SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
GAMBARAN UMUM REFORMASI TENURIAL LAHAN
DAN HUTAN DI MALUKU
Inception Workshop, 22 Agustus 2014, Swiss-belHotel, Ambon
Tom Silaya (UNPATTI)
Bentuk-Bentuk Kepemilikan lahan di
Maluku
 Lahan milik persekutuan masyarakat adat/negeri;
hak ulayat /petuanan
- termasuk kawasan hutan (hutan adat)
- ada sejak leluhur mereka
 Lahan milik kelompok marga/soa tertentu didalam
negeri (petuanan)
- termasuk kawasan hutan (hutan adat)
- ada sejak leluhur mereka.
- tempat mencari (berburu & meramu)
 Lahan milik individu / keluarga tertentu yang
berupa lahan usaha (dusung, kebun)
Reformasi Tenurial Lahan dan Hutan
1. Jaman Penjajahan Belanda/VOC:
 Abad 16: dimulainya sejarah tenurial lahan/hutan di Maluku dengan
menguasai rempah-rempah (cengkih dan pala)
 Abad 18: membangun lahan-lahan Perkebunan (mis: Desa Loki dan
daerah jasirah Huamual Belakang).
2. Jaman Orde Baru (1966-1997):
 Implementasi tenurial lahan (HGU).
 Peraturan perundangan terkait pengelolaan hutan yang membuka
peluang investasi asing & dalam negeri untuk pembangunan HPH dan
HTI:
o UU No. 1 thn 1967 tentang PMA
o UU No. 5 thn 1967 tentang Pokok-Pokok Kehutanan
o UU No. 6 thn 1968 tentang PMDN
 Masyarakat adat tidak memiliki kewenangan
mengelola hutan (petuanan).
 Eksploitasi hutan tanpa memperhatikan hak-hak
masyarakat adat.
 Menurunnya akses masyarakat ke hutan
 Permasalahan lain terkait tenurial lahan dan
hutan:
 Pemanfaatan lahan masyarakat adat untuk
transmigrasi.
 Kurang berfungsinya lembaga adat dalam
mengatur pemanfaatan lahan akibat adanya
UU No. 5 tahun 1979 (Sistem Pemerintahan
Desa).
Reformasi Tenurial Jaman Orde Baru
3. Jaman Era Reformasi (1998)
 Berlakunya UU No. 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan
 Beberapa pasal UU No. 41 terkait
tenurial dan hak masyarakat adat:
 Pasal 5 (status hutan)
 Pasal 36,37 ( pemanfaatan
hutan hak dan hutan adat)
 Pasal 67 (hak masyarakat adat)
 UU ini menjadi dasar hukum
pelaksanaan Skema Kehutanan
Berbasis Masyarakat seperti: HKm,
HTR, HD, HK dan KPH.
Reformasi Tenurial Lahan dan Hutan
Jaman Era Reformasi
 Pelaksanaannya Skema Kehutanan Sosial diatur
dalam PP No 6/2007 jo PP No 3/2008 tentang "Alokasi
Hutan, Rencana Pengelolaan Hutan serta
Pemanfaatan Lahan"
 Berdasarkan PP No. 6/2007 jo. No.3 /2008, ada 3 jenis
KPH yaitu KPH Konservasi; KPH Lindung; dan KPH
Produksi.
 Dalam implementasi pembentukan wilayah
pengelolaan hutan lestari, seluruh kawasan hutan di
Indonesia terbagi dalam KPH.
 Pembangunan KPH harus mempertimbangkan
masyarakat hukum adat berdasarkan UU No.
41/1999 Pasal 17 Ayat (2) dan PerMenHut No.
P.6/Menhut-II/2009
 Status tenurial hutan yang dapat diberikan izin HKm & HD adalah
hutan negara.
 Tujuan utama dari HKm & HD yaitu untuk rehabilitasi hutan;
pemberdayaan masyarakat melalui kelompok masyarakat yang ada.
 Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (Ditjen RLPS)
sebagai penanggung jawab
 Durasi izin: 35 tahun
Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa
Hutan Tanaman Rakyat
 Tujuan: 1) pembentukan kawasan hutan
berbasis masyarakat untuk penyediaan bahan-
baku industri kayu (termasuk industri pulp dan
kertas); 2) pengembangan kesejahteraan
kelompok masyarakat.
 Status tenurial: Hutan Negara, Zona Hutan
produksi.
 Direktorat Jenderal Produksi Kehutanan (Ditjen
BPK) Kemenhut sebagi penanggung jawab.
 Durasi izin: 35 tahun.
 Hasil hutan: kayu.
Pelaksanaan Skema Kehutanan Sosial di SBB dan Lampung
Activity Seram Barat Lampung Barat
Total Land Area 6.948 Km2 2.064,4 Km2
Total Forest Area 659.000 Ha (95%) 126.956,27 Ha (61,50%)
HKm Yes (formalization process has
started)
Yes (implementation)
HTR No Yes
Hutan Desa No No
KPH Yes
 Kelompok perempuan memiliki beberapa
bentuk hubungan dengan SDA & Hutan
saat melakukan peran penting dalam
mengelola SDA&H, termasuk akses ke
hutan, tanah sendiri, tanah suami, tanah
perkawinan, tanah kerabat /tetangga,
komunal, serta negeri-negeri lain
termasuk tanah negara
 Kontrol akses SDA&H masih didominasi
oleh laki-laki (tokoh adat, anggota
keluarga, tetangga, penjaga hutan
negara, dll) yang menempati posisi yang
berbeda dalam kaitannya dengan tanah
pada periode tertentu.
GENDER DAN TENURIAL DI TINGKAT
NASIONAL
GENDER DAN TENURIAL DI MALUKU
 Hak-hak perempuan terkait kepemilikan
lahan diatur dalam hukum adat.
 Hubungan kekerabatan secara patrilineal
umumnya masih berlaku.
 Berdasarkan sistem patrilineal, laki-laki
lebih diprioritaskan dalam hak waris atas
tanah (petuanan/dusung), sedangkan
perempuan dikategorikan sebagai kelompok
yang kurang diperhatikan.
GENDER DAN TENURIAL DI MALUKU
Hak waris atas lahan /dusung dapat dilihat pada jenis-jenis dusung sbb:
 Dusung Dati: Dusung di dalam atau di atas tanah dati, hanya
diwariskan kepada keturunan/anak laki-laki.
 Dusun Pusaka: Dusung yang menjadi milik suatu kelompok ahli waris
dan diperoleh berdasarkan pewarisan orang tua, selanjutnya
diwariskan secara turun-temurun ke anak laki-laki.
Contoh dusung yg mengakomodir hak perempuan:
 Dusung Atiting: Dusung dati yang diberikan ke anak
perempuan yg telah berkeluarga.
 Dusung Papeda: Dusung sagu yg diberikan ke anak
perempuan yg tidak kawin atau yg telah berkeluarga tetapi
suaminya tidak mempunyai dusung sagu.
Upaya lainnya terkait Tenurial Lahan dan
Hutan di Maluku
 Sertifikasi tanah hak milik masyarakat:
Setelah reformasi 1999, banyak program
pemerintah terkait sertifikasi tanah
masyarakat.
 Penelitian Hak Ulayat Masyarakat Adat:
Dilaksanakan tahun 2005-2007 antara
Unpatti dan beberapa pemkab Maluku.
 Program-program UPT Kemehut terkait
reboisasi dan rehabilitasi lahan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat
hutan.
Perda tentang Tenurial Lahan dan Hutan di Maluku
 Perda No. 14/2005 tentang Penetapan Kembali Negeri
Sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum Adat dalam
Wilayah Pemerintahan Provinsi Maluku.
 Perda Provinsi Maluku No. 3/2008 tentang Wilayah
Petuanan
 Perda Kab. Malteng No. 01/2006 tentang NEGERI
 Perda Kab. Malteng No. 03-11 /2006 tentang
masyarakat hukum adat di Maluku Tengah:
o Perda Kab. Malteng No. 11/2006 tentang Pedoman
Umum Kerjasama antar Negeri di Kab. Malteng.
 Perda Kota Ambon No. 3/2008 tentang Negeri (negeri
Adat) di Kota Ambon.
 Perda Kab. Maluku Tenggara No. 3/2009 tentang
Ratshap dan Ohoi (Negeri Adat) di Kab. Maluku
Tenggara
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Maluku

More Related Content

What's hot

Buku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmBuku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmAmien Saliwu
 
Qanun 15 tahun 2002 perijinankehutanan prov nad
Qanun 15  tahun   2002 perijinankehutanan prov nadQanun 15  tahun   2002 perijinankehutanan prov nad
Qanun 15 tahun 2002 perijinankehutanan prov nadwalhiaceh
 
Pp tata hutan
Pp tata hutanPp tata hutan
Pp tata hutanwalhiaceh
 
Uu ri no 41 tahun 1999 tentang kehutanan
Uu ri no 41 tahun 1999 tentang kehutananUu ri no 41 tahun 1999 tentang kehutanan
Uu ri no 41 tahun 1999 tentang kehutananwalhiaceh
 
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...Gedhe Foundation
 
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesia
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesiaBagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesia
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesiaRaflis Ssi
 
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau Kota
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau KotaWebinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau Kota
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau KotaKukuh Sungkawa
 
Webinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota
Webinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang KotaWebinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota
Webinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang KotaKukuh Sungkawa
 
Keberpihakan wonosobo arupa
Keberpihakan wonosobo   arupaKeberpihakan wonosobo   arupa
Keberpihakan wonosobo arupaYayasan CAPPA
 
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutanan
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutananFenomena land grabbing dalam perencanaan kehutanan
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutananRaflis Ssi
 
Pp 34 2002-tata_hutan
Pp 34 2002-tata_hutanPp 34 2002-tata_hutan
Pp 34 2002-tata_hutanPeople Power
 
Gub bengkulu-rezim-perizinanl
Gub bengkulu-rezim-perizinanlGub bengkulu-rezim-perizinanl
Gub bengkulu-rezim-perizinanlAksi SETAPAK
 
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraanPemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraanPipiet Noorch
 
Sosialisasi batas
Sosialisasi batasSosialisasi batas
Sosialisasi batas24019612345
 

What's hot (19)

Buku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmBuku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKm
 
Cappa hd
Cappa hdCappa hd
Cappa hd
 
Qanun 15 tahun 2002 perijinankehutanan prov nad
Qanun 15  tahun   2002 perijinankehutanan prov nadQanun 15  tahun   2002 perijinankehutanan prov nad
Qanun 15 tahun 2002 perijinankehutanan prov nad
 
Pp tata hutan
Pp tata hutanPp tata hutan
Pp tata hutan
 
Uu ri no 41 tahun 1999 tentang kehutanan
Uu ri no 41 tahun 1999 tentang kehutananUu ri no 41 tahun 1999 tentang kehutanan
Uu ri no 41 tahun 1999 tentang kehutanan
 
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
 
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesia
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesiaBagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesia
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesia
 
Uu 41-1999
Uu 41-1999Uu 41-1999
Uu 41-1999
 
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau Kota
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau KotaWebinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau Kota
Webinar Seri 1 Hutan Kota : Hutan Kota Infrastruktur Hijau Kota
 
Webinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota
Webinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang KotaWebinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota
Webinar Seri 2 Hutan Kota : Hutan Kota dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota
 
Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial
Panduan Pengajuan Perhutanan SosialPanduan Pengajuan Perhutanan Sosial
Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Keberpihakan wonosobo arupa
Keberpihakan wonosobo   arupaKeberpihakan wonosobo   arupa
Keberpihakan wonosobo arupa
 
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutanan
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutananFenomena land grabbing dalam perencanaan kehutanan
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutanan
 
profil KPH
profil KPHprofil KPH
profil KPH
 
Pp 34 2002-tata_hutan
Pp 34 2002-tata_hutanPp 34 2002-tata_hutan
Pp 34 2002-tata_hutan
 
Gub bengkulu-rezim-perizinanl
Gub bengkulu-rezim-perizinanlGub bengkulu-rezim-perizinanl
Gub bengkulu-rezim-perizinanl
 
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraanPemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
 
Sosialisasi batas
Sosialisasi batasSosialisasi batas
Sosialisasi batas
 

Similar to Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Maluku

Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...
Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...
Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...septianm
 
2001 03 kajian kebijakan hak-hak masy adat ---otonomi daerah
2001 03 kajian kebijakan hak-hak masy adat ---otonomi daerah2001 03 kajian kebijakan hak-hak masy adat ---otonomi daerah
2001 03 kajian kebijakan hak-hak masy adat ---otonomi daerahYayasan Perempuan Kaisa Indonesia
 
Sambutan sekjen aman himas 2017 final
Sambutan sekjen aman himas 2017 finalSambutan sekjen aman himas 2017 final
Sambutan sekjen aman himas 2017 finalRahayu Wulansari
 
Diskusi tematik epistema dahniar andriani
Diskusi tematik epistema dahniar andrianiDiskusi tematik epistema dahniar andriani
Diskusi tematik epistema dahniar andrianiEpistema_Institute_5
 
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...Aksi SETAPAK
 
Tata guna lahan pertemuan 1 2
Tata guna lahan pertemuan 1 2Tata guna lahan pertemuan 1 2
Tata guna lahan pertemuan 1 2adityaferryans
 
Agraria fh uaj
Agraria fh uajAgraria fh uaj
Agraria fh uajHana Bell
 
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain Penelitian
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain PenelitianGambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain Penelitian
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain PenelitianCIFOR-ICRAF
 
Masyarakat adat dan ra iwan nurdin
Masyarakat adat dan ra iwan nurdinMasyarakat adat dan ra iwan nurdin
Masyarakat adat dan ra iwan nurdinseptianm
 
Moniaga s ha masy hk adat dlm negara hukum - 4jun2015
Moniaga s   ha masy hk adat dlm negara hukum - 4jun2015Moniaga s   ha masy hk adat dlm negara hukum - 4jun2015
Moniaga s ha masy hk adat dlm negara hukum - 4jun2015Hutan_Indonesia
 
Saragih 2011 (cap buruk perkebunan sawit berawal dan berakhir di penataan ruang)
Saragih 2011 (cap buruk perkebunan sawit berawal dan berakhir di penataan ruang)Saragih 2011 (cap buruk perkebunan sawit berawal dan berakhir di penataan ruang)
Saragih 2011 (cap buruk perkebunan sawit berawal dan berakhir di penataan ruang)Andi Ishak
 
Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014septianm
 
Pembubaran Marga dan Implikasinya bagi MHA di Sumsel
Pembubaran Marga dan Implikasinya bagi MHA di SumselPembubaran Marga dan Implikasinya bagi MHA di Sumsel
Pembubaran Marga dan Implikasinya bagi MHA di SumselAdriansyah Rustandi
 
Ruang hampa-pasca-proklamasi
Ruang hampa-pasca-proklamasiRuang hampa-pasca-proklamasi
Ruang hampa-pasca-proklamasiAksi SETAPAK
 

Similar to Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Maluku (20)

Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...
Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...
Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...
 
2001 03 kajian kebijakan hak-hak masy adat ---otonomi daerah
2001 03 kajian kebijakan hak-hak masy adat ---otonomi daerah2001 03 kajian kebijakan hak-hak masy adat ---otonomi daerah
2001 03 kajian kebijakan hak-hak masy adat ---otonomi daerah
 
Sambutan sekjen aman himas 2017 final
Sambutan sekjen aman himas 2017 finalSambutan sekjen aman himas 2017 final
Sambutan sekjen aman himas 2017 final
 
Warta tenure 04e
Warta tenure 04eWarta tenure 04e
Warta tenure 04e
 
Diskusi tematik epistema dahniar andriani
Diskusi tematik epistema dahniar andrianiDiskusi tematik epistema dahniar andriani
Diskusi tematik epistema dahniar andriani
 
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...
 
Tata guna lahan pertemuan 1 2
Tata guna lahan pertemuan 1 2Tata guna lahan pertemuan 1 2
Tata guna lahan pertemuan 1 2
 
Kabar jkpp 16
Kabar jkpp 16Kabar jkpp 16
Kabar jkpp 16
 
Kabar JKPP Edisi 4
Kabar JKPP Edisi 4Kabar JKPP Edisi 4
Kabar JKPP Edisi 4
 
Agraria fh uaj
Agraria fh uajAgraria fh uaj
Agraria fh uaj
 
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain Penelitian
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain PenelitianGambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain Penelitian
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain Penelitian
 
Masyarakat adat dan ra iwan nurdin
Masyarakat adat dan ra iwan nurdinMasyarakat adat dan ra iwan nurdin
Masyarakat adat dan ra iwan nurdin
 
Moniaga s ha masy hk adat dlm negara hukum - 4jun2015
Moniaga s   ha masy hk adat dlm negara hukum - 4jun2015Moniaga s   ha masy hk adat dlm negara hukum - 4jun2015
Moniaga s ha masy hk adat dlm negara hukum - 4jun2015
 
Hutan adat
Hutan adat Hutan adat
Hutan adat
 
Saragih 2011 (cap buruk perkebunan sawit berawal dan berakhir di penataan ruang)
Saragih 2011 (cap buruk perkebunan sawit berawal dan berakhir di penataan ruang)Saragih 2011 (cap buruk perkebunan sawit berawal dan berakhir di penataan ruang)
Saragih 2011 (cap buruk perkebunan sawit berawal dan berakhir di penataan ruang)
 
Edit hukum adat
Edit hukum adatEdit hukum adat
Edit hukum adat
 
Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014
 
Skripsi fn
Skripsi fnSkripsi fn
Skripsi fn
 
Pembubaran Marga dan Implikasinya bagi MHA di Sumsel
Pembubaran Marga dan Implikasinya bagi MHA di SumselPembubaran Marga dan Implikasinya bagi MHA di Sumsel
Pembubaran Marga dan Implikasinya bagi MHA di Sumsel
 
Ruang hampa-pasca-proklamasi
Ruang hampa-pasca-proklamasiRuang hampa-pasca-proklamasi
Ruang hampa-pasca-proklamasi
 

More from CIFOR-ICRAF

Delivering nature-based solution outcomes by addressing policy, institutiona...
Delivering nature-based solution outcomes by addressing  policy, institutiona...Delivering nature-based solution outcomes by addressing  policy, institutiona...
Delivering nature-based solution outcomes by addressing policy, institutiona...CIFOR-ICRAF
 
Policy Dialogue Three Key Priorities
Policy Dialogue Three Key PrioritiesPolicy Dialogue Three Key Priorities
Policy Dialogue Three Key PrioritiesCIFOR-ICRAF
 
The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...
The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...
The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...CIFOR-ICRAF
 
The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...
The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...
The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...CIFOR-ICRAF
 
REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...
REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...
REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...CIFOR-ICRAF
 
La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+
La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+
La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+CIFOR-ICRAF
 
Cadre légal et réglementaire du marché carbone en RDC
Cadre légal et réglementaire du marché carbone en RDCCadre légal et réglementaire du marché carbone en RDC
Cadre légal et réglementaire du marché carbone en RDCCIFOR-ICRAF
 
Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...
Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...
Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...CIFOR-ICRAF
 
Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...
Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...
Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...CIFOR-ICRAF
 
Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...
Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...
Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...CIFOR-ICRAF
 
Enjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du Congo
Enjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du CongoEnjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du Congo
Enjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du CongoCIFOR-ICRAF
 
Incentive Scheme for Smallholders
Incentive Scheme for Smallholders Incentive Scheme for Smallholders
Incentive Scheme for Smallholders CIFOR-ICRAF
 
Capacity Building in oil palm trade and sustainability
Capacity Building in oil palm trade and sustainabilityCapacity Building in oil palm trade and sustainability
Capacity Building in oil palm trade and sustainabilityCIFOR-ICRAF
 
Monitoring songbirds' online market
Monitoring songbirds' online market Monitoring songbirds' online market
Monitoring songbirds' online market CIFOR-ICRAF
 
Supporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free Coffee
Supporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free CoffeeSupporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free Coffee
Supporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free CoffeeCIFOR-ICRAF
 
Pathways to sustainable trade and system dynamic simulation
Pathways to sustainable trade and system dynamic simulationPathways to sustainable trade and system dynamic simulation
Pathways to sustainable trade and system dynamic simulationCIFOR-ICRAF
 
Cenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASIL
Cenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASILCenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASIL
Cenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASILCIFOR-ICRAF
 
A Plataforma REDD+ Brasil: contexto
A Plataforma REDD+ Brasil: contexto   A Plataforma REDD+ Brasil: contexto
A Plataforma REDD+ Brasil: contexto CIFOR-ICRAF
 
Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon as Natural...
Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon  as Natural...Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon  as Natural...
Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon as Natural...CIFOR-ICRAF
 
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...CIFOR-ICRAF
 

More from CIFOR-ICRAF (20)

Delivering nature-based solution outcomes by addressing policy, institutiona...
Delivering nature-based solution outcomes by addressing  policy, institutiona...Delivering nature-based solution outcomes by addressing  policy, institutiona...
Delivering nature-based solution outcomes by addressing policy, institutiona...
 
Policy Dialogue Three Key Priorities
Policy Dialogue Three Key PrioritiesPolicy Dialogue Three Key Priorities
Policy Dialogue Three Key Priorities
 
The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...
The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...
The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...
 
The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...
The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...
The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...
 
REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...
REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...
REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...
 
La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+
La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+
La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+
 
Cadre légal et réglementaire du marché carbone en RDC
Cadre légal et réglementaire du marché carbone en RDCCadre légal et réglementaire du marché carbone en RDC
Cadre légal et réglementaire du marché carbone en RDC
 
Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...
Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...
Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...
 
Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...
Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...
Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...
 
Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...
Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...
Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...
 
Enjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du Congo
Enjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du CongoEnjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du Congo
Enjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du Congo
 
Incentive Scheme for Smallholders
Incentive Scheme for Smallholders Incentive Scheme for Smallholders
Incentive Scheme for Smallholders
 
Capacity Building in oil palm trade and sustainability
Capacity Building in oil palm trade and sustainabilityCapacity Building in oil palm trade and sustainability
Capacity Building in oil palm trade and sustainability
 
Monitoring songbirds' online market
Monitoring songbirds' online market Monitoring songbirds' online market
Monitoring songbirds' online market
 
Supporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free Coffee
Supporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free CoffeeSupporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free Coffee
Supporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free Coffee
 
Pathways to sustainable trade and system dynamic simulation
Pathways to sustainable trade and system dynamic simulationPathways to sustainable trade and system dynamic simulation
Pathways to sustainable trade and system dynamic simulation
 
Cenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASIL
Cenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASILCenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASIL
Cenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASIL
 
A Plataforma REDD+ Brasil: contexto
A Plataforma REDD+ Brasil: contexto   A Plataforma REDD+ Brasil: contexto
A Plataforma REDD+ Brasil: contexto
 
Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon as Natural...
Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon  as Natural...Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon  as Natural...
Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon as Natural...
 
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
 

Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Maluku

  • 1. GAMBARAN UMUM REFORMASI TENURIAL LAHAN DAN HUTAN DI MALUKU Inception Workshop, 22 Agustus 2014, Swiss-belHotel, Ambon Tom Silaya (UNPATTI)
  • 2. Bentuk-Bentuk Kepemilikan lahan di Maluku  Lahan milik persekutuan masyarakat adat/negeri; hak ulayat /petuanan - termasuk kawasan hutan (hutan adat) - ada sejak leluhur mereka  Lahan milik kelompok marga/soa tertentu didalam negeri (petuanan) - termasuk kawasan hutan (hutan adat) - ada sejak leluhur mereka. - tempat mencari (berburu & meramu)  Lahan milik individu / keluarga tertentu yang berupa lahan usaha (dusung, kebun)
  • 3. Reformasi Tenurial Lahan dan Hutan 1. Jaman Penjajahan Belanda/VOC:  Abad 16: dimulainya sejarah tenurial lahan/hutan di Maluku dengan menguasai rempah-rempah (cengkih dan pala)  Abad 18: membangun lahan-lahan Perkebunan (mis: Desa Loki dan daerah jasirah Huamual Belakang). 2. Jaman Orde Baru (1966-1997):  Implementasi tenurial lahan (HGU).  Peraturan perundangan terkait pengelolaan hutan yang membuka peluang investasi asing & dalam negeri untuk pembangunan HPH dan HTI: o UU No. 1 thn 1967 tentang PMA o UU No. 5 thn 1967 tentang Pokok-Pokok Kehutanan o UU No. 6 thn 1968 tentang PMDN
  • 4.  Masyarakat adat tidak memiliki kewenangan mengelola hutan (petuanan).  Eksploitasi hutan tanpa memperhatikan hak-hak masyarakat adat.  Menurunnya akses masyarakat ke hutan  Permasalahan lain terkait tenurial lahan dan hutan:  Pemanfaatan lahan masyarakat adat untuk transmigrasi.  Kurang berfungsinya lembaga adat dalam mengatur pemanfaatan lahan akibat adanya UU No. 5 tahun 1979 (Sistem Pemerintahan Desa). Reformasi Tenurial Jaman Orde Baru
  • 5. 3. Jaman Era Reformasi (1998)  Berlakunya UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan  Beberapa pasal UU No. 41 terkait tenurial dan hak masyarakat adat:  Pasal 5 (status hutan)  Pasal 36,37 ( pemanfaatan hutan hak dan hutan adat)  Pasal 67 (hak masyarakat adat)  UU ini menjadi dasar hukum pelaksanaan Skema Kehutanan Berbasis Masyarakat seperti: HKm, HTR, HD, HK dan KPH. Reformasi Tenurial Lahan dan Hutan
  • 6. Jaman Era Reformasi  Pelaksanaannya Skema Kehutanan Sosial diatur dalam PP No 6/2007 jo PP No 3/2008 tentang "Alokasi Hutan, Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Lahan"  Berdasarkan PP No. 6/2007 jo. No.3 /2008, ada 3 jenis KPH yaitu KPH Konservasi; KPH Lindung; dan KPH Produksi.  Dalam implementasi pembentukan wilayah pengelolaan hutan lestari, seluruh kawasan hutan di Indonesia terbagi dalam KPH.  Pembangunan KPH harus mempertimbangkan masyarakat hukum adat berdasarkan UU No. 41/1999 Pasal 17 Ayat (2) dan PerMenHut No. P.6/Menhut-II/2009
  • 7.  Status tenurial hutan yang dapat diberikan izin HKm & HD adalah hutan negara.  Tujuan utama dari HKm & HD yaitu untuk rehabilitasi hutan; pemberdayaan masyarakat melalui kelompok masyarakat yang ada.  Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (Ditjen RLPS) sebagai penanggung jawab  Durasi izin: 35 tahun Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa
  • 8. Hutan Tanaman Rakyat  Tujuan: 1) pembentukan kawasan hutan berbasis masyarakat untuk penyediaan bahan- baku industri kayu (termasuk industri pulp dan kertas); 2) pengembangan kesejahteraan kelompok masyarakat.  Status tenurial: Hutan Negara, Zona Hutan produksi.  Direktorat Jenderal Produksi Kehutanan (Ditjen BPK) Kemenhut sebagi penanggung jawab.  Durasi izin: 35 tahun.  Hasil hutan: kayu.
  • 9. Pelaksanaan Skema Kehutanan Sosial di SBB dan Lampung Activity Seram Barat Lampung Barat Total Land Area 6.948 Km2 2.064,4 Km2 Total Forest Area 659.000 Ha (95%) 126.956,27 Ha (61,50%) HKm Yes (formalization process has started) Yes (implementation) HTR No Yes Hutan Desa No No KPH Yes
  • 10.  Kelompok perempuan memiliki beberapa bentuk hubungan dengan SDA & Hutan saat melakukan peran penting dalam mengelola SDA&H, termasuk akses ke hutan, tanah sendiri, tanah suami, tanah perkawinan, tanah kerabat /tetangga, komunal, serta negeri-negeri lain termasuk tanah negara  Kontrol akses SDA&H masih didominasi oleh laki-laki (tokoh adat, anggota keluarga, tetangga, penjaga hutan negara, dll) yang menempati posisi yang berbeda dalam kaitannya dengan tanah pada periode tertentu. GENDER DAN TENURIAL DI TINGKAT NASIONAL
  • 11. GENDER DAN TENURIAL DI MALUKU  Hak-hak perempuan terkait kepemilikan lahan diatur dalam hukum adat.  Hubungan kekerabatan secara patrilineal umumnya masih berlaku.  Berdasarkan sistem patrilineal, laki-laki lebih diprioritaskan dalam hak waris atas tanah (petuanan/dusung), sedangkan perempuan dikategorikan sebagai kelompok yang kurang diperhatikan.
  • 12. GENDER DAN TENURIAL DI MALUKU Hak waris atas lahan /dusung dapat dilihat pada jenis-jenis dusung sbb:  Dusung Dati: Dusung di dalam atau di atas tanah dati, hanya diwariskan kepada keturunan/anak laki-laki.  Dusun Pusaka: Dusung yang menjadi milik suatu kelompok ahli waris dan diperoleh berdasarkan pewarisan orang tua, selanjutnya diwariskan secara turun-temurun ke anak laki-laki. Contoh dusung yg mengakomodir hak perempuan:  Dusung Atiting: Dusung dati yang diberikan ke anak perempuan yg telah berkeluarga.  Dusung Papeda: Dusung sagu yg diberikan ke anak perempuan yg tidak kawin atau yg telah berkeluarga tetapi suaminya tidak mempunyai dusung sagu.
  • 13. Upaya lainnya terkait Tenurial Lahan dan Hutan di Maluku  Sertifikasi tanah hak milik masyarakat: Setelah reformasi 1999, banyak program pemerintah terkait sertifikasi tanah masyarakat.  Penelitian Hak Ulayat Masyarakat Adat: Dilaksanakan tahun 2005-2007 antara Unpatti dan beberapa pemkab Maluku.  Program-program UPT Kemehut terkait reboisasi dan rehabilitasi lahan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat hutan.
  • 14. Perda tentang Tenurial Lahan dan Hutan di Maluku  Perda No. 14/2005 tentang Penetapan Kembali Negeri Sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum Adat dalam Wilayah Pemerintahan Provinsi Maluku.  Perda Provinsi Maluku No. 3/2008 tentang Wilayah Petuanan  Perda Kab. Malteng No. 01/2006 tentang NEGERI  Perda Kab. Malteng No. 03-11 /2006 tentang masyarakat hukum adat di Maluku Tengah: o Perda Kab. Malteng No. 11/2006 tentang Pedoman Umum Kerjasama antar Negeri di Kab. Malteng.  Perda Kota Ambon No. 3/2008 tentang Negeri (negeri Adat) di Kota Ambon.  Perda Kab. Maluku Tenggara No. 3/2009 tentang Ratshap dan Ohoi (Negeri Adat) di Kab. Maluku Tenggara

Editor's Notes

  1. Layout: Title Slide Variation: none
  2. Layout: Closing Slide Variation: none