Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan peradangan paru akibat PPOK/COPD, TBC, dan Pneumonia. Secara ringkas, dibahas penyebab, patofisiologi, diagnosa, dan pengobatan medik serta intervensi keperawatan untuk ketiga kondisi tersebut.
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Asuhan Keperawatan pada pasien akibat peradangan
(PPOK/COPD, TBC, Pneumonia)
Semester 04
Kegiatan Belajar I
Keperawatan Medikal Bedah I
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
Prodi Keperawatan
Mohammad Najib, SKp, MSc
http://www.bs757.com/wp-content/uploads/2013/10/lungs.jpg
2. (PPOK)Penyakit Paru Obstruktif Kronis
uatu kondisi dimana aliran udara pada paru
tersumbat secara terus menerus. Proses
penyakit ini seringkali kombinasi dari 2satau 3 kondisi dari bronkhitis kronis, emfisema,
asthma dengan suatu penyebab primer dan
yang lain adalah komplikasi dari penyakit primer
http://1.bp.blogspot.com/-d5M2UKUY67c/UVAvaq2Xb0I/AAAAAAAAADY/vcXP0RVZ4Ig/s1600/Penyakit%2BParu%2BKronis.jpg
3. PPOK
Penyebab
1) Bronkhitis kronis
(infeksi pada bronchus)
Pathofisiologis >>
Merupakan inflamasi pada bronkhus yang
menyebabkan peningkatan produksi mukus
dan batuk kronik. Juga terdapat penurunan
ratio FEV1/FVC kurang dari 75 %
Penyebab >>
a) peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar submukosa
pada bronkhus (besar), sehingga meningkatkan produksi
mucus, b) pengentalan mucus, dan c) gangguan fungsi
ciliary, sehingga menurunkan pembersihan mukus.
Akibat >> Terjadi gangguan pertahanan mucociliary paru dan
mudah terkena infeksi sekunder
4. http://4.bp.blogspot.com/-T_gO8MhpgTA/UcQKelYx8fI/AAAAAAAAAbs/bmPZ75jp4PI/s1600/efek%2Bmerokok.jpeg
PPOK
Penyebab
2) Empisema
(perubahan anatomis parenkhim paru-paru yang
ditandai dengan pembesaran alveolus dan
duktus alveolaris serta destruksi dinding
alveoler)
2 tipe empisema >>
1) centri lobuler emphysema/centriacinar
emphysema (Terjadi kerusakan pada
bronkhiolus respiratorius, dinding
berlubang, membesar, akhirnya cenderung
menjadi satu ruang, sering menyerang
bagian atas paru-paru, dikaitkan dengan
bronkhitis kronis dan perokok)
2) panlobuler emphysema/panacinar
emphysema (alveolus distal dari bronkhiolus
terminalis mengalami pembesaran serta
kerusakan secara merata, Tersebar merata
diseluruh bagian paru terutama bagian basal
5. http://www.sehataja.com/wp-content/uploads/2013/08/hal-hall-yanng-harus-diperhatikan-bagi-penderita-asma.jpg
PPOK
Penyebab
3) Asthma
(penyakit pada sistem pernafasan yang
menliputi peradangan dari jalan nafas dan
gejala-gejala bronchospasme yang bersifat
reversibel (Crockett))
Proses Pathofisiologis >>
Alergen masuk ke dalam tubuh melalui
pernafasan, pencernaan, kulit
Kontak Pertama
Bila proses sensibilitas ini berlangsung antibodi
(IgE) yang akan difiksasi pada trakheobronkhial
Alergen menstabilisasi limfosit B menjadi sel plasma
Bila Alergen yg sama tetap menyerang maka
alergen akan diikat IgE yang terfiksasi mast cell
dengan ikatan Bivalen
(Satu molekul alergen mengikat 2 IgE)
Proses pengikat Alerge N+IgE menyebabkan
Mast Cell mengeluarkan mediator primer melalui
Degranulasi Mast Cell yaitu Histamin
Dalam beberapa menit akan mulai diproduksi
dan disekresi mediator sekunder, yaitu: Solow
reacting substance of anaphxis
Dalam waktu 5-10 menit Histamin
menyebabkan: Bronkhokonstriksi,
Hipersekresi Mukus, Edema dinding
bronkhus/Bronkhiolus
Hal ini berakibat terjadinya
penyempitan segera dan hebat dalam
Lumen Bronkhiolus
Sesak napas mendadak
6. http://www.sehataja.com/wp-content/uploads/2013/08/hal-hall-yanng-harus-diperhatikan-bagi-penderita-asma.jpg
PPOK
Penyebab
3) Asthma
(penyakit pada sistem pernafasan yang
menliputi peradangan dari jalan nafas dan
gejala-gejala bronchospasme yang bersifat
reversibel (Crockett))
Manajemen Medis>>
1) membebaskan obstruksi jalan napas yang reversibel
(asthma), 2) memfasilitasi pengeluaran sekresi bronkhial, 3)
mencegah dan mengobati infeksi saluran pernapasan, 4)
meningkatkan toleransi latihan, 5) control adanya komplikasi,
6) mencegah alergen/iritasi jalan napas, 7) membebaskan
adanya ansietas dan mengobati depresi yang sering
menyertai obstruksi jalan napas kronis
1) Pengkajian: Riwayat atau faktor penunjang, 2) Riwayat
atau adanya faktor pencetus eksaserbasi, 3) Pemeriksaan fisik,
yaitu: manifestasi klinik PPOM, 4) Gejala yang menetap pada
penyakit dasar, yaitu: Asthma, Bronkhitis, Emfisema, 5)
Pemeriksaan diagnostik: Gas darah arteri, Sinar X dada,
Pemeriksaan faal paru, Darah, 6) Diagnosa keperawatan dan
rencan intervensi
Manajemen Keperawatan>>
7. http://www.sehataja.com/wp-content/uploads/2013/10/1.Atasi-Batuk-Kronis-dengan-Gabapentin11.jpg
TBC uatu penyakit sistem pernafasan yang
mengalami peradangan pada paru-paru
disebabkan oleh mycobakterium
tuberkolosiss
Mycibakterium Tuberkolosis, yang
mempunyai sifat: basil berbentuk batang,
bersifat aerob, mudah mati pada air mendidih
(5 menit pada suhu 80°C), mudah mati
terkena sinar ultra violet (matahari), tahan
hidup berbulan-bulan pada suhu kamar dan
ruangan yang lembab
Penyebab
Pathofisiologis >>
TBC Primer
Setelah seseorang menghirup Mycobakterium
Tuberkolosis, kemudiam masuk melalui mukosiliar
saluran pernafasan, akhirnya basil TBC sampai ke
alveoli (paru), kuman mengalami multiplikasi di
dalam paru-paru disebut dengan Focus Ghon,
melalui kelenjar limfe basil mencapai kelenjar limfe
hilus
TBC Post Primer
Terjadi setelah periode beberapa bulan atau
tahun setelah infeksi primer, reaktivasi kuman
Dorman pada jaringan setelah mengalam
multiplikasi terjadi akibat daya tahan tubuh yang
menurun/lemah.
8. http://www.sehataja.com/wp-content/uploads/2013/10/1.Atasi-Batuk-Kronis-dengan-Gabapentin11.jpg
TBC uatu penyakit sistem pernafasan yang
mengalami peradangan pada paru-paru
disebabkan oleh mycobakterium
tuberkolosiss
Mycibakterium Tuberkolosis, yang
mempunyai sifat: basil berbentuk batang,
bersifat aerob, mudah mati pada air mendidih
(5 menit pada suhu 80°C), mudah mati
terkena sinar ultra violet (matahari), tahan
hidup berbulan-bulan pada suhu kamar dan
ruangan yang lembab
Penyebab
Manajemen Medis >>
Tes Diagnostik
Bakteriologis dengan specimen dahak, cairan
pleura, cairan serebrospinalis,
Dahak untuk menentukan BTA, specimen
dahak SPS (sewaktu, Pagi, sewaktu) Dinyatakan
positip bila 2 dari 3 pemeriksaan tersebut
ditemukan BTA positip
Pengobatan
1) Obat bacterisidal, 2) Obat dengan
kemampuan sterilisasi, 3) Obat dengan
kemampuan mencegah resistensi:
rifampisin dan INH
9. http://www.sehataja.com/wp-content/uploads/2013/10/1.Atasi-Batuk-Kronis-dengan-Gabapentin11.jpg
TBC uatu penyakit sistem pernafasan yang
mengalami peradangan pada paru-paru
disebabkan oleh mycobakterium
tuberkolosiss
Mycibakterium Tuberkolosis, yang
mempunyai sifat: basil berbentuk batang,
bersifat aerob, mudah mati pada air mendidih
(5 menit pada suhu 80°C), mudah mati
terkena sinar ultra violet (matahari), tahan
hidup berbulan-bulan pada suhu kamar dan
ruangan yang lembab
Penyebab
Manajemen Keperawatan >>
Pengkajian
Batuk lebih dari 3 minggu, berdahak, kadang
batuk darah, nyeri dada, sesak nafas, demam
keringat malam hari, lemas, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, riwayat
paparan TBC, riwayat vaksinasi. Suara nafas
bronchial, ronchi basah, gerakan nafas
tertinggal, perkusi redup.
Diagnose Keperawatan
Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurang informasi yang ada, kerbatasan
kognitif atau salah interpretasi, Resiko
penyebaran infeksi b.d. sifat basil m. TBC
yang tahan hidup setelah disekresikan,
Ketidakefektifan pola nafas b.d. proses
infeksi paru, Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas b.d. sekret kental, upaya batuk buruk,
kelemahan, Gangguan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh b.d. anoreksia, sering
batuk, dispnea
10. Pneumonia
suatu penyakit sistem pernafasan yang
mengalami peradangan yaitu proses
inflamasi yang mengakibatkan edemas
http://topmedicaljournal.com/wp-content/uploads/2013/07/pneumonia-cartoon.png
jaringan interstitial paru dan ekstravasasi
cairan ke alveoli sehingga mengakibatkan
hipoksemia (donna & marilyn, 2002).
11. Pneumonia
suatu penyakit sistem pernafasan yang
mengalami peradangan yaitu proses
inflamasi yang mengakibatkan edemas
http://topmedicaljournal.com/wp-content/uploads/2013/07/pneumonia-cartoon.png
jaringan interstitial paru dan ekstravasasi
cairan ke alveoli sehingga mengakibatkan
hipoksemia (donna & marilyn, 2002).
Penyebab>>
1) Berdasar klinis dan epidemiologis: pneumonia
komuniti (community-acquired pneumonia), pneumonia
nosokomial (hospital-community-acquired pneumonia),
pneumonia aspirasi /pneumonia pada pasien
immunocompromised
2) Berdasar kuman penyebab:
pneumonia bakterial/tipikal, Pneumonia
atipikal, Pneumonia virus, Pneumonia
jamur
3) Berdasar predileksi infeksi:
Pneumonia lobaris, Bronkhopneumonia,
Pneumonia interstisiil
12. Pneumonia
suatu penyakit sistem pernafasan yang
mengalami peradangan yaitu proses
inflamasi yang mengakibatkan edemas
http://topmedicaljournal.com/wp-content/uploads/2013/07/pneumonia-cartoon.png
jaringan interstitial paru dan ekstravasasi
cairan ke alveoli sehingga mengakibatkan
hipoksemia (donna & marilyn, 2002).
Patofisologi>>
1) Stadium prodromal panas badan cenderung tinggi,
letargi, nyeri otot, nafsu makan turun, disertai batuk-
batuk yang cenderung semakin berat dengan dahak
yang hanya sedikit dan sulit sekali untuk dibatukkan
keluar.
2) Stadium Hepatisasi Proses ini meliputi lobus secara
serentak Pada stadium keadaan klinis pasien adalah
keadaan pasien nampak semakin parah sehingga
tampak sakit berat
3) Stadium Resolusi Pada stadium ini bila pasien dapat
mengatasi infeksi akut ini
13. Pneumonia
suatu penyakit sistem pernafasan yang
mengalami peradangan yaitu proses
inflamasi yang mengakibatkan edemas
http://topmedicaljournal.com/wp-content/uploads/2013/07/pneumonia-cartoon.png
jaringan interstitial paru dan ekstravasasi
cairan ke alveoli sehingga mengakibatkan
hipoksemia (donna & marilyn, 2002).
Manajemen Medis>>
1) Tes diagnose meliputi: Sinar x, Analisa gas darah arteri,
Pemeriksaan kultur sputum darah, Darah lengkap,
Pemeriksaan fungsi paru
2) Therapi: pemberian oksigen, bila perlu dilakukan
intubasi atau penggunaan ventilasi mekanik, antibiotik,
antipireutik, bila diperlukan hidrasi, isolasi
14. Pneumonia
suatu penyakit sistem pernafasan yang
mengalami peradangan yaitu proses
inflamasi yang mengakibatkan edemas
http://topmedicaljournal.com/wp-content/uploads/2013/07/pneumonia-cartoon.png
jaringan interstitial paru dan ekstravasasi
cairan ke alveoli sehingga mengakibatkan
hipoksemia (donna & marilyn, 2002).
Manajemen Keperawatan>>
1) Pengkajian meliputi: Aktivitas, sirkulasi, integritas
ego, makanan/cairan, neurosensori,
nyeri/kenyamanan, pernafasan
2) Diagnose keperawatan dan rencana intervensi:
pertukaran gas b.d. efek dari perubahan membran
alveoli-kapiler paru; Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas b.d. pengaruh infeksi sekresi
trakheobronkhial yang berlebihan; Masalah
kolaborasi: Potensial sepsis b.d. infeksi organisme;
Ketidakefektifan pola nafas b.d. efek proses
inflamasi; Intoleransi aktifitas b.d. gangguan
pertukaran gas
15. Pneumonia
suatu penyakit sistem pernafasan yang
mengalami peradangan yaitu proses
inflamasi yang mengakibatkan edemas
http://topmedicaljournal.com/wp-content/uploads/2013/07/pneumonia-cartoon.png
jaringan interstitial paru dan ekstravasasi
cairan ke alveoli sehingga mengakibatkan
hipoksemia (donna & marilyn, 2002).
Rencana Keperawatan>>
1) Kaji intoleransi aktifitas dan catat peningkatan
nadi, RR, dyspnea diaforesis atau sianosis
2) Bantu aktivitas sehari-hari klien seperti mandi.
3) Jadwalkan untuk aktifitas dan berikan waktu
untuk istirahat
4) Dapatkan bantuan keluarga untuk meminimalkan
stress dan tingkat kecemasan.
5) Lakukan latihan ROM pasif maupun aktif
6) Berikan dukungan emosional dan pastikan
kembali bahwa kekuatan dan energi akan kembali
normal ketika proses infeksi sembuh dan terjadi
keseimbangan kebutuhan dan masukan oksigen.
Editor's Notes
Selamat berjumpa para mahasiswa pendidikan jarak jauh, DIII prodi Keperawatan semester 2 pada Modul 2 mata kuliah Komunikasi dalam keperawatan,
dengan pokok bahasan ” Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Bayi dan Anak”
Selamat Belajar !