SlideShare a Scribd company logo
1 of 68
PENDAHULUAN
Pneumonia merupakan bagian dari
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
bawah yang banyak menimbulkan
kematian, hingga berperan besar dalam
tingginyaangka kematian bayi (AKB).
Pneumonia di negara berkembang
disebabkan terutama oleh bakteri
Lanjutan pendahuluan
Namun pneumonia dapat timbul dari
penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi seperti morbili, difteri, dan
pertusis. Oleh karena itu program
imunisasi juga merupakan strategi
penanggulangan ISPA pada anak. 1
EPIDEMIOLOGI
Dari hasil penelitian WHO di berbagai
negara menunjukkan bahwa
Streptococcus pneumonia dan
Haemophilus influenza adalah
bakteri yang paling sering diisolasi,
seperti pada TABEL 1 di dapatkan dari
kedua bakteri 73,9 % dari aspirat paru
dan 69,1 % dari isolat darah.
Pneumonia lebih sering terjadi pada masa kanak-
kanak dibandingkan usia lain.
pneumoniaberbandingterbalikdenganumur.
Angkanya menurun DARI 40/1000 pada anak
prasekolah menjadi 9/1000 pada anak berusia 9-15
tahun.
Laki-lakilebih sering terkenadibandingkan
perempuan pada semua kelompok umur.
Pneumococcus dengan serotipe 1 sampai
8 menyebabkan pneumonia pada orang
dewasa lebih dari 80 %, sedangkan pada
anak ditemukan pada usia kurang dari 4
tahun dan mengurang dengan
meningkatnya umur.
stafilokokus, pada umumnya pneumonia
ini diderita bayi, yaitu 30 % di bawah umur
3 bulan dan 70 % sebelum 1 tahun.
Pneumoniabakteriagramnegatif.
Angka kejadian pneumonia ini sangat
rendah (kurang dari 1%), akan tetapi
mulai meningkat selama beberapa
tahun ini karena penggunaan
antibiotika yang sangat luas dan
kontaminasi alat rumah sakit, alat
oksigen dan sebagainya.
DEFINISI
Pneumonia adalah infeksi akut
parenkimparuyangmeliputi alveolus
dan jaringaninterstitial.
Pneumonia biasanya merupakan
bagian dari sindrom sepsis pada bayi
baru lahir, dan pada bayi gejala yang
timbul mungkin tidakspesifik
Saluran pernafasan bagianbawah
mempunyai mekanisme daya tahan
tersendiri yang sangat efisien untuk
mencegah infeksi.
1. Susunan anatomis ronggahidung.
2. Jaringan limfoid di naso-oro-faring.
3. Bulugetaryang meliputi sebagian besar
epitel traktus respiratorius dan sekret
liat yang dikeluarkan oleh sel epitel
tersebut.
4. Refleks batuk.
5. Refleks epiglotis yang mencegah
terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi.
6. Drainase sistem limfatik dan fungsi
menyaring kelenjar limfe regional.
7. Fagositosis, aksi enzimatik dan respons
imuno-humoral terutama dari
imunoglobulin (Ig A).
ETIOLOGI
Pneumonia umumnya disebabkan oleh
bakteri.
Di negara berkembang yang tersering
sebagai penyebab pneumonia pada anak
ialah Streptococcus pneumoniae
(S.pneumoniae ) dan Haemophilus
influenza ( H. Influenza) .
Bakteri patogen yang dapat menyebabkan
pneumonia tergantung pada usia pasiendan
status imunitas.
Pada neonatus penyebab tersering
adalah Streptokokus Group B, Batang
Gram (-), dan Clamidia. Pada bayi
berumur lebih dari 1 bulan penyebab
tersering adalah Pneumokokus,
H.Influenza.
Pada anak yang berumur 4-10 tahun
pneumokokus dan H.Influenza
merupakan penyebab utama.
Virus yang menyebabkan pneumonia
neonatal antara lain virus rubela, virus
sitomegalo, dan virus herpes simpleks. RSV,
virus parainfluenza,
adenovirus paling sering ditemukan pada
usia 1-6 bulan, virus influenza dan
enterovirus lebih jarang dijumpai pada
kelompok umur ini.
Anak berusia 6 bulan - 4 tahun paling
sering terinfeksi virus parainfluenza,
adenovirus, dan virus Epstein-Barr
Periodebarulahiradalahsatu-satunya
masa dimana infeksi bakteri
merupakan penyebab pneumonia yang
paling sering.
Sebagian besar infeksi pada kelompok
inidisebabkanaspirasiorganismeyang
terdapatpadatraktusgenitalisibusaat
persalinan terjadi.
yang utama adalah Streptococcus grup B,
diikutiolehE.Coli,Klebsiellaspp.,danhasil
enterik Gram negatif lainnya dari kelompok
Enterobacteriaceae.
Organisme yang lebih jarang ditemukan
antara lain Hemophilus
influenzae,streptokokus lain ( grup A dan a-
hemolitikus spp.), Enterococcus, Listeria
monocytogenes,dan bakterianaerob.
Pada usia 1-3 bulan, organisme tersebut
masih dapat dijumpai tetapi lebih jarang.
merupakanpenyebabpalingseringpada
kelompok umur ini.
Streptococcus pneumoniae adalah patogen
bakterialis yang paling sering dijumpai
sedangkan H.Influenzae grup B,
Streptococcus pyogenes, dan
Staphylococcus aureus jarang ditemukan
Bayi berusia 3 minggu – 3 bulan dapat
menderita pneumonia tanpa demam atau
sindrom pneumonitis.
Sindrominiditandaiolehbatuk,takipnu
,dan kadang-kadang distrespernapasan
tanpa disertai demam.
Sindrom ini paling sering disebabkan oleh
infeksi virus tetapi dapat juga disebabkan
infeksi C. Trachomatis, Mycoplasma
homonis, dan Urea-plasma urealyticum.
Pada kelompok usia prasekolah, virus masih
merupakan penyebab pneumonia yang
paling banyak, tetapi bakteri patogen juga
mulai sering ditemukan.
patogen yang paling sering dijumpai adalah
S.pneumoniae. Dahulu, infeksi HIB hampir
sama seringnya dengan S.pneumoniae,
tetapi berkat adanya vaksin HIB terdapat
penurunan bermakna dalam insidens
infeksi akibat organisme ini.
Bakteri lain yang lebih jarang
ditemukan antara lain S.aureus,
Streptococcus grup A, Moraxella
catarrhalis, dan Neisseria meningitidis.
Pada beberapa penelitian terakhir,
M.pneumoniae lebih sering ditemukan
pada kelompok usia ini.
Ketikaanakmencapaiusiasekolah(anak
besar) Mycoplasma pneumoniae
(M.pneumoniae) adalah bakteri penyebab
pneumonia yang paling sering. Mikoplasma
ialah salah satu dari 3 genus pada famili
Mycoplasmataseae. M. Pneumoniae adalah
satu-satunya spesies mikoplasma yang
dikenal menyebabkan infeksi saluran
pernafasan pada manusia.
S.pneumoniaemasihmerupakan
patogenyang sering ditemukan pada
kelompok umur ini.
Chlamydia pneumoniae diperkirakan
sebagai penyebab pneumonia pada 19
% remaja
FAKTOR PREDISPOSISI
Aliran udara normalnya steril dari trakea sampai
alveolus. Infeksi virus saluran napas bagian atas bisa
merupakan faktor predisposisi timbulnya pneumonia
bakteri pada anak, yang bisa timbul dari inhalasi atau
melalui aliran darah, ada 4 mekanisme :
1. Infeksi virus meningkatkan sekresi sehingga terjadi
aspirasi bakteri ke paru.
2. Sehingga menurunkan aktivitas silia yang dapat
menurunkan kemampuan pembersihan paru dari
bakteri,
3. Menurunkan fagositosis dan kemampuan makrofag
untuk mengambil bakteri yang ada di saluran napas.
4. Dan dapat menurunkan imunitas.
Faktor-faktoryangdapatmeningkatkan
kerentanan pada pneumonia:
1. Kelainan kongenital.
2. Aspirasi benda asing.
3. Kelainanfungsiimunyangdi
dapat/kongenital.
KLASIFIKASI
Pembagianpneumoniaberdasarkan
distribusi anatomik pneumonia dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Pneumonia lobaris
2. Pneumonia interstitialis (bronkhiolitis)
3. Pneumonia lobularis
(bronkopneumonia)
4. Pleuropneumonia.
PATOLOGI DAN PATOGENESIS
Umumnya bakteri penyebab terisap ke paru
perifer melalui saluran napas. Mula-mula
terjadi edema karena reaksi jaringan, yang
mempermudah proliferasi dan penyebaran
kuman ke jaringansekitarnya.
Bagian paru yang terkena mengalami
konsolidasi yaitu terjadinya sebukan sel
polimorfonuklear(PMN),fibrin,eritrosit,
cairan edema dan ditemukannya kuman di
alveoli. Stadium ini disebut stadium
hepatisasi merah.
Selanjutnya terjadi deposisi fibrin ke
permukaan pleura, terdapatnya fibrindan
leukosit polimorfonuklear di alveoli dan
terjadinya proses fagositosis yang cepat.
Atadium ini disebut stadium hepatisasi
kelabu
Akhirnya jumlah sel makrofag meningkat di
alveoli, sel akan degenerasi dan fibrin
menipis, kuman dandebris menghilang.
Stadium ini disebut stadiumresolusi
Organisme-organismePneumokokus
mungkin teraspirasi ke dalam perifer
pada paru-paru dan aliran udara bagian
atas atau nasofaring.
Awalnya, edema yang reaktif yang
terjadi mendukung proliferasi
organisme-organisme dan membantu
dalam penyebaran bagian-bagian
sebelah / pinggir paru. Satu atau lebih
Bagaimanapun juga pola dari pneumonia
lobaris ini sering tidak ditemukan pada
bayi-bayi, yang mungkin mempunyai
jumlahyang lebih berbeda dan penyebaran
penyakit yang mengikuti distribusi
bronkhial dan dikateristikkan oleh banyak
daerah-daerah gabungan sekitar aliran
udara yang lebihkecil.
Luka permanen jarang terjadi.
Infeksi Streptokokus dari sistem pernafasan
bagian bawah menyebabkan tracheitis,
bronchitis, atau pneumonia interstitial.
Pneumonia lobaris tidak umum.
Lesi-lesinya terdiri dari mukosa
tracheobronchial yang nekrosis dengan
formasi bagian dalam yang kasar dan
sejumlah besar dari eksudat, edema dan
hemoragik setempat.
Prosesdapatmeluaskeseptuminteralveolar
dantempatpenampunganlimpa.Pengaruh
pleura secara umum relatif terjadi, efusi
sering luas, dan berserous, serosanguineous
jarang terjadi, purulen yang lebih tipis,
dengan fibrin yang lebih sedikit dari pada
eksudat dari pneumonia pneumokokus
Stafilokokus menyebabkan
bronkopneumonia konfluens yang sering
unilateral atau lebih penting pada satu sisi
dari pada yang lain dan dikateristikkan pada
al daerah-daerah yang tidak teratur pada
kavitasi.
Permukaanpleurabiasanyaditutupioleh
zat/materi yang tebal dari eksudat
fibrinopurulen.
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi
partikelinfektif.Adabeberapamekanismayangpada
keadaan normal melindungi paru dariinfeksi.
Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau
terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel
bersilia di saluran napas.
Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel
tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler,
dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan
humoral
Setelah mencapai parenkim paru, bakteri
menyebabkan respons inflamasi akut yang meliputi
eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit
polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi
makrofag.
Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi
lobarisyangkhaspadafototoraks.Virus,mikoplasma,
dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan
dominasi infiltrat mononuklear pada struktur
submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan
lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti
yang terjadi pada bronkiolitis
MANIFESTASI KLINIS
Secara umum gejala dan tanda pneumonia dapat
dikelompokkan menjadi
1. manifestasi non spesifik infeksi dantoksisitas
2. gejala umum penyakit saluran pernafasan bawah
3. tanda pneumonia
4. tanda efusi pleuradan
5. gejala infeksi ekstrapulmoner.
Manifestasi non spesifik
misalnya demam, sakit kepala, iritabel, maleise,nafsu
makan kurang, keluhan gastrointestinal, gelisah,
Gejala umum saluran pernafasan bawah
batuk,takipnu,ekspektorasisputum,nafascuping
hidung, sesak nafas, air hunger, merintih, sianosis.
Anakbesardenganpneumonialebihsukaberbaring
pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri
dada.
Abdomen distensi karena dilatasi gaster biasanya
disebabkan oleh aerofagi atau karena ileus paralitik.
Heparmungkinterabakarenatertekanolehdiafragma
ataumemangmembesarkarenaterjadigagaljantung
kongestif sebagai komplikasi pneumonia
Tanda pneumonia
pekak perkusi, fremitus melemah, suara nafas
melemah dan ronkhi.
Retraksi ( penarikan dinding dada ke dalam waktu
bernapas = chest indrawing ) bersama dengan
peningkatan frekuensi napas merupakan tanda klinik
pneumonia yang bermakna.1
Terjadinya efusi pleura atauempiema
menimbulkan gerakekskursi dada tertinggal di daerah efusi.
Padapemeriksaanfisikterdengarpekakperkusi,fremitus
berkurang dan suara napasmelemah.
Suara napas tubuler didapatkan persis di atas batas cairan dan di
daerah yang tidak terkena.
Nyeri dada karena iritasi pleura mungkin hebat dan
mengganggu gerakandada.
Fiction rub dapat terdengardi daerah pleura yang terkena.
Bilaefusipleurabertambahmakasesaknapaspunmakin
bertambah tetapi nyeri pleura makin berkurang dan berubah
jadi nyeri tumpul. Nyeri pleura dapat terasadi atas daerah
inflamasi, namun jika terdapat iritasi pleura lobus atas mungkin
menyebabkan kaku kuduk. Keadaan ini disebut meningismus
yaitu suatu iritasi meningen tanpainflamasi.
Empiema dapat meluas ke mediastinum dan perikar atau
berpenetrasikedindingdadahingga menimbulkanabsesyang
disebut empiemanesesitatis.
Kadang-kadang terjadi nyeri abdomen bila terdapa
pneumonia lobus kanan bawah yang menimbulkan
iritasi diafragma.
Nyeri abdomen dapat menyebar ke kuadran kanan
bawah dan menyerupai apendisitis.
Pada neonatus dan bayi kecil tanda pneumoniatidak
selalu jelas. Gejala dan tanda klinik pneumonia pada
bayi lebih beragam. Pemeriksaan perkusi dan
auskultasi sering tidak ada kelainan. Bila ditemukan
pekak perkusi pada bayi kemungkinan besar telah
terjadi efusi pleura dan bukan hanya karena bercak
konsolidasi pada parenkimparu
Infeksi ekstrapulmoner
sebagai komplikasi atau penyakit penyerta
misalnya abses kulit, abses jaringan lunak,
otitis media, sinusitis, meningitis purulenta.
Kadang-kadang ditemukan perikarditis dan
epiglotitis yang biasanya berhubungan
dengan infeksi H.influenza tipeb.
Manifestasi klinik infeksi dengan
M.pneumoniaesangatbervariasi,sebagian
besarringannamunadayangsangatberat
bahkan ada yang menimbulkan kematian.
Secara klinis infeksi dengan M.pneumoniae
dapat dicurigai bila ditemukan kasus
pneumonia pada anak usia sekolah dengan
batuk sebagai gejala awal seperti gejala
infeksi saluran napas atas. Infeksi
M.pneumoniae dapat juga di duga bila
gejala klinik sesuai dengan pneumonia
tetapi tidak berespons dengan antibiotik
golongan penisilin atau kasus pneumonia
interstitial pada usia muda.
Pemeriksaan Laboratorium (1)
Umumnya pada pneumonia bakteri didapatkan
leukositosis, dengan predominan polimorfonuklir.
Namun bila terdapat leukopenia menunjukkan
prognosis buruk. Kadang-kadang ditemukan anemia
ringan atau sedang. Cairan pleura menunjukkan
eksudat dengan sel polimorfonuklir berkisar 300-
100.000/mm3, protein diatas 2,5 g/dl dan glukokosa
darah. Pada infeksi sterptokokus didapatkan titer
antistreptolisin serum meningkat dan dapat
menyokong diagnosis.
Untuk pemeriksaan mikrobiologik
spesimen dapat berasal dari usap
tenggorok,sekresinasofaring,bilasan
bronkus, atau sputum, darah, aspirasi
trakea, pungsi pleura, aspirasi paru.
Diagnosis baru definitif bila kuman
ditemukan dari darah, cairan pleura
atau aspirasiparu.
Sebagai upaya diagnosis cepat akhir-akhir ini
dikembangkan berbagai pemeriksaan imunologik
dalam mendeteksi baik antigen maupun antibodi
spesifikterhadapkumanpenyebab.Spesimenyang
dipakai ialah darah atau urine. Teknik pemeriksaan
yang dikembangkan antara lain counter
immunoelectrophoresis, ELISA, latex agglutination
atau coaglutination. Walaupun menjajikan harapan
namun upaya ini belum sepenuhnya memuaskan.
Pemeriksaan radiologik (2)
Gambaran radiologik pneumonia pneumokokus
bervariasi dari infiltrat ringan sampai bercak-bercak
konsolidasi merata (bronkopneumonia) kedua lapang
paru atau konsolidasi pada satu lobus (pneumonia
lobaris). Perubahan radiologi tidak selalu
berhubungan dengan gambaran klinis. Kadang-
kadang konsolidasi sudah ditemukan pada radiologi
sebelum timbul gejala klinik. Pada bayi dan anak kecil
gambaran konsolidasi lobus jarang ditemukan. Efusi
pleura dengan adanya cairan sering ditemukan
terutama pada permulaan penyakit dan pada pasien
yang belum dapat terapi namun belum merupakan
empiema.
Resolusi infiltrat sering memerlukan waktu lebih lama
setelah gejala klinik menghilang. Menetapnya
gambaran infiltrat menunjukkan adanya proses yang
mendasarinya seperti adanya benda asing atau
defisiensi imun.
Padapneumoniastreptokokus gambaranradiologik
menunjukkan bronkopneumonia difus atau infitrat
interstitial, sering disertai efusi pleura yang berat.
Kadang-kadang terdapat adenopati hilus.
Pneumonia stafilokokus mempunyai gambaran
radiologik tidak khas pada permulaan penyakit.
Infiltrat mula-mula berupa bercak-bercak dan
kemudian memadat dan mengenai keseluruhan
lobus atau hemitoraks. Perpadatan hemitoraks
umumnya mengenai paru kanan (65%), hanya
kurang 20% yang mengenai kedua paru (bilateral).
Efusi pleura atau empiema sering terjadi,
seperempatnya berupa piopneumotorak. Sering
pula ditemukan abses-abses kecil dan
pneumatokel dengan berbagai ukuran.
Walaupun tidak khas namun bila terjadi progresifitas
yang sangat cepat yaitu terjadinya efusi pleura atau
piopneumatorak dalam beberapa jam dengan atau
tanpa pneumatokel dapat merupakan indikasi kuat
adanya pneumonia stafilokokus. Foto dada dibuat
dengan frekuensi yang lebih sering terjadi jika
tersangka pneumonia stafilokokus. Perbaikan klinik
biasanya mendahului perbaikan radiologik dengan
beberapa hari sampai beberapa minggu dan
pneumatokel mungkin menetap secaraasimptomatik
sampai berbulan-bulan
DIAGNOSIS
WHO mengembangkan pedoman klinik diagnosis dan
tatalaksana pneumonia pada anak. Pedoman ini meliputi
penilaian demam, status nutrisi, letargi, sianosis, frekuensi
nafas, observasi dinding dada untuk mendeteksi retraksi
dan auskultasi untuk mendeteksi stridor dan wheezing
(mengi). Berdasarkan pedoman tersebut pneumonia
dibedakan atas :
1.Pneumonia sangat berat, (bila ada sianosis sentral dan
tidak sanggup minum ), harus di rawat di RS dan
pemberian antibiotik.
2.
2. Pneumonia berat (bila ada retraksi, tanpa sianosis dan
masih sanggup minum, harus di rawat di RS dan
pemberian antibiotik.
3. Pneumonia (bila tidak ada retraksi tetapi nafas cepat)
> 60/menit untuk bayi < 2 bulan
> 50/ menit pada anak 2 bulan – 1tahun
> 40/ menit pada anak 1 tahun – 5 tahun
(tidak perlu di rawat dan pemberian antibiotik oral)
4. Bukan pneumonia (bila tidak ada nafas cepat, tidak
perlu di rawat, tidak perlu antibiotik namun dilakukan
pemeriksaan lain dan pengobatan yang sesuai. 1,8
KOMPLIKASI
Dengan menggunakan antibiotika,
komplikasi pneumonia hampir tidakpernah
dijumpai. Komplikasi yang dapat dijumpai
antaralainempiemadanotitismediaakut.
Sementara komplikasi lainnya seperti
meningitis,perikarditis,osteomielitis,dan
peritonitis lebih jarang terjadi
PROGNOSIS
Sebagian besar anak-anak dengan
pneumonia virus dapat sembuh sempurna
dan tidak mempunyai gejala sisa, walaupun
mungkin lebih lama. Namun, yang
mengancam kehidupan infeksipernapasan
bagian bawah disebabkan oleh RSV yang
terjadi, khususnya bayi-bayi yang lebih
muda dari 6 minggu dan semua dengan
kondisi pokok kardiorespirasi atau
imunosupresi.
Anamnesis
Pasien biasanya mengalami demam tinggi,
batuk, gelisah, rewel, kesukaran bernafas
atau pernafasan yang cepat. Pada bayi
gejalanya tidak khas, seringkali tanpa
demam dan batuk. Anak besar kadang
mengeluh nyeri kepala, nyeri abdomen
disertai munta.
Pemeriksaan Fisik
Manifestasi klinis yang terjadi akan berbeda-beda
berdasarkan kelompok umurtertentu.
Takipneu merupakan tanda klinis yang sangat
sensitif, tetapi mungkin dihubungkan dengan
gangguanlainnya(misalnyadiabetikketoasidosis,
keracunan salisilat, benda asing, bronkiolitis dan
asma)
Seringditemukansuarapernafasanyangabnormal
( rales ), tetapi mungkin juga tidak ditemukan,
tergantung pada jenis proses pneumonia.
Produksi sputum jarang terjadi pada anak-
anak kecil ( misalnya, umur < 6 tahun ).
Padaneonatusseringdijumpaitakipneu,
retraksi dinding dada, grunting dan
sianosis.
Pada bayi yang lebih tua jarang ditemukan
grunting . Gejala yang sering terjadi adalah
takipneu, retraksi, sianosis, batuk, panas
dan iritabel
Pada anak pra sekolah, gejala yangsering
terjadi adalah demam, batuk ( non
produktif/produktif ), takipneu, dan dispneu
yangditandai denganretraksi dinding dada.
Pada kelompok anak sekolah dan remaja, dapat
dijumpai panas, batuk ( non
produktif/produkti ), nyeri dada, nyeri kepala,
dehidrasi danletargi.
Pada semua kelompok umur akan dijumpai
adanya nafascuping hidung.Pada auskultasi,
dapat terdengar suara pernafasanmenurun.
Fine crackles ( ronkhi basah halus ) yang khas
pada anak besar, bisa tidak ditemukan pada bayi.
Gejala lain pada anak besar adalah dull ( redup )
pada perkusi, vokal fremitus menurun, suara nafas
menurun, dan terdengar fine crackles ( ronkhi
basah halus ) di daerah yangterkena.
Iritasi pleura akan mengakibatkan nyeri dada, bila
berat gerakan dada menurun waktu inspirasi, anak
berbaringkearahyangsakitdengankakifleksi.
Rasa nyeri dapat menjalar ke leher, bahu dan
perut.
Ciri klinis berdasarkan etiologi
1. Pneumonia Bakteri
2. Pneumonia Virus
3. Pneumonia Mikoplasma
Pneumonia Bakteri
Pneumonia stafilokokus, Streptokokus dan
Pneumokokus merupakan pneumonia yang paling
dering ditemukan
Gejala Awal
1. Rinitis ringan
2. Anoreksia
3. Gelisah
Lanjutan Pneumonia BAkteri
Berkembang sampai aitan yangtiba-tiba
1. Demam
2. Malaise
3. Nafas cepat & dangkal (50-80)
4. Ekspirasi berbunyi
5. >5thn = sakit kepala & kedinginan
6. <2thn = Vomitus & diare ringan
7. Leukositosi
8. Foto toraks = Pneumonia lobar
Pneumonia Virus
Virus penyebab adalah virus influenza, adenovirus, rubeola,
varisela, sitomegalovirus manusia, virus sinsisium pernafasan
Gejala Awal:
1. Batuk
2. Rinitis
Berkembang sampai awitan berangsur atau cepat
1. Gejala-gejala:demamringan, batukringan,danmalaises/d
demam tinggi, batuk hebat,dan prostasi (kelesuan)
2. Emfisema obstruktif
3. Ronkhi basah
4. Hasil foto toraks – bronkhopneumonia
5. Penurunan leukosit
Pneumonia Mikoplasma
Gejala Awal:
1. Demam
2. Menggigil
3. Sakit kepala
4. Anoreksia
5. Mialgia
Berkembangsampaiawitanyangtersembunyiatautiba-
tiba:
Rinitis
Sakit tenggorok
Batuk kering-berdarah
Hasil foto toraks –area konsolidasi
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Gangguan pertukaran gas
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan
4. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh :
hipertermi
5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang
Intervensi Keperawatan
1. Pantau jalan nafas dan kepatenannya
Letakkananakdalamposisisemi fowler
Lakukan postural drainage, perkusi &
vibrasi sesuai toleransi anak
Lakukanpengisapanyangdalamsesuai
kebutuhan
Berikan istirahat yangcukup
Lanjutan intervensi keperawatan
2. Pantau adanya gawat nafas dan respon terhadap terapi
oksigen
Pantau statuspernafasan
Ganti pakaian & sprei anak untuk mencegah
kedinginan
Observasi adanya tanda-tanda komplikasi
3. Pantau dan pertahankan status hidrasi yang optimal
Pantau pemberian terapi IV
Catat asupan & keluaran
Pantauadanya dehidrasi
Lanjutan intervensi keperawatan
4. Pantau respon terapeutik anak dan efek
samping pengobatan
5. Kontrol demam dengan antipiretik dan
mandi sponge dengan airhangat
6. Ajarkan pada orang tua cara merawat anak
dengan IV & terapi oksigen
EVALUASI
1. Anak bebasadari tandadangejala
distres pernafasan
2. Anak Terhidrasi dengan adekuat
3. Orang tua memberikan rasa nyaman
pada anak, meskipun anak memakai
IV dan TerapiOksigen
PNEUMONIA PADA ANAK

More Related Content

Similar to PNEUMONIA PADA ANAK

Similar to PNEUMONIA PADA ANAK (20)

Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Ani pneumonia
Ani pneumoniaAni pneumonia
Ani pneumonia
 
Ani pneumonia
Ani pneumoniaAni pneumonia
Ani pneumonia
 
FARMAKOTERAPI REFANI ADHA 12171014.pptx
FARMAKOTERAPI REFANI ADHA 12171014.pptxFARMAKOTERAPI REFANI ADHA 12171014.pptx
FARMAKOTERAPI REFANI ADHA 12171014.pptx
 
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpnBab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
 
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNAIspa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Rinitis akut
Rinitis akutRinitis akut
Rinitis akut
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Askep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPAAskep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPA
 
Lp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiiiLp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiii
 
Penatalaksanaan ispa
Penatalaksanaan ispaPenatalaksanaan ispa
Penatalaksanaan ispa
 
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di IndonesiaLima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
 
Makalah tb paru di indonesia
Makalah tb paru di indonesiaMakalah tb paru di indonesia
Makalah tb paru di indonesia
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
 
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNAIndry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan AtasInfeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 

PNEUMONIA PADA ANAK

  • 1.
  • 2. PENDAHULUAN Pneumonia merupakan bagian dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bawah yang banyak menimbulkan kematian, hingga berperan besar dalam tingginyaangka kematian bayi (AKB). Pneumonia di negara berkembang disebabkan terutama oleh bakteri
  • 3. Lanjutan pendahuluan Namun pneumonia dapat timbul dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti morbili, difteri, dan pertusis. Oleh karena itu program imunisasi juga merupakan strategi penanggulangan ISPA pada anak. 1
  • 4. EPIDEMIOLOGI Dari hasil penelitian WHO di berbagai negara menunjukkan bahwa Streptococcus pneumonia dan Haemophilus influenza adalah bakteri yang paling sering diisolasi, seperti pada TABEL 1 di dapatkan dari kedua bakteri 73,9 % dari aspirat paru dan 69,1 % dari isolat darah.
  • 5. Pneumonia lebih sering terjadi pada masa kanak- kanak dibandingkan usia lain. pneumoniaberbandingterbalikdenganumur. Angkanya menurun DARI 40/1000 pada anak prasekolah menjadi 9/1000 pada anak berusia 9-15 tahun. Laki-lakilebih sering terkenadibandingkan perempuan pada semua kelompok umur.
  • 6. Pneumococcus dengan serotipe 1 sampai 8 menyebabkan pneumonia pada orang dewasa lebih dari 80 %, sedangkan pada anak ditemukan pada usia kurang dari 4 tahun dan mengurang dengan meningkatnya umur. stafilokokus, pada umumnya pneumonia ini diderita bayi, yaitu 30 % di bawah umur 3 bulan dan 70 % sebelum 1 tahun.
  • 7. Pneumoniabakteriagramnegatif. Angka kejadian pneumonia ini sangat rendah (kurang dari 1%), akan tetapi mulai meningkat selama beberapa tahun ini karena penggunaan antibiotika yang sangat luas dan kontaminasi alat rumah sakit, alat oksigen dan sebagainya.
  • 8. DEFINISI Pneumonia adalah infeksi akut parenkimparuyangmeliputi alveolus dan jaringaninterstitial. Pneumonia biasanya merupakan bagian dari sindrom sepsis pada bayi baru lahir, dan pada bayi gejala yang timbul mungkin tidakspesifik
  • 9. Saluran pernafasan bagianbawah mempunyai mekanisme daya tahan tersendiri yang sangat efisien untuk mencegah infeksi. 1. Susunan anatomis ronggahidung. 2. Jaringan limfoid di naso-oro-faring. 3. Bulugetaryang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret liat yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut.
  • 10. 4. Refleks batuk. 5. Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi. 6. Drainase sistem limfatik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional. 7. Fagositosis, aksi enzimatik dan respons imuno-humoral terutama dari imunoglobulin (Ig A).
  • 11. ETIOLOGI Pneumonia umumnya disebabkan oleh bakteri. Di negara berkembang yang tersering sebagai penyebab pneumonia pada anak ialah Streptococcus pneumoniae (S.pneumoniae ) dan Haemophilus influenza ( H. Influenza) . Bakteri patogen yang dapat menyebabkan pneumonia tergantung pada usia pasiendan status imunitas.
  • 12. Pada neonatus penyebab tersering adalah Streptokokus Group B, Batang Gram (-), dan Clamidia. Pada bayi berumur lebih dari 1 bulan penyebab tersering adalah Pneumokokus, H.Influenza. Pada anak yang berumur 4-10 tahun pneumokokus dan H.Influenza merupakan penyebab utama.
  • 13. Virus yang menyebabkan pneumonia neonatal antara lain virus rubela, virus sitomegalo, dan virus herpes simpleks. RSV, virus parainfluenza, adenovirus paling sering ditemukan pada usia 1-6 bulan, virus influenza dan enterovirus lebih jarang dijumpai pada kelompok umur ini. Anak berusia 6 bulan - 4 tahun paling sering terinfeksi virus parainfluenza, adenovirus, dan virus Epstein-Barr
  • 14. Periodebarulahiradalahsatu-satunya masa dimana infeksi bakteri merupakan penyebab pneumonia yang paling sering. Sebagian besar infeksi pada kelompok inidisebabkanaspirasiorganismeyang terdapatpadatraktusgenitalisibusaat persalinan terjadi.
  • 15. yang utama adalah Streptococcus grup B, diikutiolehE.Coli,Klebsiellaspp.,danhasil enterik Gram negatif lainnya dari kelompok Enterobacteriaceae. Organisme yang lebih jarang ditemukan antara lain Hemophilus influenzae,streptokokus lain ( grup A dan a- hemolitikus spp.), Enterococcus, Listeria monocytogenes,dan bakterianaerob.
  • 16. Pada usia 1-3 bulan, organisme tersebut masih dapat dijumpai tetapi lebih jarang. merupakanpenyebabpalingseringpada kelompok umur ini. Streptococcus pneumoniae adalah patogen bakterialis yang paling sering dijumpai sedangkan H.Influenzae grup B, Streptococcus pyogenes, dan Staphylococcus aureus jarang ditemukan
  • 17. Bayi berusia 3 minggu – 3 bulan dapat menderita pneumonia tanpa demam atau sindrom pneumonitis. Sindrominiditandaiolehbatuk,takipnu ,dan kadang-kadang distrespernapasan tanpa disertai demam. Sindrom ini paling sering disebabkan oleh infeksi virus tetapi dapat juga disebabkan infeksi C. Trachomatis, Mycoplasma homonis, dan Urea-plasma urealyticum.
  • 18. Pada kelompok usia prasekolah, virus masih merupakan penyebab pneumonia yang paling banyak, tetapi bakteri patogen juga mulai sering ditemukan. patogen yang paling sering dijumpai adalah S.pneumoniae. Dahulu, infeksi HIB hampir sama seringnya dengan S.pneumoniae, tetapi berkat adanya vaksin HIB terdapat penurunan bermakna dalam insidens infeksi akibat organisme ini.
  • 19. Bakteri lain yang lebih jarang ditemukan antara lain S.aureus, Streptococcus grup A, Moraxella catarrhalis, dan Neisseria meningitidis. Pada beberapa penelitian terakhir, M.pneumoniae lebih sering ditemukan pada kelompok usia ini.
  • 20. Ketikaanakmencapaiusiasekolah(anak besar) Mycoplasma pneumoniae (M.pneumoniae) adalah bakteri penyebab pneumonia yang paling sering. Mikoplasma ialah salah satu dari 3 genus pada famili Mycoplasmataseae. M. Pneumoniae adalah satu-satunya spesies mikoplasma yang dikenal menyebabkan infeksi saluran pernafasan pada manusia.
  • 21. S.pneumoniaemasihmerupakan patogenyang sering ditemukan pada kelompok umur ini. Chlamydia pneumoniae diperkirakan sebagai penyebab pneumonia pada 19 % remaja
  • 22. FAKTOR PREDISPOSISI Aliran udara normalnya steril dari trakea sampai alveolus. Infeksi virus saluran napas bagian atas bisa merupakan faktor predisposisi timbulnya pneumonia bakteri pada anak, yang bisa timbul dari inhalasi atau melalui aliran darah, ada 4 mekanisme : 1. Infeksi virus meningkatkan sekresi sehingga terjadi aspirasi bakteri ke paru. 2. Sehingga menurunkan aktivitas silia yang dapat menurunkan kemampuan pembersihan paru dari bakteri, 3. Menurunkan fagositosis dan kemampuan makrofag untuk mengambil bakteri yang ada di saluran napas. 4. Dan dapat menurunkan imunitas.
  • 23. Faktor-faktoryangdapatmeningkatkan kerentanan pada pneumonia: 1. Kelainan kongenital. 2. Aspirasi benda asing. 3. Kelainanfungsiimunyangdi dapat/kongenital.
  • 24. KLASIFIKASI Pembagianpneumoniaberdasarkan distribusi anatomik pneumonia dapat dikelompokkan menjadi : 1. Pneumonia lobaris 2. Pneumonia interstitialis (bronkhiolitis) 3. Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) 4. Pleuropneumonia.
  • 25. PATOLOGI DAN PATOGENESIS Umumnya bakteri penyebab terisap ke paru perifer melalui saluran napas. Mula-mula terjadi edema karena reaksi jaringan, yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman ke jaringansekitarnya. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi yaitu terjadinya sebukan sel polimorfonuklear(PMN),fibrin,eritrosit, cairan edema dan ditemukannya kuman di alveoli. Stadium ini disebut stadium hepatisasi merah.
  • 26. Selanjutnya terjadi deposisi fibrin ke permukaan pleura, terdapatnya fibrindan leukosit polimorfonuklear di alveoli dan terjadinya proses fagositosis yang cepat. Atadium ini disebut stadium hepatisasi kelabu Akhirnya jumlah sel makrofag meningkat di alveoli, sel akan degenerasi dan fibrin menipis, kuman dandebris menghilang. Stadium ini disebut stadiumresolusi
  • 27. Organisme-organismePneumokokus mungkin teraspirasi ke dalam perifer pada paru-paru dan aliran udara bagian atas atau nasofaring. Awalnya, edema yang reaktif yang terjadi mendukung proliferasi organisme-organisme dan membantu dalam penyebaran bagian-bagian sebelah / pinggir paru. Satu atau lebih
  • 28. Bagaimanapun juga pola dari pneumonia lobaris ini sering tidak ditemukan pada bayi-bayi, yang mungkin mempunyai jumlahyang lebih berbeda dan penyebaran penyakit yang mengikuti distribusi bronkhial dan dikateristikkan oleh banyak daerah-daerah gabungan sekitar aliran udara yang lebihkecil. Luka permanen jarang terjadi.
  • 29. Infeksi Streptokokus dari sistem pernafasan bagian bawah menyebabkan tracheitis, bronchitis, atau pneumonia interstitial. Pneumonia lobaris tidak umum. Lesi-lesinya terdiri dari mukosa tracheobronchial yang nekrosis dengan formasi bagian dalam yang kasar dan sejumlah besar dari eksudat, edema dan hemoragik setempat.
  • 30. Prosesdapatmeluaskeseptuminteralveolar dantempatpenampunganlimpa.Pengaruh pleura secara umum relatif terjadi, efusi sering luas, dan berserous, serosanguineous jarang terjadi, purulen yang lebih tipis, dengan fibrin yang lebih sedikit dari pada eksudat dari pneumonia pneumokokus
  • 31. Stafilokokus menyebabkan bronkopneumonia konfluens yang sering unilateral atau lebih penting pada satu sisi dari pada yang lain dan dikateristikkan pada al daerah-daerah yang tidak teratur pada kavitasi. Permukaanpleurabiasanyaditutupioleh zat/materi yang tebal dari eksudat fibrinopurulen.
  • 32. Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikelinfektif.Adabeberapamekanismayangpada keadaan normal melindungi paru dariinfeksi. Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral
  • 33. Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobarisyangkhaspadafototoraks.Virus,mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis
  • 34. MANIFESTASI KLINIS Secara umum gejala dan tanda pneumonia dapat dikelompokkan menjadi 1. manifestasi non spesifik infeksi dantoksisitas 2. gejala umum penyakit saluran pernafasan bawah 3. tanda pneumonia 4. tanda efusi pleuradan 5. gejala infeksi ekstrapulmoner.
  • 35. Manifestasi non spesifik misalnya demam, sakit kepala, iritabel, maleise,nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal, gelisah,
  • 36. Gejala umum saluran pernafasan bawah batuk,takipnu,ekspektorasisputum,nafascuping hidung, sesak nafas, air hunger, merintih, sianosis. Anakbesardenganpneumonialebihsukaberbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Abdomen distensi karena dilatasi gaster biasanya disebabkan oleh aerofagi atau karena ileus paralitik. Heparmungkinterabakarenatertekanolehdiafragma ataumemangmembesarkarenaterjadigagaljantung kongestif sebagai komplikasi pneumonia
  • 37. Tanda pneumonia pekak perkusi, fremitus melemah, suara nafas melemah dan ronkhi. Retraksi ( penarikan dinding dada ke dalam waktu bernapas = chest indrawing ) bersama dengan peningkatan frekuensi napas merupakan tanda klinik pneumonia yang bermakna.1
  • 38. Terjadinya efusi pleura atauempiema menimbulkan gerakekskursi dada tertinggal di daerah efusi. Padapemeriksaanfisikterdengarpekakperkusi,fremitus berkurang dan suara napasmelemah. Suara napas tubuler didapatkan persis di atas batas cairan dan di daerah yang tidak terkena. Nyeri dada karena iritasi pleura mungkin hebat dan mengganggu gerakandada. Fiction rub dapat terdengardi daerah pleura yang terkena. Bilaefusipleurabertambahmakasesaknapaspunmakin bertambah tetapi nyeri pleura makin berkurang dan berubah jadi nyeri tumpul. Nyeri pleura dapat terasadi atas daerah inflamasi, namun jika terdapat iritasi pleura lobus atas mungkin menyebabkan kaku kuduk. Keadaan ini disebut meningismus yaitu suatu iritasi meningen tanpainflamasi. Empiema dapat meluas ke mediastinum dan perikar atau berpenetrasikedindingdadahingga menimbulkanabsesyang disebut empiemanesesitatis.
  • 39. Kadang-kadang terjadi nyeri abdomen bila terdapa pneumonia lobus kanan bawah yang menimbulkan iritasi diafragma. Nyeri abdomen dapat menyebar ke kuadran kanan bawah dan menyerupai apendisitis. Pada neonatus dan bayi kecil tanda pneumoniatidak selalu jelas. Gejala dan tanda klinik pneumonia pada bayi lebih beragam. Pemeriksaan perkusi dan auskultasi sering tidak ada kelainan. Bila ditemukan pekak perkusi pada bayi kemungkinan besar telah terjadi efusi pleura dan bukan hanya karena bercak konsolidasi pada parenkimparu
  • 40. Infeksi ekstrapulmoner sebagai komplikasi atau penyakit penyerta misalnya abses kulit, abses jaringan lunak, otitis media, sinusitis, meningitis purulenta. Kadang-kadang ditemukan perikarditis dan epiglotitis yang biasanya berhubungan dengan infeksi H.influenza tipeb. Manifestasi klinik infeksi dengan M.pneumoniaesangatbervariasi,sebagian besarringannamunadayangsangatberat bahkan ada yang menimbulkan kematian.
  • 41. Secara klinis infeksi dengan M.pneumoniae dapat dicurigai bila ditemukan kasus pneumonia pada anak usia sekolah dengan batuk sebagai gejala awal seperti gejala infeksi saluran napas atas. Infeksi M.pneumoniae dapat juga di duga bila gejala klinik sesuai dengan pneumonia tetapi tidak berespons dengan antibiotik golongan penisilin atau kasus pneumonia interstitial pada usia muda.
  • 42. Pemeriksaan Laboratorium (1) Umumnya pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis, dengan predominan polimorfonuklir. Namun bila terdapat leukopenia menunjukkan prognosis buruk. Kadang-kadang ditemukan anemia ringan atau sedang. Cairan pleura menunjukkan eksudat dengan sel polimorfonuklir berkisar 300- 100.000/mm3, protein diatas 2,5 g/dl dan glukokosa darah. Pada infeksi sterptokokus didapatkan titer antistreptolisin serum meningkat dan dapat menyokong diagnosis.
  • 43. Untuk pemeriksaan mikrobiologik spesimen dapat berasal dari usap tenggorok,sekresinasofaring,bilasan bronkus, atau sputum, darah, aspirasi trakea, pungsi pleura, aspirasi paru. Diagnosis baru definitif bila kuman ditemukan dari darah, cairan pleura atau aspirasiparu.
  • 44. Sebagai upaya diagnosis cepat akhir-akhir ini dikembangkan berbagai pemeriksaan imunologik dalam mendeteksi baik antigen maupun antibodi spesifikterhadapkumanpenyebab.Spesimenyang dipakai ialah darah atau urine. Teknik pemeriksaan yang dikembangkan antara lain counter immunoelectrophoresis, ELISA, latex agglutination atau coaglutination. Walaupun menjajikan harapan namun upaya ini belum sepenuhnya memuaskan.
  • 45. Pemeriksaan radiologik (2) Gambaran radiologik pneumonia pneumokokus bervariasi dari infiltrat ringan sampai bercak-bercak konsolidasi merata (bronkopneumonia) kedua lapang paru atau konsolidasi pada satu lobus (pneumonia lobaris). Perubahan radiologi tidak selalu berhubungan dengan gambaran klinis. Kadang- kadang konsolidasi sudah ditemukan pada radiologi sebelum timbul gejala klinik. Pada bayi dan anak kecil gambaran konsolidasi lobus jarang ditemukan. Efusi pleura dengan adanya cairan sering ditemukan terutama pada permulaan penyakit dan pada pasien yang belum dapat terapi namun belum merupakan empiema.
  • 46. Resolusi infiltrat sering memerlukan waktu lebih lama setelah gejala klinik menghilang. Menetapnya gambaran infiltrat menunjukkan adanya proses yang mendasarinya seperti adanya benda asing atau defisiensi imun. Padapneumoniastreptokokus gambaranradiologik menunjukkan bronkopneumonia difus atau infitrat interstitial, sering disertai efusi pleura yang berat. Kadang-kadang terdapat adenopati hilus.
  • 47. Pneumonia stafilokokus mempunyai gambaran radiologik tidak khas pada permulaan penyakit. Infiltrat mula-mula berupa bercak-bercak dan kemudian memadat dan mengenai keseluruhan lobus atau hemitoraks. Perpadatan hemitoraks umumnya mengenai paru kanan (65%), hanya kurang 20% yang mengenai kedua paru (bilateral). Efusi pleura atau empiema sering terjadi, seperempatnya berupa piopneumotorak. Sering pula ditemukan abses-abses kecil dan pneumatokel dengan berbagai ukuran.
  • 48. Walaupun tidak khas namun bila terjadi progresifitas yang sangat cepat yaitu terjadinya efusi pleura atau piopneumatorak dalam beberapa jam dengan atau tanpa pneumatokel dapat merupakan indikasi kuat adanya pneumonia stafilokokus. Foto dada dibuat dengan frekuensi yang lebih sering terjadi jika tersangka pneumonia stafilokokus. Perbaikan klinik biasanya mendahului perbaikan radiologik dengan beberapa hari sampai beberapa minggu dan pneumatokel mungkin menetap secaraasimptomatik sampai berbulan-bulan
  • 49. DIAGNOSIS WHO mengembangkan pedoman klinik diagnosis dan tatalaksana pneumonia pada anak. Pedoman ini meliputi penilaian demam, status nutrisi, letargi, sianosis, frekuensi nafas, observasi dinding dada untuk mendeteksi retraksi dan auskultasi untuk mendeteksi stridor dan wheezing (mengi). Berdasarkan pedoman tersebut pneumonia dibedakan atas : 1.Pneumonia sangat berat, (bila ada sianosis sentral dan tidak sanggup minum ), harus di rawat di RS dan pemberian antibiotik. 2.
  • 50. 2. Pneumonia berat (bila ada retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum, harus di rawat di RS dan pemberian antibiotik. 3. Pneumonia (bila tidak ada retraksi tetapi nafas cepat) > 60/menit untuk bayi < 2 bulan > 50/ menit pada anak 2 bulan – 1tahun > 40/ menit pada anak 1 tahun – 5 tahun (tidak perlu di rawat dan pemberian antibiotik oral) 4. Bukan pneumonia (bila tidak ada nafas cepat, tidak perlu di rawat, tidak perlu antibiotik namun dilakukan pemeriksaan lain dan pengobatan yang sesuai. 1,8
  • 51. KOMPLIKASI Dengan menggunakan antibiotika, komplikasi pneumonia hampir tidakpernah dijumpai. Komplikasi yang dapat dijumpai antaralainempiemadanotitismediaakut. Sementara komplikasi lainnya seperti meningitis,perikarditis,osteomielitis,dan peritonitis lebih jarang terjadi
  • 52. PROGNOSIS Sebagian besar anak-anak dengan pneumonia virus dapat sembuh sempurna dan tidak mempunyai gejala sisa, walaupun mungkin lebih lama. Namun, yang mengancam kehidupan infeksipernapasan bagian bawah disebabkan oleh RSV yang terjadi, khususnya bayi-bayi yang lebih muda dari 6 minggu dan semua dengan kondisi pokok kardiorespirasi atau imunosupresi.
  • 53. Anamnesis Pasien biasanya mengalami demam tinggi, batuk, gelisah, rewel, kesukaran bernafas atau pernafasan yang cepat. Pada bayi gejalanya tidak khas, seringkali tanpa demam dan batuk. Anak besar kadang mengeluh nyeri kepala, nyeri abdomen disertai munta.
  • 54. Pemeriksaan Fisik Manifestasi klinis yang terjadi akan berbeda-beda berdasarkan kelompok umurtertentu. Takipneu merupakan tanda klinis yang sangat sensitif, tetapi mungkin dihubungkan dengan gangguanlainnya(misalnyadiabetikketoasidosis, keracunan salisilat, benda asing, bronkiolitis dan asma) Seringditemukansuarapernafasanyangabnormal ( rales ), tetapi mungkin juga tidak ditemukan, tergantung pada jenis proses pneumonia.
  • 55. Produksi sputum jarang terjadi pada anak- anak kecil ( misalnya, umur < 6 tahun ). Padaneonatusseringdijumpaitakipneu, retraksi dinding dada, grunting dan sianosis. Pada bayi yang lebih tua jarang ditemukan grunting . Gejala yang sering terjadi adalah takipneu, retraksi, sianosis, batuk, panas dan iritabel
  • 56. Pada anak pra sekolah, gejala yangsering terjadi adalah demam, batuk ( non produktif/produktif ), takipneu, dan dispneu yangditandai denganretraksi dinding dada. Pada kelompok anak sekolah dan remaja, dapat dijumpai panas, batuk ( non produktif/produkti ), nyeri dada, nyeri kepala, dehidrasi danletargi. Pada semua kelompok umur akan dijumpai adanya nafascuping hidung.Pada auskultasi, dapat terdengar suara pernafasanmenurun.
  • 57. Fine crackles ( ronkhi basah halus ) yang khas pada anak besar, bisa tidak ditemukan pada bayi. Gejala lain pada anak besar adalah dull ( redup ) pada perkusi, vokal fremitus menurun, suara nafas menurun, dan terdengar fine crackles ( ronkhi basah halus ) di daerah yangterkena. Iritasi pleura akan mengakibatkan nyeri dada, bila berat gerakan dada menurun waktu inspirasi, anak berbaringkearahyangsakitdengankakifleksi. Rasa nyeri dapat menjalar ke leher, bahu dan perut.
  • 58. Ciri klinis berdasarkan etiologi 1. Pneumonia Bakteri 2. Pneumonia Virus 3. Pneumonia Mikoplasma
  • 59. Pneumonia Bakteri Pneumonia stafilokokus, Streptokokus dan Pneumokokus merupakan pneumonia yang paling dering ditemukan Gejala Awal 1. Rinitis ringan 2. Anoreksia 3. Gelisah
  • 60. Lanjutan Pneumonia BAkteri Berkembang sampai aitan yangtiba-tiba 1. Demam 2. Malaise 3. Nafas cepat & dangkal (50-80) 4. Ekspirasi berbunyi 5. >5thn = sakit kepala & kedinginan 6. <2thn = Vomitus & diare ringan 7. Leukositosi 8. Foto toraks = Pneumonia lobar
  • 61. Pneumonia Virus Virus penyebab adalah virus influenza, adenovirus, rubeola, varisela, sitomegalovirus manusia, virus sinsisium pernafasan Gejala Awal: 1. Batuk 2. Rinitis Berkembang sampai awitan berangsur atau cepat 1. Gejala-gejala:demamringan, batukringan,danmalaises/d demam tinggi, batuk hebat,dan prostasi (kelesuan) 2. Emfisema obstruktif 3. Ronkhi basah 4. Hasil foto toraks – bronkhopneumonia 5. Penurunan leukosit
  • 62. Pneumonia Mikoplasma Gejala Awal: 1. Demam 2. Menggigil 3. Sakit kepala 4. Anoreksia 5. Mialgia Berkembangsampaiawitanyangtersembunyiatautiba- tiba: Rinitis Sakit tenggorok Batuk kering-berdarah Hasil foto toraks –area konsolidasi
  • 63. Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif 2. Gangguan pertukaran gas 3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan 4. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh : hipertermi 5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang
  • 64. Intervensi Keperawatan 1. Pantau jalan nafas dan kepatenannya Letakkananakdalamposisisemi fowler Lakukan postural drainage, perkusi & vibrasi sesuai toleransi anak Lakukanpengisapanyangdalamsesuai kebutuhan Berikan istirahat yangcukup
  • 65. Lanjutan intervensi keperawatan 2. Pantau adanya gawat nafas dan respon terhadap terapi oksigen Pantau statuspernafasan Ganti pakaian & sprei anak untuk mencegah kedinginan Observasi adanya tanda-tanda komplikasi 3. Pantau dan pertahankan status hidrasi yang optimal Pantau pemberian terapi IV Catat asupan & keluaran Pantauadanya dehidrasi
  • 66. Lanjutan intervensi keperawatan 4. Pantau respon terapeutik anak dan efek samping pengobatan 5. Kontrol demam dengan antipiretik dan mandi sponge dengan airhangat 6. Ajarkan pada orang tua cara merawat anak dengan IV & terapi oksigen
  • 67. EVALUASI 1. Anak bebasadari tandadangejala distres pernafasan 2. Anak Terhidrasi dengan adekuat 3. Orang tua memberikan rasa nyaman pada anak, meskipun anak memakai IV dan TerapiOksigen