SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
ASKEP KEPERAWATAN
PNEUMONIA
A. KONSEP MEDIK
1. DEFINISI
Pneumonia adalah peradangan paru biasanya disebabkan oleh
infeksi bakteri (stafilokokus, pneumokokus, atau streptokokus)
(Speer,2007). Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian
bawah yang mengenai parenkim paru (Mansjoer,2000). Pneumonia
adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, parasit) (PDPI,2003).
Pneumonia adalah radang parenkim paru yang banyak disebabkan
oleh virus baik infeksi primer atau komplikasi dari suatu penyakit virus (
Nur Salam,2005). Pneumonia atau dikenal juga dengan istilah paru-paru
basah adlah infeksi yang memicu inflamasi pada kantong-kantong udara
(alveoli) disalah satu atau kedua paru. Pneumonia adalah proses
inflamasi parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agens infeksius
( Smeltzer,2001).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pneumonia adalah suatu infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah
yang mengenai parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri,virus, jamur, parasit) maupun benda asing.
2. ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Tabel 2.1
memuat daftar mikroorganisme dan masalah patologis yang menyebabkan
pneumonia (Jeremy, 2007).
Tabel 2.1 Daftar mikroorganisme yang menyebabkan pneumonia
INFEKSI BAKTERI
 Streptococcus pneumoniae
 Haemophillus influenza
 Klebsiella pneumoniae
 Pseudomonas aeruginosa
 Gram-negatif (E. Coli)
INFEKSI ATIPIKAL
 Mycoplasma pneumoniae
 Legionella pneumophillia
 Coxiella burnetii
 Chlamydia psittaci
INFEKSI JAMUR
 Aspergillus
 Histoplasmosis
 Candida
 Nocardia
INFEKSI VIRUS
 Influenza
 Coxsackie
 Adenovirus
 Sinsitial respiratori
INFEKSI PROTOZOA
 Pneumocytis carinii
 Toksoplasmosis
 Amebiasis
PENYEBAB LAIN
 Aspirasi
 Pneumonia lipoid
 Bronkiektasis
 Fibrosis kistik
a. Bakteri
 Streptococcus pneumonia merupakan bakteri yang paling umum
menyebabkan pneumonia dan sering dialami oleh orang dewasa.
 Mycoplasma pneumonia merupakan bakteri yang sering dialami
oleh anak-anak dan juga dewasa muda.
b. Virus, palin sering dialami oleh balita. Virus ini juga pemicu flu
atau pilek yang dapat menyebabkan pneumonia
c. Jamur, sering dialami oleh orang yang memilki sistem kekebalan
tubuh yang menurun.
3. PATOFISIOLOGI
Patogen yang sampai ke trakea berasal dari aspirasi bahan yang ada
di orofaring, kebocoran melalui mulut saluran endotrakeal, inhalasi dan
sumber patogen yang mengalami kolonisasi di pipa endotrakeal. Faktor
risiko pada inang dan terapi yaitu pemberian antibiotik, penyakit
penyerta yang berat, dan tindakan invansif pada saluran nafas. Faktor
resiko kritis adalah ventilasi mekanik >48jam, lama perawatan di ICU.
Faktor predisposisi lain seperti pada pasien dengan imunodefisien
menyebabkan tidak adanya pertahanan terhadap kuman patogen
akibatnya terjadi kolonisasi di paru dan menyebabkan infeksi. Proses
infeksi dimana patogen tersebut masuk ke saluran nafas bagian bawah
setelah dapat melewati mekanisme pertahanan inang berupa daya tahan
mekanik ( epitel,cilia, dan mukosa), pertahanan humoral (antibodi dan
komplemen) dan seluler (leukosit, makrofag, limfosit dan sitokinin).
Kemudian infeksi menyebabkan peradangan membran paru ( bagian dari
sawar-udara alveoli) sehingga cairan plasma dan sel darah merah dari
kapiler masuk. Hal ini menyebabkan rasio ventilasi perfusi menurun,
saturasi oksigen menurun. Pada pemeriksaan dapat diketahui bahwa
paru-paru akan dipenuhi sel radang dan cairan , dimana sebenarnya
merupakan reaksi tubuh untuk membunuh patogen, akan tetapi dengan
adanya dahak dan fungsi paru menurun akan mengakibatkan kesulitan
bernafas, dapat terjadi sianosis, asidosis respiratorik dan kematian.
Menurut Chirstman (1995) dalam Asih & Effendy (2004), Dari
berbagai macam penyebab pneumonia, seperti virus, bakteri, jamur, dan
riketsia, pneumonitis hypersensitive dapat menyebabkan penyakit primer.
Pneumonia juga dapat terjadi akibat aspirasi, yang paling jelas adalah pada
klien yang diintubasi, kolonisasi trachea dan terjadi mikroaspirasi sekresi
saluran pernafasan atas yang terinfeksi, namun tidak semua kolonisasi
akan mengakibatkan pneumonia.
Menurut Asih & Effendy (2004), mikroorganisme dapat mencapai
paru melalui beberapa jalur, yaitu:
1) Ketika individu terinfeksi batuk, bersin atau berbicara, mikroorganisme
dilepaskan kedalam udara dan terhirup oleh orang lain.
2)Mikroorganisme dapat juga terinspirasi dengan aerosol (gas nebulasi)
dari peralatan terapi pernafasan yang terkontaminasi.
3) Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal
orofaring dapat menjadi patogenik
4) Staphylococcus dan bakteri gram-negatif dapat menyebar melalui
sirkulasi dari infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang
terkontaminasi.
Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru
dikeluarkan atau bertahan dalam pipi melalui mekanisme perubahan diri
seperti reflex batuk, kliens mukosiliaris, dan fagositosis oleh makrofag
alveolar. Pada individu yang rentan, pathogen yang masuk ke dalam tubuh
memperbanyak diri, melepaskan toksin yang bersifat merusak dan
menstimulasi respon inflamasi dan respon imun, yang keduanya
mempunyai efek samping yang merusak.
Reaksi antigen-antibodi dan endotoksin yang dilepaskan oleh
beberapa mikroorganisme merusak membrane mukosa bronchial dan
membrane alveolokapiler. Inflamasi dan edema menyebabkan sel-sel acini
dan bronkiales terminalisterisi oleh debris infeksius dan eksudat, yang
menyebabkan abnormalitas ventilasi-perfusi. Jika pneumonia disebabkan
oleh staphilococcuc atau bakteri gram-negatif dapat terjadi juga nekrosis
parenkim paru.
Pada pneumonia pneumokokus, organism S. pneumonia meransang
respons inflamasi, dan eksudat inflamsi menyebabkan edema alveolar,
yang selanjutnya mengarah pada perubahan-perubahan lain. sedangkan
pada pneumonia viral disebabkan oleh virus biasanya bersifat ringan dan
self-limited tetapi dapat membuat tahap untuk infeksin sekunder bakteri
dengan memberikan suatu lingkungan ideal untuk pertumbuhan bakteri
dan dengan merusak sel-sel epitel bersilia, yang normalnya mencegah
masuknya pathogen ke jalan nafas bagian bawah.
4. MANIFESTASI KLINIK
1. Secara khas diawali dengan awitan menggigil, demam yang timbul
dengan cepat (39,5 ºC sampai 40,5 ºC).
2. Nyeri dada yang ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh bernafas dan batuk.
3. Takipnea (25 – 45 kali/menit) disertai dengan pernafasan mendengur,
pernafasan cuping hidung
4. Nadi cepat dan bersambung
5. Bibir dan kuku sianosis
6. Sesak nafas
5. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada pasien pneumonia meliputi :
1) Penatalaksanaan medis
Menurut Riyadi 2009,pengobatan diberikan berdasarkan
etiologi dan uji resistensi,akan tetapi karena hal itu perlu waktu dan
pasien perlu therapi secepatnya maka biasanya diberikan :
 Penisilin 50.000 u/kg BB/hari ditambah dengan
kloramfenikol 50-70 mg/kg BB/hari atau diberikan
antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti
ampisilin.pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam
4-5 hari.pemberian obat kombinasi bertujuan untuk
menghilangkan penyebab infeksi yang kemungkinan lebih
dari 1 jenis juga untuk menghindari resistensi antibiotic.
 Koreksi gangguan asam basa dengan pemberian oksigen
dan cairan intravena,biasanya diperlukan campuran glukosa
5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah
larutan KCl 10 mEq/500ml/botol infus.
 Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asrdosis
metabolik akibat kurang makan dan hipoksia,maka dapat
diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis gas darah
arteri.
 Pemberian makanan enternal bertahap melalui selang NGT
pada penderita yang sudah mengalami perbaikan sesak
nafasnya.
 Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi
dengan salin normal dan beta agnis untuk memperbaiki
transport mukosilier.seperti pemberian terapi nebulizer
dengan flexoid dengan ventolin.selain bertujuan
mempermudah mengeluarkan dahak juga dapat
meningkatkan lebar lumen bronkus.
2) Penatalaksanaan keperawatan
 Menjaga kelancaran pernapasan
Klien pneumonia berada dalam keadaan dispnea dan
sianosis karena adanya radang paru dan banyaknya lendir di
dalam bronkus atau paru.agar klien dapat bernapas secara
lancar,lendir tersebut harus dikeluarkan dan untuk
memenuhi kebutuhan O2 perlu dibantu dengan memberikan
O2 21/menit secara rumat.
Pada anak yang agak besar dapat dilakukan :
 Berikan sikap berbaring setengah duduk
 Longgarkan pakaian yang menyekat seperti ikat
pinggang,kaos yang sempit
 Ajarkan bila batuk,lendirnya dikeluarkan dan
katakan kalau lendir tersebut tidak dikeluarkan
sesak nafasnya tidak akan segera hilang.
 Beritahukan pada anak agar ia tidak selalu bebaring
ke arah dada yang sakit,boleh duduk /miring ke
bagian lain.
Pada bayi dapat dilakukan :
 Baringkan dengan letak kepala ekstensi dengan
memberikan ganjal dibawah bahunya.
 Bukalah pakaian yang ketat seperti gurita
 Isaplah lendir dan berikan O2 rumat sampai 2
1/menit .pengisapan lendir harus sering yaitu pada
saat terlihat lendir dalam mulut,pada waktu akan
memberikan minum,mengubah sikap
baring/tindakan lain
 Perhatikan dengan cermat pemberian
infus,perhatikan apakah infus lancar
 Kebutuhan istirahat
Klien pneumonia adalah klien payah,suhu tubuhnya
tinggi,sering hiperperiksia maka klien perlu cukup
istirahat,semua kebutuhan klien harus ditolong di tempat
tidur.Usahakan pemberian obat secara tepat,usahakan
keadaan tenang dan nyaman agar pasien dapat istirahat
sebaik-baiknya
 Kebutuhan nutrisi dan cairan
Pasien pneumonia hampir selalu mengalami
masukan makanan yang kurang.suhu tubuh yang tinggi
selama beberapa hari dan masukan cairan yang kurang
dapat menyebabkan dehidrasi.untuk mencegah dehidrasi
dan kekurangan kalori dipasang infus dengan cairan
glukosa 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1
ditambahkan KCL 10 mEq/500 ml/botol infus.
Pada bayi yang masih minum ASI,bila tidak terlalu
sesak ia boleh menetek selain memperoleh
infuse.Bertitahukan ibunya agar pada waktu bayi menetek
puting susunya harus sering-sering dikeluarkan untuk
memberikan kesempatan bayi bernafas.
6. PEMERIKSAAN FISIK
Pada penderita pneumonia hasil pemeriksaan fisik yang biasanya muncul
yaitu :
a. Keadaan umum : tampak lemah, sesak napas
b. Kesadaran : tergantung tingkat keparahan penyakit bisa somnolen
c. Tanda-tanda vital :
 TD : hipertensi
 Nadi : takikardi
 RR : takipneu, dispnea, nafas dangkal
 Suhu : hipertensi
d. Kepala : tidak ada kelainan
e. Mata : konjungtiva bisa anemis
f. Hidung : jika sesak akan terdengar nafas cuping hidung
g. Paru :
 Inspeksi :pengembangan paru berat, tidak simetris jika
hanya satu sisi paru, ada penggunaan otot bantu nafas.
 Palpasi : adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus
pada daerah yang terkena
 Perkusi : pekak terjadi bila terisi cairan, normalnya timpani
 Auskultasi : bisa terdengar ronkhi.
h. Jantung : jika ada kelainan jantung, pemeriksaan jantung tidak ada
kelemahan
i. Ekstermitas : sianosis, turgoor berkurang jika dehidrasi.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk
menegakan diagnosa pneumonia menurut Mansjoer,2000 :
1) Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah menunjukan leukositosis dengan predominan
PMN atau dapat ditemukan leucopenia yang menandakan
prognosis buruk.dapat ditemukan anemia ringan dan sedang.
2) Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan radiologis memberikan gambaran gambaran
bervariasi :
 Bercak konsolidasi merata pada bronkopneumonia
 Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris
 Gambaran bronkopneumonia difus atau infiltrat
interstisialis pada pneumonia stafilokok.
3) Pemeriksaan cairan pleura
4) Pemeriksaan mikrobiologik, spesimen usap tenggorok, sekresi
nasofaring, aspirasi trakea.
8. PROGNOSIS
Dengan pengobatan,sebagian tipe dai pneumonia karena
bakteri dapat diobati dalam satu sampai dua minggu.Pneumonia
karena virus mungkin berakhir lama,pneumonia karena
mycoplasma memerlukan empat sampai lima minggu untuk
memutuskan sama sekali. Hasil akhir dari episode pneumonia
tergantung dari bagaimana seseorang sakit,kapan dia di diagnosa
pertama kalinya.
Salah satu cara untuk meramalkan hasil dipakai skor
beratnay pneumonia atau CURB-65 score,dimana memerlukan
perhitungan dari beratnya gejal-gejala,penyakit utama,dan umur.
Skor ini dapat membantu dalam memutuskan orang tersebut
dirawat dirumah sakit atau tidak. Di Amerika Serikat,1 dari 20
orang dengan pneumonia pnemuccocal akan meninggal
dunia.Dalam beberapa kasus dimana pneumonia dapat berkembang
menjadi racun didarah(bakteremia),1 dari 5 orang akan meninggal.
Angka kematian (mortalitas)tergantung juga penyebab
utama dari pneumonia.Misalnya pneumonia karena mycoplasma
dihubungkan dengan sedikit kematian.Bagaimanapun sebagian
orang timbul methilcillin-resistant Staphyloccocus aureus (MRSA)
pneumonia Melalui ventilator akan meninggal.
Pada daerah-daerah didunia tanpa kemajuan sistem
perawatan kesehatan,pneumonia merupakan ancaman
kematian.Akses yang terbatas untuk klinik dan rumah sakit,akses
terbatas untuk sinar x,terbatasnya antibiotik pilihan dan ketidak
mampuan untuk perawatan kondisi utama yang tidak dapat
dihindari menunjukan tingginya angka kematian dari pneumonia.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Penyimpangan KDM
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efekti (D.0001)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
b. Gangguan pertukaran gas (D.0003)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
c. Nyeri akut (D.0077)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan kenyamanan
d. Intoleransi Aktivitas (D.0056)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Aktivitas/Istirahat
3. Intervensi
Daftar Pustaka
SDKI DPP PNI, Tim Pokja. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta:Dewan Pengurus Pusat PPNI
Moorhead, Sue. Dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification. Singapure: Elsevier
Global Rights
Bulechek, Gloria M. Dkk. 2016. Nursing Intervention Classification. Singapure:
Elsevier Global Rights
Doenges, Marilynn E. Ddk. 2014. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta :Buku
kedokteran EGC
http://eprints.undip.ac.id/44629/3/FIDA_AMALINA_22010110120027_BAB2
KTI.pdf

More Related Content

What's hot (20)

Makalah hiv aids
Makalah hiv aidsMakalah hiv aids
Makalah hiv aids
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
 
Lp efusi pleura
Lp efusi pleura Lp efusi pleura
Lp efusi pleura
 
Pengkajian keperawatan oksigenasi
Pengkajian keperawatan oksigenasiPengkajian keperawatan oksigenasi
Pengkajian keperawatan oksigenasi
 
Asuhan keperawatan klien dengan serosis hepatis
Asuhan keperawatan klien dengan serosis hepatisAsuhan keperawatan klien dengan serosis hepatis
Asuhan keperawatan klien dengan serosis hepatis
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
 
Paper gastritis
Paper gastritisPaper gastritis
Paper gastritis
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitis
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan  fisikPemeriksaan  fisik
Pemeriksaan fisik
 
Askep campak
Askep campak Askep campak
Askep campak
 
Askep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatwaysAskep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatways
 
Kuesioner GDS.doc
Kuesioner GDS.docKuesioner GDS.doc
Kuesioner GDS.doc
 
Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA
Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA
Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Rantai Penularan Penyakit
Rantai Penularan PenyakitRantai Penularan Penyakit
Rantai Penularan Penyakit
 
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
 
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNAIndry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep faringitis
Askep faringitisAskep faringitis
Askep faringitis
 
Makalah respirasi
Makalah respirasiMakalah respirasi
Makalah respirasi
 
askep miokarditis
askep miokarditisaskep miokarditis
askep miokarditis
 

Similar to Askep pneumonia

Similar to Askep pneumonia (20)

Pneumoni1
Pneumoni1Pneumoni1
Pneumoni1
 
Pneumoni1
Pneumoni1Pneumoni1
Pneumoni1
 
Ani pneumonia
Ani pneumoniaAni pneumonia
Ani pneumonia
 
Ani pneumonia
Ani pneumoniaAni pneumonia
Ani pneumonia
 
A1 PNEUMONIA.pptx
A1 PNEUMONIA.pptxA1 PNEUMONIA.pptx
A1 PNEUMONIA.pptx
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
 
Lp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiiiLp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiii
 
ispa
ispaispa
ispa
 
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpnBab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
 
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpnBab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
 
copy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptxcopy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptx
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Askep Pneumonia.docx
Askep Pneumonia.docxAskep Pneumonia.docx
Askep Pneumonia.docx
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).pptPPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
 
Askep TB.docx
Askep TB.docxAskep TB.docx
Askep TB.docx
 
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan AtasInfeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
 
askep EFUSI PLEURA.docx
askep  EFUSI PLEURA.docxaskep  EFUSI PLEURA.docx
askep EFUSI PLEURA.docx
 
pnemoni 10.ppt
pnemoni 10.pptpnemoni 10.ppt
pnemoni 10.ppt
 
Ipa8 kd9-gangguan pada sistem pernapasan manusia dan upaya untuk mencegah ata...
Ipa8 kd9-gangguan pada sistem pernapasan manusia dan upaya untuk mencegah ata...Ipa8 kd9-gangguan pada sistem pernapasan manusia dan upaya untuk mencegah ata...
Ipa8 kd9-gangguan pada sistem pernapasan manusia dan upaya untuk mencegah ata...
 

More from frangky hilala

Askep leukemia (konsep medic)
Askep leukemia (konsep medic)Askep leukemia (konsep medic)
Askep leukemia (konsep medic)frangky hilala
 
Presentation gagal ginjal kronik
Presentation gagal ginjal kronikPresentation gagal ginjal kronik
Presentation gagal ginjal kronikfrangky hilala
 
Presentation isolasi sosial
Presentation isolasi sosialPresentation isolasi sosial
Presentation isolasi sosialfrangky hilala
 

More from frangky hilala (6)

Askep leukemia (konsep medic)
Askep leukemia (konsep medic)Askep leukemia (konsep medic)
Askep leukemia (konsep medic)
 
Keluarga berencana
Keluarga berencanaKeluarga berencana
Keluarga berencana
 
Kasus 1 bengkak
Kasus 1 bengkakKasus 1 bengkak
Kasus 1 bengkak
 
Presentation gagal ginjal kronik
Presentation gagal ginjal kronikPresentation gagal ginjal kronik
Presentation gagal ginjal kronik
 
Presentation isolasi sosial
Presentation isolasi sosialPresentation isolasi sosial
Presentation isolasi sosial
 
Presentation hiv aids
Presentation hiv aidsPresentation hiv aids
Presentation hiv aids
 

Recently uploaded

ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 

Recently uploaded (20)

ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 

Askep pneumonia

  • 1. ASKEP KEPERAWATAN PNEUMONIA A. KONSEP MEDIK 1. DEFINISI Pneumonia adalah peradangan paru biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri (stafilokokus, pneumokokus, atau streptokokus) (Speer,2007). Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru (Mansjoer,2000). Pneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit) (PDPI,2003). Pneumonia adalah radang parenkim paru yang banyak disebabkan oleh virus baik infeksi primer atau komplikasi dari suatu penyakit virus ( Nur Salam,2005). Pneumonia atau dikenal juga dengan istilah paru-paru basah adlah infeksi yang memicu inflamasi pada kantong-kantong udara (alveoli) disalah satu atau kedua paru. Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agens infeksius ( Smeltzer,2001). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pneumonia adalah suatu infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri,virus, jamur, parasit) maupun benda asing. 2. ETIOLOGI Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Tabel 2.1 memuat daftar mikroorganisme dan masalah patologis yang menyebabkan pneumonia (Jeremy, 2007). Tabel 2.1 Daftar mikroorganisme yang menyebabkan pneumonia
  • 2. INFEKSI BAKTERI  Streptococcus pneumoniae  Haemophillus influenza  Klebsiella pneumoniae  Pseudomonas aeruginosa  Gram-negatif (E. Coli) INFEKSI ATIPIKAL  Mycoplasma pneumoniae  Legionella pneumophillia  Coxiella burnetii  Chlamydia psittaci INFEKSI JAMUR  Aspergillus  Histoplasmosis  Candida  Nocardia INFEKSI VIRUS  Influenza  Coxsackie  Adenovirus  Sinsitial respiratori INFEKSI PROTOZOA  Pneumocytis carinii  Toksoplasmosis  Amebiasis PENYEBAB LAIN  Aspirasi  Pneumonia lipoid  Bronkiektasis  Fibrosis kistik a. Bakteri  Streptococcus pneumonia merupakan bakteri yang paling umum menyebabkan pneumonia dan sering dialami oleh orang dewasa.  Mycoplasma pneumonia merupakan bakteri yang sering dialami oleh anak-anak dan juga dewasa muda.
  • 3. b. Virus, palin sering dialami oleh balita. Virus ini juga pemicu flu atau pilek yang dapat menyebabkan pneumonia c. Jamur, sering dialami oleh orang yang memilki sistem kekebalan tubuh yang menurun. 3. PATOFISIOLOGI Patogen yang sampai ke trakea berasal dari aspirasi bahan yang ada di orofaring, kebocoran melalui mulut saluran endotrakeal, inhalasi dan sumber patogen yang mengalami kolonisasi di pipa endotrakeal. Faktor risiko pada inang dan terapi yaitu pemberian antibiotik, penyakit penyerta yang berat, dan tindakan invansif pada saluran nafas. Faktor resiko kritis adalah ventilasi mekanik >48jam, lama perawatan di ICU. Faktor predisposisi lain seperti pada pasien dengan imunodefisien menyebabkan tidak adanya pertahanan terhadap kuman patogen akibatnya terjadi kolonisasi di paru dan menyebabkan infeksi. Proses infeksi dimana patogen tersebut masuk ke saluran nafas bagian bawah setelah dapat melewati mekanisme pertahanan inang berupa daya tahan mekanik ( epitel,cilia, dan mukosa), pertahanan humoral (antibodi dan komplemen) dan seluler (leukosit, makrofag, limfosit dan sitokinin). Kemudian infeksi menyebabkan peradangan membran paru ( bagian dari sawar-udara alveoli) sehingga cairan plasma dan sel darah merah dari kapiler masuk. Hal ini menyebabkan rasio ventilasi perfusi menurun, saturasi oksigen menurun. Pada pemeriksaan dapat diketahui bahwa paru-paru akan dipenuhi sel radang dan cairan , dimana sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk membunuh patogen, akan tetapi dengan adanya dahak dan fungsi paru menurun akan mengakibatkan kesulitan bernafas, dapat terjadi sianosis, asidosis respiratorik dan kematian. Menurut Chirstman (1995) dalam Asih & Effendy (2004), Dari berbagai macam penyebab pneumonia, seperti virus, bakteri, jamur, dan riketsia, pneumonitis hypersensitive dapat menyebabkan penyakit primer. Pneumonia juga dapat terjadi akibat aspirasi, yang paling jelas adalah pada
  • 4. klien yang diintubasi, kolonisasi trachea dan terjadi mikroaspirasi sekresi saluran pernafasan atas yang terinfeksi, namun tidak semua kolonisasi akan mengakibatkan pneumonia. Menurut Asih & Effendy (2004), mikroorganisme dapat mencapai paru melalui beberapa jalur, yaitu: 1) Ketika individu terinfeksi batuk, bersin atau berbicara, mikroorganisme dilepaskan kedalam udara dan terhirup oleh orang lain. 2)Mikroorganisme dapat juga terinspirasi dengan aerosol (gas nebulasi) dari peralatan terapi pernafasan yang terkontaminasi. 3) Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal orofaring dapat menjadi patogenik 4) Staphylococcus dan bakteri gram-negatif dapat menyebar melalui sirkulasi dari infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi. Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru dikeluarkan atau bertahan dalam pipi melalui mekanisme perubahan diri seperti reflex batuk, kliens mukosiliaris, dan fagositosis oleh makrofag alveolar. Pada individu yang rentan, pathogen yang masuk ke dalam tubuh memperbanyak diri, melepaskan toksin yang bersifat merusak dan menstimulasi respon inflamasi dan respon imun, yang keduanya mempunyai efek samping yang merusak. Reaksi antigen-antibodi dan endotoksin yang dilepaskan oleh beberapa mikroorganisme merusak membrane mukosa bronchial dan membrane alveolokapiler. Inflamasi dan edema menyebabkan sel-sel acini dan bronkiales terminalisterisi oleh debris infeksius dan eksudat, yang menyebabkan abnormalitas ventilasi-perfusi. Jika pneumonia disebabkan oleh staphilococcuc atau bakteri gram-negatif dapat terjadi juga nekrosis parenkim paru. Pada pneumonia pneumokokus, organism S. pneumonia meransang respons inflamasi, dan eksudat inflamsi menyebabkan edema alveolar, yang selanjutnya mengarah pada perubahan-perubahan lain. sedangkan
  • 5. pada pneumonia viral disebabkan oleh virus biasanya bersifat ringan dan self-limited tetapi dapat membuat tahap untuk infeksin sekunder bakteri dengan memberikan suatu lingkungan ideal untuk pertumbuhan bakteri dan dengan merusak sel-sel epitel bersilia, yang normalnya mencegah masuknya pathogen ke jalan nafas bagian bawah. 4. MANIFESTASI KLINIK 1. Secara khas diawali dengan awitan menggigil, demam yang timbul dengan cepat (39,5 ºC sampai 40,5 ºC). 2. Nyeri dada yang ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh bernafas dan batuk. 3. Takipnea (25 – 45 kali/menit) disertai dengan pernafasan mendengur, pernafasan cuping hidung 4. Nadi cepat dan bersambung 5. Bibir dan kuku sianosis 6. Sesak nafas 5. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan pada pasien pneumonia meliputi : 1) Penatalaksanaan medis Menurut Riyadi 2009,pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi,akan tetapi karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu therapi secepatnya maka biasanya diberikan :  Penisilin 50.000 u/kg BB/hari ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/kg BB/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampisilin.pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.pemberian obat kombinasi bertujuan untuk menghilangkan penyebab infeksi yang kemungkinan lebih dari 1 jenis juga untuk menghindari resistensi antibiotic.  Koreksi gangguan asam basa dengan pemberian oksigen dan cairan intravena,biasanya diperlukan campuran glukosa
  • 6. 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCl 10 mEq/500ml/botol infus.  Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asrdosis metabolik akibat kurang makan dan hipoksia,maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis gas darah arteri.  Pemberian makanan enternal bertahap melalui selang NGT pada penderita yang sudah mengalami perbaikan sesak nafasnya.  Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agnis untuk memperbaiki transport mukosilier.seperti pemberian terapi nebulizer dengan flexoid dengan ventolin.selain bertujuan mempermudah mengeluarkan dahak juga dapat meningkatkan lebar lumen bronkus. 2) Penatalaksanaan keperawatan  Menjaga kelancaran pernapasan Klien pneumonia berada dalam keadaan dispnea dan sianosis karena adanya radang paru dan banyaknya lendir di dalam bronkus atau paru.agar klien dapat bernapas secara lancar,lendir tersebut harus dikeluarkan dan untuk memenuhi kebutuhan O2 perlu dibantu dengan memberikan O2 21/menit secara rumat. Pada anak yang agak besar dapat dilakukan :  Berikan sikap berbaring setengah duduk  Longgarkan pakaian yang menyekat seperti ikat pinggang,kaos yang sempit  Ajarkan bila batuk,lendirnya dikeluarkan dan katakan kalau lendir tersebut tidak dikeluarkan sesak nafasnya tidak akan segera hilang.
  • 7.  Beritahukan pada anak agar ia tidak selalu bebaring ke arah dada yang sakit,boleh duduk /miring ke bagian lain. Pada bayi dapat dilakukan :  Baringkan dengan letak kepala ekstensi dengan memberikan ganjal dibawah bahunya.  Bukalah pakaian yang ketat seperti gurita  Isaplah lendir dan berikan O2 rumat sampai 2 1/menit .pengisapan lendir harus sering yaitu pada saat terlihat lendir dalam mulut,pada waktu akan memberikan minum,mengubah sikap baring/tindakan lain  Perhatikan dengan cermat pemberian infus,perhatikan apakah infus lancar  Kebutuhan istirahat Klien pneumonia adalah klien payah,suhu tubuhnya tinggi,sering hiperperiksia maka klien perlu cukup istirahat,semua kebutuhan klien harus ditolong di tempat tidur.Usahakan pemberian obat secara tepat,usahakan keadaan tenang dan nyaman agar pasien dapat istirahat sebaik-baiknya  Kebutuhan nutrisi dan cairan Pasien pneumonia hampir selalu mengalami masukan makanan yang kurang.suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masukan cairan yang kurang dapat menyebabkan dehidrasi.untuk mencegah dehidrasi dan kekurangan kalori dipasang infus dengan cairan glukosa 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambahkan KCL 10 mEq/500 ml/botol infus. Pada bayi yang masih minum ASI,bila tidak terlalu sesak ia boleh menetek selain memperoleh
  • 8. infuse.Bertitahukan ibunya agar pada waktu bayi menetek puting susunya harus sering-sering dikeluarkan untuk memberikan kesempatan bayi bernafas. 6. PEMERIKSAAN FISIK Pada penderita pneumonia hasil pemeriksaan fisik yang biasanya muncul yaitu : a. Keadaan umum : tampak lemah, sesak napas b. Kesadaran : tergantung tingkat keparahan penyakit bisa somnolen c. Tanda-tanda vital :  TD : hipertensi  Nadi : takikardi  RR : takipneu, dispnea, nafas dangkal  Suhu : hipertensi d. Kepala : tidak ada kelainan e. Mata : konjungtiva bisa anemis f. Hidung : jika sesak akan terdengar nafas cuping hidung g. Paru :  Inspeksi :pengembangan paru berat, tidak simetris jika hanya satu sisi paru, ada penggunaan otot bantu nafas.  Palpasi : adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada daerah yang terkena  Perkusi : pekak terjadi bila terisi cairan, normalnya timpani  Auskultasi : bisa terdengar ronkhi. h. Jantung : jika ada kelainan jantung, pemeriksaan jantung tidak ada kelemahan i. Ekstermitas : sianosis, turgoor berkurang jika dehidrasi. 7. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakan diagnosa pneumonia menurut Mansjoer,2000 :
  • 9. 1) Pemeriksaan Darah Pemeriksaan darah menunjukan leukositosis dengan predominan PMN atau dapat ditemukan leucopenia yang menandakan prognosis buruk.dapat ditemukan anemia ringan dan sedang. 2) Pemeriksaan radiologis Pemeriksaan radiologis memberikan gambaran gambaran bervariasi :  Bercak konsolidasi merata pada bronkopneumonia  Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris  Gambaran bronkopneumonia difus atau infiltrat interstisialis pada pneumonia stafilokok. 3) Pemeriksaan cairan pleura 4) Pemeriksaan mikrobiologik, spesimen usap tenggorok, sekresi nasofaring, aspirasi trakea. 8. PROGNOSIS Dengan pengobatan,sebagian tipe dai pneumonia karena bakteri dapat diobati dalam satu sampai dua minggu.Pneumonia karena virus mungkin berakhir lama,pneumonia karena mycoplasma memerlukan empat sampai lima minggu untuk memutuskan sama sekali. Hasil akhir dari episode pneumonia tergantung dari bagaimana seseorang sakit,kapan dia di diagnosa pertama kalinya. Salah satu cara untuk meramalkan hasil dipakai skor beratnay pneumonia atau CURB-65 score,dimana memerlukan perhitungan dari beratnya gejal-gejala,penyakit utama,dan umur. Skor ini dapat membantu dalam memutuskan orang tersebut dirawat dirumah sakit atau tidak. Di Amerika Serikat,1 dari 20 orang dengan pneumonia pnemuccocal akan meninggal dunia.Dalam beberapa kasus dimana pneumonia dapat berkembang menjadi racun didarah(bakteremia),1 dari 5 orang akan meninggal.
  • 10. Angka kematian (mortalitas)tergantung juga penyebab utama dari pneumonia.Misalnya pneumonia karena mycoplasma dihubungkan dengan sedikit kematian.Bagaimanapun sebagian orang timbul methilcillin-resistant Staphyloccocus aureus (MRSA) pneumonia Melalui ventilator akan meninggal. Pada daerah-daerah didunia tanpa kemajuan sistem perawatan kesehatan,pneumonia merupakan ancaman kematian.Akses yang terbatas untuk klinik dan rumah sakit,akses terbatas untuk sinar x,terbatasnya antibiotik pilihan dan ketidak mampuan untuk perawatan kondisi utama yang tidak dapat dihindari menunjukan tingginya angka kematian dari pneumonia.
  • 11. B. KONSEP KEPERAWATAN 1. Penyimpangan KDM 2. Diagnosa Keperawatan a. Bersihan jalan nafas tidak efekti (D.0001) Kategori : Fisiologis Subkategori : Respirasi b. Gangguan pertukaran gas (D.0003) Kategori : Fisiologis Subkategori : Respirasi c. Nyeri akut (D.0077) Kategori : Psikologis Subkategori : Nyeri dan kenyamanan d. Intoleransi Aktivitas (D.0056) Kategori : Fisiologis Subkategori : Aktivitas/Istirahat
  • 13. Daftar Pustaka SDKI DPP PNI, Tim Pokja. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:Dewan Pengurus Pusat PPNI Moorhead, Sue. Dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification. Singapure: Elsevier Global Rights Bulechek, Gloria M. Dkk. 2016. Nursing Intervention Classification. Singapure: Elsevier Global Rights Doenges, Marilynn E. Ddk. 2014. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta :Buku kedokteran EGC http://eprints.undip.ac.id/44629/3/FIDA_AMALINA_22010110120027_BAB2 KTI.pdf