Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
1ABADNU
1. 1 ABAD NAHDHATUL ULAMA
Disusun Oleh :
Berlian Hardiyanti A.P (2101102)
Kurniawati (14520339
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD
)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2023
2. Part 01 Part 02
Part 03 Kesimpulan
Part 04
Latar Belakang Berdirinya Nadlatul’Ulama Sejarah Berdirinya Berdirinya Nadlatul’Ulama
Perjalanan Nadlatul’Ulama Dari Masa Ke Masa
3. LATAR BELAKANG BERDIRINYA NADLATUL’ULAMA
Jam’iyah Nahdlatul Ulama berdiri pada tanggal 16 Rajab 1344 H., bertepatan
dengan 31 Januari 1926 M. di Surabaya.Pendirinya adalah KH. Wahab Hasbullah, KH.
Hasyim Asy’ari, KH. Bisri Jombang, KH. Ridwan Semarang dll. Latar belakang berdirinya
Nahdlatul Ulama, tidak bisa dilepaskan dari keadaan Umat Islam Indonesia saat itu, hal
ini dapat dilihat dari dua yaitu :
1. Umat Islam Indonesia pada saat itu sedang berada dalam cengkraman kaum
penjaja Belanda, sehingga ketentraman umat Islam dalam menjalankan ibadah
banyak terganggu, sebab hak-hak mereka dirampas oleh kaum penjajah
2. munculnya gerakan pembaruan Islam yang berfaham wahabi, dengan menentang
tradisi umat Islam yang sudah sejak lama ada di Indonesia, sebagai warisan dari
para wali. Mereka beranggapan bahwa keislaman masayarakat Nusantara waktu
itu belum sempurna, karen penuh dengan praktek-praktek tahayul, bid’ah dan
khurafat. Tuduhan syirik pun tak jarang dialamatkan pada umat islam Indonesia
yang berpegang pada tradisi.
4. SEJARAH BERDIRINYA BERDIRINYA
NADLATUL’ULAMA
Keterbelakangan baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat
penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk
memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang
muncul 1928 tersebut dikenal dengan “Kebangkitan Nasional”.
Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon kebangkitan
nasional tersebut dengan Membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatul Wathan
(Kebangkitan Tanah Air) pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 Didirikan Taswirul Afkar atau
dikenal juga dengan “Nahdlatul Fikri” (kebangkitan pemikiran), Sebagai wahana pendidikan sosial
politik kaum dan Keagamaan kaum santri. Didirikan Kemudian dan situ Nalidlatut Tujjar,
(pergerakan kaum saudagar).
Komite Berangkan dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu
dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk
mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkoordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya
muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan
Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh KH. Hasyim Asy’ari
sebagai Rais Akbar.
5. Untuk menegaskan prinsip dasar organisasi ini, maka KH. Hasyim Asy’ari merumuskan kitab
Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I’tiqad Ahlussunnah wal Jamaah.
Kedua kitab tersebut, kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU, yang dijadikan dasar dan
rujukan sebagai warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan
po1itik.
NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah
6. PERJALANAN NADLATUL’ULAMA DARI MASA KE MASA
Mulai berdirinya NU dalam perjuangannya dititik beratkan pada penguatan paham Ahlus Sunah wal
Jama’ah terhadap serangan penganut ajaran Wahabi. Diantara program kerjanya adalah menyeleksi
kitab-kitab yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan ajaran Ahlus Sunah wal Jama’- ah, disamping
melakukan penguatan persatuan diantara para Kyai dan Pengasuh Pesantren
1. Pada tahun 1937 M, KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Dahlan Ahyad ( NU ), KH. Mas Mansur (
Muhammadiyah ) dan Wondoamiseno ( Syarikat Islam / SI ), mereka berkumpul di Surabaya
mendirikan federa si organisasi Islam yang diberi nama Majelis Islam ‘Ala Indonesia (MIAI) dan KH.
A. Wahid Hasyim terpilih sebagai Ketua, dan pada giliran beri-kutnya jabatan ketua digantikan oleh
KH. M. Dahlan dari NU.
2. Pada tahun 1942 M, Jepang datang menjajah Indonesia, semua or-ganisasi sosial kemasyarakatan
dan organisasi politik di Indonesia di be-kukan, termasuk NU dan MIAI, bahkan Rais Akbar NU KH.
Hasyim As-‘ari dan Ketua umum PBNU KH. Mahfudz Shidiq ditahan oleh Jepang. Ketika ormas-
ormas dibekukan oleh Dai Nipon, perjuangan para Kyai NU difokuskan melalui jalur diplomasi, KH.
A. Wahid Hasyim dan bebe-rapa Kyai yang lain masuk sebagai anggota Chuo Sangi In ( parlemen
buatan Jepang ).
7. 3. Pada bulan September 1943 M, Jepang mengijinkan NU dan Mu-hammadiyah diaktifkan
kembali atas permintaan KH. A.Wahid Hasyim lewat parlemen, dan bisa beraktivitas kembali
seperti di masa penjajahan Belanda.
4. Pada 14 Oktober 1944 M, KH. A.Wahid Hasyim, meminta agar Jepang melatih kemiliteran
pemuda Islam secara khusus dan terpisah dan bergabung menjadi prajurit pembantu tentara
Jepang ( Heiho )
5. Pada tanggal 29 April 1945 M, dibentuklah Badan Penyelidik Usa ha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia ( BPUPKI ), dan KH. A. Wahid Hasyim, KH. A.Wahab Hasbullah, KH. Masykur dan KH.
Zainul Arifin duduk sebagai anggota.
6. Tanggal 22 Oktober 1945 Belanda datang lagi dengan membon-ceng tentara Sekutu sambil
mengultimatom agar pejuang Indonesia me-nyerah, disaat seperti ini NU tampil dengan
mengeluarkan Resolusi Jihad nya yang mampu membakar semangat perjuangan kaum
muslimin, mere-ka tidak gentar menghadapi kematian, karena perang tersebut dihukumi
Perang Sabil (perang agama). Sekarang diperingati dengan HARI SANTRI NASIONAL.
7. Tanggal 25 Mei 1947 diselenggarakan muktamar NU ke 17 di kota
Madiun, dimana dalam muktamar ini atas prakarsa KH. A. Wahid Hasyim mendirikan “Biro
Politik NU”, dan disetujui oleh Muktamar.
8. 8. Pada tanggal 30 April 1950 s/d 3 Mei 1950 diselenggarakan Muk-tamar NU ke XVIII di Jakarta,
dengan salah satu keputusannya adalah NU keluar dari Masyumi, selain keputusan penting itu
Muktamar juga menetapkan KH. Abdul Wahab Hasbullah sebagai Rais Am ( istilahnya bukan lagi
Rais Akbar ) menggantikan KH. Hasyim Asy’ari. Dan juga menyetujui berdirinya organisasi Remaja
Wanita NU yang diberi nama “Fatayat NU”.
9. Selama perkembangan tahun 1926 – 1955 NU telah melakukan berbagai perubahan cukup berarti,
baik untuk kepentingan intern NU maupun bagi kepentingan bangsa pada umumnya. Untuk
kepentingan in-tern, NU telah mengadakan perbaikan di bidang pendidikan, sosial mau-pun
dakwah, bahkan mengembangkan sayap organisasinya di kalangan kaum muda, remaja puteri
maupun kaum ibu, berupa organisasi GP. An-sor, Fatayat NU dan Muslimat NU, ini berarti
eksistensi NU sebagai orga nisasi sosial keagamaan semakin kokoh.
9. Pada tanggal 5 Oktober 1965, empat hari setelah peristiwa Gesta-pu PKI, dan belum ada satupun
partai politik yang menyatakan sikapnya PBNU bersama ormas pendukungnya tampil meyatakan
sikap menentang dan mengutuk usaha PKI itu, lewat siaran RRI, publikasi Surat Kabar dan Majalah
baik dalam maupun luar negeri. PBNU mengeluarkan resolusi mengutuk Gestapu PKI yang isinya
antara lain :
1. Mendesak Presiden Soekarno untuk segera membubarkan PKI dan seluruh antek-anteknya.
2. Mendesak Presiden Soekarno untuk mencabut Surat Ijin Terbit (SIT) seluruh media cetak baik yang langsung maupun tidak lang-
sung telah membantu Gestapu PKI.
3. Menyerukan kepada seluruh ummat Islam agar membantu sepe-nuhnya kepada ABRI (Angkatan
4. Bersenjata Republik Indonesia) dalam usahanya mengembalikan ketertiban Nasional akibat Ges-tapu PKI
Peranan NU dalam ikut menumpas pemberontakan PKI, bukan hanya dibuktikan dengan pernyataan
sikap tanggal 5 Oktober 1965 dan terben-tuknya KAP GESTAPU yang dipimpin oleh HM. Subhan
ZE, saja melainkan lebih dari itu juga dibuktikan dalam pertempuran phisik di ber bagai daerah..
10. Dari materi yang sudah disampaikan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Nahdlatul ‘Ulama sebagai jam’iyah diniyah adalah wadah para Ulama’ dan pengikut-
pengikutnya, dengan tujuan memelihara, melestarikan, mengembangkan dan
mengamalkan ajaran Islam yang berhaluan Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
NU sebagai oraganisasi masyarakat terbesar di Indonesia telah memainkan peranan
yang penting dalam kemerdekaan dan perkembangan bangsa dan agama. Sebagai
oraganisasi yang bergerak dalam bidang sosial, pendidikan, dan dakwah Islamiyah, NU
telah memberikan banyak perubahan dan kemajuan. Semangat NU zaman dahulu
hingga sekarang semestinya harus tetap tumbuh, sehingga dapat terus mewujudkan
apa yang telah di cita-citakan oleh sang pendiri KH. Hasyim Asy’ari.