1. PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PITA TIRAS
I. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Mengetahui apa yang dimaksud kekuatan kain, terdiri dari apa saja kekuatan kain, alat yang
digunakan untuk pengujian, macam-macam cara pengujian kekuatan kain, dan kegunaan
konstruksi kain tenun.
TUJUAN
Mampu melakukan pengujian kekuatan tarik dan mulur kain cara pita tiras.
Mampu menggunakan alat pengujian (dinamometer).
Mampu menganalisis hasil pengujian.
II. TEORI DASAR
Kekuatan kain dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu :
Kekuatan tarik kain
Kekuatan sobek kain
Kekuatan jebol kain
Kekuatan Tarik Dan Mulur Kain
Kekuatan tarik kain adalah beban maksimal yang dapat ditahan suatu contoh uji kain
hingga kain tersebut putus, sedangkan mulur kain adalah penambahan panjang kain pada
saat kain putus, dibandingkan dengan panjang kain semula dinyatakan dalam persen.
Kekuatan tarik digunakan untuk kain tenun. Kekuatan tarik kain dapat diuji dengan tiga cara,
yaitu Pengujian Cara Cekau, Pengujian Cara Pita Tiras, Dan Pengujian Cara Pita Potong.
Pengujian Cara Pita Tiras
Pengujian cara pita tiras (jalur urai) bias dilakukan dengan ukuran contoh uji 3 cm x 20
cm ditiras menjadi 2,5 cm x 20 cm, atau 6 cm x 20 cm ditiras menjadi 5 cm x 20 cm. Cara ini
umumnya dipakai untuk kain yang tidak dilapisi dengan kata lain kain yang mudah diurai.
Pengujian kekuatan tarik dengan pita tiras pada saat terjadi penarikan benang pada bagian
tengah kain yang mengalami tarikan, sedangkan benang yang terdapat pada kedua sisi kain
hanya mengalami tarikan yang kecil. Hal ini terjadi karena contoh uji yang telah diurai tidak
ada jalinan yang memegang benang pada sisi kain, maka pada saat beban bertambah
2. benang-benang sisi kain hanya hilang keritingnya saja, baru setelah bagian tengah putus
benang pada bagian pinggir kain putus. Pengujian kekuatan cara pita tiras selalu
menghasilkan kekuatan tarik yang lebih rendah dari cara cekau namun masih lebih tinggi dari
cara pita potong.
III. PRAKTIKUM
1. Peralatan
Mesin penguji kekuatan tarik dengan spesifikasi :
Kecepatan penarikan
= 30 ± 1 cm per menit
Beban
= 50, 100, 250 kg
Jenis
= ayunan
Penggerak
= motor atau tangan
Waktu putus
= 20 ± 3 detik setelah penarikan
Jarak jepit
= 7 cm
Ukuran penjepit
= 5 cm x 2,5 cm
Ukuran contoh uji
= 3 cm x 20 cm
Gunting
Jarum
2. Persiapan Contoh Uji
Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.
Potong kain dengan ukuran 3,5 cm x 20 cm atau (2,5 cm + 20 helai benang) x 20 cm
(mana yang lebih lebar yang dipilih), kemudian ditiras menjadi 2,5 cm x 20 cm
sebanyak 5 helai arah lusi dan 5 helai arah pakan.
3. Cara Pengujian
Pengujian Kekuatan Tarik Kering
Jepit contoh uji simetris pada jepitan atas, dengan arah bagian panjang searah
dengan arah tarikan.
Beri tegangan awal pada contoh uji sebesar 170 gram, kemudian jepit simetris
pada jepitan bawah.
Jalankan mesin hingga contoh uji putus.
Hentikan mesin saat contoh uji putus, kemudian baca besarnya kekuatan tarik
pada skala.
3. Ulangi pengujian hingga 5 kali pengujian dan apabila contoh uji putus pada
penjepit pengujian harus diulangi.
Pengujian Kekuatan Tarik basah
Contoh uji yang telah siap kemudian dibenamkan dalam air suling
yang
mengandung tidak lebih dari 0,05 % zat pembasah non-ion,pada suhu kamar
hingga benar-benar basah.
Pengujian selanjutnya sama seperti diatas, dengan catatan pengujian harus sudah
selesai dalam 2 menit setelah contoh uji diambil dari air.
4. PENGUJIAN DAYA TEMBUS UDARA KAIN
I. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Memiliki kemampuan untuk menguji sifat kain yang berhubungan dengan rongga udara dan
mengetahui apa yang dimaksud daya tembus udara, alat yang digunakan untuk pengujian,
macam-macam cara pengujiannya dan kegunaan pengujiannya.
TUJUAN
Mampu melakukan pengujian daya tembus udara pada kain.
Mampu menggunakan alat pengujian (air permeability tester).
Mampu menganalisis hasil pengujian.
II. TEORI DASAR
Daya tembus udara penting untuk diuji karena susunan dari kain terdiri dari benangbenang dan benang-benang terdiri dari serat-serat, maka bagian dari volume suatu kain
sebenarnya terdiri dari rongga udara. Jumlah ukuran dandistribusi dari ruang tersebut sangat
mempengaruhi sifat-sifat dari kain, seperti kehangatan dan perlindungan terhadap angin dan
hujan serta efisiensi dari penyaringan dari kain-kain untuk industry. Contoh kain untuk
kantong-kantong vacuum cleaner harus mudah dilalui udara tetapi mencegah masuknya
kotoran. Meskipun jumlah ruang udara dari dua macam kain sama, akan tetapi mungkin saja
kain yang satu lebih sukar dilalui udara dari pada kain yang lain dan karenanya akan lebih
hangat dipakai.
Ada dua istilah yang berhubungan dengan ruang udara padakain,yaitu :
Daya tembus udara (air permeability)
Rongga udara (air porosity)
Daya tembus udara adalah laju aliran udara yang melewati suatu kain, dimana tekanan
pada kedua permukaan kain berbeda. Daya tembus udara dinyatakan dengan volume udara
(cm3) yang mengalir per satuan waktu (detik) melalui luas permukaan kain tertentu (cm 2) pada
perbedaan tekanan udara tertentu pada kedua permukaan kain. Sedangkan rongga udara
adalah untuk menyatakan berapa persentase volume udara dalam kain terhadap volume
keseluruhan kain tersebut.
5. III. PRAKTIKUM
1. Peralatan
Alat uji daya tembus udara (air permeability) yang dilengkapi dengan :
Pemegang contoh uji dengan luas lubang tertentu.
Kipas penghisap untuk mengalirkan udara.
Manometer tegak (manometer air).
Incline manometer (manometer minyak).
Pengatur besarnya tekanan udara yang melalui contoh uji.
Skala untuk mencatat hasilnya.
Orifice sebanyak 8 buah dengan kapasitas daya tembus udara sebagai berikut :
Tabel Diameter Orifice dan Besarnya DTU
Diameter Orifice
Daya Tembus Udara (cm3/detik/cm2)
(mm)
h (harga minimal)
H (harga maksimal)
2
4,0
11,4
3
9,3
26,6
4
20,0
58,0
5
32,0
91,0
6
40,0
113,0
8
72,0
197,0
11
137,0
375,0
16
292,0
794,0
2. Persiapan Contoh Uji
Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.
Jumlah pengujian adalah n = 0,154 x CV (%) atau jika tidak diketahui CV-nya n= 7.
3. Cara Pengujian
Letakkan mesin uji pada meja atur agar letaknya benar-benar horizontal.
Isi penampung air dengan air suling sehingga manometer air menunjukkan skala nol
(0) dan atur letak manometer agar benar-benar tegak.
Isi penampung minyak dengan minyak khusus dengan berat jenis 0,834 sehingga
manometer minyak menunjukkan skala nol (0).
6. Pasang contoh uji pada lubang tempat contoh uji, dijepit dengan cincin yang sesuai
sehingga kain cukup tegang dan kemudian lubang ditutup.
Pasang orifice terpilih yang cocok untuk kain tersebut sehingga angka pada
manometer air berada diantara 4 – 14.
Hubungkan alat melalui Rheostat ke sumber listrik dan kemudian kipas penghisap
dijalankan.
Atur Rheostat agar tekanan udara sesuai dengan tekanan 12,7 mm (0,5 inci) air
dengan indikator baca pada manometer minyak menunjukkan skala 0,5 dan tetap.
Baca manometer air dan hitung harga daya tembus udara dengan rumus :
X = h + harga manometer air – 2
15 – 2
x (H – h) x 0,508
(cm3/detik/cm2)
7. DAFTAR PUSTAKA
N.M. Susyami Hitariat, Widayat, Totong. 2005. Bahan Ajar Praktek Evaluasi Tekstil
III (Evaluasi Kain). Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
P. Soepriyono, S.Teks, dkk. 1973. Serat-Serat Tekstil. Bandung : Institut Teknologi
Tekstil.
Wibowo Moerdoko, S.Teks, dkk. 1975. Evaluasi Tekstil bagian Kimia. Bandung :
Institut Teknologi Tekstil.