1. GIZI SEIMBANG PADA IBU HAMIL
GIZI SEIMBANG PADA IBU MASA
PERSALINAN
GIZI SEIMBANG PADA IBU PASCA
PERSALINAN DAN MENYUSUI
2. ngsa adalah
cerdas, dan produktif
5-2019 diprioritaskan
ian ibu dan bayi,
n penyakit menular,
n dalam program
at dengan tiga
dengan kesehatan
ko terhadap penyakit
ejak awal kehidupan
ndonesia masih
bu dan anak menjadi
ia. Profil Kesehatan
banyak 305/100.000
22,3/1000 kelahiran
berkaitan dengan
iode yang sangat
karena tumbuh
a janin dalam
pi
lannya.
uk
djo,
anya
ibatnya,
eperti
il yang
akhir
dapat
asalah
ari
4. PRINSIP GIZI UNTUK IBU
HAMIL
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMANFAATAN GIZI OLEH TUBUH
5.
6. Selama masa kehamilan ibu hamil harus mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh dan
janin yang dikandungnya. Ibu hamil perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsinya, karena makanan
yang dikonsumsi bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi ada individu lain yang mengonsumsi makanan
yang dimakannya .
Jumlah makanan yang dikonsumsi bukan berarti sebanyak 2 porsi, tetapi hanya ditambah sebagian
kecil dari jumlah makanan yang biasa dikonsumsi, ini bertujuan untuk menghindari risiko kenaikan berat
badan yang berlebih. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil terdiri dari susunan menu yang seimbang, yaitu
menu lengkap dan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil dan janinnya. Unsur-unsur sumber tenaga,
pembangun, dan pengatur harus ada dalam menu makanan seimbang ibu hamil
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan tentang makanan sehat bagi ibu hamil :
a. Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh ibu dan pertumbuhan bayi
b. Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral)
c. Dapat menghindarkan pengaruh buruh bagi bayi
d. Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat, kadar gula darah, dan tekanan
darah
7. Angka Kecukupan Gizi (AKG) Beberapa Zat Gizi untukWanita Tidak Hamil
Dan Tambahan Gizi yang Dibutuhkan Ketika Hamil (per orang per hari)
AKG Wanita Tidak Hamil Tambahan Gizi Ibu Hamil
Zat Gizi 19-29 Tahun 30-49 Tahun
Trimester
BB=54 kg, BB=55 kg,
1 2 3
TB=159 cm TB=159 cm
Energi (kkal) 2250 2150 + 180 + 300 + 300
Protein (g) 56 57 + 20 +20 +20
Lemak (g) 75 60 +6 +10 +10
Karbohidrat
(g) 309 325 +25 +40 +40
Serat (g) 32 30 +3 +4 +4
Besi (mg) 26 26 + 0 + 9 + 13
Yodium (mg) 150 150 + 70 +70 + 70
Sumber: Permenkes RI, Nomor 75 Tahun 2013
8.
9. 2. Faktor sekunder
Gangguan pada pemanfaatan zat gizi merupakan faktor yang mempengaruhi tidak tercukupinya
zat gizi bagi kebutuhan tubuh, yaitu seseorang yang mengonsumsi makanan dalam jumlah cukup tetapi zat
gizi dalam makanan yang dikonsumsinya tidak dimanfaatkan secara optimal oleh tubuh. Contoh faktor
sekunder adalah :
a. Gangguan pencernaan makanan , seperti gangguan pada alat cerna, gigi geligi, atau enzim
yang menyebabkan makanan tidak dicerna dengan baik, sehingga zat gizi tidak terabsorbsi
secara sempurna dan mengakibatkan kebutuhan tubuh tidak terpenuhi.
b. Gangguan penyerapan (absorbsi) zat gizi seperti akibat dari adanya parasit atau penggunaan
obat-obatan tertentu.
c. Gangguan pada metabolisme zat gizi. Umumnya disebabkan karena adanya gangguan pada
fungsi organ hati (liver), penyakit kencing manis, atau penggunaan obat-obatan tertentu yang
mengakibatkan gangguan pemanfaatan zat gizi dalam tubuh.
d. Gangguan ekskresi, akibatnya terlalu banyak keringat, banyak kencing sehingga mengganggu
pemanfaatan zat gizi
11. Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Adalah keadaan dimana ibu menderita keadaan kekurangan makanan yang berlangsung menahun
(kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu (Depkes RI, 2002).
KEK merupakan gambaran status gizi ibu di masa lalu yaitu kekurangan gizi kronis pada masa anak-
anak baik disertai sakit yang berulang ataupun tidak, yang akan menyebabkan bentuk tubuh yang pendek
(stunting) atau kurus(wasting) pada saat dewasa(Soetjiningsih, 2009).
Di Indonesia, prevalensi KEK pada ibu hamil di Indonesia sebanyak 24,20% (Riskesdas, 2013).
Status KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) ditentukan menggunakan Lingkar Lengan Atas atau
disebut LILA.Supariasa, dkk.(2001), ini adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dilakukan masyarakat.
Jika hasil pengukuran LILA kurang dari atau sama dengan 23,5cm maka beresiko KEK.
Namun apabila hasil pengukuran lebih dari 23,5 cm tidak beresiko menderita KEK (Supariasa, dkk., 2001).
Ukuran LILA menggambarkan keadaan konsumsi makan terutama konsumsi energi dan protein dalam jangka
panjang.
12. KEK menyebabkan ibu hamil tidak mempunyai cadangan zat gizi yang adekuat untuk menyediakan
kebutuhan ibu dan janin karena ada perubahan hormon dan meningkatnya volume darah untuk pertumbuhan janin.
Akibatnya, suplai zat gizi pada janin berkurang sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat.
Selanjutnya akan lahir bayi dengan berat yang rendah(Depkes RI, 1996).
Hal tersebut dibuktikan melalui penelitian oleh Saraswati dan Sumarno (1998) di Kabupaten Garut,Sukabumi
danTanggerang Propinsi Jawa Barat.
Ibu hamil dengan ukuran LILA kurang dari 23 cm mempunyai risiko 2,32 kali lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR
dibandingkan dengan ibu dengan lingkar lengan lebih dari 23 cm.
Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR di Indonesia
berdasarkan hasil Riskesdas (2013) menunjukkan persentase balita (0-59 bulan) yang mengalami BBLR sebesar 10,2%.
Bayi dengan BBLR mempunyai risiko kematian lebih tinggi dari bayi yang lahir normal.
BBLR diperkirakan menyebabkan kematian 20 kali dibandingkan dengan bayi yang beratnya lebih dari 2500 gram.
BBLR merupakan masalah kesehatan karena BBLR menjadi salah satu penyebab utama kematian neonatal.
Akibat lain dari KEK adalah kerusakan struktur susunan syaraf pusat terutama pada tahap pertama
pertumbuhan otak (hiperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan. Masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf terjadi
pada trimester 3 kehamilan sampai sekitar 2 tahun setelah lahir.
Kekurangan gizi pada masa dini perkembangan otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA yang dapat
mengganggu pertumbuhan otak terganggu sehingga sel-sel otak yang berukuran normal lebih sedikit. Dampaknya
akan terlihat pada struktur dan fungsi otak di masa mendatang yang berpengaruh pada intelektual anak
(Soetjiningsih, 2009).
13. ANEMIA
Adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11 gr% pada trimester I dan III sedangkan pada
trimester II kadar hemoglobin < 10,5 gr%. Anemia selama kehamilan memerlukan perhatian serius karena
berpotensi membahayakan ibu dan anak (Manuaba, 2009).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan anemia pada kehamilan umumnya
bersifat fisiologis. Anemia merupakan keadaan ketika jumlah sel darah merah atau konsentrasi pengangkut
oksigen dalam darah (Hb) tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologis tubuh. Wanita hamil rentan mengalami
anemia defisiensi besi karena kebutuhan oksigen pada ibu hamil lebih tinggi sehingga memicu peningkatan
produksi eritopoitin. Volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Peningkatan volume plasma
lebih besar dari peningkatan eritrosit sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi hemoglobin (Rai, dkk,
2016).
Anemia selama kehamilan dapat berakibat fatal, memiliki efek negatif pada kapasitas kerja, motorik
dan perkembangan mental pada bayi, anak-anak, dan remaja. Pada ibu hamil, anemia dapat menyebabkan
berat lahir rendah, kelahiran prematur, keguguran, partus lama, atonia uteri dan menyebabkan perdarahan
serta syok (Rai, dkk, 2016).
14. HIPERTENSI
Kehamilan dengan hipertensi adalah keadaan hipertensi yang dialami seorang ibu hamil pada masa kehamilan.
Istilah ini diadopsi oleh “The American College of Obstetrician and Gynecologist” untuk mengganti istilah preeklampsia
dan eklampsia. Sindrom ini terdiri atas hipertensi, proteinuria, dan edema. Hipertensi jenis ini sering dialami oleh ibu hamil
yang berusia 20-35 tahun dengan usia kehamilan 20 minggu, berasal dari lapisan sosial ekonomi tingkat bawah, dan
menderita malnutrisi. Seorang ibu hamil yang sering mengeluh pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut
bagian atas (ulu hati), penurunan nafsu makan, rasa mual, dan muntah dapat dicurigai menderita hipertensi.
Ibu - ibu hamil yang masuk dalam kategori rawan memerlukan perhatian lebih, yakni kalau keadaan sosial serta
kesehatannya tidak sesuai dengan persyaratan untuk melahirkan. Yang termasuk ke dalam kelompok ini ialah :
a. Calon ibu yang mempunyai berat badan kurang atau tidak mendapatkan tambahan berat selama mengandung
b. Ibu hamil dengan kehidupan keluarga yang tidak harmonis dan terlalu banyak berpikir
c. Ibu hamil yang berasal dari keluarga dengan keadaan ekonomi yang tidak baik
d. Ibu hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan rendah (terutama pengetahuan tentang gizi)
e. Ibu hamil yang mempunyai riwayat kehamilan dan kesehatan tidak baik
15. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI).
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah setiap kelainan yang ditemukan akibat defisiensi
yodium (Bachtiar, 2009). Yodium merupakan salah satu mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil
tetapi mempunyai fungsi penting untuk kehidupan. Yodium yang ada di kelenjar tiroid digunakan untuk
menyintesis hormon tiroksin, tetraiodotironin (T4), dan triiodotironin (T3). Hormon tersebut diperlukan untuk
pertumbuhan normal, perkembangan fisik, dan mental manusia (Almatsier, 2004).
Salah satu cara untuk mengelompokkan GAKY adalah dengan pengukuran medianUrinary Iodine Excretion
(UIE) atau kadar yodium dalam urin. Hampir semua zat yodium yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan
akhirnya dibuang melalui urin.
Pedoman Hasil Pemeriksaan UIE pada Ibu Hamil
Nilai Median (ug/L) Status Yodium
< 149 Tidak cukup
150-249 Cukup
250-499 Di atas kebutuhan
> 500 Kelebihan
Sumber: Ernawati, 2013
16. GAKY memberikan dampak negatif terhadap kualitas sumber daya manusia, baik fisik,
mental,maupun kecerdasan (Bachtiar, 2009). GAKY tidak hanya menyebabkan pembesaran kelenjar gondok
tetapi juga menimbulkan gangguan lain.
Kekurangan yodium pada ibu hamil menyebabkan abortus, lahir mati, kelainan bawaan pada bayi,
meningkatnya angka kematian perinatal dan melahirkan bayi kretin (Supariasa, dkk. 2001).
Perkembangan otak terjadi dengan pesat pada janin dan anak sampai usia 2 tahun. Karena itu ibu hamil
penderita GAKY meskipun masih pada tahap ringan dapat berdampak buruk pada perkembangan kecerdasan
anak(Arisman, 2007).
Hasil penelitian Hartono (2002) menunjukkan perkembangan bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil
yang kekurangan yodium mengalami keterlambatan sampai usia 2 tahun. Keterlambatannya meliputi
perkembangan motorik kasar maupun halus, personal-sosial, adaptasi, serta komunikasi. Kekurangan yodium
banyak terjadi di daerah pegunungan karena tanahnya kurang mengandung yodium.Upaya
penanggulangannya melalui fortifikasi garam dengan yodium (Almatsier, 2004).
17. PENDAHULUAN
bagi seorang
a dirinya diketahui
-tendangan mungil
Persiapan yang
menyambut
entang gizi saat
makan yang
mbutuhkan energi
airan) merupakan
an energi dan
Ibu dan buah hati
n gizinya selama
Ibu bersalin untuk
tor
rasi, perubahan
bu yang mengalami
tubuh mereka.
pada awal
an berkurang
oses
Tidak ada
resiko
resiko
airan dan
nunjukkan
buruk yang
engan
ari Ibu yang
asan secara
tidak ada
ang tidak
kan
n
nan Ibu yang
am L, and
dasikan
dan cairan
alam William
19. Roti atau roti panggan (rendah
serat) yang rendah lemak baik
diberi selai ataupun madu
1
2
3
4
6
7
7
6
4
3
2
1
5
Sarapan sereal rendah serat
dengan rendah susu
Nasi tim
Biskuit
Yogurt rendah lemak
Buah segar atau buah kaleng
Minuman yogurt rendah
lemak
Es blok
Jus buah-buahan
Kaldu jernih
Diluted squash drinks
Air mineral
Cairan olahraga atau cairan
isotonik
21. PEMBAHASAN
A
ERSALINAN
penelitian yang
Ibu yang
m Investigator
engamati
ma dengan
.
e of sport
an karbohidrat
yang latihan
ni relevan pada
B
olism perkembangan
produksi keton, dan
elitian secara acak
atau hanya minum
etabolik, hasil
k yang hanya minum
nurunnya kadar
uh minuman isotonik
alinan secara random,
yang hanya minum
osa serum. Volume
mpok sama. Tidak ada
mun minuman
saat persalinan. Hal
et al (2002) pada
ok Ibu yang minum
mengurangi ketosis
C
u hamil. Hiponatremia
nelitian Johanssen et
ngalami kejang dan
elama bersalin
tan cairan
Ibu hamil mengalami
r natrium dalam
2010) bahwa
2.500 ml selama
alinan sesar, dan
airan tidak lebih dari
salin. Sehingga
D
stress
2010)
n
, 149
an
roses
E
Tidak
dan
ari
ma
ktif.
ng
ahir
kan
daan
F