SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Perjalanan Nahdlatul Ulama dari Masa ke
Masa (Part. I)
Posted by moh najiib Posted on 3/09/2013 with No comments
Mulai berdirinya NU dalam perjuangannya dititik beratkan pada penguatan paham Ahlus Sunah
wal Jama’ah terhadap serangan penganut ajaran Wahabi. Diantara program kerjanya adalah
menyeleksi kitab-kitab yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan ajaran Ahlus Sunah wal Jama’-
ah, disamping melakukan penguatan persatuan diantara para Kyai dan Pengasuh Pesantren.
Pada tahun 1937 M, KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Dahlan Ahyad ( NU ), KH. Mas Mansur
( Muhammadiyah ) dan Wondoamiseno ( Syarikat Islam / SI ), mereka berkumpul di Surabaya
mendirikan federa si organisasi Islam yang diberi nama Majelis Islam ‘Ala Indonesia (MIAI) dan
KH. A. Wahid Hasyim terpilih sebagai Ketua, dan pada giliran beri-kutnya jabatan ketua
digantikan oleh KH. M. Dahlan dari NU. Di dalam MIAI dibentuk pula sebuah Komisi
Pemberantas Penghinaan Islam, yang di ketuai oleh KH. Zainul Arifin ( NU ), dan Komisi Luar
Negeri yang di ketuai oleh KH. Mahfudz Shidiq ( NU ).
Pada tahun 1942 M, Jepang datang menjajah Indonesia, semua or-ganisasi sosial kemasyarakatan
dan organisasi politik di Indonesia di be-kukan, termasuk NU dan MIAI, bahkan Rais Akbar NU
KH. Hasyim As-‘ari dan Ketua umum PBNU KH. Mahfudz Shidiq ditahan oleh Jepang. Ketika
ormas-ormas dibekukan oleh Dai Nipon, perjuangan para Kyai NU difokuskan melalui jalur
diplomasi, KH. A. Wahid Hasyim dan bebe-rapa Kyai yang lain masuk sebagai anggota Chuo
Sangi In ( parlemen buatan Jepang ).
Pada bulan September 1943 M, Jepang mengijinkan NU dan Mu-hammadiyah diaktifkan
kembali atas permintaan KH. A.Wahid Hasyim lewat parlemen, dan bisa beraktivitas kembali
seperti di masa penjajahan Belanda.
Pada 14 Oktober 1944 M, KH. A.Wahid Hasyim, meminta agar Jepang melatih kemiliteran
pemuda Islam secara khusus dan terpisah dan bergabung menjadi prajurit pembantu tentara
Jepang ( Heiho ), perminta-an tersebut dikabulkan dengan dibentuknya Hizbullah. Mereka dilatih
kemiliteran oleh para komandan PETA dengan pengawasan prajurit dari Jepang, ketika itu
bertindak sebagai Panglima Tertinggi Hizbullah adalah KH. Zainul Arifin dari NU. Sementara di
bidang politik KH. A.Wahid Hasyim selain duduk dalam parlemen juga duduk sebagai Pimpinan
Ter-tinggi Shumubu ( Departemen Agama ), menggantikan KH. Hasyim Asy’ ari yang
berhalangan untuk berkantor di Jakarta.
Pada tanggal 29 April 1945 M, dibentuklah Badan Penyelidik Usa ha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia ( BPUPKI ), dan KH. A. Wahid Hasyim, KH. A.Wahab Hasbullah, KH. Masykur dan
KH. Zainul Arifin duduk sebagai anggota. Disamping itu KH. A.Wahid Hasyim bergabung
sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ), ia juga tercatat sebagai
salah seorang Perumus Dasar Negara dan turut serta sebagai penanda tangan Piagam Jakarta,
bersama delapan orang lainnya. Kemudian setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17
Agustus 1945 KH. A.Wahid Hasyim menduduki jabatan dari salah satu menteri Negara.
Tanggal 22 Oktober 1945 Belanda datang lagi dengan membon-ceng tentara Sekutu sambil
mengultimatom agar pejuang Indonesia me-nyerah, disaat seperti ini NU tampil dengan
mengeluarkan Resolusi Jihad nya yang mampu membakar semangat perjuangan kaum muslimin,
mere-ka tidak gentar menghadapi kematian, karena perang tersebut dihukumi Perang Sabil
(perang agama).
Tanggal 25 Mei 1947 diselenggarakan muktamar NU ke 17 di kota Madiun, dimana dalam
muktamar ini atas prakarsa KH. A. Wahid Hasyim mendirikan “Biro Politik NU”, dan disetujui
oleh Muktamar. Biro ini bertugas mengadakan perundingan-perundingan dengan kelom-pok
intelektual yang mendominir Masyumi, guna menyelesaikan berba-gai ketimpangan yang
dirasakan amat merugikan NU.
Sumber Rujukan: http://my-dock.blogspot.com/#ixzz3Os73ACB7
Perjalanan Nahdlatul Ulama dari Masa ke
Masa (Part. II)
Posted by moh najiib Posted on 3/09/2013 with No comments
Tanggal 21 Juli 1947 dan 18 Desember 1948, niat untuk menyele-saikan ketimpangan dengan
Masyumi ditangguhkan, berhubung suasana Revolusi dan dua kali menghadapi agresi militer
Belanda. Tiada maksud lain dari NU kecuali agar konsentrasi umat Islam menghadapi agresi
militer Belanda tidak tergoyahkan. Dua bulan setelah muktamar Madiun agresi militer Belanda
yang pertama 21 Juli 1947 behasil merebut markas tertinggi Hizbullah dan Sabilillah di Malang,
berita buruk ini di sampai-kan oleh K. Ghufron pimpinan Sabilillah Surabaya dan Panglima
Besar Jendral Sudirman dan Bung Tomo kepada KH. Hasyim Asy’ari di Jom-bang, mendengar
berita ini beliau memegangi kepalanya sambil berseru : “Masya Alloh, Masya Alloh, Masya
Alloh”, lalu beliau pingsan dan me-ngalami pendarahan otak, malam itu juga tanggal 7 Ramadlan
1366 H / 25 Juli 1947 Rais Akbar NU berpulang ke Rahmatulloh.
Dengan meninggalnya KH. Hasyim Asy’ari ini, bukan berarti per juangan NU harus berhenti.
Seperti kata peribahasa “Patah satu tumbuh seribu, patah hilang tumbuh kembali”. Perhatian
NU tetap tertuju kearah pertempuran pisik melawan agresi Belanda, beberapa pasukan tempur
Hizbullah dan Sabilillah dikirim ke garis depan, dan sebagian lagi di ke-rahkan untuk mengamati
aksi-aksi komunis yang mulai mencurigakan.
Pada bulan September 1948 aksi-aksi komunis ( PKI ) telah sam-pai pada puncaknya melakukan
pemberontakan bersenjata yang dikenal dengan “Madiun Affair”. NU memandang
pemberontakan PKI sebagai an caman serius bagi keselamatan Republik Indonesia. Untuk
menghadapi pemberontakan ini markas tertinggi Hizbullah pimpinan Zainul Arifin me ngirim
devisi Hizbullah Surabaya pimpinan Wahib Wahab dan memasu-ki Madiun dari jurusan
Nganjuk, sedang devisi Hizbullah Magelang pim-pinan Saifuddin Zuhri memasuki Madiun dari
jurusan Ngawi, sementara itu pasukan Siliwangi mengadakan pengejaran dari Selatan Madiun.
Pada tanggal 31 Oktober 1948, pimpinan pemberontak PKI Madi-un yang bernama Muso
berhasil disergap dan mati di tembak oleh kesa- tuan dari devisi Saifudin Zuhri pimpinan
Hizbullah di Desa Niten Keca matan Kauman Sumoroto Kabupaten Ponorogo.
Pada tanggal 29 Nopember 1948, Amir Syarifuddin pimpinan pemberontak PKI Madiun dengan
kawan-kawannya ditangkap hidup di Desa Klompok Purwodadi Jawa Tengah. Kedua devisi
Hizbullah Surabaya pimpinan Wahib Wahab dan Hizbullah Magelang pimpinan Saifuddin Zuhri
dengan cara bahu membahu bersama TNI dan lain-lain kelasykaran bersenjata dapat merebut
kembali Madiun ke pangkuan Republik Indonesia. Kemudian pada tanggal 1 Desember 1948
tokoh-tokoh pemberontak seperti : Amir Syarifuddin, Djoko Suyono, Maruto Darusman, dan
Suripno di bawa ke Yogjakarta untuk di adili dengan pera dilan Setelah permusuhan dengan
Belanda dinyatakan selesai dengan berhasilnya “Konferensi Meja Bundar” ( KMB ) di Den Haag
tanggal 23 Agustus 1949 s/d 29 Oktober 1949 disusul dengan dibentuknya “Negara Republik
Indonesia Serikat” ( RIS ) dan kemudian disusul lagi terbentuk-nya “Negara Kesatuan Republik
Indonesia” ( NKRI ) dengan kembalinya ibukatoa negara dari Yogjakarta ke Jakarta, NU
mengalihkan perhatianya kepada penyelesaian organisatoris dengan partai Masyumi.
Pada tanggal 30 April 1950 s/d 3 Mei 1950 diselenggarakan Muk-tamar NU ke XVIII di Jakarta,
dengan salah satu keputusannya adalah NU keluar dari Masyumi, selain keputusan penting itu
Muktamar juga menetapkan KH. Abdul Wahab Hasbullah sebagai Rais Am ( istilahnya bukan
lagi Rais Akbar ) menggantikan KH. Hasyim Asy’ari. Dan juga menyetujui berdirinya organisasi
Remaja Wanita NU yang diberi nama “Fatayat NU”.
Pada Muktamar NU ke 19 di Palembang tahun 1952 diputuskan bahwa NU menjadi partai
Politik. Dalam pemilu pertama 1955 partai NU menduduki peringkat ketiga setelah PNI dan
Masyumi.
Selama perkembangan tahun 1926 – 1955 NU telah melakukan berbagai perubahan cukup
berarti, baik untuk kepentingan intern NU maupun bagi kepentingan bangsa pada umumnya.
Untuk kepentingan in-tern, NU telah mengadakan perbaikan di bidang pendidikan, sosial mau-
pun dakwah, bahkan mengembangkan sayap organisasinya di kalangan kaum muda, remaja
puteri maupun kaum ibu, berupa organisasi GP. An-sor, Fatayat NU dan Muslimat NU, ini
berarti eksistensi NU sebagai orga nisasi sosial keagamaan semakin kokoh.
Sedangkan yang bersifat ekstern (keluar), NU telah mempelopori terbentuknya MIAI, sekaligus
mengakhiri pertikaian Khilafiyah hingga kemudian bisa bahu membahu dengan GAPI, menuntut
Indonesia berpar-lemen kepada pemerintah Hindia Belanda. Di jaman Jepang, politik Yahannu,
NU cukup berhasil untuk mendirikan Masyumi, Shumuka, Hizbullah dan Sabilillah bersama
tokoh-tokoh Islam diluar NU. Dan semua itu akan memaksa kita untuk mengakui keterlibatan
NU dalam per juangan merebut Kemerdekaan Indonesia baik secara politik dan fisik.
Pada April 1961, tokoh-tokoh NU memprihatinkan Penpres no. 7 tahun 1959 dan Penpres no. 13
tahun 1960 tentang penyederhanaan partai dan syarat-syarat partai yang berhak hidup,
pertanyaan mereka : Apakah NU masih boleh hidup atau tidak ?.
Pada tanggal 15 April 1961, Presiden Soekarno menetapkan putu-sannya untuk mengakui
kedudukan 8 (delapan) Partai Politik yang berhak hidup, satu diantaranya adalah NU. Setelah
eksistensi NU diakui, dan beberapa bulan sebelum itu terjadi permusuhan politik “Poros Jakarta
Peking” yang mengakibatkan politik condong ke kiri, NU segera menga-dakan konsulidasi
organisasi. NU sudah melihat tindakan politik PKI se-makin berani dan keras, saat itu KH.
Syaifuddin Zuhri mengemukakan :
“Perlawanan NU terhadap PKI dilakukan di semua medan juang, PKI menggerakkan massanya,
NU mengorganisasi pemuda Ansor menjadi Banser yang lebih militan. PKI menyanyikan lagu
Genjer-Genjer yang penuh hasutan dan sindiran, NU mengobarkan bacaan Shalawat Badar..
....NU mengobarkan semaangat perlawanan terhadap PKI sebagai kelanjutan peristiwa aksi PKI
di Madiun 1948”.
Pada bulan Juli dan Agustus 1965, CGMI dan PR (Pemuda Rak-yat) mengadakan latihan rahasia
di Lubang Buaya, untuk apa latihan kemiliteran itu dilakukan belum bisa diketahui secara pasti.
Melihat kea-daan yang menghawatirkan itu Ketua IV PBNU HM. Subhan ZE yang sejak lama
menggalang persatuan di kalangan HMI, PMII, Pemuda Ansor, Muhammadiyah dan lain
sebagainya, mengadakan kontak dengan kekuatan pemuda lainnya, khususnya dari partai atau
ormas Katholik dan Kristen terutama PMKRI.
Sumber Rujukan: http://my-dock.blogspot.com/#ixzz3Os7BIJIg
Perjalanan Nahdlatul Ulama dari Masa ke
Masa (Part. III)
Posted by moh najiib Posted on 3/09/2013 with 2 comments
Pada tanggal 1 Oktober 1965 hari Jum’at dinihari meletuslah Gerakan 30 September ( G 30 S /
PKI ), di saat dimulainya latihan kemili teran antara Pemuda Ansor dengan melibatkan TNI AD
untuk mengimba ngi latihan kemiliteran yang diadakan PKI. Sebelum Subuh tanggal 1 Ok-tober
1965 Gestapu sudah meletus, gerombolan penculik ( PKI ) menem-bak mati Letjend Ahmad
Yani ( Menteri / Panglima TNI AD ), dan diba wa ke Lubang Buaya, tempat pembunuhan yang
sudah mereka sediakan untuk MayJend. Haryono, MayJend. Suprapto, Mayjend S. Parman, Brig
Jend. D.I Panjaitan, BrigJend. Sutoyo Siswomihardjo, mereka ini diculik dan dibunuh dengan
kejam di Lubang Buaya. Ketika itu Jendral AH. Na-sution lolos dari dari sergapan Gestapu PKI,
namun putrinya yang masih berumur 5 tahun, Ade Irma Nasution menjadi korban keganasan
PKI.
Pada pagi setelah subuh Gestapu menguasai kantor pusat Teleko-munikasi ( Telphon ) dan studio
RRI ( Radio Republik Indonesia ) Letnan Untung pimpinan Gestapu menyiarkan bahwa
perbuatan atau tin-dakan itu dilakukan untuk menggagalkan rencana perebutan kekuasaan yang
akan dilakukan oleh Dewan Jendral pada 5 Oktober mendatang. Dan siaran ini diulang lagi oleh
Letkol Untung pada jam 12.30 tanggal 1 Oktober 1965.
Pada Jam 14.30 tanggal 1 Oktober 1965, setelah dua jam siaran Letkol Untung melalui RRI, NU
bersama tokoh-tokoh GP Ansor tanpa ragu-ragu lagi menyatakan sikapnya bahwa NU mengutuk
tindakan Ges-tapu PKI dan menentang pembentukan Dewan Revolusi seperti yang di umumkan
oleh Letkol Untung. Hari itu juga RRI dan pusat telekomuni-kasi berhasil dikuasai oleh
Panglima KOSTRAD MayJend. Soeharto dan RPKAD serta berhasil menggiring pelaku Gestapu
PKI ke Lubang Buaya, dan menyatakan bahwa Gestapu PKI adalah perbuatan “kontra revolusi”.
Pada tanggal 5 Oktober 1965, empat hari setelah peristiwa Gesta-pu PKI, dan belum ada satupun
partai politik yang menyatakan sikapnya PBNU bersama ormas pendukungnya tampil meyatakan
sikap menentang dan mengutuk usaha PKI itu, lewat siaran RRI, publikasi Surat Kabar dan
Majalah baik dalam maupun luar negeri. PBNU mengeluarkan resolusi mengutuk Gestapu PKI
yang isinya antara lain :
1. Mendesak Presiden Soekarno untuk segera membubarkan PKI dan seluruh antek-
anteknya.
2. Mendesak Presiden Soekarno untuk mencabut Surat Ijin Terbit (SIT) seluruh media cetak
baik yang langsung maupun tidak lang-sung telah membantu Gestapu PKI.
3. Menyerukan kepada seluruh ummat Islam agar membantu sepe-nuhnya kepada ABRI
(Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) dalam usahanya mengembalikan ketertiban
Nasional akibat Ges-tapu PKI.
Pada tanggal 5 Oktober 1965, HM. Subhan ZE, berhasil melahirkan KAP Gestapu ( Komando
Aksi Pengganyangan Gestapu ) yang dipimpin langsung oleh beliau, dimana wadah ini
himpunan dari HMI, PMII,Ansor maupun Muhammadiyah dan kekuatan ormas partai Kristen
dan Katolik.
Peranan NU dalam ikut menumpas pemberontakan PKI, bukan hanya dibuktikan dengan
pernyataan sikap tanggal 5 Oktober 1965 dan terben-tuknya KAP GESTAPU yang dipimpin oleh
HM. Subhan ZE, saja melainkan lebih dari itu juga dibuktikan dalam pertempuran phisik di ber
bagai daerah. Ini membuktikan bahwa partai NU satu-satunya partai poli-tik yang berani
menanggung segala resiko berhadapan dengan PKI, demi kepentingan bangsa, negara dan
agama.
Sikap keras NU terhadap PKI bukan hanya karena motif politik, tatapi yang paling dominan
adalah motivasi agama, sebab PKI sendiri me mandang NU bukan hanya sebagai lawan politik,
melainkan juga lawan dari ideologi komunis yang harus dihabisi secara phisik.
Pada tanggal 3 Oktober 1965, di Demak Jawa Tengah ditemukan do-kumen PKI yang isinya
daftar para Ulama dan Kyai seluruh Demak yang hendak diculik dan dibunuh oleh PKI. Di
Banyuwangi PKI mengepung dan membunuh beberapa tokoh NU dan Ansor, akibat dari
kajadian ini terjadilah pertempuran berdarah yang membawa korban 40 anggota Ansor,
kemarahan massa NU semakin memuncak, akhirnya pembasmian tokoh-tokoh PKI terjadi
dimana-mana.
Pada bulan Desember 1965, atas perintah Pangdam VIII Brawijaya agar kampanye penumpasan
PKI dihentikan dan massa NU berdiri dibela kang ABRI, maka berhentilah aktivitas massa NU
sebagai barisan terdepan, dan beralih di belakang ABRI dalam operasi penumpasan beri-kutnya.
Sumber Rujukan: http://my-dock.blogspot.com/#ixzz3Os7H8NeG
Muktamar ke 33 di jombang

More Related Content

What's hot

Bab 23-1995-cek -20090203102309__1784__22
Bab 23-1995-cek -20090203102309__1784__22Bab 23-1995-cek -20090203102309__1784__22
Bab 23-1995-cek -20090203102309__1784__22Puji Rokhayanti
 
Aswaja (bab iv) kls x genap
Aswaja (bab iv) kls x genapAswaja (bab iv) kls x genap
Aswaja (bab iv) kls x genaprahman rahman
 
5 tokoh pahlawan nasional
5 tokoh pahlawan nasional5 tokoh pahlawan nasional
5 tokoh pahlawan nasionalAndy Fath
 
Materi PPKN BAB I Kelas 7
Materi PPKN BAB I Kelas 7Materi PPKN BAB I Kelas 7
Materi PPKN BAB I Kelas 7Hakman Hamdani
 
Pancasila dan gerakan pemuda 45
Pancasila dan gerakan pemuda 45Pancasila dan gerakan pemuda 45
Pancasila dan gerakan pemuda 45Muhammad Agung
 
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...Wa Ode Aisyah Aisyah
 
Ppt menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila sebagai da...
Ppt menghargai nilai-nilai juang dalam proses  perumusan pancasila sebagai da...Ppt menghargai nilai-nilai juang dalam proses  perumusan pancasila sebagai da...
Ppt menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila sebagai da...Cha-cha Taulanys
 
Musni Umar: Konflik di Indonesia dalam Perspektif Perjalanan Sejarah Bangsa
Musni Umar: Konflik di Indonesia dalam Perspektif Perjalanan Sejarah BangsaMusni Umar: Konflik di Indonesia dalam Perspektif Perjalanan Sejarah Bangsa
Musni Umar: Konflik di Indonesia dalam Perspektif Perjalanan Sejarah Bangsamusniumar
 
Muhammadiyah masa orde baru sampai refolusi
Muhammadiyah masa orde baru sampai refolusiMuhammadiyah masa orde baru sampai refolusi
Muhammadiyah masa orde baru sampai refolusiMaya Nurhayati
 
1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdf
1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdf1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdf
1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdfKOPIGarut1
 
Biografi bung tomo
Biografi bung tomoBiografi bung tomo
Biografi bung tomopihankaratu
 

What's hot (18)

Biografi soekarno
Biografi soekarnoBiografi soekarno
Biografi soekarno
 
Bab 23-1995-cek -20090203102309__1784__22
Bab 23-1995-cek -20090203102309__1784__22Bab 23-1995-cek -20090203102309__1784__22
Bab 23-1995-cek -20090203102309__1784__22
 
Aswaja (bab iv) kls x genap
Aswaja (bab iv) kls x genapAswaja (bab iv) kls x genap
Aswaja (bab iv) kls x genap
 
5 tokoh pahlawan nasional
5 tokoh pahlawan nasional5 tokoh pahlawan nasional
5 tokoh pahlawan nasional
 
Tugas amel 2
Tugas amel 2Tugas amel 2
Tugas amel 2
 
Nasionalisme indonesia
Nasionalisme indonesiaNasionalisme indonesia
Nasionalisme indonesia
 
Nasionalisme Indonesia
Nasionalisme IndonesiaNasionalisme Indonesia
Nasionalisme Indonesia
 
Materi PPKN BAB I Kelas 7
Materi PPKN BAB I Kelas 7Materi PPKN BAB I Kelas 7
Materi PPKN BAB I Kelas 7
 
Pancasila dan gerakan pemuda 45
Pancasila dan gerakan pemuda 45Pancasila dan gerakan pemuda 45
Pancasila dan gerakan pemuda 45
 
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
 
Ppt menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila sebagai da...
Ppt menghargai nilai-nilai juang dalam proses  perumusan pancasila sebagai da...Ppt menghargai nilai-nilai juang dalam proses  perumusan pancasila sebagai da...
Ppt menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila sebagai da...
 
Musni Umar: Konflik di Indonesia dalam Perspektif Perjalanan Sejarah Bangsa
Musni Umar: Konflik di Indonesia dalam Perspektif Perjalanan Sejarah BangsaMusni Umar: Konflik di Indonesia dalam Perspektif Perjalanan Sejarah Bangsa
Musni Umar: Konflik di Indonesia dalam Perspektif Perjalanan Sejarah Bangsa
 
Makalah pramuka
Makalah pramukaMakalah pramuka
Makalah pramuka
 
Ppkn kelas 7 bab 1
Ppkn kelas 7 bab 1Ppkn kelas 7 bab 1
Ppkn kelas 7 bab 1
 
Muhammadiyah masa orde baru sampai refolusi
Muhammadiyah masa orde baru sampai refolusiMuhammadiyah masa orde baru sampai refolusi
Muhammadiyah masa orde baru sampai refolusi
 
Desi anita
Desi anitaDesi anita
Desi anita
 
1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdf
1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdf1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdf
1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdf
 
Biografi bung tomo
Biografi bung tomoBiografi bung tomo
Biografi bung tomo
 

Viewers also liked

Tokoh Berpengaruh Nahdlatul Ulama
Tokoh Berpengaruh Nahdlatul UlamaTokoh Berpengaruh Nahdlatul Ulama
Tokoh Berpengaruh Nahdlatul UlamaFirdika Arini
 
Nahdlatul ‘ulama’
Nahdlatul ‘ulama’Nahdlatul ‘ulama’
Nahdlatul ‘ulama’Nurul Ihwan
 
Power point makalah muhammadiyah dan nu
Power point makalah muhammadiyah dan nuPower point makalah muhammadiyah dan nu
Power point makalah muhammadiyah dan nuIbn Mawardi
 
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI MESIR DAN ACHEH
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI MESIR DAN ACHEHPERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI MESIR DAN ACHEH
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI MESIR DAN ACHEHGuru Sejarah PraU
 

Viewers also liked (6)

Aqidatul awam
Aqidatul awamAqidatul awam
Aqidatul awam
 
Tokoh Berpengaruh Nahdlatul Ulama
Tokoh Berpengaruh Nahdlatul UlamaTokoh Berpengaruh Nahdlatul Ulama
Tokoh Berpengaruh Nahdlatul Ulama
 
Nahdlatul ‘ulama’
Nahdlatul ‘ulama’Nahdlatul ‘ulama’
Nahdlatul ‘ulama’
 
Nahdlatul ulama
Nahdlatul ulamaNahdlatul ulama
Nahdlatul ulama
 
Power point makalah muhammadiyah dan nu
Power point makalah muhammadiyah dan nuPower point makalah muhammadiyah dan nu
Power point makalah muhammadiyah dan nu
 
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI MESIR DAN ACHEH
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI MESIR DAN ACHEHPERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI MESIR DAN ACHEH
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI MESIR DAN ACHEH
 

Similar to NU Perjalanan Masa ke Masa

1 ABAD NAHDHATUL ULAMA.pptx
1 ABAD NAHDHATUL ULAMA.pptx1 ABAD NAHDHATUL ULAMA.pptx
1 ABAD NAHDHATUL ULAMA.pptxFirdausSatifah
 
tokoh ulama indonesia
tokoh ulama indonesiatokoh ulama indonesia
tokoh ulama indonesiaibnumuhin
 
Pergerakan Nasional Indonesia.pptx
Pergerakan Nasional Indonesia.pptxPergerakan Nasional Indonesia.pptx
Pergerakan Nasional Indonesia.pptxBerlinaShobirah
 
Biografi wahid hasyim
Biografi wahid hasyimBiografi wahid hasyim
Biografi wahid hasyimIcal Azmy
 
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3Kinanti Jati Kinasih
 
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptxsumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptxsigitkurniawan381
 
Dinamika Pancasila Dalam Sejarah Bangsa
Dinamika Pancasila Dalam Sejarah BangsaDinamika Pancasila Dalam Sejarah Bangsa
Dinamika Pancasila Dalam Sejarah BangsaMisiTriCahyanti
 
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaanzaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaanecstasya
 
537581004-materi-keindonesiaan-makesta1-230414160917-7613eafb.pdf
537581004-materi-keindonesiaan-makesta1-230414160917-7613eafb.pdf537581004-materi-keindonesiaan-makesta1-230414160917-7613eafb.pdf
537581004-materi-keindonesiaan-makesta1-230414160917-7613eafb.pdfJalaludin21
 
537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA (1).pptx
537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA (1).pptx537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA (1).pptx
537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA (1).pptxMohammadSholikin3
 
Materi Ke-Indonesiaan-1.pptx
Materi Ke-Indonesiaan-1.pptxMateri Ke-Indonesiaan-1.pptx
Materi Ke-Indonesiaan-1.pptxRifkiRahmawan1
 
537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA.pptx
537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA.pptx537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA.pptx
537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA.pptxAfidaZahra1
 

Similar to NU Perjalanan Masa ke Masa (20)

1 ABAD NAHDHATUL ULAMA.pptx
1 ABAD NAHDHATUL ULAMA.pptx1 ABAD NAHDHATUL ULAMA.pptx
1 ABAD NAHDHATUL ULAMA.pptx
 
Hizbul Wathan
Hizbul WathanHizbul Wathan
Hizbul Wathan
 
tokoh ulama indonesia
tokoh ulama indonesiatokoh ulama indonesia
tokoh ulama indonesia
 
Kelompok xiii
Kelompok xiiiKelompok xiii
Kelompok xiii
 
Nu persis
Nu   persisNu   persis
Nu persis
 
Pergerakan Nasional Indonesia.pptx
Pergerakan Nasional Indonesia.pptxPergerakan Nasional Indonesia.pptx
Pergerakan Nasional Indonesia.pptx
 
Biografi wahid hasyim
Biografi wahid hasyimBiografi wahid hasyim
Biografi wahid hasyim
 
Organisasi islam
Organisasi islamOrganisasi islam
Organisasi islam
 
Ke – nu an
Ke – nu   anKe – nu   an
Ke – nu an
 
makalah agama kelompok 5.docx
makalah agama kelompok 5.docxmakalah agama kelompok 5.docx
makalah agama kelompok 5.docx
 
ppt-nu.pptx
ppt-nu.pptxppt-nu.pptx
ppt-nu.pptx
 
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
 
Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan IndonesiaPerhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia
 
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptxsumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptx
 
Dinamika Pancasila Dalam Sejarah Bangsa
Dinamika Pancasila Dalam Sejarah BangsaDinamika Pancasila Dalam Sejarah Bangsa
Dinamika Pancasila Dalam Sejarah Bangsa
 
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaanzaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
 
537581004-materi-keindonesiaan-makesta1-230414160917-7613eafb.pdf
537581004-materi-keindonesiaan-makesta1-230414160917-7613eafb.pdf537581004-materi-keindonesiaan-makesta1-230414160917-7613eafb.pdf
537581004-materi-keindonesiaan-makesta1-230414160917-7613eafb.pdf
 
537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA (1).pptx
537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA (1).pptx537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA (1).pptx
537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA (1).pptx
 
Materi Ke-Indonesiaan-1.pptx
Materi Ke-Indonesiaan-1.pptxMateri Ke-Indonesiaan-1.pptx
Materi Ke-Indonesiaan-1.pptx
 
537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA.pptx
537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA.pptx537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA.pptx
537581004-MATERI-KEINDONESIAAN-MAKESTA.pptx
 

NU Perjalanan Masa ke Masa

  • 1. Perjalanan Nahdlatul Ulama dari Masa ke Masa (Part. I) Posted by moh najiib Posted on 3/09/2013 with No comments Mulai berdirinya NU dalam perjuangannya dititik beratkan pada penguatan paham Ahlus Sunah wal Jama’ah terhadap serangan penganut ajaran Wahabi. Diantara program kerjanya adalah menyeleksi kitab-kitab yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan ajaran Ahlus Sunah wal Jama’- ah, disamping melakukan penguatan persatuan diantara para Kyai dan Pengasuh Pesantren. Pada tahun 1937 M, KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Dahlan Ahyad ( NU ), KH. Mas Mansur ( Muhammadiyah ) dan Wondoamiseno ( Syarikat Islam / SI ), mereka berkumpul di Surabaya mendirikan federa si organisasi Islam yang diberi nama Majelis Islam ‘Ala Indonesia (MIAI) dan KH. A. Wahid Hasyim terpilih sebagai Ketua, dan pada giliran beri-kutnya jabatan ketua digantikan oleh KH. M. Dahlan dari NU. Di dalam MIAI dibentuk pula sebuah Komisi Pemberantas Penghinaan Islam, yang di ketuai oleh KH. Zainul Arifin ( NU ), dan Komisi Luar Negeri yang di ketuai oleh KH. Mahfudz Shidiq ( NU ). Pada tahun 1942 M, Jepang datang menjajah Indonesia, semua or-ganisasi sosial kemasyarakatan dan organisasi politik di Indonesia di be-kukan, termasuk NU dan MIAI, bahkan Rais Akbar NU KH. Hasyim As-‘ari dan Ketua umum PBNU KH. Mahfudz Shidiq ditahan oleh Jepang. Ketika ormas-ormas dibekukan oleh Dai Nipon, perjuangan para Kyai NU difokuskan melalui jalur diplomasi, KH. A. Wahid Hasyim dan bebe-rapa Kyai yang lain masuk sebagai anggota Chuo Sangi In ( parlemen buatan Jepang ). Pada bulan September 1943 M, Jepang mengijinkan NU dan Mu-hammadiyah diaktifkan kembali atas permintaan KH. A.Wahid Hasyim lewat parlemen, dan bisa beraktivitas kembali seperti di masa penjajahan Belanda. Pada 14 Oktober 1944 M, KH. A.Wahid Hasyim, meminta agar Jepang melatih kemiliteran pemuda Islam secara khusus dan terpisah dan bergabung menjadi prajurit pembantu tentara Jepang ( Heiho ), perminta-an tersebut dikabulkan dengan dibentuknya Hizbullah. Mereka dilatih kemiliteran oleh para komandan PETA dengan pengawasan prajurit dari Jepang, ketika itu bertindak sebagai Panglima Tertinggi Hizbullah adalah KH. Zainul Arifin dari NU. Sementara di bidang politik KH. A.Wahid Hasyim selain duduk dalam parlemen juga duduk sebagai Pimpinan Ter-tinggi Shumubu ( Departemen Agama ), menggantikan KH. Hasyim Asy’ ari yang berhalangan untuk berkantor di Jakarta. Pada tanggal 29 April 1945 M, dibentuklah Badan Penyelidik Usa ha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ), dan KH. A. Wahid Hasyim, KH. A.Wahab Hasbullah, KH. Masykur dan KH. Zainul Arifin duduk sebagai anggota. Disamping itu KH. A.Wahid Hasyim bergabung sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ), ia juga tercatat sebagai salah seorang Perumus Dasar Negara dan turut serta sebagai penanda tangan Piagam Jakarta, bersama delapan orang lainnya. Kemudian setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 KH. A.Wahid Hasyim menduduki jabatan dari salah satu menteri Negara. Tanggal 22 Oktober 1945 Belanda datang lagi dengan membon-ceng tentara Sekutu sambil mengultimatom agar pejuang Indonesia me-nyerah, disaat seperti ini NU tampil dengan mengeluarkan Resolusi Jihad nya yang mampu membakar semangat perjuangan kaum muslimin, mere-ka tidak gentar menghadapi kematian, karena perang tersebut dihukumi Perang Sabil (perang agama). Tanggal 25 Mei 1947 diselenggarakan muktamar NU ke 17 di kota Madiun, dimana dalam muktamar ini atas prakarsa KH. A. Wahid Hasyim mendirikan “Biro Politik NU”, dan disetujui oleh Muktamar. Biro ini bertugas mengadakan perundingan-perundingan dengan kelom-pok
  • 2. intelektual yang mendominir Masyumi, guna menyelesaikan berba-gai ketimpangan yang dirasakan amat merugikan NU. Sumber Rujukan: http://my-dock.blogspot.com/#ixzz3Os73ACB7 Perjalanan Nahdlatul Ulama dari Masa ke Masa (Part. II) Posted by moh najiib Posted on 3/09/2013 with No comments Tanggal 21 Juli 1947 dan 18 Desember 1948, niat untuk menyele-saikan ketimpangan dengan Masyumi ditangguhkan, berhubung suasana Revolusi dan dua kali menghadapi agresi militer Belanda. Tiada maksud lain dari NU kecuali agar konsentrasi umat Islam menghadapi agresi militer Belanda tidak tergoyahkan. Dua bulan setelah muktamar Madiun agresi militer Belanda yang pertama 21 Juli 1947 behasil merebut markas tertinggi Hizbullah dan Sabilillah di Malang, berita buruk ini di sampai-kan oleh K. Ghufron pimpinan Sabilillah Surabaya dan Panglima Besar Jendral Sudirman dan Bung Tomo kepada KH. Hasyim Asy’ari di Jom-bang, mendengar berita ini beliau memegangi kepalanya sambil berseru : “Masya Alloh, Masya Alloh, Masya Alloh”, lalu beliau pingsan dan me-ngalami pendarahan otak, malam itu juga tanggal 7 Ramadlan 1366 H / 25 Juli 1947 Rais Akbar NU berpulang ke Rahmatulloh. Dengan meninggalnya KH. Hasyim Asy’ari ini, bukan berarti per juangan NU harus berhenti. Seperti kata peribahasa “Patah satu tumbuh seribu, patah hilang tumbuh kembali”. Perhatian NU tetap tertuju kearah pertempuran pisik melawan agresi Belanda, beberapa pasukan tempur Hizbullah dan Sabilillah dikirim ke garis depan, dan sebagian lagi di ke-rahkan untuk mengamati aksi-aksi komunis yang mulai mencurigakan. Pada bulan September 1948 aksi-aksi komunis ( PKI ) telah sam-pai pada puncaknya melakukan pemberontakan bersenjata yang dikenal dengan “Madiun Affair”. NU memandang pemberontakan PKI sebagai an caman serius bagi keselamatan Republik Indonesia. Untuk menghadapi pemberontakan ini markas tertinggi Hizbullah pimpinan Zainul Arifin me ngirim devisi Hizbullah Surabaya pimpinan Wahib Wahab dan memasu-ki Madiun dari jurusan Nganjuk, sedang devisi Hizbullah Magelang pim-pinan Saifuddin Zuhri memasuki Madiun dari jurusan Ngawi, sementara itu pasukan Siliwangi mengadakan pengejaran dari Selatan Madiun. Pada tanggal 31 Oktober 1948, pimpinan pemberontak PKI Madi-un yang bernama Muso berhasil disergap dan mati di tembak oleh kesa- tuan dari devisi Saifudin Zuhri pimpinan Hizbullah di Desa Niten Keca matan Kauman Sumoroto Kabupaten Ponorogo. Pada tanggal 29 Nopember 1948, Amir Syarifuddin pimpinan pemberontak PKI Madiun dengan kawan-kawannya ditangkap hidup di Desa Klompok Purwodadi Jawa Tengah. Kedua devisi Hizbullah Surabaya pimpinan Wahib Wahab dan Hizbullah Magelang pimpinan Saifuddin Zuhri dengan cara bahu membahu bersama TNI dan lain-lain kelasykaran bersenjata dapat merebut kembali Madiun ke pangkuan Republik Indonesia. Kemudian pada tanggal 1 Desember 1948 tokoh-tokoh pemberontak seperti : Amir Syarifuddin, Djoko Suyono, Maruto Darusman, dan Suripno di bawa ke Yogjakarta untuk di adili dengan pera dilan Setelah permusuhan dengan Belanda dinyatakan selesai dengan berhasilnya “Konferensi Meja Bundar” ( KMB ) di Den Haag tanggal 23 Agustus 1949 s/d 29 Oktober 1949 disusul dengan dibentuknya “Negara Republik Indonesia Serikat” ( RIS ) dan kemudian disusul lagi terbentuk-nya “Negara Kesatuan Republik Indonesia” ( NKRI ) dengan kembalinya ibukatoa negara dari Yogjakarta ke Jakarta, NU mengalihkan perhatianya kepada penyelesaian organisatoris dengan partai Masyumi.
  • 3. Pada tanggal 30 April 1950 s/d 3 Mei 1950 diselenggarakan Muk-tamar NU ke XVIII di Jakarta, dengan salah satu keputusannya adalah NU keluar dari Masyumi, selain keputusan penting itu Muktamar juga menetapkan KH. Abdul Wahab Hasbullah sebagai Rais Am ( istilahnya bukan lagi Rais Akbar ) menggantikan KH. Hasyim Asy’ari. Dan juga menyetujui berdirinya organisasi Remaja Wanita NU yang diberi nama “Fatayat NU”. Pada Muktamar NU ke 19 di Palembang tahun 1952 diputuskan bahwa NU menjadi partai Politik. Dalam pemilu pertama 1955 partai NU menduduki peringkat ketiga setelah PNI dan Masyumi. Selama perkembangan tahun 1926 – 1955 NU telah melakukan berbagai perubahan cukup berarti, baik untuk kepentingan intern NU maupun bagi kepentingan bangsa pada umumnya. Untuk kepentingan in-tern, NU telah mengadakan perbaikan di bidang pendidikan, sosial mau- pun dakwah, bahkan mengembangkan sayap organisasinya di kalangan kaum muda, remaja puteri maupun kaum ibu, berupa organisasi GP. An-sor, Fatayat NU dan Muslimat NU, ini berarti eksistensi NU sebagai orga nisasi sosial keagamaan semakin kokoh. Sedangkan yang bersifat ekstern (keluar), NU telah mempelopori terbentuknya MIAI, sekaligus mengakhiri pertikaian Khilafiyah hingga kemudian bisa bahu membahu dengan GAPI, menuntut Indonesia berpar-lemen kepada pemerintah Hindia Belanda. Di jaman Jepang, politik Yahannu, NU cukup berhasil untuk mendirikan Masyumi, Shumuka, Hizbullah dan Sabilillah bersama tokoh-tokoh Islam diluar NU. Dan semua itu akan memaksa kita untuk mengakui keterlibatan NU dalam per juangan merebut Kemerdekaan Indonesia baik secara politik dan fisik. Pada April 1961, tokoh-tokoh NU memprihatinkan Penpres no. 7 tahun 1959 dan Penpres no. 13 tahun 1960 tentang penyederhanaan partai dan syarat-syarat partai yang berhak hidup, pertanyaan mereka : Apakah NU masih boleh hidup atau tidak ?. Pada tanggal 15 April 1961, Presiden Soekarno menetapkan putu-sannya untuk mengakui kedudukan 8 (delapan) Partai Politik yang berhak hidup, satu diantaranya adalah NU. Setelah eksistensi NU diakui, dan beberapa bulan sebelum itu terjadi permusuhan politik “Poros Jakarta Peking” yang mengakibatkan politik condong ke kiri, NU segera menga-dakan konsulidasi organisasi. NU sudah melihat tindakan politik PKI se-makin berani dan keras, saat itu KH. Syaifuddin Zuhri mengemukakan : “Perlawanan NU terhadap PKI dilakukan di semua medan juang, PKI menggerakkan massanya, NU mengorganisasi pemuda Ansor menjadi Banser yang lebih militan. PKI menyanyikan lagu Genjer-Genjer yang penuh hasutan dan sindiran, NU mengobarkan bacaan Shalawat Badar.. ....NU mengobarkan semaangat perlawanan terhadap PKI sebagai kelanjutan peristiwa aksi PKI di Madiun 1948”. Pada bulan Juli dan Agustus 1965, CGMI dan PR (Pemuda Rak-yat) mengadakan latihan rahasia di Lubang Buaya, untuk apa latihan kemiliteran itu dilakukan belum bisa diketahui secara pasti. Melihat kea-daan yang menghawatirkan itu Ketua IV PBNU HM. Subhan ZE yang sejak lama menggalang persatuan di kalangan HMI, PMII, Pemuda Ansor, Muhammadiyah dan lain sebagainya, mengadakan kontak dengan kekuatan pemuda lainnya, khususnya dari partai atau ormas Katholik dan Kristen terutama PMKRI. Sumber Rujukan: http://my-dock.blogspot.com/#ixzz3Os7BIJIg Perjalanan Nahdlatul Ulama dari Masa ke Masa (Part. III)
  • 4. Posted by moh najiib Posted on 3/09/2013 with 2 comments Pada tanggal 1 Oktober 1965 hari Jum’at dinihari meletuslah Gerakan 30 September ( G 30 S / PKI ), di saat dimulainya latihan kemili teran antara Pemuda Ansor dengan melibatkan TNI AD untuk mengimba ngi latihan kemiliteran yang diadakan PKI. Sebelum Subuh tanggal 1 Ok-tober 1965 Gestapu sudah meletus, gerombolan penculik ( PKI ) menem-bak mati Letjend Ahmad Yani ( Menteri / Panglima TNI AD ), dan diba wa ke Lubang Buaya, tempat pembunuhan yang sudah mereka sediakan untuk MayJend. Haryono, MayJend. Suprapto, Mayjend S. Parman, Brig Jend. D.I Panjaitan, BrigJend. Sutoyo Siswomihardjo, mereka ini diculik dan dibunuh dengan kejam di Lubang Buaya. Ketika itu Jendral AH. Na-sution lolos dari dari sergapan Gestapu PKI, namun putrinya yang masih berumur 5 tahun, Ade Irma Nasution menjadi korban keganasan PKI. Pada pagi setelah subuh Gestapu menguasai kantor pusat Teleko-munikasi ( Telphon ) dan studio RRI ( Radio Republik Indonesia ) Letnan Untung pimpinan Gestapu menyiarkan bahwa perbuatan atau tin-dakan itu dilakukan untuk menggagalkan rencana perebutan kekuasaan yang akan dilakukan oleh Dewan Jendral pada 5 Oktober mendatang. Dan siaran ini diulang lagi oleh Letkol Untung pada jam 12.30 tanggal 1 Oktober 1965. Pada Jam 14.30 tanggal 1 Oktober 1965, setelah dua jam siaran Letkol Untung melalui RRI, NU bersama tokoh-tokoh GP Ansor tanpa ragu-ragu lagi menyatakan sikapnya bahwa NU mengutuk tindakan Ges-tapu PKI dan menentang pembentukan Dewan Revolusi seperti yang di umumkan oleh Letkol Untung. Hari itu juga RRI dan pusat telekomuni-kasi berhasil dikuasai oleh Panglima KOSTRAD MayJend. Soeharto dan RPKAD serta berhasil menggiring pelaku Gestapu PKI ke Lubang Buaya, dan menyatakan bahwa Gestapu PKI adalah perbuatan “kontra revolusi”. Pada tanggal 5 Oktober 1965, empat hari setelah peristiwa Gesta-pu PKI, dan belum ada satupun partai politik yang menyatakan sikapnya PBNU bersama ormas pendukungnya tampil meyatakan sikap menentang dan mengutuk usaha PKI itu, lewat siaran RRI, publikasi Surat Kabar dan Majalah baik dalam maupun luar negeri. PBNU mengeluarkan resolusi mengutuk Gestapu PKI yang isinya antara lain : 1. Mendesak Presiden Soekarno untuk segera membubarkan PKI dan seluruh antek- anteknya. 2. Mendesak Presiden Soekarno untuk mencabut Surat Ijin Terbit (SIT) seluruh media cetak baik yang langsung maupun tidak lang-sung telah membantu Gestapu PKI. 3. Menyerukan kepada seluruh ummat Islam agar membantu sepe-nuhnya kepada ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) dalam usahanya mengembalikan ketertiban Nasional akibat Ges-tapu PKI. Pada tanggal 5 Oktober 1965, HM. Subhan ZE, berhasil melahirkan KAP Gestapu ( Komando Aksi Pengganyangan Gestapu ) yang dipimpin langsung oleh beliau, dimana wadah ini himpunan dari HMI, PMII,Ansor maupun Muhammadiyah dan kekuatan ormas partai Kristen dan Katolik. Peranan NU dalam ikut menumpas pemberontakan PKI, bukan hanya dibuktikan dengan pernyataan sikap tanggal 5 Oktober 1965 dan terben-tuknya KAP GESTAPU yang dipimpin oleh HM. Subhan ZE, saja melainkan lebih dari itu juga dibuktikan dalam pertempuran phisik di ber bagai daerah. Ini membuktikan bahwa partai NU satu-satunya partai poli-tik yang berani menanggung segala resiko berhadapan dengan PKI, demi kepentingan bangsa, negara dan agama. Sikap keras NU terhadap PKI bukan hanya karena motif politik, tatapi yang paling dominan adalah motivasi agama, sebab PKI sendiri me mandang NU bukan hanya sebagai lawan politik, melainkan juga lawan dari ideologi komunis yang harus dihabisi secara phisik.
  • 5. Pada tanggal 3 Oktober 1965, di Demak Jawa Tengah ditemukan do-kumen PKI yang isinya daftar para Ulama dan Kyai seluruh Demak yang hendak diculik dan dibunuh oleh PKI. Di Banyuwangi PKI mengepung dan membunuh beberapa tokoh NU dan Ansor, akibat dari kajadian ini terjadilah pertempuran berdarah yang membawa korban 40 anggota Ansor, kemarahan massa NU semakin memuncak, akhirnya pembasmian tokoh-tokoh PKI terjadi dimana-mana. Pada bulan Desember 1965, atas perintah Pangdam VIII Brawijaya agar kampanye penumpasan PKI dihentikan dan massa NU berdiri dibela kang ABRI, maka berhentilah aktivitas massa NU sebagai barisan terdepan, dan beralih di belakang ABRI dalam operasi penumpasan beri-kutnya. Sumber Rujukan: http://my-dock.blogspot.com/#ixzz3Os7H8NeG Muktamar ke 33 di jombang