Dokumen tersebut membahas tentang lomba balita sehat yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Hermina Bitung untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Rumah sakit ini berlokasi di Bitung dan memiliki fasilitas lengkap untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak. Lomba ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan kesehatan balita.
Similar to Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, septiany. g, hasyim ahmad, erlina p. mahadewi, pasca sarjana mars, universitas esa unggul, 2019, angkatan 7
Similar to Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, septiany. g, hasyim ahmad, erlina p. mahadewi, pasca sarjana mars, universitas esa unggul, 2019, angkatan 7 (20)
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, septiany. g, hasyim ahmad, erlina p. mahadewi, pasca sarjana mars, universitas esa unggul, 2019, angkatan 7
1. Nama : Septiany Ganescya
NIM : 20180309153
Jurusan : Manajemen Admnistrasi Rumah Sakit
Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran
Dosen Pengampu : Dr. Hasyim Achmad, SE, MM, / Erlina P.M, SE, MM, MBL
LOMBA BALITA SEHAT RS HERMINA BITUNG DALAM
MENINGKATKAN CUSTOMER PERCEIVED VALUE
Septiany. G, Mahasiswi Pasca Sarjana MARS, Universitas Esa Unggul, Hasyim
Ahmad, Erlina P. Mahadewi, Dosen Pasca Sarjana MARS, Universitas Esa Unggul
1. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Hermina Bitung merupakan Institusi pelayanan kesehatan swasta
yang berlokasi di Jl. Raya Serang Km 10 Pos Bitung Curug, Kab. Tangerang, 15810
dengan Izin Operasional : Nomor 445/T/2376-DINKES/2016, Ditetapkan di
Tigaraksa pada tanggal 15 April 2016 pemberian izin operasional tetap Rumah Sakit
Hermina Bitung atas nama PT. Medikaloka Bitung. Rumah Sakit Hermina Bitung
merupakan Rumah Sakit Tipe C dengan penetapan kelas Nomor 445/T/2376-
DINKES/2016 tanggal 15 April 2016.
Kedudukan RS Hermina Bitung berada di Kecamatan Curug, berbatasan
langsung sebelah Utara dengan Kecamatan Jatiuwung, sebelah Timur dengan
Kecamatan Kelapa Dua dan Kecamatan Legok, sebelah Barat dengan Kecamatan
Cikupa dan Kecamatan Panongan, dan sebelah Selatan dengan Kecamatan Panongan
dan Kecamatan Legok.
Rumah Sakit Hermina Bitung memiliki luas lahan 6272 m2
dan luas bangunan
1595 m2
, memiliki 1 bangunan terdiri dari 4 lantai dengan kapasitas tempat tidur 80
TT, terdiri dari rawat inap anak 26 TT, rawat inap ibu 12 TT, rawat inap dewasa
umum 31 TT, rawat inap perinatologi 1 TT, rawat inap pelayanan intensif (NICU/
PICU/ ICU) 10 TT.
Rumah Sakit Hermina Bitung memiliki fasilitas rumah sakit:
a. Pelayanan Medis
1) Rawat Jalan
a) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
b) Poliklinik Kesehatan Anak.
c) Poliklnik Bedah (Bedah Umum, Bedah Ortopedi, Bedah Urologi, Bedah
Saraf)
d) Poliklinik Gigi Spesialistik
e) Poliklinik lain – lain (Penyakit dalam, Penyakit Syaraf, Poliklinik
Anestesi, Poliklinik Umum, THT, Mata, Penyakit Kulit dan Kelamin)
f) Poliklinik Rehab Medik (Fisiotherapi)
2) Rawat Inap
a) Perawatan Obsgyn (Kebidanan dan Penyakit Kandungan)
b) Perawatan Umum (Laki-laki dan Perempuan)
2. 1
c) Perinatologi
d) Pelayanan Intensif (NICU/PICU/ICU)
b. Pelayanan Penunjang Medis
1) Laboratorium : Patologi Klinik , Patologi Anatomi
2) Instalasi Farmasi
3) Radiologi
4) CTG
5) USG 3D/4D
6) Fisioterapi
7) Rekam Medis
c. Fasilitas Tindakan Medis
1) Kamar Operasi (3 kamar)
2) Kamar Bersalin (3 TT)
3) Ruang Pulih / RR (2 TT)
4) Kamar Tindakan
d. Fasilitas Lain : Ambulance 24 Jam (1 unit), Laundry, Dapur/Pantry, Kamar
Jenazah, Sistem Utilitas (listrik, air bersih, air minum, lift, gas medis, ventilasi,
genset, UPS, dll), Perparkiran dan Musholla.
Rumah Sakit Hermina Bitung memiliki Visi “Menjadikan Rumah Sakit
Hermina Bitung sebagai rumah sakit yang tumbuh, sehat dan terkemuka di wilayah
cakupannya dengan unggulan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta mampu
bersaing di era globalisasi.” Sedangkan Misi Rumah Sakit Hermina Bitung adalah:
a. Melakukan upaya berlanjut untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada
pelanggan.
b. Melakukan pendidikan dan pelatihan kepada para karyawan agar mampu
memberikan pelayanan yang profesional.
c. Melakukan pengelolaan RS secara profesional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas yang tinggi.
Saat ini, Rumah Sakit Hermina Bitung telah menjalin kerjasama dengan
perusahaan dan asuransi termasuk BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan dalam
memberikan pelayanan kesehatan sebagai wujud dukungan program pemerintah.
Untuk itu, Rumah Sakit Hermina Bitung hadir memberikan kebutuhan masyarakat
akan layanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat sekitar. Pada tahun 2018,
Rumah sakit Hermina Bitung telah menerima pengakuan jaminan mutu layanan
kesehatan Akreditasi dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit dengan predikat Paripurna.
Standar ini telah digunakan sebagai dasar penetapan program akreditasi dan sertifikasi
setiap fasilitas dan program perawatan kesehatan di Indonesia.
Tumbuh kembang anak merupakan proses yang berkelanjutan, dimulai sejak
dalam kandungan hingga dewasa. Banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak selain faktor genetik, faktor lingkungan juga turut berperan.
Lingkungan yang menunjang akan mengoptimalkan potensi genetik yang dipunyai
oleh seorang anak. Pemberian makanan bergizi, kontrol kesehatan secara teratur,
pemberian imunisasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, lingkaran yang
sehat mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Dengan memperhatikan masalah-
masalah yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak, maka kualitas anak diharap
3. 2
dapat ditingkatkan seoptimal mungkin dan bisa mencapai anak-anak Indonesia yang
berkualitas dikemudian hari.
Rumah Sakit Hermina Bitung sebagai Institusi Pelayanan kesehatan sangat
memperhatikan pentingnya mengoptimalkan tumbuh kembang anak, melalui
program Lomba Balita Sehat dan Seminar ‘Menjadikan Anak Indonesia Cerdas
Menghadapi Era Digital dan Globalisasi”’. Oleh karena itu untuk lebih meningkatkan
peranan Rumah Sakit Hermina Bitung dalam penanganan khusus masalah ibu dan
anak, maka diselenggarakan Lomba Balita Sehat dan Fotogenik Rumah Sakit
Hermina Bitung yang ke – 1 tahun 2019 dengan tema “ROBOTIC.”
2. TINJAUAN TEORITIK
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada setiap
makhluk. Pada manusia terutama anak-anak, proses tumbuh kembang ini terjadi
dengan sangat cepat teutama pada periode tertentu. Pertumbuhan dan perkembangans
etiap anak berlangsung menurut prinsip-prinsip yang umum, namun setiap anak
memiliki cirri khas tersendiri. pertumbuhan yang terjadi pada seseorang tidak hanya
meliputi apa yang terlihat secara fisik, tetapi juga perubahan dan perkembangan
dalam segi lain seperti berpikir, berperasaan, bertingkah laku, dan lain-lain.
A. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu.
Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur
organ-organ tubuh dan otak. Sebagai contoh, hasil dari pertumbuhan otak adalah anak
mempunyai kapasitas lebih besar untuk belajar, mengingat, dan mempergunakan
akalnya. Jadi anak tumbuh baik secara fisik maupun mental. Pertumbuhan fisik dapat
dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter)
umur tulang, dan tanda-tanda seks sekunder (Soetjiningsih, 2013). Menurut Karl E
Garrison (Syamsussabri, 2013) pertumbuhan adalah perubahan individu dalam bentuk
ukuran badan, perubahan otot, tulang, kulit, rambut dan kelenjar.
Pengertian perkembangan secara termitologis adalah proses kualitatif yang
mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan
berlangsung sepanjang hidup manusia. Menurut para ahli perkembangan merupakan
serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan
dan pengalaman, terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif (E.B Harlock dalam Syamsusbahri, 2013), dimaksudkan bahwa
perkembangan merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan (
kemampuan seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman yang merupakan interaksi
antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan kualitatif
dan kuantitatif (dapat diukur) yang menyebabkan perubahan pada diri individu
tersebut. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat
dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuscular,
kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi (Depkes, 2007).
4. 3
B. Aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan
1) Aspek pertumbuhan
Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antopometri, pengukuran
antopometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang badan), lingkar
kepala, lingkar lengan atas, dan lingkar dada (Saputri, 2014). Pengukuran berat badan
digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada
pada tubuh, pengukuran tinggi badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi
disamping faktor genetik, sedangkan pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk
menilai pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan
adanya reterdasi mental, apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) terjadi
akibat penyumbatan cairan serebrospinal. (Hidayat, 2011). Pada umur 6 bulan lingkar
kepala rata-rata adalah 44 cm (Angelina, 2014).
2) Aspek Perkembangan
a) Motorik kasar (gross motor) merupakan keterampilan meliputi aktivitas otot-otot
besar seperti gerakan lengan, duduk, berdiri, berjalan dan sebagainya (Saputri, 2014).
b) Motorik halus (fine motor skills) merupakan keterampilan fisik yang melibatkan
otot kecil dan koordinasi mata dan tangan yang memerlukan koordinasi yang cermat.
Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari
kaki menggambar dua tau tiga bagian, menggambar orang, melambaikan tangan dan
sebagainya (Saputri, 2014).
c) Bahasa (Languange) adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan, berkomunikasi (Hidayat, 2011 )
d) Sosialisasi dan kemandirian merupakan aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah
dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya (
Rusmil, 2008).
3) Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda, namun
keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara stimulant. Pertumbuhan ukuran
fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan perkembangan anak. (Nursalam,
2006). Adapun ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak menurut Soetjiningsih
(2013) adalah :
a) Ciri pertumbuhan
Pertumbuhan dapat dinilai dari beberapa perubahan yaitu : (1) Perubahan ukuran,
terlihat jelas pada pertumbuhan fisik dengan bertambahnya umur anak terjadi pula
penambahan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lain-lain. (2) Proporsi
tubuh, perubahan proporsi tubuh sesuai dengan bertambahnya umur anak, proporsi
tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh anak ataupun orang
dewasa. (3) Hilangnya ciri-ciri lama, selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal
yang terjadi perlahan-lahan seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu
dan menghilangnya refleks-refleks primitif. (4) Timbul ciri-ciri baru, dikarenakan
pematangan fungsi-fungsi organ, seperti tumbuh gigi permanen.
b) Ciri perkembangan
Perkembangan melibatkan perubahan, yaitu terjadi bersamaan dengan pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya, perkembangan sistem reproduksi disertai
5. 4
dengan perubahan pada organ kelamin. Perubahan-perubahan ini meliputi perubahan
ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama dan
timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda kematangan suatuorgan tubuh tertentu.
Perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya. Seseorang tidak akan
melewati satu tahap perkembangan sebelum dia melewati tahapan sebelumnya.
Misalnya, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum dia berdiri. Karena itu
perkembangan awal merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan
selanjutnya. Perkembangan juga memiliki tahap yang berurutan, tahap ini di lalui
seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, dan tahap-tahap tersebut
tidak bisa terjadi terbalik. Misalnya, anak lebih dahulu mampu berdiri sebelum
berjalan, mampu membuat lingkaran sebelum mampu mampu membuat gambar
kotak, dan lain-lain.
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anak mulai dari konsepsi sampai dewasa dipengaruhi oleh banyak
faktor, seperti faktor genetik dan faktor lingkungan bio-fisikopsikososial, yang bisa
menghambat atau mengoptimalkan tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 2013).
Menurut Riyadi (2009) setiap orang tua akan mengharapkan anaknya tumbuh dan
berkembang secara sempurna tanpa mengalami hambatan tertentu. Pola tumbuh
kembang secara normal antara anak yang satu dengan anak yang lainnya pada
akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi oleh banyak faktor.
(Nursalam, 2008). Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak, yaitu :
a) Faktor dari dalam (internal)
Faktor dari dalam dapat dilihat dari faktor genetik dan hormonal, faktor genetik akan
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan tulang, alat seksual, serta
saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang, yaitu : perbedaan ras. Etnis atau bangsa, keluarga, umur jenis kelamin dan
kelainan kromosom. Kemudian pengaruh hormonal, dimana sudah terjadi sejak masa
prenatal, yaitu saat janin beumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang
cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatropin
yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary. Selain itu, kelenjar tiroid juga menghasilkan
kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi dan otak
(Soetjiningsih, 2013).
b) Faktor dari luar (eksternal)
Faktor dari luar dapat dilihat dari : (1) faktor prenatal, antara lain gizi, mekanis,
toksin/zat kimia, endoktrin, radiasi, infeksi, kelainan imunologi, anoksiembrio dan
psikologi ibu. (2) faktor persalinan, yaitu komplikasi persalinan pada bayi seperti
trauma kepala, afaksia dapat menyebabkan kerusakn jaringan otak. (3) Faktor pasca
salin, yaitu gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisis dan kimia,
psikologis, endokrin, sosio-ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi dan obat-
obatan (Rusmil 2008).
5) Tahap tumbuh kembang Anak
a) Pertumbuhan
Berat badan
Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak dapat dilakukan dengan menimbang
berat badan, mengukur tinggi badan, dan lingkar kepala anak. Pertumbuhan berat
6. 5
badan bayi usia 0-6 bulan mengalami penambahan 150-250 gram/minggu dan
berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh National Center for Health
Statistics (NCHS), berat badan bayi akan meningkat dua kali lipat dari berat lahir
pada anak usia 4-7 bulan (Wong, 2008). Berat badan lahir normal bayi sekitar 2.500-
3.500 gram, apabila kurang dari 2.500 gram dikatakan bayi memiliki berat lahir
rendah (BBLR), sedangkan bila lebih dari 3.500 gram dikatakan makrosomia. Pada
masa bayi-balita, berat badan digunakan untuk mengukur pertumbuhan fisik dan
status gizi diperhaatikan (Susilowati 2008, dalam Rif’atunnisa, 2014).
Panjang badan
Istilah panjang badan dinyatakan sebagai pengukuran yang dilakukan ketika
anak terlentang (Wong, 2008). Pengukuran panjang badan digunakan untuk menilai
status perbaikan gizi. Selain itu, panjang badan merupakan indikator yang baik untuk
pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting) dan untuk perbandingan terhadap
perubahan relatif, seperti nilai berat badan dan lingkar lengan atas (Nursalam, 2008).
Pengukuran panjang badan dapat dilakukan dengan sangat mudah untuk menilai
gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Panjang bayi baru lahir normal
adalah 45-50 cm dan berdasarkan kurva yang ditentukan oleh National Center for
Health Statistics (NCHS), bayi akan mengalami penambahan panjang badan sekitar
2,5 cm setiap bulannya (Wong, 2008). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur
berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun dan penambahan ini
akan berhenti pada usia 18-20 tahun (Nursalam, 2008).
Pengukuran Lingkar Kepala Anak
Cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak mengikuti perkembangan otak,
sehingga bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak
anak juga terhambat. Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontal dengan
mengambil rerata 3 kali pengukuran sebagai standar (Chamidah, 2009). Lingkar
kepala pada waktu lahir rata-rata adalah 34-35 cm dan lingkar kepala ini lebih besar
daripada lingkar dada. Pada anak umur 6 bulan, lingkar kepala rata-rata adalah 44 cm,
umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Jadi, pertambaha lingkar
kepala pada 6 bulan pertama adalah 10 cm, atau sekitar 50% pertambahan lingkar
kepala sejak lahir sampai dewasa terjadi 6 bulan pertama kehidupan. (Soetjiningsih,
2013).
b) Perkembangan
Perkembangan motorik kasar, aspek perkembangan lokomosi (gerakan) dan
postur (posisi tubuh). Pada usia 6 bulan, bila bayi didudukkan di lantai, bayi bisa
duduk sendiri tanpa disokong tetapi punggung masih membungkuk, bayi mampu
berguling sebagai aktivitas yang disadari sehingga untuk mencapai benda dengan
jarak dekat, bayi dapat berguling-guling. Kontrol kepala bayi muncul lebih dulu pada
posisi tengkurap, sehingga bayi lebih dahulu berguling dari posisi terlentang.
Perkembangan motorik halus, kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh
matangnya fungsi motorik, dan koordinasi neuromuskular yang baik, fungsi visual
yang akurat, dan kemampuan intelek nonverbal. Pada usia 6 bulan bayi mampu
memindahkan objek dari tangan satu ke tangan lainnya, bayi juga mampu meraih dan
mengambil benda dengan baik, tanpa disertai gerakan simultan pada tangan yang lain,
bayi juga mampu memasukkan balok ke dalam gelas tapi tidak bisa mengambil
kembali.
7. 6
Perkembangan bahasa, kemampuan untuk memberikan respons terhadap
suara, mulai mengenal kata-kata “da da, pa pa, ma ma”.
Perkembangan sosial, banyak dipengaruhi faktor lingkungan (pengasuhan).
Seorang bayi mewarisi karakteristik emosional-sosial dan gaya berinteraksi, tetapi
sifat bawaan tersebut dimodifikasi oleh gaya orangtua dan lingkungan sosial, bayi
akan merasa nyaman disekitar orang-orang akrab dan timbul kecemasan di sekitar
orang asing. Pada usia ini bayi senang bermain dengan bayi lainnya, dan sekali- kali
ia akan tersenyum dan meniru suara masingmasing, diusia ini bayi mulai mengenali
orang tua.
3. TUJUAN DAN MANFAAT
a. Mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita yang mengacu
kepada standarisasi pertumbuhan dan perkembangan balita.
b. Sebagai promosi yang terkait dengan produk pelayanan terhadap anak
dibawah lima tahun (balita) di RS Hermina Bitung.
c. Meningkatkan peranan Rumah Sakit dan Dokter dalam meningkatkan
kesehatan
dan kecerdasan balita.
d. Meningkatkan pengetahuan orang tua dalam dalam mempersiapkan anak
menghadapi era digital dan globalisasi.
e. Memberikan wawasan dalam hal pendidikan kepada orang tua melalui
Lomba
Balita Sehat, dan Talk Show.
f. Meningkatkan derajat kesehatan bayi dan anak.
g. Memberikan pengetahuan pendidikan kepada orang tua melalui Lomba
Balita
Sehat, dan Talk Show Ibu dan Anak.
h. Meningkatkan Citra Rumah Sakit Hermina Bitung sebagai Institusi
Pelayanan
Kesehatan
4. SASARAN
Sasaran dari program ini adalah semua bayi dan balita yang berkunjung ke RS
Hermina Bitung.
5. METODE PELAKSANAAN
Ketentuan pelaksanaan LBS dan fotogenik di RS Hermina Bitung:
a. Peserta lomba bayi usia 6 (enam) bulan hingga anak usia 60 (enam puluh)
bulan, yang lahir atau pernah berobat di RS Hermina Bitung (peserta bukan
anak karyawan / karyawati RS Hermina Bitung)
b. LBS dan fotogenik terdiri dari 3 (tiga) kategori :
Kategori A : Usia 6 bulan s/d 12 bulan
Kategori B : Usia > 12 bulan s/d 36 bulan
Kategori C : Usia > 36 bulan s/d 60 bulan
c. Penilaian lomba meliputi pemeriksaan fisik, tumbuh kembang dan psikologi.
d. Kegiatan berlangsung dengan konsep EMILO (Edukatif, Menarik, Inovatif,
8. 7
Lancar, Objektif).
e. Dilaksanakan di RS Hermina Bitung, dengan rangkaian acara :
Babak Penyisihan, dengan penanggung jawab Direktur RS dan PIC
Manajer Marketing RS.
Babak Final, dengan penanggung jawab Ketua Panitia LBS.
Seminar atau talk show, dengan penanggung jawab Ketua Panitia LBS
dan Ketua Seminar / talk show.
Pelaksanaan acara LBS dan fotogenik RS Hermina Bitung:
a. Babak penyisihan LBS dilaksanakan di masing – masing rumah sakit.
b. Babak final dilaksanakan di RS Hermina Bitung, untuk para peserta yang
terpilih dari babak penyisihan.
c. Penilaian / penjurian fotogenik peserta LBS :
Oleh para ahli fotografi, dilaksanakan di RS Hermina bitung.
Setelah babak penyisihan LBS, paling lambat H-7 hari sebelum babak
final LBS.
d. Pengumuman pemenang LBS & fotogenik sesuai kategori lomba dan acara
seminar / talkshow dengan pembicara ahli, dilaksanakan di luar rumah sakit.
e. Dalam acara pengumuman pemenang LBS dan fotogenik, sebelumnya
didahului dengan acara hiburan bagi peserta dan keluarga.
Kepanitiaan LBS di RS Hermina Bitung ditunjuk oleh Direktur RS:
a. Ketua LBS, adalah setingkat Manajer dari RS Hermina Bitung.
b. Sekretaris LBS, adalah Ka.Urusan / Staf Marketing RS Hermina Bitung.
c. Bendahara LBS, adalah Ka.Urusan / Staf Keuangan RS Hermina Bitung.
d. Tim penilaian / penjurian, adalah dokter fungsional RS Hermina Bitung
9. 8
DAFTAR PUSTAKA
Berhman, RE. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol. 1 Ed. 15. Jakarta : EGC.
Depkes RI. (2006). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes RI. (2007). Pemberian Makanan Pendamping ASI Lokal. Jakarta.
Fitri DI, dkk. (2014). Perbedaan Tingkat Perkembangan Anak Usia 1-2 Tahun Menurut
Denver Development Screening Test Antara yang diberikan ASI Eksklusif dan yang
diberikan Non ASI Eksklusif di Kelurahan Sumber Sari Kecamatan Lowokwaru Malang. Mei
10, 2013. Http://elibrary.ub.ac.id.
Kemenkes RI. (2011). Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi tahun 2011. Jakarta.
Matondang C.S., Munatsir Z., Sumadiono. (2008). Aspek Imunologi Air Susu Ibu, Edisi II.
Jakarta : Badan Penerbit IDAI.
Notoadmojo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Bina Rupa Aksara.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Pudjiadi, S. (2002). Ilmu Gizi Klinis pada Anak Edisi ke-4. Jakarta : FKUI
Rajab, Abdul H. (2013). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Pertumbuhan dan
Kejadian Diare pada Bayi Usia 1-6 Bulan di Puskesmas Kotabatu Kelurahan RAHA III
Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara Tahun 2013, Makassar. Skripsi : Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Rif’atunnisa. (2011). Analisis Gambaran Lama Pemberian ASI dengan Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak di Pusat Layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Melati Makassar.
Skripsi. Makassar : Program Studi Ilmu ‘/ Roesli,
Utami. (2008). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : PT. Pustaka Pembangunan Swadaya .
Soetjiningsih. (2013). Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta : EGC.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung : Alfabeta
Tyas, Budiawan Puteri Edining. (2013). Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif dan ASI
Non Eksklusif dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi 0-6 Bulan di Desa Giripurwo,
Wonogiri. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Yenrina.(2008). Makanan Pendamping ASI. Jakarta: Rineka Cipta.