SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan pada dasarnya adalah membantu individu sakit atau sehat
dengan serangkaian aktivitas yang menunjang untuk sehat dan pemulihannya
atau membantu pada kematian dengan tenang yang mereka lakukan tanpa
bantuan, bila mereka mempunyai kekuatan, kemauan atau pengetahuan yang
diperlukan, keperawatan juga membantu individu melaksanakan terapi
ditentukan dan menjadi mandiri sesegera mungkin (Carpenito, 2000).
Pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan perlu
bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya agar dapat mewujudkan
pembangunan kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Untuk merealisasikan tujuan pembangunan kesehatan nasional ini
diperlukan upaya kesehatan yang komprehensif yang dilaksanakan melalui
pendekatan bio, psiko, sosial, kultural dan spiritual berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan. Upaya yang dilakukan difokuskan pada individu, keluarga,
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit, yang mecakup seluruh proses
kehidupan manusia. Dalam hal ini tidak hanya tenaga kesehatan yang harus

1
aktif tetapi masyarakat juga harus proaktif dalam meningkatkan dan
mempertahankan kelangsungan hidup sehat (Depkes RI, 2004).
Meskipun telah banyak dilakukan upaya kesehatan bukan berarti bahwa
masalah kesehatan dapat teratasi secara tuntas semuanya tetapi tetap saja
muncul berbagai masalah kesehatan sehingga memerlukan kemampuan dan
pola pendekatan yang spesifik dari setiap masalah yang timbul, salah satu
masalah kesehatan yang ditimbulkan adalah penyakit pada gangguan sistem
saraf: Head Injury (Mansjoer, Arif, 2000).
Sistem syaraf manusia adalah suatu sistem tubuh yang sangat penting.
Di dalam sistem inilah berasal segala kesadaran pikiran, ingatan, bahasa,
sensasi dan gerakan. Sehingga kemampuan untuk memberikan respon terhadap
suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem syaraf tersebut.
Mengingat

betapa

pentingnya

sistem

syaraf

dalam

mengatur

dan

mengkoordinasi berbagai aktifitas sistem tubuh manusia sehingga jika terjadi
gangguan akan mempengaruhi sistem tubuh yang lain. Fungsi sistem syaraf ini
dapat mengalami kerusakan apabila bagian otak mengalami gangguan seperti
trauma, infeksi atau tumor (Smeltzer, 2001).
Head injury/trauma kepala merupakan salah satu gangguan yang dapat
terjadi pada sistem persyarafan yang banyak diakibatkan oleh kecelakaan.
Trauma kepala adalah kerusakan otak akibat perdarahan atau pembengkakan
otak sebagai respon terhadap cedera dan menyebabkan peningkatan tekanan
intra kranial (Smeltzer, 2001).
2
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan
utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat
kecelakaan lalu lintas (Mansjoer, Arif, 2000).
Selain dapat menyebabkan kematian, salah satu dampak dari trauma
kepala adalah gangguan aktifitas gerak, diantaranya disebabkan oleh trauma
kepala berat yang menimbulkan penurunan kesadaran, gelisah, yang
mengganggu aktifitas motorik. Di samping itu trauma tidak hanya menimbulkan
berbagai masalah fisik, akan tetapi berdampak juga terhadap masalah
psikososial dan spiritual berupa gangguan konsep diri karena adanya kecacatan,
gejala sisa dan gangguan dalam hal peribadatan karena adanya kelemahan fisik.
Dengan demikian, klien yang mengalami trauma kepala berat akan
ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Untuk mengatasi
masalah tersebut diperlukan tindakan pembedahan kranium dengan craniotomy
(Brunner & Suddart, 2001).
Craniotomy adalah jenis operasi atau pembedahan otak yang dilakukan
dengan anastesi umum yang bertujuan untuk menghilangkan bekuan darah
(hematoma) di otak, untuk mengontrol perdarahan, kebocoran pembuluh darah,
unntuk memperbaiki kelainan arteriovenosa, untuk mengeringkan abses otak,
meringankan tekanan di dalam tengkorak, untuk melakukan biopsi atau untuk
memeriksa otak. Karena craniotomy adalah prosedur yang digunakan untuk
beberapa kondisi dan penyakit, informasi statistik untuk prosedur itu sendiri
3
tidak tersedia. Namun, karena craniotomy ini paling sering dilakukan untuk
menghilangkan tumor otak maka statistik mengenai kondisi ini diberikan sekitar
90% dari kanker otak primer terjadi pada orang dewasa, lebih umum pada lakilaki

antara

55

dan

65

tahun

(http//www.surgeryecyclopedia.com/Ce-

Fi/Craniotomy.html).
Pasien yang telah menjalani pembedahan kranium dengan craniotomy
selanjutnya akan dilakukan perawatan sampai dengan proses penyembuhan
selesai. Pembedahan kranium dengan kraniotomy pada kasus ini diakibatkan
karena kecelakaan lalulintas yang menyebabkan cedera pada kepala.
Kecelakaan lalulintas merupakan masalah kesehatan masyarakat
diseluruh dunia khususnya di Negara berkembang. Menurut World Health
Organization (WHO) pada tahun 2004 Case Fatality Rate (CFR) cedera akibat
kecelakaan lalulintas tertinggi dijumpai dibeberapa negara seperti Amerika
Latin (41,7%), Korea Selatan (21,9%) dan Thailand (21,0%). Menurut Gillyan
yang di kutip oleh Ibrahim (1997) di Amerika Serikat terdapat 500.000 kasus
cedera kepala setiap tahunnya ± 18% - 30% meninggal dalam 4 jam pertama
sebelum sampai ke rumah sakit (http//www.surgeryecyclopedia.com/CeFi/Craniotomy.html).
Kepolisian RI menyebutkan bahwa pada tahun 2003 di Indonesia jumlah
kecelakaan di jalan raya mencapai 13.399 kejadian dengan jumlah kematian
mencapai 9.865 orang, 6.142 orang mengalami luka berat dan 8.694 orang
mengalami luka ringan. Dengan data itu rata-rata setiap hari terjadi 40 kejadian
4
kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 30 orang meninggal dunia. Sebagian
besar kecelakaan dialami kaum laki-laki dari kelompok usia produktif, yakni
antara 15-40 tahun. Hal ini mengakibatkan penurunan produktifitas secara
massal (Depkes RI, 2004).
Menurut data yang diperoleh dari Ruang Bedah Syaraf RSUP dr Hasan
Sadikin Bandung dalam 6 bulan terakhir yaitu dari bulan Januari – Juni 2010.
Jumlah klien yang dirawat dengan gangguan sistem persyarafan sebanyak 1098
orang dan 898 diantaranya mengalami cedera kepala/ head injury.
Adapun persentase penyakit pada sistem persyarafan yang dirawat di
Ruang Bedah Syaraf RSUP dr Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 1.1. Presentase penyakit sistem persyarafan di Ruang Bedah Syaraf
RSUP dr Hasan Sadikin Bandung Bulan Januari – Juni 2013
Jenis Penyakit
1. Injury of head

Jumlah Pasien
Masuk
129

Prosentase

58
27
11

22,92%
10,67%
4,34%

9
6
4

2,37%

2. Intrakranial of SOL
3. hydrocephalus
4.Intrakranial haemoraghe(non
Traumatik
5. Subdural Hematom
6. Intracranial wound
7. Malformations of aqueduct
of sylvius
8. Bone defec
9. hernia nucleus pulposus
10.Encephalocele
Jumlah

50,98%

4
3
2

Sumber: Buku Catatan Medik Ruang Bedah Syaraf RSUP dr Hasan Sadikin Bandung

5
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari seluruh klien yang
mengalami gangguan sistem persyarafan yang dirawat di Ruang Bedah Syaraf
RSUP dr Hasan Sadikin Bandung dalam 6 bulan terakhir. Sekitar 81,79%
mengalami head injury/trauma kepala, meliputi 59,65% trauma kepala ringan,
19,76% trauma kepala sedang dan 2,36% trauma kepala berat. Sedangkan yang
mengalami head injury post craniotomy adalah meliputi 2,85%. Data ini
menunjukkan angka kejadian trauma kepala yang begitu tinggi bila
dibandingkan dengan angka kejadian penyakit bedah syaraf lainnya. Mengingat
kondisi diatas, diperlukan perhatian dan penanganan yang serius terhadap
pasien trauma kepala dengan cara meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia tenaga kesehatan, tersedianya sarana prasarana yang memadai dan
pelayanan kesehatan yang prima di Rumah Sakit serta pelayanan asuhan
keperawatan secara komprehensif dan sistematis dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan untuk mencegah kematian, kecacatan dan
gejala sisa akibat trauma kepala di ruang rawat inap.
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis bermaksud untuk menyusun
Karya Tulis dengan mengambil judul: “Asuhan Keperawatan pada Klien

An.

S dengan Gangguan Sistem Persyarafan: Post Craniotomy evakuasi atas
indikasi Mild Head Injury di Ruang Bedah Syaraf RSUP dr Hasan Sadikin
Bandung”.

6
A. Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam pelaksanaan studi kasus, penulis membatasi asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan sistem Persyarafan: Post Craniotomy atas indikasi
Mild Head Injury di Ruang Bedah Syaraf RSUP dr Hasan Sadikin Bandung
pada tanggal 10 Juni – 12 Juni 2013
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem persyarafan akibat Post Craniotomy atas indikasi Mild
Head Injury.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan asuhan keperawatan ini, Penulis diharapkan
dapat:
a. Melakukan pengkajian klien dengan gangguan sistem persyarafan secara
komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosial-kultural-spiritual yang
dimulai dengan pengumpulan data, analisa data dan diagnosa
keperawatan berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi oleh klien
dengan trauma kepala.
7
b. Membuat diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
persyarafan dengan trauma kepala
c. Membuat perencanaan asuhan keperawatan pada klien dengan trauma
kepala
d. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang
telah ditentukan
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dikerjakan pada klien
dengan trauma kepala
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan trauma
kepala dalam bentuk karya tulis
g. Mengidentifikasi

masalah,

hambatan

dan

kesenjangan

dalam

memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan trauma kepala dan
mencari alternatif pemecahannya
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan karya ilmiah ini adalah:
1. Bagi Penulis
Merupakan pengalaman berharga bagi penulis dalam meningkatkan
wawasan dan dapat memberi dorongan semangat sebagai calon tenaga
keperawatan dimasa yang akan datang.

8
2. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi rekan-rekan sejawat dalam menentukan kebijakan
dan penyusunan perancangan program dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai

bahan

bacaan

ilmiah

atau

bahan

perbandingan

dalam

mengembangkan ilmu keperawatan di Akper Pemkab Muna dalam
melakukan penulisan karya tulis ilmiah lebih lanjut dengan Gangguan
System Persyarafan: Post Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury
4. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan pengetahuan bagi pembaca khususnya masyarakat dalam
melayani kasus klien dengan gangguan system Persyarafan: Post
Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury

D. Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya tulis ini penyusun menggunakan metode
deskriptif dalam bentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan.
Adapun teknik yang dipakai dalam melakukan pengumpulan data adalah:
1. Wawancara

9
Yaitu pengumpulan data dengan melakukan komunikasi lisan, meliputi auto
anamnesa yang didapat secara langsung dari klien dan keluarga dan allo
anamnesa yang didapatkan dari keluarga klien dengan gangguan system
Persyarafan: Post Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury
2. Observasi
Yaitu pelaksanaan berupa praktek langsung dengan melakukan pengamatan
secara langsung pada klien dengan gangguan system Persyarafan: Post
Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury
3. Pemeriksaan Fisik
Pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada klien secara
sistematis dan menyeluruh dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi yang dijadikan data objektif yang mendukung
terhadap adanya masalah klien
4. Studi Literatur
Yaitu melalui bahan-bahan bacaan/referensi yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mendapatkan keterangan atau dasar yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi pada klien dengan gangguan system
Persyarafan: Post Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury
5. Studi Dokumentasi
Yaitu

pengumpulan

data

dengan

mempelajari

data

pada

status

perkembangan klien dengan catatan yang berhubungan dengan asuhan

10
keperawatan pada klien dengan gangguan system Persyarafan: Post
Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury (Nursalam, 2001)
E. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan studi kasus ini yaitu tanggal 10 Juni – 12 Juni 2013.
F. Tempat Pelaksanaan
Studi kasus ini penulis laksanakan di ruang Bedah Saraf Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung
G. Sistematika Penulisan
BAB I

Pendahuluan
Yang membahas tentang latar belakang, ruang lingkup
pembahasan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan dan teknik pengumpulan data, waktu pelaksanaan,
tempat pelaksanaan dan sistematika penulisan.

BAB II

Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Pada klien dengan
gangguan sistem Persyarafan: Post Craniotomy atas indikasi
Mild Head Injury yang mencakup Konsep Dasar dan
Tinjauan Proses Keperawatan Post Craniotomy atas indikasi
Head Injury

BAB III

Tinjauan Kasus dan Pembahasan

11
Yang membahas tentang laporan kasus yang merupakan
Asuhan Keperawatan pada klien Tn. D dengan gangguan
system Persyarafan Post Craniotomy atas indikasi Mild Head
Injury di ruang bedah saraf RSUP dr. Hasan Sadikin
Bandung yang disusun berdasarkan proses keperawatan yang
mencakup pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana
tindakan, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan.
Dan juga membahas tentang kesenjangan antara fakta dan
teoritis yang ada di bahas secara sistematika mulai dari
pengkajian,

diagnosa

keperawatan,

rencana

tindakan,

implementasi dan evaluasi.
BAB IV

Kesimpulan dan Rekomendasi
Yang merupakan bab terakhir dari karya tulis ilmiah yang
memuat kesimpulan dan rekomendasi

12

More Related Content

Similar to Bab i ardat

pre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdf
pre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdfpre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdf
pre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdfandis yuswanto
 
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...Operator Warnet Vast Raha
 
Penyakit stroke
Penyakit strokePenyakit stroke
Penyakit strokeRATNA S
 
Buku blok bms 2011
Buku blok bms 2011Buku blok bms 2011
Buku blok bms 2011yana499734
 
11442-34347-1-SP.doc
11442-34347-1-SP.doc11442-34347-1-SP.doc
11442-34347-1-SP.docsinaga25
 
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cerebral palsy spastic quadriplegic
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cerebral palsy spastic quadriplegicPenatalaksanaan fisioterapi pada kasus cerebral palsy spastic quadriplegic
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cerebral palsy spastic quadriplegicVertilia Desy
 
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunanKb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunanpjj_kemenkes
 
Persentasion PBL 1 Modul Hemiparesis
Persentasion PBL 1 Modul HemiparesisPersentasion PBL 1 Modul Hemiparesis
Persentasion PBL 1 Modul HemiparesisAulia Amani
 
Modul kegawatdaruratan dan trauma combine (1)
Modul kegawatdaruratan dan trauma combine (1)Modul kegawatdaruratan dan trauma combine (1)
Modul kegawatdaruratan dan trauma combine (1)rickygunawan84
 
19807-51396-1-SM.pdf
19807-51396-1-SM.pdf19807-51396-1-SM.pdf
19807-51396-1-SM.pdfrahmadwahyu1
 
1.-PEDOMAN-PELAPORAN-INSIDEN-KESELAMATAN-PASIEN-IKP-KKPRS-2008-EDISI-2.pdf
1.-PEDOMAN-PELAPORAN-INSIDEN-KESELAMATAN-PASIEN-IKP-KKPRS-2008-EDISI-2.pdf1.-PEDOMAN-PELAPORAN-INSIDEN-KESELAMATAN-PASIEN-IKP-KKPRS-2008-EDISI-2.pdf
1.-PEDOMAN-PELAPORAN-INSIDEN-KESELAMATAN-PASIEN-IKP-KKPRS-2008-EDISI-2.pdfAyouuYUnitha
 
BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx
BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docxBAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx
BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docxAgusSupriatna52
 

Similar to Bab i ardat (20)

pre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdf
pre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdfpre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdf
pre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdf
 
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
 
Penyakit stroke
Penyakit strokePenyakit stroke
Penyakit stroke
 
BAB I murotal.pdf
BAB I murotal.pdfBAB I murotal.pdf
BAB I murotal.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
1. ppt seminar proposal tesis
1. ppt seminar proposal tesis 1. ppt seminar proposal tesis
1. ppt seminar proposal tesis
 
Buku blok bms 2011
Buku blok bms 2011Buku blok bms 2011
Buku blok bms 2011
 
11442-34347-1-SP.doc
11442-34347-1-SP.doc11442-34347-1-SP.doc
11442-34347-1-SP.doc
 
Sap Stroke
Sap StrokeSap Stroke
Sap Stroke
 
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cerebral palsy spastic quadriplegic
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cerebral palsy spastic quadriplegicPenatalaksanaan fisioterapi pada kasus cerebral palsy spastic quadriplegic
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cerebral palsy spastic quadriplegic
 
Kel 13 stroke
Kel 13 strokeKel 13 stroke
Kel 13 stroke
 
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunanKb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
 
1
11
1
 
Persentasion PBL 1 Modul Hemiparesis
Persentasion PBL 1 Modul HemiparesisPersentasion PBL 1 Modul Hemiparesis
Persentasion PBL 1 Modul Hemiparesis
 
Modul kegawatdaruratan dan trauma combine (1)
Modul kegawatdaruratan dan trauma combine (1)Modul kegawatdaruratan dan trauma combine (1)
Modul kegawatdaruratan dan trauma combine (1)
 
19807-51396-1-SM.pdf
19807-51396-1-SM.pdf19807-51396-1-SM.pdf
19807-51396-1-SM.pdf
 
1.-PEDOMAN-PELAPORAN-INSIDEN-KESELAMATAN-PASIEN-IKP-KKPRS-2008-EDISI-2.pdf
1.-PEDOMAN-PELAPORAN-INSIDEN-KESELAMATAN-PASIEN-IKP-KKPRS-2008-EDISI-2.pdf1.-PEDOMAN-PELAPORAN-INSIDEN-KESELAMATAN-PASIEN-IKP-KKPRS-2008-EDISI-2.pdf
1.-PEDOMAN-PELAPORAN-INSIDEN-KESELAMATAN-PASIEN-IKP-KKPRS-2008-EDISI-2.pdf
 
Jingga musik jurnal 2
Jingga musik jurnal 2Jingga musik jurnal 2
Jingga musik jurnal 2
 
7 11-1-sm
7 11-1-sm7 11-1-sm
7 11-1-sm
 
BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx
BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docxBAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx
BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Bab i ardat

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan pada dasarnya adalah membantu individu sakit atau sehat dengan serangkaian aktivitas yang menunjang untuk sehat dan pemulihannya atau membantu pada kematian dengan tenang yang mereka lakukan tanpa bantuan, bila mereka mempunyai kekuatan, kemauan atau pengetahuan yang diperlukan, keperawatan juga membantu individu melaksanakan terapi ditentukan dan menjadi mandiri sesegera mungkin (Carpenito, 2000). Pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan perlu bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya agar dapat mewujudkan pembangunan kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk merealisasikan tujuan pembangunan kesehatan nasional ini diperlukan upaya kesehatan yang komprehensif yang dilaksanakan melalui pendekatan bio, psiko, sosial, kultural dan spiritual berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan. Upaya yang dilakukan difokuskan pada individu, keluarga, masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit, yang mecakup seluruh proses kehidupan manusia. Dalam hal ini tidak hanya tenaga kesehatan yang harus 1
  • 2. aktif tetapi masyarakat juga harus proaktif dalam meningkatkan dan mempertahankan kelangsungan hidup sehat (Depkes RI, 2004). Meskipun telah banyak dilakukan upaya kesehatan bukan berarti bahwa masalah kesehatan dapat teratasi secara tuntas semuanya tetapi tetap saja muncul berbagai masalah kesehatan sehingga memerlukan kemampuan dan pola pendekatan yang spesifik dari setiap masalah yang timbul, salah satu masalah kesehatan yang ditimbulkan adalah penyakit pada gangguan sistem saraf: Head Injury (Mansjoer, Arif, 2000). Sistem syaraf manusia adalah suatu sistem tubuh yang sangat penting. Di dalam sistem inilah berasal segala kesadaran pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Sehingga kemampuan untuk memberikan respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem syaraf tersebut. Mengingat betapa pentingnya sistem syaraf dalam mengatur dan mengkoordinasi berbagai aktifitas sistem tubuh manusia sehingga jika terjadi gangguan akan mempengaruhi sistem tubuh yang lain. Fungsi sistem syaraf ini dapat mengalami kerusakan apabila bagian otak mengalami gangguan seperti trauma, infeksi atau tumor (Smeltzer, 2001). Head injury/trauma kepala merupakan salah satu gangguan yang dapat terjadi pada sistem persyarafan yang banyak diakibatkan oleh kecelakaan. Trauma kepala adalah kerusakan otak akibat perdarahan atau pembengkakan otak sebagai respon terhadap cedera dan menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial (Smeltzer, 2001). 2
  • 3. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas (Mansjoer, Arif, 2000). Selain dapat menyebabkan kematian, salah satu dampak dari trauma kepala adalah gangguan aktifitas gerak, diantaranya disebabkan oleh trauma kepala berat yang menimbulkan penurunan kesadaran, gelisah, yang mengganggu aktifitas motorik. Di samping itu trauma tidak hanya menimbulkan berbagai masalah fisik, akan tetapi berdampak juga terhadap masalah psikososial dan spiritual berupa gangguan konsep diri karena adanya kecacatan, gejala sisa dan gangguan dalam hal peribadatan karena adanya kelemahan fisik. Dengan demikian, klien yang mengalami trauma kepala berat akan ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan tindakan pembedahan kranium dengan craniotomy (Brunner & Suddart, 2001). Craniotomy adalah jenis operasi atau pembedahan otak yang dilakukan dengan anastesi umum yang bertujuan untuk menghilangkan bekuan darah (hematoma) di otak, untuk mengontrol perdarahan, kebocoran pembuluh darah, unntuk memperbaiki kelainan arteriovenosa, untuk mengeringkan abses otak, meringankan tekanan di dalam tengkorak, untuk melakukan biopsi atau untuk memeriksa otak. Karena craniotomy adalah prosedur yang digunakan untuk beberapa kondisi dan penyakit, informasi statistik untuk prosedur itu sendiri 3
  • 4. tidak tersedia. Namun, karena craniotomy ini paling sering dilakukan untuk menghilangkan tumor otak maka statistik mengenai kondisi ini diberikan sekitar 90% dari kanker otak primer terjadi pada orang dewasa, lebih umum pada lakilaki antara 55 dan 65 tahun (http//www.surgeryecyclopedia.com/Ce- Fi/Craniotomy.html). Pasien yang telah menjalani pembedahan kranium dengan craniotomy selanjutnya akan dilakukan perawatan sampai dengan proses penyembuhan selesai. Pembedahan kranium dengan kraniotomy pada kasus ini diakibatkan karena kecelakaan lalulintas yang menyebabkan cedera pada kepala. Kecelakaan lalulintas merupakan masalah kesehatan masyarakat diseluruh dunia khususnya di Negara berkembang. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 Case Fatality Rate (CFR) cedera akibat kecelakaan lalulintas tertinggi dijumpai dibeberapa negara seperti Amerika Latin (41,7%), Korea Selatan (21,9%) dan Thailand (21,0%). Menurut Gillyan yang di kutip oleh Ibrahim (1997) di Amerika Serikat terdapat 500.000 kasus cedera kepala setiap tahunnya ± 18% - 30% meninggal dalam 4 jam pertama sebelum sampai ke rumah sakit (http//www.surgeryecyclopedia.com/CeFi/Craniotomy.html). Kepolisian RI menyebutkan bahwa pada tahun 2003 di Indonesia jumlah kecelakaan di jalan raya mencapai 13.399 kejadian dengan jumlah kematian mencapai 9.865 orang, 6.142 orang mengalami luka berat dan 8.694 orang mengalami luka ringan. Dengan data itu rata-rata setiap hari terjadi 40 kejadian 4
  • 5. kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 30 orang meninggal dunia. Sebagian besar kecelakaan dialami kaum laki-laki dari kelompok usia produktif, yakni antara 15-40 tahun. Hal ini mengakibatkan penurunan produktifitas secara massal (Depkes RI, 2004). Menurut data yang diperoleh dari Ruang Bedah Syaraf RSUP dr Hasan Sadikin Bandung dalam 6 bulan terakhir yaitu dari bulan Januari – Juni 2010. Jumlah klien yang dirawat dengan gangguan sistem persyarafan sebanyak 1098 orang dan 898 diantaranya mengalami cedera kepala/ head injury. Adapun persentase penyakit pada sistem persyarafan yang dirawat di Ruang Bedah Syaraf RSUP dr Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1.1. Presentase penyakit sistem persyarafan di Ruang Bedah Syaraf RSUP dr Hasan Sadikin Bandung Bulan Januari – Juni 2013 Jenis Penyakit 1. Injury of head Jumlah Pasien Masuk 129 Prosentase 58 27 11 22,92% 10,67% 4,34% 9 6 4 2,37% 2. Intrakranial of SOL 3. hydrocephalus 4.Intrakranial haemoraghe(non Traumatik 5. Subdural Hematom 6. Intracranial wound 7. Malformations of aqueduct of sylvius 8. Bone defec 9. hernia nucleus pulposus 10.Encephalocele Jumlah 50,98% 4 3 2 Sumber: Buku Catatan Medik Ruang Bedah Syaraf RSUP dr Hasan Sadikin Bandung 5
  • 6. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari seluruh klien yang mengalami gangguan sistem persyarafan yang dirawat di Ruang Bedah Syaraf RSUP dr Hasan Sadikin Bandung dalam 6 bulan terakhir. Sekitar 81,79% mengalami head injury/trauma kepala, meliputi 59,65% trauma kepala ringan, 19,76% trauma kepala sedang dan 2,36% trauma kepala berat. Sedangkan yang mengalami head injury post craniotomy adalah meliputi 2,85%. Data ini menunjukkan angka kejadian trauma kepala yang begitu tinggi bila dibandingkan dengan angka kejadian penyakit bedah syaraf lainnya. Mengingat kondisi diatas, diperlukan perhatian dan penanganan yang serius terhadap pasien trauma kepala dengan cara meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia tenaga kesehatan, tersedianya sarana prasarana yang memadai dan pelayanan kesehatan yang prima di Rumah Sakit serta pelayanan asuhan keperawatan secara komprehensif dan sistematis dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan untuk mencegah kematian, kecacatan dan gejala sisa akibat trauma kepala di ruang rawat inap. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis bermaksud untuk menyusun Karya Tulis dengan mengambil judul: “Asuhan Keperawatan pada Klien An. S dengan Gangguan Sistem Persyarafan: Post Craniotomy evakuasi atas indikasi Mild Head Injury di Ruang Bedah Syaraf RSUP dr Hasan Sadikin Bandung”. 6
  • 7. A. Ruang Lingkup Pembahasan Dalam pelaksanaan studi kasus, penulis membatasi asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem Persyarafan: Post Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury di Ruang Bedah Syaraf RSUP dr Hasan Sadikin Bandung pada tanggal 10 Juni – 12 Juni 2013 B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistem persyarafan akibat Post Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury. 2. Tujuan Khusus Setelah menyelesaikan asuhan keperawatan ini, Penulis diharapkan dapat: a. Melakukan pengkajian klien dengan gangguan sistem persyarafan secara komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosial-kultural-spiritual yang dimulai dengan pengumpulan data, analisa data dan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi oleh klien dengan trauma kepala. 7
  • 8. b. Membuat diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan sistem persyarafan dengan trauma kepala c. Membuat perencanaan asuhan keperawatan pada klien dengan trauma kepala d. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan e. Mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dikerjakan pada klien dengan trauma kepala f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan trauma kepala dalam bentuk karya tulis g. Mengidentifikasi masalah, hambatan dan kesenjangan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan trauma kepala dan mencari alternatif pemecahannya C. Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan karya ilmiah ini adalah: 1. Bagi Penulis Merupakan pengalaman berharga bagi penulis dalam meningkatkan wawasan dan dapat memberi dorongan semangat sebagai calon tenaga keperawatan dimasa yang akan datang. 8
  • 9. 2. Bagi Rumah Sakit Sebagai masukan bagi rekan-rekan sejawat dalam menentukan kebijakan dan penyusunan perancangan program dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan keperawatan 3. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan bacaan ilmiah atau bahan perbandingan dalam mengembangkan ilmu keperawatan di Akper Pemkab Muna dalam melakukan penulisan karya tulis ilmiah lebih lanjut dengan Gangguan System Persyarafan: Post Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury 4. Bagi Masyarakat Sebagai bahan pengetahuan bagi pembaca khususnya masyarakat dalam melayani kasus klien dengan gangguan system Persyarafan: Post Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury D. Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penulisan karya tulis ini penyusun menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan. Adapun teknik yang dipakai dalam melakukan pengumpulan data adalah: 1. Wawancara 9
  • 10. Yaitu pengumpulan data dengan melakukan komunikasi lisan, meliputi auto anamnesa yang didapat secara langsung dari klien dan keluarga dan allo anamnesa yang didapatkan dari keluarga klien dengan gangguan system Persyarafan: Post Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury 2. Observasi Yaitu pelaksanaan berupa praktek langsung dengan melakukan pengamatan secara langsung pada klien dengan gangguan system Persyarafan: Post Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury 3. Pemeriksaan Fisik Pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada klien secara sistematis dan menyeluruh dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yang dijadikan data objektif yang mendukung terhadap adanya masalah klien 4. Studi Literatur Yaitu melalui bahan-bahan bacaan/referensi yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mendapatkan keterangan atau dasar yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi pada klien dengan gangguan system Persyarafan: Post Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury 5. Studi Dokumentasi Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari data pada status perkembangan klien dengan catatan yang berhubungan dengan asuhan 10
  • 11. keperawatan pada klien dengan gangguan system Persyarafan: Post Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury (Nursalam, 2001) E. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan studi kasus ini yaitu tanggal 10 Juni – 12 Juni 2013. F. Tempat Pelaksanaan Studi kasus ini penulis laksanakan di ruang Bedah Saraf Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung G. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Yang membahas tentang latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan teknik pengumpulan data, waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Pada klien dengan gangguan sistem Persyarafan: Post Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury yang mencakup Konsep Dasar dan Tinjauan Proses Keperawatan Post Craniotomy atas indikasi Head Injury BAB III Tinjauan Kasus dan Pembahasan 11
  • 12. Yang membahas tentang laporan kasus yang merupakan Asuhan Keperawatan pada klien Tn. D dengan gangguan system Persyarafan Post Craniotomy atas indikasi Mild Head Injury di ruang bedah saraf RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung yang disusun berdasarkan proses keperawatan yang mencakup pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan. Dan juga membahas tentang kesenjangan antara fakta dan teoritis yang ada di bahas secara sistematika mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, implementasi dan evaluasi. BAB IV Kesimpulan dan Rekomendasi Yang merupakan bab terakhir dari karya tulis ilmiah yang memuat kesimpulan dan rekomendasi 12