SlideShare a Scribd company logo
1 of 166
Download to read offline
KELUARGA BERENCANA PASCA PERSALINAN
Dr. ILyas Angsar, SpOG (K-FER)
Pokja KB & Kespro PP POGI
Orientasi Mentor Peningkatan Kapasitas Bagi Dokter Dalam Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Bayi
Di 120 Kab/Kota Lokus Percepatan Penurunan AKI & AKB Melalui Metode Blended Learning
Ditkesga Kemenkes RI – 16 Februari 2022
TOPIK :
I. Penguatan peran dokter dlm pelayanan KBPP
II. Pelayanan KBPP, termasuk tatalaksana metode AKDR pasca plasenta dan
implan
III.Konseling KB dg menggunakan lembar balik Alat Bantu Pengambil Keputusan
(ABPK)
IV.Penapisan medis menggunakan metode Kriteria Kelayakan Medis
Kontrasepsi (KLOP)
Pelayanan kontrasepsi dilakukan dg cara yg dpt
dipertanggung jawabkan dr segi :
- Agama,
- Norma budaya,
- Etika, dan
- Kesehatan
PELAYANAN KONTRASEPSI
1. Penggerakan pelayanan,
2. Pemberian atau
pemasangan, dan
3. Penanganan efek samping,
komplikasi, dan kegagalan
Kesehatan
Norma
agama
Norma
budaya
Etika
KB merupakan salah satu pilar dlm upaya menurunkan Kematian Ibu & Bayi
MASALAH KELUARGA BERENCANA
PREVALENSI PEMAKAIAN
KONTRASEPSI (MKJP)
SDKI 2012 SURVEY 2016
18.3 21.6
SUSENAS 2019
UNMET NEED
SDKI 2012
11
SDKI 2017
11
SUSENAS 2019 TARGET 2024
19.78 7,4
ASFR
15-19 TAHUN
SDKI 2012
48
SDKI 2017
36
SKAP 2019
33
TARGET 2024
18
TINGKAT PUTUS PAKAI
KONTRASEPSI
SDKI 2012
27.1
SDKI 2017
28.8
MODERN CONTRACEPTIVE
PREVALENCE RATE mCPR
(KB cara modern )
54,55 63,41
SDKI 2017 SUSENAS 2019 TARGET 2024
SDKI 2012
58 57,2
TARGET 2024
20
TARGET 2024
21.39 28.39
KB PASCA PERSALINAN
RISKESDAS 2018
23
TARGET 2024
40
I. PENGUATAN PERAN DOKTER DALAM PELAYANAN KBPP
• Dokter sebagai tim petugas di tingkat primer
• KOMPETENSI dlm pelayanan KBPP kurang berkembang krn prioritas tugas di
lapangan
• Fungsi supervisi berjenjang tidak berjalan dg baik
• SpOG sebagai pembina & supervisor di lapangan
UU No. 36 Th 2014 ttg TENAGA KESEHATAN (NAKES)
Pasal 1
(5) KOMPETENSI adalah kemampuan yg dimiliki seseorang Nakes berdsrkan ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap professional utk dpt menjalankan praktik.
Pasal 62
(1) Nakes dlm menjalankan praktik hrs dilakukan sesuai dg KEWENANGAN yg
didasarkan pd KOMPETENSI yg dimilikinya
Penjelasan Pasal 62 Ayat (1) :
KEWENANGAN BERDASARKAN KOMPETENSI adalah kewenangan utk melakukan
pelayanan kesehatan secara mandiri sesuai dg lingkup dan tingkat kompetensinya
TINGKAT KOMPETENSI DOKTER UTK LAYANAN KONTRASEPSI :
SKDI 2019
Mengetahui & menjelaskan (Knows)
Pernah melihat /didemonstrasikan (Knows How)
Pernah melakukan di bawah supervisi (Shows)
Mampu melakukan secara mandiri (Does)
TINGKAT KOMPETENSI KLINIK menurut Piramida Miller
TINGKAT KOMPETENSI 1
TINGKAT KOMPETENSI 2
TINGKAT KOMPETENSI 3
TINGKAT KOMPETENSI 4
BIDAN
PMK No. 28 Th 2017 tentang Izin & Penyelenggaraan Praktik Bidan
Pasal 21
Dlm memberikan pelayanan Kespro & KB, BIDAN berwenang memberikan:
a. Penyuluhan & Konseling Kesehatan Reproduksi Perempuan & KB;
b. Pelayanan KONTRASEPSI ORAL, KONDOM & SUNTIKAN
Pasal 22
BIDAN memiliki KEWENANGAN memberikan pelayanan berdasarkan:
a. Penugasan dari pemerintah sesuai kebutuhan; dan/atau
b. Pelimpahan wewenang melakukan tindakan pelayanan kesehatan secara mandat
dari dokter
Pasal 23
(1) Kewenangan memberikan pelayanan berdsrkan penugasan dr pemerintah sesuai
kebutuhan terdiri atas:
a. Kewenangan berdasarkan program pemerintah; dan
b. Kewenangan karena tidak adanya tenaga kesehatan lain di suatu wilayah
tempat bidan bertugas.
(2) KEWENANGAN diperoleh BIDAN SETELAH MENDAPATKAN PELATIHAN.
UU No. 4 Tahun 2019 tentang KEBIDANAN
Pasal 53
Pelimpahan wewenang terdiri atas:
a. pelimpahan secara mandat; dan
b. pelimpahan secara delegatif.
Pasal 54
(1) Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh Dokter kepada Bidan
sesuai kompetensinya.
(2) Pelimpahan wewenang secara mandat hrs dilakukan secara tertulis.
(3) Pelimpahan wewenang secara mandat dg tanggung jawab berada pada
pemberi pelimpahan wewenang.
(4) Dokter yg memberikan pelimpahan wewenang hrs melakukan
pengawasan dan evaluasi secara berkala
Pasal 55
(2) Pelimpahan wewenang secara delegatif yg diberikan oleh Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah kepada BIDAN dlm rangka:
a. pelaksanaan tugas dlm keadaan keterbatasan tertentu; atau
b. program pemerintah.
(3) Pelimpahan wewenang diberikan dg disertai pelimpahan tanggung jawab.
PMK No. 21 Th 2021
tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
Pasal 23
Pemberian pelayanan Metode Kontrasepsi Jangka Pendek berupa SUNTIK
dan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang HARUS DILAKUKAN OLEH
TENAGA KESEHATAN YG KOMPETEN
Klien
KIE KBdi
lapangan
Informed
choice
Konseling KB di
Fasyankes
Penapisan
Kondisi
Medis
Informed
consent
Pemberian
kontrasepsi
Konseling
Pelayanan
Medis dan
Rujukan
• Petugas lini lapangan KB
• Alat bantu: ABPK, dll
• Informasi lengkap dan
motivasi ber-KB
• Nakes (Dokter, Bidan)
• Penilaian kesehatan klien dan Penapisan Kelayakan
Medis (Roda KLOP)
• Informed choice sesuai kondisi kesehatan
Lapangan Fasyankes
Mekanisme Pelayanan Kontrasepsi
PMK No. 21 Tahun 2021
Sesuai
dengan
kondisi medis
Pra Pelayanan Pelayanan Pasca Pelayanan
SUMBER PELAYANAN KB
Hasil SDKI th 2017, pelayanan kontrasepsi lebih banyak dilakukan oleh BIDAN
SUMBER AKDR IMPLAN SUNTIK PIL KONDOM
PEMERINTAH
RS 16,3 1,7 0,2 0,1 0,0
PUSKESMAS 24,6 46,6 9,6 5,1 0,8
BIDAN DI DESA 3,1 9,4 16,2 6,5 0,5
SWASTA
RS 15,2 1,3 0,3 0,0 0,1
SpOG 6,3 0,2 0,3 0.1 0,0
DOKTER 0,6 0,2 1,7 0,4 0.2
BIDAN 25,9 20,5 62,4 13,7 1,7
KOMPETENSI Nakes dlm pemberian pelayanan kontrasepsi :
mengacu pd STANDAR KOMPETENSI yg dikeluarkan oleh masing² kolegium
profesi sedangkan KEWENANGAN merujuk pd REGULASI yg dikeluarkan
Pemerintah
Berdasarkan KOMPETENSI & KEWENANGAN tsb, maka
hanya akan membayarkan klaim pelayanan AKDR & Implan yg dilakukan di
Puskesmas bagi BIDAN yg sudah mempunyai sertifikat kompetensi
KOMPETENSI & KEWENANGAN KLINIK NAKES DLM PELAYANAN KB
TIDAK TAHU
TIDAK KOMPETEN
UNCONCIOUS
INCOMPETENCE
TAHU
TIDAK KOMPETEN
CONCIOUS
INCOMPETENCE
KOMPETEN
CONCIOUS
COMPETENCE
MAHIR (PROFISIEN)
UNCONCIOUS
COMPETENCE
Melalui PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
PENGUATAN PERAN DOKTER DLM PELAYANAN KBPP
Halaman 18 & 19
II. PELAYANAN KB PASCA PERSALINAN
PELAYANAN KB PASCA PERSALINAN
adalah upaya pencegahan kehamilan dg menggunakan alat/obat
kontrasepsi segera setelah melahirkan
• mengatur jarak kehamilan/kelahiran
• menghindari Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
sehingga setiap keluarga dpt merencanakan
kehamilan yg aman & sehat
Pelayanan KB Pasca Persalinan sampai 12 bulan pertama pasca
persalinan sesuai dg kebutuhan & preferensi perempuan yg
berubah selama periode tsb. a.l. perubahan status menyusui dpt
memicu kebutuhan utk memulai metode KB
sampai kurun waktu 42 hari/6 minggu
setelah melahirkan, dg tujuan :
telah mengembangkan platform berbasis web
(http://srhr.org/postpartumfp)
utk panduan memilih metode Kontrasepsi Pasca
Persalinan yg mudah digunakan utk penyedia
layanan, manajer program dan pembuat kebijakan.
Peluncuran resmi platform web ini dilaksanakan
di Bali pd Konferensi Internasional KB
tgl 26 Januari 2016
Waktu yg ideal adalah
dlm 48 jam setelah
melahirkan, karena:
• Pasti tidak hamil
• Sangat termotivasi utk
memulai metode
kontrasepsi pd saat tsb
• Setelah pulang
disibukkan merawat
bayinya shg lupa utk KB
KB PASCAPERSALINAN
Contoh penggunaan platform web KBPP :
Mengapa SUNTIK PROGESTOGEN
tidak boleh diberikan sebelum 6
minggu pasca persalinan pd ibu
menyusui (Breastfeeding)
Langkah 1 :
Pd What are the
woman’s
characteristics?
Klik YES pd
Breastfeeding status
Langkah 2 :
Pd Click on family
planning method to see
recommendation
Klik Progestogen only injection di
tabel Breastfeeding
Setelah klik Progestogen only injection, muncul tampilan spt dibawah ini
Langkah 3 :
Klik YES pd Breastfeeding
Status
Setelah klik YES pd Breastfeeding Status, muncul tampilan spt dibawah ini
SUNTIK PROGESTOGEN tidak
boleh diberikan sbelum
6 minggu pasca persalinan pd
ibu menyusui
(KATEGORI 3)
KLARIFIKASI:
Ada kekhawatiran teoritis ttg
potensi pajanan neonatus
terhadap DMPA / NET-EN
selama 6 minggu pertama pasca
persalinan
PEMASANGAN AKDR Cu T380A PASCA PERSALINAN
• Berbentuk huruf T, berukuran kecil, dg luas 380 mm², terbuat
dr plastik lentur dan dililit oleh kawat halus yg terbuat dr
bahan tembaga.
• Terdapat benang halus pd ujung bawahnya yg berfungsi sbg
alat kontrol atau indikator keberadaan AKDR.
• Waktu penggunaan 10 tahun
Cara kerja :
Mencegah bertemunya ovum & sperma dg cara menghambat
masuknya sperma ke dlm tuba falopi dan mengurangi kemampuan
sperma utk fertilisasi.
Waktu pemasangan AKDR Pasca Persalinan :
1. AKDR Pasca Plasenta :
dipasang maksimal dlm waktu 10 menit plasenta lahir
3. AKDR Transesaria/saat operasi sesar :
dipasang saat dilakukan operasi sesar setelah
plasenta lahir.
2. AKDR Pasca Persalinan Dini :
dipasang setelah 10 menit sampai 48 jam pasca
persalinan.
Keuntungan pemasangan AKDR Pasca Plasenta bagi Klien
• Efektivitasnya tinggi 0,6-0,8 kehamilan/100 pengguna dlm 12 bulan pertama
pemakaian.
• Segera efektif setelah dipasang
• Metode Kontrasepsi Jangka Panjang, dpt digunakan sampai menopause
• Tidak perlu meng-ingat²
• Tidak mempengaruhi hubungan seksual
• Tidak ada efek hormonal
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Tidak ada interaksi dg obat²
• Membantu mencegah kehamilan ektopik
• Kembalinya kesuburan dlm waktu singkat setelah AKDR dilepaskan
Keuntungan pemasangan AKDR Pasca Plasenta bagi tenaga kesehatan:
• Pemasangan mudah sesaat setelah plasenta keluar dimana ostium uteri
masih terbuka.
• Klien lebih dpt diajak kerjasama karena sensasi sakit tidak terlalu terasa saat
AKDR dipasang.
Keuntungan pemasangan AKDR Pasca Plasenta bagi program:
• Meningkatkan capaian peserta KB baru MKJP.
• Menurunkan angka unmet need.
• Meningkatkan Contraceptive Prevalence Rate (CPR).
Keunggulan Pemasangan AKDR Pasca Plasenta :
• Mengurangi rasa sakit saat dipasang karena ostium masih terbuka
• Merupakan kesempatan terbaik utk memperoleh kontrasepsi karena klien
mempunyai waktu terbatas utk bertemu petugas kesehatan setelah itu
• Tidak meningkatkan risiko infeksi ataupun perforasi uterus
• Tidak mempengaruhi kualitas & volume ASI sehingga aman utk ibu
menyusui.
• Sebagai pilihan kontrasepsi bila klien belum dpt memutuskan apakah ingin
menambah anak setelah melahirkan.
• Aman digunakan utk klien yg positif HIV.
• Kejadian ekspulsi yg rendah hampir sama dg pemasangan 6 minggu pasca
persalinan selama teknik dilakukan dg benar.
Keterbatasan :
• Perubahan siklus haid (terutama 3 bulan pertama), misalnya haid
menjadi lebih banyak,perdarahanantarmenstruasi,nyeriperutwaktuhaid.
• Merasa nyeri dan kram perut 3-5 hari setelah pemasangan.
• Perforasi dinding uterus apabila sukar dlm pemasangan.
• Tidakdpt mencegah infeksi menular seksual.
• Tidakcocok pd wanita yg suka berganti pasangan.
• Memerlukan prosedur medis saat pemasangan.
• AKDR harus dilepas di fasilitas kesehatan.
• AKDR dpt keluar dari uterus tanpa diketahui.
Kondisi khusus yg tidak boleh dilakukan pemasangan AKDR Pasca Plasenta:
• Perdarahan Pasca Persalinan yg belum teratasi.
• Korioamnionitis.
• Ketuban Pecah lebih dr 6 jam setelah memasuki persalinan.
• Sepsis Purpuralis.
A. PERSIAPAN PEMASANGAN AKDR PASCA PLASENTA
1. Konseling pada saat pemeriksaan kehamilan (ANC)
2. Konseling metode khusus
3. Pengisian informed consent
B. TEHNIK PEMASANGAN AKDR PASCA PLASENTA
1. Menggunakan Forsep Kelly panjang 2. Menggunakan Inserter panjang
3. Menggunakan tangan (insersi manual)
Langkah pertama utk pemasangan AKDR pasca placenta yg aman dg menerapkan:
Manajemen Aktif Tahap Ketiga Persalinan terdiri dr 3 langkah:
1. Memberikan oksitosin 10 U secara IM dlm
waktu 1 menit stl melahirkan
2. Melahirkan plasenta melalui traksi terkontrol
pd tali pusat & tekanan balik ke uterus
3. Memijat uterus melalui perut stl plasenta
dilahirkan
Jika dilakukan episiotomi, luka episiotomi dijahit stl pemasangan AKDR
Manajemen Aktif Tahap Ketiga Persalinan (Active Management of the Third
Stage Of Labor)
1. PEMASANGAN AKDR PASCA PLACENTA MENGGUNAKAN FORCEP KELLY
PANJANG :
Peralatan :
1. Sarung tangan steril
2. Spekulum Sims
3. Ringed forceps utk menjepit
serviks
4. Forsep lengkung Kelly 12 "(jika tdk
tersedia, Ringed forceps kedua)
5. Kain kasa
6. Larutan antiseptik
7. Doek steril utk menutupi klien
LANGKAH² PEMASANGAN :
• Lakukan palpasi uterus utk mengevaluasi ketinggian fundus & kontraksi, jika
perlu, pijat uterus utk mendorong kontraksi yg stabil
• Cuci tangan dg sabun & air, keringkan pakai handuk tangan
• Pakai sarung tangan steril baru
• Tempatkan doek steril bersih di atas perut bg bawah klien & di bawah
bokongnya
• Pastikan bokong klien berada di paling ujung meja (dg atau tanpa penyangga
kaki)
• Masukkan spekulum ke dlm vagina dan
visualisasikan serviks, periksa laserasi atau
robekan jalan lahir
• Bersihkan serviks & dinding vagina dg larutan
antiseptik yg banyak dan berikan waktu agar
antiseptik tsb bekerja
• Jepit portio anterior menggunakan Ringed
forceps.
• Pegang AKDR di dlm kemasan dg Forsep Kelly atau dg Ringed forceps kedua.
• AKDR harus dipegang pd lengan vertical.
Lengan horizontal AKDR harus sedikit keluar
dari ring.
• Tempatkan AKDR ke arah lekukan dalam
forsep Kelly dg benang AKDR jauh dr forsep.
• Tarik perlahan ringed forcep penjepit portio.
• Masukkan forcep Kelly melalui vagina & serviks
• Lakukan pemasangan sambil duduk.
Bila berdiri akan membuat ringed forcep terlalu banyak mengarah kebelakang.
• Lepaskan forsep penjepit serviks
• Gerakkan forsep Kelly ke atas menuju fundus sambil tetap duduk
• Berdiri dg tangan diperut utk konfirmasi
ujung forsep telah mencapai fundus
• Setelah forsep mencapai fundus, putar 45 derajat kekanan utk menempatkan
lengan horizontal di fundus
• Buka forsep untuk melepaskan AKDR.
• Lepaskan forsep secara perlahan dari rongga rahim, biarkan sedikit terbuka dan
arah ke samping, mengikuti dinding lateral rahim saat menarik forsep keluar ke
arah yg berlawanan.
• Tarik perlahan introitus dg dua jari dan visualisasikan bagian dalam vagina
• Jahit robekan vagina
• Jika uterus-nya besar, berarti AKDR tidak mencapai fundus, lepas AKDR dan
pasang baru, menggunakan forsep steril baru dan AKDR steril baru.
Benang AKDR terlihat melalui serviks:
• Jika uterus-nya kecil dan berkontraksi dg baik, jangan lakukan apa pun.
2. PEMASANGAN IUD PASCA PLASENTA MENGGUNAKAN INSERTER PANJANG :
• Pasang spekulum vagina dan jepit portio dg ringed forcep.
Langkah² pemasangan :
• Keluarkan AKDR dari kemasannya
• Pasang AKDR
• Lepas Ringed Forcep
• Tekan fundus uteri dan dorong inserter kearah fundus sp terasa tahanan
• Tarik inserter
• Potong benang
1. Sarung tangan steril yg panjang
2. Spekulum Sims utk visualisasi serviks
3. Ringed forceps utk memegang serviks
4. Kain kasa
5. Larutan antiseptik
6. Doek steril utk menutupi klien
Peralatan :
3. PEMASANGAN IUD PASCA PLACENTA MENGGUNAKAN TANGAN :
• Lepas spekulum
• Pasang spekulum vagina dan
jepit portio dg ringed forcep.
Langkah² pemasangan :
• Pegang AKDR dg memegang
batang vertikal di antara jari
telunjuk & jari tengah tangan
dominan.
• Masukkan tangan yg memegang AKDR
kedlm vagina sp ke fundus
• Lepaskan ringed forcep & letakkan
tangan nondominan di perut utk
memastikan tangan yg memegang AKDR
telah mencapai fundus.
• Setelah mencapai fundus, putar 45 derajat tangan
pemegang AKDR ke kanan utk memposisikan AKDR
secara horizontal di fundus
• Lepas AKDR
• Gerakkan tangan mendekati dinding lateral rahim
• Tempatkan semua instrumen bekas dlm larutan enzimatik/deterjen utk
dekontaminasi.
• Buang semua bahan limbah dg benar.
• Lepaskan sarung tangan dan buang.
• Cuci tangan dg sabun dan air, lalu keringkan dg kain bersih dan kering.
• Lengkapi kartu AKDR utk klien dan tulis semua informasi yg diperlukan dalam
catatan klien.
Langkah² setelah pemasangan
merupakan batang plastik berukuran kecil yg lentur, seukuran batang korek api,
melepaskan progestin yg menyerupai hormon progesteron alami di tubuh
perempuan.
• Implan 2 batang mengandung hormon Levonorgestrel.
Efektif hingga 4 tahun penggunaan
• Implan 1 batang mengandung hormon Etonogestrel
Efektif hingga 3 tahun penggunaan
IMPLAN :
JENIS IMPLAN :
PEMASANGAN IMPLAN PASCA PERSALINAN:
• Mencegah pelepasan sel telur dr indung telur (menekan ovulasi)
• Mengentalkan lendir serviks (menghambat bertemunya sperma & sel telur)
• Klien tdk perlu melakukan apapun stl implan terpasang
• Mencegah kehamilan dg sangat efektif (< 1 kehamilan per 100 pd th pertama)
• Merupakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
• Tidak mengganggu hubungan seksual
• Tidak mempengaruhi kualitas & volume ASI
• Kesuburan dpt kembali dg segera setelah implan dilepas.
• Mengurangi nyeri haid
• Mengurangi jumlah darah haid sehingga dpt mencegah anemia defisiensi besi
Cara kerja :
Keuntungan :
• Tidak ada perlindungan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS).
• Membutuhkan tenaga kesehatan yg terlatih utk memasang dan melepas.
Klien tidak dpt memulai atau menghentikan pemakaian implan secara mandiri.
BKKBN menyediakan tiga jenis Trokar Implan 2 batang :
1. Pendorong Trokar diputar saat melepas implan
2. Pendorong Trokar dipatahkan saat melepas implan
3. Pendorong Trokar diputar dan dipatahkan saat melepas implan
Keterbatasan :
PEMASANGAN IMPLAN 2 BATANG
Pendorong Trokar diputar Pendorong Trokar dipatahkan PendorngTrokar diputar & dipatahkan
Produksi PT Triyasa Produksi PT Harsen Produksi PT Catur Dakwah
Persiapan
1. Sapa klien dg penuh hormat dan ramah
2. Periksa kembali rekam medis & lakukan penilaian lanjutan bila ada indikasi
3. Jelaskan pada klien apa yg akan
dilakukan & minta klien
mengajukan pertanyaan
4. Tanyakan apakah klien alergi
terhadap cairan antiseptik dan
obat anestesi lokal
5. Minta klien utk mencuci & membilas lengannya
6. Bantu klien naik kemeja periksa
7. Letakkan kain yg bersih & kering dibawah lengan klien dan
atur posisi lengan klien dg benar
8. Tentukan tempat pemasangan pd bg dlm lengan atas,
dg mengukur 8 cm diatas lipatan siku
9. Gunakan kartu pola (template) utk
membuat tanda pd tempat
pemasangan ke dua batang Implan
(hrs membentuk sudut 150)
10. Siapkan peralatan dan bahan² yg diperlukan
Tindakan pra pemasangan
1. Cuci tangan dg air dan sabun, keringkan dg
kain bersih
2. Pakai sarung tangan
steril atau DTT
Bila ada bedak di sarung tangan,
bersihkan bedak dg kasa yg telah
dicelupkan kedlm air steril /DTT
3. Usap tempat pemasangan dg larutan antiseptik menggunakan kasa yang
dipegang dg klem atau tangan, gerakkan kearah luar secara melingkar seluas
8-13 cm dan biarkan kering
4. Pasang kain penutup
(doek) steril atau DTT
disekeliling lengan klien
6. Suntikkan 0,3 -0,5 cc anestesi lokal 1% (tanpa
epinephrin) tepat dibawah kulit pd tempat insisi
yg telah ditentukan, sampai kulit sedikit
menggelembung (skin wheal)
7. Teruskan penusukan jarum ke lapisan dibawah
kulit ± 5 cm, dan suntikkan 1 cc sambil menarik
jarum pelan² diantara ke 2 batang Implan yg
akan dipasang
8. Cabut jarum suntik & taruh ditempat yg aman
utk menghindari kecelakaan tertusuk jarum
5. Jelaskan pd klien akan disuntik obat anestesi lokal yg akan terasa sedikit sakit
10. Tekan tempat suntikan agar obat anestesi
tersebar dlm jaringan
11. Sentuh kulit dg skalpel ditempat yg akan
dilakukan insisi utk mengetahui apakah obat
anestesinya telah bekerja (Bila klien merasa
sakit, tunggu 2 menit dan uji kembali efek
anestesinya)
Pemasangan
1. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dg skalpel
(alternatif lain dpt dg menusukkan trokar
langsung kelapisan dibawah kulit/sub
dermal, tanpa membuat insisi)
2. Masukkan trokar dan pendorongnya melalui
tempat insisi dg sudut yg tidak terlalu dalam
3. Sambil mengungkit kulit masukkan terus trokar dan
pendorongnya sampai batas tanda II (pada pangkal
trokar) tepat berada pd luka insisi
PEMASANGAN 2 BATANG IMPLANT DENGAN MEMATAHKAN BATAS PENAHAN PENDORONG
• Masukkan trokar dibawah kulit sampai tanda II
Produksi PT Harsen
• Tangan kanan menahan
pendorong hingga batas
penahan sekaligus menarik
trokar hingga batas atas
• Tangan kiri menahan implant
agar tertinggal dibawah kulit
• Pastikan implan sudah keluar dari trokar
• Arahkan implan kesisi yg lain (pola V),
masukkan tokar sampai batas bawah
• Patahkan batas penahan pendorong
• Tarik trokar hingga berbunyi “klik”
• Tangan kanan menarik trokar hingga keluar, tangan kiri menahan implan
• Raba ujung batang implan didaerah
dekat bahu utk memastikan batang
implan telah terpasang dg benar
• Raba daerah insisi utk memastikan ke
2 ujung batang implan berada 5 mm dr
luka insisi
• Pendorong trokar dimasukkan sampai batas A
PEMASANGAN 2 BATANG IMPLANT DENGAN MEMUTAR PENDORONG TROKAR
Posisi tanda panah pada trokar dan tanda panah pada pendorong trokar
menghadap keatas
• Pendorong trokar diputar 180⁰ sampai tanda panah menghadap kebawah saat
akan mengeluarkan implan pertama
• Trokar ditarik keluar dari kulit sampai batas I sambil menahan pendorong trokar
• Trokar digerakkan kesamping 15⁰
• Trokar kembali dimasukkan ke kulit sampai batas II
• Pendorong trokar diputar 180⁰ sampai tanda panah menghadap ke atas
• Sambil menahan pendorong, trokar ditarik sampai batas I, Implan II masuk
kedalam kulit
• Keluarkan trokar dari kulit
PEMASANGAN 2 BATANG IMPLAN DG MEMATAHKAN & MEMUTAR PENDORONG TROKAR
Tanda Batas (lingkaran hitam)
dekat ujung Jarum Trokar
Tanda Batas (lingkaran hitam)
dekat pangkal Jarum Trokar
Sayap yang berada di tengah Pendorong
(Plunger) berfungsi sebagai penahan
Implant
Trokar
Pendorong
Produksi PT Catur Dakwah
Kedua batang implant berada di dalamTrokar
Pendorong (Plunger)
Sayap yg berada di
tengah Pendorong
berfungsi sbg
penahan Implan
Pemasangan Implan
PEMASANGAN IMPLANT PERTAMA
1. Tusukkan Inserter pd titik
pertama yg terdekat dg siku.
2. Posisikan jarum Inserter
menghadap ke atas kearah
jam 12 dan perhatikan tanda
batasnya yg berwarna hitam.
3. Tusukkan Inserter, jungkitkan,
kemudian dorong secara perlahan.
PEMASANGAN IMPLANT PERTAMA
Sesudah Inserter masuk, arahkan
ke satu titik menelusuri bawah kulit
untuk menjaga agar pemasangan
Implant benar-benar tepat di bawah
kulit, datar, dan dangkal.
PEMASANGAN IMPLANT PERTAMA
1. Masukkan Pendorong (Plunger)yang
ada sayap ditengahnya, posisikan
sayap berada di bawah (arah jam
6).
2. Kemudian tarik Inserter secara
perlahan sementara itu tahan
Pendorong sampai sayap pada
Pendorong masuk tepat pada
belahan di pangkal
Inserter.
3. Inserter ditarik sambil menahan Implant yang sudah di bawah kulit, tahan dengan jari tengah
atau salah satu jari.
4. Inserter ditarik sampai tanda batas (lingkaran warna hitam) dekat ujung jarum Inserter,
sampai Implant pertama dalam Inserter keluar dari Inserter dan berada pada posisi yang
benar di bawah kulit.
PEMASANGAN IMPLANT KEDUA
Pada titik yang sama saat pemasangan implant pertama,
arahkan Inserter sesuai dengan titik gambar pola yang
sudah dibuat seperti huruf V, dimana kedua ujungnya
berjarak lebih kurang 1,5 cm.
PEMASANGAN IMPLANT KEDUA
Dorong Inserter sampai batas
(lingkaran warna hitam) pada
pangkal Inserter.
PEMASANGAN IMPLANT KEDUA
Tahan dan PUTAR PENDORONG ke
kanan sampai sayap pada Pendorong
patah dan terlepas.
Sayap
PEMASANGAN IMPLANT KEDUA
PATAHKAN PEGANGAN PENDORONG.
Implan kedua seluruhnya sudah
terlepas dari Inserter dan berada
tepat di bawah kulit.
PEMASANGAN 2 BATANG IMPLANT DENGAN MEMATAHKAN BATAS PENAHAN
PENDORONG
• Masukkan trokar sampai batas bawah
Produksi PT Harsen
• Tangan kanan menahan pendorong hingga batas penahan sekaligus menarik
trokar hingga batas atas
Tangan kiri menahan implan agar
tertinggal dibawah kulit
• Pastikan implan sudah keluar dari trokar
• Arahkan trokar kesisi yg lain (pola V),
masukkan trokar sampai batas bawah
• Patahkan batas penahan pendorong
• Tarik trokar hingga berbunyi “klik”
• Tangan kanan menarik trokar hingga keluar, tangan kiri menahan implan
• Raba ujung batang implan didaerah dekat bahu utk memastikan batang implan
telah terpasang dg benar
• Raba daerah insisi
untuk memastikan
ke 2 ujung batang
implan berada 5
mm dari luka insisi
TINDAKAN PASCA PEMASANGAN
• Tekan pd tempat insisi utk menghentikan perdarahan
• Dekatkan ujung2 insisi dan tutup dg tensoplast
• Beri kasa steril pd daerah tempat
pemasangan dan pasang pembalut
utk mencegah perdarahan dan
mengurangi memar
4. Buang tabung dan jarum suntik kekotak sampah yg tahan tusukan
5. Sblm melepas sarung tangan, letakkan semua
peralatan dlm larutan enzimatik/deterjen selama
10 menit utk dekontaminasi
6.Buang peralatan yg sudah tdk
dipakai lagi ke kotak sampah yg
tahan bocor atau kantung plastik
7. Celupkan tangan yg masih memakai sarung tangan kedlm
larutan deterjen, kemudian buka dg membaliknya
● Daerah tempat pemasangan hrs tetap bersih dan kering paling sedikit selama
48 jam
Luka insisi dpt mengalami infeksi bila daerah tsb basah pd waktu mandi atau
mencuci pakaian
• Tidak masalah bila terjadi perubahan warna, memar atau pembengkakan di
tempat pemasangan pd beberapa hari pertama
• Tensoplast dilepas
setelah 3 - 5 hari
• Perban dilepas setelah 48 jam
• Klien dpt langsung melakukan pekerjaan se-
hari²nya
Perawatan pada tempat pemasangan
• Pasang spekulum vagina utk melihat portio
• Usap vagina & portio dg larutan antiseptik 2 - 3 kali
• Jepit benang yg dekat portio dg klem
PENCABUTAN AKDR
• Pasang spekulum vagina utk melihat portio
• Usap vagina & portio dg larutan antiseptik 2 - 3 kali
• Jepit benang yg dekat portio dg klem
PENCABUTAN AKDR
PENCABUTAN SULIT
Periksa pd kanalis servikalis dg menggunakan klem lurus atau
lengkung
atau Klem Aligator
Benang AKDR tidak tampak
Bila tidak ditemukan pd kanalis servikalis, masukkan klem kedlm kavum uteri utk
menjepit benang atau AKDR itu sendiri
Bila sebagian AKDR sudah tertarik keluar tetapi
kemudian mengalami kesulitan menarik seluruhnya
dari kanalis servikalis, putar klem pelan² sambil tetap
menarik selama klien tdk mengeluh sakit
Bila dr pemeriksaan bimanual didptkan sudut antara uterus dg kanalis servikalis
sangat tajam, gunakan tenakulum utk menjepit serviks dan lakukan tarikan
kebawah dan keatas dg pelan² dan hati², sambil memutar klem
Metoda Pencabutan
1. Metode Standar 2. Metode Pop Out
(Darney 1992)
3. Metode “U”
(Untung Praptohardjo
dan Wibowo 1993)
PENCABUTAN IMPLAN
LANGKAH KLINIK
Persiapan
Langkah 1
Persilahkan klien untuk mencuci seluruh lengannya
dg sabun & air yg mengalir, serta membilasnya
Langkah 2
Persilahkan klien berbaring dg lengan diletakkan pd penyangga atau meja
samping sehingga dpt digerakkan lurus atau sedikit bengkok utk memudahkan
pencabutan
Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun
menurunkan efektifitas antiseptik tertentu)
Langkah 3
Letakkan kain bersih yg kering dibawah lengan klien
Langkah 4
Raba ke dua batang implan utk menentukan lokasinya
Untuk menentukan tempat insisi, raba (tanpa sarung
tangan) ujung batang implan dekat lipatan siku
Untuk memudahkan meraba batang implan, basahkan
sedikit ujung jari dg air sabun atau Savlon/Betadine
Bila tidak dpt meraba batang implan, lihat lokasi pemasangan pd rekam medik
klien
Langkah 5
Buat tanda pd ke 2 ujung setiap batang implan dg
menggunakan spidol utk memastikan posisi dari setiap
batang implan
Tindakan sebelum pencabutan
Langkah 1
Cuci tangan dg sabun dan air, keringkan dg kain bersih
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril/DTT
Langkah 3
Atur alat dan bahan² sehingga
mudah dicapai
Langkah 4
Usap tempat pencabutan dg antiseptic
Tutup dg duk lubang
Langkah 5
Isi alat suntik dg 1 ml obat anestesi 1% (tanpa epinefrin)
Masukkan jarum tepat dibawah kulit pd tempat
insisi akan dibuat, diantara ke 2 batang implan lebih
kurang 5 mm dari ujung yg dekat lipatan siku
Masukkan jarum lebih dalam secara hati² ± 1 cm
dibawah ujung batang implan, lakukan aspirasi utk
memastikan jarum tidak masuk kedalam pembuluh
darah
Suntikkan 1 ml obat anestesi dibawah batang implan sambil menarik jarum
pelan²
Jangan menyuntikkan obat anestesi diatas batang implan karena akan membuat
jaringan menjadi oedem sehingga batang implan sulit diraba
Tekan daerah tempat penyuntikan utk menyebarkan
anestesi kesekitarnya sehingga efektivitasnya meningkat
Untuk mencegah toksisitas, dosis total tidak boleh melebihi 10 ml dr 1 % (10 g/l)
Sebelum memulai, sentuh tempat insisi dg skalpel
utk memastikan obat anestesi telah bekerja
1. METODA STANDAR
• Buat tanda pada ke 2 ujung setiap batang implan dg
menggunakan spidol untuk memastikan posisi dari
setiap batang implan
• Raba batang implan dan tentukan lokasi utk pemberian
anestesi lokal dan tempat insisi
• Suntikkan obat anestesi lokal
• Buat insisi kecil (4 mm) dg
skalpel pd tempat insisi yg
lama atau ± 5 mm dibawah
ujung dari batang implan yg
paling dekat dg tempat insisi
yg lama
• Tentukan batang implan yg mudah dicabut dan
dorong sedekat mungkin kearah luka insisi sampai
ujung batang implan terlihat
• Jepit ujung batang implan dg klem lengkung dan
tarik keluar sampai mencapai tempat insisi
• Setelah batang implan terpegang, tarik kearah insisi
• Bila tidak bisa ditarik, balikkan pegangan klem
180° kearah bahu klien utk memaparkan batang
implan
• Bila setelah klem dibalikkan, batang implan belum terlihat putar klem 1800
kearah sumbu utamanya
Tarik klem hati² sehingga ujung batang
implan terlihat pd luka insisi dari sisi yg
berlawanan dg klem
• Bersihkan batang implan dari jaringan ikat yg
mengelilinginya dg menggunakan kasa
steril/skalpel
• Jepit batang implan yg sudah tampak tersebut
dg klem kedua dan lepaskan klem pertama
• Tarik keluar batang implan dg pelan², kemudian
letakkan pd mangkok yg sudah berisi larutan
klorin 0,5 % selama 10 menit utk dekontaminasi
• Ulangi teknik yg sama utk mencabut batang
implan lainnya (obat anestesi dapat
disuntikkan lagi bila klien merasa sakit)
Tindakan setelah pencabutan :
• Tutup luka insisi
Kurang praktis utk mencabut Implan 2 batang karena lebih
lunak & lebih lentur dibandingkan Implan 6 Kapsul (Norplant)
yg sudah tidak diproduksi lagi
2. METODE POP OUT
3. METODE “U”
Lebih mudah utk mencabut Implan 2 batang dibandingkan memakai metode
standar
Modifikasi dari klem utk
VTP (Vasektomi Tanpa
Pisau) dg memperkecil
diameter ujung klem dari
3,5 menjadi 2,2 mm
III. KONSELING KB DG MENGGUNAKAN LEMBAR BALIK ALAT BANTU
PENGAMBIL KEPUTUSAN (ABPK)
ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN (ABPK)
Alat bantu kerja interaktif penyedia layanan dg klien yg dirancang sbg lembar
balik dua sisi (setebal 166 halaman) :
• Satu sisi menampilkan gambar dan
informasi dasar utk Klien
• Sisi lainnya berisi informasi teknis
dan panduan yg lebih rinci utk
Penyedia Layanan.
1) Melibatkan klien secara penuh dlm pengambilan
keputusan KB sehingga dpt membuat pilihan
kontrasepsi yg sesuai dg kebutuhannya
2) Meningkatkan kualitas informasi teknis yg akurat
3) Meningkatkan ketrampilan konseling dan
komunikasi para penyedia layanan agar dpt
lebih berinteraksi secara positif dg kliennya
dan menawarkan pelayanan KB yg berkualitas.
TUJUAN ABPK
• Klien yg mengambil keputusan
• Penyedia layanan menanggapi pernyataan, pertanyaan, serta kebutuhan klien
• Penyedia layanan membantu klien
mempertimbangkan dan membantu
keputusan yg paling sesuai
• Penyedia layanan menghargai
keinginan klien
• Penyedia layanan mendengarkan apa yg disampaikan klien sehingga tahu
langkah selanjutnya yg harus dilakukan
PRINSIP-PRINSIP ABPK
1. ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN
ABPK mengarahkan penyedia layanan dan klien
melalui proses pengambilan keputusan langkah
demi langkah utk memastikan bahwa klien
membuat keputusan yg paling sesuai dg
kebutuhan dan situasi mereka
2. ALAT PEMECAHAN MASALAH
Mayoritas klien KB yg datang kembali adalah klien yg sudah menggunakan
metode kontrasepsi.
Beberapa dari klien ini mungkin mengalami masalah dg metode mereka dan
membutuhkan konseling atau dukungan lain utk mengganti metode.
KEGUNAAN ABPK
3. ALAT REFERENSI UTK PENYEDIA LAYANAN
ABPK berisi informasi & panduan penting utk
setiap metode bagi penyedia layanan.
Penyedia layanan dpt membantu klien utk memilih
dan menggunakan metode KB yg sesuai dg benar.
4. ALAT PENGUATAN PELATIHAN
Pelatih dpt menggunakan ABPK utk menjelaskan pentingnya penyediaan
layanan KB yg berkualitas
Peserta pelatihan dpt menggunakannya saat memberikan konseling dan
sebagai referensi utk belajar mandiri dan sebagai alat bantu kerja selama sesi
konseling
1. Konsultasi yang digerakkan oleh klien
Dalam konsultasi konvensional penyedia layanan yg menentukan alur, arah
dan konten konsultasi. Klien tidak didorong utk berpartisipasi atau
mengajukan pertanyaan.
ABPK dirancang utk mempromosikan konsultasi
yg berpusat pada klien: penyedia layanan harus
bergantung pada masukan dan jawaban dari
klien sebelum melanjutkan ke langkah
berikutnya.
ABPK juga mendorong penyedia layanan utk mengajukan pertanyaan, menilai
pemahaman, dan mendengarkan klien secara aktif.
ABPK MEMPROMOSIKAN PELAYANAN YANG BERPUSAT PADA KLIEN
2. Berbagi pengambilan keputusan dan pemecahan masalah antara dua ahli
ABPK mendorong model konsultasi di mana pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah dibagi antara dua ahli:
• Penyedia Layanan adalah ahli dalam metode kontrasepsi, dan
• Klien adalah ahli dalam situasi dan kebutuhannya.
Saat mereka bekerja sama dlm kemitraan yg
setara, penyedia layanan dpt membantu klien
memutuskan metode mana yg paling sesuai dg
situasi dan kebutuhannya atau cara terbaik utk
memecahkan masalah yg dia hadapi dg
penggunaan metode.
3. Memberdayakan klien dan penyedia layanan
ABPK membantu melibatkan klien dlm konsultasi melalui penggunaan ilustrasi
dan teks yg mudah dibaca.
ABPK bertindak sebagai titik fokus utk digunakan bersama oleh penyedia
layanan dan klien.
Klien mungkin melihat kata² atau gambar yg memunculkan pertanyaan atau
kekhawatiran atau yg meyakinkan mereka.
Penyedia layanan mengizinkan klien utk mengarahkan
konsultasi melalui jawaban dan pertanyaan mereka,
klien menjadi diberdayakan utk berpartisipasi dlm
pengambilan keputusan ber KB
PENYEDIA LAYANAN
• Mengajukan pertanyaan terbuka
• Memenuhi pernyataan klien dg penerimaan
• Mendengarkan klien secara aktif
• Hindari mengkritik atau menyalahkan klien
• Memeriksa pemahaman klien tentang pernyataan
• Bertanya apakah klien memiliki pertanyaan
KLIEN
• Memberi tahu penyedia layanan bagaimana perasaan mereka
• Mengajukan pertanyaan
• Memberi tahu informasi yg tdk jelas atau tdk dipahami
• Merasa nyaman utk menceritakan kekhawatiran, ketakutan,
ketidakpastian
• Jujur tentang situasi pribadinya
• Meminta petunjuk atau bantuan
PERILAKU KOMUNIKASI YANG DIPROMOSIKAN DALAM ABPK
BAGIAN KETIGA
BAGIAN PERTAMA
TAB DI SISI KANAN
membantu KLIEN BARU dlm membuat keputusan ttg
suatu metode KB serta membantu KLIEN KUNJUNGAN
ULANG dlm memecahkan masalah yg mungkin timbul.
Terdapat tab² yg berbeda utk satu klien dg klien lainnya.
TAB TAMBAHAN DI SISI KANAN BAWAH
menawarkan lebih banyak bantuan konseling yg bisa
digunakan bila diperlukan.
BAGIAN KEDUA
TAB DI SISI BAWAH
berisi informasi ttg masing² METODE KB bagi penyedia layanan dan klien.
Masing² bab metode berisi informasi tentang kriteria persyaratan medis, efek samping, cara
pakai, waktu kunjungan ulang, dan hal² yg perlu diingat.
BAGIAN UTAMA ABPK
DAFTAR ISI ABPK
1. Selamat Datang
2. Memilih Metode
3. Perlindungan Ganda
4. Kebutuhan Khusus
5. Kunjungan Ulang
5. Vasektomi
6. Tubektomi
7. Kondom
8. MAL
BAGIAN PERTAMA BAGIAN KEDUA
1. AKDR
2. Pil
3. Suntik
4. Implan
BAGIAN KETIGA
PERSIAPAN MENGGUNAKAN ABPK
• Pelajari terlebih dahulu ABPK ini utk membiasakan diri dg
cara pakai serta informasi yg ada di dalamnya.
Berlatihlah sesering mungkin utk memudahkan
pemakaiannya.
• Jika ABPK ini milik sendiri, tulislah hal yg perlu diingat serta
cara penyampaian yg sesuai.
• Panduan ini hanya mencakup butir² pokok.
Ketika berbicara dg klien bisa ditambahkan informasi, membicarakan hal² lainnya, dan
menanggapi kebutuhan dan kekhawatiran klien.
• Beberapa kata dan gambar pd sisi klien mungkin tidak sesuai dg situasi.
Gambar/kata bisa ditutup atau dicoret, misalnya ketersediaan semua metode diklinik.
• Gunakan kata² sendiri.
Pada umumnya, tulisan yg terdapat dlm ABPK ini tidak
untuk dibacakan didepan klien.
Jika telah terbiasa, dg cukup melihat gambar, penyedia
layanan akan mengingat semua informasi kunci dan
langkah selanjutnya.
• Jangan membaca teks ketika melakukan konseling, namun, silahkan membacakan dan
membahas beberapa hal penting pada sisi klien.
Jika klien tidak bisa membaca, penyedia layanan perlu membacakan.
Gunakan gambar utk membantu klien memahami informasi yg diberikan.
• Ceritakan pada klien mengenai ABPK ini. Jelaskan bahwa
media tsb membantu klien memenuhi kebutuhannya.
• Untuk setiap klien, mulailah dg halaman SELAMAT DATANG.
• Untuk menggunakan tab, letakkan jari di atas tab dan geser jari pada halaman di depan
tab, kemudian balik semua halaman tsb.
Jangan mengangkat halaman yg menggunakan tab.
• Setiap halaman berisi pertanyaan atau topik penting bagi klien.
Setelah menyambut klien, bukalah halaman berikutnya.
Tanyakan apa yg dapat dibantu.
Jawaban klien biasanya membawa penyedia layanan pada
salah satu tab jenis klien disisi kanan. Tiap² halaman tsb akan
membawa pada tab² "metode kontrasepsi" di sisi bawah.
CARA MENGGUNAKAN ABPK
• Letakkan lembar balik dimana klien dapat melihatnya dg mudah. Usahakan
utk tidak meletakkannya langsung di antara Anda & Klien.
Anda bisa meletakkannya sedemikian rupa sehingga bersama klien dapat
melihat halaman klien.
• Lembar balik diletakkan berdiri sehingga Anda & Klien bisa melihat
halaman tsb pada sisi masing².
Halaman pada sisi Anda berisi kata² yg sama dg sisi yg dilihat klien
tetapi gambar tidak sama.
Halaman sisi Anda lebih banyak berisi informasi dan saran².
• Agar dapat menggunakan dg benar, Anda memerlukan jawaban maupun
informasi dari klien sebelum melanjutkan ke halaman berikutnya sehingga
klien tahu pentingnya berpartisipasi
CARA MENGGUNAKAN ABPK BERSAMA KLIEN
• Silahkan membacakan dan membahas beberapa hal penting pada sisi klien. Gunakan gambar
untuk membantu klien memahami informasi yg diberikan.
LAMBANG PENGINGAT
Di dalam ABPK terdapat lambang yang berfungsi sebagai pengingat perilaku konseling yg baik.
Tanyakan
apakah klien
mempunyai
pertanyaan
Tawarkan
bantuan
Periksa
pemahaman
Dengarkan
dengan
seksama
CARA MENGGUNAKAN HALAMAN
Pil
Efek Samping
Sebagian besar TIDAK berbahaya
Bukan tanda adanya penyakit
Banyak perempuan tidak ada keluhan
Biasanya hilang setelah beberapa
bulan
Yang paling umum:
Mual (perut mual)
Bercak atau flek diantara masa haid
Sakit kepala ringan
Payudara nyeri
Berat badan sedikit naik atau turun
"Perlu waktu bagi tubuh untuk penyesuaian."
Setiap orang memiliki reaksi berbeda terhadap pil
Langkah berikut:
Apakah efek samping sudah dipahami oleh klien?
Apakah klien puas dengan metode yang dipakai?
3. Panduan
untuk langkah
selanjutnya
Berdasarkan
pernyataan klien.
Jika YA, lanjutkan ke halamanberikut
Jika TIDAK, bahas lebih lanjut atau
pertimbangkan metode lain
P3
Halaman berikut adalah halaman untuk klien Buka halaman berikut iv
Katakan pada klien: lupa minum pil dapat memperburuk
efek samping pendarahan dan berisiko terjadi kehamilan.
Diskusikan:
•"Jika Anda mengalami efek samping ini, apa yang Anda
pikirkan atau rasakan?"
•"Apa artinya bagi anda?"
•Apa yang akan Anda lakukan?"
Rumor atau kekawatiran. Gunakan
lampiran 10 untuk membahasmitos
tersebut.
•Anjurkan klien untuk datang kembali jika perlu bantuan.
"Boleh mengganti metode kapan saja."
•Untuk mengatasi efek samping, lihat tab klien kunjungan
ulang.
Gambar Klien sedang
mengambil keputusan:
Lambang ini mengingatkan
bahwa klien perlu mengambil
keputusan atau mengatakan
pilihannya sebelum
melanjutkan.
"Kata-kata yang
disarankan yang
bisa digunakan."
2. Pokok bahasan
untuk diskusikan
dengan klien
seperlunya.
Kotak biru
berisi informasi dan
saran tambahan.
Informasi Penyedia
layanan Usulan
pertanyaan,
ungkapan, aksi,
informasi untuk
acuan dan telaah
berikutnya
1. Topik yang
dibicarakan.
Lambang: untuk
mengingatkan
praktek konseling
yang baik
Lambang:
menunjukkan
metode yang
sedang dibahas
Nomor Halaman:
Halaman diberi nomor, dengan huruf untuk menandai bagian. Misalnya, bagian Pil, halaman
3 (P3).
Lima bagian pertama diberi tab di sisi kanan (Selamat Datang, Memilih, Perlindungan Ganda,
dan Kebutuhan Khusus) yang disebut dengan PK singkatan dari "Pengambilan Keputusan.”,
serta tab “Kunjungan Ulang” yang disingkat dengan KU.
Masing-masing metode diberi nama halaman: AKDR untuk Alat Kontrasepsi Dalam Rahim,
P untuk Pil, SP untuk Suntik Progestin, SK untuk Suntik Kombinasi, IMP untuk implant, VAS
untuk Vasektomi, TUB untuk Tubektomi, K untuk Kondom, serta MAL untuk Metode
Amenorea Laktasi.
Bagian akhir adalah halaman tambahan untuk melengkapi kebutuhan informasi saat
melakukan konseling, disingkat Tb.
Selamat Datang
Memilih Metode
Perlindungan Ganda
Klien Kebutuhan Khusus
Klien Kunjungan Ulang
Bagian pertama ABPK ini membantu Penyedia Layanan melayani Klien dg berbagai kebutuhan
yg berbeda :
• Klien Baru
• Klienperluperlindunganganda
• Klien Kebutuhan Khusus
• KlienKunjunganUlang
BAGIAN PERTAMA : TAB DISISI KANAN
SELAMAT DATANG
Lembar utk Klien Lembar utk Penyedia Layanan
Tab Tab Tab
Berikut adalah ringkasan
langkah kunci yang perlu
Anda lakukan dengan
berbagai jenis klien yang
berbeda
Tab
Halaman
pada tab
metode
Tab
Tab
Tidak semua
metode mempunyai
halaman-halaman
tersebut secara
lengkap.
ii
Selamat datang
Klien baru:
Memilih metode
Klien dg
kebutuhan
khusus
Klien kunjungan
ulang
Tidak ada
keluhan
Ada keluhan? Kemungkinan
efek samping
Cara pakai
Jika diperlukan, bantu klien menilai
risiko/ Periksa kecocokan pilihan
Hal yg perlu
diingat
Buka tab metode utk mengkaji metode
secara lengkap & memastikan pilihan
klien
Periksa kondisi
kesehatan &
kemungkinan perlunya
perlindungan IMS
Waktu
memulai
Bantu atasi
efek
samping
Jika tidak ada:
Diskusikan
kebutuhan &
situasi; kaji
beberapa pilihan
metode yang
berbeda. Periksa
kebutuhan
perlindungan
ganda.
Jika ada:
Lihat apakah
sesuai dengan
kebutuhan dan
situasi. Kaji
kebutuhan
perlindungan
ganda
Kriteria
persyaratan
medis
Diskusikan pilihan
perlindungan ganda
Buka halaman
yg sesuai di
bagian:
Remaja
Klien usia 40-an
Klien hamil/pasca
persalinan
Klien Pasca
keguguran
Klien dengan HIV
AIDS
Tanyakan:
ada gambaran
metode?
Tanyakan metode
yang dipakai:
Buka tabmetode
Perlu
perlindungan
terhadap IMS
Buka tab
perlindungan
ganda
Tinjauan &
informasi
dasar
Temukan alasan kunjungan
Cari tab yg sesuai
Berikan metode/
pelayanan
Ganti
metode
Buka tab
metode
atau klien
baru
Tab
MEMILIH METODE
MEMILIH METODE
Lembar utk Klien Lembar utk Penyedia Layanan
Memerlukan bantuan memilih metode utk pertama kalinya atau yg ingin beralih metode lain yg
paling sesuai dg kebutuhan mereka.
Tab MEMILIH METODE dpt membantu penyedia layanan dlm membahas kebutuhan tsb dan
membantu klien membuat keputusan.
KLIEN BARU
MEMILIH METODE UNTUK KLIEN YANG BERBEDA
Penyedia layanan terlebih dahulu menanyakan klien apakah
dia memiliki metode dlm pikirannya sebelum mendiskusikan
pilihannya.
Untuk klien yg memiliki metode yg sudah dipikirkan, dpt
menggunakan metode yg diinginkan tsb jika sesuai dg
kriteria kelayakan medis
Klien lebih puas jika mereka dpt menggunakan metode
pilihan mereka.
OR AND
Œ Ž

 
Untuk klien yg tidak memiliki metode yg sudah dipikirkan, penyedia
layanan meminta informasi tentang kebutuhan dan situasi klien
sebelum mendiskusikan pilihan metode.
Setelah penyedia layanan mendengar cerita klien, dia kemudian dapat
membantu klien untuk mempertimbangkan pilihan yg sesuai dg
kebutuhan yg diungkapkan tsb.
Setelah klien membuat pilihan awal metode,
penyedia akan beralih ke tab DISISI BAWAH
untuk membahas metode secara
lebih rinci.
ABPK mendorong klien utk mempertimbangkan kebutuhan perlindungan ganda mereka
terhadap kehamilan dan pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS .
ABPK dpt membantu penyedia layanan membahas risiko IMS sehingga baik penyedia layanan
maupun klien lebih cenderung melihat diskusi sebagai masalah rutin, daripada sebagai topik
sensitif yg dpt menyinggung perasaan klien.
KLIEN DENGAN METODE PERLINDUNGAN GANDA
Lembar utk Penyedia Layanan
Lembar utk Klien
KLIEN DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS
Mari rencanakan masa depan Anda!
Sedang hamil?
Anda bisa mulai memikirkan metode KB mulai
SEKARANG
Baru saja melahirkan?
Apakah sedang menyusui?
KB SETELAH MELAHIRKAN
Lembar utk Klien
PK
12
Langkah berikut:
Untuk klien antenatal,
jadwalkan kunjungan
ulang sesudah melahirkan
Mari rencanakan masa
depan Anda!
Sedanghamil?
Anda bisa mulai memikirkan
metode KB mulai sekarang
Apakah sedang menyusui?
Untuk informasi MAL, buka tab
MAL
Untuk metode KB lain,
buka tab Memilih Metode atau
Klien Kunjungan Ulang
Kebutuhan
khusus:
Klien
Hamil/Nifas
KB SETELAH MELAHIRKAN
Ibu mungkin perlu nasihat
tentang KB sebelum dan
setelah melahirkan.
Jika menyusui:
Jelaskan bahwa jika klien memberi ASI eksklusif dalam 6 bulan pertama sejak
melahirkan, bisa mencegah kehamilan (selama tetap memberikan ASI) (lihat
tab metode MAL). ASI eksklusif juga baik bagi kesehatan bayi.
Anjurkan klien untuk memakai metode lain apabila ia berhenti memakai MAL
atau jika dia menginginkan perlindungan tambahan.
Metode lain yang baik selama menyusui adalah metode non-hormonal
seperti kondom, AKDR, Kontap. Metode yang hanya berisi progestin
juga bisa dipakai selama menyusui (suntik 3 bulanan, implan). Lihat bagan di
Tambahan 4 untuk membahas kapan memulai metode setelah melahirkan.
Jika tidak menyusui:
Tunjukan bagan di Tambahan 4 untuk melihat kapan memulai metode setelah melahirkan.
Dorong klien untuk sudah mulai memutuskan metode KB pasca persalinan sejak
sebelum/selama kehamilannya
Jika ingin Kontap segera setelah melahirkan, klien harus merencanakan
kelahiran di rumah sakit atau puskesmas. Kontap harus segera dilakukan dalam
waktu 7 hari setelah partus. Jika tidak, harus menunggu 6 minggu.
Jika menginginkan AKDR dipasang segera setelah partus, maka klien harus
merencanakan kelahiran di rumah sakit atau puskesmas. Pemasangan dapat
segera dilakukan segera setelah plasenta lahir hingga 48 jam setelah partus. Jika
tidak, harus menunggu paling sedikit 4 minggu untuk dapat dipasang.
Jelaskan bahwa jika tidak menyusui sepenuhnya (atau hampir penuh), klien bisa
hamil dalam 4 minggu setelah melahirkan.
Tanyakan rencana klien untuk memiliki anak lagi. Beri nasihat bahwa
dengan menjarangkan kelahiran 3 sampai 5 tahun lebih sehat bagi bayinya.
Lembar utk Penyedia Layanan
Baru melahirkan?
KB SETELAH MELAHIRKAN
Kebutuhan
khusus:
Klien
Hamil/Nifas
Mari rencanakan masa depan Anda!
Jelaskan bahwa jika tidak menyusui sepenuhnya
(atau hampir penuh), klien bisa hamil dalam 4
minggu setelah melahirkan.
Beri nasihat bahwa dgn menjarangkan kelahiran
3 sampai 5 tahun lebih sehat bagi bayinya.
Tanyakan rencana klien untuk memiliki anak lagi.
KB SETELAH MELAHIRKAN
Kebutuhan
khusus:
Klien
Hamil/Nifas
Sedanghamil?
Dorong klien untuk sudah mulai memutuskan metode KB pasca
persalinan sejak sebelum/selama kehamilannya
Jika ingin Kontap segera setelah melahirkan, klien harus merencanakan kelahiran di RS atau
Puskesmas. Kontap harus segera dilakukan dalam waktu 7 hari setelah partus. Jika tidak,
harus menunggu 6 minggu.
Jika menginginkan AKDR dipasang segera setelah melahirkan, maka klien harus
merencanakan kelahiran di RS atau Puskesmas. Pemasangan dilakukan segera setelah plasenta
lahir hingga 48 jam setelah melahirkan. Jika tidak, harus menunggu paling sedikit 4 minggu
utk dapat dipasang.
Anda bisa mulai memikirkan metode KB mulaisekarang
KB SETELAH MELAHIRKAN
Kebutuhan
khusus:
Klien
Hamil/Nifas
Apakah sedang menyusui?
BARU MELAHIRKAN?
Jika menyusui:
Jelaskan bahwa jika klien memberi ASI eksklusif dlm 6 bulan
pertama sejak melahirkan, bisa mencegah kehamilan (selama
tetap memberikan ASI) (lihat tab disisi bawah : MAL).
Anjurkan klien untuk memakai metode lain apabila ia berhenti memakai MAL atau jika dia
menginginkan perlindungan tambahan.
Metode lain yg baik selama menyusui adalah metode non-hormonal seperti Kondom,
AKDR, Kontap. Metode yg hanya berisi progestin juga bisa dipakai selama menyusui
(suntik 3 bulanan, Implan).
Lihat bagan di Tambahan 4 utk membahas kapan memulai metode setelah melahirkan.
PK
12
Langkah berikut:
Untuk klien antenatal,
jadwalkan kunjungan
ulang sesudah melahirkan
Untuk informasi MAL, buka tab
MAL
Untuk metode KB lain,
buka tab Memilih Metode atau
Klien Kunjungan Ulang
Kebutuhan
khusus:
Klien
Hamil/Nifas
Ibu mungkin perlu nasihat
tentang KB sebelum dan
setelah melahirkan.
KB SETELAH MELAHIRKAN
BARU MELAHIRKAN?
Apakah sedang menyusui?
Jika tidak menyusui:
Tunjukan bagan di tab Tambahan 4 untuk
melihat kapan memulai metode setelah
melahirkan.
Tab Klien Kunjungan Ulang dpt membantu memenuhi kebutuhan klien yg memiliki masalah dg
metode kontrasepsi yg digunakan atau hanya ingin mendapatkan alokon ulangan
Klien juga membutuhkan dukungan dan kepastian yg berkelanjutan utk menggunakan metode
yg dipilih tsb.
KLIEN KUNJUNGAN ULANG
• Memeriksa apakah klien senang menggunakan metode mereka, atau jika mereka ingin
beralih metode.
• Masalah tindak lanjut tertentu utk setiap metode (misalnya pasokan kembali, terlambat
utk suntik, pelepasan implan).
• Memeriksa kondisi kesehatan baru atau masalah yg mungkin mempengaruhi penggunaan
metode.
• Memberi panduan bagaimana memberi nasihat tentang efek samping dan masalah lain yg
mungkin dialami klien. Melalui gambar dan teks pada halaman klien, membuat klien
merasa lebih nyaman utk menyampaikan masalahnya.
• Menawarkan kondom kepada klien dan memeriksa kembali kebutuhan perlindungan
ganda mereka.
Tab KLIEN KUNJUNGAN ULANG menawarkan panduan dan konseling untuk mengingatkan
penyedia layanan:
BAGIAN KEDUA : TAB DISISI BAWAH
ABPK berisi informasi tentang masing²
metode KB bagi penyedia layanan dan
klien, yg menguraikan hal² penting yg
perlu dipertimbangkan atau diketahui
oleh klien
1. Memastikan bahwa mereka telah membuat pilihan yg baik
2. Mengetahui bagaimana menggunakan metode yg mereka pilih dg benar.
• karakteristik kunci dan informasi tentang metode
• kriteria kelayakan medis
• efek samping
• bagaimana menggunakan metode ini dg benar
• apa yg dpt diharapkan klien selama prosedur (mis. pemasangan IUD)
• kapan harus memulai
• kapan harus kembali
• apa yg harus diingat (termasuk tanda yg mungkin menunjukkan masalah serius)
Setiap klien membutuhkan informasi tentang pilihan metode mereka untuk :
Setiap bagian metode terdiri dari :
BAGIAN KETIGA : TAB DISISI KANAN BAWAH
Bagian bawah dari tab disisi kanan berisi
TAMBAHAN yg menawarkan lebih banyak
bantuan konseling yg bisa digunakan bila
diperlukan.
Tambahan
MEMULAI SEBUAH METODE
Tabel ini menunjukkan kapan metode mulai dipakai, baik selama siklus haid maupun pasca
persalinan. SEMUA METODE BISA DIPAKAI KAPAN SAJA DALAM SIKLUS HAID, selama Anda
pasti bahwa klien tidak hamil (lihat daftar tilik kehamilan di Tb 1).
JENIS METODE Hari awal pemakaian dalam siklus haid tanpa
perlu perlindungan ekstra
SETELAH PERSALINAN
TIDAK MENYUSUI MENYUSUI
AKDR 1 - 7 < 48 jam atau 4 minggu stl
persalianan
< 48 jam atau 4 minggu stl
persalianan
PIL 1 - 5 3 minggu stl persalinan 6 bulan stl persalinan
KONTRASEPSI SUNTIK
PROGESTIN
1 - 7 Segera stl persalinan 6 minggu stl persalinan
KONTRASEPSI SUNTIK
KOMBINASI
1 - 7 3 minggu stl persalinan 6 bulan stl persalinan
IMPLAN 1 - 7 Segera stl persalinan 6 minggu stl persalinan
VASEKTOMI Pakai pelindung ekstra utk 20 X ejakulasi
pertama
- -
TUBEKTOMI Kapan saja jika yakin klien tdk hamil Dalam 48 jam, atau 6 minggu
setelah persalinan
Dalam 48 jam, atau 6 minggu
setelah persalinan
KONDOM Kapan saja Segera stl persalinan Segera stl persalinan
MAL - - Segera mulai setelah persalinan;
bisa dipakai sampai 6 bulan
Materi ABPK didasarkan pd bukti terbaru yg diambil dari dua pedoman KB berbasis bukti
WHO yi :
1. Kriteria Kelayakan Medis untuk Penggunaan Kontrasepsi
2. Rekomendasi Praktik Terpilih untuk Penggunaan Kontrasepsi.
IV. PENAPISAN MEDIS MENGGUNAKAN METODE KRITERIA KELAYAKAN MEDIS
KONTRASEPSI (KLOP)
Penyedia Layanan perlu mengetahui kondisi medis dan karakteristik khusus sebelum klien
menggunakan kontrasepsi karena:
• Pada klien dg kondisi medis atau karakteristik khusus, terdapat metode kontrasepsi yg
mungkin dpt memperburuk kondisi medis atau membuat risiko kesehatan tambahan.
• Di sisi lain terdapat juga kondisi medis atau karakteristik klien yg dpt mempengaruhi
efektifitas metode kontrasepsi.
Untuk mulai menggunakan metode kontrasepsi didasarkan pd
Kriteria Kelayakan Medis dari WHO.
Kriteria Kelayakan Medis membantu penyedia layanan utk
memutuskan apakah metode kontrasepsi tertentu dpt digunakan,
dg adanya karakteristik individu atau kondisi medis tertentu.
Setiap kondisi didefinisikan sebagai mewakili karakteristik individu
(misalnya, usia, riwayat kehamilan) atau kondisi medis yg diketahui
sebelumnya (misalnya, diabetes, hipertensi).
TUJUAN KRITERIA KELAYAKAN MEDIS
• Untuk mendasarkan pedoman praktik KB pd bukti terbaik yg tersedia
• Untuk memberikan panduan mengenai pasien mana yg dpt menggunakan metode
kontrasepsi secara aman
• Untuk mengatasi kesalahpahaman tentang siapa yg boleh dan tidak boleh menggunakan
kontrasepsi dg aman
• Untuk mengurangi hambatan medis
• Untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB
Dalam melakukan penapisan kelayakan medis sebelum penggunaan
kontrasepsi, Penyedia Layanan dpt menggunakan alat bantu berupa
Diagram Lingkaran Kriteria Kelayakan Medis Pengunaan Kontrasepsi
WHO Edisi 2015 (Roda KLOP).
Sampul Roda Klop Bagian Depan Sampul Roda Klop Bagian Belakang
Roda KLOP
Versi Cetak
Versi Aplikasi utk HP & tablet dg sistem operasi Android & iOS
Kategori utk Metode Sadar Masa Subur, Tubektomi dan Vasektomi menggunakan kategori yg
lain karena tidak ada kondisi medis yg dapat diperparah dg penggunaan metode² tsb.
Kategori utk Metode Sadar Masa Subur :
• A (Accept) = Boleh
• C (Caution) = Hati² : konseling khusus kemungkinan dibutuhkan utk memastikan penggunaan
metode yg benar oleh klien pd keadaan ini.
• D (Delay) = Tunda: Penggunaan metode ini harus ditunda sampai kondisi ini dievalusi atau
dibenarkan. Metode kontrasepsi alternatif temporer harus disediakan.
Kategori utk Tubektomi & Vasektomi selain A, C dan D juga ada Kategori S (Special) = Khusus :
Prosedur harus dilakukan oleh operator yg berpengalaman dan peralatan harus lengkap dan
tersedia utk anestesi umum dan harus disiapkan regimen anestesi yg tepat. Metode kontrasepsi
alternatif temporer harus disediakan jika rujukan dibutuhkan
LANGKAH² PENAPISAN KELAYAKAN MEDIS MENGGUNAKAN RODA KLOP
1. Tanyakan kondisi dan masalah kesehatan klien dg menggali riwayat penyakit
sekarang dan riwayat penyakit dahulu.
2. Cocokkanlah kondisi² medis atau karakteristik khusus dg menggunakan Roda KLOP, antara yg
dimiliki klien (ditunjukkan pd diagram lingkaran sisi luar) dg metode² kontrasepsi
(ditunjukkan pd diagram lingkaran sisi dalam).
Diagram lingkaran sisi dalam
(metode² kontrasepsi)
Diagram lingkaran sisi luar
(kondisi² medis atau karakteristik khusus yg dimiliki klien)
Rekomendasi
3. Lihatlah rekomendasi penggunaan metode² kontrasepsi yg
ditunjukkan dg nomor atau huruf. Nomor atau huruf ini
merupakan kategori yg menunjukkan apakah klien dpt mulai
menggunakan suatu metode kontrasepsi.
4.Selain terdapat pd diagram lingkaran sisi luar,beberapa kondisi medis
atau karakteristik khusus tertentu juga dapat dilihat pd diagram lingkaran
sisi belakang.
Seluruh kondisi medis atau karakteristik khusus yg terdapat pd diagram
lingkaran sisi belakang memiliki kategori 1 dan 2, artinya setiap metode
kontrasepsi non-sterilisasi dpt digunakan
5. Lihatlah deskripsi nomor dan huruf untuk rekomendasi penggunaan
kontrasepsi. Kategori ini dibedakan untuk metode kontrasepsi non-sterilisasi
dan metode kontrasepsi sterilisasi
6. Jika nomor atau huruf diikuti kode tertentu (misal 3A, Cu),
lihatlah keterangan kode tsb pd diagram lingkaran sisi belakang
Sebagai contoh :
Pada klien dengan HIV stadium 3 atau AKDR-Cu memiliki kategori 3A.
Pada diagram lingkaran sisi belakang, keterangan kode “A” bermakna
“Jika kondisi timbul saat menggunakan metode kontrasepsi ini,
kontrasepsi tsb dapat dilanjutkan selama pengobatan”.
Hal ini berarti:
Klien dengan HIV stadium 3 atau 4 tidak direkomendasikan utk memulai penggunaan
AKDR-Cu. Namun jika HIV stadium 3 atau 4 baru timbul pd saat klien sedang menggunakan
AKDR-Cu, maka AKDR-Cu tetap dpt dilanjutkan sesuai jangka waktu pemakaian, dg syarat
klien mendapat pengobatan HIV sesuai standar.
7. Jika diperlukan, buatlah tabel bantu utk mempermudah penapisan kelayakan medis.
Pada kolom “Kondisi”, isilah dg kondisi medis atau karakteristik khusus yg dimiliki klien.
Pada kolom “Metode”, isilah dg nomor atau kode rekomendasi yg tertera pd diagram
lingkaran.
Contoh tabel yg telah diisi adalah sebagai berikut:
KONDISI
METODE
KIK PP DMPA/
NET-EN
IMPLAN
LNG/ETG
AKDR
Cu
AKDR
LNG
TUBEKTOMI VASEKTOMI
Hipertensi
≥ 160 mmHg
4 2 3 2 1 1 S -
DM 2 2 2 2 1 2 C C
Pascapersalinan 48
jam s/d < 4 minggu
4 2 3 2 3 3 A/D -
Informasi yang diberikan meliputi:
a. Metode kontrasepsi yg direkomendasikan
Metode yg direkomendasikan adalah metode yg berada dlm kategori 1 atau 2 (utk
metode non-sterilisasi), serta A atau C (utk metode sterilisasi).
Pada contoh di atas, untuk klien post-partum 48 jam s/d < 4 minggu dg hipertensi >160
mmHg dan diabetes melitus, metode kontrasepsi yg direkomendasikan adalah:
• Pil progestin saja, atau
• Implan LNG/ETG, atau
• Vasektomi (utk suami klien)
b. Metode kontrasepsi yg tidak direkomendasikan
Metode yg tidak direkomendasikan adalah metode yg berada dlm kategori 3 atau 4 (utk
metode non-sterilisasi), serta D atau S (utk metode sterilisasi).
8. Berikanlah informasi kepada klien tentang hasil penapisan kelayakan medis sesuai kondisi
medis dan karakteristik khusus yg dimiliki klien.
Pada contoh di atas, utk klien post-partum 48 jam s/d < 4 minggu dg hipertensi >160 mmHg
dan diabetes melitus, metode kontrasepsi yg tidak direkomendasikan adalah yg selain
metode pd butir (a).
Berikanlah informasi bahwa metode yg tidak direkomendasikan ini mungkin dpt
memperburuk kondisi medis atau membuat risiko kesehatan tambahan pd klien. Selain itu,
kondisi medis atau karakteristik khusus yg dimiliki klien juga dpt mempengaruhi efektifitas
metode kontrasepsi yg tidak direkomendasikan tsb.
9.Bila klien setuju dg hasil penapisan, lanjutkanlah dg permintaan informed consent dan
pemberian pelayanan kontrasepsi sesuai standar.
10. Bila klien tidak setuju dg hasil penapisan, lakukanlah konseling ulang pd kunjungan
berikutnya atau berikanlah kesempatan kepada klien utk berdiskusi bersama pasangan.
Sementara itu, anjurkan klien dan pasangan utk menggunakan kontrasepsi metode
barier/kondom.
11. Catatlah hasil penapisan dan keputusan klien pada rekam medis dan Buku KIA
Materi Pokja KB Orientasi Mentor.pdf

More Related Content

Similar to Materi Pokja KB Orientasi Mentor.pdf

panduan pelayanan kb edit.pdf
panduan pelayanan kb edit.pdfpanduan pelayanan kb edit.pdf
panduan pelayanan kb edit.pdfdwiastuti692816
 
Standar Profesi Kebidanan
Standar Profesi KebidananStandar Profesi Kebidanan
Standar Profesi Kebidananaisyaahhh
 
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
 ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUMDiandr
 
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
pelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidan
pelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidanpelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidan
pelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidanNellyYuana1
 
7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptx
7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptx7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptx
7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptxMulyonoKengkeng
 
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptx
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptxTugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptx
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptxlailatulhusni1
 
Sosialisasi Permenkes 34 2022.pptx
Sosialisasi Permenkes 34 2022.pptxSosialisasi Permenkes 34 2022.pptx
Sosialisasi Permenkes 34 2022.pptxDannyTWiryawan
 
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptxRakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptxEkaDharmaSastra
 
ANALISIS KIA 2022.pptx
ANALISIS KIA 2022.pptxANALISIS KIA 2022.pptx
ANALISIS KIA 2022.pptxVivi633247
 
INOVASI DAN MONITORING PROGRAM IBU.ppt
INOVASI DAN MONITORING PROGRAM IBU.pptINOVASI DAN MONITORING PROGRAM IBU.ppt
INOVASI DAN MONITORING PROGRAM IBU.pptratnarosita3
 
Pedoman Pelayanan Kontrasepsi Kemenkes.pdf
Pedoman Pelayanan Kontrasepsi Kemenkes.pdfPedoman Pelayanan Kontrasepsi Kemenkes.pdf
Pedoman Pelayanan Kontrasepsi Kemenkes.pdfBanusMadur
 
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.pptdhytapuriningtyas
 
Penyelenggaraan Kredensial.pptx
Penyelenggaraan Kredensial.pptxPenyelenggaraan Kredensial.pptx
Penyelenggaraan Kredensial.pptxSilvianaHendrawati
 
3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptx
3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptx3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptx
3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptxKhaliliyaSyaifiyati1
 

Similar to Materi Pokja KB Orientasi Mentor.pdf (20)

panduan pelayanan kb edit.pdf
panduan pelayanan kb edit.pdfpanduan pelayanan kb edit.pdf
panduan pelayanan kb edit.pdf
 
Standar Profesi Kebidanan
Standar Profesi KebidananStandar Profesi Kebidanan
Standar Profesi Kebidanan
 
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
 ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
 
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
pelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidan
pelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidanpelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidan
pelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidan
 
7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptx
7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptx7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptx
7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptx
 
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptx
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptxTugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptx
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptx
 
Sosialisasi Permenkes 34 2022.pptx
Sosialisasi Permenkes 34 2022.pptxSosialisasi Permenkes 34 2022.pptx
Sosialisasi Permenkes 34 2022.pptx
 
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptxRakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
 
ANALISIS KIA 2022.pptx
ANALISIS KIA 2022.pptxANALISIS KIA 2022.pptx
ANALISIS KIA 2022.pptx
 
INOVASI DAN MONITORING PROGRAM IBU.ppt
INOVASI DAN MONITORING PROGRAM IBU.pptINOVASI DAN MONITORING PROGRAM IBU.ppt
INOVASI DAN MONITORING PROGRAM IBU.ppt
 
Reward_and_Sanksi.ppt
Reward_and_Sanksi.pptReward_and_Sanksi.ppt
Reward_and_Sanksi.ppt
 
Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]
Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]
Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]
 
Pedoman Pelayanan Kontrasepsi Kemenkes.pdf
Pedoman Pelayanan Kontrasepsi Kemenkes.pdfPedoman Pelayanan Kontrasepsi Kemenkes.pdf
Pedoman Pelayanan Kontrasepsi Kemenkes.pdf
 
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt
 
Penyelenggaraan Kredensial.pptx
Penyelenggaraan Kredensial.pptxPenyelenggaraan Kredensial.pptx
Penyelenggaraan Kredensial.pptx
 
Juknis reedited-januari-2104
Juknis reedited-januari-2104Juknis reedited-januari-2104
Juknis reedited-januari-2104
 
KAK AKUPRESUR.doc
KAK AKUPRESUR.docKAK AKUPRESUR.doc
KAK AKUPRESUR.doc
 
MDGs
MDGsMDGs
MDGs
 
3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptx
3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptx3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptx
3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptx
 

Recently uploaded

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 

Recently uploaded (18)

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 

Materi Pokja KB Orientasi Mentor.pdf

  • 1. KELUARGA BERENCANA PASCA PERSALINAN Dr. ILyas Angsar, SpOG (K-FER) Pokja KB & Kespro PP POGI Orientasi Mentor Peningkatan Kapasitas Bagi Dokter Dalam Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Bayi Di 120 Kab/Kota Lokus Percepatan Penurunan AKI & AKB Melalui Metode Blended Learning Ditkesga Kemenkes RI – 16 Februari 2022
  • 2. TOPIK : I. Penguatan peran dokter dlm pelayanan KBPP II. Pelayanan KBPP, termasuk tatalaksana metode AKDR pasca plasenta dan implan III.Konseling KB dg menggunakan lembar balik Alat Bantu Pengambil Keputusan (ABPK) IV.Penapisan medis menggunakan metode Kriteria Kelayakan Medis Kontrasepsi (KLOP)
  • 3. Pelayanan kontrasepsi dilakukan dg cara yg dpt dipertanggung jawabkan dr segi : - Agama, - Norma budaya, - Etika, dan - Kesehatan PELAYANAN KONTRASEPSI 1. Penggerakan pelayanan, 2. Pemberian atau pemasangan, dan 3. Penanganan efek samping, komplikasi, dan kegagalan Kesehatan Norma agama Norma budaya Etika KB merupakan salah satu pilar dlm upaya menurunkan Kematian Ibu & Bayi
  • 4. MASALAH KELUARGA BERENCANA PREVALENSI PEMAKAIAN KONTRASEPSI (MKJP) SDKI 2012 SURVEY 2016 18.3 21.6 SUSENAS 2019 UNMET NEED SDKI 2012 11 SDKI 2017 11 SUSENAS 2019 TARGET 2024 19.78 7,4 ASFR 15-19 TAHUN SDKI 2012 48 SDKI 2017 36 SKAP 2019 33 TARGET 2024 18 TINGKAT PUTUS PAKAI KONTRASEPSI SDKI 2012 27.1 SDKI 2017 28.8 MODERN CONTRACEPTIVE PREVALENCE RATE mCPR (KB cara modern ) 54,55 63,41 SDKI 2017 SUSENAS 2019 TARGET 2024 SDKI 2012 58 57,2 TARGET 2024 20 TARGET 2024 21.39 28.39 KB PASCA PERSALINAN RISKESDAS 2018 23 TARGET 2024 40
  • 5. I. PENGUATAN PERAN DOKTER DALAM PELAYANAN KBPP • Dokter sebagai tim petugas di tingkat primer • KOMPETENSI dlm pelayanan KBPP kurang berkembang krn prioritas tugas di lapangan • Fungsi supervisi berjenjang tidak berjalan dg baik • SpOG sebagai pembina & supervisor di lapangan
  • 6. UU No. 36 Th 2014 ttg TENAGA KESEHATAN (NAKES) Pasal 1 (5) KOMPETENSI adalah kemampuan yg dimiliki seseorang Nakes berdsrkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap professional utk dpt menjalankan praktik. Pasal 62 (1) Nakes dlm menjalankan praktik hrs dilakukan sesuai dg KEWENANGAN yg didasarkan pd KOMPETENSI yg dimilikinya Penjelasan Pasal 62 Ayat (1) : KEWENANGAN BERDASARKAN KOMPETENSI adalah kewenangan utk melakukan pelayanan kesehatan secara mandiri sesuai dg lingkup dan tingkat kompetensinya
  • 7. TINGKAT KOMPETENSI DOKTER UTK LAYANAN KONTRASEPSI : SKDI 2019
  • 8. Mengetahui & menjelaskan (Knows) Pernah melihat /didemonstrasikan (Knows How) Pernah melakukan di bawah supervisi (Shows) Mampu melakukan secara mandiri (Does) TINGKAT KOMPETENSI KLINIK menurut Piramida Miller TINGKAT KOMPETENSI 1 TINGKAT KOMPETENSI 2 TINGKAT KOMPETENSI 3 TINGKAT KOMPETENSI 4
  • 9. BIDAN PMK No. 28 Th 2017 tentang Izin & Penyelenggaraan Praktik Bidan Pasal 21 Dlm memberikan pelayanan Kespro & KB, BIDAN berwenang memberikan: a. Penyuluhan & Konseling Kesehatan Reproduksi Perempuan & KB; b. Pelayanan KONTRASEPSI ORAL, KONDOM & SUNTIKAN
  • 10. Pasal 22 BIDAN memiliki KEWENANGAN memberikan pelayanan berdasarkan: a. Penugasan dari pemerintah sesuai kebutuhan; dan/atau b. Pelimpahan wewenang melakukan tindakan pelayanan kesehatan secara mandat dari dokter Pasal 23 (1) Kewenangan memberikan pelayanan berdsrkan penugasan dr pemerintah sesuai kebutuhan terdiri atas: a. Kewenangan berdasarkan program pemerintah; dan b. Kewenangan karena tidak adanya tenaga kesehatan lain di suatu wilayah tempat bidan bertugas. (2) KEWENANGAN diperoleh BIDAN SETELAH MENDAPATKAN PELATIHAN.
  • 11. UU No. 4 Tahun 2019 tentang KEBIDANAN Pasal 53 Pelimpahan wewenang terdiri atas: a. pelimpahan secara mandat; dan b. pelimpahan secara delegatif. Pasal 54 (1) Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh Dokter kepada Bidan sesuai kompetensinya. (2) Pelimpahan wewenang secara mandat hrs dilakukan secara tertulis. (3) Pelimpahan wewenang secara mandat dg tanggung jawab berada pada pemberi pelimpahan wewenang. (4) Dokter yg memberikan pelimpahan wewenang hrs melakukan pengawasan dan evaluasi secara berkala
  • 12. Pasal 55 (2) Pelimpahan wewenang secara delegatif yg diberikan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah kepada BIDAN dlm rangka: a. pelaksanaan tugas dlm keadaan keterbatasan tertentu; atau b. program pemerintah. (3) Pelimpahan wewenang diberikan dg disertai pelimpahan tanggung jawab. PMK No. 21 Th 2021 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual Pasal 23 Pemberian pelayanan Metode Kontrasepsi Jangka Pendek berupa SUNTIK dan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang HARUS DILAKUKAN OLEH TENAGA KESEHATAN YG KOMPETEN
  • 13. Klien KIE KBdi lapangan Informed choice Konseling KB di Fasyankes Penapisan Kondisi Medis Informed consent Pemberian kontrasepsi Konseling Pelayanan Medis dan Rujukan • Petugas lini lapangan KB • Alat bantu: ABPK, dll • Informasi lengkap dan motivasi ber-KB • Nakes (Dokter, Bidan) • Penilaian kesehatan klien dan Penapisan Kelayakan Medis (Roda KLOP) • Informed choice sesuai kondisi kesehatan Lapangan Fasyankes Mekanisme Pelayanan Kontrasepsi PMK No. 21 Tahun 2021 Sesuai dengan kondisi medis Pra Pelayanan Pelayanan Pasca Pelayanan
  • 15. Hasil SDKI th 2017, pelayanan kontrasepsi lebih banyak dilakukan oleh BIDAN SUMBER AKDR IMPLAN SUNTIK PIL KONDOM PEMERINTAH RS 16,3 1,7 0,2 0,1 0,0 PUSKESMAS 24,6 46,6 9,6 5,1 0,8 BIDAN DI DESA 3,1 9,4 16,2 6,5 0,5 SWASTA RS 15,2 1,3 0,3 0,0 0,1 SpOG 6,3 0,2 0,3 0.1 0,0 DOKTER 0,6 0,2 1,7 0,4 0.2 BIDAN 25,9 20,5 62,4 13,7 1,7
  • 16. KOMPETENSI Nakes dlm pemberian pelayanan kontrasepsi : mengacu pd STANDAR KOMPETENSI yg dikeluarkan oleh masing² kolegium profesi sedangkan KEWENANGAN merujuk pd REGULASI yg dikeluarkan Pemerintah Berdasarkan KOMPETENSI & KEWENANGAN tsb, maka hanya akan membayarkan klaim pelayanan AKDR & Implan yg dilakukan di Puskesmas bagi BIDAN yg sudah mempunyai sertifikat kompetensi
  • 17. KOMPETENSI & KEWENANGAN KLINIK NAKES DLM PELAYANAN KB
  • 18. TIDAK TAHU TIDAK KOMPETEN UNCONCIOUS INCOMPETENCE TAHU TIDAK KOMPETEN CONCIOUS INCOMPETENCE KOMPETEN CONCIOUS COMPETENCE MAHIR (PROFISIEN) UNCONCIOUS COMPETENCE Melalui PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PENGUATAN PERAN DOKTER DLM PELAYANAN KBPP
  • 19. Halaman 18 & 19 II. PELAYANAN KB PASCA PERSALINAN
  • 20. PELAYANAN KB PASCA PERSALINAN adalah upaya pencegahan kehamilan dg menggunakan alat/obat kontrasepsi segera setelah melahirkan • mengatur jarak kehamilan/kelahiran • menghindari Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) sehingga setiap keluarga dpt merencanakan kehamilan yg aman & sehat Pelayanan KB Pasca Persalinan sampai 12 bulan pertama pasca persalinan sesuai dg kebutuhan & preferensi perempuan yg berubah selama periode tsb. a.l. perubahan status menyusui dpt memicu kebutuhan utk memulai metode KB sampai kurun waktu 42 hari/6 minggu setelah melahirkan, dg tujuan :
  • 21. telah mengembangkan platform berbasis web (http://srhr.org/postpartumfp) utk panduan memilih metode Kontrasepsi Pasca Persalinan yg mudah digunakan utk penyedia layanan, manajer program dan pembuat kebijakan. Peluncuran resmi platform web ini dilaksanakan di Bali pd Konferensi Internasional KB tgl 26 Januari 2016
  • 22. Waktu yg ideal adalah dlm 48 jam setelah melahirkan, karena: • Pasti tidak hamil • Sangat termotivasi utk memulai metode kontrasepsi pd saat tsb • Setelah pulang disibukkan merawat bayinya shg lupa utk KB KB PASCAPERSALINAN
  • 23. Contoh penggunaan platform web KBPP : Mengapa SUNTIK PROGESTOGEN tidak boleh diberikan sebelum 6 minggu pasca persalinan pd ibu menyusui (Breastfeeding)
  • 24. Langkah 1 : Pd What are the woman’s characteristics? Klik YES pd Breastfeeding status
  • 25. Langkah 2 : Pd Click on family planning method to see recommendation Klik Progestogen only injection di tabel Breastfeeding
  • 26. Setelah klik Progestogen only injection, muncul tampilan spt dibawah ini Langkah 3 : Klik YES pd Breastfeeding Status
  • 27. Setelah klik YES pd Breastfeeding Status, muncul tampilan spt dibawah ini SUNTIK PROGESTOGEN tidak boleh diberikan sbelum 6 minggu pasca persalinan pd ibu menyusui (KATEGORI 3) KLARIFIKASI: Ada kekhawatiran teoritis ttg potensi pajanan neonatus terhadap DMPA / NET-EN selama 6 minggu pertama pasca persalinan
  • 28. PEMASANGAN AKDR Cu T380A PASCA PERSALINAN • Berbentuk huruf T, berukuran kecil, dg luas 380 mm², terbuat dr plastik lentur dan dililit oleh kawat halus yg terbuat dr bahan tembaga. • Terdapat benang halus pd ujung bawahnya yg berfungsi sbg alat kontrol atau indikator keberadaan AKDR. • Waktu penggunaan 10 tahun Cara kerja : Mencegah bertemunya ovum & sperma dg cara menghambat masuknya sperma ke dlm tuba falopi dan mengurangi kemampuan sperma utk fertilisasi.
  • 29. Waktu pemasangan AKDR Pasca Persalinan : 1. AKDR Pasca Plasenta : dipasang maksimal dlm waktu 10 menit plasenta lahir 3. AKDR Transesaria/saat operasi sesar : dipasang saat dilakukan operasi sesar setelah plasenta lahir. 2. AKDR Pasca Persalinan Dini : dipasang setelah 10 menit sampai 48 jam pasca persalinan.
  • 30. Keuntungan pemasangan AKDR Pasca Plasenta bagi Klien • Efektivitasnya tinggi 0,6-0,8 kehamilan/100 pengguna dlm 12 bulan pertama pemakaian. • Segera efektif setelah dipasang • Metode Kontrasepsi Jangka Panjang, dpt digunakan sampai menopause • Tidak perlu meng-ingat² • Tidak mempengaruhi hubungan seksual • Tidak ada efek hormonal • Tidak mengganggu produksi ASI • Tidak ada interaksi dg obat² • Membantu mencegah kehamilan ektopik • Kembalinya kesuburan dlm waktu singkat setelah AKDR dilepaskan
  • 31. Keuntungan pemasangan AKDR Pasca Plasenta bagi tenaga kesehatan: • Pemasangan mudah sesaat setelah plasenta keluar dimana ostium uteri masih terbuka. • Klien lebih dpt diajak kerjasama karena sensasi sakit tidak terlalu terasa saat AKDR dipasang. Keuntungan pemasangan AKDR Pasca Plasenta bagi program: • Meningkatkan capaian peserta KB baru MKJP. • Menurunkan angka unmet need. • Meningkatkan Contraceptive Prevalence Rate (CPR).
  • 32. Keunggulan Pemasangan AKDR Pasca Plasenta : • Mengurangi rasa sakit saat dipasang karena ostium masih terbuka • Merupakan kesempatan terbaik utk memperoleh kontrasepsi karena klien mempunyai waktu terbatas utk bertemu petugas kesehatan setelah itu • Tidak meningkatkan risiko infeksi ataupun perforasi uterus • Tidak mempengaruhi kualitas & volume ASI sehingga aman utk ibu menyusui. • Sebagai pilihan kontrasepsi bila klien belum dpt memutuskan apakah ingin menambah anak setelah melahirkan. • Aman digunakan utk klien yg positif HIV. • Kejadian ekspulsi yg rendah hampir sama dg pemasangan 6 minggu pasca persalinan selama teknik dilakukan dg benar.
  • 33. Keterbatasan : • Perubahan siklus haid (terutama 3 bulan pertama), misalnya haid menjadi lebih banyak,perdarahanantarmenstruasi,nyeriperutwaktuhaid. • Merasa nyeri dan kram perut 3-5 hari setelah pemasangan. • Perforasi dinding uterus apabila sukar dlm pemasangan. • Tidakdpt mencegah infeksi menular seksual. • Tidakcocok pd wanita yg suka berganti pasangan. • Memerlukan prosedur medis saat pemasangan. • AKDR harus dilepas di fasilitas kesehatan. • AKDR dpt keluar dari uterus tanpa diketahui.
  • 34. Kondisi khusus yg tidak boleh dilakukan pemasangan AKDR Pasca Plasenta: • Perdarahan Pasca Persalinan yg belum teratasi. • Korioamnionitis. • Ketuban Pecah lebih dr 6 jam setelah memasuki persalinan. • Sepsis Purpuralis. A. PERSIAPAN PEMASANGAN AKDR PASCA PLASENTA 1. Konseling pada saat pemeriksaan kehamilan (ANC) 2. Konseling metode khusus 3. Pengisian informed consent
  • 35. B. TEHNIK PEMASANGAN AKDR PASCA PLASENTA 1. Menggunakan Forsep Kelly panjang 2. Menggunakan Inserter panjang 3. Menggunakan tangan (insersi manual)
  • 36. Langkah pertama utk pemasangan AKDR pasca placenta yg aman dg menerapkan: Manajemen Aktif Tahap Ketiga Persalinan terdiri dr 3 langkah: 1. Memberikan oksitosin 10 U secara IM dlm waktu 1 menit stl melahirkan 2. Melahirkan plasenta melalui traksi terkontrol pd tali pusat & tekanan balik ke uterus 3. Memijat uterus melalui perut stl plasenta dilahirkan Jika dilakukan episiotomi, luka episiotomi dijahit stl pemasangan AKDR Manajemen Aktif Tahap Ketiga Persalinan (Active Management of the Third Stage Of Labor)
  • 37. 1. PEMASANGAN AKDR PASCA PLACENTA MENGGUNAKAN FORCEP KELLY PANJANG : Peralatan : 1. Sarung tangan steril 2. Spekulum Sims 3. Ringed forceps utk menjepit serviks 4. Forsep lengkung Kelly 12 "(jika tdk tersedia, Ringed forceps kedua) 5. Kain kasa 6. Larutan antiseptik 7. Doek steril utk menutupi klien
  • 38. LANGKAH² PEMASANGAN : • Lakukan palpasi uterus utk mengevaluasi ketinggian fundus & kontraksi, jika perlu, pijat uterus utk mendorong kontraksi yg stabil • Cuci tangan dg sabun & air, keringkan pakai handuk tangan • Pakai sarung tangan steril baru • Tempatkan doek steril bersih di atas perut bg bawah klien & di bawah bokongnya • Pastikan bokong klien berada di paling ujung meja (dg atau tanpa penyangga kaki)
  • 39. • Masukkan spekulum ke dlm vagina dan visualisasikan serviks, periksa laserasi atau robekan jalan lahir • Bersihkan serviks & dinding vagina dg larutan antiseptik yg banyak dan berikan waktu agar antiseptik tsb bekerja • Jepit portio anterior menggunakan Ringed forceps.
  • 40. • Pegang AKDR di dlm kemasan dg Forsep Kelly atau dg Ringed forceps kedua.
  • 41. • AKDR harus dipegang pd lengan vertical. Lengan horizontal AKDR harus sedikit keluar dari ring. • Tempatkan AKDR ke arah lekukan dalam forsep Kelly dg benang AKDR jauh dr forsep.
  • 42. • Tarik perlahan ringed forcep penjepit portio. • Masukkan forcep Kelly melalui vagina & serviks
  • 43. • Lakukan pemasangan sambil duduk. Bila berdiri akan membuat ringed forcep terlalu banyak mengarah kebelakang.
  • 44. • Lepaskan forsep penjepit serviks • Gerakkan forsep Kelly ke atas menuju fundus sambil tetap duduk
  • 45. • Berdiri dg tangan diperut utk konfirmasi ujung forsep telah mencapai fundus • Setelah forsep mencapai fundus, putar 45 derajat kekanan utk menempatkan lengan horizontal di fundus
  • 46. • Buka forsep untuk melepaskan AKDR. • Lepaskan forsep secara perlahan dari rongga rahim, biarkan sedikit terbuka dan arah ke samping, mengikuti dinding lateral rahim saat menarik forsep keluar ke arah yg berlawanan.
  • 47. • Tarik perlahan introitus dg dua jari dan visualisasikan bagian dalam vagina • Jahit robekan vagina • Jika uterus-nya besar, berarti AKDR tidak mencapai fundus, lepas AKDR dan pasang baru, menggunakan forsep steril baru dan AKDR steril baru. Benang AKDR terlihat melalui serviks: • Jika uterus-nya kecil dan berkontraksi dg baik, jangan lakukan apa pun.
  • 48. 2. PEMASANGAN IUD PASCA PLASENTA MENGGUNAKAN INSERTER PANJANG :
  • 49. • Pasang spekulum vagina dan jepit portio dg ringed forcep. Langkah² pemasangan :
  • 50. • Keluarkan AKDR dari kemasannya
  • 52. • Lepas Ringed Forcep • Tekan fundus uteri dan dorong inserter kearah fundus sp terasa tahanan
  • 53. • Tarik inserter • Potong benang
  • 54. 1. Sarung tangan steril yg panjang 2. Spekulum Sims utk visualisasi serviks 3. Ringed forceps utk memegang serviks 4. Kain kasa 5. Larutan antiseptik 6. Doek steril utk menutupi klien Peralatan : 3. PEMASANGAN IUD PASCA PLACENTA MENGGUNAKAN TANGAN :
  • 55. • Lepas spekulum • Pasang spekulum vagina dan jepit portio dg ringed forcep. Langkah² pemasangan : • Pegang AKDR dg memegang batang vertikal di antara jari telunjuk & jari tengah tangan dominan.
  • 56. • Masukkan tangan yg memegang AKDR kedlm vagina sp ke fundus • Lepaskan ringed forcep & letakkan tangan nondominan di perut utk memastikan tangan yg memegang AKDR telah mencapai fundus. • Setelah mencapai fundus, putar 45 derajat tangan pemegang AKDR ke kanan utk memposisikan AKDR secara horizontal di fundus • Lepas AKDR • Gerakkan tangan mendekati dinding lateral rahim
  • 57. • Tempatkan semua instrumen bekas dlm larutan enzimatik/deterjen utk dekontaminasi. • Buang semua bahan limbah dg benar. • Lepaskan sarung tangan dan buang. • Cuci tangan dg sabun dan air, lalu keringkan dg kain bersih dan kering. • Lengkapi kartu AKDR utk klien dan tulis semua informasi yg diperlukan dalam catatan klien. Langkah² setelah pemasangan
  • 58. merupakan batang plastik berukuran kecil yg lentur, seukuran batang korek api, melepaskan progestin yg menyerupai hormon progesteron alami di tubuh perempuan. • Implan 2 batang mengandung hormon Levonorgestrel. Efektif hingga 4 tahun penggunaan • Implan 1 batang mengandung hormon Etonogestrel Efektif hingga 3 tahun penggunaan IMPLAN : JENIS IMPLAN : PEMASANGAN IMPLAN PASCA PERSALINAN:
  • 59. • Mencegah pelepasan sel telur dr indung telur (menekan ovulasi) • Mengentalkan lendir serviks (menghambat bertemunya sperma & sel telur) • Klien tdk perlu melakukan apapun stl implan terpasang • Mencegah kehamilan dg sangat efektif (< 1 kehamilan per 100 pd th pertama) • Merupakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang • Tidak mengganggu hubungan seksual • Tidak mempengaruhi kualitas & volume ASI • Kesuburan dpt kembali dg segera setelah implan dilepas. • Mengurangi nyeri haid • Mengurangi jumlah darah haid sehingga dpt mencegah anemia defisiensi besi Cara kerja : Keuntungan :
  • 60. • Tidak ada perlindungan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS). • Membutuhkan tenaga kesehatan yg terlatih utk memasang dan melepas. Klien tidak dpt memulai atau menghentikan pemakaian implan secara mandiri. BKKBN menyediakan tiga jenis Trokar Implan 2 batang : 1. Pendorong Trokar diputar saat melepas implan 2. Pendorong Trokar dipatahkan saat melepas implan 3. Pendorong Trokar diputar dan dipatahkan saat melepas implan Keterbatasan : PEMASANGAN IMPLAN 2 BATANG
  • 61. Pendorong Trokar diputar Pendorong Trokar dipatahkan PendorngTrokar diputar & dipatahkan Produksi PT Triyasa Produksi PT Harsen Produksi PT Catur Dakwah
  • 62. Persiapan 1. Sapa klien dg penuh hormat dan ramah 2. Periksa kembali rekam medis & lakukan penilaian lanjutan bila ada indikasi 3. Jelaskan pada klien apa yg akan dilakukan & minta klien mengajukan pertanyaan 4. Tanyakan apakah klien alergi terhadap cairan antiseptik dan obat anestesi lokal 5. Minta klien utk mencuci & membilas lengannya 6. Bantu klien naik kemeja periksa
  • 63. 7. Letakkan kain yg bersih & kering dibawah lengan klien dan atur posisi lengan klien dg benar 8. Tentukan tempat pemasangan pd bg dlm lengan atas, dg mengukur 8 cm diatas lipatan siku 9. Gunakan kartu pola (template) utk membuat tanda pd tempat pemasangan ke dua batang Implan (hrs membentuk sudut 150)
  • 64. 10. Siapkan peralatan dan bahan² yg diperlukan Tindakan pra pemasangan 1. Cuci tangan dg air dan sabun, keringkan dg kain bersih 2. Pakai sarung tangan steril atau DTT Bila ada bedak di sarung tangan, bersihkan bedak dg kasa yg telah dicelupkan kedlm air steril /DTT
  • 65. 3. Usap tempat pemasangan dg larutan antiseptik menggunakan kasa yang dipegang dg klem atau tangan, gerakkan kearah luar secara melingkar seluas 8-13 cm dan biarkan kering 4. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT disekeliling lengan klien
  • 66. 6. Suntikkan 0,3 -0,5 cc anestesi lokal 1% (tanpa epinephrin) tepat dibawah kulit pd tempat insisi yg telah ditentukan, sampai kulit sedikit menggelembung (skin wheal) 7. Teruskan penusukan jarum ke lapisan dibawah kulit ± 5 cm, dan suntikkan 1 cc sambil menarik jarum pelan² diantara ke 2 batang Implan yg akan dipasang 8. Cabut jarum suntik & taruh ditempat yg aman utk menghindari kecelakaan tertusuk jarum 5. Jelaskan pd klien akan disuntik obat anestesi lokal yg akan terasa sedikit sakit
  • 67. 10. Tekan tempat suntikan agar obat anestesi tersebar dlm jaringan 11. Sentuh kulit dg skalpel ditempat yg akan dilakukan insisi utk mengetahui apakah obat anestesinya telah bekerja (Bila klien merasa sakit, tunggu 2 menit dan uji kembali efek anestesinya)
  • 68. Pemasangan 1. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dg skalpel (alternatif lain dpt dg menusukkan trokar langsung kelapisan dibawah kulit/sub dermal, tanpa membuat insisi) 2. Masukkan trokar dan pendorongnya melalui tempat insisi dg sudut yg tidak terlalu dalam
  • 69. 3. Sambil mengungkit kulit masukkan terus trokar dan pendorongnya sampai batas tanda II (pada pangkal trokar) tepat berada pd luka insisi
  • 70. PEMASANGAN 2 BATANG IMPLANT DENGAN MEMATAHKAN BATAS PENAHAN PENDORONG • Masukkan trokar dibawah kulit sampai tanda II Produksi PT Harsen
  • 71. • Tangan kanan menahan pendorong hingga batas penahan sekaligus menarik trokar hingga batas atas • Tangan kiri menahan implant agar tertinggal dibawah kulit
  • 72. • Pastikan implan sudah keluar dari trokar • Arahkan implan kesisi yg lain (pola V), masukkan tokar sampai batas bawah
  • 73. • Patahkan batas penahan pendorong
  • 74. • Tarik trokar hingga berbunyi “klik”
  • 75. • Tangan kanan menarik trokar hingga keluar, tangan kiri menahan implan • Raba ujung batang implan didaerah dekat bahu utk memastikan batang implan telah terpasang dg benar • Raba daerah insisi utk memastikan ke 2 ujung batang implan berada 5 mm dr luka insisi
  • 76. • Pendorong trokar dimasukkan sampai batas A PEMASANGAN 2 BATANG IMPLANT DENGAN MEMUTAR PENDORONG TROKAR Posisi tanda panah pada trokar dan tanda panah pada pendorong trokar menghadap keatas
  • 77. • Pendorong trokar diputar 180⁰ sampai tanda panah menghadap kebawah saat akan mengeluarkan implan pertama • Trokar ditarik keluar dari kulit sampai batas I sambil menahan pendorong trokar
  • 78. • Trokar digerakkan kesamping 15⁰ • Trokar kembali dimasukkan ke kulit sampai batas II
  • 79. • Pendorong trokar diputar 180⁰ sampai tanda panah menghadap ke atas • Sambil menahan pendorong, trokar ditarik sampai batas I, Implan II masuk kedalam kulit • Keluarkan trokar dari kulit
  • 80. PEMASANGAN 2 BATANG IMPLAN DG MEMATAHKAN & MEMUTAR PENDORONG TROKAR Tanda Batas (lingkaran hitam) dekat ujung Jarum Trokar Tanda Batas (lingkaran hitam) dekat pangkal Jarum Trokar Sayap yang berada di tengah Pendorong (Plunger) berfungsi sebagai penahan Implant Trokar Pendorong Produksi PT Catur Dakwah
  • 81. Kedua batang implant berada di dalamTrokar Pendorong (Plunger) Sayap yg berada di tengah Pendorong berfungsi sbg penahan Implan
  • 82. Pemasangan Implan PEMASANGAN IMPLANT PERTAMA 1. Tusukkan Inserter pd titik pertama yg terdekat dg siku. 2. Posisikan jarum Inserter menghadap ke atas kearah jam 12 dan perhatikan tanda batasnya yg berwarna hitam. 3. Tusukkan Inserter, jungkitkan, kemudian dorong secara perlahan.
  • 83. PEMASANGAN IMPLANT PERTAMA Sesudah Inserter masuk, arahkan ke satu titik menelusuri bawah kulit untuk menjaga agar pemasangan Implant benar-benar tepat di bawah kulit, datar, dan dangkal.
  • 84. PEMASANGAN IMPLANT PERTAMA 1. Masukkan Pendorong (Plunger)yang ada sayap ditengahnya, posisikan sayap berada di bawah (arah jam 6). 2. Kemudian tarik Inserter secara perlahan sementara itu tahan Pendorong sampai sayap pada Pendorong masuk tepat pada belahan di pangkal Inserter. 3. Inserter ditarik sambil menahan Implant yang sudah di bawah kulit, tahan dengan jari tengah atau salah satu jari. 4. Inserter ditarik sampai tanda batas (lingkaran warna hitam) dekat ujung jarum Inserter, sampai Implant pertama dalam Inserter keluar dari Inserter dan berada pada posisi yang benar di bawah kulit.
  • 85. PEMASANGAN IMPLANT KEDUA Pada titik yang sama saat pemasangan implant pertama, arahkan Inserter sesuai dengan titik gambar pola yang sudah dibuat seperti huruf V, dimana kedua ujungnya berjarak lebih kurang 1,5 cm.
  • 86. PEMASANGAN IMPLANT KEDUA Dorong Inserter sampai batas (lingkaran warna hitam) pada pangkal Inserter.
  • 87. PEMASANGAN IMPLANT KEDUA Tahan dan PUTAR PENDORONG ke kanan sampai sayap pada Pendorong patah dan terlepas. Sayap
  • 88. PEMASANGAN IMPLANT KEDUA PATAHKAN PEGANGAN PENDORONG. Implan kedua seluruhnya sudah terlepas dari Inserter dan berada tepat di bawah kulit.
  • 89. PEMASANGAN 2 BATANG IMPLANT DENGAN MEMATAHKAN BATAS PENAHAN PENDORONG • Masukkan trokar sampai batas bawah Produksi PT Harsen
  • 90. • Tangan kanan menahan pendorong hingga batas penahan sekaligus menarik trokar hingga batas atas Tangan kiri menahan implan agar tertinggal dibawah kulit
  • 91. • Pastikan implan sudah keluar dari trokar • Arahkan trokar kesisi yg lain (pola V), masukkan trokar sampai batas bawah • Patahkan batas penahan pendorong • Tarik trokar hingga berbunyi “klik”
  • 92. • Tangan kanan menarik trokar hingga keluar, tangan kiri menahan implan • Raba ujung batang implan didaerah dekat bahu utk memastikan batang implan telah terpasang dg benar • Raba daerah insisi untuk memastikan ke 2 ujung batang implan berada 5 mm dari luka insisi
  • 93. TINDAKAN PASCA PEMASANGAN • Tekan pd tempat insisi utk menghentikan perdarahan • Dekatkan ujung2 insisi dan tutup dg tensoplast • Beri kasa steril pd daerah tempat pemasangan dan pasang pembalut utk mencegah perdarahan dan mengurangi memar
  • 94. 4. Buang tabung dan jarum suntik kekotak sampah yg tahan tusukan 5. Sblm melepas sarung tangan, letakkan semua peralatan dlm larutan enzimatik/deterjen selama 10 menit utk dekontaminasi 6.Buang peralatan yg sudah tdk dipakai lagi ke kotak sampah yg tahan bocor atau kantung plastik 7. Celupkan tangan yg masih memakai sarung tangan kedlm larutan deterjen, kemudian buka dg membaliknya
  • 95. ● Daerah tempat pemasangan hrs tetap bersih dan kering paling sedikit selama 48 jam Luka insisi dpt mengalami infeksi bila daerah tsb basah pd waktu mandi atau mencuci pakaian • Tidak masalah bila terjadi perubahan warna, memar atau pembengkakan di tempat pemasangan pd beberapa hari pertama • Tensoplast dilepas setelah 3 - 5 hari • Perban dilepas setelah 48 jam • Klien dpt langsung melakukan pekerjaan se- hari²nya Perawatan pada tempat pemasangan
  • 96. • Pasang spekulum vagina utk melihat portio • Usap vagina & portio dg larutan antiseptik 2 - 3 kali • Jepit benang yg dekat portio dg klem PENCABUTAN AKDR
  • 97. • Pasang spekulum vagina utk melihat portio • Usap vagina & portio dg larutan antiseptik 2 - 3 kali • Jepit benang yg dekat portio dg klem PENCABUTAN AKDR
  • 98. PENCABUTAN SULIT Periksa pd kanalis servikalis dg menggunakan klem lurus atau lengkung atau Klem Aligator Benang AKDR tidak tampak
  • 99. Bila tidak ditemukan pd kanalis servikalis, masukkan klem kedlm kavum uteri utk menjepit benang atau AKDR itu sendiri Bila sebagian AKDR sudah tertarik keluar tetapi kemudian mengalami kesulitan menarik seluruhnya dari kanalis servikalis, putar klem pelan² sambil tetap menarik selama klien tdk mengeluh sakit
  • 100. Bila dr pemeriksaan bimanual didptkan sudut antara uterus dg kanalis servikalis sangat tajam, gunakan tenakulum utk menjepit serviks dan lakukan tarikan kebawah dan keatas dg pelan² dan hati², sambil memutar klem
  • 101. Metoda Pencabutan 1. Metode Standar 2. Metode Pop Out (Darney 1992) 3. Metode “U” (Untung Praptohardjo dan Wibowo 1993) PENCABUTAN IMPLAN
  • 102. LANGKAH KLINIK Persiapan Langkah 1 Persilahkan klien untuk mencuci seluruh lengannya dg sabun & air yg mengalir, serta membilasnya Langkah 2 Persilahkan klien berbaring dg lengan diletakkan pd penyangga atau meja samping sehingga dpt digerakkan lurus atau sedikit bengkok utk memudahkan pencabutan Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektifitas antiseptik tertentu) Langkah 3 Letakkan kain bersih yg kering dibawah lengan klien
  • 103. Langkah 4 Raba ke dua batang implan utk menentukan lokasinya Untuk menentukan tempat insisi, raba (tanpa sarung tangan) ujung batang implan dekat lipatan siku Untuk memudahkan meraba batang implan, basahkan sedikit ujung jari dg air sabun atau Savlon/Betadine Bila tidak dpt meraba batang implan, lihat lokasi pemasangan pd rekam medik klien Langkah 5 Buat tanda pd ke 2 ujung setiap batang implan dg menggunakan spidol utk memastikan posisi dari setiap batang implan
  • 104. Tindakan sebelum pencabutan Langkah 1 Cuci tangan dg sabun dan air, keringkan dg kain bersih Langkah 2 Pakai sarung tangan steril/DTT Langkah 3 Atur alat dan bahan² sehingga mudah dicapai Langkah 4 Usap tempat pencabutan dg antiseptic Tutup dg duk lubang
  • 105. Langkah 5 Isi alat suntik dg 1 ml obat anestesi 1% (tanpa epinefrin) Masukkan jarum tepat dibawah kulit pd tempat insisi akan dibuat, diantara ke 2 batang implan lebih kurang 5 mm dari ujung yg dekat lipatan siku Masukkan jarum lebih dalam secara hati² ± 1 cm dibawah ujung batang implan, lakukan aspirasi utk memastikan jarum tidak masuk kedalam pembuluh darah
  • 106. Suntikkan 1 ml obat anestesi dibawah batang implan sambil menarik jarum pelan² Jangan menyuntikkan obat anestesi diatas batang implan karena akan membuat jaringan menjadi oedem sehingga batang implan sulit diraba Tekan daerah tempat penyuntikan utk menyebarkan anestesi kesekitarnya sehingga efektivitasnya meningkat Untuk mencegah toksisitas, dosis total tidak boleh melebihi 10 ml dr 1 % (10 g/l) Sebelum memulai, sentuh tempat insisi dg skalpel utk memastikan obat anestesi telah bekerja
  • 107. 1. METODA STANDAR • Buat tanda pada ke 2 ujung setiap batang implan dg menggunakan spidol untuk memastikan posisi dari setiap batang implan • Raba batang implan dan tentukan lokasi utk pemberian anestesi lokal dan tempat insisi • Suntikkan obat anestesi lokal • Buat insisi kecil (4 mm) dg skalpel pd tempat insisi yg lama atau ± 5 mm dibawah ujung dari batang implan yg paling dekat dg tempat insisi yg lama
  • 108. • Tentukan batang implan yg mudah dicabut dan dorong sedekat mungkin kearah luka insisi sampai ujung batang implan terlihat • Jepit ujung batang implan dg klem lengkung dan tarik keluar sampai mencapai tempat insisi
  • 109. • Setelah batang implan terpegang, tarik kearah insisi • Bila tidak bisa ditarik, balikkan pegangan klem 180° kearah bahu klien utk memaparkan batang implan
  • 110. • Bila setelah klem dibalikkan, batang implan belum terlihat putar klem 1800 kearah sumbu utamanya Tarik klem hati² sehingga ujung batang implan terlihat pd luka insisi dari sisi yg berlawanan dg klem • Bersihkan batang implan dari jaringan ikat yg mengelilinginya dg menggunakan kasa steril/skalpel
  • 111. • Jepit batang implan yg sudah tampak tersebut dg klem kedua dan lepaskan klem pertama • Tarik keluar batang implan dg pelan², kemudian letakkan pd mangkok yg sudah berisi larutan klorin 0,5 % selama 10 menit utk dekontaminasi • Ulangi teknik yg sama utk mencabut batang implan lainnya (obat anestesi dapat disuntikkan lagi bila klien merasa sakit)
  • 112. Tindakan setelah pencabutan : • Tutup luka insisi
  • 113. Kurang praktis utk mencabut Implan 2 batang karena lebih lunak & lebih lentur dibandingkan Implan 6 Kapsul (Norplant) yg sudah tidak diproduksi lagi 2. METODE POP OUT 3. METODE “U” Lebih mudah utk mencabut Implan 2 batang dibandingkan memakai metode standar Modifikasi dari klem utk VTP (Vasektomi Tanpa Pisau) dg memperkecil diameter ujung klem dari 3,5 menjadi 2,2 mm
  • 114. III. KONSELING KB DG MENGGUNAKAN LEMBAR BALIK ALAT BANTU PENGAMBIL KEPUTUSAN (ABPK)
  • 115. ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN (ABPK) Alat bantu kerja interaktif penyedia layanan dg klien yg dirancang sbg lembar balik dua sisi (setebal 166 halaman) : • Satu sisi menampilkan gambar dan informasi dasar utk Klien • Sisi lainnya berisi informasi teknis dan panduan yg lebih rinci utk Penyedia Layanan.
  • 116. 1) Melibatkan klien secara penuh dlm pengambilan keputusan KB sehingga dpt membuat pilihan kontrasepsi yg sesuai dg kebutuhannya 2) Meningkatkan kualitas informasi teknis yg akurat 3) Meningkatkan ketrampilan konseling dan komunikasi para penyedia layanan agar dpt lebih berinteraksi secara positif dg kliennya dan menawarkan pelayanan KB yg berkualitas. TUJUAN ABPK
  • 117. • Klien yg mengambil keputusan • Penyedia layanan menanggapi pernyataan, pertanyaan, serta kebutuhan klien • Penyedia layanan membantu klien mempertimbangkan dan membantu keputusan yg paling sesuai • Penyedia layanan menghargai keinginan klien • Penyedia layanan mendengarkan apa yg disampaikan klien sehingga tahu langkah selanjutnya yg harus dilakukan PRINSIP-PRINSIP ABPK
  • 118. 1. ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN ABPK mengarahkan penyedia layanan dan klien melalui proses pengambilan keputusan langkah demi langkah utk memastikan bahwa klien membuat keputusan yg paling sesuai dg kebutuhan dan situasi mereka 2. ALAT PEMECAHAN MASALAH Mayoritas klien KB yg datang kembali adalah klien yg sudah menggunakan metode kontrasepsi. Beberapa dari klien ini mungkin mengalami masalah dg metode mereka dan membutuhkan konseling atau dukungan lain utk mengganti metode. KEGUNAAN ABPK
  • 119. 3. ALAT REFERENSI UTK PENYEDIA LAYANAN ABPK berisi informasi & panduan penting utk setiap metode bagi penyedia layanan. Penyedia layanan dpt membantu klien utk memilih dan menggunakan metode KB yg sesuai dg benar. 4. ALAT PENGUATAN PELATIHAN Pelatih dpt menggunakan ABPK utk menjelaskan pentingnya penyediaan layanan KB yg berkualitas Peserta pelatihan dpt menggunakannya saat memberikan konseling dan sebagai referensi utk belajar mandiri dan sebagai alat bantu kerja selama sesi konseling
  • 120. 1. Konsultasi yang digerakkan oleh klien Dalam konsultasi konvensional penyedia layanan yg menentukan alur, arah dan konten konsultasi. Klien tidak didorong utk berpartisipasi atau mengajukan pertanyaan. ABPK dirancang utk mempromosikan konsultasi yg berpusat pada klien: penyedia layanan harus bergantung pada masukan dan jawaban dari klien sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya. ABPK juga mendorong penyedia layanan utk mengajukan pertanyaan, menilai pemahaman, dan mendengarkan klien secara aktif. ABPK MEMPROMOSIKAN PELAYANAN YANG BERPUSAT PADA KLIEN
  • 121. 2. Berbagi pengambilan keputusan dan pemecahan masalah antara dua ahli ABPK mendorong model konsultasi di mana pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dibagi antara dua ahli: • Penyedia Layanan adalah ahli dalam metode kontrasepsi, dan • Klien adalah ahli dalam situasi dan kebutuhannya. Saat mereka bekerja sama dlm kemitraan yg setara, penyedia layanan dpt membantu klien memutuskan metode mana yg paling sesuai dg situasi dan kebutuhannya atau cara terbaik utk memecahkan masalah yg dia hadapi dg penggunaan metode.
  • 122. 3. Memberdayakan klien dan penyedia layanan ABPK membantu melibatkan klien dlm konsultasi melalui penggunaan ilustrasi dan teks yg mudah dibaca. ABPK bertindak sebagai titik fokus utk digunakan bersama oleh penyedia layanan dan klien. Klien mungkin melihat kata² atau gambar yg memunculkan pertanyaan atau kekhawatiran atau yg meyakinkan mereka. Penyedia layanan mengizinkan klien utk mengarahkan konsultasi melalui jawaban dan pertanyaan mereka, klien menjadi diberdayakan utk berpartisipasi dlm pengambilan keputusan ber KB
  • 123. PENYEDIA LAYANAN • Mengajukan pertanyaan terbuka • Memenuhi pernyataan klien dg penerimaan • Mendengarkan klien secara aktif • Hindari mengkritik atau menyalahkan klien • Memeriksa pemahaman klien tentang pernyataan • Bertanya apakah klien memiliki pertanyaan KLIEN • Memberi tahu penyedia layanan bagaimana perasaan mereka • Mengajukan pertanyaan • Memberi tahu informasi yg tdk jelas atau tdk dipahami • Merasa nyaman utk menceritakan kekhawatiran, ketakutan, ketidakpastian • Jujur tentang situasi pribadinya • Meminta petunjuk atau bantuan PERILAKU KOMUNIKASI YANG DIPROMOSIKAN DALAM ABPK
  • 124. BAGIAN KETIGA BAGIAN PERTAMA TAB DI SISI KANAN membantu KLIEN BARU dlm membuat keputusan ttg suatu metode KB serta membantu KLIEN KUNJUNGAN ULANG dlm memecahkan masalah yg mungkin timbul. Terdapat tab² yg berbeda utk satu klien dg klien lainnya. TAB TAMBAHAN DI SISI KANAN BAWAH menawarkan lebih banyak bantuan konseling yg bisa digunakan bila diperlukan. BAGIAN KEDUA TAB DI SISI BAWAH berisi informasi ttg masing² METODE KB bagi penyedia layanan dan klien. Masing² bab metode berisi informasi tentang kriteria persyaratan medis, efek samping, cara pakai, waktu kunjungan ulang, dan hal² yg perlu diingat. BAGIAN UTAMA ABPK
  • 125. DAFTAR ISI ABPK 1. Selamat Datang 2. Memilih Metode 3. Perlindungan Ganda 4. Kebutuhan Khusus 5. Kunjungan Ulang 5. Vasektomi 6. Tubektomi 7. Kondom 8. MAL BAGIAN PERTAMA BAGIAN KEDUA 1. AKDR 2. Pil 3. Suntik 4. Implan BAGIAN KETIGA
  • 126. PERSIAPAN MENGGUNAKAN ABPK • Pelajari terlebih dahulu ABPK ini utk membiasakan diri dg cara pakai serta informasi yg ada di dalamnya. Berlatihlah sesering mungkin utk memudahkan pemakaiannya. • Jika ABPK ini milik sendiri, tulislah hal yg perlu diingat serta cara penyampaian yg sesuai. • Panduan ini hanya mencakup butir² pokok. Ketika berbicara dg klien bisa ditambahkan informasi, membicarakan hal² lainnya, dan menanggapi kebutuhan dan kekhawatiran klien. • Beberapa kata dan gambar pd sisi klien mungkin tidak sesuai dg situasi. Gambar/kata bisa ditutup atau dicoret, misalnya ketersediaan semua metode diklinik.
  • 127. • Gunakan kata² sendiri. Pada umumnya, tulisan yg terdapat dlm ABPK ini tidak untuk dibacakan didepan klien. Jika telah terbiasa, dg cukup melihat gambar, penyedia layanan akan mengingat semua informasi kunci dan langkah selanjutnya. • Jangan membaca teks ketika melakukan konseling, namun, silahkan membacakan dan membahas beberapa hal penting pada sisi klien. Jika klien tidak bisa membaca, penyedia layanan perlu membacakan. Gunakan gambar utk membantu klien memahami informasi yg diberikan.
  • 128. • Ceritakan pada klien mengenai ABPK ini. Jelaskan bahwa media tsb membantu klien memenuhi kebutuhannya. • Untuk setiap klien, mulailah dg halaman SELAMAT DATANG. • Untuk menggunakan tab, letakkan jari di atas tab dan geser jari pada halaman di depan tab, kemudian balik semua halaman tsb. Jangan mengangkat halaman yg menggunakan tab. • Setiap halaman berisi pertanyaan atau topik penting bagi klien. Setelah menyambut klien, bukalah halaman berikutnya. Tanyakan apa yg dapat dibantu. Jawaban klien biasanya membawa penyedia layanan pada salah satu tab jenis klien disisi kanan. Tiap² halaman tsb akan membawa pada tab² "metode kontrasepsi" di sisi bawah. CARA MENGGUNAKAN ABPK
  • 129. • Letakkan lembar balik dimana klien dapat melihatnya dg mudah. Usahakan utk tidak meletakkannya langsung di antara Anda & Klien. Anda bisa meletakkannya sedemikian rupa sehingga bersama klien dapat melihat halaman klien. • Lembar balik diletakkan berdiri sehingga Anda & Klien bisa melihat halaman tsb pada sisi masing². Halaman pada sisi Anda berisi kata² yg sama dg sisi yg dilihat klien tetapi gambar tidak sama. Halaman sisi Anda lebih banyak berisi informasi dan saran². • Agar dapat menggunakan dg benar, Anda memerlukan jawaban maupun informasi dari klien sebelum melanjutkan ke halaman berikutnya sehingga klien tahu pentingnya berpartisipasi CARA MENGGUNAKAN ABPK BERSAMA KLIEN
  • 130. • Silahkan membacakan dan membahas beberapa hal penting pada sisi klien. Gunakan gambar untuk membantu klien memahami informasi yg diberikan. LAMBANG PENGINGAT Di dalam ABPK terdapat lambang yang berfungsi sebagai pengingat perilaku konseling yg baik. Tanyakan apakah klien mempunyai pertanyaan Tawarkan bantuan Periksa pemahaman Dengarkan dengan seksama
  • 131. CARA MENGGUNAKAN HALAMAN Pil Efek Samping Sebagian besar TIDAK berbahaya Bukan tanda adanya penyakit Banyak perempuan tidak ada keluhan Biasanya hilang setelah beberapa bulan Yang paling umum: Mual (perut mual) Bercak atau flek diantara masa haid Sakit kepala ringan Payudara nyeri Berat badan sedikit naik atau turun "Perlu waktu bagi tubuh untuk penyesuaian." Setiap orang memiliki reaksi berbeda terhadap pil Langkah berikut: Apakah efek samping sudah dipahami oleh klien? Apakah klien puas dengan metode yang dipakai? 3. Panduan untuk langkah selanjutnya Berdasarkan pernyataan klien. Jika YA, lanjutkan ke halamanberikut Jika TIDAK, bahas lebih lanjut atau pertimbangkan metode lain P3 Halaman berikut adalah halaman untuk klien Buka halaman berikut iv Katakan pada klien: lupa minum pil dapat memperburuk efek samping pendarahan dan berisiko terjadi kehamilan. Diskusikan: •"Jika Anda mengalami efek samping ini, apa yang Anda pikirkan atau rasakan?" •"Apa artinya bagi anda?" •Apa yang akan Anda lakukan?" Rumor atau kekawatiran. Gunakan lampiran 10 untuk membahasmitos tersebut. •Anjurkan klien untuk datang kembali jika perlu bantuan. "Boleh mengganti metode kapan saja." •Untuk mengatasi efek samping, lihat tab klien kunjungan ulang. Gambar Klien sedang mengambil keputusan: Lambang ini mengingatkan bahwa klien perlu mengambil keputusan atau mengatakan pilihannya sebelum melanjutkan. "Kata-kata yang disarankan yang bisa digunakan." 2. Pokok bahasan untuk diskusikan dengan klien seperlunya. Kotak biru berisi informasi dan saran tambahan. Informasi Penyedia layanan Usulan pertanyaan, ungkapan, aksi, informasi untuk acuan dan telaah berikutnya 1. Topik yang dibicarakan. Lambang: untuk mengingatkan praktek konseling yang baik Lambang: menunjukkan metode yang sedang dibahas Nomor Halaman: Halaman diberi nomor, dengan huruf untuk menandai bagian. Misalnya, bagian Pil, halaman 3 (P3). Lima bagian pertama diberi tab di sisi kanan (Selamat Datang, Memilih, Perlindungan Ganda, dan Kebutuhan Khusus) yang disebut dengan PK singkatan dari "Pengambilan Keputusan.”, serta tab “Kunjungan Ulang” yang disingkat dengan KU. Masing-masing metode diberi nama halaman: AKDR untuk Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, P untuk Pil, SP untuk Suntik Progestin, SK untuk Suntik Kombinasi, IMP untuk implant, VAS untuk Vasektomi, TUB untuk Tubektomi, K untuk Kondom, serta MAL untuk Metode Amenorea Laktasi. Bagian akhir adalah halaman tambahan untuk melengkapi kebutuhan informasi saat melakukan konseling, disingkat Tb.
  • 132. Selamat Datang Memilih Metode Perlindungan Ganda Klien Kebutuhan Khusus Klien Kunjungan Ulang Bagian pertama ABPK ini membantu Penyedia Layanan melayani Klien dg berbagai kebutuhan yg berbeda : • Klien Baru • Klienperluperlindunganganda • Klien Kebutuhan Khusus • KlienKunjunganUlang BAGIAN PERTAMA : TAB DISISI KANAN
  • 133. SELAMAT DATANG Lembar utk Klien Lembar utk Penyedia Layanan
  • 134. Tab Tab Tab Berikut adalah ringkasan langkah kunci yang perlu Anda lakukan dengan berbagai jenis klien yang berbeda Tab Halaman pada tab metode Tab Tab Tidak semua metode mempunyai halaman-halaman tersebut secara lengkap. ii Selamat datang Klien baru: Memilih metode Klien dg kebutuhan khusus Klien kunjungan ulang Tidak ada keluhan Ada keluhan? Kemungkinan efek samping Cara pakai Jika diperlukan, bantu klien menilai risiko/ Periksa kecocokan pilihan Hal yg perlu diingat Buka tab metode utk mengkaji metode secara lengkap & memastikan pilihan klien Periksa kondisi kesehatan & kemungkinan perlunya perlindungan IMS Waktu memulai Bantu atasi efek samping Jika tidak ada: Diskusikan kebutuhan & situasi; kaji beberapa pilihan metode yang berbeda. Periksa kebutuhan perlindungan ganda. Jika ada: Lihat apakah sesuai dengan kebutuhan dan situasi. Kaji kebutuhan perlindungan ganda Kriteria persyaratan medis Diskusikan pilihan perlindungan ganda Buka halaman yg sesuai di bagian: Remaja Klien usia 40-an Klien hamil/pasca persalinan Klien Pasca keguguran Klien dengan HIV AIDS Tanyakan: ada gambaran metode? Tanyakan metode yang dipakai: Buka tabmetode Perlu perlindungan terhadap IMS Buka tab perlindungan ganda Tinjauan & informasi dasar Temukan alasan kunjungan Cari tab yg sesuai Berikan metode/ pelayanan Ganti metode Buka tab metode atau klien baru Tab MEMILIH METODE
  • 135. MEMILIH METODE Lembar utk Klien Lembar utk Penyedia Layanan
  • 136. Memerlukan bantuan memilih metode utk pertama kalinya atau yg ingin beralih metode lain yg paling sesuai dg kebutuhan mereka. Tab MEMILIH METODE dpt membantu penyedia layanan dlm membahas kebutuhan tsb dan membantu klien membuat keputusan. KLIEN BARU MEMILIH METODE UNTUK KLIEN YANG BERBEDA Penyedia layanan terlebih dahulu menanyakan klien apakah dia memiliki metode dlm pikirannya sebelum mendiskusikan pilihannya. Untuk klien yg memiliki metode yg sudah dipikirkan, dpt menggunakan metode yg diinginkan tsb jika sesuai dg kriteria kelayakan medis Klien lebih puas jika mereka dpt menggunakan metode pilihan mereka. OR AND Œ Ž   
  • 137. Untuk klien yg tidak memiliki metode yg sudah dipikirkan, penyedia layanan meminta informasi tentang kebutuhan dan situasi klien sebelum mendiskusikan pilihan metode. Setelah penyedia layanan mendengar cerita klien, dia kemudian dapat membantu klien untuk mempertimbangkan pilihan yg sesuai dg kebutuhan yg diungkapkan tsb. Setelah klien membuat pilihan awal metode, penyedia akan beralih ke tab DISISI BAWAH untuk membahas metode secara lebih rinci.
  • 138. ABPK mendorong klien utk mempertimbangkan kebutuhan perlindungan ganda mereka terhadap kehamilan dan pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS . ABPK dpt membantu penyedia layanan membahas risiko IMS sehingga baik penyedia layanan maupun klien lebih cenderung melihat diskusi sebagai masalah rutin, daripada sebagai topik sensitif yg dpt menyinggung perasaan klien. KLIEN DENGAN METODE PERLINDUNGAN GANDA Lembar utk Penyedia Layanan Lembar utk Klien
  • 140. Mari rencanakan masa depan Anda! Sedang hamil? Anda bisa mulai memikirkan metode KB mulai SEKARANG Baru saja melahirkan? Apakah sedang menyusui? KB SETELAH MELAHIRKAN Lembar utk Klien
  • 141. PK 12 Langkah berikut: Untuk klien antenatal, jadwalkan kunjungan ulang sesudah melahirkan Mari rencanakan masa depan Anda! Sedanghamil? Anda bisa mulai memikirkan metode KB mulai sekarang Apakah sedang menyusui? Untuk informasi MAL, buka tab MAL Untuk metode KB lain, buka tab Memilih Metode atau Klien Kunjungan Ulang Kebutuhan khusus: Klien Hamil/Nifas KB SETELAH MELAHIRKAN Ibu mungkin perlu nasihat tentang KB sebelum dan setelah melahirkan. Jika menyusui: Jelaskan bahwa jika klien memberi ASI eksklusif dalam 6 bulan pertama sejak melahirkan, bisa mencegah kehamilan (selama tetap memberikan ASI) (lihat tab metode MAL). ASI eksklusif juga baik bagi kesehatan bayi. Anjurkan klien untuk memakai metode lain apabila ia berhenti memakai MAL atau jika dia menginginkan perlindungan tambahan. Metode lain yang baik selama menyusui adalah metode non-hormonal seperti kondom, AKDR, Kontap. Metode yang hanya berisi progestin juga bisa dipakai selama menyusui (suntik 3 bulanan, implan). Lihat bagan di Tambahan 4 untuk membahas kapan memulai metode setelah melahirkan. Jika tidak menyusui: Tunjukan bagan di Tambahan 4 untuk melihat kapan memulai metode setelah melahirkan. Dorong klien untuk sudah mulai memutuskan metode KB pasca persalinan sejak sebelum/selama kehamilannya Jika ingin Kontap segera setelah melahirkan, klien harus merencanakan kelahiran di rumah sakit atau puskesmas. Kontap harus segera dilakukan dalam waktu 7 hari setelah partus. Jika tidak, harus menunggu 6 minggu. Jika menginginkan AKDR dipasang segera setelah partus, maka klien harus merencanakan kelahiran di rumah sakit atau puskesmas. Pemasangan dapat segera dilakukan segera setelah plasenta lahir hingga 48 jam setelah partus. Jika tidak, harus menunggu paling sedikit 4 minggu untuk dapat dipasang. Jelaskan bahwa jika tidak menyusui sepenuhnya (atau hampir penuh), klien bisa hamil dalam 4 minggu setelah melahirkan. Tanyakan rencana klien untuk memiliki anak lagi. Beri nasihat bahwa dengan menjarangkan kelahiran 3 sampai 5 tahun lebih sehat bagi bayinya. Lembar utk Penyedia Layanan Baru melahirkan?
  • 142. KB SETELAH MELAHIRKAN Kebutuhan khusus: Klien Hamil/Nifas Mari rencanakan masa depan Anda! Jelaskan bahwa jika tidak menyusui sepenuhnya (atau hampir penuh), klien bisa hamil dalam 4 minggu setelah melahirkan. Beri nasihat bahwa dgn menjarangkan kelahiran 3 sampai 5 tahun lebih sehat bagi bayinya. Tanyakan rencana klien untuk memiliki anak lagi.
  • 143. KB SETELAH MELAHIRKAN Kebutuhan khusus: Klien Hamil/Nifas Sedanghamil? Dorong klien untuk sudah mulai memutuskan metode KB pasca persalinan sejak sebelum/selama kehamilannya Jika ingin Kontap segera setelah melahirkan, klien harus merencanakan kelahiran di RS atau Puskesmas. Kontap harus segera dilakukan dalam waktu 7 hari setelah partus. Jika tidak, harus menunggu 6 minggu. Jika menginginkan AKDR dipasang segera setelah melahirkan, maka klien harus merencanakan kelahiran di RS atau Puskesmas. Pemasangan dilakukan segera setelah plasenta lahir hingga 48 jam setelah melahirkan. Jika tidak, harus menunggu paling sedikit 4 minggu utk dapat dipasang. Anda bisa mulai memikirkan metode KB mulaisekarang
  • 144. KB SETELAH MELAHIRKAN Kebutuhan khusus: Klien Hamil/Nifas Apakah sedang menyusui? BARU MELAHIRKAN? Jika menyusui: Jelaskan bahwa jika klien memberi ASI eksklusif dlm 6 bulan pertama sejak melahirkan, bisa mencegah kehamilan (selama tetap memberikan ASI) (lihat tab disisi bawah : MAL). Anjurkan klien untuk memakai metode lain apabila ia berhenti memakai MAL atau jika dia menginginkan perlindungan tambahan. Metode lain yg baik selama menyusui adalah metode non-hormonal seperti Kondom, AKDR, Kontap. Metode yg hanya berisi progestin juga bisa dipakai selama menyusui (suntik 3 bulanan, Implan). Lihat bagan di Tambahan 4 utk membahas kapan memulai metode setelah melahirkan.
  • 145. PK 12 Langkah berikut: Untuk klien antenatal, jadwalkan kunjungan ulang sesudah melahirkan Untuk informasi MAL, buka tab MAL Untuk metode KB lain, buka tab Memilih Metode atau Klien Kunjungan Ulang Kebutuhan khusus: Klien Hamil/Nifas Ibu mungkin perlu nasihat tentang KB sebelum dan setelah melahirkan. KB SETELAH MELAHIRKAN BARU MELAHIRKAN? Apakah sedang menyusui? Jika tidak menyusui: Tunjukan bagan di tab Tambahan 4 untuk melihat kapan memulai metode setelah melahirkan.
  • 146. Tab Klien Kunjungan Ulang dpt membantu memenuhi kebutuhan klien yg memiliki masalah dg metode kontrasepsi yg digunakan atau hanya ingin mendapatkan alokon ulangan Klien juga membutuhkan dukungan dan kepastian yg berkelanjutan utk menggunakan metode yg dipilih tsb. KLIEN KUNJUNGAN ULANG
  • 147. • Memeriksa apakah klien senang menggunakan metode mereka, atau jika mereka ingin beralih metode. • Masalah tindak lanjut tertentu utk setiap metode (misalnya pasokan kembali, terlambat utk suntik, pelepasan implan). • Memeriksa kondisi kesehatan baru atau masalah yg mungkin mempengaruhi penggunaan metode. • Memberi panduan bagaimana memberi nasihat tentang efek samping dan masalah lain yg mungkin dialami klien. Melalui gambar dan teks pada halaman klien, membuat klien merasa lebih nyaman utk menyampaikan masalahnya. • Menawarkan kondom kepada klien dan memeriksa kembali kebutuhan perlindungan ganda mereka. Tab KLIEN KUNJUNGAN ULANG menawarkan panduan dan konseling untuk mengingatkan penyedia layanan:
  • 148. BAGIAN KEDUA : TAB DISISI BAWAH ABPK berisi informasi tentang masing² metode KB bagi penyedia layanan dan klien, yg menguraikan hal² penting yg perlu dipertimbangkan atau diketahui oleh klien
  • 149. 1. Memastikan bahwa mereka telah membuat pilihan yg baik 2. Mengetahui bagaimana menggunakan metode yg mereka pilih dg benar. • karakteristik kunci dan informasi tentang metode • kriteria kelayakan medis • efek samping • bagaimana menggunakan metode ini dg benar • apa yg dpt diharapkan klien selama prosedur (mis. pemasangan IUD) • kapan harus memulai • kapan harus kembali • apa yg harus diingat (termasuk tanda yg mungkin menunjukkan masalah serius) Setiap klien membutuhkan informasi tentang pilihan metode mereka untuk : Setiap bagian metode terdiri dari :
  • 150. BAGIAN KETIGA : TAB DISISI KANAN BAWAH Bagian bawah dari tab disisi kanan berisi TAMBAHAN yg menawarkan lebih banyak bantuan konseling yg bisa digunakan bila diperlukan. Tambahan
  • 151. MEMULAI SEBUAH METODE Tabel ini menunjukkan kapan metode mulai dipakai, baik selama siklus haid maupun pasca persalinan. SEMUA METODE BISA DIPAKAI KAPAN SAJA DALAM SIKLUS HAID, selama Anda pasti bahwa klien tidak hamil (lihat daftar tilik kehamilan di Tb 1). JENIS METODE Hari awal pemakaian dalam siklus haid tanpa perlu perlindungan ekstra SETELAH PERSALINAN TIDAK MENYUSUI MENYUSUI AKDR 1 - 7 < 48 jam atau 4 minggu stl persalianan < 48 jam atau 4 minggu stl persalianan PIL 1 - 5 3 minggu stl persalinan 6 bulan stl persalinan KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN 1 - 7 Segera stl persalinan 6 minggu stl persalinan KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI 1 - 7 3 minggu stl persalinan 6 bulan stl persalinan IMPLAN 1 - 7 Segera stl persalinan 6 minggu stl persalinan VASEKTOMI Pakai pelindung ekstra utk 20 X ejakulasi pertama - - TUBEKTOMI Kapan saja jika yakin klien tdk hamil Dalam 48 jam, atau 6 minggu setelah persalinan Dalam 48 jam, atau 6 minggu setelah persalinan KONDOM Kapan saja Segera stl persalinan Segera stl persalinan MAL - - Segera mulai setelah persalinan; bisa dipakai sampai 6 bulan
  • 152. Materi ABPK didasarkan pd bukti terbaru yg diambil dari dua pedoman KB berbasis bukti WHO yi : 1. Kriteria Kelayakan Medis untuk Penggunaan Kontrasepsi 2. Rekomendasi Praktik Terpilih untuk Penggunaan Kontrasepsi.
  • 153. IV. PENAPISAN MEDIS MENGGUNAKAN METODE KRITERIA KELAYAKAN MEDIS KONTRASEPSI (KLOP)
  • 154. Penyedia Layanan perlu mengetahui kondisi medis dan karakteristik khusus sebelum klien menggunakan kontrasepsi karena: • Pada klien dg kondisi medis atau karakteristik khusus, terdapat metode kontrasepsi yg mungkin dpt memperburuk kondisi medis atau membuat risiko kesehatan tambahan. • Di sisi lain terdapat juga kondisi medis atau karakteristik klien yg dpt mempengaruhi efektifitas metode kontrasepsi. Untuk mulai menggunakan metode kontrasepsi didasarkan pd Kriteria Kelayakan Medis dari WHO. Kriteria Kelayakan Medis membantu penyedia layanan utk memutuskan apakah metode kontrasepsi tertentu dpt digunakan, dg adanya karakteristik individu atau kondisi medis tertentu. Setiap kondisi didefinisikan sebagai mewakili karakteristik individu (misalnya, usia, riwayat kehamilan) atau kondisi medis yg diketahui sebelumnya (misalnya, diabetes, hipertensi).
  • 155. TUJUAN KRITERIA KELAYAKAN MEDIS • Untuk mendasarkan pedoman praktik KB pd bukti terbaik yg tersedia • Untuk memberikan panduan mengenai pasien mana yg dpt menggunakan metode kontrasepsi secara aman • Untuk mengatasi kesalahpahaman tentang siapa yg boleh dan tidak boleh menggunakan kontrasepsi dg aman • Untuk mengurangi hambatan medis • Untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB Dalam melakukan penapisan kelayakan medis sebelum penggunaan kontrasepsi, Penyedia Layanan dpt menggunakan alat bantu berupa Diagram Lingkaran Kriteria Kelayakan Medis Pengunaan Kontrasepsi WHO Edisi 2015 (Roda KLOP).
  • 156. Sampul Roda Klop Bagian Depan Sampul Roda Klop Bagian Belakang Roda KLOP Versi Cetak Versi Aplikasi utk HP & tablet dg sistem operasi Android & iOS
  • 157.
  • 158. Kategori utk Metode Sadar Masa Subur, Tubektomi dan Vasektomi menggunakan kategori yg lain karena tidak ada kondisi medis yg dapat diperparah dg penggunaan metode² tsb. Kategori utk Metode Sadar Masa Subur : • A (Accept) = Boleh • C (Caution) = Hati² : konseling khusus kemungkinan dibutuhkan utk memastikan penggunaan metode yg benar oleh klien pd keadaan ini. • D (Delay) = Tunda: Penggunaan metode ini harus ditunda sampai kondisi ini dievalusi atau dibenarkan. Metode kontrasepsi alternatif temporer harus disediakan. Kategori utk Tubektomi & Vasektomi selain A, C dan D juga ada Kategori S (Special) = Khusus : Prosedur harus dilakukan oleh operator yg berpengalaman dan peralatan harus lengkap dan tersedia utk anestesi umum dan harus disiapkan regimen anestesi yg tepat. Metode kontrasepsi alternatif temporer harus disediakan jika rujukan dibutuhkan
  • 159. LANGKAH² PENAPISAN KELAYAKAN MEDIS MENGGUNAKAN RODA KLOP 1. Tanyakan kondisi dan masalah kesehatan klien dg menggali riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit dahulu. 2. Cocokkanlah kondisi² medis atau karakteristik khusus dg menggunakan Roda KLOP, antara yg dimiliki klien (ditunjukkan pd diagram lingkaran sisi luar) dg metode² kontrasepsi (ditunjukkan pd diagram lingkaran sisi dalam). Diagram lingkaran sisi dalam (metode² kontrasepsi) Diagram lingkaran sisi luar (kondisi² medis atau karakteristik khusus yg dimiliki klien) Rekomendasi 3. Lihatlah rekomendasi penggunaan metode² kontrasepsi yg ditunjukkan dg nomor atau huruf. Nomor atau huruf ini merupakan kategori yg menunjukkan apakah klien dpt mulai menggunakan suatu metode kontrasepsi.
  • 160. 4.Selain terdapat pd diagram lingkaran sisi luar,beberapa kondisi medis atau karakteristik khusus tertentu juga dapat dilihat pd diagram lingkaran sisi belakang. Seluruh kondisi medis atau karakteristik khusus yg terdapat pd diagram lingkaran sisi belakang memiliki kategori 1 dan 2, artinya setiap metode kontrasepsi non-sterilisasi dpt digunakan 5. Lihatlah deskripsi nomor dan huruf untuk rekomendasi penggunaan kontrasepsi. Kategori ini dibedakan untuk metode kontrasepsi non-sterilisasi dan metode kontrasepsi sterilisasi
  • 161. 6. Jika nomor atau huruf diikuti kode tertentu (misal 3A, Cu), lihatlah keterangan kode tsb pd diagram lingkaran sisi belakang Sebagai contoh : Pada klien dengan HIV stadium 3 atau AKDR-Cu memiliki kategori 3A. Pada diagram lingkaran sisi belakang, keterangan kode “A” bermakna “Jika kondisi timbul saat menggunakan metode kontrasepsi ini, kontrasepsi tsb dapat dilanjutkan selama pengobatan”. Hal ini berarti: Klien dengan HIV stadium 3 atau 4 tidak direkomendasikan utk memulai penggunaan AKDR-Cu. Namun jika HIV stadium 3 atau 4 baru timbul pd saat klien sedang menggunakan AKDR-Cu, maka AKDR-Cu tetap dpt dilanjutkan sesuai jangka waktu pemakaian, dg syarat klien mendapat pengobatan HIV sesuai standar.
  • 162. 7. Jika diperlukan, buatlah tabel bantu utk mempermudah penapisan kelayakan medis. Pada kolom “Kondisi”, isilah dg kondisi medis atau karakteristik khusus yg dimiliki klien. Pada kolom “Metode”, isilah dg nomor atau kode rekomendasi yg tertera pd diagram lingkaran. Contoh tabel yg telah diisi adalah sebagai berikut: KONDISI METODE KIK PP DMPA/ NET-EN IMPLAN LNG/ETG AKDR Cu AKDR LNG TUBEKTOMI VASEKTOMI Hipertensi ≥ 160 mmHg 4 2 3 2 1 1 S - DM 2 2 2 2 1 2 C C Pascapersalinan 48 jam s/d < 4 minggu 4 2 3 2 3 3 A/D -
  • 163. Informasi yang diberikan meliputi: a. Metode kontrasepsi yg direkomendasikan Metode yg direkomendasikan adalah metode yg berada dlm kategori 1 atau 2 (utk metode non-sterilisasi), serta A atau C (utk metode sterilisasi). Pada contoh di atas, untuk klien post-partum 48 jam s/d < 4 minggu dg hipertensi >160 mmHg dan diabetes melitus, metode kontrasepsi yg direkomendasikan adalah: • Pil progestin saja, atau • Implan LNG/ETG, atau • Vasektomi (utk suami klien) b. Metode kontrasepsi yg tidak direkomendasikan Metode yg tidak direkomendasikan adalah metode yg berada dlm kategori 3 atau 4 (utk metode non-sterilisasi), serta D atau S (utk metode sterilisasi). 8. Berikanlah informasi kepada klien tentang hasil penapisan kelayakan medis sesuai kondisi medis dan karakteristik khusus yg dimiliki klien.
  • 164. Pada contoh di atas, utk klien post-partum 48 jam s/d < 4 minggu dg hipertensi >160 mmHg dan diabetes melitus, metode kontrasepsi yg tidak direkomendasikan adalah yg selain metode pd butir (a). Berikanlah informasi bahwa metode yg tidak direkomendasikan ini mungkin dpt memperburuk kondisi medis atau membuat risiko kesehatan tambahan pd klien. Selain itu, kondisi medis atau karakteristik khusus yg dimiliki klien juga dpt mempengaruhi efektifitas metode kontrasepsi yg tidak direkomendasikan tsb. 9.Bila klien setuju dg hasil penapisan, lanjutkanlah dg permintaan informed consent dan pemberian pelayanan kontrasepsi sesuai standar. 10. Bila klien tidak setuju dg hasil penapisan, lakukanlah konseling ulang pd kunjungan berikutnya atau berikanlah kesempatan kepada klien utk berdiskusi bersama pasangan. Sementara itu, anjurkan klien dan pasangan utk menggunakan kontrasepsi metode barier/kondom.
  • 165. 11. Catatlah hasil penapisan dan keputusan klien pada rekam medis dan Buku KIA