The Primary Years Programme (PYP) exhibition represents a significant event in the life of a PYP school and students, synthesizing the essential elements of the PYP and sharing them with the whole school community. As the culminating experience it is an opportunity for students to exhibit the attributes of the International Baccalaureate (IB) learner profile that have been developing through their engagement with the PYP.
2. Kondisi Pembelajaran
Kondisi sekarang
Kondisi dulu Teacher centered
Learner centered
• Pengetahuan dipindahkan dari • Pembelajar membangun pengetahuannya
pengajar ke pembelajar • Pembelajar terlibat secara aktif
• Pembelajar menerima informasi • Belajar dan penilaian adalah hal yang
secara pasif sangat terkait
• Budaya belajar adalah kooperatif,
• Belajar dan penilaian adalah yang
kolaboratif, dan saling mendukung
terpisah
• Penekanan pada penguasaan dan
• Penekanan pada pengetahuan di luar penggunaan pengetahuan yang
konteks aplikasinya merefleksikan isu baru dan lama, serta
• Pengajar perannya sebagai pemberi menyelesaikan masalah konteks
informasi dan penilai kehidupan nyata
• Pengajar sebagai pendorong dan pemberi
• Fokus pada satu bidang disiplin ilmu
fasilitas pembelajaran
• Pengajar dan pembelajar mengevaluasi
pembelajaran bersama-sama
• Pendekatan pada integrasi antar disiplin
3. • Kondisi pembelajaran teacher centered
membuat siswa menjadi pasif.
• Kondisi pembelajaran student centered
membuat siswa menjadi lebih aktif karena
berkesempatan untuk belajar secara
kontekstual.
• Keaktifan siswa bisa dalam bentuk:
kemampuan berargumentasi atau berdebat,
keterampilan menggunakan komputer, dan
keterampilan melaksanakan percobaan.
4. Orientasi Baru Pendidikan di Indonesia sejak Tahun 2000
Pendidikan
Kurikulum dan Pendidikan
berorientasi Pembelajaran
pembelajaran berbasis luas
kecakapan berbasis
berbasis (broad-based
hidup (life produksi.
kompetensi. education).
skills).
Menjadikan lembaga pendidikan sebagai:
• Lembaga pendidikan kecakapan hidup.
• Pendidikan yang bertujuan mencapai kompetensi (pembelajaran berbasis
kompetensi).
• Proses pembelajaran yang otentik dan kontekstual (pembelajaran berbasis
kontekstual) yang dapat menghasilkan produk bernilai dan bermakna bagi siswa.
(Depdiknas, 2002, 2003)
5. PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL
(CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING)
• Membantu guru mengaitkan mata pelajaran
dengan situasi dunia nyata.
CTL • Memotivasi siswa membuat hubungan antara
pengetahuan dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
• Problem Based Learning
Contoh
CTL • Project Based Learning
6. PBL = Problem Based Learning
• John Dewey. Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi
antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua
arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan
masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah,
sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan
itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat
diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan
baik (Trianto, 2009: 91).
7. • Prof. Howard Barrows dan Kelson
Problem based larning (PBL adalah kurikulum dan
proses pembelajaran). Dalam kurikulumnya,
dirancang masalah-masalah yang menuntut
pembelajar mendapatkan pengetahuan yang
penting, membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki kecakapan
berpartisipasi dalam tim. Proses pendekatannya
menggunakan pendekatan yang sistemik untuk
memecahkan masalah atau menghadapi tantangan
yang nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan
sehari-hari.
8. • Dutch (1994)
• PBL merupakan metode instruksional yang
menantang pembelajar agar “belajar untuk belajar”,
bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi
bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan
untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta
kemampuan analisis pembelajar dan inisiatif atas
materi pelajaran. PBL mempersiapkan pembelajar
untuk berpikir kritis dan analitis, dan untuk mencari
serta menggunakan sumber pelajaran yang sesuai.
9. Sintaks
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Tahap Peranan Guru
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik
Tahap I yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi
Orientasi siswa pada masalah atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa
untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan
Tahap II
mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan
Mengorganisasi siswa untuk belajar
masalah tersebut
Tahap III Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
Membimbing penyelidikan individual sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
maupun kelompok penjelasan dan pemecahan masalah.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
Tahap IV
karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Tahap V Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
Menganalisis dan mengevaluasi proses terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
pemecahan masalah gunakan.
10. PBL = Project Based Learning
• Project-based learning is a comprehensive instructional approach to
engage students in sustained, cooperative investigation (Bransford & Stein,
1993).
• Praktek keterampilan abad 21 (seperti: kolaborasi, komunikasi, & berpikir
kritis), dan membuat produk asli berkualitas tinggi yang lalu
dipresentasikan).
• Pembelajaran berbasis proyek lebih mengutamakan otonomi, pilihan,
waktu kerja yang tidak bersifat rigid, dan tanggung jawab pembelajar
daripada proyek tradisional dan pembelajaran tradisional.
• Pembelajaran berbasis proyek juga merupakan pendekatan untuk
menciptakan lingkungan belajar yang realistik, dan berfokus pada belajar
memecahkan masalah-masalah yang terjadi di dunia nyata.
12. Tahap Kegiatan
Siswa mendefinisikan tujuan dari pembuatan produk akhir. Proyek
Tahap I besar dimulai dengan perencanaan untuk hasil akhir. Belajar untuk
Mendefinisikan merancang terlibat, membuat standar yang berfokus pada proyek-
tujuan akhir proyek yang membantu siswa mengembangkan pengetahuan yang
mendalam dan keterampilan penting.
Tahap II
Pertanyaan yang terarah adalah inti dari proyek yang efektif. Siswa
Merumuskan
belajar menulis pertanyaan ini yang memicu minat dan mendorong
pertanyaan yang
siswa melalui proyek.
terarah
Penilaian dalam PBL yang bertujuan mengukur pengetahuan konten
Tahap III
dan keterampilan seperti kerjasama, komunikasi, pemecahan masalah,
Merencanakan
dan kerja sama tim. Hasil proyek dicocokkan dengan strategi penilaian
penilaian
dan rubrik.
Siswa menganalisa kebutuhan instruksional, memilih kegiatan,
Tahap IV
memperkirakan waktu dan sumber daya, mempersiapkan tugas-tugas
Memetakan proyek
penting dalam perencanaan proyek agar berhasil.
Tahap V Manajemen proyek yang efektif mengajarkan siswa untuk mengelola
Mengelola proses dan bertanggung jawab atas pekerjaan mereka sendiri.
13. Perbedaan Problem dengan
Project Based Learning
Problem Based Learning Project Based Learning
• Siswa lebih didorong dalam • Siswa lebih didorong pada
kegiatan yang memerlukan kegiatan desain:
perumusan masalah, merumuskan pekerjaan,
pengumpulan data, dan merancang (designing),
analisis data, atau lebih mengkalkulasi,
menitikberatkan proses melaksanakan pekerjaan,
inquiri dan riset dibanding dan mengevaluasi hasil,
produk akhir dalam fokus untuk mengendalikan
proses pembelajarannya. produk akhir.
14. Penilaian
Problem dan Project Based Learning
Melibatkan
pembelajaran
Membangun
secara langsung.
keterkaitan dan
Performa yang
kerjasama serta
dituntut dalam
menanamkan
dunia kerja atau
tingkat berpikir
kenyataan
yang lebih tinggi
sesungguhnya
Pendekatan
konstruktivistik
dalam belajar
Authentic assessment
(Penilaian Otentik)
15. PROFIL SD B0GOR RAYA
• Profil sekolah: nasional plus, anggota PYP – IBO (Primary Years
Program – International Baccalaureate Organization) yang
mengimplementasikan pembelajaran berbasis INKUIRI dengan
mengintegrasikan beberapa mata pelajaran (ciri-ciri CTL).
• Kelas V menerapkan PBL sebagai tugas akhir yang merupakan
kewajiban dari PYP, yang disebut dengan PYP Exhibition
(memakan waktu 3 bulan lebih untuk mempersiapkannya).
• Kelas VI mengikuti UN sebagai syarat kelulusan SD (sudah
lepas dari PYP) disibukkan untuk persiapan UN.
16. PBL (PROJECT BASED LEARNING)
di SD BOGOR RAYA (PYP EXHIBITION)
Tahap Kegiatan
Tahap I Siswa kelas V merumuskan tujuan proyek mereka dengan cara brainstorming. Proyek dikaitkan dengan
Mendefinisikan minat mereka. Jumlah anak dalam kelompok tergantung berapa anak dalam 1 kelas yang minatnya sama,
contoh: kelompok “Teknologi”, ada 4 anggota.
tujuan akhir
Tahap II Siswa belajar menguraikan tujuan akhir mereka itu melalui pertanyaan-pertanyaan terarah menuju
Merumuskan pertanyaan penyelidikan dari berbagai konsep (inkuiri).
yang terarah
Tahap III Tim guru berdiskusi menentukan penilaian untuk mengukur pengetahuan konten dan keterampilan
Merencanakan seperti kerjasama, komunikasi, pemecahan masalah, dan kerja sama tim. Instrumen lalu disosialisasikan
dengan siswa agar pembelajaran mereka selalu berlandaskan kriteria sukses penilaian itu.
penilaian
Siswa dengan pengawasan mentor guru dan orang tua siswa, mulai menganalisa kebutuhan
instruksional, memilih kegiatan, memperkirakan waktu dan sumber daya, mempersiapkan tugas-tugas
Tahap IV penting dalam perencanaan proyek agar berhasil. Kegiatannya: mencari resources, nara sumber, lokasi
kunjungan, menyusun metode ilmiah, mengeluarkan survei, mengolah data menjadi grafik &
Memetakan proyek
menyimpulkan hasilnya, mengadakan bazar untuk mencari dana penelitian, membuat laporan dalam Bhs
Indonesia & Bhs. Inggris (semua pelajaran & keahlian di kelas V dikerahkan untuk menyelesaikannya).
Mewujudkan apa yang diusahakan pada tahap IV dalam bentuk aksi, bisa berupa: drama, tari, hasil karya 3
dimensi, filem, puisi, karya lagu, iklan, kampanye, menciptakan resep makanan baru berbasis bahan
Tahap V tradisional Indonesia, atau bahkan tindakan nyata dalam masyarakat, seperti: pengumpulan dana untuk
adopsi orangutan, pengumpulan minyak jelantah dari masyarakat untuk diserahkan kepada pabrik
Mengelola proses
biodiesel, peluncuran sukarelawan untuk membacakan dongeng bagi siswa TK. Semuanya atas inisiatif
siswa setelah melalui proses penelitian siswa kelas V SD.
17. KESIMPULAN
• PBL adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis
dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan yang esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran ini
dirancang untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi
berorientasi pada kejadian yang sebenarnya.
• “Pendidikan bukanlah tujuan kita. Pendidikan harus mempersiapkan
pembelajar untuk hidup” (Edward de Bono).
• Dengan demikian, PBL punya peluang untuk membangun kecakapan hidup
(life skills) pembelajar; pembelajar terbiasa mengatur dirinya sendiri (self
directed), berpikir metakognitif (reflektif dengan pikiran dan tindakannya),
berkomunikasi dan berbagai kecakapan terkait, dan ini perlu dimulai sejak
siswa masih di tingkat SD.
Editor's Notes
Kondisidulu:Pendekatan teacher centered sudah dianggap tradisional dan perlu diubah (Ching & Gallow, 2000). Ini karena pendekatan teacher centered di mana proses pembelajaran berpusat pada pendidik dengan penekanan pada peliputan dan penyebaran materi, sementara pembelajar sudah kurang aktif, sudah tidak memadai untuk tuntutan era pengetahuan ini. membiarkan pembelajar pasif, pendekatan yang terpusat pada pendidik sulit untuk memungkinkan pembelajar mengembangkan kecakapan berpikir, kecakapan interpersonal, dan kecakapan beradaptasi dengan baik. Tidak banyak yang mereka dapatkan bila partisipasi mereka minim dalam proses pembelajaran. Padahal berbagai kecakapan inilah yang nantinya mereka butuhkan saat menjalani kehidupan dewasa mereka.M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning (Jakarta: Kencana Media Group, 2010), hlm. 3-4.
Merupakan suatu proses pendidikan yang holistikdanbertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/ konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.Merupakankonsepbelajar yang membantu guru mengkaitkanantaramateri yang diajarkannyadengansituasidunianyatadanmendorongpebelajarmembuathubunganantaramateri yang diajarkannyadenganpenerapannyadalamkehidupanmerekasebagaianggotakeluargadanmasyarakat.
Oakey (1998) mempertegaskonsepdankarakteristik project-based learning denganmembedakannyadengan problem based learning yang seringkalisalingdipertukarkandalampenggunaanistilahini. Istilah project-based learning dan problem-based larningmasing-masingdigunakanuntukmenyatakanstrategipembelajaran. Kemiripankonsepkeduapendekatanpembelajaranitu, danpenggunaansingkatan yang sama, PBL, menghasilkankerancuandidalamleteraturdanpenelitian (lihatjuga Thomas, 2000), meskipunsebenarnyadiantarakeduanyaberbeda.Project-based learning dan problem-based learning memilikibeberapakesamaankarakteristik. Keduanyaadalahstrategipembelajaran yang dimaksudkanuntukmelibatkanpebelajardidalamtugas-tugasotentikdandunianyata agar dapatmemperluasbelajarmereka. Pebelajardiberitugasproyekatau problem yang open-ended denganlebihdarisatupendekatanataujawaban, yang mensimulasikansituasiprofesional. Keduapendekataninijugadidefinisikansebagai student-centered, danmenempatkanperanan guru sebagaifasilitator. Pebelajardilibatkandalam project- atau problem- based learning yang secaraumumbekerjadidalamkelompoksecarakolaboratif, dandidorongmencariberbagaisumberinformasi yang berhubungandenganproyekatau problem yang dikerjakan.
Penilaianotentikmerupakanpenilaianlangsungdanukuranlangsung (Mueller, 2006:1). Ketikamelakukanpenilaian, banyakkegiatan yang akanlebihjelasapabiladinilailangsung, umpamanyakemampuanberargumentasiatau berdebat, keterampilanmenggunakankomputerdanketerampilanmelaksanakanpercobaan. Begitu pula menilaisikapatauperilakusiswaterhadapsesuatuataupadasaatmelakukansesuatu. Dalamhal-haltertentumungkinsajaadatugas-tugas yang tidakdapatdikerjakandidalamkelas, sehinggatugas-tugastersebutharusdikerjakandiluar jam pelajaranbahkandiluarsekolah. Bagaimanamenilaipembelajaransepertiitu? Cara bagaimanakitadapatmenilaihasilbelajarserupaitu? Orang-orangbiasanyamenyebutkanpembelajaransemacamitupembelajaranberbasisproyekatau project-based learning (Wiggins, 2005:2).