SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
SUMBER DAYA HUTAN*
Resume by Opissen Yudisyus
20100430019, Ilmu Ekonomi
Hutan adalah asosiasi masyarakat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang didominasi oleh
pohon-pohonan dengan luasan tertentu sehingga dapat membentuk iklim mikro dan kondisi
ekologi tertentu. Sifat-sifat hutan antara lain ; pertama, merupakan tipe tumbuhan yang
terluas distribusinya dan mempunyai produktifitas biologis yang tertinggi. Kedua, mencakup
kehidupan seperti tumbuhan dan hewan, serta bukan kehidupan seperti sinar, air, panas dan
lain-lain. Ketiga, regenerasi hutan sangat cepat dan kuat. Keempat, sebagai penyedia bahan
mentah dan pelindung serta yang memperbaiki kondisi lingkungan dan ekologi.
Beberapa fungsi hutan antara lain ; pertama, sebagai penyedia hasil hutan (kayu dan
nonkayu). Kedua, mengatur tata air, mencegah dan membatasi banjir, erosi serta memelihara
kesuburan tanah. Ketiga, melindungi suasana iklim dan memberi daya pengaruh yang baik.
Keempat, memberikan keindahan alam. Hutan berdasarkan fungsinya, digolongkan menjadi
beberapa macam yaitu ; hutan lindung, hutan produksi, hutan suaka alam dan hutan wisata.
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang karena sifat-sifat alamnya diperuntukkan
guna pengaturan tata air dan pencegahan bencana banjir dan erosi, serta pemeliharaan
kesuburan tanah. Hutan produksi ialah kawasan hutan yang diperuntukkan guna
memproduksi hasil hutan untuk keperluan masyarakat dan pembangunan. Hutan produksi
dibagi menjadi dua yaitu, pertama, hutan produksi dengan penebangan terbatas ialah hutan
produksi yang hanya dapat dieksploitasi dengan cara tebang pilih. Kedua, hutan produksi
dengan penebangan bebas ialah sebagai hutan produksi yang dapat dieksploitasi baik dengan
cara tebang pilih maupun dengan cara tebang habis disertai dengan pembibitan alam atau
dengan pembibitan buatan. Hutan suaka alam ialah kawasan hutan yang karena sifatnya yang
khas diperuntukkan secara khusus untuk perlindungan alam hayati lainnya, dibagi menjadi
dua jenis yaitu, pertama, cagar alam, merupakan hutan suaka alam yang berhubungan dengan
keadaan alamnya yang khas, termasuk alam hewani dan alam nabati untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan. Kedua, suaka margasatwa, merupakan hutan suaka alam yang
ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu
pengetahuan dan kebudayaan.
*Suparmoko.2012.Ekonomi Sumber Daya Alam dan Linkungan; suatu pendekatan teoritis.edisi 4.BPFE
Yogyakarta
Hutan wisata ialah kawasan hutan yang diperuntukkan secara khusus untuk dibina
dan dipelihara guna kepentingan pariwisata atau peeburuan. Hutan wisata yang memiliki
keindahan alam baik keindahan nabati, hewani maupun alamnya sendiri sering disebut
sebagai taman wisata. Hutan wisata yang didalamnya terdapat satwa buru disebut sebagai
taman buru. Tingginya penggunaan dan pemanfaatan hutan untuk produksi dan komoditi
berdampak semakin berkurangnya lahan hutan sehingga menurunkan hasil produksi. Hal ini
disebabkan oleh pengelolaan hutan tanpa berpedoman pada prinsip kelestarian yang dikenal
dengan konsep Maximum Sustainable Yield (MSY), yaitu menggunakan biaya yang
seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang tertentu tanpa merusak kelestariannya.
Agar pengelolaan sumber daya hutan dapat maksimal dan berlandaskan asas kelestarian
seharusnya dilaksanakan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. Sedangkan untuk
swasta diberikan hak pengusahaan hutan (HPH) dengan berkewajiban menjaga kelestarian
hutan dan melindunginya. Selain hal diatas, untuk menjaga kelestarian hutan perlu adanya
pengaturan penebangan yang meliputi pengaturan batas diameter minimum, rotasi tebang
dan etat tebang pada setiap periode pengambilan.
Perubahan
setiap tahun
dalam nilai
tegakan dan
biaya
S (t)
t* tm lamanya rotasi t
a(t)
r.s (t)
a(t) + r.s (t)
Gambar 1.1.
Rotasi Optimum Dalam Penebangan Hutan
Pada gambar 1.1. diatas, kita dapat melihat bahwa garis :
S (t) = nilai tegakan per satuan luas tanah pada saat pohon-pohon bermur “t” tahun.
s (t) = perubahan nilai tegakan.
a (t) = nilai sewa tahunan per satuan luas hutan dengan penanaman baru jika rotasi
berikutnya direncanakan selama “t” tahun.
Titik tm dari segi fisik, menghasilkan nilai kayu tertinggi pada masing-masing pemotongan
dengan S(t) = 0, tetapi dari segi ekonomi tidak optimal karena tambahan biaya {marginal cost
= a(t) + S(t) } pemeliharaan pohon sudah melebihi tambahan nilai tahunannya. Rotasi
optimum dari segi ekonomi adalah pada t* dengan biaya total tahunan a(t) + r.S(t) = S(t).
Adapun faktor-faktor penentu t* adalah biaya penanaman, harga kayu yang dipotong, tingkat
diskonto penerimaan dan biaya pada waktu yang akan datang, serta pola pertumbuhan kayu
yang dihubungkan dengan variabel usianya. Secara matematis rotasi optimum dapat
dirumuskan sebagai berikut :
( ) ( )
⌊ ( ) ⌋
( )
Dimana :
k = biaya penanaman kembali
=
( )
= tingkat diskonto yang sifatnya kontinyu.
e = 2,7183
Rotasi optimum diperoleh pada keadaan dimana tambahan nilai tegakan sama dengan
bunga dari tegakan ditambah bunga dari nilai rentetan penerimaan dikurangi biaya
penanaman yang dinyatakan dalam nilai sekarang.
Metode rotasi optimal dapat dipelajari juga melalui analisis sensitivitas walaupun
agak rumit. Analisis sensitivitas adalah untuk melihat dampak perubahan beberapa parameter
terhadap rotasi optimum hutan. Parameter pertama, tingkat diskonto, jika r naik maka faktor
diskonto akan turun tetapi ( ) akan ikut naik. Kenaikan tingkat bunga akan
menurunkan (memperpendek ) rotasi. Kedua, kenaikan harga, seandaianya ada harga naik,
rotasi akan diperpendek dan sebaliknya jika harga turun maka rotasi akan diperpanjang.
Ketiga, pemotongan pajak, apabila dikenakan pajak advalorem maka S(t) didefinisikan S(t) =
(1- ) S(t). Jadi pendapatan penjualan kayu setelah pajak = (1- tingkat pajak) dikalikan
dengan pendapatan kayu sebelum dikenakan k, berarti pemotongan pajak tidak akan
berpengaruh terhadap t* (jika k = 0). Tetapi jika k > 0 maka akibatnya S(t*) semakin tinggi,
berarti memperpendek rotasi dan sebaliknya jika S(t*) turun maka rotasi akan bertambah
panjang. Keempat, kenaikan dalam biaya penanaman dan biaya manajemen, dengan kenaikan
biaya penanaman maka k akan bertambah besar dan dampaknya akan memperpanjang rotasi
tetapi bila pada waktu yang sama aktivitas manajemen menyebabkan hasil bertambah, maka
S(t) akan meningkat dan rotasi optimum cenderung semakin pendek. Kelima, pajak kekayaan
tahunan, jika nilai rata-rata persediaan kayu diturunkan selama periode rotasi berarti akan
menurunkan pajak kekayaan. Dengan demikian pajak kekayaan akan memperpendek rotasi.
Keenam, perbedaan jarak lokasi dengan pabrik pengolahan kayu, makin jauh jarak lokasi
dengan pabrik pengolahan kayu maka biaya transport dan tenaga kerja akan semakin besar,
berarti akan menurunkan nilai kayu dan rotasi akan diperpanjang.
Salah satu konsep pengelolaan hutan dalam manajemen hutan adalah pengaturan
sempurna hutan atau fully regulated adalah distribusi areal menurut kelas umur, dan umur
pohon yang paling tua adalah umur rotasi; yaitu yang siap untuk dipanen dan kemudian
digantikan oleh kelas umur dibawahnya dan seterusnya.
Jumlah
pohon
0
P2
P1
t1 t2
Umur dan Rotasi (a)
Pada gambar 1.2. (a), bahwa distribusi jumlah pohon menurut kelas umur tergantung
pada rotasi yang dipilih. Dengan total area hutan yang tetap, maka semakin panjang rotasi
akan semakin sedikit pohon dan semakin kecil pula volume kayu yang dihasilkan dalam
setiap kelas umur. Ini berarti jika panjang suatu rotasi t1 diganti dengan rotasi t2 maka
distribusi jumlah kayu akan bergeser ke bawah dari p1 ke p2 dan meluas ke kanan, dan jumlah
pohon untuk setiap kelompok umur berkurang. Hutan yang matang atau dewasa akan
mempunyai riap atau pertumbuhan netto = 0. Dengan rotasi t1 dapat memberikan hasil panen
tahunan sebesar 1/ t1 dari volume yang ada setiap tahunnya. Pada akhir periode t1 hutan akan
berada pada kondisi pengaturan penuh dan mampu memberikan jumlah produksi yang
maksimum dan berkelanjutan.
Volume kayu
menurut kelas
umur
Kelebihan kayu dari
hutan yang masak
Pengambilan tahunan
selama konversi
Volume yang diinginkan dalam
kehutanan yang diatur
Kelas umur (b) t0
Gambar 1.2.
Distribusi Jumlah Pohon dan Volume Kayu Menurut Kelas Umur dalam
Kehutanan yang diatur secara penuh

More Related Content

What's hot

Petak Ukur Inventarisasi hutan slide show
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide showPetak Ukur Inventarisasi hutan slide show
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide showIndraSetiawan115511
 
Ekonomi sumber daya air
Ekonomi sumber daya airEkonomi sumber daya air
Ekonomi sumber daya airLitna Ginting
 
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaPermasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaOperator Warnet Vast Raha
 
laporan perencanaan kehutanan
laporan perencanaan kehutananlaporan perencanaan kehutanan
laporan perencanaan kehutananabdul gonde
 
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Rancangan Acak Kelompok (RAK)Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Rancangan Acak Kelompok (RAK)Ade Setiawan
 
Pendekatan dalam Pemasaran Pertanian
Pendekatan dalam Pemasaran PertanianPendekatan dalam Pemasaran Pertanian
Pendekatan dalam Pemasaran PertanianKuny Raint
 
Laporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutanLaporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutanabdul gonde
 
Pengukuran diameter pohon
Pengukuran diameter pohonPengukuran diameter pohon
Pengukuran diameter pohonida lestari
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaSeptian Muna Barakati
 
Barang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barangBarang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barangBasuki Rahmat
 
Ph berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistemPh berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistemErwin Radom
 
Analisis varian dua arah
Analisis varian dua arahAnalisis varian dua arah
Analisis varian dua arahTri Supadmi
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Awe Wardani
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanianMuhammad Sabrin
 

What's hot (20)

Petak Ukur Inventarisasi hutan slide show
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide showPetak Ukur Inventarisasi hutan slide show
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide show
 
Pengantar Ilmu Lingkungan
Pengantar Ilmu LingkunganPengantar Ilmu Lingkungan
Pengantar Ilmu Lingkungan
 
Ekonomi sumber daya air
Ekonomi sumber daya airEkonomi sumber daya air
Ekonomi sumber daya air
 
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaPermasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
 
laporan perencanaan kehutanan
laporan perencanaan kehutananlaporan perencanaan kehutanan
laporan perencanaan kehutanan
 
Uji BNT
Uji BNTUji BNT
Uji BNT
 
Riset operasi
Riset operasiRiset operasi
Riset operasi
 
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Rancangan Acak Kelompok (RAK)Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
 
Pendekatan dalam Pemasaran Pertanian
Pendekatan dalam Pemasaran PertanianPendekatan dalam Pemasaran Pertanian
Pendekatan dalam Pemasaran Pertanian
 
Laporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutanLaporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutan
 
Adopsi inovasi
Adopsi inovasiAdopsi inovasi
Adopsi inovasi
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
 
Pengukuran diameter pohon
Pengukuran diameter pohonPengukuran diameter pohon
Pengukuran diameter pohon
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Barang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barangBarang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barang
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Ph berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistemPh berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistem
 
Analisis varian dua arah
Analisis varian dua arahAnalisis varian dua arah
Analisis varian dua arah
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian
 

Viewers also liked

Viewers also liked (9)

Sumber daya hutan
Sumber daya hutanSumber daya hutan
Sumber daya hutan
 
Mengelola sumber daya alam kehutanan (Geografi)
Mengelola sumber daya alam kehutanan (Geografi)Mengelola sumber daya alam kehutanan (Geografi)
Mengelola sumber daya alam kehutanan (Geografi)
 
Sumberdaya energi
Sumberdaya  energiSumberdaya  energi
Sumberdaya energi
 
Geografi sma xi rpp xi 3
Geografi sma xi rpp xi 3Geografi sma xi rpp xi 3
Geografi sma xi rpp xi 3
 
Rpp geografi x 3
Rpp geografi x 3Rpp geografi x 3
Rpp geografi x 3
 
Konsep wilayah
Konsep wilayahKonsep wilayah
Konsep wilayah
 
Pengukuran dan Pemetaan Hutan
Pengukuran dan Pemetaan HutanPengukuran dan Pemetaan Hutan
Pengukuran dan Pemetaan Hutan
 
Kls xi rpp 03 kondisi geografis oke
Kls xi rpp 03 kondisi geografis okeKls xi rpp 03 kondisi geografis oke
Kls xi rpp 03 kondisi geografis oke
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 

Similar to Sumber daya hutan

Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014Selvia Sari
 
Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]
Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]
Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]Rahthino Giovanni
 
Kimia akibat konversi hutan
Kimia   akibat konversi hutanKimia   akibat konversi hutan
Kimia akibat konversi hutanAziz_Kurniawan
 
Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5necromotion
 
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...muh ichwan k
 
Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1Yadhi Muqsith
 
1.EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN dan berbagai jenis hutan.pptx
1.EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN dan berbagai jenis hutan.pptx1.EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN dan berbagai jenis hutan.pptx
1.EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN dan berbagai jenis hutan.pptxirmaherawatysitorus
 
Mamfaat hutan
Mamfaat hutan Mamfaat hutan
Mamfaat hutan Nova DiLa
 
Penerapan ril dalam pembalakan hutan
Penerapan ril dalam pembalakan hutanPenerapan ril dalam pembalakan hutan
Penerapan ril dalam pembalakan hutanRagil Niti Putro
 
selasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptx
selasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptxselasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptx
selasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptxssusere7fb6a
 
Makalah upaya pelestarian hutan
Makalah upaya pelestarian hutanMakalah upaya pelestarian hutan
Makalah upaya pelestarian hutanhenengsuseno
 

Similar to Sumber daya hutan (20)

Sumber Daya Hutan 2.pptx
Sumber Daya Hutan 2.pptxSumber Daya Hutan 2.pptx
Sumber Daya Hutan 2.pptx
 
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
 
Kerusakan hutan
Kerusakan hutanKerusakan hutan
Kerusakan hutan
 
Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]
Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]
Rahthino Giovanni - Akibat Konversi Hutan [41615110071]
 
Kimia akibat konversi hutan
Kimia   akibat konversi hutanKimia   akibat konversi hutan
Kimia akibat konversi hutan
 
Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5
 
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
 
Hutan 4
Hutan 4Hutan 4
Hutan 4
 
Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1
 
1.EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN dan berbagai jenis hutan.pptx
1.EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN dan berbagai jenis hutan.pptx1.EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN dan berbagai jenis hutan.pptx
1.EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN dan berbagai jenis hutan.pptx
 
Kerusakan hutan
Kerusakan hutanKerusakan hutan
Kerusakan hutan
 
Kerusakan hutan.ppt
Kerusakan hutan.pptKerusakan hutan.ppt
Kerusakan hutan.ppt
 
Kerusakan hutan.ppt
Kerusakan hutan.pptKerusakan hutan.ppt
Kerusakan hutan.ppt
 
Mamfaat hutan
Mamfaat hutan Mamfaat hutan
Mamfaat hutan
 
Makalah 17 okt 2012
Makalah 17 okt 2012Makalah 17 okt 2012
Makalah 17 okt 2012
 
Penerapan ril dalam pembalakan hutan
Penerapan ril dalam pembalakan hutanPenerapan ril dalam pembalakan hutan
Penerapan ril dalam pembalakan hutan
 
Restorasi 021109
Restorasi 021109Restorasi 021109
Restorasi 021109
 
selasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptx
selasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptxselasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptx
selasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptx
 
Makalah upaya pelestarian hutan
Makalah upaya pelestarian hutanMakalah upaya pelestarian hutan
Makalah upaya pelestarian hutan
 
Sda hutan maturidi
Sda hutan maturidiSda hutan maturidi
Sda hutan maturidi
 

More from Opissen Yudisyus

Uji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviewsUji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviewsOpissen Yudisyus
 
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017Opissen Yudisyus
 
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalihKhutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalihOpissen Yudisyus
 
Afta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantanganAfta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantanganOpissen Yudisyus
 
Pemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazaliPemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazaliOpissen Yudisyus
 
Uji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panelUji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panelOpissen Yudisyus
 
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsAnalisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsOpissen Yudisyus
 
Tutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviewsTutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviewsOpissen Yudisyus
 
Regresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviewsRegresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviewsOpissen Yudisyus
 
Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)Opissen Yudisyus
 
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
 keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alamOpissen Yudisyus
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashOpissen Yudisyus
 
analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)Opissen Yudisyus
 
Pengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian asetPengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian asetOpissen Yudisyus
 
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksiPenetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksiOpissen Yudisyus
 
Pasar Oligopoli game theory
Pasar Oligopoli   game theoryPasar Oligopoli   game theory
Pasar Oligopoli game theoryOpissen Yudisyus
 
krisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islamkrisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islamOpissen Yudisyus
 
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomianFungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomianOpissen Yudisyus
 
Instruksi permainan outbound
Instruksi permainan outboundInstruksi permainan outbound
Instruksi permainan outboundOpissen Yudisyus
 

More from Opissen Yudisyus (20)

Uji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviewsUji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviews
 
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
 
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalihKhutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
 
Afta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantanganAfta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantangan
 
Pemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazaliPemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazali
 
Uji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panelUji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panel
 
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsAnalisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
 
Tutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviewsTutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviews
 
Regresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviewsRegresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviews
 
Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)
 
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
 keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nash
 
analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)
 
Pengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian asetPengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian aset
 
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksiPenetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksi
 
Pasar Oligopoli game theory
Pasar Oligopoli   game theoryPasar Oligopoli   game theory
Pasar Oligopoli game theory
 
krisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islamkrisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islam
 
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomianFungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
 
Ketenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan IndonesiaKetenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan Indonesia
 
Instruksi permainan outbound
Instruksi permainan outboundInstruksi permainan outbound
Instruksi permainan outbound
 

Sumber daya hutan

  • 1. SUMBER DAYA HUTAN* Resume by Opissen Yudisyus 20100430019, Ilmu Ekonomi Hutan adalah asosiasi masyarakat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang didominasi oleh pohon-pohonan dengan luasan tertentu sehingga dapat membentuk iklim mikro dan kondisi ekologi tertentu. Sifat-sifat hutan antara lain ; pertama, merupakan tipe tumbuhan yang terluas distribusinya dan mempunyai produktifitas biologis yang tertinggi. Kedua, mencakup kehidupan seperti tumbuhan dan hewan, serta bukan kehidupan seperti sinar, air, panas dan lain-lain. Ketiga, regenerasi hutan sangat cepat dan kuat. Keempat, sebagai penyedia bahan mentah dan pelindung serta yang memperbaiki kondisi lingkungan dan ekologi. Beberapa fungsi hutan antara lain ; pertama, sebagai penyedia hasil hutan (kayu dan nonkayu). Kedua, mengatur tata air, mencegah dan membatasi banjir, erosi serta memelihara kesuburan tanah. Ketiga, melindungi suasana iklim dan memberi daya pengaruh yang baik. Keempat, memberikan keindahan alam. Hutan berdasarkan fungsinya, digolongkan menjadi beberapa macam yaitu ; hutan lindung, hutan produksi, hutan suaka alam dan hutan wisata. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang karena sifat-sifat alamnya diperuntukkan guna pengaturan tata air dan pencegahan bencana banjir dan erosi, serta pemeliharaan kesuburan tanah. Hutan produksi ialah kawasan hutan yang diperuntukkan guna memproduksi hasil hutan untuk keperluan masyarakat dan pembangunan. Hutan produksi dibagi menjadi dua yaitu, pertama, hutan produksi dengan penebangan terbatas ialah hutan produksi yang hanya dapat dieksploitasi dengan cara tebang pilih. Kedua, hutan produksi dengan penebangan bebas ialah sebagai hutan produksi yang dapat dieksploitasi baik dengan cara tebang pilih maupun dengan cara tebang habis disertai dengan pembibitan alam atau dengan pembibitan buatan. Hutan suaka alam ialah kawasan hutan yang karena sifatnya yang khas diperuntukkan secara khusus untuk perlindungan alam hayati lainnya, dibagi menjadi dua jenis yaitu, pertama, cagar alam, merupakan hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan alamnya yang khas, termasuk alam hewani dan alam nabati untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Kedua, suaka margasatwa, merupakan hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan. *Suparmoko.2012.Ekonomi Sumber Daya Alam dan Linkungan; suatu pendekatan teoritis.edisi 4.BPFE Yogyakarta
  • 2. Hutan wisata ialah kawasan hutan yang diperuntukkan secara khusus untuk dibina dan dipelihara guna kepentingan pariwisata atau peeburuan. Hutan wisata yang memiliki keindahan alam baik keindahan nabati, hewani maupun alamnya sendiri sering disebut sebagai taman wisata. Hutan wisata yang didalamnya terdapat satwa buru disebut sebagai taman buru. Tingginya penggunaan dan pemanfaatan hutan untuk produksi dan komoditi berdampak semakin berkurangnya lahan hutan sehingga menurunkan hasil produksi. Hal ini disebabkan oleh pengelolaan hutan tanpa berpedoman pada prinsip kelestarian yang dikenal dengan konsep Maximum Sustainable Yield (MSY), yaitu menggunakan biaya yang seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang tertentu tanpa merusak kelestariannya. Agar pengelolaan sumber daya hutan dapat maksimal dan berlandaskan asas kelestarian seharusnya dilaksanakan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. Sedangkan untuk swasta diberikan hak pengusahaan hutan (HPH) dengan berkewajiban menjaga kelestarian hutan dan melindunginya. Selain hal diatas, untuk menjaga kelestarian hutan perlu adanya pengaturan penebangan yang meliputi pengaturan batas diameter minimum, rotasi tebang dan etat tebang pada setiap periode pengambilan. Perubahan setiap tahun dalam nilai tegakan dan biaya S (t) t* tm lamanya rotasi t a(t) r.s (t) a(t) + r.s (t) Gambar 1.1. Rotasi Optimum Dalam Penebangan Hutan
  • 3. Pada gambar 1.1. diatas, kita dapat melihat bahwa garis : S (t) = nilai tegakan per satuan luas tanah pada saat pohon-pohon bermur “t” tahun. s (t) = perubahan nilai tegakan. a (t) = nilai sewa tahunan per satuan luas hutan dengan penanaman baru jika rotasi berikutnya direncanakan selama “t” tahun. Titik tm dari segi fisik, menghasilkan nilai kayu tertinggi pada masing-masing pemotongan dengan S(t) = 0, tetapi dari segi ekonomi tidak optimal karena tambahan biaya {marginal cost = a(t) + S(t) } pemeliharaan pohon sudah melebihi tambahan nilai tahunannya. Rotasi optimum dari segi ekonomi adalah pada t* dengan biaya total tahunan a(t) + r.S(t) = S(t). Adapun faktor-faktor penentu t* adalah biaya penanaman, harga kayu yang dipotong, tingkat diskonto penerimaan dan biaya pada waktu yang akan datang, serta pola pertumbuhan kayu yang dihubungkan dengan variabel usianya. Secara matematis rotasi optimum dapat dirumuskan sebagai berikut : ( ) ( ) ⌊ ( ) ⌋ ( ) Dimana : k = biaya penanaman kembali = ( ) = tingkat diskonto yang sifatnya kontinyu. e = 2,7183 Rotasi optimum diperoleh pada keadaan dimana tambahan nilai tegakan sama dengan bunga dari tegakan ditambah bunga dari nilai rentetan penerimaan dikurangi biaya penanaman yang dinyatakan dalam nilai sekarang. Metode rotasi optimal dapat dipelajari juga melalui analisis sensitivitas walaupun agak rumit. Analisis sensitivitas adalah untuk melihat dampak perubahan beberapa parameter terhadap rotasi optimum hutan. Parameter pertama, tingkat diskonto, jika r naik maka faktor diskonto akan turun tetapi ( ) akan ikut naik. Kenaikan tingkat bunga akan menurunkan (memperpendek ) rotasi. Kedua, kenaikan harga, seandaianya ada harga naik, rotasi akan diperpendek dan sebaliknya jika harga turun maka rotasi akan diperpanjang. Ketiga, pemotongan pajak, apabila dikenakan pajak advalorem maka S(t) didefinisikan S(t) =
  • 4. (1- ) S(t). Jadi pendapatan penjualan kayu setelah pajak = (1- tingkat pajak) dikalikan dengan pendapatan kayu sebelum dikenakan k, berarti pemotongan pajak tidak akan berpengaruh terhadap t* (jika k = 0). Tetapi jika k > 0 maka akibatnya S(t*) semakin tinggi, berarti memperpendek rotasi dan sebaliknya jika S(t*) turun maka rotasi akan bertambah panjang. Keempat, kenaikan dalam biaya penanaman dan biaya manajemen, dengan kenaikan biaya penanaman maka k akan bertambah besar dan dampaknya akan memperpanjang rotasi tetapi bila pada waktu yang sama aktivitas manajemen menyebabkan hasil bertambah, maka S(t) akan meningkat dan rotasi optimum cenderung semakin pendek. Kelima, pajak kekayaan tahunan, jika nilai rata-rata persediaan kayu diturunkan selama periode rotasi berarti akan menurunkan pajak kekayaan. Dengan demikian pajak kekayaan akan memperpendek rotasi. Keenam, perbedaan jarak lokasi dengan pabrik pengolahan kayu, makin jauh jarak lokasi dengan pabrik pengolahan kayu maka biaya transport dan tenaga kerja akan semakin besar, berarti akan menurunkan nilai kayu dan rotasi akan diperpanjang. Salah satu konsep pengelolaan hutan dalam manajemen hutan adalah pengaturan sempurna hutan atau fully regulated adalah distribusi areal menurut kelas umur, dan umur pohon yang paling tua adalah umur rotasi; yaitu yang siap untuk dipanen dan kemudian digantikan oleh kelas umur dibawahnya dan seterusnya. Jumlah pohon 0 P2 P1 t1 t2 Umur dan Rotasi (a)
  • 5. Pada gambar 1.2. (a), bahwa distribusi jumlah pohon menurut kelas umur tergantung pada rotasi yang dipilih. Dengan total area hutan yang tetap, maka semakin panjang rotasi akan semakin sedikit pohon dan semakin kecil pula volume kayu yang dihasilkan dalam setiap kelas umur. Ini berarti jika panjang suatu rotasi t1 diganti dengan rotasi t2 maka distribusi jumlah kayu akan bergeser ke bawah dari p1 ke p2 dan meluas ke kanan, dan jumlah pohon untuk setiap kelompok umur berkurang. Hutan yang matang atau dewasa akan mempunyai riap atau pertumbuhan netto = 0. Dengan rotasi t1 dapat memberikan hasil panen tahunan sebesar 1/ t1 dari volume yang ada setiap tahunnya. Pada akhir periode t1 hutan akan berada pada kondisi pengaturan penuh dan mampu memberikan jumlah produksi yang maksimum dan berkelanjutan. Volume kayu menurut kelas umur Kelebihan kayu dari hutan yang masak Pengambilan tahunan selama konversi Volume yang diinginkan dalam kehutanan yang diatur Kelas umur (b) t0 Gambar 1.2. Distribusi Jumlah Pohon dan Volume Kayu Menurut Kelas Umur dalam Kehutanan yang diatur secara penuh