2. 2
PERALATAN TENAGA PENGGERAK
PENGGERAK UTAMA
Motor Bakar
Bensin & Solar
Diesel/Battery
SISTEM PENGGERAK
Hidrolik
Pneumatik
Elektrik
Mekanik
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
3. Rudolf Diesel (18-03-1858 s.d 30-09-1913)
adalah seorang penemu Jerman, terkenal akan
penemuannya, mesin diesel, Dia lahir di Paris
dan meninggal secara misterius di kapal fery
dalam perjalanannya ke Inggris.
Diesel mengembangkan ide sebuah mesin pemicu kompresi pada
dekade terakhir abad ke 19 dan menerima hak paten untuk alat
tersebut pada 23 Februari 1983. Dia membangun prototipe yang
berfungsi pada awal 1897 ketika bekerja di pabrik MAN di
Augsburg.
Mesin Diesel ini pun dinamakan untuk menghormati jasanya.
Aslinya, ia bernama “ Mesin Minyak".
3
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
Sejarah Mesin Diesel
5. 5
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
Perbedaan Mesin Diesel dan Mesin Bensin
Uraian Mesin Diesel Mesin Bensin
Bahan bakar Solar Bensin
Sistim penyalaan Tekanan udara Listrik
Berat mesin per tenaga kuda Berat Ringan
harga per tenaga kuda Tinggi Rendah
Efisiensi panas Tinggi (30-40%) Rendah (22-28%)
Biaya operasi Rendah Tinggi
Bunyi dan getaran Tinggi Rendah
Kemampuan start pada
musim dingin
Agak sukar Baik sekali
6. Mesin 2 tak
6
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
Mesin 4 tak
7. MESIN DIESEL 4 TAK
7
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
8. Internal-Combustion Engine
(Mesin Pembakaran Dalam)
Semua mesin yang diberikan tenaga dengan membakar minyak di
dalam ruang bakar .
(contohnya : mesin mobil).
Internal-combustion engines biasanya membakar bahan bakar dan
oleh karena itu merupakan sumber utama dari polusi udara.
8
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
9. Operasi Mesin Diesel Empat Tak
9
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
15. MESIN 2 LANGKAH VS 4 LANGKAH
Keuntungan motor diesel 2 langkan jika dibandingkan
dengan 4 langkah :
Ukuran dan berat lebih kecil, dapat menghasilkan tenaga
lebih besar
Harga lebih murah dan standar lebih sederhana dan tidak
menggunakan katub
Putaran lebih halus, karena fly wheel lebih kecil
Kerugian motor diesel 2 langkah jika dibandingkan dengan 4
langkah :
Sisa gas pembakaran tidak terbuang seluruhnya hal ini
menyebabkan perubahan tidak sempurna
Boros penggunaan bahan bakar
Tekanan kompresi dan efisiensi rendah
Crank case harus rapat tidak boleh ada kebocoran udara
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
16. Komponen-Komponen Utama
1. Blok Silinder
2. Kepala Silinder
3. Crankshaft
4. Piston dan Piston Ring
5. Connecting Rod
6. Camshaft
7. Fly Wheel
8. Rocker Arm
9. Air Cleaner
10. Muffler / Silencer
11. Charging System
Alternator
IC Regulator
16
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
17. BLOK SILINDER
Blok silinder terbuat dari bahan besi tuang yang dapat menahan
temperatur dan tekanan yang tinggi, sedikit menyebarkan panas
dan sedikit proses machining saat proses pembuatan
17
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
18. Kepala Silinder
Dengan sistem aliran melintang dari lubang intake-exhaust akan
membuka kedua sisi dari kepala silinder. Menyebabkan overlap
yang kecil sehingga udara yang dihisap terhindar dari panas dan
memuai, udara yang dingin dan padat dihisap ke dalam silinder
akan meningkatkan efisiensi dan daya diesel pada yang baru di
ruang bakar dipasang injection nozzle type throttle dan busi pijar
yang lebih cepat panas bahkan ketika diesel di start pada suhu
minus 15 derajat celcius
18
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
19. CRANKSHAFT
Fungsi : Mengubah gerak lurus bolak balik dari piston menjadi
gerak putar
Terbuat dari baja paduan tinggi
Cranshaft ini
oli disalurkan ke sisi crankpin
dilengkapi dengan saluran oli untuk
dan
memungkinkan
melumasinya
19
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
20. 20
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
2. Batang engkol (Connecting Road)
Fungsi : penghubung antara piston dan crank shaft
Jenis :
Bentuk normal --- Lurus
Bentuk batang garfu bila dalam mesin
Bentuk batang engkol artikulasi dari mesin
Bahan : Tempaan dari baja paduan kekuatan tinggi
3. Crank Shaft ( Poros Engkol)
Fungsi : Sebagai alat perubah gerak lurus bolak-balik
menjadi gerak putar
Bahan :
Baja siemens – martin atau baja paduan tinggi.
Baja khrom nikel biasa untuk otomotif
Baja kandungan karbon rendah untuk kapal
23. Piston
Untuk meneruskan tekanan gas ke poros engkol (crank
shaft)
Untuk mengambil tekanan samping yang ditimbulkan
oleh kemiringan batang engkol (Crankshaft)
Untuk menyekat bagian dalam silinder dari karter.
Untuk membuang panas yang di serap oleh puncak piston
selama pembakaran dan bagian awal dari langkah
kompresi.
Bahan :
Besi Cor, aluminium cor, aluminium tempa, baja cor dan
baja tempa
23
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
24. 24
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
RING PISTON
Fungsi :
Menyekat ruangan antara piston dan lapisan silinder, untuk
mencegah gas pembakaran tekanan tinggi atau pengisian
udara dari pelarian menuruni lapisan silinder selama
langkah kompresi.
Meneruskan panas dari piston kelapisan silinder yang di
dinginkan air.
Menerap bagian tertentu dari naik - turunnya desakan sisi
piston
Bahan : Cor besi kelabu.
25. CONNECTING ROD
Fungsi : Menghubungkan crank shaft dengan piston
Connecting Rod terbuat dari batang baja karbon tempa.
25
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
26. CAMSHAFT
Camshaft terbuat dari besi tuang khusus dan pada bagian
journal dan “cam” dikeraskan agar lebih tahan aus. Bagian
journal mendapat pelumasan dari pompa oli.
Fuel Camshaft mengatur putaran dari injection pump, terbuat
dari baja karbon dan pada bagian “cam” dikeraskan dan di
”temper” untuk mendapatkan ketahanan terhadap keausan
yang tinggi
Camshaft
26
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
27. FLY WHEEL
Manfaat Roda Gila :
Menjaga variasi kecepatan yang tidak dapat di hindarkan
selama tiap daur agar tetap dalam batas yang diinginkan.
Membatasi kenaikan atau penurunan sesaat dari kecepatan
mesin selama perubahan beban mendadak.
Membawa piston sampai melampaui tekanan kompresi ketika
berjalan pada kecepatan rendah atau kecepatan tampa kerja.
Membantu kenaikan kecepatan mesin ketika star.
27
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
28. ROCKER ARM
Rocker Arm terdiri dari :
Rocker Arm
Rocker Arm Bracket
Rocker Arm Shaft
Fungsi : Merubah gerak lurus push rod untuk mengubah gerak
lurus push rod untuk membuka dan menutup katup masuk dari
katup buang
28
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
29. AIR CLEANER
Fungsi : Menyaring udara, sehingga debu dan kotoran tidak
akan mengotori mesin
Dengan cara kerja udara masuk dan berputar di dalam, krena
ada sirip2 pengarah sehingga debu atau benda kecil yang lebih
berat akan terlempar masuk ke lubang baffle cover dan
mengumpul di dust cup. Debu dan kotoran yang tidak
terlempar kemudian tersaring oleh element sehingga tidak
akan masuk silinder
29
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
30. MUFFLER / SILENCER
Fungsi : Meredam Kebisingan
Muffler terdiri dari “screen” atau saringan tabung
Silencer didesain untuk lebih dapat meredam suara dengan
ukuran tabung lebih besar dan saluran gas bekas yang
diarahkan untuk tidak langsung keluar.
30
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
32. IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
CHARGING SYSTEM
Alternator dgn IC Regulator yang biasa dipakai pada diesel
dengan karakteristik :
Lebih ringan 26% dan lebih kecil dari alternator standar
Unjuk kerja sistem pendinginan dan keamanan telah
ditingkatkan dengan mengkombinasikan kipas pendingin
dengan rotor di dalam alternator
IC regulator dipasang di dalam alternator
Rectifier, IC regulator dan komponen sejenis mudah dilepas,
sehingga memudahkan untuk menservice alternator
IC Regulator memakai transistor solid, chips atau elemen semi-
konduktor lain, dan tidak memakai relay seperti regulator
konvensional, dan stabil karena memutuskan arus field.
33. CHARGING SYSTEM
Karakteristiknya :
Kontrol tegangan tidak diperlukan setiap saat, sehingga
waktu penyetelan dikurangi. IC tahan lama
Panas yang timbul dikurangi, sehingga pengisian lebih stabil
Konstruksi Aki (Battery)
33
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
35. SISTEM TURBO CHARGER
Pada dasarnya terdiri dari kompresor sentfrifugal yang di
pasang pada poros dengan turbin yang diputar oleh gas buang
diesel
Turbocharger memiliki kemampuan mensuplai udara yang
lebih banyak ke dalam silender yang tidak dipasangi charger
35
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
36. Keunggulan Turbo Charger
Pada tekanan rendah : mengurangi konsentrasi asap,
konsentrasi di dalam silinder, konsumsi bahan bakar dan
meningkatkan unjuk kerja dengan cara memperbesar udara
masuk ke dalam silinder
Pada tekanan tinggi : meningkatkan unjuk kerja diesel dengan
cara memperbesar jumlah udara yang masuk ke dalam silindrer
Turbo Charger
36
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
37. SISTEM PELUMASAN
Sistem pelumasan diesel terdiri dari :
Oil pump
Relief Valve
Oil Filter Cartridge
Oil Pressure Switch
1. Oil Pump
By Pass Valve
2. Oil Cooler
By Pass Valve
3. Oil Filter
4. Oil Lubrcation
Manifold Passage
5. Komponen yang
perlu dilumasi
6. Oil Pump
37
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
38. 38
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
PELUMASAN
Tujuan Pelumasan :
Mengurangi keausan permukaan bantalan dengan
menurunkan gesekan antaranya.
Mendinginkan permukaan & membawa pergi panas yang di
bangkitkan oleh gesekan.
Membersihkan permukaan dengan mencuci bersih butiran -
butiran logam yang di hasilkan dari gesekan.
Membantu dalam menyekat ruangan yang berdampingan
dengan permukaan bantalan.
39. Sistem Pelumasan Mesin Diesel
39
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
40. 40
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
Syarat yang yang harus dipenuhi oleh pelumas mesin :
Memelihara film minyak yang baik pada dinding silinder
sehingga mencegah keausan yang berlebihan pada silinder,
piston & cincin piston.
Mencegah pelekatan cincin piston
Merapatkan kompresi oleh silinder
Tidak meninggalkan endapan karbon pada piston
Tidak melapisi lak permukaan piston atau silinder
Mencegah keausan bantalan.
Mencuci bagian dalam mesin.
Tidak menbentuk lumpur.
Dapat di gunakan dengan sembarangan jenis saringan.
Penggunaan hemat.
Memungkinkan selang waktu lama penggantian.
Mempunyai sifat baik pada start-dingin.
41. SISTEM PENDINGINAN
Terdiri dari :
Radiator
Centrifugal Water Pump
Kipas Pendingin/fan
Thermostat
Pass Hose
Fan
Reserve Tank
Cylinder Block & Head
41
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
43. Permurkaan Air (Level)
Fungsi : Untuk menampung kelebihan air dari radiator pada
saat terjadi pemuian air di dalam radiator dan mengembalikan
air ke radiator pada saat tekanan air di dalam radiator turun
Catatan :
Jumlah air di dalam reservoir
harus berada diantara level
LOW dan FULL
43
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
Resevoir Tank
44. SISTEM BAHAN BAKAR
Terdiri dari :
Fuel tank
Fuel Filter
Injection pump
Injection Pipe
Injection Nozzle
Fuel Overflow Pipe
Fuel Feed Pump
44
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
45. GOVERNOR
Fungsi : Menjaga putaran diesel konstan pada beban yang
fluktuatif, mengatur agar putaran iddling stabil dan membatasi
putaran maksimal diesel dengan mengatur jumlah bahan-bakar
yang diinjeksikan
Governor Pada Mesin Diesel
45
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
46. Alat Ukur Tekanan Oli
46
IR. SURIYANSYAH (AK3 PAA) - NO. REG. 324/PK3/AE/31/VI/2016 (PO)
Alat Ukur Suhu Air Pendinginan