SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
PENGUJIAN TAHAN LUNTUR WARNA TERHADAP GOSOKAN

I. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Mengetahui sampai sejauh mana proses pencelupan dan pengecapan berhasil dengan baik
yaitu dengan melakukan pengujian tahan luntur warna.
TUJUAN
Mampu menguji tahan luntur warna kain hasil

pencelupan atau pencapan terhadap

gosokan, baik gosokan kering maupun gosokan basah.
Mempelajari bagaimana cara melakukan pengujian tahan luntur warna terhadap gosokan.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tahan luntur warna terhadap gosokan.
II. TEORI DASAR
A.

TEORI DASAR TAHAN LUNTUR WARNA TERHADAP GOSOKAN
Cara ini dimaksudkan untuk menguji penodaan dari bahan berwarna pada kain, yang

disebabkan karena gosokan dan dipakai untuk bahan tekstil berwarna dari segala macam
serat, baik dalam bentuk benang maupun kain.
Dalam pengujiannya, dilakukan dua kali pengujian, yaitu gosokan dengan kain kering
dan gosokan dengan kain basah. Contoh uji ukuran 5 x 15 cm dipasang pada Crockmeter,
kemudian pada alat tersebut digosokkan kain putih kering dengan kondisi tertentu.
Penggosokan ini diulangi dengan kain putih basah. Penodaan pada kain putih dinilai dengan
menggunakan .
Kain putih yang dipakai adalah kain kapas dengan konstruksi 100 x 96/inchi2 dan berat
135,3 g/m2 yang telah diputihkan, tidak dikanji dan tidak disempurnakan, dipotong dengan
ukuran 5 cm x 5 cm. Apabila bahan yang diuji berupa benang, maka hendaknya dirajut
terlebih dahulu kemudian dipotong dengan ukuran 5 cm x 15 cm atau boleh juga dibelitkan
sejajar pada suatu karton menurut arah panjangnya dan berukuran 5 cm x 15 cm.
B.

TEORI DASAR PENILAIAN TAHAN LUNTUR WARNA
Penilaian tahan luntur warna dilakukan dengan melihat adanya perubahan warna asli

sebagai tidak perubahan, ada sedikit perubahan, cukup berubah, dan berubah sama sekali.
Penilaian secara visual dilakukan dengan membandingkan perubahan warna yang terjadi
dengan suatu standar perubahan warna. Standar yang telah dikenal adalah standar yang
dibuat oleh Society of Dyes and Colorist (SDC) di Inggris dan oleh American Assotiation of
Textile Chemist and Colorist (AATCC) di Amerika Serikat, yaitu berupa Gray Scale untuk
perubahan warna karenakelunturan warna, dan Staining Scale untuk perubahan warna
karena penodaan pada kain putih. Standar Gray Scale dan Staining Scale digunakan untuk
menilai perubahan yang terjadi pada pengujian tahan luntur warna terhadap pencucian,
keringat, gosokan, setrika, khlor, sinar matahari, zat-zat kimia, air, airlaut, dan sebagainya.

Gray Scale
 Terdiri dari 9 pasangan standar lempeng abu-abu, setiap pasangan mewakili
perbedaan warna atau kekontrasan warna (shade and strength) sesuai dengan
penilaian tahan luntur dengan angka.
 Penilaian tahan luntur warna dan perubahan warna yang sesuai, dilakukan dengan
membandingkan perbedaan pada contoh yang telah diuji dengan contoh asli terhadap
perbedan standar perubahan warna yang digambarkan oleh Gray Scale, dan
dinyatakan dengan rumus beda warna CIE ; I.a.b. yang ada pada tabel berikut :
Rumus Nilai Kekhromatikan Adam
Nilai Tahan

Perbedaan Warna

Toleransi Untuk Standar

Luntur Warna

(CIE ; I.a.b.)

Kerja (CIE ; I.a.b.)

5

0

± 0,2

4-5

0,8

± 0,2

4

1,7

± 0,3

3-4

2,5

± 0,3

3

3,4

± 0,4

2-3

4,8

± 0,5

2

6,8

± 0,6

1-2

9,6

± 0,7

1

13,6

± 1,0

Keterangan :
 Nilai 5 berarti tidak ada perubahan dan seterusnya sampai nilai 1 yang berarti
perubahan warna sangat besar. Nilai tahan luntur 5 ditunjukkan pada skala oleh dua
lempeng yang identik yang diletakkan berdampingan berwarna abu-abu netral dengan
reflektansi 12 ± 1 %. Perbedaan warna sama dengan nol.
 Nilai tahan luntur 4-5 sampai dengan 1 ditunjukkan oleh lempeng pembanding yang
identik dan yang digunakan untuk tingkat 5, berpasangan dengan lempeng abu-abu
netral yang sama tetapi lebih muda. Perbedaan secara visual dari pasanganpasangan nilai 4, 3, 2, dan 1 adalah tingkat geometrik dari perbedaan warna atau
kekontrasan seperti tabel diatas.

Staining Scale
 Terdiri dari 1 pasangan lempeng putih dan 8 pasang standar lempeng abu-abu dan
putih, dan setiap pasang mewakili perbedaan atau kekontrasan warna (shade and
strength) sesuai dengan penilaian penodaan dengan angka.
 Staining Scale digunakan untuk mengevaluasi penodaan pada kain putih pada
pengujian tahan luntur warna. Spesifikasi kalorimetrik yang tepat dari Staining Scale
diberikan sebagai nilai yang tetap untuk membandingkan terhadap standar-standar
yang mungkin telah berubah.
 Penilaian penodaan warna pada kain putih didalam pengujian tahan luntur warna
dilakukan dengan membandingkan perbedaan warna dari kain putih yang dinodai dan
kain putih yang tidak dinodai, terhadap perbedaan yang digambarkan oleh Staining
Scale, dan dinyatakan dengan Nilai Kekhromatikan Adam seperti pada Gray Scale,
hanya besar perbedaan warnanya berbeda, yaitu :
Nilai Kekhromatikan Adam
Nilai Tahan

Perbedaan Warna

Toleransi Untuk Standar

Luntur Warna

(CIE ; I.a.b.)

Kerja (CIE ; I.a.b.)

5

0

± 0,2

4-5

2,2

± 0,3

4

4,3

± 0,3

3-4

6,0

± 0,4

3

8,5

± 0,5

2-3

12,0

± 0,7

2

16,9

± 1,0

1-2

24,0

± 1,5

1

34,1

± 2,0
Keterangan :
 Penilaian tahan luntur warna dan perbedaan warna yang sesuai dengan rumus
beda warna CIE ; I.a.b. pada lajur pertama dan kedua tabel diatas. Nilai tahan
luntur 5 ditunjukkan pada skala oleh dua lempeng yang identik yang diletakkan
berdampingan, mempunyai reflektansi tidak kurang dari 85%, perbedaan warna
sama dengan nol.
 Nilai tahan luntur 4-5 sampai 1 ditunjukkan oleh lempeng putih pembanding yang
identik dengan yang digunakan untuk nilai 5, berpasangan dengan lempeng yang
sama tetapi berwarna abu-abu netral. Perbedaan secara visual dari pasangan nilai
4, 3. 2, dan 1 adalah tingkat geometrik dari perbedaan warna atau kekontrasan
seperti tabel diatas.
III. PRAKTIKUM
A. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
Alat Crockmeter, mempunyai jari dengan diameter 1,5 cm, yang bergerak satu kali
maju mundur sejauh 10 cm setiap kali putaran, dengan gaya tekanan pada kain
seberat 900 gram.
Staining Scale.
Air suling.
Kain kapas dengan konstruksi 100 x 96/inchi dan berat 135,3 g/m2 yang telah
diputihkan, tidak dikanji dan tidak disempurnakan, dipotong dengan ukuran 5 cm x 5
cm.

B. PERSIAPAN CONTOH UJI
Potong kain penggosok dengan ukuran 5 cm x 5 cm.
Potong contoh uji dengan ukuran 5 cm x 15 cm arah diagonal.

C. CARA PENGUJIAN
Gosokan Kering
 Letakkan contoh uji rata diatas alat penguji dengan sisi yang panjang searah
dengan arah gosokan.
 Bungkus jari crockmeter dengan kain putih kering dengan anyamannya miring
terhadap arah gosokan.
 Gosokkan 10 kali maju mundur (20 kali gosokan) dengan memutar alat pemutar 10
kali dengan kecepatan satu putaran per detik. Kain putih diambil dan dievaluasi.
 Bandingkan kain penggosok dengan Staining Scale.
Gosokan Basah
 Kain putih dibasahi dengan air suling, kemudian diperas diantara kertas saring,
sehingga kadar air dalamkain menjadi 65 ± 5 % terhadap berat kain contoh uji.
 Kerjakan seperti pada cara gosokan kering secepat mungkin untuk menghindarkan
penguapan. Kain putih dikeringkan diudara sebelum dievaluasi.
 Bandingkan kain penggosok dengan Staining Scale.

D. DATA PRAKTIKUM
E. DISKUSI
F. KESIMPULAN
PENGUJIAN DAYA SERAP KAIN (UJI TETES)

I. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Mengetahui dan mampu melakukan pengujian daya serap kain terhadap air.
TUJUAN
Mampu melakukan pengujian daya serap kain tidak berbulu dengan uji tetes.
Mengetahui sifat penting kain (daya serap kain) yang akan dicelup yang berhubungan
dengan ketuaan dan kerataan hasil pencelupan.

II. TEORI DASAR
Pada dasarnya, pengujian daya serap air sangat diperlukan karena daya serap kain
merupakan salah satu diantara beberapa faktor yang menentukan kesesuaian kain untuk
keperluan tertentu seperti pada kain handuk. Hasil kerataan dan ketuaan hasil pencelupan
sangat tergantung pada daya serap kain terhadap airnya.
Prinsip pengujian daya serap kain tidak berbulu dilakukan dengan meneteskan setetes
air dari ketinggian tertentu ke permukaan kain. Waktu yang diperlukan oleh pantulan cahaya
karena setetes air untuk menghilang diukur dan dicatat sebagai waktu basah. Sedangkan
untuk kain berbulu seperti handuk, cara seperti ini tidak dapat digunakan karena tetesan air
akan segera tertutup oleh ketinggian bulu-bulu tersebut.
Prinsip pengujian daya serap kain tidak berbulu dilakukan dengan menjatuhkan kain
contoh uji dari ketinggian tertentu ke permukaan air. Waktu yang diperlukan oleh kain contoh
uji sampai tenggelam diukur dan dicatat sebagai waktu basah. Kapasitas serap kain dihitung
dari selisih berat basah kain contoh uji setelah tenggelam dikurangi berat kering kain contoh
uji dibandingkan berat kain contoh uji kering dinyatakan dalam persen.

III. PRAKTIKUM
A. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
Simpai bordir dengan diameter 150 mm atau lebih.
Buret dengan 15-25 tetesan air tiap mililiter.
stopwatch
B. PERSIAPAN CONTOH UJI
Sepotong kain yang cukup untuk dipasang rata pada simpai bordir. Kemudian
contoh uji dikondisikan dalam ruangan dengan kondisi standar pengujian.
C. CARA PENGUJIAN
 Pasang kain pada simpai bordir sehingga permukaan kain bebas dari kerutan-kerutan
tetapi tanpa mengubah struktur kain.
 Letakkan simpai bordir tersebut dibawah buret dengan jarak 10 ± 1 mm dari ujung
buret. Teteskan setetes air pada permukaan kain.
 Ukur waktu yang diperlukan hingga pantulan cahaya tetesan hilang menggunakan
stopwatch. Pengamatan dilakukan dengan meletakkan simpai bordir diantara
pengamat dan sumber cahaya (jendela atau lampu duduk) dengan sudut sedemikian
sehingga pantulan cahaya dari permukaan tetesan air mudah dilihat. Ketika tetesan air
sedikit demi sedikit terserap, luas permukaanpantulan cahaya menyusut dan akhirnya
hilang seluruhnya dan meninggalkan bulatan basah yang suram. Saat itu stopwatch
dihentikan dan waktu yang berlangsung dicatat. Jika waktu basah melebihi 60 detik,
pengukuran waktu dihentikan dan waktu basah dilaporkan .
 Pengujian dilakukan lima kali.

D. DATA PRAKTIKUM
E. DISKUSI
F. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

N.M. Susyami Hitariat, Widayat, Totong. 2005. Bahan Ajar Praktek Evaluasi Tekstil
III (Evaluasi Kain). Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

P. Soepriyono, S.Teks, dkk. 1973. Serat-Serat Tekstil. Bandung : Institut Teknologi
Tekstil.

Wibowo Moerdoko, S.Teks, dkk. 1975. Evaluasi Tekstil bagian Kimia. Bandung :
Institut Teknologi Tekstil.
Lap 4. tlw thd gosokan & uji tetes

More Related Content

What's hot

What's hot (9)

laporan uji slump beton
laporan uji slump beton laporan uji slump beton
laporan uji slump beton
 
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan RayaLaporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
 
Lap 2. pita potong & kekakuan
Lap 2. pita potong & kekakuanLap 2. pita potong & kekakuan
Lap 2. pita potong & kekakuan
 
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALANLAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
 
Format laporan
Format laporanFormat laporan
Format laporan
 
Metalografi
MetalografiMetalografi
Metalografi
 
Shreenshot isi laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Shreenshot isi laporan Pratikum Perkerasan Jalan RayaShreenshot isi laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Shreenshot isi laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
 
Metode pengujian kuat lentur beton
Metode pengujian kuat  lentur beton Metode pengujian kuat  lentur beton
Metode pengujian kuat lentur beton
 
Evaluasi tablet
Evaluasi tabletEvaluasi tablet
Evaluasi tablet
 

Viewers also liked (20)

NSAC Pizza Hut
NSAC Pizza HutNSAC Pizza Hut
NSAC Pizza Hut
 
GK Victory Consulting
GK Victory ConsultingGK Victory Consulting
GK Victory Consulting
 
Being bold with your fundraising
Being bold with your fundraisingBeing bold with your fundraising
Being bold with your fundraising
 
WCMC-2015. Delegates
WCMC-2015. DelegatesWCMC-2015. Delegates
WCMC-2015. Delegates
 
The CRUX of the Matter: Amplifying Authentic Voices across the Institution
The CRUX of the Matter: Amplifying Authentic Voices across the InstitutionThe CRUX of the Matter: Amplifying Authentic Voices across the Institution
The CRUX of the Matter: Amplifying Authentic Voices across the Institution
 
Ppt musica
Ppt musicaPpt musica
Ppt musica
 
Glossary
GlossaryGlossary
Glossary
 
Memacu produksi pertanian melalui asp dan atp
Memacu produksi pertanian melalui asp dan atpMemacu produksi pertanian melalui asp dan atp
Memacu produksi pertanian melalui asp dan atp
 
Entorno sincronico
Entorno sincronicoEntorno sincronico
Entorno sincronico
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Introduccion
IntroduccionIntroduccion
Introduccion
 
Vq settembre 2013 ozono
Vq settembre 2013 ozonoVq settembre 2013 ozono
Vq settembre 2013 ozono
 
Trabalho antônio cláudio
Trabalho antônio cláudioTrabalho antônio cláudio
Trabalho antônio cláudio
 
Efecto invernadero tatis
Efecto invernadero tatisEfecto invernadero tatis
Efecto invernadero tatis
 
Transmartian - Annika Gustafson
Transmartian - Annika GustafsonTransmartian - Annika Gustafson
Transmartian - Annika Gustafson
 
FRANQUICIAS
FRANQUICIASFRANQUICIAS
FRANQUICIAS
 
Bolsas de empleos
Bolsas de empleosBolsas de empleos
Bolsas de empleos
 
Argie bond quant track record
Argie bond quant track recordArgie bond quant track record
Argie bond quant track record
 
Preissuchmaschinen Feeds
Preissuchmaschinen FeedsPreissuchmaschinen Feeds
Preissuchmaschinen Feeds
 
Nacido para ganar motivación
Nacido para ganar motivaciónNacido para ganar motivación
Nacido para ganar motivación
 

Similar to Lap 4. tlw thd gosokan & uji tetes

spesifikasi dan pengujian kertas.pptx
spesifikasi dan pengujian kertas.pptxspesifikasi dan pengujian kertas.pptx
spesifikasi dan pengujian kertas.pptxdian684754
 
Textile fabrics analysis
Textile fabrics analysisTextile fabrics analysis
Textile fabrics analysisroellys
 

Similar to Lap 4. tlw thd gosokan & uji tetes (20)

Lap 2.tlw thd keringat & uji keranjang
Lap 2.tlw thd keringat & uji keranjangLap 2.tlw thd keringat & uji keranjang
Lap 2.tlw thd keringat & uji keranjang
 
Lap 3. tlw thd pencucian & uji bundesmann
Lap 3. tlw thd pencucian & uji bundesmannLap 3. tlw thd pencucian & uji bundesmann
Lap 3. tlw thd pencucian & uji bundesmann
 
Lap 3. cr trapesium & thn gosok
Lap 3. cr trapesium & thn gosokLap 3. cr trapesium & thn gosok
Lap 3. cr trapesium & thn gosok
 
Lap 3. cr trapesium & thn gosok
Lap 3. cr trapesium & thn gosokLap 3. cr trapesium & thn gosok
Lap 3. cr trapesium & thn gosok
 
Campur
CampurCampur
Campur
 
Lap 4. pita tiras & dy tembus udara
Lap 4. pita tiras & dy tembus udaraLap 4. pita tiras & dy tembus udara
Lap 4. pita tiras & dy tembus udara
 
Campur
CampurCampur
Campur
 
Lap 2. pita potong & kekakuan
Lap 2. pita potong & kekakuanLap 2. pita potong & kekakuan
Lap 2. pita potong & kekakuan
 
Lap 5. kelangsaian
Lap 5. kelangsaianLap 5. kelangsaian
Lap 5. kelangsaian
 
Lap 1.uji dimensi & uji siram
Lap 1.uji dimensi & uji siramLap 1.uji dimensi & uji siram
Lap 1.uji dimensi & uji siram
 
Lap 1.uji dimensi & uji siram
Lap 1.uji dimensi & uji siramLap 1.uji dimensi & uji siram
Lap 1.uji dimensi & uji siram
 
spesifikasi dan pengujian kertas.pptx
spesifikasi dan pengujian kertas.pptxspesifikasi dan pengujian kertas.pptx
spesifikasi dan pengujian kertas.pptx
 
Textile fabrics analysis
Textile fabrics analysisTextile fabrics analysis
Textile fabrics analysis
 
Lap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutan
Lap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutanLap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutan
Lap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutan
 
Lap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutan
Lap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutanLap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutan
Lap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutan
 
Lap 10. cap busa
Lap 10. cap busaLap 10. cap busa
Lap 10. cap busa
 
Lap 6. cr elmendorf
Lap 6. cr elmendorfLap 6. cr elmendorf
Lap 6. cr elmendorf
 
Lap 6. cr elmendorf
Lap 6. cr elmendorfLap 6. cr elmendorf
Lap 6. cr elmendorf
 
Lap ujian
Lap ujianLap ujian
Lap ujian
 
Lap 10. cap busa
Lap 10. cap busaLap 10. cap busa
Lap 10. cap busa
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Lap 4. tlw thd gosokan & uji tetes

  • 1. PENGUJIAN TAHAN LUNTUR WARNA TERHADAP GOSOKAN I. MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD Mengetahui sampai sejauh mana proses pencelupan dan pengecapan berhasil dengan baik yaitu dengan melakukan pengujian tahan luntur warna. TUJUAN Mampu menguji tahan luntur warna kain hasil pencelupan atau pencapan terhadap gosokan, baik gosokan kering maupun gosokan basah. Mempelajari bagaimana cara melakukan pengujian tahan luntur warna terhadap gosokan. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tahan luntur warna terhadap gosokan. II. TEORI DASAR A. TEORI DASAR TAHAN LUNTUR WARNA TERHADAP GOSOKAN Cara ini dimaksudkan untuk menguji penodaan dari bahan berwarna pada kain, yang disebabkan karena gosokan dan dipakai untuk bahan tekstil berwarna dari segala macam serat, baik dalam bentuk benang maupun kain. Dalam pengujiannya, dilakukan dua kali pengujian, yaitu gosokan dengan kain kering dan gosokan dengan kain basah. Contoh uji ukuran 5 x 15 cm dipasang pada Crockmeter, kemudian pada alat tersebut digosokkan kain putih kering dengan kondisi tertentu. Penggosokan ini diulangi dengan kain putih basah. Penodaan pada kain putih dinilai dengan menggunakan . Kain putih yang dipakai adalah kain kapas dengan konstruksi 100 x 96/inchi2 dan berat 135,3 g/m2 yang telah diputihkan, tidak dikanji dan tidak disempurnakan, dipotong dengan ukuran 5 cm x 5 cm. Apabila bahan yang diuji berupa benang, maka hendaknya dirajut terlebih dahulu kemudian dipotong dengan ukuran 5 cm x 15 cm atau boleh juga dibelitkan sejajar pada suatu karton menurut arah panjangnya dan berukuran 5 cm x 15 cm. B. TEORI DASAR PENILAIAN TAHAN LUNTUR WARNA Penilaian tahan luntur warna dilakukan dengan melihat adanya perubahan warna asli sebagai tidak perubahan, ada sedikit perubahan, cukup berubah, dan berubah sama sekali. Penilaian secara visual dilakukan dengan membandingkan perubahan warna yang terjadi dengan suatu standar perubahan warna. Standar yang telah dikenal adalah standar yang
  • 2. dibuat oleh Society of Dyes and Colorist (SDC) di Inggris dan oleh American Assotiation of Textile Chemist and Colorist (AATCC) di Amerika Serikat, yaitu berupa Gray Scale untuk perubahan warna karenakelunturan warna, dan Staining Scale untuk perubahan warna karena penodaan pada kain putih. Standar Gray Scale dan Staining Scale digunakan untuk menilai perubahan yang terjadi pada pengujian tahan luntur warna terhadap pencucian, keringat, gosokan, setrika, khlor, sinar matahari, zat-zat kimia, air, airlaut, dan sebagainya. Gray Scale  Terdiri dari 9 pasangan standar lempeng abu-abu, setiap pasangan mewakili perbedaan warna atau kekontrasan warna (shade and strength) sesuai dengan penilaian tahan luntur dengan angka.  Penilaian tahan luntur warna dan perubahan warna yang sesuai, dilakukan dengan membandingkan perbedaan pada contoh yang telah diuji dengan contoh asli terhadap perbedan standar perubahan warna yang digambarkan oleh Gray Scale, dan dinyatakan dengan rumus beda warna CIE ; I.a.b. yang ada pada tabel berikut : Rumus Nilai Kekhromatikan Adam Nilai Tahan Perbedaan Warna Toleransi Untuk Standar Luntur Warna (CIE ; I.a.b.) Kerja (CIE ; I.a.b.) 5 0 ± 0,2 4-5 0,8 ± 0,2 4 1,7 ± 0,3 3-4 2,5 ± 0,3 3 3,4 ± 0,4 2-3 4,8 ± 0,5 2 6,8 ± 0,6 1-2 9,6 ± 0,7 1 13,6 ± 1,0 Keterangan :  Nilai 5 berarti tidak ada perubahan dan seterusnya sampai nilai 1 yang berarti perubahan warna sangat besar. Nilai tahan luntur 5 ditunjukkan pada skala oleh dua lempeng yang identik yang diletakkan berdampingan berwarna abu-abu netral dengan reflektansi 12 ± 1 %. Perbedaan warna sama dengan nol.
  • 3.  Nilai tahan luntur 4-5 sampai dengan 1 ditunjukkan oleh lempeng pembanding yang identik dan yang digunakan untuk tingkat 5, berpasangan dengan lempeng abu-abu netral yang sama tetapi lebih muda. Perbedaan secara visual dari pasanganpasangan nilai 4, 3, 2, dan 1 adalah tingkat geometrik dari perbedaan warna atau kekontrasan seperti tabel diatas. Staining Scale  Terdiri dari 1 pasangan lempeng putih dan 8 pasang standar lempeng abu-abu dan putih, dan setiap pasang mewakili perbedaan atau kekontrasan warna (shade and strength) sesuai dengan penilaian penodaan dengan angka.  Staining Scale digunakan untuk mengevaluasi penodaan pada kain putih pada pengujian tahan luntur warna. Spesifikasi kalorimetrik yang tepat dari Staining Scale diberikan sebagai nilai yang tetap untuk membandingkan terhadap standar-standar yang mungkin telah berubah.  Penilaian penodaan warna pada kain putih didalam pengujian tahan luntur warna dilakukan dengan membandingkan perbedaan warna dari kain putih yang dinodai dan kain putih yang tidak dinodai, terhadap perbedaan yang digambarkan oleh Staining Scale, dan dinyatakan dengan Nilai Kekhromatikan Adam seperti pada Gray Scale, hanya besar perbedaan warnanya berbeda, yaitu : Nilai Kekhromatikan Adam Nilai Tahan Perbedaan Warna Toleransi Untuk Standar Luntur Warna (CIE ; I.a.b.) Kerja (CIE ; I.a.b.) 5 0 ± 0,2 4-5 2,2 ± 0,3 4 4,3 ± 0,3 3-4 6,0 ± 0,4 3 8,5 ± 0,5 2-3 12,0 ± 0,7 2 16,9 ± 1,0 1-2 24,0 ± 1,5 1 34,1 ± 2,0
  • 4. Keterangan :  Penilaian tahan luntur warna dan perbedaan warna yang sesuai dengan rumus beda warna CIE ; I.a.b. pada lajur pertama dan kedua tabel diatas. Nilai tahan luntur 5 ditunjukkan pada skala oleh dua lempeng yang identik yang diletakkan berdampingan, mempunyai reflektansi tidak kurang dari 85%, perbedaan warna sama dengan nol.  Nilai tahan luntur 4-5 sampai 1 ditunjukkan oleh lempeng putih pembanding yang identik dengan yang digunakan untuk nilai 5, berpasangan dengan lempeng yang sama tetapi berwarna abu-abu netral. Perbedaan secara visual dari pasangan nilai 4, 3. 2, dan 1 adalah tingkat geometrik dari perbedaan warna atau kekontrasan seperti tabel diatas. III. PRAKTIKUM A. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN Alat Crockmeter, mempunyai jari dengan diameter 1,5 cm, yang bergerak satu kali maju mundur sejauh 10 cm setiap kali putaran, dengan gaya tekanan pada kain seberat 900 gram. Staining Scale. Air suling. Kain kapas dengan konstruksi 100 x 96/inchi dan berat 135,3 g/m2 yang telah diputihkan, tidak dikanji dan tidak disempurnakan, dipotong dengan ukuran 5 cm x 5 cm. B. PERSIAPAN CONTOH UJI Potong kain penggosok dengan ukuran 5 cm x 5 cm. Potong contoh uji dengan ukuran 5 cm x 15 cm arah diagonal. C. CARA PENGUJIAN Gosokan Kering  Letakkan contoh uji rata diatas alat penguji dengan sisi yang panjang searah dengan arah gosokan.  Bungkus jari crockmeter dengan kain putih kering dengan anyamannya miring terhadap arah gosokan.
  • 5.  Gosokkan 10 kali maju mundur (20 kali gosokan) dengan memutar alat pemutar 10 kali dengan kecepatan satu putaran per detik. Kain putih diambil dan dievaluasi.  Bandingkan kain penggosok dengan Staining Scale. Gosokan Basah  Kain putih dibasahi dengan air suling, kemudian diperas diantara kertas saring, sehingga kadar air dalamkain menjadi 65 ± 5 % terhadap berat kain contoh uji.  Kerjakan seperti pada cara gosokan kering secepat mungkin untuk menghindarkan penguapan. Kain putih dikeringkan diudara sebelum dievaluasi.  Bandingkan kain penggosok dengan Staining Scale. D. DATA PRAKTIKUM
  • 8. PENGUJIAN DAYA SERAP KAIN (UJI TETES) I. MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD Mengetahui dan mampu melakukan pengujian daya serap kain terhadap air. TUJUAN Mampu melakukan pengujian daya serap kain tidak berbulu dengan uji tetes. Mengetahui sifat penting kain (daya serap kain) yang akan dicelup yang berhubungan dengan ketuaan dan kerataan hasil pencelupan. II. TEORI DASAR Pada dasarnya, pengujian daya serap air sangat diperlukan karena daya serap kain merupakan salah satu diantara beberapa faktor yang menentukan kesesuaian kain untuk keperluan tertentu seperti pada kain handuk. Hasil kerataan dan ketuaan hasil pencelupan sangat tergantung pada daya serap kain terhadap airnya. Prinsip pengujian daya serap kain tidak berbulu dilakukan dengan meneteskan setetes air dari ketinggian tertentu ke permukaan kain. Waktu yang diperlukan oleh pantulan cahaya karena setetes air untuk menghilang diukur dan dicatat sebagai waktu basah. Sedangkan untuk kain berbulu seperti handuk, cara seperti ini tidak dapat digunakan karena tetesan air akan segera tertutup oleh ketinggian bulu-bulu tersebut. Prinsip pengujian daya serap kain tidak berbulu dilakukan dengan menjatuhkan kain contoh uji dari ketinggian tertentu ke permukaan air. Waktu yang diperlukan oleh kain contoh uji sampai tenggelam diukur dan dicatat sebagai waktu basah. Kapasitas serap kain dihitung dari selisih berat basah kain contoh uji setelah tenggelam dikurangi berat kering kain contoh uji dibandingkan berat kain contoh uji kering dinyatakan dalam persen. III. PRAKTIKUM A. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN Simpai bordir dengan diameter 150 mm atau lebih. Buret dengan 15-25 tetesan air tiap mililiter. stopwatch
  • 9. B. PERSIAPAN CONTOH UJI Sepotong kain yang cukup untuk dipasang rata pada simpai bordir. Kemudian contoh uji dikondisikan dalam ruangan dengan kondisi standar pengujian. C. CARA PENGUJIAN  Pasang kain pada simpai bordir sehingga permukaan kain bebas dari kerutan-kerutan tetapi tanpa mengubah struktur kain.  Letakkan simpai bordir tersebut dibawah buret dengan jarak 10 ± 1 mm dari ujung buret. Teteskan setetes air pada permukaan kain.  Ukur waktu yang diperlukan hingga pantulan cahaya tetesan hilang menggunakan stopwatch. Pengamatan dilakukan dengan meletakkan simpai bordir diantara pengamat dan sumber cahaya (jendela atau lampu duduk) dengan sudut sedemikian sehingga pantulan cahaya dari permukaan tetesan air mudah dilihat. Ketika tetesan air sedikit demi sedikit terserap, luas permukaanpantulan cahaya menyusut dan akhirnya hilang seluruhnya dan meninggalkan bulatan basah yang suram. Saat itu stopwatch dihentikan dan waktu yang berlangsung dicatat. Jika waktu basah melebihi 60 detik, pengukuran waktu dihentikan dan waktu basah dilaporkan .  Pengujian dilakukan lima kali. D. DATA PRAKTIKUM
  • 11. F. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA N.M. Susyami Hitariat, Widayat, Totong. 2005. Bahan Ajar Praktek Evaluasi Tekstil III (Evaluasi Kain). Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. P. Soepriyono, S.Teks, dkk. 1973. Serat-Serat Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil. Wibowo Moerdoko, S.Teks, dkk. 1975. Evaluasi Tekstil bagian Kimia. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.