2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
MANAJEMEN ORGANISASI
1. BAB 5. MANAJEMEN DAN ORGANISASI
A. Manajemen
Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti “seni
melaksanakan dan mengatur.
Richard L. Daft (2003 : 6), mendefinisikan manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi
dengan cara efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian sumber daya organisasi.
Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Peranan Manajemen
Henry Mintzberg (1988) melalui Ismail S (2009: 6-7), mengemukakan konsep Peranan
Manajer (manager roles) yang mempertajam pemahaman mengenai apa yang sebenarnya
dilakukan oleh manajer, antara lain :
a. Interpersonal roles; Berdasarkan status kewenangan yang dimilikinya, manajer harus
melakukan interaksi dengan sumber daya manusia lainnya didalam organisasi. Misal : Pada
saat manajer suatu perusahaan memberikan sambutan pada acara penghargaan pada karyawan
berprestasi, maka saat itu manajer sedang dalam menjalankan peranannya.
b. Informational roles; Status dan wewenang formal yang dimiliki oleh seorang manajer
memungkinkan manajer untuk memperoleh informasi yang lebih luas, karena adanya
bawahan yang harus melaporkan berbagai perkembangan perusahaan kepada manajer
tersebut. Akibat kedudukannya itu, maka manajer memiliki informasi lebih aktual dalam
jumlah relatiif lebih banyak dibandingkan dengan para bawahannya. Informasi tersebut, akan
digunakan untuk bahan pengambilan keputusan.
c. Decisional roles; Informasi yang dimiliki oleh para manajer akan memiliki nilai guna
apabila informasi tersebut digunakan pada saat para manajer mengambil keputusan.
Latar Belakang Sejarah Manajemen
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa
ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya
piramida diMesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun.
Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa memedulikan apa
sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan,
mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan
menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan
sesuai rencana.
Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya
seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan
mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia,
Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk
Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan
yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia,
kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali
layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly
line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini
perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk
memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan
2. sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran
awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.
Fungsi & Proses Manajemen
Koontz, O’Donnel, dan Weihrich (1984) melalui Ismail S (2009:3), bahwa : “fungsi adalah
sekumpulan pekerjaan yang bisa dibedakan secara nyata dari kumpulan pekerjaan lainnya”.
Richard L. Daft (2003: 7-10)
fungsi manajemen :
a. perencanaan (planning); berarti menentukan tujuan untuk kinerja organisasi di masa depan
serta memutuskan tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut.
b. pengorganisasian (organizing); meliputi : di seluruh organisasi; penentuan dan
pengelompokkan tugas kedalam departemen, penentuan otoritas, serta alokasi sumber daya
diantara organisasi.
c. kepemimpinan (leading); merupakan penggunaan pengaruh untuk memberikan motivasi
kepada karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.
d. pengendalian (controlling); berarti mengawasi aktivitas karyawan, menentukan apakah
organisasi dapat memenuhi target tujuannya, dan melakukan koreksi bila diperlukan.
Koontz dan Weihrich (1993)
fungsi manajemen :
a. planning (perencanaan); suatu proses mengembangkan tujuan-tujuan perusahaan serta
memilih serangkaian tindakan (strategi) untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
b. organizing (pengorganisasian); suatu proses dimana karyawan dan pekerjaannya saling
dihubungkan untuk mencapai tujuan perusahaan.
c. staffing (pengisian staf); suatu proses untuk memastikan bahwa karyawan yang kompeten
dapat dipilih, dikembangkan, dan diberi imbalan untuk mencapai tujuan perusahaan.
d. leading (memimpin); suatu proses memotivasi individu atau kelompok dalam suatu
aktivitas hubungan kerja (task related activities) agar mereka dapat bekerja dengan sukarela,
dan harmonis dalam mencapai tujuan perusahaan.
e. controlling (pengendalian); merupakan suatu proses untuk memastikan adanya kinerja
yang efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan.
B. Organisasi
Definisi Organisasi
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah
pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih.
Organisasi adalah wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama,
kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersama-sama dan merealisasikan
tujuanya.
Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang
3. sebelumnya belum dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. (James L. Gibson,
1986).
Pentingnya Mengenal Organisasi
Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait
baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih.
Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang
bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja
yang harus dilakukan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi
atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan
sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.
Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah
semata.Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau
perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan
sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab
terhadap usaha yang bersangkutan.
Bentuk-bentuk Organisasi
Dalan berorganisasi tentu mempunyai bentuk bentuk organisasi :
• Bentuk organisasi staff
• Bentuk organisasi lini
• Bentuk organisasi fungsional
• Bentuk organisasi fungsional dan lini
• Bentuk organisasi fungsional dan staff
• Bentuk organisasi lini dan staff
Prinsip-prinsip Organisasi
Menurut Henry Fayol, terdapat 14 prisip organisasi
1. Pembagian kerja, Prinsip ini sama dengan “pembagian kerja” Adam Smith. Spesialisasi
menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih efisien.
2. Wewenang, Manajer harus dapat member perintah. Wewenang memberikan hak ini
kepadanya,. Tetapi wewenang berjalan seiring dengan tanggung jawab. Jika wewenang
digunakan, timbullah tanggung jawab. Agar efektif, wewenang seorang manajer harus sama
dengan tanggung jawabnya.
3. Disiplin, Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur
organisasi. Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, suatu saling
pengertian yang jelas antara manajemen dan para pekerja tentang peraturan organisasi serta
penerapan hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan tersebut.
4. Kesatuan komando, Setiap pegawai seharusnya menerima perintah hanya dari seorang
atasan.
5. Kesatuan arah, Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan sama harus
dipimpin oleh seorang manjer dengan menggunakan sebuah rencana.
6. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan individu. Kepentingan seorang
pegawai atau kelompok pegawai tidak boleh mendahulukan kepentingan organisasi secara
keseluruhan.
7. Remunarasi, Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
8. Sentralisasi, ini merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam pengambilan
keputusan. Apakah pengambilan keputusan itu disentralisasi (pada manajemen) atau
4. disentralisasi (pada para bawahan) adalah proporsi yang tepat. Kuncinya terletak pada
bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk setiap situasi.
9. Rantai scalar, Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling
rendah merupakan rantai scalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini. Tetapi, jika dengan
mengikuti rantai tersebut malah tercipta kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan jika
disetujui oleh semua pihak, sedangkan atasan harus diberitahhu.
10. Tata tertib, Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu yang tepat.
11. Keadilan, Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan
12. Stabilitas masa kerja para pegawai, Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah
tidak efisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan
memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu adda pengganti
13. Inisiatif, Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana
akan berusaha keras
14. Esprit de corps, Mendorong team spirit akan mmembangun keselarasan dan persatuan di
dalam organisasi
Menurut A.M. Williams, prinsip-prinsip organisasi meliputi:
a. Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas.
b. Prinsip skala Hierarki
c. Prinsip kesatuan perintah
d. Prinsip pendelegasian wewenang
e. Prinsip pertanggungjawaban
f. Prinsip pembagian pekerjaan
g. Prinsip rentang pengendalian
h. Prinsip fungsional
i. Prinsip pemisahan
j. Prinsip keseimbangan
k. Prinsip fleksibilitas
l. Prinsip kepemimpinan
Ketrampilan Manajemen yang Dibutuhkan
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan
minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide,
dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian
haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau
konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya
disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan
konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan
berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga
keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer
terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan
kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap
terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan
manajemen atas, menengah, maupun bawah.
5. 3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih
rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan
tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi,
akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan
dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:[
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk
menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus
Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000
per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2
minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari
sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan.
Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun
demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya
berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam
memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang
manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga
langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan
masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua,
manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang
dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah
ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
3. Evolusi Teori Manajemen
Perkembangan teori manajemen pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Tapi sampai
detik ini pula Belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa kumpulan-kumpulan
hukum bagi manajemen yang dapat diterap