Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dan metode yang tepat untuk riset implementasi, termasuk percobaan pragmatis, efektivitas-implementasi hibrida, studi peningkatan kualitas, partisipatif aksi riset, tinjauan realistik, dan penelitian campuran metode. Dokumen ini juga memberikan contoh-contoh penerapan berbagai pendekatan tersebut dalam riset kesehatan.
3. Pendekatan yang digunakan dalam Riset Implementasi
berkaitan dengan tujuan penelitian:
• Untuk memahami bagaimana, dan mengapa
kebijakan klinis dan kesehatan masyarakat,
program, dan praktik ada yang berhasil dan
ada yang gagal dilaksanakan dalam kondisi
dunia nyata, dan
• Untuk belajar bagaimana membuat kegiatan-
kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara
lebih baik.
4. Lebih spesifik: Riset implementasi
dapat dipakai untuk:
• Menilai perubahan dalam konteks dunia nyata,
• melihat pengalaman masa lalu jika diperlukan.
• Memahami fenomena yang kompleks.
• Menghasilkan atau menguji ide-ide baru.
• Memprediksi dan membantu mengantisipasi apa yang
mungkin terjadi di masa depan sebagai hasil dari
inovasi atau perubahan tertentu.
• Membuat perbedaan, untuk meningkatkan efektivitas,
kualitas, efisiensi dan ekuitas kebijakan, program dan
layanan.
5. Riset Implementasi didasari dua prinsip:
1. Hasil penelitian harus dijamin kebenarannya, dengan didukung oleh bukti
yang cukup.
2. Menggunakan metode yang transparan, yang cukup jelas bagi orang lain
untuk dapat menilai apakah proses yang dilakukan memadai dan
membenarkan kesimpulan yang dihasilkan, serta dapat dilakukan
kembali.
Dapat menggunakan berbagai macam pendekatan:
• Kualitatif
• Kuantitatif
• Mixed-method.
6. Percobaan Pragmatis
Percobaan Pragmatis
• Berfokus pada efek dari intervensi
dalam praktek rutin.
• Bertujuan untuk memaksimalkan
variabilitas cara implementasi suatu
intervensi untuk memaksimalkan
generalisasi hasil penelitian untuk
kondisi yang berbeda.
• dapat memberikan bukti yang kuat
terhadap efektivitas strategi
implementasi dalam kondisi 'dunia
nyata'
Percobaan Eksplanatori
• Bertujuan untuk memahami dan
menjelaskan manfaat yang
dihasilkan oleh intervensi dalam
kondisi yang terkendali.
• Sering menggunakan subjek yang
dipilih dengan hati-hati di
penelitian klinis.
Percobaan intervensi kesehatan umumnya terbagi dua yaitu percobaan
pragmatis dan percobaan eksplanatori.
7. • Percobaan pragmatis yang melibatkan pelaksana dan
pembuat kebijakan untuk merancang strategi intervensi,
kadang-kadang mempunyai kelemahan dalam hal desain
yang kuat dan cocok dengan kondisi dimana intervensi
diimplementasikan.
• Untuk menangkap berbagai perubahan di ‘dunia nyata’
(perubahan strategi implementasi, perubahan variabel hasil
implementasi, atau perubahan lainnya dalam faktor
kontekstual), perlu penguatan dalam metode penelitian.
• Desain intervensi dan rancangan outcome penelitian dalam
percobaan pragmatis idealnya harus dikembangkan
bersama dengan peserta, penyandang dana, praktisi yang
membuat keputusan tentang intervensi, dan pihak yang
terkena dampak langsung dari hasil ujicoba.
Percobaan Pragmatis
8. • Salah satu kendala terbesar untuk meningkatkan
akses terhadap terapi antiretroviral (ART) di
LMICs adalah kurangnya tenaga medis yang
terlatih diperlukan untuk mengelola program
tersebut.
• Di Afrika Selatan kekurangan dokter cenderung
membatasi akses ke pengobatan.
• Peneliti di the Knowledge Translation Unit of the
University of Cape Town Lung Institute in Cape
Town, Afrika Selatan menggunakan percobaan
pragmatis untuk menunjukkan bahwa ada
“petugas kesehatan selain dokter” yang mampu
memenuhi permintaan perawatan kesehatan
Contoh Percobaan Pragmatis
9. • Secara khusus, percobaan difokuskan pada program the
Streamlining Tasks and Roles to Expand Treatment and Care for HIV
(STRETCH), yang memberikan pelatihan penjangkauan jarak jauh
kepada para perawat untuk memprakarsai dan mengharuskan
kembali pemakaian ART, dan mendesentralisasikan perawatan.
• Tiga puluh satu klinik perawatan primer ditentukan secara acak
untuk program perawat-keliling atau program perawatan 'standar'.
• Studi ini diikuti lebih dari 8000 pasien dalam program perawat-
keliling dan 7000 pasien dalam kelompok perawatan standar untuk
satu setengah tahun,
• menemukan bahwa tingkat kematian, tingkat penekanan virus, dan
ukuran-ukuran lain dari kualitas pelayanan tidak berbeda, atau yang
bahkan lebih tinggi dalam program perawat-keliling.
10. Effectiveness-Implementation Hybrid Trials
Percobaan pragmatis
Tidak mencoba untuk
mengendalikan atau memastikan
pelayanan agar memenuhi standar
yang realistis dalam kondisi praktik
normal
Percobaan Effectiveness-
Implementation Hybrid
Terjadi campur tangan dan / atau
pengamatan proses implementasi,
misalnya dengan menilai variabel
outcome implementasi.
• Percobaan Effectiveness-Implementation Hybrid menggabungkan unsur-unsur
efektivitas dan Riset Implementasi untuk menilai:
Efektivitas dari intervensi kesehatan.
Strategi implementasi yang digunakan untuk menghasilkan efektivitas
tersebut.
11. 3 Jenis Desain Effectiveness-Implementation Hybrid
Trials
Desain tipe 1
• Menguji efek dari intervensi kesehatan
pada hasil yang relevan sambil
mengamati dan mengumpulkan
informasi tentang implementasi.
• Fungsi dan simptom pada pasien dalam
menanggapi intervensi kesehatan
diukur, dan pada saat yang sama
kelayakan dan akseptabilitas dari
pendekatan implementasi dievaluasi
melalui metode kualitatif, process-
oriented, atau mixed-methods
Desain tipe 2
• Melibatkan pengujian ganda intervensi
kesehatan dan strategi-strategi
implementasi.
Desain tipe 3
• Menguji strategi implementasi sambil
mengamati dan mengumpulkan
informasi mengenai dampak intervensi
kesehatan pada hasil yang relevan.
• Disain ini terutama menguji strategi
implementasi dengan mengukur adopsi
dan kepatuhan terhadap intervensi
kesehatan.
12. Manfaat Effectiveness-Implementation
Hybrid Trials
• Memungkinkan peneliti untuk secara bersamaan
mengevaluasi dampak intervensi dalam pengaturan
dunia nyata dan strategi implementasi yang
digunakan.
• Memungkinkan penelitian dilakukan dengan cepat,
dan memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi
interaksi antara intervensi dan implementasi penting.
• Dapat digunakan untuk menginformasikan
pendekatan implementasi yang optimal.
13. Quality Improvement (QI) Studies
• Studi tentang peningkatan kualitas (QI) dalam
pelayanan kesehatan mempunyai tiga
tantangan utama:
– Evaluasi kualitas sangat tergantung pada konteks.
– Kualitas merupakan target yang terus bergerak,
dimana perbaikan intervensi berulang kali
dilakukan untuk merespons umpan balik dari hasil
yang sudah dicapai.
– Penelitian mengenai kualitas umumnya
melibatkan intervensi dengan banyak komponen.
14. • Penelitian QI yang mempunyai sifat “moving-
target”, biasanya melibatkan satu perangkat yang
terstruktur, siklus proses, diatur oleh paradigma
yang dikenal sebagai siklus Plan-Do-Study-Act
(PDSA) atau bentuk lainnya.
• Siklus PDSA memungkinkan untuk penerapan
metode ilmiah secara terus menerus untuk:
– Merumuskan hipotesis atau berencana untuk
meningkatkan kualitas.
– Melaksanakan rencana.
– Menganalisis dan menginterpretasikan hasil.
– Menghasilkan rencana tindak lanjut.
15. Siklus PDSA dan Alat Penelitian yang digunakan pada
setiap tahap
16. • Penelitian QI PDSA menilai apakah intervensi sedang
dipelajari menghasilkan peningkatan yang signifikan
dalam hasil.
• Hasilnya kemudian digunakan untuk efek perubahan
intervensi pada siklus secara berulang.
• Biasanya melibatkan mengulangi pengujian dari waktu
ke waktu.
• Sering disebut sebagai kuasi-eksperimental karena
tidak ada kontrol penuh dalam penelitian, terutama
sehubungan dengan kemampuannya untuk
mengalokasikan secara acak intervensi untuk subyek
tertentu.
17. • Desain penelitian PDSA biasanya meliputi:
– Studi time series, penilaian dilakukan sebelum dan
setelah intervensi dari tingkat dan kecenderungan
hasil.
– Studi beberapa time series, di mana intervensi dan
baseline diulang pada waktu yang berbeda
– Studi desain faktorial dimana intervensi yang acak
menjadi beberapa kelompok untuk membandingkan
time series.
• Data untuk desain kuasi-eksperimental dapat
berasal dari informasi manajemen kesehatan
rutin, atau dari survei khusus untuk secara khusus
mengukur hasil.
18. Participatory Action Research (PAR)
• Penelitian ini memberikan subyek penelitiannya
kekuasaan dan kontrol atas proses penelitian.
• Mengacu pada berbagai metode penelitian yang
melibatkan proses berulang dari refleksi dan tindakan
“dilakukan dengan dan oleh masyarakat setempat bukan
terhadap mereka”
• Pendekatan "bottom-up" yang melibatkan prioritas dan
perspektif yang didefinisikan secara lokal (lihat tabel).
• Banyak menggunakan teknik kualitatif, tapi pendekatan
kuantitatif dan mixed-method mulai banyak digunakan.
19. Perbandingan PAR dengan Riset Konvensional
PAR Riset Konvensional
Tujuan penelitian? Tindakan Memahami dengan
kemungkinan tindakan
kemudian
Pengguna penelitian? Masyarakat setempat Kepentingan institusi,
perorangan, dan profesional
Pengetahuan yang paling
penting?
Masyarakat setempat Ilmuwan
Pemilihan topik? Prioritas setempat Kepentingan lembaga
pendanaan, agenda
institusional, profesional
Alasan pemilihan
metodologi?
Pemberdayaan dan
pembelajaran
Sesuai ketentuan yang
berlaku, "objektivitas",
"kebenaran"
20. Yang terlibat dalam tahap penelitian?
Identifikasi masalah Masyarakat setempat Peneliti
Pengumpulan data Masyarakat setempat Peneliti, pengumpul data
Interpretasi Konsep dan kerangka kerja
setempat
Sesuai teori dan kerangka kerja
Analisis Masyarakat setempat Peneliti
Presentasi temuan Dapat diakses dan berguna
secara lokal
Oleh peneliti untuk akademisi
dan lembaga pendanaan
Tindak lanjut temuan Menyeluruh Biasanya terpisah
Pengambil tindakan Masyarakat setempat, dengan
atau tanpa dukungan eksternal
Lembaga eksternal
Siapa yang pemilik hasil Bersama Peneliti atau pemilik dana
Penekanan Proses Hasil
21. Realist Review
• Bertujuan memudahkan para pengambil keputusan untuk
memahami secara mendalam mengenai intervensi dan
bagaimana kemungkinan menerapkannya dalam kondisi
yang berbeda.
• Sangat berguna berkaitan dengan intervensi kebijakan dan
program, di mana kompleksitas dan variasi dalam
implementasi merupakan faktor yang signifikan.
• Digunakan untuk intervensi atau program yang kompleks,
yang mempunyai ciri khas memberikan analisis eksplanatori
yang berfokus pada:
– Bagian apa dari program yang berjalan dan mana yang tidak
..untuk siapa?
– Dalam keadaan bagaimana?
– Dalam hal apa, dan bagaimana)?
22. Langkah-langkah Realist Review
Menemukan dan menegaskan asumsi pokok mengenai
intervensi dalam pertanyaan penelitian,
mengungkapkan bagaimana hal ini bekerja dalam teori.
Merupakan proses berulang untuk penajaman fokus
dari pertanyaan mengenai intervensi:
– Menilai integritas teori yang mendasarinya.
– Membandingkan dengan teori lain
– Menilai teori yang sama dalam kondisi berbeda.
Mencari bukti empiris dalam literatur yang mendukung,
bertentangan atau memodifikasi asumsi program yang
mendasari, menggabungkan pemahaman teoritis dan
bukti empiris, sambil memfokuskan pada hubungan
antara konteks di mana intervensi diterapkan,
mekanisme yang bekerja dan outcome yang dihasilkan.
.
23. Pencarian dan review publikasi mengarah pada
jejak audit formal dari literatur yang direview, dan
pencarian dihentikan setelah review selesai
dilakukan.
Artikel dinilai untuk melihat relevansi dan kekuatan
metodologis, dan disintesis sesuai dengan
pertanyaan kunci dari review:
– Bagian mana dari program yang bekerja dan
yang tidak?
– Untuk siapa?
– Dalam keadaan apa?
– Mengapa?
Terakhir, hasil review disebarkan dengan cara
menyediakan link bagi mereka yang ditugaskan
melakukan review atau yang dapat menggunakan
review, sebagai bagian dari dialog kebijakan.
24. Mixed-methods Research
• Penelitian dengan mixed-methods menggunakan
metode kualitatif dan kuantitatif dalam
pengumpulan dan analisis data dalam studi yang
sama.
• Meskipun tidak dirancang khusus untuk Riset
Implementasi, metode campuran sangat cocok
untuk kegiatan penelitian ini karena memberikan
cara praktis untuk memahami:
– Berbagai perspektif
– Berbagai jenis jalur kausal
– Beberapa jenis outcome yang semuanya umum dalam
setting implementasi.
25. Tujuan Penelitian Mixed-Methods
• Pendekatan penelitian mixed-methods dapat diterapkan untuk
berbagai tujuan, secara garis besar meliputi empat tujuan:
– Pengayaan peserta: untuk mendapatkan informasi lebih banyak dari
sampel peserta (misalnya dengan pemberian kuesioner survei standar
dan kemudian meminta penjelasan secara mendalam).
– Validitas instrumen: untuk memastikan bahwa instrumen yang
digunakan adalah tepat dan berguna (misalnya menggunakan diskusi
kelompok terarah untuk mengidentifikasi isi atau menguji validitas
kuesioner).
– Kepatuhan dalam implementasi: untuk menilai apakah intervensi atau
program dilaksanakan sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan.
– Penguatan makna: untuk memaksimalkan interpretasi temuan, seperti
dengan menggunakan langkah-langkah kualitatif untuk menjelaskan
analisis statistik atau sebaliknya.
26. Skema Penelitian Mixed-Methods
• Penelitian mixed-methods mempunyai
beberapa skema yang berbeda, berdasarkan:
– Penekanan yang digunakan dalam pendekatan
yang berbeda.
– Skema sampling yang digunakan untuk bagian-
bagian yang berbeda dari studi.
– Waktu dan urutan metode kualitatif dan
kuantitatif
– Tingkat pencampuran antara metode kualitatif
dan kuantitatif.
27. Pelaporan Penelitian Mixed-Methods
• Skema sederhana untuk pelaporan penelitian mixed-
methods memuat:
– Penjelasan mengenai justifikasi penggunaan pendekatan mixed-
methods untuk menjawab pertanyaan penelitian.
– Penjelasan mengenai desain dalam hal tujuan, prioritas dan
urutan metode.
– Penjelasan tentang setiap metode dalam hal sampling,
pengumpulan data dan analisis.
– Penjelasan mengenai dimana integrasi kedua metode terjadi,
bagaimana integrasi terjadi, dan orang yang berpartisipasi
dalam integrasi.
– Penjelasan mengenai batasan dari hubungan satu metode
dengan metode lain.
– Penjelasan mengenai beberapa wawasan yang diperoleh dari
pencampuran atau mengintegrasikan metode.
28. Pentingnya Pertanyaan Penelitian
• Pendekatan penelitian dapat dikatakan
sebagai “toolbox“ bagi para peneliti
implementasi, sedangkan pertanyaan yang
diajukan menentukan tool yang akan
digunakan, bukan sebaliknya, tool yang
menentukan bentuk pertanyaan.
• Dalam Riset Implementasi “Pertanyaan
penelitian adalah raja”.
29. Mencocokan Metode
Dengan Pertanyaan Penelitian
• Mengingat pentingnya pertanyaan penelitian,
perlu mempertimbangkan jenis-jenis
pertanyaan dan metode penelitian yang tepat
untuk menjawabnya.
• Caranya adalah dengan memecah pertanyaan
penelitian ke sejumlah kategori berdasarkan
tujuan inti dari penelitian yang akan dilakukan
(lihat tabel berikut)
30. Tujuan Riset Implementasi, Pertanyaan
Implementasi, dan Metode Penelitian
Tujuan Deskripsi Pertanyaan Implementasi Metode penelitian dan
pengumpulan data
Eksplorasi Eksplorasi ide atau
fenomena untuk membuat
hipotesis atau generalisasi
dari contoh-contoh
spesifik
Apa faktor dan agen yang
mungkin bertanggung jawab
atas implementasi yang baik
dari intervensi kesehatan?
Untuk meningkatkan dan
memperluas intervensi
kesehatan?
Kualitatif: grounded theory,
etnografi, phenomenolog,
pendekatan studi kasus dan
naratif, interview informan
kuncu, focus groups, historical
reviews Kuantitatif: analisis
jaringan, Cross-sectional surveys
Mixed-methods: kombinasi
metode kualitatif dan kuantitatif
Deskriptif Mengidentifikasi dan
menggambarkan
fenomena dan korelasi
atau kemungkinan
penyebab
Apa konteks di mana
implementasi terjadi? Apa
faktor utama yang
mempengaruhi implementasi
dalam konteks tertentu?
Kuantitatif: Survei cross-sectional
(deskriptif), analisis jaringan
Kualitatif: grounded theory,
ethnografi, phenomenologi, studi
kasus dan pendekatan naratif,
interview informan kunci, focus
groups, historical reviews
Mixed -methods: penelitian
kualitatif dan kuantitatif dengan
konvergensi data dan analisis
31. Tujuan Deskripsi Pertanyaan Implementasi Metode penelitian dan
pengumpulan data
Pengaruh Menguji apakah
intervensi menghasilkan
outcome yang
diharapkan.
Dengan
adekuasi
Dengan keyakinan yang
memadai bahwa
intervensi dan outcome
sedang terjadi
Apakah cakupan dari
intervensi kesehatan berubah
antara penerima manfaat dari
intervensi?
Before-after atau time-series pada
penerima intervensi saja,
penelitian tindakan partisipatif
(PAR)
Dengan
plausibilitas
Dengan keyakinan yang
lebih besar bahwa
outcome-nya adalah
karena intervensi
Apakah perubahan outcome
kesehatan disebabkan karena
implementasi intervensi,
bukan penyebab lain?
Bersamaan, non-randomized
cluster trials: intervensi kesehatan
dilaksanakan di beberapa daerah
dan tidak pada daerah lain; studi
before-after atau cross-sectional
pada penerima program dan non-
penerima; Studi peningkatan
kualitas.
Dengan
probabilitas
Dengan probabilitas
tinggi (dihitung) yang
outcome-nya adalah
karena intervensi
Apakahperubahan outcome
kesehatan karena
pelaksanaan intervensi?
Partially controlled trials:
Pragmatic and cluster randomized
trials; intervensi kesehatan
dilaksanakan di beberapa daerah
dan tidak di daerah lain;
Effectiveness-Implementation
Hybrid
32. Tujuan Deskripsi Pertanyaan Implementasi Metode penelitian dan
pengumpulan data
Eksplanatori Mengembangkan atau
memperluas teori untuk
menjelaskan hubungan
antara konsep dan alasan
terjadinya peristiwa, dan
bagaimana hal itu terjadi?
Bagaimana dan mengapa
implementasi intervensi
menyebabkan efek pada
perilaku kesehatan, jasa atau
status dalam semua
variasinya?
Mixed methods: penelitian
kualitatif dan kuantitatif dengan
konvergensi data dan analisis
Kuantitatif: pengulangan langkah-
langkah dari konteks, aktor,
kedalaman dan luasnya
implementasi di seluruh subunit;
identifikasi jaringan; dapat
menggunakan desain untuk
konfirmasi kesimpulan;
Effectiveness-implementation
hybrids
Kualitatif: Studi kasus, pendekatan
fenomenologis dan etnografi
dengan wawancara informan kunci,
kelompok fokus, historical reviews ,
PAR.
Prediksi Menggunakan
pengetahuan sebelumnya
atau teori untuk
meramalkan kejadian di
masa depan
Apa kemungkinan
implementasi di masa depan?
Kuantitatif: agent-based modeling;
simulation and forecasting
modeling; data extrapolation and
sensitivity analysis (trend analysis,
econometric modeling)
Kualitatif: scenario building
exercises; Delphi techniques from
opinion leaders
33. Rangkuman
Chapter 5
• Riset Implementasi diatur oleh dua prinsip:
hasilnya dijamin keabsahannya dan
metodenya bersifat transparan.
• Karena Riset Implementasi dapat
menggunakan beragam bentuk dari
pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed-method, maka tidak masuk akal
untuk membahas secara sempit ‘Metode
Riset Implementasi‘.
• Dalam Riset Implementasi, “Pertanyaan
penelitian adalah Raja”. Pertanyaan yang
menentukan metode penelitian, bukan
sebaliknya.
• Pertanyaan penelitian yang diajukan
seringkali kompleks, yang mencerminkan
kompleksitas dunia nyata. Begitu banyak
faktor kontekstual mempengaruhi
implementasi, sehingga menghasilkan efek
yang tidak terduga yang membutuhkan
adaptasi terus menerus oleh pelaksana.