh secara
rahasia. Tahap pertama yang dilakukan oleh penyidik ialah meneliti apakah
suatu kejahatan telah terjadi, dan

                           SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                    1
kemudian mengadakan indetifikasi terhadap pelaku atau para pelakunya. Apabila
orang diduga melakukan kejahatan itu telah diketahui dan ditangkap.
Tahap kedua dilakukan pemeriksaan terhadap pelaku kejahatan tersebut.
Pada tahap ini si pelaku ditempatkan terasing dan tidak diperkenankan
berkomunikasi dengan pihak lain atau keluarganya, dimana pemeriksaan
terhadap dirinya maupun terhadap saksi atau saksi saksi dilakukan secara terpisah.
Perbuatan apa yang dituduhkan terhadap si pelaku tidak diberitahukan kepadanya.
Satu satunya tujuan pemeriksaan waktu itu adalah usaha untuk memperoleh
pengakuan (confession) dari si pelaku. Apabila kejahatan yang dituduhkan terhadap
secara sukarela tidak mau mengakui perbuatan yang dituduhkan dan ternyata
setelah bukti berhasil dikumpulkan menimbulkan dugaan yang kuat akan
kesalahannya, maka petugas pemeriksa akan memperpanjang penderitaan si
pelaku kejahatan melalui cara penyiksaan (torture) sampai diperoleh pengakuan.
Setelah petugas pemeriksa selesai dengan tugasnya, maka ia menyerahkan hasil
pemeriksaannya kepada pengadilan, yang selanjutnya pengadilan dalam
memeriksa perkara tersangka yang diajukan itu hanya atas dasar hasil
pemeriksaan sebagaimana yang tercantum di dalam berkas.

                            SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                   2
Penuntut umum pada waktu itu tidak memiliki peranan yang berarti dalam proses
penyelesaian perkara, khususnya dalam pengajuan, pengembangan lebih lanjut,
atau dalam penundaan perkara yang bersangkutan. Selama berlangsung
pemeriksaan,       terdakwa     tidak    dihadapkan ke     muka persidangan dan
dilakukan secara tertutup. Pada waktu itu tidak ada kemungkinan terdakwa
didampingi oleh seorang pembela. Demikianlah gambaran proses peradilan
pidana yang terjadi pada abad ke 13 sampai awal abad pertengahan ke 19.
Perkembangan selanjutnya timbul gerakan revolusi perancis, maka sistem
inquisitor tidak mendapat pasaran lagi (tidak dikenal) dalam rangka proses
peradilan pidana. Dan muncullah model baru sebagai pengganti bentuk
inquisitor yaitu the mixed type (type campuran) sebagai salah satu dikenal dengan :

Sistem Accussatoir (menuduh/mendakwa),
 Dimana tersangka / terdakwa mempunyai kedudukan yang sama dengan pejabat
penegak hukum lainnya. Sistem ini yang belakangan diprakarsai oleh kaum
cendekiawan Eropa. Sebagai berikut :


                            SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                     3
1. Crime Control Model dan Due Process Model (herbert packer /amerika
   serikat)

Kedua model penyelenggaraan peradilan pidana ini diperkenalkan oleh
Herbert Packer dan diterapkan di Amerika Serikat, kedua model tersebut
dilandasi oleh pemikiran apa yang disebut dengan adversary model (model
permusuhan) yang berintikan sebagai berikut : a. Prosedur peradilan pidana
harus merupakan suatu disputes (sengketa) atau combative proceeding
(sidang pertempuran) antara terdakwa dan penuntut umum dalam kedudukan
yang sama di muka pengadilan. b.. Judge as umpire (hakim sebagai wasit)
Kedudukannya yang demikian ini mengakibatkan bahwa ia tidak ambil bagian
dalam pertempuran (fight) dalam proses pemeriksaan di pengadilan. Ia hanya
berfungsi sebagai wasit yang menjaga agar aturan permainan tidak dilanggar,
baik oleh terdakwa maupun oleh penuntut umum.
c. Rule are very strictly (Ketentuan diperlakukan secara ketat).
d. Sensational cross of examination (pemeriksaan silang / berlawanan yg
    dilakukan oleh PU dgn Advokat),
e. Fiction of an always elusive truth (fiksi dari kebenaran selalu sulit dipahami) ,
                             SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                     4
The crime control model didasarkan atas anggapan bahwa penyelenggaraan
peradilan pidana adalah semata mata untuk menindas perilaku criminal
(criminal conduct) dan ini merupakan tujuan utama proses peradilan. Sebab
dalam hal ini yang diutamakan adalah ketertiban umum (public order) dan
efisiensi. Disini berlaku apa yang dinamakan “sarana cepat” dalam rangka
pemberantasan kejahatan. Dan pada dasarnya berlakulah apa yang disebut
dengan istilah presumption of guilty. Kelemahan yang menonjol pada model
ini adalah sering terjadi pelanggaran hak hak asasi manusia demi
efisiensi. Oleh karena itu muncullah apa yang dinamakan model kedua yaitu
Due Process Model.
2. Due Process Model
Model ini muncul suatu nilai baru yang sebelumnya kurang diperhatikan, yaitu
konsep perlindungan hak hak individual dan pembatasan kekuasaan dalam
penyelenggaraan peradilan pidana. Jadi di sini proses criminal harus dapat
dikendalikan untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan sifat ototriter
dalam rangka mencapai maksimum efisiensi. Di dalam model ini berlakulah
apa yang dinamakan presumption of innocence.

                          SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                5
3. Family Model (Model Kekeluargaan) (John Grifitths : Belanda)
Menurut beliau model yang diperkenalkan Packer yang mendasarkan pada
pemikiran tentang hubungan antara Negara dan individu dalm proses criminal,
dimana seorang pelaku kejahatan dianggap musuh masyarakat (enemy of the
society). Tujuan utama dari penyelenggaraan peradilan pidana adalah segera
mengasingkan pelaku tersebut di dalam masyarakat (exile function of
punishment). Landasan filosofis dari model yang diperkenalkan oleh Packer
adalah oleh Griffitths dinamakan. Battle model (model pertempuran) Pertentangan
antara kepentingan individu dengan Negara yang tidak dapat dipertemukan
kembali (irreconcilable disharmony of interests), sehingga apabila terjadi suatu
kejahatan yang dilakukan oleh seseorang secara sistematis, harus ditempatkan
dalam suatu proses yang menempatkan dia sebagai seorang yang dijadikan objek
di dalam penyelenggaraan peradilan pidana. Model ketiga (famile model)
dikatakan : Masyarakat tidak dapat diperbaiki atau dinetralisasi dari kejahatan
selama kita tidak berfikir di dalam pertimbangan kepentingan / keuntungan
di dalam memahami kejahatan dan penjahat. Untuk itu landasan filosofis
harus dirubah terlebih dahulu yaitu irreconcilable disharmony of interests harus
diganti dengan suatu asumsi bahwa tidak ada pertentangan kepentingan
yang tidak bisa diselaraskan.
                           SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                   6
Untuk itu filsafat yang mendasari penyelenggaraan peradilan pidana adalah
cinta kasih sesama hidup atas dasar kepentingan yang saling menguntungkan
(mutually supportive and a state of love). Salah satu Negara yang menerapkan
model ketiga ini adalah negeri Belanda.

4. Model Terpadu (Integrated Model) (Hiroshi Ishikawa : Jepang).
Dalam model terpadu, lembaga atau instansi yang ada tersebut (polisi, jaksa,
pengadilan, pengacara) meskipun tugasnya berbeda beda, dan mempunyai tujuan
masing masing, mempunyai tujuan dalam bentuk kecil (t), namun di dalam hal ini
pada dasarnya sekaligus juga menuju kepada tujuan yang besar yang kami
dirumuskan dalam bentuk besar (T), yaitu usaha pencegahan kejahatan senantiasa
harus mengadakan kerja sama dan koordinasi untuk mencapai tujuan (T), yang
sudah barang tentu harus didukung dengan perundang-perundangan yang
memadai. Sebab apabila tidak demikian, bukan mustahil akan terjadi
instansi sentries serta fragmentaris, serta tidak menunjukkan kesatuan sistem
yang terpadu sebagaimana yang dikehendaki oleh suatu sistem. Model terpadu
ini dipakai di Negara Jepang.

                          SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB                 7

More Related Content

What's hot

Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Izzatul Ulya
 
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan IndonesiaPPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan Indonesiaworodyah
 
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Fenti Anita Sari
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukum
gradyg
 
Pengertian hukum internasional
Pengertian hukum internasionalPengertian hukum internasional
Pengertian hukum internasional
Rochimudin
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
Muslimin B. Putra
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3Adi Nugraha
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Uiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaMicrosoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaFarah Ramafitri
 
Civil law and Common Law System Part I
Civil law and Common Law System Part ICivil law and Common Law System Part I
Civil law and Common Law System Part I
Fenti Anita Sari
 
Negara hukum dan negara hukum demokratis
Negara hukum dan negara hukum demokratisNegara hukum dan negara hukum demokratis
Negara hukum dan negara hukum demokratisLalola Kaban
 
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Sigit Riono
 
Dinamika Pelanggaran Hukum
Dinamika Pelanggaran HukumDinamika Pelanggaran Hukum
Dinamika Pelanggaran Hukum
Muhamad Yogi
 
Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila
Sistem dan Dinamika Demokrasi PancasilaSistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila
Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila
afifahdhaniyah
 

What's hot (20)

Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
 
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan IndonesiaPPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Pkn penggolongan hukum
Pkn   penggolongan hukumPkn   penggolongan hukum
Pkn penggolongan hukum
 
Hukum
HukumHukum
Hukum
 
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukum
 
Pengertian hukum internasional
Pengertian hukum internasionalPengertian hukum internasional
Pengertian hukum internasional
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
 
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaMicrosoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
 
Civil law and Common Law System Part I
Civil law and Common Law System Part ICivil law and Common Law System Part I
Civil law and Common Law System Part I
 
Negara hukum dan negara hukum demokratis
Negara hukum dan negara hukum demokratisNegara hukum dan negara hukum demokratis
Negara hukum dan negara hukum demokratis
 
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
 
Dinamika Pelanggaran Hukum
Dinamika Pelanggaran HukumDinamika Pelanggaran Hukum
Dinamika Pelanggaran Hukum
 
Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila
Sistem dan Dinamika Demokrasi PancasilaSistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila
Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila
 

Viewers also liked

4 tujuanorgterlibatdanilmupembantu
4 tujuanorgterlibatdanilmupembantu4 tujuanorgterlibatdanilmupembantu
4 tujuanorgterlibatdanilmupembantuRonalto_Tan
 
1 pengertiandan sumberhkacpid
1 pengertiandan sumberhkacpid1 pengertiandan sumberhkacpid
1 pengertiandan sumberhkacpidRonalto_Tan
 
0 silabus hkacpid
0 silabus hkacpid0 silabus hkacpid
0 silabus hkacpidRonalto_Tan
 
12 posisiparapihak
12 posisiparapihak12 posisiparapihak
12 posisiparapihakRonalto_Tan
 
5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpid5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpidRonalto_Tan
 
6 perkembanganhkacpid
6 perkembanganhkacpid6 perkembanganhkacpid
6 perkembanganhkacpidRonalto_Tan
 
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidikRonalto_Tan
 
13 kewenangan mengadili
13 kewenangan mengadili13 kewenangan mengadili
13 kewenangan mengadiliRonalto_Tan
 
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikanRonalto_Tan
 
8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahanan8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahananRonalto_Tan
 
Xii promoción
Xii promociónXii promoción
Xii promoción
Jazmín Jácome
 
Jj new batch
Jj new batchJj new batch
Jj new batchJJ Mentor
 
Which tech girl superhero are you
Which tech girl superhero are youWhich tech girl superhero are you
Which tech girl superhero are youJenine Beekhuyzen
 
Nipah photos and floor plan
Nipah photos and floor planNipah photos and floor plan
Nipah photos and floor planHenry Loh
 
кращі вчителі школи
кращі вчителі школикращі вчителі школи
кращі вчителі школи
max_iwan
 
Munari
MunariMunari
Munari
ARKHEA
 
2015 Search for the Next Tech Girl Superhero showcase event
2015 Search for the Next Tech Girl Superhero showcase event2015 Search for the Next Tech Girl Superhero showcase event
2015 Search for the Next Tech Girl Superhero showcase event
Jenine Beekhuyzen
 

Viewers also liked (20)

4 tujuanorgterlibatdanilmupembantu
4 tujuanorgterlibatdanilmupembantu4 tujuanorgterlibatdanilmupembantu
4 tujuanorgterlibatdanilmupembantu
 
1 pengertiandan sumberhkacpid
1 pengertiandan sumberhkacpid1 pengertiandan sumberhkacpid
1 pengertiandan sumberhkacpid
 
0 silabus hkacpid
0 silabus hkacpid0 silabus hkacpid
0 silabus hkacpid
 
12 posisiparapihak
12 posisiparapihak12 posisiparapihak
12 posisiparapihak
 
13 praperadilan
13 praperadilan13 praperadilan
13 praperadilan
 
5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpid5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpid
 
6 perkembanganhkacpid
6 perkembanganhkacpid6 perkembanganhkacpid
6 perkembanganhkacpid
 
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
 
13 kewenangan mengadili
13 kewenangan mengadili13 kewenangan mengadili
13 kewenangan mengadili
 
9 penggeledahan
9 penggeledahan9 penggeledahan
9 penggeledahan
 
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan
 
8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahanan8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahanan
 
Xii promoción
Xii promociónXii promoción
Xii promoción
 
Jj new batch
Jj new batchJj new batch
Jj new batch
 
Which tech girl superhero are you
Which tech girl superhero are youWhich tech girl superhero are you
Which tech girl superhero are you
 
Nipah photos and floor plan
Nipah photos and floor planNipah photos and floor plan
Nipah photos and floor plan
 
кращі вчителі школи
кращі вчителі школикращі вчителі школи
кращі вчителі школи
 
2 bedrooms
2 bedrooms2 bedrooms
2 bedrooms
 
Munari
MunariMunari
Munari
 
2015 Search for the Next Tech Girl Superhero showcase event
2015 Search for the Next Tech Girl Superhero showcase event2015 Search for the Next Tech Girl Superhero showcase event
2015 Search for the Next Tech Girl Superhero showcase event
 

Similar to 3 sistempemeriksaanhkacpid

Sistem peradilan pidana di Indonesia.ppt
Sistem peradilan pidana di Indonesia.pptSistem peradilan pidana di Indonesia.ppt
Sistem peradilan pidana di Indonesia.ppt
LailaBarokah
 
SISTEM PERADILAN PIDANA jwuuttgahhhyeyuwjwj
SISTEM PERADILAN PIDANA jwuuttgahhhyeyuwjwjSISTEM PERADILAN PIDANA jwuuttgahhhyeyuwjwj
SISTEM PERADILAN PIDANA jwuuttgahhhyeyuwjwj
MIsraSulfidah
 
sistemperadilanpidana-181029144128.pdf
sistemperadilanpidana-181029144128.pdfsistemperadilanpidana-181029144128.pdf
sistemperadilanpidana-181029144128.pdf
yulianmuhtadin
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidana
yudikrismen1
 
Pengertian Kriminologi
Pengertian KriminologiPengertian Kriminologi
Pengertian Kriminologi
Taufikkurrahman Taufikkurrahman
 
Sistem-teori-Peradilan-Agama-republik indonesia8.pptx
Sistem-teori-Peradilan-Agama-republik indonesia8.pptxSistem-teori-Peradilan-Agama-republik indonesia8.pptx
Sistem-teori-Peradilan-Agama-republik indonesia8.pptx
Yasminto
 
Sistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptx
Sistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptxSistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptx
Sistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptx
Yasminto
 
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologibahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
RobyJuniawan
 
Materi Penegakan hukum di indonesia.pptx
Materi Penegakan hukum di indonesia.pptxMateri Penegakan hukum di indonesia.pptx
Materi Penegakan hukum di indonesia.pptx
MayaRiantini1
 
Sistem hukum & sistem peradilan
Sistem hukum & sistem peradilanSistem hukum & sistem peradilan
Sistem hukum & sistem peradilanAmulilikawa
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Dian Permata Sari
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
Dian Oktavia
 
Pendampingan hukum
Pendampingan hukumPendampingan hukum
Pendampingan hukum
18kartika
 
Teori pidana tiga
Teori pidana tigaTeori pidana tiga
Teori pidana tiga
Brigita Manohara
 
Nur Sania Dasopang
Nur Sania DasopangNur Sania Dasopang
Contoh makalah-kriminologi
Contoh makalah-kriminologiContoh makalah-kriminologi
Contoh makalah-kriminologiTerminal Purba
 
hubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptx
hubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptxhubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptx
hubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptx
AlimuddinLimun
 

Similar to 3 sistempemeriksaanhkacpid (20)

Sistem peradilan pidana di Indonesia.ppt
Sistem peradilan pidana di Indonesia.pptSistem peradilan pidana di Indonesia.ppt
Sistem peradilan pidana di Indonesia.ppt
 
SISTEM PERADILAN PIDANA jwuuttgahhhyeyuwjwj
SISTEM PERADILAN PIDANA jwuuttgahhhyeyuwjwjSISTEM PERADILAN PIDANA jwuuttgahhhyeyuwjwj
SISTEM PERADILAN PIDANA jwuuttgahhhyeyuwjwj
 
sistemperadilanpidana-181029144128.pdf
sistemperadilanpidana-181029144128.pdfsistemperadilanpidana-181029144128.pdf
sistemperadilanpidana-181029144128.pdf
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidana
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Pengertian Kriminologi
Pengertian KriminologiPengertian Kriminologi
Pengertian Kriminologi
 
Sistem-teori-Peradilan-Agama-republik indonesia8.pptx
Sistem-teori-Peradilan-Agama-republik indonesia8.pptxSistem-teori-Peradilan-Agama-republik indonesia8.pptx
Sistem-teori-Peradilan-Agama-republik indonesia8.pptx
 
Sistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptx
Sistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptxSistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptx
Sistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptx
 
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologibahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
 
Materi Penegakan hukum di indonesia.pptx
Materi Penegakan hukum di indonesia.pptxMateri Penegakan hukum di indonesia.pptx
Materi Penegakan hukum di indonesia.pptx
 
Sistem hukum & sistem peradilan
Sistem hukum & sistem peradilanSistem hukum & sistem peradilan
Sistem hukum & sistem peradilan
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Sap han i, ihk a,b,c, d
Sap han i, ihk a,b,c, dSap han i, ihk a,b,c, d
Sap han i, ihk a,b,c, d
 
Pendampingan hukum
Pendampingan hukumPendampingan hukum
Pendampingan hukum
 
Teori pidana tiga
Teori pidana tigaTeori pidana tiga
Teori pidana tiga
 
Nur Sania Dasopang
Nur Sania DasopangNur Sania Dasopang
Nur Sania Dasopang
 
Contoh makalah-kriminologi
Contoh makalah-kriminologiContoh makalah-kriminologi
Contoh makalah-kriminologi
 
hubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptx
hubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptxhubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptx
hubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptx
 
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan InterdisiplinerKebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
 

3 sistempemeriksaanhkacpid

  • 1. Sistem Pemeriksaan Dalam Hukum Acara Pidana Penyelenggaraan peradilan pidana merupakan mekanisme bekerjanya aparat penegak hukum pidana mulai dari proses penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di sidang pengadilan serta pelaksanaan keputusan pengadilan. Di berbagai negara mempunyai tujuan tertentu yang pada intinya usaha pencegahan kejahatan (prevention of crime) telah dikenal beberapa model penyelenggaraan peradilan pidana yaitu : Sistem inquisitoir (memeriksa) : sistem peradilan pidana sudah sejak abad ke 13 dimulai di Eropa sampai dengan awal pertengahan abad ke 19. Proses penyelenggaraan peradilan pidana dalam rangka penyelesaian perkara pidana berdasarkan sistem ini dimulai dengan adanya inisiatif dari penyidik atas kehendak sendiri untuk menyelidiki kejahatan. Cara penyelidikan dan pemeriksaan yang demikian ini ditempuh secara rahasia. Tahap pertama yang dilakukan oleh penyidik ialah meneliti apakah suatu kejahatan telah terjadi, dan SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 1
  • 2. kemudian mengadakan indetifikasi terhadap pelaku atau para pelakunya. Apabila orang diduga melakukan kejahatan itu telah diketahui dan ditangkap. Tahap kedua dilakukan pemeriksaan terhadap pelaku kejahatan tersebut. Pada tahap ini si pelaku ditempatkan terasing dan tidak diperkenankan berkomunikasi dengan pihak lain atau keluarganya, dimana pemeriksaan terhadap dirinya maupun terhadap saksi atau saksi saksi dilakukan secara terpisah. Perbuatan apa yang dituduhkan terhadap si pelaku tidak diberitahukan kepadanya. Satu satunya tujuan pemeriksaan waktu itu adalah usaha untuk memperoleh pengakuan (confession) dari si pelaku. Apabila kejahatan yang dituduhkan terhadap secara sukarela tidak mau mengakui perbuatan yang dituduhkan dan ternyata setelah bukti berhasil dikumpulkan menimbulkan dugaan yang kuat akan kesalahannya, maka petugas pemeriksa akan memperpanjang penderitaan si pelaku kejahatan melalui cara penyiksaan (torture) sampai diperoleh pengakuan. Setelah petugas pemeriksa selesai dengan tugasnya, maka ia menyerahkan hasil pemeriksaannya kepada pengadilan, yang selanjutnya pengadilan dalam memeriksa perkara tersangka yang diajukan itu hanya atas dasar hasil pemeriksaan sebagaimana yang tercantum di dalam berkas. SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 2
  • 3. Penuntut umum pada waktu itu tidak memiliki peranan yang berarti dalam proses penyelesaian perkara, khususnya dalam pengajuan, pengembangan lebih lanjut, atau dalam penundaan perkara yang bersangkutan. Selama berlangsung pemeriksaan, terdakwa tidak dihadapkan ke muka persidangan dan dilakukan secara tertutup. Pada waktu itu tidak ada kemungkinan terdakwa didampingi oleh seorang pembela. Demikianlah gambaran proses peradilan pidana yang terjadi pada abad ke 13 sampai awal abad pertengahan ke 19. Perkembangan selanjutnya timbul gerakan revolusi perancis, maka sistem inquisitor tidak mendapat pasaran lagi (tidak dikenal) dalam rangka proses peradilan pidana. Dan muncullah model baru sebagai pengganti bentuk inquisitor yaitu the mixed type (type campuran) sebagai salah satu dikenal dengan : Sistem Accussatoir (menuduh/mendakwa), Dimana tersangka / terdakwa mempunyai kedudukan yang sama dengan pejabat penegak hukum lainnya. Sistem ini yang belakangan diprakarsai oleh kaum cendekiawan Eropa. Sebagai berikut : SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 3
  • 4. 1. Crime Control Model dan Due Process Model (herbert packer /amerika serikat) Kedua model penyelenggaraan peradilan pidana ini diperkenalkan oleh Herbert Packer dan diterapkan di Amerika Serikat, kedua model tersebut dilandasi oleh pemikiran apa yang disebut dengan adversary model (model permusuhan) yang berintikan sebagai berikut : a. Prosedur peradilan pidana harus merupakan suatu disputes (sengketa) atau combative proceeding (sidang pertempuran) antara terdakwa dan penuntut umum dalam kedudukan yang sama di muka pengadilan. b.. Judge as umpire (hakim sebagai wasit) Kedudukannya yang demikian ini mengakibatkan bahwa ia tidak ambil bagian dalam pertempuran (fight) dalam proses pemeriksaan di pengadilan. Ia hanya berfungsi sebagai wasit yang menjaga agar aturan permainan tidak dilanggar, baik oleh terdakwa maupun oleh penuntut umum. c. Rule are very strictly (Ketentuan diperlakukan secara ketat). d. Sensational cross of examination (pemeriksaan silang / berlawanan yg dilakukan oleh PU dgn Advokat), e. Fiction of an always elusive truth (fiksi dari kebenaran selalu sulit dipahami) , SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 4
  • 5. The crime control model didasarkan atas anggapan bahwa penyelenggaraan peradilan pidana adalah semata mata untuk menindas perilaku criminal (criminal conduct) dan ini merupakan tujuan utama proses peradilan. Sebab dalam hal ini yang diutamakan adalah ketertiban umum (public order) dan efisiensi. Disini berlaku apa yang dinamakan “sarana cepat” dalam rangka pemberantasan kejahatan. Dan pada dasarnya berlakulah apa yang disebut dengan istilah presumption of guilty. Kelemahan yang menonjol pada model ini adalah sering terjadi pelanggaran hak hak asasi manusia demi efisiensi. Oleh karena itu muncullah apa yang dinamakan model kedua yaitu Due Process Model. 2. Due Process Model Model ini muncul suatu nilai baru yang sebelumnya kurang diperhatikan, yaitu konsep perlindungan hak hak individual dan pembatasan kekuasaan dalam penyelenggaraan peradilan pidana. Jadi di sini proses criminal harus dapat dikendalikan untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan sifat ototriter dalam rangka mencapai maksimum efisiensi. Di dalam model ini berlakulah apa yang dinamakan presumption of innocence. SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 5
  • 6. 3. Family Model (Model Kekeluargaan) (John Grifitths : Belanda) Menurut beliau model yang diperkenalkan Packer yang mendasarkan pada pemikiran tentang hubungan antara Negara dan individu dalm proses criminal, dimana seorang pelaku kejahatan dianggap musuh masyarakat (enemy of the society). Tujuan utama dari penyelenggaraan peradilan pidana adalah segera mengasingkan pelaku tersebut di dalam masyarakat (exile function of punishment). Landasan filosofis dari model yang diperkenalkan oleh Packer adalah oleh Griffitths dinamakan. Battle model (model pertempuran) Pertentangan antara kepentingan individu dengan Negara yang tidak dapat dipertemukan kembali (irreconcilable disharmony of interests), sehingga apabila terjadi suatu kejahatan yang dilakukan oleh seseorang secara sistematis, harus ditempatkan dalam suatu proses yang menempatkan dia sebagai seorang yang dijadikan objek di dalam penyelenggaraan peradilan pidana. Model ketiga (famile model) dikatakan : Masyarakat tidak dapat diperbaiki atau dinetralisasi dari kejahatan selama kita tidak berfikir di dalam pertimbangan kepentingan / keuntungan di dalam memahami kejahatan dan penjahat. Untuk itu landasan filosofis harus dirubah terlebih dahulu yaitu irreconcilable disharmony of interests harus diganti dengan suatu asumsi bahwa tidak ada pertentangan kepentingan yang tidak bisa diselaraskan. SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 6
  • 7. Untuk itu filsafat yang mendasari penyelenggaraan peradilan pidana adalah cinta kasih sesama hidup atas dasar kepentingan yang saling menguntungkan (mutually supportive and a state of love). Salah satu Negara yang menerapkan model ketiga ini adalah negeri Belanda. 4. Model Terpadu (Integrated Model) (Hiroshi Ishikawa : Jepang). Dalam model terpadu, lembaga atau instansi yang ada tersebut (polisi, jaksa, pengadilan, pengacara) meskipun tugasnya berbeda beda, dan mempunyai tujuan masing masing, mempunyai tujuan dalam bentuk kecil (t), namun di dalam hal ini pada dasarnya sekaligus juga menuju kepada tujuan yang besar yang kami dirumuskan dalam bentuk besar (T), yaitu usaha pencegahan kejahatan senantiasa harus mengadakan kerja sama dan koordinasi untuk mencapai tujuan (T), yang sudah barang tentu harus didukung dengan perundang-perundangan yang memadai. Sebab apabila tidak demikian, bukan mustahil akan terjadi instansi sentries serta fragmentaris, serta tidak menunjukkan kesatuan sistem yang terpadu sebagaimana yang dikehendaki oleh suatu sistem. Model terpadu ini dipakai di Negara Jepang. SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 7