AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
Mendeley zilhana (4).pdf
1. BAHAYA BAHAN KIMIA DILINGKUNGAN KERJA
Zilhana H pagisi1
, Sudirman2
, Ahmad Yani3
1
Mahasiswa Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Muhammaddiyah Palu
2
Dosen Adminittrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Palu
3
Dosen Promosi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhamammadiyah Palu
Email
Zilhanapagisi98@gmail.com
Sudirman@Unismuhpalu.ac.id
Ahmadyani@Unismuhpalu.ac.id
ABSTRAK
Dalam lingkungan kerja biasanya banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya , sehigga para
pekerja terpapar bahaya bahan kimia itu , terkadang meningkat dalam kondisi tertentu,
mengingat sifat bahan kimia itu mudah terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian
bekerja dengan bahaya bahan kimia mengandung banyak resiko bahaya, baik dalam proses
penyimpanan,distribusi, transportasi, dan penggunaanya. Walaupun besarnya bahaya bahan
kimia dapat ditangani dengan benar yang akan mengurangi resiko bahaya bahan kimia
tersebut.
Kata kuci : BAHAYA BAHAN KIMIA DILINGKUNGAN KERJA
PENDAHULUAN :
Bahaya bahan kimia di tempat kerja memang sangat dekat dengan kita,
bukan hanya digunakan ditempat kerja tetapi dikehidupan sehari-hari juga,
seperti dalam rumah tangga (diterjen, gas untuk memasak dll ) dan disekolah
(bahan kimia untuk praktikum). Sehingga masih banyak orang belum
menyadari bahwa disekitar kita banyak bahaya bahan kimia yang biasanya
2. disalah gunakan sebagian orang[1].Setiap tempat kerja selalu mempunyai
resiko terjadinya kecelakaan sehinga di butukan suatu upaya pencegahan dan
pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan kerja pengindentifikasian bahaya
dan resiko kerja merupakan tahap awal yang harus di perhatikan oleh
perusahaan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis bahaya
yang akan terjadi di tempat kerja apa bilah kita lalai dalam melakukan
pekerjaan di suatu perusahaan[2]setiap tempat kerja memiliki bahan kimia,
tercemar sebagai bahan pelarutyang digunakan untuk menghilangkan minyak,
campuran cat dan pernis pelarut campuran lainnya. Bahan kimia dalam
bentuk berubah dijadikan bubu katau partikel abu selama proses manufaktur
dan dapat tersisa masuk dalam ke udara ambient untuk jangka waktu yang
lama.[3]
Ditempat kerja mereka langsung terkontak dengan bahan kimia langsung
maupun secara tidak langsung, kita ketahui bahaya bahan kimia di tempat
kerja memiliki potensi untuk menimbulkan resiko bahaya terhadap kesehatan
maupun dapat menimbulkan bahaya kecelakaan seperti kebakaran hal ini
dapat. Hal ini karena bahan kimia dapat memiliki tipe reaktivitas dan juga
dapat memiliki sifat yang mudah terbakar[4] keselamatan kerja laboratorium
merupakan salah satu hal yang penting. Penanganan bahan kimia tidak sesuai
menjadi salah satu factor terjadinya kecelakaan kerja, penyimpanan bahan
kimia harus mempertimbangkan suatu kualitas dan sifat bahan. Bahan kimia
juga tidak harus disimpan sesusai abjad. Penyimpanan bahan cair dan padat
harus terpisah dan harus sesuai dengan sifatnya.[5] kesadaran perilaku gas
buang kenderaaan bermotor emisi kenderaan bermotor mengandung
berbagai senyawa kimia. Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh
mesin dengan bahan bakar bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya
sama saja, hanya berbeda proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin.
[6]
tetapi bahan kimia tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Factor
yang menyebabkan terjadi kecelakaan adalah manusia dan factor
lingkungannya. Factor manusia merupakan factor terbesar penyebab
terjadinya kecelakaan diantaranya adalah ketidak tahuan akan bahaya yang
akan terjadi[7] Penggunaan pestisida kimia apalagi pada jangka panjang dan
terus menerus sangat berbahaya. Alternatif penggunaan pestisida organik
yang jauh lebih ramah lingkungan dan tidak beracun. merupakan solusi yang
lebih baik penggunaan pestisida organik yang jauh lebih ramah lingkungan
dan tidak beracun merupakan solusi yang lebih baik untuk menggatikan peran
pestisida kimia.[8] pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk
memberantas hama sehingga hasil tanam petani. Penggunaan pestisida oleh
petani semakin hari kian meningkat, namun tidak diimbangi dengan
peningkattan pemahaman petani dalam menggunakan pestisida.[9]
proses pembuatan biodiesel dari minyak nabati umumnya dilakukan
3. memalui reaksi transsesterifikasi menggunakan katalis basa.[10] energi dari
bahan bakar fosil makin menipis.untuk mengatasi persoalan dengan
mengembangkan energi alternative yang dapat dipengaruhi.[11] Suhu
perendaman sangan berpengaruh terhadap laju penyerapan konsentrasi.
Selama perendaman dalam air hangat berkonsentrasi gula.[12]
dalam penyedian energi pada yang akan datang merupakan permasalahan
yang menjadi perhatian dinegara dalam kesejahteraan manusia dalam
kehidupan yang lebih modern sangat terkait dengan jumlah dan mutu energy
yang di anfaatkan. Penyedian energy merupakan faktor yang penting untuk
mendorong pembagunan dalam suatu negara[13] dalam bahan bakar
minyak bumi yang berasal dari fosil kian menipis seriring dengan
berkembangnnya manusia[14]kesuburana tanah dapat ditaksir secara
langsung berdasarkan dalam keadaan tanaman yang diamati.hanya dalam
cara penaksiran yang dapat diketahui hasil kesuburan tanah tersebut[15]
METODE
Makalah ini d buat dengan mengumpulkan beberapa literature artikel
kimia yang telah ada, pihak penulis hanya mereview jurnal yang telah diambil
pada beberapa jurnal dan dijadikan sebagai reverensi. Pada review ini penulis
mengambil masalah dari beberapa jurnal mengenai BAHAYA BAHAN KIMIA
DILINGKUNGAN KERJA
HASIL
Bahan kimia memang dapat berbahaya dalam kehidupan sehari-hari kita
namun tidak dapat dipungkiri bahwa bahan kimia juga dapat memenuhi
kebutuhan kita seperti gas , diterjen dan lain-lain. Tetapi bahan kimia juga
dapat berbahaya apabila disalahgunakan, apabila disalahgunakan bias
menyebabkan kebakaran bagi
PEMBAHASAN
Sifat yang mudah terlarut seperti bahan kain yang terbuat dari serat
kapas, mempunyai sifat mudah menyerap bahan alami maupun kimia[16]
penggunaan minyak goreng secara berkali-kali secara ilmiah merupakan
perilaku yang tidak sehat. Mengkonsumsi minyak goreng bekas sangat
berbahaya dan dapat menyebabkan penyakit. [17] karakteristik parameter
fisika kimia diperairan pulau kerumputan dan sekitarnya selain dipengaruhi
oleh perairan itu sendiri, dapat dipengaruhi lingkungan seperti pola arus
diperairan.[18]bahan organik maupun anorganik yang mengandung kadar
karbon tinggi, dalam proses pembuatan karbon aktif dari jagung manis
dilakukan dengan tahap, yaitu dengan tahap dihidrasi, karbonisasi, dan
aktivitas.[19] insektisida kimia memiliki keefetifan yang lebih rendah tetapi
aman terhadap lingkungan [20] unsur kimia sebagai media pembelajaran
[21]kegiatan pelatihan yang dilakukan meliputi berkoordinasi dengan MGMP
4. kimia melalui pelatihan [22]pestisida yang digunakan petani disekitar tepian.
Pada penelitian dilakukan studi risidu[23]
DAFTAR PUSTAKA :
[1] M. Tejamaya, “BAHAYA KIMIA DI TEMPAT KERJA,” IIHA Newsletter, 2018.
[2] S. Supriyadi and U. S. Raya, “HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT IN BOILER
DIVISION BOILER MENGGUNAKAN METODE HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT
AND RISK CONTROL ( HIRARC ) Universitas Serang Raya,” J. Ind. Hyg. Occup. Heal., 2017.
[3] L. M. Arief, “Lingkungan kerja faktor kimia biologi,” Progr. Stud. Kesehat. Masy. Univ. Esa
Unggul, 2012.
[4] E. Widjajanti, “Penanganan Limbah Laboratorium Kimia,” Makalah, 2009.
[5] I. K. Lasia, I. M. Gunamantha, and I. K. Budiada, “PELATIHAN TEKNIK PENGGUNAAN
BAHAN KIMIA UNTUK PENINGKATKAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM KIMIA,”
J. WIDYA LAKSANA, 2017.
[6] A. T. Tugaswati, “Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor,” Komisi Penghapusan Bensin
Bertimbel, 2009.
[7] N. T. Harjanto, Suliyanto, and I. Sukesi, Endang, “Manajemen Bahan Kimia Berbahaya
Dan Beracun Sebagai Upaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Perlindungan
Lingkungan,” No. 08/ Tahun IV. Oktober 2011 ISSN 1979-2409, 2011.
[8] W. Astuti and C. R. Widyastuti, “Pestisida organik ramah lingkungan pembasmi hama
tanaman sayur,” Rekayasa, 2016.
[9] M. G. C. Yuantari, B. Widiarnako, and H. R. Sunoko, “Tingkat pengetahuan petani dalam
menggunakan pestisida (studi kasus di Desa Curut Kecamatan Penawangan Kabupaten
Grobogan),” in Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013,
2013.
[10] F. Yuliani, M. Primasari, O. Rachmaniah, M. Rachimoellah, L. Biomassa, and J. T. Kimia,
“Pengaruh Katalis Asam (H2SO4) dan Suhu Reaksi pada Reaksi Esterifikasi Minyak Biji
Karet (Hevea brasiliensis) menjadi Biodiesel,” J. Tek. Kim., 2008.
[11] Osvaldo Z. S., P. P. S., and M. Faizal, “Pengaruh Konsentrasi Asam dan Waktu Pada Proses
Hidrolisis dan Fermentasi Pembuatan Bioetanol dari Alang-Alang,” J. Tek. Kim., 2012.
[12] M. A. Arlita, S. Waluyo, and Warji, “Pengaruh Suhu dan Konsentrasi terhadap
Penyerapan Larutan Gula pada Bengkuang ( Pachyrrhizus erosus),” J. Tek. Pertan.
Lampung, 2013.
[13] Sulhatun and Jalaluddin, “Jurnal Teknologi Kimia Unimal,” J. Teknol. Kim. Unimal, 2013.
[14] E. Junary, J. P. Pane, and N. Herlina, “Pengaruh Suhu dan Waktu Karbonisasi Terhadap
Nilai Kalor dan Karakteristik Pada Pembuatan Bioarang Berbahan Baku Pelepah Aren
( Arenga pinnata ),” J. Tek. Kim. USU, 2015.
[15] S. S. dan E. S. Tejoyuwono Notohadiprawiro, “Pengelolaan kesuburan tanah dan
peningkatan efisiensi pemupukan 1,” Ilmu Tanah, 2006.
[16] T. Pujilestari, “Pengaruh Ekstraksi Zat Warna Alam dan Fiksasi Terhadap Ketahanan
Luntur Warna pada Kain Batik Katun,” Din. Kerajinan dan Batik, 2014.
5. [17] P. Naomi and A. M. L. Gaol, “Bekas Ditinjau Dari Kinetika Reaksi Kimia,” J. Tek. Kim., 2013.
[18] D. Salim, Y. Yuliyanto, and B. Baharuddin, “KARAKTERISTIK PARAMETER OSEANOGRAFI
FISIKA-KIMIA PERAIRAN PULAU KERUMPUTAN KABUPATEN KOTABARU KALIMANTAN
SELATAN,” J. ENGGANO, 2017.
[19] J. Manis, Z. E. A. Mays, S. Sturt, L. N. Komariah, S. Ahdiat, and N. D. Sari, “Pembuatan
Karbon Aktif dari Bonggol Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) dan Aplikasinya
Pada Pemurnian Air Rawa,” J. Tek. Kim., 2013.
[20] S. . W. Indiati, “Pengaruh Insektisida Nabati dan Kimia terhadap Hama Thrips dan Hasil
Kacang Hijau,” Penelit. Pertan. Tanam. Pangan, 2012.
[21] I. F. Utami, K. I. Satoto, and K. T. Martono, “Teka-teki Unsur Kimia sebagai Media
Pembelajaran Kimia Interaktif bagi siswa SMA Kelas X Berbasis Android,” J. Teknol. dan
Sist. Komput., 2016.
[22] I. W. Redhana, “PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU KIMIA DI
KABUPATEN BULELENG,” J. WIDYA LAKSANA, 2017.
[23] I. B. P. Manuaba, “Cemaran Pestisida Klor-Organik Dalam Air Danau Buyan Buleleng Bali,”
J. Kim., 2007.
.