Makalah ini membahas model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk mata pelajaran matematika. Model ini melibatkan siswa belajar dalam kelompok kecil dengan kemampuan beragam sambil saling membantu untuk memahami konsep-konsep matematika. Guru akan menyajikan materi, kemudian siswa bekerja secara kooperatif dalam kelompok untuk memastikan semua anggota menguasai materi tersebut sebelum diuji secara
1. Makalah Tentang Model Pembelajaran Kooperatif
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah
dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis
dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada siswa,
apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi
dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke
siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton
sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu
dalam membelajarkan matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai
variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran
yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan
model pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi
pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada.
B. Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa
jurusan matematika, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Lampung agar
nantinya dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dapat menerapkan model
pembelajaran kooperatif yang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa dan materi pembelajaran.
Bab II
Model Pembelajaran Kooperatif
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat
penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh
karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran
merupakan suatu hal yang utama. Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani(2005),
model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang
dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru
dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu
model pembelajaran yang dapat diterapkan guru adalah model pembelajaran kooperatif.
Apakah model pembelajaran kooperatif itu? Model pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-
kelompok.Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang
berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal
2. dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model
pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan
untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran ditandai dengan adanya
struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan
struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas,
struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain.
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan
siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan
sosial.
B. Prinsip Dasar Dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1.Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan
dalam kelompoknya.
2.Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
3.kelompok mempunyai tujuan yang sama.
4.Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama
diantara anggota kelompoknya.
5.Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
6.Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7.Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sedangkan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi
dasar yang akan dicapai.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar
siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan
pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar,
saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.
C. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Terdapat 6(enam) langkah dalam model pembelajaran kooperatif.
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang
akan dicapai serta memotivasi siswa.
3. 2. Menyajikan informasi.
Guru menyajikan informasi kepada siswa.
3.Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Guru menginformasikan pengelompokan siswa.
4.Membimbing kelompok belajar.
Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok kelompok belajar.
5. Evaluasi.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
6.Memberikan penghargaan.
Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.
Bab III
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang
dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam
Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan
pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan
pembelajaran kooperatif.
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang
yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru
menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang
materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Tipe pembelajaran
inilah yang akan diterapkan dalam pembelajaran matematika.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning
yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap
minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
B. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD.
1.Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang
akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa
dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6 orang, aturan heterogenitas dapat
berdasarkan pada :
a).Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah)
Yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus
diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan tingkat
prestasi seimbang.
b). Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dll.
4. 2. Penyajian Materi Pelajaran
a. Pendahuluan
Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan
menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-
konsep yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan
menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama
sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya
b. Pengembangan
Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di
sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-peranyaan diberikan
penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka dapat beralih
kekonsep lain.
c. Praktek terkendali
Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa
mengerjakan soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan
masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama.
3.Kegiatan kelompok
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa.
Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi
bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam
kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi,
membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja
sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.
4.Evaluasi
Dilakukan selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa
pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan
kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak
diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan
individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
5. Penghargaan kelompok
Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan
memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok. Dari hasil nilai
perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan
penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super.
6.Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok
Satu periode penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor
awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja
dengan teman yang lain.
C. Materi Matematika yang Relevan dengan STAD.
Materi-materi matematika yang relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD) adalah materi-materi yang hanya untuk memahami fakta-
fakta, konsep-konsep dasar dan tidak memerlukan penalaran yang tinggidan juga hapalan,
misalnya bilangan bulat, himpunan-himpunan, bilangan jam, dll. Dengan penyajian materi
yang tepat dan menarik bagi siswa, seperti halnya pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
memaksimalkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Keunggulan Model Pembelajaran Tipe STAD
Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama
dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok ter tergantung keberhasilan
5. individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang
lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai prestasi yang maksimal.
BAB IV
Simpulan dan Saran
A. Simpulan
1. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil
yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda
2. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student
centered.
3. Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah Guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim
telah menguasai pelajaran tersebut
Saran
1.Diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan keterampilam
kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan mengembangkan
sikap dan nilai yang dituntut.
2.Agar pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses berorientasi pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru membuat perencanaan mengajar materi
pelajaran, dan menentukan semua konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap
konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan serta keterampilan proses
yang akan dikembangkan.
6. DAFTAR PUSTAKA
Ismail. (2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Proyek
Peningkatan Mutu SLTP.
Sri Wardhani. (2006). Contoh Silabus dan RPP Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG
Matematika.
Tim PPPG Matematika. (2003). Beberapa Teknik, Model dan Strategi Dalam
Pembelajaran Matematika. Bahan Ajar Diklat di PPPG Matematika, Yogyakarta: PPPG
Matematika.
Widowati, Budijastuti. 2001 Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri
Surabaya
7. KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah. Bahwasanya Saya telah dapat membuat makalah
Farmakologi yang berjudul “Banyak Racun Di Sekitar Kita (ASMA)” walaupun tidak sedikit
hambatan dan kesulitan yang saya hadapi, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan
Allah SWT.
Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum
dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan saya. Oleh karena itu saran dan kritik
yang bersifat membangun dari semua pihak kami harapkan agar dalam pembuatan makalah di
waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi. Harapan kami semoga makalah ini berguna bagi
siapa saja yang membacanya.
Wabilahi Taufik walhidayah Wasalamualaikum wr.wb.
8. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asma
B. Faktor Pencetus Asma
C. Tanda dan Gejala Asma
D. Perawatan Terhadap Asma
E. Penanganan Dan Pengobatan Penyakit asma
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
9. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma adalah penyakit keturunan yang tidak menular. Asma mempengaruhi lebih dari 5%
penduduk dunia, dan beberapa indikator menunjukkan penyakit asma terus menerus
meningkat, khususnya diantara anak-anak. Meskipun penelitian untuk mencegah asma terus
berkembang akhir-akhir ini, asma tetap merugikan tubuh. Di Amerika Serikat tercatat sekitar
2 juta penderita asma yang mengunjungi Unit Gawat Darurat setiap tahunnya, dan sekitar
500.000 penderita asma yang harus menjalani rawat inap, dan sebagai peringkat ketiga
Di satu sisi, dunia kedokteran dan farmasi telah mencapai kemajuan yang sangat
signifikan dalam pemahaman mengenai asma sebagai penyakit. Namun ironisnya, dari sisi
lain, meski berjuta-juta dollar telah dikeluarkan untuk berbagai studi dan riset mengenai
asma, nyatanya jumlah penderita baru asma di seluruh dunia terus meningkat dari tahun ke
tahun, tanpa bisa diketahui secara jelas apa penyebabnya.Asma pada anak di Indonesia cukup
tinggi, terutama di kota-kota besar, hingga mencapai hampir 17%. Menurut laporan ahli
internasional pada peringatan Hari Asma Sedunia 4 Mei 2004 yang lalu, yang bertema
Burden of Asthma, prevalensi asma di dunia akan meningkat dalam beberapa tahun
mendatang. Di tahun 2005 diperkirakan penderita asma di seluruh dunia mencapai 400 juta
orang, dengan pertambahan 180.000 setiap tahunnya. Asma adalah salah satu penyakit kronis
dengan jumlah penderita terbanyak pada saat ini. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai
rangsangan, seperti serbuk sari, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga serta racun
yang ada disekitar kita yang bisa mencetuskan terjadinya asma itu sendiri, diantaranya racun
yang ada disekitar kita seperti pulusi udara, asap rokok, asap dari abu vulcanik. Umumnya
pada seseorang yang memiliki riwayat asma, maka asmanya akan kumat. “Abu vulkanik
merupakan salah satu pencetus terjadinya serangan asma,” paparnya.
Ketidak tahuan masyarakat akan pentingnya mengontrol asma mereka
menyebabkan semakin tingginya tingkat keparahan penyakit asma yang dideritanya. Padahal,
jika penderita bisa mengetahui penyakit asma mereka secara dini, maka penderita dapat
mengendalikannya secara tepat, dan penyakit asma yang diderita akan semakin membaik dan
terkontrol,karena asma adalah suatu penyakit yang bisa dikendalikan.
B. Rumusan Masalah
Dari Uraian Latar Belakang diatas dapat Rumusan Berbagai Masalah, Yaitu:
1. Apa Pengertian Asma?
2. Faktor Pencetus penyakit asma?
3. Apa Saja Tanda dan Gejalanya?
4. Bagaimana Perawatan Terhadap Asma
5. Bagaimana Penanganan dan Pengobata dari Penyakit Asma.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Menjelaskan Pengertian Asma.
2. Menjelaskan Faktor pencetus asma.
3. Menjelaskan tanda dan Gejalanya
4. Menjelaskan Cara perawatannya.
5. Menjelaskan Cara penanganan dan Pengobatan Asma
D. Metode Penulisan
Makalah ini di susun dengan menggunakan metode pustaka dan pengamatan.
E. Kegunaan
10. Hasil makalah ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiya Banjarmasin khususnya dan mahasiswa pada umumnya.
F. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dalam tiga BAB. BAB I Pendahuluan yang berisi : Latar belakang
masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, Keguaan, dan Sistematika
Penulisan. BAB II Pembahasan yang menguraikan hal-hal yang menjadi Permasalahan. BAB
III Penutup yang berisi : Kesimpulan dan Saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asma
Penyakit Asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang
mengandung arti “sulit bernapas”. Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik
(menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat
peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan
saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak
ditemukan di negara maju, terutama yang tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap
kendaraan maupun debu padang pasir.
Gejala awal dari timbulnya penyakit asma adalah adanya gejala sesak napas, batuk
dan suara mengi (bengek) yang dikarenakan adanya penyempitan dan sumbatan pada
pembuluh darah yang mengalirkan oksigen ke paru-paru dan rongga dada yang membuat
saluran udara menjadi terhambat.
Secara global, pengertian penyakit asma adalah suatu jenis penyakit gangguan
pernapasan khususnya pada paru-paru. Asma merupakan suatu penyakit yang dikenal dengan
penyakit sesak napas yang dikarenakan adanya penyempitan pada saluran pernapasan karena
adanya aktivitas berlebih yang mengakibatkan terhadap suatu rangsangan tertentu, yang
menyebabkan peradangan dan penyempitan pada pembuluh darah dan udara yang
mengalirkan oksigen ke paru-paru dan rongga dada. Umumnya seseorang yang menderita
sesak napas atau asma bersifat sementara dan dapat sembuh seperti sedia kala dengan atau
tanpa bantuan obat.
Pada saat seseorang penderita asma terkena faktor pemicunya, maka dinding
saluran nafasnya akan menyempit dan membengkak sehingga menyebabkan sesak nafas.
Kadang, dinding saluran nafas pun dilumuri oleh lendir yang lengket sehingga dapat
menyebabkan sesak nafas yang lebih parah. Jika tidak ditangani dengan baik, asma bahkan
dapat menyebabkan kematian.
Penyakit asma tidak mengenal umur, ras, dan derajat seseorang. Siapa saja dapat
terkena penyakit asma mulai dari masa kanak-kanak sampai orang dewasa. Jika pada anak-
anak penyakit asma ini bersifat kronis. Menurut data dan sumber yang diperoleh dari Asosiasi
Paru-paru di Amerika mengungkapkan bahwa 1 diantara 3 orang penderita asma adalah
mereka yang berusia dibawah usia 18 tahun. Alergi merupakan penyebab utama pemicu
timbulnya gejala asma. Diketahui sekitar 80 % penyakit asma banyak menyerang anak-anak
dan 50 % menyerang orang dewasa.
Menurut sebuah sumber dari sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika dan Eropa
menegaskan dalam buku “American Journal of Repiratory and Critical Care Medicine
mengungkapkan “Bila salah orang tua mengidap penyakit asma besar kemungkinan anak
juga akan menderita asma yang resikonya 3x lipat lebih besar daripada orang tuanya,
sedangkan apabila kedua orang tua menderita asma, maka anak juga akan menderita asma 6x
lebih besar resiko dari penyakit asma dibanding orang tuanya”.
11. B. Faktor Pencetus Asma
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap
rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan memengaruhi saluran pernapasan.
Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, bulu binatang,
asap, udara dingin dan olahraga serta racun yang ada disekitar kita yang bisa mencetuskan
terjadinya asma itu sendiri, diantaranya racun yang ada disekitar kita seperti pulusi udara,
asap rokok, asap dari abu vulcanik. Umumnya pada seseorang yang memiliki riwayat asma,
maka asmanya akan kumat. “Abu vulkanik merupakan salah satu pencetus terjadinya
serangan asma,” .
Kita semua tahu bahwa asma adalah penyakit yang sifatnya terjadi terusmenerus
yang biasanya terjadi apabila terdapat pencetusnya. Dalam hal ini, abu gunung menjadi salah
satu pencetus asma yang kuat sehingga yang terjadi pada penderita asma biasanya adalah
bengek yang bisa muncul kapan saja saat terpapar abu vulkanik.
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang
melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan
pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran
udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha
sekuat tenaga supaya dapat bernapas.
Sel-sel tertentu di dalam saluran udara, terutama mastosit diduga
bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit di sepanjang
bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: -
kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu
ke bronki. Mastosit mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang
mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di
dalam rumah atau bulu binatang.
Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi
yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin.
Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien.
Sel lainnya yakni eosinofil yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma
melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran
udara.
Asma juga dapat disebabkan oleh tingginya rasio plasma bilirubin sebagai akibat dari stres
oksidatif yang dipicu oleh oksidan.
C. Tanda dan Gejala Asma
Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya :
1. Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas
(exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan
tidak semua orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma!
2. Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).
3. Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
4. Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit..
5. Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena
kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
6. Pada usia anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher.
Selama serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari penderita dapat
memperburuk keadaanya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan
mengeluarkan banyak keringat.
12. D. Perawatan Terhadap Asma
Asma sebenarnya bisa disembuhkan dengan berbagai cara. Anda bisa mencontoh apa yang
saya lakukan. Hingga sekarang asma sudah hilang dari diri saya berkat beberapa perawatan.
Berikut hal-hal tersebut:
1. Lakukan olahraga renang. Mengapa renang? Karena berenang sangat dianjurkan
untuk penderita asma. Dengan berenang maka paru-paru penderita bisa bekerja lebih
baik. Nafas lebih panjang dan kesehatan bisa terjaga .Lakukan seminggu 2-3 kali.
Usahakan sekitar 1-2 jam sekitar pukul 08-10 pagi.
2. Hindari pemicu asma anda. Jika anda punya alergi segera jauhkan diri anda dari
alergen seperti itu.
3. Jangan Merokok. Merokok hanya akan menambah parah asma anda.
4. Buatlah lingkungan yang mendukung anda. Biasakan bersihkan lingkungan hidup
anda dari debu dan pemicu asma lainnya.
5. Gunakanlah symbiocort setiap hari. Hal ini akan mengurangi tingkat paparan asma
pada diri anda
6. Selalulah berkonsultasi dengan dokter anda. Rutinlah ke dokter sehingga penyakit
asma anda dapat terkontrol dengan baik.
E. Penanganan Dan Pengobatan Penyakit asma
Penyakit Asma (Asthma) sampai saat ini belum dapat diobati secara tuntas, ini
artinya serangan asma dapat terjadi dikemudian hari. Penanganan dan pemberian obat-obatan
kepada penderita asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana
disesuaikan dengan tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri.
Pada kasus-kasus yang ringan dimana dirasakan adanya keluhan yang mengarah pada
gejala serangan asma atau untuk mencegah terjadinya serangan lanjutan, maka tim kesehatan
atau dokter akan memberikan obat tablet seperti Aminophylin dan Prednisolone. Bagi
penderita asma, disarankan kepada mereka untuk menyediakan/menyimpan obat hirup
(Ventolin Inhaler) dimanapun mereka berada yang dapat membantu melonggarkan saluran
pernafasan dikala serangan terjadi.
Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan
segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk
mencegah serangan.
Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan
asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh
olahraga. Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-
adrenergik.
Bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya
adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit
kepala dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta2-
adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit
efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan
13. lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua
reseptor beta-adrenergik.
Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya
berlangsung selama 4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih
panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat, maka obat ini lebih banyak digunakan
untuk mencegah serangan.
Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup)
dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam
saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara
yang mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator per-oral (ditelan) dan suntikan dapat
menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung
lebih lambat.
Jenis bronkodilator lainnya adalah theophylline. Theophylline biasanya diberikan per-
oral (ditelan); tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai
kapsul dan tablet long-acting. Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena
(melalui pembuluh darah).
Jumlah theophylline di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus dipantau
secara ketat, karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan efek, sedangkan
jumlah yang terlalu banyak bisa menyebabkan irama jantung abnormal atau kejang. Pada saat
pertama kali mengonsumsi theophylline, penderita bisa merasakan sedikit mual atau gelisah.
Kedua efek samping tersebut, biasanya hilang saat tubuh dapat menyesuaikan diri dengan
obat. Pada dosis yang lebih besar, penderita bisa merasakan denyut jantung yang cepat atau
palpitasi (jantung berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi (kecemasan,
ketakuatan), muntah, dan kejang.
Corticosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala
asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap corticosteroid akan
menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi
kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan.
Tetapi penggunaan tablet atau suntikan corticosteroid jangka panjang bisa menyebabkan:
gangguan proses penyembuhan luka
terhambatnya pertumbuhan anak-anak
hilangnya kalsium dari tulang
perdarahan lambung
katarak prematur
peningkatan kadar gula darah
penambahan berat badan
kelaparan
kelainan mental.
Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk
mengurangi serangan asma yang berat. Untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan
inhaler corticosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-paru 50 kali lebih
banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya. Corticosteroid per-oral
(ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya jika pengobatan lainnya tidak dapat
mengendalikan gejala asma.
Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari
sel mast dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat ini
digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan. Obat ini
terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena olah raga. Obat ini sangat aman,
tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun penderita bebas gejala.
14. Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida) bekerja dengan
menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus
oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada
penderita yang sebelumnya telah mengonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik.
Pengubah leukotrien (contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton) merupakan
obat terbaru untuk membantu mengendalikan asma. Obat ini mencegah aksi atau
pembentukan leukotrien (bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya
gejala-gejala asma).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penyakit Asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang
mengandung arti “sulit bernapas”. Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit
kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana
terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan
penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit
Asma paling banyak ditemukan di negara maju, terutama yang tingkat polusi
udaranya tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang pasir.
2. Secara global, pengertian penyakit asma adalah suatu jenis penyakit gangguan
pernapasan khususnya pada paru-paru.
3. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, bulu
binatang, asap, udara dingin dan olahraga serta racun yang ada disekitar kita yang bisa
mencetuskan terjadinya asma itu sendiri, diantaranya racun yang ada disekitar kita
seperti pulusi udara, asap rokok, asap dari abu vulcanik. Umumnya pada seseorang
yang memiliki riwayat asma, maka asmanya akan kumat. “Abu vulkanik merupakan
salah satu pencetus terjadinya serangan asma”.
4. Ada beberapa tanda dan gejala penyakit asma yang diantaranya Adanya sesak nafas
sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale), Batuk berkepanjangan di
waktu malam hari atau cuaca dingin, Adanya keluhan penderita yang merasakan dada
sempit,Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara
karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan dan masih banyak lagi tanda gejala
lainnya.
5. Penyakit Asma (Asthma) sampai saat ini belum dapat diobati secara tuntas, ini artinya
serangan asma dapat terjadi dikemudian hari. Penanganan dan pemberian obat-obatan
kepada penderita asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang
mana disesuaikan dengan tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri.
B. Saran
1. Sebaiknya para penderita asma menghidari faktor pencetus timbulnya asma
2. Penderita asma hendaknya selalu membawa obat asma.
15. DAFTAR PUSTAKA
Diyas.2009. Penyakit Asma (Asthma).
http://www.infopenyakit.com/2008/02/penyakit-asma-asthma.html
Iman Hartani.2009. Apa Itu Asma? Apa Penyebabnya?.
http://www.kulinet.com/baca/apa-itu-asma-apa-penyebabnya/21/
Penyakit Asma.2007. Penyebab Penyakit Asma, Ciri-ciri Penyakit Asma dan Gejala
Penyakit Asma dan Pengobatan Penyakit Asma, Asma Bronkial ( Asma Bronchial ).
http://penyakitasma.com/penyakit-asma/#more-5
Obat Sakit.2011. Setiap penyakit ada obatnya, apabila ditemukan obat yang tepat untuk