SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny ”M” P1001 POST PARTUM FISIOLOGIS DENGAN 
NYERI PERUT HARI 1 DI BPS Ny. SUPIATIN Amd,keb CUNGKUP LAMONGAN 
(Di Susun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Dokumentasi Kebidanan) 
DOSEN: 
Hj Ws Tarmi, SST, S.Psi.M.Mkes 
NAMA KELOMPOK IV (III D) 
1. Ania Dian R (08.02.02.0667) 
2. Eka Yudha (08.02.02.0676) 
3. Linda Susanti (08.02.02.0691) 
4. Rafika (08.02.020699) 
5. Umi Afifah (08.02.02.0711) 
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN 
STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN 
2009/2010
KATA PENGANTAR 
Alhamdulilah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala 
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” POST 
PARTUM FISIOLOGIS DENGAN NYERI PERUT” 
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Askeb 3. D3 kebidanan 
dan agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang penyebab dan cara mengatasi after pain 
(nyeri perut). 
Sehubungan dengan terselesainya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih 
kepada semua pihak yang telah mendukung dan membimbing sampai terselesainya makalah ini. 
1. Ibu Hj Andri Tri Kusumaningrum,SSiT selaku dosen pembimbing yang slalu mengarakan 
dan membina selama menulis makalah ini. 
2. Dan semua teman yang telah membantu terselesainya makalah ini. 
Penulis juga menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, 
sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan, Akhir kata kami ucapkan 
terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca.amin 
Lamongan, 30 november 2009 
Penulis
DAFTAR ISI 
HALAMAN JUDUL 
KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI 
BAB I : PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
B. Rumusan Masalah 
C. Tujuan 
D. Manfaat 
BAB II : TINJAUAN TEORI 
A.NIFAS 
1. Definisi 
2. Involusi alat-alat kandungan 
3. Perawatan post partum 
4. Pemeriksaan post natal 
5. Involusi uterus 
6. Proses laktasi 
B. AFTERPAIN 
1. Definisi/ Pengertian 
2. Etiologi 
3. Gejala dan tanda-tanda 
4. Manifestasi klinik/ faktor predisposisi 
5. Patofisiologi 
6. Penatalaksanaan dan terapi/ asuhan 
BAB III : TINJAUAN ASKEB 
A. Pengumpulan Data 
B. Interpretasi Data Dasar 
C. Masalah Potensial 
D. Identifikasi Kebutuhan Segera 
E. Intervensi 
F. Implementasi 
G. Evaluasi 
BAB IV : TINJAUAN KASUS 
A. Pengkajian Data 
B. Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan 
C. Antisipasi Masalah Potensial
D. Identifikasi Kebutuhan Segera 
E. Intervensi 
F. Implementasi 
G. Evaluasi 
BAB V : PENUTUP 
A. Kesimpulan 
B. Kritik dan saran 
DAFTAR PUSTAKA
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar belakang 
Masa nifas alat alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih 
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan alat- alat genital sepenuhnya disebut 
involusi. Selain involusi terjadi perubahan – perubahan seperti homokonsentrasi dan 
timbulnya laktasi. 
Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan (melzack,1989) tidak 
seperti yang diyakini sebelumnya yaitu suatu hasil langsung dari pengarah social,cultural 
dan emosional saja dalam masyarakat yang beradab (velvovsky,1954: dick-read, 
1065),tetapi lebih pada kulminasi factor fisiologis dan psikologis. Bab ini terutama 
akan memfokuskan pada basis fisiologis nyeri dalam persalinan walaupun referensi akan 
dibuat mengenai pengaruh psikologis yang sesuai dengan bab ini akan menjelaskan 
neoroanatomi /fisiologi nyeri dengan referensi spesifik pada nyeri persalinan,yang 
melibatkan nyeri,termasuk jeras asenden dan desenden,respon tubuh terhadap nyeri dan 
menyimpulkan dengan pemeriksaan metode yang digunakan untuk menghambat proses 
fisiologis nyeri 
( Mander, rosemary.nyeri persalinan.2003,Jakarta :EGC) 
B. Rumusan masalah 
1. Definisi nifas? 
2. Bagaimana involusi alat-alat kandungan? 
3. Bagaimana perawatan post partum? 
4. Kapan dilakukan pemeriksaan post natal? 
5. Bagaimana tahap involusi uterus? 
6. Bagaimana proses laktasi? 
7. Definisi/pengertian after pain? 
8. Apa etiologi terjadinya afterpain? 
9. Apa gejala dan tanda-tanda terjadinya after pain? 
10. Apa saja manifestasi klinik/ faktor predisposisi pada after pain? 
11. Apa saja fisiologi dari after pain? 
12. Bagaimana cara penatalaksanaan dan terapi/ asuhan after pain?
C. Tujuan 
1. Tujuan Umum 
Setelah mempelajari asuhan kebidanan post partum diharapkan mahasiswa kebidanan 
mampu memberikan asuhan kebidanan post partum pada ibu dengan sisa plasenta. 
2. Tujuan Khusus 
Setelah mempelajari asuhan kebidanan post partum pada ibu dengan sisa plasenta, 
diharapkan mahasiswa mampu : 
a. Melakukan pengkajian data untuk memperoleh data yang 
dibutuhkan pada ibu post partum. 
b. Merumuskan identifikasi masalah/ diagnosa pada ibu post partum. 
c. Merumuskan diagnosa dan masalah potensial pada ibu post partum. 
d. Menilai adanya kebutuhan segera berdasarkan keadaan ibu post 
partum. 
e. Melakukan perencanaan untuk tindakan yang komprehensif yang 
dilakukan, didukung dengan penjelasan dan rasional pada ibu post partum. 
f. Melakukan implementasi pada ibu post partum. 
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah diberikan 
pada ibu post partum. 
h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan post partum. 
D. Manfaat 
1. Agar mahasiswa dapat memahami tentang pengertian nifas 
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui etiologi,gejala dan tanda-tanda dari after pain 
3. Agar mengetahui penatalaksanan dan terapi / asuhan after pain
BAB I 
TINJAUAN TEORI 
A. NIFAS 
1. Definisi 
Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat – alat 
kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu. 
Pembagian pada masa nifas, ada 3 periode : 
a.Puerpurium dini adalah kepulihan dimana ibu telah dibolehkan berdiri dan berjalan – 
jalan. 
b. Puerpurium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat alat genetalia yang lamanya 
6-8 minggu. 
c.Remote puerpurium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna 
terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu 
untuk sehat sempurna bisa berminggu- minggu, bulanan, dan tahunan. 
( abdul bari. S dkk.2002:N23) 
2. Involusi Alat – Alat Kandungan 
a. Uterus. Uterus secara berangsur – angsur menjadi kecil sehingga akan kembali seperti 
sebelum hamil. 
b. Bekas implantasi uteri, plasental bed mengecil karena kontraksi menonjol ke vakum 
uteri dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm dan pada minggu ke-6 
2,4 cm dan akhirnya pulih. 
c. Luka – luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam waktu 6-7 
hari. 
d. After pains disebabkan kontraksi uterus, berlangsung 2-4 hari PP. 
e. Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa 
nifas.Macam – macam lochea, antara lain : 
- lochea rubra: berisi darah segar dan sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel desidua, vernik 
kaseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari PP. 
- lochea sanguinolenta: berwarna merah, kuning berisi darah dan lender hari ke 3-7 PP 
- lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 – 14 PP 
- lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu 
- lochea purulenta: terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk. 
- Lochiostasi:lochea tidak lancar keluarnya.
f. Servik, setelah partus bentuk servik agak menganga seperti corong berwarna merah 
kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang- kadang terdapat perlukaan – perlukaan kecil. 
Setelah bayi lahir tangan dapat masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat melalui 2-3 jari 
dan setelah 7 hari terbuka 1 jari. 
g. Ligamen: ligament, fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu partus, 
setelah bayi lahir secara berangsur – angsur ciut dan pulih kembali. 
(Hanifa wiknjosastro,2005:240) 
3. Perawatan Post Partum 
a. Mobilisasi: karena lelah habis bersalin ibu harus beristirahat, tidur terlentang selama 8 
jam PP.Kemudian boleh miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya 
trombosis dan tromboemboli. Hari ke 2 duduk kemudian jalan-jalan, pada hari ke 4 atau 
5 pulang. Mobilisasi mempunyai variasi tergantung adanya komplikasi persalinan, nifas 
dan sembuhnya luka. 
b. Diit : Makanlah makanan yang mengandung protein, menandung banyak cairan, buah 
dan sayur. 
c. Miksi : Hendaknya dilakukan secara sendiri, kadang-kadang beberapa wanita 
mengalami kesulitan karena spinter uretra mengalami tekanan oleh kepala janin dan 
spasme oleh iritasi M. Spinter ani selama. 
d. Defekasi : BAB harus ada 3-4 hari PP bila belum dan terjadi konstipasi maka berikan 
laksan per oral atau per rectal. Bila belum berikan klisma. 
e. Perawatan payudara : dilakukan sejak hamil supaya puting lemas, tidak keras dan kering 
untuk persiapan menyusui. Bila bayi meninggal maka lakukan pembalutan mamae 
sampai tertekan dan pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti linoral dan 
perodel. 
f. Laktasi : dalam menghadapi masa laktasi sejak kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan 
pada kelenjar mamae, yaitu : 
- Proliferasi jaringan pada kelenjar dan aveoli dan jaringan lemak bertambah. 
- Keluar cairan susu jolong dari duktus laktiverus yang disebut colostrums, berwarna 
kuning putih susu. 
- Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena berdilatasi 
sehingga tampak lebih jelas. 
- Setelah persalinan pengaruh supresi esterogen dan progesterone hilang maka timbul 
pengaruh LH atau prolaktin yang merangsang air susu. Oksitosin menyebabkan 
mioepitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar, produksi ASI 2-3 hari 
PP. Bila bayi ditetekkan, isapan pada putting susu merupakan rangsangan yang 
secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipovisa sehingga 
keluarlah ASI, selain itu akan menyebabkan involusi uteri akan lebih sempurna. ASI
merupakan makanan yang bagus buat bayi dan menjelmakan rasa kasih saynag ibu 
dan anaknya. 
g. Cuti hamil dan bersalin. 
Undang –undang memberikan cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan bagi wanita 
pekerja yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan setelah partus. 
h. Pemeriksaan pasca persalinan : control kembali 6 minggu setelah partus bagi wanita 
yang melahirkan secara normal dan 1 minggu setelah partus bagi wanita dengan 
persalinan yang luar biasa. 
(Hanifa wiknjosastro,2005:242) 
4. Pemeriksaan Post natal antara lain: 
a. Pemeriksaan umum: tensi,nadi, keluhan dan sebagainya. 
b. Keadaan umum : suhu badan, selera makan dll. 
c. Payudara : Asi, putting susu. 
d. Dinding perut,perineum,kandung kemih,rectum. 
e. Secret yang keluar (lochia,flour albus ). 
f. Keadaan alat-alat kandungan. 
5. Involusi Uterus 
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 
1000 gram habis bersalin menjadi 40-60 gr selama 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini 
kurang baik atau terganggu disebut sub- involusi. 
Faktor – faktor penyebab antara lain : infeksi, sisa uri, mioma uteri, dan bekuan – bekuan 
darah. 
Diagnosa pada palpasi uterus masih besar, fundus masih tinggi, lochia berbau dan terjadi 
perdarahan. 
Pengobatan : berikan injeksi methergin setiap hari ditambah dengan ergometrin peroral. 
Bila ada sisa plasenta dilakukan kuretase. Berikan antibiotik sebagai pelindung infeksi. 
( abdul bari. S dkk.2002) 
6. Proses laktasi 
Setelah partus estrogen dan progesterone yang menekan hipofisis hilang. Kemudian 
timbullah pengaruh hormon laktogenik (prolaktin) yang merangsang air susu karena 
pengaruh oksitosin, maka miopitell kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar, 
produksi ASI baru. 
B. AFTER PAIN 
1. Definisi
After pain adalah rasa sakit atau meles-mules yang disebabkan kontraksi rahim 
berlangsung 2-4 hari.(monchtar. R 1998:116) 
2. Etiologi 
a. Akibat Ketegangan emosional 
b. Akibat ibu yang sedang menyusui . 
c. Regangan pada jaringan dan persendian 
d. Hipoksia otot uterus selama dan setelah kontraksi yang panjang 
( Bobak,dkk.buku ajar keperawatan maternitas, edisi 4,2004,Jakarta :EGC ) 
3. Gejala dan tanda-tanda 
a. Terasa nyeri seperti tusukan, terbakar,rasa sakit, denyutan,sensasi tajam,rasa mual dan 
kram. 
b. Perubahan tekanan darah,denyut nadi, pernafasan dan warna kulit. 
c. Terasa mual muntah dan keringat banyak 
d. Peningkatan rasa cemas disertai lapang perceptual yang 
menyempit,mengerang,menangis,gerakan tangan. 
e. Ketegangan otot yang sangat diseluruh tubuh. 
( Bobak,dkk.buku ajar keperawatan maternitas, edisi 4, 2004,Jakarta :EGC ) 
4. Manifestasi klinik / factor predisposisi 
a. Akibat relaksasi dan kontraksi yang periodic sering dia Akibat kandung kemih yang 
penuh terjadi penekanan pada uterus sehingga uterus akan berelaksasi,uterus akan 
berusaha untuk tetap kencang dengan menambah kekuatan kontraksinya sehingga akan 
meningkatkan nyeri afterpain,Kontraksi pada otot rahim mencegah terjadinya resiko 
perdarahan 
b. Perasaan itupun timbul bila masih terdapat sisa-sisa selaput ketuban,sisa-sisa 
plasenta,dan gumpalan darah didalam kavum uteri. 
( Bobak,dkk.buku ajar keperawatan maternitas) 
( Hanifa winknjosartro dkk,ilmu kebidanan,edisi 3,cetakan ke-6,2002,Jakarta:YBP-SP) 
5. Patofisiologi 
a. Rasa nyeri after pain Akibat dari hormon oksitosin yang berkerja sehingga saat 
menyusui hormone oksitosin akan membuat otot rahim ibu berkontraksi secara alami 
akibatnya,rahim akan cepat menyusut kembali kebentuk semula sebelum 
hamil,Kontaksi inilah yang menyebabkan ibu merasakan nyeri dan kraim pada rahim 
saat menyusui. 
b. Nyeri setelah persalinan normal terjadi,seiring dengan bertambahnya waktu,rasa sakit 
tersebut akan menghilang perlahan.
c. Nyeri setelah persalinan hilang 3-5 hari 
(Henderson Christine,buku ajar konsep kebidanan,cetakan 1, 2006 . jakarta:EGC ) 
6. Penatalaksanan dan terapi/ asuhan 
a. Minta ibu untuk berbaring tengkurap dengan mengunakan bantal kecil di bawah 
perutnya. Karena pada area ini dapat memberikan tekanan yang terus menerus pada 
uterus, menyebabkan uterus tetap berkontraksi. Beritahu ibu nyeri akan menjadi intesif 
selama beberapa menit, kemudian berkurang. 
b. Berikan analgesic jika diperlukan. 
c. Jika ibu memberikan ASI berikan analgesic sekitar 1 jam sebelum menyusui. 
d. Menempatkan selimut hangat diatas perut ibu 
e. Meganjurkan pada ibu latihan relaksasi dan pernafasan. 
( Ladiwig, w,patrisia dkk,asuhan keperawatan ibu-BBL,edisi 5.jakarta:EGC) 
( Bobak,dkk.buku ajar keperawatan maternitas, edisi 4, 2004,Jakarta :EGC
BAB III 
TINJAUAN ASKEB 
A. PENGKAJIAN 
Metode Pengumpulan Data: 
1. Anamnesa 
 Nama yang jelas dan lengkap, bila perlu ditanyakan nama panggilan sehari-hari. 
 Umur di catat dalam tahun, sebaiknya juga ditanyakan tanggal lahir klien, umur 
berguna untuk mengatisipasi pada diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang 
akan dilakukan. 
 Alamat perlu dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak, 
misalnya memerlukan bantuan keluarga, alamat juga dapat memberikan petujuk 
keadaan lingkungan tempat tinggal klien. 
 Pekerjaan dicatat untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kesehatan klien dan juga 
pembiayaan. 
 Agama perlu dicatat karena hal tersebut sangat berpengaruh pada kehidupan 
termasuk kesehatan, disamping itu mempermudah dalam melakukan pendekatan dan 
melakukan asuhan kebidanan. 
 Pendidikan klien perlu ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat 
pendidikan mempengarui sikap prilaku kesehatan seseorang 
 Status perkawinan ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status 
perkawinan tehadap masalah kesehatan (Pengantar Kuliah Obstetri, Manuaba,:159) 
2. Apa yang diderita (Keluhan Utama) 
Adalah keluhan yang dirasakan oleh klien yang menyebabkan sdanya gangguan, 
yang perlu di tanyakan pada klien masa nifas: 
 Bagaimana keadaan umum ibu, lemah cukup baik 
 Apakah ibu merasakn mules2 di perut 
 Bagaimana pengeluaran lochea 
 Apakah ibu merasakan sakit dijahitan perinium 
 Apakah ada masalah dengan proses laktasi (Manajemen Kebidanan) 
3. Riwayat Keluhan Utama (PQRST): 
P : Provokatif/paliatif 
Apa yang menyebabkan gejala dan apa saja yang dapat mengurangiatau memperbaiki 
gejala
Q : Quality 
Bagaimana gejala dirasakan, nampak/terdengar sejauh mana pasien merasakannya 
sekarang. 
R : Regional 
Di mana gejala terasa dan apakah. 
S : Skala perdarahan 
Seberapa parah keluhan yang dialami klien, skala 0-10 
T : Timing 
Waktu, sejak kapan keluhan yang terjadi dan sampai kapan. 
4. Riwayat kehamilam, persalinan, nifas dan bayi yang lalu. 
· Kehamilan : Apakah ada ganguan seperti perdarahan, muntah yang sangat toxamia 
gravidarum 
· Persalinan : Apakah persalinannya yang lalu spontan atau buatan, aterm atau prematur, 
perdarahan atau tidak, ditolong oleh siapa, bidan atau dokter. 
· Nifas : Apakah mengalami demam atau tidak yaitu gejala dari infeksi, atau 
perdarahan, bagaimana dengan laktasi. 
· Bayi : Apakah terjadi gangguan atau kelainan pada bayi seperti BBLR, 
asfiksi,hipotermi 
Karena jalannya persalinan yang lampau adalah hasil ujian-ujian segala faktor yang 
mempengaruhi persalinan. 
5. Riwayat persalinan sekarng dan keadaan bayi. 
· Tipe persalinan 
Cacat kelahiran terdahulu, apakah pervaginam, melaui bedah sesar, dibantu forsep 
atau vakum. Jika wanita pada kelahiran terdahulu menjalani bedah sesar, untuk 
kehamilan saat ini ia mungkin melahirkan pervaginam. Keputusan ini bergantung pada 
lokasi insisi di uterus, kemampuan unit persalinan di rumah sakit untuk berespons 
segera bila ruptur uterus, dan keinginan calon ibu. 
· Lama persalinan. 
Lama persalinan merupakan faktor yang penting karena persalinan yang lama juga 
mencerminkan suatu masalah dapat berulang. Kadang-kadang induksi persalinan 
diperlukan supaya kelahiran dapat berlangsung dalam situasi yang dapat dikontrol.
Lama persalinan sulit ditentukan karena setiap klinisi mempunyai cara yang berbeda 
dalam memilih titik awal persalinan. 
·Gender 
Dengan membicarakan jenis kelamin bayi tedahulu, klinisi memiliki kesempatan 
untuk menanyai klien tentang perasaannya terhadap anak laki-laki dan perempuan serta 
keinginannya dan pasangannya sehubungan dengan jenis kelamin bayi yang 
dikandungnya saat ini. Pengetahuan ini dapat bermanfaat bila jenis kelamin bayi 
ternyata berbeda dari yang diinginkan. 
( Linda Wheeler : 2004 “ Perawatan pranatal dan pascapartum ) 
·Apgar skor 
Kebanyakan anak akan mulai bernafas dalam beberapa detik setelah lahir dan 
menangis dalam setengah menit. Dipukul-pukul atau punggung anak dipijat-pijat 
dengan hati-hati supaya bayi mulai bernafas. 
Penilaian keadaan anak dilakukan secara apgar : 
- Angka 0 menandakan anak dalam keadaan maut. 
- Angka kurang dari 5 memerlukan pertolongan berupa tindakan-tindakan tertentu. 
- Angka 7-10 berarti keadaan bayi baik. 
Apgar ditentukan setelah 1menit dan 5 menit. 
( Prof. Sulaiman Sastrawinata : 1983 “ Obstetri Fisiologi ) 
Nilai Apgar 
No Gejala 0 1 2 
1. 
Denyut Jantung Janin 
Tak ada 
< 100 
2. 
Pernafasan 
Tak ada 
Lemah,menangis lemah. 
3. 
Otot 
Lemas 
Refleks lemah 
4. 
Reaksi terhadap 
Tak ada 
Menyeringai 
5 
rangsangan 
Biru/puca 
Bada 
. 
Warna kulit 
t 
n merah/ekstremitas 
pucat 
>100 
Baik,menangis kuat 
Gerak aktif, refleks baik 
Menangis 
Seluruhny 
a merah
( Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SPOG : 1998 “ Ilmu Kebidanan Penyakitdan 
Keluarga Berencana untuk pendidikan Bidan ) 
·Placenta 
Pengawasan kala IV yang sebetulnyajam pertama dari nifas telah diuraikan secara 
singkat meliputi : 
- Pemerikasaan plasenta supaya tidak ada bagian-bagian plasenta yang tertinggal. 
- Pengawasan tingginya fundus uteri. 
- Pengawasan perdarahan dari vagina. 
- Pengawaan konsistensi rahim. 
- Pengawasan keadaan umum ibu. 
Kalau plasenta ternyata tidak lengkap, maka kavum uteri harus diperiksa dengan 
tangan dan sisa plasenta dikeluarkan, kalau kontraksi rahim kurang baik, dilakukan 
massage dan diberi 10 U Pitocin dan 0,2 mg Methergin Intra Musculer. 
·Tali pusat 
Inspeksi tali pusat untuk melihat adanya simpul, hematom, tumor, kista, edema, dan 
jumlah jeli warthon. 
6. Kebutuhan sehari-hari (ADL) 
a. Ambulasi/mobilisasi dini 
Yaitu kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat 
tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. Sekarang tidak dianggap 
perlu lagi menahan penderita terlentang di tempat tidurnya selama 7-14 hari setelah 
melahirkan. Penderita sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam 
postpartum. 
 Keuntungan dari earli ambulation adalah : 
- Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambultion. 
- Faal usus dan kandung kencing lebih baik. 
- Early ambulation memungkinkn kita mengajari ibu memelihara anaknya, 
memandikan, mengganti pakaian, memberi makanan dll. Selama ibu masih 
dirumah sakit. 
- Lebih sesuai dengan keadaan indonesia (sosial ekonomis). 
b. Pola kebutuhan nutrisi dan cairan
Perlu ditanyakan bagaimana pemenuhan nutrisi selama di BPS apakah klien 
menghabiskan porsi yang disajikan,apakah sudah sesuai dengan kebutuhan ibu nifas. 
Begitu juga cairan yang diberikan 
c. Pola kebutuhan eliminasi (william,1997:288) 
 BAB : Apakah melahirkan sudah BAB, bagaiman konsistensinya warna, bau dan 
kapan. Dalam keadaan normal BAB biasanya tertunda 2 sampai 3 hari 
setelah melahirkan. 
 BAK : Begitu juga bagaimana dengan BAK berapa kali sehari, apakah mengalami 
kesulitan atau sudah (pergi kekamar mandi sendiri).Dalam keadaan 
normal klien dapat BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan. 
d. Pola kebutuhan istirahat/ tidur 
 Setelah melahirkan apakah klien dapat istirahat atau tidak sesuai kebutuhannya 
 Berapa jam klien tidur dalam sehari 
 Apakah ada kesulitan selama ibu melakukan istirahat 
 Kebutuhan istirahat dan tidur selama phase ’’talking hold” diman klien ingin 
sekali dimana klien ingin sekali menerima tanggung jawabnya sebagai ibu. 
 Kebutuhan tidur kurang lebih 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. 
(Depkes RI,1998:90) 
e. Pola aktivitas 
 Ditanyakan kemampuan aktifitas setelah melahirkan, sejauh mana ibu melakukan 
ambulasi dini apakah mengalami hambatan atau kesulitan 
 Mobilisasi hendaknya dilakukan secepatnya 24 jam setelah persalinan, si ibu 
dianjurkan melakukan senam ringan (mengerakkan kaki dan tangan, menarik 
nafas ) (christina s ibrahim,1996:144) 
 Demikian pula mereka dapat memulai latihan perengan otot dasar pelvic dan otot2 
abdomen bila kekuatannya telah kembali (williams,1995:291) 
f. Personal hygiene 
 Setelah melahirkan apakah dapat melaksanakan mandi sendiri di kamar mandi, 
bagaimana kebersihan alat kemaluannya apakah dicuci dengan sabun, bagaimana 
dengan pembalut, kapan ganti dan berapa kali.begitu juga dengan kebersihan 
payudara, hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah sumber infeksi dan memberi 
rasa nyaman 
 Segera setelah klien cukup kuat / sehat boleh mandi minimal kurang lebih 6 jam 
PP dan dilakukan 2x sehari. Begitu juga dengan kebersihan vagina, dilakukan 
minimal 2x sehari ( mandi pagi dan mandi sore) Maksimal tiap kali BAK/BAB. 
 Sedangkan pembalut diganti setiap kali BAB dan setiap perawatan. Kebersihan 
payudara juga dilakukan minimal 2x sehari selama mandi (williams,1995:432)
7. Pola hubungan seksual 
Pola seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat ini 
memberi informasi medis yang penting sehingga klinisi dapat lebih nemahami klien dan 
dapat lebih memahami klien dan mendapat kesempatan untuk 
 Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual 
 Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dn menghilangkan 
mitos. 
 Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual 
 Membuat rujukan bila tercatat disfungsi seksual atau masalah emosional. 
( Linda Wheeler, CNM, EdD : 2004 “ Buku Saku Keperawatan Pranatal & 
Pascapartum ) 
8. Psikososial 
Kemiskinan, pemukiman yang tidak adekuat, masalah yang berhubungan dengan 
depresi, harga diri rendah, tingkat pendidikan yang rendah, stress, dan system 
pendukung yang kurang akan membuat wanita sangat beresiko. Kunjungan konseling 
prakonsepsi dapat membantu para ibu mengkaji kesiapan psikososialnya untuk menjadi 
orang tua. Salah satu topik yang harus dibicarakan adalah penganiayaan. 
(Linda Wheeler,CNM,EdD : 2004 “perawatan prenatal dan pascapartum”) 
9. Latar belakang sosial budaya 
 Data ini diperlukan untuk mengetahui kebiasaan keluarga kalau melahirkan ditolong 
oleh siapa 
 Apakah ada kebiasaan lain yang ada hubungannya dengan kesehatan klien dan 
janinnya misalnya merokok,minum obat-obatan tertentu, minum jamu dan lain-lain. 
10. Pengetahuan dan kemampuan ibu tentang ( manajemen 
kebidanan ) 
 Bidan menanyakan semua pengetahuan ibu tentang kebutuhan yang diperlukan ibu 
nifas 
 Tujuannya untuk mengetahui apakah ibu sudah mengerti apa belum tentang semua 
kebutuhannya. 
 Cara meneteki yang benar 
Sebelum menyusui hendaknya ibu minum dahulu, kemudian susukan bayi , 
usahakan mulut bayi menangkap seluruh areola, setelah menyusui sendawkan
bayi terlebih dahulu dengan cara angkat bayi dan mengelus-ngelus punggung 
bayi. 
( Joan Neilson : 1995 “ Cara Menyusui yang Baik ) 
 Perawatan tali pusat 
Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga sederhana. Yang penting, 
pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu cuci 
tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali 
pusat. Selama ini, standar perawatan tali pusat yang diajarkan oleh tenaga 
medis kepada orangtua baru adalah membersihkan atau membasuh pangkal tali 
pusat dengan alkohol. Rekomendasi terbaru dari WHO adalah cukup 
membersihkan pangkal tali pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu 
dikering anginkan hingga benar-benar kering. 
 Perawatan payudara 
Dalam hal merawat payudara baik selama masa kehamilan maupun setelah 
bersalin selain akan menjaga bentuk payudara juga akan memperlancar 
keluarnya ASI. 
· Perawatan payudara dianjurkan mulai dilakukan setelah kehamilan berusia 
5-6 bulan. Sebab, jika sejak awal kehamilan kita sudah melakukan 
perangsangan puting, misalnya, bukan hasil baik yang diperoleh tapi malah 
bisa menimbulkankontraksi rahim. 
Langkah untuk melakukan perawatan payudara pada masa hamil : 
a. Kompres putting susu dan sekitarnya dengan menempelkan kapas / 
waslap bersih yang dibasahi minyak kelapa lebih kurang selama 3 menit. 
b. Setelah kompres diangkat usap berulang-ulang dengan waslap sampai 
putting dan areola menjadi bersih. 
c. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak kelapa, kemudian pilin 
putting susu dengan ibu jari dan telunjuk ke arah tengah sampai 20 - 30 
kali.
d. Lakukan tindakan ini 2 kali sehari sebelum mandi. 
(Prof. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG : 1999 “Memahami Kesehatan 
Reproduksi Wanita”) 
 Tanda bahaya nifas 
 Pada Ibu 
a. Demam atau kedinginan 
b. Perdarahan berlebih 
c. Nyeri abdomen 
d. Nyeri berta atau bengkak pada payudara 
e. Nyeri atau hangat pada betis, dengan atau tanpa edema tungkai 
f. Depresi 
 Pada bayi 
a. Takikardia ( denyut jantung lebih dari 170 denyut/menit ) 
b. Takipnea ( laju pernafasan lebih dari 60 kali/menit setelah transisi ) 
c. Pucat 
d. Ikterus 
e. Menangis abnormal 
f. Kegelisahan 
g. Kesulitan menyusu 
( Helen Varney : 2008 “ Buku Ajar Asuhan Kebidanan vol-2” ) 
 Cara memandikan bayi 
· Siapkan terlebih dahulu keperluan mandi, 
· Isi air hangat ke bak mandi, periksa suhunya dengan sikut. 
· Buka baju, bungkus dengan handuk di pangkuan Anda. Usap matanya 
dengan kapas yang telah dibasahi dengan air matang dingin. Bersihkan 
daerah sekitar wajah dan mulut.
· Keramasi rambutnya, pegang kepalanya di atas bak mandi. Keringkan. 
Lepaskan handuk, letakkan satu tangan di bawah pundaknya, dan tangan lain 
di pantat, lalu masukkan bayi secara perlahan ke bak mandi. 
· Tahan leher dan pundaknya, sabuni dan bilas dengan tangan Anda yang 
bebas. Pegang pantatnya dan angkat. Bungkus dengan handuk, tepuk-tepuk 
agar kering. Biarkan bayi terbungkus handuk saat Anda memakaikan baju 
dan popoknya. 
 Kapan hubungan seksual boleh dilakukan 
Nasehatkan pasangan untuk tidak berhubungan seksual sampai luka 
episiotomi sembuh, dan lochea telah berhenti biasanya di akhir minggu ketiga. 
(Patricia W. Ladewig, dkk : 2006 “ Buku Saku Asuhan Ibu & Bayi Baru Lahir) 
1. Pemeriksaan Umum (Obstetri Fisiologi, FK Unpad: 157) 
 Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran. 
 Adakah anemia, cyanosis, icterus atau dyspnoe. 
 Adakah oedema/bengkak pada tungkai 
 Refleks : refleks lutut negatif pada hypovitaminose B1 dan penyakit urat syaraf. 
 Tanda –tanda vital suhu sedikit meningkat tidak lebih dari 38 C, tekanan darah stabil 
90/60-130/90 mmHg, nadi dalam batas normal 78-88x/mnt, bradikardi (selama 6-10 
post partum) 
 Konjungtiva merah tidak pucat/ anemis 
2 Pemeriksaan Fisik Khusus (Obstetri Fisiologi, FK Unpad: 159) 
▪ Muka : Adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, 
adakah oedema pada muka, bagaimana keadaan lidah, gigi. 
▪ Leher : Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung), 
apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfa membengkak. 
▪ Payudara : Membesar simetris, lembek,tegang 
- Puting susu : Menonjol runcing,areola mamae menghitam 
- Pengeluaran : Produksi ASI colostrum keluar ( hari ke 1 dan 2 PP, colostrum positif 
setiap hari bila dipijat,terjadi pembengkakan ke-3, proses laktasi 
dimulai. 
▪ Perut 
- tinggi fundus uteri (TFU) 
- sesudah plasenta lahir uterus menjadi kecil dan TFU teraba kira-kira 1 jari 
dibawah pusat 
- hari ke 1-2 : TFU 2 jari dibawah pusat 
- hari ke 3 : TFU 2-3 jari dibawah pusat
- hari 4-5 : TFU pertengahan symphisis-pusat 
- hari ke 7 : TFU 2-3 jari diatas symphisis 
- hari ke 9 : TFU 1 jari diatas symphisis 
- hari ke 10-12 : TFU tak teraba dari luar 
 kontraksi uterus 
Rasa sakit kadang2 klien merasa perutnya mules2 pada saat uterus 
berkontraksi yang dialami terjadi 2-3 hari pertama post partum. 
Posisi uterus : uterus terletak ditengah2, tetapi kadang dapat naik atau jatuh 
kekiri atau kekanan, misalnya apakah rektum atau kandung kemih penuh. 
 Pengeluaran pervagina 
- lochea rubra: berisi darah segar dan sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel 
desidua, vernik kaseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari PP. 
- lochea sanguinolenta: berwarna merah, kuning berisi darah dan lender hari 
ke 3-7 PP 
- lochea serosa:berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 – 
14 PP 
- lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu pada hari >14 PP 
- banyak lochea setelah melahirkan pengeluaran keseluruh adalah 400-1200 
ml. 
- Bau lochea: lochea normal memiliki bau apek. 
- Keadaan perinium dan anus 
- Luka episiotomi: terdapat laserasi perinium dan jahitan perinium . 
- Keadaan luka: bersih dan agak odema 
- Tanda rahang: observasi tiap 4 jam ( tanda nyeri, panas, bengkak, 
kemerahan dan gangguan fungsi) 
- Keadaan vulva: bersih dan sedikit odema. 
- Anus: beberapa klien mengalami nyeri haemeroid setelah melahirkan,tetapi 
biasanya akan hilang dalam beberapa minggu bila pasien tidak 
mengalaminya sebelum melahirksan (persis MH,1997:288) 
3. Pemeriksaan penunjang 
Mekipun data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium, yang perlu 
dilakukan dalam pemeriksaan laboratorium ini adalah 
- Pemeriksaan darah (Hb)
beberapa hari pertama setelah melahirkan terjadi fluktuasi kadar Hb, kemungkinan 
karena kehilangan banyak darah. Dalam 1 minggu volume darah telah mendekati 
keadaan normal (williams,1995:431) 
- Pemeriksaan urine : 
Pada post partum terjadi diuresis antara hari ke-25 terutama pada pre-eklamsi, terjadi 
diuresis post partum yang sangat meningkat. Penting dilakukan untuk mengetahui 
fungsi ginjal (williams,1995:431) 
B. INTERPRESTASI DATA 
Identifikasi terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi 
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan 
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. 
C. MENGIDENTIFAKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL 
Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah 
dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ioni membutuhkan antisipasi, bila 
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat bersiap diri bila diagnosis 
atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. 
D. IDENTIFIKASI PERLUNYA PENANGANAN SEGERA 
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk 
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai 
kondisi klien. Langkah ke 4 ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen 
kebidanan. 
E. INTERVENSI 
Tahap ini merupakan langkah lanjutan dari diagnosa kebidanan, yang bertujuan untuk 
membantu mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan klien. Perencanaan yang tersusun : 
merupakan pedoman untuk melaksanaan tindakan keperawatan kebidanan, metode 
kemampuan berfikir analitik dan rasional ( depkes RI,1996:7) 
Adapun rencana tindakan pada klien post partum dibuat berdasarkan diagnosa dan masalah 
yang timbul 
· Diagnosa : 
- Post partum fisiologis hari ke.. 
- Tujuan setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu.....tidak terjadi komplikasi 
pada masa nifas. 
· Kriteria hasil 
- Keadaan umum baik ( gejala kardinal dalam tingkat normal) 
TD: 110/70-120/80 mmHg, nadi : 76-100x/mnt, suhu : 36-37,5C, RR : 16-20x/mnt.
- Keadaan fundus uteri dan kontrasi uterus normal 
 Hri ke-2 : 2 jari di bawah pusat 
 Hari ke-3 : 2-3 jari di bawah pusat 
 Hari ke 4-5 : setengah pusat sympisis 
 Hari ke-7 : 2-3 jari atas symphisis 
 Pengeluaran lochea normal : hari 1-2 lochea rubra, hari ke3-7 lochea sanguinolenta. 
- Tidak timbul penyulit seperti : atonia uteri, perdarahan post partum.bendungan ASI, 
retensio urine dan tidak ada infeksi nafas. 
· Kriteria : (Kriteria yang ingin dicapai setelah dilakukan asuhan kebidanan) 
Ditulis dengan SMART 
- Spesifik : tidak boleh menimbulkan arti ganda. 
- Measurable : dapat diukur. 
- Achiveble : tujuan harus dapat dicapai. 
- Reasonable : dapat dipertanggung jawabkan. 
- Time : ada batas waktunya. 
· Manifestasi terhadap respon pasien: 
1. Kognitif : pengetahuan. 
2. Affektif : emosinya. 
3. Psikomotor : tingkah laku. 
4. Perubahan fungsi tubuh. 
· Intervensi : (rencana-rencana tindakan yang akan dilakukan pada pasien sesuai 
kasusnya disertai rasional/alasan dilakukannya tindakan tersebut). 
Karakteristik rencana tindakan: 
1. Konsisten dengan rencana tindakan. 
2. Berdasarkan prinsip ilmiah. 
3. Berdasarkan situasi individu klien. 
4. Menciptakan situasi yang aman dari terapeutik. 
5. Menciptakan situasi pengajaran. 
6. Menggunakan sarana yang sesuai 
· Rencana 
 observasi tanda-tanda infeksi nifas dan gejala kardinal ( tensi, nadi,suhu.RR) 
R/ infeksi nifas : (infeksi luka perinium ,servik,endometrium) bisa terjadi dari diri 
penolong sendiri atau dari pasien lain yang terinfeksi sehingga penting dilakukan 
observasi gejala kardinal untuk deteksi dini terjadi infeksi nifas 
 Observasi proses involusi : TFU, kontrasi uterus,lochea. 
R/ deteksi dini faktor2 resiko yang mungkin terjadi seperti sub involusi, haemorragi 
post partum (HPP) dan sebagian.
 Observasi intake dan output dalam 24 jam 
R/ mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh klien 
 Bantu melakukan mobilisasi dini secara bertahap sesuai kondisi klien 
R/ mobilisasi dini akan memperbaiki dan merangsang peredaran darah menjadi lancar 
dan membuat klien merasa lebih sehat. 
F. IMPLEMENTASI 
Tanggal :......... 
Diagnosa :......... 
1. Efisien dan aman 
2. Perencanaan bisa dilakukan oleh: 
a. Bidan seluruhnya. 
b. Sebagian oleh bidan dan sebagian oleh klien. 
c. Anggota tim kesehatan yang lain. 
Tahap tindakan: 
1. Persiapan 
Alat, pasien, lingkungan. 
2. Intervensi/tindakan 
- Independent (sendiri) 
- Interdependent (dengan team kesehatan yang lain). 
- Dependent (pendelegasian dari dokter). 
3. Dokumentasi 
Setiap tindakan harus di dokumentasikan/ditulis. 
Tindakan independent: 
1. Tindakan diagnostik 
Tindakan untuk menegakkan diagnosa. 
Ex: pemeriksaan fisik/TTV 
Pemeriksaan laboratorium sederhana 
2. Tindakan terapeutik 
Tindakan untuk pengobatan. 
Ex: pemberian obat 
3. Tindakan edukatif 
Tindakan pendidikan. 
4. Tindakan merujuk 
Melakukan kolaborasi dengan tenaga lain. 
G. EVALUASI
Evaluasi : tindakan intelektual untuk melengkapi manajemen kebidanan berdasarkan 
tujuan yang kita lakukan. 
Tujuan : melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. 
Proses evaluasi: 
1. Mengukur pencapaian tujuan. 
2. Membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan. 
Mengukur pencapaian tujuan: 
1. Kognitif : apa ibu hamil dapat menjawab pertanyaan. 
2. Afektif : bagaimana perasaannya. 
3. Psikomotor : perilaku pasien. 
4. Perubahan fungsi tubuh dan gejala. 
Lalu dievaluasi apakah sudah tercapai apa belum. 
Komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan kebutuhan: 
a. Evaluasi proses (formatif) 
b. Evaluasi hasil (sumatif) 
S (subyektif) : data yang diperoleh dari hasil wawancara dari klien, rekam medik. 
O (Obyektif) : data dari hasil pemeriksaan oleh petugas. 
A (Assesment): kesimpulan dari hasil pemeriksaan. 
P (Planning) : rencana yang akan dilakukan sebagai evaluasi dari rencana yang sudah 
berhasil maupun yang belum berhasil. 
(Manajemen Kebidanan) 
BAB IV 
TINJAUAN KASUS 
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGIS PADA Ny. “M“ P1001 POST PARTUM 
HARI KE – 1 DENGAN NYERI PERUT DI BPS Ny. NUR APRILYA, Amd.keb 
MADURAN LAMONGAN
A. PENGKAJIAN 
Tanggal BPS : 30 November 2009 
Tanggal Pengkajian : 30 November 2009 
Jam : 09.00 WIB 
No REG : 0802020707 
Oleh :Ny.Nur aprilya Amd,keb. 
 DATA SUBJEKTIF 
1. Biodata 
Nama ibu 
Umur 
Agama 
Suku/Bangsa 
Pendidikan 
Pekerjaan 
Alamat 
No Hp 
Status 
perkawinan 
: 
: 
: 
: 
: 
: 
: 
: 
: 
Ny “M” 
23 th 
Islam 
Jawa / Indonesia 
SMA 
IRT 
Jln karya bangun 
RT:06,RW:02 
maduran-maduran-lamongan. 
081 381 123 259 
Syah 
Nama Suami 
Umur 
Agama 
Suku/Bangsa 
Pendidikant 
Pekerjaan 
Alamat 
No Hp 
: 
: 
: 
: 
: 
: 
: 
: 
Tn “B” 
26 Th 
Islam 
Jawa/Indonesia 
SMA 
Wiraswasta 
Jln karya bangun 
RT:06,RW:02 
maduran-maduran-lamongan. 
081 381 123 259 
2. Keluhan Utama 
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah 
3. Riwayat Keluhan utama (PQRST): 
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan terkadang perutnya mules. Dirasakan 
setelah melahirkan anak ke 1 pada tanggal 29 november 2009 jam 19.00 WIB bayi laki-laki 
BBL 3500 gram dan PB 49 cm.dan nyeri lebih terasa pada saat menyusui bayinya. 
Ibu mencoba meringankan keluhan dengan makan sayur – sayuran seperti daun katuk 
dan sedikit menghilang sampai sekarang. 
4. Riwayat kehamilan, Persalinan, nifas dan bayi anak yang lalu 
No Hamil Persalinan Anak 
Anak 
ke 
UK Peny Jenis 
Persln 
Penlng Peny L/P BB/PB H/M 
Usia 
ASI Nifas KB
1. 1 9 bln - - Nrml Bidan LK 3500/ 
49 
H 
1 hari 
- - - 
5. Riwayat Persalinan Sekarang dan keadaan bayi. 
Tanggal / jam persalinan : 29 november 2009/ Jam 19.00 
Tempat dan penolong : BPS Ny nur aprilya Amd. keb 
Mulai merasa sakit/mules (tanggal/jam) : 29 november 2009/ jam 06.30 
Kelainan/ penyulit selama persalinan : tidak ada kelainan atau penyulit selama 
persalinan 
Tipe persalinan : Pervagina 
Lama persalinan 
 Kala 1 : 12 jam Pembukaan lengkap (tgl/jam) :29-11- 
2009/17.30 
 Kala II : 1 jam 
 Kala III : 10 menit 
Keadaan ketuban : Pecah 
 Pecah tanggal / jam : 29 november 2009/12.00 
 Warna air ketuban : Jernih 
 Bau air ketuban : khas 
 Banyaknya : 1000cc 
Keadaan bayi : Baik 
 Jenis kelamin : Laki-laki 
 BB/PB :4200 gr/49 cm 
 Hidup /mati : Hidup 
 Apgar score (AS) : 8 
 Menangis langsung/tdk :Langsung menangis 
 Ada kelainan /tidak :Tidak ada kelainan 
Kreadaan plasenta : Utuh 
 Lahir tanggal /jam : 29 november 2009/ 19.10 
 Berat : 500 gr 
 Robekan selaput : Tidak ada robekan selaput 
 Kelengkapan (jumlah kotiledon) : 16 kotiledon 
 Insersi tali pusat : Insersi tali pusat ditengah 
 Pengobatan yang diberikan : Oxytosin 10 IU. 
6. Kebutuhan Sehari – hari (ADL)
a. Ambulasi/mobilisasi dini : Ibu mengatakan gerakan tubuh atau perpindahan 
tempat dilakukan setelah 2 jam persalinan, dimulai 
dari gerakan miring kekanan dan kekiri,lalu ibu 
mengerakan kaki,selanjutnya ibu mencoba untuk 
duduk di tepi tempat tidur kemudian ibu bisa turun 
dari tempat tidur dan berdiri. 
b. Pola kebutuhan nutrisi 
 Selama hamil 
Makan : Ibu mengatakan makan 3x sehari 1 porsi habis, yang 
terdiri dari nasi satu piring, 2 potong lauk pauk dengan 
sayur.tidak ada keluhan saat makan. 
Minum : sehari 6-8 gelas air putih kadang- kadang teh1-2 gelas 
per hari. 
 Nifas hari ke-1 
Makan : Ibu mengatakan makan 1-2x sehari, 1 porsi k habis, 
yang terdiri dari nasi setengah piring, 1-2 potong lauk 
pauk, dengan sayur dan buah - buahan. 
Minum : 6-7x/hari (air putih dan susu 1 gelas. 
c. Pola kebutuhan Eliminasi 
 Selama hamil 
BAB : Tidak ada gangguan, BAB 1-2x/hari, warna kuning, 
tidak ada darah, konsistensi lembek, bau khas dan tidak 
nyeri. 
BAK : Tidak ada gangguan, BAK 6-7x/hari, tidak ada darah, 
tidak nyeri, warna kuning jernih 
 Nifas hari-1 
BAB : PP hari ke 1 BAB masih belum 
BAK : Tidak ada gangguan, BAK 3-4x/hari, tidak ada darah, 
tidak nyeri, warna kuning jernih 
d. Pola kebutuhan istirahat/tidur 
 Selama hamil : - Ibu mengatakan tidak ada gannguan dalam tidur siang 
dan malam. 
- Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam/hari dan tidur 
malam ± 7-8 jam/ hari 
 Nifas hari ke-1 : - Ibu mengatakan tidak ada gangguan dalam tidur siang 
dan malam. 
- ibu mengatakan 4 jam setelah PP ibu tidur 3 jam, dan 
malam + 7-8 jam.
e. Pola aktifitas 
 Selama hamil : Selama hamil ibu tetap dirumah, mengerjakan pekerjaan 
rumah, tapi agak ringan seperti menyapu, merapikan 
rumah dan mencuci piring. 
 Nifas hari ke-1 : Dalam 12 jam PP ibu sudah bisa duduk di tempat tidur, 
dan pada hari ke 1 ibu sudah bisa berjalan kekamar 
mandi. 
f. Personal Hygine 
 Selama hamil : Mandi 2-3x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti pakaian 2- 
3x/hari, ganti CD 2x/hari, cuci rambut 3x/hari, cara 
cebok dari depan ke belakang dengan menggunakan air 
bersih. 
 Nifas hari ke-1 : Post partum hari ke 1 mandi diseka 2x sehari ganti 
kotex 2-3 x /hari dengan bantuan perawat. 
7. Pola hubungan seksual 
 Selama hamil : Ibu dan suami melakukan hubungan seksual 2-3x/minggu 
dan tidak ada keluhan apa- apa. 
 Nifas hari ke-1 : ibu mengatakan hari ke-1 post partum belum melakukan hubungan 
seksual 
8. Psikososial: 
 Komunikasi non verbal 
 Komunikasi verbal 
 Kehamilan ini direncanakan sehingga kelahiran bayi disambut dengan 
Gembira 
 Suami dan keluarga sangat bahagia menerima kedatangan bayi. 
 Bayi akan diasuh oleh orang tua kandungnya 
 Ibu tinggal dengan suaminya 
 Ibu dan keluarga pernah dipijat selama hamil saat usia kehamilan 7 bulan dan 
tidak pernah minun jamu 
 Ibu mulai memberikan asi setelah bayi lahir rencana memberikan sampai bayi 
berusia 6 bulan 
 Ibu merasakan mulas didaerah perut bagian bawah 
9. Latar belakang sosial budaya:
 Ibu mengatakan dalam keluarganya, dalam persalinan ditolong oleh bidan 
 Dalam keluarganya tidak ada kebiasaan yang menghambat seperti tarak 
makanan. 
10. Pengetahuan ibu dan kemampuan ibu tentang : 
 Perawatan bayi,tali pusat : ibu mengatakan sudah bisa merawatnya dengan cara 
tali pusat dibersihkan dengan air saat mandi dan 
dibungkus kasa yang kering. Informasi didapat dari 
tetanganya yang baru melahirkan. 
 Memandikan bayi : Memandikan bayi, Ibu mengatakan sudah bisa 
memandikan bayi menurutnya di bak mandi dengan 
air hangat bersabun kemudian dibilas, dihanduki, 
dibedaki, dan dipakaikan baju. 
 Perawatan payudara : Ibu mengatakan mampu melakukan perawatan 
payudara dengan baik dan benar,karena sejak hamil 
sudah di ajari oleh bidan. 
 Cara meneteki yang benar : Ibu mengatakan bayi diteteki pada kedua payudara, 
secara bergantian dan bayi menyusui sampai mulut 
bayi mencakup semua putting susu. Informasi 
didapat dari bidan waktu ANC. 
 Perawatan luka perineum : Ibu mengatakan sudah mampu merawat luka 
perineum secara mandiri.yaitu tidak boleh 
menyentuh daerah luka dan menganjurkan untuk 
berjalan-jalan. 
 Kapan hubungan seksual boleh dilakukan : Ibu mengatakan belum mengerti kapan 
hubungan seksual boleh dilakukan. 
 Kapan melaksanakan pemeriksaan ulang : Ibu mengatakan sudah mengerti kapan 
dilakukan pemeriksaan ulang pada 1 
minggu kedepan. Informasi didapat 
dari tetangganya. 
 Tanda-tanda bahaya nifas (ibu dan anak ) : Ibu mengatakan belum mengerti 
 Rencana pemakaian KB : ibu mengatakan belum mengerti
 DATA OBYEKTIF 
1. PEMERIKSAAN UMUM 
Kesadaran : composmentis 
TTV 
 TD : 110/80 mmHg 
 Nadi : 88x/mnt 
 Suhu : 36,5 OC 
 RR : 20x/mnt 
2. PEMERIKSAAN FISIK 
- Kepala : Rambut hitam, tidak bau, bersih, tidak ada kerontokam, tidak ada 
ketombe, tidak ada benjolan abnormal. 
- Muka : Simetris, tidak ada odema, tidak ada pergeseran tulang, turgor kulit 
normal,exapresi wajah lemas. 
- Mata : Simetris, palpebra tidak odema, sclera tidak ikterik, konjungtiva merah muda, 
gerakan bola mata baik. 
- Hidung : Lubang hidung simetris, keadaan lubang hidung tidak ada serumen, 
perdarahan, lesi dan benda asing, tidak ada nyeri tekan 
(os.Frontalis, os.Etholdalis, os.stenoidalis, os.maksilaris) tidak ada 
pergerakan cuping hidung. 
- Telinga : Membran timpani utuh berwarna putih mengkilat, tidak ada lesi, 
tidak ada serumen, tidak ada benjolan abnormal. 
- Mulut : Bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada karang gigi dan 
caries gigi, gigi bersih, lidah bersih tidak pecah-pecah. 
- Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar limfe dan kelenjar 
tiroid. 
- Dada : Lembab, hangat, suara nafas normal tidak ada suara nafas tambahan, 
tidak ada kreptasi, nyeri tekan, jelas dan tidak ada benjolan 
abnormal. 
- Payudara : Bersih, bentuk menggantung, tidak ada kotoran disekitar areola dan 
putting susu menonjol, konsistensi kental, ASI keluar, tidak ada 
benjolan abnormal. 
- Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe. 
- Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat striae lividae, TFU 3 jari 
bawah pusat, konsistensi uterus baik, tidak Hipertimpani 
- Genetalia eksterna : Tidak ada oedema dan varises, terdapat lokhea rubra ½ kotex, 
terdapat luka episiotomi + 6 cm dan masih basah dengan 
jahitan jelujur
- Ekstremitas Atas : Simetris, tidak ada odema ka/ki, pergerakan normal hangat. 
- Ekstremitas Bawah: Simetris, tidak odema ka/ki, pergerakan normal, hangat, tidak 
ada varises. 
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG : - 
B. INTERPRESTASI DATA DASAR 
DIAGNOSA : P1001 Post Partum fisiologis hari ke-1 dengan: 
Masalah : Nyeri setelah persalinan 
Keluhan fisiologis : Mulas didaerah perut bagian bawah 
Kebutuhan PP yang belum terpenuhi: Kebutuhan sudah terpenuhi. 
Ds : Ibu mengatakan senang atas kelahiran anaknya yang pertama pada 
tanggal 29 november 2009 jam 19.00 WIB. 
Do : 
KU : Baik 
TTV 
 TD : 110/80 mmHg 
 Nadi : 88x/mnt 
 Suhu : 36,5 OC 
 RR : 20x/mnt 
 TFU : 3 jari bawah pusat 
 UC : Terba keras 
 Lokhea : Rubra ½ kotex penuh 
 Kandung kemih : Kosong 
 Colostrums keluar pada kedua payudara 
C. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL DAN POTENSIAL MASALAH 
- 
D. KEBUTUHAN SEGERA 
- 
E. INTERVENSI/ RENCANA ASUHAN KOMPREHENSI 
Diagnosa : P1001 Post Parfum Fisiologis hari ke-1 
Tujuan jangka pendek : 
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama 30 menit diharapkan ibu mengerti dan 
faham dengan kondisinya sekarang, dengan kriteria hasil 
 Ibu mengerti dan faham tentang penjelasan bidan mengenai kondisinya sekarang 
 Ibu mampu menjelaskan kembali tentang penjelasan bidan mengenai kondisinya sekarang 
Tujuan jangka panjang
Setelah diberikan Asuhan Kebidanan ± 6 hari ibu datang untuk kunjungan ulang dengan 
kriteria hasil : 
- UC baik 
- TFU turun 1 cm / hari 
- Lokhea normal : Lokhea rubra hari ke 1 – 3 
Lokhea sanguinolenta hari ke 4 – 7 
Lokhea serosa hari ke 8 – 14 
Lokhea alba lebih dari hari ke – 14 
- TTV dbn : - TD : ( 110/70 – 130/80) mmHg 
- Suhu : ( 36 – 37 ) 0 C 
- Nadi : ( 60 – 100 ) x/menit 
- RR : ( 16 – 24 ) x/menit 
Intervensi/ rencana asuhan : 
1. Lakuakn pendekatan terapeutik 
R/ Pendekatan terapeutik bisa terjalin kerja sama yang baik antara bidan dan ibu. 
2. Jelaskan pada ibu tentang keadaannya 
R/ dengan pengetahuan adekuat ibu lebih kooperatif dalam tindakan kebidanan 
3. Jelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri 
R/ dengan pengetahuan adekuat ibu lebih kooperatif dalam tindakan 
kebidanan 
4. Anjurkan dan ajarkan ibu teknik relaksasi saat nyeri timbul 
R/ nyeri disebabkan karena ketegangan otot dan sirkulasi darah yang 
tidak lancar 
5. Beritahukan pada ibu pentingnya mobilisasi dan anjurkan ibu untuk tidak tarak makanan 
R/ mobilisasi dapat memperlancar peredaran darah sehingga involusi 
berjalan dapat berjalan normal, nutrisi yang cukup dapat membantu 
mempercepat involusi uteri 
6. Jelaskan pada ibu cara hubungan seksual. 
R/ pengetahuan adekuat mengurangi keluhan. 
7. Jelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya nifas pada ibu dan bayi 
R/ deteksi dini adanya tanda-tanda bahaya nifas dan penanganan yang adekuat. 
8. Jelaskan kepada ibu kapan pengunaan KB 
R/ deteksi tidak terjadi kehamilan yang tidak direncanakan 
9. Observasi TTV tiap 8 jam 
R/ Perubahan TTV yang tidak pada batas normal menunjukkan 
adanya masalah
10. Observasi involusi uteri tiap hari 
R/ setiap fase dapat mengalami perpanjangan dan hal tersebut 
menunjukkan adanya masalah 
11. Lanjutkan terapi antibiotik amillin3 x 500 mg, Opistan 3 x 500 mg, Metilat 3x 500 mg, 
Etabion 1 x 1 tablet. 
R/ Analgesik menghilangkan nyeri, antibiotik mencegah infeksi, dan penambah darah. 
12. Berikan diit TKTP dan tinggi serat 
R/ Kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi 
F. IMPLEMENTASI/ PELAKSANAAN 
Tanggal / 
Jam 
Pelaksanan/Implementasi (asuhan mandiri,konsultasi, 
kolaborasi, penyuluhan/ konseling,follow up) 
Paraf 
30/8/2009 
09.30 
09.35 
09.40 
09.45 
09.50 
→Melakukan pendekatan terapeutik agar ibu lebih dekat 
petugas kesehatan terjalin hubungan yang baik dan ibu 
bisa mengungkapkan semua keluhannya. 
→ Menjelaskan pada ibu bahwa keadaan/keluhan yang 
dialami ibu adalah fisiologis jadi ibu tidak usah terlalu 
khawatir. 
→Menjelaskan pada ibu tentang penyebab 
- Ketegangan emosional 
- Nyeri perut bawah disebabkan karena ibu yang sedang 
menyusui sehingga hormone oksitosin berkerja dan 
akan membuat otot rahim ibu berkontraksi secara alami 
sehingga menyebabkan ibu merasakan nyeri dan kraim 
pada rahim. 
→Menjelaskan pada ibu cara mengurangi nyeri perut 
bawah: 
- Minta ibu untuk berbaring tengkurap dengan 
mengunakan bantal kecil di bawah perutnya. Karena 
pada area ini dapat memberikan tekanan yang terus 
menerus pada uterus, menyebabkan uterus tetap 
berkontraksi. Beritahu ibu nyeri akan menjadi intesif 
selama beberapa menit, kemudian berkurang. 
- Jika ibu memberikan ASI berikan analgesic sekitar 1 
jam sebelum menyusui. 
- Menempatkan selimut hangat diatas perut ibu 
→Mengajarkan dan menganjurkan ibu teknik relaksasi saat 
nyeri timbul yaitu dengan menarik nafas panjang melalui
09.55 
10.00 
10.05 
10.10 
10.15 
hidung, ditahan sebentar kemudian dikeluarkan perlahan 
– lahan melalui mulut 
→Menganjurkan ibu untuk mobilisasi bertahap yaitu 
mika/miki, duduk, berdiri dan berjalan 
→Menjelaskan pada ibu tentang waktu yang tepat untuk 
melakukan hubungan seksual saat darah nifas sudah 
berhenti, ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya di 
masukkan kedalam kemaluan, tanpa rasa nyeri. 
→Menjelaskan ibu tanda-tanda bahaya nifas pada 
Pada Ibu 
- Pusing/ lemas berlebihan tidak hilang setelah di pakai 
istirahat 
- Mata berkunang-kunang atau kabur 
- Tekanan darah meningkat 
- Suhu tubu >38C 
- Tanda-tanda mastitis, payudara merah, nyeri 
panas,gurat-gurat merah. 
- Nyeri perut/ pelvis yang berlebihan 
- Lochea berbau busuk 
- Perdarahan banyak pada vagina 
Pada bayi 
- Kegagalan menyusu yang terjadi secara berkala 
- Tidak BAK beberapa kali sehari (<6-8x/hari) 
- Bayi kuning 
- Muntah/diare 
- Merah,bengkak/ keluar cairan dari tali pusat 
- Demam >37,5C 
→ Menganjurkan kepada ibu tentang rencana pemakaian 
KB 
Pada ibu nifas yang tidak menyusui penggunaan 
kontrasepsi harus dimulai pada waktu/ sebelum hubungan 
seksual pertama paska persalinan KB dapat dilakukan 
segera setelah masa nifas berakhir ( + 36 hari) dan 
menganjurkan ibu untuk memilih KB yang tidak 
mengganggu produksi ASI karena ibu sedang menyusui 
seperti suntik 3 bulan 
→ Observasi keadaan Involusi uteri ® TFU 3 jari bawah 
pusat, lochea rubra, luka jahitan basah
10.20 
10.25 
10.30 
→ Memberikan ibu nutrisi seimbang 
→ Melanjutkan terapi 
Amoxillin 3x 500 mg, asam mefenamat 3x500 mg, 
metil ergometrin 3x500 mg, etabion 1x1 tablet 
→ Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat dan cukup 
minum air putih 
G. EVALUASI 
Tanggal / 
jam 
EVALUASI 
( subyektif, obyektif,assesment,dan planning) 
Paraf 
30-11-2009 
11.00 
01-12-2009 
09.00 
S: Ibu mengatakan mengerti dan mau melaksankan apa 
yang diajarkan oleh bidan. 
Ibu mengatakan masih mulas pada perut bagian 
bawah. 
O: KU ibu baik 
 TD 110/80 mmHg, 
 Suhu 36,50 C, 
 Nadi 88x/menit, 
 TFU 3 jari dibawah pusat, 
 Lokhea rubra. 
 UC baik & keras. 
 Luka masih basah dan tertutup kasa betadin 
 Tidak ada tanda-tanda infeksi. 
 Mobilisasi mika/miki dan duduk 
A: P1001 Post Partum fisiologis hari ke-1 dengan nyeri perut 
bagian bawah 
P: - Observasi TTV tiap 8 jam 
- Observasi involusi uteri dan perdarahan tiap hari 
- Memberikan HE tentang makanan yang bergizi. 
S : Ibu mengatakan mulas berkurang. 
Ibu mengatakan belum bisa BAB 
Ibu sangat senang sudah diperbolehkan pulang. 
O: Wajah ibu tampak segar 
 Tensi 110/800 mmHg, 
 Suhu 36,50 C,
 Nadi 88x/menit, 
 TFU 3 jari dibawah pusat, 
 Lokhea rubra. 
 UC baik & keras. 
 Luka masih basah dan tertutup kasa betadin, tidak ada 
tanda bahaya infeksi. 
 BAK (+), BAB (-) 
 ASI keluar bayi mau menetek. 
 Makanan yang diberikan habis dan obat selalu 
diminum 
A: P1001 Post partum fisiologis hari ke 2 rencana pulang. 
P: Hentikan intervensi. 
Anjurkan minum obat teratur 
Anjurkan kontrol 1 minggu kemudian. 
I: Berikan HE sebelum pulang 
· Tanda bahaya masa nifas yaitu sakit kepala hebat, 
mata berkunang – kunang, mual muntah, nyeri perut 
bawah, perdarahan pervaginam, oedema pada wajah, 
tangan dan kaki. 
Pasien pulang jam 09.30 WIB 
Kontrol 1 minggu lagi
BAB V 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat – alat 
kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu. Pembagian pada masa nifas, ada 3 
periode, yaitu puerpurium dini, puerpurium intermedial dan remote puerpurium. 
Involusi alat – alat kandungan, antara lain : uterus, bekas implantasi uteri, plasental bed 
mengecil, luka – luka pada jalan lahir, after pains, lochea, servik dan ligamen. Macam – 
macam lochea, antara lain : lochea rubra, lochea sanguinolenta, lochea serosa, lochea alba, 
lochea purulenta, dan lochiostasi.Perawatan post partum, antara lain : Mobilisasi, diit, miksi, 
BAB, Perawatan payudara, cuti hamil dan bersalin dan pemeriksaan pasca persalinan. 
Pemeriksaan Post natal antara lain pemeriksaan umum: tensi, nadi, keluhan.Keadaan 
umum : suhu badan, selera makan, payudara : Asi, putting susu, dinding perut, perineum, 
kandung kemih, rectum, secret yang keluar (lochia,flour albus ), dan keadaan alat-alat 
kandungan. 
Diagnosa pada palpasi uterus masih besar, fundus masih tinggi, lochia berbau dan terjadi 
perdarahan. Pengobatan : berikan injeksi methergin setiap hari ditambah dengan ergometrin 
peroral. Bila ada sisa plasenta dilakukan kuretase. Berikan antibiotik sebagai pelindung 
infeksi. 
Penatalaksanaannya antara lain dengan memperbaiki posisi menyusui, mengoleskan asi 
ke putting susu yang lecet, tetap mengeluarkan ASI dari payudara, dan minum obat bila 
keadaannya parah. 
B. Saran 
1. Bagi mahasiswa 
Mahasiswa hendaknya dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan logika dan ilmu 
dalam melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan yang baik dan benar. 
2. Bagi latihan praktek 
Dapat menyesuaikan antara teori dan praktek terutama dalam asuhan kebidanan pada ibu 
post partum dengan sisa plasenta dapat meningkatkan pelayanan terutama dalam mencegah 
kematian pada ibu. 
3. Bagi institusi pendidikan 
Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat memperbanyak dan 
menggandakan sebagian fasilitas perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA 
· Mander, rosemary.nyeri persalinan.2003,Jakarta :EGC) 
· ( Farrer,Helen,perawatan maternitas,edisi 2.1996,Jakarta:EGC) 
· Bobak,dkk.buku ajar keperawatan maternitas, edisi 4,2004,Jakarta :EGC ) 
· (Hanifa winknjosartro dkk,ilmu kebidanan,edisi 3,cetakan ke-6,2002,Jakarta:YBP-SP 
· (Ladiwig, w,patrisia dkk,asuhan keperawatan ibu-BBL,edisi 5.jakarta:EGC) 
· Gde M. I.B, 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana 
untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta. 
· Mochtar R, 2003. Sinopsis Obstetr. EGC. Jakarta.

More Related Content

What's hot

Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kpjj_kemenkes
 
Kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas
Kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifasKb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas
Kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifaspjj_kemenkes
 
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...pjj_kemenkes
 
Kb2 dokumentasi kebidanan pada ibu hamil
Kb2 dokumentasi kebidanan pada ibu hamilKb2 dokumentasi kebidanan pada ibu hamil
Kb2 dokumentasi kebidanan pada ibu hamilpjj_kemenkes
 
Kb2 asuhan kebidanan pada ibu hamil kunjungan awal
Kb2 asuhan kebidanan pada ibu hamil kunjungan awalKb2 asuhan kebidanan pada ibu hamil kunjungan awal
Kb2 asuhan kebidanan pada ibu hamil kunjungan awalpjj_kemenkes
 
Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...
Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...
Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...pjj_kemenkes
 
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes SurakartaPelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakartashashamarta
 
TUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDANTUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDANrisdiana21
 
Kb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidanan
Kb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidananKb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidanan
Kb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidananpjj_kemenkes
 
Wewenang dan kewajiban bidan
Wewenang dan kewajiban bidanWewenang dan kewajiban bidan
Wewenang dan kewajiban bidandewikartika018
 
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balitaKb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balitapjj_kemenkes
 
Kb1 pelayanan antenatal terpadu
Kb1 pelayanan antenatal terpaduKb1 pelayanan antenatal terpadu
Kb1 pelayanan antenatal terpadupjj_kemenkes
 
Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan
 Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan
Pengorganisasian Praktek Asuhan KebidananGrhasta Dian
 
Kmk 369 bidan
Kmk 369 bidanKmk 369 bidan
Kmk 369 bidanTuti Arly
 

What's hot (15)

Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
 
Kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas
Kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifasKb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas
Kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas
 
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
 
Kb2 dokumentasi kebidanan pada ibu hamil
Kb2 dokumentasi kebidanan pada ibu hamilKb2 dokumentasi kebidanan pada ibu hamil
Kb2 dokumentasi kebidanan pada ibu hamil
 
Kb2 asuhan kebidanan pada ibu hamil kunjungan awal
Kb2 asuhan kebidanan pada ibu hamil kunjungan awalKb2 asuhan kebidanan pada ibu hamil kunjungan awal
Kb2 asuhan kebidanan pada ibu hamil kunjungan awal
 
Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...
Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...
Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes SurakartaPelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
 
TUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDANTUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDAN
 
Kb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidanan
Kb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidananKb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidanan
Kb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidanan
 
Wewenang dan kewajiban bidan
Wewenang dan kewajiban bidanWewenang dan kewajiban bidan
Wewenang dan kewajiban bidan
 
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balitaKb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
 
Kb1 pelayanan antenatal terpadu
Kb1 pelayanan antenatal terpaduKb1 pelayanan antenatal terpadu
Kb1 pelayanan antenatal terpadu
 
Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan
 Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan
Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan
 
Kmk 369 bidan
Kmk 369 bidanKmk 369 bidan
Kmk 369 bidan
 

Similar to Askeb3 new

format dan asuhan kebidanan pada ibu nifas
format dan asuhan kebidanan pada ibu nifasformat dan asuhan kebidanan pada ibu nifas
format dan asuhan kebidanan pada ibu nifasDuik Agustini
 
Makalah post partum
Makalah post partumMakalah post partum
Makalah post partumMeRry Zu
 
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaPemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaRahayu Pratiwi
 
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptxPPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptxRikobmse
 
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis   Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis pjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis pjj_kemenkes
 
Dokumentasi kep. ruang kebidanan AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi kep. ruang kebidanan  AKPER PEMKAB MUNA Dokumentasi kep. ruang kebidanan  AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi kep. ruang kebidanan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1Bmeilina17
 

Similar to Askeb3 new (20)

Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asiAsuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
 
format dan asuhan kebidanan pada ibu nifas
format dan asuhan kebidanan pada ibu nifasformat dan asuhan kebidanan pada ibu nifas
format dan asuhan kebidanan pada ibu nifas
 
Makalah post partum
Makalah post partumMakalah post partum
Makalah post partum
 
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaPemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
 
MASA NIFAS
MASA NIFASMASA NIFAS
MASA NIFAS
 
Darmina 2 AKBID PARAMATA RAHA
Darmina 2 AKBID PARAMATA RAHA Darmina 2 AKBID PARAMATA RAHA
Darmina 2 AKBID PARAMATA RAHA
 
Darmina AKBID PARAMATA RAHA
Darmina AKBID PARAMATA RAHA Darmina AKBID PARAMATA RAHA
Darmina AKBID PARAMATA RAHA
 
ASUHAN KEBIDANAN METRITIS
ASUHAN KEBIDANAN METRITISASUHAN KEBIDANAN METRITIS
ASUHAN KEBIDANAN METRITIS
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Makalah nifas
Makalah nifasMakalah nifas
Makalah nifas
 
Karlis santi
Karlis santiKarlis santi
Karlis santi
 
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptxPPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
 
Konsep dasar masa
Konsep dasar masaKonsep dasar masa
Konsep dasar masa
 
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis   Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
 
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
 
Dokumentasi kep. ruang kebidanan AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi kep. ruang kebidanan  AKPER PEMKAB MUNA Dokumentasi kep. ruang kebidanan  AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi kep. ruang kebidanan AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep post partum
Askep post partumAskep post partum
Askep post partum
 
Askeb Hamil
Askeb HamilAskeb Hamil
Askeb Hamil
 
120262739 anc-fisiologis
120262739 anc-fisiologis120262739 anc-fisiologis
120262739 anc-fisiologis
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
 

Recently uploaded

MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxnoviariansari
 

Recently uploaded (12)

MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 

Askeb3 new

  • 1. ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny ”M” P1001 POST PARTUM FISIOLOGIS DENGAN NYERI PERUT HARI 1 DI BPS Ny. SUPIATIN Amd,keb CUNGKUP LAMONGAN (Di Susun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Dokumentasi Kebidanan) DOSEN: Hj Ws Tarmi, SST, S.Psi.M.Mkes NAMA KELOMPOK IV (III D) 1. Ania Dian R (08.02.02.0667) 2. Eka Yudha (08.02.02.0676) 3. Linda Susanti (08.02.02.0691) 4. Rafika (08.02.020699) 5. Umi Afifah (08.02.02.0711) PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN 2009/2010
  • 2. KATA PENGANTAR Alhamdulilah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” POST PARTUM FISIOLOGIS DENGAN NYERI PERUT” Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Askeb 3. D3 kebidanan dan agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang penyebab dan cara mengatasi after pain (nyeri perut). Sehubungan dengan terselesainya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membimbing sampai terselesainya makalah ini. 1. Ibu Hj Andri Tri Kusumaningrum,SSiT selaku dosen pembimbing yang slalu mengarakan dan membina selama menulis makalah ini. 2. Dan semua teman yang telah membantu terselesainya makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan, Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca.amin Lamongan, 30 november 2009 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Manfaat BAB II : TINJAUAN TEORI A.NIFAS 1. Definisi 2. Involusi alat-alat kandungan 3. Perawatan post partum 4. Pemeriksaan post natal 5. Involusi uterus 6. Proses laktasi B. AFTERPAIN 1. Definisi/ Pengertian 2. Etiologi 3. Gejala dan tanda-tanda 4. Manifestasi klinik/ faktor predisposisi 5. Patofisiologi 6. Penatalaksanaan dan terapi/ asuhan BAB III : TINJAUAN ASKEB A. Pengumpulan Data B. Interpretasi Data Dasar C. Masalah Potensial D. Identifikasi Kebutuhan Segera E. Intervensi F. Implementasi G. Evaluasi BAB IV : TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Data B. Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan C. Antisipasi Masalah Potensial
  • 4. D. Identifikasi Kebutuhan Segera E. Intervensi F. Implementasi G. Evaluasi BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Kritik dan saran DAFTAR PUSTAKA
  • 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masa nifas alat alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan alat- alat genital sepenuhnya disebut involusi. Selain involusi terjadi perubahan – perubahan seperti homokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan (melzack,1989) tidak seperti yang diyakini sebelumnya yaitu suatu hasil langsung dari pengarah social,cultural dan emosional saja dalam masyarakat yang beradab (velvovsky,1954: dick-read, 1065),tetapi lebih pada kulminasi factor fisiologis dan psikologis. Bab ini terutama akan memfokuskan pada basis fisiologis nyeri dalam persalinan walaupun referensi akan dibuat mengenai pengaruh psikologis yang sesuai dengan bab ini akan menjelaskan neoroanatomi /fisiologi nyeri dengan referensi spesifik pada nyeri persalinan,yang melibatkan nyeri,termasuk jeras asenden dan desenden,respon tubuh terhadap nyeri dan menyimpulkan dengan pemeriksaan metode yang digunakan untuk menghambat proses fisiologis nyeri ( Mander, rosemary.nyeri persalinan.2003,Jakarta :EGC) B. Rumusan masalah 1. Definisi nifas? 2. Bagaimana involusi alat-alat kandungan? 3. Bagaimana perawatan post partum? 4. Kapan dilakukan pemeriksaan post natal? 5. Bagaimana tahap involusi uterus? 6. Bagaimana proses laktasi? 7. Definisi/pengertian after pain? 8. Apa etiologi terjadinya afterpain? 9. Apa gejala dan tanda-tanda terjadinya after pain? 10. Apa saja manifestasi klinik/ faktor predisposisi pada after pain? 11. Apa saja fisiologi dari after pain? 12. Bagaimana cara penatalaksanaan dan terapi/ asuhan after pain?
  • 6. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah mempelajari asuhan kebidanan post partum diharapkan mahasiswa kebidanan mampu memberikan asuhan kebidanan post partum pada ibu dengan sisa plasenta. 2. Tujuan Khusus Setelah mempelajari asuhan kebidanan post partum pada ibu dengan sisa plasenta, diharapkan mahasiswa mampu : a. Melakukan pengkajian data untuk memperoleh data yang dibutuhkan pada ibu post partum. b. Merumuskan identifikasi masalah/ diagnosa pada ibu post partum. c. Merumuskan diagnosa dan masalah potensial pada ibu post partum. d. Menilai adanya kebutuhan segera berdasarkan keadaan ibu post partum. e. Melakukan perencanaan untuk tindakan yang komprehensif yang dilakukan, didukung dengan penjelasan dan rasional pada ibu post partum. f. Melakukan implementasi pada ibu post partum. g. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu post partum. h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan post partum. D. Manfaat 1. Agar mahasiswa dapat memahami tentang pengertian nifas 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui etiologi,gejala dan tanda-tanda dari after pain 3. Agar mengetahui penatalaksanan dan terapi / asuhan after pain
  • 7. BAB I TINJAUAN TEORI A. NIFAS 1. Definisi Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu. Pembagian pada masa nifas, ada 3 periode : a.Puerpurium dini adalah kepulihan dimana ibu telah dibolehkan berdiri dan berjalan – jalan. b. Puerpurium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. c.Remote puerpurium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu- minggu, bulanan, dan tahunan. ( abdul bari. S dkk.2002:N23) 2. Involusi Alat – Alat Kandungan a. Uterus. Uterus secara berangsur – angsur menjadi kecil sehingga akan kembali seperti sebelum hamil. b. Bekas implantasi uteri, plasental bed mengecil karena kontraksi menonjol ke vakum uteri dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm dan pada minggu ke-6 2,4 cm dan akhirnya pulih. c. Luka – luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam waktu 6-7 hari. d. After pains disebabkan kontraksi uterus, berlangsung 2-4 hari PP. e. Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.Macam – macam lochea, antara lain : - lochea rubra: berisi darah segar dan sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel desidua, vernik kaseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari PP. - lochea sanguinolenta: berwarna merah, kuning berisi darah dan lender hari ke 3-7 PP - lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 – 14 PP - lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu - lochea purulenta: terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk. - Lochiostasi:lochea tidak lancar keluarnya.
  • 8. f. Servik, setelah partus bentuk servik agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang- kadang terdapat perlukaan – perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan dapat masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat melalui 2-3 jari dan setelah 7 hari terbuka 1 jari. g. Ligamen: ligament, fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu partus, setelah bayi lahir secara berangsur – angsur ciut dan pulih kembali. (Hanifa wiknjosastro,2005:240) 3. Perawatan Post Partum a. Mobilisasi: karena lelah habis bersalin ibu harus beristirahat, tidur terlentang selama 8 jam PP.Kemudian boleh miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Hari ke 2 duduk kemudian jalan-jalan, pada hari ke 4 atau 5 pulang. Mobilisasi mempunyai variasi tergantung adanya komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka. b. Diit : Makanlah makanan yang mengandung protein, menandung banyak cairan, buah dan sayur. c. Miksi : Hendaknya dilakukan secara sendiri, kadang-kadang beberapa wanita mengalami kesulitan karena spinter uretra mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi M. Spinter ani selama. d. Defekasi : BAB harus ada 3-4 hari PP bila belum dan terjadi konstipasi maka berikan laksan per oral atau per rectal. Bila belum berikan klisma. e. Perawatan payudara : dilakukan sejak hamil supaya puting lemas, tidak keras dan kering untuk persiapan menyusui. Bila bayi meninggal maka lakukan pembalutan mamae sampai tertekan dan pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti linoral dan perodel. f. Laktasi : dalam menghadapi masa laktasi sejak kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamae, yaitu : - Proliferasi jaringan pada kelenjar dan aveoli dan jaringan lemak bertambah. - Keluar cairan susu jolong dari duktus laktiverus yang disebut colostrums, berwarna kuning putih susu. - Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena berdilatasi sehingga tampak lebih jelas. - Setelah persalinan pengaruh supresi esterogen dan progesterone hilang maka timbul pengaruh LH atau prolaktin yang merangsang air susu. Oksitosin menyebabkan mioepitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar, produksi ASI 2-3 hari PP. Bila bayi ditetekkan, isapan pada putting susu merupakan rangsangan yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipovisa sehingga keluarlah ASI, selain itu akan menyebabkan involusi uteri akan lebih sempurna. ASI
  • 9. merupakan makanan yang bagus buat bayi dan menjelmakan rasa kasih saynag ibu dan anaknya. g. Cuti hamil dan bersalin. Undang –undang memberikan cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan bagi wanita pekerja yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan setelah partus. h. Pemeriksaan pasca persalinan : control kembali 6 minggu setelah partus bagi wanita yang melahirkan secara normal dan 1 minggu setelah partus bagi wanita dengan persalinan yang luar biasa. (Hanifa wiknjosastro,2005:242) 4. Pemeriksaan Post natal antara lain: a. Pemeriksaan umum: tensi,nadi, keluhan dan sebagainya. b. Keadaan umum : suhu badan, selera makan dll. c. Payudara : Asi, putting susu. d. Dinding perut,perineum,kandung kemih,rectum. e. Secret yang keluar (lochia,flour albus ). f. Keadaan alat-alat kandungan. 5. Involusi Uterus Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gram habis bersalin menjadi 40-60 gr selama 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub- involusi. Faktor – faktor penyebab antara lain : infeksi, sisa uri, mioma uteri, dan bekuan – bekuan darah. Diagnosa pada palpasi uterus masih besar, fundus masih tinggi, lochia berbau dan terjadi perdarahan. Pengobatan : berikan injeksi methergin setiap hari ditambah dengan ergometrin peroral. Bila ada sisa plasenta dilakukan kuretase. Berikan antibiotik sebagai pelindung infeksi. ( abdul bari. S dkk.2002) 6. Proses laktasi Setelah partus estrogen dan progesterone yang menekan hipofisis hilang. Kemudian timbullah pengaruh hormon laktogenik (prolaktin) yang merangsang air susu karena pengaruh oksitosin, maka miopitell kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar, produksi ASI baru. B. AFTER PAIN 1. Definisi
  • 10. After pain adalah rasa sakit atau meles-mules yang disebabkan kontraksi rahim berlangsung 2-4 hari.(monchtar. R 1998:116) 2. Etiologi a. Akibat Ketegangan emosional b. Akibat ibu yang sedang menyusui . c. Regangan pada jaringan dan persendian d. Hipoksia otot uterus selama dan setelah kontraksi yang panjang ( Bobak,dkk.buku ajar keperawatan maternitas, edisi 4,2004,Jakarta :EGC ) 3. Gejala dan tanda-tanda a. Terasa nyeri seperti tusukan, terbakar,rasa sakit, denyutan,sensasi tajam,rasa mual dan kram. b. Perubahan tekanan darah,denyut nadi, pernafasan dan warna kulit. c. Terasa mual muntah dan keringat banyak d. Peningkatan rasa cemas disertai lapang perceptual yang menyempit,mengerang,menangis,gerakan tangan. e. Ketegangan otot yang sangat diseluruh tubuh. ( Bobak,dkk.buku ajar keperawatan maternitas, edisi 4, 2004,Jakarta :EGC ) 4. Manifestasi klinik / factor predisposisi a. Akibat relaksasi dan kontraksi yang periodic sering dia Akibat kandung kemih yang penuh terjadi penekanan pada uterus sehingga uterus akan berelaksasi,uterus akan berusaha untuk tetap kencang dengan menambah kekuatan kontraksinya sehingga akan meningkatkan nyeri afterpain,Kontraksi pada otot rahim mencegah terjadinya resiko perdarahan b. Perasaan itupun timbul bila masih terdapat sisa-sisa selaput ketuban,sisa-sisa plasenta,dan gumpalan darah didalam kavum uteri. ( Bobak,dkk.buku ajar keperawatan maternitas) ( Hanifa winknjosartro dkk,ilmu kebidanan,edisi 3,cetakan ke-6,2002,Jakarta:YBP-SP) 5. Patofisiologi a. Rasa nyeri after pain Akibat dari hormon oksitosin yang berkerja sehingga saat menyusui hormone oksitosin akan membuat otot rahim ibu berkontraksi secara alami akibatnya,rahim akan cepat menyusut kembali kebentuk semula sebelum hamil,Kontaksi inilah yang menyebabkan ibu merasakan nyeri dan kraim pada rahim saat menyusui. b. Nyeri setelah persalinan normal terjadi,seiring dengan bertambahnya waktu,rasa sakit tersebut akan menghilang perlahan.
  • 11. c. Nyeri setelah persalinan hilang 3-5 hari (Henderson Christine,buku ajar konsep kebidanan,cetakan 1, 2006 . jakarta:EGC ) 6. Penatalaksanan dan terapi/ asuhan a. Minta ibu untuk berbaring tengkurap dengan mengunakan bantal kecil di bawah perutnya. Karena pada area ini dapat memberikan tekanan yang terus menerus pada uterus, menyebabkan uterus tetap berkontraksi. Beritahu ibu nyeri akan menjadi intesif selama beberapa menit, kemudian berkurang. b. Berikan analgesic jika diperlukan. c. Jika ibu memberikan ASI berikan analgesic sekitar 1 jam sebelum menyusui. d. Menempatkan selimut hangat diatas perut ibu e. Meganjurkan pada ibu latihan relaksasi dan pernafasan. ( Ladiwig, w,patrisia dkk,asuhan keperawatan ibu-BBL,edisi 5.jakarta:EGC) ( Bobak,dkk.buku ajar keperawatan maternitas, edisi 4, 2004,Jakarta :EGC
  • 12. BAB III TINJAUAN ASKEB A. PENGKAJIAN Metode Pengumpulan Data: 1. Anamnesa  Nama yang jelas dan lengkap, bila perlu ditanyakan nama panggilan sehari-hari.  Umur di catat dalam tahun, sebaiknya juga ditanyakan tanggal lahir klien, umur berguna untuk mengatisipasi pada diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang akan dilakukan.  Alamat perlu dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak, misalnya memerlukan bantuan keluarga, alamat juga dapat memberikan petujuk keadaan lingkungan tempat tinggal klien.  Pekerjaan dicatat untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kesehatan klien dan juga pembiayaan.  Agama perlu dicatat karena hal tersebut sangat berpengaruh pada kehidupan termasuk kesehatan, disamping itu mempermudah dalam melakukan pendekatan dan melakukan asuhan kebidanan.  Pendidikan klien perlu ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengarui sikap prilaku kesehatan seseorang  Status perkawinan ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan tehadap masalah kesehatan (Pengantar Kuliah Obstetri, Manuaba,:159) 2. Apa yang diderita (Keluhan Utama) Adalah keluhan yang dirasakan oleh klien yang menyebabkan sdanya gangguan, yang perlu di tanyakan pada klien masa nifas:  Bagaimana keadaan umum ibu, lemah cukup baik  Apakah ibu merasakn mules2 di perut  Bagaimana pengeluaran lochea  Apakah ibu merasakan sakit dijahitan perinium  Apakah ada masalah dengan proses laktasi (Manajemen Kebidanan) 3. Riwayat Keluhan Utama (PQRST): P : Provokatif/paliatif Apa yang menyebabkan gejala dan apa saja yang dapat mengurangiatau memperbaiki gejala
  • 13. Q : Quality Bagaimana gejala dirasakan, nampak/terdengar sejauh mana pasien merasakannya sekarang. R : Regional Di mana gejala terasa dan apakah. S : Skala perdarahan Seberapa parah keluhan yang dialami klien, skala 0-10 T : Timing Waktu, sejak kapan keluhan yang terjadi dan sampai kapan. 4. Riwayat kehamilam, persalinan, nifas dan bayi yang lalu. · Kehamilan : Apakah ada ganguan seperti perdarahan, muntah yang sangat toxamia gravidarum · Persalinan : Apakah persalinannya yang lalu spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan atau tidak, ditolong oleh siapa, bidan atau dokter. · Nifas : Apakah mengalami demam atau tidak yaitu gejala dari infeksi, atau perdarahan, bagaimana dengan laktasi. · Bayi : Apakah terjadi gangguan atau kelainan pada bayi seperti BBLR, asfiksi,hipotermi Karena jalannya persalinan yang lampau adalah hasil ujian-ujian segala faktor yang mempengaruhi persalinan. 5. Riwayat persalinan sekarng dan keadaan bayi. · Tipe persalinan Cacat kelahiran terdahulu, apakah pervaginam, melaui bedah sesar, dibantu forsep atau vakum. Jika wanita pada kelahiran terdahulu menjalani bedah sesar, untuk kehamilan saat ini ia mungkin melahirkan pervaginam. Keputusan ini bergantung pada lokasi insisi di uterus, kemampuan unit persalinan di rumah sakit untuk berespons segera bila ruptur uterus, dan keinginan calon ibu. · Lama persalinan. Lama persalinan merupakan faktor yang penting karena persalinan yang lama juga mencerminkan suatu masalah dapat berulang. Kadang-kadang induksi persalinan diperlukan supaya kelahiran dapat berlangsung dalam situasi yang dapat dikontrol.
  • 14. Lama persalinan sulit ditentukan karena setiap klinisi mempunyai cara yang berbeda dalam memilih titik awal persalinan. ·Gender Dengan membicarakan jenis kelamin bayi tedahulu, klinisi memiliki kesempatan untuk menanyai klien tentang perasaannya terhadap anak laki-laki dan perempuan serta keinginannya dan pasangannya sehubungan dengan jenis kelamin bayi yang dikandungnya saat ini. Pengetahuan ini dapat bermanfaat bila jenis kelamin bayi ternyata berbeda dari yang diinginkan. ( Linda Wheeler : 2004 “ Perawatan pranatal dan pascapartum ) ·Apgar skor Kebanyakan anak akan mulai bernafas dalam beberapa detik setelah lahir dan menangis dalam setengah menit. Dipukul-pukul atau punggung anak dipijat-pijat dengan hati-hati supaya bayi mulai bernafas. Penilaian keadaan anak dilakukan secara apgar : - Angka 0 menandakan anak dalam keadaan maut. - Angka kurang dari 5 memerlukan pertolongan berupa tindakan-tindakan tertentu. - Angka 7-10 berarti keadaan bayi baik. Apgar ditentukan setelah 1menit dan 5 menit. ( Prof. Sulaiman Sastrawinata : 1983 “ Obstetri Fisiologi ) Nilai Apgar No Gejala 0 1 2 1. Denyut Jantung Janin Tak ada < 100 2. Pernafasan Tak ada Lemah,menangis lemah. 3. Otot Lemas Refleks lemah 4. Reaksi terhadap Tak ada Menyeringai 5 rangsangan Biru/puca Bada . Warna kulit t n merah/ekstremitas pucat >100 Baik,menangis kuat Gerak aktif, refleks baik Menangis Seluruhny a merah
  • 15. ( Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SPOG : 1998 “ Ilmu Kebidanan Penyakitdan Keluarga Berencana untuk pendidikan Bidan ) ·Placenta Pengawasan kala IV yang sebetulnyajam pertama dari nifas telah diuraikan secara singkat meliputi : - Pemerikasaan plasenta supaya tidak ada bagian-bagian plasenta yang tertinggal. - Pengawasan tingginya fundus uteri. - Pengawasan perdarahan dari vagina. - Pengawaan konsistensi rahim. - Pengawasan keadaan umum ibu. Kalau plasenta ternyata tidak lengkap, maka kavum uteri harus diperiksa dengan tangan dan sisa plasenta dikeluarkan, kalau kontraksi rahim kurang baik, dilakukan massage dan diberi 10 U Pitocin dan 0,2 mg Methergin Intra Musculer. ·Tali pusat Inspeksi tali pusat untuk melihat adanya simpul, hematom, tumor, kista, edema, dan jumlah jeli warthon. 6. Kebutuhan sehari-hari (ADL) a. Ambulasi/mobilisasi dini Yaitu kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. Sekarang tidak dianggap perlu lagi menahan penderita terlentang di tempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Penderita sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum.  Keuntungan dari earli ambulation adalah : - Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambultion. - Faal usus dan kandung kencing lebih baik. - Early ambulation memungkinkn kita mengajari ibu memelihara anaknya, memandikan, mengganti pakaian, memberi makanan dll. Selama ibu masih dirumah sakit. - Lebih sesuai dengan keadaan indonesia (sosial ekonomis). b. Pola kebutuhan nutrisi dan cairan
  • 16. Perlu ditanyakan bagaimana pemenuhan nutrisi selama di BPS apakah klien menghabiskan porsi yang disajikan,apakah sudah sesuai dengan kebutuhan ibu nifas. Begitu juga cairan yang diberikan c. Pola kebutuhan eliminasi (william,1997:288)  BAB : Apakah melahirkan sudah BAB, bagaiman konsistensinya warna, bau dan kapan. Dalam keadaan normal BAB biasanya tertunda 2 sampai 3 hari setelah melahirkan.  BAK : Begitu juga bagaimana dengan BAK berapa kali sehari, apakah mengalami kesulitan atau sudah (pergi kekamar mandi sendiri).Dalam keadaan normal klien dapat BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan. d. Pola kebutuhan istirahat/ tidur  Setelah melahirkan apakah klien dapat istirahat atau tidak sesuai kebutuhannya  Berapa jam klien tidur dalam sehari  Apakah ada kesulitan selama ibu melakukan istirahat  Kebutuhan istirahat dan tidur selama phase ’’talking hold” diman klien ingin sekali dimana klien ingin sekali menerima tanggung jawabnya sebagai ibu.  Kebutuhan tidur kurang lebih 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. (Depkes RI,1998:90) e. Pola aktivitas  Ditanyakan kemampuan aktifitas setelah melahirkan, sejauh mana ibu melakukan ambulasi dini apakah mengalami hambatan atau kesulitan  Mobilisasi hendaknya dilakukan secepatnya 24 jam setelah persalinan, si ibu dianjurkan melakukan senam ringan (mengerakkan kaki dan tangan, menarik nafas ) (christina s ibrahim,1996:144)  Demikian pula mereka dapat memulai latihan perengan otot dasar pelvic dan otot2 abdomen bila kekuatannya telah kembali (williams,1995:291) f. Personal hygiene  Setelah melahirkan apakah dapat melaksanakan mandi sendiri di kamar mandi, bagaimana kebersihan alat kemaluannya apakah dicuci dengan sabun, bagaimana dengan pembalut, kapan ganti dan berapa kali.begitu juga dengan kebersihan payudara, hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah sumber infeksi dan memberi rasa nyaman  Segera setelah klien cukup kuat / sehat boleh mandi minimal kurang lebih 6 jam PP dan dilakukan 2x sehari. Begitu juga dengan kebersihan vagina, dilakukan minimal 2x sehari ( mandi pagi dan mandi sore) Maksimal tiap kali BAK/BAB.  Sedangkan pembalut diganti setiap kali BAB dan setiap perawatan. Kebersihan payudara juga dilakukan minimal 2x sehari selama mandi (williams,1995:432)
  • 17. 7. Pola hubungan seksual Pola seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat ini memberi informasi medis yang penting sehingga klinisi dapat lebih nemahami klien dan dapat lebih memahami klien dan mendapat kesempatan untuk  Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual  Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dn menghilangkan mitos.  Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual  Membuat rujukan bila tercatat disfungsi seksual atau masalah emosional. ( Linda Wheeler, CNM, EdD : 2004 “ Buku Saku Keperawatan Pranatal & Pascapartum ) 8. Psikososial Kemiskinan, pemukiman yang tidak adekuat, masalah yang berhubungan dengan depresi, harga diri rendah, tingkat pendidikan yang rendah, stress, dan system pendukung yang kurang akan membuat wanita sangat beresiko. Kunjungan konseling prakonsepsi dapat membantu para ibu mengkaji kesiapan psikososialnya untuk menjadi orang tua. Salah satu topik yang harus dibicarakan adalah penganiayaan. (Linda Wheeler,CNM,EdD : 2004 “perawatan prenatal dan pascapartum”) 9. Latar belakang sosial budaya  Data ini diperlukan untuk mengetahui kebiasaan keluarga kalau melahirkan ditolong oleh siapa  Apakah ada kebiasaan lain yang ada hubungannya dengan kesehatan klien dan janinnya misalnya merokok,minum obat-obatan tertentu, minum jamu dan lain-lain. 10. Pengetahuan dan kemampuan ibu tentang ( manajemen kebidanan )  Bidan menanyakan semua pengetahuan ibu tentang kebutuhan yang diperlukan ibu nifas  Tujuannya untuk mengetahui apakah ibu sudah mengerti apa belum tentang semua kebutuhannya.  Cara meneteki yang benar Sebelum menyusui hendaknya ibu minum dahulu, kemudian susukan bayi , usahakan mulut bayi menangkap seluruh areola, setelah menyusui sendawkan
  • 18. bayi terlebih dahulu dengan cara angkat bayi dan mengelus-ngelus punggung bayi. ( Joan Neilson : 1995 “ Cara Menyusui yang Baik )  Perawatan tali pusat Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga sederhana. Yang penting, pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat. Selama ini, standar perawatan tali pusat yang diajarkan oleh tenaga medis kepada orangtua baru adalah membersihkan atau membasuh pangkal tali pusat dengan alkohol. Rekomendasi terbaru dari WHO adalah cukup membersihkan pangkal tali pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu dikering anginkan hingga benar-benar kering.  Perawatan payudara Dalam hal merawat payudara baik selama masa kehamilan maupun setelah bersalin selain akan menjaga bentuk payudara juga akan memperlancar keluarnya ASI. · Perawatan payudara dianjurkan mulai dilakukan setelah kehamilan berusia 5-6 bulan. Sebab, jika sejak awal kehamilan kita sudah melakukan perangsangan puting, misalnya, bukan hasil baik yang diperoleh tapi malah bisa menimbulkankontraksi rahim. Langkah untuk melakukan perawatan payudara pada masa hamil : a. Kompres putting susu dan sekitarnya dengan menempelkan kapas / waslap bersih yang dibasahi minyak kelapa lebih kurang selama 3 menit. b. Setelah kompres diangkat usap berulang-ulang dengan waslap sampai putting dan areola menjadi bersih. c. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak kelapa, kemudian pilin putting susu dengan ibu jari dan telunjuk ke arah tengah sampai 20 - 30 kali.
  • 19. d. Lakukan tindakan ini 2 kali sehari sebelum mandi. (Prof. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG : 1999 “Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita”)  Tanda bahaya nifas  Pada Ibu a. Demam atau kedinginan b. Perdarahan berlebih c. Nyeri abdomen d. Nyeri berta atau bengkak pada payudara e. Nyeri atau hangat pada betis, dengan atau tanpa edema tungkai f. Depresi  Pada bayi a. Takikardia ( denyut jantung lebih dari 170 denyut/menit ) b. Takipnea ( laju pernafasan lebih dari 60 kali/menit setelah transisi ) c. Pucat d. Ikterus e. Menangis abnormal f. Kegelisahan g. Kesulitan menyusu ( Helen Varney : 2008 “ Buku Ajar Asuhan Kebidanan vol-2” )  Cara memandikan bayi · Siapkan terlebih dahulu keperluan mandi, · Isi air hangat ke bak mandi, periksa suhunya dengan sikut. · Buka baju, bungkus dengan handuk di pangkuan Anda. Usap matanya dengan kapas yang telah dibasahi dengan air matang dingin. Bersihkan daerah sekitar wajah dan mulut.
  • 20. · Keramasi rambutnya, pegang kepalanya di atas bak mandi. Keringkan. Lepaskan handuk, letakkan satu tangan di bawah pundaknya, dan tangan lain di pantat, lalu masukkan bayi secara perlahan ke bak mandi. · Tahan leher dan pundaknya, sabuni dan bilas dengan tangan Anda yang bebas. Pegang pantatnya dan angkat. Bungkus dengan handuk, tepuk-tepuk agar kering. Biarkan bayi terbungkus handuk saat Anda memakaikan baju dan popoknya.  Kapan hubungan seksual boleh dilakukan Nasehatkan pasangan untuk tidak berhubungan seksual sampai luka episiotomi sembuh, dan lochea telah berhenti biasanya di akhir minggu ketiga. (Patricia W. Ladewig, dkk : 2006 “ Buku Saku Asuhan Ibu & Bayi Baru Lahir) 1. Pemeriksaan Umum (Obstetri Fisiologi, FK Unpad: 157)  Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran.  Adakah anemia, cyanosis, icterus atau dyspnoe.  Adakah oedema/bengkak pada tungkai  Refleks : refleks lutut negatif pada hypovitaminose B1 dan penyakit urat syaraf.  Tanda –tanda vital suhu sedikit meningkat tidak lebih dari 38 C, tekanan darah stabil 90/60-130/90 mmHg, nadi dalam batas normal 78-88x/mnt, bradikardi (selama 6-10 post partum)  Konjungtiva merah tidak pucat/ anemis 2 Pemeriksaan Fisik Khusus (Obstetri Fisiologi, FK Unpad: 159) ▪ Muka : Adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, adakah oedema pada muka, bagaimana keadaan lidah, gigi. ▪ Leher : Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung), apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfa membengkak. ▪ Payudara : Membesar simetris, lembek,tegang - Puting susu : Menonjol runcing,areola mamae menghitam - Pengeluaran : Produksi ASI colostrum keluar ( hari ke 1 dan 2 PP, colostrum positif setiap hari bila dipijat,terjadi pembengkakan ke-3, proses laktasi dimulai. ▪ Perut - tinggi fundus uteri (TFU) - sesudah plasenta lahir uterus menjadi kecil dan TFU teraba kira-kira 1 jari dibawah pusat - hari ke 1-2 : TFU 2 jari dibawah pusat - hari ke 3 : TFU 2-3 jari dibawah pusat
  • 21. - hari 4-5 : TFU pertengahan symphisis-pusat - hari ke 7 : TFU 2-3 jari diatas symphisis - hari ke 9 : TFU 1 jari diatas symphisis - hari ke 10-12 : TFU tak teraba dari luar  kontraksi uterus Rasa sakit kadang2 klien merasa perutnya mules2 pada saat uterus berkontraksi yang dialami terjadi 2-3 hari pertama post partum. Posisi uterus : uterus terletak ditengah2, tetapi kadang dapat naik atau jatuh kekiri atau kekanan, misalnya apakah rektum atau kandung kemih penuh.  Pengeluaran pervagina - lochea rubra: berisi darah segar dan sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel desidua, vernik kaseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari PP. - lochea sanguinolenta: berwarna merah, kuning berisi darah dan lender hari ke 3-7 PP - lochea serosa:berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 – 14 PP - lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu pada hari >14 PP - banyak lochea setelah melahirkan pengeluaran keseluruh adalah 400-1200 ml. - Bau lochea: lochea normal memiliki bau apek. - Keadaan perinium dan anus - Luka episiotomi: terdapat laserasi perinium dan jahitan perinium . - Keadaan luka: bersih dan agak odema - Tanda rahang: observasi tiap 4 jam ( tanda nyeri, panas, bengkak, kemerahan dan gangguan fungsi) - Keadaan vulva: bersih dan sedikit odema. - Anus: beberapa klien mengalami nyeri haemeroid setelah melahirkan,tetapi biasanya akan hilang dalam beberapa minggu bila pasien tidak mengalaminya sebelum melahirksan (persis MH,1997:288) 3. Pemeriksaan penunjang Mekipun data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium, yang perlu dilakukan dalam pemeriksaan laboratorium ini adalah - Pemeriksaan darah (Hb)
  • 22. beberapa hari pertama setelah melahirkan terjadi fluktuasi kadar Hb, kemungkinan karena kehilangan banyak darah. Dalam 1 minggu volume darah telah mendekati keadaan normal (williams,1995:431) - Pemeriksaan urine : Pada post partum terjadi diuresis antara hari ke-25 terutama pada pre-eklamsi, terjadi diuresis post partum yang sangat meningkat. Penting dilakukan untuk mengetahui fungsi ginjal (williams,1995:431) B. INTERPRESTASI DATA Identifikasi terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. C. MENGIDENTIFAKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ioni membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat bersiap diri bila diagnosis atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. D. IDENTIFIKASI PERLUNYA PENANGANAN SEGERA Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien. Langkah ke 4 ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. E. INTERVENSI Tahap ini merupakan langkah lanjutan dari diagnosa kebidanan, yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan klien. Perencanaan yang tersusun : merupakan pedoman untuk melaksanaan tindakan keperawatan kebidanan, metode kemampuan berfikir analitik dan rasional ( depkes RI,1996:7) Adapun rencana tindakan pada klien post partum dibuat berdasarkan diagnosa dan masalah yang timbul · Diagnosa : - Post partum fisiologis hari ke.. - Tujuan setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu.....tidak terjadi komplikasi pada masa nifas. · Kriteria hasil - Keadaan umum baik ( gejala kardinal dalam tingkat normal) TD: 110/70-120/80 mmHg, nadi : 76-100x/mnt, suhu : 36-37,5C, RR : 16-20x/mnt.
  • 23. - Keadaan fundus uteri dan kontrasi uterus normal  Hri ke-2 : 2 jari di bawah pusat  Hari ke-3 : 2-3 jari di bawah pusat  Hari ke 4-5 : setengah pusat sympisis  Hari ke-7 : 2-3 jari atas symphisis  Pengeluaran lochea normal : hari 1-2 lochea rubra, hari ke3-7 lochea sanguinolenta. - Tidak timbul penyulit seperti : atonia uteri, perdarahan post partum.bendungan ASI, retensio urine dan tidak ada infeksi nafas. · Kriteria : (Kriteria yang ingin dicapai setelah dilakukan asuhan kebidanan) Ditulis dengan SMART - Spesifik : tidak boleh menimbulkan arti ganda. - Measurable : dapat diukur. - Achiveble : tujuan harus dapat dicapai. - Reasonable : dapat dipertanggung jawabkan. - Time : ada batas waktunya. · Manifestasi terhadap respon pasien: 1. Kognitif : pengetahuan. 2. Affektif : emosinya. 3. Psikomotor : tingkah laku. 4. Perubahan fungsi tubuh. · Intervensi : (rencana-rencana tindakan yang akan dilakukan pada pasien sesuai kasusnya disertai rasional/alasan dilakukannya tindakan tersebut). Karakteristik rencana tindakan: 1. Konsisten dengan rencana tindakan. 2. Berdasarkan prinsip ilmiah. 3. Berdasarkan situasi individu klien. 4. Menciptakan situasi yang aman dari terapeutik. 5. Menciptakan situasi pengajaran. 6. Menggunakan sarana yang sesuai · Rencana  observasi tanda-tanda infeksi nifas dan gejala kardinal ( tensi, nadi,suhu.RR) R/ infeksi nifas : (infeksi luka perinium ,servik,endometrium) bisa terjadi dari diri penolong sendiri atau dari pasien lain yang terinfeksi sehingga penting dilakukan observasi gejala kardinal untuk deteksi dini terjadi infeksi nifas  Observasi proses involusi : TFU, kontrasi uterus,lochea. R/ deteksi dini faktor2 resiko yang mungkin terjadi seperti sub involusi, haemorragi post partum (HPP) dan sebagian.
  • 24.  Observasi intake dan output dalam 24 jam R/ mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh klien  Bantu melakukan mobilisasi dini secara bertahap sesuai kondisi klien R/ mobilisasi dini akan memperbaiki dan merangsang peredaran darah menjadi lancar dan membuat klien merasa lebih sehat. F. IMPLEMENTASI Tanggal :......... Diagnosa :......... 1. Efisien dan aman 2. Perencanaan bisa dilakukan oleh: a. Bidan seluruhnya. b. Sebagian oleh bidan dan sebagian oleh klien. c. Anggota tim kesehatan yang lain. Tahap tindakan: 1. Persiapan Alat, pasien, lingkungan. 2. Intervensi/tindakan - Independent (sendiri) - Interdependent (dengan team kesehatan yang lain). - Dependent (pendelegasian dari dokter). 3. Dokumentasi Setiap tindakan harus di dokumentasikan/ditulis. Tindakan independent: 1. Tindakan diagnostik Tindakan untuk menegakkan diagnosa. Ex: pemeriksaan fisik/TTV Pemeriksaan laboratorium sederhana 2. Tindakan terapeutik Tindakan untuk pengobatan. Ex: pemberian obat 3. Tindakan edukatif Tindakan pendidikan. 4. Tindakan merujuk Melakukan kolaborasi dengan tenaga lain. G. EVALUASI
  • 25. Evaluasi : tindakan intelektual untuk melengkapi manajemen kebidanan berdasarkan tujuan yang kita lakukan. Tujuan : melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Proses evaluasi: 1. Mengukur pencapaian tujuan. 2. Membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan. Mengukur pencapaian tujuan: 1. Kognitif : apa ibu hamil dapat menjawab pertanyaan. 2. Afektif : bagaimana perasaannya. 3. Psikomotor : perilaku pasien. 4. Perubahan fungsi tubuh dan gejala. Lalu dievaluasi apakah sudah tercapai apa belum. Komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan kebutuhan: a. Evaluasi proses (formatif) b. Evaluasi hasil (sumatif) S (subyektif) : data yang diperoleh dari hasil wawancara dari klien, rekam medik. O (Obyektif) : data dari hasil pemeriksaan oleh petugas. A (Assesment): kesimpulan dari hasil pemeriksaan. P (Planning) : rencana yang akan dilakukan sebagai evaluasi dari rencana yang sudah berhasil maupun yang belum berhasil. (Manajemen Kebidanan) BAB IV TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGIS PADA Ny. “M“ P1001 POST PARTUM HARI KE – 1 DENGAN NYERI PERUT DI BPS Ny. NUR APRILYA, Amd.keb MADURAN LAMONGAN
  • 26. A. PENGKAJIAN Tanggal BPS : 30 November 2009 Tanggal Pengkajian : 30 November 2009 Jam : 09.00 WIB No REG : 0802020707 Oleh :Ny.Nur aprilya Amd,keb.  DATA SUBJEKTIF 1. Biodata Nama ibu Umur Agama Suku/Bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat No Hp Status perkawinan : : : : : : : : : Ny “M” 23 th Islam Jawa / Indonesia SMA IRT Jln karya bangun RT:06,RW:02 maduran-maduran-lamongan. 081 381 123 259 Syah Nama Suami Umur Agama Suku/Bangsa Pendidikant Pekerjaan Alamat No Hp : : : : : : : : Tn “B” 26 Th Islam Jawa/Indonesia SMA Wiraswasta Jln karya bangun RT:06,RW:02 maduran-maduran-lamongan. 081 381 123 259 2. Keluhan Utama Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah 3. Riwayat Keluhan utama (PQRST): Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan terkadang perutnya mules. Dirasakan setelah melahirkan anak ke 1 pada tanggal 29 november 2009 jam 19.00 WIB bayi laki-laki BBL 3500 gram dan PB 49 cm.dan nyeri lebih terasa pada saat menyusui bayinya. Ibu mencoba meringankan keluhan dengan makan sayur – sayuran seperti daun katuk dan sedikit menghilang sampai sekarang. 4. Riwayat kehamilan, Persalinan, nifas dan bayi anak yang lalu No Hamil Persalinan Anak Anak ke UK Peny Jenis Persln Penlng Peny L/P BB/PB H/M Usia ASI Nifas KB
  • 27. 1. 1 9 bln - - Nrml Bidan LK 3500/ 49 H 1 hari - - - 5. Riwayat Persalinan Sekarang dan keadaan bayi. Tanggal / jam persalinan : 29 november 2009/ Jam 19.00 Tempat dan penolong : BPS Ny nur aprilya Amd. keb Mulai merasa sakit/mules (tanggal/jam) : 29 november 2009/ jam 06.30 Kelainan/ penyulit selama persalinan : tidak ada kelainan atau penyulit selama persalinan Tipe persalinan : Pervagina Lama persalinan  Kala 1 : 12 jam Pembukaan lengkap (tgl/jam) :29-11- 2009/17.30  Kala II : 1 jam  Kala III : 10 menit Keadaan ketuban : Pecah  Pecah tanggal / jam : 29 november 2009/12.00  Warna air ketuban : Jernih  Bau air ketuban : khas  Banyaknya : 1000cc Keadaan bayi : Baik  Jenis kelamin : Laki-laki  BB/PB :4200 gr/49 cm  Hidup /mati : Hidup  Apgar score (AS) : 8  Menangis langsung/tdk :Langsung menangis  Ada kelainan /tidak :Tidak ada kelainan Kreadaan plasenta : Utuh  Lahir tanggal /jam : 29 november 2009/ 19.10  Berat : 500 gr  Robekan selaput : Tidak ada robekan selaput  Kelengkapan (jumlah kotiledon) : 16 kotiledon  Insersi tali pusat : Insersi tali pusat ditengah  Pengobatan yang diberikan : Oxytosin 10 IU. 6. Kebutuhan Sehari – hari (ADL)
  • 28. a. Ambulasi/mobilisasi dini : Ibu mengatakan gerakan tubuh atau perpindahan tempat dilakukan setelah 2 jam persalinan, dimulai dari gerakan miring kekanan dan kekiri,lalu ibu mengerakan kaki,selanjutnya ibu mencoba untuk duduk di tepi tempat tidur kemudian ibu bisa turun dari tempat tidur dan berdiri. b. Pola kebutuhan nutrisi  Selama hamil Makan : Ibu mengatakan makan 3x sehari 1 porsi habis, yang terdiri dari nasi satu piring, 2 potong lauk pauk dengan sayur.tidak ada keluhan saat makan. Minum : sehari 6-8 gelas air putih kadang- kadang teh1-2 gelas per hari.  Nifas hari ke-1 Makan : Ibu mengatakan makan 1-2x sehari, 1 porsi k habis, yang terdiri dari nasi setengah piring, 1-2 potong lauk pauk, dengan sayur dan buah - buahan. Minum : 6-7x/hari (air putih dan susu 1 gelas. c. Pola kebutuhan Eliminasi  Selama hamil BAB : Tidak ada gangguan, BAB 1-2x/hari, warna kuning, tidak ada darah, konsistensi lembek, bau khas dan tidak nyeri. BAK : Tidak ada gangguan, BAK 6-7x/hari, tidak ada darah, tidak nyeri, warna kuning jernih  Nifas hari-1 BAB : PP hari ke 1 BAB masih belum BAK : Tidak ada gangguan, BAK 3-4x/hari, tidak ada darah, tidak nyeri, warna kuning jernih d. Pola kebutuhan istirahat/tidur  Selama hamil : - Ibu mengatakan tidak ada gannguan dalam tidur siang dan malam. - Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam/hari dan tidur malam ± 7-8 jam/ hari  Nifas hari ke-1 : - Ibu mengatakan tidak ada gangguan dalam tidur siang dan malam. - ibu mengatakan 4 jam setelah PP ibu tidur 3 jam, dan malam + 7-8 jam.
  • 29. e. Pola aktifitas  Selama hamil : Selama hamil ibu tetap dirumah, mengerjakan pekerjaan rumah, tapi agak ringan seperti menyapu, merapikan rumah dan mencuci piring.  Nifas hari ke-1 : Dalam 12 jam PP ibu sudah bisa duduk di tempat tidur, dan pada hari ke 1 ibu sudah bisa berjalan kekamar mandi. f. Personal Hygine  Selama hamil : Mandi 2-3x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti pakaian 2- 3x/hari, ganti CD 2x/hari, cuci rambut 3x/hari, cara cebok dari depan ke belakang dengan menggunakan air bersih.  Nifas hari ke-1 : Post partum hari ke 1 mandi diseka 2x sehari ganti kotex 2-3 x /hari dengan bantuan perawat. 7. Pola hubungan seksual  Selama hamil : Ibu dan suami melakukan hubungan seksual 2-3x/minggu dan tidak ada keluhan apa- apa.  Nifas hari ke-1 : ibu mengatakan hari ke-1 post partum belum melakukan hubungan seksual 8. Psikososial:  Komunikasi non verbal  Komunikasi verbal  Kehamilan ini direncanakan sehingga kelahiran bayi disambut dengan Gembira  Suami dan keluarga sangat bahagia menerima kedatangan bayi.  Bayi akan diasuh oleh orang tua kandungnya  Ibu tinggal dengan suaminya  Ibu dan keluarga pernah dipijat selama hamil saat usia kehamilan 7 bulan dan tidak pernah minun jamu  Ibu mulai memberikan asi setelah bayi lahir rencana memberikan sampai bayi berusia 6 bulan  Ibu merasakan mulas didaerah perut bagian bawah 9. Latar belakang sosial budaya:
  • 30.  Ibu mengatakan dalam keluarganya, dalam persalinan ditolong oleh bidan  Dalam keluarganya tidak ada kebiasaan yang menghambat seperti tarak makanan. 10. Pengetahuan ibu dan kemampuan ibu tentang :  Perawatan bayi,tali pusat : ibu mengatakan sudah bisa merawatnya dengan cara tali pusat dibersihkan dengan air saat mandi dan dibungkus kasa yang kering. Informasi didapat dari tetanganya yang baru melahirkan.  Memandikan bayi : Memandikan bayi, Ibu mengatakan sudah bisa memandikan bayi menurutnya di bak mandi dengan air hangat bersabun kemudian dibilas, dihanduki, dibedaki, dan dipakaikan baju.  Perawatan payudara : Ibu mengatakan mampu melakukan perawatan payudara dengan baik dan benar,karena sejak hamil sudah di ajari oleh bidan.  Cara meneteki yang benar : Ibu mengatakan bayi diteteki pada kedua payudara, secara bergantian dan bayi menyusui sampai mulut bayi mencakup semua putting susu. Informasi didapat dari bidan waktu ANC.  Perawatan luka perineum : Ibu mengatakan sudah mampu merawat luka perineum secara mandiri.yaitu tidak boleh menyentuh daerah luka dan menganjurkan untuk berjalan-jalan.  Kapan hubungan seksual boleh dilakukan : Ibu mengatakan belum mengerti kapan hubungan seksual boleh dilakukan.  Kapan melaksanakan pemeriksaan ulang : Ibu mengatakan sudah mengerti kapan dilakukan pemeriksaan ulang pada 1 minggu kedepan. Informasi didapat dari tetangganya.  Tanda-tanda bahaya nifas (ibu dan anak ) : Ibu mengatakan belum mengerti  Rencana pemakaian KB : ibu mengatakan belum mengerti
  • 31.  DATA OBYEKTIF 1. PEMERIKSAAN UMUM Kesadaran : composmentis TTV  TD : 110/80 mmHg  Nadi : 88x/mnt  Suhu : 36,5 OC  RR : 20x/mnt 2. PEMERIKSAAN FISIK - Kepala : Rambut hitam, tidak bau, bersih, tidak ada kerontokam, tidak ada ketombe, tidak ada benjolan abnormal. - Muka : Simetris, tidak ada odema, tidak ada pergeseran tulang, turgor kulit normal,exapresi wajah lemas. - Mata : Simetris, palpebra tidak odema, sclera tidak ikterik, konjungtiva merah muda, gerakan bola mata baik. - Hidung : Lubang hidung simetris, keadaan lubang hidung tidak ada serumen, perdarahan, lesi dan benda asing, tidak ada nyeri tekan (os.Frontalis, os.Etholdalis, os.stenoidalis, os.maksilaris) tidak ada pergerakan cuping hidung. - Telinga : Membran timpani utuh berwarna putih mengkilat, tidak ada lesi, tidak ada serumen, tidak ada benjolan abnormal. - Mulut : Bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada karang gigi dan caries gigi, gigi bersih, lidah bersih tidak pecah-pecah. - Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar limfe dan kelenjar tiroid. - Dada : Lembab, hangat, suara nafas normal tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada kreptasi, nyeri tekan, jelas dan tidak ada benjolan abnormal. - Payudara : Bersih, bentuk menggantung, tidak ada kotoran disekitar areola dan putting susu menonjol, konsistensi kental, ASI keluar, tidak ada benjolan abnormal. - Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe. - Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat striae lividae, TFU 3 jari bawah pusat, konsistensi uterus baik, tidak Hipertimpani - Genetalia eksterna : Tidak ada oedema dan varises, terdapat lokhea rubra ½ kotex, terdapat luka episiotomi + 6 cm dan masih basah dengan jahitan jelujur
  • 32. - Ekstremitas Atas : Simetris, tidak ada odema ka/ki, pergerakan normal hangat. - Ekstremitas Bawah: Simetris, tidak odema ka/ki, pergerakan normal, hangat, tidak ada varises. 3. PEMERIKSAAN PENUNJANG : - B. INTERPRESTASI DATA DASAR DIAGNOSA : P1001 Post Partum fisiologis hari ke-1 dengan: Masalah : Nyeri setelah persalinan Keluhan fisiologis : Mulas didaerah perut bagian bawah Kebutuhan PP yang belum terpenuhi: Kebutuhan sudah terpenuhi. Ds : Ibu mengatakan senang atas kelahiran anaknya yang pertama pada tanggal 29 november 2009 jam 19.00 WIB. Do : KU : Baik TTV  TD : 110/80 mmHg  Nadi : 88x/mnt  Suhu : 36,5 OC  RR : 20x/mnt  TFU : 3 jari bawah pusat  UC : Terba keras  Lokhea : Rubra ½ kotex penuh  Kandung kemih : Kosong  Colostrums keluar pada kedua payudara C. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL DAN POTENSIAL MASALAH - D. KEBUTUHAN SEGERA - E. INTERVENSI/ RENCANA ASUHAN KOMPREHENSI Diagnosa : P1001 Post Parfum Fisiologis hari ke-1 Tujuan jangka pendek : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama 30 menit diharapkan ibu mengerti dan faham dengan kondisinya sekarang, dengan kriteria hasil  Ibu mengerti dan faham tentang penjelasan bidan mengenai kondisinya sekarang  Ibu mampu menjelaskan kembali tentang penjelasan bidan mengenai kondisinya sekarang Tujuan jangka panjang
  • 33. Setelah diberikan Asuhan Kebidanan ± 6 hari ibu datang untuk kunjungan ulang dengan kriteria hasil : - UC baik - TFU turun 1 cm / hari - Lokhea normal : Lokhea rubra hari ke 1 – 3 Lokhea sanguinolenta hari ke 4 – 7 Lokhea serosa hari ke 8 – 14 Lokhea alba lebih dari hari ke – 14 - TTV dbn : - TD : ( 110/70 – 130/80) mmHg - Suhu : ( 36 – 37 ) 0 C - Nadi : ( 60 – 100 ) x/menit - RR : ( 16 – 24 ) x/menit Intervensi/ rencana asuhan : 1. Lakuakn pendekatan terapeutik R/ Pendekatan terapeutik bisa terjalin kerja sama yang baik antara bidan dan ibu. 2. Jelaskan pada ibu tentang keadaannya R/ dengan pengetahuan adekuat ibu lebih kooperatif dalam tindakan kebidanan 3. Jelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri R/ dengan pengetahuan adekuat ibu lebih kooperatif dalam tindakan kebidanan 4. Anjurkan dan ajarkan ibu teknik relaksasi saat nyeri timbul R/ nyeri disebabkan karena ketegangan otot dan sirkulasi darah yang tidak lancar 5. Beritahukan pada ibu pentingnya mobilisasi dan anjurkan ibu untuk tidak tarak makanan R/ mobilisasi dapat memperlancar peredaran darah sehingga involusi berjalan dapat berjalan normal, nutrisi yang cukup dapat membantu mempercepat involusi uteri 6. Jelaskan pada ibu cara hubungan seksual. R/ pengetahuan adekuat mengurangi keluhan. 7. Jelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya nifas pada ibu dan bayi R/ deteksi dini adanya tanda-tanda bahaya nifas dan penanganan yang adekuat. 8. Jelaskan kepada ibu kapan pengunaan KB R/ deteksi tidak terjadi kehamilan yang tidak direncanakan 9. Observasi TTV tiap 8 jam R/ Perubahan TTV yang tidak pada batas normal menunjukkan adanya masalah
  • 34. 10. Observasi involusi uteri tiap hari R/ setiap fase dapat mengalami perpanjangan dan hal tersebut menunjukkan adanya masalah 11. Lanjutkan terapi antibiotik amillin3 x 500 mg, Opistan 3 x 500 mg, Metilat 3x 500 mg, Etabion 1 x 1 tablet. R/ Analgesik menghilangkan nyeri, antibiotik mencegah infeksi, dan penambah darah. 12. Berikan diit TKTP dan tinggi serat R/ Kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi F. IMPLEMENTASI/ PELAKSANAAN Tanggal / Jam Pelaksanan/Implementasi (asuhan mandiri,konsultasi, kolaborasi, penyuluhan/ konseling,follow up) Paraf 30/8/2009 09.30 09.35 09.40 09.45 09.50 →Melakukan pendekatan terapeutik agar ibu lebih dekat petugas kesehatan terjalin hubungan yang baik dan ibu bisa mengungkapkan semua keluhannya. → Menjelaskan pada ibu bahwa keadaan/keluhan yang dialami ibu adalah fisiologis jadi ibu tidak usah terlalu khawatir. →Menjelaskan pada ibu tentang penyebab - Ketegangan emosional - Nyeri perut bawah disebabkan karena ibu yang sedang menyusui sehingga hormone oksitosin berkerja dan akan membuat otot rahim ibu berkontraksi secara alami sehingga menyebabkan ibu merasakan nyeri dan kraim pada rahim. →Menjelaskan pada ibu cara mengurangi nyeri perut bawah: - Minta ibu untuk berbaring tengkurap dengan mengunakan bantal kecil di bawah perutnya. Karena pada area ini dapat memberikan tekanan yang terus menerus pada uterus, menyebabkan uterus tetap berkontraksi. Beritahu ibu nyeri akan menjadi intesif selama beberapa menit, kemudian berkurang. - Jika ibu memberikan ASI berikan analgesic sekitar 1 jam sebelum menyusui. - Menempatkan selimut hangat diatas perut ibu →Mengajarkan dan menganjurkan ibu teknik relaksasi saat nyeri timbul yaitu dengan menarik nafas panjang melalui
  • 35. 09.55 10.00 10.05 10.10 10.15 hidung, ditahan sebentar kemudian dikeluarkan perlahan – lahan melalui mulut →Menganjurkan ibu untuk mobilisasi bertahap yaitu mika/miki, duduk, berdiri dan berjalan →Menjelaskan pada ibu tentang waktu yang tepat untuk melakukan hubungan seksual saat darah nifas sudah berhenti, ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya di masukkan kedalam kemaluan, tanpa rasa nyeri. →Menjelaskan ibu tanda-tanda bahaya nifas pada Pada Ibu - Pusing/ lemas berlebihan tidak hilang setelah di pakai istirahat - Mata berkunang-kunang atau kabur - Tekanan darah meningkat - Suhu tubu >38C - Tanda-tanda mastitis, payudara merah, nyeri panas,gurat-gurat merah. - Nyeri perut/ pelvis yang berlebihan - Lochea berbau busuk - Perdarahan banyak pada vagina Pada bayi - Kegagalan menyusu yang terjadi secara berkala - Tidak BAK beberapa kali sehari (<6-8x/hari) - Bayi kuning - Muntah/diare - Merah,bengkak/ keluar cairan dari tali pusat - Demam >37,5C → Menganjurkan kepada ibu tentang rencana pemakaian KB Pada ibu nifas yang tidak menyusui penggunaan kontrasepsi harus dimulai pada waktu/ sebelum hubungan seksual pertama paska persalinan KB dapat dilakukan segera setelah masa nifas berakhir ( + 36 hari) dan menganjurkan ibu untuk memilih KB yang tidak mengganggu produksi ASI karena ibu sedang menyusui seperti suntik 3 bulan → Observasi keadaan Involusi uteri ® TFU 3 jari bawah pusat, lochea rubra, luka jahitan basah
  • 36. 10.20 10.25 10.30 → Memberikan ibu nutrisi seimbang → Melanjutkan terapi Amoxillin 3x 500 mg, asam mefenamat 3x500 mg, metil ergometrin 3x500 mg, etabion 1x1 tablet → Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat dan cukup minum air putih G. EVALUASI Tanggal / jam EVALUASI ( subyektif, obyektif,assesment,dan planning) Paraf 30-11-2009 11.00 01-12-2009 09.00 S: Ibu mengatakan mengerti dan mau melaksankan apa yang diajarkan oleh bidan. Ibu mengatakan masih mulas pada perut bagian bawah. O: KU ibu baik  TD 110/80 mmHg,  Suhu 36,50 C,  Nadi 88x/menit,  TFU 3 jari dibawah pusat,  Lokhea rubra.  UC baik & keras.  Luka masih basah dan tertutup kasa betadin  Tidak ada tanda-tanda infeksi.  Mobilisasi mika/miki dan duduk A: P1001 Post Partum fisiologis hari ke-1 dengan nyeri perut bagian bawah P: - Observasi TTV tiap 8 jam - Observasi involusi uteri dan perdarahan tiap hari - Memberikan HE tentang makanan yang bergizi. S : Ibu mengatakan mulas berkurang. Ibu mengatakan belum bisa BAB Ibu sangat senang sudah diperbolehkan pulang. O: Wajah ibu tampak segar  Tensi 110/800 mmHg,  Suhu 36,50 C,
  • 37.  Nadi 88x/menit,  TFU 3 jari dibawah pusat,  Lokhea rubra.  UC baik & keras.  Luka masih basah dan tertutup kasa betadin, tidak ada tanda bahaya infeksi.  BAK (+), BAB (-)  ASI keluar bayi mau menetek.  Makanan yang diberikan habis dan obat selalu diminum A: P1001 Post partum fisiologis hari ke 2 rencana pulang. P: Hentikan intervensi. Anjurkan minum obat teratur Anjurkan kontrol 1 minggu kemudian. I: Berikan HE sebelum pulang · Tanda bahaya masa nifas yaitu sakit kepala hebat, mata berkunang – kunang, mual muntah, nyeri perut bawah, perdarahan pervaginam, oedema pada wajah, tangan dan kaki. Pasien pulang jam 09.30 WIB Kontrol 1 minggu lagi
  • 38. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu. Pembagian pada masa nifas, ada 3 periode, yaitu puerpurium dini, puerpurium intermedial dan remote puerpurium. Involusi alat – alat kandungan, antara lain : uterus, bekas implantasi uteri, plasental bed mengecil, luka – luka pada jalan lahir, after pains, lochea, servik dan ligamen. Macam – macam lochea, antara lain : lochea rubra, lochea sanguinolenta, lochea serosa, lochea alba, lochea purulenta, dan lochiostasi.Perawatan post partum, antara lain : Mobilisasi, diit, miksi, BAB, Perawatan payudara, cuti hamil dan bersalin dan pemeriksaan pasca persalinan. Pemeriksaan Post natal antara lain pemeriksaan umum: tensi, nadi, keluhan.Keadaan umum : suhu badan, selera makan, payudara : Asi, putting susu, dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum, secret yang keluar (lochia,flour albus ), dan keadaan alat-alat kandungan. Diagnosa pada palpasi uterus masih besar, fundus masih tinggi, lochia berbau dan terjadi perdarahan. Pengobatan : berikan injeksi methergin setiap hari ditambah dengan ergometrin peroral. Bila ada sisa plasenta dilakukan kuretase. Berikan antibiotik sebagai pelindung infeksi. Penatalaksanaannya antara lain dengan memperbaiki posisi menyusui, mengoleskan asi ke putting susu yang lecet, tetap mengeluarkan ASI dari payudara, dan minum obat bila keadaannya parah. B. Saran 1. Bagi mahasiswa Mahasiswa hendaknya dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan logika dan ilmu dalam melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan yang baik dan benar. 2. Bagi latihan praktek Dapat menyesuaikan antara teori dan praktek terutama dalam asuhan kebidanan pada ibu post partum dengan sisa plasenta dapat meningkatkan pelayanan terutama dalam mencegah kematian pada ibu. 3. Bagi institusi pendidikan Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat memperbanyak dan menggandakan sebagian fasilitas perpustakaan.
  • 39. DAFTAR PUSTAKA · Mander, rosemary.nyeri persalinan.2003,Jakarta :EGC) · ( Farrer,Helen,perawatan maternitas,edisi 2.1996,Jakarta:EGC) · Bobak,dkk.buku ajar keperawatan maternitas, edisi 4,2004,Jakarta :EGC ) · (Hanifa winknjosartro dkk,ilmu kebidanan,edisi 3,cetakan ke-6,2002,Jakarta:YBP-SP · (Ladiwig, w,patrisia dkk,asuhan keperawatan ibu-BBL,edisi 5.jakarta:EGC) · Gde M. I.B, 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta. · Mochtar R, 2003. Sinopsis Obstetr. EGC. Jakarta.