Xii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, porter's five competitiveness force m...Nurrul Tiara Dinni
Â
Executive Summary
âPorterâs Five Competitiveness Force Model, BCG Matrixâ
Dibuat oleh:
Nurrul Tiara Dinni (55118010021)
Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM (Dosen Pengampu)
FAKULTAS PASCA SARJANA
JURUSAN MAGISTER MANAGEMENT
MATA KULIAH STRATEGIC MANAGEMENT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters ...triwahyunugroho3
Â
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters five competitiveness force model, & bcg matrix, universitas mercu buana, 2019
12, sm, agus daman, hapzi ali, porter five competitiveness force model, bcg m...Agus Daman
Â
Analisis Lima Kekuatan Porter atau dalam bahasa Inggris disebut denggan Portesâs Five Forces Analysis adalah suatu alat yang sederhana namun sangat berguna untuk memahami dimana letak kekuatan perusahaan kita dalam menghadapi situasi persaingan di dunia bisnis. Dengan mengunakan Analisis Lima Kekuatan ini, kita dapat memahami kekuatan posisi persaingan saat ini dan kekuatan posisi persaingan pada bisnis yang sedang direncanakan.
Konsep Analisis Lima Kekuatan (Five Forces) ini pertama kali dikemukakan oleh Michael Porter dari Universitas Harvard pada tahun 1979. Michael Porter juga dikenal sebagai Bapak Strategi Bisnis Modern. Analisis Lima Kekuatan Porter atau Porterâs Five Forces Analysis ini merupakan salah satu Analisis yang sering digunakan dalam Manajemen Strategi sebuah perusahaan.
Porter mengacu pada kekuatan-kekuatan ini sebagai lingkungan mikro, untuk membedakannya dengan istilah makro lingkungan yang lebih umum. Mereka terdiri dari kekuatan-kekuatan yang dekat dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan dan menghasilkan keuntungan. Perubahan dalam salah satu kekuatan biasanya membutuhkan unit bisnis untuk menilai ulang pasar mengingat perubahan keseluruhan dalam informasi industri. Daya tarik industri secara keseluruhan tidak berarti bahwa setiap perusahaan dalam industri akan mengembalikan profitabilitas yang sama. Perusahaan dapat menerapkan kompetensi inti mereka, model bisnis atau jaringan untuk mencapai laba di atas rata-rata industri. Contoh nyata dari ini adalah industri penerbangan.
Sebagai industri, profitabilitas rendah karena struktur yang mendasari industri dari biaya tetap yang tinggi dan biaya variabel rendah memberikan keleluasaan besar dalam harga perjalanan maskapai. Airlines cenderung bersaing dalam hal biaya, dan itu menurunkan profitabilitas operator individual serta industri itu sendiri karena menyederhanakan keputusan oleh pelanggan untuk membeli atau tidak membeli tiket. Beberapa operator - Richard Branson Virgin Atlantic adalah salah satu - telah mencoba, dengan keberhasilan yang terbatas, untuk menggunakan sumber diferensiasi untuk meningkatkan profitabilitas.
Xii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, porter's five competitiveness force m...Nurrul Tiara Dinni
Â
Executive Summary
âPorterâs Five Competitiveness Force Model, BCG Matrixâ
Dibuat oleh:
Nurrul Tiara Dinni (55118010021)
Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM (Dosen Pengampu)
FAKULTAS PASCA SARJANA
JURUSAN MAGISTER MANAGEMENT
MATA KULIAH STRATEGIC MANAGEMENT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters ...triwahyunugroho3
Â
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters five competitiveness force model, & bcg matrix, universitas mercu buana, 2019
12, sm, agus daman, hapzi ali, porter five competitiveness force model, bcg m...Agus Daman
Â
Analisis Lima Kekuatan Porter atau dalam bahasa Inggris disebut denggan Portesâs Five Forces Analysis adalah suatu alat yang sederhana namun sangat berguna untuk memahami dimana letak kekuatan perusahaan kita dalam menghadapi situasi persaingan di dunia bisnis. Dengan mengunakan Analisis Lima Kekuatan ini, kita dapat memahami kekuatan posisi persaingan saat ini dan kekuatan posisi persaingan pada bisnis yang sedang direncanakan.
Konsep Analisis Lima Kekuatan (Five Forces) ini pertama kali dikemukakan oleh Michael Porter dari Universitas Harvard pada tahun 1979. Michael Porter juga dikenal sebagai Bapak Strategi Bisnis Modern. Analisis Lima Kekuatan Porter atau Porterâs Five Forces Analysis ini merupakan salah satu Analisis yang sering digunakan dalam Manajemen Strategi sebuah perusahaan.
Porter mengacu pada kekuatan-kekuatan ini sebagai lingkungan mikro, untuk membedakannya dengan istilah makro lingkungan yang lebih umum. Mereka terdiri dari kekuatan-kekuatan yang dekat dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan dan menghasilkan keuntungan. Perubahan dalam salah satu kekuatan biasanya membutuhkan unit bisnis untuk menilai ulang pasar mengingat perubahan keseluruhan dalam informasi industri. Daya tarik industri secara keseluruhan tidak berarti bahwa setiap perusahaan dalam industri akan mengembalikan profitabilitas yang sama. Perusahaan dapat menerapkan kompetensi inti mereka, model bisnis atau jaringan untuk mencapai laba di atas rata-rata industri. Contoh nyata dari ini adalah industri penerbangan.
Sebagai industri, profitabilitas rendah karena struktur yang mendasari industri dari biaya tetap yang tinggi dan biaya variabel rendah memberikan keleluasaan besar dalam harga perjalanan maskapai. Airlines cenderung bersaing dalam hal biaya, dan itu menurunkan profitabilitas operator individual serta industri itu sendiri karena menyederhanakan keputusan oleh pelanggan untuk membeli atau tidak membeli tiket. Beberapa operator - Richard Branson Virgin Atlantic adalah salah satu - telah mencoba, dengan keberhasilan yang terbatas, untuk menggunakan sumber diferensiasi untuk meningkatkan profitabilitas.
Resume Teori Porter's Five Force Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup Produk d...Dian Mardiana
Â
Presentasi ini adalah disarikan dari banyak sumber. PPT ini berjudul Resume Teori Porter's Five Force Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup Produk dan Projek, dibuat oleh Dian Mardiana, Dosen: Prof. Hapzi Ali, Universitas Mercu Buana, sebagai pemenuhan tugas besar
Resume Teori Porter's Five Force Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup Produk d...Dian Mardiana
Â
Presentasi ini adalah disarikan dari banyak sumber. PPT ini berjudul Resume Teori Porter's Five Force Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup Produk dan Projek, dibuat oleh Dian Mardiana, Dosen: Prof. Hapzi Ali, Universitas Mercu Buana, sebagai pemenuhan tugas besar
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Mampu melakukan scanning Lingkung...parluhutan silitonga
Â
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Mampu melakukan scanning Lingkungan dan analisisnya serta analisis lingkungan eksternal. Universitas Mercu Buana, 2018
12, sm, maswanih, hafzi ali, porter s five competitiveness force, bcg, universitas mercu buana, jakarta, 2019
1. Nama Mahasiswa : Maswanih
NIM : 55118010007
Nama Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA. MPM
Mata Kuliah : Strategic Management
Porterâs Five Competitiveness Force Model, BCG Matrix
Analisis Lima Kekuatan Porter (Porterâs Five Forces Analysis)
Analisis Lima Kekuatan Porter (Porterâs Five Forces Analysis) â Analisis Lima Kekuatan
Porter atau dalam bahasa Inggris disebut denggan Portesâs Five Forces Analysis adalah suatu
alat yang sederhana namun sangat berguna untuk memahami dimana letak kekuatan
perusahaan kita dalam menghadapi situasi persaingan di dunia bisnis. Dengan mengunakan
Analisis Lima Kekuatan ini, kita dapat memahami kekuatan posisi persaingan saat ini dan
kekuatan posisi persaingan pada bisnis yang sedang direncanakan.
Konsep Analisis Lima Kekuatan (Five Forces) ini pertama kali dikemukakan oleh Michael
Porter dari Universitas Harvard pada tahun 1979. Michael Porter juga dikenal sebagai Bapak
Strategi Bisnis Modern. Analisis Lima Kekuatan Porter atau Porterâs Five Forces Analysis ini
merupakan salah satu Analisis yang sering digunakan dalam Manajemen Strategi sebuah
perusahaan.
Analisis Lima Kekuatan Porter (Porterâs Five Forces Analysis)
Seperti namanya, Porterâs Five Forces Analysis ini mengunakan 5 Kekuatan Industri untuk
menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri. Berikut ini adalah kelima Kekuatan
menurut Michael Porter atau lebih dikenal dengan Porterâs Five Forces Analysis.
1. Threat of new entrants (Hambatan bagi Pendatang Baru)
Kekuatan ini menentukan seberapa mudah (atau sulit) untuk masuk ke industri tertentu. Jika
Industri tersebut bisa mendapatkan profit yang tinggi dengan sedikit hambatan maka pesaing
akan segera bermunculan. Semakin banyak perusahaan saingan (kompetitor) yang bersaing
pada market yang sama maka profit atau laba akan semakin menurun. Sebaliknya, semakin
tinggi hambatan masuk bagi pendatang baru maka posisi perusahaan kita yang bergerak di
industri tersebut akan semakin diuntungkan.
Beberapa hambatan bagi para pendatang baru diantaranya adalah seperti :
ďˇ Memerlukan dana atau modal yang tinggi
ďˇ Teknologi yang tinggi
ďˇ Hak Paten, Merek dagang
ďˇ Skala Ekonomi
ďˇ Loyalitas Pelanggan
ďˇ Peraturan Pemerintah
2. 2. Bargaining power of suppliers (Daya Tawar Pemasok)
Daya tawar pemasok yang kuat memungkinkan pemasok untuk menjual bahan baku pada
harga yang tinggi ataupun menjual bahan baku yang berkualitas rendah kepada pembelinya.
Dengan demikian, keuntungan perusahaan akan menjadi rendah karena memerlukan biaya
yang tinggi untuk membeli bahan baku yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, semakin rendah
daya tawar pemasok, semakin tinggi pula keuntungan perusahaan kita.
Daya tawar pemasok menjadi tinggi apabila hanya sedikit pemasok yang menyediakan bahan
baku yang diinginkan sedangkan banyak pembeli yang ingin membelinya, hanya terdapat
sedikit bahan baku pengganti ataupun pemasok memonopoli bahan baku yang ada.
3. Bargaining power of buyers (Daya Tawar Pembeli)
Kekuatan ini menilai daya tawar atau kekuatan penawaran dari pembeli/konsumen, semakin
tinggi daya tawar pembeli dalam menuntut harga yang lebih rendah ataupun kualitas produk
yang lebih tinggi, semakin rendah profit atau laba yang akan didapatkan oleh perusahaan
produsen. Harga produk yang lebih rendah berarti pendapatan bagi perusahaan juga semakin
rendah. Di satu sisi, Perusahaan memerlukan biaya yang tinggi dalam menghasilkan produk
yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, semakin rendah daya tawar pembeli maka semakin
menguntungkan bagi perusahaan kita.
Daya tawar pembeli tinggi apabila jumlah produk pengganti yang banyak, banyak stok yang
tersedia namun hanya sedikit pembelinya.
4. Threat of substitutes (Hambatan bagi Produk Pengganti)
Hambatan atau ancaman ini terjadi apabila pembeli/konsumen mendapatkan produk
pengganti yang lebih murah atau produk pengganti yang memiliki kualitas lebih baik dengan
biaya pengalihan yang rendah. Semakin sedikit produk pengganti yang tersedia di pasaran
akan semakin menguntungkan perusahaan kita.
5. Rivalry among existing competitors (Tingkat Persaingan dengan Kompetitor)
Kekuatan ini adalah penentu utama, perusahaan harus bersaing secara agresif untuk
mendapatkan pangsa pasar yang besar. Perusahaan kita akan semakin diuntungkan apabila
posisi perusahaan kita kuat dan tingkat persaingan pada pasar (Market) yang sama tersebut
yang rendah. Persaingan semakin ketat akan terjadi apabila banyak pesaing yang merebut
pangsa pasar yang sama, loyalitas pelanggan yang rendah, produk dapat dengan cepat
digantikan dan banyak kompetitor yang memiliki kemampuan yang sama dalam menghadapi
persaingan.
Pengertian Analisis Matriks BCG dan Contohnya
Pengertian Analisis Matriks BCG dan Contohnya â Matriks BCG atau BCG Matrix
adalah alat analisis bisnis yang digunakan untuk membantu perusahaan dalam
mempertimbangkan peluang pertumbuhan dengan perencanaan strategis jangka panjang dan
meninjau portofolio produk perusahaan tersebut agar dapat mengambil keputusan untuk
berinvestasi, mengembangkan atau menghentikan produknya. Matrik BCG ini juga
membantu perusahaan dalam menentukan pengalokasian sumber daya dan sebagai alat
analisis dalam pemasaran merek, manajemen produk, manajemen strategis dan analisis
Portofolio.
3. Matriks BCG dikembangkan oleh Bruce Henderson pada tahun 1970-an. Bruce Henderson
juga merupakan pendiri Boston Consulting Group (BCG) yaitu sebuah perusahaan konsultan
manajemen global yang terkemuka yang pernah menduduki peringkat ketiga perusahaan
terbaik untuk bekerja versi Forbes pada tahun 2014.
Karena Matriks ini dikembangkan oleh pendiri Boston Consulting Group (BCG) maka
matriks ini dinamakan dengan Matrik BCG yang singkatan dari Boston Consulting Group.
Matriks BCG ini juga berkaitan erat dengan siklus hidup produk (Products life cycle)
sehingga sering disebut juga dengan Product Portfolio Matrix (Matriks Portofolio Produk).
Nama-nama lain Matriks BCG diantaranya adalah BCG Growth-Share Matrix (Matriks
Pertumbuhan dan Pangsa Pasar BCG), Boston Box dan Portfolio Diagram (Diagram
Portofolio).
Matriks BCG terdiri dari matriks yang berukuran 2 baris x 2 kolom atau terdiri dari 4 sel (4
kuadran). 4 sel tersebut pada dasarnya mewakili 4 kategori portofolio produk perusahaan dari
2 dimensi klasifikasi bisnis unit yaitu Relative Market Share (pangsa pasar relatif) dan
Market Growth Rate (tingkat pertumbuhan pasar). Kategori-kategori tersebut masing-masing
diwakili oleh Bintang (Star), Sapi Perah (Cash Cows), Anjing (Dogs) dan Tanda Tanya
(Question Marks).
Stars (Bintang) : Yang termasuk dalam kategori Stars atau Bintang adalah produk atau unit
bisnis yang memiliki pangsa pasar yang dominan dan pertumbuhan yang cepat serta
menghasilkan uang (pendapatan) yang besar. Ini berarti produk-produk yang dihasilkan
merupakan produk-produk terkemuka yang diminati oleh pasar. Perusahaan membutuhkan
banyak investasi untuk mempertahankan posisi produk-produk tersebut dan untuk
mendukung pertumbuhan lebih lanjut serta mempertahankan keunggulan-keunggulan atas
produk tersebut agar dapat tetap bersaing dengan produk kompetitor lainnya. Produk-produk
di kategori Bintang ini dapat berubah menjadi kategori Sapi perah (Cash Cows) apabila
mereka tetap dapat mempertahankan keberhasilan mereka hingga tingkat pertumbuhannya
mengalami penurunan.
Cash Cows (Sapi Perah) : Yang termasuk dalam kategori Cash Cows atau Sapi Perah adalah
produk atau unit bisnis yang merupakan pemimpin pasar, menghasilkan uang atau
pendapatan yang lebih banyak dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaannya. Produk atau unit bisnis pada kategori ini memiliki pangsa pasar yang tinggi
namun prospek pertumbuhan kedepan akan sangat terbatas. Pendapatan yang didapat pada
tingkat Cash Cows ini biasanya digunakan sebagai pendanaan untuk penelitian dan
pengembangan produk-produk baru yang masih berada di kategori Question Marks (Tanda
Tanya) atau membayar hutang-hutang perusahaan serta membayar dividen kepada pemegang
saham. Perusahaan disarankan untuk tetap berinvestasi pada produk-produk dalam
kategori Cash Cows ini untuk mempertahankan produktivitas dan kualitas atau dapat juga
dijadikan pendapatan pasif bagi perusahaan.
Dogs (Anjing) : Dogs (Anjing) atau juga dikenal dengan istilah hewan peliharaan, yang
termasuk pada kategori Dogs ini adalah produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa pasar
rendah dan mengalami tingkat pertumbuhan yang rendah. Produk-produk pada kategori ini
biasanya hanya memberikan kontribusi keuntungan yang sangat rendah atau bahkan harus
menderita kerugian. Produk atau bisnis unit kategori Dogs ini umumnya merupakan beban
bagi perusahaan karena dapat menguras waktu manajemen dan sebagian besar sumber daya
4. perusahaan. Unit bisnis atau produk yang telah berada pada kategori ini biasanya akan
mengalami pengurangan, divestasi ataupun likuidasi oleh manajemen perusahaan.
Question Marks (Tanda Tanya) : Kategori Question Marks kadang-kadang disebut juga
dengan problem children atau wildcats). Yang termasuk dalam kategori Question Marks ini
adalah produk atau bisnis unit yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi tetapi pangsa
pasarnya masih sangat rendah. Penghasilan (uang) yang didapat umumnya tidak sebanding
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan (lebih banyak pengeluaran daripada pendapatan).
Namun karena prospek pertumbuhannya sangat pesat sehingga berpotensi untuk berubah
menjadi Stars atau Bintang. Manajemen perusahaan tersebut disarankan untuk tetap
berinvestasi pada produk atau bisnis unit yang berada dalam kategori Question Marks ini
karena pertumbuhan yang tinggi.
Dari penjelasan 4 kategori pada Matriks BCG diatas, terlihat bahwa analisis matriks BCG
memiliki hubungan yang erat dengan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) seperti pada
gambar dibawah ini.
Pengertian Analisis Matriks BCG dan Contohnya â Matriks BCG atau BCG Matrix
adalah alat analisis bisnis yang digunakan untuk membantu perusahaan dalam
mempertimbangkan peluang pertumbuhan dengan perencanaan strategis jangka panjang dan
meninjau portofolio produk perusahaan tersebut agar dapat mengambil keputusan untuk
berinvestasi, mengembangkan atau menghentikan produknya. Matrik BCG ini juga
membantu perusahaan dalam menentukan pengalokasian sumber daya dan sebagai alat
analisis dalam pemasaran merek, manajemen produk, manajemen strategis dan analisis
Portofolio.
Matriks BCG dikembangkan oleh Bruce Henderson pada tahun 1970-an. Bruce Henderson
juga merupakan pendiri Boston Consulting Group (BCG) yaitu sebuah perusahaan konsultan
manajemen global yang terkemuka yang pernah menduduki peringkat ketiga perusahaan
terbaik untuk bekerja versi Forbes pada tahun 2014.
Karena Matriks ini dikembangkan oleh pendiri Boston Consulting Group (BCG) maka
matriks ini dinamakan dengan Matrik BCG yang singkatan dari Boston Consulting Group.
Matriks BCG ini juga berkaitan erat dengan siklus hidup produk (Products life cycle)
sehingga sering disebut juga dengan Product Portfolio Matrix (Matriks Portofolio Produk).
Nama-nama lain Matriks BCG diantaranya adalah BCG Growth-Share Matrix (Matriks
Pertumbuhan dan Pangsa Pasar BCG), Boston Box dan Portfolio Diagram (Diagram
Portofolio).
Matriks BCG terdiri dari matriks yang berukuran 2 baris x 2 kolom atau terdiri dari 4 sel (4
kuadran). 4 sel tersebut pada dasarnya mewakili 4 kategori portofolio produk perusahaan dari
2 dimensi klasifikasi bisnis unit yaitu Relative Market Share (pangsa pasar relatif) dan
Market Growth Rate (tingkat pertumbuhan pasar). Kategori-kategori tersebut masing-masing
diwakili oleh Bintang (Star), Sapi Perah (Cash Cows), Anjing (Dogs) dan Tanda Tanya
(Question Marks).
Stars (Bintang) : Yang termasuk dalam kategori Stars atau Bintang adalah produk atau unit
bisnis yang memiliki pangsa pasar yang dominan dan pertumbuhan yang cepat serta
menghasilkan uang (pendapatan) yang besar. Ini berarti produk-produk yang dihasilkan
merupakan produk-produk terkemuka yang diminati oleh pasar. Perusahaan membutuhkan
5. banyak investasi untuk mempertahankan posisi produk-produk tersebut dan untuk
mendukung pertumbuhan lebih lanjut serta mempertahankan keunggulan-keunggulan atas
produk tersebut agar dapat tetap bersaing dengan produk kompetitor lainnya. Produk-produk
di kategori Bintang ini dapat berubah menjadi kategori Sapi perah (Cash Cows) apabila
mereka tetap dapat mempertahankan keberhasilan mereka hingga tingkat pertumbuhannya
mengalami penurunan.
Cash Cows (Sapi Perah) : Yang termasuk dalam kategori Cash Cows atau Sapi Perah adalah
produk atau unit bisnis yang merupakan pemimpin pasar, menghasilkan uang atau
pendapatan yang lebih banyak dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaannya. Produk atau unit bisnis pada kategori ini memiliki pangsa pasar yang tinggi
namun prospek pertumbuhan kedepan akan sangat terbatas. Pendapatan yang didapat pada
tingkat Cash Cows ini biasanya digunakan sebagai pendanaan untuk penelitian dan
pengembangan produk-produk baru yang masih berada di kategori Question Marks (Tanda
Tanya) atau membayar hutang-hutang perusahaan serta membayar dividen kepada pemegang
saham. Perusahaan disarankan untuk tetap berinvestasi pada produk-produk dalam
kategori Cash Cows ini untuk mempertahankan produktivitas dan kualitas atau dapat juga
dijadikan pendapatan pasif bagi perusahaan.
Dogs (Anjing) : Dogs (Anjing) atau juga dikenal dengan istilah hewan peliharaan, yang
termasuk pada kategori Dogs ini adalah produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa pasar
rendah dan mengalami tingkat pertumbuhan yang rendah. Produk-produk pada kategori ini
biasanya hanya memberikan kontribusi keuntungan yang sangat rendah atau bahkan harus
menderita kerugian. Produk atau bisnis unit kategori Dogs ini umumnya merupakan beban
bagi perusahaan karena dapat menguras waktu manajemen dan sebagian besar sumber daya
perusahaan. Unit bisnis atau produk yang telah berada pada kategori ini biasanya akan
mengalami pengurangan, divestasi ataupun likuidasi oleh manajemen perusahaan.
Question Marks (Tanda Tanya) : Kategori Question Marks kadang-kadang disebut juga
dengan problem children atau wildcats). Yang termasuk dalam kategori Question Marks ini
adalah produk atau bisnis unit yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi tetapi pangsa
pasarnya masih sangat rendah. Penghasilan (uang) yang didapat umumnya tidak sebanding
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan (lebih banyak pengeluaran daripada pendapatan).
Namun karena prospek pertumbuhannya sangat pesat sehingga berpotensi untuk berubah
menjadi Stars atau Bintang. Manajemen perusahaan tersebut disarankan untuk tetap
berinvestasi pada produk atau bisnis unit yang berada dalam kategori Question Marks ini
karena pertumbuhan yang tinggi.
Dari penjelasan 4 kategori pada Matriks BCG diatas, terlihat bahwa analisis matriks BCG
memiliki hubungan yang erat dengan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) seperti pada
gambar dibawah ini.
Strategi setelah Analisis Matriks BCG
Setelah mengetahui posisi produk dan bisnis unit kita berada, tahap selanjutnya adalah
menerapkan strategi yang sesuai dengan kondisi pasar dan tingkat persaingan yang ada.
Berikut ini terdapat empat strategi yang dapat diterapkan pada bisnis unit atau produk-produk
yang berada dalam Matriks BCG.
6. 1. Build atau Membangun, yaitu meningkatkan investasi pada produk atau unit bisnis
agar dapat meningkatkan pangsa pasar. Strategi ini biasanya dilakukan untuk mendorong
produk-produk dalam kategori Question Marks menjadi Stars dan akhirnya menjadi Cash
Cows.
2. Hold atau Mempertahankan, yaitu strategi untuk mempertahankan produk-produk
agar tetap pada kategori yang sama. Strategi tersebut biasanya digunakan pada kategori Stars.
3. Harvest atau Memanen, yaitu strategi untuk mengurangi investasi dan mencoba untuk
mendapatkan uang tunai (cash) semaksimum mungkin dari produk atau meningkatkan
profitabilitas secara keseluruhan. Strategi ini biasanya digunakan pada produk-produk atau
unit bisnis yang berada di kategori Cash Cows.
4. Divest atau Melakukan Divestasi, yaitu strategi yang melakukan penutupan usaha
atau likuidasi terhadap unit bisnis atau produk yang mengalami kerugian atau produk yang
memiliki pangsa pasar rendah. Strategi Divestasi ini biasanya dilakukan pada produk atau
unit bisnis yang berada di kategori Dogs.
Cara Menggunakan Analisis Matriks BCG
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menganalisis produk atau unit bisnis dengan
menggunakan Matriks BCG.
Langkah 1. Pilih Unit atau Produk yang ingin dianalisis
Analisis Matriks BCG dapat digunakan untuk menganalisis Bisnis unit strategis, merek,
produk atau bahkan perusahaan itu sendiri. Langkah pertama adalah menentukan pilihan
terhadap unit mana yang akan dianalisis.
Langkah 2. Tentukan Pasar (Market)
Menentukan Pasar merupakan hal yang paling penting dalam melakukan analisis. Kesalahan
menentukan pasar akan menyebabkan klasifikasi yang tidak tepat. Sebagai contoh, jika kita
menganalisis mobil bermerek BMW di pasar pengangkutan umum maka akan mendapatkan
hasil di kategori Dogs. Karena mobil bermerek BMW lebih dominan dan kuat di pasar mobil
mewah.
Langkah 3. Menghitung Pangsa Pasar Relative (Relative Market Share)
Relative Market Share dapat dihitung berdasarkan segi Pangsa Pasar ataupun segi
Pendapatan. Perhitungannya adalah dengan membagi Pangsa Pasar atau Pendapatan merek
kita sendiri dengan Pangsa Pasar atau Pendapatan merek pesaing terbesar kita dalam industri
yang sama. Misalnya, jika perusahaan kita adalah memproduksi Smartphone, pangsa pasar
pesaing kita adalah sekitar 25% sedangkan pangsa pasar kita hanya 10% pada tahun yang
sama, maka nilai Relative Market Share kita adalah 0,4 saja. Dalam Matriks BCG, Relative
Market Share diletakkan pada sumbu X. Di sudut kiri paling atas berikan nilai 1, ditengah
matriks berikan nilai 0,5 dan sudut kanan atas berikan nilai 0.
7. Relative Market Share = Pangsa Pasar atau Pendapatan Perusahaan kita / Pangsa Pasar atau
Pendapatan Perusahaan pesaing terbesar
Langkah 4. Ketahui tingkat pertumbuhan pasar (Growth Market Rate)
Tingkat pertumbuhan industri dapat diketahui dari laporan industri yang biasanya tersedia
secara online. Tingkat Pertumbuhan pasar dapat dihitung dengan melihat pertumbuhan
pendapatan rata-rata dari perusahaan terkemuka. Tingkat pertumbuhan pasar diukur dengan
persentase (%). Titik tengah sumbu Y biasanya ditetapkan pada tingkat pertumbuhan 10%,
tetapi dapat juga bervariasi sesuai dengan aktual pencapaian industri yang bersangkutan.
Beberapa industri mengalami pertumbuhan selama bertahun-tahun tetapi hanya pada tingkat
pertumbuhan rata-rata 1% hingga 2% per tahun. Oleh karena itu, ketika melakukan analisis
kita harus mengetahui tingkat pertumbuhan yang dianggap paling signifikan (titik tengah)
untuk memisahkan Cash Cows dengan Stars dan Question Marks dengan Dogs.
Langkah 5. Menggambar Siklus di Matriks BCG
Setelah melakukan perhitungan pada setiap variabel pengukuran, gambarkan posisi merek
atau produk anda ke dalam matriks dengan bentuk lingkaran. Gambarkan juga merek atau
produk lainnya dengan bentuk lingkaran sesuai dengan proporsi pendapatan atau pangsa
pasar yang didapat oleh merek yang bersangkutan.
Contoh Analisis Matriks BCG
Berdasarkan langkah-langkah yang disebutkan diatas, berikut ini adalah contoh untuk
Analisis Matriks BCG atau BCG Growth-Share Matrix.
Strategi setelah Analisis Matriks BCG
Setelah mengetahui posisi produk dan bisnis unit kita berada, tahap selanjutnya adalah
menerapkan strategi yang sesuai dengan kondisi pasar dan tingkat persaingan yang ada.
Berikut ini terdapat empat strategi yang dapat diterapkan pada bisnis unit atau produk-produk
yang berada dalam Matriks BCG.
1. Build atau Membangun, yaitu meningkatkan investasi pada produk atau unit bisnis
agar dapat meningkatkan pangsa pasar. Strategi ini biasanya dilakukan untuk mendorong
produk-produk dalam kategori Question Marks menjadi Stars dan akhirnya menjadi Cash
Cows.
2. Hold atau Mempertahankan, yaitu strategi untuk mempertahankan produk-produk
agar tetap pada kategori yang sama. Strategi tersebut biasanya digunakan pada kategori Stars.
3. Harvest atau Memanen, yaitu strategi untuk mengurangi investasi dan mencoba untuk
mendapatkan uang tunai (cash) semaksimum mungkin dari produk atau meningkatkan
profitabilitas secara keseluruhan. Strategi ini biasanya digunakan pada produk-produk atau
unit bisnis yang berada di kategori Cash Cows.
4. Divest atau Melakukan Divestasi, yaitu strategi yang melakukan penutupan usaha
atau likuidasi terhadap unit bisnis atau produk yang mengalami kerugian atau produk yang
8. memiliki pangsa pasar rendah. Strategi Divestasi ini biasanya dilakukan pada produk atau
unit bisnis yang berada di kategori Dogs.
Cara Menggunakan Analisis Matriks BCG
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menganalisis produk atau unit bisnis dengan
menggunakan Matriks BCG.
Langkah 1. Pilih Unit atau Produk yang ingin dianalisis
Analisis Matriks BCG dapat digunakan untuk menganalisis Bisnis unit strategis, merek,
produk atau bahkan perusahaan itu sendiri. Langkah pertama adalah menentukan pilihan
terhadap unit mana yang akan dianalisis.
Langkah 2. Tentukan Pasar (Market)
Menentukan Pasar merupakan hal yang paling penting dalam melakukan analisis. Kesalahan
menentukan pasar akan menyebabkan klasifikasi yang tidak tepat. Sebagai contoh, jika kita
menganalisis mobil bermerek BMW di pasar pengangkutan umum maka akan mendapatkan
hasil di kategori Dogs. Karena mobil bermerek BMW lebih dominan dan kuat di pasar mobil
mewah.
Langkah 3. Menghitung Pangsa Pasar Relative (Relative Market Share)
Relative Market Share dapat dihitung berdasarkan segi Pangsa Pasar ataupun segi
Pendapatan. Perhitungannya adalah dengan membagi Pangsa Pasar atau Pendapatan merek
kita sendiri dengan Pangsa Pasar atau Pendapatan merek pesaing terbesar kita dalam industri
yang sama. Misalnya, jika perusahaan kita adalah memproduksi Smartphone, pangsa pasar
pesaing kita adalah sekitar 25% sedangkan pangsa pasar kita hanya 10% pada tahun yang
sama, maka nilai Relative Market Share kita adalah 0,4 saja. Dalam Matriks BCG, Relative
Market Share diletakkan pada sumbu X. Di sudut kiri paling atas berikan nilai 1, ditengah
matriks berikan nilai 0,5 dan sudut kanan atas berikan nilai 0.
Relative Market Share = Pangsa Pasar atau Pendapatan Perusahaan kita / Pangsa Pasar atau
Pendapatan Perusahaan pesaing terbesar
Langkah 4. Ketahui tingkat pertumbuhan pasar (Growth Market Rate)
Tingkat pertumbuhan industri dapat diketahui dari laporan industri yang biasanya tersedia
secara online. Tingkat Pertumbuhan pasar dapat dihitung dengan melihat pertumbuhan
pendapatan rata-rata dari perusahaan terkemuka. Tingkat pertumbuhan pasar diukur dengan
persentase (%). Titik tengah sumbu Y biasanya ditetapkan pada tingkat pertumbuhan 10%,
tetapi dapat juga bervariasi sesuai dengan aktual pencapaian industri yang bersangkutan.
Beberapa industri mengalami pertumbuhan selama bertahun-tahun tetapi hanya pada tingkat
pertumbuhan rata-rata 1% hingga 2% per tahun. Oleh karena itu, ketika melakukan analisis
kita harus mengetahui tingkat pertumbuhan yang dianggap paling signifikan (titik tengah)
untuk memisahkan Cash Cows dengan Stars dan Question Marks dengan Dogs.
9. Langkah 5. Menggambar Siklus di Matriks BCG
Setelah melakukan perhitungan pada setiap variabel pengukuran, gambarkan posisi merek
atau produk anda ke dalam matriks dengan bentuk lingkaran. Gambarkan juga merek atau
produk lainnya dengan bentuk lingkaran sesuai dengan proporsi pendapatan atau pangsa
pasar yang didapat oleh merek yang bersangkutan.
Analisa lima kekuatan persaingan M.Porter pada Perusahaan LG Elektronik
Analisis Lima kekuatan M Porter pada PT LG Elektronik Indonesia
A. Landasan Teori
Sebuah industri adalah sekelompok perusahaan yang memproduksi produk-produk yang
dapat saling menggantikan. Dalam lingkungan persaingan, perusahaan-perusahaan ini saling
mempengaruhi. Biasanya, industri-industri mencakup kekayaan bauran dari strategi-strategi
kompetitif yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan daya saing strategis dan laba di
atas rata-rata.
Didalam teori persaingan kita mengenal ada suatu teori dari Michael Porter yg sangat
terkenal pada saat menganalisis persaingan atau competition analysis. Teori tersebut sangat
sangat terkenal dengan istilah Porter Five Forces Model. Intinya sebenarnya Porter menilai
bahwa perusahaan secara nyata tidak hanya bersaing dengan perusahaan yang ada dalam
industri saat iniâŚ. Kita biasanya hanya menganalisis siapa pesaing langsung kita dan
akhirnya kita terjebak dalam âcompetitor oriented â , sehingga tidak mempunyai visi pasar
yang jelas. Dalam five forces model digambarkan bahwa kita juga bersaing dengan pesaing
potensial kita, yaitu mereka yang akan masuk, para pemasok atau suplier,para pembeli atau
konsumen, dan produsen produk-produk pengganti. Dengan demikian. kita harus mengetahui
bahwa ada lima kekuatan yg menentukan karakteristik suatu industri yaitu intensitas
persaingan antar pemain yg ada saat ini, ancaman masuk pendatang baru, kekuatan tawar
menawar pemasok, kekuatan tawar pembeli, dan ancaman produk pengganti.
Michael Eugene Porter (lahir 1947) adalah pengajar di Sekolah Bisnis Universitas Harvard
dengan keahlian utama di bidang manajemen strategis dan keunggulan kompetitif
perusahaan. Ia telah menulis berbagai buku dan artikel tentang manajemen dan antara lain
dikenal dengan teori analisis lima kekuatan Porter-nya (Porter five forces analysis).
Sebenarnya ada kekuatan lain yg sangat penting yaitu kekuatan regulatif yg dimiliki
pemerintah. Kekuatan tersebut bukan menjadi kekuatan keenam tetapi sebagai kekuatan yg
mempengaruhi kelima kekkuatan lainnya. Coba kita lihat satu demi satu kelima kekuatan tsb:
⢠Yang pertama, ancaman masuk dari pendatang baru, kekuatan ini biasanya dpengaruhi
besar kecilnya hambatan masuk ke dalam industri. Hambatan masuk kedalam industri itu
contohnya antara lain : besarnya biaya investasi yang dibutuhkan, perijinan ,akses terhadap
bahan mentah, akses terhadap saluran distribusi, ekuitas merek dan masih banyak lagi.
Biasanya semakin tinggi hambatan masuk , semakin rendah ancaman yg masuk dari
pendatang baru.
⢠Yang kedua adalah kekuatan tawar pemasok atau supplier. Biasanya sedikit jumlah
pemasok, semakin penting produk yang dipasok, dan semakin kuat posisi tawarnya.
⢠Demikian juga dgn kekuatan ketiga yaitu kekuatan tawar pembeli ,dimana kita bisa melihat
bahwa semakin besar pembelian, semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan
10. pada umumnya akan membuat posisi pembeli semakin kuat.
⢠Kekuatan keempat adalah soal produk âproduk substitusi, seberapa banyak produk
substitusi di pasar??. Ketersedian produk substitusi yg banyak akan membatasi keleluasaan
pemain dalam industri untuk menentukan harga jual produk.
⢠Kekuatan kelima atau yang terakhir yang biasanya menjadi fokus para pemasar adalah
masalah intensitas rivalitas antar pemain dalam industri. Biasanya intensitas persaingan itu
dipengaruhi banyak faktor, misalnya struktur biaya produk. Misalnya kalau semakin besar
porsi biaya tetap dlm struktur biaya , maka semakin tinggi intensitas persaingan. Mengapa??
Karena setiap penjual memiliki tingkat break even point yang tinggi sehingga biasanya..
harus menjual produk dalam jumlah yang besar, dan bila perlu dilakukan banting harga agar
bisa mencapai tingkat break even tersebut.
B. Analisis terhadap PT LG Elektronik Indonesia.
⢠Ancaman masuk dari pendatang baru
a. Pendatang baru perusahaan elektronik yaitu: Fujitsu, Axus, dll.
b. Manajemen Strategi yang dilakukan:
ďˇ Mempertahankan Loyalitas Konsumen dengan perbaikan pelayanan konsumen
ďˇ Tetap menjadikan produk elektronik yang tahan lama dan berdaya saing
mengikuti perkembangan zaman
⢠Kekuatan posisi tawar pemasok
a. Karena LG Elektronik Indonesia meruapakan perusahaan yang berpusat di Korea, jadi
pemasok untuk PT LG Elektronik berasal dari mancanegara dan oleh karena itu
diperlukan hubungan yang sangat baik untuk menjaga loyalitas supplier.
b. Manajemen Strategi yang dilakukan:
PT LG Elektronik sebaiknya tidak lamban dalam melunasi kewajibannya kepada
pihak supplier agar hubungan yang terjalin antara kdua perusahaan akan tetap terus
terjalin sehingga LG tidak kekurangan pasokan bahan baku dari supplier
⢠Kekuatan posisi tawar pembeli
a. Para pembeli produk LG berasal dari berbagai kalangan tetapi harga harga produk LG
cenderung stabil di pasaran sehingga bisa dijangkau oleh kalangan menengah dan
kalangan atas, namun kadang kala LG elektronik juga mengadakan program big sale bagi
produk-produk yang sedikit cacat.
b. Manajemen Strategi yang dilakukan:
ďˇ Produk berkualitas dan memuaskan para konsumen.
11. ďˇ Memberikan kontribusi usaha atau Corporate Social Responsibility (CSR) melalui
berbagai kegiatan dan donasi.
ďˇ Program pemberian beasiswa tanpa ikatan dinas apapun bagi mahasiswa-mahasiswi
yang berprestasi di negeri ini untuk melanjutkan program studi pasca sarjana (S2) di
universitas- universitas terkemuka di Korea. Panasonic Scholarship (PS).
ďˇ Harga bersaing
ďˇ Pemberian Service Garansi yang memuasakan
ďˇ Pelayanan yang baik
ďˇ Promosi sesuai dengan mutu
ďˇ Elektronik yang tahan lama / awet
ďˇ Sponsor acara-acara musik terkemuka
⢠Ancaman produk substitusi
a. PT Lg Elektronik merupakan brand elektronik yang paling terkemuka dengan sederet
produknya yang inovatif, mulai dari LCD TV, AC, Kulkas, Mesin Cuci, dan lainnya, dengan
produk utama yang inovatif berupa Air Conditioner. Substitusi dari produk LG Elektronik
tentunya masih bersifat tradisional. Misalnya produk LCD TV substitusinya Radio atau
bahkan layar sandiwara berupa opera, Kamera substitusinya Lukisan, AC substitusinya Kipas
Sate, Kulkas substitusinya termos es, Mesin Cuci substitusinya Papan Gilasan dsb.
b. Manajemen Strategi yang dilakukan:
ďˇ Menjadikan manufaktur kelas dunia di bidang produk elektronik
ďˇ Menghasilkan produk dengan kualitas terbaik
ďˇ Menawarkan produk-produk yang akan memperkaya hidup mereka; produk-produk
yang dibuat berdasarkan ide-ide segar dan inovatif.
ďˇ Terus berinovasi menciptakan produk-produk yang handal berguna dan hebat.
ďˇ Terus mengikuti perkembangan kemajuan elektronik.
⢠Kekuatan Kompetitor
a. Samsung, Sony, Panasonic, Sanyo, Sharp, Toshiba, Denpoo dll
b. b. Manajemen Strategi yang dilakukan:
ďˇ Melakukan Inovasi Produk
12. ďˇ Harga yang lebih terjangkau tetapi mutu tetap
ďˇ Promosi ditingkatkan
BCG pada PT.LG
Boston Consulting Group LG Electronik
* Pengertian Boston Consulting Group (BCG)
Boston Consulting Group (BCG) adalah perusahaan konsultan manajemen swasta yang
berbasis di Boston, ini merupakan pertumbuhan pangsa pasar yang dikembangkan dan
dipopulerkan oleh seorang manajemen konsultan terkemuka.
Metode analisis Boston Consulting Group (BCG) merupakan metode yang digunakan dalam
menyusun suatu perencanaan unit bisnis strategic dengan melakukan pengklasifikasian
terhadap potensi keuntungan perusahaan (Kotler, 2002).
* Matriks Boston Consulting Group (BCG)
Matriks BCG adalah perangkat strategi untuk memberi pedoman pada keputusan alokasi
sumber daya berdasarkan pangsa pasar. Matriks BCG merupakan empat kelompok bisnis,
yaitu :
1. Bintang (Star) mewakili peluang jangka panjang terbaik untuk pertumbuhan dan
profitabilitas bagi organisasi.
2. Tanda tanya (Question Mark) memiliki posisi pangsa pasar relatif yang rendah, tetapi
mereka bersaing dalam industri yang bertumbuh pesat.
3. Sapi perah (Cash Cow) memiliki pangsa pasar relatif yang tinggi tetapi bersaing dalam
industri yang pertumbuhannya lambat.
4. Anjing (Dog) dari organisasi memiliki pangsa pasar relatif yang rendah dan bersaing dalam
industri yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh.
* Analisis Boston Consulting Group (BCG) pada PT. LG Elektonik Indonesia
PT. Panasonic Gobel Indonesia (PGI) melakukan kegiatan penjualan dan purna jual kepada
para konsumen di Indonesia. Konsentrasi LG Elektronik terletak pada produk-produk
âconsumer electronicâ yang terdiri dari 2 kategori besar, yaitu Gadget dan Home Appliances.
Sesuai diagram BCG Matrix, Gadget dianggap sebagai Question Mark karena memiliki posisi
pangsa pasar relatif yang rendah, tetapi mereka bersaing dalam industri yang bertumbuh
pesat, sedangkan Home Appliances dianggap sebagai Cash cows karena memiliki pangsa
pasar relatif yang tinggi tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat.
Pada Gadget berada pada posisi Question Mark, PT. LG Elektronik Indonesia dapat memilih
untuk melakukan strategi seperti organisasi harus memutuskan apakah akan memperkuat
divisi ini dengan menjalankan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau
pengembangan produk) atau menjualnya. Sedangkan pada Home Appliances berada pada
posisi Cash Cows, yaitu PT. LG Elektronik Indonesia dapat memilih untuk melakukan
strategi seperti dapat mencoba melakukan strategi product development atau concentric
diversification.
Daftar Pustaka :
kiekie-myblog.blogspot.com/2010/05/boston-consulting-group-lg-electronik.html