SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehamilan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat
membuat keluarga bahagia. Para calon ibu harus sehat dan
mempunyai gizi cukup (berat badan normal) sebelum hamil dan
setelah hamil. Jika ibu tidak mendapat gizi yang cukup selama
kehamilan, maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan
gizi. Ibu yang menderita kekurangan gizi juga akan kekurangan ASI
bila kelak menyusui (Paath, 2004).
Diet yang baik mengurangi kemungkinan pembentukan janin
abnormal dan membantu menjamin janin tumbuh sebaik mungkin.
Makan saja makanan sehat, yaitu makanan yang kaya vitamin,
mineral, dan serat tapi tidak terlalu tinggi kadar gula atau lemaknya.
Secara ideal lemak yang diberikan tidak lebih 30% total kalori harian
(Lutfiatus Solihah, 2009).
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori
perhari,

ibu

mengandung

hamil

seharusnya

protein, zat

(Yuni Kusmiati, dkk, 2009).

besi,

mengkonsumsi
dan

minum

makanan
cukup

yang
cairan
2

Seiring pertambahan usia kandungan, maka kebutuhan gizi ibu
hamil akan meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan
trimester kedua. Sebab saat itu pertumbuhan janin berlangsung pesat
terutama perkembangan otak dan susunan sarafyang membutuhkan
asupan gizi yang optimal (Anonim, 2006).
Tiga bulan pertama, pertumbuhan janin masih lambat dan
penambahan kebutuhan zat-zat gizi pun masih relatif kecil. Tahap ini,
ibu memasuki masa anabolisme, yaitu masa untuk menyimpan zat gizi
sebanyak-banyaknya dari makanan yang disantap setiap hari untuk
cadangan

persediaan

pada

trimester

berikutnya
(Mirza Maulana, 2009).
Memasuki
dibandingkan

trimester

dengan

kedua,

sebelumnya.

janin

mulai

Kecepatan

tumbuh

pesat

pertumbuhannya

mencapai 10 gram per hari. Tubuh ibu juga mengalami perubahan dan
adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya
rahim serta plasenta. Peningkatan kualitas gizi sangat penting karena
tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk
cadangan sebagai bahan pembentuk ASI (Mirza Maulana, 2009).
Trimester ketiga, dibutuhkan vitamin

dan mineral untuk

mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak.
3

Kebutuhan

energi

janin

didapat

dari

cadangan

energi

yang

disimpan ibu selama tahap sebelumnya (Mirza Maulana, 2009).
Gizi

sangat

berpengaruh

pada

tumbuh

kembang

otak.

Pertumbuhan otak yang pesat terjadi 2 fase. Fase pertama pada usia
kehamilan 15-20 minggu dan fase

kedua adalah 30 minggu

Sampai 18 bulan setelah bayi lahir (Yuni Kusmiati, dkk, 2009).
Ibu hamil dengan status gizi buruk atau mengalami KEK
(Kurang Energi Kronis) cenderung melahirkan bayi BBLR dan
dihadapkan pada resiko kematian yang lebih besar. Kekurangan
nutrisi selama kehamilan mengakibatkan kelahiran prematur dan efek
negatif jangka panjang terhadap kesehatan janin (Gardosi, 2005)
Data World Health Center (WHO), United Nations International
Chidren Emergency fund (UNICEF), dan Bank Dunia menunjukkan
angka kematian ibu tahun 2005, sebanyak 536.000 perempuan
meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah dari jumlah
kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000. Menurut data WHO,
sebanyak 99 % kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di
negara-negara berkembang (Antaranews, 2009).
Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan
yang tertinggi dengan 450 kematian per 100 ribu kelahiran bayi hidup.
Sementara

itu

di

Asia

Tenggara,

WHO

memperkirakan
4

sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap
tahun, sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir diperkirakan
berturut-turut 170 ribu dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98 % dari
seluruh kematian ibu dan anak yang terjadi di India, Bangladesh,
Indonesia, Nepal, dan Myanmar (Antaranews, 2009).
Tahun

2002

angka

kematian

ibu

(AKI) di Indonesia

adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Dari lima juta kelahiran hidup
di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal
akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Ini merupakan dampak
dari anemia

dan

kekurangan

energi

kronik

pada

ibu

hamil (Mc Carthy dan Maine, 2009).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Sulawesi Selatan telah
mengalami penurunan, hal ini terlihat dari 425 per 100.000 kelahiran
hidup (1992)
hidup

tahun

menurun
2003

menjadi
dan

307

per 100.000 kelahiran

menurun

lagi

pada

tahun 2007 menjadi 248 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007).
Eklampsia, perdarahan, serta penyakit infeksi dianggap sebagai
penyebab kematian pada umumnya. Ketiga penyakit ini terkait erat,
baik langsung maupun tidak langsung dengan status gizi ibu.
Perdarahan pasca partum dan plasenta previa, misalnya, kerap
menyengsarakan penderita anemia defisiensi gizi. Kasus anemia
5

defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan malnutrisi serta
infestasi parasit (Arisman, 2004).

Data di atas memberikan gambaran bahwa masalah gizi ibu
hamil sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin
maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui gambaran status gizi
pada ibu hamil di Puskesmas Batua Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan

uraian

dari

latar

belakang,

maka

peneliti

merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran asupan zat gizi pada ibu pada hamil

berdasarkan jumlah kebutuhan energi di Puskesmas Batua
Makassar April 2010?
2. Bagaimana gambaran asupan zat gizi pada ibu pada hamil

berdasarkan jumlah kebutuhan protein di Puskesmas Batua
Makassar April 2010?
3. Bagaimana gambaran asupan zat gizi pada ibu pada hamil

berdasarkan jumlah zat besi di Puskesmas Batua Makassar
April 2010?
C. Tujuan Penelitian
6

1. Tujuan Umum
Diperolehnya gambaran asupan zat gizi pada ibu pada hamil di
Puskesmas Batua Makassar bulan April 2010.

2.

Tujuan Khusus

a. Diperolehnya

gambaran asupan zat gizi pada ibu hamil

berdasarkan jumlah kebutuhan energi di Puskesmas Batua
Makassar April 2010.
b. Diperolehnya

gambaran asupan zat gizi pada ibu hamil

berdasarkan jumlah kebutuhan protein di Puskesmas Batua
Makassar April 2010.
c. Diperolehnya

gambaran asupan zat gizi pada ibu hamil

berdasarkan jumlah kebutuhan zat besi di Puskesmas Batua
Makassar April 2010.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Pengalaman yang sangat berharga yang dapat meningkatkan
khasanah ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta
merupakan acuan bagi penulis.
2. Bagi Instansi tempat Penelitian
7

Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas dalam pengambilan
kebijakan dalam peningkatan status gizi pada ibu hamil.
3.

Bagi Institusi

Sebagai bahan bacaan dan informasi bagi institusi tempat
pendidikan dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang
status gizi pada ibu hamil.
Berdasarkan uraian dari BAB I Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian diatas, selanjutnya akan
dibahas Pada BAB II tentang Tinjauan Pustaka.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Gizi
1. Pengertian secara umum
1. Gizi

diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan

makanan

yang

dikomsumsi

secara

normal

melalui

proses

pencernaan, penyerapan, transfortasi, penyimpanan, metabolisme,
dan pengeluaran zat gizi (Irianto, 2006).
2. Gizi atau disebut juga nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari

perihal

makanan

serta

hubungannya

dengan

kesehatan

(Paath, 2004).
3. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari zat-zat dari pangan yang
bermanfaat

bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada pangan

sejak dikonsumsi, dicerna, diserap, sampai dimanfaatkan tubuh serta
9

dampaknya

terhadap

pertumbuhan,

perkembangan

dan

kelangsungan hidup manusia serta faktor yang mempengaruhinya
(Depkes RI, 2008).
4. Ilmu gizi adalah (nutrition science) adalah ilmu yang mempelajari

segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan
kesehatan optimal (Almatsier, 2004).
Dari beberapa defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
gizi adalah nutrisi makanan yang dikonsumsi, dicerna, diserap sampai
dimanfaatkan tubuh.
B. Tinjauan Khusus Tentang Asupan Gizi pada Ibu Hamil
1. Zat Gizi
Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara

jaringan,

serta

mengatur

proses-proses

kehidupan

(Almatsier, 2004).
Menurut Moehjie. S (2007) zat gizi berdasarkan struktur
kimianya terdiri dari 5 macam yaitu:
a. Karbohidrat yaitu zat gizi yang terbentuk dari unsure carbon,

oksigen, dan hidrogen.
b. Lipida atau lemak yang terbentuk dari rantai carbon, oksigen

dan nitrogen.
10

c. Protein yang terbentuk dari senyawa selain mengandung unsur

carbon, oksigen dan hidrogen juga mengandung unsur nitrogen.
d. Mineral yaitu

senyawa berbagai garam mineral atau juga

terdapat berbagai unsure bebas.
e. Vitamin

yaitu

berupa

senyawa

organic

yang

fungsinya menyerupai fungsi hormon.

Menurut Moehjie,

S

(2007) fungsi zat

gizi

bagi

tubuh

dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Zat gizi pemberi energi disebut zat gizi energitika.
Ada 3 macam

zat gizi yang jika dioksidasikan dalam tubuh

menghasilkan energi, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Ketiga
zat gizi ini pada proses oksidasi dalam tubuh menghasilkan energi.
b. Zat gizi untuk pembentukan sel jaringan tubuh.
ada 3 macam zat gizi yang digunakan untuk pembentukan sel
jaringan yaitu protein, berbagai macam mineral dan air. Ketiga
macam zat gizi itu secara bersama-sama digunakan untuk
membentuk sel jaringan tubuh.
c. zat gizi sebagai pengatur.
Fungsi dan reaksi biokimia dalam tubuh atau zat gizi
stimulansia yaitu vitamin.
2. Standar Kecukupan Asupan Nutrisi Pada Ibu Hamil
11

a. Energi
Kebutuhan akan energi pada trimester I meningkat secara
minimal. Setelah itu, sepanjang trimester II dan III, kebutuhan akan
terus membesar sampai pada akhir kehamilan. Energi tambahan
selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu, yaitu
penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara,
serta penumpukan lemak.(Arisman, 2004).
Menurut angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan
penambahan energi sebesar 100 Kkal perhari pada ibu hamil
trisimester I, dan 300 Kkal perhari pada ibu hamil trimester II dan III
(Kep Menkes RI, 2005).
Tabel I
Angka Kecukupan Energi Rata-Rata Yang Dianjurkan
(Wanita Per Hari)
UMUR
ENERGI
10-12 tahun
2050 Kkal
13-15 tahun
2050 Kkal
16-18 tahun
2200Kkal
19-29 tahun
1900 Kkal
30-49 tahun
1800Kkal
50-64 tahun
1750Kkal
65+ tahun
1600 Kkal
Sumber: KepMenKes RI, 2005
b. Karbohidrat
karbohidrat merupakan sumber tenaga/energi, kegunaan
lainnya yaitu menjaga kesehatan jaringan saraf dan penting dalam
pembentukan sel darah merah Anonim, 2007).
12

Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serelia, umbiumbian, kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olah bahan-bahan
ini adalah bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan
sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak
mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel, bit
serta sayur kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung
karbohidrat daripada sayur daun-daunan (Almatsier, 2001).
c. Lemak
Lemak digunakan sebagai cadangan energy tubuh saat ibu
melahirkan.

Lemak

merupakan

zat

gizi

yang

kaya

akan

energi,dimana 1 gram lemak setara dengan 9 kalori. Lemak juga
digunakan sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K. asam lemak
omega 3 dan 6 diperlukan untuk perkembangan sistaem saraf,
fungsi penglihatan dan pertumbuhan otak janin (Anonim, 2007).
Makanan sumber lemak baik dari tumbuh-tumbuhan (nabati)
maupun hewani.
1). Berasal dari tumbuh-tumbuhan (nabati) : buah, biji, lembaga biji
kemiri, zaitun, kelapa dan jagung.
2). Berasal dari hewan (hewani) : mentega, susu, keju, kuning telur.
d. Protein
13

Protein adalah senyawa kimia yang mengandung asam
amino, tersusun atas atom-atom C, H, O dan N. Protein berasal dari
kata

Proteos

yang

berarti

menduduki

tempat

pertama

(Irianto, 2006).
Protein

diperlukan

sebagai

pertumbuhan

dan

pemeliharaan,pembentukan ikatan-ikatan esensil tubuh, mengatur
keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan anti
bodi, mengangkut zat-zat gizi,dan sumber energy (almatsier, 2001).
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang
baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti susu, telur, daging,
unggas, ikan, dan kerang.sumber protein nabati adalah kacang
kedele dan hasilnya, seperti temped an tahu serta kacang-kacangan
lainnya. Kacang kedele merupakan sumber protein nabati yang
mempunyai nilai biologi tertinggi ( Almatsier, 2001).
Kebutuhan

tambahan

protein

tergantung

kecepatan

pertumbuhan janinnya. Menurut angka kecukupan gizi rata-rata
pada ibu hamil untuk Trimester I, II, dan III memerlukan tambahan
protein sebesar 17 gram perhari ( Kep Menkes RI, 2005).
Tabel II
Angka Kecukupan Protein Rata-Rata Yang Dianjurkan
(Wanita Per Hari)
UMUR
PROTEIN
10-12 tahun
50 gram
13-15 tahun
57 gram
14

16-18 tahun
19-29 tahun
30-49 tahun
50-64 tahun
65+ tahun
Sumber: KepMenKes RI, 2005

50 gram
50 gram
50 gram
50 gram
50 gram

Bahan pangan yang dijadikan sumber sebaiknya 2/3-nya
merupakan bahan pangan bernilai biologi tinggi, seperti daging tak
berlemak,
yang

ikan,

telur,

susu

dan

hasil olahannya. Protein

berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3

bagian (Arisman, 2004).
e. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah sedikit untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh yang
spesifik, seperti pertumbuhan normal, memelihara kesehatan dan
reproduksi. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sehingga
harus diperoleh dari bahan makanan (Irianto, 2006).
1). Vitamin larut dalam air
Vitamin yang termasuk kelompok larut dalam air adalah
vitamin B dan C. Jenis vitamin ini tak dapat disimpan dalam
tubuh. Kelebihan vitamin ini akan dibuang lewat urin sehingga
kekurangan vitamin B dan C lebih mudah terjadi (Irianto, 2006).
2). Vitamin larut dalam lemak
15

Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin
A, D, E dan K. Jenis vitamin ini dapat disimpan dalam tubuh
dengan jumlah cukup besar, terutama dalam hati (Irianto, 2006).
f. Zat Besi
Zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak
dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram dalam
tubuh manusia dewasa (Almatsier, 2001).
Menurut Almatsier (2001) Zat besi mempunyai beberapa
fungsi essensial dalam tubuh yaitu:
1). sebagai alat angkut oksigen dari paru-oaru kedalam tubuh.
2). sebagai alat angkut elektro dalam sel, dan sebagian terpadu
berbagai

reaksi

enzim

dalam

jaringan

tubuh.

Zat besi dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia.
Kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan
plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%. Perkiraan
besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg.
Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan
dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi ditransfer ke
janin,

dengan

rincian

50-75

mg

untuk

pembentukan

plasenta, 450 mg untuk menambah sel darah merah, dan 200 mg
lenyap ketika melahirkan (Arisman, 2004).
16

Sumber zat besi adalah makanan hewani seperti daging,
ayam, dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tubuh,
kacang-kacangan,

sayuran

hijau

dan

beberapa

jenis

buah.

Umumnya zat besi dalam daging, ayam, dan ikanmempunyai nilai
biologi tinggi, zat besi dalam serealia dan kacang-kacangan
mempunyai nilai biologi sedang, dan besi dalam sebagian besar
sayuran, terutama yang mengandung asm oksalat tinggi seperti
bayam mempunyai nilai biologi rendah (Almatsier, 2001).
Menurut

angka

kecukupan

gizi

rata-rata

dianjurkan

penambahan zat besi pada ibu hamil pada trimester I sebesar 0 mg,
trimester

II

sebesar

9

mg,

dan

trimester

III

13

mg

( Kep Menkes RI, 2005).
Tabel III
Angka Kecukupan Zat Besi Rata-Rata Yang Dianjurkan
(Wanita Per Hari)
UMUR
ZAT BESI
10-12 tahun
20 mg
13-15 tahun
20 mg
16-18 tahun
26 mg
19-29 tahun
26 mg
30-49 tahun
26 mg
50-64 tahun
12 mg
65+ tahun
12 mg
Sumber: KepMenKes RI, 2005
Pada Trimester I, anemia akan meningkatkan resiko
terjadinya

keguguran

menuingkatkan

resiko

dan

pada

terjadinya

trimester
persalinan

selanjutnya
premature

akan
dan
pertumbuhan janin terhambat. Dalam proses persalinan, jika ibu
kekeurangan zat besi dan mengalami anemia, persalinan menjadi
lebih lama dan rentan terhadap terjadinya perdarahan. Ini
diakibatkan rahim tidak kuat berkontraksi sehingga perdarahan
terus berlangsung (Dwiana, 2009).
g. Asam Folat
Folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara
kimiawi dan gizi sama dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini berperan
sebagai koenzim dalam

transportasi pecahan-pecahan karbon

tunggal dalam metabolism asam amino dan sintesis asm nukleat
(Almatsier, 2001).
Folat

terdapat luas didalam bahan makanan terutama

dalam bentuk poliglutamat. Folat terutama terdapat dalam sayuran
hijau, hati, daging tanpa lemak, sereal utuh, biji-bijian, kacangkacangan, dan jeruk. Vitamin c yang ada dalam jeruk menghambat
kerusakan folat. Bahan makanan yang tidak banyak mengandung
folat adalah susu, telur, ubi-ubian, dan buah, kecuali jeruk
(Almatsier, 2001)
Asam folat merupakan vitamin yang sangat penting pada
masa kehamilan, terutama diminggu-minggu awal kehamilan. Asam
folat dapat mencegah terjadinya cacat bawaan di tulang belakang.
Ibu hamil yang menderita kekurangan asm folat akan meningkatkan
resiko

bayinya

menderita

cacat tabung

saraf (neural

tube defect/NTD), seperti spina bipida (Mirza Maulana, 2009).
Penambahan kebutuhan asam folat bagi ibu hamil yaitu 200
mg perhari. Kekurangan asam folat pada wanita hamil bisa beresiko
bayi lahir cacat. Kecukupan asam folat sangat penting pada minggu
kedua sampai minggu keempat pertumbuhan janin (Cahanar, 2006).

3. standar Tingkat Konsumsi
Untuk klasifikasi dari tingkat konsumsi kelompok/RT atau
perorangan belum ada standar yang pasti. Berdasakan buku pedoman
petugas gizi puskesmas, Depkes RI (1990), klasifikasi masing-masing
tingkat konsumsi dibagi menjadi 4 denga cut of points masing-masing:
Baik

: ≥ 100% AKG

Sedang

: 80-99% AKG

Kurang

: 70-80% AKG

Defisit

: <70% AKG

4. Bahan Makanan Penukar
GOLONGAN I
SUMBER KARBOHIDRAT
1 satuan penukar = 175 kalori, 4 gram, 40 gram karbohidrat
Berat
Bahan Makanan
URT
(g)
Bihun
½ gls
50
Bubur beras
2 gls
400
Biskuit
4 bh, bsr
40
Havermout
51/2 sdm
45
Kentang
2 bj sdg
210
Krekers
5 bh, bsr
50
Makroni
½ gls
50
Mi kering
1 gls
50
Mi basah
2 gls
200
Nasi
¾ gls
100
Nasi tim
1 gls
200
Roti Putih
3 ptg. Sdg
70
Singkong
1 ptg
120
Tepung sagu
8 sdm
50
Tepung honkwe
10 sdm
50
Tepung
8 sdm
50
Ketupat
1 bh
150
Singkong
1 ptg, sdg
100
Talas
1 ptg
125
Tepung terigu
5 sdm
50
Tepung maizena
10 sdm
50
Tepung beras
8 sdm
50
Ubi
1 bj
135
Nasi jagung
¾ gls
100
GOLONGAN II
SUMBER PROTEIN HEWANI
a. Rendah Lemak
1 Satuan Penukar = 50 kalori, 7 g protein, 2 g lemak
Berat
Bahan Makanan
URT
(g)
Ayam tanpa kulit
1 ptg sdg
40
Babat
1 ptg sdg
40
Daging kerbau
1 ptg sdg
35
Dideh sapi
1 ptg sdg
35
Ikan
1 ptg sdg
40
Ikan asin
1 ptg kcl
15
Teri kering
1 sdm
20
b. Rendah Lemak
1 Satuan Penukar = 75 kalori, 7 g protein, 5 g lemak
Berat
Bahan makanan
URT
(g)
Bakso
10 bj sdg
170
Daging Kambing
1 ptg sdg
40
Daging sapi
1 ptg sdg
35
Hati ayam
1 bh sdg
30
Hati sapi
1 ptg sdg
35
Otak
1 ptg bsr
65
Telur ayam
1 btr
55
Telur bebek
1 btr
55
Udang segar
5 ekor sdg
35
Usus sapi
1 ptg bsr
50
b. Tinggi Lemak
1 Satuan Penukar = 150 kalori, 7 g protein, 13 g lemak
Berat
Bahan makanan
URT
(g)
Ayam dengan kulit
10 bj sdg
170
Bebek
1 ptg sdg
40
Cornet beef
1 ptg sdg
35
Daging babi
1 bh sdg
30
Kuning telur ayam
1 ptg sdg
35
Sosis
1 ptg bsr
65
GOLONGAN III
SUMBER PROTEIN NABATI
1 Satuan penukar = 75 kalori, 5g protein, 3g lemak, 7g karbohidrat
Berat
Bahan Makanan
URT
(g)
Kacang hijau
2 sdm
20
Kacang kedele
21/2 sdm
25
Kacang merah segar
2 sdm
20
Kacang tanah
2 sdm
15
Keju kacang tanah
1 sdm
15
Kacang tolo
2 sdm
20
Oncom
2 ptg kcl
40
Sari kedele bubuk
21/2 sdm
185
Tahu
1 bj bsr
110
Tempe
1 ptg sdg
50
GOLONGAN IV
SAYURAN
Sayuran A
Bebas dimakan. Kandungan Kalori dapat diabaikan
Baligo

Lobak

Gambas

Lettuce

Jamur kuping sedang

Selada air

Ketimun

Selada

Labu air

Tomat

SAYURAN B
1 Satuan Penukar

± 1 gls (100 gram) = 25 kalori, 1g protein, 5g

karbohidrat
Bahan Makanan
Bayam

Kangkung

Bit

Kucai

Buncis

Kacang panjang

Brokoli

Kecipir

Caisim

Labu siam

Daun pakis

Labu wuluh

Daun waluh

Pare
Genjer

Pepaya muda

Jaung muda

Rebung

Jantung pisang

Sawi

Kol

Toge kacang hijau

Kembang kol

Terong

Kapri muda

Wortel

SAYURAN C
1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gram) = 50 kalori, 3g protein, 10g
karbohidrat

Bahan Makanan
Bayam merah

Kacang kapri

Daun katuk

Kluwit

Daun melinjo

Melinjo

Daun papaya

Nangka muda

Daun singkong

Toge kacang kedele

Daun tales
GOLONGAN V
BUAH DAN GULA
1 Satuan Penukar = 50 kalori, 12 gkarbohidrat
Berat
Bahan Makanan
URT
(g)
Anggur
20 bh sdg
165
Apel
Belimbing
Blewah
Duku
Durian
Gula
Jeruk manis
Jambu air
Jambu biji
Jambu bol
Kolang-kaling
Kedondong
Kemang
Kurma
Leci
Mangga
Melon
Madu
Nenas
Nangka masak
Pisang
Papaya
Peach
Rambutan
Sawo
Semangka
Sirsak
salak

1 bh
85
1 bh bsr
140
1 ptg sdg
70
16 bh
80
2 bj bsr
35
1 sdml
13
2 bh
110
2 bh bsr
110
1 bh bsr
100
1 bh bsr
90
5 bh sdg
25
2 bh sdg
120
1 bh bsr
105
3 bh
15
10 bh
75
¾ bh bsr
90
1 ptg bsr
190
1 sdm
15
¼ bh sdg
95
3 bj sdg
45
1 bh
50
1 ptg bsr
110
1 bh kcl
115
8 bh
75
1 bh sdg
55
1 bh bsr
180
½ gls
60
2 bh sdg
65
GOLONGAN V
SUSU
1. Satuan tanpa lemak
1 Satuan Penukar = 75 kalori, 7g protein, 10 g karbohidrat
Berat
Bahan Makanan
URT
(g)
Susu skim cair
1 gls
200
Tepung susu skim
4 sdm
20
Yogurt non fat
2/3 gls
120
2. Satuan tanpa lemak
1 Satuan Penukar = 125 kalori, 7g protein, 6g lemak, 10 g karbohidrat
Bahan Makanan
URT
Berat
Keju
Susu kambing
Susu sapi
Susu kental tak
manis
Yogurt susu penuh

1 ptg kcl
¾ gls
1 gls

(g)
35
165
200

½ gls

100

1 gls

200

3. Satuan tanpa lemak
1 Satuan Penukar = 150 kalori, 7g protein, 10g lemak, 10 g karbohidrat
Berat
Bahan Makanan
URT
(g)
Susu kerbau
½ gls
100
Tepung susu penuh
6 sdm
30

GOLONGAN VII
MINYAK
1 Satuan Penukar = 50 kalori dan 5g lemak
1. Lemak tidak jenuh
Berat
Bahan Makanan
URT
(g)
alpukat
½ bh bsr
60
Kacang ambon
7 bj
25
Margarine jagung
1 sdt
5
Minyak bunga
1 sdt
5
matahari
Minyak jagung
1 sdt
5
Minyak kedele
1 sdt
5
Minyak kacang tanah
1 sdt
5
Minyak zaitun
1 sdt
5
2. Lemak tidak jenuh
Berat
Bahan Makanan
URT
(g)
Kelapa
1 ptg kcl
15
Kelapa parut
2 1/2sdm
15
Lemak babi/sapi
Mentega
Minyak kelapa
Minyak inti kelapa
sawit
santan

1 ptg kcl
1 sdm
1 sdt

5
15
5

1 sdt

5

1/3 gls

40

GOLONGAN VI
MAKANAN TANPA
KALORI
Agar-agar

Gula alternatif

Air kaldu

Kecap

Air mineral

Kopi

Cuka

Teh

Gelatin

C. Kerangka Konsep
1. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti
Untuk memperoleh gambaran asupan zat gizi pada ibu hamil
maka dilakukan dengan wawancara meliputi pengisian formulir recall 24
jam pada ibu hamil.
1 . Energi

Kebutuhan energi pada ibu hamil disesuaikan berdasarkan
umur,

dan

memerlukan

penambahan

berdasarkan

trimester

kehamilan. Trimester I membutuhkan tambahan energi sebesar 100
Kkal perhari, trimester II dan III membutuhkan tambahan energi
sebesar 300 Kkal perhari ( Kep Menkes RI, 2005).
2 . Protein

Kebutuhan protein
penambahan protein
II,

pada

sebesar

ibu
17

hamil
gram

membutuhkan
pada

trimester

I,

dan III

( Kep Menkes RI, 2005)
3 Zat Besi
Kebutuhan zat besi pada ibu hamil membutuhkan penambahan
zat besi pada trimester I sebesar 0 mg, pada Timester II sebesar 9
mg, dan pada trimester III sebesar 13 mg ( Kep Menkes RI, 2005).

2. Bagan Kerangka Konsep
Energi
Protein

Zat Besi

Karbohidrat

Lemak

Asupan zat Gizi
pada Ibu Hamil
Vitamin

Keterangan :
: Variabel dependen
: Variabel independen
: Variabel yang tidak diteliti
: Variabel yang diteliti

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Asupan kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal.
Setelah itu, sepanjang trimester II dan III, kebutuhan asupan energi
akan terus membesar sampai pada akhir kehamilan.
Kriteria Objektif:
a. Cukup

: jika pertambahan energi ibu hamil trimester
II dan III sebesar 300 Kkal perhari.

b. Kurang

: jika pertambahan energi ibu hamil trimester
II dan III kurang dari 300 Kkal perhari.
2. Asupan Protein adalah jumlah asupan protein yang dibutuhkan ibu

hamil selama hamil.
Kriteria Objektif :
a. Cukup

: jika pertambahan kebutuhan protein ibu hamil
Trimester II dan III sebesar 17 gram perhari.

b. Kurang

: jika pertambahan kebutuhan protein ibu hamil
trimester II dan III kurang dari 17 gram perhari.

3. Asupan

Kebutuhan zat besi wanita hamil akan Fe meningkat

(untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%.
Kriteria Objektif :
a. Cukup

: jika pertambahan kebutuhan zat ibu hamil
Trimester II adalah 9 mg dan trimester III
sebesar 13 mg perhari.

b. Kurang

: jika pertambahan kebutuhan zat besi ibu hamil
trimester II < 9 mg dan trimester III <13 mg
perhari.
Setelah membahas tentang Tinjauan Pustaka, berikut akan

dijelaskan tentang Metode Penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan
deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan zat gizi
pada ibu hamil di Puskesmas Batua Makassar April 2010.
B. Lokasi dan Tempat Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Batua Makassar
yang bertempat di jalan Abd. Dg. Sirua No. 388 Makassar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2010.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
memeriksakan diri di Puskesmas Batua Makassar pada bulan April
2010.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester II dan III yang
datang memeriksakan diri dan bersedia menjadi responden di
Puskesmas Batua Makassar pada bulan April 2010.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah secara
purposive sampling yaitu dengan kriteria ibu hamil yang datang melakukan
pemeriksaan kehamilan trimester II dan III di Puskesmas Batua Makassar
April 2010.
E. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dengan melakukan
wawancara pada ibu hamil trimester II dan III yang melakukan
pemeriksaan di puskesmas Batua Makassar bulan April 2010.
F. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dengan menggunakan
kalkulator dan komputer kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi
disertai dengan penjelasan-penjelasan.
G. Teknik Analisa Data
Data dianalisa dengan menggunakan persentase dengan rumus
(Nursalam, 2004) :
P=

x 100%

Keterangan :
P = persentase yang dicari
f = frekuensi faktor variable
n = jumlah Sampel

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Antaranews, 2009. Anka Kematian Ibu Di Asia Tenggara Paling Tinggi Di
Dunia, http://akuindonesiana.com. Diakses tanggal 28 Februari 2010.
Arisman, MB, Dr. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi.
Jakarta : EGC.
Cahanar. 2006. Makan Sehat Hidup Sehat. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
Eko Budiarto, 2004. Metodoloogi Penelitian Kedokteran, Jakarta; Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Erna francin path, dkk, 2004. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi, Jakarta;
Dian Rakyat
Gardosi,
2005.
Prematury
and
Fetal Growth
Restrictrion,
http://www.gizinet.info/content/view/505. diakses tanggal 01 Maret
2010.
Maulana, Mirza. 2009. Seluk Beluk Reproduksi dan Kehamilan : Sebuah
Panduan Tepat Guna untuk Ibu-ibu di Rumah. Jogjakarta : Garailmu
Nursalam. 2004. Metode Riset Keperawatan. Surabaya : Penerbit Salemba
Medikal.
Rini, Ayu. 2009. Menu Ibu Hamil : Mencegah Bayi Lahir Cacat. Jakarta :
Pustaka Mina.
SDKI, 2007. Derajat Kesehatan Di Sulsel, blog pada wordpress.com. Diakses
tanggal 5 Maret 2010.
Solihah, Lutfiatus. 2009. Panduan Lengkap Hamil Sehat. Jogjakarta : DIVA
Press.
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
proposal penelitian

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI PADA IBU
HAMIL DI PUSKESMAS BATUA MAKASSAR
APRIL 2010
RISKA HAMID
07.017

AKADEMI KEBIDANAN
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2010

More Related Content

What's hot (10)

Nutrisiku
NutrisikuNutrisiku
Nutrisiku
 
Ilmu gizi
Ilmu giziIlmu gizi
Ilmu gizi
 
Ppt nutrisi
Ppt nutrisiPpt nutrisi
Ppt nutrisi
 
Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 
Epid kesling
Epid keslingEpid kesling
Epid kesling
 
Gizi PGS dan Anemia
Gizi PGS dan AnemiaGizi PGS dan Anemia
Gizi PGS dan Anemia
 
Suplementasi mikronutrien ibu hamil di indonesia
Suplementasi mikronutrien ibu hamil di indonesiaSuplementasi mikronutrien ibu hamil di indonesia
Suplementasi mikronutrien ibu hamil di indonesia
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRSTmakalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
 

Viewers also liked

Latihan pratikum ke_1
Latihan pratikum ke_1Latihan pratikum ke_1
Latihan pratikum ke_1izhullajzmi
 
Recommendation of guy petty
Recommendation of guy pettyRecommendation of guy petty
Recommendation of guy pettyGuy Petty
 
Martarombo Marga Rambe dari Gunung Maria
Martarombo Marga Rambe dari Gunung MariaMartarombo Marga Rambe dari Gunung Maria
Martarombo Marga Rambe dari Gunung MariaHamonanganRambeSHMH
 
La tutela penale delle vittime del MOBBING: un caso concreto -di Lucilla Tass...
La tutela penale delle vittime del MOBBING: un caso concreto -di Lucilla Tass...La tutela penale delle vittime del MOBBING: un caso concreto -di Lucilla Tass...
La tutela penale delle vittime del MOBBING: un caso concreto -di Lucilla Tass...Drughe .it
 
Camaras con lata
Camaras con lataCamaras con lata
Camaras con latapolisia
 
My Educational Technology
My Educational TechnologyMy Educational Technology
My Educational TechnologyMyEmily
 
LTSA Certificate Aimee Passmore
LTSA Certificate Aimee PassmoreLTSA Certificate Aimee Passmore
LTSA Certificate Aimee PassmoreAimee Passmore
 
Managing Sustainable Development
Managing Sustainable DevelopmentManaging Sustainable Development
Managing Sustainable DevelopmentHisham Mahayni
 
Punteruolo rosso della palma
Punteruolo rosso della palmaPunteruolo rosso della palma
Punteruolo rosso della palmast3fy_182
 
новицький г.г.
новицький г.г.новицький г.г.
новицький г.г.tatyana6221310
 

Viewers also liked (17)

Latihan pratikum ke_1
Latihan pratikum ke_1Latihan pratikum ke_1
Latihan pratikum ke_1
 
Recommendation of guy petty
Recommendation of guy pettyRecommendation of guy petty
Recommendation of guy petty
 
Martarombo Marga Rambe dari Gunung Maria
Martarombo Marga Rambe dari Gunung MariaMartarombo Marga Rambe dari Gunung Maria
Martarombo Marga Rambe dari Gunung Maria
 
Myclassroom
MyclassroomMyclassroom
Myclassroom
 
digestion
digestiondigestion
digestion
 
Tugas praktikum ke-3
Tugas praktikum ke-3Tugas praktikum ke-3
Tugas praktikum ke-3
 
La tutela penale delle vittime del MOBBING: un caso concreto -di Lucilla Tass...
La tutela penale delle vittime del MOBBING: un caso concreto -di Lucilla Tass...La tutela penale delle vittime del MOBBING: un caso concreto -di Lucilla Tass...
La tutela penale delle vittime del MOBBING: un caso concreto -di Lucilla Tass...
 
Charles Dickens. ΚΑΡΟΛΟΣ ΝΤΙΚΕΝΣ - ΒΙΟΓΡΑΦΙΑ
Charles Dickens. ΚΑΡΟΛΟΣ ΝΤΙΚΕΝΣ - ΒΙΟΓΡΑΦΙΑCharles Dickens. ΚΑΡΟΛΟΣ ΝΤΙΚΕΝΣ - ΒΙΟΓΡΑΦΙΑ
Charles Dickens. ΚΑΡΟΛΟΣ ΝΤΙΚΕΝΣ - ΒΙΟΓΡΑΦΙΑ
 
120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
 
Camaras con lata
Camaras con lataCamaras con lata
Camaras con lata
 
My Educational Technology
My Educational TechnologyMy Educational Technology
My Educational Technology
 
LTSA Certificate Aimee Passmore
LTSA Certificate Aimee PassmoreLTSA Certificate Aimee Passmore
LTSA Certificate Aimee Passmore
 
Combinar correspondencia.
Combinar correspondencia.Combinar correspondencia.
Combinar correspondencia.
 
малик гв
малик гвмалик гв
малик гв
 
Managing Sustainable Development
Managing Sustainable DevelopmentManaging Sustainable Development
Managing Sustainable Development
 
Punteruolo rosso della palma
Punteruolo rosso della palmaPunteruolo rosso della palma
Punteruolo rosso della palma
 
новицький г.г.
новицький г.г.новицький г.г.
новицький г.г.
 

Similar to 132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-kebutuhan-energi-di-puskesmas-batua-makassar-april-2010

Kel 1 Trimester 1.docx
Kel 1 Trimester 1.docxKel 1 Trimester 1.docx
Kel 1 Trimester 1.docxGesti6
 
Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7
Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7
Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7Vindie Findianti
 
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019ninaninun99
 
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Egaliani199703
 
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Egaliani199703
 
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 yunkuyun305
 
angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018
angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018
angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018afiska1209
 
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019ninaninun99
 
Angka kejadian Anemia Pada Ibu hamil Riskesdas 2018
Angka kejadian Anemia Pada Ibu hamil Riskesdas 2018Angka kejadian Anemia Pada Ibu hamil Riskesdas 2018
Angka kejadian Anemia Pada Ibu hamil Riskesdas 2018yunkuyun05
 
Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018
Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018
Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018rinawwww12
 
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptx
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptxPRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptx
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptxfaza73
 
PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI pjj_kemenkes
 
Tugas individu makalah bu dwi p
Tugas individu makalah bu dwi pTugas individu makalah bu dwi p
Tugas individu makalah bu dwi pSitiMushoffah
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziShanti Lestari
 

Similar to 132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-kebutuhan-energi-di-puskesmas-batua-makassar-april-2010 (20)

Kel 1 Trimester 1.docx
Kel 1 Trimester 1.docxKel 1 Trimester 1.docx
Kel 1 Trimester 1.docx
 
Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7
Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7
Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7
 
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
 
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
 
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
 
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
 
angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018
angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018
angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018
 
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
 
Angka kejadian Anemia Pada Ibu hamil Riskesdas 2018
Angka kejadian Anemia Pada Ibu hamil Riskesdas 2018Angka kejadian Anemia Pada Ibu hamil Riskesdas 2018
Angka kejadian Anemia Pada Ibu hamil Riskesdas 2018
 
Sik revisi
Sik revisiSik revisi
Sik revisi
 
Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018
Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018
Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018
 
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptx
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptxPRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptx
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptx
 
Jpkeperawatandd150467
Jpkeperawatandd150467Jpkeperawatandd150467
Jpkeperawatandd150467
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 
PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI
 
Contoh sap
Contoh sapContoh sap
Contoh sap
 
Tugas individu makalah bu dwi p
Tugas individu makalah bu dwi pTugas individu makalah bu dwi p
Tugas individu makalah bu dwi p
 
Nutrisi Pos partum
Nutrisi Pos partum Nutrisi Pos partum
Nutrisi Pos partum
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-kebutuhan-energi-di-puskesmas-batua-makassar-april-2010

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehamilan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia. Para calon ibu harus sehat dan mempunyai gizi cukup (berat badan normal) sebelum hamil dan setelah hamil. Jika ibu tidak mendapat gizi yang cukup selama kehamilan, maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi. Ibu yang menderita kekurangan gizi juga akan kekurangan ASI bila kelak menyusui (Paath, 2004). Diet yang baik mengurangi kemungkinan pembentukan janin abnormal dan membantu menjamin janin tumbuh sebaik mungkin. Makan saja makanan sehat, yaitu makanan yang kaya vitamin, mineral, dan serat tapi tidak terlalu tinggi kadar gula atau lemaknya. Secara ideal lemak yang diberikan tidak lebih 30% total kalori harian (Lutfiatus Solihah, 2009). Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu mengandung hamil seharusnya protein, zat (Yuni Kusmiati, dkk, 2009). besi, mengkonsumsi dan minum makanan cukup yang cairan
  • 2. 2 Seiring pertambahan usia kandungan, maka kebutuhan gizi ibu hamil akan meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab saat itu pertumbuhan janin berlangsung pesat terutama perkembangan otak dan susunan sarafyang membutuhkan asupan gizi yang optimal (Anonim, 2006). Tiga bulan pertama, pertumbuhan janin masih lambat dan penambahan kebutuhan zat-zat gizi pun masih relatif kecil. Tahap ini, ibu memasuki masa anabolisme, yaitu masa untuk menyimpan zat gizi sebanyak-banyaknya dari makanan yang disantap setiap hari untuk cadangan persediaan pada trimester berikutnya (Mirza Maulana, 2009). Memasuki dibandingkan trimester dengan kedua, sebelumnya. janin mulai Kecepatan tumbuh pesat pertumbuhannya mencapai 10 gram per hari. Tubuh ibu juga mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta. Peningkatan kualitas gizi sangat penting karena tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI (Mirza Maulana, 2009). Trimester ketiga, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak.
  • 3. 3 Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya (Mirza Maulana, 2009). Gizi sangat berpengaruh pada tumbuh kembang otak. Pertumbuhan otak yang pesat terjadi 2 fase. Fase pertama pada usia kehamilan 15-20 minggu dan fase kedua adalah 30 minggu Sampai 18 bulan setelah bayi lahir (Yuni Kusmiati, dkk, 2009). Ibu hamil dengan status gizi buruk atau mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) cenderung melahirkan bayi BBLR dan dihadapkan pada resiko kematian yang lebih besar. Kekurangan nutrisi selama kehamilan mengakibatkan kelahiran prematur dan efek negatif jangka panjang terhadap kesehatan janin (Gardosi, 2005) Data World Health Center (WHO), United Nations International Chidren Emergency fund (UNICEF), dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian ibu tahun 2005, sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah dari jumlah kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000. Menurut data WHO, sebanyak 99 % kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara-negara berkembang (Antaranews, 2009). Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian per 100 ribu kelahiran bayi hidup. Sementara itu di Asia Tenggara, WHO memperkirakan
  • 4. 4 sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun, sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir diperkirakan berturut-turut 170 ribu dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98 % dari seluruh kematian ibu dan anak yang terjadi di India, Bangladesh, Indonesia, Nepal, dan Myanmar (Antaranews, 2009). Tahun 2002 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Dari lima juta kelahiran hidup di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Ini merupakan dampak dari anemia dan kekurangan energi kronik pada ibu hamil (Mc Carthy dan Maine, 2009). Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Sulawesi Selatan telah mengalami penurunan, hal ini terlihat dari 425 per 100.000 kelahiran hidup (1992) hidup tahun menurun 2003 menjadi dan 307 per 100.000 kelahiran menurun lagi pada tahun 2007 menjadi 248 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Eklampsia, perdarahan, serta penyakit infeksi dianggap sebagai penyebab kematian pada umumnya. Ketiga penyakit ini terkait erat, baik langsung maupun tidak langsung dengan status gizi ibu. Perdarahan pasca partum dan plasenta previa, misalnya, kerap menyengsarakan penderita anemia defisiensi gizi. Kasus anemia
  • 5. 5 defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan malnutrisi serta infestasi parasit (Arisman, 2004). Data di atas memberikan gambaran bahwa masalah gizi ibu hamil sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui gambaran status gizi pada ibu hamil di Puskesmas Batua Makassar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran asupan zat gizi pada ibu pada hamil berdasarkan jumlah kebutuhan energi di Puskesmas Batua Makassar April 2010? 2. Bagaimana gambaran asupan zat gizi pada ibu pada hamil berdasarkan jumlah kebutuhan protein di Puskesmas Batua Makassar April 2010? 3. Bagaimana gambaran asupan zat gizi pada ibu pada hamil berdasarkan jumlah zat besi di Puskesmas Batua Makassar April 2010? C. Tujuan Penelitian
  • 6. 6 1. Tujuan Umum Diperolehnya gambaran asupan zat gizi pada ibu pada hamil di Puskesmas Batua Makassar bulan April 2010. 2. Tujuan Khusus a. Diperolehnya gambaran asupan zat gizi pada ibu hamil berdasarkan jumlah kebutuhan energi di Puskesmas Batua Makassar April 2010. b. Diperolehnya gambaran asupan zat gizi pada ibu hamil berdasarkan jumlah kebutuhan protein di Puskesmas Batua Makassar April 2010. c. Diperolehnya gambaran asupan zat gizi pada ibu hamil berdasarkan jumlah kebutuhan zat besi di Puskesmas Batua Makassar April 2010. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Pengalaman yang sangat berharga yang dapat meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta merupakan acuan bagi penulis. 2. Bagi Instansi tempat Penelitian
  • 7. 7 Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas dalam pengambilan kebijakan dalam peningkatan status gizi pada ibu hamil. 3. Bagi Institusi Sebagai bahan bacaan dan informasi bagi institusi tempat pendidikan dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang status gizi pada ibu hamil. Berdasarkan uraian dari BAB I Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian diatas, selanjutnya akan dibahas Pada BAB II tentang Tinjauan Pustaka.
  • 8. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Gizi 1. Pengertian secara umum 1. Gizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikomsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transfortasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi (Irianto, 2006). 2. Gizi atau disebut juga nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan serta hubungannya dengan kesehatan (Paath, 2004). 3. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari zat-zat dari pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada pangan sejak dikonsumsi, dicerna, diserap, sampai dimanfaatkan tubuh serta
  • 9. 9 dampaknya terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup manusia serta faktor yang mempengaruhinya (Depkes RI, 2008). 4. Ilmu gizi adalah (nutrition science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal (Almatsier, 2004). Dari beberapa defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa gizi adalah nutrisi makanan yang dikonsumsi, dicerna, diserap sampai dimanfaatkan tubuh. B. Tinjauan Khusus Tentang Asupan Gizi pada Ibu Hamil 1. Zat Gizi Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2004). Menurut Moehjie. S (2007) zat gizi berdasarkan struktur kimianya terdiri dari 5 macam yaitu: a. Karbohidrat yaitu zat gizi yang terbentuk dari unsure carbon, oksigen, dan hidrogen. b. Lipida atau lemak yang terbentuk dari rantai carbon, oksigen dan nitrogen.
  • 10. 10 c. Protein yang terbentuk dari senyawa selain mengandung unsur carbon, oksigen dan hidrogen juga mengandung unsur nitrogen. d. Mineral yaitu senyawa berbagai garam mineral atau juga terdapat berbagai unsure bebas. e. Vitamin yaitu berupa senyawa organic yang fungsinya menyerupai fungsi hormon. Menurut Moehjie, S (2007) fungsi zat gizi bagi tubuh dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: a. Zat gizi pemberi energi disebut zat gizi energitika. Ada 3 macam zat gizi yang jika dioksidasikan dalam tubuh menghasilkan energi, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Ketiga zat gizi ini pada proses oksidasi dalam tubuh menghasilkan energi. b. Zat gizi untuk pembentukan sel jaringan tubuh. ada 3 macam zat gizi yang digunakan untuk pembentukan sel jaringan yaitu protein, berbagai macam mineral dan air. Ketiga macam zat gizi itu secara bersama-sama digunakan untuk membentuk sel jaringan tubuh. c. zat gizi sebagai pengatur. Fungsi dan reaksi biokimia dalam tubuh atau zat gizi stimulansia yaitu vitamin. 2. Standar Kecukupan Asupan Nutrisi Pada Ibu Hamil
  • 11. 11 a. Energi Kebutuhan akan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Setelah itu, sepanjang trimester II dan III, kebutuhan akan terus membesar sampai pada akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu, yaitu penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta penumpukan lemak.(Arisman, 2004). Menurut angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan penambahan energi sebesar 100 Kkal perhari pada ibu hamil trisimester I, dan 300 Kkal perhari pada ibu hamil trimester II dan III (Kep Menkes RI, 2005). Tabel I Angka Kecukupan Energi Rata-Rata Yang Dianjurkan (Wanita Per Hari) UMUR ENERGI 10-12 tahun 2050 Kkal 13-15 tahun 2050 Kkal 16-18 tahun 2200Kkal 19-29 tahun 1900 Kkal 30-49 tahun 1800Kkal 50-64 tahun 1750Kkal 65+ tahun 1600 Kkal Sumber: KepMenKes RI, 2005 b. Karbohidrat karbohidrat merupakan sumber tenaga/energi, kegunaan lainnya yaitu menjaga kesehatan jaringan saraf dan penting dalam pembentukan sel darah merah Anonim, 2007).
  • 12. 12 Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serelia, umbiumbian, kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel, bit serta sayur kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada sayur daun-daunan (Almatsier, 2001). c. Lemak Lemak digunakan sebagai cadangan energy tubuh saat ibu melahirkan. Lemak merupakan zat gizi yang kaya akan energi,dimana 1 gram lemak setara dengan 9 kalori. Lemak juga digunakan sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K. asam lemak omega 3 dan 6 diperlukan untuk perkembangan sistaem saraf, fungsi penglihatan dan pertumbuhan otak janin (Anonim, 2007). Makanan sumber lemak baik dari tumbuh-tumbuhan (nabati) maupun hewani. 1). Berasal dari tumbuh-tumbuhan (nabati) : buah, biji, lembaga biji kemiri, zaitun, kelapa dan jagung. 2). Berasal dari hewan (hewani) : mentega, susu, keju, kuning telur. d. Protein
  • 13. 13 Protein adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atas atom-atom C, H, O dan N. Protein berasal dari kata Proteos yang berarti menduduki tempat pertama (Irianto, 2006). Protein diperlukan sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan,pembentukan ikatan-ikatan esensil tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan anti bodi, mengangkut zat-zat gizi,dan sumber energy (almatsier, 2001). Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti susu, telur, daging, unggas, ikan, dan kerang.sumber protein nabati adalah kacang kedele dan hasilnya, seperti temped an tahu serta kacang-kacangan lainnya. Kacang kedele merupakan sumber protein nabati yang mempunyai nilai biologi tertinggi ( Almatsier, 2001). Kebutuhan tambahan protein tergantung kecepatan pertumbuhan janinnya. Menurut angka kecukupan gizi rata-rata pada ibu hamil untuk Trimester I, II, dan III memerlukan tambahan protein sebesar 17 gram perhari ( Kep Menkes RI, 2005). Tabel II Angka Kecukupan Protein Rata-Rata Yang Dianjurkan (Wanita Per Hari) UMUR PROTEIN 10-12 tahun 50 gram 13-15 tahun 57 gram
  • 14. 14 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun 50-64 tahun 65+ tahun Sumber: KepMenKes RI, 2005 50 gram 50 gram 50 gram 50 gram 50 gram Bahan pangan yang dijadikan sumber sebaiknya 2/3-nya merupakan bahan pangan bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, yang ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian (Arisman, 2004). e. Vitamin Vitamin adalah senyawa organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik, seperti pertumbuhan normal, memelihara kesehatan dan reproduksi. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari bahan makanan (Irianto, 2006). 1). Vitamin larut dalam air Vitamin yang termasuk kelompok larut dalam air adalah vitamin B dan C. Jenis vitamin ini tak dapat disimpan dalam tubuh. Kelebihan vitamin ini akan dibuang lewat urin sehingga kekurangan vitamin B dan C lebih mudah terjadi (Irianto, 2006). 2). Vitamin larut dalam lemak
  • 15. 15 Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin A, D, E dan K. Jenis vitamin ini dapat disimpan dalam tubuh dengan jumlah cukup besar, terutama dalam hati (Irianto, 2006). f. Zat Besi Zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram dalam tubuh manusia dewasa (Almatsier, 2001). Menurut Almatsier (2001) Zat besi mempunyai beberapa fungsi essensial dalam tubuh yaitu: 1). sebagai alat angkut oksigen dari paru-oaru kedalam tubuh. 2). sebagai alat angkut elektro dalam sel, dan sebagian terpadu berbagai reaksi enzim dalam jaringan tubuh. Zat besi dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia. Kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi ditransfer ke janin, dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan (Arisman, 2004).
  • 16. 16 Sumber zat besi adalah makanan hewani seperti daging, ayam, dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tubuh, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Umumnya zat besi dalam daging, ayam, dan ikanmempunyai nilai biologi tinggi, zat besi dalam serealia dan kacang-kacangan mempunyai nilai biologi sedang, dan besi dalam sebagian besar sayuran, terutama yang mengandung asm oksalat tinggi seperti bayam mempunyai nilai biologi rendah (Almatsier, 2001). Menurut angka kecukupan gizi rata-rata dianjurkan penambahan zat besi pada ibu hamil pada trimester I sebesar 0 mg, trimester II sebesar 9 mg, dan trimester III 13 mg ( Kep Menkes RI, 2005). Tabel III Angka Kecukupan Zat Besi Rata-Rata Yang Dianjurkan (Wanita Per Hari) UMUR ZAT BESI 10-12 tahun 20 mg 13-15 tahun 20 mg 16-18 tahun 26 mg 19-29 tahun 26 mg 30-49 tahun 26 mg 50-64 tahun 12 mg 65+ tahun 12 mg Sumber: KepMenKes RI, 2005 Pada Trimester I, anemia akan meningkatkan resiko terjadinya keguguran menuingkatkan resiko dan pada terjadinya trimester persalinan selanjutnya premature akan dan
  • 17. pertumbuhan janin terhambat. Dalam proses persalinan, jika ibu kekeurangan zat besi dan mengalami anemia, persalinan menjadi lebih lama dan rentan terhadap terjadinya perdarahan. Ini diakibatkan rahim tidak kuat berkontraksi sehingga perdarahan terus berlangsung (Dwiana, 2009). g. Asam Folat Folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara kimiawi dan gizi sama dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini berperan sebagai koenzim dalam transportasi pecahan-pecahan karbon tunggal dalam metabolism asam amino dan sintesis asm nukleat (Almatsier, 2001). Folat terdapat luas didalam bahan makanan terutama dalam bentuk poliglutamat. Folat terutama terdapat dalam sayuran hijau, hati, daging tanpa lemak, sereal utuh, biji-bijian, kacangkacangan, dan jeruk. Vitamin c yang ada dalam jeruk menghambat kerusakan folat. Bahan makanan yang tidak banyak mengandung folat adalah susu, telur, ubi-ubian, dan buah, kecuali jeruk (Almatsier, 2001) Asam folat merupakan vitamin yang sangat penting pada masa kehamilan, terutama diminggu-minggu awal kehamilan. Asam folat dapat mencegah terjadinya cacat bawaan di tulang belakang. Ibu hamil yang menderita kekurangan asm folat akan meningkatkan
  • 18. resiko bayinya menderita cacat tabung saraf (neural tube defect/NTD), seperti spina bipida (Mirza Maulana, 2009). Penambahan kebutuhan asam folat bagi ibu hamil yaitu 200 mg perhari. Kekurangan asam folat pada wanita hamil bisa beresiko bayi lahir cacat. Kecukupan asam folat sangat penting pada minggu kedua sampai minggu keempat pertumbuhan janin (Cahanar, 2006). 3. standar Tingkat Konsumsi Untuk klasifikasi dari tingkat konsumsi kelompok/RT atau perorangan belum ada standar yang pasti. Berdasakan buku pedoman petugas gizi puskesmas, Depkes RI (1990), klasifikasi masing-masing tingkat konsumsi dibagi menjadi 4 denga cut of points masing-masing: Baik : ≥ 100% AKG Sedang : 80-99% AKG Kurang : 70-80% AKG Defisit : <70% AKG 4. Bahan Makanan Penukar GOLONGAN I
  • 19. SUMBER KARBOHIDRAT 1 satuan penukar = 175 kalori, 4 gram, 40 gram karbohidrat Berat Bahan Makanan URT (g) Bihun ½ gls 50 Bubur beras 2 gls 400 Biskuit 4 bh, bsr 40 Havermout 51/2 sdm 45 Kentang 2 bj sdg 210 Krekers 5 bh, bsr 50 Makroni ½ gls 50 Mi kering 1 gls 50 Mi basah 2 gls 200 Nasi ¾ gls 100 Nasi tim 1 gls 200 Roti Putih 3 ptg. Sdg 70 Singkong 1 ptg 120 Tepung sagu 8 sdm 50 Tepung honkwe 10 sdm 50 Tepung 8 sdm 50 Ketupat 1 bh 150 Singkong 1 ptg, sdg 100 Talas 1 ptg 125 Tepung terigu 5 sdm 50 Tepung maizena 10 sdm 50 Tepung beras 8 sdm 50 Ubi 1 bj 135 Nasi jagung ¾ gls 100 GOLONGAN II SUMBER PROTEIN HEWANI a. Rendah Lemak 1 Satuan Penukar = 50 kalori, 7 g protein, 2 g lemak Berat Bahan Makanan URT (g) Ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40 Babat 1 ptg sdg 40 Daging kerbau 1 ptg sdg 35 Dideh sapi 1 ptg sdg 35 Ikan 1 ptg sdg 40 Ikan asin 1 ptg kcl 15 Teri kering 1 sdm 20
  • 20. b. Rendah Lemak 1 Satuan Penukar = 75 kalori, 7 g protein, 5 g lemak Berat Bahan makanan URT (g) Bakso 10 bj sdg 170 Daging Kambing 1 ptg sdg 40 Daging sapi 1 ptg sdg 35 Hati ayam 1 bh sdg 30 Hati sapi 1 ptg sdg 35 Otak 1 ptg bsr 65 Telur ayam 1 btr 55 Telur bebek 1 btr 55 Udang segar 5 ekor sdg 35 Usus sapi 1 ptg bsr 50 b. Tinggi Lemak 1 Satuan Penukar = 150 kalori, 7 g protein, 13 g lemak Berat Bahan makanan URT (g) Ayam dengan kulit 10 bj sdg 170 Bebek 1 ptg sdg 40 Cornet beef 1 ptg sdg 35 Daging babi 1 bh sdg 30 Kuning telur ayam 1 ptg sdg 35 Sosis 1 ptg bsr 65 GOLONGAN III SUMBER PROTEIN NABATI 1 Satuan penukar = 75 kalori, 5g protein, 3g lemak, 7g karbohidrat Berat Bahan Makanan URT (g) Kacang hijau 2 sdm 20 Kacang kedele 21/2 sdm 25 Kacang merah segar 2 sdm 20 Kacang tanah 2 sdm 15 Keju kacang tanah 1 sdm 15 Kacang tolo 2 sdm 20 Oncom 2 ptg kcl 40 Sari kedele bubuk 21/2 sdm 185 Tahu 1 bj bsr 110 Tempe 1 ptg sdg 50
  • 21. GOLONGAN IV SAYURAN Sayuran A Bebas dimakan. Kandungan Kalori dapat diabaikan Baligo Lobak Gambas Lettuce Jamur kuping sedang Selada air Ketimun Selada Labu air Tomat SAYURAN B 1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gram) = 25 kalori, 1g protein, 5g karbohidrat Bahan Makanan Bayam Kangkung Bit Kucai Buncis Kacang panjang Brokoli Kecipir Caisim Labu siam Daun pakis Labu wuluh Daun waluh Pare
  • 22. Genjer Pepaya muda Jaung muda Rebung Jantung pisang Sawi Kol Toge kacang hijau Kembang kol Terong Kapri muda Wortel SAYURAN C 1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gram) = 50 kalori, 3g protein, 10g karbohidrat Bahan Makanan Bayam merah Kacang kapri Daun katuk Kluwit Daun melinjo Melinjo Daun papaya Nangka muda Daun singkong Toge kacang kedele Daun tales GOLONGAN V BUAH DAN GULA 1 Satuan Penukar = 50 kalori, 12 gkarbohidrat Berat Bahan Makanan URT (g) Anggur 20 bh sdg 165
  • 23. Apel Belimbing Blewah Duku Durian Gula Jeruk manis Jambu air Jambu biji Jambu bol Kolang-kaling Kedondong Kemang Kurma Leci Mangga Melon Madu Nenas Nangka masak Pisang Papaya Peach Rambutan Sawo Semangka Sirsak salak 1 bh 85 1 bh bsr 140 1 ptg sdg 70 16 bh 80 2 bj bsr 35 1 sdml 13 2 bh 110 2 bh bsr 110 1 bh bsr 100 1 bh bsr 90 5 bh sdg 25 2 bh sdg 120 1 bh bsr 105 3 bh 15 10 bh 75 ¾ bh bsr 90 1 ptg bsr 190 1 sdm 15 ¼ bh sdg 95 3 bj sdg 45 1 bh 50 1 ptg bsr 110 1 bh kcl 115 8 bh 75 1 bh sdg 55 1 bh bsr 180 ½ gls 60 2 bh sdg 65 GOLONGAN V SUSU 1. Satuan tanpa lemak 1 Satuan Penukar = 75 kalori, 7g protein, 10 g karbohidrat Berat Bahan Makanan URT (g) Susu skim cair 1 gls 200 Tepung susu skim 4 sdm 20 Yogurt non fat 2/3 gls 120 2. Satuan tanpa lemak 1 Satuan Penukar = 125 kalori, 7g protein, 6g lemak, 10 g karbohidrat Bahan Makanan URT Berat
  • 24. Keju Susu kambing Susu sapi Susu kental tak manis Yogurt susu penuh 1 ptg kcl ¾ gls 1 gls (g) 35 165 200 ½ gls 100 1 gls 200 3. Satuan tanpa lemak 1 Satuan Penukar = 150 kalori, 7g protein, 10g lemak, 10 g karbohidrat Berat Bahan Makanan URT (g) Susu kerbau ½ gls 100 Tepung susu penuh 6 sdm 30 GOLONGAN VII MINYAK 1 Satuan Penukar = 50 kalori dan 5g lemak 1. Lemak tidak jenuh Berat Bahan Makanan URT (g) alpukat ½ bh bsr 60 Kacang ambon 7 bj 25 Margarine jagung 1 sdt 5 Minyak bunga 1 sdt 5 matahari Minyak jagung 1 sdt 5 Minyak kedele 1 sdt 5 Minyak kacang tanah 1 sdt 5 Minyak zaitun 1 sdt 5 2. Lemak tidak jenuh Berat Bahan Makanan URT (g) Kelapa 1 ptg kcl 15 Kelapa parut 2 1/2sdm 15
  • 25. Lemak babi/sapi Mentega Minyak kelapa Minyak inti kelapa sawit santan 1 ptg kcl 1 sdm 1 sdt 5 15 5 1 sdt 5 1/3 gls 40 GOLONGAN VI MAKANAN TANPA KALORI Agar-agar Gula alternatif Air kaldu Kecap Air mineral Kopi Cuka Teh Gelatin C. Kerangka Konsep 1. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti Untuk memperoleh gambaran asupan zat gizi pada ibu hamil maka dilakukan dengan wawancara meliputi pengisian formulir recall 24 jam pada ibu hamil. 1 . Energi Kebutuhan energi pada ibu hamil disesuaikan berdasarkan umur, dan memerlukan penambahan berdasarkan trimester kehamilan. Trimester I membutuhkan tambahan energi sebesar 100
  • 26. Kkal perhari, trimester II dan III membutuhkan tambahan energi sebesar 300 Kkal perhari ( Kep Menkes RI, 2005). 2 . Protein Kebutuhan protein penambahan protein II, pada sebesar ibu 17 hamil gram membutuhkan pada trimester I, dan III ( Kep Menkes RI, 2005) 3 Zat Besi Kebutuhan zat besi pada ibu hamil membutuhkan penambahan zat besi pada trimester I sebesar 0 mg, pada Timester II sebesar 9 mg, dan pada trimester III sebesar 13 mg ( Kep Menkes RI, 2005). 2. Bagan Kerangka Konsep Energi Protein Zat Besi Karbohidrat Lemak Asupan zat Gizi pada Ibu Hamil
  • 27. Vitamin Keterangan : : Variabel dependen : Variabel independen : Variabel yang tidak diteliti : Variabel yang diteliti D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif 1. Asupan kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Setelah itu, sepanjang trimester II dan III, kebutuhan asupan energi akan terus membesar sampai pada akhir kehamilan. Kriteria Objektif: a. Cukup : jika pertambahan energi ibu hamil trimester II dan III sebesar 300 Kkal perhari. b. Kurang : jika pertambahan energi ibu hamil trimester
  • 28. II dan III kurang dari 300 Kkal perhari. 2. Asupan Protein adalah jumlah asupan protein yang dibutuhkan ibu hamil selama hamil. Kriteria Objektif : a. Cukup : jika pertambahan kebutuhan protein ibu hamil Trimester II dan III sebesar 17 gram perhari. b. Kurang : jika pertambahan kebutuhan protein ibu hamil trimester II dan III kurang dari 17 gram perhari. 3. Asupan Kebutuhan zat besi wanita hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%. Kriteria Objektif : a. Cukup : jika pertambahan kebutuhan zat ibu hamil Trimester II adalah 9 mg dan trimester III sebesar 13 mg perhari. b. Kurang : jika pertambahan kebutuhan zat besi ibu hamil trimester II < 9 mg dan trimester III <13 mg perhari. Setelah membahas tentang Tinjauan Pustaka, berikut akan dijelaskan tentang Metode Penelitian.
  • 29. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan zat gizi pada ibu hamil di Puskesmas Batua Makassar April 2010. B. Lokasi dan Tempat Penelitian 1. Lokasi Penelitian
  • 30. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Batua Makassar yang bertempat di jalan Abd. Dg. Sirua No. 388 Makassar. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2010. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang memeriksakan diri di Puskesmas Batua Makassar pada bulan April 2010. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester II dan III yang datang memeriksakan diri dan bersedia menjadi responden di Puskesmas Batua Makassar pada bulan April 2010. D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah secara purposive sampling yaitu dengan kriteria ibu hamil yang datang melakukan pemeriksaan kehamilan trimester II dan III di Puskesmas Batua Makassar April 2010. E. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berupa data primer dengan melakukan wawancara pada ibu hamil trimester II dan III yang melakukan pemeriksaan di puskesmas Batua Makassar bulan April 2010.
  • 31. F. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan secara manual dengan menggunakan kalkulator dan komputer kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi disertai dengan penjelasan-penjelasan. G. Teknik Analisa Data Data dianalisa dengan menggunakan persentase dengan rumus (Nursalam, 2004) : P= x 100% Keterangan : P = persentase yang dicari f = frekuensi faktor variable n = jumlah Sampel DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Antaranews, 2009. Anka Kematian Ibu Di Asia Tenggara Paling Tinggi Di Dunia, http://akuindonesiana.com. Diakses tanggal 28 Februari 2010. Arisman, MB, Dr. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC. Cahanar. 2006. Makan Sehat Hidup Sehat. Jakarta : Penerbit Buku Kompas. Eko Budiarto, 2004. Metodoloogi Penelitian Kedokteran, Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC.
  • 32. Erna francin path, dkk, 2004. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi, Jakarta; Dian Rakyat Gardosi, 2005. Prematury and Fetal Growth Restrictrion, http://www.gizinet.info/content/view/505. diakses tanggal 01 Maret 2010. Maulana, Mirza. 2009. Seluk Beluk Reproduksi dan Kehamilan : Sebuah Panduan Tepat Guna untuk Ibu-ibu di Rumah. Jogjakarta : Garailmu Nursalam. 2004. Metode Riset Keperawatan. Surabaya : Penerbit Salemba Medikal. Rini, Ayu. 2009. Menu Ibu Hamil : Mencegah Bayi Lahir Cacat. Jakarta : Pustaka Mina. SDKI, 2007. Derajat Kesehatan Di Sulsel, blog pada wordpress.com. Diakses tanggal 5 Maret 2010. Solihah, Lutfiatus. 2009. Panduan Lengkap Hamil Sehat. Jogjakarta : DIVA Press. Supariasa, I Dewa Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC proposal penelitian GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BATUA MAKASSAR APRIL 2010