SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
1
Agro Science/Techno Park Pacu Produksi Pertanian
Oleh RACHMAT HENDAYANA
Dalam program quick win 2014-2019, pemerintah Indonesia mencanangkan membangun
science park (SP) dan techno park (TP) masing-masing di 34 provinsi dan 100 kabupaten. SP adalah
kawasan yang ditujukan untuk penelitian, pengembangan iptek dengan tujuan komersialisasi,
berfungsi sebagai penyedia pengetahuan terkini, alternatif solusi teknologi dan pusat
pengembangan aplikasi teknologi lanjut. Sementara TP menjadi pusat penerapan teknologi,
tempat pelatihan, diseminasi dan advokasi bisnis ke masyarakat luas.
Kementerian Pertanian (Kemtan), dalam hal ini merencanakan bangun Agro Science Park (ASP)
dan Agro Techno Park (ATP) masing-masing di 6 provinsi dan 16 kabupaten/kota. Kehadiran
ASP/ATP tersebut dapat menjadi momentum untuk memacu produksi pertanian, karena program
tersebut merupakan penguatan sistem inovasi melalui interaksi dan kolaborasi antara sentra
kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan masyarakat.
Tulisan ini tidak mendiskusikan konsep ASP/ATP tersebut, akan tetapi lebih pada tataran
implementasi, bagaimanakah memanfaatkan momentum pembangunan ASP/ATP untuk memacu
produksi pertanian?
Rancang Bangun Inovasi
Keberhasilan ASP/ATP pada tataran perasional, tergantung pada rancang bangun inovasi
pertanian yang meliputi aspek teknis dan kelembagaan. Dari sisi teknis, tidak persoalan karena
tersedia 400 teknologi inovatif produk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
(Balitbangtan, 2013).
2
Invensi tersebut meliputi tanaman pangan (62 jenis), hortikultura (74 jenis), perkebunan (47
jenis), peternakan (32 jenis), pupuk, pestisida hayati, informasi dasar dan lingkungan (79 jenis),
mekanisasi pertanian (58 jenis), bioenergi (4 jenis) dan pengembangan produk (44 jenis). Beberapa
invensi telah diadopsi oleh pengguna dari berbagai kalangan (Haryono, 2013).
Namun demikian, kesiapan invensi teknologi saja belum cukup. Untuk mendorong invensi
menjadi inovasi perlu dukungan kelembagaan sebagai bagian dari sistem sosial. Didalam
kelembagaan tersebut melekat nilai-nilai, norma, aturan perundangan dan organisasi yang
mengatur tujuan dan komitmen dari pemangku kepentingan.
Kelembagaan berada di level makro (lingkup Kementan dan jajarannya), messo (pemerintah
daerah) dan level mikro (kelompok tani). Peraturan dan kebijakan formal bahkan gagasan di level
makro yang secara dinamis mengatur tindakan aktor dalam operasionalisisasi ASP/ATP
disinergikan dengan kebijakan dan relasi-relasi informal pada tataran messo di daerah, serta
kelompok tani di level mikro. Mekanisme sosial yang mengintegrasikan aspek formal dan informal
akan mendukung pencapaian tujuan ASP/ATP.
Dilevel mikro: reformasi, reorientasi dan revitalisasi kelembagaan petani menjadi suatu
keniscayaan untuk suksesnya ASP/ATP. Reformasi kelembagaan petani, ditujukan untuk
meningkatkan citra kelompok tani agar lebih mandiri, tidak tergantung pada pihak lain. Reorientasi
diperlukan agar kegiatan kelompok terfokus pada topik persoalan, dan revitalisasi kelembagaan
ditujukan untuk penguatan kapasitas dan kapabilitas kelompok tani dalam bermitra dengan
pemangku kepentingan.
Kelembagaan dalam hal ini, jangan hanya menjadi sarana kepanjangan pemerintah dalam
menjalankan program, tetapi harus diberdayakan sebagai subyek. Kelembagaan petani harus
dilibatkan sejak perencanaan, implementasi dan monitoring kegiatan. Tidak kalah pentingnya
3
adalah penguatan kelembagaan penyuluhan pertanian untuk mendorong motivasi petani
menerapkan inovasi teknologi pertanian.
Dukungan Pemerintah Daerah
Dukungan pemerintah daerah (Pemda), menjadi penentu keberhasilan ASP/ATP. Peran Pemda
diperlukan pada setiap tahap pembangunan ASP/ATP. Pengerahan masyarakat dan
pendistribusian berbagai sumberdaya pertanian, merupakan ranah Pemda. Dukungan lainnya
adalah legislasi kegiatan berupa Perda untuk mengikat semua pemangku kepentingan menjamin
keberlanjutan program.
Peran Pemda lainnya yang penting adalah: (i) fasilitasi penjaminan modal untuk mengatasi
kemampuan ekonomi petani yang umumnya relatif lemah; (ii) adanya jaminan ketersediaan
sarana produksi dalam jumlah yang cukup dan tepat waktunya pada saat dibutuhkan, (iii)
dukungan pemasaran dan jaminan harga jual produk petani yang atraktif sehingga merangsang
petani meningkatkan produktivitas usahataninya, dan (iv) perbaikan infrastruktur, utamanya
jaringan irigasi dan jalan usahatani.
Disamping itu, dukungan Pemda menciptakan kemitraan yang harmonis antar pemangku
kepentingan juga diperlukan untuk mempercepat adopsi teknologi, dan mendorong terjalinnya
komunikasi intensif dengan sumber informasi teknologi dan jaringan pasar output, sehingga dapat
meminimalkan risiko kegagalan.
Pengawalan dan Pendampingan Teknologi
Lalu, apa yang perlu dilakukan untuk pemerintah untuk mendukung keberhasilan ASP/ATP?
Pertama, perlu melakukan pengawalan dan pendampingan teknologi yang lebih intensif agar
pelaku utama dapat menerapkan teknologi sesuai rekomendasi. Ke dua, menyediakan fasilitas
yang atraktif bagi pendamping agar dapat bekerja optimal. Ke tiga, melakukan monitoring dan
4
evaluasi berjenjang dan periodik sehingga jika ada sesuatu yang kurang dapat segera terdeteksi
untuk diperbaiki.
Dengan rancang bangun inovasi yang efektip, dan dukungan Pemda yang kondusif, serta diikuti
pengawalan teknologi oleh peneliti/pendampingan oleh penyuluh yang lebih intensif,
pembangunan ASP/ATP akan mendorong terjadinya penderasan inovasi teknologi pertanian. Pada
gilirannya akan memacu produksi pertanian dan memberikan kontribusi pencapaian swasembada
pangan.
Bogor, 14 Maret 2015
Penulis,
Rachmat Hendayana
Peneliti Utama, Ekonomi Pertanian
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Jl. Tentara Pelajar No 10 Bogor, 16114
E-mail: rhendayana@gmail.com
5
Biodata Penulis
Nama lengkap : Ir. Rachmat Hendayana, MS
Jabatan : Peneliti Utama, Ekonomi Pertanian/Ketua Kelompok Pengkaji
Analisis Kebijakan
Kantor : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Alamat Kantor : Jl. Tentara Pelajar No 10. Bogor, 16114
E-mail : rhendayana@gmail.com

More Related Content

Viewers also liked

CB Consumer Spending Project 5-11
CB Consumer Spending Project 5-11CB Consumer Spending Project 5-11
CB Consumer Spending Project 5-11Logan Moore
 
Unofficial Transcript
Unofficial TranscriptUnofficial Transcript
Unofficial TranscriptLogan Moore
 
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015IAARD/Bogor, Indonesia
 
BUS 311Technology Plan
BUS 311Technology PlanBUS 311Technology Plan
BUS 311Technology PlanLogan Moore
 
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]IAARD/Bogor, Indonesia
 
Marketing Analytics RM Report
Marketing Analytics RM ReportMarketing Analytics RM Report
Marketing Analytics RM ReportLogan Moore
 
Teknik analisis data menggunakan excel
Teknik analisis data menggunakan excelTeknik analisis data menggunakan excel
Teknik analisis data menggunakan excelIAARD/Bogor, Indonesia
 

Viewers also liked (11)

CB Consumer Spending Project 5-11
CB Consumer Spending Project 5-11CB Consumer Spending Project 5-11
CB Consumer Spending Project 5-11
 
418 Homework 2
418 Homework 2418 Homework 2
418 Homework 2
 
Pengukuran persepsi dan adopsi
Pengukuran persepsi dan adopsiPengukuran persepsi dan adopsi
Pengukuran persepsi dan adopsi
 
Unofficial Transcript
Unofficial TranscriptUnofficial Transcript
Unofficial Transcript
 
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
 
Pola tanam juring ganda pada tebu
Pola tanam juring ganda pada tebuPola tanam juring ganda pada tebu
Pola tanam juring ganda pada tebu
 
BUS 311Technology Plan
BUS 311Technology PlanBUS 311Technology Plan
BUS 311Technology Plan
 
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]
 
Marketing Analytics RM Report
Marketing Analytics RM ReportMarketing Analytics RM Report
Marketing Analytics RM Report
 
Pertanian bioindustri berbasis padi
Pertanian bioindustri berbasis padiPertanian bioindustri berbasis padi
Pertanian bioindustri berbasis padi
 
Teknik analisis data menggunakan excel
Teknik analisis data menggunakan excelTeknik analisis data menggunakan excel
Teknik analisis data menggunakan excel
 

Similar to Agro Science Park Pacu Produksi Pertanian

Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013 Tatang A. Taufik
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013   Tatang  A. TaufikPemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013   Tatang  A. Taufik
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013 Tatang A. TaufikTatang Taufik
 
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangunKebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangunlenovo110
 
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTA
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTAInterlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTA
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTATri Cahyono
 
"Gerbang Indah Nusantara" Tatang Taufik A
"Gerbang Indah Nusantara"   Tatang Taufik A"Gerbang Indah Nusantara"   Tatang Taufik A
"Gerbang Indah Nusantara" Tatang Taufik ATatang Taufik
 
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptxRezaHanafi14
 
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...
Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...
Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...Maryati Abdullah
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfDianSopyan
 
Strategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan GapoktanStrategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan GapoktanBBPP_Batu
 
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdf
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdfelearning_66_5d95a6511ec8c.pdf
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdfsilviagusnita2
 

Similar to Agro Science Park Pacu Produksi Pertanian (20)

Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013 Tatang A. Taufik
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013   Tatang  A. TaufikPemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013   Tatang  A. Taufik
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013 Tatang A. Taufik
 
Rktm kerjasama kspp
Rktm kerjasama ksppRktm kerjasama kspp
Rktm kerjasama kspp
 
Rptp anjak 2018
Rptp anjak 2018Rptp anjak 2018
Rptp anjak 2018
 
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangunKebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
 
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTA
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTAInterlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTA
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTA
 
"Gerbang Indah Nusantara" Tatang Taufik A
"Gerbang Indah Nusantara"   Tatang Taufik A"Gerbang Indah Nusantara"   Tatang Taufik A
"Gerbang Indah Nusantara" Tatang Taufik A
 
Rdhptaman agro inovasi
Rdhptaman agro inovasiRdhptaman agro inovasi
Rdhptaman agro inovasi
 
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
 
Nopriawan Mahriadi.pptx
Nopriawan Mahriadi.pptxNopriawan Mahriadi.pptx
Nopriawan Mahriadi.pptx
 
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
 
Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1
 
Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1
 
Iptek untuk perindustrian
Iptek untuk perindustrianIptek untuk perindustrian
Iptek untuk perindustrian
 
Rdhp upsus 2018
Rdhp upsus 2018Rdhp upsus 2018
Rdhp upsus 2018
 
Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...
Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...
Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdf
 
Makalah kesejahteraan petani
Makalah kesejahteraan petaniMakalah kesejahteraan petani
Makalah kesejahteraan petani
 
Strategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan GapoktanStrategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan Gapoktan
 
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdf
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdfelearning_66_5d95a6511ec8c.pdf
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdf
 
Lakip bptp sumsel 2010
Lakip bptp sumsel 2010Lakip bptp sumsel 2010
Lakip bptp sumsel 2010
 

More from IAARD/Bogor, Indonesia

3. Tranformasi hasil riset menjadi naskah populer.pptx
3. Tranformasi hasil riset menjadi naskah populer.pptx3. Tranformasi hasil riset menjadi naskah populer.pptx
3. Tranformasi hasil riset menjadi naskah populer.pptxIAARD/Bogor, Indonesia
 
1. Format Penulisan Buku Bungarampai 26 Juli 2022.pptx
1.  Format Penulisan Buku Bungarampai 26 Juli 2022.pptx1.  Format Penulisan Buku Bungarampai 26 Juli 2022.pptx
1. Format Penulisan Buku Bungarampai 26 Juli 2022.pptxIAARD/Bogor, Indonesia
 
Presentasi produktif menulis artikel ilmiah populer 12 08 2021 (2)
Presentasi produktif menulis artikel ilmiah populer 12 08 2021 (2)Presentasi produktif menulis artikel ilmiah populer 12 08 2021 (2)
Presentasi produktif menulis artikel ilmiah populer 12 08 2021 (2)IAARD/Bogor, Indonesia
 
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriKinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriIAARD/Bogor, Indonesia
 
Dukungan inovasi kelembagaan dalam mempercepat diseminasi
Dukungan inovasi kelembagaan dalam mempercepat diseminasiDukungan inovasi kelembagaan dalam mempercepat diseminasi
Dukungan inovasi kelembagaan dalam mempercepat diseminasiIAARD/Bogor, Indonesia
 

More from IAARD/Bogor, Indonesia (14)

2. Teknik Penulisan Ilmiah BR.pptx
2. Teknik Penulisan Ilmiah BR.pptx2. Teknik Penulisan Ilmiah BR.pptx
2. Teknik Penulisan Ilmiah BR.pptx
 
3. Tranformasi hasil riset menjadi naskah populer.pptx
3. Tranformasi hasil riset menjadi naskah populer.pptx3. Tranformasi hasil riset menjadi naskah populer.pptx
3. Tranformasi hasil riset menjadi naskah populer.pptx
 
1. Format Penulisan Buku Bungarampai 26 Juli 2022.pptx
1.  Format Penulisan Buku Bungarampai 26 Juli 2022.pptx1.  Format Penulisan Buku Bungarampai 26 Juli 2022.pptx
1. Format Penulisan Buku Bungarampai 26 Juli 2022.pptx
 
Menggagas kti cetakan ke 4 tahun 2017
Menggagas kti cetakan ke 4 tahun 2017Menggagas kti cetakan ke 4 tahun 2017
Menggagas kti cetakan ke 4 tahun 2017
 
Presentasi produktif menulis artikel ilmiah populer 12 08 2021 (2)
Presentasi produktif menulis artikel ilmiah populer 12 08 2021 (2)Presentasi produktif menulis artikel ilmiah populer 12 08 2021 (2)
Presentasi produktif menulis artikel ilmiah populer 12 08 2021 (2)
 
Kiat final menjadi peneliti sukses
Kiat final menjadi peneliti suksesKiat final menjadi peneliti sukses
Kiat final menjadi peneliti sukses
 
Wujudkan Buku Ilmiah Pertama Anda
Wujudkan Buku Ilmiah Pertama AndaWujudkan Buku Ilmiah Pertama Anda
Wujudkan Buku Ilmiah Pertama Anda
 
Transformasi hasil pendampingan
Transformasi hasil pendampinganTransformasi hasil pendampingan
Transformasi hasil pendampingan
 
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriKinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
 
Ebook pertanian bioindustri
Ebook pertanian bioindustriEbook pertanian bioindustri
Ebook pertanian bioindustri
 
Dukungan inovasi kelembagaan dalam mempercepat diseminasi
Dukungan inovasi kelembagaan dalam mempercepat diseminasiDukungan inovasi kelembagaan dalam mempercepat diseminasi
Dukungan inovasi kelembagaan dalam mempercepat diseminasi
 
E book orasi purna tugas rhy
E book orasi purna tugas rhyE book orasi purna tugas rhy
E book orasi purna tugas rhy
 
Ebook pertanian bioindustri
Ebook pertanian bioindustriEbook pertanian bioindustri
Ebook pertanian bioindustri
 
Pertanian Bioindustri
Pertanian BioindustriPertanian Bioindustri
Pertanian Bioindustri
 

Agro Science Park Pacu Produksi Pertanian

  • 1. 1 Agro Science/Techno Park Pacu Produksi Pertanian Oleh RACHMAT HENDAYANA Dalam program quick win 2014-2019, pemerintah Indonesia mencanangkan membangun science park (SP) dan techno park (TP) masing-masing di 34 provinsi dan 100 kabupaten. SP adalah kawasan yang ditujukan untuk penelitian, pengembangan iptek dengan tujuan komersialisasi, berfungsi sebagai penyedia pengetahuan terkini, alternatif solusi teknologi dan pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut. Sementara TP menjadi pusat penerapan teknologi, tempat pelatihan, diseminasi dan advokasi bisnis ke masyarakat luas. Kementerian Pertanian (Kemtan), dalam hal ini merencanakan bangun Agro Science Park (ASP) dan Agro Techno Park (ATP) masing-masing di 6 provinsi dan 16 kabupaten/kota. Kehadiran ASP/ATP tersebut dapat menjadi momentum untuk memacu produksi pertanian, karena program tersebut merupakan penguatan sistem inovasi melalui interaksi dan kolaborasi antara sentra kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan masyarakat. Tulisan ini tidak mendiskusikan konsep ASP/ATP tersebut, akan tetapi lebih pada tataran implementasi, bagaimanakah memanfaatkan momentum pembangunan ASP/ATP untuk memacu produksi pertanian? Rancang Bangun Inovasi Keberhasilan ASP/ATP pada tataran perasional, tergantung pada rancang bangun inovasi pertanian yang meliputi aspek teknis dan kelembagaan. Dari sisi teknis, tidak persoalan karena tersedia 400 teknologi inovatif produk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan, 2013).
  • 2. 2 Invensi tersebut meliputi tanaman pangan (62 jenis), hortikultura (74 jenis), perkebunan (47 jenis), peternakan (32 jenis), pupuk, pestisida hayati, informasi dasar dan lingkungan (79 jenis), mekanisasi pertanian (58 jenis), bioenergi (4 jenis) dan pengembangan produk (44 jenis). Beberapa invensi telah diadopsi oleh pengguna dari berbagai kalangan (Haryono, 2013). Namun demikian, kesiapan invensi teknologi saja belum cukup. Untuk mendorong invensi menjadi inovasi perlu dukungan kelembagaan sebagai bagian dari sistem sosial. Didalam kelembagaan tersebut melekat nilai-nilai, norma, aturan perundangan dan organisasi yang mengatur tujuan dan komitmen dari pemangku kepentingan. Kelembagaan berada di level makro (lingkup Kementan dan jajarannya), messo (pemerintah daerah) dan level mikro (kelompok tani). Peraturan dan kebijakan formal bahkan gagasan di level makro yang secara dinamis mengatur tindakan aktor dalam operasionalisisasi ASP/ATP disinergikan dengan kebijakan dan relasi-relasi informal pada tataran messo di daerah, serta kelompok tani di level mikro. Mekanisme sosial yang mengintegrasikan aspek formal dan informal akan mendukung pencapaian tujuan ASP/ATP. Dilevel mikro: reformasi, reorientasi dan revitalisasi kelembagaan petani menjadi suatu keniscayaan untuk suksesnya ASP/ATP. Reformasi kelembagaan petani, ditujukan untuk meningkatkan citra kelompok tani agar lebih mandiri, tidak tergantung pada pihak lain. Reorientasi diperlukan agar kegiatan kelompok terfokus pada topik persoalan, dan revitalisasi kelembagaan ditujukan untuk penguatan kapasitas dan kapabilitas kelompok tani dalam bermitra dengan pemangku kepentingan. Kelembagaan dalam hal ini, jangan hanya menjadi sarana kepanjangan pemerintah dalam menjalankan program, tetapi harus diberdayakan sebagai subyek. Kelembagaan petani harus dilibatkan sejak perencanaan, implementasi dan monitoring kegiatan. Tidak kalah pentingnya
  • 3. 3 adalah penguatan kelembagaan penyuluhan pertanian untuk mendorong motivasi petani menerapkan inovasi teknologi pertanian. Dukungan Pemerintah Daerah Dukungan pemerintah daerah (Pemda), menjadi penentu keberhasilan ASP/ATP. Peran Pemda diperlukan pada setiap tahap pembangunan ASP/ATP. Pengerahan masyarakat dan pendistribusian berbagai sumberdaya pertanian, merupakan ranah Pemda. Dukungan lainnya adalah legislasi kegiatan berupa Perda untuk mengikat semua pemangku kepentingan menjamin keberlanjutan program. Peran Pemda lainnya yang penting adalah: (i) fasilitasi penjaminan modal untuk mengatasi kemampuan ekonomi petani yang umumnya relatif lemah; (ii) adanya jaminan ketersediaan sarana produksi dalam jumlah yang cukup dan tepat waktunya pada saat dibutuhkan, (iii) dukungan pemasaran dan jaminan harga jual produk petani yang atraktif sehingga merangsang petani meningkatkan produktivitas usahataninya, dan (iv) perbaikan infrastruktur, utamanya jaringan irigasi dan jalan usahatani. Disamping itu, dukungan Pemda menciptakan kemitraan yang harmonis antar pemangku kepentingan juga diperlukan untuk mempercepat adopsi teknologi, dan mendorong terjalinnya komunikasi intensif dengan sumber informasi teknologi dan jaringan pasar output, sehingga dapat meminimalkan risiko kegagalan. Pengawalan dan Pendampingan Teknologi Lalu, apa yang perlu dilakukan untuk pemerintah untuk mendukung keberhasilan ASP/ATP? Pertama, perlu melakukan pengawalan dan pendampingan teknologi yang lebih intensif agar pelaku utama dapat menerapkan teknologi sesuai rekomendasi. Ke dua, menyediakan fasilitas yang atraktif bagi pendamping agar dapat bekerja optimal. Ke tiga, melakukan monitoring dan
  • 4. 4 evaluasi berjenjang dan periodik sehingga jika ada sesuatu yang kurang dapat segera terdeteksi untuk diperbaiki. Dengan rancang bangun inovasi yang efektip, dan dukungan Pemda yang kondusif, serta diikuti pengawalan teknologi oleh peneliti/pendampingan oleh penyuluh yang lebih intensif, pembangunan ASP/ATP akan mendorong terjadinya penderasan inovasi teknologi pertanian. Pada gilirannya akan memacu produksi pertanian dan memberikan kontribusi pencapaian swasembada pangan. Bogor, 14 Maret 2015 Penulis, Rachmat Hendayana Peneliti Utama, Ekonomi Pertanian Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Jl. Tentara Pelajar No 10 Bogor, 16114 E-mail: rhendayana@gmail.com
  • 5. 5 Biodata Penulis Nama lengkap : Ir. Rachmat Hendayana, MS Jabatan : Peneliti Utama, Ekonomi Pertanian/Ketua Kelompok Pengkaji Analisis Kebijakan Kantor : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Alamat Kantor : Jl. Tentara Pelajar No 10. Bogor, 16114 E-mail : rhendayana@gmail.com