SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
IWAN NURDIN
Makna Keputusan MK.35/2012
 Pengakuan negara atas: (1) keberadaan masyarakat adat di
atas (2) wilayah hutan adat yang dikeluarkan dari klaim
sebagai wilayah hutan negara.
 Dapat dijadikan sarana menyelesaikan konflik berbasis
pemulihan hak akibat adanya penetapan, konsesi, dll di
atas wilayah hutan adat.
 Hutan Adat dapat disebut sebagai objek reforma agraria
dengan subjek utamanya (beneficiaries) adalah masyarakat
adat itu sendiri.
 Terkait wilayah adat lainnya, masih tersisa persoalan yaitu
wilayah masyarakat adat non kawasan hutan namun tidak
diatur oleh masyarakat adat sebagai subjek hukum atau
berada dalam konsesi usaha semisal kebun dan tambang
Paska Putusan MK
 Peluang Politik semakin meluas dengan adanya NKB
KPK dengan 12 K/L tentang percepatan pengukuhan
kawasan hutan yang didalamnya juga terdapat
perluasan wilayah kelola rakyat dan penyelesaian
konflik tenurial di kawasan hutan.
 UU Desa yang menetapkan adanya Desa Adat plus
wilayahnya (termasuk hutan adat).
 Menkokesra ditunjuk sebagai koordinator
pelaksanaan MK 35
Paska putusan MK (lanjt)
 Terjadi pembangkangan birokrasi khususnya Kementerian
Dalam Negeri dan Kementerian Kehutanan atas putusan
MK 35.
 Respons pemda dalam menindaklanjuti putusan MK
terbilang nihil (terkait SE Mendagri). Bahwa pemekaran
wilayah yang selama ini banyak didorong oleh semangat
dan klaim atas representasi masyarakat adat
tertentu, politik elektoral yang berdekatan dengan isu
putra daerah, tidak ada hubungannya dengan proteksi
oleh pemda ketika peluang politik dan hukum tersedia.
 Masyarakat Adat via AMAN melakukan “aksi sepihak”
melalui plangisasi hutan adat.
Refleksi:
 Tidak sepadannya peluang politik dan hukum yang
semakin luas tersedia dengan realisasi pengakuan
hutan adat dan wilayah masyarakat adat lainnya?
 Begitu kuatnya pembangkangan birokrasi
Kemenhut dan Kemendagri dalam realisasi
pengakuan, pemulihan, dan perlindungan
masyarakat adat.
 Beberapa “aksi sepihak”s masyarakat adat
dilanjutkan dengan pendudukan dan pengelolaan
wilayah secara terus menerus
Mengapa Reforma Agraria di Kawasan
Hutan?
 Kawasan Hutan Indonesia adalah objek Reforma Agraria
terluas (hampir 68 persen daratan telah ditunjuk sebagai
kawasan hutan) di Indonesia dan hanya 16 persen yang
telah ditata batas.
 Kawasan Hutan Indonesia adalah titik dengan
ketimpangan struktur agraria tertinggi (perbandingan
pengelolaan hutan oleh korporasi dan oleh rakyat sangat
tinggi). Kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat.
 Pelepasan, izin usaha pengusahaan, dan izin pinjam pakai
kawasan hutan adalah bisnis utama Kemenhut saat ini
yang rawan dengan mega korupsi.
 Kehutanan adalah sumber utama Konflik Agraria
Data Ketimpangan Agraria
Kehutanan
 Hutan 136.94 juta hektar atau 69 persen wilayah
Indonesia, 121, 74 juta (88%) ha belum ditata batas.
Sedikitnya 33.000 desa definitif berada dalam kawasan
hutan. 6400 nya adalah desa di Perhutani
 Luas HTI mencapai 9,39 juta ha (262 perusahaan).
Bandingkan dengan izin Hutan Tanaman Rakyat
(HTR) yang 631.628 hektar. Luas HPH di Indonesia
21,49 juta hektar dari 303 perusahaan HPH (2011).
 Kontribusi kehutanan kurang dari 1 persen PDB (FWI
2011)
Data Konflik Agraria
 Pada tahun 2013, KPA
mencatat 369 kejadian
konflik yang merampas
1.281.660.09 ha, dan korban
langsung 139.874 KK.
 Terjadi kenaikan 86% dari
2012 yaitu 198 konflik
963.411,2 ha . Korban: 156
petani tertangkap, 55
terluka, 3 3 dies.
21 30
239
130
Victims 2013
n…
Luasan Konflik Agraria 2013
527,939.27
197,365.90
35,466
545,258
184
0.00
100,000.00
200,000.00
300,000.00
400,000.00
500,000.00
600,000.00
Plantation Mining Infrastructure Forest coastal and marine
Plantation
Mining
Infrastructure
Forest
coastal and
marine
Hambatan RA di Kawasan Hutan
 Tidak ada komitmen politik menjalankan agenda ini
dari pemerintah.
 Secara hukum, UUPA 1960 tidak berlaku di kawasan
hutan, dan penyelewengan pelaksanaan UUPA 1960.
Bahkan, UU 41/1999 sesungguhnya menghidupkan
kembali “domein verklaring” di dalam kawasan hutan
yang telah dihapus oleh UUPA.
 Organisasi penyuara dan diskursus RA dalam politik
kekuasaan masih marjinal.
 RA dikawasan hutan kerapkali salah dianggap tidak
sejalan dengan agenda LH.
Mengapa RA berlaku pada Hutan
Adat?
 Objek Hutan adat telah tumpang tindih dengan
berbagai izin dan konsesi sehingga terdapat konflik
agraria struktural yang laten maupun manifest.
 Kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat adat
akibat kehilangan akses terhadap hutan nya.
 Belum jelasnya objek hutan adat dalam soal tata
batas, dan tata guna ke dalam peta.
Namun, sebenarnya lebih sulit menetapkan subjek
reform untuk jenis masyarakat adat ketimbang objek.
 Struktur sosial Masyarakat Adat pada wilayah tertentu
diwarnai dominasi nilai patriarkhi dan feodalisme.
Mengapa RA … (Lanj)
 Secara Nasional dan wilayah tidak ada reforma agraria di
Indonesia. Namun, dengan menggunakan perspektif lain
sebenarnya telah terjadi local land/agrarian reform melalui
sejumlah aksi pendudukan dan reklaiming oleh
OR, dimana pada lokasi tsb telah terjadi perubahan corak
dan relasi produksi atas tanah. Meskipun secara legal
belum kuat (masih berproses).
 Agrarian Reform by Leverage adalah sebuah pelaksanaan
reforma agraria berdasarkan inisiatif organisasi rakyat yang
potensial dilakukan oleh AMAN pada objek hutan adat.
Diperlukan?
 Diperlukan prinsip umum dalam penetapan objek hutan
adat sebagai objek reforma agraria sehingga dirumuskan
tata guna tanah yang mengacu pada nilai-nilai masyarakat
adat yang menjunjung demokrasi dan keadilan sosial.
 Pengembangan prinsip-prinsip universal dalam
menetapkan subjek reforma agraria pada hutan adat
misalnya non diskriminasi terhadap kaum perempuan dan
pemuda.
 Menetapkan model subjek tertutup untuk masyarakat luar
komunitas adat dan model terbuka untuk masyarakat di
luar komunitas
Mendorong Agenda RA Pada
Pemerintah Kedepan
 Kementerian Kehutanan dijadikan Kementerian
Perhutanan.
 Agenda Reforma Agraria belum disuarakan secara
nyata oleh para kandidat capres yang ada karena
kurang dipahami arti pentingnya bagi penyelesaian
ketidakadilan struktur ekonomi dan sosial masyarakat.
 Reforma Agraria masih dianggap program
mempertahankan struktur masyarakat pertanian atau
agenda pertanian bukan agenda transformasi sosial.
TERIMAKASIH
 Konsorsium Pembaruan
Agraria (KPA) didirikan pada
24th September 1994.
 www.kpa.or.id
 KPA beranggotakan 96
organisasi rakyat
(petani, nelayan, perempuan
, masyarakat adat, pemuda )
dan 77 NGO di 22 Provinsi di
Indonesia.

More Related Content

What's hot

Keberpihakan wonosobo arupa
Keberpihakan wonosobo   arupaKeberpihakan wonosobo   arupa
Keberpihakan wonosobo arupaYayasan CAPPA
 
Makalah tentang illegal logging
Makalah tentang illegal loggingMakalah tentang illegal logging
Makalah tentang illegal loggingAba Abdillah
 
Makalah+etika+illegal+logging
Makalah+etika+illegal+loggingMakalah+etika+illegal+logging
Makalah+etika+illegal+loggingAba Abdillah
 
Mengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan dan
Mengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan danMengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan dan
Mengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan danIndra Yu
 
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnllBuku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnllnita292601
 
Masyarakat desa hutan
Masyarakat desa hutanMasyarakat desa hutan
Masyarakat desa hutangolarbaso
 
Makalah kebakaran hutan riau
Makalah kebakaran hutan riauMakalah kebakaran hutan riau
Makalah kebakaran hutan riaunur azizah
 
MANAJEMEN HUTAN
MANAJEMEN HUTANMANAJEMEN HUTAN
MANAJEMEN HUTANEDIS BLOG
 
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau Kota
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau KotaWebinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau Kota
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau KotaKukuh Sungkawa
 
Redd dan studi kasus
Redd dan studi kasusRedd dan studi kasus
Redd dan studi kasusYayasan CAPPA
 

What's hot (17)

Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Keberpihakan wonosobo arupa
Keberpihakan wonosobo   arupaKeberpihakan wonosobo   arupa
Keberpihakan wonosobo arupa
 
Kerusakan hutan
Kerusakan hutanKerusakan hutan
Kerusakan hutan
 
Makalah tentang illegal logging
Makalah tentang illegal loggingMakalah tentang illegal logging
Makalah tentang illegal logging
 
Makalah+etika+illegal+logging
Makalah+etika+illegal+loggingMakalah+etika+illegal+logging
Makalah+etika+illegal+logging
 
Mengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan dan
Mengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan danMengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan dan
Mengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan dan
 
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnllBuku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
 
Masyarakat desa hutan
Masyarakat desa hutanMasyarakat desa hutan
Masyarakat desa hutan
 
Humas 11-juni-2011
Humas 11-juni-2011Humas 11-juni-2011
Humas 11-juni-2011
 
Sumber daya hutan
Sumber daya hutanSumber daya hutan
Sumber daya hutan
 
Makalah kebakaran hutan riau
Makalah kebakaran hutan riauMakalah kebakaran hutan riau
Makalah kebakaran hutan riau
 
MANAJEMEN HUTAN
MANAJEMEN HUTANMANAJEMEN HUTAN
MANAJEMEN HUTAN
 
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau Kota
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau KotaWebinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau Kota
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau Kota
 
Warta tenure 04e
Warta tenure 04eWarta tenure 04e
Warta tenure 04e
 
Sumber Daya Alam Hutan
Sumber Daya Alam HutanSumber Daya Alam Hutan
Sumber Daya Alam Hutan
 
Redd dan studi kasus
Redd dan studi kasusRedd dan studi kasus
Redd dan studi kasus
 
Alih Fungsi Kawasan
Alih Fungsi KawasanAlih Fungsi Kawasan
Alih Fungsi Kawasan
 

Similar to Masyarakat adat dan ra iwan nurdin

Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan Sosial
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan SosialPeningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan Sosial
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan SosialRamlanNugraha3
 
Ruang hampa-pasca-proklamasi
Ruang hampa-pasca-proklamasiRuang hampa-pasca-proklamasi
Ruang hampa-pasca-proklamasiAksi SETAPAK
 
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesia
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesiaBagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesia
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesiaRaflis Ssi
 
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain Penelitian
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain PenelitianGambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain Penelitian
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain PenelitianCIFOR-ICRAF
 
Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)
Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)
Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)Aji Sahdi Sutisna
 
Tambang Kawasan Lindung
Tambang Kawasan LindungTambang Kawasan Lindung
Tambang Kawasan Lindungpius
 
150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan Masyarakat
150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan Masyarakat150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan Masyarakat
150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan MasyarakatAndhika Vega Praputra
 
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...Aksi SETAPAK
 
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Maluku
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di MalukuGambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Maluku
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di MalukuCIFOR-ICRAF
 
Peran Kementerian Pertanian dalam Reforma Agraria
Peran Kementerian Pertanian dalam Reforma AgrariaPeran Kementerian Pertanian dalam Reforma Agraria
Peran Kementerian Pertanian dalam Reforma AgrariaSyahyuti Si-Buyuang
 
Kembali ke Daerah: Sebuah Pendekatan Realistik untuk Pelaksanaan Putusan Ma...
Kembali	ke	Daerah:		 Sebuah	Pendekatan	Realistik	untuk	Pelaksanaan	Putusan	Ma...Kembali	ke	Daerah:		 Sebuah	Pendekatan	Realistik	untuk	Pelaksanaan	Putusan	Ma...
Kembali ke Daerah: Sebuah Pendekatan Realistik untuk Pelaksanaan Putusan Ma...septianm
 
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi MalukuKebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi MalukuCIFOR-ICRAF
 
KEARIFAN_LOKAL NTT.pptx
KEARIFAN_LOKAL NTT.pptxKEARIFAN_LOKAL NTT.pptx
KEARIFAN_LOKAL NTT.pptxDEKAJEGaminG
 
Mengurus hutan indonesia
Mengurus hutan indonesiaMengurus hutan indonesia
Mengurus hutan indonesiarazitakhalyla
 
Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1Yadhi Muqsith
 
Buku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmBuku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmAmien Saliwu
 

Similar to Masyarakat adat dan ra iwan nurdin (20)

Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan Sosial
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan SosialPeningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan Sosial
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan Sosial
 
Ruang hampa-pasca-proklamasi
Ruang hampa-pasca-proklamasiRuang hampa-pasca-proklamasi
Ruang hampa-pasca-proklamasi
 
Kabar jkpp 16
Kabar jkpp 16Kabar jkpp 16
Kabar jkpp 16
 
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesia
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesiaBagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesia
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesia
 
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain Penelitian
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain PenelitianGambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain Penelitian
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain Penelitian
 
Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)
Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)
Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)
 
Tambang Kawasan Lindung
Tambang Kawasan LindungTambang Kawasan Lindung
Tambang Kawasan Lindung
 
150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan Masyarakat
150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan Masyarakat150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan Masyarakat
150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan Masyarakat
 
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...
 
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Maluku
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di MalukuGambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Maluku
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Maluku
 
Peran Kementerian Pertanian dalam Reforma Agraria
Peran Kementerian Pertanian dalam Reforma AgrariaPeran Kementerian Pertanian dalam Reforma Agraria
Peran Kementerian Pertanian dalam Reforma Agraria
 
Kembali ke Daerah: Sebuah Pendekatan Realistik untuk Pelaksanaan Putusan Ma...
Kembali	ke	Daerah:		 Sebuah	Pendekatan	Realistik	untuk	Pelaksanaan	Putusan	Ma...Kembali	ke	Daerah:		 Sebuah	Pendekatan	Realistik	untuk	Pelaksanaan	Putusan	Ma...
Kembali ke Daerah: Sebuah Pendekatan Realistik untuk Pelaksanaan Putusan Ma...
 
Moratorium Hutan
Moratorium HutanMoratorium Hutan
Moratorium Hutan
 
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi MalukuKebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
 
KEARIFAN_LOKAL NTT.pptx
KEARIFAN_LOKAL NTT.pptxKEARIFAN_LOKAL NTT.pptx
KEARIFAN_LOKAL NTT.pptx
 
Mengurus hutan indonesia
Mengurus hutan indonesiaMengurus hutan indonesia
Mengurus hutan indonesia
 
Ruang Hampa Pasca Proklamasi
Ruang Hampa Pasca ProklamasiRuang Hampa Pasca Proklamasi
Ruang Hampa Pasca Proklamasi
 
Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1
 
Hutan adat
Hutan adat Hutan adat
Hutan adat
 
Buku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmBuku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKm
 

More from septianm

God meets you where you are
God meets you where you areGod meets you where you are
God meets you where you areseptianm
 
Presentasi walhi riau moratorium
Presentasi walhi riau moratoriumPresentasi walhi riau moratorium
Presentasi walhi riau moratoriumseptianm
 
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium septianm
 
Maratorium pansus
Maratorium pansusMaratorium pansus
Maratorium pansusseptianm
 
MORATORIUM: SUDAHKAH MELINDUNGI HUTAN DAN GAMBUT TERSISA DI RIAU “URGENSI PE...
MORATORIUM:  SUDAHKAH MELINDUNGI HUTAN DAN GAMBUT TERSISA DI RIAU “URGENSI PE...MORATORIUM:  SUDAHKAH MELINDUNGI HUTAN DAN GAMBUT TERSISA DI RIAU “URGENSI PE...
MORATORIUM: SUDAHKAH MELINDUNGI HUTAN DAN GAMBUT TERSISA DI RIAU “URGENSI PE...septianm
 
Bahan gubri 5 5-2015
Bahan gubri 5 5-2015Bahan gubri 5 5-2015
Bahan gubri 5 5-2015septianm
 
Presentasi Gita Syahrani, SH, LL.M - PB Roadshow Medan
Presentasi Gita Syahrani, SH, LL.M - PB Roadshow MedanPresentasi Gita Syahrani, SH, LL.M - PB Roadshow Medan
Presentasi Gita Syahrani, SH, LL.M - PB Roadshow Medanseptianm
 
Chalid Muhammad : Arah Kebijakan Lingkungan Hidup Pemerintahan Jokowi-JK
Chalid Muhammad : Arah Kebijakan Lingkungan Hidup Pemerintahan Jokowi-JKChalid Muhammad : Arah Kebijakan Lingkungan Hidup Pemerintahan Jokowi-JK
Chalid Muhammad : Arah Kebijakan Lingkungan Hidup Pemerintahan Jokowi-JKseptianm
 
Siaran Pers Perspektif Baru Roadshow Medan
Siaran Pers Perspektif Baru Roadshow MedanSiaran Pers Perspektif Baru Roadshow Medan
Siaran Pers Perspektif Baru Roadshow Medanseptianm
 
Siaran Pers TELAPAK : Cara Perhutani Menyembunyikan Kinerjanya Yang Buruk
Siaran Pers TELAPAK : Cara Perhutani Menyembunyikan Kinerjanya Yang BurukSiaran Pers TELAPAK : Cara Perhutani Menyembunyikan Kinerjanya Yang Buruk
Siaran Pers TELAPAK : Cara Perhutani Menyembunyikan Kinerjanya Yang Burukseptianm
 
Telapak siaran pers
Telapak    siaran pers Telapak    siaran pers
Telapak siaran pers septianm
 
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...septianm
 
PERAN HUTAN INDONESIA DALAM UPAYA MITIGASI PERUBAHAN IKLIM NASIONAL DAN GLOBAL
PERAN HUTAN INDONESIA DALAM UPAYA MITIGASI PERUBAHAN IKLIM NASIONAL DAN GLOBALPERAN HUTAN INDONESIA DALAM UPAYA MITIGASI PERUBAHAN IKLIM NASIONAL DAN GLOBAL
PERAN HUTAN INDONESIA DALAM UPAYA MITIGASI PERUBAHAN IKLIM NASIONAL DAN GLOBALseptianm
 
Mengenal Pilihan hukum daerah untuk pengakuan Masyarakat Adat
Mengenal Pilihan hukum daerah untuk pengakuan Masyarakat AdatMengenal Pilihan hukum daerah untuk pengakuan Masyarakat Adat
Mengenal Pilihan hukum daerah untuk pengakuan Masyarakat Adatseptianm
 
Permitting Crime :How palm oil expansion drives illegal logging in Indonesia
Permitting Crime :How palm oil expansion drives illegal logging in IndonesiaPermitting Crime :How palm oil expansion drives illegal logging in Indonesia
Permitting Crime :How palm oil expansion drives illegal logging in Indonesiaseptianm
 
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...septianm
 
Siaran pers prakarsa nasional ppmha melalui redd+ - final
Siaran pers   prakarsa nasional ppmha melalui redd+ - finalSiaran pers   prakarsa nasional ppmha melalui redd+ - final
Siaran pers prakarsa nasional ppmha melalui redd+ - finalseptianm
 
Sambutan kuntoro mangkusubroto (ukp4) program nasional ppmha
Sambutan kuntoro mangkusubroto (ukp4)   program nasional ppmhaSambutan kuntoro mangkusubroto (ukp4)   program nasional ppmha
Sambutan kuntoro mangkusubroto (ukp4) program nasional ppmhaseptianm
 
Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014septianm
 
Faq bp redd+
Faq bp redd+Faq bp redd+
Faq bp redd+septianm
 

More from septianm (20)

God meets you where you are
God meets you where you areGod meets you where you are
God meets you where you are
 
Presentasi walhi riau moratorium
Presentasi walhi riau moratoriumPresentasi walhi riau moratorium
Presentasi walhi riau moratorium
 
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium
Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium
 
Maratorium pansus
Maratorium pansusMaratorium pansus
Maratorium pansus
 
MORATORIUM: SUDAHKAH MELINDUNGI HUTAN DAN GAMBUT TERSISA DI RIAU “URGENSI PE...
MORATORIUM:  SUDAHKAH MELINDUNGI HUTAN DAN GAMBUT TERSISA DI RIAU “URGENSI PE...MORATORIUM:  SUDAHKAH MELINDUNGI HUTAN DAN GAMBUT TERSISA DI RIAU “URGENSI PE...
MORATORIUM: SUDAHKAH MELINDUNGI HUTAN DAN GAMBUT TERSISA DI RIAU “URGENSI PE...
 
Bahan gubri 5 5-2015
Bahan gubri 5 5-2015Bahan gubri 5 5-2015
Bahan gubri 5 5-2015
 
Presentasi Gita Syahrani, SH, LL.M - PB Roadshow Medan
Presentasi Gita Syahrani, SH, LL.M - PB Roadshow MedanPresentasi Gita Syahrani, SH, LL.M - PB Roadshow Medan
Presentasi Gita Syahrani, SH, LL.M - PB Roadshow Medan
 
Chalid Muhammad : Arah Kebijakan Lingkungan Hidup Pemerintahan Jokowi-JK
Chalid Muhammad : Arah Kebijakan Lingkungan Hidup Pemerintahan Jokowi-JKChalid Muhammad : Arah Kebijakan Lingkungan Hidup Pemerintahan Jokowi-JK
Chalid Muhammad : Arah Kebijakan Lingkungan Hidup Pemerintahan Jokowi-JK
 
Siaran Pers Perspektif Baru Roadshow Medan
Siaran Pers Perspektif Baru Roadshow MedanSiaran Pers Perspektif Baru Roadshow Medan
Siaran Pers Perspektif Baru Roadshow Medan
 
Siaran Pers TELAPAK : Cara Perhutani Menyembunyikan Kinerjanya Yang Buruk
Siaran Pers TELAPAK : Cara Perhutani Menyembunyikan Kinerjanya Yang BurukSiaran Pers TELAPAK : Cara Perhutani Menyembunyikan Kinerjanya Yang Buruk
Siaran Pers TELAPAK : Cara Perhutani Menyembunyikan Kinerjanya Yang Buruk
 
Telapak siaran pers
Telapak    siaran pers Telapak    siaran pers
Telapak siaran pers
 
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...
 
PERAN HUTAN INDONESIA DALAM UPAYA MITIGASI PERUBAHAN IKLIM NASIONAL DAN GLOBAL
PERAN HUTAN INDONESIA DALAM UPAYA MITIGASI PERUBAHAN IKLIM NASIONAL DAN GLOBALPERAN HUTAN INDONESIA DALAM UPAYA MITIGASI PERUBAHAN IKLIM NASIONAL DAN GLOBAL
PERAN HUTAN INDONESIA DALAM UPAYA MITIGASI PERUBAHAN IKLIM NASIONAL DAN GLOBAL
 
Mengenal Pilihan hukum daerah untuk pengakuan Masyarakat Adat
Mengenal Pilihan hukum daerah untuk pengakuan Masyarakat AdatMengenal Pilihan hukum daerah untuk pengakuan Masyarakat Adat
Mengenal Pilihan hukum daerah untuk pengakuan Masyarakat Adat
 
Permitting Crime :How palm oil expansion drives illegal logging in Indonesia
Permitting Crime :How palm oil expansion drives illegal logging in IndonesiaPermitting Crime :How palm oil expansion drives illegal logging in Indonesia
Permitting Crime :How palm oil expansion drives illegal logging in Indonesia
 
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
 
Siaran pers prakarsa nasional ppmha melalui redd+ - final
Siaran pers   prakarsa nasional ppmha melalui redd+ - finalSiaran pers   prakarsa nasional ppmha melalui redd+ - final
Siaran pers prakarsa nasional ppmha melalui redd+ - final
 
Sambutan kuntoro mangkusubroto (ukp4) program nasional ppmha
Sambutan kuntoro mangkusubroto (ukp4)   program nasional ppmhaSambutan kuntoro mangkusubroto (ukp4)   program nasional ppmha
Sambutan kuntoro mangkusubroto (ukp4) program nasional ppmha
 
Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014
 
Faq bp redd+
Faq bp redd+Faq bp redd+
Faq bp redd+
 

Recently uploaded

Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 

Recently uploaded (8)

Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 

Masyarakat adat dan ra iwan nurdin

  • 2. Makna Keputusan MK.35/2012  Pengakuan negara atas: (1) keberadaan masyarakat adat di atas (2) wilayah hutan adat yang dikeluarkan dari klaim sebagai wilayah hutan negara.  Dapat dijadikan sarana menyelesaikan konflik berbasis pemulihan hak akibat adanya penetapan, konsesi, dll di atas wilayah hutan adat.  Hutan Adat dapat disebut sebagai objek reforma agraria dengan subjek utamanya (beneficiaries) adalah masyarakat adat itu sendiri.  Terkait wilayah adat lainnya, masih tersisa persoalan yaitu wilayah masyarakat adat non kawasan hutan namun tidak diatur oleh masyarakat adat sebagai subjek hukum atau berada dalam konsesi usaha semisal kebun dan tambang
  • 3. Paska Putusan MK  Peluang Politik semakin meluas dengan adanya NKB KPK dengan 12 K/L tentang percepatan pengukuhan kawasan hutan yang didalamnya juga terdapat perluasan wilayah kelola rakyat dan penyelesaian konflik tenurial di kawasan hutan.  UU Desa yang menetapkan adanya Desa Adat plus wilayahnya (termasuk hutan adat).  Menkokesra ditunjuk sebagai koordinator pelaksanaan MK 35
  • 4. Paska putusan MK (lanjt)  Terjadi pembangkangan birokrasi khususnya Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kehutanan atas putusan MK 35.  Respons pemda dalam menindaklanjuti putusan MK terbilang nihil (terkait SE Mendagri). Bahwa pemekaran wilayah yang selama ini banyak didorong oleh semangat dan klaim atas representasi masyarakat adat tertentu, politik elektoral yang berdekatan dengan isu putra daerah, tidak ada hubungannya dengan proteksi oleh pemda ketika peluang politik dan hukum tersedia.  Masyarakat Adat via AMAN melakukan “aksi sepihak” melalui plangisasi hutan adat.
  • 5. Refleksi:  Tidak sepadannya peluang politik dan hukum yang semakin luas tersedia dengan realisasi pengakuan hutan adat dan wilayah masyarakat adat lainnya?  Begitu kuatnya pembangkangan birokrasi Kemenhut dan Kemendagri dalam realisasi pengakuan, pemulihan, dan perlindungan masyarakat adat.  Beberapa “aksi sepihak”s masyarakat adat dilanjutkan dengan pendudukan dan pengelolaan wilayah secara terus menerus
  • 6. Mengapa Reforma Agraria di Kawasan Hutan?  Kawasan Hutan Indonesia adalah objek Reforma Agraria terluas (hampir 68 persen daratan telah ditunjuk sebagai kawasan hutan) di Indonesia dan hanya 16 persen yang telah ditata batas.  Kawasan Hutan Indonesia adalah titik dengan ketimpangan struktur agraria tertinggi (perbandingan pengelolaan hutan oleh korporasi dan oleh rakyat sangat tinggi). Kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat.  Pelepasan, izin usaha pengusahaan, dan izin pinjam pakai kawasan hutan adalah bisnis utama Kemenhut saat ini yang rawan dengan mega korupsi.  Kehutanan adalah sumber utama Konflik Agraria
  • 7. Data Ketimpangan Agraria Kehutanan  Hutan 136.94 juta hektar atau 69 persen wilayah Indonesia, 121, 74 juta (88%) ha belum ditata batas. Sedikitnya 33.000 desa definitif berada dalam kawasan hutan. 6400 nya adalah desa di Perhutani  Luas HTI mencapai 9,39 juta ha (262 perusahaan). Bandingkan dengan izin Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang 631.628 hektar. Luas HPH di Indonesia 21,49 juta hektar dari 303 perusahaan HPH (2011).  Kontribusi kehutanan kurang dari 1 persen PDB (FWI 2011)
  • 8. Data Konflik Agraria  Pada tahun 2013, KPA mencatat 369 kejadian konflik yang merampas 1.281.660.09 ha, dan korban langsung 139.874 KK.  Terjadi kenaikan 86% dari 2012 yaitu 198 konflik 963.411,2 ha . Korban: 156 petani tertangkap, 55 terluka, 3 3 dies. 21 30 239 130 Victims 2013 n…
  • 9. Luasan Konflik Agraria 2013 527,939.27 197,365.90 35,466 545,258 184 0.00 100,000.00 200,000.00 300,000.00 400,000.00 500,000.00 600,000.00 Plantation Mining Infrastructure Forest coastal and marine Plantation Mining Infrastructure Forest coastal and marine
  • 10. Hambatan RA di Kawasan Hutan  Tidak ada komitmen politik menjalankan agenda ini dari pemerintah.  Secara hukum, UUPA 1960 tidak berlaku di kawasan hutan, dan penyelewengan pelaksanaan UUPA 1960. Bahkan, UU 41/1999 sesungguhnya menghidupkan kembali “domein verklaring” di dalam kawasan hutan yang telah dihapus oleh UUPA.  Organisasi penyuara dan diskursus RA dalam politik kekuasaan masih marjinal.  RA dikawasan hutan kerapkali salah dianggap tidak sejalan dengan agenda LH.
  • 11. Mengapa RA berlaku pada Hutan Adat?  Objek Hutan adat telah tumpang tindih dengan berbagai izin dan konsesi sehingga terdapat konflik agraria struktural yang laten maupun manifest.  Kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat adat akibat kehilangan akses terhadap hutan nya.  Belum jelasnya objek hutan adat dalam soal tata batas, dan tata guna ke dalam peta. Namun, sebenarnya lebih sulit menetapkan subjek reform untuk jenis masyarakat adat ketimbang objek.  Struktur sosial Masyarakat Adat pada wilayah tertentu diwarnai dominasi nilai patriarkhi dan feodalisme.
  • 12. Mengapa RA … (Lanj)  Secara Nasional dan wilayah tidak ada reforma agraria di Indonesia. Namun, dengan menggunakan perspektif lain sebenarnya telah terjadi local land/agrarian reform melalui sejumlah aksi pendudukan dan reklaiming oleh OR, dimana pada lokasi tsb telah terjadi perubahan corak dan relasi produksi atas tanah. Meskipun secara legal belum kuat (masih berproses).  Agrarian Reform by Leverage adalah sebuah pelaksanaan reforma agraria berdasarkan inisiatif organisasi rakyat yang potensial dilakukan oleh AMAN pada objek hutan adat.
  • 13. Diperlukan?  Diperlukan prinsip umum dalam penetapan objek hutan adat sebagai objek reforma agraria sehingga dirumuskan tata guna tanah yang mengacu pada nilai-nilai masyarakat adat yang menjunjung demokrasi dan keadilan sosial.  Pengembangan prinsip-prinsip universal dalam menetapkan subjek reforma agraria pada hutan adat misalnya non diskriminasi terhadap kaum perempuan dan pemuda.  Menetapkan model subjek tertutup untuk masyarakat luar komunitas adat dan model terbuka untuk masyarakat di luar komunitas
  • 14. Mendorong Agenda RA Pada Pemerintah Kedepan  Kementerian Kehutanan dijadikan Kementerian Perhutanan.  Agenda Reforma Agraria belum disuarakan secara nyata oleh para kandidat capres yang ada karena kurang dipahami arti pentingnya bagi penyelesaian ketidakadilan struktur ekonomi dan sosial masyarakat.  Reforma Agraria masih dianggap program mempertahankan struktur masyarakat pertanian atau agenda pertanian bukan agenda transformasi sosial.
  • 15. TERIMAKASIH  Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) didirikan pada 24th September 1994.  www.kpa.or.id  KPA beranggotakan 96 organisasi rakyat (petani, nelayan, perempuan , masyarakat adat, pemuda ) dan 77 NGO di 22 Provinsi di Indonesia.