Dokumen tersebut membahas tentang pneumonia pada anak, termasuk epidemiologi, etiologi, manifestasi klinis, dan faktor risiko. Pneumonia sering terjadi pada anak-anak dan disebabkan bakteri seperti Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae. Gejala klinis umumnya meliputi batuk, nafas pendek, dan retraksi dinding dada.
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
PNEUMONIA PADA ANAK
1.
2. PENDAHULUAN
Pneumonia merupakan bagian dari
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
bawah yang banyak menimbulkan
kematian, hingga berperan besar dalam
tingginyaangka kematian bayi (AKB).
Pneumonia di negara berkembang
disebabkan terutama oleh bakteri
3. Lanjutan pendahuluan
Namun pneumonia dapat timbul dari
penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi seperti morbili, difteri, dan
pertusis. Oleh karena itu program
imunisasi juga merupakan strategi
penanggulangan ISPA pada anak. 1
4. EPIDEMIOLOGI
Dari hasil penelitian WHO di berbagai
negara menunjukkan bahwa
Streptococcus pneumonia dan
Haemophilus influenza adalah
bakteri yang paling sering diisolasi,
seperti pada TABEL 1 di dapatkan dari
kedua bakteri 73,9 % dari aspirat paru
dan 69,1 % dari isolat darah.
5. Pneumonia lebih sering terjadi pada masa kanak-
kanak dibandingkan usia lain.
pneumoniaberbandingterbalikdenganumur.
Angkanya menurun DARI 40/1000 pada anak
prasekolah menjadi 9/1000 pada anak berusia 9-15
tahun.
Laki-lakilebih sering terkenadibandingkan
perempuan pada semua kelompok umur.
6. Pneumococcus dengan serotipe 1 sampai
8 menyebabkan pneumonia pada orang
dewasa lebih dari 80 %, sedangkan pada
anak ditemukan pada usia kurang dari 4
tahun dan mengurang dengan
meningkatnya umur.
stafilokokus, pada umumnya pneumonia
ini diderita bayi, yaitu 30 % di bawah umur
3 bulan dan 70 % sebelum 1 tahun.
7. Pneumoniabakteriagramnegatif.
Angka kejadian pneumonia ini sangat
rendah (kurang dari 1%), akan tetapi
mulai meningkat selama beberapa
tahun ini karena penggunaan
antibiotika yang sangat luas dan
kontaminasi alat rumah sakit, alat
oksigen dan sebagainya.
8. DEFINISI
Pneumonia adalah infeksi akut
parenkimparuyangmeliputi alveolus
dan jaringaninterstitial.
Pneumonia biasanya merupakan
bagian dari sindrom sepsis pada bayi
baru lahir, dan pada bayi gejala yang
timbul mungkin tidakspesifik
9. Saluran pernafasan bagianbawah
mempunyai mekanisme daya tahan
tersendiri yang sangat efisien untuk
mencegah infeksi.
1. Susunan anatomis ronggahidung.
2. Jaringan limfoid di naso-oro-faring.
3. Bulugetaryang meliputi sebagian besar
epitel traktus respiratorius dan sekret
liat yang dikeluarkan oleh sel epitel
tersebut.
10. 4. Refleks batuk.
5. Refleks epiglotis yang mencegah
terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi.
6. Drainase sistem limfatik dan fungsi
menyaring kelenjar limfe regional.
7. Fagositosis, aksi enzimatik dan respons
imuno-humoral terutama dari
imunoglobulin (Ig A).
11. ETIOLOGI
Pneumonia umumnya disebabkan oleh
bakteri.
Di negara berkembang yang tersering
sebagai penyebab pneumonia pada anak
ialah Streptococcus pneumoniae
(S.pneumoniae ) dan Haemophilus
influenza ( H. Influenza) .
Bakteri patogen yang dapat menyebabkan
pneumonia tergantung pada usia pasiendan
status imunitas.
12. Pada neonatus penyebab tersering
adalah Streptokokus Group B, Batang
Gram (-), dan Clamidia. Pada bayi
berumur lebih dari 1 bulan penyebab
tersering adalah Pneumokokus,
H.Influenza.
Pada anak yang berumur 4-10 tahun
pneumokokus dan H.Influenza
merupakan penyebab utama.
13. Virus yang menyebabkan pneumonia
neonatal antara lain virus rubela, virus
sitomegalo, dan virus herpes simpleks. RSV,
virus parainfluenza,
adenovirus paling sering ditemukan pada
usia 1-6 bulan, virus influenza dan
enterovirus lebih jarang dijumpai pada
kelompok umur ini.
Anak berusia 6 bulan - 4 tahun paling
sering terinfeksi virus parainfluenza,
adenovirus, dan virus Epstein-Barr
14. Periodebarulahiradalahsatu-satunya
masa dimana infeksi bakteri
merupakan penyebab pneumonia yang
paling sering.
Sebagian besar infeksi pada kelompok
inidisebabkanaspirasiorganismeyang
terdapatpadatraktusgenitalisibusaat
persalinan terjadi.
15. yang utama adalah Streptococcus grup B,
diikutiolehE.Coli,Klebsiellaspp.,danhasil
enterik Gram negatif lainnya dari kelompok
Enterobacteriaceae.
Organisme yang lebih jarang ditemukan
antara lain Hemophilus
influenzae,streptokokus lain ( grup A dan a-
hemolitikus spp.), Enterococcus, Listeria
monocytogenes,dan bakterianaerob.
16. Pada usia 1-3 bulan, organisme tersebut
masih dapat dijumpai tetapi lebih jarang.
merupakanpenyebabpalingseringpada
kelompok umur ini.
Streptococcus pneumoniae adalah patogen
bakterialis yang paling sering dijumpai
sedangkan H.Influenzae grup B,
Streptococcus pyogenes, dan
Staphylococcus aureus jarang ditemukan
17. Bayi berusia 3 minggu – 3 bulan dapat
menderita pneumonia tanpa demam atau
sindrom pneumonitis.
Sindrominiditandaiolehbatuk,takipnu
,dan kadang-kadang distrespernapasan
tanpa disertai demam.
Sindrom ini paling sering disebabkan oleh
infeksi virus tetapi dapat juga disebabkan
infeksi C. Trachomatis, Mycoplasma
homonis, dan Urea-plasma urealyticum.
18. Pada kelompok usia prasekolah, virus masih
merupakan penyebab pneumonia yang
paling banyak, tetapi bakteri patogen juga
mulai sering ditemukan.
patogen yang paling sering dijumpai adalah
S.pneumoniae. Dahulu, infeksi HIB hampir
sama seringnya dengan S.pneumoniae,
tetapi berkat adanya vaksin HIB terdapat
penurunan bermakna dalam insidens
infeksi akibat organisme ini.
19. Bakteri lain yang lebih jarang
ditemukan antara lain S.aureus,
Streptococcus grup A, Moraxella
catarrhalis, dan Neisseria meningitidis.
Pada beberapa penelitian terakhir,
M.pneumoniae lebih sering ditemukan
pada kelompok usia ini.
20. Ketikaanakmencapaiusiasekolah(anak
besar) Mycoplasma pneumoniae
(M.pneumoniae) adalah bakteri penyebab
pneumonia yang paling sering. Mikoplasma
ialah salah satu dari 3 genus pada famili
Mycoplasmataseae. M. Pneumoniae adalah
satu-satunya spesies mikoplasma yang
dikenal menyebabkan infeksi saluran
pernafasan pada manusia.
22. FAKTOR PREDISPOSISI
Aliran udara normalnya steril dari trakea sampai
alveolus. Infeksi virus saluran napas bagian atas bisa
merupakan faktor predisposisi timbulnya pneumonia
bakteri pada anak, yang bisa timbul dari inhalasi atau
melalui aliran darah, ada 4 mekanisme :
1. Infeksi virus meningkatkan sekresi sehingga terjadi
aspirasi bakteri ke paru.
2. Sehingga menurunkan aktivitas silia yang dapat
menurunkan kemampuan pembersihan paru dari
bakteri,
3. Menurunkan fagositosis dan kemampuan makrofag
untuk mengambil bakteri yang ada di saluran napas.
4. Dan dapat menurunkan imunitas.
25. PATOLOGI DAN PATOGENESIS
Umumnya bakteri penyebab terisap ke paru
perifer melalui saluran napas. Mula-mula
terjadi edema karena reaksi jaringan, yang
mempermudah proliferasi dan penyebaran
kuman ke jaringansekitarnya.
Bagian paru yang terkena mengalami
konsolidasi yaitu terjadinya sebukan sel
polimorfonuklear(PMN),fibrin,eritrosit,
cairan edema dan ditemukannya kuman di
alveoli. Stadium ini disebut stadium
hepatisasi merah.
26. Selanjutnya terjadi deposisi fibrin ke
permukaan pleura, terdapatnya fibrindan
leukosit polimorfonuklear di alveoli dan
terjadinya proses fagositosis yang cepat.
Atadium ini disebut stadium hepatisasi
kelabu
Akhirnya jumlah sel makrofag meningkat di
alveoli, sel akan degenerasi dan fibrin
menipis, kuman dandebris menghilang.
Stadium ini disebut stadiumresolusi
27. Organisme-organismePneumokokus
mungkin teraspirasi ke dalam perifer
pada paru-paru dan aliran udara bagian
atas atau nasofaring.
Awalnya, edema yang reaktif yang
terjadi mendukung proliferasi
organisme-organisme dan membantu
dalam penyebaran bagian-bagian
sebelah / pinggir paru. Satu atau lebih
28. Bagaimanapun juga pola dari pneumonia
lobaris ini sering tidak ditemukan pada
bayi-bayi, yang mungkin mempunyai
jumlahyang lebih berbeda dan penyebaran
penyakit yang mengikuti distribusi
bronkhial dan dikateristikkan oleh banyak
daerah-daerah gabungan sekitar aliran
udara yang lebihkecil.
Luka permanen jarang terjadi.
29. Infeksi Streptokokus dari sistem pernafasan
bagian bawah menyebabkan tracheitis,
bronchitis, atau pneumonia interstitial.
Pneumonia lobaris tidak umum.
Lesi-lesinya terdiri dari mukosa
tracheobronchial yang nekrosis dengan
formasi bagian dalam yang kasar dan
sejumlah besar dari eksudat, edema dan
hemoragik setempat.
31. Stafilokokus menyebabkan
bronkopneumonia konfluens yang sering
unilateral atau lebih penting pada satu sisi
dari pada yang lain dan dikateristikkan pada
al daerah-daerah yang tidak teratur pada
kavitasi.
Permukaanpleurabiasanyaditutupioleh
zat/materi yang tebal dari eksudat
fibrinopurulen.
32. Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi
partikelinfektif.Adabeberapamekanismayangpada
keadaan normal melindungi paru dariinfeksi.
Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau
terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel
bersilia di saluran napas.
Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel
tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler,
dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan
humoral
33. Setelah mencapai parenkim paru, bakteri
menyebabkan respons inflamasi akut yang meliputi
eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit
polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi
makrofag.
Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi
lobarisyangkhaspadafototoraks.Virus,mikoplasma,
dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan
dominasi infiltrat mononuklear pada struktur
submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan
lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti
yang terjadi pada bronkiolitis
34. MANIFESTASI KLINIS
Secara umum gejala dan tanda pneumonia dapat
dikelompokkan menjadi
1. manifestasi non spesifik infeksi dantoksisitas
2. gejala umum penyakit saluran pernafasan bawah
3. tanda pneumonia
4. tanda efusi pleuradan
5. gejala infeksi ekstrapulmoner.
36. Gejala umum saluran pernafasan bawah
batuk,takipnu,ekspektorasisputum,nafascuping
hidung, sesak nafas, air hunger, merintih, sianosis.
Anakbesardenganpneumonialebihsukaberbaring
pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri
dada.
Abdomen distensi karena dilatasi gaster biasanya
disebabkan oleh aerofagi atau karena ileus paralitik.
Heparmungkinterabakarenatertekanolehdiafragma
ataumemangmembesarkarenaterjadigagaljantung
kongestif sebagai komplikasi pneumonia
37. Tanda pneumonia
pekak perkusi, fremitus melemah, suara nafas
melemah dan ronkhi.
Retraksi ( penarikan dinding dada ke dalam waktu
bernapas = chest indrawing ) bersama dengan
peningkatan frekuensi napas merupakan tanda klinik
pneumonia yang bermakna.1
38. Terjadinya efusi pleura atauempiema
menimbulkan gerakekskursi dada tertinggal di daerah efusi.
Padapemeriksaanfisikterdengarpekakperkusi,fremitus
berkurang dan suara napasmelemah.
Suara napas tubuler didapatkan persis di atas batas cairan dan di
daerah yang tidak terkena.
Nyeri dada karena iritasi pleura mungkin hebat dan
mengganggu gerakandada.
Fiction rub dapat terdengardi daerah pleura yang terkena.
Bilaefusipleurabertambahmakasesaknapaspunmakin
bertambah tetapi nyeri pleura makin berkurang dan berubah
jadi nyeri tumpul. Nyeri pleura dapat terasadi atas daerah
inflamasi, namun jika terdapat iritasi pleura lobus atas mungkin
menyebabkan kaku kuduk. Keadaan ini disebut meningismus
yaitu suatu iritasi meningen tanpainflamasi.
Empiema dapat meluas ke mediastinum dan perikar atau
berpenetrasikedindingdadahingga menimbulkanabsesyang
disebut empiemanesesitatis.
39. Kadang-kadang terjadi nyeri abdomen bila terdapa
pneumonia lobus kanan bawah yang menimbulkan
iritasi diafragma.
Nyeri abdomen dapat menyebar ke kuadran kanan
bawah dan menyerupai apendisitis.
Pada neonatus dan bayi kecil tanda pneumoniatidak
selalu jelas. Gejala dan tanda klinik pneumonia pada
bayi lebih beragam. Pemeriksaan perkusi dan
auskultasi sering tidak ada kelainan. Bila ditemukan
pekak perkusi pada bayi kemungkinan besar telah
terjadi efusi pleura dan bukan hanya karena bercak
konsolidasi pada parenkimparu
40. Infeksi ekstrapulmoner
sebagai komplikasi atau penyakit penyerta
misalnya abses kulit, abses jaringan lunak,
otitis media, sinusitis, meningitis purulenta.
Kadang-kadang ditemukan perikarditis dan
epiglotitis yang biasanya berhubungan
dengan infeksi H.influenza tipeb.
Manifestasi klinik infeksi dengan
M.pneumoniaesangatbervariasi,sebagian
besarringannamunadayangsangatberat
bahkan ada yang menimbulkan kematian.
41. Secara klinis infeksi dengan M.pneumoniae
dapat dicurigai bila ditemukan kasus
pneumonia pada anak usia sekolah dengan
batuk sebagai gejala awal seperti gejala
infeksi saluran napas atas. Infeksi
M.pneumoniae dapat juga di duga bila
gejala klinik sesuai dengan pneumonia
tetapi tidak berespons dengan antibiotik
golongan penisilin atau kasus pneumonia
interstitial pada usia muda.
42. Pemeriksaan Laboratorium (1)
Umumnya pada pneumonia bakteri didapatkan
leukositosis, dengan predominan polimorfonuklir.
Namun bila terdapat leukopenia menunjukkan
prognosis buruk. Kadang-kadang ditemukan anemia
ringan atau sedang. Cairan pleura menunjukkan
eksudat dengan sel polimorfonuklir berkisar 300-
100.000/mm3, protein diatas 2,5 g/dl dan glukokosa
darah. Pada infeksi sterptokokus didapatkan titer
antistreptolisin serum meningkat dan dapat
menyokong diagnosis.
43. Untuk pemeriksaan mikrobiologik
spesimen dapat berasal dari usap
tenggorok,sekresinasofaring,bilasan
bronkus, atau sputum, darah, aspirasi
trakea, pungsi pleura, aspirasi paru.
Diagnosis baru definitif bila kuman
ditemukan dari darah, cairan pleura
atau aspirasiparu.
44. Sebagai upaya diagnosis cepat akhir-akhir ini
dikembangkan berbagai pemeriksaan imunologik
dalam mendeteksi baik antigen maupun antibodi
spesifikterhadapkumanpenyebab.Spesimenyang
dipakai ialah darah atau urine. Teknik pemeriksaan
yang dikembangkan antara lain counter
immunoelectrophoresis, ELISA, latex agglutination
atau coaglutination. Walaupun menjajikan harapan
namun upaya ini belum sepenuhnya memuaskan.
45. Pemeriksaan radiologik (2)
Gambaran radiologik pneumonia pneumokokus
bervariasi dari infiltrat ringan sampai bercak-bercak
konsolidasi merata (bronkopneumonia) kedua lapang
paru atau konsolidasi pada satu lobus (pneumonia
lobaris). Perubahan radiologi tidak selalu
berhubungan dengan gambaran klinis. Kadang-
kadang konsolidasi sudah ditemukan pada radiologi
sebelum timbul gejala klinik. Pada bayi dan anak kecil
gambaran konsolidasi lobus jarang ditemukan. Efusi
pleura dengan adanya cairan sering ditemukan
terutama pada permulaan penyakit dan pada pasien
yang belum dapat terapi namun belum merupakan
empiema.
46. Resolusi infiltrat sering memerlukan waktu lebih lama
setelah gejala klinik menghilang. Menetapnya
gambaran infiltrat menunjukkan adanya proses yang
mendasarinya seperti adanya benda asing atau
defisiensi imun.
Padapneumoniastreptokokus gambaranradiologik
menunjukkan bronkopneumonia difus atau infitrat
interstitial, sering disertai efusi pleura yang berat.
Kadang-kadang terdapat adenopati hilus.
47. Pneumonia stafilokokus mempunyai gambaran
radiologik tidak khas pada permulaan penyakit.
Infiltrat mula-mula berupa bercak-bercak dan
kemudian memadat dan mengenai keseluruhan
lobus atau hemitoraks. Perpadatan hemitoraks
umumnya mengenai paru kanan (65%), hanya
kurang 20% yang mengenai kedua paru (bilateral).
Efusi pleura atau empiema sering terjadi,
seperempatnya berupa piopneumotorak. Sering
pula ditemukan abses-abses kecil dan
pneumatokel dengan berbagai ukuran.
48. Walaupun tidak khas namun bila terjadi progresifitas
yang sangat cepat yaitu terjadinya efusi pleura atau
piopneumatorak dalam beberapa jam dengan atau
tanpa pneumatokel dapat merupakan indikasi kuat
adanya pneumonia stafilokokus. Foto dada dibuat
dengan frekuensi yang lebih sering terjadi jika
tersangka pneumonia stafilokokus. Perbaikan klinik
biasanya mendahului perbaikan radiologik dengan
beberapa hari sampai beberapa minggu dan
pneumatokel mungkin menetap secaraasimptomatik
sampai berbulan-bulan
49. DIAGNOSIS
WHO mengembangkan pedoman klinik diagnosis dan
tatalaksana pneumonia pada anak. Pedoman ini meliputi
penilaian demam, status nutrisi, letargi, sianosis, frekuensi
nafas, observasi dinding dada untuk mendeteksi retraksi
dan auskultasi untuk mendeteksi stridor dan wheezing
(mengi). Berdasarkan pedoman tersebut pneumonia
dibedakan atas :
1.Pneumonia sangat berat, (bila ada sianosis sentral dan
tidak sanggup minum ), harus di rawat di RS dan
pemberian antibiotik.
2.
50. 2. Pneumonia berat (bila ada retraksi, tanpa sianosis dan
masih sanggup minum, harus di rawat di RS dan
pemberian antibiotik.
3. Pneumonia (bila tidak ada retraksi tetapi nafas cepat)
> 60/menit untuk bayi < 2 bulan
> 50/ menit pada anak 2 bulan – 1tahun
> 40/ menit pada anak 1 tahun – 5 tahun
(tidak perlu di rawat dan pemberian antibiotik oral)
4. Bukan pneumonia (bila tidak ada nafas cepat, tidak
perlu di rawat, tidak perlu antibiotik namun dilakukan
pemeriksaan lain dan pengobatan yang sesuai. 1,8
51. KOMPLIKASI
Dengan menggunakan antibiotika,
komplikasi pneumonia hampir tidakpernah
dijumpai. Komplikasi yang dapat dijumpai
antaralainempiemadanotitismediaakut.
Sementara komplikasi lainnya seperti
meningitis,perikarditis,osteomielitis,dan
peritonitis lebih jarang terjadi
52. PROGNOSIS
Sebagian besar anak-anak dengan
pneumonia virus dapat sembuh sempurna
dan tidak mempunyai gejala sisa, walaupun
mungkin lebih lama. Namun, yang
mengancam kehidupan infeksipernapasan
bagian bawah disebabkan oleh RSV yang
terjadi, khususnya bayi-bayi yang lebih
muda dari 6 minggu dan semua dengan
kondisi pokok kardiorespirasi atau
imunosupresi.
53. Anamnesis
Pasien biasanya mengalami demam tinggi,
batuk, gelisah, rewel, kesukaran bernafas
atau pernafasan yang cepat. Pada bayi
gejalanya tidak khas, seringkali tanpa
demam dan batuk. Anak besar kadang
mengeluh nyeri kepala, nyeri abdomen
disertai munta.
54. Pemeriksaan Fisik
Manifestasi klinis yang terjadi akan berbeda-beda
berdasarkan kelompok umurtertentu.
Takipneu merupakan tanda klinis yang sangat
sensitif, tetapi mungkin dihubungkan dengan
gangguanlainnya(misalnyadiabetikketoasidosis,
keracunan salisilat, benda asing, bronkiolitis dan
asma)
Seringditemukansuarapernafasanyangabnormal
( rales ), tetapi mungkin juga tidak ditemukan,
tergantung pada jenis proses pneumonia.
55. Produksi sputum jarang terjadi pada anak-
anak kecil ( misalnya, umur < 6 tahun ).
Padaneonatusseringdijumpaitakipneu,
retraksi dinding dada, grunting dan
sianosis.
Pada bayi yang lebih tua jarang ditemukan
grunting . Gejala yang sering terjadi adalah
takipneu, retraksi, sianosis, batuk, panas
dan iritabel
56. Pada anak pra sekolah, gejala yangsering
terjadi adalah demam, batuk ( non
produktif/produktif ), takipneu, dan dispneu
yangditandai denganretraksi dinding dada.
Pada kelompok anak sekolah dan remaja, dapat
dijumpai panas, batuk ( non
produktif/produkti ), nyeri dada, nyeri kepala,
dehidrasi danletargi.
Pada semua kelompok umur akan dijumpai
adanya nafascuping hidung.Pada auskultasi,
dapat terdengar suara pernafasanmenurun.
57. Fine crackles ( ronkhi basah halus ) yang khas
pada anak besar, bisa tidak ditemukan pada bayi.
Gejala lain pada anak besar adalah dull ( redup )
pada perkusi, vokal fremitus menurun, suara nafas
menurun, dan terdengar fine crackles ( ronkhi
basah halus ) di daerah yangterkena.
Iritasi pleura akan mengakibatkan nyeri dada, bila
berat gerakan dada menurun waktu inspirasi, anak
berbaringkearahyangsakitdengankakifleksi.
Rasa nyeri dapat menjalar ke leher, bahu dan
perut.
59. Pneumonia Bakteri
Pneumonia stafilokokus, Streptokokus dan
Pneumokokus merupakan pneumonia yang paling
dering ditemukan
Gejala Awal
1. Rinitis ringan
2. Anoreksia
3. Gelisah
60. Lanjutan Pneumonia BAkteri
Berkembang sampai aitan yangtiba-tiba
1. Demam
2. Malaise
3. Nafas cepat & dangkal (50-80)
4. Ekspirasi berbunyi
5. >5thn = sakit kepala & kedinginan
6. <2thn = Vomitus & diare ringan
7. Leukositosi
8. Foto toraks = Pneumonia lobar
61. Pneumonia Virus
Virus penyebab adalah virus influenza, adenovirus, rubeola,
varisela, sitomegalovirus manusia, virus sinsisium pernafasan
Gejala Awal:
1. Batuk
2. Rinitis
Berkembang sampai awitan berangsur atau cepat
1. Gejala-gejala:demamringan, batukringan,danmalaises/d
demam tinggi, batuk hebat,dan prostasi (kelesuan)
2. Emfisema obstruktif
3. Ronkhi basah
4. Hasil foto toraks – bronkhopneumonia
5. Penurunan leukosit
62. Pneumonia Mikoplasma
Gejala Awal:
1. Demam
2. Menggigil
3. Sakit kepala
4. Anoreksia
5. Mialgia
Berkembangsampaiawitanyangtersembunyiatautiba-
tiba:
Rinitis
Sakit tenggorok
Batuk kering-berdarah
Hasil foto toraks –area konsolidasi
63. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Gangguan pertukaran gas
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan
4. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh :
hipertermi
5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang
64. Intervensi Keperawatan
1. Pantau jalan nafas dan kepatenannya
Letakkananakdalamposisisemi fowler
Lakukan postural drainage, perkusi &
vibrasi sesuai toleransi anak
Lakukanpengisapanyangdalamsesuai
kebutuhan
Berikan istirahat yangcukup
65. Lanjutan intervensi keperawatan
2. Pantau adanya gawat nafas dan respon terhadap terapi
oksigen
Pantau statuspernafasan
Ganti pakaian & sprei anak untuk mencegah
kedinginan
Observasi adanya tanda-tanda komplikasi
3. Pantau dan pertahankan status hidrasi yang optimal
Pantau pemberian terapi IV
Catat asupan & keluaran
Pantauadanya dehidrasi
66. Lanjutan intervensi keperawatan
4. Pantau respon terapeutik anak dan efek
samping pengobatan
5. Kontrol demam dengan antipiretik dan
mandi sponge dengan airhangat
6. Ajarkan pada orang tua cara merawat anak
dengan IV & terapi oksigen
67. EVALUASI
1. Anak bebasadari tandadangejala
distres pernafasan
2. Anak Terhidrasi dengan adekuat
3. Orang tua memberikan rasa nyaman
pada anak, meskipun anak memakai
IV dan TerapiOksigen