Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada masa nifas khususnya penatalaksanaan after pain.
2. Masa nifas adalah masa pemulihan setelah bersalin yang meliputi involusi alat-alat kandungan dan proses laktasi.
3. After pain adalah nyeri yang dirasakan ibu akibat kontraksi rahim pasca persalinan, yang dapat diatasi dengan istirahat dan analgesik
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
Askeb3 new
1. ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny ”M” P1001 POST PARTUM FISIOLOGIS DENGAN
NYERI PERUT HARI 1 DI BPS Ny. SUPIATIN Amd,keb CUNGKUP LAMONGAN
(Di Susun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Dokumentasi Kebidanan)
DOSEN:
Hj Ws Tarmi, SST, S.Psi.M.Mkes
NAMA KELOMPOK IV (III D)
1. Ania Dian R (08.02.02.0667)
2. Eka Yudha (08.02.02.0676)
3. Linda Susanti (08.02.02.0691)
4. Rafika (08.02.020699)
5. Umi Afifah (08.02.02.0711)
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2009/2010
2. KATA PENGANTAR
Alhamdulilah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” POST
PARTUM FISIOLOGIS DENGAN NYERI PERUT”
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Askeb 3. D3 kebidanan
dan agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang penyebab dan cara mengatasi after pain
(nyeri perut).
Sehubungan dengan terselesainya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung dan membimbing sampai terselesainya makalah ini.
1. Ibu Hj Andri Tri Kusumaningrum,SSiT selaku dosen pembimbing yang slalu mengarakan
dan membina selama menulis makalah ini.
2. Dan semua teman yang telah membantu terselesainya makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan, Akhir kata kami ucapkan
terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca.amin
Lamongan, 30 november 2009
Penulis
3. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II : TINJAUAN TEORI
A.NIFAS
1. Definisi
2. Involusi alat-alat kandungan
3. Perawatan post partum
4. Pemeriksaan post natal
5. Involusi uterus
6. Proses laktasi
B. AFTERPAIN
1. Definisi/ Pengertian
2. Etiologi
3. Gejala dan tanda-tanda
4. Manifestasi klinik/ faktor predisposisi
5. Patofisiologi
6. Penatalaksanaan dan terapi/ asuhan
BAB III : TINJAUAN ASKEB
A. Pengumpulan Data
B. Interpretasi Data Dasar
C. Masalah Potensial
D. Identifikasi Kebutuhan Segera
E. Intervensi
F. Implementasi
G. Evaluasi
BAB IV : TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Data
B. Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
C. Antisipasi Masalah Potensial
4. D. Identifikasi Kebutuhan Segera
E. Intervensi
F. Implementasi
G. Evaluasi
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Kritik dan saran
DAFTAR PUSTAKA
5. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masa nifas alat alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan alat- alat genital sepenuhnya disebut
involusi. Selain involusi terjadi perubahan – perubahan seperti homokonsentrasi dan
timbulnya laktasi.
Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan (melzack,1989) tidak
seperti yang diyakini sebelumnya yaitu suatu hasil langsung dari pengarah social,cultural
dan emosional saja dalam masyarakat yang beradab (velvovsky,1954: dick-read,
1065),tetapi lebih pada kulminasi factor fisiologis dan psikologis. Bab ini terutama
akan memfokuskan pada basis fisiologis nyeri dalam persalinan walaupun referensi akan
dibuat mengenai pengaruh psikologis yang sesuai dengan bab ini akan menjelaskan
neoroanatomi /fisiologi nyeri dengan referensi spesifik pada nyeri persalinan,yang
melibatkan nyeri,termasuk jeras asenden dan desenden,respon tubuh terhadap nyeri dan
menyimpulkan dengan pemeriksaan metode yang digunakan untuk menghambat proses
fisiologis nyeri
( Mander, rosemary.nyeri persalinan.2003,Jakarta :EGC)
B. Rumusan masalah
1. Definisi nifas?
2. Bagaimana involusi alat-alat kandungan?
3. Bagaimana perawatan post partum?
4. Kapan dilakukan pemeriksaan post natal?
5. Bagaimana tahap involusi uterus?
6. Bagaimana proses laktasi?
7. Definisi/pengertian after pain?
8. Apa etiologi terjadinya afterpain?
9. Apa gejala dan tanda-tanda terjadinya after pain?
10. Apa saja manifestasi klinik/ faktor predisposisi pada after pain?
11. Apa saja fisiologi dari after pain?
12. Bagaimana cara penatalaksanaan dan terapi/ asuhan after pain?
6. C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari asuhan kebidanan post partum diharapkan mahasiswa kebidanan
mampu memberikan asuhan kebidanan post partum pada ibu dengan sisa plasenta.
2. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari asuhan kebidanan post partum pada ibu dengan sisa plasenta,
diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian data untuk memperoleh data yang
dibutuhkan pada ibu post partum.
b. Merumuskan identifikasi masalah/ diagnosa pada ibu post partum.
c. Merumuskan diagnosa dan masalah potensial pada ibu post partum.
d. Menilai adanya kebutuhan segera berdasarkan keadaan ibu post
partum.
e. Melakukan perencanaan untuk tindakan yang komprehensif yang
dilakukan, didukung dengan penjelasan dan rasional pada ibu post partum.
f. Melakukan implementasi pada ibu post partum.
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah diberikan
pada ibu post partum.
h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan post partum.
D. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat memahami tentang pengertian nifas
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui etiologi,gejala dan tanda-tanda dari after pain
3. Agar mengetahui penatalaksanan dan terapi / asuhan after pain
7. BAB I
TINJAUAN TEORI
A. NIFAS
1. Definisi
Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat – alat
kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu.
Pembagian pada masa nifas, ada 3 periode :
a.Puerpurium dini adalah kepulihan dimana ibu telah dibolehkan berdiri dan berjalan –
jalan.
b. Puerpurium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat alat genetalia yang lamanya
6-8 minggu.
c.Remote puerpurium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat sempurna bisa berminggu- minggu, bulanan, dan tahunan.
( abdul bari. S dkk.2002:N23)
2. Involusi Alat – Alat Kandungan
a. Uterus. Uterus secara berangsur – angsur menjadi kecil sehingga akan kembali seperti
sebelum hamil.
b. Bekas implantasi uteri, plasental bed mengecil karena kontraksi menonjol ke vakum
uteri dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm dan pada minggu ke-6
2,4 cm dan akhirnya pulih.
c. Luka – luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam waktu 6-7
hari.
d. After pains disebabkan kontraksi uterus, berlangsung 2-4 hari PP.
e. Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa
nifas.Macam – macam lochea, antara lain :
- lochea rubra: berisi darah segar dan sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel desidua, vernik
kaseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari PP.
- lochea sanguinolenta: berwarna merah, kuning berisi darah dan lender hari ke 3-7 PP
- lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 – 14 PP
- lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu
- lochea purulenta: terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
- Lochiostasi:lochea tidak lancar keluarnya.
8. f. Servik, setelah partus bentuk servik agak menganga seperti corong berwarna merah
kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang- kadang terdapat perlukaan – perlukaan kecil.
Setelah bayi lahir tangan dapat masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat melalui 2-3 jari
dan setelah 7 hari terbuka 1 jari.
g. Ligamen: ligament, fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu partus,
setelah bayi lahir secara berangsur – angsur ciut dan pulih kembali.
(Hanifa wiknjosastro,2005:240)
3. Perawatan Post Partum
a. Mobilisasi: karena lelah habis bersalin ibu harus beristirahat, tidur terlentang selama 8
jam PP.Kemudian boleh miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya
trombosis dan tromboemboli. Hari ke 2 duduk kemudian jalan-jalan, pada hari ke 4 atau
5 pulang. Mobilisasi mempunyai variasi tergantung adanya komplikasi persalinan, nifas
dan sembuhnya luka.
b. Diit : Makanlah makanan yang mengandung protein, menandung banyak cairan, buah
dan sayur.
c. Miksi : Hendaknya dilakukan secara sendiri, kadang-kadang beberapa wanita
mengalami kesulitan karena spinter uretra mengalami tekanan oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi M. Spinter ani selama.
d. Defekasi : BAB harus ada 3-4 hari PP bila belum dan terjadi konstipasi maka berikan
laksan per oral atau per rectal. Bila belum berikan klisma.
e. Perawatan payudara : dilakukan sejak hamil supaya puting lemas, tidak keras dan kering
untuk persiapan menyusui. Bila bayi meninggal maka lakukan pembalutan mamae
sampai tertekan dan pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti linoral dan
perodel.
f. Laktasi : dalam menghadapi masa laktasi sejak kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan
pada kelenjar mamae, yaitu :
- Proliferasi jaringan pada kelenjar dan aveoli dan jaringan lemak bertambah.
- Keluar cairan susu jolong dari duktus laktiverus yang disebut colostrums, berwarna
kuning putih susu.
- Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena berdilatasi
sehingga tampak lebih jelas.
- Setelah persalinan pengaruh supresi esterogen dan progesterone hilang maka timbul
pengaruh LH atau prolaktin yang merangsang air susu. Oksitosin menyebabkan
mioepitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar, produksi ASI 2-3 hari
PP. Bila bayi ditetekkan, isapan pada putting susu merupakan rangsangan yang
secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipovisa sehingga
keluarlah ASI, selain itu akan menyebabkan involusi uteri akan lebih sempurna. ASI
9. merupakan makanan yang bagus buat bayi dan menjelmakan rasa kasih saynag ibu
dan anaknya.
g. Cuti hamil dan bersalin.
Undang –undang memberikan cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan bagi wanita
pekerja yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan setelah partus.
h. Pemeriksaan pasca persalinan : control kembali 6 minggu setelah partus bagi wanita
yang melahirkan secara normal dan 1 minggu setelah partus bagi wanita dengan
persalinan yang luar biasa.
(Hanifa wiknjosastro,2005:242)
4. Pemeriksaan Post natal antara lain:
a. Pemeriksaan umum: tensi,nadi, keluhan dan sebagainya.
b. Keadaan umum : suhu badan, selera makan dll.
c. Payudara : Asi, putting susu.
d. Dinding perut,perineum,kandung kemih,rectum.
e. Secret yang keluar (lochia,flour albus ).
f. Keadaan alat-alat kandungan.
5. Involusi Uterus
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari
1000 gram habis bersalin menjadi 40-60 gr selama 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini
kurang baik atau terganggu disebut sub- involusi.
Faktor – faktor penyebab antara lain : infeksi, sisa uri, mioma uteri, dan bekuan – bekuan
darah.
Diagnosa pada palpasi uterus masih besar, fundus masih tinggi, lochia berbau dan terjadi
perdarahan.
Pengobatan : berikan injeksi methergin setiap hari ditambah dengan ergometrin peroral.
Bila ada sisa plasenta dilakukan kuretase. Berikan antibiotik sebagai pelindung infeksi.
( abdul bari. S dkk.2002)
6. Proses laktasi
Setelah partus estrogen dan progesterone yang menekan hipofisis hilang. Kemudian
timbullah pengaruh hormon laktogenik (prolaktin) yang merangsang air susu karena
pengaruh oksitosin, maka miopitell kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar,
produksi ASI baru.
B. AFTER PAIN
1. Definisi
10. After pain adalah rasa sakit atau meles-mules yang disebabkan kontraksi rahim
berlangsung 2-4 hari.(monchtar. R 1998:116)
2. Etiologi
a. Akibat Ketegangan emosional
b. Akibat ibu yang sedang menyusui .
c. Regangan pada jaringan dan persendian
d. Hipoksia otot uterus selama dan setelah kontraksi yang panjang
( Bobak,dkk.buku ajar keperawatan maternitas, edisi 4,2004,Jakarta :EGC )
3. Gejala dan tanda-tanda
a. Terasa nyeri seperti tusukan, terbakar,rasa sakit, denyutan,sensasi tajam,rasa mual dan
kram.
b. Perubahan tekanan darah,denyut nadi, pernafasan dan warna kulit.
c. Terasa mual muntah dan keringat banyak
d. Peningkatan rasa cemas disertai lapang perceptual yang
menyempit,mengerang,menangis,gerakan tangan.
e. Ketegangan otot yang sangat diseluruh tubuh.
( Bobak,dkk.buku ajar keperawatan maternitas, edisi 4, 2004,Jakarta :EGC )
4. Manifestasi klinik / factor predisposisi
a. Akibat relaksasi dan kontraksi yang periodic sering dia Akibat kandung kemih yang
penuh terjadi penekanan pada uterus sehingga uterus akan berelaksasi,uterus akan
berusaha untuk tetap kencang dengan menambah kekuatan kontraksinya sehingga akan
meningkatkan nyeri afterpain,Kontraksi pada otot rahim mencegah terjadinya resiko
perdarahan
b. Perasaan itupun timbul bila masih terdapat sisa-sisa selaput ketuban,sisa-sisa
plasenta,dan gumpalan darah didalam kavum uteri.
( Bobak,dkk.buku ajar keperawatan maternitas)
( Hanifa winknjosartro dkk,ilmu kebidanan,edisi 3,cetakan ke-6,2002,Jakarta:YBP-SP)
5. Patofisiologi
a. Rasa nyeri after pain Akibat dari hormon oksitosin yang berkerja sehingga saat
menyusui hormone oksitosin akan membuat otot rahim ibu berkontraksi secara alami
akibatnya,rahim akan cepat menyusut kembali kebentuk semula sebelum
hamil,Kontaksi inilah yang menyebabkan ibu merasakan nyeri dan kraim pada rahim
saat menyusui.
b. Nyeri setelah persalinan normal terjadi,seiring dengan bertambahnya waktu,rasa sakit
tersebut akan menghilang perlahan.
11. c. Nyeri setelah persalinan hilang 3-5 hari
(Henderson Christine,buku ajar konsep kebidanan,cetakan 1, 2006 . jakarta:EGC )
6. Penatalaksanan dan terapi/ asuhan
a. Minta ibu untuk berbaring tengkurap dengan mengunakan bantal kecil di bawah
perutnya. Karena pada area ini dapat memberikan tekanan yang terus menerus pada
uterus, menyebabkan uterus tetap berkontraksi. Beritahu ibu nyeri akan menjadi intesif
selama beberapa menit, kemudian berkurang.
b. Berikan analgesic jika diperlukan.
c. Jika ibu memberikan ASI berikan analgesic sekitar 1 jam sebelum menyusui.
d. Menempatkan selimut hangat diatas perut ibu
e. Meganjurkan pada ibu latihan relaksasi dan pernafasan.
( Ladiwig, w,patrisia dkk,asuhan keperawatan ibu-BBL,edisi 5.jakarta:EGC)
( Bobak,dkk.buku ajar keperawatan maternitas, edisi 4, 2004,Jakarta :EGC
12. BAB III
TINJAUAN ASKEB
A. PENGKAJIAN
Metode Pengumpulan Data:
1. Anamnesa
Nama yang jelas dan lengkap, bila perlu ditanyakan nama panggilan sehari-hari.
Umur di catat dalam tahun, sebaiknya juga ditanyakan tanggal lahir klien, umur
berguna untuk mengatisipasi pada diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang
akan dilakukan.
Alamat perlu dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak,
misalnya memerlukan bantuan keluarga, alamat juga dapat memberikan petujuk
keadaan lingkungan tempat tinggal klien.
Pekerjaan dicatat untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kesehatan klien dan juga
pembiayaan.
Agama perlu dicatat karena hal tersebut sangat berpengaruh pada kehidupan
termasuk kesehatan, disamping itu mempermudah dalam melakukan pendekatan dan
melakukan asuhan kebidanan.
Pendidikan klien perlu ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat
pendidikan mempengarui sikap prilaku kesehatan seseorang
Status perkawinan ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status
perkawinan tehadap masalah kesehatan (Pengantar Kuliah Obstetri, Manuaba,:159)
2. Apa yang diderita (Keluhan Utama)
Adalah keluhan yang dirasakan oleh klien yang menyebabkan sdanya gangguan,
yang perlu di tanyakan pada klien masa nifas:
Bagaimana keadaan umum ibu, lemah cukup baik
Apakah ibu merasakn mules2 di perut
Bagaimana pengeluaran lochea
Apakah ibu merasakan sakit dijahitan perinium
Apakah ada masalah dengan proses laktasi (Manajemen Kebidanan)
3. Riwayat Keluhan Utama (PQRST):
P : Provokatif/paliatif
Apa yang menyebabkan gejala dan apa saja yang dapat mengurangiatau memperbaiki
gejala
13. Q : Quality
Bagaimana gejala dirasakan, nampak/terdengar sejauh mana pasien merasakannya
sekarang.
R : Regional
Di mana gejala terasa dan apakah.
S : Skala perdarahan
Seberapa parah keluhan yang dialami klien, skala 0-10
T : Timing
Waktu, sejak kapan keluhan yang terjadi dan sampai kapan.
4. Riwayat kehamilam, persalinan, nifas dan bayi yang lalu.
· Kehamilan : Apakah ada ganguan seperti perdarahan, muntah yang sangat toxamia
gravidarum
· Persalinan : Apakah persalinannya yang lalu spontan atau buatan, aterm atau prematur,
perdarahan atau tidak, ditolong oleh siapa, bidan atau dokter.
· Nifas : Apakah mengalami demam atau tidak yaitu gejala dari infeksi, atau
perdarahan, bagaimana dengan laktasi.
· Bayi : Apakah terjadi gangguan atau kelainan pada bayi seperti BBLR,
asfiksi,hipotermi
Karena jalannya persalinan yang lampau adalah hasil ujian-ujian segala faktor yang
mempengaruhi persalinan.
5. Riwayat persalinan sekarng dan keadaan bayi.
· Tipe persalinan
Cacat kelahiran terdahulu, apakah pervaginam, melaui bedah sesar, dibantu forsep
atau vakum. Jika wanita pada kelahiran terdahulu menjalani bedah sesar, untuk
kehamilan saat ini ia mungkin melahirkan pervaginam. Keputusan ini bergantung pada
lokasi insisi di uterus, kemampuan unit persalinan di rumah sakit untuk berespons
segera bila ruptur uterus, dan keinginan calon ibu.
· Lama persalinan.
Lama persalinan merupakan faktor yang penting karena persalinan yang lama juga
mencerminkan suatu masalah dapat berulang. Kadang-kadang induksi persalinan
diperlukan supaya kelahiran dapat berlangsung dalam situasi yang dapat dikontrol.
14. Lama persalinan sulit ditentukan karena setiap klinisi mempunyai cara yang berbeda
dalam memilih titik awal persalinan.
·Gender
Dengan membicarakan jenis kelamin bayi tedahulu, klinisi memiliki kesempatan
untuk menanyai klien tentang perasaannya terhadap anak laki-laki dan perempuan serta
keinginannya dan pasangannya sehubungan dengan jenis kelamin bayi yang
dikandungnya saat ini. Pengetahuan ini dapat bermanfaat bila jenis kelamin bayi
ternyata berbeda dari yang diinginkan.
( Linda Wheeler : 2004 “ Perawatan pranatal dan pascapartum )
·Apgar skor
Kebanyakan anak akan mulai bernafas dalam beberapa detik setelah lahir dan
menangis dalam setengah menit. Dipukul-pukul atau punggung anak dipijat-pijat
dengan hati-hati supaya bayi mulai bernafas.
Penilaian keadaan anak dilakukan secara apgar :
- Angka 0 menandakan anak dalam keadaan maut.
- Angka kurang dari 5 memerlukan pertolongan berupa tindakan-tindakan tertentu.
- Angka 7-10 berarti keadaan bayi baik.
Apgar ditentukan setelah 1menit dan 5 menit.
( Prof. Sulaiman Sastrawinata : 1983 “ Obstetri Fisiologi )
Nilai Apgar
No Gejala 0 1 2
1.
Denyut Jantung Janin
Tak ada
< 100
2.
Pernafasan
Tak ada
Lemah,menangis lemah.
3.
Otot
Lemas
Refleks lemah
4.
Reaksi terhadap
Tak ada
Menyeringai
5
rangsangan
Biru/puca
Bada
.
Warna kulit
t
n merah/ekstremitas
pucat
>100
Baik,menangis kuat
Gerak aktif, refleks baik
Menangis
Seluruhny
a merah
15. ( Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SPOG : 1998 “ Ilmu Kebidanan Penyakitdan
Keluarga Berencana untuk pendidikan Bidan )
·Placenta
Pengawasan kala IV yang sebetulnyajam pertama dari nifas telah diuraikan secara
singkat meliputi :
- Pemerikasaan plasenta supaya tidak ada bagian-bagian plasenta yang tertinggal.
- Pengawasan tingginya fundus uteri.
- Pengawasan perdarahan dari vagina.
- Pengawaan konsistensi rahim.
- Pengawasan keadaan umum ibu.
Kalau plasenta ternyata tidak lengkap, maka kavum uteri harus diperiksa dengan
tangan dan sisa plasenta dikeluarkan, kalau kontraksi rahim kurang baik, dilakukan
massage dan diberi 10 U Pitocin dan 0,2 mg Methergin Intra Musculer.
·Tali pusat
Inspeksi tali pusat untuk melihat adanya simpul, hematom, tumor, kista, edema, dan
jumlah jeli warthon.
6. Kebutuhan sehari-hari (ADL)
a. Ambulasi/mobilisasi dini
Yaitu kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat
tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. Sekarang tidak dianggap
perlu lagi menahan penderita terlentang di tempat tidurnya selama 7-14 hari setelah
melahirkan. Penderita sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam
postpartum.
Keuntungan dari earli ambulation adalah :
- Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambultion.
- Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
- Early ambulation memungkinkn kita mengajari ibu memelihara anaknya,
memandikan, mengganti pakaian, memberi makanan dll. Selama ibu masih
dirumah sakit.
- Lebih sesuai dengan keadaan indonesia (sosial ekonomis).
b. Pola kebutuhan nutrisi dan cairan
16. Perlu ditanyakan bagaimana pemenuhan nutrisi selama di BPS apakah klien
menghabiskan porsi yang disajikan,apakah sudah sesuai dengan kebutuhan ibu nifas.
Begitu juga cairan yang diberikan
c. Pola kebutuhan eliminasi (william,1997:288)
BAB : Apakah melahirkan sudah BAB, bagaiman konsistensinya warna, bau dan
kapan. Dalam keadaan normal BAB biasanya tertunda 2 sampai 3 hari
setelah melahirkan.
BAK : Begitu juga bagaimana dengan BAK berapa kali sehari, apakah mengalami
kesulitan atau sudah (pergi kekamar mandi sendiri).Dalam keadaan
normal klien dapat BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan.
d. Pola kebutuhan istirahat/ tidur
Setelah melahirkan apakah klien dapat istirahat atau tidak sesuai kebutuhannya
Berapa jam klien tidur dalam sehari
Apakah ada kesulitan selama ibu melakukan istirahat
Kebutuhan istirahat dan tidur selama phase ’’talking hold” diman klien ingin
sekali dimana klien ingin sekali menerima tanggung jawabnya sebagai ibu.
Kebutuhan tidur kurang lebih 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
(Depkes RI,1998:90)
e. Pola aktivitas
Ditanyakan kemampuan aktifitas setelah melahirkan, sejauh mana ibu melakukan
ambulasi dini apakah mengalami hambatan atau kesulitan
Mobilisasi hendaknya dilakukan secepatnya 24 jam setelah persalinan, si ibu
dianjurkan melakukan senam ringan (mengerakkan kaki dan tangan, menarik
nafas ) (christina s ibrahim,1996:144)
Demikian pula mereka dapat memulai latihan perengan otot dasar pelvic dan otot2
abdomen bila kekuatannya telah kembali (williams,1995:291)
f. Personal hygiene
Setelah melahirkan apakah dapat melaksanakan mandi sendiri di kamar mandi,
bagaimana kebersihan alat kemaluannya apakah dicuci dengan sabun, bagaimana
dengan pembalut, kapan ganti dan berapa kali.begitu juga dengan kebersihan
payudara, hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah sumber infeksi dan memberi
rasa nyaman
Segera setelah klien cukup kuat / sehat boleh mandi minimal kurang lebih 6 jam
PP dan dilakukan 2x sehari. Begitu juga dengan kebersihan vagina, dilakukan
minimal 2x sehari ( mandi pagi dan mandi sore) Maksimal tiap kali BAK/BAB.
Sedangkan pembalut diganti setiap kali BAB dan setiap perawatan. Kebersihan
payudara juga dilakukan minimal 2x sehari selama mandi (williams,1995:432)
17. 7. Pola hubungan seksual
Pola seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat ini
memberi informasi medis yang penting sehingga klinisi dapat lebih nemahami klien dan
dapat lebih memahami klien dan mendapat kesempatan untuk
Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual
Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dn menghilangkan
mitos.
Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual
Membuat rujukan bila tercatat disfungsi seksual atau masalah emosional.
( Linda Wheeler, CNM, EdD : 2004 “ Buku Saku Keperawatan Pranatal &
Pascapartum )
8. Psikososial
Kemiskinan, pemukiman yang tidak adekuat, masalah yang berhubungan dengan
depresi, harga diri rendah, tingkat pendidikan yang rendah, stress, dan system
pendukung yang kurang akan membuat wanita sangat beresiko. Kunjungan konseling
prakonsepsi dapat membantu para ibu mengkaji kesiapan psikososialnya untuk menjadi
orang tua. Salah satu topik yang harus dibicarakan adalah penganiayaan.
(Linda Wheeler,CNM,EdD : 2004 “perawatan prenatal dan pascapartum”)
9. Latar belakang sosial budaya
Data ini diperlukan untuk mengetahui kebiasaan keluarga kalau melahirkan ditolong
oleh siapa
Apakah ada kebiasaan lain yang ada hubungannya dengan kesehatan klien dan
janinnya misalnya merokok,minum obat-obatan tertentu, minum jamu dan lain-lain.
10. Pengetahuan dan kemampuan ibu tentang ( manajemen
kebidanan )
Bidan menanyakan semua pengetahuan ibu tentang kebutuhan yang diperlukan ibu
nifas
Tujuannya untuk mengetahui apakah ibu sudah mengerti apa belum tentang semua
kebutuhannya.
Cara meneteki yang benar
Sebelum menyusui hendaknya ibu minum dahulu, kemudian susukan bayi ,
usahakan mulut bayi menangkap seluruh areola, setelah menyusui sendawkan
18. bayi terlebih dahulu dengan cara angkat bayi dan mengelus-ngelus punggung
bayi.
( Joan Neilson : 1995 “ Cara Menyusui yang Baik )
Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga sederhana. Yang penting,
pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu cuci
tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali
pusat. Selama ini, standar perawatan tali pusat yang diajarkan oleh tenaga
medis kepada orangtua baru adalah membersihkan atau membasuh pangkal tali
pusat dengan alkohol. Rekomendasi terbaru dari WHO adalah cukup
membersihkan pangkal tali pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu
dikering anginkan hingga benar-benar kering.
Perawatan payudara
Dalam hal merawat payudara baik selama masa kehamilan maupun setelah
bersalin selain akan menjaga bentuk payudara juga akan memperlancar
keluarnya ASI.
· Perawatan payudara dianjurkan mulai dilakukan setelah kehamilan berusia
5-6 bulan. Sebab, jika sejak awal kehamilan kita sudah melakukan
perangsangan puting, misalnya, bukan hasil baik yang diperoleh tapi malah
bisa menimbulkankontraksi rahim.
Langkah untuk melakukan perawatan payudara pada masa hamil :
a. Kompres putting susu dan sekitarnya dengan menempelkan kapas /
waslap bersih yang dibasahi minyak kelapa lebih kurang selama 3 menit.
b. Setelah kompres diangkat usap berulang-ulang dengan waslap sampai
putting dan areola menjadi bersih.
c. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak kelapa, kemudian pilin
putting susu dengan ibu jari dan telunjuk ke arah tengah sampai 20 - 30
kali.
19. d. Lakukan tindakan ini 2 kali sehari sebelum mandi.
(Prof. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG : 1999 “Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita”)
Tanda bahaya nifas
Pada Ibu
a. Demam atau kedinginan
b. Perdarahan berlebih
c. Nyeri abdomen
d. Nyeri berta atau bengkak pada payudara
e. Nyeri atau hangat pada betis, dengan atau tanpa edema tungkai
f. Depresi
Pada bayi
a. Takikardia ( denyut jantung lebih dari 170 denyut/menit )
b. Takipnea ( laju pernafasan lebih dari 60 kali/menit setelah transisi )
c. Pucat
d. Ikterus
e. Menangis abnormal
f. Kegelisahan
g. Kesulitan menyusu
( Helen Varney : 2008 “ Buku Ajar Asuhan Kebidanan vol-2” )
Cara memandikan bayi
· Siapkan terlebih dahulu keperluan mandi,
· Isi air hangat ke bak mandi, periksa suhunya dengan sikut.
· Buka baju, bungkus dengan handuk di pangkuan Anda. Usap matanya
dengan kapas yang telah dibasahi dengan air matang dingin. Bersihkan
daerah sekitar wajah dan mulut.
20. · Keramasi rambutnya, pegang kepalanya di atas bak mandi. Keringkan.
Lepaskan handuk, letakkan satu tangan di bawah pundaknya, dan tangan lain
di pantat, lalu masukkan bayi secara perlahan ke bak mandi.
· Tahan leher dan pundaknya, sabuni dan bilas dengan tangan Anda yang
bebas. Pegang pantatnya dan angkat. Bungkus dengan handuk, tepuk-tepuk
agar kering. Biarkan bayi terbungkus handuk saat Anda memakaikan baju
dan popoknya.
Kapan hubungan seksual boleh dilakukan
Nasehatkan pasangan untuk tidak berhubungan seksual sampai luka
episiotomi sembuh, dan lochea telah berhenti biasanya di akhir minggu ketiga.
(Patricia W. Ladewig, dkk : 2006 “ Buku Saku Asuhan Ibu & Bayi Baru Lahir)
1. Pemeriksaan Umum (Obstetri Fisiologi, FK Unpad: 157)
Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran.
Adakah anemia, cyanosis, icterus atau dyspnoe.
Adakah oedema/bengkak pada tungkai
Refleks : refleks lutut negatif pada hypovitaminose B1 dan penyakit urat syaraf.
Tanda –tanda vital suhu sedikit meningkat tidak lebih dari 38 C, tekanan darah stabil
90/60-130/90 mmHg, nadi dalam batas normal 78-88x/mnt, bradikardi (selama 6-10
post partum)
Konjungtiva merah tidak pucat/ anemis
2 Pemeriksaan Fisik Khusus (Obstetri Fisiologi, FK Unpad: 159)
▪ Muka : Adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah,
adakah oedema pada muka, bagaimana keadaan lidah, gigi.
▪ Leher : Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfa membengkak.
▪ Payudara : Membesar simetris, lembek,tegang
- Puting susu : Menonjol runcing,areola mamae menghitam
- Pengeluaran : Produksi ASI colostrum keluar ( hari ke 1 dan 2 PP, colostrum positif
setiap hari bila dipijat,terjadi pembengkakan ke-3, proses laktasi
dimulai.
▪ Perut
- tinggi fundus uteri (TFU)
- sesudah plasenta lahir uterus menjadi kecil dan TFU teraba kira-kira 1 jari
dibawah pusat
- hari ke 1-2 : TFU 2 jari dibawah pusat
- hari ke 3 : TFU 2-3 jari dibawah pusat
21. - hari 4-5 : TFU pertengahan symphisis-pusat
- hari ke 7 : TFU 2-3 jari diatas symphisis
- hari ke 9 : TFU 1 jari diatas symphisis
- hari ke 10-12 : TFU tak teraba dari luar
kontraksi uterus
Rasa sakit kadang2 klien merasa perutnya mules2 pada saat uterus
berkontraksi yang dialami terjadi 2-3 hari pertama post partum.
Posisi uterus : uterus terletak ditengah2, tetapi kadang dapat naik atau jatuh
kekiri atau kekanan, misalnya apakah rektum atau kandung kemih penuh.
Pengeluaran pervagina
- lochea rubra: berisi darah segar dan sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel
desidua, vernik kaseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari PP.
- lochea sanguinolenta: berwarna merah, kuning berisi darah dan lender hari
ke 3-7 PP
- lochea serosa:berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 –
14 PP
- lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu pada hari >14 PP
- banyak lochea setelah melahirkan pengeluaran keseluruh adalah 400-1200
ml.
- Bau lochea: lochea normal memiliki bau apek.
- Keadaan perinium dan anus
- Luka episiotomi: terdapat laserasi perinium dan jahitan perinium .
- Keadaan luka: bersih dan agak odema
- Tanda rahang: observasi tiap 4 jam ( tanda nyeri, panas, bengkak,
kemerahan dan gangguan fungsi)
- Keadaan vulva: bersih dan sedikit odema.
- Anus: beberapa klien mengalami nyeri haemeroid setelah melahirkan,tetapi
biasanya akan hilang dalam beberapa minggu bila pasien tidak
mengalaminya sebelum melahirksan (persis MH,1997:288)
3. Pemeriksaan penunjang
Mekipun data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium, yang perlu
dilakukan dalam pemeriksaan laboratorium ini adalah
- Pemeriksaan darah (Hb)
22. beberapa hari pertama setelah melahirkan terjadi fluktuasi kadar Hb, kemungkinan
karena kehilangan banyak darah. Dalam 1 minggu volume darah telah mendekati
keadaan normal (williams,1995:431)
- Pemeriksaan urine :
Pada post partum terjadi diuresis antara hari ke-25 terutama pada pre-eklamsi, terjadi
diuresis post partum yang sangat meningkat. Penting dilakukan untuk mengetahui
fungsi ginjal (williams,1995:431)
B. INTERPRESTASI DATA
Identifikasi terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
C. MENGIDENTIFAKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL
Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah
dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ioni membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat bersiap diri bila diagnosis
atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
D. IDENTIFIKASI PERLUNYA PENANGANAN SEGERA
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
kondisi klien. Langkah ke 4 ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan.
E. INTERVENSI
Tahap ini merupakan langkah lanjutan dari diagnosa kebidanan, yang bertujuan untuk
membantu mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan klien. Perencanaan yang tersusun :
merupakan pedoman untuk melaksanaan tindakan keperawatan kebidanan, metode
kemampuan berfikir analitik dan rasional ( depkes RI,1996:7)
Adapun rencana tindakan pada klien post partum dibuat berdasarkan diagnosa dan masalah
yang timbul
· Diagnosa :
- Post partum fisiologis hari ke..
- Tujuan setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu.....tidak terjadi komplikasi
pada masa nifas.
· Kriteria hasil
- Keadaan umum baik ( gejala kardinal dalam tingkat normal)
TD: 110/70-120/80 mmHg, nadi : 76-100x/mnt, suhu : 36-37,5C, RR : 16-20x/mnt.
23. - Keadaan fundus uteri dan kontrasi uterus normal
Hri ke-2 : 2 jari di bawah pusat
Hari ke-3 : 2-3 jari di bawah pusat
Hari ke 4-5 : setengah pusat sympisis
Hari ke-7 : 2-3 jari atas symphisis
Pengeluaran lochea normal : hari 1-2 lochea rubra, hari ke3-7 lochea sanguinolenta.
- Tidak timbul penyulit seperti : atonia uteri, perdarahan post partum.bendungan ASI,
retensio urine dan tidak ada infeksi nafas.
· Kriteria : (Kriteria yang ingin dicapai setelah dilakukan asuhan kebidanan)
Ditulis dengan SMART
- Spesifik : tidak boleh menimbulkan arti ganda.
- Measurable : dapat diukur.
- Achiveble : tujuan harus dapat dicapai.
- Reasonable : dapat dipertanggung jawabkan.
- Time : ada batas waktunya.
· Manifestasi terhadap respon pasien:
1. Kognitif : pengetahuan.
2. Affektif : emosinya.
3. Psikomotor : tingkah laku.
4. Perubahan fungsi tubuh.
· Intervensi : (rencana-rencana tindakan yang akan dilakukan pada pasien sesuai
kasusnya disertai rasional/alasan dilakukannya tindakan tersebut).
Karakteristik rencana tindakan:
1. Konsisten dengan rencana tindakan.
2. Berdasarkan prinsip ilmiah.
3. Berdasarkan situasi individu klien.
4. Menciptakan situasi yang aman dari terapeutik.
5. Menciptakan situasi pengajaran.
6. Menggunakan sarana yang sesuai
· Rencana
observasi tanda-tanda infeksi nifas dan gejala kardinal ( tensi, nadi,suhu.RR)
R/ infeksi nifas : (infeksi luka perinium ,servik,endometrium) bisa terjadi dari diri
penolong sendiri atau dari pasien lain yang terinfeksi sehingga penting dilakukan
observasi gejala kardinal untuk deteksi dini terjadi infeksi nifas
Observasi proses involusi : TFU, kontrasi uterus,lochea.
R/ deteksi dini faktor2 resiko yang mungkin terjadi seperti sub involusi, haemorragi
post partum (HPP) dan sebagian.
24. Observasi intake dan output dalam 24 jam
R/ mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh klien
Bantu melakukan mobilisasi dini secara bertahap sesuai kondisi klien
R/ mobilisasi dini akan memperbaiki dan merangsang peredaran darah menjadi lancar
dan membuat klien merasa lebih sehat.
F. IMPLEMENTASI
Tanggal :.........
Diagnosa :.........
1. Efisien dan aman
2. Perencanaan bisa dilakukan oleh:
a. Bidan seluruhnya.
b. Sebagian oleh bidan dan sebagian oleh klien.
c. Anggota tim kesehatan yang lain.
Tahap tindakan:
1. Persiapan
Alat, pasien, lingkungan.
2. Intervensi/tindakan
- Independent (sendiri)
- Interdependent (dengan team kesehatan yang lain).
- Dependent (pendelegasian dari dokter).
3. Dokumentasi
Setiap tindakan harus di dokumentasikan/ditulis.
Tindakan independent:
1. Tindakan diagnostik
Tindakan untuk menegakkan diagnosa.
Ex: pemeriksaan fisik/TTV
Pemeriksaan laboratorium sederhana
2. Tindakan terapeutik
Tindakan untuk pengobatan.
Ex: pemberian obat
3. Tindakan edukatif
Tindakan pendidikan.
4. Tindakan merujuk
Melakukan kolaborasi dengan tenaga lain.
G. EVALUASI
25. Evaluasi : tindakan intelektual untuk melengkapi manajemen kebidanan berdasarkan
tujuan yang kita lakukan.
Tujuan : melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
Proses evaluasi:
1. Mengukur pencapaian tujuan.
2. Membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan.
Mengukur pencapaian tujuan:
1. Kognitif : apa ibu hamil dapat menjawab pertanyaan.
2. Afektif : bagaimana perasaannya.
3. Psikomotor : perilaku pasien.
4. Perubahan fungsi tubuh dan gejala.
Lalu dievaluasi apakah sudah tercapai apa belum.
Komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan kebutuhan:
a. Evaluasi proses (formatif)
b. Evaluasi hasil (sumatif)
S (subyektif) : data yang diperoleh dari hasil wawancara dari klien, rekam medik.
O (Obyektif) : data dari hasil pemeriksaan oleh petugas.
A (Assesment): kesimpulan dari hasil pemeriksaan.
P (Planning) : rencana yang akan dilakukan sebagai evaluasi dari rencana yang sudah
berhasil maupun yang belum berhasil.
(Manajemen Kebidanan)
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGIS PADA Ny. “M“ P1001 POST PARTUM
HARI KE – 1 DENGAN NYERI PERUT DI BPS Ny. NUR APRILYA, Amd.keb
MADURAN LAMONGAN
26. A. PENGKAJIAN
Tanggal BPS : 30 November 2009
Tanggal Pengkajian : 30 November 2009
Jam : 09.00 WIB
No REG : 0802020707
Oleh :Ny.Nur aprilya Amd,keb.
DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama ibu
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
No Hp
Status
perkawinan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Ny “M”
23 th
Islam
Jawa / Indonesia
SMA
IRT
Jln karya bangun
RT:06,RW:02
maduran-maduran-lamongan.
081 381 123 259
Syah
Nama Suami
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pendidikant
Pekerjaan
Alamat
No Hp
:
:
:
:
:
:
:
:
Tn “B”
26 Th
Islam
Jawa/Indonesia
SMA
Wiraswasta
Jln karya bangun
RT:06,RW:02
maduran-maduran-lamongan.
081 381 123 259
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
3. Riwayat Keluhan utama (PQRST):
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan terkadang perutnya mules. Dirasakan
setelah melahirkan anak ke 1 pada tanggal 29 november 2009 jam 19.00 WIB bayi laki-laki
BBL 3500 gram dan PB 49 cm.dan nyeri lebih terasa pada saat menyusui bayinya.
Ibu mencoba meringankan keluhan dengan makan sayur – sayuran seperti daun katuk
dan sedikit menghilang sampai sekarang.
4. Riwayat kehamilan, Persalinan, nifas dan bayi anak yang lalu
No Hamil Persalinan Anak
Anak
ke
UK Peny Jenis
Persln
Penlng Peny L/P BB/PB H/M
Usia
ASI Nifas KB
27. 1. 1 9 bln - - Nrml Bidan LK 3500/
49
H
1 hari
- - -
5. Riwayat Persalinan Sekarang dan keadaan bayi.
Tanggal / jam persalinan : 29 november 2009/ Jam 19.00
Tempat dan penolong : BPS Ny nur aprilya Amd. keb
Mulai merasa sakit/mules (tanggal/jam) : 29 november 2009/ jam 06.30
Kelainan/ penyulit selama persalinan : tidak ada kelainan atau penyulit selama
persalinan
Tipe persalinan : Pervagina
Lama persalinan
Kala 1 : 12 jam Pembukaan lengkap (tgl/jam) :29-11-
2009/17.30
Kala II : 1 jam
Kala III : 10 menit
Keadaan ketuban : Pecah
Pecah tanggal / jam : 29 november 2009/12.00
Warna air ketuban : Jernih
Bau air ketuban : khas
Banyaknya : 1000cc
Keadaan bayi : Baik
Jenis kelamin : Laki-laki
BB/PB :4200 gr/49 cm
Hidup /mati : Hidup
Apgar score (AS) : 8
Menangis langsung/tdk :Langsung menangis
Ada kelainan /tidak :Tidak ada kelainan
Kreadaan plasenta : Utuh
Lahir tanggal /jam : 29 november 2009/ 19.10
Berat : 500 gr
Robekan selaput : Tidak ada robekan selaput
Kelengkapan (jumlah kotiledon) : 16 kotiledon
Insersi tali pusat : Insersi tali pusat ditengah
Pengobatan yang diberikan : Oxytosin 10 IU.
6. Kebutuhan Sehari – hari (ADL)
28. a. Ambulasi/mobilisasi dini : Ibu mengatakan gerakan tubuh atau perpindahan
tempat dilakukan setelah 2 jam persalinan, dimulai
dari gerakan miring kekanan dan kekiri,lalu ibu
mengerakan kaki,selanjutnya ibu mencoba untuk
duduk di tepi tempat tidur kemudian ibu bisa turun
dari tempat tidur dan berdiri.
b. Pola kebutuhan nutrisi
Selama hamil
Makan : Ibu mengatakan makan 3x sehari 1 porsi habis, yang
terdiri dari nasi satu piring, 2 potong lauk pauk dengan
sayur.tidak ada keluhan saat makan.
Minum : sehari 6-8 gelas air putih kadang- kadang teh1-2 gelas
per hari.
Nifas hari ke-1
Makan : Ibu mengatakan makan 1-2x sehari, 1 porsi k habis,
yang terdiri dari nasi setengah piring, 1-2 potong lauk
pauk, dengan sayur dan buah - buahan.
Minum : 6-7x/hari (air putih dan susu 1 gelas.
c. Pola kebutuhan Eliminasi
Selama hamil
BAB : Tidak ada gangguan, BAB 1-2x/hari, warna kuning,
tidak ada darah, konsistensi lembek, bau khas dan tidak
nyeri.
BAK : Tidak ada gangguan, BAK 6-7x/hari, tidak ada darah,
tidak nyeri, warna kuning jernih
Nifas hari-1
BAB : PP hari ke 1 BAB masih belum
BAK : Tidak ada gangguan, BAK 3-4x/hari, tidak ada darah,
tidak nyeri, warna kuning jernih
d. Pola kebutuhan istirahat/tidur
Selama hamil : - Ibu mengatakan tidak ada gannguan dalam tidur siang
dan malam.
- Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam/hari dan tidur
malam ± 7-8 jam/ hari
Nifas hari ke-1 : - Ibu mengatakan tidak ada gangguan dalam tidur siang
dan malam.
- ibu mengatakan 4 jam setelah PP ibu tidur 3 jam, dan
malam + 7-8 jam.
29. e. Pola aktifitas
Selama hamil : Selama hamil ibu tetap dirumah, mengerjakan pekerjaan
rumah, tapi agak ringan seperti menyapu, merapikan
rumah dan mencuci piring.
Nifas hari ke-1 : Dalam 12 jam PP ibu sudah bisa duduk di tempat tidur,
dan pada hari ke 1 ibu sudah bisa berjalan kekamar
mandi.
f. Personal Hygine
Selama hamil : Mandi 2-3x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti pakaian 2-
3x/hari, ganti CD 2x/hari, cuci rambut 3x/hari, cara
cebok dari depan ke belakang dengan menggunakan air
bersih.
Nifas hari ke-1 : Post partum hari ke 1 mandi diseka 2x sehari ganti
kotex 2-3 x /hari dengan bantuan perawat.
7. Pola hubungan seksual
Selama hamil : Ibu dan suami melakukan hubungan seksual 2-3x/minggu
dan tidak ada keluhan apa- apa.
Nifas hari ke-1 : ibu mengatakan hari ke-1 post partum belum melakukan hubungan
seksual
8. Psikososial:
Komunikasi non verbal
Komunikasi verbal
Kehamilan ini direncanakan sehingga kelahiran bayi disambut dengan
Gembira
Suami dan keluarga sangat bahagia menerima kedatangan bayi.
Bayi akan diasuh oleh orang tua kandungnya
Ibu tinggal dengan suaminya
Ibu dan keluarga pernah dipijat selama hamil saat usia kehamilan 7 bulan dan
tidak pernah minun jamu
Ibu mulai memberikan asi setelah bayi lahir rencana memberikan sampai bayi
berusia 6 bulan
Ibu merasakan mulas didaerah perut bagian bawah
9. Latar belakang sosial budaya:
30. Ibu mengatakan dalam keluarganya, dalam persalinan ditolong oleh bidan
Dalam keluarganya tidak ada kebiasaan yang menghambat seperti tarak
makanan.
10. Pengetahuan ibu dan kemampuan ibu tentang :
Perawatan bayi,tali pusat : ibu mengatakan sudah bisa merawatnya dengan cara
tali pusat dibersihkan dengan air saat mandi dan
dibungkus kasa yang kering. Informasi didapat dari
tetanganya yang baru melahirkan.
Memandikan bayi : Memandikan bayi, Ibu mengatakan sudah bisa
memandikan bayi menurutnya di bak mandi dengan
air hangat bersabun kemudian dibilas, dihanduki,
dibedaki, dan dipakaikan baju.
Perawatan payudara : Ibu mengatakan mampu melakukan perawatan
payudara dengan baik dan benar,karena sejak hamil
sudah di ajari oleh bidan.
Cara meneteki yang benar : Ibu mengatakan bayi diteteki pada kedua payudara,
secara bergantian dan bayi menyusui sampai mulut
bayi mencakup semua putting susu. Informasi
didapat dari bidan waktu ANC.
Perawatan luka perineum : Ibu mengatakan sudah mampu merawat luka
perineum secara mandiri.yaitu tidak boleh
menyentuh daerah luka dan menganjurkan untuk
berjalan-jalan.
Kapan hubungan seksual boleh dilakukan : Ibu mengatakan belum mengerti kapan
hubungan seksual boleh dilakukan.
Kapan melaksanakan pemeriksaan ulang : Ibu mengatakan sudah mengerti kapan
dilakukan pemeriksaan ulang pada 1
minggu kedepan. Informasi didapat
dari tetangganya.
Tanda-tanda bahaya nifas (ibu dan anak ) : Ibu mengatakan belum mengerti
Rencana pemakaian KB : ibu mengatakan belum mengerti
31. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN UMUM
Kesadaran : composmentis
TTV
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 36,5 OC
RR : 20x/mnt
2. PEMERIKSAAN FISIK
- Kepala : Rambut hitam, tidak bau, bersih, tidak ada kerontokam, tidak ada
ketombe, tidak ada benjolan abnormal.
- Muka : Simetris, tidak ada odema, tidak ada pergeseran tulang, turgor kulit
normal,exapresi wajah lemas.
- Mata : Simetris, palpebra tidak odema, sclera tidak ikterik, konjungtiva merah muda,
gerakan bola mata baik.
- Hidung : Lubang hidung simetris, keadaan lubang hidung tidak ada serumen,
perdarahan, lesi dan benda asing, tidak ada nyeri tekan
(os.Frontalis, os.Etholdalis, os.stenoidalis, os.maksilaris) tidak ada
pergerakan cuping hidung.
- Telinga : Membran timpani utuh berwarna putih mengkilat, tidak ada lesi,
tidak ada serumen, tidak ada benjolan abnormal.
- Mulut : Bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada karang gigi dan
caries gigi, gigi bersih, lidah bersih tidak pecah-pecah.
- Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar limfe dan kelenjar
tiroid.
- Dada : Lembab, hangat, suara nafas normal tidak ada suara nafas tambahan,
tidak ada kreptasi, nyeri tekan, jelas dan tidak ada benjolan
abnormal.
- Payudara : Bersih, bentuk menggantung, tidak ada kotoran disekitar areola dan
putting susu menonjol, konsistensi kental, ASI keluar, tidak ada
benjolan abnormal.
- Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
- Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat striae lividae, TFU 3 jari
bawah pusat, konsistensi uterus baik, tidak Hipertimpani
- Genetalia eksterna : Tidak ada oedema dan varises, terdapat lokhea rubra ½ kotex,
terdapat luka episiotomi + 6 cm dan masih basah dengan
jahitan jelujur
32. - Ekstremitas Atas : Simetris, tidak ada odema ka/ki, pergerakan normal hangat.
- Ekstremitas Bawah: Simetris, tidak odema ka/ki, pergerakan normal, hangat, tidak
ada varises.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG : -
B. INTERPRESTASI DATA DASAR
DIAGNOSA : P1001 Post Partum fisiologis hari ke-1 dengan:
Masalah : Nyeri setelah persalinan
Keluhan fisiologis : Mulas didaerah perut bagian bawah
Kebutuhan PP yang belum terpenuhi: Kebutuhan sudah terpenuhi.
Ds : Ibu mengatakan senang atas kelahiran anaknya yang pertama pada
tanggal 29 november 2009 jam 19.00 WIB.
Do :
KU : Baik
TTV
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 36,5 OC
RR : 20x/mnt
TFU : 3 jari bawah pusat
UC : Terba keras
Lokhea : Rubra ½ kotex penuh
Kandung kemih : Kosong
Colostrums keluar pada kedua payudara
C. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL DAN POTENSIAL MASALAH
-
D. KEBUTUHAN SEGERA
-
E. INTERVENSI/ RENCANA ASUHAN KOMPREHENSI
Diagnosa : P1001 Post Parfum Fisiologis hari ke-1
Tujuan jangka pendek :
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama 30 menit diharapkan ibu mengerti dan
faham dengan kondisinya sekarang, dengan kriteria hasil
Ibu mengerti dan faham tentang penjelasan bidan mengenai kondisinya sekarang
Ibu mampu menjelaskan kembali tentang penjelasan bidan mengenai kondisinya sekarang
Tujuan jangka panjang
33. Setelah diberikan Asuhan Kebidanan ± 6 hari ibu datang untuk kunjungan ulang dengan
kriteria hasil :
- UC baik
- TFU turun 1 cm / hari
- Lokhea normal : Lokhea rubra hari ke 1 – 3
Lokhea sanguinolenta hari ke 4 – 7
Lokhea serosa hari ke 8 – 14
Lokhea alba lebih dari hari ke – 14
- TTV dbn : - TD : ( 110/70 – 130/80) mmHg
- Suhu : ( 36 – 37 ) 0 C
- Nadi : ( 60 – 100 ) x/menit
- RR : ( 16 – 24 ) x/menit
Intervensi/ rencana asuhan :
1. Lakuakn pendekatan terapeutik
R/ Pendekatan terapeutik bisa terjalin kerja sama yang baik antara bidan dan ibu.
2. Jelaskan pada ibu tentang keadaannya
R/ dengan pengetahuan adekuat ibu lebih kooperatif dalam tindakan kebidanan
3. Jelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri
R/ dengan pengetahuan adekuat ibu lebih kooperatif dalam tindakan
kebidanan
4. Anjurkan dan ajarkan ibu teknik relaksasi saat nyeri timbul
R/ nyeri disebabkan karena ketegangan otot dan sirkulasi darah yang
tidak lancar
5. Beritahukan pada ibu pentingnya mobilisasi dan anjurkan ibu untuk tidak tarak makanan
R/ mobilisasi dapat memperlancar peredaran darah sehingga involusi
berjalan dapat berjalan normal, nutrisi yang cukup dapat membantu
mempercepat involusi uteri
6. Jelaskan pada ibu cara hubungan seksual.
R/ pengetahuan adekuat mengurangi keluhan.
7. Jelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya nifas pada ibu dan bayi
R/ deteksi dini adanya tanda-tanda bahaya nifas dan penanganan yang adekuat.
8. Jelaskan kepada ibu kapan pengunaan KB
R/ deteksi tidak terjadi kehamilan yang tidak direncanakan
9. Observasi TTV tiap 8 jam
R/ Perubahan TTV yang tidak pada batas normal menunjukkan
adanya masalah
34. 10. Observasi involusi uteri tiap hari
R/ setiap fase dapat mengalami perpanjangan dan hal tersebut
menunjukkan adanya masalah
11. Lanjutkan terapi antibiotik amillin3 x 500 mg, Opistan 3 x 500 mg, Metilat 3x 500 mg,
Etabion 1 x 1 tablet.
R/ Analgesik menghilangkan nyeri, antibiotik mencegah infeksi, dan penambah darah.
12. Berikan diit TKTP dan tinggi serat
R/ Kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi
F. IMPLEMENTASI/ PELAKSANAAN
Tanggal /
Jam
Pelaksanan/Implementasi (asuhan mandiri,konsultasi,
kolaborasi, penyuluhan/ konseling,follow up)
Paraf
30/8/2009
09.30
09.35
09.40
09.45
09.50
→Melakukan pendekatan terapeutik agar ibu lebih dekat
petugas kesehatan terjalin hubungan yang baik dan ibu
bisa mengungkapkan semua keluhannya.
→ Menjelaskan pada ibu bahwa keadaan/keluhan yang
dialami ibu adalah fisiologis jadi ibu tidak usah terlalu
khawatir.
→Menjelaskan pada ibu tentang penyebab
- Ketegangan emosional
- Nyeri perut bawah disebabkan karena ibu yang sedang
menyusui sehingga hormone oksitosin berkerja dan
akan membuat otot rahim ibu berkontraksi secara alami
sehingga menyebabkan ibu merasakan nyeri dan kraim
pada rahim.
→Menjelaskan pada ibu cara mengurangi nyeri perut
bawah:
- Minta ibu untuk berbaring tengkurap dengan
mengunakan bantal kecil di bawah perutnya. Karena
pada area ini dapat memberikan tekanan yang terus
menerus pada uterus, menyebabkan uterus tetap
berkontraksi. Beritahu ibu nyeri akan menjadi intesif
selama beberapa menit, kemudian berkurang.
- Jika ibu memberikan ASI berikan analgesic sekitar 1
jam sebelum menyusui.
- Menempatkan selimut hangat diatas perut ibu
→Mengajarkan dan menganjurkan ibu teknik relaksasi saat
nyeri timbul yaitu dengan menarik nafas panjang melalui
35. 09.55
10.00
10.05
10.10
10.15
hidung, ditahan sebentar kemudian dikeluarkan perlahan
– lahan melalui mulut
→Menganjurkan ibu untuk mobilisasi bertahap yaitu
mika/miki, duduk, berdiri dan berjalan
→Menjelaskan pada ibu tentang waktu yang tepat untuk
melakukan hubungan seksual saat darah nifas sudah
berhenti, ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya di
masukkan kedalam kemaluan, tanpa rasa nyeri.
→Menjelaskan ibu tanda-tanda bahaya nifas pada
Pada Ibu
- Pusing/ lemas berlebihan tidak hilang setelah di pakai
istirahat
- Mata berkunang-kunang atau kabur
- Tekanan darah meningkat
- Suhu tubu >38C
- Tanda-tanda mastitis, payudara merah, nyeri
panas,gurat-gurat merah.
- Nyeri perut/ pelvis yang berlebihan
- Lochea berbau busuk
- Perdarahan banyak pada vagina
Pada bayi
- Kegagalan menyusu yang terjadi secara berkala
- Tidak BAK beberapa kali sehari (<6-8x/hari)
- Bayi kuning
- Muntah/diare
- Merah,bengkak/ keluar cairan dari tali pusat
- Demam >37,5C
→ Menganjurkan kepada ibu tentang rencana pemakaian
KB
Pada ibu nifas yang tidak menyusui penggunaan
kontrasepsi harus dimulai pada waktu/ sebelum hubungan
seksual pertama paska persalinan KB dapat dilakukan
segera setelah masa nifas berakhir ( + 36 hari) dan
menganjurkan ibu untuk memilih KB yang tidak
mengganggu produksi ASI karena ibu sedang menyusui
seperti suntik 3 bulan
→ Observasi keadaan Involusi uteri ® TFU 3 jari bawah
pusat, lochea rubra, luka jahitan basah
36. 10.20
10.25
10.30
→ Memberikan ibu nutrisi seimbang
→ Melanjutkan terapi
Amoxillin 3x 500 mg, asam mefenamat 3x500 mg,
metil ergometrin 3x500 mg, etabion 1x1 tablet
→ Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat dan cukup
minum air putih
G. EVALUASI
Tanggal /
jam
EVALUASI
( subyektif, obyektif,assesment,dan planning)
Paraf
30-11-2009
11.00
01-12-2009
09.00
S: Ibu mengatakan mengerti dan mau melaksankan apa
yang diajarkan oleh bidan.
Ibu mengatakan masih mulas pada perut bagian
bawah.
O: KU ibu baik
TD 110/80 mmHg,
Suhu 36,50 C,
Nadi 88x/menit,
TFU 3 jari dibawah pusat,
Lokhea rubra.
UC baik & keras.
Luka masih basah dan tertutup kasa betadin
Tidak ada tanda-tanda infeksi.
Mobilisasi mika/miki dan duduk
A: P1001 Post Partum fisiologis hari ke-1 dengan nyeri perut
bagian bawah
P: - Observasi TTV tiap 8 jam
- Observasi involusi uteri dan perdarahan tiap hari
- Memberikan HE tentang makanan yang bergizi.
S : Ibu mengatakan mulas berkurang.
Ibu mengatakan belum bisa BAB
Ibu sangat senang sudah diperbolehkan pulang.
O: Wajah ibu tampak segar
Tensi 110/800 mmHg,
Suhu 36,50 C,
37. Nadi 88x/menit,
TFU 3 jari dibawah pusat,
Lokhea rubra.
UC baik & keras.
Luka masih basah dan tertutup kasa betadin, tidak ada
tanda bahaya infeksi.
BAK (+), BAB (-)
ASI keluar bayi mau menetek.
Makanan yang diberikan habis dan obat selalu
diminum
A: P1001 Post partum fisiologis hari ke 2 rencana pulang.
P: Hentikan intervensi.
Anjurkan minum obat teratur
Anjurkan kontrol 1 minggu kemudian.
I: Berikan HE sebelum pulang
· Tanda bahaya masa nifas yaitu sakit kepala hebat,
mata berkunang – kunang, mual muntah, nyeri perut
bawah, perdarahan pervaginam, oedema pada wajah,
tangan dan kaki.
Pasien pulang jam 09.30 WIB
Kontrol 1 minggu lagi
38. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat – alat
kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu. Pembagian pada masa nifas, ada 3
periode, yaitu puerpurium dini, puerpurium intermedial dan remote puerpurium.
Involusi alat – alat kandungan, antara lain : uterus, bekas implantasi uteri, plasental bed
mengecil, luka – luka pada jalan lahir, after pains, lochea, servik dan ligamen. Macam –
macam lochea, antara lain : lochea rubra, lochea sanguinolenta, lochea serosa, lochea alba,
lochea purulenta, dan lochiostasi.Perawatan post partum, antara lain : Mobilisasi, diit, miksi,
BAB, Perawatan payudara, cuti hamil dan bersalin dan pemeriksaan pasca persalinan.
Pemeriksaan Post natal antara lain pemeriksaan umum: tensi, nadi, keluhan.Keadaan
umum : suhu badan, selera makan, payudara : Asi, putting susu, dinding perut, perineum,
kandung kemih, rectum, secret yang keluar (lochia,flour albus ), dan keadaan alat-alat
kandungan.
Diagnosa pada palpasi uterus masih besar, fundus masih tinggi, lochia berbau dan terjadi
perdarahan. Pengobatan : berikan injeksi methergin setiap hari ditambah dengan ergometrin
peroral. Bila ada sisa plasenta dilakukan kuretase. Berikan antibiotik sebagai pelindung
infeksi.
Penatalaksanaannya antara lain dengan memperbaiki posisi menyusui, mengoleskan asi
ke putting susu yang lecet, tetap mengeluarkan ASI dari payudara, dan minum obat bila
keadaannya parah.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa hendaknya dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan logika dan ilmu
dalam melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan yang baik dan benar.
2. Bagi latihan praktek
Dapat menyesuaikan antara teori dan praktek terutama dalam asuhan kebidanan pada ibu
post partum dengan sisa plasenta dapat meningkatkan pelayanan terutama dalam mencegah
kematian pada ibu.
3. Bagi institusi pendidikan
Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat memperbanyak dan
menggandakan sebagian fasilitas perpustakaan.
39. DAFTAR PUSTAKA
· Mander, rosemary.nyeri persalinan.2003,Jakarta :EGC)
· ( Farrer,Helen,perawatan maternitas,edisi 2.1996,Jakarta:EGC)
· Bobak,dkk.buku ajar keperawatan maternitas, edisi 4,2004,Jakarta :EGC )
· (Hanifa winknjosartro dkk,ilmu kebidanan,edisi 3,cetakan ke-6,2002,Jakarta:YBP-SP
· (Ladiwig, w,patrisia dkk,asuhan keperawatan ibu-BBL,edisi 5.jakarta:EGC)
· Gde M. I.B, 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.
· Mochtar R, 2003. Sinopsis Obstetr. EGC. Jakarta.