SlideShare a Scribd company logo
1 of 84
Download to read offline
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
DI RUANG DELIMA RSUD KABUPATEN MUNA
TAHUN 2014 s.d 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
Yunianti
PSW.B.2013.IB.0052
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Faktor Risiko Terjadinya Plasenta Previa pada Ibu Hamil di Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 S.D 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes La Hasariy, SKM., M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Tim Penguji
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (.......................................)
2. Wa Ode Siti Asma, SST., M.Kes (.......................................)
3. La Hasariy, SKM., M.Kes (.......................................)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, SST., M.Kes La Hasariy, SKM., M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
iv
RIWAYAT HIDUP
Nama : Yunianti
Tempat/Tanggal Lahir : Tampo, 16 November 1994
Agama : Islam
Alamat Rumah : Desa Torobulu
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri DesaTorobulu tahun 2005
SD Negeri 2DesaWawo tahun 2006
SD Negeri 7 Napabalano tahun 2007
2. SMP Negeri 4 Lainea tahun 2010
3. SMA Negeri 1 Napabalano tahun 2013
4. Tahun 2016-Sekarang : Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten
Muna
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
AssalamualaikumWarohmatullahiWabarokatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
berjudul “Faktor Risiko Terjadinya Plasenta Previa pada Ibu Hamil di Ruang
Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 S.D. 2015”
Dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak menemukan
kesulitan. Namun, berkat bimbingan dari ibu Wa Ode Siti Asma, SST., M.Kes selaku
pembimbing I dan Bapak La Hasariy, SKM., M.Kes Selaku pembimbing II akhirnya
karya tulis ilmiah ini dapat penulis selesaikan. Oleh sebab itu pada kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku ketua Yayasan Pendidikan Sowite
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Munadan selaku penguji dalam
karya tulis ilmiah ini.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna.
3. Seluruh dosen dan staf administrasi di Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna.
4. dr. TututPuwantoselakudirekturRumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
besertastafyang telah membantu penulis dalam pemberian informasi untuk
kesempurnaan penyusunan karya tulis ilmiah ini.
vi
5. Teristimewa untuk ayahanda tercinta bapak Faisal dan Ibunda tersayang ibu Wa
Ode Ambe yang tiada henti-hentinya memberikan doa dan dukungan moril
maupun materil pada penulis selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Saudara/(i)ku Andri, Metrianidan Mirta serta seluruh keluarga yang selalu
memberikan semangat tersendiri bagi penulis
7. Sahabat-sahabatku Jumhirah, Ratma Ningsih, Rezky Amalia, SalmiaWaty, Fitri,
Dimas, Zupridan yang takdapatsayasebutkannamanyasatupersatu terima kasih
banyak untuk semua kebaikan kalian selama ini. Teman-teman seangkatan
khususnya kelas A yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima
kasih atas semangat dan bantuan serta kesan mendalam yang sudah kalian
berikan selama 3 tahun ini.
Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, dan
kekurangan adalah milik manusia. Begitu pula karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan baik dari isi maupun tulisan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis
ilmiah ini.
Raha, Juli 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………..................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x
INTISARI …………………………………………………....…………………. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ........................................................................................ 6
1. Kehamilan ......................................................................................... 6
2. Plasenta Previa .................................................................................. 14
B. Landasan Teori ....................................................................................... 24
C. Kerangka Konsep ................................................................................... 27
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................... 29
B. Subyek Penelitian .................................................................................... 30
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 30
D. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................... 31
E. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif ........................................... 31
F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 32
G. Pengolahan Data dan Analisis Data ....................................................... 32
H. Jalannya Penelitian ................................................................................. 35
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HasilPenelitian …………………………………………………………. 36
B. Pembahasan ……………………………………………………………. 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 56
B. Saran ………………………………………………………………….... 56
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 57
Lampiran-Lampiran
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kriteria Obyektif dan Defenisi Operasional ........................................... 31
Tabel 2. Kontingensi 2x2 Odds Ratio Penelitian Case Control Study .................. 34
Tabel 3. Rencana Penelitian ................................................................................. 35
Table 4.DistribusiFaktorRisikoPenyebabPlasentaPrevia di RuangDelima
RSUD KabupatenMunaTahun 2014 s.d 2015 Ditinjau Dari Paritas
Ibu ………………………………………….............................................. 39
Table 5.DistribusiFaktorRisikoPenyebabPlasentaPrevia di RuangDelima
RSUD KabupatenMunaTahun 2014 s.d 2015 Ditinjau Dari Riwayat
Abortus …………………………………………...................................... 40
Table 6.DistribusiFaktorRisikoPenyebabPlasentaPrevia di RuangDelima
RSUD KabupatenMunaTahun 2014 s.d 2015 Ditinjau
Dari ParitasIbu ………………………………………………………..... 41
Tabel 7.DistribusiFrekuensiSubyekPenelitianFaktorRisikoPenyebab
PlasentaPrevia di RuangDelima RSUD KabupatenMunaTahun
2014 s.d 2015Ditinjau DariVariabel Independent …………………......... 42
Tabel 8.RisikoParitasIbuTerhadapTerjadinyaPlasentaPrevia di Ruang
Delima RSUD KabupatenMunaTahun 2014 s.d2015 ..………………..... 43
Table 9.RisikoRiwayatAbortusTerhadapTerjadinyaPlasentaPrevia
diRuangDelima RSUD KabupatenMunaTahun 2014 s.d 2015…….......... 44
Tabel 10.RisikoRiwayatSectioCesareaTerhadapTerjadinyaPlasentaPrevia
diRuangDelima RSUD KabupatenMunaTahun 2014 s.d 2015.…............. 45
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Konsep ................................................................................ 27
Gambar 2. Rencana Penelitian Case Control ........................................................ 29
xi
INTISARI
Yunianti (2013.IB.0052) “Faktor risiko terjadinya plasenta previa pada ibu hamil di
Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015”
dibawah bimbingan Ibu Wa Ode Siti Asma dan Bapak La Hasariy, (hal+tabel+
gambar+lampiran)
Latar Belakang: Berdasarkan data diruang Delima RSUD Kabupaten Muna pada
tahun 2014 ibu hamil berjumlah 497, yang mengalami perdarahan antepartum
plasenta previa 20 orang (4,0%), solusio plasenta 3 orang (0,6%) dan pada tahun 2015
ibu hamil berjumlah 422 orang, yang mengalami perdarahan antepartum plasenta
previa 26 orang (6,1%) solusio plasenta 4 orang (0,9%).
Metode Penelitian: Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik
dengan desain case control, pengambilan sampel untuk kasus total sampling dan
untuk control purposive sampling
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil uji statistik Odds Rasio di dapatkan paritas ibu
OR = 2,095, riwayat abortus OR = 2,045 dan sectio cesarea OR = 3,139
Kesimpulan: Paritas ibu, riwayat abortus dan riwayat section cesarean merupakan
factor risiko terjadinya plasenta previa pada ibu hamil di Ruang Delima Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015.
Kata Kunci: Paritas ibu, riwayat abortus, riwayat sectio cesarea, plasenta previa
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu proses dimana sebuah sel mani membuahi telur
menjadi satu sel di sepertiga bagian distal saluran telur, kemudian membelah
menjadi beberapa sel disebut morula dan selanjutnya sebagai blastokist
melakukan implantasi pada dinding rahim dimulai dengan perkembangan dan
pertumbuhan mudigah sampai janin cukup bulan yang berlangsung selama 9
bulan (±4 minggu). Selama masa tersebut dalam tubuh ibu terjadi perubahan
dalam rangka menyiapkan zat nutrisi dan hormonal dalam menunjang
perkembangan dan pertumbuhan janin (Anonim, 2016)
Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian
besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15% menderita
komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam
jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu
setiap tahun. Dari jumlah ini diperkirakan 90% terjadi di Asia dan Afrika
subsahara, 10% di negara berkembang lainnya dan kurang dari 1% di negara-
negara maju. Di beberapa negara risiko kematian ibu lebih tinggi dari 1 dalam 10
kehamilan, sedangkan di negara maju risiko ini kurang dari 1 dalam 6000.
(Sarwono, 2011).
Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung.
Pola penyebab langsung dimana-mana sama, yaitu perdarahan (25% biasanya
pasca persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet
2
(8%), Komplikasi aborsi tidak aman (13%) dan sebab-sebab lain (8%). (Sarwono,
2011)
Penyebab kematian ibu sejak dahulu tidak berubah, yaitu perdarahan,
eklampsia, komplikasi aborsi, partus macet dan sepsis. Perdarahan yang
bertanggung jawab atas sekitar 28% kematian ibu, sering tidak dapat diperkirakan
dan terjadi tiba-tiba. Sebab-sebab perdarahan yang penting ialah perdarahan
antepartum (plasenta previa dan solutio plasenta) dan perdarahan post partum
(retensio plasenta, atonia uteri, trauma kelahiran selanjutnya abortus dan
kehamilan ektopik. (Sarwono, 2011)
Pada saat ini tidak ada angka yang tepat mengenai kematian maternal untuk
Indonesia atau untuk suatu wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan oleh belum
adanya sistem pendaftaran wajib untuk kelahiran dan kematian di negara kita.
Menurut taksiran kasar, angka kematian maternal ialah 6-8 per 1.000 kelahiran,
angka ini sangat tinggi apabila dibandingkan dengan angka-angka di negara-
negara maju yang berkisar antara 1,5-3 per 1.000 kelahiran hidup. Angka-angka
yang dewasa ini tersedia ialah angka-angka dari rumah sakit dibeberapa daerah,
yang selain menerima wanita untuk persalinan (Anonim).
Berdasarkan laporan World Healt Organization (WHO, 2008) angka
kematian ibu di dunia pada tahun 2005 sebanyak 536.000, dimana kematian ini
disebabkan oleh 25% perdarahan, 20% penyebab tidak langsung, 15% infeksi,
13% aborsi yang tidak aman, 12% eklampsia, 8% penyulit persalinan dan 7
penyebab lainnya. Perdarahan yang terjadi pada kehamilan muda disebut abortus
3
sedangkan yang terjadi pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum yang
meliputi plaesenta previa, solusio plasenta dan ruptur uteri.
Penyebab pasti plasenta previa belum diketahui. Frekuensi plasenta previa
meningkat pada grandemulti para, primigravida tua, bekas sectio sesarea, bekas
aborsi, kelainan janin, leioma uteri. Pada tahun 2005 dari total kasus plasenta
previa didapati kurang lebih 40 orang ibu meninggal akibat plasenta previa.
(Pudiastuti, 2012)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Muna hasil survei pada ibu
hamil yang dilakukan pada tahun 2013 berjumlah 6631 yang mengalami
perdarahan solusio plasenta 7 orang (0,1%), plasenta previa 20 orang (0,3%),
kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan berjumlah 5 orang (0,1%), pada
tahun 2014 dari 6651 jumlah ibu hamil yang perdarahan akibat plasenta previa
sebanyak 17 orang (0,2%), solusio plasenta sebanyak 4 orang (0,1%), kematian
ibu yang disebabkan perdarahan berjumlah 6 orang (0,1%), dan pada tahun 2015
dari 4958 jumlah ibu hamil yang mengalami perdarahan akibat plasenta previa 14
orang (0,2%), solusio plasenta 2 orang (0,1%), kematian ibu yang disebabkan
perdarahan berjumlah satu orang (0,1%).
Berdasarkan data diruang Delima RSUD Kabupaten Muna pada tahun 2014
ibu hamil berjumlah 497, yang mengalami perdarahan antepartum plasenta previa
20 orang (4,0%), solusio plasenta 3 orang (0,6%) dan pada tahun 2015 ibu hamil
berjumlah 422 orang, yang mengalami perdarahan antepartum plasenta previa 26
orang (6,1%) solusio plasenta 4 orang (0,9%).
4
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan
penelitian “Faktor Risiko Terjadinya Plasenta Previa pada Ibu Hamil di Ruang
Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014-2015”
B. Rumusan Masalah
Apakah faktor risiko terjadinya plasenta previa pada ibu hamil di Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor risiko terjadinya plasenta previa pada ibu hamil di
Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-
2015.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui faktor risiko paritas ibu dengan kejadian plasenta previa pada
ibu hamil diRuang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014-2015.
b. Mengetahui faktor risiko riwayat abortus dengan kejadian plasenta previa
pada ibu hamil diRuang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014-
2015.
c. Mengetahui faktor risikoriwayat sectio cesarea dengan kejadian plasenta
previa pada ibu hamil diRuang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun
2014-2015.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan
dapat menjadi bahan bacaan bagi peneliti berikutnya
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Profesi.
Sebagai tambahan informasi dan bahan masukan dalam usaha
menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan perdarahan hamil
tua pada ibu hamil
b. Manfaat Bagi Institusi.
Sebagai sumber referensi atau bahan pengajaran terutama yang berkaitan
dengan faktor risiko perdarahan hamil tua pada ibu hamil
c. Manfaat Bagi Peneliti.
Penelitian ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada
Yayasan Pendidikan Sowite Akademi Kebidanan Paramata Kabupaten
Muna, juga merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti
dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan
d. Manfaat Bagi Penelitian Selanjutnya.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber ataupun bahan
pembanding bagi penelitian yang akan dilakukan selanjutnya yang
berkaitan dengan judul penelitian ini.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3
triwulan pertama dimulai sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke 4
sampai ke 6, triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan.
(Pudiastuti, 2012)
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang
terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan
spermatozoa (sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot
kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta
dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(Manuaba dkk, 2012)
Menurut Ida Bagus Gde Manuaba kehamilan adalah pertumbuhan
dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi sampai
permulaan persalinan (Dewi dkk, 2012)
7
b. Periode Kehamilan.
Kehamilan dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
1) Trimester I (konsepsi-12 minggu). Pada minggu ke 4-6 banyak
wanita yang tidak menyadari kehamilannya. 3 bulan pertama
dimulainya perubahan tubuh seorang wanita, morning sickness,
adanya pembesaran payudara, sering BAK, cepat lelah dan letih,
serta mulai pertambahan berat badan.
2) Trimester II, dirasakan lebih comfortable bagi ibu hamil, clostrum
mulai diproduksi, dan berpotensi mengalami infeksi saluran kemih
dan varises.
3) Trimester III, janin tumbuh semakin besar, sering kram, sering BAK,
mulai merasakan kontraksi dan bernapas pendek-pendek. Perubahan
fisik dan fisiologis kehamilan sangat bersifat individual dan sangat
unik, akan tetapi secara keseluruhan setiap calon ibu akan
mengalami perubahan-perubahan alamiah yang akan menimbulkan
gangguan serta penurunan kemampuan untuk menjalankan peran dan
fungsinya. Perubahan-perubahan yang terjadi antara lain:
c. Tanda-Tanda Kehamilan.
Menurut Rustam (2008), kehamilan memiliki tanda-tanda sebagai
berikut:
1) Tanda Pasti (Tanda Positif)
Gerakan janin dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga
bagian-bagian janin, denyut jantung janin: didengar dengan
8
stetoskop-monoral laennec, dicatat dan didengar dengan alat
Doppler, dicatat dengan feto-elektro kardiogram, dilihat pada
ultrasonografi, terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen.
2) Tanda-Tanda Presumtif (Tidak Pasti)
Amenore (tidak dapat haid), mual dan muntah, mengidam, pingsan,
tidak ada selera makan, payudara membesar, tegang, sering kencing,
konstipasi.
3) Tanda-Tanda Mungkin
Perut membesar, uterus membesar terjadi perubahan dalam
bentuk, konsistensi dari rahim, tanda Hegar, yaitu pembuluh darah
dalam cervix bertambah dan karena terjadinya oedema dari cervix
dan hiperplasia kelenjar-kelenjar cervix, sehingga cervix menjadi
lunak, tanda Chadwick, yaitu pembuluh darah dinding vagina
bertambah hingga warna selaput lendirnya biru, tanda Piscaseek,
yaitu pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di
daerah implantasi dan di daerah insersi plasenta, tanda Ballottement,
yaitu teraba benjolan keras (Anonim, 2016)
d. Tanda Bahaya Kehamilan.
Penurunan gerakan janin, pusing berkepanjangan, demam tinggi,
jantung berdebar kencang, pembengkakan pada wajah dan tungkai,
pengeluaran darah dari jalan lahir, penglihatan kabur atau mata
berkunang-kunang, pingsan, nyeri berulang pada perut atau ulu hati dan
ketuban pecah sebelum waktunya. (Anonim, 2016)
9
e. Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan.
Massa
10
Minggu
(gr)
20
Minggu
(gr)
30
Minggu
(gr)
40
Minggu
(gr)
Fetus (bayi) 5 300 1500 3500
Plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Mammae 45 180 360 405
Plasma darah 100 600 1300 1250
Cairan interstitial 0 30 80 1580
Jaringan lemak maternal 310 2050 3480 3345
Total 650 4000 8500 12500
f. Perubahan Fisiologis dalam Kehamilan.
1) Perubahan sistem reproduksi dan payudara
a) Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di
bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya
meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh
hipertrofi otot polos uterus. Di samping itu, serabut-serabut
kolagen yang ada pun menjadi higroskopik akibat meningkatnya
kadar estrogen sehingga uterus mengikuti pertumbuhan janin.
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000
gram pada akhir kehamilan.
10
b) Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan
karena pengaruh hormon estrogen. Serviks mengandung lebih
banyak jaringan serabut dan sedikit jaringan otot dibandingkan
bagian uterus. Jaringan serabut pada serviks ini banyak
mengandung kolagen. Selain itu estrogen juga meningkatkan
vaskularitas serviks dan bila dilihat dengan spekulum serviks
terlihat kebiru-biruan.
c) Vagina dan Vulva
Estrogen menyebabkan perubahan lapisan otot dan
epithelium. Lapisan otot mengalami hipertrofi dan epitel
menjadi tebal dan menjadi tanda deskuamasi meningkat. Vagina
menghasilkan cairan berwarna putih yang dikenal dengan
leukore. Sel epitel juga meningkatkan kadar glikogen. Sel ini
berinteraksi dengan basil dedorlein dan menghasilkan
lingkungan yang lebih asam. Lingkungan ini menyediakan
perlindungan ekstra terhadap organisme tetapi merupakan
keadaan menguntungkan bagi candida albican. Akibat
hipervaskularisasi,vagina dan vulva terlihat berwarna ungu
kebiruan. Tanda ini disebut tanda chadwick.
d) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira
11
kehamilan 16 minggu. korpus luteum graviditis berdiameter
kira-kira 3 cm. kemudian ia mengecil setelah plasenta terbentuk.
Korpus luteum ini mengeluarkan hormone estrogen dan
progesterone. Lambat laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta.
e) Mammae/Payudara
Peningkatan kadar estrogen dan progesterone
menyebabkan hipertrofi dan hyperplasia pada payudara,
sehingga payudara akan mengalami pembesaran. Selain itu
hormone somatomammotropin juga menstimulasi pembesaran
payudara. Rasa penuh dan berat, perubahan sensitivitas mulai
timbul sejak umur kehamilan 6 minggu. Puting susu dan areola
menjadi lebih berpigmen dan putting susu menjadi lebih erektil.
Perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap
pada pertengahan masa hamil. Walaupun demikian laktasi tetap
terhambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin
dan plasenta lahir.
2) Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Perubahan system kardiovaskuler,melindungi fungsi fisiologi
normal wanita, memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat hamil,
dan menyediakan kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan
janin. Peningkatan volume plasma darah dan curah jantung
disebabkan oleh hipertrofi atau dilatasi ringan jantung, karena
12
diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi
ke depan dan ke kiri.
Selama pertengahan pertama masa hamil, tekanan sistolik dan
diastolic menurun 5 sampai 10 mmHg. Penurunan tekanan darah ini
kemungkinan disebabkan oleh vasodilatasi pembuluh darah perifer
akibat perubahan hormonal selama masa hamil. Selama trimester
ketiga, tekanan darah ibu harus kembali ke nilai tekanan darah
selama trimester pertama.
3) Perubahan Sistem Pernapasan
Pada ibu hamil kebutuhan oksigen meningkat sebagai respon
terhadap peningkatan laju metabolisme dan peningkatan kebutuhan
oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan oksigen
dan suatu cara untuk membuang karbondioksida. Diafragma
bergeser sebesar 4 cm selama masa hamil. Dengan semakin tuanya
kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke rongga abdomen,
pernapasan dada menggantikan pernapasan perut dan penurunan
diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.
4) Perubahan Sistem Urinaria
Perubahan struktur ginjal merupakan aktivitas hormonal
(estrogen dan progesterone), tekanan yang timbul akibat pembesaran
uterus, dan peningkatan volume darah. Sejak minggu ke-10
kehamilan, pelvis ginjal dan ureter berdilatasi. Perubahan ini
13
membuat ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih
besar dan juga memperlambat laju urine.
5) Perubahan Sistem Gastrointestinal
Fungsi saluran cerna selama masa hamil menunjukkan
gambaran yang sangat menarik. Gusi cenderung mudah berdarah
karena kadar estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan
vaskularisasi selektif dan proliferasi jaringan ikat. Pada trimester
pertama terjadi penurunan nafsu makan akibat nausea/vomitus.
Gejala ini muncul sebagai akibat dari perubahan saluran cerna dan
peningkatan kadar hCG dalam darah.
Peningkatan progesterone menyebabkan tonus dan mortilitas
otot polos menurun, sehingga terjadi regurgitasi esophagus,
peningkatan waktu pengosongan lambung, dan peristaltik balik.
Akibatnya ibu hamil tidak mampu mencerna asam atau mengalami
nyeri ulu hati. Selain itu penurunan mortilitas otot polos
menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat, sehingga dapat
terjadi konstipasi.
6) Perubahan Sistem Integumen
Perubahan keseimbangan hormone dan peregangan mekanis
menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam system
integument selama masa hamil. Jaringan elastik kulit mudah pecah,
menyebabkan striae gravidarum atau tanda regangan.
Hiperpigmentasi timbul akibat peningkatan hormone hipofisis
14
anterior melanotropin selama masa hamil. Kehamilan melibatkan
perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial
didalam keluarga (Anonim, 2016).
2. PlasentaPrevia
a. Pengertian.
Plasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae = di
depan, Vias = jalan). Jadi yang dimaksud ialah plasenta yang implantasinya tidak
normal, rendah sekali hingga menutupi jalan lahir seluruh atau sebagian ostium
internum (Icesmi Sukarni dan Sudarti, 2014). “Keadaan dimana plasenta
berimplantasi di tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Ostium uteri internal) (Esti
Nugraheny, 2010)”.
Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (Sarwono
Prawirohardjo, 2009). “Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal
yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium
uteri internum (Nitadan Mustika, 2013)”.
Sejalan dengan bertambah besarnya rahim dan meluasnya segmen bawah
rahim kearah proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah
plasenta tersebut bermigrasi dalam persalinan kala I bisa mengubah luas
pembukaan serviks yang tertutup oleh plasenta. Fenomena ini berpengaruh pada
derajat atau klasifikasi dari plasenta previa ketika pemeriksaan dilakukan baik
15
dalam masa antenatal maupun dalam masa intranatal, baik dengan ultrasonografi
maupun pemeriksaan digital. Oleh karena itu pemeriksaan ultrasonografi perlu
diulangsecaraberkaladalam asuhan antenatal ataupun intranatal. (Sarwono, 2011).
b. Klasifikasi
Menurut Browneplasentapreviadapat diklasifikasikan sebagain berikut :
1) Tingkat I : lateral plasenta previa yaitu pinggir bawah plasenta berinsersi
sampai segmen bawah rahim, namun tidak sampai kepinggirpembukaan.
2) Tingkat II : marginal plasenta previa yaitu plasenta mencapai pinggir
pembukaan ostium.
3) Tingkat III : complete plasenta previa yaitu plasenta menutupi ostium waktu
tertutup dan tidak menutupi bilapembukaan hampirlengkap.
4) Tingkat IV : central plasenta previa yaitu plasenta menutupi seluruhnya pada
pembukaan hampirlengkap (Esti, 2010).
Menurut Manuaba (1998), klasifikasi plasenta previa secara teoritis dibagi dalam
bentuk klinis, yaitu :
1) Plasenta previa totalis, yaitu menutupi seluruh ostium uteri internum pada
pembukaan 4 cm.
2) Plasenta previa sentralis, yaitu bila pusat plasenta bersamaan dengan kanalis
servikalis.
3) Plasentapreviaparsialis, yaitu menutupi sebagian ostium uteri internum.
4) Plasenta previa marginalis, yaitu apabila tepi plasenta previa berada disekitar
pinggirostium uteri internum. (Nitadan Mustika, 2013).
16
c. Tandadan Gejala.
Perdarahan pada vagina dengan nyeri, perdarahan berulang, warna
perdarahan merah segar, adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya
darah, timbulnya perlahan-lahan, waktunya terjadi saat hamil, his biasanya tidak
ada, rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi, denyut jantung janin ada, teraba jaringan
plasenta pada periksa dalam plasenta, penurunan kepala tidak masuk pintu atas
panggul, presentasi mungkin abnormal.(Icesmi Sukarni dan Sudarti, 2014).
Menurut FKUI(2000), tandadan gejalaplasentaprevia diantaranya adalah :
1) Perdarahan tanpasebab tanparasanyeri, dari biasanyadan berulang
2) Darah biasanyaberwarnamerah segar
3) Terjadi padasaat tiduratau saat melakukan aktivitas
4) Bagian terdepan janin tinggi (Floating), seringdijumpai kelainan letak janin.
5) Perdarahan pertama (firstbleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal,
kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan
berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak (Icesmi Sukarni dan
Sudarti, 2014).
d. Etiologi dan Faktor-FaktorEtiologi PlasentaPrevia
Penyebab plasenta previa secara pasti masih sulit ditentukan, tetapi ada
beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa misalnya
bekas operasi rahim (bekas sesar atau mioma), sering mengalami infeksi rahim
(radang panggul), kehamilan ganda, pernah plasenta previa atau kelainan bawaan
rahim. Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang
endometriumnya kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurang
17
baiknya vaskularisasi desidua (Icesmi Sukarni dan Sudarti, 2014) ”Penyebab
plasenta previa belum diketahui pasti. Frekuensi plasenta previa meningkat pada
grande multipara, primigravida tua, bekas sectio cesarea, bekas aborsi, kelainan
janin dan leiomiomauteri (Taufan, 2012)”.
Selain faktor tersebut ada pula yang menyatakan bahwa faktor etiologi
plasenta previa yaitu: Umur (dibawah 17 tahun, diatas 35 tahun) dan paritas diatas
4, hipoplasi endometrium : bila kawin dan hamil diumur muda, endometrium cacat
pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi, kuretase dan manual plasenta,
korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil
konsepsi, tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium, kadang-kadang
malnutrisi (Esti nugraheny, 2010).
Menurut Mochtar(1998), faktor-faktorpredisposisi plasentaprevia yaitu:
1) Usia
Seiring dengan meningkatnya usia akan terjadi perubahan-perubahan
pada pembuluh darah sehingga endometrium menjadi kurang baik untuk
kehamilan. Manuaba (2012) menyatakan plasenta previa pada ibu yang
berusiadiatas 35 tahun terjadi karena endometrium yang kurangsubur.
Cuningham (2006) menyebutkan insiden plasenta previa pada usia
kurang dari 35 tahun sebesar 0,3% sedangkan pada usia diatas 35 tahun
meningkat menjadi 1%. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian di
RSUD Palembang Bari tahun 2007, dimana didapatkan bahwa risiko plasenta
previa pada wanita dengan usia <20 tahun - >35 tahun dua kali lebih besar
dibandingkan dengan usia20-35 tahun (Nengah Runiari dkk, 2012).
18
2) Paritas
Pada paritas tinggi lebih sering dijumpai plasenta previa dibanding
paritas rendah. Di Indonesia, plasenta previa banyak dijumpai, hal ini
disebabkan karena banyak wanita Indonesia menikah pada usia muda dimana
endometrium masih belum siap atau belum matang(Nita dan Mustika, 2013).
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang
mampu hidup diluar rahim. Makin tinggi paritas ibu makin kurang baik
endometriumnya, hal ini diakibatkan oleh vaskularisasi yang berkurang
ataupun perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan lampau sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya plasenta previa(Runiari dkk, 2012). “Bagi ibu
multiparitas, apalagi yang jaraknya singkat, secara teori plasenta yang baru
akan berusaha mencari tempat selain plasenta sebelumnya (Icesmi dan
Sudarti, 2014)”.
3) Riwayat Abortus
Menurut (Prawirohardjo Sarwono, 2006), Riwayat abortus juga
meningkatkan terjadinya plasenta previa, disebabkan oleh kuretase. Kuretase
merupakan serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding
kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen (sendok
kuret) kedalam kavum uteri, sendok kuret akan melepaskan jaringan tersebut
dengan teknik pengerokan secarasistemik “Risiko plasentapreviapadawanita
dengan riwayat abortus 4 kali lebih besar dibandingkan dengan tanpa riwayat
abortus dan secarastatistik bermakna”(Endang, 2010).
19
Namun tindakan kuretase yang dilakukan dapat menimbulkan berbagai
komplikasi diantaranya adalah perdarahan, perforasi, infeksi, robekan pada
uterus. Dengan adanya robekan pada uterus maka dimungkinkan terjadinya
jaringan parut (scar tissue) yang dimana ketika terjadi kehamilan berikutnya
dapat mengakibatkan plasenta terbentuk tidak pada bagian superior uterus
melainkan pada bagian bawah uterus yang disebut plasenta previa Kuretase
dilakukan pada kehamilan karena keadaan tertentu yang jika kehamilan tetap
dilanjutkan akan membahayakan keselamatan dari ibu. Indikasi dari kuret
adalah adanya abortus inkomplit, abortus septik, sisaplasenta pasca persalinan,
sisaselaput ketuban. (Endang, 2010).
4) Riwayat Sectio Cesarea
Sectio cesarea adalah suatu tindakan pembedahan untuk melahirkan janin
dengan membukadindingperut dan dindinguterus.
Sectio cesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin yang
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
(Sarwono, 2009).
Etiologi plasenta previa belum diketahui pasti.Frekuensi plasenta
previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas sectio
cesarea, bekas aborsi, kelainan janin, leiomauteri (Sujiyatini dkk, 2009).
Pada operasi cesarea dilakukan sayatan pada dinding uterus sehingga
dapat mengakibatkan perubahan atrofi pada desidua dan berkurangnya
vaskularisasi. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan aliran darah ke janin
20
tidak cukup dan mengakibatkan plasenta tempat yang lebih luas dan
endometrium yang masih baik untuk berimplantasi yaitu disegmen bawah
rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Hal ini akan meningkat pada wanita yang sudah melakukan 2 kali atau lebih
operasi sectio cesareadimanajaringan parutnyasudah lebihbanyak. Demikian
juga kecacatan pada fundus uteri atau dinding rahim secara otomatis lebih luas
(Indah dkk, 2015)
e. Patofisiologi.
Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20
minggu saat segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis.
Umumnya terjadi pada trimester ke 3 karena segmen bawah uterus lebih banyak
mengalami perubahan. (Taufan, 2012)
f. Manifestasi Klinik.
Anamnesa : perdarahan jalan lahir berupa darah segar tanpa rasa nyeri tanpa sebab
terutamadalam multigravida padakehamilan setelah 20 minggu.
Pemeriksaan fisik : pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum masuk
pintu atas panggul, pemeriksaan inspekulo : perdarahan berasal dari ostium uteri
eksternum (Taufan, 2012)
Winkjosastro, (2002) Perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri serta
berulang, darah berwarna merah segar, perdarahan pertama biasanya tidak banyak,
tapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya, timbulnya
penyulit pada ibu yaitu anemia sampai syok dan pada janin dapat menimbulkan
asfiksia sampai kematian janin dalam rahim, bagian terbawah janin belum masuk
21
pintu atas panggul dan atau disertai dengan kelainan letak oleh karena letak plasenta
previaberadadibawah janin. (NitaNormadan MustikaDewi, 2013).
g. Pemeriksaan Penunjang.
USG: untuk diagnosis pasti, yaitu menentukan letak plasenta
Pemeriksaan darah : haemoglobin dan hematokrit.
h. Komplikasi PlasentaPrevia.
Prolaps tali pusat, prolaps plasenta, plasenta melekat, dikeluarkan dengan
manual atau kerokan, robekan jalan lahir karena tindakan, perdarahan post partum,
infeksi karena pendarahan yang banyak, bayi prematur atau bayi mati. (Esti
Nugraheny, 2010).
Plasenta previa dapat menyebabkan risiko pada ibu dan janin. Menurut Manuaba
(2001), adapun komplikasi-komplikasi yangterjadi yaitu :
Komplikasi pada ibu yaitu perdarahan tambahan saat operasi menembus
plasenta dengan inersio didepan, infeksi karena anemia, robekan implantasi
plasenta dibelakang segmen bawah rahim, terjadinya ruptur uteri karena susunan
jaringan rapuh dan sulit diketahui. Sedangkan komplikasi pada janin, antara lain
prematuritas dengan morbiditas dan mortilitas tinggi, mudah infeksi karena anemia
disertai dayatahan rendah, asfiksiaintrauterin sampai dengan kematian.
Menurut Chalik (2002) ada tiga komplikasi yang bisa terjadi pada ibu dan janin
yaitu :
1) Terbentuknya segmen bawah rahim secara bertahap, terjadilah pelepasan
tapak plasenta dari insersi sehingga terjadilah perdarahan yang tidak dapat
dicegah berulangkali, penderitaanemiadan syok.
22
2) Plasenta yang berimplantasi disegmen bawah rahim tipis sehingga dengan
mudah jaringan trophoblas inflasi menerobos kedalam miometrium bahkan
kedalam parametrium dan menjadi sebab dari kejadian plasenta akreta dan
mungkin inkerta.
3) Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya akan pembuluh darah
sangat potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak
menyebabkan mortalitas ibu dan perinatal. (Nitadan Mustika, 2013).
i. Diagnosis.
Semua kasus dugaan plasenta previa harus dirawat dirumah sakit rujukan.
Pemeriksaan melalui vaginal atau rektal harus dihindari untuk mencegah
perdarahan lebih lanjut. Beberapa diagnosis banding plasenta previa adalah solusio
plasentadan plasentasirkumvalata(Fadlun dan Achmad, 2013).
j. Penatalaksanaan.
1) Penanganan oleh bidan : penanganan plasenta previa harus dilakukan dirumah
sakit dengan fasilitas operasi, namun sebelum dirujuk bidan dapat
menganjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri, tidak
melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut (misal
batuk, mengedan karena sulit buang air besar), pasang infus NaCl fisiologis,
bila tidak memungkinkan beri cairan peroral, pantau tekanan darah dan
frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya
hipotensi atau syok karena perdarahan, bila terjadi renjatan, setelah lakukan
pemberian cairan dan transfusi darah, pengelolaan plasenta previa tergantung
dari banyaknya perdarahan, umur kehamilan dan derajat plasenta previa,
23
jangan melakukan pemeriksaan dalam atau tampon vagina, karena akan
memperbanyak perdarahan dan menyebabkan infeksi (Sujiyatini dkk, 2009).
2) Apabila plasenta previa menutupi jalan lahir baik total maupun sebagian maka
tindakan bedah sesar merupakan paling aman. Jika plasenta menutupi mulut
rahim (plasenta marginalis atau letak rendah) maka persalinan pervaginam
bisa dilakukan selama tidak ada perdarahan banyak saat persalinan. Masalah
yang sering terjadi adalah jika terjadi perdarahan saat janin belum cukup
bulan. Apabila perdarahan berhenti maka dapat dilakukan tindakan
konservatif (persalinan ditunggu hingga cukup bulan) (Eni Nur Rahmawati,
2011).
a) Bilausiakehamilan <37 minggu/TBJ <2500 gram
Perdarahan sedikit : keadaan ibu dan anak baik maka biasanya
penanganan konservatif sampai umur kehamilan aterm, tirah baring,
Adona 1-2x 100 mg/hari, drip duvadilan (D5) 2 ampul 8-10 tetes/menit
(12 jam diobservasi), bila darah berkurang dilanjutkan dengan duvadilan
2x1
2 tablet/hari dan dilanjutkan dengan USG, tetapi bila darah tetap
maka dilanjutkan drip seperti yang diatas, bila selama 3 hari tidak ada
perdarahan pasien mobilisasi bertahap, bila setelah pasien berjalan tidak
adaperdarahan pasien boleh pulang, pasien dianjurkan untuk tidak koitus,
tidak bekerja keras dan segera kerumah sakit bila terjadi perdarahan.
Nasihat ini juga dianjurkan bagi pasien yang didiagnosis plasenta previa
dengan USG namun tidak mengalami perdarahan. Perdarahan banyak
dan diperkirakan membahayakan ibu dan janin maka dilakukan:
24
pemberian cairan RL, adona IV 100 mg, vitamin K 1 ampul IM,
kalmetason 1 ampul, siapkan operasi sectio cesarea (Taufan, 2012).
b) Bilaumurkehamilan >37 minggu/lebih TBJ 2500 gram
Pada kondisi ini maka dilakukan penanganan secara aktif yaitu
segera mengakhiri kehamilan, baik secara pervaginam atau
perabdominal. Persalinan pervaginam diindikasikan pada plasenta previa
marginalis, plasenta previa letak rendah dan plasenta previa lateralis
dengan pembukaan 4 cm atau lebih. Pada kasus tersebut bila tidak
banyak pendarahan maka dapat dilakukan pemecahan kulit ketuban agar
bagian bawah anak dapat masuk pintu atas panggul menekan plasenta
yang berdarah. Bila his tidak adekuat dapat diberikan pitocyn drip.
Namun bila pendarahan tetap ada maka dilakukan sectio Cesarea.
Persalinan dengan sectio Cesarea diindikasikan untuk plasenta previa
totalis baik janin mati atau hidup, plasenta previa lateralis dimana
pembukaan penentuan janin plasenta previa dapat dilakukan dengan
USG dan pemeriksaan dalam dan spectrum dikamar operasi (Ratna
Dewi Pudiastuti, 2012)
B. Landasan Teori
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir. Implantasi plasenta yang normal ialah pada dinding depan, dinding belakang
rahim, atau didaerah fundus uteri (Fadlun dan Achmad, 2013). “Plasenta Previa
25
adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (Sujiyatini dkk, 2009)”.
Klasifikasi plasenta previa terbagi menjadi 4 yaitu : plasenta previa totalis
(plasenta menutupi selurut ostium uteri uteri internum), plasenta lateralis (plasenta
menutupi sebagian ostium uteri internum), plasenta previa marginalis (tepi
plasenta berada tepat pada tepi ostium uteri internum) dan plasenta letak rendah
(plasenta berada 3-4 cm pada tepi ostium uteri internum) (Pudiastuti, 2012).
Perdarahan obstetrik yang terjadi pada kehamilan trimester ketiga dan yang
terjadi setelah bayi atau plasenta lahir pada umumnya adalah perdarahan yang
berat, dan jika tidak mendapat penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok
yang fatal. Salah satu penyebabnya adalah plasenta previa. Plasenta previa
merupakan penyebab utama perdarahan antepartum dan berpotensi mengancam
hidup ibu dan janin (Hendrick dan Meutia, 2015). “Plasenta previa belum
diketahui pasti penyebabnya namun ada beberapa faktor yang menyertai
terjadinya plasenta previa yaitu usia ibu primimuda <20 tahun dan primitua >35
tahun, paritas (Grandemultipara), riwayat abortus dan kehamilan ganda”.
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir (Mochtar, 2012). Menurut Manuaba faktor-faktor
yang meningkatkan kejadian plasenta previa adalah faktor usia, paritas dan
endometrium cacat. Pada usia muda karena endometrium masih belum sempurna
sedangkan pada usia diatas 35 tahun karena tumbuh endometrium yang kurang
subur. Pada paritas tinggi kejadian plasenta previa makin besar karena
26
endometrium yang belum sempat tumbuh. Endometrium yang cacat meningkatkan
kejadian plasenta previa oleh karena bekas persalinan berulang dengan jarak
pendek, bekas operasi, kuretase atau plasenta manual, perubahan endometrium
pada mioma uteri atau polip serta pada keadaan malnutrisi.
Menurut IBG Manuaba 1997, plasenta previa terjadi apabila endometrium
kurang baik. Endometrium yang kurang baik disebabkan karena atropi
endometrium yang disebut involusio uteri. Involusio uteri biasanya berlangsung
sangat cepat, kecuali pada tempat plasenta. Proses pemulihan untuk tidak
terjadinya risiko pada kehamilan berikutnya memerlukan waktu 6 bulan (Suwanti
dkk, 2014).
Menurut Wardana 2007, riwayat abortus merupakan faktor risiko plasenta
previa. Wanita dengan riwayat abortus mempunyai risiko plasenta previa 4 kali
lebih besar dibandingkan wanita dengan tanpa riwayat abortus dan terdapat
hubungan bermakna faktor risiko abortus dengan terjadinya plasenta previa (Teti
Herawati dkk, 2009). “Miller et al, mengatakan 50% plasenta previa terjadi pada
wanita yang pernah mengalami kuretase, diduga disrupsi endometrium atau luka
endometrium merupakan predisposisi terjadinya kelainan implantasi plasenta (Teti
Herawati dkk, 2009)”.
Menurut Karkara 2007, risiko plasenta previa pada wanita dengan riwayat
abortus, 4 kali lebih besar dibandingkan dengan tanpa riwayat abortus dan secara
statistik bermakna. Plasenta previa merupakan kontraindikasi induksi persalinan
karena dapat menyebabkan perdarahan (Endang, 2010). “Menurut Manuaba (2001),
sebab-sebab terjadinya plasenta yaitu : beberapa kali menjalani sectio cesarea, bekas dilatasi
27
dan kuretase, serta kehamilan ganda yang memerlukan perluasan plasenta untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi janin karena endometrium kurang subur (Nita Norma dan Mustika Dwi,
2013)”.
C. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Independent
: Variabel Dependent
: Variabel tidak di teliti
Paritas
Riwayat abortus
Plasenta
PreviaRiwayat SC
Perokok
Riwayat plasenta
previa
28
D. Hipotesis Penelitian
1. Ho : Tidak ada risiko antara paritas ibu dengan kejadian plasenta
previa pada ibu hamil di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna
tahun 2014 s.d 2015
Ha : Ada risiko antara paritas ibu dengan kejadian plasenta previa
pada ibu hamil di RuangDelima RSUD Kabupaten Muna tahun
2014 s.d 2015
2. Ho : Tidak ada risiko antara riwayat abortus dengan kejadian
plasenta previa pada ibu hamil di Ruang Delima RSUD
Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015
Ha : Ada risiko riwayat abortus dengan kejadian plasenta previa
pada ibu hamil di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun
2014 s.d 2015
3. Ho : Tidak ada risiko antara riwayat sectio cesareadengan kejadian
plasenta previa pada ibu hamil di Ruang Delima RSUD
Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015
Ha : Ada risiko antara riwayat sectio cesarea dengan kejadian plasenta
previa pada ibu hamil di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna
tahun 2014 s.d2015
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Case Control Study yang dimaksud
untuk menganalisis hubungan antara paparan variabel independent terhadap
variabel dependent dengan cara membandingkan kelompok kasus dengan
kelompok kontrol berdasarkan status paparannya
Gambar 2. Rancangan Penelitian Case Control
Populasi
Faktor risiko (+)
Faktor risiko (-)
Plasenta
Previa
(Kasus)
Faktor risiko (+)
Faktor risiko (-)
Tidak Plasenta
previa
(kontrol)
Matching
umur
Sampel
30
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 46 orang ibupada tahun 2014
ibu hamil berjumlah 497, yang mengalami perdarahan antepartum plasenta
previa 20 orang dan pada tahun 2015 ibu hamil berjumlah 422 orang, yang
mengalami perdarahan antepartum plasenta previa 26 orang dan sebagai
kontrol sebanyak 46 orang ibu.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 92 orang ibu, yang diambil
dengan perbandingan kasus dan kontrol 1 : 1 yang terdiri :
a. Kasus
Semua ibu yang mengalami perdarahan akibat plasenta previa yang
tercatat dalam buku register RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d
2015 yaitu sebanyak 46 orang ibu yang diambil secara total sampling.
b. Kontrol
Ibu yang tidak mengalami plasenta previa yang tercatat dalam buku
register RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 sebanyak 46 orang
diambil secara purpossive sampling, dengan matching umur sesuai
jumlah kasus plasenta previa.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan bulan Juli 2016, adapun tempat penelitian yaitu di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.
31
D. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variebal Independent : Paritas, riwayat abortus dan riwayat sectio cesarea
2. Variabel Dependent : Plasenta previa
E. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif
Defenisi operasional dari variabel dependent faktor risiko plasenta previa
No Variabel Defenisi
Operasional
Kriteria
Obyektif
Skala
1 Dependent
Plasenta
Previa
Semua ibu yang terdiagnosa
mengalami plasenta previa
oleh dokter yang tercatat
direkam medik RSUD
Kabupaten Muna.
Ya : Ibu yang terdiagnosa plasenta previa
oleh dokter dan tercatat direkam medik
RSUD Kabupaten Muna
Tidak : Semua ibu hamil yang tidak
mengalami plasenta previa yang tercatat
di rekam medik RSUD Kabupaten Muna.
Nominal
2. Independent
a. Paritas
Semua ibu yang memiliki
resiko terjadinya plasenta
previa berdasarkan
paritasnya yang tercatat
dalam rekam medik RSUD
Kabupaten Muna.
Berisiko : Jika ibu hamil pertama pada
usia <20 tahun atau >35 tahun dan
melahirkan anak lebih dari 5 orang
Tidak berisiko : Ibu yang melahirkan
pada usia antara 20-35 tahun dan tidak
lebih dari 5 orang anak
Nominal
b. Riwayat
Abortus
Semua ibu yang pernah
memiliki riwayat abortus
yang tercatat dalam rekam
medik RSUD Kabupaten
Muna.
Berisiko : Jika ibu memiliki riwayat
abortus
Tidak berisiko : Jika ibu tidak memiliki
riwayat abortus.
Nominal
c. Post
Sectio
Cesarea
Semua ibu yang memiliki
riwayat sectio cesarea yang
tercatat dalam rekam medik
RSUD Kabupaten Muna.
Berisiko : Jika Ibu memiliki riwayat
sectio cesarea
Tidak berisiko : Jika ibu tidak memiliki
riwayat sectio cesarea
Nominal
32
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tentang variabel yang diteliti yang digunakan sebagai alat bantu untuk wawancara
dengan responden yang disertai lembar ceklist
.
G. Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan peneliti memberikan kuesioner pada Ibu
bersalin untuk diisi, dimana Ibu telah menyetujui tindakan tersebut dengan
diberi informed consent yang kemudian dilakukan observasi terhadap
perlakuan yang nantinya kuesioner tersebut akan dijadikan data yang
kemudian akan diolah dengan langkah-langkah :
a. Editing Data
Editing adalah pekerjaan validitas dan reabilitas data masuk. Kegiatan
editing ini meliputi pemeriksaan akan kelengkapan pengisian lembar
cheklist.
b. Cooding Data
Kegiatan untuk memberikan kode pada cheklist sesuai data pada catatan
medik pasien.
c. Transfering
Memindahkan jawaban atau kode (1:2:3) kedalam media tertentu yaitu
master tabel.
33
d. Tabulating
Dari data mentah dilakukan penataan data, kemudian menyusun dalam
bentuk tabel distribusi untuk mengetahui perbandingan jumlah ibu
dengan plasenta previa.
2. Analisis Data
Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan
penjelasan agar memudahkan analisis. Analisis data meliputi :
a. Analisis Univariat
Data dianalisis menggunakan analisis univariat untuk mendapatkan
gambaran umum dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang
digunakan dalam penelitian, yaitu dengan melihat gambaran distribusi
frekuensi dalam bentuk tabel sebagai berikut :
P = 100%
Keterangan :
P : Persentasi yang akan dicapai
f : Variabel yang diteliti
n : Jumlah sampel
k : Konstanta (100%)
b. Analisis Bivariat
Data diolah secara manual menggunakan kalkulator. Data dianalisis
menggunakan analisis bivariat, yaitu dilakukan untuk melihat hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat. Karena rancangan penelitian
study kasus kontrol, maka dilakukan perhitungan odds ratio (OR).
34
Dengan mengetahui besarnya OR, dapat diestimasi faktor risiko yang
terjadi terhadap kejadian plasenta previa dengan perhitungan RO
menggunakan tabel kontingensi 2x2.
Tabel 2. Kontingensi 2x2 Odds Ratio penelitian Case Control Study
Faktor
Risiko
Kasus Kontrol Jumlah OR
n % n % n %
Positif a b a+b
Negatif c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
Odds Ratio kelompok kasus : a/(a+c) : c(a+c) = a/c
Odds Ratio kelompok kontrol : b/(b+d) : d(b+d) = b/d
Odds Ratio : a/c : b/d = ad/bc
Keterangan :
a : Jumlah kasus dengan risiko positif
b : Jumlah kontrol dengan risiko positif
c : Jumlah kasus dengan risiko negatif
d : Jumlah kontrol dengan risiko negatif
35
interval kepercayaan (confidence Interval) 95% dengan interprestasi
yakni :
OR >1 : Faktor yang diteliti merupakan faktor risiko (ada hubungan)
OR =1 : Bukan merupakan faktor risiko (tidak ada hubungan)
OR <1 : Faktor risiko merupakan faktor Protektif
H. Jalannya Penelitian
1. Tahapan persiapan
Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan mempersiapkan/mengurus
surat izin penelitian kepada instansi dan melapor kepada kepala Kesatuan
Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (KESBANGPOL dan LINMAS)
Kabupaten Muna sebelum melakukan pengumpulan data di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna.
2. Tahap Pelaksanaan
Dimulai dengan pengambilan data sekunder, lalu mengisi lembar
cheklist yang telah dipersiapkan sesuai dengan variabel-variabel penelitian
pada buku register ruang Delima.
3. Tahap Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis secara manual,
kemudian disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel dan narasi.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna adalah satu-satunya
rumah sakit rujukan di kota Raha yang terletak di ibu kota Kabupaten,
tepatnya di jalan Sultan Hasanuddin No.16 Raha I. Secara geografis
RSUD Kab.Muna sangat strategis karena mudah dijangkau dengan
kendaraan umum, dengan batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Jalan Basuki Rahmat
Sebelah Timur : Jalan Sultan Hasanuddin
Sebelah Selatan : Jalan La Ode Pandu
Sebelah Barat : Jalan Ir. Juanda
b. Sejarah Singkat.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa
penjajahan Belanda oleh mantri yang berkebangsaan Belanda. Pada saat
itu mantri berkebangsaan Belanda hanya dibantu oleh seorang asistennya
dan 2 orang perawat. Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang
kembali ke negerinya dan tepat pada tahun 1928 beliau digantikan oleh
seorang dokter dari Jawa yang bernama dokter Soeparjo. Masyarakat
Muna mengenal dokter Soeparjo dengan sebutan dokter Jawa. Beliau
37
tamatan dari sekolah Belanda yaitu Nederlandhes In Launshe Aonzen
School (NIAS).
Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama 7
tahun, kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda
bernama dokter Hyaman. Selang waktu 5 tahun kemudian, tepatnya pada
tahun 1940 seorang dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang
menggantikan kepemimpinan dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan
dokter Pang Ing Ciang sangat disukai oleh masyarakat Muna sebab
beliau sangat memperhatikan kesehatan masyarakat Muna pada saat itu.
Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda
kepemerintahan Republik Indonesia, masa pemerintahan dokter Pang Ing
Ciang berakhir dan beliau diganti oleh dokter berkebangsaan Belanda
bernama dokter Post. Dokter Post mempunyai 2 orang asisten sehingga
sebagian besar pekerjaannya diserahkan pada kedua asistennya. Namun
kepemimpinan dokter Post tidak berlangsung lama, beliau hanya satu
tahun lamanya.
Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang
berasal dari Belgia. Dokter lemens memimpin selama 10 tahun yakni
pada tahun 1950 sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan
rehabilitasi yang diprakarsai oleh Bupati Muna La Ode Rasyid, SH. Ini
merupakan rehabilitasi pertama selama Rumah Sakit tersebut didirikan
tahun 1965-1970 rumah sakit kabupaten muna dipimpin oleh dokter
Ibrahim Ahtar Nasution. Masa kepemimpinannya berlangsung selama 3
38
tahun dan sejak itu masa kepemimpina Rumah Sakit Umum Kabupaten
Muna ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin.
Saat ini Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna dijadikan sebagai
salah satu Rumah Sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah
bagi mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna dan
mahasiswa Akademi Kebidanan Paramata Raha serta institusi kesehatan
lainnya.
c. Lingkungan Fisik.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi
Tenggara berdiri di atas lahan seluas 10.740 Ha.
d. Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara adalah:
1) Pelayanan kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam,
poliklinik umum,poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan,
poliklinik gigi, instalasi gawat darurat.
2) Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan,
perawatan bayi/perinatologi dan perawatan umum.
3) Pelayanan medik yakni fisioterapi, rontgen,apotik, laboratorium
klinik dan instalasi gizi.
e. Ketenagaan.
Jumlah keadaan tenaga Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna saat ini adalah 562 orang (terdiri atas paramedis dan non
39
paramedis). Dengan jumlah pegawai 529 orang, dokter ahli 11 orang,
dokter umum 10 orang, dokter gigi 2 orang. Sedangkan bidan yang
bekerja di Ruang kebidanan sebanyak 38 orang dan terdapat 2 dokter ahli
kandungan.
2. Analisis Univariat
Penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Muna, dengan jumlah
sampel sebanyak 92 orang, yaitu dengan jumlah kasus ibuyangmengalami
plasenta previa sebanyak 46 orang dan jumlah kontrol sebanyak 46 orang ibu
yang tidak mengalami plasenta previayang terdapat pada buku register ruang
Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015.
Data yang telahdiperoleh kemudian diolah secara manual dengan
menggunakan kalkulator, selanjutnya hasil pengolahan data disajikan dalam
bentuk tabel dan dinarasikan, yang diuraikan sebagai berikut :
a. Distribusi paritasibu yang merupakan faktor risiko penyebab plasenta
previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut :
Tabel 4.Distribusi Faktor Risiko Penyebab Plasenta Previa di Ruang
Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 S.D 2015
Ditinjau Dari Paritas Ibu
Paritas Ibu
Sampel
Frekuensi (f) Persen (%)
Berisiko 17 18,5
Tidak 75 81,5
Jumlah 92 100
Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015
40
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 92 kasus dan kontrol, faktor
risiko penyebab plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna
tahun 2014 s.d 2015 ditinjau dari faktor risiko paritas berisiko yaitu
primimuda, primitua dan grandemulti adalah sebanyak 17 orang ibu yang
mengalami plasenta previa (18,5%) dan paritas tidak berisiko sebanyak
75 orang (81,5%).
b. Distribusi riwayat abortus yang merupakan faktor risiko penyebab
plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d
2015 dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 5. Distribusi Faktor Risiko Penyebab Plasenta Previa
diRuangDelima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
Ditinjau Dari Riwayat Abortus
Riwayat Abortus
Sampel
Frekuensi (f) Persen (%)
Berisiko 3 3,3
Tidak 89 96,7
Jumlah 92 100
Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa dari 92 kasus dan kontrol, faktor
risiko penyebab plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna
tahun 2014 s.d 2015 ditinjau dari faktor risiko riwayat abortus adalah
mayoritas ibu tidak memiliki riwayat abortus yaitu sebanyak 89 orang
(96,7%) dibanding ibu yang memiliki riwayat abortus hanya sebanyak 3
orang (3,3%).
41
c. Distribusi riwayat sectio cesarea yang merupakan faktor risiko penyebab
plasenta previa di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014
s.d 2015 dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 6. Distribusi Faktor Risiko Penyebab Plasenta Previa
diRuangDelima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
Ditinjau Dari Riwayat Sectio Cesarea
Riwayat SC
Sampel
Frekuensi (f) Persen (%)
Berisiko 4 4,3
Tidak 88 95,7
Jumlah 92 100
Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa dari 92 kasus dan kontrol, faktor
risiko penyebab plasenta previa di Ruang Delima RSUD Kabupaten
Muna tahun 2014 s.d 2015 ditinjau dari faktor riwayat sectio cesarea
adalah mayoritas ibu yang tidak mengalami sectio cesarea yaitu sebanyak
88 orang (95,7%) sedangkan yang berisiko yaitu hanya sebanyak 4 orang
ibu(4,3%).
42
d. Distribusi frekuensi subjek penelitian faktor risiko penyebab plasenta
previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut :
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Faktor Risiko
Penyebab Plasenta Previa di Ruang Delima RSUD
Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
Ditinjau Dari Variabel Independent
Faktor Risiko
Plasenta Previa
Frekuensi
Berisiko % Tidak % Jumlah %
Paritas 17 18,5 75 81,5 92 100
Riwayat SC 4 4,3 88 95,7 92 100
Riwayat
Abortus
3 3,3 89 96,7 92 100
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa dari ketiga variabel independent
yang diteliti yang paling berisiko yaitu pada paritas berjumlah 17 orang
(18,5%) kemudian ibu yang mempunyai riwayat sectio cesarea berjumlah
4 orang (4,3%) dan riwayat abortus 3 orang (3,3%), sedangkan untuk
yang tidak berisiko yang terbanyak adalah riwayat abortus berjumlah 89
orang (96,7%), kemudian riwayat sectio cesarea 88 orang (95,7%) dan
paritas ibu sebanyak 75 orang (81,5%).
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariatdilakukan untuk mengetahuivariabel independen
(paritas ibu, riwayat abortus dan kehamilan ganda) berisiko menyebabkan
variabel dependen (plasenta previa).Untuk melihat risiko masing-masing
kategori dari tiap-tiap variabel terhadap terjadinya plasenta previa, dilakukan
43
uji Odds Ratio (OR). Jika OR >1 maka faktor yang diteliti merupakan faktor
risiko (ada hubungan), jika OR = 1 maka faktor yang diteliti bukan
merupakan faktor risiko (tidak ada hubungan) sedangkan OR <1 maka faktor
yang diteliti merupakan faktor protektif. Berikut merupakan penjelasan dari
masing-masing variabel yang diteliti beserta hasil perhitungan OR nya.
a. Risiko paritas ibu terhadap terjadinya plasenta previa di ruang Delima
RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 dapat dilihat pada tabel 8
sebagai berikut :
Tabel 8. Risiko Paritas Ibu Terhadap Terjadinya Plasenta Previa di
Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
Paritas
Kasus Kontrol Jumlah
OR
n % n % n %
Berisiko 11 23,9 6 13 17 18,5
2,095Tidak 35 76,1 40 87 75 81,5
Jumlah 46 100 46 100 92 100
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa, dari 46 kelompok kasus ibu yang
mengalami plasenta previa, 11 ibu tersebut adalah merupakan paritas
berisiko (23,9%) sedangkan 35 orang ibu merupakan paritas tidak
berisiko (76,1%). Dari 46 kelompok kontrol ibu yang tidak mengalami
plasenta previa, 6 ibu merupakan paritas berisiko (13%) dan 40 ibu yang
merupakan paritas tidak berisiko (81,5%).
44
Analisis dengan menggunakan Odds Ratio (OR) menunjukan
bahwa paritas berisiko merupakan faktor risiko (OR>1).
b. Risiko riwayat abortus terhadap terjadinya plasenta previa di ruang
Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 dapat dilihat pada
tabel 9 sebagai berikut :
Tabel 9. Risiko Riwayat Abortus Terhadap Terjadinya Plasenta Previa
diRuang Delima RSUD Kabupaten MunaTahun 2014 s.d 2015
Riwayat
Abortus
Kasus Kontrol Jumlah
OR
n % n % n %
Berisiko 2 4,3 1 2,2 3 3,3
2,045Tidak 44 95,7 45 97,8 89 96,7
Jumlah 46 100 46 100 92 100
Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa, dari 46 kelompok kasus plasenta
previa, 2 ibu yang memiliki riwayat abortus (4,3%) dan 44 ibu yang tidak
memiliki riwayat abortus (95,7%). Sedangkan pada kelompok kontrol 1
ibu yang memiliki riwayat abortus (2,2) dan 45ibu tidak memiliki riwayat
abortus (97,8%).
Analisis dengan menggunakan Odds Ratio (OR) menunjukan
bahwa riwayat abortus merupakan faktor risiko (OR >1).
45
c. Risiko riwayat sectio cesarea terhadap terjadinya plasenta previa di ruang
Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 dapat dilihat pada
tabel 10 sebagai berikut :
Tabel 10. Risiko Riwayat SC Terhadap Terjadinya Plasenta previa
DiRuang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
Riwayat
SC
Kasus Kontrol Jumlah
OR
n % n % n %
Berisiko 3 6,5 1 2,2 4 4,4
3,139Tidak 43 94,5 45 97,8 88 95,6
Jumlah 46 100 46 100 92 100
Dari tabel 10dapat dilihat bahwa, dari 46 kelompok kasus ibu
yang mengalami plasenta previa, 3 ibu yang memiliki riwayat sectio
cesarea (6,5%) dan 43 ibu tidak memiliki riwayat sectio cesarea (94,5%).
Dari 46 kelompok kontrol ibu yang tidak plasenta previa, 1 ibu memiliki
riwayat sectio cesarea (2,2%) dan 45 ibu tidak memiliki riwayat sectio
cesarea (95,6%).
Analisis dengan menggunakan Odds Ratio (OR) menunjukan
bahwa riwayat sectio cesarea merupakan faktor risiko yangmenyebabkan
plasenta previa (OR>1).
46
B. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kabupaten Muna pada bulan Juli 2016.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan rancangan Case
Control study yang dimaksud untuk menganalisis risiko variabel independen
terhadap variabel dependen.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dan lembar chek list yang diisi
berdasarkan data pada rekam medik dan buku register ruang Delima tahun 2014
s.d 2015, yaitu dengan sampel sebanyak 92 orang ibu dengan sampel kasus
sebanyak 46ibu yang mengalami plasenta previa dan kontrol sebanyak 46ibu yang
tidak mengalami plasenta previa.
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka masing-masing variabel
yangditeliti dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Risiko Paritas Ibu dengan Kejadian Plasenta Previa
Berdasarkan hasil penelitian distribusi faktor risiko penyebab plasenta
previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ditinjau
dari faktor paritas ibu adalah17 orang ibu yang termasuk paritas berisiko
(18,5%) dan yang bukan paritas berisiko75 orang (81,5%).
Analisis dengan menggunakan Odds Ratio (OR) menunjukan bahwa
paritas ibu dengan primimuda, primitua dan grandemulti merupakan faktor
risiko (OR=2,095). Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak, yang
berarti bahwa paritas ibu yakni primimuda, primitua dan grandemulti berisiko
menyebabkan plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d 2015.
47
Paritas merupakan faktor risiko terjadinya plasenta previa, artinya ibu
hamil multigravida mempunyai risiko plasenta 1,3 kali dibandingkan
primipara. Menurut penelitian Archibbong dan Ahmed dalam Wardana
(2007) di Rumah Sakit Abha Maternity dengan 6 kasus yangbelum pernah
melahirkan dan 95 kasus paritas lebih dari 1, prevalensi plasenta previa
meningkat secara bermakna berdasarkan paritas (Teti dkk, 2012)
Berdasarkan hasil analisis risiko paritas ibu dengan kejadian plasenta
previa, kesimpulan yang didapatkan sejalan dengan teori yang ada, yang
menyebutkan bahwa paritas ibu berisiko menyebabkan plasenta previa.
Dampak peningkatan usia ibu terutama ≥ 35 tahun kemungkinan besar
berhubungan dengan penuaan uterus, sehingga terjadi sclerosis pembuluh
darah arteri kecil dan arteriol myometrium, menyebabkan aliran darah ke
endometrium tidak merata sehingga plasenta tumbuh dengan luas permukaan
yang lebih besar, untuk mendapatkan aliran darah yang adekuat, yang
akhirnya menyebabkan terjadinya plasenta previa.
Plasenta previa terjadi pada multipara atau grandemulti karena jaringan
parut uterus akibat kehamialn berulang. Jaringan parut ini akan
mengakibatkan tidak adekuatnya persediaan darah ke plasenta sehingga
plasenta menjadi lebih tipis dan mencakup daerah uterus yang lebih luas.
Pada multipara atau grandemulti pembentukan segmen bawah rahim terjadi
saat mendekati persalinan, keadaan inilah yang mempertinggi risiko plasenta
previa.Perubahan pada pembuluh darah ditempat implantasi menyebabkan
penurunan suplai darah ke endometrium. Pada kehamilan berikutnya
48
dibutuhkan lebih banyak permukaan plasenta untuk menyediakan persediaan
darah yang adekuat keruang intervilosum hal ini meningkatkan risiko
plasenta previa.
Berdasarkan teori Manuaba (2012) dalam Sunarsih dan Priska
menyatakan plasenta previa pada ibu yang berusia diatas 35 tahun terjadi
karena endometrium yang kurang subur. Selain itu teori Cuningham (2006)
juga menyebutkan insiden plasenta previa pada usia kurang dari 35 tahun sebesar 0,3%
sedangkan padausiadiatas 35 tahun meningkat menjadi 1%..
Merujuk dari penelitian yang dilakukan oleh Londok dkk di RSUP Prof. Dr. R. D
Kandou Manado tahun 2011 dari 60 pasien yang mengalami perdarahan antepartum
distribusi sosio demografi usia tertinggi pada 35-39 tahun. Dari hasil penelitian diketahui
bahwa wanita diusia muda (<20 tahun) dari segi biologis perkembangan alat-alat
reproduksinya belum sepenuhnya matang secara optimal dari segi psikis belum matang
dalam menghadapi tuntutan beban moril, emosional dan dari segi medis sering
mendapat gangguan. Salah satu penyulit persalinan yang erat kaitannya dengan fase
pertumbuhan usia muda yang tidak optimal adalah kesempitan panggul yang
menyebabkan timbulnya disporporsi sepalo pelvik. Sedangkan pada usia lebih dari 35
tahun, elastisitas dari otot-otot panggul dan fungsi alat-alat reproduksinya pada
umumnya mengalami penurunan. Rentan usia berisiko yaitu <20 dan >35 tahun
dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang risiko kehamilan di usia
tersebut. Mereka beranggapan bahwa kehamilan di usia tersebut adalah aman dan tidak
adamasalah (Sunarsih danPriska, 2015).
49
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Winkjosastro (2006) di Rumah Sakit
Dr. Cipto Mangunkusumo frekuensi plasenta previa yang berumur lebih dari 35 tahun
kira-kira 2 kali lebih besar dibanding dengan primigravida yang berumur kurang dari 25
tahun, pada multipara3 atau lebih yangberumurlebih dari 35 tahun kira-kira3 kali lebih
besar dibanding dengan multipara 3 atau lebih yang berumur kurang dari 35 tahun (Teti
dkk, 2012).
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian di RSUD Palembang Bari tahun
2007, dimana didapatkan bahwa risiko plasenta previa pada wanita dengan usia <20
tahun- >35 tahun dua kali lebih besar dibandingkan dengan usia 20-35 tahun (Nengah
Runiari dkk, 2012).
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah
Trianingsih dkk dengan nilai OR=3,737 artinya ibu yang memiliki paritas
berisiko mempunyai peluang 3,737 kali untuk mengalami plasenta previa
dibanding ibu yang memiliki paritas tidak berisiko. Dalam teori Summapraja
(2011) yang mengatakan bahwa plasenta previa 3 kali lebih sering terjadi
pada wanita multipara daripada primipara.
Penelitian yang dilakukan Suwanti dkk, memiliki nilai OR yaiitu sebesar
2,822 yang berarti umur merupakan faktor risiko untuk terjadinya plasenta
previa. Maka risiko plasenta previa pada umur ibu yang berisiko tinggi
adalah 2,8 kali lebih besar dibandingkan ibu umur berisiko. Hal ini
disebabkan karena pada umur yang muda pertumbuhan endometrium belum
sempurna sehingga merupakan faktor risiko untuk terjadinya plasenta
50
previa.Sedangkan pada usia diatas 35 tahun disebabkan karena pertumbuhan
endometrium yang kurang subur.
Hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian yang mengisyaratkan bahwa
wanita yang berusia lebih dari 35 tahun berisiko lebih tinggi mengalami
penyulit obstetric serta morbiditas dan mortalitas perinatal. Pengamatan dari
Parkland Hospital terhadap hamper 900 wanita berusia lebih dari 35 tahun
memperlihatkan peningkatan bermakna dalam insiden plasenta previa
(Cunningham, 2006) (Suwanti dkk, 2014).
Menurut Benson (2009), Jumlah kehamilan sebelumnya merupakan
keterangan penting. Sampai kelahiran anak ke-5, terdapat peningkatan
kemungkinan keberhasilan kehamilan. Namun setelah anak ke-5, risiko
terjadinya inersia uteri, perdarahan postpartum, plasenta previa, solusio
plasenta mulai meningkat hampir secara eksponensial (Teti dkk, 2012).
2. Risiko Riwayat Abortus Menyebabkan PlasentaPrevia.
Distribusi faktor risiko penyebab plasenta previa di ruang Delima RSUD
Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ditinjau dari faktor riwayat abortus
yang terdapat pada tabel 5 adalah sebanyak 3 orang ibu yang memiliki
riwayat abortus (3,3%) dan yang tidak memiliki riwayat abortus sebanyak 89
orang (96,73%).
Analisis dengan menggunakan Odds Ratio (OR) menunjukan bahwa
riwayat abortus merupakan faktor risiko yang menyebabkan plasenta previa
(OR=2,045%). Dengan demikian Ha diterima dan Hoditolak yang berarti
bahwa riwayat abortus berisiko menyebabkan plasenta previa di ruang
51
Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015. Hal ini sejalan dengan
teori yang ada bahwa riwayat abortus merupakan faktor risiko penyebab
plasenta previa.
Berdasarkan risiko riwayat abortus menyebabkan plasenta previa dengan kejadian
plasenta previa didapatkan hasil bahwa riwayat abortus memiliki hubungan dan berisiko
menyebabkan plasenta previa diruang Delima RSUD Kabupaten Muna dimana teori
sejalan dengan teori yang dikemukakan olehpara ahli, Menurut (Prawirohardjo, 2006),
Riwayat abortus juga meningkatkan terjadinya plasenta previa, disebabkan oleh
kuretase. Kuretasemerupakan serangkaian proses pelepasan jaringan yangmelekat pada
dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen (sendok
kuret) kedalam kavum uteri, sendok kuret akan melepaskan jaringan tersebut dengan
teknik pengerokan secara sistemik “Risiko plasenta previa pada wanita dengan riwayat
abortus 4 kali lebih besar dibandingkan dengan tanpa riwayat abortus dan secara statistik
bermakna”(Endang, 2010).
Selain teori-teori yang telah ada pada wanita yang pernah mengalami kuretase
diduga disrupsi endometrium atau luka endometrium merupakan predisposisi terjadinya
kelainan implantasi plasenta (Suwanti dkk, 2014)
Namun tindakan kuretase yang dilakukan dapat menimbulkan berbagai
komplikasi diantaranya adalah perdarahan, perforasi, infeksi, robekan pada uterus.
Dengan adanya robekan padauterus makadimungkinkan terjadinyajaringan parut (scar
tissue) yang dimana ketika terjadi kehamilan berikutnya dapat mengakibatkan plasenta
terbentuk tidak pada bagian superior uterus melainkan pada bagian bawah uterus yang
disebut plasenta previa. Kuretase dilakukan pada kehamilan karena keadaan tertentu
52
yang jika kehamilan tetap dilanjutkan akan membahayakan keselamatan dari ibu.
Indikasi dari kuret adalah adanya abortus inkomplit, abortus septik, sisa plasenta pasca
persalinan, sisaselaput ketuban. (Endang, 2010).
Selain itu penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Indah Trianingsih dengan nilai OR=3,407, artinya ibu yang memiliki
riwayat kuretase mempunyai peluang 3,407 kali mengalami plasenta previa
dibanding ibu yang tidak memiliki riwayat kuretase.
Selain itu hasil dari penelitian sebelum-sebelumnya baik yang
dilaporkan oleh Hung et al. tahun 2007 (OR=1,3-3,0), Davood et al. tahun
2008 (OR=8,1) serta Alit dan Kornia tahun 2002 (OR=3,5), yaitu adanya
hubungan antara riwayat abortus dan plasenta previa serta riwayat abortus
merupakan faktor risiko plasenta previa. OR pada penelitian ini sebesar 2,049
dimana nilainya lebih rendah dari hasil ketiga penelitian tersebut.
Selain itu pula hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Suwanti dkk (2014) dengan nilai OR yaitu sebesar 3,040 yang
artinya riwayat abortus memiliki peluang 4,040 kali lebih besar dibanding
pada ibu yang memiliki riwayat abortus. Hal ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Miller, yang menyatakan wanita dengan
riwayat abortus mempunyai risiko plasenta previa 4 kali lebih besar
dibanding wanita tanpa riwayat abortus.
Begitujuga menurut Hendricks et al. (1999) dalam Wardana (2007)
pada penelitiannya mengatakan pada wanita dengan riwayat abortus ≥ 2 kali,
2,1 kali lebih berisiko terjadi plasenta previa. Sedangkan menurut Taylor
53
(1993) dalam Wardana (2007) mengatakan Odd wanita dengan satu kali
ataulebih abortus spontan mempunyai rasio Odd 1,3. Prakosa (2003) dalam
Wardana (2007) melaporkan riwayat kuretase abortus merupakan faktor
risiko plasenta previa meskipun secara statistic tidak bermakna dengan rasio
Odd 2,9 (Teti dkk, 2012).
3. FaktorRiwayat Sectio CesareaMenyebabkan PlasentaPrevia
Distribusi faktor risiko penyebab plasenta previa di ruang Delima
RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ditinjau dari faktor riwayat
sectio cesarea pada tabel 6 adalah sebanyak 4 orang ibu yang memiliki
riwayat abortus (4,3%) dan 88 orang ibu tidak memiliki riwayat sectio
cesarea (95,7%).
Analisis dengan menggunakan Odds Ratio (OR) menunjukan bahwa
paritas ibu berisiko merupakan faktor risiko (OR = 3,139). Dengan demikian
Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti bahwa riwayat sectio cesarea
merupakan faktor risiko plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten
Muna Tahun 2014 s.d 2015.Hal ini sejalan dengan teori yang ada bahwa
riwayat abortus merupakan faktor risiko penyebab plasenta previa.
Menurut teori (Sujiyatini dkk, 2009), etiologi plasenta previa belum
diketahui pasti.Frekuensi plasenta previa meningkat pada grande multipara,
primigravidatua, bekas sectio cesarea, bekas aborsi, kelainan janin, leiomauteri
Sedangkan menurut Sujiyatini (2009) Etiologi plasenta previa belum diketahui
pasti.Frekuensi plasenta previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua,
bekas sectio cesareabekas aborsi, kelainan janin, leioma uteri.
54
Pada operasi cesarea dilakukan sayatan pada dinding uterus sehingga dapat
mengakibatkan perubahan atrofi pada desidua dan berkurangnya vaskularisasi.Kedua
hal tersebut dapat menyebabkan aliran darah ke janin tidak cukup dan mengakibatkan
plasenta tempat yang lebih luas dan endometrium yang masih baik untuk berimplantasi
yaitu disegmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium
uteri internum. Hal ini akan meningkat pada wanita yang sudah melakukan 2 kali atau
lebih operasi sectio cesarea dimana jaringan parutnya sudah lebih banyak. Demikian
juga kecacatan pada fundus uteri atau dinding rahim secara otomatis lebih luas (Indah
dkk, 2015).
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah
Trianingsih dkk dengan nilai OR=4,776 yang artinya ibu yang memiliki
riwayat sectio cesarea mempunyai peluang 4,776 kali untuk mengalami
plasenta previa dibanding ibu yang tidak memiliki riwayat sectio cesarea.
Teori Mochtar (2008) juga menyatakan melahirkan dengan operasi
cesarea adalah melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus, sayatan
inilah yang dapat mengakibatkan parut didalam rahim sehingga
meningkatkan kemungkinan terjadinya plasenta previa.
Selain itu hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Gd
Alit Wardana dan MD Kornia yang mendapat OR 3,372 (Indah dkk, 2015).
Riwayat sectio cesarea dilaporkan oleh tubassum et al. tahun 2010
meningkatkan risiko plasenta previa sebesar 5,3 kali dan 1,6 kali pada
penelitian Cromwell et al. tahun 2011, serta Getahun et al. tahun 2006
melaporkan peningkatan risiko sebesar 2 kali.
55
Secara umum studi pada penelitian ini mendapatkan OR yang lebih rendah
dibanding OR yang dilaporkan pada penelitian-penelitian sebelumnya, hal
tersebut dapat diakibatkan perbedaan demografi penduduk yang menjadi subjek
penelitian karena perbedaan tempat penelitian dan perbedaan metodologi
penelitian dalam hal pemilihan kelompok kasus dan kontrol, begitu pula dengan
desain penelitian yang digunakan.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor risiko penyebab plasenta previa
di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Ada risiko paritas ibu dengan kejadian plasenta previa di ruang Delima
RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015.
2. Ada risiko riwayat abortus dengan kejadianplasenta previa di ruang Delima
RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015.
3. Ada risiko riwayat sectio cesarea dengan kejadianplasenta previa di ruang
Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015.
B. Saran
1. Diharapkan bagi seluruh tenaga kesehatan di RSUD Kabupaten Muna
khususnya yang bertugas diruang bersalin agar dapat memberikan pelayanan
segera dan tindakan yang benar bagi ibu yang mengalami plasenta previa.
2. Diharapkan fasilitas di RSUD Kabupaten Muna lengkapagarpasien yang
datang dengan komplikasi apapun dapat dilayani serta ditangani khususnya
plasenta previa.
3. Diharapkan bagi seluruh petugas kesehatan di RSUD Kabupaten Muna
khususnya bagi bidan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan bagi ibu
hamil baik selama berada di Rumah Sakit maupun dilingkungannya.
57
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2016) 1. Usia dan Paritas dengan Plasenta Previa pada Ibu Bersalin.
Available at https://www.google.com/search?q=filetype.+pdf+%22
faktor+risiko+plasenta+previa%22&ie=utf-8&oe=utf-8.Di akses
tanggal 23 Juli 2016
_______ (2016) Hubungan Antara Post Kuretase dengan Plasenta Previa di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Available at
https://www.google.com/search?q=pdf+jurnal+kti+faktor+resiko+
terjadinya+plasenta+pervia&ie=utf-8&oe=utf-8. Di akses tanggal
23 Juli 2016
Benson, Ralph C., Pernoll, Martin L. (2009) Buku Saku Obstetri dan Ginekologi.
McGraw-Hill Education Asia. EGC. Jakarta
Fadlun, Febryanto, M. (2013) Asuhan Kebidanan Patologis. Salemba Medika.
Jakarta
Trianingsih, I., Mardhiyah, D., Duarsa, A. B. S. (2015) Faktor-Faktor yang
Berpengaruh pada Timbulnya Kejadian Plasenta Previa. Jurnal Kedokteran Yarsi
23 (2) : 103-105
Kurniawan, H. & Maulina, M. (2015) Hubungan Antara Usia Ibu dan Paritas
dengan Kejadian Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum Cut Meutia
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2013. Lentera Vol. 15. No. 13
Machfoedz, I. (2009) Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan,
Kebidanan, Kedokteran. Penerbit Fitramaya. Yogyakarta
Norma, D. N., Dwi S, Mustik. (2013) Asuhan Kebidanan Patologi. Nuha Medika.
Yogyakarta
Nugraheny Esti (2010) Asuhan Kebidanan Pathologi. Pustaka Rihama.
Yogyakarta
Nugroho, T. (2012) Patologi Kebidanan. Nuha Medika. Yogyakarta
Nugroho, T. (2012) Obsgyn Obstetri dan Ginekologi. Nuha Medika. Yogyakarta
Nurul B, Aprilia. (2012) Kehamilan dan Persalinan. Graha Ilmu. Yogyakarta
Oxorn, H. & Forte, W. R. (2010) Ilmu kebidanan Patologi dan Fisiologi
Persalinan. Penerbit Andi dan Yayasan Essentia Medica (YEM).
Yogyakarta
58
Prawirohardjo, S. (2011) Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. PT Bina
Pustaka Prawirohardjo. Jakarta
Pudiastuti, R. D. (2012) Asuhan Kebidanan pada Hamil Normal dan Patologi.
Nuha Medika. Yogyakarta
Pudiastuti, R. D. (2011) Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Nuha Medika.
Yogyakarta
Rahmawati E. Nur. (2011) Ilmu Praktis Kebidanan. Victory Inti Cipta. Surabaya
Sujiyatini, Mufdlilah, Hidayat A. (2009) Asuhan Patologi Kebidanan. Nuha
Medika. Yogyakarta
Sunarsih, Susanaria, P. (2015) Hubungan Usia Paritas Ibu Hamil dengan
Kejadian Perdarahan Antepartum di RSUD Abdoel Moeloek Bandar
Lampung Tahun 2013. Vol 1, No. 1
Sujarweni, V. W. (2014) Metodologi Penelitian Keperawatan. Penerbit Gava
Media. Yogyakarta
Sukarni, I., Sudarti (2014) Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus
Resiko Tinggi. Nuha Medika. Yogyakarta
Suwanti, Wibowo, E. P., Herliana, B. R. (2014) Hubungan Umur, Jarak
Persalinan dan Riwayat Abortus dengan Kejadian Plasenta Previa di
RSU Provinsi NTB Tahun 2012. Media Bina Ilmiah. Vol. 8 No. 1
Trianingsih, I., Mardhiyah, D., Duarsa, A. B. S. (2015) Faktor-Faktor yang
Berpengaruh pada Timbulnya Kejadian Placenta Previa. Jurnal
Kedokteran Yarsi. Vol. 23 No. 2
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Analisi Univariat
Rumus :P = 100%
a. Paritas Ibu
ParitasIbu
Sampel
Frekuensi (f) Persen (%)
Berisiko 17 18,5
Tidak 75 81,5
Jumlah 92 100
Berisiko : P = 100 = 0,1847 100 = 18,47 = 18,5
Tidak Berisiko : P = 100 = 0,8152 100 = 81,52 = 81,5
b. Riwayat Abortus
Riwayat Abortus
Sampel
Frekuensi (f) Persen (%)
Berisiko 3 3,3
Tidak 89 96,7
Jumlah 92 100
Berisiko : P = 100 = 0,0326 100 = 3,26 = 3,3
Tidak Berisiko : P = 100 = 0,9673 100 = 96,73 = 96,7
c. Riwayat Sectio Cesarea
Riwayat SC
Sampel
Frekuensi (f) Persen (%)
Berisiko 4 4,3
Tidak 88 95,7
Jumlah 92 100
Berisiko : P = 100 = 0,0434 100 = 4,34 = 4,3
Tidak Berisiko : P = 100 = 0,9565 100 = 95,65 = 95,7
2. Analisi Bivariat
Faktor
Risiko
Kasus Kontrol Jumlah OR
N % n % n %
Positif A b a+b
Negatif c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
Rumus :
Odds Ratio kelompok kasus : a/(a+c) : c(a+c) = a/c
Odds Ratio kelompok kontrol : b/(b+d) : d(b+d) = b/d
Odds Ratio : a/c : b/d = ad/bc
a. Paritas Ibu
Paritas
Kasus Kontrol Jumlah
OR
n % n % n %
Berisiko 11 23,9 6 13 17 18,5
2,095Tidak 35 76,1 40 87 75 81,5
Jumlah 46 100 46 100 92 100
OR Kasus = ∶ =
OR Kontrol = ∶ =
OR = ∶ = = = 2,095
b. Riwayat Abortus
Riwayat
Abortus
Kasus Kontrol Jumlah
OR
n % n % n %
Berisiko 2 4,3 1 2,2 3 3,3
2,045Tidak 44 95,7 45 97,8 89 96,7
Jumlah 46 100 46 100 92 100
OR Kasus= ∶ =
OR Kontrol = ∶ =
OR = ∶ = = = 2,045
c. Riwayat Sectio Cesarea
Riwayat
SC
Kasus Kontrol Jumlah
OR
n % n % n %
Berisiko 3 6,5 1 2,2 4 4,4
3,139Tidak 43 94,5 45 97,8 88 95,6
Jumlah 46 100 46 100 92 100
OR Kasus = ∶ =
OR Kontrol = ∶ =
OR = ∶ = = = 3,139
Umur riwayat kehamilan
(tahun) primi muda primitua grandemulti abotus ganda
1 Ny. "U" 35
2 Ny. "E" 35 √
3 Ny. "L" 26
4 Ny. "S" 26 √
5 Ny. "K" 30
6 Ny. "S" 30
7 Ny. "A" 24
8 Ny. "I" 24 √
9 Ny. "S" 35
10 Ny. "B" 35
11 Ny. "H" 27
12 Ny. "N" 27 √
13 Ny. "S" 27
14 Ny. "M" 27
15 Ny. "M" 20
16 Ny. "M" 20
17 Ny. "M" 29
18 Ny. "P" 29
19 Ny. "S" 34
20 Ny. "J" 34
21 Ny. "S" 17 √
22 Ny. "I" 17 √
23 Ny. "S" 21
24 Ny. "S" 21 √
25 Ny. "M" 32
26 Ny. "N" 32 √
27 Ny. "T" 32
28 Ny. "A" 32 √
29 Ny. "H" 27
30 Ny. "N" 27
31 Ny. "R" 34
32 Ny. "S" 34
33 Ny. "R" 28
34 Ny. "S" 28
35 Ny. "A" 26
36 Ny. "I" 26 √
37 Ny. "Z" 47
38 Ny. "H" 47 √
39 Ny. "M" 35
40 Ny. "D" 35
41 Ny. "V" 35
42 Ny. "S" 35
43 Ny. "L" 27
44 Ny. "H" 27
45 Ny. "R" 26
46 Ny. "S" 26
47 Ny. "M" 29
48 Ny. "H" 29
49 Ny. "S" 28
50 Ny. "N" 28 √
paritas
LEMBAR CHEKLIST
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA
TAHUN 2014 s.d 2015
No. Nama
Umur riwayat kehamilan
(tahun) primi muda primitua grandemulti abotus ganda
51 Ny. "S" 29
52 Ny. "S" 29
53 Ny. "F" 34
54 Ny. "S" 34
55 Ny. "E" 29
56 Ny. "E" 29 √
57 Ny. "y" 28
58 Ny. "H" 28
59 Ny. "H" 16 √
60 Ny. "F" 16
61 Ny. "S" 25
62 Ny. "T" 25 √
63 Ny. "Z" 39
64 Ny. "A" 39
65 Ny. "M" 41 √
66 Ny. "S" 41
67 Ny. "E" 16 √
68 Ny. "M" 16
69 Ny. "R" 27
70 Ny. "R" 27
71 Ny. "H" 34
72 Ny. "y" 34
73 Ny. "R" 44
74 Ny. "S" 44 √
75 Ny. "F" 27
76 Ny. "M" 27
77 Ny. "N" 39
78 Ny. "R" 39
79 Ny. "M" 40
80 Ny. "S" 40 √
81 Ny. "H" 36
82 Ny. "A" 36
83 Ny. "M" 41
84 Ny. "A" 41 √
85 Ny. "S" 20
86 Ny. "T" 20
87 Ny. "N" 45
88 Ny. "I" 45
89 Ny. "N" 36
90 Ny. "O" 36 √
91 Ny. "K" 26
92 Ny. "S" 26
Nama
LEMBAR CHEKLIST
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA
TAHUN 2014 s.d 2015
No.
paritas
Berisiko Tidak Berisiko Tidak
1 Ny. "U" 35 √ √
2 Ny. "M" 35 √ √
3 Ny. "L" 26 √ √
4 Ny. "M" 26 √ √
5 Ny. "K" 30 √ √
6 Ny. "A" 30
7 Ny. "A" 24 √ √
8 Ny. "B" 24 √ √
9 Ny. "S" 35 √ √
10 Ny. "E" 35 √ √
11 Ny. "H" 27 √ √
12 Ny. "I" 27 √ √
13 Ny. "S" 27 √ √
14 Ny. "S" 27 √ √
15 Ny. "M" 20 √ √
16 Ny. "S" 20 √ √
17 Ny. "M" 29 √ √
18 Ny. "D" 29 √ √
19 Ny. "S" 34 √ √
20 Ny. "D" 34 √ √
21 Ny. "S" 17 √ √
22 Ny. "H" 17 √ √
23 Ny. "S" 21 √ √
24 Ny, "F" 21 √ √
25 Ny. "M" 32 √ √
26 Ny. "M" 32 √ √
27 Ny. "T" 32 √ √
28 Ny. "M" 32 √ √
29 Ny. "H" 27 √ √
30 Ny. "I" 27 √ √
31 Ny. "R" 34 √ √
32 Ny. "S" 34 √ √
33 Ny. "R" 28 √ √
34 Ny. "S" 28 √ √
35 Ny. "A" 26 √ √
36 Ny. "S" 26 √ √
37 Ny. "Z" 47 √ √
38 Ny. "K" 47 √ √
39 Ny. "M" 35 √ √
40 Ny. "S" 35 √ √√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
No. Identitas Umur
Paritas riwayat riwayat
Tidak
Berisiko
Berisiko
LEMBAR CHEKLIST
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA
TAHUN 2014 s.d 2015
abortus SC
√
√
√
Berisiko Tidak Berisiko Tidak
41 Ny. "V" 35 √ √
42 Ny. "Y" 35 √ √
43 Ny. "L" 27 √ √
44 Ny. "E" 27 √ √
45 Ny. "R" 26 √ √
46 Ny. "S" 26 √ √
47 Ny. "M" 29 √ √
48 Ny. "K" 29 √ √
49 Ny. "S" 28 √ √
50 Ny. "M" 28 √ √
51 Ny. "K" 26 √ √
52 Ny. "R" 26 √ √
53 Ny. "S" 29 √ √
54 Ny. "J" 29 √ √
55 Ny. "M" 36 √ √
56 Ny. "M" 36 √ √
57 Ny. "F" 34 √ √
58 Ny. "D" 34 √ √
59 Ny. "y" 28 √ √
60 Ny. "S" 28 √ √
61 Ny. "H" 16 √ √
62 Ny. "F" 16 √ √
63 Ny. "S" 25 √ √
64 Ny. "T" 25 √ √
65 Ny. "Z" 39 √ √
66 Ny. "N" 39 √ √
67 Ny. "M" 41 √ √
68 Ny. "A" 41 √ √
69 Ny. "E" 16 √ √
70 Ny. "M" 16 √ √
71 Ny. "R" 27 √ √
72 Ny. "S" 27 √ √
73 Ny. "H" 34 √ √
74 Ny. "H" 34 √ √
75 Ny. "R" 44 √ √
76 Ny. "S" 44 √ √
77 Ny. "F" 27 √ √
78 Ny. "E" 27 √ √
79 Ny. "E" 36 √ √
80 Ny. "W" 36 √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Umur
Paritas riwayat riwayat
√
√
√
√
√
√
√
LEMBAR CHEKLIST
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA
TAHUN 2014 s.d 2015
No. Identitas Tidak abortus SC
Berisiko
Berisiko
Ya Tidak Ya Tidak
81 Ny. "H" 39 √ √
82 Ny. "A" 39 √ √
83 Ny. "M" 40 √ √
84 Ny. "Y" 40 √ √
85 Ny. "H" 36 √ √
86 Ny. "S" 36 √ √
87 Ny. "M" 40 √ √
88 Ny. "S" 40 √ √
89 Ny. "N" 45 √ √
90 Ny. "I" 45 √ √
91 Ny. "N" 36 √ √
92 Ny. "N" 36 √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
No. Identitas Tidak abortus SC
LEMBAR CHEKLIST
Berisiko
Berisiko
riwayat riwayat
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA
TAHUN 2014 s.d 2015
Umur
Paritas
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
LEMBAR KONSUL
PROPOSAL / KARYA TULIS ILMIAH
Nama : Yunianti
NIM : PSW.B.2013.IB.0052
Judul : FaktorPenyebabTerjadinyaPlasentaPreviapadaIbuHamildi
RuangBersalinRumahSakitUmumDaerah KabupatenMunaTahun 2014
s.d 2015
Pembimbing I : Wa Ode SitiAsma, SST.,M.Kes
NO HARI/
TANGGAL
MATERI SARAN PARAF
PEMBIMBING
1.
2.
3.
4.
5
6.
Sabtu,
6Juli 2016
Rabu,
10Juli
2016
Sabtu,
13Juli
2016
Senin,
15Juli
2016
Senin,
22Juli
2016
BAB I – II
BAB I – III
Konsulperbaikan
BAB I – III
KonsulPerbaikan
BAB I - III
BAB IV-V
BAB IV-V
 GantiJudul
 Pengambilan Data Awal
 PerbaikiLatarBelakang
 PerbaikiPengaturanPenulisan
 TambahPembahasan
 PerbaikiDefenisiOperasional
 PerbaikiKembaliPembahasan
 Acc
 PerbaikiPembahasan
 AturKetikan
 PerbaikiKesimpulan
dan Saran
Rabu,
24Juli
2016
NO HARI/
TANGGAL
MATERI SARAN PARAF
PEMBIMBING
7.
8.
9.
10.
Jumat,
26Juli
2016
Sabtu,
27Juli
2016
BAB IV-V
BAB IV – V
Revisi
BAB I – V
Revisi
BAB I – V
 DaftarPustaka
 Lampiran-lampiran
Acc
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
LEMBAR KONSUL
PROPOSAL / KARYA TULIS ILMIAH
Nama : Yunianti
NIM : PSW.B.2013.IB.0052
Judul : FaktorPenyebabTerjadinyaPlasentaPreviapadaIbuHamildi
RuangBersalinRumahSakitUmumDaerah KabupatenMunaTahun 2014
s.d 2015
PembimbingII:La Hasariy, SKM., M.Kes
N
O
HARI/
TANG
GAL
MATERI SARAN PARAF
PEMBIM
BING
1.
2.
3.
4.
Selasa,
9Juli
2016
kamis,
11Juli
2016
Jumat,
12Juli
2016
Senin,
22Juli
2016
BAB I -
III
Konsulper
baikan
BAB I –
III
BAB I –
III
BAB IV-
V
 Perbaiki BAB I, BAB II
 PerbaikiLatarBelakang
 PerbaikiTujuan
Penelitian
 PerbaikiHipotesis
Penelitian
 SesuaikanAntara
VariabelPenelitian
dengan Data di TempatPenelitian
 Tambahmaterilandasanteori.
 DaftarPustaka
Acc
 Perbaiki BAB IV
 Tambahkanmateripembahasansebagaipemban
dingdarijurnaldanpenelitian yang telahada.
SARAN
N
O
HARI/
TANG
GAL
MATERI
PARAF
PEMBIM
BING
5. Rabu,
24Juli
2016
BAB V
Lampiran
- lampiran
 Perbaiki Saran
 DaftarPustaka
PerhatikanLampiran-lampiran
6.
7.
8
Kamis
,
25Juli
2016
BAB IV –
V
Revisi
BAB I – V
Revisi
BAB I - V
Acc

More Related Content

What's hot (13)

Kti mudmainna aksan
Kti mudmainna aksanKti mudmainna aksan
Kti mudmainna aksan
 
Kti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramataKti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramata
 
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramataKti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
 
Kti irman akbid paramata raha 2015
Kti irman akbid paramata raha 2015Kti irman akbid paramata raha 2015
Kti irman akbid paramata raha 2015
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
 
Kti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata rahaKti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata raha
 
Kti wa liati
Kti wa liatiKti wa liati
Kti wa liati
 
Kti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramataKti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramata
 
Kti wa ode sitti nurbaedah
Kti wa ode sitti nurbaedahKti wa ode sitti nurbaedah
Kti wa ode sitti nurbaedah
 
Kti arun apriliani natasya r.
Kti arun apriliani natasya r.Kti arun apriliani natasya r.
Kti arun apriliani natasya r.
 
Kti siti aisah akbid paramata
Kti siti aisah akbid paramataKti siti aisah akbid paramata
Kti siti aisah akbid paramata
 
G
GG
G
 
Kti arni akbid paramata raha
Kti arni akbid paramata rahaKti arni akbid paramata raha
Kti arni akbid paramata raha
 

Similar to Kti yunianti akbid paramata raha

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...Warnet Raha
 
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...Warnet Raha
 
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...Warnet Raha
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lainWarnet Raha
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...Warnet Raha
 
Kti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramataKti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramataWarnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...Warnet Raha
 
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...Warnet Raha
 

Similar to Kti yunianti akbid paramata raha (20)

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
 
Kti dahlia
Kti dahliaKti dahlia
Kti dahlia
 
Kti dahlia
Kti dahliaKti dahlia
Kti dahlia
 
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
 
Kti wa ida
Kti wa idaKti wa ida
Kti wa ida
 
Kti wa ida
Kti wa idaKti wa ida
Kti wa ida
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...
 
Kti ratma ningsih
Kti ratma ningsihKti ratma ningsih
Kti ratma ningsih
 
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lain
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
 
Kti ayu fitriani
Kti ayu fitrianiKti ayu fitriani
Kti ayu fitriani
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
 
Kti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramataKti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramata
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
 
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
 
Kti sitti mayansari
Kti sitti mayansariKti sitti mayansari
Kti sitti mayansari
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 

Kti yunianti akbid paramata raha

  • 1. FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 s.d 2015 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh : Yunianti PSW.B.2013.IB.0052 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016
  • 2. LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Faktor Risiko Terjadinya Plasenta Previa pada Ibu Hamil di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 S.D 2015 Telah disetujui untuk diseminarkan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes La Hasariy, SKM., M.Kes Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
  • 3. LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Tim Penguji 1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (.......................................) 2. Wa Ode Siti Asma, SST., M.Kes (.......................................) 3. La Hasariy, SKM., M.Kes (.......................................) Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, SST., M.Kes La Hasariy, SKM., M.Kes Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
  • 4. iv RIWAYAT HIDUP Nama : Yunianti Tempat/Tanggal Lahir : Tampo, 16 November 1994 Agama : Islam Alamat Rumah : Desa Torobulu Riwayat Pendidikan 1. SD Negeri DesaTorobulu tahun 2005 SD Negeri 2DesaWawo tahun 2006 SD Negeri 7 Napabalano tahun 2007 2. SMP Negeri 4 Lainea tahun 2010 3. SMA Negeri 1 Napabalano tahun 2013 4. Tahun 2016-Sekarang : Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
  • 5. v KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim AssalamualaikumWarohmatullahiWabarokatuh Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Faktor Risiko Terjadinya Plasenta Previa pada Ibu Hamil di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 S.D. 2015” Dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak menemukan kesulitan. Namun, berkat bimbingan dari ibu Wa Ode Siti Asma, SST., M.Kes selaku pembimbing I dan Bapak La Hasariy, SKM., M.Kes Selaku pembimbing II akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat penulis selesaikan. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku ketua Yayasan Pendidikan Sowite Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Munadan selaku penguji dalam karya tulis ilmiah ini. 2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 3. Seluruh dosen dan staf administrasi di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 4. dr. TututPuwantoselakudirekturRumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna besertastafyang telah membantu penulis dalam pemberian informasi untuk kesempurnaan penyusunan karya tulis ilmiah ini.
  • 6. vi 5. Teristimewa untuk ayahanda tercinta bapak Faisal dan Ibunda tersayang ibu Wa Ode Ambe yang tiada henti-hentinya memberikan doa dan dukungan moril maupun materil pada penulis selama penyusunan karya tulis ilmiah ini. 6. Saudara/(i)ku Andri, Metrianidan Mirta serta seluruh keluarga yang selalu memberikan semangat tersendiri bagi penulis 7. Sahabat-sahabatku Jumhirah, Ratma Ningsih, Rezky Amalia, SalmiaWaty, Fitri, Dimas, Zupridan yang takdapatsayasebutkannamanyasatupersatu terima kasih banyak untuk semua kebaikan kalian selama ini. Teman-teman seangkatan khususnya kelas A yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas semangat dan bantuan serta kesan mendalam yang sudah kalian berikan selama 3 tahun ini. Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, dan kekurangan adalah milik manusia. Begitu pula karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan baik dari isi maupun tulisan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Raha, Juli 2016 Penulis
  • 7. vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………................ i LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………..................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………………. iv KATA PENGANTAR .......................................................................................... v DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x INTISARI …………………………………………………....…………………. xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ........................................................................................ 6 1. Kehamilan ......................................................................................... 6 2. Plasenta Previa .................................................................................. 14 B. Landasan Teori ....................................................................................... 24 C. Kerangka Konsep ................................................................................... 27 D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................... 29 B. Subyek Penelitian .................................................................................... 30 C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 30 D. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................... 31 E. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif ........................................... 31 F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 32 G. Pengolahan Data dan Analisis Data ....................................................... 32 H. Jalannya Penelitian ................................................................................. 35
  • 8. viii BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian …………………………………………………………. 36 B. Pembahasan ……………………………………………………………. 46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 56 B. Saran ………………………………………………………………….... 56 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 57 Lampiran-Lampiran
  • 9. ix DAFTAR TABEL Tabel 1. Kriteria Obyektif dan Defenisi Operasional ........................................... 31 Tabel 2. Kontingensi 2x2 Odds Ratio Penelitian Case Control Study .................. 34 Tabel 3. Rencana Penelitian ................................................................................. 35 Table 4.DistribusiFaktorRisikoPenyebabPlasentaPrevia di RuangDelima RSUD KabupatenMunaTahun 2014 s.d 2015 Ditinjau Dari Paritas Ibu ………………………………………….............................................. 39 Table 5.DistribusiFaktorRisikoPenyebabPlasentaPrevia di RuangDelima RSUD KabupatenMunaTahun 2014 s.d 2015 Ditinjau Dari Riwayat Abortus …………………………………………...................................... 40 Table 6.DistribusiFaktorRisikoPenyebabPlasentaPrevia di RuangDelima RSUD KabupatenMunaTahun 2014 s.d 2015 Ditinjau Dari ParitasIbu ………………………………………………………..... 41 Tabel 7.DistribusiFrekuensiSubyekPenelitianFaktorRisikoPenyebab PlasentaPrevia di RuangDelima RSUD KabupatenMunaTahun 2014 s.d 2015Ditinjau DariVariabel Independent …………………......... 42 Tabel 8.RisikoParitasIbuTerhadapTerjadinyaPlasentaPrevia di Ruang Delima RSUD KabupatenMunaTahun 2014 s.d2015 ..………………..... 43 Table 9.RisikoRiwayatAbortusTerhadapTerjadinyaPlasentaPrevia diRuangDelima RSUD KabupatenMunaTahun 2014 s.d 2015…….......... 44 Tabel 10.RisikoRiwayatSectioCesareaTerhadapTerjadinyaPlasentaPrevia diRuangDelima RSUD KabupatenMunaTahun 2014 s.d 2015.…............. 45
  • 10. x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Konsep ................................................................................ 27 Gambar 2. Rencana Penelitian Case Control ........................................................ 29
  • 11. xi INTISARI Yunianti (2013.IB.0052) “Faktor risiko terjadinya plasenta previa pada ibu hamil di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015” dibawah bimbingan Ibu Wa Ode Siti Asma dan Bapak La Hasariy, (hal+tabel+ gambar+lampiran) Latar Belakang: Berdasarkan data diruang Delima RSUD Kabupaten Muna pada tahun 2014 ibu hamil berjumlah 497, yang mengalami perdarahan antepartum plasenta previa 20 orang (4,0%), solusio plasenta 3 orang (0,6%) dan pada tahun 2015 ibu hamil berjumlah 422 orang, yang mengalami perdarahan antepartum plasenta previa 26 orang (6,1%) solusio plasenta 4 orang (0,9%). Metode Penelitian: Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan desain case control, pengambilan sampel untuk kasus total sampling dan untuk control purposive sampling Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil uji statistik Odds Rasio di dapatkan paritas ibu OR = 2,095, riwayat abortus OR = 2,045 dan sectio cesarea OR = 3,139 Kesimpulan: Paritas ibu, riwayat abortus dan riwayat section cesarean merupakan factor risiko terjadinya plasenta previa pada ibu hamil di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015. Kata Kunci: Paritas ibu, riwayat abortus, riwayat sectio cesarea, plasenta previa
  • 12. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah suatu proses dimana sebuah sel mani membuahi telur menjadi satu sel di sepertiga bagian distal saluran telur, kemudian membelah menjadi beberapa sel disebut morula dan selanjutnya sebagai blastokist melakukan implantasi pada dinding rahim dimulai dengan perkembangan dan pertumbuhan mudigah sampai janin cukup bulan yang berlangsung selama 9 bulan (±4 minggu). Selama masa tersebut dalam tubuh ibu terjadi perubahan dalam rangka menyiapkan zat nutrisi dan hormonal dalam menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin (Anonim, 2016) Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15% menderita komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun. Dari jumlah ini diperkirakan 90% terjadi di Asia dan Afrika subsahara, 10% di negara berkembang lainnya dan kurang dari 1% di negara- negara maju. Di beberapa negara risiko kematian ibu lebih tinggi dari 1 dalam 10 kehamilan, sedangkan di negara maju risiko ini kurang dari 1 dalam 6000. (Sarwono, 2011). Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung. Pola penyebab langsung dimana-mana sama, yaitu perdarahan (25% biasanya pasca persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet
  • 13. 2 (8%), Komplikasi aborsi tidak aman (13%) dan sebab-sebab lain (8%). (Sarwono, 2011) Penyebab kematian ibu sejak dahulu tidak berubah, yaitu perdarahan, eklampsia, komplikasi aborsi, partus macet dan sepsis. Perdarahan yang bertanggung jawab atas sekitar 28% kematian ibu, sering tidak dapat diperkirakan dan terjadi tiba-tiba. Sebab-sebab perdarahan yang penting ialah perdarahan antepartum (plasenta previa dan solutio plasenta) dan perdarahan post partum (retensio plasenta, atonia uteri, trauma kelahiran selanjutnya abortus dan kehamilan ektopik. (Sarwono, 2011) Pada saat ini tidak ada angka yang tepat mengenai kematian maternal untuk Indonesia atau untuk suatu wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan oleh belum adanya sistem pendaftaran wajib untuk kelahiran dan kematian di negara kita. Menurut taksiran kasar, angka kematian maternal ialah 6-8 per 1.000 kelahiran, angka ini sangat tinggi apabila dibandingkan dengan angka-angka di negara- negara maju yang berkisar antara 1,5-3 per 1.000 kelahiran hidup. Angka-angka yang dewasa ini tersedia ialah angka-angka dari rumah sakit dibeberapa daerah, yang selain menerima wanita untuk persalinan (Anonim). Berdasarkan laporan World Healt Organization (WHO, 2008) angka kematian ibu di dunia pada tahun 2005 sebanyak 536.000, dimana kematian ini disebabkan oleh 25% perdarahan, 20% penyebab tidak langsung, 15% infeksi, 13% aborsi yang tidak aman, 12% eklampsia, 8% penyulit persalinan dan 7 penyebab lainnya. Perdarahan yang terjadi pada kehamilan muda disebut abortus
  • 14. 3 sedangkan yang terjadi pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum yang meliputi plaesenta previa, solusio plasenta dan ruptur uteri. Penyebab pasti plasenta previa belum diketahui. Frekuensi plasenta previa meningkat pada grandemulti para, primigravida tua, bekas sectio sesarea, bekas aborsi, kelainan janin, leioma uteri. Pada tahun 2005 dari total kasus plasenta previa didapati kurang lebih 40 orang ibu meninggal akibat plasenta previa. (Pudiastuti, 2012) Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Muna hasil survei pada ibu hamil yang dilakukan pada tahun 2013 berjumlah 6631 yang mengalami perdarahan solusio plasenta 7 orang (0,1%), plasenta previa 20 orang (0,3%), kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan berjumlah 5 orang (0,1%), pada tahun 2014 dari 6651 jumlah ibu hamil yang perdarahan akibat plasenta previa sebanyak 17 orang (0,2%), solusio plasenta sebanyak 4 orang (0,1%), kematian ibu yang disebabkan perdarahan berjumlah 6 orang (0,1%), dan pada tahun 2015 dari 4958 jumlah ibu hamil yang mengalami perdarahan akibat plasenta previa 14 orang (0,2%), solusio plasenta 2 orang (0,1%), kematian ibu yang disebabkan perdarahan berjumlah satu orang (0,1%). Berdasarkan data diruang Delima RSUD Kabupaten Muna pada tahun 2014 ibu hamil berjumlah 497, yang mengalami perdarahan antepartum plasenta previa 20 orang (4,0%), solusio plasenta 3 orang (0,6%) dan pada tahun 2015 ibu hamil berjumlah 422 orang, yang mengalami perdarahan antepartum plasenta previa 26 orang (6,1%) solusio plasenta 4 orang (0,9%).
  • 15. 4 Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian “Faktor Risiko Terjadinya Plasenta Previa pada Ibu Hamil di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014-2015” B. Rumusan Masalah Apakah faktor risiko terjadinya plasenta previa pada ibu hamil di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor risiko terjadinya plasenta previa pada ibu hamil di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014- 2015. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui faktor risiko paritas ibu dengan kejadian plasenta previa pada ibu hamil diRuang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014-2015. b. Mengetahui faktor risiko riwayat abortus dengan kejadian plasenta previa pada ibu hamil diRuang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014- 2015. c. Mengetahui faktor risikoriwayat sectio cesarea dengan kejadian plasenta previa pada ibu hamil diRuang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014-2015.
  • 16. 5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan bagi peneliti berikutnya 2. Manfaat Praktis a. Manfaat Bagi Profesi. Sebagai tambahan informasi dan bahan masukan dalam usaha menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan perdarahan hamil tua pada ibu hamil b. Manfaat Bagi Institusi. Sebagai sumber referensi atau bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan faktor risiko perdarahan hamil tua pada ibu hamil c. Manfaat Bagi Peneliti. Penelitian ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Yayasan Pendidikan Sowite Akademi Kebidanan Paramata Kabupaten Muna, juga merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan d. Manfaat Bagi Penelitian Selanjutnya. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber ataupun bahan pembanding bagi penelitian yang akan dilakukan selanjutnya yang berkaitan dengan judul penelitian ini.
  • 17. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan pertama dimulai sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke 4 sampai ke 6, triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan. (Pudiastuti, 2012) Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa (sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba dkk, 2012) Menurut Ida Bagus Gde Manuaba kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Dewi dkk, 2012)
  • 18. 7 b. Periode Kehamilan. Kehamilan dibagi menjadi 3 periode, yaitu: 1) Trimester I (konsepsi-12 minggu). Pada minggu ke 4-6 banyak wanita yang tidak menyadari kehamilannya. 3 bulan pertama dimulainya perubahan tubuh seorang wanita, morning sickness, adanya pembesaran payudara, sering BAK, cepat lelah dan letih, serta mulai pertambahan berat badan. 2) Trimester II, dirasakan lebih comfortable bagi ibu hamil, clostrum mulai diproduksi, dan berpotensi mengalami infeksi saluran kemih dan varises. 3) Trimester III, janin tumbuh semakin besar, sering kram, sering BAK, mulai merasakan kontraksi dan bernapas pendek-pendek. Perubahan fisik dan fisiologis kehamilan sangat bersifat individual dan sangat unik, akan tetapi secara keseluruhan setiap calon ibu akan mengalami perubahan-perubahan alamiah yang akan menimbulkan gangguan serta penurunan kemampuan untuk menjalankan peran dan fungsinya. Perubahan-perubahan yang terjadi antara lain: c. Tanda-Tanda Kehamilan. Menurut Rustam (2008), kehamilan memiliki tanda-tanda sebagai berikut: 1) Tanda Pasti (Tanda Positif) Gerakan janin dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin, denyut jantung janin: didengar dengan
  • 19. 8 stetoskop-monoral laennec, dicatat dan didengar dengan alat Doppler, dicatat dengan feto-elektro kardiogram, dilihat pada ultrasonografi, terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen. 2) Tanda-Tanda Presumtif (Tidak Pasti) Amenore (tidak dapat haid), mual dan muntah, mengidam, pingsan, tidak ada selera makan, payudara membesar, tegang, sering kencing, konstipasi. 3) Tanda-Tanda Mungkin Perut membesar, uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk, konsistensi dari rahim, tanda Hegar, yaitu pembuluh darah dalam cervix bertambah dan karena terjadinya oedema dari cervix dan hiperplasia kelenjar-kelenjar cervix, sehingga cervix menjadi lunak, tanda Chadwick, yaitu pembuluh darah dinding vagina bertambah hingga warna selaput lendirnya biru, tanda Piscaseek, yaitu pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dan di daerah insersi plasenta, tanda Ballottement, yaitu teraba benjolan keras (Anonim, 2016) d. Tanda Bahaya Kehamilan. Penurunan gerakan janin, pusing berkepanjangan, demam tinggi, jantung berdebar kencang, pembengkakan pada wajah dan tungkai, pengeluaran darah dari jalan lahir, penglihatan kabur atau mata berkunang-kunang, pingsan, nyeri berulang pada perut atau ulu hati dan ketuban pecah sebelum waktunya. (Anonim, 2016)
  • 20. 9 e. Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan. Massa 10 Minggu (gr) 20 Minggu (gr) 30 Minggu (gr) 40 Minggu (gr) Fetus (bayi) 5 300 1500 3500 Plasenta 20 170 430 650 Cairan amnion 30 350 750 800 Uterus 140 320 600 970 Mammae 45 180 360 405 Plasma darah 100 600 1300 1250 Cairan interstitial 0 30 80 1580 Jaringan lemak maternal 310 2050 3480 3345 Total 650 4000 8500 12500 f. Perubahan Fisiologis dalam Kehamilan. 1) Perubahan sistem reproduksi dan payudara a) Uterus Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus. Di samping itu, serabut-serabut kolagen yang ada pun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus mengikuti pertumbuhan janin. Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan.
  • 21. 10 b) Serviks Uteri Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena pengaruh hormon estrogen. Serviks mengandung lebih banyak jaringan serabut dan sedikit jaringan otot dibandingkan bagian uterus. Jaringan serabut pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Selain itu estrogen juga meningkatkan vaskularitas serviks dan bila dilihat dengan spekulum serviks terlihat kebiru-biruan. c) Vagina dan Vulva Estrogen menyebabkan perubahan lapisan otot dan epithelium. Lapisan otot mengalami hipertrofi dan epitel menjadi tebal dan menjadi tanda deskuamasi meningkat. Vagina menghasilkan cairan berwarna putih yang dikenal dengan leukore. Sel epitel juga meningkatkan kadar glikogen. Sel ini berinteraksi dengan basil dedorlein dan menghasilkan lingkungan yang lebih asam. Lingkungan ini menyediakan perlindungan ekstra terhadap organisme tetapi merupakan keadaan menguntungkan bagi candida albican. Akibat hipervaskularisasi,vagina dan vulva terlihat berwarna ungu kebiruan. Tanda ini disebut tanda chadwick. d) Ovarium Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira
  • 22. 11 kehamilan 16 minggu. korpus luteum graviditis berdiameter kira-kira 3 cm. kemudian ia mengecil setelah plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone. Lambat laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta. e) Mammae/Payudara Peningkatan kadar estrogen dan progesterone menyebabkan hipertrofi dan hyperplasia pada payudara, sehingga payudara akan mengalami pembesaran. Selain itu hormone somatomammotropin juga menstimulasi pembesaran payudara. Rasa penuh dan berat, perubahan sensitivitas mulai timbul sejak umur kehamilan 6 minggu. Puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen dan putting susu menjadi lebih erektil. Perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil. Walaupun demikian laktasi tetap terhambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir. 2) Perubahan Sistem Kardiovaskuler Perubahan system kardiovaskuler,melindungi fungsi fisiologi normal wanita, memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat hamil, dan menyediakan kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin. Peningkatan volume plasma darah dan curah jantung disebabkan oleh hipertrofi atau dilatasi ringan jantung, karena
  • 23. 12 diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri. Selama pertengahan pertama masa hamil, tekanan sistolik dan diastolic menurun 5 sampai 10 mmHg. Penurunan tekanan darah ini kemungkinan disebabkan oleh vasodilatasi pembuluh darah perifer akibat perubahan hormonal selama masa hamil. Selama trimester ketiga, tekanan darah ibu harus kembali ke nilai tekanan darah selama trimester pertama. 3) Perubahan Sistem Pernapasan Pada ibu hamil kebutuhan oksigen meningkat sebagai respon terhadap peningkatan laju metabolisme dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk membuang karbondioksida. Diafragma bergeser sebesar 4 cm selama masa hamil. Dengan semakin tuanya kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernapasan dada menggantikan pernapasan perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit. 4) Perubahan Sistem Urinaria Perubahan struktur ginjal merupakan aktivitas hormonal (estrogen dan progesterone), tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus, dan peningkatan volume darah. Sejak minggu ke-10 kehamilan, pelvis ginjal dan ureter berdilatasi. Perubahan ini
  • 24. 13 membuat ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju urine. 5) Perubahan Sistem Gastrointestinal Fungsi saluran cerna selama masa hamil menunjukkan gambaran yang sangat menarik. Gusi cenderung mudah berdarah karena kadar estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan vaskularisasi selektif dan proliferasi jaringan ikat. Pada trimester pertama terjadi penurunan nafsu makan akibat nausea/vomitus. Gejala ini muncul sebagai akibat dari perubahan saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah. Peningkatan progesterone menyebabkan tonus dan mortilitas otot polos menurun, sehingga terjadi regurgitasi esophagus, peningkatan waktu pengosongan lambung, dan peristaltik balik. Akibatnya ibu hamil tidak mampu mencerna asam atau mengalami nyeri ulu hati. Selain itu penurunan mortilitas otot polos menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat, sehingga dapat terjadi konstipasi. 6) Perubahan Sistem Integumen Perubahan keseimbangan hormone dan peregangan mekanis menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam system integument selama masa hamil. Jaringan elastik kulit mudah pecah, menyebabkan striae gravidarum atau tanda regangan. Hiperpigmentasi timbul akibat peningkatan hormone hipofisis
  • 25. 14 anterior melanotropin selama masa hamil. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial didalam keluarga (Anonim, 2016). 2. PlasentaPrevia a. Pengertian. Plasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae = di depan, Vias = jalan). Jadi yang dimaksud ialah plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi jalan lahir seluruh atau sebagian ostium internum (Icesmi Sukarni dan Sudarti, 2014). “Keadaan dimana plasenta berimplantasi di tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Ostium uteri internal) (Esti Nugraheny, 2010)”. Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (Sarwono Prawirohardjo, 2009). “Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (Nitadan Mustika, 2013)”. Sejalan dengan bertambah besarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim kearah proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut bermigrasi dalam persalinan kala I bisa mengubah luas pembukaan serviks yang tertutup oleh plasenta. Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasifikasi dari plasenta previa ketika pemeriksaan dilakukan baik
  • 26. 15 dalam masa antenatal maupun dalam masa intranatal, baik dengan ultrasonografi maupun pemeriksaan digital. Oleh karena itu pemeriksaan ultrasonografi perlu diulangsecaraberkaladalam asuhan antenatal ataupun intranatal. (Sarwono, 2011). b. Klasifikasi Menurut Browneplasentapreviadapat diklasifikasikan sebagain berikut : 1) Tingkat I : lateral plasenta previa yaitu pinggir bawah plasenta berinsersi sampai segmen bawah rahim, namun tidak sampai kepinggirpembukaan. 2) Tingkat II : marginal plasenta previa yaitu plasenta mencapai pinggir pembukaan ostium. 3) Tingkat III : complete plasenta previa yaitu plasenta menutupi ostium waktu tertutup dan tidak menutupi bilapembukaan hampirlengkap. 4) Tingkat IV : central plasenta previa yaitu plasenta menutupi seluruhnya pada pembukaan hampirlengkap (Esti, 2010). Menurut Manuaba (1998), klasifikasi plasenta previa secara teoritis dibagi dalam bentuk klinis, yaitu : 1) Plasenta previa totalis, yaitu menutupi seluruh ostium uteri internum pada pembukaan 4 cm. 2) Plasenta previa sentralis, yaitu bila pusat plasenta bersamaan dengan kanalis servikalis. 3) Plasentapreviaparsialis, yaitu menutupi sebagian ostium uteri internum. 4) Plasenta previa marginalis, yaitu apabila tepi plasenta previa berada disekitar pinggirostium uteri internum. (Nitadan Mustika, 2013).
  • 27. 16 c. Tandadan Gejala. Perdarahan pada vagina dengan nyeri, perdarahan berulang, warna perdarahan merah segar, adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah, timbulnya perlahan-lahan, waktunya terjadi saat hamil, his biasanya tidak ada, rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi, denyut jantung janin ada, teraba jaringan plasenta pada periksa dalam plasenta, penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul, presentasi mungkin abnormal.(Icesmi Sukarni dan Sudarti, 2014). Menurut FKUI(2000), tandadan gejalaplasentaprevia diantaranya adalah : 1) Perdarahan tanpasebab tanparasanyeri, dari biasanyadan berulang 2) Darah biasanyaberwarnamerah segar 3) Terjadi padasaat tiduratau saat melakukan aktivitas 4) Bagian terdepan janin tinggi (Floating), seringdijumpai kelainan letak janin. 5) Perdarahan pertama (firstbleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak (Icesmi Sukarni dan Sudarti, 2014). d. Etiologi dan Faktor-FaktorEtiologi PlasentaPrevia Penyebab plasenta previa secara pasti masih sulit ditentukan, tetapi ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa misalnya bekas operasi rahim (bekas sesar atau mioma), sering mengalami infeksi rahim (radang panggul), kehamilan ganda, pernah plasenta previa atau kelainan bawaan rahim. Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang endometriumnya kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurang
  • 28. 17 baiknya vaskularisasi desidua (Icesmi Sukarni dan Sudarti, 2014) ”Penyebab plasenta previa belum diketahui pasti. Frekuensi plasenta previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas sectio cesarea, bekas aborsi, kelainan janin dan leiomiomauteri (Taufan, 2012)”. Selain faktor tersebut ada pula yang menyatakan bahwa faktor etiologi plasenta previa yaitu: Umur (dibawah 17 tahun, diatas 35 tahun) dan paritas diatas 4, hipoplasi endometrium : bila kawin dan hamil diumur muda, endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi, kuretase dan manual plasenta, korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi, tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium, kadang-kadang malnutrisi (Esti nugraheny, 2010). Menurut Mochtar(1998), faktor-faktorpredisposisi plasentaprevia yaitu: 1) Usia Seiring dengan meningkatnya usia akan terjadi perubahan-perubahan pada pembuluh darah sehingga endometrium menjadi kurang baik untuk kehamilan. Manuaba (2012) menyatakan plasenta previa pada ibu yang berusiadiatas 35 tahun terjadi karena endometrium yang kurangsubur. Cuningham (2006) menyebutkan insiden plasenta previa pada usia kurang dari 35 tahun sebesar 0,3% sedangkan pada usia diatas 35 tahun meningkat menjadi 1%. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian di RSUD Palembang Bari tahun 2007, dimana didapatkan bahwa risiko plasenta previa pada wanita dengan usia <20 tahun - >35 tahun dua kali lebih besar dibandingkan dengan usia20-35 tahun (Nengah Runiari dkk, 2012).
  • 29. 18 2) Paritas Pada paritas tinggi lebih sering dijumpai plasenta previa dibanding paritas rendah. Di Indonesia, plasenta previa banyak dijumpai, hal ini disebabkan karena banyak wanita Indonesia menikah pada usia muda dimana endometrium masih belum siap atau belum matang(Nita dan Mustika, 2013). Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim. Makin tinggi paritas ibu makin kurang baik endometriumnya, hal ini diakibatkan oleh vaskularisasi yang berkurang ataupun perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan lampau sehingga dapat mengakibatkan terjadinya plasenta previa(Runiari dkk, 2012). “Bagi ibu multiparitas, apalagi yang jaraknya singkat, secara teori plasenta yang baru akan berusaha mencari tempat selain plasenta sebelumnya (Icesmi dan Sudarti, 2014)”. 3) Riwayat Abortus Menurut (Prawirohardjo Sarwono, 2006), Riwayat abortus juga meningkatkan terjadinya plasenta previa, disebabkan oleh kuretase. Kuretase merupakan serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen (sendok kuret) kedalam kavum uteri, sendok kuret akan melepaskan jaringan tersebut dengan teknik pengerokan secarasistemik “Risiko plasentapreviapadawanita dengan riwayat abortus 4 kali lebih besar dibandingkan dengan tanpa riwayat abortus dan secarastatistik bermakna”(Endang, 2010).
  • 30. 19 Namun tindakan kuretase yang dilakukan dapat menimbulkan berbagai komplikasi diantaranya adalah perdarahan, perforasi, infeksi, robekan pada uterus. Dengan adanya robekan pada uterus maka dimungkinkan terjadinya jaringan parut (scar tissue) yang dimana ketika terjadi kehamilan berikutnya dapat mengakibatkan plasenta terbentuk tidak pada bagian superior uterus melainkan pada bagian bawah uterus yang disebut plasenta previa Kuretase dilakukan pada kehamilan karena keadaan tertentu yang jika kehamilan tetap dilanjutkan akan membahayakan keselamatan dari ibu. Indikasi dari kuret adalah adanya abortus inkomplit, abortus septik, sisaplasenta pasca persalinan, sisaselaput ketuban. (Endang, 2010). 4) Riwayat Sectio Cesarea Sectio cesarea adalah suatu tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan membukadindingperut dan dindinguterus. Sectio cesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin yang dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009). Etiologi plasenta previa belum diketahui pasti.Frekuensi plasenta previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas sectio cesarea, bekas aborsi, kelainan janin, leiomauteri (Sujiyatini dkk, 2009). Pada operasi cesarea dilakukan sayatan pada dinding uterus sehingga dapat mengakibatkan perubahan atrofi pada desidua dan berkurangnya vaskularisasi. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan aliran darah ke janin
  • 31. 20 tidak cukup dan mengakibatkan plasenta tempat yang lebih luas dan endometrium yang masih baik untuk berimplantasi yaitu disegmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Hal ini akan meningkat pada wanita yang sudah melakukan 2 kali atau lebih operasi sectio cesareadimanajaringan parutnyasudah lebihbanyak. Demikian juga kecacatan pada fundus uteri atau dinding rahim secara otomatis lebih luas (Indah dkk, 2015) e. Patofisiologi. Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester ke 3 karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan. (Taufan, 2012) f. Manifestasi Klinik. Anamnesa : perdarahan jalan lahir berupa darah segar tanpa rasa nyeri tanpa sebab terutamadalam multigravida padakehamilan setelah 20 minggu. Pemeriksaan fisik : pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul, pemeriksaan inspekulo : perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum (Taufan, 2012) Winkjosastro, (2002) Perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri serta berulang, darah berwarna merah segar, perdarahan pertama biasanya tidak banyak, tapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya, timbulnya penyulit pada ibu yaitu anemia sampai syok dan pada janin dapat menimbulkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim, bagian terbawah janin belum masuk
  • 32. 21 pintu atas panggul dan atau disertai dengan kelainan letak oleh karena letak plasenta previaberadadibawah janin. (NitaNormadan MustikaDewi, 2013). g. Pemeriksaan Penunjang. USG: untuk diagnosis pasti, yaitu menentukan letak plasenta Pemeriksaan darah : haemoglobin dan hematokrit. h. Komplikasi PlasentaPrevia. Prolaps tali pusat, prolaps plasenta, plasenta melekat, dikeluarkan dengan manual atau kerokan, robekan jalan lahir karena tindakan, perdarahan post partum, infeksi karena pendarahan yang banyak, bayi prematur atau bayi mati. (Esti Nugraheny, 2010). Plasenta previa dapat menyebabkan risiko pada ibu dan janin. Menurut Manuaba (2001), adapun komplikasi-komplikasi yangterjadi yaitu : Komplikasi pada ibu yaitu perdarahan tambahan saat operasi menembus plasenta dengan inersio didepan, infeksi karena anemia, robekan implantasi plasenta dibelakang segmen bawah rahim, terjadinya ruptur uteri karena susunan jaringan rapuh dan sulit diketahui. Sedangkan komplikasi pada janin, antara lain prematuritas dengan morbiditas dan mortilitas tinggi, mudah infeksi karena anemia disertai dayatahan rendah, asfiksiaintrauterin sampai dengan kematian. Menurut Chalik (2002) ada tiga komplikasi yang bisa terjadi pada ibu dan janin yaitu : 1) Terbentuknya segmen bawah rahim secara bertahap, terjadilah pelepasan tapak plasenta dari insersi sehingga terjadilah perdarahan yang tidak dapat dicegah berulangkali, penderitaanemiadan syok.
  • 33. 22 2) Plasenta yang berimplantasi disegmen bawah rahim tipis sehingga dengan mudah jaringan trophoblas inflasi menerobos kedalam miometrium bahkan kedalam parametrium dan menjadi sebab dari kejadian plasenta akreta dan mungkin inkerta. 3) Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya akan pembuluh darah sangat potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak menyebabkan mortalitas ibu dan perinatal. (Nitadan Mustika, 2013). i. Diagnosis. Semua kasus dugaan plasenta previa harus dirawat dirumah sakit rujukan. Pemeriksaan melalui vaginal atau rektal harus dihindari untuk mencegah perdarahan lebih lanjut. Beberapa diagnosis banding plasenta previa adalah solusio plasentadan plasentasirkumvalata(Fadlun dan Achmad, 2013). j. Penatalaksanaan. 1) Penanganan oleh bidan : penanganan plasenta previa harus dilakukan dirumah sakit dengan fasilitas operasi, namun sebelum dirujuk bidan dapat menganjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut (misal batuk, mengedan karena sulit buang air besar), pasang infus NaCl fisiologis, bila tidak memungkinkan beri cairan peroral, pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok karena perdarahan, bila terjadi renjatan, setelah lakukan pemberian cairan dan transfusi darah, pengelolaan plasenta previa tergantung dari banyaknya perdarahan, umur kehamilan dan derajat plasenta previa,
  • 34. 23 jangan melakukan pemeriksaan dalam atau tampon vagina, karena akan memperbanyak perdarahan dan menyebabkan infeksi (Sujiyatini dkk, 2009). 2) Apabila plasenta previa menutupi jalan lahir baik total maupun sebagian maka tindakan bedah sesar merupakan paling aman. Jika plasenta menutupi mulut rahim (plasenta marginalis atau letak rendah) maka persalinan pervaginam bisa dilakukan selama tidak ada perdarahan banyak saat persalinan. Masalah yang sering terjadi adalah jika terjadi perdarahan saat janin belum cukup bulan. Apabila perdarahan berhenti maka dapat dilakukan tindakan konservatif (persalinan ditunggu hingga cukup bulan) (Eni Nur Rahmawati, 2011). a) Bilausiakehamilan <37 minggu/TBJ <2500 gram Perdarahan sedikit : keadaan ibu dan anak baik maka biasanya penanganan konservatif sampai umur kehamilan aterm, tirah baring, Adona 1-2x 100 mg/hari, drip duvadilan (D5) 2 ampul 8-10 tetes/menit (12 jam diobservasi), bila darah berkurang dilanjutkan dengan duvadilan 2x1 2 tablet/hari dan dilanjutkan dengan USG, tetapi bila darah tetap maka dilanjutkan drip seperti yang diatas, bila selama 3 hari tidak ada perdarahan pasien mobilisasi bertahap, bila setelah pasien berjalan tidak adaperdarahan pasien boleh pulang, pasien dianjurkan untuk tidak koitus, tidak bekerja keras dan segera kerumah sakit bila terjadi perdarahan. Nasihat ini juga dianjurkan bagi pasien yang didiagnosis plasenta previa dengan USG namun tidak mengalami perdarahan. Perdarahan banyak dan diperkirakan membahayakan ibu dan janin maka dilakukan:
  • 35. 24 pemberian cairan RL, adona IV 100 mg, vitamin K 1 ampul IM, kalmetason 1 ampul, siapkan operasi sectio cesarea (Taufan, 2012). b) Bilaumurkehamilan >37 minggu/lebih TBJ 2500 gram Pada kondisi ini maka dilakukan penanganan secara aktif yaitu segera mengakhiri kehamilan, baik secara pervaginam atau perabdominal. Persalinan pervaginam diindikasikan pada plasenta previa marginalis, plasenta previa letak rendah dan plasenta previa lateralis dengan pembukaan 4 cm atau lebih. Pada kasus tersebut bila tidak banyak pendarahan maka dapat dilakukan pemecahan kulit ketuban agar bagian bawah anak dapat masuk pintu atas panggul menekan plasenta yang berdarah. Bila his tidak adekuat dapat diberikan pitocyn drip. Namun bila pendarahan tetap ada maka dilakukan sectio Cesarea. Persalinan dengan sectio Cesarea diindikasikan untuk plasenta previa totalis baik janin mati atau hidup, plasenta previa lateralis dimana pembukaan penentuan janin plasenta previa dapat dilakukan dengan USG dan pemeriksaan dalam dan spectrum dikamar operasi (Ratna Dewi Pudiastuti, 2012) B. Landasan Teori Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Implantasi plasenta yang normal ialah pada dinding depan, dinding belakang rahim, atau didaerah fundus uteri (Fadlun dan Achmad, 2013). “Plasenta Previa
  • 36. 25 adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (Sujiyatini dkk, 2009)”. Klasifikasi plasenta previa terbagi menjadi 4 yaitu : plasenta previa totalis (plasenta menutupi selurut ostium uteri uteri internum), plasenta lateralis (plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum), plasenta previa marginalis (tepi plasenta berada tepat pada tepi ostium uteri internum) dan plasenta letak rendah (plasenta berada 3-4 cm pada tepi ostium uteri internum) (Pudiastuti, 2012). Perdarahan obstetrik yang terjadi pada kehamilan trimester ketiga dan yang terjadi setelah bayi atau plasenta lahir pada umumnya adalah perdarahan yang berat, dan jika tidak mendapat penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok yang fatal. Salah satu penyebabnya adalah plasenta previa. Plasenta previa merupakan penyebab utama perdarahan antepartum dan berpotensi mengancam hidup ibu dan janin (Hendrick dan Meutia, 2015). “Plasenta previa belum diketahui pasti penyebabnya namun ada beberapa faktor yang menyertai terjadinya plasenta previa yaitu usia ibu primimuda <20 tahun dan primitua >35 tahun, paritas (Grandemultipara), riwayat abortus dan kehamilan ganda”. Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Mochtar, 2012). Menurut Manuaba faktor-faktor yang meningkatkan kejadian plasenta previa adalah faktor usia, paritas dan endometrium cacat. Pada usia muda karena endometrium masih belum sempurna sedangkan pada usia diatas 35 tahun karena tumbuh endometrium yang kurang subur. Pada paritas tinggi kejadian plasenta previa makin besar karena
  • 37. 26 endometrium yang belum sempat tumbuh. Endometrium yang cacat meningkatkan kejadian plasenta previa oleh karena bekas persalinan berulang dengan jarak pendek, bekas operasi, kuretase atau plasenta manual, perubahan endometrium pada mioma uteri atau polip serta pada keadaan malnutrisi. Menurut IBG Manuaba 1997, plasenta previa terjadi apabila endometrium kurang baik. Endometrium yang kurang baik disebabkan karena atropi endometrium yang disebut involusio uteri. Involusio uteri biasanya berlangsung sangat cepat, kecuali pada tempat plasenta. Proses pemulihan untuk tidak terjadinya risiko pada kehamilan berikutnya memerlukan waktu 6 bulan (Suwanti dkk, 2014). Menurut Wardana 2007, riwayat abortus merupakan faktor risiko plasenta previa. Wanita dengan riwayat abortus mempunyai risiko plasenta previa 4 kali lebih besar dibandingkan wanita dengan tanpa riwayat abortus dan terdapat hubungan bermakna faktor risiko abortus dengan terjadinya plasenta previa (Teti Herawati dkk, 2009). “Miller et al, mengatakan 50% plasenta previa terjadi pada wanita yang pernah mengalami kuretase, diduga disrupsi endometrium atau luka endometrium merupakan predisposisi terjadinya kelainan implantasi plasenta (Teti Herawati dkk, 2009)”. Menurut Karkara 2007, risiko plasenta previa pada wanita dengan riwayat abortus, 4 kali lebih besar dibandingkan dengan tanpa riwayat abortus dan secara statistik bermakna. Plasenta previa merupakan kontraindikasi induksi persalinan karena dapat menyebabkan perdarahan (Endang, 2010). “Menurut Manuaba (2001), sebab-sebab terjadinya plasenta yaitu : beberapa kali menjalani sectio cesarea, bekas dilatasi
  • 38. 27 dan kuretase, serta kehamilan ganda yang memerlukan perluasan plasenta untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin karena endometrium kurang subur (Nita Norma dan Mustika Dwi, 2013)”. C. Kerangka Konsep Gambar 1. Kerangka Konsep Keterangan : : Variabel Independent : Variabel Dependent : Variabel tidak di teliti Paritas Riwayat abortus Plasenta PreviaRiwayat SC Perokok Riwayat plasenta previa
  • 39. 28 D. Hipotesis Penelitian 1. Ho : Tidak ada risiko antara paritas ibu dengan kejadian plasenta previa pada ibu hamil di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 Ha : Ada risiko antara paritas ibu dengan kejadian plasenta previa pada ibu hamil di RuangDelima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 2. Ho : Tidak ada risiko antara riwayat abortus dengan kejadian plasenta previa pada ibu hamil di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 Ha : Ada risiko riwayat abortus dengan kejadian plasenta previa pada ibu hamil di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 3. Ho : Tidak ada risiko antara riwayat sectio cesareadengan kejadian plasenta previa pada ibu hamil di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 Ha : Ada risiko antara riwayat sectio cesarea dengan kejadian plasenta previa pada ibu hamil di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d2015
  • 40. 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Case Control Study yang dimaksud untuk menganalisis hubungan antara paparan variabel independent terhadap variabel dependent dengan cara membandingkan kelompok kasus dengan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya Gambar 2. Rancangan Penelitian Case Control Populasi Faktor risiko (+) Faktor risiko (-) Plasenta Previa (Kasus) Faktor risiko (+) Faktor risiko (-) Tidak Plasenta previa (kontrol) Matching umur Sampel
  • 41. 30 B. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini berjumlah 46 orang ibupada tahun 2014 ibu hamil berjumlah 497, yang mengalami perdarahan antepartum plasenta previa 20 orang dan pada tahun 2015 ibu hamil berjumlah 422 orang, yang mengalami perdarahan antepartum plasenta previa 26 orang dan sebagai kontrol sebanyak 46 orang ibu. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini berjumlah 92 orang ibu, yang diambil dengan perbandingan kasus dan kontrol 1 : 1 yang terdiri : a. Kasus Semua ibu yang mengalami perdarahan akibat plasenta previa yang tercatat dalam buku register RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 yaitu sebanyak 46 orang ibu yang diambil secara total sampling. b. Kontrol Ibu yang tidak mengalami plasenta previa yang tercatat dalam buku register RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 sebanyak 46 orang diambil secara purpossive sampling, dengan matching umur sesuai jumlah kasus plasenta previa. C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan bulan Juli 2016, adapun tempat penelitian yaitu di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.
  • 42. 31 D. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variebal Independent : Paritas, riwayat abortus dan riwayat sectio cesarea 2. Variabel Dependent : Plasenta previa E. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif Defenisi operasional dari variabel dependent faktor risiko plasenta previa No Variabel Defenisi Operasional Kriteria Obyektif Skala 1 Dependent Plasenta Previa Semua ibu yang terdiagnosa mengalami plasenta previa oleh dokter yang tercatat direkam medik RSUD Kabupaten Muna. Ya : Ibu yang terdiagnosa plasenta previa oleh dokter dan tercatat direkam medik RSUD Kabupaten Muna Tidak : Semua ibu hamil yang tidak mengalami plasenta previa yang tercatat di rekam medik RSUD Kabupaten Muna. Nominal 2. Independent a. Paritas Semua ibu yang memiliki resiko terjadinya plasenta previa berdasarkan paritasnya yang tercatat dalam rekam medik RSUD Kabupaten Muna. Berisiko : Jika ibu hamil pertama pada usia <20 tahun atau >35 tahun dan melahirkan anak lebih dari 5 orang Tidak berisiko : Ibu yang melahirkan pada usia antara 20-35 tahun dan tidak lebih dari 5 orang anak Nominal b. Riwayat Abortus Semua ibu yang pernah memiliki riwayat abortus yang tercatat dalam rekam medik RSUD Kabupaten Muna. Berisiko : Jika ibu memiliki riwayat abortus Tidak berisiko : Jika ibu tidak memiliki riwayat abortus. Nominal c. Post Sectio Cesarea Semua ibu yang memiliki riwayat sectio cesarea yang tercatat dalam rekam medik RSUD Kabupaten Muna. Berisiko : Jika Ibu memiliki riwayat sectio cesarea Tidak berisiko : Jika ibu tidak memiliki riwayat sectio cesarea Nominal
  • 43. 32 F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang variabel yang diteliti yang digunakan sebagai alat bantu untuk wawancara dengan responden yang disertai lembar ceklist . G. Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Pengumpulan data dilakukan dengan peneliti memberikan kuesioner pada Ibu bersalin untuk diisi, dimana Ibu telah menyetujui tindakan tersebut dengan diberi informed consent yang kemudian dilakukan observasi terhadap perlakuan yang nantinya kuesioner tersebut akan dijadikan data yang kemudian akan diolah dengan langkah-langkah : a. Editing Data Editing adalah pekerjaan validitas dan reabilitas data masuk. Kegiatan editing ini meliputi pemeriksaan akan kelengkapan pengisian lembar cheklist. b. Cooding Data Kegiatan untuk memberikan kode pada cheklist sesuai data pada catatan medik pasien. c. Transfering Memindahkan jawaban atau kode (1:2:3) kedalam media tertentu yaitu master tabel.
  • 44. 33 d. Tabulating Dari data mentah dilakukan penataan data, kemudian menyusun dalam bentuk tabel distribusi untuk mengetahui perbandingan jumlah ibu dengan plasenta previa. 2. Analisis Data Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasan agar memudahkan analisis. Analisis data meliputi : a. Analisis Univariat Data dianalisis menggunakan analisis univariat untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu dengan melihat gambaran distribusi frekuensi dalam bentuk tabel sebagai berikut : P = 100% Keterangan : P : Persentasi yang akan dicapai f : Variabel yang diteliti n : Jumlah sampel k : Konstanta (100%) b. Analisis Bivariat Data diolah secara manual menggunakan kalkulator. Data dianalisis menggunakan analisis bivariat, yaitu dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Karena rancangan penelitian study kasus kontrol, maka dilakukan perhitungan odds ratio (OR).
  • 45. 34 Dengan mengetahui besarnya OR, dapat diestimasi faktor risiko yang terjadi terhadap kejadian plasenta previa dengan perhitungan RO menggunakan tabel kontingensi 2x2. Tabel 2. Kontingensi 2x2 Odds Ratio penelitian Case Control Study Faktor Risiko Kasus Kontrol Jumlah OR n % n % n % Positif a b a+b Negatif c d c+d Jumlah a+c b+d a+b+c+d Odds Ratio kelompok kasus : a/(a+c) : c(a+c) = a/c Odds Ratio kelompok kontrol : b/(b+d) : d(b+d) = b/d Odds Ratio : a/c : b/d = ad/bc Keterangan : a : Jumlah kasus dengan risiko positif b : Jumlah kontrol dengan risiko positif c : Jumlah kasus dengan risiko negatif d : Jumlah kontrol dengan risiko negatif
  • 46. 35 interval kepercayaan (confidence Interval) 95% dengan interprestasi yakni : OR >1 : Faktor yang diteliti merupakan faktor risiko (ada hubungan) OR =1 : Bukan merupakan faktor risiko (tidak ada hubungan) OR <1 : Faktor risiko merupakan faktor Protektif H. Jalannya Penelitian 1. Tahapan persiapan Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan mempersiapkan/mengurus surat izin penelitian kepada instansi dan melapor kepada kepala Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (KESBANGPOL dan LINMAS) Kabupaten Muna sebelum melakukan pengumpulan data di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. 2. Tahap Pelaksanaan Dimulai dengan pengambilan data sekunder, lalu mengisi lembar cheklist yang telah dipersiapkan sesuai dengan variabel-variabel penelitian pada buku register ruang Delima. 3. Tahap Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis secara manual, kemudian disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel dan narasi.
  • 47. 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Letak Geografis. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna adalah satu-satunya rumah sakit rujukan di kota Raha yang terletak di ibu kota Kabupaten, tepatnya di jalan Sultan Hasanuddin No.16 Raha I. Secara geografis RSUD Kab.Muna sangat strategis karena mudah dijangkau dengan kendaraan umum, dengan batas sebagai berikut : Sebelah Utara : Jalan Basuki Rahmat Sebelah Timur : Jalan Sultan Hasanuddin Sebelah Selatan : Jalan La Ode Pandu Sebelah Barat : Jalan Ir. Juanda b. Sejarah Singkat. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa penjajahan Belanda oleh mantri yang berkebangsaan Belanda. Pada saat itu mantri berkebangsaan Belanda hanya dibantu oleh seorang asistennya dan 2 orang perawat. Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali ke negerinya dan tepat pada tahun 1928 beliau digantikan oleh seorang dokter dari Jawa yang bernama dokter Soeparjo. Masyarakat Muna mengenal dokter Soeparjo dengan sebutan dokter Jawa. Beliau
  • 48. 37 tamatan dari sekolah Belanda yaitu Nederlandhes In Launshe Aonzen School (NIAS). Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama 7 tahun, kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Hyaman. Selang waktu 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940 seorang dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan kepemimpinan dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan dokter Pang Ing Ciang sangat disukai oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat memperhatikan kesehatan masyarakat Muna pada saat itu. Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda kepemerintahan Republik Indonesia, masa pemerintahan dokter Pang Ing Ciang berakhir dan beliau diganti oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Post. Dokter Post mempunyai 2 orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaannya diserahkan pada kedua asistennya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak berlangsung lama, beliau hanya satu tahun lamanya. Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang berasal dari Belgia. Dokter lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada tahun 1950 sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi yang diprakarsai oleh Bupati Muna La Ode Rasyid, SH. Ini merupakan rehabilitasi pertama selama Rumah Sakit tersebut didirikan tahun 1965-1970 rumah sakit kabupaten muna dipimpin oleh dokter Ibrahim Ahtar Nasution. Masa kepemimpinannya berlangsung selama 3
  • 49. 38 tahun dan sejak itu masa kepemimpina Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin. Saat ini Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna dijadikan sebagai salah satu Rumah Sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna dan mahasiswa Akademi Kebidanan Paramata Raha serta institusi kesehatan lainnya. c. Lingkungan Fisik. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri di atas lahan seluas 10.740 Ha. d. Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara adalah: 1) Pelayanan kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam, poliklinik umum,poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, poliklinik gigi, instalasi gawat darurat. 2) Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan, perawatan bayi/perinatologi dan perawatan umum. 3) Pelayanan medik yakni fisioterapi, rontgen,apotik, laboratorium klinik dan instalasi gizi. e. Ketenagaan. Jumlah keadaan tenaga Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna saat ini adalah 562 orang (terdiri atas paramedis dan non
  • 50. 39 paramedis). Dengan jumlah pegawai 529 orang, dokter ahli 11 orang, dokter umum 10 orang, dokter gigi 2 orang. Sedangkan bidan yang bekerja di Ruang kebidanan sebanyak 38 orang dan terdapat 2 dokter ahli kandungan. 2. Analisis Univariat Penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Muna, dengan jumlah sampel sebanyak 92 orang, yaitu dengan jumlah kasus ibuyangmengalami plasenta previa sebanyak 46 orang dan jumlah kontrol sebanyak 46 orang ibu yang tidak mengalami plasenta previayang terdapat pada buku register ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015. Data yang telahdiperoleh kemudian diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator, selanjutnya hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel dan dinarasikan, yang diuraikan sebagai berikut : a. Distribusi paritasibu yang merupakan faktor risiko penyebab plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut : Tabel 4.Distribusi Faktor Risiko Penyebab Plasenta Previa di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 S.D 2015 Ditinjau Dari Paritas Ibu Paritas Ibu Sampel Frekuensi (f) Persen (%) Berisiko 17 18,5 Tidak 75 81,5 Jumlah 92 100 Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015
  • 51. 40 Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 92 kasus dan kontrol, faktor risiko penyebab plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ditinjau dari faktor risiko paritas berisiko yaitu primimuda, primitua dan grandemulti adalah sebanyak 17 orang ibu yang mengalami plasenta previa (18,5%) dan paritas tidak berisiko sebanyak 75 orang (81,5%). b. Distribusi riwayat abortus yang merupakan faktor risiko penyebab plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut : Tabel 5. Distribusi Faktor Risiko Penyebab Plasenta Previa diRuangDelima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 Ditinjau Dari Riwayat Abortus Riwayat Abortus Sampel Frekuensi (f) Persen (%) Berisiko 3 3,3 Tidak 89 96,7 Jumlah 92 100 Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015 Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa dari 92 kasus dan kontrol, faktor risiko penyebab plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ditinjau dari faktor risiko riwayat abortus adalah mayoritas ibu tidak memiliki riwayat abortus yaitu sebanyak 89 orang (96,7%) dibanding ibu yang memiliki riwayat abortus hanya sebanyak 3 orang (3,3%).
  • 52. 41 c. Distribusi riwayat sectio cesarea yang merupakan faktor risiko penyebab plasenta previa di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6. Distribusi Faktor Risiko Penyebab Plasenta Previa diRuangDelima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 Ditinjau Dari Riwayat Sectio Cesarea Riwayat SC Sampel Frekuensi (f) Persen (%) Berisiko 4 4,3 Tidak 88 95,7 Jumlah 92 100 Sumber : Data Sekunder, 2014 s.d 2015 Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa dari 92 kasus dan kontrol, faktor risiko penyebab plasenta previa di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ditinjau dari faktor riwayat sectio cesarea adalah mayoritas ibu yang tidak mengalami sectio cesarea yaitu sebanyak 88 orang (95,7%) sedangkan yang berisiko yaitu hanya sebanyak 4 orang ibu(4,3%).
  • 53. 42 d. Distribusi frekuensi subjek penelitian faktor risiko penyebab plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut : Tabel 7. Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Faktor Risiko Penyebab Plasenta Previa di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 Ditinjau Dari Variabel Independent Faktor Risiko Plasenta Previa Frekuensi Berisiko % Tidak % Jumlah % Paritas 17 18,5 75 81,5 92 100 Riwayat SC 4 4,3 88 95,7 92 100 Riwayat Abortus 3 3,3 89 96,7 92 100 Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa dari ketiga variabel independent yang diteliti yang paling berisiko yaitu pada paritas berjumlah 17 orang (18,5%) kemudian ibu yang mempunyai riwayat sectio cesarea berjumlah 4 orang (4,3%) dan riwayat abortus 3 orang (3,3%), sedangkan untuk yang tidak berisiko yang terbanyak adalah riwayat abortus berjumlah 89 orang (96,7%), kemudian riwayat sectio cesarea 88 orang (95,7%) dan paritas ibu sebanyak 75 orang (81,5%). 3. Analisis Bivariat Analisis bivariatdilakukan untuk mengetahuivariabel independen (paritas ibu, riwayat abortus dan kehamilan ganda) berisiko menyebabkan variabel dependen (plasenta previa).Untuk melihat risiko masing-masing kategori dari tiap-tiap variabel terhadap terjadinya plasenta previa, dilakukan
  • 54. 43 uji Odds Ratio (OR). Jika OR >1 maka faktor yang diteliti merupakan faktor risiko (ada hubungan), jika OR = 1 maka faktor yang diteliti bukan merupakan faktor risiko (tidak ada hubungan) sedangkan OR <1 maka faktor yang diteliti merupakan faktor protektif. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing variabel yang diteliti beserta hasil perhitungan OR nya. a. Risiko paritas ibu terhadap terjadinya plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut : Tabel 8. Risiko Paritas Ibu Terhadap Terjadinya Plasenta Previa di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 Paritas Kasus Kontrol Jumlah OR n % n % n % Berisiko 11 23,9 6 13 17 18,5 2,095Tidak 35 76,1 40 87 75 81,5 Jumlah 46 100 46 100 92 100 Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa, dari 46 kelompok kasus ibu yang mengalami plasenta previa, 11 ibu tersebut adalah merupakan paritas berisiko (23,9%) sedangkan 35 orang ibu merupakan paritas tidak berisiko (76,1%). Dari 46 kelompok kontrol ibu yang tidak mengalami plasenta previa, 6 ibu merupakan paritas berisiko (13%) dan 40 ibu yang merupakan paritas tidak berisiko (81,5%).
  • 55. 44 Analisis dengan menggunakan Odds Ratio (OR) menunjukan bahwa paritas berisiko merupakan faktor risiko (OR>1). b. Risiko riwayat abortus terhadap terjadinya plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut : Tabel 9. Risiko Riwayat Abortus Terhadap Terjadinya Plasenta Previa diRuang Delima RSUD Kabupaten MunaTahun 2014 s.d 2015 Riwayat Abortus Kasus Kontrol Jumlah OR n % n % n % Berisiko 2 4,3 1 2,2 3 3,3 2,045Tidak 44 95,7 45 97,8 89 96,7 Jumlah 46 100 46 100 92 100 Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa, dari 46 kelompok kasus plasenta previa, 2 ibu yang memiliki riwayat abortus (4,3%) dan 44 ibu yang tidak memiliki riwayat abortus (95,7%). Sedangkan pada kelompok kontrol 1 ibu yang memiliki riwayat abortus (2,2) dan 45ibu tidak memiliki riwayat abortus (97,8%). Analisis dengan menggunakan Odds Ratio (OR) menunjukan bahwa riwayat abortus merupakan faktor risiko (OR >1).
  • 56. 45 c. Risiko riwayat sectio cesarea terhadap terjadinya plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut : Tabel 10. Risiko Riwayat SC Terhadap Terjadinya Plasenta previa DiRuang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 Riwayat SC Kasus Kontrol Jumlah OR n % n % n % Berisiko 3 6,5 1 2,2 4 4,4 3,139Tidak 43 94,5 45 97,8 88 95,6 Jumlah 46 100 46 100 92 100 Dari tabel 10dapat dilihat bahwa, dari 46 kelompok kasus ibu yang mengalami plasenta previa, 3 ibu yang memiliki riwayat sectio cesarea (6,5%) dan 43 ibu tidak memiliki riwayat sectio cesarea (94,5%). Dari 46 kelompok kontrol ibu yang tidak plasenta previa, 1 ibu memiliki riwayat sectio cesarea (2,2%) dan 45 ibu tidak memiliki riwayat sectio cesarea (95,6%). Analisis dengan menggunakan Odds Ratio (OR) menunjukan bahwa riwayat sectio cesarea merupakan faktor risiko yangmenyebabkan plasenta previa (OR>1).
  • 57. 46 B. Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kabupaten Muna pada bulan Juli 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan rancangan Case Control study yang dimaksud untuk menganalisis risiko variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan lembar chek list yang diisi berdasarkan data pada rekam medik dan buku register ruang Delima tahun 2014 s.d 2015, yaitu dengan sampel sebanyak 92 orang ibu dengan sampel kasus sebanyak 46ibu yang mengalami plasenta previa dan kontrol sebanyak 46ibu yang tidak mengalami plasenta previa. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka masing-masing variabel yangditeliti dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Risiko Paritas Ibu dengan Kejadian Plasenta Previa Berdasarkan hasil penelitian distribusi faktor risiko penyebab plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ditinjau dari faktor paritas ibu adalah17 orang ibu yang termasuk paritas berisiko (18,5%) dan yang bukan paritas berisiko75 orang (81,5%). Analisis dengan menggunakan Odds Ratio (OR) menunjukan bahwa paritas ibu dengan primimuda, primitua dan grandemulti merupakan faktor risiko (OR=2,095). Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti bahwa paritas ibu yakni primimuda, primitua dan grandemulti berisiko menyebabkan plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015.
  • 58. 47 Paritas merupakan faktor risiko terjadinya plasenta previa, artinya ibu hamil multigravida mempunyai risiko plasenta 1,3 kali dibandingkan primipara. Menurut penelitian Archibbong dan Ahmed dalam Wardana (2007) di Rumah Sakit Abha Maternity dengan 6 kasus yangbelum pernah melahirkan dan 95 kasus paritas lebih dari 1, prevalensi plasenta previa meningkat secara bermakna berdasarkan paritas (Teti dkk, 2012) Berdasarkan hasil analisis risiko paritas ibu dengan kejadian plasenta previa, kesimpulan yang didapatkan sejalan dengan teori yang ada, yang menyebutkan bahwa paritas ibu berisiko menyebabkan plasenta previa. Dampak peningkatan usia ibu terutama ≥ 35 tahun kemungkinan besar berhubungan dengan penuaan uterus, sehingga terjadi sclerosis pembuluh darah arteri kecil dan arteriol myometrium, menyebabkan aliran darah ke endometrium tidak merata sehingga plasenta tumbuh dengan luas permukaan yang lebih besar, untuk mendapatkan aliran darah yang adekuat, yang akhirnya menyebabkan terjadinya plasenta previa. Plasenta previa terjadi pada multipara atau grandemulti karena jaringan parut uterus akibat kehamialn berulang. Jaringan parut ini akan mengakibatkan tidak adekuatnya persediaan darah ke plasenta sehingga plasenta menjadi lebih tipis dan mencakup daerah uterus yang lebih luas. Pada multipara atau grandemulti pembentukan segmen bawah rahim terjadi saat mendekati persalinan, keadaan inilah yang mempertinggi risiko plasenta previa.Perubahan pada pembuluh darah ditempat implantasi menyebabkan penurunan suplai darah ke endometrium. Pada kehamilan berikutnya
  • 59. 48 dibutuhkan lebih banyak permukaan plasenta untuk menyediakan persediaan darah yang adekuat keruang intervilosum hal ini meningkatkan risiko plasenta previa. Berdasarkan teori Manuaba (2012) dalam Sunarsih dan Priska menyatakan plasenta previa pada ibu yang berusia diatas 35 tahun terjadi karena endometrium yang kurang subur. Selain itu teori Cuningham (2006) juga menyebutkan insiden plasenta previa pada usia kurang dari 35 tahun sebesar 0,3% sedangkan padausiadiatas 35 tahun meningkat menjadi 1%.. Merujuk dari penelitian yang dilakukan oleh Londok dkk di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado tahun 2011 dari 60 pasien yang mengalami perdarahan antepartum distribusi sosio demografi usia tertinggi pada 35-39 tahun. Dari hasil penelitian diketahui bahwa wanita diusia muda (<20 tahun) dari segi biologis perkembangan alat-alat reproduksinya belum sepenuhnya matang secara optimal dari segi psikis belum matang dalam menghadapi tuntutan beban moril, emosional dan dari segi medis sering mendapat gangguan. Salah satu penyulit persalinan yang erat kaitannya dengan fase pertumbuhan usia muda yang tidak optimal adalah kesempitan panggul yang menyebabkan timbulnya disporporsi sepalo pelvik. Sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun, elastisitas dari otot-otot panggul dan fungsi alat-alat reproduksinya pada umumnya mengalami penurunan. Rentan usia berisiko yaitu <20 dan >35 tahun dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang risiko kehamilan di usia tersebut. Mereka beranggapan bahwa kehamilan di usia tersebut adalah aman dan tidak adamasalah (Sunarsih danPriska, 2015).
  • 60. 49 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Winkjosastro (2006) di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo frekuensi plasenta previa yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira 2 kali lebih besar dibanding dengan primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun, pada multipara3 atau lebih yangberumurlebih dari 35 tahun kira-kira3 kali lebih besar dibanding dengan multipara 3 atau lebih yang berumur kurang dari 35 tahun (Teti dkk, 2012). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian di RSUD Palembang Bari tahun 2007, dimana didapatkan bahwa risiko plasenta previa pada wanita dengan usia <20 tahun- >35 tahun dua kali lebih besar dibandingkan dengan usia 20-35 tahun (Nengah Runiari dkk, 2012). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah Trianingsih dkk dengan nilai OR=3,737 artinya ibu yang memiliki paritas berisiko mempunyai peluang 3,737 kali untuk mengalami plasenta previa dibanding ibu yang memiliki paritas tidak berisiko. Dalam teori Summapraja (2011) yang mengatakan bahwa plasenta previa 3 kali lebih sering terjadi pada wanita multipara daripada primipara. Penelitian yang dilakukan Suwanti dkk, memiliki nilai OR yaiitu sebesar 2,822 yang berarti umur merupakan faktor risiko untuk terjadinya plasenta previa. Maka risiko plasenta previa pada umur ibu yang berisiko tinggi adalah 2,8 kali lebih besar dibandingkan ibu umur berisiko. Hal ini disebabkan karena pada umur yang muda pertumbuhan endometrium belum sempurna sehingga merupakan faktor risiko untuk terjadinya plasenta
  • 61. 50 previa.Sedangkan pada usia diatas 35 tahun disebabkan karena pertumbuhan endometrium yang kurang subur. Hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian yang mengisyaratkan bahwa wanita yang berusia lebih dari 35 tahun berisiko lebih tinggi mengalami penyulit obstetric serta morbiditas dan mortalitas perinatal. Pengamatan dari Parkland Hospital terhadap hamper 900 wanita berusia lebih dari 35 tahun memperlihatkan peningkatan bermakna dalam insiden plasenta previa (Cunningham, 2006) (Suwanti dkk, 2014). Menurut Benson (2009), Jumlah kehamilan sebelumnya merupakan keterangan penting. Sampai kelahiran anak ke-5, terdapat peningkatan kemungkinan keberhasilan kehamilan. Namun setelah anak ke-5, risiko terjadinya inersia uteri, perdarahan postpartum, plasenta previa, solusio plasenta mulai meningkat hampir secara eksponensial (Teti dkk, 2012). 2. Risiko Riwayat Abortus Menyebabkan PlasentaPrevia. Distribusi faktor risiko penyebab plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ditinjau dari faktor riwayat abortus yang terdapat pada tabel 5 adalah sebanyak 3 orang ibu yang memiliki riwayat abortus (3,3%) dan yang tidak memiliki riwayat abortus sebanyak 89 orang (96,73%). Analisis dengan menggunakan Odds Ratio (OR) menunjukan bahwa riwayat abortus merupakan faktor risiko yang menyebabkan plasenta previa (OR=2,045%). Dengan demikian Ha diterima dan Hoditolak yang berarti bahwa riwayat abortus berisiko menyebabkan plasenta previa di ruang
  • 62. 51 Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015. Hal ini sejalan dengan teori yang ada bahwa riwayat abortus merupakan faktor risiko penyebab plasenta previa. Berdasarkan risiko riwayat abortus menyebabkan plasenta previa dengan kejadian plasenta previa didapatkan hasil bahwa riwayat abortus memiliki hubungan dan berisiko menyebabkan plasenta previa diruang Delima RSUD Kabupaten Muna dimana teori sejalan dengan teori yang dikemukakan olehpara ahli, Menurut (Prawirohardjo, 2006), Riwayat abortus juga meningkatkan terjadinya plasenta previa, disebabkan oleh kuretase. Kuretasemerupakan serangkaian proses pelepasan jaringan yangmelekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen (sendok kuret) kedalam kavum uteri, sendok kuret akan melepaskan jaringan tersebut dengan teknik pengerokan secara sistemik “Risiko plasenta previa pada wanita dengan riwayat abortus 4 kali lebih besar dibandingkan dengan tanpa riwayat abortus dan secara statistik bermakna”(Endang, 2010). Selain teori-teori yang telah ada pada wanita yang pernah mengalami kuretase diduga disrupsi endometrium atau luka endometrium merupakan predisposisi terjadinya kelainan implantasi plasenta (Suwanti dkk, 2014) Namun tindakan kuretase yang dilakukan dapat menimbulkan berbagai komplikasi diantaranya adalah perdarahan, perforasi, infeksi, robekan pada uterus. Dengan adanya robekan padauterus makadimungkinkan terjadinyajaringan parut (scar tissue) yang dimana ketika terjadi kehamilan berikutnya dapat mengakibatkan plasenta terbentuk tidak pada bagian superior uterus melainkan pada bagian bawah uterus yang disebut plasenta previa. Kuretase dilakukan pada kehamilan karena keadaan tertentu
  • 63. 52 yang jika kehamilan tetap dilanjutkan akan membahayakan keselamatan dari ibu. Indikasi dari kuret adalah adanya abortus inkomplit, abortus septik, sisa plasenta pasca persalinan, sisaselaput ketuban. (Endang, 2010). Selain itu penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah Trianingsih dengan nilai OR=3,407, artinya ibu yang memiliki riwayat kuretase mempunyai peluang 3,407 kali mengalami plasenta previa dibanding ibu yang tidak memiliki riwayat kuretase. Selain itu hasil dari penelitian sebelum-sebelumnya baik yang dilaporkan oleh Hung et al. tahun 2007 (OR=1,3-3,0), Davood et al. tahun 2008 (OR=8,1) serta Alit dan Kornia tahun 2002 (OR=3,5), yaitu adanya hubungan antara riwayat abortus dan plasenta previa serta riwayat abortus merupakan faktor risiko plasenta previa. OR pada penelitian ini sebesar 2,049 dimana nilainya lebih rendah dari hasil ketiga penelitian tersebut. Selain itu pula hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suwanti dkk (2014) dengan nilai OR yaitu sebesar 3,040 yang artinya riwayat abortus memiliki peluang 4,040 kali lebih besar dibanding pada ibu yang memiliki riwayat abortus. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Miller, yang menyatakan wanita dengan riwayat abortus mempunyai risiko plasenta previa 4 kali lebih besar dibanding wanita tanpa riwayat abortus. Begitujuga menurut Hendricks et al. (1999) dalam Wardana (2007) pada penelitiannya mengatakan pada wanita dengan riwayat abortus ≥ 2 kali, 2,1 kali lebih berisiko terjadi plasenta previa. Sedangkan menurut Taylor
  • 64. 53 (1993) dalam Wardana (2007) mengatakan Odd wanita dengan satu kali ataulebih abortus spontan mempunyai rasio Odd 1,3. Prakosa (2003) dalam Wardana (2007) melaporkan riwayat kuretase abortus merupakan faktor risiko plasenta previa meskipun secara statistic tidak bermakna dengan rasio Odd 2,9 (Teti dkk, 2012). 3. FaktorRiwayat Sectio CesareaMenyebabkan PlasentaPrevia Distribusi faktor risiko penyebab plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ditinjau dari faktor riwayat sectio cesarea pada tabel 6 adalah sebanyak 4 orang ibu yang memiliki riwayat abortus (4,3%) dan 88 orang ibu tidak memiliki riwayat sectio cesarea (95,7%). Analisis dengan menggunakan Odds Ratio (OR) menunjukan bahwa paritas ibu berisiko merupakan faktor risiko (OR = 3,139). Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti bahwa riwayat sectio cesarea merupakan faktor risiko plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015.Hal ini sejalan dengan teori yang ada bahwa riwayat abortus merupakan faktor risiko penyebab plasenta previa. Menurut teori (Sujiyatini dkk, 2009), etiologi plasenta previa belum diketahui pasti.Frekuensi plasenta previa meningkat pada grande multipara, primigravidatua, bekas sectio cesarea, bekas aborsi, kelainan janin, leiomauteri Sedangkan menurut Sujiyatini (2009) Etiologi plasenta previa belum diketahui pasti.Frekuensi plasenta previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas sectio cesareabekas aborsi, kelainan janin, leioma uteri.
  • 65. 54 Pada operasi cesarea dilakukan sayatan pada dinding uterus sehingga dapat mengakibatkan perubahan atrofi pada desidua dan berkurangnya vaskularisasi.Kedua hal tersebut dapat menyebabkan aliran darah ke janin tidak cukup dan mengakibatkan plasenta tempat yang lebih luas dan endometrium yang masih baik untuk berimplantasi yaitu disegmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Hal ini akan meningkat pada wanita yang sudah melakukan 2 kali atau lebih operasi sectio cesarea dimana jaringan parutnya sudah lebih banyak. Demikian juga kecacatan pada fundus uteri atau dinding rahim secara otomatis lebih luas (Indah dkk, 2015). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah Trianingsih dkk dengan nilai OR=4,776 yang artinya ibu yang memiliki riwayat sectio cesarea mempunyai peluang 4,776 kali untuk mengalami plasenta previa dibanding ibu yang tidak memiliki riwayat sectio cesarea. Teori Mochtar (2008) juga menyatakan melahirkan dengan operasi cesarea adalah melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus, sayatan inilah yang dapat mengakibatkan parut didalam rahim sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya plasenta previa. Selain itu hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Gd Alit Wardana dan MD Kornia yang mendapat OR 3,372 (Indah dkk, 2015). Riwayat sectio cesarea dilaporkan oleh tubassum et al. tahun 2010 meningkatkan risiko plasenta previa sebesar 5,3 kali dan 1,6 kali pada penelitian Cromwell et al. tahun 2011, serta Getahun et al. tahun 2006 melaporkan peningkatan risiko sebesar 2 kali.
  • 66. 55 Secara umum studi pada penelitian ini mendapatkan OR yang lebih rendah dibanding OR yang dilaporkan pada penelitian-penelitian sebelumnya, hal tersebut dapat diakibatkan perbedaan demografi penduduk yang menjadi subjek penelitian karena perbedaan tempat penelitian dan perbedaan metodologi penelitian dalam hal pemilihan kelompok kasus dan kontrol, begitu pula dengan desain penelitian yang digunakan.
  • 67. 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor risiko penyebab plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015, dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada risiko paritas ibu dengan kejadian plasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015. 2. Ada risiko riwayat abortus dengan kejadianplasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015. 3. Ada risiko riwayat sectio cesarea dengan kejadianplasenta previa di ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015. B. Saran 1. Diharapkan bagi seluruh tenaga kesehatan di RSUD Kabupaten Muna khususnya yang bertugas diruang bersalin agar dapat memberikan pelayanan segera dan tindakan yang benar bagi ibu yang mengalami plasenta previa. 2. Diharapkan fasilitas di RSUD Kabupaten Muna lengkapagarpasien yang datang dengan komplikasi apapun dapat dilayani serta ditangani khususnya plasenta previa. 3. Diharapkan bagi seluruh petugas kesehatan di RSUD Kabupaten Muna khususnya bagi bidan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan bagi ibu hamil baik selama berada di Rumah Sakit maupun dilingkungannya.
  • 68. 57 DAFTAR PUSTAKA Anonim (2016) 1. Usia dan Paritas dengan Plasenta Previa pada Ibu Bersalin. Available at https://www.google.com/search?q=filetype.+pdf+%22 faktor+risiko+plasenta+previa%22&ie=utf-8&oe=utf-8.Di akses tanggal 23 Juli 2016 _______ (2016) Hubungan Antara Post Kuretase dengan Plasenta Previa di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Available at https://www.google.com/search?q=pdf+jurnal+kti+faktor+resiko+ terjadinya+plasenta+pervia&ie=utf-8&oe=utf-8. Di akses tanggal 23 Juli 2016 Benson, Ralph C., Pernoll, Martin L. (2009) Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. McGraw-Hill Education Asia. EGC. Jakarta Fadlun, Febryanto, M. (2013) Asuhan Kebidanan Patologis. Salemba Medika. Jakarta Trianingsih, I., Mardhiyah, D., Duarsa, A. B. S. (2015) Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Timbulnya Kejadian Plasenta Previa. Jurnal Kedokteran Yarsi 23 (2) : 103-105 Kurniawan, H. & Maulina, M. (2015) Hubungan Antara Usia Ibu dan Paritas dengan Kejadian Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2013. Lentera Vol. 15. No. 13 Machfoedz, I. (2009) Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. Penerbit Fitramaya. Yogyakarta Norma, D. N., Dwi S, Mustik. (2013) Asuhan Kebidanan Patologi. Nuha Medika. Yogyakarta Nugraheny Esti (2010) Asuhan Kebidanan Pathologi. Pustaka Rihama. Yogyakarta Nugroho, T. (2012) Patologi Kebidanan. Nuha Medika. Yogyakarta Nugroho, T. (2012) Obsgyn Obstetri dan Ginekologi. Nuha Medika. Yogyakarta Nurul B, Aprilia. (2012) Kehamilan dan Persalinan. Graha Ilmu. Yogyakarta Oxorn, H. & Forte, W. R. (2010) Ilmu kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Penerbit Andi dan Yayasan Essentia Medica (YEM). Yogyakarta
  • 69. 58 Prawirohardjo, S. (2011) Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. PT Bina Pustaka Prawirohardjo. Jakarta Pudiastuti, R. D. (2012) Asuhan Kebidanan pada Hamil Normal dan Patologi. Nuha Medika. Yogyakarta Pudiastuti, R. D. (2011) Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Nuha Medika. Yogyakarta Rahmawati E. Nur. (2011) Ilmu Praktis Kebidanan. Victory Inti Cipta. Surabaya Sujiyatini, Mufdlilah, Hidayat A. (2009) Asuhan Patologi Kebidanan. Nuha Medika. Yogyakarta Sunarsih, Susanaria, P. (2015) Hubungan Usia Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Antepartum di RSUD Abdoel Moeloek Bandar Lampung Tahun 2013. Vol 1, No. 1 Sujarweni, V. W. (2014) Metodologi Penelitian Keperawatan. Penerbit Gava Media. Yogyakarta Sukarni, I., Sudarti (2014) Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko Tinggi. Nuha Medika. Yogyakarta Suwanti, Wibowo, E. P., Herliana, B. R. (2014) Hubungan Umur, Jarak Persalinan dan Riwayat Abortus dengan Kejadian Plasenta Previa di RSU Provinsi NTB Tahun 2012. Media Bina Ilmiah. Vol. 8 No. 1 Trianingsih, I., Mardhiyah, D., Duarsa, A. B. S. (2015) Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Timbulnya Kejadian Placenta Previa. Jurnal Kedokteran Yarsi. Vol. 23 No. 2
  • 70. LAMPIRAN PERHITUNGAN 1. Analisi Univariat Rumus :P = 100% a. Paritas Ibu ParitasIbu Sampel Frekuensi (f) Persen (%) Berisiko 17 18,5 Tidak 75 81,5 Jumlah 92 100 Berisiko : P = 100 = 0,1847 100 = 18,47 = 18,5 Tidak Berisiko : P = 100 = 0,8152 100 = 81,52 = 81,5 b. Riwayat Abortus Riwayat Abortus Sampel Frekuensi (f) Persen (%) Berisiko 3 3,3 Tidak 89 96,7 Jumlah 92 100 Berisiko : P = 100 = 0,0326 100 = 3,26 = 3,3 Tidak Berisiko : P = 100 = 0,9673 100 = 96,73 = 96,7
  • 71. c. Riwayat Sectio Cesarea Riwayat SC Sampel Frekuensi (f) Persen (%) Berisiko 4 4,3 Tidak 88 95,7 Jumlah 92 100 Berisiko : P = 100 = 0,0434 100 = 4,34 = 4,3 Tidak Berisiko : P = 100 = 0,9565 100 = 95,65 = 95,7 2. Analisi Bivariat Faktor Risiko Kasus Kontrol Jumlah OR N % n % n % Positif A b a+b Negatif c d c+d Jumlah a+c b+d a+b+c+d Rumus : Odds Ratio kelompok kasus : a/(a+c) : c(a+c) = a/c Odds Ratio kelompok kontrol : b/(b+d) : d(b+d) = b/d Odds Ratio : a/c : b/d = ad/bc
  • 72. a. Paritas Ibu Paritas Kasus Kontrol Jumlah OR n % n % n % Berisiko 11 23,9 6 13 17 18,5 2,095Tidak 35 76,1 40 87 75 81,5 Jumlah 46 100 46 100 92 100 OR Kasus = ∶ = OR Kontrol = ∶ = OR = ∶ = = = 2,095 b. Riwayat Abortus Riwayat Abortus Kasus Kontrol Jumlah OR n % n % n % Berisiko 2 4,3 1 2,2 3 3,3 2,045Tidak 44 95,7 45 97,8 89 96,7 Jumlah 46 100 46 100 92 100 OR Kasus= ∶ = OR Kontrol = ∶ = OR = ∶ = = = 2,045
  • 73. c. Riwayat Sectio Cesarea Riwayat SC Kasus Kontrol Jumlah OR n % n % n % Berisiko 3 6,5 1 2,2 4 4,4 3,139Tidak 43 94,5 45 97,8 88 95,6 Jumlah 46 100 46 100 92 100 OR Kasus = ∶ = OR Kontrol = ∶ = OR = ∶ = = = 3,139
  • 74.
  • 75. Umur riwayat kehamilan (tahun) primi muda primitua grandemulti abotus ganda 1 Ny. "U" 35 2 Ny. "E" 35 √ 3 Ny. "L" 26 4 Ny. "S" 26 √ 5 Ny. "K" 30 6 Ny. "S" 30 7 Ny. "A" 24 8 Ny. "I" 24 √ 9 Ny. "S" 35 10 Ny. "B" 35 11 Ny. "H" 27 12 Ny. "N" 27 √ 13 Ny. "S" 27 14 Ny. "M" 27 15 Ny. "M" 20 16 Ny. "M" 20 17 Ny. "M" 29 18 Ny. "P" 29 19 Ny. "S" 34 20 Ny. "J" 34 21 Ny. "S" 17 √ 22 Ny. "I" 17 √ 23 Ny. "S" 21 24 Ny. "S" 21 √ 25 Ny. "M" 32 26 Ny. "N" 32 √ 27 Ny. "T" 32 28 Ny. "A" 32 √ 29 Ny. "H" 27 30 Ny. "N" 27 31 Ny. "R" 34 32 Ny. "S" 34 33 Ny. "R" 28 34 Ny. "S" 28 35 Ny. "A" 26 36 Ny. "I" 26 √ 37 Ny. "Z" 47 38 Ny. "H" 47 √ 39 Ny. "M" 35 40 Ny. "D" 35 41 Ny. "V" 35 42 Ny. "S" 35 43 Ny. "L" 27 44 Ny. "H" 27 45 Ny. "R" 26 46 Ny. "S" 26 47 Ny. "M" 29 48 Ny. "H" 29 49 Ny. "S" 28 50 Ny. "N" 28 √ paritas LEMBAR CHEKLIST FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 s.d 2015 No. Nama
  • 76. Umur riwayat kehamilan (tahun) primi muda primitua grandemulti abotus ganda 51 Ny. "S" 29 52 Ny. "S" 29 53 Ny. "F" 34 54 Ny. "S" 34 55 Ny. "E" 29 56 Ny. "E" 29 √ 57 Ny. "y" 28 58 Ny. "H" 28 59 Ny. "H" 16 √ 60 Ny. "F" 16 61 Ny. "S" 25 62 Ny. "T" 25 √ 63 Ny. "Z" 39 64 Ny. "A" 39 65 Ny. "M" 41 √ 66 Ny. "S" 41 67 Ny. "E" 16 √ 68 Ny. "M" 16 69 Ny. "R" 27 70 Ny. "R" 27 71 Ny. "H" 34 72 Ny. "y" 34 73 Ny. "R" 44 74 Ny. "S" 44 √ 75 Ny. "F" 27 76 Ny. "M" 27 77 Ny. "N" 39 78 Ny. "R" 39 79 Ny. "M" 40 80 Ny. "S" 40 √ 81 Ny. "H" 36 82 Ny. "A" 36 83 Ny. "M" 41 84 Ny. "A" 41 √ 85 Ny. "S" 20 86 Ny. "T" 20 87 Ny. "N" 45 88 Ny. "I" 45 89 Ny. "N" 36 90 Ny. "O" 36 √ 91 Ny. "K" 26 92 Ny. "S" 26 Nama LEMBAR CHEKLIST FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 s.d 2015 No. paritas
  • 77. Berisiko Tidak Berisiko Tidak 1 Ny. "U" 35 √ √ 2 Ny. "M" 35 √ √ 3 Ny. "L" 26 √ √ 4 Ny. "M" 26 √ √ 5 Ny. "K" 30 √ √ 6 Ny. "A" 30 7 Ny. "A" 24 √ √ 8 Ny. "B" 24 √ √ 9 Ny. "S" 35 √ √ 10 Ny. "E" 35 √ √ 11 Ny. "H" 27 √ √ 12 Ny. "I" 27 √ √ 13 Ny. "S" 27 √ √ 14 Ny. "S" 27 √ √ 15 Ny. "M" 20 √ √ 16 Ny. "S" 20 √ √ 17 Ny. "M" 29 √ √ 18 Ny. "D" 29 √ √ 19 Ny. "S" 34 √ √ 20 Ny. "D" 34 √ √ 21 Ny. "S" 17 √ √ 22 Ny. "H" 17 √ √ 23 Ny. "S" 21 √ √ 24 Ny, "F" 21 √ √ 25 Ny. "M" 32 √ √ 26 Ny. "M" 32 √ √ 27 Ny. "T" 32 √ √ 28 Ny. "M" 32 √ √ 29 Ny. "H" 27 √ √ 30 Ny. "I" 27 √ √ 31 Ny. "R" 34 √ √ 32 Ny. "S" 34 √ √ 33 Ny. "R" 28 √ √ 34 Ny. "S" 28 √ √ 35 Ny. "A" 26 √ √ 36 Ny. "S" 26 √ √ 37 Ny. "Z" 47 √ √ 38 Ny. "K" 47 √ √ 39 Ny. "M" 35 √ √ 40 Ny. "S" 35 √ √√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ No. Identitas Umur Paritas riwayat riwayat Tidak Berisiko Berisiko LEMBAR CHEKLIST FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 s.d 2015 abortus SC √ √ √
  • 78. Berisiko Tidak Berisiko Tidak 41 Ny. "V" 35 √ √ 42 Ny. "Y" 35 √ √ 43 Ny. "L" 27 √ √ 44 Ny. "E" 27 √ √ 45 Ny. "R" 26 √ √ 46 Ny. "S" 26 √ √ 47 Ny. "M" 29 √ √ 48 Ny. "K" 29 √ √ 49 Ny. "S" 28 √ √ 50 Ny. "M" 28 √ √ 51 Ny. "K" 26 √ √ 52 Ny. "R" 26 √ √ 53 Ny. "S" 29 √ √ 54 Ny. "J" 29 √ √ 55 Ny. "M" 36 √ √ 56 Ny. "M" 36 √ √ 57 Ny. "F" 34 √ √ 58 Ny. "D" 34 √ √ 59 Ny. "y" 28 √ √ 60 Ny. "S" 28 √ √ 61 Ny. "H" 16 √ √ 62 Ny. "F" 16 √ √ 63 Ny. "S" 25 √ √ 64 Ny. "T" 25 √ √ 65 Ny. "Z" 39 √ √ 66 Ny. "N" 39 √ √ 67 Ny. "M" 41 √ √ 68 Ny. "A" 41 √ √ 69 Ny. "E" 16 √ √ 70 Ny. "M" 16 √ √ 71 Ny. "R" 27 √ √ 72 Ny. "S" 27 √ √ 73 Ny. "H" 34 √ √ 74 Ny. "H" 34 √ √ 75 Ny. "R" 44 √ √ 76 Ny. "S" 44 √ √ 77 Ny. "F" 27 √ √ 78 Ny. "E" 27 √ √ 79 Ny. "E" 36 √ √ 80 Ny. "W" 36 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Umur Paritas riwayat riwayat √ √ √ √ √ √ √ LEMBAR CHEKLIST FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 s.d 2015 No. Identitas Tidak abortus SC Berisiko Berisiko
  • 79. Ya Tidak Ya Tidak 81 Ny. "H" 39 √ √ 82 Ny. "A" 39 √ √ 83 Ny. "M" 40 √ √ 84 Ny. "Y" 40 √ √ 85 Ny. "H" 36 √ √ 86 Ny. "S" 36 √ √ 87 Ny. "M" 40 √ √ 88 Ny. "S" 40 √ √ 89 Ny. "N" 45 √ √ 90 Ny. "I" 45 √ √ 91 Ny. "N" 36 √ √ 92 Ny. "N" 36 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ No. Identitas Tidak abortus SC LEMBAR CHEKLIST Berisiko Berisiko riwayat riwayat FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 s.d 2015 Umur Paritas
  • 80.
  • 81. YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA LEMBAR KONSUL PROPOSAL / KARYA TULIS ILMIAH Nama : Yunianti NIM : PSW.B.2013.IB.0052 Judul : FaktorPenyebabTerjadinyaPlasentaPreviapadaIbuHamildi RuangBersalinRumahSakitUmumDaerah KabupatenMunaTahun 2014 s.d 2015 Pembimbing I : Wa Ode SitiAsma, SST.,M.Kes NO HARI/ TANGGAL MATERI SARAN PARAF PEMBIMBING 1. 2. 3. 4. 5 6. Sabtu, 6Juli 2016 Rabu, 10Juli 2016 Sabtu, 13Juli 2016 Senin, 15Juli 2016 Senin, 22Juli 2016 BAB I – II BAB I – III Konsulperbaikan BAB I – III KonsulPerbaikan BAB I - III BAB IV-V BAB IV-V  GantiJudul  Pengambilan Data Awal  PerbaikiLatarBelakang  PerbaikiPengaturanPenulisan  TambahPembahasan  PerbaikiDefenisiOperasional  PerbaikiKembaliPembahasan  Acc  PerbaikiPembahasan  AturKetikan  PerbaikiKesimpulan dan Saran
  • 82. Rabu, 24Juli 2016 NO HARI/ TANGGAL MATERI SARAN PARAF PEMBIMBING 7. 8. 9. 10. Jumat, 26Juli 2016 Sabtu, 27Juli 2016 BAB IV-V BAB IV – V Revisi BAB I – V Revisi BAB I – V  DaftarPustaka  Lampiran-lampiran Acc
  • 83. YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA LEMBAR KONSUL PROPOSAL / KARYA TULIS ILMIAH Nama : Yunianti NIM : PSW.B.2013.IB.0052 Judul : FaktorPenyebabTerjadinyaPlasentaPreviapadaIbuHamildi RuangBersalinRumahSakitUmumDaerah KabupatenMunaTahun 2014 s.d 2015 PembimbingII:La Hasariy, SKM., M.Kes N O HARI/ TANG GAL MATERI SARAN PARAF PEMBIM BING 1. 2. 3. 4. Selasa, 9Juli 2016 kamis, 11Juli 2016 Jumat, 12Juli 2016 Senin, 22Juli 2016 BAB I - III Konsulper baikan BAB I – III BAB I – III BAB IV- V  Perbaiki BAB I, BAB II  PerbaikiLatarBelakang  PerbaikiTujuan Penelitian  PerbaikiHipotesis Penelitian  SesuaikanAntara VariabelPenelitian dengan Data di TempatPenelitian  Tambahmaterilandasanteori.  DaftarPustaka Acc  Perbaiki BAB IV  Tambahkanmateripembahasansebagaipemban dingdarijurnaldanpenelitian yang telahada. SARAN
  • 84. N O HARI/ TANG GAL MATERI PARAF PEMBIM BING 5. Rabu, 24Juli 2016 BAB V Lampiran - lampiran  Perbaiki Saran  DaftarPustaka PerhatikanLampiran-lampiran 6. 7. 8 Kamis , 25Juli 2016 BAB IV – V Revisi BAB I – V Revisi BAB I - V Acc