Prinsi dan Evaluasi Multimedia PembelajaranUwes Chaeruman
Slide ini membahas tentang dua hal. Pertama adalah prinsip multimedia pembelajaran menurut Rischard A. Meyer (2009). Kedua, membahas aspek-aspek evaluasi multimedia pembelajaran menurut McAlpine dan Wetson (1994). semoga bermanfaat. Plus, ditambah dengan prinsip dual coding theory Piavio dan tips memilih dan menentukan media (Chaeruman, 2017).
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
I. Perkembangan Moral Menurut Jean Piaget
Perkembangan moral dapat pula dipahami melalui pendekatan kognitif. Piaget (dalam Slavin, 2006:51) bahkan mempercayai bahwa struktur kognitif dan kemampuan kognitif anak adalah dasar dari pengembangan moralnya. Kemampuan kognitif itulah yang kemudian akan membantu anak untuk mengembangkan penalaran yang berkaitan dengan masalah sosial. Untuk mempelajari penalaran moral anak-anak, Piaget menghabiskan waktu yang panjang untuk mengamati anak-anak yang sedang bermain kelereng dan menanyakan kepada mereka tentang aturan permainan yang digunakan. Dalam permainan kelereng tersebut Piaget menemukan beberapa hal yaitu anak di bawah usia 6 tahun pada kenyataannya belum mengenal aturan permainan, sedangkan anak mulai usia 6 tahun sudah mengenal adanya aturan dalam permainan, meskipun mereka belum menerapkannya dengan baik dalam permainan. Anak usia 10-12 tahun , anak-anak sudah mampu mengikuti aturan permainan yang berlaku dan mereka sadar bahwa aturan tersebut dibuat untuk menghindari pertikaian antar pemain.
Piaget kemudian membagi tahap perkembangan moral anak menjadi dua tahapan, yaitu tahap heteronomous dan tahap autonomous.
II. Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg
Mengembangkan teori dari Piaget, Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat prekonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat postkonvensional (Slavin, 2006:54). Menurut pandangan Kohlberg dari tiga tingkatan tersebut, anak harus melewati enam tahap dalam dirinya. Setiap tahap memberikan jalan untuk menuju ke tahap selanjutnya ketika anak mampu menemukan ‘aturan’ pada tahap itu, kemudian anak harus meninggalkan penalaran moral dari tahap awal menuju ke tahap berikutnya. Dengan cara tersebut, penalaran moral anak berkembang melalui tiga tingkat yang berbeda meskipun tidak semua anak mampu menguasainya (Manning, 1977:108).
Tahapan-tahapan perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg jauh lebih kompleks dibanding dengan tahapan-tahapan perkembangan moral dalam teori Piaget.
Prinsi dan Evaluasi Multimedia PembelajaranUwes Chaeruman
Slide ini membahas tentang dua hal. Pertama adalah prinsip multimedia pembelajaran menurut Rischard A. Meyer (2009). Kedua, membahas aspek-aspek evaluasi multimedia pembelajaran menurut McAlpine dan Wetson (1994). semoga bermanfaat. Plus, ditambah dengan prinsip dual coding theory Piavio dan tips memilih dan menentukan media (Chaeruman, 2017).
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
I. Perkembangan Moral Menurut Jean Piaget
Perkembangan moral dapat pula dipahami melalui pendekatan kognitif. Piaget (dalam Slavin, 2006:51) bahkan mempercayai bahwa struktur kognitif dan kemampuan kognitif anak adalah dasar dari pengembangan moralnya. Kemampuan kognitif itulah yang kemudian akan membantu anak untuk mengembangkan penalaran yang berkaitan dengan masalah sosial. Untuk mempelajari penalaran moral anak-anak, Piaget menghabiskan waktu yang panjang untuk mengamati anak-anak yang sedang bermain kelereng dan menanyakan kepada mereka tentang aturan permainan yang digunakan. Dalam permainan kelereng tersebut Piaget menemukan beberapa hal yaitu anak di bawah usia 6 tahun pada kenyataannya belum mengenal aturan permainan, sedangkan anak mulai usia 6 tahun sudah mengenal adanya aturan dalam permainan, meskipun mereka belum menerapkannya dengan baik dalam permainan. Anak usia 10-12 tahun , anak-anak sudah mampu mengikuti aturan permainan yang berlaku dan mereka sadar bahwa aturan tersebut dibuat untuk menghindari pertikaian antar pemain.
Piaget kemudian membagi tahap perkembangan moral anak menjadi dua tahapan, yaitu tahap heteronomous dan tahap autonomous.
II. Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg
Mengembangkan teori dari Piaget, Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat prekonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat postkonvensional (Slavin, 2006:54). Menurut pandangan Kohlberg dari tiga tingkatan tersebut, anak harus melewati enam tahap dalam dirinya. Setiap tahap memberikan jalan untuk menuju ke tahap selanjutnya ketika anak mampu menemukan ‘aturan’ pada tahap itu, kemudian anak harus meninggalkan penalaran moral dari tahap awal menuju ke tahap berikutnya. Dengan cara tersebut, penalaran moral anak berkembang melalui tiga tingkat yang berbeda meskipun tidak semua anak mampu menguasainya (Manning, 1977:108).
Tahapan-tahapan perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg jauh lebih kompleks dibanding dengan tahapan-tahapan perkembangan moral dalam teori Piaget.
Menghidupkan Pembelajaran Daring menurut Bonk & Khoo (2014)Uwes Chaeruman
TEC-VARIETY adalah suatu framework meghidupkan aktivitas pembelajaran daring agar lebih hidup. framework ini ditawarkan oleh Curtis J. Bonk dan Elaine Khoo (2014). Silakan dicicipi.
Menghidupkan Pembelajaran Daring menurut Bonk & Khoo (2014)Uwes Chaeruman
TEC-VARIETY adalah suatu framework meghidupkan aktivitas pembelajaran daring agar lebih hidup. framework ini ditawarkan oleh Curtis J. Bonk dan Elaine Khoo (2014). Silakan dicicipi.
Hybrid Learning: antara Tech, Teach, and Touch Uwes Chaeruman
Hybrid/blended learning adalah kombinasi strategi terbaik antara aktivitas pembelajaran sinkron dan asinkron sedemikian rupa untuk menciptakan pengelaman belajar yang efektif, menantang dan menarik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Bagaimana tip melaksanakan hybrid learning? Slide presentasi ini mengajaka Anda untuk mendalami lebih jauh tentang hal tersebut.
Optimalisasi Pemanfaatan Video dalam Pembelajaran Jarak Jauh danDaringUwes Chaeruman
Optimalisasi Pemanfaatan Video dalam Pembelajaran Daring. Siklus bola salju perolehan dan pemanfaatan video dalam pembelajaran jarak jauh dan daring. Pertama mulung (by utlization), kedua buat sendiri (by design). Kategori by design, dapat dibagi dua: 1) DIY (do it yourself video; video buatan sendiri; 2) Video Pro, dibuat secara kolaboratif oleh tim secara profesional. Plus didalamya dibahasa bagaimana penerapannya dalam pembelajaran jarak jauh dan daring.
Tips dan Contoh Cara Merumuskan Tujuan PembelajaranUwes Chaeruman
Tips dan Contoh Cara Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Apa yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran? Apa saja komponen tujuan pembelajaran yang baik? Seperti apakah contoh rumusan tujuan pembelajaran yang baik itu? Slide ini membahas semua itu. Semoga bermanfaat.
Contoh Merdeka Belajar dalam Pembelajaran DaringUwes Chaeruman
Dua contoh model pembelajaran Lee & Hannafin (2016), dan Sugata Mitra (2010). Model ini mendorong pengembangan generasi Indonesia kedepan yang mandiri.
Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring masa Covid-19Uwes Chaeruman
Sharing tentang peluan dan tantangan pembelajaran daring pada masa Covid-19 dan New Normal. Bersama Asosiasi Dosen Pemerhati Pendidikan Indonesia Sulawesi Barat.
Implementasi Kampus Merdeka & Merdeka Belajar Uwes Chaeruman
Urun ide implementasi kampus merdeka untuk program studi teknologi pendidikan se-Indonesia. Bahan diskusi pada pertemuan (webinar) antar koordinator program studi teknologi pendidikan se-Indonesia.
Model pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi untuk memupuk siswa mandiri nan tangguh. versi youtube dapat dilihat di https://youtu.be/dAByFBRhqb4
Radio & Televisi Edukasi mendukung Remote Teaching dalam Covid-19Uwes Chaeruman
Radio & Televisi Edukasi mendukung Remote Teaching dalam Covid-19. banyak yang harus dipertimbangkan. content, akses, format sajian, dll. broadcast vs on demand, professionally generated vs user generated content?
Sharing ide, bagaimana mendisfusikan inovasi praktek pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi terbaik dari para guru model [duta rumah belajar]. Strategi yang didasarkan atas prinsip difusi inovasi (Rogers) & manajemen pengetahuan (SECI Takeuci-Nonaka). Strategi 1) getok tular; 2) sesi berbagi [sharing session]; 3) unjuk gigi [publikasi]; 4) search, research dan republish; 5) pastikan aksesible, terbuka dan gratis.
Trend, Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring Uwes Chaeruman
Sharing trend, peluang, dan tantangan pembelajaran daring selama dan pasca pandemi Covid-19. Lima langkah menuju trasnformasi: 1) pemerataan akses ICT; 2) Perubahan Mindset; 3) kepemimpinan sekolah atau perguruan tinggi; 4) modeling dan guru penggerak; dan 5) peran teknologi dan teknolog pendidikan.
Sharing implementasi blended learning dalam era Covid-19 kepada teman-teman dosen di UNG. Ada beberapa Tips: 1) jadilah pemulung (kurator materi); 2) DIY Content (kembangkan konten buatan sendiri, slide presentasi, pdf, video presentasi, dll); 3) rangkai aktivitas pembelajaran dengan rumus PEDATI; 4) asuh aktivitas pembelajaran daring dengan rumus COI
2. #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 #9 #10
Prinsip Multimedia
“Orang belajar lebih baik dari gambar dan
kata dari pada sekedar kata-kata saja”
internet (interconnected-
networking) ialah
rangkaian komputer yang
terhubung di dalam
beberapa rangkaian.
internet = interconnected-networking
KURANG BAIK LEBH BAIK
3. #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 #9 #10
Prinsip Kesinambungan Spasial
“orang belajar lebih baik ketika kata dan gambar terkait
disandingkan berdekatan dibandingkan apabila
disandingkan berjauhan atau terpisah.”
Sumber gambar dari http://pembelakebetulan.files.wordpress.com/2009/03/monyet_juga_hobi_internetan.jpg
ERA DIGITAL
ERA DIGITAL
KURANG BAIK LEBH BAIK
4. #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 #9 #10
Prinsip Kesinambungan Waktu
“orang belajar lebih baik ketika kata dan gambar terkait
disajikan secara simultan dibandingkan apabila disajikan
bergantian atau setelahnya.”
Sumber gambar dari http://pembelakebetulan.files.wordpress.com/2009/03/monyet_juga_hobi_internetan.jpg
ERA DIGITAL
ERA DIGITAL
KURANG BAIK LEBH BAIK
5. #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 #9 #10
Prinsip Koherensi
“orang belajar lebih baik ketika kata-kata, gambar,
suara, video, animasi yang tidak perlu dan tidak
relevan tidak digunakan.”
Sumber gambar dari http://pembelakebetulan.files.wordpress.com/2009/03/monyet_juga_hobi_internetan.jpg
ERA DIGITAL
ERA DIGITAL
KURANG BAIK LEBH BAIK
6. #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 #9 #10
Prinsip Modalitas
“orang belajar lebih baik dari animasi dan narasi
termasuk video), daripada dari animasi plus teks pada
layar.”
KURANG BAIK LEBH BAIK
7. #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 #9 #10
Prinsip Redudansi
“orang belajar lebih baik dari animasi dan narasi
termasuk video), daripada dari animasi, narasi plus
teks pada layar (redundan).”
Otak adalah
jaringan yang
sanagt lunak
terdiri dari
beberapa bagian.
Otak frontal, otak
limbik, …..
Cara Kerja Otak Manusia
KURANG BAIK LEBH BAIK
8. #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 #9 #10
Prinsip Personalisasi
“orang belajar lebih baik dari teks atau kata-kata yang
bersifat komunikatif (conversational) daripada kalimat
yang lebih bersifat formal.”
Biaya adalah semua Pernahkan Anda berkorban?
pengorbanan yang perlu Setiap usaha untuk mencapai
dilakukan untuk proses produksi sesuatu adalah pengorbanan. Setiap
yang dinyatakan dengan satuan pengorbanan dihargai dengan
uang menurut harga pasar yang satuan yang dinamakan uang. Maka
berlaku, baik yang sudah terjadi setiap pengorbanan yang kita
maupun yang akan terjadi. beirkan, itulah yang disebut dengan
biaya.
KURANG BAIK LEBH BAIK
9. #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 #9 #10
Prinsip Interaktifitas
“orang belajar lebih baik ketika ia dapat
mengendalikan sendiri apa yang sedang dipelajarinya
(manipulatif: simulasi, game, branching).”
Jika dibuat dalam bentuk simulasi
KURANG INTERAKTIF
KURANG BAIK LEBIH INTERAKTIF
LEBH BAIK
10. #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 #9 #10
Prinsip Sinyal : cue – highlight – penekanan
“orang belajar lebih baik ketika kata-kata, diikuti
dengan cue, highlight, penekanan yang relevan
terhadap apa yang disajikan.”
1. Prinsip Signal: orang belajar 1. Prinsip Signal: orang belajar
lebih baik ketika kata-kata, lebih baik ketika kata-kata,
diikuti dengan cue, diikuti dengan cue, highlight,
highlight, penekanan yang penekanan yang relevan
relevan terhadap apa yang terhadap apa yang disajikan.
disajikan. 2. Prinsip Interaktifitas; orang
2. Prinsip Interaktifitas; orang akan belajar lebih baik ……
akan belajar lebih baik ……
KURANG BAIK LEBH BAIK
11. #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 #9 #10
Prinsip Perbedaan Individual
• 9 prinsip tersebut berpengaruh kuat bagi mereka yang memiliki
modalitas visual tinggi, kurang berpengaruh bagi yang sebaliknya.
• kombinmasi teks dan narasi plus visual berpengaruh kuat bagi
mereka yang memiliki modalitas auditori tinggi, kurang
berpengaruh bagi yang sebaliknya.
• kombinasi teks, visual dan simulasi berpengaruh kuat bagi mereka
yang memiliki modalitas kinestetik tinggi, kurang berpengaruh
bagi yang sebaliknya.
Kesimpulan:
Gunakan multimedia (kombinasi antara teks, gambar, grafik,
audio/narasi, animasi, simulasi, video) secara efektif untuk
mengakomodir perbedaan modalitas belajar!
KURANG BAIK LEBH BAIK
12. TERIMA KASIH
Tulisan ini diadaptasi oleh Uwes A. Chaeruman (2010)
dari Mayer, Richard E. (2001), “Multimedia Learning”,
New York: Cambridge University Press.
Tulisan ini juga di publish di blog pribadi:
http://fakultasluarkampus.net dan
http://teknologipendidikan.net