2. ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang sekolah inklusi.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah sekolah inklusi ini dapat
memberikan manfaat yang menambah wawasan terhadap pembaca.
Bogor, 12 april 2018
penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
PEMBAHASAN.................................................................................................................
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER .................................................. 1
B. PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER .................................................. 2
C. SUMBER – SUMBER PENDIDIKAN KARAKTER ....................................... 3
PENUTUP ......................................................................................................................... 9
4. 1
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Akan tetapi, dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter.
Pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Pendidikan karakter dapat
diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character development yaitu usaha kita secara
sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah/madrasah untuk membantu pembentukan karakter secara optimal. Hal tersebut
berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, sopan santun dan berinteraksi dengan
masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan
seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengoald
diri dan orang lain (soft skill). Bahkan orang-orang tersukses didunia bisa berhasil dikarenakan lebuh banyak didukung oleh
kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting
untuk ditingkatkan. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat beberapa sumber pendidikan karakter agar sesuai untuk diterapkan
didalam kehidupan. 1
1 1 Nurul, sonia. “Makalah Pendidikan Karakter”. (http://www.academia.edu/7094665/Makalah_pendidikan_karakter). Di unduh pada 20 November 2014, pukul 11:40.
5. 2
B. PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER
Ki Hadjar Dewantara dalam Kongres Taman Siswa yang pertama tahun 1930 mengatakan bahwa pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak;
dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan
penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.
karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral, jadi orang yang berkarakter adalah orang yang memiliki kualitas moral
positif. Maka pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu
peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-
norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter melibatkan aspek pengetahuan (cognitive),
perasaan (feeling), dan tindakan (action).2
Di Indonesia sistem pendidikan dini yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan
kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa). Padahal, pengembangan karakter lebih berkaitan
dengan optimalisasi fungsi otak kanan. Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun ternyata pada praktiknya
lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan). Pada sisi lain, pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan yang melibatkan aspek “knowledge, feeling, loving, and action”. Pada dasarnya, anak yang memiliki karakter
rendah adalah anak yang tingkat perkembangan emosi-emosinya rendah sehingga anak beresiko atau berpotensi besar mengalami
kesulitan dalam belajar, berinteraksi sosial, dan tidak mampu mengontrol diri. Mengingat pentingnya penanaman karakter di usia
6. 3
dini dan mengingat usia prasekolah merupakan masa persiapan untuk sekolah yang sesungguhnya maka penanaman karakter yang
baik di usia prasekolah merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Menurut Berkowitz (1998), kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin bahwa manusia yang telah terbiasa tersebut secara
sadar (cognition) menghargai pentingnya nilai-nilai karakter (valuing). Misalnya, seseorang yang terbiasa berkata jujur karena takut
mendapatkan hukuman maka bisa saja ia tidak mengerti akan nilai moral dari kejujuran itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan
karakter memerlukan juga aspek emosi. Jadi, pendidikan karakter sangat penting untuk membentuk suatu individu menjadi
seseorang yang memiliki jiwa atau karakter yang baik dan benar.3
3 Nurul, sonia. “Makalah Pendidikan Karakter”. (http://www.academia.edu/7094665/Makalah_pendidikan_karakter). Di unduh pada 20 November 2014, pukul 11:40.
7. 4
C. SUMBER-SUMBER PENDIDIKAN KARAKTER
1. Agama
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragama. Oleh
karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari
pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan
kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas
dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan
karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang
berasal dari agama.
PEMBAGIAN FUNGSI
Edukatif menyuruh/mengajak dan melarang agar pribadi
penganutnya menjadi baik dan benar.
Penyelamat memberikan keselamatan meliputi kehidupan dunia dan
akhirat karena manusia selalu menginginkan dirinya
selamat.
Perdmaian melalui tuntunan agama seorang yang bersalah atau
berdosa mencapai kedamaian batin dan perdamaian
dengan diri sendiri, sesama, semesta dan Allah melalui
proses taubat.
Kontrol sosial agama membentuk penganutnya makin peka terhadap
masalah sosial, misalnya kemaksiatan, kemiskinan,
keadilan, dll.
Pemupuk rasa
solidaritas
persaudaraan yang kokoh akan berdiri tegak menjadi
pilar “Civil Society” (kehidupan masyarakat) yang
memukau.
8. 5
2. Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, karena
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Terdapat unsur-unsur kebudayaan, yaitu:
a. Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang
berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang
dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk
yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan
berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga
perwujudan kesenian yang kompleks.
3. Sistem peralatan dan teknologi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang –
barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup
dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
4. Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun
diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap
memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu
sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
5. Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan
manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat
tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan
menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya
9. 6
atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri
dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan mudah
membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
6. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang –
barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup
dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
7. Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan
pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan
sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain
juga mengerti.
8. Sistem kepercayaan
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang
muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha
Kuasa.Sehingga suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai. Nilai-nilai budaya
itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan
arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat tersebut. Budaya yang
demikian sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang
mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya
dan karakter bangsa.
9. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi peserta didik. Di dalam pendidikan
ditanamkan pengetahuan, nilai dan budi pekerti. Melalui pendidikan
diajarkan mengenai etika atau perilaku yang harus dilakukan dan tidak
dilakukan. Tujuan pendidikan memuat berbagai nilai kemanusiaan
yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan
pendidikan adalah sumber yang paling operasional dalam
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Karena semua
aspek kehidupan dilandaskan berdasarkan pendidikan.
10. 7
10. Media masa
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan
pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara
khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam
pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Media perlu pula ditambahkan sebagai suatu kekuatan pembentuk
perilaku umum (common opinion) sekaligus saluran informasi yang
dalam banyak hal dapat memperluas pendidikan karakter bangsa tetapi
di sisi lain menjadi saluran penetrasi budaya asing. Selain itu media
sebagai kekuatan demokrasi suatu bangsa, memainkan peran strategis
dalam menumbuhkan demokrasi, termasuk demokrasi Pancasila
sebagai karakter bangsa Indonesia.
Adapun fungsi media masa:
a. Pengawasan (surveillance).
b. Penafsiran (interpretation).
c. Keterkaitan (linkage).
d. Penyebaran nilai (transmission of values).
e. Hiburan (entertainment).
11. Pancasila
Negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-
prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila.
Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih
lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945.Artinya,
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang
mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan,
budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan
mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik,
yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga
negara.
Dari beberapa sumber tersebut maka pelaksanaan pendidikan
karakter dapat diselenggarakan oleh masyarakat, melalui lembaga
11. 8
agama dan pranata sosial-kebudayaan, serta diselenggarakan oleh
pemerintah melalui jalur pendidikan formal.Baik yang diselenggarakan
oleh masyarakat maupun pemerintah keduanya merupakan satu
kesatuan yang saling terkait.Sumber-sumber pendidikan karakter
bangsa itu menunjukkan bahwa setiap elemen berperan sesuai fungsi
sosial masing-masing. Yang dibentuk dalam tiap elemen itu adalah
manusia atau warga bangsa, sehingga baik ia dibentuk melalui nilai-
nilai partikular baik dalam agama maupun kebudayaan, perlu ada nilai
bersama (common value/common platform) sebagai acuan utama
pengembangan pendidikan karakter bangsa.4
4 https://afidburhanuddin.wordpress.com/2015/01/17/sumber-sumber-pendidikan-karakter-2/
12. 9
PENUTUP
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan
karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Bila
pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan, tidak diragukan lagi kalau masa
depan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan. Dan
bila pendidikan karakter ini mengalami kegagalan sudah pasti dampaknya akan
sangat besar bagi bangsa ini, negara kita akan semakin ketinggalan dari negara-
negara lain.
Beberapa sumber-sumber pendidikan karakter bisa dijadikan sebagai pacuan agar
tujuan untuk membentuk karakter bangsa bisa terwujud sesuai dengan yang
diinginkan, tentu saja memerlukan peran dari keluarga, sekolah, serta lingkungan
yang mendukung.