Dokumen tersebut membahas pendekatan pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning/PBL) sebagai fondasi untuk keterampilan abad ke-21. PBL melibatkan penyelesaian masalah yang relevan dengan konteks nyata menggunakan kerjasama antar individu dan lingkungan. Guru berperan sebagai fasilitator untuk memotivasi siswa menyelesaikan masalah. PBL terdiri dari 5 tahapan yaitu orientasi masalah, penyel
The Primary Years Programme (PYP) exhibition represents a significant event in the life of a PYP school and students, synthesizing the essential elements of the PYP and sharing them with the whole school community. As the culminating experience it is an opportunity for students to exhibit the attributes of the International Baccalaureate (IB) learner profile that have been developing through their engagement with the PYP.
The Primary Years Programme (PYP) exhibition represents a significant event in the life of a PYP school and students, synthesizing the essential elements of the PYP and sharing them with the whole school community. As the culminating experience it is an opportunity for students to exhibit the attributes of the International Baccalaureate (IB) learner profile that have been developing through their engagement with the PYP.
Irama hidup manusia itu adalah masalah (problem). Seseorang tidak dapat dikatakan hidup, bila tidak pernah menghadapi masalah. Siapa pun orangnya, tidak akan bisa luput dari masalah. Dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW, timpa-bertimpa masalah yang harus diselesaikannya. Namun, dengan kiat-kiat khusus, para utusan Allah itu berhasil menyelesaikan (to solve) masalah-masalah yang dihadapi. Dengan demikian, kita haruslah menyadari bahwa hidup dan kehidupan kita berhiaskan masalah, baik masalah yang datang dari diri kita sendiri mau-pun masalah yang datang dari luar kita. Hidup adalah masalah. Masalah adalah jarak antara keinginan dan kenyataan yang dihadapi saat ini. Masalah adalah suatu keadaan yang tidak sesuai dengan harapan yang kita inginkan. Kemam-puan kita mempertemukan keinginan dan kenyataan, itulah yang dinamakan dengan memecahkan masalah.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat didefenisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan. Salah satu bagian dari proses peme-cahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision making) yang didefe-nisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan yang tidak tepat akan mempengaruhi kualitas hasil pemecahan masalah yang dilakukan.
Kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah adalah keteram-pilan yang dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam aspek kehidupannya. Akan tetapi, keterampilan ini menjadi lebih penting lagi perannya, bila dikait-kan dengan posisi seorang pemimpin yang melaksanakan tugas-tugas kepemim-pinannya dalam suatu organisasi. Pimpinan yang mampu menyelesaikan masa-lah organisasinya dengan tepat dan benar, dipastikan akan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk memperlancar kepemimpinannya.
Irama hidup manusia itu adalah masalah (problem). Seseorang tidak dapat dikatakan hidup, bila tidak pernah menghadapi masalah. Siapa pun orangnya, tidak akan bisa luput dari masalah. Dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW, timpa-bertimpa masalah yang harus diselesaikannya. Namun, dengan kiat-kiat khusus, para utusan Allah itu berhasil menyelesaikan (to solve) masalah-masalah yang dihadapi. Dengan demikian, kita haruslah menyadari bahwa hidup dan kehidupan kita berhiaskan masalah, baik masalah yang datang dari diri kita sendiri mau-pun masalah yang datang dari luar kita. Hidup adalah masalah. Masalah adalah jarak antara keinginan dan kenyataan yang dihadapi saat ini. Masalah adalah suatu keadaan yang tidak sesuai dengan harapan yang kita inginkan. Kemam-puan kita mempertemukan keinginan dan kenyataan, itulah yang dinamakan dengan memecahkan masalah.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat didefenisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan. Salah satu bagian dari proses peme-cahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision making) yang didefe-nisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan yang tidak tepat akan mempengaruhi kualitas hasil pemecahan masalah yang dilakukan.
Kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah adalah keteram-pilan yang dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam aspek kehidupannya. Akan tetapi, keterampilan ini menjadi lebih penting lagi perannya, bila dikait-kan dengan posisi seorang pemimpin yang melaksanakan tugas-tugas kepemim-pinannya dalam suatu organisasi. Pimpinan yang mampu menyelesaikan masa-lah organisasinya dengan tepat dan benar, dipastikan akan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk memperlancar kepemimpinannya.
metode pembelajaran problem solving adalah cara mengajar yang dilakukan dengan cara melatih para murid menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama - sama
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Ā
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Ā
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
4. ā¢ Bagaimana reaksi Anda terhadap tipe pengalaman
belajar tersebut?
ā¢ Apakah Anda menikmatinya ?, Apakah Anda
menganggapnya tidak menarik dan membosankan?
ā¢ Adakah aspek-aspek di kelas (guru itu) yang Anda
anggap benar-benar efektif bagi Anda?, adakah
yang tidak efektif?
9. Education in the 21st century is about dealing with
new real-world problems.
PBL approaches involve harnessing intelligences
from within individuals, from groups of
people and from the environment to
solve problems that are meaningful, relevant and
contextualized. (Tan,2002)
10. Education is not just about preparing
people for the future; it is also about
inventing our future.
12. Hasil Belajar
Keterampilan Intelektual & Strategi Kognitif
Akademik
ā¢ Fakta
ā¢ Konsep
ā¢ Prinsip
ā¢ Prosedur
Non Akademik
ā¢ Problem Solving
ā¢ Creative thinking
ā¢ Decision making
ā¢ Collaboration
ā¢ Learning how to
learn
14. PBL isā¦
āā¦a process of acquiring understanding,
knowledge, skills and attitudes in the
context of an unfamiliar situation, and
applying such learning to that situation.ā
- C. E. Engel, University of Newcastle
15. Problem-based Learning Is
ā A learning method based on the principle of
using problems as a starting point for the
acquisition and integration of new
knowledge.ā
H.S. Barrows 1982
16. PBL is
Duch, et.al. (2000) menyatakan bahwa prinsip dasar yang
mendukung konsep dari PBL sudah ada lebih dulu dari pendidikan formal itu
sendiri, yaitu bahwa pembelajaran dimulai
(diprakarsai) dengan mengajukan masalah,
pertanyaan, atau teka-teki, yang menjadikan
siswa yang belajar ingin menyelesaikannya.
17. Intisari definisi
PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah nyata atau masalah simulasi
yang kompleks sebagai titik awal pembelajaran,
dengan karakteristik: (1) Pembelajaran dipandu
oleh masalah yang menantang; (2) Para siswa
bekerja dalam kelompok kecil; (3) Guru mengambil
peran sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
18.
19. Hakekat Masalah
ā¢ Kesenjangan antara tugas dengan struktur kognitif yang
dimiliki, Untuk itu diperlukan waktu untuk melakukan proses
mengklarifikasi, membedakan, membandingkan, memilih.
ā¢ Jika suatu tugas dapat segera dapat dijawab, maka itu bukan
masalah, hanya recall.
ā¢ Masalah adalah aplikasi dari keterampilan intelektual, sikap,
psikomotorik dalam dunia nyata
20. Hakekat Masalah
ā¢ Kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang
diharapkan, atau antara kenyataan dan kondisi yang
diharapkan.
21. Hakekat Masalah
ā¢ Proses pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengeksplorasi, mengumpulkan dan menganalisis data
secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
24. Ciri Masalah Open Ended
Foong (2002) menyebutkan ciri-ciri masalah open-ended,
Metode penyelesaiannya tidak tertentu
Jawabannya tidak tertentu
Mempunyai banyak jawaban yang mungkin
25. Ciri Masalah Open Ended
Foong (2002) menyebutkan ciri-ciri masalah open-ended,
ā¢ Dapat diselesaikan dalam cara yang berbeda;
ā¢ Memberi siswa ruang untuk membuat keputusan
sendiri dan untuk berfikir matematis secara
alamiah;
ā¢ Mengembangkan penalaran dan komunikasi;
ā¢ Terbuka untuk kreativitas dan imaginasi siswa
26. Formulasi Masalah
ā¢ Siswa harus dapat membuat prediksi yang dapat
teruji dari hasil kerjanya.
ā¢ Harus relevan antara masalah yang diajukan dengan
siapa yang akan memecahkan masalah.
ā¢ Merupakan masalah yang belum terpecahkan oleh
siswa.
27. Formulasi Masalah
ā¢ Para siswa akan membuat keputusan dan
memberikan penyelesaian pada permasalahan yang
riil. Hal tersebut akan membawa pada kenyataan
bahwa mungkin jawaban yang ābenarā tidak hanya
satu.
31. āEsensi PBL berupa penyuguhan
berbagai situasi bermasalah yang
autentik dan bermakna kepada siswa,
yang dapat berfungsi sebagai batu
loncatan untuk investigasi dan
penyelidikanā
34. Merencanakan
ā¢ Memutuskan Sasaran dan Tujuan
ā¢ Merancang Situasi Bermasalah yang Tepat
ā¢ Mengorganisasikan Sumber Daya dan
Merencanakan Logistik
35. Melaksanakan
PBL dapat dimulai dengan mengembangkan masalah yang:
(1) menangkap minat siswa dengan menghubungkannya
dengan isue di dunia nyata;
(2) menggambarkan atau mendatangkan pengalaman
dan belajar siswa sebelumnya;
(3) memadukan isi tujuan dengan ketrampilan
pemecahan masalah;
36. Melaksanakan
PBL dapat dimulai dengan mengembangkan masalah
yang:
(4) membutuhkan kerjasama, metode banyak tingkat
(multi-staged method) untuk menyelesaikannya; dan
(5) mengharuskan siswa melakukan beberapa penelitian
independent untuk menghimpun atau memperoleh
semua informasi yang relevan dengan masalah
tersebut.
37. Pbl terdiri dari 5 langkah utama
a) Orientasi siswa pada masalah
b) Mengorganisasi siswa untuk belajar
c) Membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok.
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
38. FASE/INDIKATOR AKTIVITAS GURU
Fase 1: Memberikan orientasi tentang
permasalahannya kepada siswa.
Guru membahasa tujuan pelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan
logistik penting, dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan
mengatasi masalah.
Fase 2: Mengorganisasikan siswa untuk
menyelidiki
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-
tugas belajar yang terkait dengan permasalahannya
Fase 3: Membantu investigasi mandiri
dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat,
melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi
Fase 4: Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan artefak-
arefak yang tepat, seperti laporan, rekaman video, dan model-model, dan
membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang lain
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi
proses mengatasi masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap investigasinya
dan proses-proses yang mereka gunakan
SINTAKS PBL
39. Peran Guru dalam PBL
ā¢ Mengajukan masalah atau mengorientasikan
siswa kepada masalah autentik, yaitu masalah
kehidupan nyata sehari-hari.
ā¢ Memfasilitasi/membimbing penyelidikan misalnya
melakukan pengamatan atau melakukan
eksperimen/ percobaan.
ā¢ Memfasilitasi dialog siswa.
ā¢ Mendukung belajar siswa.
40. Menurut Duch, et.al. (2000) peran guru dalam PBL adalah
ā¢ membimbing, menggali pemahaman yang
lebih dalam, dan mendukung inisiatif
siswa,
ā¢ tidak memberi ceramah pada konsep yang
berhubungan langsung dengan masalah
41. EVALUASI
ā¢ Tugas asesmen dan evaluasi yang sesuai untuk
PBL terutama terdiri dari menemukan prosedur
penilaian alternatif yang dapat digunakan untuk
mengukur pekerjaan mahasiswa, misal : dengan
asesmen kinerja dan peragaan hasil. Adapun
prosedur-prosedur yang telah disebutkan
dinamakan asesmen kinerja, asesmen autentik,
dan portofolio
Editor's Notes
In the 21st century, we need all of the skills that have marked humankind as the creators and sustainers of cultures, the innovators of technologies, and the designers of ways of living and governing. These skills, which are more crucial now than ever before, include ācritical thinking, problem-solving, collaboration, creativity, self-direction,
leadership, adaptability, responsibility [and] global awarenessā (Walser,2008, p. 2). To this list, I add the significant skill of inquiry.