Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisJoy Irman
Biofilter merupakan sistem pengolahan air limbah yang memanfaatkan mikroorganisme yang tumbuh pada permukaan media kontak. Biofilter dapat beroperasi secara anaerobik, aerobik, atau kombinasi keduanya. Proses anaerobik akan menghasilkan biogas, sedangkan proses aerobik memerlukan pasokan oksigen. Biofilter efektif menghilangkan zat organik dan padatan tersuspensi dari air limbah domestik atau industri.
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Dokumen tersebut membahas kriteria teknis dan non-teknis yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Kriteria teknisnya meliputi jarak minimum IPAL dari pemukiman, topografi lahan, kualitas badan air penerima, tingkat bahaya banjir, dan jenis tanah. Sedangkan kriteria non-teknisnya adalah legalitas lahan, batas administrasi, dan tata guna lahan. Dokumen ini bertuju
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Yahya M Aji
Fungsi jaringan distribusi adalah menyalurkan air bersih dari tendon ke rumah tangga atau konsumen.
Ada 2 jenis system distribusi, yaitu :
1. Sistem berkelanjutan (continuous)
Pada system ini, air akan disuplai dan didistribusikan selama 24 jam kepada konsumen. Sistem ini dipakai bila kuantitas air baku dapat mensuplai kebutuhan yang ada.
Keuntungannya:
Air tersedia setiap saat
Air selalu berada dalam keadaan segar
Kerugiannya:
Pemakaian air cenderung boros
Jika ada sedikit kebocoran, maka akumulasinya akan sangat besar
2. System intermitten
Pada system ini, air tidak diproduksi secara terus menerus, melainkan beberapa jam saja dalam satu hari. Sistem ini dipakai bila kuanititas dan tekanan yang diperlukan tidak terpenuhi.
Keuntungannya:
Pemakaian air cenderung lebih hemat
Jika ada kebocoran, maka jumlah yang terbuang tidak akan besar
Kerugiannya:
Air tidak tersedia setiap saat, sehingga sangat merepotkan bila pada saat-saat tersebut air dibutuhkan
Setiap rumah harus memiliki tempat penyimpanan air untuk memenuhi kebutuhannya
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Joy Irman
Dokumen tersebut membahas dua metode pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) yaitu Controlled Landfill dan Sanitary Landfill beserta sarana pendukungnya seperti drainase, pengolahan air lindi, ventilasi gas, dan pemeliharaan TPA."
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisJoy Irman
Biofilter merupakan sistem pengolahan air limbah yang memanfaatkan mikroorganisme yang tumbuh pada permukaan media kontak. Biofilter dapat beroperasi secara anaerobik, aerobik, atau kombinasi keduanya. Proses anaerobik akan menghasilkan biogas, sedangkan proses aerobik memerlukan pasokan oksigen. Biofilter efektif menghilangkan zat organik dan padatan tersuspensi dari air limbah domestik atau industri.
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Dokumen tersebut membahas kriteria teknis dan non-teknis yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Kriteria teknisnya meliputi jarak minimum IPAL dari pemukiman, topografi lahan, kualitas badan air penerima, tingkat bahaya banjir, dan jenis tanah. Sedangkan kriteria non-teknisnya adalah legalitas lahan, batas administrasi, dan tata guna lahan. Dokumen ini bertuju
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Yahya M Aji
Fungsi jaringan distribusi adalah menyalurkan air bersih dari tendon ke rumah tangga atau konsumen.
Ada 2 jenis system distribusi, yaitu :
1. Sistem berkelanjutan (continuous)
Pada system ini, air akan disuplai dan didistribusikan selama 24 jam kepada konsumen. Sistem ini dipakai bila kuantitas air baku dapat mensuplai kebutuhan yang ada.
Keuntungannya:
Air tersedia setiap saat
Air selalu berada dalam keadaan segar
Kerugiannya:
Pemakaian air cenderung boros
Jika ada sedikit kebocoran, maka akumulasinya akan sangat besar
2. System intermitten
Pada system ini, air tidak diproduksi secara terus menerus, melainkan beberapa jam saja dalam satu hari. Sistem ini dipakai bila kuanititas dan tekanan yang diperlukan tidak terpenuhi.
Keuntungannya:
Pemakaian air cenderung lebih hemat
Jika ada kebocoran, maka jumlah yang terbuang tidak akan besar
Kerugiannya:
Air tidak tersedia setiap saat, sehingga sangat merepotkan bila pada saat-saat tersebut air dibutuhkan
Setiap rumah harus memiliki tempat penyimpanan air untuk memenuhi kebutuhannya
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Joy Irman
Dokumen tersebut membahas dua metode pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) yaitu Controlled Landfill dan Sanitary Landfill beserta sarana pendukungnya seperti drainase, pengolahan air lindi, ventilasi gas, dan pemeliharaan TPA."
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...Penataan Ruang
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pembinaan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Pembinaan meliputi koordinasi, pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, dan pengawasan terhadap penyelenggara pengembangan sistem penyediaan air minum agar dapat meningkatkan kinerjanya.
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Teks tersebut membahas mengenai sumber air baku dan rancangan bangunan pengambilan. Sumber air baku yang digunakan adalah air sungai Lenovo dengan debit 1,4 liter/detik. Teks ini juga menjelaskan berbagai jenis bangunan pengambilan air seperti direct intake, indirect intake, dan spring intake beserta komponen-komponennya seperti screen, pompa intake, dan kriteria desainnya.
TPST merupakan tempat pengolahan sampah secara terpadu yang melakukan pemisahan, pencucian, pengemasan, dan pengiriman produk daur ulang. TPST perlu memiliki fasilitas pre-processing, pemilahan, pengolahan fisik dan kimia, serta pengolahan lain seperti kompos dan RDF. Perancangan TPST meliputi analisis material, identifikasi pemanfaatan, perhitungan akumulasi dan kapasitas, serta penentuan tata letak dan luas lahan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipalinfosanitasi
Dokumen tersebut membahas ketentuan dan pedoman pembangunan sistem pengolahan air limbah domestik, mencakup kualifikasi kontraktor dan konsultan, persiapan lokasi dan peralatan, konstruksi sipil dan mekanikal, serta uji coba unit-unit pengolahan."
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Joy Irman
Teknologi pengolahan air limbah domestik secara lokal (on-site) meliputi MCK umum, tangki septik, filter anaerobik, anaerobic baffled reactor, constructed wetland, bidang resapan, sumur resapan, dan anaerobic biogas reactor. Masing-masing teknologi memiliki kelebihan dan keterbatasan tertentu sesuai dengan kondisi lokasi dan skalanya.
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
1. Dokumen membahas berbagai bangunan pelengkap sistem drainase seperti manholes, inlets, clean-outs, catch basins, flushing devices, sands dan oil traps, junctions, inverted siphons, pump stations, dan regulators.
Buku Manual Program EPANET Versi Bahasa IndonesiaMawar 99
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
EPANET adalah program komputer yang digunakan untuk mensimulasikan aliran air dan kualitas air dalam jaringan pipa. Manual pengguna EPANET ini menjelaskan cara menginstal, menggunakan, dan memahami fitur-fitur EPANET untuk melakukan simulasi hidrolis dan kualitas air dalam sistem distribusi air.
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sistem pengelolaan air limbah memiliki dua pilihan utama, yaitu sistem setempat (on-site) dan sistem terpusat (off-site). Sistem setempat mengolah air limbah di dalam atau dekat lokasi sumbernya menggunakan fasilitas seperti septik tank. Sistem terpusat mengalirkan seluruh air limbah ke fasilitas pengolahan terpusat melalui jaringan pipa. Pemilihan sistem ditentukan berdasarkan faktor seperti kepadatan pendu
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...Penataan Ruang
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pembinaan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Pembinaan meliputi koordinasi, pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, dan pengawasan terhadap penyelenggara pengembangan sistem penyediaan air minum agar dapat meningkatkan kinerjanya.
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Teks tersebut membahas mengenai sumber air baku dan rancangan bangunan pengambilan. Sumber air baku yang digunakan adalah air sungai Lenovo dengan debit 1,4 liter/detik. Teks ini juga menjelaskan berbagai jenis bangunan pengambilan air seperti direct intake, indirect intake, dan spring intake beserta komponen-komponennya seperti screen, pompa intake, dan kriteria desainnya.
TPST merupakan tempat pengolahan sampah secara terpadu yang melakukan pemisahan, pencucian, pengemasan, dan pengiriman produk daur ulang. TPST perlu memiliki fasilitas pre-processing, pemilahan, pengolahan fisik dan kimia, serta pengolahan lain seperti kompos dan RDF. Perancangan TPST meliputi analisis material, identifikasi pemanfaatan, perhitungan akumulasi dan kapasitas, serta penentuan tata letak dan luas lahan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipalinfosanitasi
Dokumen tersebut membahas ketentuan dan pedoman pembangunan sistem pengolahan air limbah domestik, mencakup kualifikasi kontraktor dan konsultan, persiapan lokasi dan peralatan, konstruksi sipil dan mekanikal, serta uji coba unit-unit pengolahan."
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Joy Irman
Teknologi pengolahan air limbah domestik secara lokal (on-site) meliputi MCK umum, tangki septik, filter anaerobik, anaerobic baffled reactor, constructed wetland, bidang resapan, sumur resapan, dan anaerobic biogas reactor. Masing-masing teknologi memiliki kelebihan dan keterbatasan tertentu sesuai dengan kondisi lokasi dan skalanya.
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
1. Dokumen membahas berbagai bangunan pelengkap sistem drainase seperti manholes, inlets, clean-outs, catch basins, flushing devices, sands dan oil traps, junctions, inverted siphons, pump stations, dan regulators.
Buku Manual Program EPANET Versi Bahasa IndonesiaMawar 99
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
EPANET adalah program komputer yang digunakan untuk mensimulasikan aliran air dan kualitas air dalam jaringan pipa. Manual pengguna EPANET ini menjelaskan cara menginstal, menggunakan, dan memahami fitur-fitur EPANET untuk melakukan simulasi hidrolis dan kualitas air dalam sistem distribusi air.
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sistem pengelolaan air limbah memiliki dua pilihan utama, yaitu sistem setempat (on-site) dan sistem terpusat (off-site). Sistem setempat mengolah air limbah di dalam atau dekat lokasi sumbernya menggunakan fasilitas seperti septik tank. Sistem terpusat mengalirkan seluruh air limbah ke fasilitas pengolahan terpusat melalui jaringan pipa. Pemilihan sistem ditentukan berdasarkan faktor seperti kepadatan pendu
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Kolam air deras (KAD) merupakan kolam pembesaran ikan dengan aliran air yang terus mengalir secara deras. Teknologi ini berasal dari Jepang dan diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1980-an. KAD memiliki beberapa keunggulan seperti menyuplai oksigen yang berlimpah, memudahkan pemanenan, dan memungkinkan budidaya ikan dengan padat tebar yang tinggi. Budidaya ikan mas di KAD memerlukan
Makalah ini membahas tentang ancaman irigasi, termasuk jaringan irigasi dan saluran irigasi. Jaringan irigasi terdiri dari jaringan utama dan tersier, sedangkan saluran irigasi terbagi menjadi saluran primer, sekunder, dan tersier. Makalah ini juga menjelaskan tentang petak-petak irigasi dan jenis-jenis saluran pembuang air."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan irigasi dan bangunan yang terkait, meliputi empat tingkatan petak irigasi (primer, sekunder, tersier, kuarter), jenis-jenis saluran irigasi dan pembuangan, serta berbagai bangunan pendukung seperti bendung, bangunan bagi, sadap, dan lainnya beserta fungsinya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang sistem distribusi air, termasuk komponen, jenis, tata letak jaringan, injap, dan sumber air yang tidak terdistribusikan. Sistem distribusi air bertujuan untuk menyediakan air bersih dengan tekanan dan kuantitas yang memadai kepada pengguna. Terdapat beberapa jenis sistem distribusi seperti sistem gravitasi, pompa, dan gabungan gravitasi dan pompa.
PLTMH adalah pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan energi air sebagai sumber dayanya. Ia mengubah energi potensial air menjadi listrik dengan menggunakan turbin yang diputar aliran air dan menggerakkan generator. Walaupun prinsip kerjanya sama dengan PLTA, output listrik PLTMH lebih kecil karena skalanya yang lebih kecil dan tidak membutuhkan bendungan.
Presentasi Pembangkit Listrik tenaga MikroHidro (PLTMH)AGUNG SATRIA
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang presentasi mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) oleh 4 mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang. Presentasi mencakup komponen PLTMH, prinsip kerja PLTMH, dan tahapan konversi energi potensial air menjadi energi listrik.
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiPPGHybrid1
Dokumen tersebut membahas tentang saluran irigasi, dimensi saluran, bangunan utama sistem irigasi seperti bendung, dan jenis-jenis bendung seperti bendung tetap dan bendung gerak vertikal.
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiPPGHybrid1
Dokumen tersebut membahas tentang saluran irigasi, dimensi saluran, bangunan utama sistem irigasi seperti bendung, dan jenis-jenis bendung seperti bendung tetap dan bendung gerak vertikal. Informasi kunci yang disampaikan adalah definisi dan fungsi saluran pembawa dan pembuang, rumus untuk menentukan dimensi saluran, serta penjelasan tentang bendung sebagai bangunan utama yang digunakan untuk mengatur dan mengalirkan air irigasi.
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiMOSES HADUN
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis bangunan yang digunakan pada sistem irigasi, di antaranya bendung, alat ukur, penguras, pelimpah, bagi, bagi sadap, talang, cross drain, gorong-gorong, sadap, dan corongan. Setiap bangunan memiliki fungsi khusus untuk mengatur dan mengalirkan air sesuai kebutuhan irigasi.
Presentasi mengenai Ilmu Dasar Plambing. Menjelaskan tentang sistem penyediaan air bersih, sistem pembuangan air kotor dan bekas, sistem venting, serta sistem air hujan. Berikut dengan contoh perhitungannya.
2. Pendahuluan
Yang dimaksud dengan reservoir di sini adalah tempat penampungan air bersih,
pada sistem penyediaan air bersih. Umumnya reservoir ini diperlukan pada
suatu sistem penyediaan air bersih yang melayani suatu kota.
Mengapa?
Tentunya karena pada suatu sistem penyediaan air bersih, reservoir
mempunyai fungsi dan peranan tertentu yang diperlukan agar sistem
penyediaan air bersih tersebut dapat berjalan dengan baik.
3. Jenis Reservoir
Jenis reservoir dapat dibagi berdasarkan bentuk, fungsi
maupun tinggi reservoir terhadap permukaan tanah
sekitarnya serta berdasarkan dari bahan konstruksinya.
Berdasarkan tinggi relative reservoir terhadap
permukaan tanah sekitarnya, maka jenis reservoir
dapat dibagi menjadi :
Reservoir permukaan (ground reservoir)
Reservoir menara (elevated reservoir)
4. Reservoir Menara (Elevated Reservoir)
.
Reservoir Permukaan (Ground Reservoir)
Yang dimaksud dengan reservoir permukaan adalah reservoir yang
sebagian besar atau seluruh reservoir tersebut terletak di bawah
permukaan tanah.
.
6. Reservoir Tanki Baja
Banyak reservoir menara dan “standpipe” atau reservoir
tanah yang dikonstruksi dari bahan baja yang dibaut atau
dilas. Karena baja beresiko terhadap karat dan mudah
menyerap panas, maka perlu dicat dan dilindungi dengan
“Cathodic Protection”. Biasanya tangki baja jauh lebih
murah dari tangki beton.
7. Reservoir Beton Cor
Tanki dan reservoir beton pertama kali dibuat tanpa
penutup. Perkembangan selanjutnya konstruksi ini
memakai penutup dari kayu atau beton. Dengan tutup ini
maka masalah sanitasi akan terselesaikan. Kelebihan
dari menggunakan beton cor adalah kedap air dan tidak
mudah bocor. Kelemahan umum dari bahan beton adalah
biaya konstruksi yang relatif lebih tinggi
8. Reservoir Pasangan Bata
Penggunaan bata merah sebagai bahan pengisi dinding
bangunan sudah umum kita lihat diberbagai bangunan
dari dulu hingga kini.
Selain sudah teruji kekuatannya, untuk mendapatkan
material ini pun tidak susah. Kelebihan dari menggunakan
material ini adalah kekuatan, kekokohan serta tahan lama
sehingga jarang sekali terjadi keretakan dinding.
Kekurangannya adalah dari sulitnya membuat pasagan
bata yang rapi sehingga membutuhkan plesteran yang
cukup tebal agar menghasilkan dinding yang cukup rata
dan kecenderungan pemborosan dalam penggunaan
material perekatnya.
9. Reservoir Fiberglass
Penggunaan fiberglass sebagai bahan untuk membuat
reservoir memiliki beberapa kelebihan seperti ringan,
tekstur dinding tanki kaku dan terlihat kuat. Namun dari
kelebihan yang dimiliki, adapun kekurangan yang dimiliki
yaitu rentan terhadap benturan dan dinding tanki mudah
retak, tidak tahan terhadap UV dan oksidasi bila terjemur
sinar matahari.
10. PERLENGKAPAN RESERVOIR
Bagian utama dari reservoir adalah bak tempat penampungan air bersih.
Biasanya reservoir ini dilengkapi dengan :
a. Perpipaan, yang terdiri dari :
Pipa air masuk (pipa inlet)
Pipa air keluar (pipa outlet)
Pipa air keluar ini pada umumnya dilengkapi dengan saringan.
Pipa peluap dan pipa penguras
Pipa peluap digunakan untuk membuang air yang berlebih
pada reservoir, sedangkan pipa penguras digunakan untuk
menguras reservoir.
Pipa udara (pipa vent)
Biasanya pipa udara dilengkapi dengan kawat kasa, yang
gunanya untuk menghindari serangga atau binatang lain
masuk ke dalam reservoir.
Pipa air masuk, pipa air keluar, dan pipa penguras dilengkapi dengan
katup pengatur aliran air.
11. b. Lubang inspeksi (manhole)
Digunakan untuk mengontrol atau untuk masuk ke
dalam reservoir.
c. Tangga untk naik ke menara reservoir dan tangga
untuk masuk ke dalam reservoir
d. Alat penunjuk tinggi muka air dalam reservoir
e. Alat pengukur debit air (meter air)
f. Biasanya alat pengukur debit air dipasang pada
pipa air masuk ke reservoir dan atau pada pipa air
keluar dari reservoir.
Disamping itu bila pengaliran air masuk atau aliran
keluar reservoir menggunakan pompa, maka biasanya
di dalam reservoir tersebut dipasang elektroda-
elektroda untuk menjalankan/menghentikan jalannya
pompa secara otomatis.
PERLENGKAPAN RESERVOIR (lanjutan)
12. FUNGSI RESERVOIR
Fungsi utama dari reservoir adalah untuk
menyeimbangkan antara debit produksi dan debit
pemakaian air. Seringkali untuk waktu yang bersamaan,
debit produksi air bersih tidak dapat selalu sama
besarnya dengna debit pemakaian air.
Pada saat jumlah produksi air bersih lebih besar
daripada jumlah pemakaian air, maka kelebihan air
tersebut untuk sementara disimpan dalam reservoir, dan
digunakan kembali untuk memenui kekurangan air
pada saat jumlah produksi air bersih lebih kecil
daripada jumlah pemakaian air. Pola Fluktuasi Pemakaian Air
13. Disamping fungsi utama reservoir tersebut, seringkali reservoir ini mempunyai fungsi yang lain,
yaitu :
a. Untuk menambah tekanan air pada jaringan pipa distribusi (khususnya untuk reservoir
menara)
FUNGSI RESERVOIR (lanjutan)
14. b. Agar tekanan air pada jaringan pipa distribusi relatif stabil
Akibat adanya fluktuasi pemakaian air, maka jumlah aliran air dalam pipa distribusi juga
akan berubah-ubah (berfluktuasi). Akibat perubahan debitnya aliran air pada pipa
distribusi ini, maka sisa tekanan air pada pipa distribusi pun akan berubah-ubah.
Pada saat pemakaian air maksimum, maka tekanan air pada pipa distribusi akan
berkurang, dan tekanan air pada pipa distribusi ini akan naik kembali pada saat
pemakaian air minimum.
Dengan menggunakan reservoir, maka dapat dihitung sedemikian rupa, sehingga
tekanan air maksimum dan tekanan air minimum pada jaringan pipa distribusi masih
memenuhi syarat. Dengan perhitungan ini, maka kita dapat menetapkan lokasi dan
ketinggian reservoir terhadap daerah distribusi.
FUNGSI RESERVOIR (lanjutan)
15. b. Agar tekanan air pada jaringan pipa distribusi relatif
stabil
Akibat adanya fluktuasi pemakaian air, maka jumlah
aliran air dalam pipa distribusi juga akan berubah-
ubah (berfluktuasi). Akibat perubahan debitnya aliran
air pada pipa distribusi ini, maka sisa tekanan air
pada pipa distribusi pun akan berubah-ubah.
Pada saat pemakaian air maksimum, maka tekanan
air pada pipa distribusi akan berkurang, dan tekanan
air pada pipa distribusi ini akan naik kembali pada
saat pemakaian air minimum.
Dengan menggunakan reservoir, maka dapat
dihitung sedemikian rupa, sehingga tekanan air
maksimum dan tekanan air minimum pada jaringan
pipa distribusi masih memenuhi syarat. Dengan
perhitungan ini, maka kita dapat menetapkan lokasi
dan ketinggian reservoir terhadap daerah distribusi.
FUNGSI RESERVOIR (lanjutan)
16. c. Sebagai tempat persediaan air pada keadaan darurat
Yang dimaksud dengan keadaan darurat disini, misalnya pada waktu terjadi kebakaran, atau pipa
transmisi sedang diperbaiki atau pada saat pompa untuk mengisi reservoir tidak jalan dan
sebagainya.
Pada waktu-waktu tertentu instalasi air rusak atau perlu dibersihkan, atau pipa transmisi pecah
sehingga perlu diperbaiki, sehingga air tidak dapat diproduksi. Bila tidak ada reservoir, maka tidak
ada air bersih yang dapat didistribusikan ke konsumen.
Bila digunakan reservoir, dan reservoir tersebut berisi air, maka aliran air ke konsumen tidak terhenti
untuk sementara , tetapi masih dapat menerima air yang berasal dari reservoir. Atau dalam keadaan
darurat lain, misalnya pada saat terjadi kebakaran yang membutuhkan banyak air untuk
memadamkan kebakaran tersebut.
Pada waktu melakukan pemadaman kebakaran, maka pemakaian air akan sangat besar. Dengan
adanya air dalam reservoir, diharapkan aliran air ke konsumen tidak akan terhenti, karena kebutuhan
air untuk memadamkan kebakaran tersebt dapat ditanggulangi dari air yang ada dalam reservoir.
FUNGSI RESERVOIR (lanjutan)
17. d. Sebagai tempat pencampuran air dengan larutan kimia, terutama pembubuhan
disinfektan
e. Sebagai tempat pencampuran air dengan bahan kimia, sehingga pencampuran
bahan kimia tersebut lebih merata. Dan di samping itu dengan waktu pencampuran
yang lebih lama, diharapkan sisa klor yang berlebih dapat dikurangi.
f. Sebagai tempat pengendapan pasir atau kotoran-kotoran lain, yang mungkin masih
terbawa air dari instalasi pengolahan atau dari sumur dalam.
g. Bila pengisian reservoir menggunakan pompa, maka pompa dapat dijalankan lebih
merata. Dengan pemompaan yang merata ini, maka diharapkan dapat menghemat
pemakaian tenaga listrik.
FUNGSI RESERVOIR (lanjutan)
18. LOKASI DAN KETINGGIAN RESERVOIR
a.Reservoir penyeimbang biasanya dibangun di dekat
instalasi pengolahan air
b.Reservoir pelayanan ditempatkan sedekat mungkin
dengan pusat daerah pelayanan, kecuali kalau keadaan
tidak memungkinkan selain itu harus dipertimbangkan
pemasangan pipa parallel
c.ketinggian reservoir pada sistem gravitasi ditentukan
sedemikian rupa sehingga tekanan minimum sesuai
hasil perhitungan hidrolis di jaringan pipa distribusi
primer
adalah 15 m. Muka air reservoir rencana diperhitungkan
berdasarkan tinggi muka air minimum
d.Jika elevasi muka tanah wilayah pelayanan bervariasi
maka wilayah pelayanan dapat
dibagi menjadi bebrapa zone wilayah pelayanan yang
dilayani masing-masing dengan satu reservoir.
19. Volume reservoir pelayannan ditentukan berdasarkan:
Jumlah volume air maksimum yang harus ditampung
pada saat pemakaian air minimum ditambah volume air
yang harus disediakan pada saat pengaliran jam
puncak karena adanya fluktuasi pemakaina air di
wilayah pelayanan dan perioda pengisian reservoar
Cadangan air untuk pemadam kebakaran kota sessuai
dengan peraturan yang berlaku dari Dinas Kebakaran
untuk daerah setempat
Kebutuhan air khusus, yaitu penggelontoran, taman dan
peristiwa khusus
Kebutuhan air untuk backwash
Volume efektif reservoir atau reservoir penyeimbang ditentukan berdasarkan
keseimbangan aliran keluaran dan aliran masuk reservoir selama pemakian air
di daerah pelayanan. Sistem pengisisan reservoir dapat dengan sistem pompa
maupun sistem gravitasi. Pasokan air ke konsumen dilakukan secara gravitasi
dan/atau pemompaan.
20. Metoda perhitungan volume efektif reservoir dietntukan
dengan :
Cara tabulasi, volume efektif adalah jumlah dari selisih
positif terbesar (m3) dengan selisih negatif terbesar (m3)
antara fluktuasi pemakaian air dan pasokan air ke reservoir.
Hasil perhitungan nilai kumulatif dibuat dalam bentuk table
Kurva masa, volume efektif didapat dari jumlah presentase
akumulais surplus terbesar pemakaian air terhadap
akumulasi pengaliran air ke reservoar (bila pengaliran air
ke reservoir dilakukan selama 24 jam).
Secara presentase, volume efektif ditentukan minimum 15%
dari kebutuhan air maksimum per hari.