1. Inilah Tokoh-tokoh NU Bergelar Pahlawan Nasional
Jumat, 10 November 2017 11:01Fragmen
Bagikan
Jam’iyyah Nahdlatul Ulama melahirkan para pejuang yang merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Meski para pahlawan dari NU dan pesantren terbilang banyak, tapi hanya beberapa nama yang kemudian
mendapat gelar Pahlawan Nasional. Berikut ini beberapa nama dengan riwayat sangat singkat tokoh-tokoh
NU yang mendapat gelar itu.
Hadratussyekh KH Hasyim Asyari
2. Hadratussyekh KH Hasyim As’yari adalah tokoh utama dan pendiri dari Nahdatul Ulama. Ia merupakan
satu-satunya penyandang gelar Rais Akbar NU hingga akhir hayatnya. Ia ditetapkan sebagai pahlawan
nasional pada tahun 17 November 1964 berkat jasanya yang berperan besar melawan penjajah. Salah satu
di antara jasanya untuk negara ini adalah memutuskan NU untuk mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22
Oktober 1945. Tanggal tersebut kemudian dijadikan sebagai Hari Santri Nasional.
KH Abdul Wahid Hasyim
KH Abdul Wahid Hasyim adalah putra Hadratussyekh KH Hasyim As’yari dan ayah dari presiden
keempat RI KH Abdurrahmann Wahid. Ia merupakan salah satu anggota Badan Penyidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Ppanitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Di
pondok pesantren Tebuireng ia mempelopori masuknya ilmu pengetahuan umum ke dunia pesantren.
Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 17 November 1960.
KH Zainul Arifin
KH Zainul Arifin, merupakan tokoh NU asal Sumatera Utara. Ia aktif di NU sejak muda. Di antara jasanya
adalah pada pembentukan pasukan semi militer Hizbullah. Kemudian menjadi panglimanya. Ia pernah
menjadi perdana menteri Indonesia, Ketua DPR-GR. Selain itu, beliau juga berjasa dalam menjadi anggota
badan pekerja Komite Nasional Pusat. Pemerintah menetapkan dirinya sebagai pahlawan nasional pada 4
maret 1963.
KH Zainal Mustofa
KH Zainal Mustofa merupakan tokoh NU dari Tasikmalaya, pernah menjadi salah seorang Wakil Rais
Syuriyah. Ia salah seorang kiai yang secara terang-terangan melawan para penjajah Belanda. Ketika
Belanda lengser dan diganti penjajag Jepang, KH Zainal Mustafa tetap menolak kehadiran mereka. Ia dan
santrinya mengadakan perang dengan Jepang. Atas jasanya ia dianugerahi sebagai pahlawan nasional
pada1972.
KH Idham Chalid
Ia pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan
Kabinet Djuanda. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR. Selain sebagai politikus, ia
merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984. Hingga saat ini ia
merupakan ketum paling lama di ormas bentukan para kiai itu. Atas jasanya, ia ditetapkan sebagai
pahlawan pada 8 November 2011. Kemudian pada 19 Desember 2016, Pemerintah mengabadikan beliau di
pecahan uang kertas rupiah baru, pecahan Rp. 5.000,- .
KH Abdul Wahab Chasbullah
KH Abdul Wahab Chasbullah merupakan Salah seorang pendiri NU. Sebelumnya, ia pendiri kelompok
diskusi Tashwirul Afkar (Pergolakan Pemikiran), pendiri Madrasah Nahdlatul Wathan (Kebangkitan
Negeri), pendiri Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Pedagang). Sejak 1924, mengusulkan agar dibentuk
perhimpunan ulama untuk melindungi kepentingan kaum tradisionalis. Usulannya terwujud dengan
mendirikan NU pada 1926 bersama kiai-kiai lain. Ia juga salah seorang penggagas MIAI, pernah menjadi
Rais ‘Aam PBNU. Kiai yang wafat pada 29 Desember 1971 itu mendapatkan gelar pahlawan pada 8
November 2014.
KH As’ad Syamsul Arifin
KH As’ad Syamsul Arifin salah seorang kiai berperang melawan penjajah. Ia menjadi pemimpin para
pejuang di Situbondo, Jember maupun Bondowoso, Jawa Timur. Di masa revolusi fisik, Kiai As'ad
menjadi motor yang menggerakkan massa dalam pertempuran melawan penjajah pada 10 November 1945.
Selepas kemerdekaan Kiai As'ad adalah penggerak ekonomi-sosial masyarakat. Ia menyerap aspirasi dari
warga kemudian mendorong pemerintah daerah, menteri, maupun presiden guna mewujudkan
pembangunan yang merata. Kiai As'ad juga berperan menjelaskan kedudukan Pancasila tidak akan
mengganggu nilai-nilai keislaman. Atas jasa-jasanya, ia mendapat anugerah pahlawan pada 9 November
2016.
3. Jam’iyyah Nahdlatul Ulama melahirkan para pejuang yang merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Meski para pahlawan dari NU dan pesantren terbilang banyak, tapi hanya beberapa nama yang kemudian
mendapat gelar Pahlawan Nasional. Berikut ini beberapa nama dengan riwayat sangat singkat tokoh-tokoh
NU yang mendapat gelar itu.
Hadratussyekh KH Hasyim Asyari
Hadratussyekh KH Hasyim As’yari adalah tokoh utama dan pendiri dari Nahdatul Ulama. Ia merupakan
satu-satunya penyandang gelar Rais Akbar NU hingga akhir hayatnya. Ia ditetapkan sebagai pahlawan
nasional pada tahun 17 November 1964 berkat jasanya yang berperan besar melawan penjajah. Salah satu
di antara jasanya untuk negara ini adalah memutuskan NU untuk mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22
Oktober 1945. Tanggal tersebut kemudian dijadikan sebagai Hari Santri Nasional.
4. KH Abdul Wahid Hasyim
KH Abdul Wahid Hasyim adalah putra Hadratussyekh KH Hasyim As’yari dan ayah dari presiden
keempat RI KH Abdurrahmann Wahid. Ia merupakan salah satu anggota Badan Penyidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Ppanitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Di
pondok pesantren Tebuireng ia mempelopori masuknya ilmu pengetahuan umum ke dunia pesantren.
Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 17 November 1960.
KH Zainul Arifin
KH Zainul Arifin, merupakan tokoh NU asal Sumatera Utara. Ia aktif di NU sejak muda. Di antara jasanya
adalah pada pembentukan pasukan semi militer Hizbullah. Kemudian menjadi panglimanya. Ia pernah
menjadi perdana menteri Indonesia, Ketua DPR-GR. Selain itu, beliau juga berjasa dalam menjadi anggota
badan pekerja Komite Nasional Pusat. Pemerintah menetapkan dirinya sebagai pahlawan nasional pada 4
maret 1963.
KH Zainal Mustofa
KH Zainal Mustofa merupakan tokoh NU dari Tasikmalaya, pernah menjadi salah seorang Wakil Rais
Syuriyah. Ia salah seorang kiai yang secara terang-terangan melawan para penjajah Belanda. Ketika
Belanda lengser dan diganti penjajag Jepang, KH Zainal Mustafa tetap menolak kehadiran mereka. Ia dan
santrinya mengadakan perang dengan Jepang. Atas jasanya ia dianugerahi sebagai pahlawan nasional
pada1972.
KH Idham Chalid
Ia pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan
Kabinet Djuanda. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR. Selain sebagai politikus, ia
merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984. Hingga saat ini ia
merupakan ketum paling lama di ormas bentukan para kiai itu. Atas jasanya, ia ditetapkan sebagai
pahlawan pada 8 November 2011. Kemudian pada 19 Desember 2016, Pemerintah mengabadikan beliau di
pecahan uang kertas rupiah baru, pecahan Rp. 5.000,- .
KH Abdul Wahab Chasbullah
KH Abdul Wahab Chasbullah merupakan Salah seorang pendiri NU. Sebelumnya, ia pendiri kelompok
diskusi Tashwirul Afkar (Pergolakan Pemikiran), pendiri Madrasah Nahdlatul Wathan (Kebangkitan
Negeri), pendiri Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Pedagang). Sejak 1924, mengusulkan agar dibentuk
perhimpunan ulama untuk melindungi kepentingan kaum tradisionalis. Usulannya terwujud dengan
mendirikan NU pada 1926 bersama kiai-kiai lain. Ia juga salah seorang penggagas MIAI, pernah menjadi
Rais ‘Aam PBNU. Kiai yang wafat pada 29 Desember 1971 itu mendapatkan gelar pahlawan pada 8
November 2014.
KH As’ad Syamsul Arifin
KH As’ad Syamsul Arifin salah seorang kiai berperang melawan penjajah. Ia menjadi pemimpin para
pejuang di Situbondo, Jember maupun Bondowoso, Jawa Timur. Di masa revolusi fisik, Kiai As'ad
menjadi motor yang menggerakkan massa dalam pertempuran melawan penjajah pada 10 November 1945.
Selepas kemerdekaan Kiai As'ad adalah penggerak ekonomi-sosial masyarakat. Ia menyerap aspirasi dari
warga kemudian mendorong pemerintah daerah, menteri, maupun presiden guna mewujudkan
pembangunan yang merata. Kiai As'ad juga berperan menjelaskan kedudukan Pancasila tidak akan
mengganggu nilai-nilai keislaman. Atas jasa-jasanya, ia mendapat anugerah pahlawan pada 9 November
2016.