SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
MAKALAH NUTRISI IBU HAMIL TRIMESTER 1
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
GIZI DAN DIET
Oleh :
Rafli Haikal (201FK01008)
Winda Purnamasari (201FK01030)
PRODI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Nutrisi Ibu Hamil Trimester I”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Gizi dan Diet.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Irisanna Tambunan
S.Kep.,Ners.,M.KM, selaku dosen mata kuliah Gizi dan Diet yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dengan
keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran kami terima dengan
tangan terbuka demi memperbaiki makalah ini.
Bandung, 25 Oktober 2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Nutrisi Ibu Hamil ................................................................ 3
2.2 Nutrisi yang Diperlukan Bagi Ibu Hamil ............................................. 4
2.2.1 Contoh Pengaturan Makan Sehari untuk Ibu Hamil ..................... 5
2.2.2 Contoh Menu Sehari untuk Ibu Hamil ............................................ 6
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil ............ 7
2.4 Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin ............................ 8
2.5 Perkembangan Janin dalam Kandungan ......................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup
berat. Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang
baik bagi ibu dan janin. Sejak dahulu kala makanan wanita hamil telah dianggap
sangat penting, sebab orang percaya bahwa makanan yang benar akan memberi
dampak yang baik bagi janin. Sehingga masyarakat membuat berbagai aturan
makanan yang boleh dimakan ibu hamil dan makanan yang ditabukan, yang mana
hal tersebut ternyata sama sekali tidak benar dilihat dari segi kesehatan. Misalnya,
ibu hamil tidak boleh makan banyak-banyak dengan tujuan agar bayinya tidak besar
dan mudah dilahirkan. Pendapat tersebut tidak dapat dibenarkan (Soetjiningsih,
1995).
Gizi ibu pada waktu hamil sangat penting untuk pertumbuhan janin yang
dikandungnya. Angka kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) lebih tiggi
dinegara-negara yang sedang berkembang daripada dinegara-negara yang sudah
maju. Hal ini disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi yang rendah mempengaruhi
diet ibu. Gizi ibu yang baik diperlukan agar pertumbuhan janin berjalan pesat dan
tidak mengalami hambatan. Dimulai dari satu sel telur yang setelah dibuahi tumbuh
dengan pesat, sehingga diperkirakan pertumbuhan janin sejak konsepsi sampai lahir
(Soetjiningsih, 1995).
Sayangnya, masalah gizi pada ibu hamil di Indonesia masih kurang
menguntungkan. Ahli gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr Elvina
Karyadi, MSc, PhD, SpGK, memaparkan, berdasarkan riset kesehatan dasar 2007,
terdapat 13,6 persen wanita usia subur dengan kurang energi kronis. Selain itu, ada
11,3 persen wanita dewasa yang mengalami anemia. Bahkan, berdasarkan survei
kesehatan rumah tangga 2001, prevalensi (angka kejadian) anemia pada ibu hamil
mencapai 40,1 persen (Amirullah, tempo.co).
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan
selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan
dengan berat badan normal. Dengan kata lain bayi yang dilahirkan sangat
tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Dalam masa
kehamilan, kebutuhan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh-kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu, dan persediaan
laktasi baik untuk ibu maupun janin. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan
anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, pendarahan pascapersalinan,
sepsis puerperalis, dan lain-lain. Kelebihan nutrisi karena dianggap makan untuk
dua orang dapat berakibat kegemukan, preeklamsia, janin besar, dan lain-lain
(Yulaikhah, 2006).
Masih rendahnya gizi buruk ibu hamil di Indonesia terus meningkat dari tahun
ke tahun, ini yang membuat kajian bagi pemerintah untuk mengatasi permasalahan
ini. Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
menunjukkan Angka Kematian Balita sebesar 44/1000, Angka Kematian Bayi
34/1000, dan Angka Kematian Neonatal 19/1000 (neraca.co.id).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagamana kebutuhan Nutrsi pada ibu hamil
2. Adaptasi fisioogis ibu hamil trimester 1
1.3 Tujuan
1. Mampu mengetahui nutrisi paga ibu hamil trimester 1
2. Menginformasikan pemenuhan nutrisi pada ibu hamil trimester 1 yang
mempengaruhi pada pertumbuhan janin.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Nutrisi Ibu Hamil
Menurut para ahli medis pengertian nutrisi adalah berikut ini:
a. Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh agar bisa menjalankan fungsi
nutrisi tersebut sebagai sumber energi. Energi inilah yang akan membuat
makhluk hidup bisa melakukan aktivitas dan kegiatan sehari-harinya.
b. Nutrisi adalah kebutuhan utama bagi pasien yang mengalami malnutrisi, pasien
yang mengalami kritis nutrisi enteral.
c. Nutrisi merupakan sebuah proses yang terjadi pada tubuh manusia dimana
tubuh manusia memerlukan makanan dalam pembentukan energi dan sumber
kekuatan.
d. Nutrisi adalah zat energi yang dibutuhkan dalam mempertahankan kesehatan,
menjaga pertumbuhan dan juga membuat organ bisa menjalankan tugasnya
secara normal.
Jadi, nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi bagi seorang ibu pada saat
hamil. Zat gizi sendiri menurut Almatsier merupakan ikatan kimia yang diperlukan
tubuh agar bisa menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energy, membagun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.
Nutrisi atau asupan seorang ibu disaat hamil sangat menentukan status gizi ibu
hamil tersebut. Menurut Almatsier (2009:3), status gizi sendiri dapat diartikan
sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi, dapat dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
Berdasarkan pengertian status gizi tersebut status gizi ibu hamil berarti keadaan
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu
hamil.
Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan, apabila status gizi ibuburuk dalam kehamilan akan mengakibatkan
terhambatnya otak janin, abortus, dan sebagainya. Jadi pemantauan gizi ibu hamil
sangatlah diperlukan. (Sri Mulyani, dkk. 2013)
2.2 Nutrisi yang Diperlukan Bagi Ibu Hamil
Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan oprimal janin dan
persiapan persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi berguna untuk:
kesehatan ibu hamil, pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan menyusui dan
tumbuh kembang bayi. Pada dasarnya menu makanan ibu hamil, tidak banyak
berbeda dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan
dalam pengaturan menu selama hamil. Selama hamil calon ibu memerlukan lebih
banyak zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil
dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas
janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus,
lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok, dan lain-lain (Lestari, 2013).
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan
untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta,
air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan
digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk
pertumbuhan ibunya (Sitanggang, 2013).
Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13
kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu
hamil berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganti sel-sel
tubuh yang rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan
makanan (Sitanggang, 2013).
Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung
karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat
pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien
akan meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat
secara proporsional (Lestari, 2013).
Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang
adekuat, dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan
tersebut. Pertumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir
kehamilan. Misalnya pada akhir bulan ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar
30 g dan kecepatan maksimum pertumbuhan janin terjadi pada minggu 32-38.
Sehingga dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada stadium akhir kehamilan
tersebut (Soetjiningsih, 1995).
a. Karbohidrat
Janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan
pada waktu lahir meningkat menjadi 34 g. konsentrasi glikogen pada hati dan otot-
otot skelet meningkat pada akhir kehamilan.
Metabolisme karbohidrat ibu hamil sangat kompleks, karena terdapat
kecenderungan peningkatan ekskresi dextrone dalam urine. Hal ini ditunjukkan oleh
frekuensi glukosuria ibu hamil yang relatif tinggi dan adanya glukosuria pada
kebanyak wanita hamil setelah mendapat 100 gram dextrose per oral. Normalnya,
pada wanita hamil tidak terdapat glukosa. Kebutuhan karbohidrat lebih kurang 65%
dari total kalori sehingga perlu penambahan.
b. Protein
Transport protein melalui plasenta terutama asam amino, yang kemudian
disintesis oleh fetus menjadi protein jaringan. Protein dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin, uterus, payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu, dan
persiapan laktasi. Kebutuhan protein adalah 9 gram/hari. Sebanyak 1/3 dari protein
hewani mempunyai nilai biologis tinggi. Kebutuhan protein untuk fetus adalah 925
gram selama 9 bulan. Efisiensi protein adalah 70%. Terdapat protein loss di urine
+30%. WHO menganjurkan intake protein untuk ibu hamil sekitar 1,01 g/kg.
BB/hari dan kalori sekitar 46 kkal/kg.BB/hari untuk rata-rata wanita dengan berat
badan 55 kg.
Oleh karena itu tiap-tiap negara dapat membuat rekomendasi yang khusus yang
sesuai dengan pola makanan di negara tersebut dan keadaan masyarakatnya. Jumlah
protein yang dianjurkan dalam diet harus disesuaikan dengan nilai hayati protein
yang dimakan. Makin rendah nilai hayati protein, makin besar jumlah protein dalam
diet yang diperlukan. Nilai hayati protein, makin besar jumlah protein dalam diet
yang diperlukan. Nilai hayati protein nabati lebih rendah dari protein hewani.
c. Lemak
Selama hamil, terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan terjadi mulai
bulan ke-3 kehamilan. Penambahan lemak tidak diketahui, namun kemungkinan
dibutuhkan untuk proses laktasi yang akan datang.
Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara minggu 35-40
kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali
lipid esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan
dinding sel saraf. Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam
tubuh janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34
dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g emak per hari
ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu,
sisanya disintesa oleh janin. Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat
pada tiga bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin.
Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karena itu pada bayi
atern 80% jaringan lemak tubuh terdapat pada jaringan subkutan.
d. Zat Besi (Fe)
Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi, pemasukan harus
adekuat selama hamil untuk mencegah anemia.wanta hamil memerlukan 800 mg
atau 30-50 gram/hari. Anjuran maksimal: penambahan mulai awal kehamilan,
karena pemberian yang hanya pada trisemester III tidak dapat mengejar kebutuhan
ibu/fetus dan juga untuk cadangan fetus. Kebutuhan zat besi meningkat sehingga
dibutuhkan tambahan 700-800 mg atau 30-60 mg perhari yang didapat dari
suplemen untuk mengganti penggunaan zat besi oleh sum-sum tulang, fetus, dan
plasenta. Ibu hamil yang mengalami anemia akibat kekurangan zat besi akan
berdampak meningkatnya aborsi spontan, kelahiran dini, rendahnya berat badan
bayi saat dilahirkan (BBLR), kematian bayi saat dilahirkan, dan kematian bayi
sebelum dilahirkan. Sumber zat besi diperoleh dari hati, sumsum tulang, telur,
daging, ikan, ayam, dan sayuran berwarna hijau tua.
e. Kalsium (Ca)
Kebutuhan kalsium pada ibu hamil mengalami peningkatankarena terjadinya
peningkatan pergantian tulang (turn over), penurunan penyerapan kalsium, dan
retensi kalsium karena adanya perubahan hormonal. Kalsium diperlukan untuk
pertumbuhan tulang dan gigi, vitamin D membantu penyerapan kalsium, kebutuhan
30-40 g/hari untuk janin, wanita hamil perlu tambahan 600 mg/hari dan total
kebutuhan ibu hamil selama kehamilan adalah 1200 mg/hari. Kalsium dapat
diperoleh dengan mengonsumsi susu, keju, ikan teri, rebon kering, kacang kedelai
kering atau basah, dan brokoli segar.
f. Asam Folat
Asam folat digunakan untuk pertumbuhan janin dan erythropoiesis ibu sehingga
kebutuhan asam folat pada ibu hamil akan menigkat. Anemia akibat kekurangan
asam folat disebut anemia megaloblastik yang akan menyebabkan kekurangan
oksigen. Bila hal ini berlangsung lama akan berdampak pada kerusakan oragna-
organ tubuh. Rendahnya kadar asam folat pada wanita hamil menyebabkan
kelahiran cacat, gangguan saraf, atau gangguan perkembangan kecerdasan
(retardasi mental). Kebutuhan asam folat pada wanita hamil sebanyak 280 µg per
hari selama kehamilan trisemester I, 660 ug pada trisemester II, dan 470 ug per hari
pada trisemester III bisa didapat dari sayuran hijau, hati, dan ayam.
g. Kolin
Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan oleh ibu
hamil, terutama pada minggu kedelapan belas kehamilan. Vitamin ini dapat
meningkatkan kemampuan bayi untuk membentuk hubungan antarneuron yang
sedang tumbuh pesat. Kolin bisa didapat dari kuning telur, daging tanpa lemak, ragi,
kedelai, hati, otak, ginjal, dan jantung.
h. Vitamin E
Vitamin E berfungsi sebagai anti-oksidan yang dapat melindungi tubuh dari
radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan kromosom atau jaringan sel bayi,
terutama paling rawan terjadi pada tahap-tahap awal kehamilan. Vitamin E dapat
ditemukan pada gandum, sayuran hijau, biji-bijian, kedelai, minyak biji kapas, dan
minyak jagung.
i. Vitamin A
Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500 SI.
Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi prematur dan
perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan.
Dampak negatif kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi hati,
susu, ikan laut, sayuran, dan buah berwarna hijau atau kuning.
j. Vitamin B1
Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran sebelum
waktunya dan gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa dipenuhi
kebutuhannya dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, padi-padian, dan
daging.
k. Iodine
Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Penambahan
kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg. kekurangan iodine pada masa
kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang ditunjukkan dengan
adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik anak yang mengalami
down syndrome. Bahan makanan sumber iodine adalah garam dapur yang sudah
difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan makanan yang berasal dari laut, serta
tumbuhan yang hidup dekat pantai.
l. Zinc (Seng)
Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc yang
rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc berperan
untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa
(penglihatan, penciuman, dan pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh dari daging,
hati, telur, ayam, seafood, susu, dan kacang-kacangan.
2.2.1 Contoh Pengaturan Makan Sehari untuk Ibu Hamil
Bahan Makanan Trimester I
Nasi/ Penukar 3 ¼ gelas
Daging/penukar 2 ½ potong
Tempe/ Penukar 5 potong
Sayur 3 gelas
Buah 2 potong
Minyak 2 sdm
Kacang Hijau 2 ½ sdm
Susu 2 ½ sdm
Tepung sarikedelai -
Gula 1 sdm
Nilai Gizi Trimester I
Energi 2095,8 kal
Protein 79,5 gram
Lemak 57 gram
Karbohidrat 273,8 gram
Vitamin C 70 mg
Zat Besi 31 mg
2.2.2 Contoh Menu Sehari untuk Ibu Hamil
Berikut ini contoh menu makanan untuk ibu hamil dalam sehari menurut
Direktorat Bina Gizi, Kemenkes (2011)
Pagi:
• Nasi
• Ayam Goreng bumbu lengkuas
• Pepes Tahu
• Oseng-oseng jagung muda + wortel
• Susu
Jam 10.00: Bubur Kacang Hijau
Siang:
• Nasi
• Sop Sayuran
• Ikan balado
• Kripik Tempe
• Jeruk
Jam 16.00: Selada buah
Malam:
• Nasi
• Telur Balado
• Perkedel Tahu
• Tumis Tauge + Baso
• Pisang
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu
hamil. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Gizi ibu hamil adalah
makanan sehat dan seimbang yag harus dikonsumsi ibu selama masa
kehamilannya, dengan porsi dua kali makan orang yang tidak hamil (Sitanggang,
2013).
Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup sehat selama
kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik melalui asupan gizi yang baik,
memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil, perawatan jalan lahir,
menghindari merokok dan makan obat tanpa resep. Melakukan kunjungan minimal
empat kali untuk mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang perawatan
yang harus dilakukan (Gulardi H, 2006 dalam Sitanggang, 2013).
Beberapa faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil adalah (Sitanggang,
2013):
A. Faktor Langsung
Nutrisi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan penyakit,
khususnya penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi:
(1) Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan
yang berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi.
(2) Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau daerah
tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka waktu yang
panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.
(3) Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan
sampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi
tercemar atau tidak higienis dan mengandung kuman penyakit.
(4) Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih
dipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan bahwa
ayah adalah orang yang harus diutamakan dalam segala hal termasuk
pembagian makanan keluarga.
(5) Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu,
salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
(6) Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan berakibat
pemenuhan gizi menurun atau berlebih.
(7) Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang
dipandang pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang
beragam didasarkan pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada
sebagian masyarakat yang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan.
(8) Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
Selera makan dipicu oleh sistem tubuh (misal dalam keadaan lapar) atau pun
dipicu oleh pengolahan serta penyajian makanan.
(9) Suplemen Makanan. Ada beberapa suplemen makanan yang biasanya
diberikan untuk ibu hamil, antara lain:
a) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat
membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD
mengandung 200 mg ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elemental
dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap hari
di malam hari selama 90 hari berturut-turut, karena pada sebagian ibu yang
hamil merasakan mual, muntah, nyeri pada lambung, diare, dan susah buang
air besar. Usaha lain untuk menambah asupan zat besi adalah daging segar,
ikan, telur, kacangkacangan, dan sayuran segar yang berwarna hijau tua.
b) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan
gigi bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambil dari
tulang ibu. Kebutuhan akan 6 kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg tiap
harinya. Asupan Kalsium bisa didapat dari minum susu, ikan, udang,
rumput laut, keju, yoghurt, sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacangkacangan,
biji-bijian, dan sayur yang berwarna hijau gelap.
c) Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil.
Beberapa vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg)
yang berfungsi untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin A (6000 IU),
vitamin D (4 mcg). Vitamin ini dapt diperoleh dari cabe merah, mangga,
pepaya, wortel, ubi, aprikot, dan tomat.
B. Faktor Tidak Langsung
(1) Pendidikan keluarga. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan
menyerap pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya melalui berbagai
informasi.
(2) Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan
tertentu yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu
hamil.
(3) Faktor fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat penting untuk menyokong
status kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat masyarakat
memperoleh informasi tentang gizi dan informasi kesehatan
lainnya, bukan hanya dari segi kuratif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif.
2.4 Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin
Kecukupan gizi bagi ibu hamil sangat penting. Bila gizi ibu kurang, tumbuh
kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum
hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, Bayi lahir
prematur, atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat persalinan dapat mengakibatkan
persalinan lama, perdarahan, infeksi dan kesulitan lain yang mungkin memerlukan
pembedahan. Berikut berbagai contoh akibat defisiensi gizi pada janin
(Soetjiningsih, 1995):
a. Kekurangan energi dan protein (KEP)
Meskipun kenaikan berat badan ibu kecil selama trisemester I kehamilan,
namun sangat penting artinya karena pada waktu inilah janin dan plasenta dibentuk.
Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trisemester I dan II akan meningkatkan
bayi BBLR. Hal ini disebabkan adanya KEP akan mengakibatkan ukuran plasenta
kecil dan kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin. Bayi BBLR mempunyai
resiko kematian lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan. Kekurangan gizi pada ibu
lebih cenderung mengakibatkan BBLR atau kelainan yang bersifat umum daripada
menyebabkan kelainan anatomik yang spesifik. Kekurangan gizi pada ibu yang
lama dan berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat lebih buruk pada
janin daripada malnutrisi akut.
Pada saat ini dikembangkan penelitian tentang mekanisme selular pertumbuhan
organ-organ tubuh, yaitu dengan cara mengukur banyaknya DNA dari organ
berbagai indeks dari banyaknya sel dan kandungan protein untuk indeks dari
besarnya sel. Pertumbuhan organ tubuh pada awalnya dimulai dengan pembelahan
sel, kemudian diikuti dengan pembesaran sel. Kalau terdapat gangguan gizi pada
saat pembelahan sel, maka secara bermakna akan mempengaruhi besarnya organ,
dimana perubahan ini tidak bisa normal kembali.
Akibat lain dari KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama pada tahap
pertama pertumbuhan otak (hyperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan.
Dikaitkan bahwa masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf adalah trisemester III
kehamilan sampai sekitar dua tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini
dari perkembangan otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya
adalah berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang
berukuran normal. Dampaknya akan terlihat pada struktr dan fungsi otak pada masa
kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak. Pemberian
suplementasi makanan kepada ibu hamil akan mengurangi kematian perinatal dan
menaikkan berat badan bayi.
b. Anemia Gizi
Anemia gizi merupakan masalah gizi dengan prevalensi tinggi pada ibu hamil,
terutama dinegara berkembang. Anemia gizi terjadi akibat kekurangan Fe, asam
folat dan vitamin B12. Anemia gizi dapat mengakibatkan antara lain, kematian janin
di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, abruption plasenta, cadangan
zat besi yang berkurang pada bayi-bayi dilahirkan sudah dalam keadaan anemia.
Sehingga mortalitas dan morbiditas ibu dan kehamilan perinatal secara bermakna
lebih tinggi.
c. Defisiensi Yodium
Defisiensi yodium pada ibu hamil dalam trisemester pertama kehamilan
merupakan faktor utama terjadinya kretin endemik. Pemberian yodium pada wanita
didaerah endemik dapat mengurangi angka kejadian kretin endemik. Akibat lain
dari defisiensi yodium bisa mengakibatkan janin diresorpsi, abortus, lahir mati, atau
bayi lahir lemah, masa hamil yang lebih lama atau partus lama.
d. Defisiensi Seng (Zn)
Defisiensi seng selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan pada
pertumbuhan janin, kehamilan serotinus atau partus lama. Bayi yang dilahirkan
dengan defisiensi Zn, gejalanya mungkin baru akan nampak setelah anak berada
dalam masa pertumbuha cepat.
e. Defisiensi Vitamin A
Defisiensi vitamin A pada masa kehamilan akan mengakibatkan
meningkatnya prevalensi prematuritas dan reterdasi janin.
f. Defisiensi Thiamin
Defisiensi thiamin yang berat dapat mengakibatkan penyakit beri-beri
congenital.
g. Defisiensi Kalsium
Defisiensi kalsium pada ibu hamil akan mengakibatkan kelainan struktur tulang
secara menyeluruh pada bayi.
2.5 Perkembangan Janin dalam Kandungan
1) Bulan ke-1
Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel pada
hari ke-11 (Rochmawati, 2015). Pada minggu pertama hingga minggu ke-3 sang ibu
mungkin belum menyadari bahwa ia mengandung. Namun pada minggu ke-4,
embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin-CG), sehingga
apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai membentuk
struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta
jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung). Bagian tubuh
embrio yang pertama muncul akan menjadi tulang belakang, otak, dan saraf tulang
belakang. Jantung, sirkulasi darah dan pencernaan juga sudah terbentuk (Nugroho,
2015).
Gambar 1. (Kiri) Pembuahan (Tengah) Zigot (Kanan) Embrio
2) Bulan ke-2
Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah. Raut muka dan
bagian utama otak dapat terlihat. Terbentuk telinga, tulang dan otot di bawah kulit
yang tipis (Rochmawati, 2015). Pada minggu ke-5, terbentuk 3 lapisan yaitu
ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang akan
membentuk system saraf yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit
serta rambut. Lapisan Mesoderm akan membentuk organ jantung, buah pinggang,
tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm membentuk usus, hati, pankreas
dan pundi kencing. Minggu ke-6, ukuran embrio rata-rata 2-4 mm, jantung bayi
mulai berdetak, sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk
kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak. Minggu ke7,
panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram. Pucuk lengan mulai membelah
menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung dan paru-paru telah terbagi
menjadi ruang-ruang. Minggu ke-8, panjang kira-kira 14-20 mm, bayi sudah mulai
terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah.
Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis (Nugroho,
2015).
Gambar 2. Janin 8 Minggu
3) Bulan ke-3
Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas simpisis (tulang kemaluan).
Embrio menjadi janin. Denyut jantung terlihat pada USG. Mulai ada gerakan. Sudah
ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin (Rochmawati, 2015). Pada
minggu ke-9, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram. Minggu
ke-10, semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan
otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap
menit. Minggu ke-11, panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut,
kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah
menguap, janin sudah mulai bisa mengubah posisinya. Minggu ke-12, panjang fetus
6-7 cm berat 14 gram, jari dan kuku mulai terbentuk, janin bergerak secara spontan,
penyempurnaan seluruh organ tubuh (Nugroho, 2015).
Gambar 3. Janin 12 minggu
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi yang diperlukan seorang ibu disaat
hamil. Nutrisi ibu disaat hamil dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil yang
berdampak pada pertumbuhan janin yang dikandungnya.
2) Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang
adekuat seperti karbohidrat, protein, lemak, zat besi, kalsium, asam folat, kolin,
vitamin E, vitamin A, vitamin B1, iodine, dan zinc (seng).
3) Faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil terbagi menjadi dua yaitu faktor
langsung seperti keterbatasan ekonomi, produk pangan, sanitasi makanan,
pembagian makanan dan pangan masyarakat, pengetahuan gizi yang kurang,
pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja, pantangan pada
makanan tertentu, selera makan, dan suplemen makanan. Faktor tidak langsung
seperti pendidikan keluarga, faktor budaya dan faktor fasilitas kesehatan.
4) Kecukupan gizi pada ibu disaat hamil sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Beberapa contoh akibat defisiensi
gizi pada janin diantaranya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kematian janin
di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, janin diresorpsi, lahir mati, bayi
lahir lemah, hambatan pada pertumbuhan janin, kehamilan serotinus, partus
lama, prematuritas dan reterdasi janin, beri-beri congenital, serta kelainan
struktur tulang secara menyeluruh pada bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Arta, Dewi. 2010. Kenali 7 Penyebab Bayi Lahir Prematur. (Online),
(http://lifestyle.okezone.com/read/2010/06/24/27/346282/kenali-7penyebab-
bayi-lahir-prematur) diakses 30 Agustus 2015
Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI
Lestari, Rina. 2013. Pemenuhan Gizi Ibu Hamil. (Online).
http://rinayarina.pun.bz/files/pemenuhan-gizi-ibu-hamil.pdf, diakses 29
Agustus 2015
Maharani, Dian. 2014. Apa Saja Penyebab Bayi Lahir Prematur? (Online),
(http://health.kompas.com/read/2014/09/14/150242523/Apa.Saja.Penyebab.
Bayi.Lahir.Prematur) diakses 30 Agustus 2015
Maharani, Dian. 2015. Lahir Prematur dan Mungil, Tangan Bayi Ini Muat di
Cincin Ayahnya . (Online),
(http://health.kompas.com/read/2015/08/28/120000523/Lahir.Prematur.dan.
Mungil.Tangan.Bayi.ini.Muat.di.Cincin.Ayahnya) diakses 30 Agustus 2015
Mayo Clinic Staff. 2014. Diseases and Conditions Premature Birth (Definition).
(Online), (http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/prematurebirth/basics/definition/con-20020050) diakses 30
Agustus 2015
Mulyani, Sri., Haryanto, Adi. & S, Mamat. 2013. Hubungan Antara Status Gizi
dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester II di Puskesmas
Bandarharjo Semarang Utara: Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan,
(Online), 1(3),
(http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/ejournal/index.php/ilmukeperawatan/articl
e/), diakses 30 Agustus 2015.
Kel 1 Trimester 1.docx

More Related Content

Similar to Kel 1 Trimester 1.docx

Presentasi PPT MK TUMBANG.pptx
Presentasi PPT MK TUMBANG.pptxPresentasi PPT MK TUMBANG.pptx
Presentasi PPT MK TUMBANG.pptxRiry Saud
 
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptxPPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptxAlfandoWibowo2
 
Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil
Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu HamilSap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil
Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu HamilPutu Eka Lestari
 
LAPORAN PENDAHULUAN.docx
LAPORAN PENDAHULUAN.docxLAPORAN PENDAHULUAN.docx
LAPORAN PENDAHULUAN.docxSelviaAgustari1
 
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI pjj_kemenkes
 
Mencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptx
Mencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptxMencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptx
Mencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptxdeaanugerah
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...Septian Muna Barakati
 
1000 hari pertama kehidupan untuk generasi yang lebih baik
1000 hari pertama kehidupan untuk generasi yang lebih baik1000 hari pertama kehidupan untuk generasi yang lebih baik
1000 hari pertama kehidupan untuk generasi yang lebih baikMohammad Endi
 
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptx
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptxPRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptx
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptxfaza73
 
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILPERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILnrukmana rukmana
 
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamilJurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamilnrukmana rukmana
 
BAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docx
BAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docxBAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docx
BAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docxApriliaDianRisnawati
 

Similar to Kel 1 Trimester 1.docx (20)

Makalah gizi janin ibu hamil
Makalah gizi janin ibu hamilMakalah gizi janin ibu hamil
Makalah gizi janin ibu hamil
 
Tugas ilmu gizi(ibu dewi)
Tugas ilmu gizi(ibu dewi)Tugas ilmu gizi(ibu dewi)
Tugas ilmu gizi(ibu dewi)
 
Presentasi PPT MK TUMBANG.pptx
Presentasi PPT MK TUMBANG.pptxPresentasi PPT MK TUMBANG.pptx
Presentasi PPT MK TUMBANG.pptx
 
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptxPPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
 
Jpkeperawatandd150467
Jpkeperawatandd150467Jpkeperawatandd150467
Jpkeperawatandd150467
 
Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil
Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu HamilSap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil
Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil
 
Sap gizi ibu hamil
Sap gizi ibu hamilSap gizi ibu hamil
Sap gizi ibu hamil
 
GIZI PADA IBU HAMIL
GIZI PADA IBU HAMILGIZI PADA IBU HAMIL
GIZI PADA IBU HAMIL
 
LAPORAN PENDAHULUAN.docx
LAPORAN PENDAHULUAN.docxLAPORAN PENDAHULUAN.docx
LAPORAN PENDAHULUAN.docx
 
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
 
1000 HPK 01.ppt
1000 HPK 01.ppt1000 HPK 01.ppt
1000 HPK 01.ppt
 
Mencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptx
Mencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptxMencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptx
Mencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptx
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
 
1000 hari pertama kehidupan untuk generasi yang lebih baik
1000 hari pertama kehidupan untuk generasi yang lebih baik1000 hari pertama kehidupan untuk generasi yang lebih baik
1000 hari pertama kehidupan untuk generasi yang lebih baik
 
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptx
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptxPRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptx
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptx
 
Gizi bumil
Gizi bumilGizi bumil
Gizi bumil
 
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILPERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
 
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamilJurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
 
BAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docx
BAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docxBAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docx
BAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docx
 
GIZI dan Makanan
GIZI dan MakananGIZI dan Makanan
GIZI dan Makanan
 

Recently uploaded

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 

Recently uploaded (7)

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 

Kel 1 Trimester 1.docx

  • 1. MAKALAH NUTRISI IBU HAMIL TRIMESTER 1 UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH GIZI DAN DIET Oleh : Rafli Haikal (201FK01008) Winda Purnamasari (201FK01030) PRODI DIII KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG 2022
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Nutrisi Ibu Hamil Trimester I”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Gizi dan Diet. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Irisanna Tambunan S.Kep.,Ners.,M.KM, selaku dosen mata kuliah Gizi dan Diet yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dengan keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran kami terima dengan tangan terbuka demi memperbaiki makalah ini. Bandung, 25 Oktober 2022
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................i DAFTAR ISI ................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2 1.3 Tujuan .................................................................................................... 2 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Nutrisi Ibu Hamil ................................................................ 3 2.2 Nutrisi yang Diperlukan Bagi Ibu Hamil ............................................. 4 2.2.1 Contoh Pengaturan Makan Sehari untuk Ibu Hamil ..................... 5 2.2.2 Contoh Menu Sehari untuk Ibu Hamil ............................................ 6 2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil ............ 7 2.4 Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin ............................ 8 2.5 Perkembangan Janin dalam Kandungan ......................................... 9 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan............................................................................................. 10 DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup berat. Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu dan janin. Sejak dahulu kala makanan wanita hamil telah dianggap sangat penting, sebab orang percaya bahwa makanan yang benar akan memberi dampak yang baik bagi janin. Sehingga masyarakat membuat berbagai aturan makanan yang boleh dimakan ibu hamil dan makanan yang ditabukan, yang mana hal tersebut ternyata sama sekali tidak benar dilihat dari segi kesehatan. Misalnya, ibu hamil tidak boleh makan banyak-banyak dengan tujuan agar bayinya tidak besar dan mudah dilahirkan. Pendapat tersebut tidak dapat dibenarkan (Soetjiningsih, 1995). Gizi ibu pada waktu hamil sangat penting untuk pertumbuhan janin yang dikandungnya. Angka kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) lebih tiggi dinegara-negara yang sedang berkembang daripada dinegara-negara yang sudah maju. Hal ini disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi yang rendah mempengaruhi diet ibu. Gizi ibu yang baik diperlukan agar pertumbuhan janin berjalan pesat dan tidak mengalami hambatan. Dimulai dari satu sel telur yang setelah dibuahi tumbuh dengan pesat, sehingga diperkirakan pertumbuhan janin sejak konsepsi sampai lahir (Soetjiningsih, 1995). Sayangnya, masalah gizi pada ibu hamil di Indonesia masih kurang menguntungkan. Ahli gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr Elvina Karyadi, MSc, PhD, SpGK, memaparkan, berdasarkan riset kesehatan dasar 2007, terdapat 13,6 persen wanita usia subur dengan kurang energi kronis. Selain itu, ada 11,3 persen wanita dewasa yang mengalami anemia. Bahkan, berdasarkan survei kesehatan rumah tangga 2001, prevalensi (angka kejadian) anemia pada ibu hamil mencapai 40,1 persen (Amirullah, tempo.co). Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan
  • 5. dengan berat badan normal. Dengan kata lain bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Dalam masa kehamilan, kebutuhan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh-kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu, dan persediaan laktasi baik untuk ibu maupun janin. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, pendarahan pascapersalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain. Kelebihan nutrisi karena dianggap makan untuk dua orang dapat berakibat kegemukan, preeklamsia, janin besar, dan lain-lain (Yulaikhah, 2006). Masih rendahnya gizi buruk ibu hamil di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, ini yang membuat kajian bagi pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini. Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan Angka Kematian Balita sebesar 44/1000, Angka Kematian Bayi 34/1000, dan Angka Kematian Neonatal 19/1000 (neraca.co.id). 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagamana kebutuhan Nutrsi pada ibu hamil 2. Adaptasi fisioogis ibu hamil trimester 1 1.3 Tujuan 1. Mampu mengetahui nutrisi paga ibu hamil trimester 1 2. Menginformasikan pemenuhan nutrisi pada ibu hamil trimester 1 yang mempengaruhi pada pertumbuhan janin.
  • 6. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Nutrisi Ibu Hamil Menurut para ahli medis pengertian nutrisi adalah berikut ini: a. Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh agar bisa menjalankan fungsi nutrisi tersebut sebagai sumber energi. Energi inilah yang akan membuat makhluk hidup bisa melakukan aktivitas dan kegiatan sehari-harinya. b. Nutrisi adalah kebutuhan utama bagi pasien yang mengalami malnutrisi, pasien yang mengalami kritis nutrisi enteral. c. Nutrisi merupakan sebuah proses yang terjadi pada tubuh manusia dimana tubuh manusia memerlukan makanan dalam pembentukan energi dan sumber kekuatan. d. Nutrisi adalah zat energi yang dibutuhkan dalam mempertahankan kesehatan, menjaga pertumbuhan dan juga membuat organ bisa menjalankan tugasnya secara normal. Jadi, nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi bagi seorang ibu pada saat hamil. Zat gizi sendiri menurut Almatsier merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh agar bisa menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energy, membagun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Nutrisi atau asupan seorang ibu disaat hamil sangat menentukan status gizi ibu hamil tersebut. Menurut Almatsier (2009:3), status gizi sendiri dapat diartikan sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, dapat dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. Berdasarkan pengertian status gizi tersebut status gizi ibu hamil berarti keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu hamil. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, apabila status gizi ibuburuk dalam kehamilan akan mengakibatkan
  • 7. terhambatnya otak janin, abortus, dan sebagainya. Jadi pemantauan gizi ibu hamil sangatlah diperlukan. (Sri Mulyani, dkk. 2013) 2.2 Nutrisi yang Diperlukan Bagi Ibu Hamil Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan oprimal janin dan persiapan persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi berguna untuk: kesehatan ibu hamil, pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan menyusui dan tumbuh kembang bayi. Pada dasarnya menu makanan ibu hamil, tidak banyak berbeda dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan dalam pengaturan menu selama hamil. Selama hamil calon ibu memerlukan lebih banyak zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok, dan lain-lain (Lestari, 2013). Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya (Sitanggang, 2013). Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13 kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan (Sitanggang, 2013). Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien akan meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat secara proporsional (Lestari, 2013).
  • 8. Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang adekuat, dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan tersebut. Pertumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir kehamilan. Misalnya pada akhir bulan ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar 30 g dan kecepatan maksimum pertumbuhan janin terjadi pada minggu 32-38. Sehingga dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada stadium akhir kehamilan tersebut (Soetjiningsih, 1995). a. Karbohidrat Janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan pada waktu lahir meningkat menjadi 34 g. konsentrasi glikogen pada hati dan otot- otot skelet meningkat pada akhir kehamilan. Metabolisme karbohidrat ibu hamil sangat kompleks, karena terdapat kecenderungan peningkatan ekskresi dextrone dalam urine. Hal ini ditunjukkan oleh frekuensi glukosuria ibu hamil yang relatif tinggi dan adanya glukosuria pada kebanyak wanita hamil setelah mendapat 100 gram dextrose per oral. Normalnya, pada wanita hamil tidak terdapat glukosa. Kebutuhan karbohidrat lebih kurang 65% dari total kalori sehingga perlu penambahan. b. Protein Transport protein melalui plasenta terutama asam amino, yang kemudian disintesis oleh fetus menjadi protein jaringan. Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, uterus, payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu, dan persiapan laktasi. Kebutuhan protein adalah 9 gram/hari. Sebanyak 1/3 dari protein hewani mempunyai nilai biologis tinggi. Kebutuhan protein untuk fetus adalah 925 gram selama 9 bulan. Efisiensi protein adalah 70%. Terdapat protein loss di urine +30%. WHO menganjurkan intake protein untuk ibu hamil sekitar 1,01 g/kg. BB/hari dan kalori sekitar 46 kkal/kg.BB/hari untuk rata-rata wanita dengan berat badan 55 kg. Oleh karena itu tiap-tiap negara dapat membuat rekomendasi yang khusus yang sesuai dengan pola makanan di negara tersebut dan keadaan masyarakatnya. Jumlah protein yang dianjurkan dalam diet harus disesuaikan dengan nilai hayati protein yang dimakan. Makin rendah nilai hayati protein, makin besar jumlah protein dalam
  • 9. diet yang diperlukan. Nilai hayati protein, makin besar jumlah protein dalam diet yang diperlukan. Nilai hayati protein nabati lebih rendah dari protein hewani. c. Lemak Selama hamil, terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan terjadi mulai bulan ke-3 kehamilan. Penambahan lemak tidak diketahui, namun kemungkinan dibutuhkan untuk proses laktasi yang akan datang. Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara minggu 35-40 kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali lipid esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan dinding sel saraf. Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam tubuh janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34 dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g emak per hari ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu, sisanya disintesa oleh janin. Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat pada tiga bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin. Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karena itu pada bayi atern 80% jaringan lemak tubuh terdapat pada jaringan subkutan. d. Zat Besi (Fe) Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi, pemasukan harus adekuat selama hamil untuk mencegah anemia.wanta hamil memerlukan 800 mg atau 30-50 gram/hari. Anjuran maksimal: penambahan mulai awal kehamilan, karena pemberian yang hanya pada trisemester III tidak dapat mengejar kebutuhan ibu/fetus dan juga untuk cadangan fetus. Kebutuhan zat besi meningkat sehingga dibutuhkan tambahan 700-800 mg atau 30-60 mg perhari yang didapat dari suplemen untuk mengganti penggunaan zat besi oleh sum-sum tulang, fetus, dan plasenta. Ibu hamil yang mengalami anemia akibat kekurangan zat besi akan berdampak meningkatnya aborsi spontan, kelahiran dini, rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan (BBLR), kematian bayi saat dilahirkan, dan kematian bayi sebelum dilahirkan. Sumber zat besi diperoleh dari hati, sumsum tulang, telur, daging, ikan, ayam, dan sayuran berwarna hijau tua.
  • 10. e. Kalsium (Ca) Kebutuhan kalsium pada ibu hamil mengalami peningkatankarena terjadinya peningkatan pergantian tulang (turn over), penurunan penyerapan kalsium, dan retensi kalsium karena adanya perubahan hormonal. Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi, vitamin D membantu penyerapan kalsium, kebutuhan 30-40 g/hari untuk janin, wanita hamil perlu tambahan 600 mg/hari dan total kebutuhan ibu hamil selama kehamilan adalah 1200 mg/hari. Kalsium dapat diperoleh dengan mengonsumsi susu, keju, ikan teri, rebon kering, kacang kedelai kering atau basah, dan brokoli segar. f. Asam Folat Asam folat digunakan untuk pertumbuhan janin dan erythropoiesis ibu sehingga kebutuhan asam folat pada ibu hamil akan menigkat. Anemia akibat kekurangan asam folat disebut anemia megaloblastik yang akan menyebabkan kekurangan oksigen. Bila hal ini berlangsung lama akan berdampak pada kerusakan oragna- organ tubuh. Rendahnya kadar asam folat pada wanita hamil menyebabkan kelahiran cacat, gangguan saraf, atau gangguan perkembangan kecerdasan (retardasi mental). Kebutuhan asam folat pada wanita hamil sebanyak 280 µg per hari selama kehamilan trisemester I, 660 ug pada trisemester II, dan 470 ug per hari pada trisemester III bisa didapat dari sayuran hijau, hati, dan ayam. g. Kolin Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan oleh ibu hamil, terutama pada minggu kedelapan belas kehamilan. Vitamin ini dapat meningkatkan kemampuan bayi untuk membentuk hubungan antarneuron yang sedang tumbuh pesat. Kolin bisa didapat dari kuning telur, daging tanpa lemak, ragi, kedelai, hati, otak, ginjal, dan jantung. h. Vitamin E Vitamin E berfungsi sebagai anti-oksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan kromosom atau jaringan sel bayi, terutama paling rawan terjadi pada tahap-tahap awal kehamilan. Vitamin E dapat ditemukan pada gandum, sayuran hijau, biji-bijian, kedelai, minyak biji kapas, dan minyak jagung.
  • 11. i. Vitamin A Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500 SI. Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi prematur dan perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan. Dampak negatif kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi hati, susu, ikan laut, sayuran, dan buah berwarna hijau atau kuning. j. Vitamin B1 Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran sebelum waktunya dan gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa dipenuhi kebutuhannya dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, padi-padian, dan daging. k. Iodine Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Penambahan kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg. kekurangan iodine pada masa kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang ditunjukkan dengan adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik anak yang mengalami down syndrome. Bahan makanan sumber iodine adalah garam dapur yang sudah difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan makanan yang berasal dari laut, serta tumbuhan yang hidup dekat pantai. l. Zinc (Seng) Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc yang rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc berperan untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa (penglihatan, penciuman, dan pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh dari daging, hati, telur, ayam, seafood, susu, dan kacang-kacangan.
  • 12. 2.2.1 Contoh Pengaturan Makan Sehari untuk Ibu Hamil Bahan Makanan Trimester I Nasi/ Penukar 3 ¼ gelas Daging/penukar 2 ½ potong Tempe/ Penukar 5 potong Sayur 3 gelas Buah 2 potong Minyak 2 sdm Kacang Hijau 2 ½ sdm Susu 2 ½ sdm Tepung sarikedelai - Gula 1 sdm Nilai Gizi Trimester I Energi 2095,8 kal Protein 79,5 gram Lemak 57 gram Karbohidrat 273,8 gram Vitamin C 70 mg Zat Besi 31 mg
  • 13. 2.2.2 Contoh Menu Sehari untuk Ibu Hamil Berikut ini contoh menu makanan untuk ibu hamil dalam sehari menurut Direktorat Bina Gizi, Kemenkes (2011) Pagi: • Nasi • Ayam Goreng bumbu lengkuas • Pepes Tahu • Oseng-oseng jagung muda + wortel • Susu Jam 10.00: Bubur Kacang Hijau Siang: • Nasi • Sop Sayuran • Ikan balado • Kripik Tempe • Jeruk Jam 16.00: Selada buah Malam: • Nasi • Telur Balado • Perkedel Tahu • Tumis Tauge + Baso • Pisang 2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbang yag harus dikonsumsi ibu selama masa kehamilannya, dengan porsi dua kali makan orang yang tidak hamil (Sitanggang, 2013).
  • 14. Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup sehat selama kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik melalui asupan gizi yang baik, memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil, perawatan jalan lahir, menghindari merokok dan makan obat tanpa resep. Melakukan kunjungan minimal empat kali untuk mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang perawatan yang harus dilakukan (Gulardi H, 2006 dalam Sitanggang, 2013). Beberapa faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil adalah (Sitanggang, 2013): A. Faktor Langsung Nutrisi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan penyakit, khususnya penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi: (1) Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan yang berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi. (2) Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau daerah tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka waktu yang panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun. (3) Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan sampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi tercemar atau tidak higienis dan mengandung kuman penyakit. (4) Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih dipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan bahwa ayah adalah orang yang harus diutamakan dalam segala hal termasuk pembagian makanan keluarga. (5) Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu, salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat mempengaruhi status gizi seseorang. (6) Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan berakibat pemenuhan gizi menurun atau berlebih. (7) Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang dipandang pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang
  • 15. beragam didasarkan pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada sebagian masyarakat yang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan. (8) Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi. Selera makan dipicu oleh sistem tubuh (misal dalam keadaan lapar) atau pun dipicu oleh pengolahan serta penyajian makanan. (9) Suplemen Makanan. Ada beberapa suplemen makanan yang biasanya diberikan untuk ibu hamil, antara lain: a) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap hari di malam hari selama 90 hari berturut-turut, karena pada sebagian ibu yang hamil merasakan mual, muntah, nyeri pada lambung, diare, dan susah buang air besar. Usaha lain untuk menambah asupan zat besi adalah daging segar, ikan, telur, kacangkacangan, dan sayuran segar yang berwarna hijau tua. b) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan gigi bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambil dari tulang ibu. Kebutuhan akan 6 kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg tiap harinya. Asupan Kalsium bisa didapat dari minum susu, ikan, udang, rumput laut, keju, yoghurt, sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacangkacangan, biji-bijian, dan sayur yang berwarna hijau gelap. c) Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil. Beberapa vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg) yang berfungsi untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin A (6000 IU), vitamin D (4 mcg). Vitamin ini dapt diperoleh dari cabe merah, mangga, pepaya, wortel, ubi, aprikot, dan tomat.
  • 16. B. Faktor Tidak Langsung (1) Pendidikan keluarga. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan menyerap pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya melalui berbagai informasi. (2) Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan tertentu yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu hamil. (3) Faktor fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat penting untuk menyokong status kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat masyarakat memperoleh informasi tentang gizi dan informasi kesehatan lainnya, bukan hanya dari segi kuratif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif. 2.4 Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin Kecukupan gizi bagi ibu hamil sangat penting. Bila gizi ibu kurang, tumbuh kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, Bayi lahir prematur, atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat persalinan dapat mengakibatkan persalinan lama, perdarahan, infeksi dan kesulitan lain yang mungkin memerlukan pembedahan. Berikut berbagai contoh akibat defisiensi gizi pada janin (Soetjiningsih, 1995): a. Kekurangan energi dan protein (KEP) Meskipun kenaikan berat badan ibu kecil selama trisemester I kehamilan, namun sangat penting artinya karena pada waktu inilah janin dan plasenta dibentuk. Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trisemester I dan II akan meningkatkan bayi BBLR. Hal ini disebabkan adanya KEP akan mengakibatkan ukuran plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin. Bayi BBLR mempunyai resiko kematian lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan. Kekurangan gizi pada ibu lebih cenderung mengakibatkan BBLR atau kelainan yang bersifat umum daripada menyebabkan kelainan anatomik yang spesifik. Kekurangan gizi pada ibu yang lama dan berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat lebih buruk pada janin daripada malnutrisi akut.
  • 17. Pada saat ini dikembangkan penelitian tentang mekanisme selular pertumbuhan organ-organ tubuh, yaitu dengan cara mengukur banyaknya DNA dari organ berbagai indeks dari banyaknya sel dan kandungan protein untuk indeks dari besarnya sel. Pertumbuhan organ tubuh pada awalnya dimulai dengan pembelahan sel, kemudian diikuti dengan pembesaran sel. Kalau terdapat gangguan gizi pada saat pembelahan sel, maka secara bermakna akan mempengaruhi besarnya organ, dimana perubahan ini tidak bisa normal kembali. Akibat lain dari KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama pada tahap pertama pertumbuhan otak (hyperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan. Dikaitkan bahwa masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf adalah trisemester III kehamilan sampai sekitar dua tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini dari perkembangan otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya adalah berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang berukuran normal. Dampaknya akan terlihat pada struktr dan fungsi otak pada masa kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak. Pemberian suplementasi makanan kepada ibu hamil akan mengurangi kematian perinatal dan menaikkan berat badan bayi. b. Anemia Gizi Anemia gizi merupakan masalah gizi dengan prevalensi tinggi pada ibu hamil, terutama dinegara berkembang. Anemia gizi terjadi akibat kekurangan Fe, asam folat dan vitamin B12. Anemia gizi dapat mengakibatkan antara lain, kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, abruption plasenta, cadangan zat besi yang berkurang pada bayi-bayi dilahirkan sudah dalam keadaan anemia. Sehingga mortalitas dan morbiditas ibu dan kehamilan perinatal secara bermakna lebih tinggi. c. Defisiensi Yodium Defisiensi yodium pada ibu hamil dalam trisemester pertama kehamilan merupakan faktor utama terjadinya kretin endemik. Pemberian yodium pada wanita didaerah endemik dapat mengurangi angka kejadian kretin endemik. Akibat lain dari defisiensi yodium bisa mengakibatkan janin diresorpsi, abortus, lahir mati, atau bayi lahir lemah, masa hamil yang lebih lama atau partus lama.
  • 18. d. Defisiensi Seng (Zn) Defisiensi seng selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan janin, kehamilan serotinus atau partus lama. Bayi yang dilahirkan dengan defisiensi Zn, gejalanya mungkin baru akan nampak setelah anak berada dalam masa pertumbuha cepat. e. Defisiensi Vitamin A Defisiensi vitamin A pada masa kehamilan akan mengakibatkan meningkatnya prevalensi prematuritas dan reterdasi janin. f. Defisiensi Thiamin Defisiensi thiamin yang berat dapat mengakibatkan penyakit beri-beri congenital. g. Defisiensi Kalsium Defisiensi kalsium pada ibu hamil akan mengakibatkan kelainan struktur tulang secara menyeluruh pada bayi. 2.5 Perkembangan Janin dalam Kandungan 1) Bulan ke-1 Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel pada hari ke-11 (Rochmawati, 2015). Pada minggu pertama hingga minggu ke-3 sang ibu mungkin belum menyadari bahwa ia mengandung. Namun pada minggu ke-4, embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin-CG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung). Bagian tubuh embrio yang pertama muncul akan menjadi tulang belakang, otak, dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan pencernaan juga sudah terbentuk (Nugroho, 2015).
  • 19. Gambar 1. (Kiri) Pembuahan (Tengah) Zigot (Kanan) Embrio 2) Bulan ke-2 Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah. Raut muka dan bagian utama otak dapat terlihat. Terbentuk telinga, tulang dan otot di bawah kulit yang tipis (Rochmawati, 2015). Pada minggu ke-5, terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang akan membentuk system saraf yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing. Minggu ke-6, ukuran embrio rata-rata 2-4 mm, jantung bayi mulai berdetak, sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak. Minggu ke7, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung dan paru-paru telah terbagi menjadi ruang-ruang. Minggu ke-8, panjang kira-kira 14-20 mm, bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis (Nugroho, 2015). Gambar 2. Janin 8 Minggu
  • 20. 3) Bulan ke-3 Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas simpisis (tulang kemaluan). Embrio menjadi janin. Denyut jantung terlihat pada USG. Mulai ada gerakan. Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin (Rochmawati, 2015). Pada minggu ke-9, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram. Minggu ke-10, semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Minggu ke-11, panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap, janin sudah mulai bisa mengubah posisinya. Minggu ke-12, panjang fetus 6-7 cm berat 14 gram, jari dan kuku mulai terbentuk, janin bergerak secara spontan, penyempurnaan seluruh organ tubuh (Nugroho, 2015). Gambar 3. Janin 12 minggu
  • 21. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1) Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi yang diperlukan seorang ibu disaat hamil. Nutrisi ibu disaat hamil dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil yang berdampak pada pertumbuhan janin yang dikandungnya. 2) Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang adekuat seperti karbohidrat, protein, lemak, zat besi, kalsium, asam folat, kolin, vitamin E, vitamin A, vitamin B1, iodine, dan zinc (seng). 3) Faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil terbagi menjadi dua yaitu faktor langsung seperti keterbatasan ekonomi, produk pangan, sanitasi makanan, pembagian makanan dan pangan masyarakat, pengetahuan gizi yang kurang, pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja, pantangan pada makanan tertentu, selera makan, dan suplemen makanan. Faktor tidak langsung seperti pendidikan keluarga, faktor budaya dan faktor fasilitas kesehatan. 4) Kecukupan gizi pada ibu disaat hamil sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Beberapa contoh akibat defisiensi gizi pada janin diantaranya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, janin diresorpsi, lahir mati, bayi lahir lemah, hambatan pada pertumbuhan janin, kehamilan serotinus, partus lama, prematuritas dan reterdasi janin, beri-beri congenital, serta kelainan struktur tulang secara menyeluruh pada bayi.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Arta, Dewi. 2010. Kenali 7 Penyebab Bayi Lahir Prematur. (Online), (http://lifestyle.okezone.com/read/2010/06/24/27/346282/kenali-7penyebab- bayi-lahir-prematur) diakses 30 Agustus 2015 Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Lestari, Rina. 2013. Pemenuhan Gizi Ibu Hamil. (Online). http://rinayarina.pun.bz/files/pemenuhan-gizi-ibu-hamil.pdf, diakses 29 Agustus 2015 Maharani, Dian. 2014. Apa Saja Penyebab Bayi Lahir Prematur? (Online), (http://health.kompas.com/read/2014/09/14/150242523/Apa.Saja.Penyebab. Bayi.Lahir.Prematur) diakses 30 Agustus 2015 Maharani, Dian. 2015. Lahir Prematur dan Mungil, Tangan Bayi Ini Muat di Cincin Ayahnya . (Online), (http://health.kompas.com/read/2015/08/28/120000523/Lahir.Prematur.dan. Mungil.Tangan.Bayi.ini.Muat.di.Cincin.Ayahnya) diakses 30 Agustus 2015 Mayo Clinic Staff. 2014. Diseases and Conditions Premature Birth (Definition). (Online), (http://www.mayoclinic.org/diseases- conditions/prematurebirth/basics/definition/con-20020050) diakses 30 Agustus 2015 Mulyani, Sri., Haryanto, Adi. & S, Mamat. 2013. Hubungan Antara Status Gizi dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester II di Puskesmas Bandarharjo Semarang Utara: Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, (Online), 1(3), (http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/ejournal/index.php/ilmukeperawatan/articl e/), diakses 30 Agustus 2015.