SlideShare a Scribd company logo
Dr. Ahmad Sofian
KEKUATAN KELEMAHAN
 Penghormatan kepada hak-hak
tersangka
 Mencari kebenaran materiil
 Mencegah terjadinya kejahatan
 Memberikan rasa aman kepada
masyarakat
 Menciptakan stigma pelaku
kejahatan
 Penerapan SPP itu merupakan
konflik antara korban dan
pelaku
 SPP itu mencabut penyelesaian
antara pihak yang bersengketa
yaitu korban dan pelaku
 SPP itu memerlukan waktu
yang cukup lama
Crime Control Model
(CCM)
Due Process Model (DPM)
Dalam model ini
pemberantasan kejahatan
merupakan fungsi terpenting
dan harus diwujudkan dari
suatu proses peradilan pidana,
sehingga perhatian utama
harus ditunjukan pada
efisiensi proses peradilan
pidana.
Pada model ini menekankan
pada seluruh temuan-temuan
fakta dari suatu kasus, yang
harus di peroleh melalui
prosedur formal yang sudah
ditetapkan oleh undang-
undang.
FAMILY
MODEL
MEDICAL
MODEL
BERUAUC
RATIC
MODEL
STATUS
PASSAGE
MODEL
JUST
DESERT
MODEL
POWER
MODEL
Pelaku
sebagai
anggota
keluarga,
cukup
“dimarahi”
, semangat
cinta kasih
Pertimban
gan
medis/psik
ologis
untuk
masing-
masing
pelaku.
Lebih
menyembu
hkan/mere
habilitasi
pelaku
Efektivitas
penangana
n kasus
harus
cepat
Hukuman
diberikan
di depan
umum,
pencelaan
oleh
publik/mas
yrakat
Menghorm
ati HAM
dan ganti
kerugian
Hukuman
dijatuhkan
oleh
penguasa
bukan
peradilan
yang
independet
 Mengutamakan tindakan represif.
 Mengutamaka efisiensi dari suatu penegakan hukum.
 Berlandaskan prinsip cepat ( speedy ) dan tuntas ( finality
).
 Proses penegakan hukum tersebut adalah harus model
administrative dan menyerupai model manajerial.
 “Asas praduga bersalah“ atau “presumption of guild” akan
menyebabkan system ini akan dilaksanakan secara efisien.
 Penegakan hukum dititikberatkan kpd kualitas temuan-
temuan fakta administrative
 Pengakuan bersalah (plead guilty), menjadi bukti utama
 Kemungkinan adanya faktor “kelalaian” yang sifatnya manusiawi (human error)
menyebabkan model ini menolak “informal fact finding process” sebagai cara
untuk menetapkan secara definitive “factual guild” seseorang. Model ini hanya
mengutamakan “formal adjudicative and adversary fact finding”. Hal ini berarti
dalam setiap kasus tersangka harus diajukan ke muka pengadilan yang tidak
memihak dan diperiksa sesudah tersangka memperoleh hak penuh untuk
mengajukan pembelaannya.
 Model ini menekankan pada pencegahan (preventive measures) dan
menghapuskan sejauh mungkin administrasi pengadilan.
 Model ini beranggapan bahwa proses pengadilan dipandang sebagai coercive
(menekan), restricting (membatasi) dan merendahkan martabat manusia.
 Model ini bertitik tolak dari nilai yang bersifat anti terhadap kekuasaan.
 Menjunjung prinsip equality before the law.
 Model ini lebih mengutamakan kesusilaan dan kegunaan sanksi pidana.
 Pelaku tindak pidana tidak dipandang sebagai
musuh masyarakat tetapi dipandang sebagai anggota
keluarga yang harus dimarahi guna pengendalian
control pribadinya tetapi tidak boleh ditolak atau
diasingkan.
 Didasari oleh semangat cinta kasih.
 Mengacu kepada offender orinted.
 Model ini terkonsentrasi dengan memberikan pertimbangan dari
masing-masing tingkat terkait dengan bagaimana yang terbaik
menghadapi para individu yang melanggar hukum guna
mengurangi kejahatan;
 Mengguna motode pendekatan rehabilitasi;
 Kepolisian diberikan kewenangan untuk memberi peringatan
kepada pelaku; dan
 Pemidanaan mengarah kepada lembaga kerja sosial.
 Menekankan kejahatan harus dibongkar dan terdakwa diadili;
 Keefektifan pelaksanaan hukum di pengadilan menjadi suatu
perhatian utama;
 Punishment fit to a crime;
 Penjatuhan pidana harus dilaksanakan dengan cepat.
 Model ini menekankan bahwa para pelanggar harus diadili dan
dijatuhi hukuman di depan umum;
 Hukuman merupakan pencelaan moral di depan masyarakat;
 Rehabilitasi menjadi sarana pencelaan;
 Memunculkan rasa malu dari pelaku.
 Penjatuhan pidana merupakan kewenangan mutlak penguasa;
 Pemidanaan dipengaruhi oleh kepentingan golongan yang
dominan.
Punishment fit to a crime;
Menjunjung HAM;
Membebankan kewajiban ganti
kerugian.
INDONESIA MENGANUT
SISTEM YANG MANA ?
 Menuntut adanya keselarasan hubungan antar subsistem
secara administrasi.
 Menghukum pelaku kejahatan sesuai falsafah pemidanaan
yang dianut.
 Menegakkan dan memajukan the rule of law dan
penghormatan kepada hukum, dengan menjamin adanya
adanya due procees dan perlakuan yang wajar bagi
tersangka, terdakwa, terpidana, melakukan penuntutan dan
membebaskan orang yang tidak bersalah yang dituduh
melakukan kejahatan.
 Menjaga hukum dan ketertiban.
 Semua subsistem akan saling tergantung (interdependent) karena
produk (output) suatu subsistem merupakan masukan (input) bagi
subsistem lain.
 Pendekatan sistem akan mendorong adanya interagency consultation
and cooperation yang pada gilirannya akan meningkatkan upaya
penyusunan strategis dari keseluruhan sistem.
 Kebijakan yang diputuskan dan dijalankan oleh satu subsistem akan
berpengaruh pada subsistem lain.
 Permasalahan dalam penerapan sistem peradilan pidana sulit dipecahkan
secara terpadu dalam penanggulangan kejahatan;
 masing2 subsistem saling melempar tanggung jawab kepada subsistem yang
lainnya dan selalu menunjukkan subsistemnya yang paling benar;
 timbulnya sikap instansi sentris atau fragmentaris antar subsistem maupun
tumpang tindih kewenangan;
 Adanya kesukaran dalam menilai sendiri keberhasilan dan kegagalan
masing-masing subsistem, sehubungan dengan tugas subsistem dalam
peradilan pidana terpadu;
 Kesulitan dalam membuat data statistik kriminal yang bersumber dalam satu
pintu, karena dalam penanggulangan kejahatan melalui proses hukum sudah
tidak melalui satu pintu lagi sesuai dengan sppt.
 Menulis Essay Tentang Kelemahan Dan
Kelebihan Sistem Peradilan Pidana
 Ambil 4 Sistem Yang Ada Di Dalam Matrik Lalu
Anda Uraikan Kelemahan Dan Kelebihannya
Berdasarkan Teori Dari Referensi
 Essay tidak lebih dari 5 halaman, 1 spasi, Times
News Romans, dan Minimal 5 rujukan,
menggunakan sitasi
 Sistematika : (1) menguraikan konsepsi 4 sistem
yang akan ditulis (2) negara-negara yang
menerapkan sistem tersebut (3) cari perbedaan
dan kesamaan 4 sistem tersebut (4) kesimpulan
Sistem-teori-Peradilan-Agama-republik indonesia8.pptx

More Related Content

Similar to Sistem-teori-Peradilan-Agama-republik indonesia8.pptx

Integritas daerah
Integritas daerahIntegritas daerah
Integritas daerah
Mulyanto Tejokusumo
 
01 pengertian spp
01 pengertian spp01 pengertian spp
01 pengertian spp
ahmadbahiej2012
 
Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)
Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)
Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)
Riskasoesilawati
 
Uas spp soal politik kriminal
Uas spp soal politik kriminalUas spp soal politik kriminal
Uas spp soal politik kriminal
Brigita Manohara
 
Teori pidana tiga
Teori pidana tigaTeori pidana tiga
Teori pidana tiga
Brigita Manohara
 
Pertimbangan hakim dalam penjatuhan sanksi pidana terhadap anak pelaku tindak...
Pertimbangan hakim dalam penjatuhan sanksi pidana terhadap anak pelaku tindak...Pertimbangan hakim dalam penjatuhan sanksi pidana terhadap anak pelaku tindak...
Pertimbangan hakim dalam penjatuhan sanksi pidana terhadap anak pelaku tindak...
MAfrizal5
 
Bahan ajar kuliah Klinik hukum power point
Bahan ajar kuliah Klinik hukum power pointBahan ajar kuliah Klinik hukum power point
Bahan ajar kuliah Klinik hukum power point
Arpat67
 
12782069
1278206912782069
12782069
aldi novitra
 
Maria Dwinoverine_2109112142_Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
Maria Dwinoverine_2109112142_Pendidikan Kewarganegaraan.pptxMaria Dwinoverine_2109112142_Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
Maria Dwinoverine_2109112142_Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
MariaDwinoverin
 
KRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptx
KRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptxKRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptx
KRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptx
arisirawan7
 
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatikSri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti
 
Pidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di baliPidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di bali
Mar Tunis
 
Kejahatan sosial
Kejahatan sosialKejahatan sosial
Kejahatan sosial
AhmadZamroni21
 
Ppt kwn
Ppt kwnPpt kwn
Ppt kwn
dyvan2
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
Dian Oktavia
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
warinah warinah
 
Pidana peencurian
Pidana peencurianPidana peencurian
Pidana peencurian
Yayasan Manikaya Kauci
 
Penerapan Good Governance dalam Pemberdayaan Komite Sekolah
Penerapan Good Governance dalam Pemberdayaan Komite SekolahPenerapan Good Governance dalam Pemberdayaan Komite Sekolah
Penerapan Good Governance dalam Pemberdayaan Komite Sekolah
Dadang Solihin
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan NegaraProblematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
nita junita
 
kejahatan_dari_perspektif_sosiologis.pptx
kejahatan_dari_perspektif_sosiologis.pptxkejahatan_dari_perspektif_sosiologis.pptx
kejahatan_dari_perspektif_sosiologis.pptx
sofyanedy
 

Similar to Sistem-teori-Peradilan-Agama-republik indonesia8.pptx (20)

Integritas daerah
Integritas daerahIntegritas daerah
Integritas daerah
 
01 pengertian spp
01 pengertian spp01 pengertian spp
01 pengertian spp
 
Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)
Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)
Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)
 
Uas spp soal politik kriminal
Uas spp soal politik kriminalUas spp soal politik kriminal
Uas spp soal politik kriminal
 
Teori pidana tiga
Teori pidana tigaTeori pidana tiga
Teori pidana tiga
 
Pertimbangan hakim dalam penjatuhan sanksi pidana terhadap anak pelaku tindak...
Pertimbangan hakim dalam penjatuhan sanksi pidana terhadap anak pelaku tindak...Pertimbangan hakim dalam penjatuhan sanksi pidana terhadap anak pelaku tindak...
Pertimbangan hakim dalam penjatuhan sanksi pidana terhadap anak pelaku tindak...
 
Bahan ajar kuliah Klinik hukum power point
Bahan ajar kuliah Klinik hukum power pointBahan ajar kuliah Klinik hukum power point
Bahan ajar kuliah Klinik hukum power point
 
12782069
1278206912782069
12782069
 
Maria Dwinoverine_2109112142_Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
Maria Dwinoverine_2109112142_Pendidikan Kewarganegaraan.pptxMaria Dwinoverine_2109112142_Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
Maria Dwinoverine_2109112142_Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
 
KRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptx
KRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptxKRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptx
KRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptx
 
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatikSri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatik
 
Pidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di baliPidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di bali
 
Kejahatan sosial
Kejahatan sosialKejahatan sosial
Kejahatan sosial
 
Ppt kwn
Ppt kwnPpt kwn
Ppt kwn
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
 
Pidana peencurian
Pidana peencurianPidana peencurian
Pidana peencurian
 
Penerapan Good Governance dalam Pemberdayaan Komite Sekolah
Penerapan Good Governance dalam Pemberdayaan Komite SekolahPenerapan Good Governance dalam Pemberdayaan Komite Sekolah
Penerapan Good Governance dalam Pemberdayaan Komite Sekolah
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan NegaraProblematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
 
kejahatan_dari_perspektif_sosiologis.pptx
kejahatan_dari_perspektif_sosiologis.pptxkejahatan_dari_perspektif_sosiologis.pptx
kejahatan_dari_perspektif_sosiologis.pptx
 

More from Yasminto

01_Lecture_Presentationthemesin the study.ppt
01_Lecture_Presentationthemesin the study.ppt01_Lecture_Presentationthemesin the study.ppt
01_Lecture_Presentationthemesin the study.ppt
Yasminto
 
Sistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptx
Sistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptxSistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptx
Sistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptx
Yasminto
 
PPT KELOMPOK 5 FIKIH JINAYAH semster 1.pptx
PPT KELOMPOK 5 FIKIH JINAYAH semster 1.pptxPPT KELOMPOK 5 FIKIH JINAYAH semster 1.pptx
PPT KELOMPOK 5 FIKIH JINAYAH semster 1.pptx
Yasminto
 
Klasfikasi makhluk hidup semester 1 .ppt
Klasfikasi makhluk hidup semester 1 .pptKlasfikasi makhluk hidup semester 1 .ppt
Klasfikasi makhluk hidup semester 1 .ppt
Yasminto
 
kalsifikasi-whittaker kelas VII semester 1.ppt
kalsifikasi-whittaker kelas VII semester 1.pptkalsifikasi-whittaker kelas VII semester 1.ppt
kalsifikasi-whittaker kelas VII semester 1.ppt
Yasminto
 
ppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptx
ppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptxppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptx
ppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptx
Yasminto
 

More from Yasminto (6)

01_Lecture_Presentationthemesin the study.ppt
01_Lecture_Presentationthemesin the study.ppt01_Lecture_Presentationthemesin the study.ppt
01_Lecture_Presentationthemesin the study.ppt
 
Sistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptx
Sistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptxSistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptx
Sistem-Peradilan-pidana -Agama-indonesia8.pptx
 
PPT KELOMPOK 5 FIKIH JINAYAH semster 1.pptx
PPT KELOMPOK 5 FIKIH JINAYAH semster 1.pptxPPT KELOMPOK 5 FIKIH JINAYAH semster 1.pptx
PPT KELOMPOK 5 FIKIH JINAYAH semster 1.pptx
 
Klasfikasi makhluk hidup semester 1 .ppt
Klasfikasi makhluk hidup semester 1 .pptKlasfikasi makhluk hidup semester 1 .ppt
Klasfikasi makhluk hidup semester 1 .ppt
 
kalsifikasi-whittaker kelas VII semester 1.ppt
kalsifikasi-whittaker kelas VII semester 1.pptkalsifikasi-whittaker kelas VII semester 1.ppt
kalsifikasi-whittaker kelas VII semester 1.ppt
 
ppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptx
ppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptxppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptx
ppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptx
 

Recently uploaded

Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
niswati10
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdfMakalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Andre664723
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 

Recently uploaded (20)

Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdfMakalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 

Sistem-teori-Peradilan-Agama-republik indonesia8.pptx

  • 2. KEKUATAN KELEMAHAN  Penghormatan kepada hak-hak tersangka  Mencari kebenaran materiil  Mencegah terjadinya kejahatan  Memberikan rasa aman kepada masyarakat  Menciptakan stigma pelaku kejahatan  Penerapan SPP itu merupakan konflik antara korban dan pelaku  SPP itu mencabut penyelesaian antara pihak yang bersengketa yaitu korban dan pelaku  SPP itu memerlukan waktu yang cukup lama
  • 3. Crime Control Model (CCM) Due Process Model (DPM) Dalam model ini pemberantasan kejahatan merupakan fungsi terpenting dan harus diwujudkan dari suatu proses peradilan pidana, sehingga perhatian utama harus ditunjukan pada efisiensi proses peradilan pidana. Pada model ini menekankan pada seluruh temuan-temuan fakta dari suatu kasus, yang harus di peroleh melalui prosedur formal yang sudah ditetapkan oleh undang- undang.
  • 5.  Mengutamakan tindakan represif.  Mengutamaka efisiensi dari suatu penegakan hukum.  Berlandaskan prinsip cepat ( speedy ) dan tuntas ( finality ).  Proses penegakan hukum tersebut adalah harus model administrative dan menyerupai model manajerial.  “Asas praduga bersalah“ atau “presumption of guild” akan menyebabkan system ini akan dilaksanakan secara efisien.  Penegakan hukum dititikberatkan kpd kualitas temuan- temuan fakta administrative  Pengakuan bersalah (plead guilty), menjadi bukti utama
  • 6.  Kemungkinan adanya faktor “kelalaian” yang sifatnya manusiawi (human error) menyebabkan model ini menolak “informal fact finding process” sebagai cara untuk menetapkan secara definitive “factual guild” seseorang. Model ini hanya mengutamakan “formal adjudicative and adversary fact finding”. Hal ini berarti dalam setiap kasus tersangka harus diajukan ke muka pengadilan yang tidak memihak dan diperiksa sesudah tersangka memperoleh hak penuh untuk mengajukan pembelaannya.  Model ini menekankan pada pencegahan (preventive measures) dan menghapuskan sejauh mungkin administrasi pengadilan.  Model ini beranggapan bahwa proses pengadilan dipandang sebagai coercive (menekan), restricting (membatasi) dan merendahkan martabat manusia.  Model ini bertitik tolak dari nilai yang bersifat anti terhadap kekuasaan.  Menjunjung prinsip equality before the law.  Model ini lebih mengutamakan kesusilaan dan kegunaan sanksi pidana.
  • 7.  Pelaku tindak pidana tidak dipandang sebagai musuh masyarakat tetapi dipandang sebagai anggota keluarga yang harus dimarahi guna pengendalian control pribadinya tetapi tidak boleh ditolak atau diasingkan.  Didasari oleh semangat cinta kasih.  Mengacu kepada offender orinted.
  • 8.  Model ini terkonsentrasi dengan memberikan pertimbangan dari masing-masing tingkat terkait dengan bagaimana yang terbaik menghadapi para individu yang melanggar hukum guna mengurangi kejahatan;  Mengguna motode pendekatan rehabilitasi;  Kepolisian diberikan kewenangan untuk memberi peringatan kepada pelaku; dan  Pemidanaan mengarah kepada lembaga kerja sosial.
  • 9.  Menekankan kejahatan harus dibongkar dan terdakwa diadili;  Keefektifan pelaksanaan hukum di pengadilan menjadi suatu perhatian utama;  Punishment fit to a crime;  Penjatuhan pidana harus dilaksanakan dengan cepat.
  • 10.  Model ini menekankan bahwa para pelanggar harus diadili dan dijatuhi hukuman di depan umum;  Hukuman merupakan pencelaan moral di depan masyarakat;  Rehabilitasi menjadi sarana pencelaan;  Memunculkan rasa malu dari pelaku.
  • 11.  Penjatuhan pidana merupakan kewenangan mutlak penguasa;  Pemidanaan dipengaruhi oleh kepentingan golongan yang dominan.
  • 12. Punishment fit to a crime; Menjunjung HAM; Membebankan kewajiban ganti kerugian.
  • 14.  Menuntut adanya keselarasan hubungan antar subsistem secara administrasi.  Menghukum pelaku kejahatan sesuai falsafah pemidanaan yang dianut.  Menegakkan dan memajukan the rule of law dan penghormatan kepada hukum, dengan menjamin adanya adanya due procees dan perlakuan yang wajar bagi tersangka, terdakwa, terpidana, melakukan penuntutan dan membebaskan orang yang tidak bersalah yang dituduh melakukan kejahatan.  Menjaga hukum dan ketertiban.
  • 15.  Semua subsistem akan saling tergantung (interdependent) karena produk (output) suatu subsistem merupakan masukan (input) bagi subsistem lain.  Pendekatan sistem akan mendorong adanya interagency consultation and cooperation yang pada gilirannya akan meningkatkan upaya penyusunan strategis dari keseluruhan sistem.  Kebijakan yang diputuskan dan dijalankan oleh satu subsistem akan berpengaruh pada subsistem lain.
  • 16.  Permasalahan dalam penerapan sistem peradilan pidana sulit dipecahkan secara terpadu dalam penanggulangan kejahatan;  masing2 subsistem saling melempar tanggung jawab kepada subsistem yang lainnya dan selalu menunjukkan subsistemnya yang paling benar;  timbulnya sikap instansi sentris atau fragmentaris antar subsistem maupun tumpang tindih kewenangan;  Adanya kesukaran dalam menilai sendiri keberhasilan dan kegagalan masing-masing subsistem, sehubungan dengan tugas subsistem dalam peradilan pidana terpadu;  Kesulitan dalam membuat data statistik kriminal yang bersumber dalam satu pintu, karena dalam penanggulangan kejahatan melalui proses hukum sudah tidak melalui satu pintu lagi sesuai dengan sppt.
  • 17.  Menulis Essay Tentang Kelemahan Dan Kelebihan Sistem Peradilan Pidana  Ambil 4 Sistem Yang Ada Di Dalam Matrik Lalu Anda Uraikan Kelemahan Dan Kelebihannya Berdasarkan Teori Dari Referensi  Essay tidak lebih dari 5 halaman, 1 spasi, Times News Romans, dan Minimal 5 rujukan, menggunakan sitasi  Sistematika : (1) menguraikan konsepsi 4 sistem yang akan ditulis (2) negara-negara yang menerapkan sistem tersebut (3) cari perbedaan dan kesamaan 4 sistem tersebut (4) kesimpulan