1. BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk hidup yang paling komplek yang diciptakan tuhanYang
Maha Esa.Sebagai mahluk hidup, tentunya manusia memerlukan makan dan hasil dari proses
makanan tersebut akan dikeluarkan sebagai kotoran yang tidak lagi bermanfaat bagi tubuh
manusia itu sendiri.Proses pengubahan dari makanan sampai menjadi sisa dinamakan proses
pencernaan yang dilakukan oleh organ percernaan di dalam tubuh manusia.Sedangkan proses
pengeluaran kotoran tersebut dinamakan eliminasi.
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil).
Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu.Setelah proses persalinan telah selesai
dan ibu mulai memasuki masa nifas dan menyusui maka kebutuhan eliminasi ibu harus mulai
terpenuhi pula.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini menyajikan materi antara lain:
A.Pengertian Eiminasi
B.Kebutuhan Eliminasi Pada Masa Nifas Dan Menyusui
C.Fisiologi Dalam Eliminasi pada ibu nifas
D.Masalah-masalah Eleminasi Urine pada ibu nifas
E.Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi pada ibu nifas
F.Tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan eliminasi
KEBUTUHAN ELIMINASI PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Page 1
2. C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai pembelajaran tentang bagaimana proses
eliminasi
dan asuhan keperawatannya demi terciptanya perawat yang sesuai dengan dasar-dasar tugas
sebagai seorang perawat.
D. Manfaat Penulisan
1.Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa,
sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas
dan menyusui terutama pada Masalah Eliminasi
2. Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan menyusui..
KEBUTUHAN ELIMINASI PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Page 2
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Eiminasi
Menurut kamus Indonesia,eliminasi adalah pengeluaran,penghilangan,penyingkiran,
penyisihan.Dalam bidang kesehatan, Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme
tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).Eliminasi pada manusia
digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Defekasi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk
membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem
pencernaan (Dianawuri, 2009).
2. Miksi
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Miksi ini
sering disebut buang air kecil.
B.Kebutuhan Eliminasi Pada Masa Nifas Dan Menyusui
Buang Air Kecil/Miksi
Biasanya dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah dapat buang air kecil.
Semakin lama urine ditahan, maka dapat mengakibatkan infeksi. Maka dari itu bidan harus
dapat meyakinkan ibu supaya segera buang air kecil, karena biasany ibu malas buang air
kecing karena takut akan merasa sakit. Segera buang air kecil setelah melahirkan dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi post partum.
Buang air kecil sendiri sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi normal bila dapat BAK
spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK dapat disebabkan karena springter uretra tertekan
oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulo spingter ani selama persalinan, atau
dikarenakan oedem kandung kemih selama persalinan. Lakukan kateterisasi apabila kandung
kemih penuh dan sulit berkemih.
KEBUTUHAN ELIMINASI PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Page 3
4. Buang Air Besar/Defekasi
Dalam 24 jam pertama , pasien juga sudah harus dapat buang air besar. Buang air
besar tidak akan memperparah luka jalan lahir, maka dari itu buang air besar tidak boleh
ditahan-tahan. Untuk memperlancar buang air besar, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan tinggi serat dan minum air putih; olahraga; berikan obat rangsangan per oral/per
rektal atau lakukan klisma bilamana perlu.
C. Fisiologi Dalam Eliminasi Pada Ibu Nifas
1.Fisiologi Defekasi Pada Ibu Nifas
Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai
kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada waktu yang sama
setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja sesudah
makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan dimulai maka
peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke kolon,dan sisa makanan dari hari
kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke
dalam rektum, serentak peristaltik keras terjadidi dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah
perineum. Tekanan intra-abdominal bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi
diafragma dan otot abdominal,sfinkter anus mengendor dan kerjanya berakhir .
ELEMINASI BOWEL
Eleminasi bowel adalah pembuangan sisa metabolisme makanan dari dalam tubuh yang tidak
dibutuhkan lagi dalam bentuk bowel (feses). Organ-organ yang berperan dalam pembuangan
eleminasai bowel adalah Saluran Gastrointestinal yang dimulai dari mulut sampai anus.
KEBUTUHAN ELIMINASI PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Page 4
5. Anatomi dan Fisiologi
1.Saluran Gastrointestinal Bagian Atas
Makanan yang masuk akan dicerna secara mekanik dan kimiawi dimulut dan di lambung
dengan bantuan enzim, asam lambung. Selanjutnya makanan yang sudah dalam bentuk
chyme didorong ke usus halus.
2. Saluran Gastrointesrinai Bagian Bawah
Saluran Gastrointestinal bawah meliputi usus halus dan usus besar. Usus halus terdiri
atas Duodenum, Yeyenum, dan Ileum yana panjangnya kira-kira 6 meter dan diameter 2,5
cm. Usus besar terdiri atas cecum, colon, dan rectum yang kemudian bermuara pada anus.
Penjang usus besar sekitar 1,5 meter dan diameternya kira-kira 6 cm. Usus menerima zat
makanan yang sudah berbentuk cyme (setengah padat) dari lambung untuk mengabsorpsi air,
nutrien dan elektrolit. Usus sendiri mensekresi mucus,potassium,bikarbonat dan enzim.Cyme
bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul menjadi feses di usus besar. Dari
kita makan samapai mencapai rectum normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan colon
terbagi menjadi 3 yaitu : Haustral Shuffing adalah gerakan mencapur cyme untuk membantu
absorpsi air, Kontraksi Haustral adalah gerakan untuk mendorong materi cair dan semipadat
sepanjang colon, Gerakan Peristaltik adalah berupa gelombang,gerakan maju menuju anus.
Proses Defekasi
Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses dan
flatus yang berasal dari saluran pencernaan melaului anus. Dalam proses Defekasi terjadi
dalam 2 macam refleks yaitu:
1. Refleks Defekasi Intrinsik.
Refleks ini berawal dari feses yang masuk ke rectum sehingga terjadi distensi rectum,
yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan terjadilah gerakan
peristaltic. Setelah feses tiba di anus, secara sistematis spinter interna relaksasi maka
terjadilah defekasi.
2. Reflek Defekasi Parasimpatis
Feses yang masuk akan merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan ke spinal
cord. Dari spindal cord kemudian alikan ke colon desenden, sigmoid dan rektum yang
menyebabkan intesifnya peristaltik, relaksasi spinter internal maka terjadilah defekasi.
KEBUTUHAN ELIMINASI PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Page 5
6. Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontraksi otot abdomen, tekanan diafragma, dan
kontraksi otot elevator. Defekasi dipermudah oleh fleksi otot femur dan posisi jongkok. Gas
yang dihasilkan dalam proses pencernaan normalnya 7 – 10 liter/ 24 jam. Jenis gas yang
dikeluarkan adalah CO2, Metana, H2S dan Nitrogen Feses terdiri atas 75 % air dan 25%
materi padat. Feses normalnya berwarna coklat karena pengaruh dari mikroorganisme.
Konsistensinya lembek namun berbentuk.
Masalah Eleminasi defekasi Pada Masa Nifas dan Menyusui.
1. Konstipasi
Gangguan eleminasi yang diakibatkan adanya feses yang kering dan keras melalui usus
besar. Biasanya disebabkan oleh pola defekasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif yang
lama, stres, psikologis, obat-obatan, kurang aktivitas,usia.
2. Fecal Infaction
Masa keras yang dilipatan rektum yang mengakibatkan oleh retensi dan akumulasi
material feses yang berkepanjangaan
3. Diare
Keluarnya feses cairan dan meningkatnya frekuensi BAB akibat cepatnya chyme melewati
usus, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menyerap air.
4. Inkontinensia Alvi
Hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas yang melalui
saraf spinter anus
5. Kembung
Flatus yang berlebihan didaerah intestinal sehingga menyebabkan disetnsi intestinal, dapat
disebabkan karena konstipasi, penggunaan obat-obatan dan mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung gas.
6. Hemorroid.
Pelebaran vena didaerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan didaerah tersebut.
KEBUTUHAN ELIMINASI PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Page 6
7. 2.Fisiologi Miksi Pada Masa Nifas dan Menyusui
Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah
ginjal,ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu :
Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai
ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul reflex saraf yang disebut
refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini
gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akankeinginan untuk berkemih.
ELEMINASI URINE
Eleminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan. Proses pengeluaran ini sangat
bergantung pada fungsi-fungsi organ eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder, dan
uretra.Ginjal memindahkan air dari darah dalam bentuk urine. Ureter mengalirkan urine ke
bladder. Dalam bladder urine ditampung sampai mencapai batas tertentu yang kemudian
dikeluarkan melalui uretra.
Anatomi dan fisiologi Ginjal
Ginjal adalah dua organ kecil berbentuk seperti kacang buncis yang terletak pada sisisisi abdomen antara tulang rusuk kedua belas dan tulan belakanglumbal ketiga. Ginjal kanan
terletak lebih rendah daripada ginjal kiri karena hati menekannya kebawah. Ginjal terdiri atas
kapsul ginjal, cortex renalis (kulit luar) medulla renalis, dan sinus renalis. Cortex renalis
adalah bagian luar anteriorn kapsul ginjal. Bagian ini berwarna pucat dan memiliki
permukaan berbintik-bintik kecil. Nephron terletak pada bagian ini. Medulla renalis adalah
bagian pusat dan biasanya disebut dengan pyramid ginjal. Piramid pada bagina inim
meruncing dengan dasar menghadap cortex dan puncak menghadap bagian tengah ginjal.
Bagian nephron dan tubulus renal terletak pada ruang ini. Renal sinus merupakan bagian
interior yang terhubungkan dengan takik ginjal yang disebut dengan hilum.Nephron adalah
unit fungsional ginjal. Masing-masing ginjal mengandung sekitar 1 juta nephron (Burtucci,
1995). Nephron ikut terlibat dalam pembentukan urin. Nephron ini mengandung Corpuscolus
renalis, tubulus renalis, dan duktus kolektif renalis. Corpusculus renalis mengandung
glumerulus dan kapsul bowman. Tubulus renalis terdiri atas tubule konvolusi proksimal, loop
hense dan tubule konvolusi distal. Duktus kolektif terletak didalam nephron.Ureter adalah
kelanjutan pelvis renal pada hilum dan menghubungkan ginjal dengan kencing kemih. Ureter
KEBUTUHAN ELIMINASI PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Page 7
8. melakukan gerakan renstaltis otot polos yang diaktifkan oleh sisti saraf simpatis. Terdapat
function ureterovosical dalam ureter yang mencegah agar urin tidak kembali masuk kedalam
ginjal.Ketika darah mengalir melalui kapiler glumelrulus, pada saat yang sama terjadi filtrasi
plasma ginjal menerima sekitar 20% cardiac output, sekitar 1200 ml/mut aliran darah. Proses
filtrasi ini disebut ultrafiltrasi. Volume glumerulus melakukan filtrasi kurang lebih
180ml/hari, dan 99% diantaranya diserap kembali oleh ginjal. Tingkat filtrasi glumerular
(Gfn)
adalah
ukuran
proses
ini,
Gfn
dewasa
rata-rata
adalah
125
ml/jam.
Ketika darah yang telah terfilter memasuki kapsul Bowman glomeluri, maka terbentuklah
urin primitive. Ketika ultrafiltrasi ini mengalir melalui nephron yang lainnya terjadi
penyerapan kembali dan sekresi untuk memproduksi urin yang kita keluarkan Tubuke
konklusi proksimal menyerap kembali seabagian besar air yang sudah terfilter dan juga
elektrolot Loop Henle menyerap kemabali sodium. Tubule Konvolusi distal dan duktus
kolektif menbentuk urin yang kemudian dialirkan kedaalm ureter. Ureter kemudian
mengangkut urin menuju kandung kemih dengan gelombang peristaltis otot halus.Kandung
kemih merupakan tempat penampungan urine. Terletak pada dasar panggul pada daerah
retroperidontal dan terdiri atas otot-otot yang dapat mengecil. Kandung kemih terdiri atas 2
bagian yaitu bagian fundus / body yang merupakan otot lingkar, terdiri dari otot detrusor dan
bagian leher yang berhubungan langsung dengan uretra. Pada leher kandung kemih terdapat
spinter inerna. Spinter ini dikontrol oleh sistem saraf otonom. Kandung kemih dapat
menampung 300 sampai 400 ml urine.Kemudian dari ureter urine dialirkan ke uretra yang
merupakan saluran pembuangan yang langsung keluar dari tubuh. Panjang uretra perempuan
lebih pendek yaitu 3,7 cm sedangkan pada laki-laki panjangnya 20 cm.Sehingga perempuan
lebih beresiko untuk terjadi infeksi saluran kemih.
D. Masalah-masalah Eleminasi Urine Pada Ibu Nifas
1. Retensi Urine
Merupakan penumpukan urine dalam blabber dan ketidakmampuan bladder untuk
mengkosongkan kandung kemih.
2. Inkontinensia Urine
Merupakan ketidak mampuan otot spinter eksternal sementara atau menetap untuk
mengontrol
ekskesi urine.
3. Enuresis
KEBUTUHAN ELIMINASI PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Page 8
9. Merupakan ketidak sanggupan manahan kemih (mengompol) yang diakibatkan ketidak
mampuan untuk mengendalikan spinter eksterna. Biasanya terjadi pada anak-anak dan juga
pada orang jompo.
Perubahan Pola Berkemih
1. Frekuensi
2. Urgency
3. Dysuria
4. Polyuria
5. Urinary Suppresion
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi antara lain:
1. UMUR
Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga pengontrolannya.Anak-anak
tidak mampu mengontrol eliminasinya sampai sistem neuromuscular berkembang, biasanya
antara umur 2 – 3 tahun. Orang dewasa juga mengalami perubahan pengalaman yang dapat
mempengaruhi proses pengosongan lambung. Di antaranya adalah atony (berkurangnya tonus
otot yang normal) dari otot-otot polos colon yang dapat berakibat pada melambatnya
peristaltik dan mengerasnya(mengering) feses, dan menurunnya tonus dari otot-otot perut
yagn juga menurunkantekanan selama proses pengosongan lambung. Beberapa orang dewasa
juga mengalami penurunan kontrol terhadap muskulus spinkter ani yang dapat berdampak
pada proses defekasi.
2. DIET
Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi feses. Cukupnya selulosa,
serat pada makanan, penting untuk memperbesar volume feses. Makanan tertentu pada
beberapa orang sulit atau tidak bisa dicerna. Ketidakmampuan ini berdampak pada gangguan
pencernaan, di beberapa bagian jalur dari pengairan feses. Makan yang teratur mempengaruhi
defekasi. Makan yang tidak teratur dapat mengganggu keteraturan pola defekasi. Individu
yang makan pada waktu yang sama setiap hari mempunyai suatu keteraturan waktu, respon
fisiologi pada pemasukan makanan dan keteraturan pola aktivitas peristaltik di colon.
KEBUTUHAN ELIMINASI PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Page 9
10. 3. CAIRAN
Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika pemasukan cairan yang
adekuat ataupun pengeluaran (cth: urine, muntah) yang berlebihan untuk beberapa alasan,
tubuh melanjutkan untuk mereabsorbsi air dari chyme ketika ia lewat di sepanjang colon.
Dampaknya chyme menjadi lebih kering dari normal,menghasilkan feses yang keras.
Ditambah lagi berkurangnya pemasukan cairan memperlambat perjalanan chyme di
sepanjang intestinal, sehingga meningkatkan reabsorbsi cairan dari chyme.
4. TONUS OTOT
Tonus perut, otot pelvik dan diafragma yang baik penting untuk defekasi.Aktivitasnya juga
merangsang peristaltik yang memfasilitasi pergerakan chime sepanjang colon. Otot-otot yang
lemah sering tidak efektif pada peningkatan tekanan intraabdominal selama proses defekasi
atau pada pengontrolan defekasi. Otot-otot yang lemah merupakan akibat dari berkurangnya
latihan (exercise), imobilitas atau gangguan fungsi syaraf.
5. FAKTOR PSIKOLOGI
Dapat dilihat bahwa stres dapat mempengaruhi defekasi. Penyakit-penyakit tertentu
termasuk diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi mempunyai komponen psikologi.
Diketahui juga bahwa beberapa orang yagn cemas atau marah dapat meningkatkan aktivitas
peristaltik dan frekuensi diare. Ditambah lagi orang yang depresi bisa memperlambat
motilitas intestinal, yang berdampak pada konstipasi.
6. GAYA HIDUP
Gaya hidup mempengaruhi eliminasi feses pada beberapa cara. Pelathan buang air besar
pada waktu dini dapat memupuk kebiasaan defekasi pada waktu yang teratur,seperti setiap
hari setelah sarapan, atau bisa juga digunakan pada pola defekasi yang ireguler. Ketersediaan
dari fasilitas toilet, kegelisahan tentang bau, dan kebutuhan akan privacy juga mempengaruhi
pola eliminasi feses. Klien yang berbagi satu ruangan dengan orang lain pada suatu rumah
sakit mungkin tidak ingin menggunakan bedpan karena privacy dan kegelisahan akan baunya.
7. OBAT-OBATAN
Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruh terhadap eliminasi yang
normal. Beberapa menyebabkan diare; yang lain seperti dosis yang besar dari tranquilizer
tertentu dan diikuti dengan prosedur pemberian morphin dan codein,menyebabkan
konstipasi.Beberapa obat secara langsung mempengaruhi eliminasi.Laxative adalah obat yang
merangsang aktivitas usus dan memudahkan eliminasi feses. Obat-obatan ini melunakkan
feses, mempermudah defekasi. Obat-obatan tertentu seperti dicyclomine hydrochloride
(Bentyl), menekan aktivitas peristaltic dan kadang-kadang digunakan untuk mengobati diare.
KEBUTUHAN ELIMINASI PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Page 10
11. 8.AKTIVITAS
Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat membantu proses defekasi.
Gerakan peristaltik akan memudahkan bahan feses bergerak sepnjang colon.
9. PROSEDUR DIAGNOSTIK
Klien yang akan dilakukan diagnostik biasanya dipuaskan atau dilakukan klisma dahulu
agar tidak BAB kecuali setelah makan.
10. PENYAKIT
Beberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare dan konstipasi.
11. ANESTESI DAN PEMBEDAHAN.
Anestesi umum dapat menghalangi impuls parasimpatis, sehingga kadang-kadang dapat
menyebabkan ileus usus.Kondisi ini dapat berlangsung selama 24-48 jam.
12. NYERI
Pengalaman nyeri waktu BAB seperti adanya hemoroid, faktur ospubis, epesiotomi akan
menghalangi keinginan untuk BAB.
13. KERUSAKAN SENSORIK DAN MOTORIK
Kerusakan spinal cord dan injury kepala akan menimbulkan penurunan stimulus sensorik
untuk defekasi.
b.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Miksi Pada Ibu Nifas.
1. Pertumbuhan dan Perkembanga
2. Sosiokultural
3. Psikologis
4. Kebiasaan seseorang
5. Tonus otot
6. Intake cairan dan makanan
7. Kondisi penyakit
8. Pembedahan
9. Pengobatan
10. Pemeriksaan Diagnostik
Selain itu juga di pengaruhi oleh
1. Jumlah air yang diminum Semakin banyak air yang diminum jumlah urin semakin banyak.
Apabila banyak air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah sedikit, sehingga
pembuangan air jumlahnya lebih banyak dan air kencing akan terlihat bening dan encer.
Sebaliknya apabila sedikit air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah akan
KEBUTUHAN ELIMINASI PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Page 11
12. banyak sehingga pembuangan air sedikit dan air kencing berwarna lebih kuning .
2. Jumlah garam yang dikeluarkan dari darah
Supaya tekanan osmotik tetap, semakin banyak konsumsi garam maka pengeluaran urin
semakin banyak.
3. Konsentrasi hormon insulin
Jika konsentrasi insulin rendah, orang akan sering mengeluarkan urin.Kasus ini terjadi
pada orang yang menderita kencing manis.
4. Hormon antidiuretik (ADH)
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika darah sedikit
mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan ke dalam ginjal, akibatnya
penyerapan air meningkat sehingga urin yang terjadi pekat dan jumlahnya sedikit.
Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air, maka ADH yang disekresikan ke dalam
ginjal berkurang, akibatnya penyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan
encer dan jumlahnya banyak.
5. Suhu lingkungan
Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan
mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang
menuju organ tubuh, di antaranya ginjal.Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya
samakin banyak, makapengeluaran air kencing pun banyak.
6. Gejolak emosi dan stress
Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga
banyak darah yang menuju ginjal.Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi,
maka kandung kemih akan berkontraksi.Dengan demikian,maka timbullah hasrat ingin buang
air kecil.
7. Minuman alkohol dan kafein
Alkohol dapat menghambat pembentukan hormon antidiuretika. Seseorang yang banyak
minum alkohol dan kafein, maka jumlah air kencingnya akanmeningkat.
KEBUTUHAN ELIMINASI PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Page 12
13. F.Tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan eliminasi
Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Alvi (Buang Air Besar)
1. Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan
2. Membantu pasien buang air besar dengan pispot
3. Memberikan huknah rendah
4. Memberikan huknah tinggi
5. Memberikan gliserin
6. Mengeluarkan feses dengan jari.
KEBUTUHAN ELIMINASI PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Page 13
14. BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan
buang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar). Organ yang
berperan dalam eliminasi urine adalah: ginjal, kandung kemih dan uretra. Dalam
pemenuhan kebutuhan eliminasi urine terjadi proses berkemih. Berkemih
merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Faktor-faktor
yang mempengaruhi eliminasi urine adalah diet, asupan, respon keinginan awal
untuk berkemih kebiasaan seseorang dan stress psikologi.
Pada ibu hamil biasanya dalam 6 jam pertama post partum,pasien sudah dapat buang
air kecil. Semakin lama urine ditahan, maka dapat mengakibatkan infeksi. Dalam 24 jam
pertama , pasien juga sudah harus dapat buang air besar. Buang air besar tidak akan
memperparah luka jalan lahir, maka dari itu buang air besar tidak boleh ditahan-tahan.
B. Saran
1. Kita harus lebih memperhatikan kebutuhan eliminasi urine dan alvi dalam
kehidupan kita sehari-hari.
2. Menjaga kebersihan daerah tempat keluarnya urine dan alvi.
KEBUTUHAN ELIMINASI PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Page 14