SlideShare a Scribd company logo
1 of 79
Mutiara Shubuh Mul
MUTIARA SHUBUH
KUMPULAN MATERI BAHASAN BA’DA SHUBUH
DI MASJID AL-AMRU BITTAQWA DAN
MILIS GROUP AL-AMRU_BITTAQWA
Mutiara Shubuh Mul
PRAKATA
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum w.w.
Segala puji yang tidak lepas-lepasnya bagi Allah swt yang telah menjadikan langit, bumi dan
seluruh isi jagad ini, serta shalawat dan salam selalu tertumpah bagi manusia pilihanNya
junjungan kita Rasullullah Muhammad saw.
Kumpulan kutipan “Mutiara Shubuh” ini adalah suatu dokumentasi dari petikan ajaran Islam yang
dikutip dari Al-Qur’an dan hadish-hadish shahih Rasulullah saw yang disampaikan setiap ba’da
shalat shubuh di Masjid Al-Amru Bittaqwa Depok yang disampaikan secara bergantian oleh para
jama’ah dan dipandu langsung oleh Ust. H. Arifin Ilham SHI. Dan kemudian setiap hari kerja
“Mutiara Shubuh” ini juga setia hadir di milis group “Al-Amru Bittaqwa” pada al-amru-
bittaqwa@egroups.com. Semoga kumpulan kutipan ini akan bermanfa’at bagi mengingatkan kita
semua untuk ber’amal sesuai dengan yang diteladankan oleh Rasulullah saw.
Terima kasih yang sedalam-dalamnya buat semua ikhwan yang telah bersama-sama mendukung
gagasan ini dan khususnya Pak Salman sebagai pemicu awal dan Ust. Arifin Ilham yang senantiasa
memandu kita dalam menimba ilmu ini. Semoga segala amal baik beliau ini dan amal kita semua
diterima Allah swt.
Akhir kata dengan sangat amat sadar saya sampaikan bahwa segala sesuatu yang baik dalam
“Mutiara Shubuh” adalah semata-mata hanya datang dari Allah swt, dan jika ada hal-hal yang
tidak benar dan tidak pada tempatnya maka itu hanya semata-mata karena kebodohan dan
kekurangan dari penyusun. Kritik dan saran bagi meningkatkan kualitas iman kita sangat
diharapkan oleh penyusun.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum w.w.
Agusman Zubir
agusman.zubir@bke.co.id
BERGABUNGLAH BERSAMA DALAM GROUP MILIS “AL-AMRU BITTAQWA” PADA AL-AMRU_BITTAQWA@EGROUPS.COM
DALAM RANGKA MENUJU INSAN YANG MEMIMPIN DALAM KETAQWAAN
Mutiara Shubuh Mul
Mul
I N D E X
Edisi Topik Halaman
Rabu, 08/09/99 Keutamaan ber”siwak” sebelum berwudhu 1
Kamis, 09/09/99 Membaca “Allahumma Ajjirna minannar” setelah shalat 1
Jum’at, 10/09/99 Rukun Islam (5 hal) 1
Senin, 13/09/99 Menggemarkan akan kebersihan 1
Selasa, 14/09/99 Menyempurnakan wudhu’ dan berdo’a setelahnya 1
Rabu, 15/09/99 Himbauan untuk menyempurnakan wudhu’ 2
Kamis, 16/09/99 Menggemarkan untuk selalu berwudhu’ 2
Jum’at, 17/09/99 Anjuran shalat sunnah atau wajib setelah berwudhu’ 2
Senin, 20/09/99 Tata cara berwudhu’ 2
Selasa, 21/09/99 Menggemarkan adzan dan shalat berjama’ah di masjid 3
Rabu, 22/09/99 Keutamaan yang menyampaikan adzan (muadzdzin) – I 3
Kamis, 23/09/99 Keutamaan yang menyampaikan adzan (muadzdzin) – II 3
Jum’at, 24/09/99 Keutamaan untuk ber-adzan setiap sebelum shalat 4
Senin, 27/09/99 Keutamaan membaca “A’udzubillah” untuk mengusir syeitan 4
Selasa, 28/09/99 Keutamaan meyimak adzan dan menjawabnya 4
Rabu, 29/09/99 Keutamaan yang menyampaikan adzan (muadzdzin) – III 5
Kamis, 30/09/99 Keutamaan membaca do’a setelah mendengar adzan 5
Jum’at, 01/10/99 Anjuran mendengarkan adzan, menjawabnya 5
Senin, 04/10/99 Keutamaan berdo’a diantara adzan dan iqamat 5
Selasa, 05/10/99 Mengulangi keutamaan membaca “Allahumma ajjirna minannar” 6
Rabu, 06/10/99 Ajakan untuk gemar berinfaq untuk masjid 6
Kamis, 07/10/99 Larangan melakukan ihtiba’ dan tasybik di dalam masjid 6
Jum’at, 08/10/99 Keutamaan ber-adzan dan syaf terdepan dalam berjama’ah 7
Senin, 11/10/99 Menggemarkan untukmelakukan shalat sunnah di rumah 7
Selasa, 12/10/99 Lima keutamaan bagi yang senantiasa shalat di masjid 7
Rabu, 13/10/99 Menggemarkan untuk shalat di masjid 7
Kamis, 14/10/99 Keutamaan shalat di masjid dan menunggu ma’mum lainnya 8
Jum’at, 15/10/99 Menggemarkan untuk shalat di masjid walaupun jauh 8
Senin, 18/10/99 Keutamaan shalat berjama’ah di masjid di waktu malam 9
Selasa, 19/10/99 Peringatan meninggalkan shalat isya’ dan shubuh berjama’ah 9
Rabu, 20/10/99 Tiga perkara yang menghalangi diterimanya shalat 9
Kamis, 21/10/99 Anjuran meluruskan dan merapatkan shaf dalam berjama’ah 10
Jum’at, 22/10/99 Peringatan dari meninggalkan shalat berjama’ah 10
Senin, 25/10/99 Peringatan meninggalkan shalat Jum’at (I) 10
Selasa, 26/10/99 Peringatan meninggalkan shalat Jum’at (II) 10
Rabu, 27/10/99 Peringatan meninggalkan shalat Jum’at (III) 11
Kamis, 28/10/99 Shalat sebagai penghapus dosa-dosa kecil 11
Jum’at, 29/10/99 Tiga tingkatan (golongan) orang yang melaksakan shalat Jum’at 11
Senin, 01/11/99 Tatakrama dalam shalat Jum’at 12
Selasa, 02/11/99 Keutamaan mandi dan datang awal untuk shalat Jum’at 12
Rabu, 03/11/99 Anjuran membersihkan diri dalam menghadiri Jum’at (I) 12
Kamis, 04/11/99 Anjuran membersihkan diri dalam menghadiri Jum’at (II) 13
Mutiara Shubuh Mul
Mul
I N D E X
Edisi Topik Halaman
Jum’at, 05/11/99 Keutamaan syaf terdepan dalam shalat berjama’ah 13
Senin, 08/11/99 Keutamaan ke masjid walaupun ada yang merintangi 13
Selasa, 09/11/99 Melawan godaan syeitan (Al-Mu’minun : 97-98) 13
Rabu, 10/11/99 Anjuran membersihkan diri dalam menghadiri Jum’at (III) 14
Kamis, 11/11/99 Menggemarkan Shalat Taubat 14
Jum’at, 12/11/99 Anjuran untuk shalat berjama’ah di masjid 14
Senin, 15/11/99 Peringatan akan mencaci-maki zaman (waktu) 15
Selasa, 16/11/99 Peringatan atas kesombongan dan kebanggaan atas diri 15
Rabu, 17/11/99 Berbaik sangka terhadap Allah swt 15
Kamis, 18/11/99 Memahami “Asma ul Husna” 15
Jum’at, 19/11/99 Peringatan bagi orang yang senang berbuat maksiat 16
Senin, 22/11/99 Anjuran Menahan Amarah 16
Selasa, 23/11/99 Peringatan terhadap berbantah-bantahan 16
Rabu, 24/11/99 Marhaban ya Ramadhan 17
Kamis, 25/11/99 Keutamaan Puasa Ramadhan 17
Jum’at, 26/11/99 Peringatan terhadap berbicara ketika khutbah Jum’at 17
Senin, 29/11/99 Keutamaan Membaca Al-Qur’an 18
Selasa, 30/11/99 Al-Qur’an dan Hadits Sebagai Pegangan Hidup 18
Rabu, 01/12/99 Keutamaan Al- Qur'an 18
Kamis, 02/12/99 Al- Qur'an Sebagai Benteng Diri 18
Jum’at, 03/12/99 Membaca Al- Qur'an Media Dialog Dengan Allah swt 19
Senin, 06/12/99 Keutamaan Shalat Shubuh dan Ashar Berjama’ah 19
Selasa, 07/12/99 Shalat Diawal Waktu 19
Rabu, 08/12/99 Fadhilah Shalat Berjama’ah di Masjid 19
Kamis, 09/12/99 Fadhilah Puasa 20
Jum’at, 10/12/99 Fadhilah Kalimat Thoyyibah (I) 20
Senin, 13/12/99 Fadhilah Kalimat Thoyyibah (II) 21
Selasa, 14/12/99 Peringatan Bagi Yang Meninggalkan Shalat Berjama'ah 22
Rabu, 15/12/99 Anjuran Untuk Shalat Berjama’ah 22
Kamis, 16/12/99 Belajar dan Mengajarkan Al-Qur’an 22
Jum’at, 17/12/99 Menggemarkan Dzikir Sehabis Shalat 22
Senin, 20/12/99 Sabar Didalam Shalat 23
Selasa, 21/12/99 Mendahului Imam Ketika Shalat Berjama'ah 23
Rabu, 22/12/99 Do’a I’tidal 24
Kamis, 23/12/99 Memberi Makan (Orang Yang Lapar) and Menebarkan Salam 24
Jum’at, 24/12/99 Thuma’ninah Didalam Shalat 25
Senin, 27/12/99 Antara Jalan Lurus dan Sesat 25
Selasa, 28/12/99 Shalat Sunnah Tahyatul Masjid 26
Rabu, 29/12/99 Shalat Sunnah Dhuha 26
Kamis, 30/12/99 Thuma’ninah Dalam Shalat 26
Jum’at, 31/12/99 Shalat Sunnah Rawatib 27
Senin, 03/01/00 Zakat Fitrah 27
Mutiara Shubuh Mul
Mul
I N D E X
Edisi Topik Halaman
Selasa, 04/01/00 Mendahulukan Kepentingan Orang Lain 28
Rabu, 05/01/00 Makna Dzikir Setelah Shalat 28
Kamis, 06/01/00 Sikap Mukmin Terhadap Orang Kafir 29
Jum’at, 07/01/00 Kebiasaan Rasulullah Ketika Iedul Fitri 30
Senin, 10/01/00 Shaum Syawal 30
Selasa, 11/01/00 Do’a yang terhalang karena memakan makanan yang haram 31
Rabu, 12/01/00 Mendekatkan Diri Kepada Allah swt (I) 31
Kamis, 13/01/00 Mendekatkan Diri Kepada Allah swt (II) 32
Jum’at, 14/01/00 Membaca Al-Qur’an dengan Suara Lantang atau Perlahan 32
Senin, 17/01/00 Membaca dan Saling Mengajarkan Al-Qur’an 32
Selasa, 18/01/00 Amar Ma’ruf Nahi Munkar 33
Rabu, 19/01/00 Tujuh Golongan Orang Yang Dilindungi Allah di Hari Kiamat 33
Kamis, 20/01/00 Perbaharui iman dengan kalimah “Laa ilaha Illallah” 34
Jum’at, 21/01/00 Menafkahkan Harta di jalan Allah 34
Senin, 24/01/00 Yang Paling Mulia 35
Selasa, 25/01/00 Sabar Itu Tak Ada Batasnya 35
Rabu, 26/01/00 Beriman dan Beramal Shaleh 35
Kamis, 27/01/00 Optimis 36
Jum’at, 28/01/00 Tasweer 37
Senin, 31/01/00 3 Hal Yang Tidak Memutuskan Amalan 37
Selasa, 01/02/00 Bergabung Bersama di Majlis Dzikir 38
Rabu, 02/02/00 Hak Kewajiban Muslim Terhadap Sesama Muslim 38
Kamis, 03/02/00 Menggemarkan Menyampaikan Ilmu 39
Jum’at, 04/02/00 Memuliakan Tamu 40
Senin, 07/02/00 Anjuran Shalat Sunnah Ketika Memasuki Masjid 40
Selasa, 08/02/00 Bertaubat 40
Rabu, 09/02/00 Ilmu Bagi Orang Beriman 41
Kamis, 10/02/00 Petunjuk Allah 41
Jum’at, 11/02/00 Shalat Sunnah Dhuha (II) 42
Senin, 14/02/00 Meniru Kebudayaan Kaum Kafir 43
Selasa, 15/02/00 Klarifikasi Terhadap Suatu Masalah (Tabayyun) 43
Rabu, 16/02/00 Dirikanlah Shalat 44
Kamis, 17/02/00 Sikap Mukmin Terhadap Orang Yang Fasik 44
Jum’at, 18/02/00 Menjaga Diri dan Keluarga dari Api Neraka 45
Senin, 21/02/00 Esensi Waktu Dalam Paradigma Islam 45
Selasa, 22/02/00 Jauhilah Sifat Riya’ 46
Rabu, 23/02/00 Hisab 47
Kamis, 24/02/00 Silaturrahmi 47
Jum’at, 25/02/00 Merapatkan dan Meluruskan Shaf 48
Senin, 28/02/00 Dunia Hanya Persinggahan 48
Selasa, 29/02/00 Konsistensi Antara Mulut Dan Hati 49
Rabu, 01/03/00 Menjaga Kesehatan Tubuh 49
Mutiara Shubuh Mul
Mul
I N D E X
Edisi Topik Halaman
Kamis, 02/03/00 Menyambut Hari Jum’at 49
Jum’at, 03/03/00 Berqurban 50
Senin, 06/03/00 Shalat Diawal Waktu, Berjama’ah dan di Masjid 50
Selasa, 07/03/00 Kebiasaan Bermegah-megahan (Takaatsur) 51
Rabu, 08/03/00 Hidup Bertetangga 51
Kamis, 09/03/00 Infaq Pembuka Pintu Rejeki 52
Jum’at, 10/03/00 Kufur Ni’mat 52
Senin, 13/03/00 Al-Fatihah didalam Shalat 53
Selasa, 14/03/00 Hormati dan Muliakanlah Ulama 53
Rabu, 15/03/00 Ketentuan Berqurban 54
Kamis, 16/03/00 Menyambut Iedul Adha 55
Jum’at, 17/03/00 Tanda Syukur Melalui Qurban 55
Senin, 20/03/00 Sabar 56
Selasa, 21/03/00 Orang Yang Tidak Diperdulikan Allah 56
Rabu, 22/03/00 Ghibah 57
Kamis, 24/03/00 Berilmu Tapi Tidak Diamalkan 58
Jum’at, 25/03/00 Berkaca Diri 58
Senin, 27/03/00 Tiada Kompromi Dalam Aqidah 59
Selasa, 28/03/00 Sekilas Tentang Syurga 60
Rabu, 29/03/00 Menepati Janji 60
Kamis, 30/02300 Bacalah 61
Jum’at, 31/03/00 Mencela Makanan 61
Senin, 03/04/00 Sabar Ketika Sakit 62
Selasa, 04/04/00 Berjabat Tangan 62
Rabu, 05/04/00 Kiat Mencapai Keberuntungan 63
Kamis, 06/04/00 Harta dan Sahabat 63
Jum’at, 07/04/00 Menghiraukan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar 64
Senin, 10/04/00 Berbuat Baik Kepada Orang Tua 64
Selasa, 11/04/00 Dusta Yang Dibolehkan 65
Rabu, 12/04/00 Berdo’a Diantara Dua Khutbah 65
Kamis, 13/04/00 Sifat-sifat Orang Beriman 65
Jum’at, 14/04/00 Pintu Taubat Selalu Terbuka 66
Senin, 17/04/00 Menebarkan Salam 66
Selasa, 18/04/00 Berduka Ketika Luput dan Terlalu Gembira Ketika Dapat 67
Rabu, 19/04/00 Shalawat Nabi 67
Kamis, 20/04/00 Menahan Amarah, Mema’afkan dan Berlemah Lembut 68
Jum’at, 21/04/00 Mendamaikan Sesama Muslim 69
Senin, 24/04/00 Musibah Dimata Orang Mukmin 69
Selasa, 25/04/00 Takut Kepada Allah 70
Rabu, 26/04/00 Kemana Saja Sih Ayah Selama Ini ? 71
Kamis, 27/04/00 Mengintip Keadaan Neraka 72
Jum’at, 28/04/00 Menyegerakan Beramal 73
Mutiara Shubuh Mul
1
Mutiara Shubuh : Rabu, 08/09/99 (27 Jumadil Awal 1420H)
Keutamaan ber”siwak” sebelum berwudhu
Nabi saw bersabda: "Bila tidak memberatkan bagi ummatku, aku akan mewajibkan mereka untuk
bersiwak (gosok gigi) sebelum mereka berwudhu" (Hadish Riwayat Abu Hurairah), dari sabda
Nabi ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa menggosok gigi (bersiwak) sebelum berwudhu
sangatlah dianjurkan oleh Nabi.
Mutiara Shubuh : Kamis, 09/09/99 (28 Jumadil Awal 1420H)
Membaca “Allahumma Ajjirna minannar” setelah shalat
Dari al-Harists bin Muslim at-Tamimi ra, ia berkata: Nabi saw bersabda kepadaku: "Apabila kamu
selesai shalat shubuh maka ucapkanlah sebelum berbicara "Allahumma ajirni minannar (ya Allah,
lindungilah aku dari api neraka)" tujuh kali;karena sesungguhnya jika kamu meninggal pada
harimu itu niscaya Allah menulis bagimu perlindungan dari api neraka, dan apabila kamu selesai
shalat maghrib maka ucapkanlah sebelum berbicara "Allahumma ajirni minannar (ya Allah,
lindungilah aku dari api neraka)" tujuh kali;karena sesungguhnya jika kamu meninggal pada
malammu itu niscaya Allah menulis bagimu perlindungan dari api neraka" (HR Nasa'i dan Abu
Dawud dari al Harist bin Muslim)
Note: Bagaimana kalau ini selalu kita baca setiap sehabis shalat, Insya Allah mungkin kita akan
selalu dilindungi oleh Allah dari api neraka ......amien....
Mutiara Shubuh : Jum’at, 10/09/99 (29 Jumadil Awal 1420H)
Rukun Islam (5 hal)
Dalam salah satu hadish menyatakan, belum lengkap islamnya seseorang jika belum melakukan
lima kewajiban ini, yaitu shahadat, shalat, shaum, zakat dan hajji", walaupun dua yang terakhir
itu dibatasi dengan kemampuan masing-masing individu. Tetapi setidak-tidaknya ada niat dan
tekad untuk mewujudkan keduanya (zakat dan hajji).
Mutiara Shubuh : Senin, 13/09/99 (2 Jumadil Akhir 1420H)
Menggemarkan akan kebersihan
Disalah satu hadish menyatakan bahwa Nabi saw melakukan shalat malam (tahajjud) dua raka'at
demi dua raka'at dan diantaranya itu Nabi saw bersiwak (membersihkan gigi dengan kayu siwak
yang adanya di Arab sana, tetapi intinya adalah membersihkan giginya) dan sementara itu di
hadish lain juga menyatakan bahwa Nabi melakukan ini (bersiwak) sebelum beliau memasuki
rumah dan menemui istri beliau.
Disini terlihat bahwa bagaimana Nabi saw mengajarkan tentang pentingnya kebersihan yang pada
hadish diatas adalah salah satunya membersihkan gigi.
Mutiara Shubuh : Selasa, 14/09/99 (3 Jumadil Akhir 1420H)
Menyempurnakan wudhu’ dan berdo’a setelahnya
Dari salah satu hadish shahih yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah :
Dari Umar bin Khaththab ra dari Nabi saw, ia bersabda: "Tidaklah salah seorang diantara kalian
berwudhu' kemudian menyempurnakan wudhu' nya lalu mengucapkan (do'a) : Asyhadu Allahilaha
illallah wahdahu laa syarikalah, wa-asyhaduanna muhammadan 'abduhu wa rasuluh (Aku bersaksi
tiada tuhan selain allah dan tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan Rasul-Nya)", melainkan dibukakan baginya pintu-pintu sorga yang delapan, ia bisa
masuk dimana saja ia suka"
Dalam riwayat dua perawi terakhir disebutkan dengan redaksi: "Kemudian membaguskan wudhu'"
dan Abu Dawud menambahkan: "Kemudian mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a"
Dari hadish diatas dapat ambil intinya adalah keutamaan menyempurnakan wudhu' dan
mengucapkan do'a setelah berwudhu'
Mutiara Shubuh Mul
2
Mutiara Shubuh : Rabu, 15/09/99 (4 Jumadil Akhir 1420H)
Himbauan untuk menyempurnakan wudhu’
Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw melihat seorang lelaki yang tidak membasuh kedua
tumitnya lalu Nabi saw bersabda: " Celaka bagi tumit-tumit itu dari api neraka".
Ada dua penafsiran dari kata "tidak kedua membasuh tumitnya" ini:
1. Membasuh kaki dengan mengalirkan air dari bagian atas kaki sehingga tumitnya tidak basah.
2. Membasuh kaki dengan hanya mengalirkan air di kaki termasuk tumit tapi dengan tidak
menggosoknya.
Dari kedua penafsiran diatas alhamdulillah mungkin kita tidak melalukan hal yang pertama, tetapi
dengan mengosok semua kaki waktu berwudhu (termasuk tumit yang sering kotor ketika kita
berjalan) insya Allah kita akan terhindar dari kemungkinan penafsiran kedua dan juga terhindar
dari api neraka sebagaimana yang diperingatkan Nabi saw pada hadish diatas.
Insya Allah dengan mengetahui hadish diatas kita dapat lebih menyempurnakan wudhu kita.
Mutiara Shubuh : Kamis, 16/09/99 (5 Jumadil Akhir 1420H)
Menggemarkan untuk selalu berwudhu’
Dalam salah satu hadish Nabi saw dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
Disa'at Isra' & Mi'raj, Nabi saw mendengar kedua alas kaki Bilal bin Raba' melangkah ke sorga
di depan mendahului beliau. Maka ketika ketemu Bilal, Nabi saw bertanya kepada Bilal tentang
amalan apa yang dikerjakan Bilal yang paling banyak pahalanya sehingga dia mendahului Nabi saw
ke sorga. Bilal menjawab bahwa beliau tidak punya amalan khusus yang beliau harapkan banyak
pahalanya selain bahwa dia tidak hanya bersuci (berwudhu') untuk shalat atau dengan kata lain
beliau selalu dalam keadaan berwhudu' (suci) sepanjang hari.
Note: Amalan diatas juga dilakukan oleh Luqman Al-Hakim (seorang muslim yang shaleh yang
namanya diabadikan sebagai salah satu nama surat di dalam Al-Qur'an). Tetapi memang kalau kita
tela'ah lebih dalam dengan selalu menggemarkan berwudhu' (bersuci) setiap sa'at setidaknya
menjadi motivasi dalam diri kita untuk tidak melakukan hal yang bathil karena mengingat
kesucian karena kita dalam keaadaan sedang berwudhu'. Insya Allah amalan ini dalat kita lakukan
sehingga menjadikan kita untuk selalu dalam keadaan suci dan jauh dari yang bathil dan tentunya
dapat menyusul jejak Bilal bin Raba'.
Amien.....ya rabbal alamin........
Mutiara Shubuh : Jum’at, 17/09/99 (6 Jumadil Akhir 1420H)
Anjuran shalat sunnah atau wajib setelah berwudhu’
Hadish shahih yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah dan Ibnu
Khuzaimah: Dari 'Uqbah bin Amir ra yang menyampaikan sabda Nabi saw bahwa bagi seseorang
yang berwudhu' dan membaguskan wudhu'nya dan kemudian shalat dengan sepenuh hati dan
wajahnya dipastikan oleh Nabi saw akan mendapatkan ganjaran sorga baginya.
Note : Semoga kita telah melakukan wudhu' kita dengan baik sesuai sunnah Nabi saw dan juga
kita melaksanakan shalat yang khusu' setelah itu (apakah itu shalat sunnah atau wajib) dan Insya
Allah kita diberikan ganjaran seperti yang di janjikan oleh Allah swt melalui Nabi-Nya diatas.
....amien....
Mutiara Shubuh : Senin, 20/09/99 (9 Jumadil Akhir 1420H)
Tata cara berwudhu’
Pada "Mutiara Shubuh" yang lalu dalam hadishnya Nabi saw menjanjikan syurga bagi yang
menyempurnakan whudu' dan shalat dua raka'at sesudahnya, bahasan hadish kali ini dilain
hadishnya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim Nabi saw menyatakan ampunan dosa bagi
orang yang melakukannya. Ringkasan dari hadish tersebut sbb:
Mutiara Shubuh Mul
3
Ketika Humrah Maula 'Ustman bin Affan ra (putra 'Ustman bin Affan ra) melihat ayahnya
berwhudu' dengan mencuci tanganya, kumur-kumur, mencuci hidung dneganmemasukkan air ke
hidung, mencuci muka, mencuci tangan sampai ke siku dan mencuci kaki, semua dilakukan tiga kali
(dengan sempurna) dan kemudian 'Utsman berkata: "Aku melihat Rasulullah saw berwhudu'
seperti whudu'-ku ini", dan kemudian beliau bersabda, "Barangsiapa berwhudu' seperti whudu'-
ku ini kemudian shalat dua raka'at dengan khusyu', maka diampuni dosanya yang telah lalu"
Mutiara Shubuh : Selasa, 21/09/99 (10 Jumadil Akhir 1420H)
Menggemarkan adzan dan shalat berjama’ah di masjid
Kali ini yang dibahas adalah hadist yang berkaitan dengan penunaian ibadah shalat dan ibadah-
ibadah lain yang berhubungan dengan ibadah shalat. Dalam salah satu hadist Nabi saw yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim sbb:
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: "Sekiranya manusia
mengetahui keutamaan adzan dan shaf pertama, kemudian kemudian tidak mendapati kecuali
harus melakukan undian untuk mendapatkannya niscaya mereka melakukan undian, dan sekiranya
mereka mengetahui keutamaan bersegera melaksanakan shalat niscaya mereka berlomba
kepadanya, dan sekiranya mereka mengetahui keutamaan shalat Isya' dan Shubuh niscaya
mereka datang kepadanya seklipun dengan merangkak"
Note: Dari Hadist Shahih diatas dapat kita tarik intinya adalah bahwa:
- Mengumandangkan adzan
- Shalat berjama'ah pada syaf yang pertama
- Menyegerakan melaksanakan shalat
- Shalat Isya' dan Shubuh berjama'ah di masjid
merupakan ibadah-ibadah yang banyak sekali keutamaannya. Sehingga dalam hadish tersebut
sampai diungkapkan bahwa jika orang tahu keutamaan tersebut maka orang-orang tersebut akan
berebut mendapatkannya bahkan sampai dengan melakukannya dengan undian dan juga sampai-
sampai dengan merangkakpun mereka akan berusaha melakukannya. Insya' Allah kita diberi
keteguhan iman dalam melakukan ibadah-ibadah tersebut diatas dan sehingga kita mendapatkan
keutamaan-keutamaannya. Amien ya rabbal alamin..........
Mutiara Shubuh : Rabu, 22/09/99 (11 Jumadil Akhir 1420H)
Keutamaan yang menyampaikan adzan (muadzdzin) - I
Hadish shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang shahih, Thabrani sbb:
Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: "Diampuni bagi mu'adzdzin sejauh
(gema suara) adzannya dan dimintakan ampunan untuknya oleh setiap benda basah dan kering
yang mendengarnya" dihadish lain dinyatakan "semua yang mendengarkannya akn menjadi saksi
baginya di hari akhirat"
Note: Nach .. kalau mau minta ampunan dosa maka rajin-rajin lah ke masjid dan datang lebih awal
untuk menjadi mu'adzdzin, Insya Allah dosa-dosa nya akan dapat ampunan dan berangsur-angsur
bersih....
Mutiara Shubuh : Kamis, 23/09/99 (12 Jumadil Akhir 1420H)
Keutamaan yang menyampaikan adzan (muadzdzin) - II
Masih berbicara tentang keutamaan menyampaikan adzan, didalam hadish lain dari Abu Hurairah
ra yang mengemukakan sabda Rasullullah saw bahwa Imam itu adalah penjamin bagi shalat para
ma'mumnya dan muadzdzin adalah pemegang amanat dalam mengawal waktu-waktu shalat, dan
kemudian Rasulullah saw berdo'a untuk mereka: "Ya Allah tunjukilah para imam dan ampunilah
para muadzdzin" (Hadish shahih ini diriwayatkan oleh Abu dawud, Turmudzi, Ibnu Khuzaimah,
Ibnu Hibban didalam shahih-nya Ahmad meriwayatkannya dari hadish Abu Umamah dengan sanad
hasan).
Mutiara Shubuh Mul
4
Mutiara Shubuh : Jum’at, 24/09/99 (13 Jumadil Akhir 1420H)
Keutamaan untuk ber-adzan setiap sebelum shalat
Masih berbicara masalah adzan, dalam salah satu hadish shahihnya dari Abu Hurairah ra
Rasullullah saw bersabda bahwa apabila dikumandangkan adzan untuk shalat maka syetan lari
terbirit-birit seraya mengeluarkan kentut agar tidak mendengar adzan dan datang lagi setelah
adzan selesai dan kemudian lari lagi ketika mendengar iqamat dan kemudian datang lagi
setelahnya untuk menggoda konsentrasi orang yang sedang shalat sehingga mereka menjadi lupa
atau tidak mengetahui berapa (raka'at) shalatnya (Riwayat Malik, Bukhari, Muslim, Abu Dawud
dan Nasa'i)
Note: Sepertinya kita dianjurkan untuk adzan atau iqamat sebelum melakukan shalat wajib
walaupun itu kita kerjakan dirumah atau ditempat lain selain masjid, dengan harapan semoga
syetan akan menjauh dari tempat sekitar shalat kita sehingga dia tidak mengganggu kekhusu'an
shalat kita. Disamping itu Insya Allah kita mendapatkan ampunan yang dijanjikan Allah lewat
hadish Rasullullah sebagaimana yang kita bahas dalam "Mutiara Shubuh" yang lalu.....amien..........
Mutiara Shubuh : Senin, 27/09/99 (16 Jumadil Akhir 1420H)
Keutamaan membaca “A’udzubillah” untuk mengusir syeitan
Kali ini kita masih melanjutkan bahasan tentang hadish shahih yang menyatakan ketakutan syetan
akan adzan dan usaha-usahanya yang selalu mengganggu konsentrasi kita diwaktu shalat. Untuk
itu marilah kita mengusir syetan dari hati kita dengan banyak-banyak berdzikir dan khususnya
diwaktu shalat setidaknya kita meminta perlindungan Allah dari godaan syetan dengan
membaca:"A'udzubillahi minassyaithonirrajiim (Aku berlindung dengan Allah dari godaan syetan
yang terkutuk) ketika akan membaca Al-Fathihah dan sebelum membaca surah di setiap
raka'atnya. Semoga kita selalu dilindungi Allah dari godaan syetan yang senantiasa membisikkan
kata-kata sehingga membuat kita lupa pada Allah...amien...
Mutiara Shubuh : Selasa, 28/09/99 (17 Jumadil Akhir 1420H)
Keutamaan meyimak adzan dan menjawabnya
Dalam salah satu hadish shahih Rasullullah saw yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawaud dan
Nasa'i yang intinya bahwa Umar bin Kattab ra mendengar Rasullullah saw bersabda, apabila
mu'adzdzin mengumandangkan adzan hendaklah kita menjawab adzan itu dengan seksama dari
lubuk hati yang dalam, dan barang siapa melakukan hal ini Insya Allah dia akan masuk syurga. Dan
dalam riwayat Rasullulah lainnya mengatakan bahwa beliau sangat gembira sekali jika adzan akan
dikumandangkan oleh Bilal bin Raba' dan beliau juga meminta kepada Bilal untuk
mengumandangkannya semerdu mungkin.
Note: Jika kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari sa'at ini, kita telah sengaja atau tidak
sengaja mengacuhkan panggilan Allah ini (adzan). Jangan kan menjawabnya untuk mendengar-
kannya kita merasa tidak punya waktu dan bahkan dengan tidak sengaja atau disengaja justru
kita berbicara, menonton teve, mendengar radio, tape dsb. selama adzan dikumandangkan dan
yang lebih ekstrim lagi kita justru membesarkan volumenya seolah-olah kita terganggu dengan
seruan adzan tersebut. Astaghfirullah al-adzim, Ya Allah ampunilah kami.. Marilah mulai sa'at ini
kita jadikan adzan itu sebagai nada musikal yang paling merdu dan yang sangat kita tunggu-
tunggu di setiap waktu shalat dan bersungguh-sungguh untuk menjawabnya. Semoga Allah
mengampuni kita dan menggantikannya dengan ganjaran syurga seperti yang telah dijanjikan
Rasul-Nya tersebut. Berbahagialah orang yang mempunyai rumah yang dekat dengan masjid yang
senantiasa mendengar alunan nada merdu yang dikumandangkan oleh para muadzdzin dari masjid.
Dan bagi kita yang jauh dari mesid dan juga karena jarangnya masjid dan sudah barang tentu
jarang sekali mendengar adzan, tetapi jika hati kita selalu di masjid dan Insya Allah hati kita pun
akan dengan sendirinya menyenandungkan adzan-adzan tersebut.
Mutiara Shubuh Mul
5
Mutiara Shubuh : Rabu, 29/09/99 (18 Jumadil Akhir 1420H)
Keutamaan yang menyampaikan adzan (muadzdzin) - III
Masih dalam konteks keutamaan adzan, dalam salah satu hadish shahih yang diriwayatkan oleh
Muslim dan Ibnu Hibban: Dari Mu'awiah ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
"Para mu'adzdzin adalah orang yang paling panjang lehernya di hari kiamat". Ungkapan "panjang
leher" dalam hadish ini bermaksud bahwa mu'adzdzin itu lebih mudah dilihat oleh malaikat pada
hari akhir nanti dan didahulukan dalam hisabnya. Dalam riwayat lain menyatakan bahwa pahala
para mu'adzdzin itu ditambahkan sebanyak pahala orang yang mendengarkan adzannya sehingga
orang itu melaksanakan shalat karena panggilan adzannya. Bahkan Imam Syafe'i menganjurkan
(sunnah) untuk melakukan adzan sebelum iqamat dan shalat, walaupun shalat itu dilaksanakan
dirumah dan bahkan ketika shalat sendiri.
Note: Semoga hadish ini bisa menjadi motivator bagi kita untuk selalu dan gemar melaksanakan
adzan dan iqamat sebelum melaksanakan shalat fardhu dan Insya Allah kita akan menjadi orang
yang dikenal oleh Allah dan malaikat di hari akhir nanti.
Mutiara Shubuh : Kamis, 30/09/99 (19 Jumadil Akhir 1420H)
Keutamaan membaca do’a setelah mendengar adzan
Hadish sahih Rasulullah saw: dari Jabir bin Abdullah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa ketika mendengarkan adzan dan mengucapkan (do'a yang artinya): "Ya Allah, seruan
yang sempurna ini dan shalat yang berlangsung, berikanlah wasilah (kedudukan) dan keutamaan
kepada Muhammad, dan bangkitkanlah ia pada maqam yang terpuji yang pernah Engkau janjikan",
maka ia berhak mendapat safa'atku pada hari kiamat" (H.R. Bukhari, Abu Dawud, Turmudzi,
Nasa'i, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
Note: Hadish diatas mengingatkan kita untuk selalu menggemarkan membaca do'a setelah adzan
(Allahumma rabbaha dzihidda' watittammah ..... dst ) yang biasanya kita hiraukan saja. Ketika
kita lupa membacanya karena kesibukan duniawiyah kita dan sewaktu-waktu kita ingat bahwa kita
belum membacanya, maka bacalah do'a ini segera walaupun adzan sudah lama berlalu. Semoga
dengan ini kita bisa mendapatkan safa'atnya Rasullullah dia hari akhir nanti.
Mutiara Shubuh : Jum’at, 01/10/99 (20 Jumadil Akhir 1420H)
Anjuran mendengarkan adzan, menjawabnya
Dalam salah satu hadishnya Rasulullah saw yang meriwayatkan bahwa Abdullah bin Amer ra
mendengar seorang lelaki berkata kepada Rasullullah saw bahwa dia iri (ghibtoh, iri tehadap
amalan baik yang dilakukan seseorang dan ia ingin sekali melakukannya) terhadap muadzdzin yang
dirasakannya mendapat keutamaan yang mengungguli dia, dan kemudian Rasullullah saw bersabda:
"Ucapkanlah sebagaimana yang mereka ucapkan, dan kemudian apabila kamu telah
mengucapkannya maka mintalah (kepada Allah swt) niscaya kamu diberi". (HR. Abu Dawud, Nasa'i
dan Ibnu Hibban), Menurut Syaikh Nashiruddin Al-Albani hadish ini hasan (keakuratannya
dibawah shahih).
Note: Hadish mengingatkan kita untuk selalu mendengar adzan dengan seksama dan menjawabnya
dan kemudian tidak lupa berdo'a setelah adzan, Insya Allah do'a kita akan didengarkan Allah swt
dan dikabulkan....amien...
Mutiara Shubuh : Senin, 04/10/99 (23 Jumadil Akhir 1420H)
Keutamaan berdo’a diantara adzan dan iqamat
Hadish shahih dari Anas bin Malik ra bahwa Rasullullah saw bersabda: "Do'a antara adzan dan
iqamat tidak ditolak". (HR Abu Dawud, Turmudzi, Nasa'i, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban).
Sedangkan Ibnu Hibban meriwayatkan bahwa dengan tambahan kata: "Maka berdo'alah".
Note: kata "tidak ditolak" pada hadish diatas dapat ditafsirkan Insya Allah akan diperkenankan
Allah swt, jadi saat diantara adzan dan iqamat itu adalah salah satu waktu yang makbul untuk
Mutiara Shubuh Mul
6
berdo'a dan Rasulullah saw menganjurkannya. Turmudzi dalam sebuah riwayat lain menambahkan
tentang apa yang harus diucapkan (do'a apa yang harus dipanjatkan) pada waktu itu. Maka
Rasullullah menjawab: "Mintalah kepada Allah kesejahteraan (afiah) di dunia dan akhirat. Untuk
itu marilah kita untuk tidak menyia-nyiakan momen yang penting ini untuk meminta kepada Allah
swt, sekurang-kurangnya dengan do'a sapu jagad (Rabbana atina fiddunya hasanah wabil ahirati
hasanah wa qinaa adzabannaar).
Mutiara Shubuh : Selasa, 05/10/99 (24 Jumadil Akhir 1420H)
Mengulangi keutamaan membaca “Allahumma ajjirna minannar”
Bahasan kali ini hanya mengulangi hadish shahih Rasullullah saw tentang keutamaan membaca
"Allahumma ajjirna minannar" sebanyak tujuh kali setelah shalat Shubuh dan Maghrib yang Insya
Allah akan menjaga kita dari keterpurakan ke dalam neraka. Semoga kita selalu istiqomah dalam
menjalankan ibadah ini.
Mutiara Shubuh : Rabu, 06/10/99 (25 Jumadil Akhir 1420H)
Ajakan untuk gemar berinfaq untuk masjid
Hadish Shahih dari Abu Dzar ra, ia berkata: "Telah bersabda Rasulullah saw: " Barang siapa
membangun masjid sebesar sarang burung karena Allah maka Allah akan membangun untuknya
rumah di syurga". (H.R. Al Bazar, Thabrani dan Ibnu Hibban)
Note: Hadish shahih diatas menggambarkan sebegitu besarnya imbalan yang akan diberikan Allah
swt kepada hambanya yang gemar menginfaqkan sebahagian dari rezeki yang telah diberikanNya
dengan ikhlas di jalannya yaitu untuk pembangunan masjid, walaupun sekecil apapun (digambarkan
sebagai sebesar sarang burung yang kecil dan ringan) sesuai dengan kemampuan hambanya
tersebut. Allah swt tidak menghitung nilai nominal dari apa yang disumbangkannya untuk mesid
itu, tetapi menilai kualitas keikhlasannya. Bagi yang mampu nilai satu juta mungkin baginya
tidaklah berat akan tetapi bagi yang tidak mampu mungkin nilai seribu adalah cukup besar, maka
dimata Allah swt keikhlasan dari orangnya lah yang dipakai sebagai ukuran. Mudah-mudahan
hadish diatas dapat mengingatkan kita untuk menjadi hamba Allah yang gemar berinfaq baik
dilakukan secara sembunyi maupun terang-terangan (tanpa perasaan riya tentunya), dan Insya
Allah sebuah rumah telah menanti kita di syurga nantinya ...amien...
Mutiara Shubuh : Kamis, 07/10/99 (26 Jumadil Akhir 1420H)
Larangan melakukan ihtiba’ dan tasybik di dalam masjid
Hadish Shahih dari Maula (mantan budak) Abu Sa’id al Khudri ra, ia berkata: "Ketika aku dan
Abu Sa’id bersama-sama Rasulullah saw memasuki masjid tiba-tiba ada seseorang lelaki duduk di
tengah masjid dengan menekuk lutut kedua kakinya ke perutnya (ihtiba’) seraya memasukkan
sebahagian jari-jarinya kepada sebahagian yang lain (tasybik) kemudian Rasullullah saw memberi
isyarat kepadanya tetapi orang itu tidak faham terhadap isyarat tersebut kemudian Nabi saw
menoleh kepada Abu Sa’id seraya bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian berada
didalam masjid maka janganlah ia melakukan tasybik karena sesungguhnya tasybik itu dari
syetan, dan sesungguhnya salah seorang diantara kalian senantiasa (terhitung) dalam shalat
selama berada didalam masjid hingga ia keluar darinya” (H.R. Ahmad dengan sanad jayyid).
Note: Ketika kita didalam masjid sering sekali kita melakukan Ihtiba’ dan Tasybik ini, khususnya
ketika mendengarkan ceramah ataupun khutbah jum’at. Kalau kita lihat dari hadish diatas,
nampaknya larangan melakukan hal ini bersifat makruh, mengingat perbuatan tersebut kurang
layak dilakukan ditengah orang yang sedang shalat dan bahkan Rasulullah saw menyatakan bahwa
selama kita di masjid itu senantiasa dihitung sebagai shalat. Memang kita tidak luput dari segala
ke-alpha-an sehingga kita melakukannya, dan bahkan dalam salah satu hadish yang diriwayatkan
Bukhari dari riwayat Abu Hurairah ra menyatakan bahwa Rasullullah saw pun pernah
melakukannya (sebagai manusia biasa Nabi saw pun tidak luput dari ke-alpha-an).
Mutiara Shubuh Mul
7
Insya Allah dengan hadish ini kita dapat diingatkan kembali tentang larangan melakukan hal-hal
yang kurang baik khususnya perbuatan atau kebiasaan-kebiasaan syetan, dan kitapun dapat untuk
saling mengingatkan dalam hal tersebut.
Mutiara Shubuh : Jum’at, 08/10/99 (27 Jumadil Akhir 1420H)
Keutamaan ber-adzan dan syaf terdepan dalam berjama’ah
Kali ini kita diingatkan kembali akan keutamaan melakukan adzan untuk memanggil shalat dan
keutamaan syaf pertama di dalam shalat yang didalam salah satu hadish sahihnya Rasullulah saw
menyatakan orang akan berlomba-lomba dengan segala upayanya ke masjid untuk beradzan dan
mendapatkan syaf yang terdepan walaupun dengan melakukan undian, jika mereka mengetahui
keutamaan melakukan hal ini. Khususnya pada shalat jum’at, banyak diantara kita berusaha untuk
mengambil tempat yang enak duduk (bersandar) tanpa menghiraukan bahwa syaf didepannya
masih kosong. Semoga kita selalu istiqomah dalam mengejar syaf yang terdepan.
Mutiara Shubuh : Senin, 11/10/99 (1 Rajab 1420H)
Menggemarkan untukmelakukan shalat sunnah di rumah
Walaupun Rasulullah saw menganjurkan untuk melakukan shalat wajib berjama'ah di masjid bagi
laki-laki, beliau tetap mengingatkan untuk tetap melakukan shalat-shalat lainnya di rumah
masing-masing, seperti yang beliau sabdakan dalam salah satu hadish shahihnya ketika salah
seorang dari sahabat (Abdullah bin Sa'ad) bertanya kepada beliau tentang mana yang lebih
utama shalat dirumah atau di masjid. Rasulullah saw menjawab bahwa beliau lebih suka melakukan
shalat-shalatnya di rumah beliau kecuali shalat wajib, walaupun rumah beliau dekat dengan
masjid. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu Huzaimah). Pada riwayat-riwayat lain juga dinyatakan
bahwa Nabi saw lebih sering shalat malam (tarawih dan tahajjud) di rumah dari pada di masjid.
Mutiara Shubuh : Selasa, 12/10/99 (2 Rajab 1420H)
Lima keutamaan bagi yang senantiasa shalat di masjid
Dalam salah satu hadish shahihnya Rasulullah saw memberikan kabar gembira bagi ummatnya
yang senantiasa memelihara lima waktu shalat wajibnya dengan berjama'ah dan di masjid akan
mendapat lima keutamaan yaitu:
- niscaya akan dijauhkan dari padanya kefakiran di dunia
- terhindar dari adzab kubur
- mendapatkan buku laporan kegiatannya di yaumil akhir nanti dari sebelah kanan
- melewati jembatan syiratal mustaqim dengan secepat halilintar
- dijamin masuk syurga tanpa di hisab
Note: Dari riwayat para aulia dahulu, mereka mendapatkan keutamaan yang pertama setelah
mereka melakukan shalat wajib berjama'ah di masjid tanpa terputus selama seratus hari atau
mereka shalat wajib dirumah atau dimanapun selain di mesjid tetapi berjama'ah dan kecuali
shubuh berjama'ah di masjid tanpa terputus selama seribu hari. Mungkin pada sa'at sekarang ini
bagi kita berat sekali untuk melakukan hal tersebut tapi setidak-tidaknya kita akan berusaha
untuk mengapai keutamaan tersebut. Bukankah kita sudah tahu bahwa hakekat kesempurnaan itu
adalah menggapai kesempurnaan itu sendiri. Semoga Allah swt selalu mencatat niat kita ini
sebagai suatu kebajikan...
Mutiara Shubuh : Rabu, 13/10/99 (3 Rajab 1420H)
Menggemarkan untuk shalat di masjid
Hadish shahih dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: "Barangsiapa pergi ke masjid
atau pulang (darinya) maka Allah swt menyediakan baginya sorga sebagai persinggahan setiap kali
ia pergi atau pulang" (HR Bukhari, Muslim dan lain-lainnya).
Mutiara Shubuh Mul
8
Note: Mudah-mudahan hadish ini dapat menjadikan kita seseorang yang gemar shalat berjama'ah
di masjid, bukan karena hanya mengharapkan hadiah dari Allah tersebut, tetapi hadiah itu hanya
sebagai stimulan bagi kita untuk lebih istiqomah ke masjid.
Mutiara Shubuh : Kamis, 14/10/99 (4 Rajab 1420H)
Keutamaan shalat di masjid dan menunggu ma’mum lainnya
Hadish shahih riwayat Bukhari, Muslim dan lain-lain, dari Abu Musa ra, ia berkata: Telah
bersabda Rasulullah saw: "Sesunggguhnya orang yang paling besar pahalanya di dalam shalat ialah
orang yang paling lauh berjalan kepadanya kemudian yang lebih jauh lagi (dan seterusnya), dan
orang yang menunggu shalat hingga ia melaksanakannya bersama imam lebih besar pahalanya dari
orang yang melaksanakannya kemudian tidur"
Note: Berbahagialah orang yang mempunyai rumah yang jauh dari masjid tetapi dia melaksakan
shalat berjama'ah di masjid dan terlebih lagi jika dia menyegerakan ke masjid dan menunggu
ma'mum lainnya untuk shalat berjama'ah.
Mutiara Shubuh : Jum’at, 15/10/99 (5 Rajab 1420H)
Menggemarkan untuk shalat di masjid walaupun jauh
Masih dalam bahasan menggemarkan untuk shalat di masjid, hadish shahih dari Ubay bin Ka'ab,
ia berkata: Ada seorang Anshar yang aku tidak mengetahui orang selainnya yang tinggal lebih
jauh dari mesjid kecuali dia tetapi tidak pernah luput shalat (berjama'ah di masjid), kemudian
dikatakan kepadanya: Sebaiknya kamu beli keledai sehingga kamu dapat menungganginya pada
waktu gelap dan panas, lalu ia menjawab, Aku tidak suka rumahku didekat masjid,sesungguhnya
aku ingin perjalananku ke masjid ditulis dan (demikian pula) kepulanganku apabila aku kembali
kepada keluargaku, kemudian Rasulullah saw bersabda: "Allah telah menghimpun semua itu
baginya".
Didalam riwayat lain: Kemudian aku mengasihaninya lalu aku katakan: "wahai Fulan, seandainya
kamu beli keledai niscaya dapat melindungimu dari panas dan kerasnya tanah", ia menjawab:
"Demi Allah, aku tidak suka sumahku bersambung dengan Muhammad saw", perawi berkata:
"Kemudian aku merasa keberatan sekali (terhadap pernyataan itu) hingga aku datang kepada
Rasulullah mengkhabarkan kepadanya, lalu Nabi saw memanggilnya. Kemudian orang itu berkata
kepada Nabi saw seperti apa yang telah dikatakannya dan ia menyebutkan bahwa ia
mengaharapkan pahala bekas (langkahnya), kemudian Rasulullah saw bersabda: "Bagimu apa yang
kamu harapkan" (HR Muslim dan lainnya, Ibnu Majah meriwayatkan seperti riwayat kedua)
Note: Terlihat dari riwayat diatas bagaimana kaum muslimin di zaman rasul dengan ke-
istiqomahan-nya menjalankan shalat berjama'ah di masjid walaupun tempat tinggal mereka
sangat jauh dan bahkan dengan berjalan kaki atau merangkakpun mereka akan ke masjid karena
kegemaran mereka untuk berjama'ah ke masjid dan hanya dalam rangka untuk memenuhi
panggilan Allah (adzan). Semoga hadish ini dapat memotivasi kita untuk gemar ke masjid dan
memakmurkannya, apatah lagi pada zaman sekarang ini di negeri kita ini masjid dan musholla
telah menjamur dimana-mana dan sudah didepan mata. Sangat ironis sekali kita lihat dimana kita
berlomba-lomba untuk membangun masjid sementara setiap waktu shalat tiba mesjid yang kita
bangun itu kosong melompong yang ada hanya imam dan muadzdzin dan bahkan tidak jarang ada
masjid yang tidak ada shalat berjama'ahnya pada waktu-waktu tertentu dan sementara di lain
tempat kita dengan senang hati meluangkan waktu kita bahkan menghabiskannya hingga larut
malam di kafe-kafe, klab malam, bioskop, Mall dan hal-hal duniawi lainga. Untuk itu marilah kita
bersama-sama kembali meramaikan masjid dan mengajak saudara-saudara kita yang lainnya untuk
ke masjid bersama-sama.
................ LET'S BACK TO THE MOSQUE..............
Mutiara Shubuh Mul
9
Mutiara Shubuh : Senin, 18/10/99 (8 Rajab 1420H)
Keutamaan shalat berjama’ah di masjid di waktu malam
Hadish shahih dari Abu Buraidah ra dari Nabi saw, bersabda: "Berilah kabar gembira kepada
pejalan kaki pada waktu gelap ke mesjid, dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat" (HR.
Abu Dawud dan Turmudzi).
Note: Hadish shahih diatas merupakan stimulan bagi kita untuk menggemarkan shalat wajib pada
waktu malam dengan berjama'ah di masjid (shubuh dan isya'). Dalam hadish lain dinyatakan
bahwa cahaya tersebut juga diberikan ketika kita di alam kubur. Semoga kabar gembira ini akan
lebih memantapkan kita dalam menjaga shalat berjama'ah di masjid, khususnya shalat shubuh
dan isya' yang dinyatakan dalam hadish diatas, dan semoga cahaya yang sempurna itu kita
dapatkan pada alam kubur dan hari akhirat nantinya.
Mutiara Shubuh : Selasa, 19/10/99 (9 Rajab 1420H)
Peringatan meninggalkan shalat isya’ dan shubuh berjama’ah
Setelah membahas beberapa keutamaan shalat berjama'ah di masjid, kali ini dalam salah satu
hadish shahih dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw memperingatkan kita dari meninggalkan hal
tersebut sebagai berikut: "Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang-orang munafiq ialah
shalat isya' dan shalat fajar (shubuh), dan sekiranya mereka mengetahui keutamaan yang ada
pada keduanya niscaya mereka datang kepadanya". Bahkan dalam salah satu riwayat lain, salah
seorang sahabat telah meminta saudaranya untuk menggotongnya ke masjid untuk berjama'ah di
masjid.
Note: Nach... kita bisa tanyakan sendiri kepada hati kita apakah terasa berat untuk
melaksanakan shalat berjama'ah di masjid khususnya shalat isya' dan shubuh. Kalau jawabannya
"YA", marilah kita dengan segenap daya yang ada untuk mengusir sifat munafiq ini dan berusaha
meraih keutamaan-keutamaan ya telah di janjikan Allah swt tersebut. Mudah-mudahan dengan
peringatan ini dapat meneguhkan tekad kita untuk selalu menegakkan shalat berjama'ah di
masjid dan tentunya berharap tidak tergolong sebagai orang yang munafiq. Dan juga telah
menjadi tugas kita untuk menyelamatkan saudara-saudara kita yang lainnya dari kemunafiqan ini
dengan mengajak mereka untuk bersama-sama meramaikan masjid dengan shalat berjama'ah.
Mutiara Shubuh : Rabu, 20/10/99 (10 Rajab 1420H)
Tiga perkara yang menghalangi diterimanya shalat
Hadits dari abu Umamah ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: "Tiga orang yang shalat
mereka tidak melampaui telinga-telinga mereka yaitu Hamba yang melarikan diri hingga kembali,
wanita yang bermalam sedang suaminya murka dan imam suatu kaum sedangkan mereka
membencinya" (HR Turmudzi, Hadits hasan gharib)
Note: Dalam redaksi hadish diatas dikatakan bahwa "orang yang shalat mereka tidak melampaui
telinga-telinga mereka" adalah suatu khiasan untuk shalat yang tidak diterima Allah yaitu ada
tiga perkara:
1. Hamba yang melarikan diri hingga kembali yang bisa berarti Hamba yang lari dari tuannya atau
orang-orang yang melarikan diri dari suatu peperangan.
2. Wanita yang bermalam sedang suaminya murka, bisa berarti seorang istri yang menolak ajakan
kebajikan dari suaminya atau dia pergi tanpa idzin suaminya sehingga membuat suaminya
marah.
3. Imam suatu kaum sedangkan mereka membencinya yaitu pemimpin yang tidak disenangi oleh
rakyatnya mungkin karena ketidak adilannya atau sebagainya.
Marilah kita menghindari ketiga perkara diatas sehingga shalat kita tidak sia-sia.
Mutiara Shubuh Mul
10
Mutiara Shubuh : Kamis, 21/10/99 (11 Rajab 1420H)
Anjuran meluruskan dan merapatkan shaf dalam berjama’ah
Dari al Barra' bin Azib ra, ia berkata: Biasanya Rasulullah saw mendatangi sudut shaf dan
meluruskan antara dada-dada ma'mum dan bahu-bahu mereka seraya bersabda: "Janganlah
bengkok (barisan kalian) maka akan bengkok pula hati-hati kalian, sesungguhnya Allah dan para
malaikat-Nya mendo'akan shaf yang pertama" (HR Ibnu Khuzaimah).
Note: Hadist shahih diatas merupakan anjuran untuk meluruskan dan merapatkan shaf serta
mengisi tempat-tempat yang kosong pada shaf didepan ketika kita shalat berjama'ah yang
merupakan salah satu tolok ukur dari kesempurnaan shalat berjama'ah kita. Dan diakhir hadish
Rasulullah menekankan lagi tentang keutamaan shaf yang terdepan. Marilah kita berlomba-lomba
untuk mendapatkan shaf terdepan dalam shalat berjama'ah dan semoga kita mendapatkan do'a-
do'a tersebut.
Mutiara Shubuh : Jum’at, 22/10/99 (12 Rajab 1420H)
Peringatan dari meninggalkan shalat berjama’ah
Dari Haritsah bin Nu'man ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw : "Salah seorang
diantara kalian mengurusi binatang gembalaannya merepotkannya lalu ia berkata: Sebaiknya saya
cari untuk binatang gembalaanku tempat yang lebih banyak rumputnya dari tempat ini, lalu ia
berpindah dan (kemudian) ia tidak bisa menghadiri (shalat berjama'ah) kecuali Jum'at, lalu ia
berkata: Sebaiknya saya cari untuk binatang gembalaanku tempat yang lebih banyak rumputnya
dari tempat ini, lalu ia berpindah dan (kemudian) ia tidak bisa menghadiri Jum'at ataupun shalat
berjama'ah lalu (akhirnya) Allah menutup hatinya" ( HR Ahmad dari riwayat Umar bin Abdullah
mantan budak Ghafrah, hadits in i hasan).
Note: Hadits hasan diatas memperingatkan kita atas tertutupnya hati kita sebagai hamba Allah
untuk bermunajat kepada Allah swt dikarenakan kesibukan keduniawian kita. Pertama kita lupa
akan melaksanakan shalat berjama'ah kemudian lupa untuk shalat Jum'at dan akhirnya kita lupa
untuk shalat dan apa itu shalat bahkan lupa pada sang Pencipta kita. Semoga kita dijauhkan dari
hal-hal tersebut diatas dan marilah kita saling mengingatkan antar sesama akan hal ini.
Mutiara Shubuh : Senin, 25/10/99 (15 Rajab 1420H)
Peringatan meninggalkan shalat Jum’at (I)
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Telah bersabda Rasulullah s.a.w.:"Ingatlah barangkali salah
seorang diantara kalian menjadikan kawanan (gembalaan) kambing di ujung satu mil atau dua mil,
lalu urusan padang rumput merepotkannya kemudian semakin naik hingga datang Jum'at tetapi ia
tidak bisa datang dan tidak menghadirinya, dan datang Jum'at lagi kemudian ia tidak
menghadirinya (lagi) sehingga Allah menutup hatinya" (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan
sanad hasan dan Ibnu Khuzaimah di dalam Shahih-nya)
Note: Semoga hati kita selalu terbuka untuk mendengar panggilan adzan untuk shalat jum’at dan
selalu istiqomah untuk melaksanakannya.
Mutiara Shubuh : Selasa, 26/10/99 (16 Rajab 1420H)
Peringatan meninggalkan shalat Jum’at (II)
Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata: Barang siapa meninggalkan Jum'at tiga kali berturut-turut
maka sesungguhnya ia telah mencampakkan Islam di belakang punggungnya. (Diriwayatkan oleh
Abu Ya'la secara mauquf dengan sanad shahih)
Note: Semoga kita tidak tergolong orang yang meninggalkan shalat Jum’at.
Mutiara Shubuh Mul
11
Mutiara Shubuh : Rabu, 27/10/99 (17 Rajab 1420H)
Peringatan meninggalkan shalat Jum’at (III)
Dari Ka'ab bin Malik r.a., dari Nabi s.a.w., beliau bersabda: "Orang-orang yang mendengar seruan
('adzan) Jum'at kemudian tidak mendatanginya, hendaknya mereka benar-benar berhenti (dari
perbuatan tersebut), atau sungguh Allah akan menutupi hati mereka kemudian benar-benar
menjadi termasuk orang-orang yang lalai" (Diriwayatkan oleh Thabrani di dalam al-Kabir dengan
sanad hasan)
Mutiara Shubuh : Kamis, 28/10/99 (18 Rajab 1420H)
Shalat sebagai penghapus dosa-dosa kecil
Hadits shahih darinya ra, dari Rasulullah saw, beliau bersabda: "Shalat yang lima, jum'at ke
jum'at dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa antara yang satu dan lainnya selama
menjauhi dosa-dosa besar" (HR Muslim dan lainnya)
Note: Hadits diatas merupakan stimulan bagi kita untuk selalu istiqomah melaksanakan shalat
lima waktu, jum'at dan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan, dimana segala dosa-dosa kecil kita yang
kita lakukan dari waktu shalat ke waktu shalat lainnya akan dihapuskan Allah swt kecuali dosa-
dosa besar seperti syirik, membunuh, berzinah, mencuri, durhaka dan sebagainya.
Mutiara Shubuh : Jum’at, 29/10/99 (19 Rajab 1420H)
Tiga tingkatan (golongan) orang yang melaksakan shalat Jum’at
Dalam salah satu hadists Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah (yang
berpendapat hadits ini shahih) dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah bersabda bahwa ada tiga
tingkatan / jenis orang yang menghadiri jum'at yaitu:
 Orang yang menghadirinya dengan sia-sia, dan baginyalah kesia-siaan itu
 Orang yang menghadirinya dengan berdo'a, tergantung kepada Allah swt lah pengabulan
do'anya.
 Orang yang menghadiri, mendengarkan dan diam serta tidak melangkahi pundak seorang
muslim dan tidak menyakiti siapapun, maka Allah swt akan memberikan ampunan dosa baginya
hingga Jum'at berikutnya ditambah tiga hari (10 hari berikut) sesuai dengan firman Allah "
Barangsiapa membawa amal yang baik baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya" (QS 6:160)
(Menurut Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani hadits ini hasan)
Note: Dari ketiga golongan diatas mungkin dapat dijelaskan sbb:
 Golongan pertama merupakan orang yang datang ke masjid untuk Jum'atan karena
keterpaksaan, datang terlambat, tidak mendengarkan khutbah dan bahkan tidur ketika
khutbah dikumandangkan, dan hanya menghadiri shalat Jum'at karena ritualnya saja, tanpa
bersungguh-sungguh menghayatinya.
 Golongan kedua merupakan sekelompok orang-orang yang sudah memenuhi segala aspek-
aspek persyaratan shalat Jum'at dari mendengar khutbah, shalat yang benar, berdo'a,
tetapi masih melupakan hal-hal yang cukup esensial didalam melaksanakan shalat Jum'at,
seperti menyempurnakan wudhu', membersihkan diri sebelumnya, berusaha mendapatkan
syaf yang terdepan dsb.
 Golongan ketiga yaitu orang-orang yang sungguh-sungguh dalam menghadapi shalat Jum'at.
Mereka benar-benar menyiapkan diri untuk melakukannya, sebagaimana yang dikatakan
Rasulullah bahwa hari Jum'at itu adalah hari besarnya ummat Islam (hari berjama'ah /
berkumpul), mereka membersihkan diri, berusaha datang seawal mungkin untuk mendapatkan
syaf terdepan, berdzikir sebelum shalat dimulai, mengikuti khutbah dengan seksama dan
menghayatinya dan seterusnya.
Marilah kita renungkan termasuk tingkatan golongan manakah kita ????
Jika kita masih merasa jauh dari golongan yang ketiga, marilah kita berusah untuk mencapainya.
Semoga shalat Jum'at kita tidak sia-sia..................
Mutiara Shubuh Mul
12
Mutiara Shubuh : Senin, 01/11/99 (22 Rajab 1420H)
Tatakrama dalam shalat Jum’at
Mungkin suatu ketika kita dengan tidak sengaja datang terlambat ke masjid (karena sesuatu hal)
untuk menunaikannya shalat Jum'at sehingga kita tidak mendapatkan tempat. Janganlah kita
berusaha untuk mendapatkan tempat dengan menggeser-geser saudara kita yang lain dan
mengganggu kekhusukannya beribadah dan bahkan kita melangkahi mereka yang telah dahulu
datang, kecuali memang ada tempat yang lowong yang dapat diisi.
Peringatan ini diabadikan dalam hadits shahih dari Abdullah bin Busri ra yang mengatakan:
Seseorang datang seraya melangkahi pundak orang-orang di hari Jum'at ketika rasulullah saw
sedang berkhutbah, lalu Rasulullah bersabda: "Duduklah sesungguhnya kamu telah menyakiti dan
datang terlambat" (HR Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)
Untuk itu seyogyanyalah kita datang untuk memenuhi panggilan shalat Jum'at ini lebih awal
sehingga mendapatkan tempat dan jika memungkinkan pada syaf yang terdepan (atau yang
lowong). Jika kita terlambat ambillah tempat yang kosong dan usahakan tidak mengganggu
saudara-saudara yang lain beribadah dan jika memang ada tempat yang lowong dan harus
melintasi orang-orang tersebut makan permisilah dengan baik sehingga kita tidak menyakitinya.
Mutiara Shubuh : Selasa, 02/11/99 (23 Rajab 1420H)
Keutamaan mandi dan datang awal untuk shalat Jum’at
Dari abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa mandi hari Jum'at
sebagaimana mandi janabah, kemudian berangkat ke masjid sa'at yang pertama, maka ia seperti
berqurban seekor onta, dan barangsiapa yang berangkat ke masjid sa'at yang kedua, maka ia
seperti berqurban seekor sapi, dan barangsiapa yang berangkat ke masjid sa'at yang ketiga,
maka ia seperti berqurban seekor kibas yang bertanduk, dan barangsiapa yang berangkat ke
masjid sa'at yang keempat, maka ia seperti berqurban seekor ayam, dan barangsiapa yang
berangkat ke masjid sa'at yang kelima, maka ia seperti berqurban sebiji telur, apabila imam
keluar maka para malaikat datang mendengarkan peringatan" (HR Malik, Bukhari, Abu Dawud,
Turmudzi, Nasa'i dan Ibnu Majah)
Note: Hadits diatas merupakan stimulan bagi kita untuk membersihkan diri sebelum datang ke
masjid untuk shalat berjamaah dan berusaha untuk datang lebih awal dan mengejar syaf
pertama. Selain itu hadits ini juga memperingatkan atas melalaikan untuk datang ke masjid untuk
shalat Jum'at (terlambat). Dalam riwayat lain menyatakan bahwa jika kita datang setelah imam
(khatib) berkhutbah maka malaikat telah menutup lembaran-lembaran catatan amalannya,
sehingga akan sia-sialah Jum'atan kita. Untuk itu marilah kita menjaga waktu shalat kita dan
juga saling mengingatkan kepada saudara muslim yang lainnya dalam menuju ketaqwaan dan hingga
amal yang kita lakukan juga tidak sia-sia.
Mutiara Shubuh : Rabu, 03/11/99 (24 Rajab 1420H)
Anjuran membersihkan diri dalam menghadiri Jum’at (I)
Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: "Sesungguhnya ini hari raya yang
dijadikan Allah untuk kaum muslimin, barangsiapa yang menghadiri Jum'at maka hendaklah dia
mandi, dan jika ia punya wewangian maka hendaklah ia menyentuhnya dan hendaknya kalian
bersiwak" (HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan)
Note: Hadits hasan diatas mengingatkan kita bahwa hari Jum'at itu adalah hari raya bagi kita
dan hendaklah kita membersihkan diri untuk menyambutnya dan memakai wewangian. Bagi kita
yang harus kekanto dan kemungkinan tidak bisa mandi di kantor hendaknya kita niatkan di pagi
harinya, bahkan syukur-syukur kita bisa mandi, tetapi setidak-tidaknya kita bersiwak (gosok
gigi). Semoga Allah melihat kesungguhan kita dalam menyambut hari raya (jum'at) setiap
minggunya.
Mutiara Shubuh Mul
13
Mutiara Shubuh : Kamis, 04/11/99 (25 Rajab 1420H)
Anjuran membersihkan diri dalam menghadiri Jum’at (II)
Sahabat-sahabat sekalian, berikut ini adalah salah satu hadits sahih yang menguatkan hadits
hasan yang pernah disampaikan sebelumnya tentang mengemarkan mandi, bersiwak dan memakai
wewangian pada hari Jum'at:
Dari Abu Sa'id al Khudri ra dari Rasulullah saw beliau bersabda: "Mandi hari Jum'at adalah
wajib atas setiap yang sudah mimpi, bersiwak dan menggunakan wewangian sedapatnya" (HR.
Muslim dan lainnya)
Note: Hadits diatas menyatakan mandi hari Jum'at adalah wajib bagi yang mimpi, ini berarti
adalah mandi besar (Janabah) selayaknya mandi ketika berhadas besar. Jika kita merujuk pada
hadits sebelumnya, Rasulullah saw sangatlah menganjurkan untuk mandi sebelum Jum'at yang
mungkin bisa diartikan sebagai Sunnah Muaqqadah (hampir wajib), begitu juga dengan bersiwak
dan memakai wewangian. Tetapi jika mengingat bahwa hari Jum'at (Yaumul Jum'ah, hari
berjama'ah) itu adalah salah satu hari besar (raya) bagi ummat Muslimin, maka memang sudah
sepantasnyalah kita bersiap-siap untuk merayakannya dengan datang ke masjid lebih istimewa
dengan melakukan hal-hal diatas tadi.
Mutiara Shubuh : Jum’at, 05/11/99 (26 Rajab 1420H)
Keutamaan syaf terdepan dalam shalat berjama’ah
Dalam mehadiri shalat berjama'ah hendaklah kita berusaha untuk mendapatkan syaf yang
terdepan. Khususnya ketika menghadiri Jum'at terkadang kita hanya berusaha mencari tempat
yang enak duduk, bersandar atau bahkan terkadang kita tertidur. Dalam salah satu hadits yang
diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah saw menyatakan bahwa sekiranya kita tahu keutamaan syaf
terdepan itu maka kita semua akan berebut bahkan dengan berundipun kita akan rela. Sementara
diriwayat lain Rasulullah saw menggambarkan bahwa seseorang akan berupaya mendapatkan syaf
terdepan itu meskipun dengan merangkak demi mendapatkan keutamaan tersebut. Imam Ali bin
Abi Thalib ra menggambarkan keutamaan syaf terdepan itu akan mendapatkan seratus kebajikan
dan syaf berikutnya dikurangi sepuluh dan begitu selanjutnya. Tetapi sungguhpun begitu semua
ini hanyalah sebuah stimulan bagi kita yang pada dasarnya untuk lebih mendekatkan kita kepada
Khalik Pencipta.
Nah....... sebaiknya janganlah kita sia-siakan kesempatan ini, marilah kita berpacu untuk datang ke
masjid untuk shalat berjama'ah lebih awal sehingga mendapatkan syaf yang terdepan dan Insya
Allah akan membalasnya sesuai dengan disampaikanNya melalui insan pilihanNya, Rasulullah saw.
Mutiara Shubuh : Senin, 08/11/99 (29 Rajab 1420H)
Keutamaan ke masjid walaupun ada yang merintangi
Dari Yazid bin Abu Maryam, ia berkata: "Ubayah bin Rifa' bin Rafi' ra menyusulku (dari
belakang) ketiku aku berjalan ke (shalat) Jum'at lalu ia berkata: Bergembiralah sesungguhnya
langkahmu ini adalah di jalan Allah, aku mendengan Abu Abbas berkata: Telah berkata Rasulullah
saw: " Barangsiapa kedua kakinya berdebu dijalan Allah maka keduanya diharamkan dari neraka"
(HR Thurmudzi)
Note: Hadits shahih diatas merupakan stimulan untuk kita untuk lebih gemar ke masjid walaupun
banyaknya rintangan yang harus dilalui seperti, debu, hujan, panas dan lain sebagainya.
Mutiara Shubuh : Selasa, 09/11/99 (01 Sya’ban 1420H)
Melawan godaan syeitan (Al-Mu’minun : 97-98)
Syeitan adalah makhluk yang tidak senang melihat anak Adam berbuat amal baik. Dengan segala
daya upayanya berusaha membujuk, bisikan kepada kita untuk meninggalkan perbuatan baik dan
seterusnya membujuk untuk melakukan maksiat. Bahkan ketika dalam ibadah pun kita masih
Mutiara Shubuh Mul
14
diganggunya, dia berusaha mengingatkan kita hal-hal tertentu sehingga mengganggu kehusukan
kita beribadah dst...dst... Ada hal yang paling ampuh untuk mengusir syeitan ini yaitu dengan
membaca "A'udzubillah........" sebelum melakukan sesuatu termasuk ibadah, niscaya Allah akan
melindungi kita dari godaan syeitan tersebut. Do'a lain yang cukup ampuh adalah permohonan
Rasulullah saw yang diabadikan pada Surah Al-Mu'minun ayat 97-98 yang artinya: "Dan
katakanlah: Ya tuhanku, hamba berlindung kepada Engkau dari bisikan dan rayuan syeitan." (97).
"Dan berlindung hamba, ya Tuhan, dari kehadiran syeitan kepada hamba" (98).
Maha benar Allah dengan segala firmanNya.
Mutiara Shubuh : Rabu, 10/11/99 (02 Sya’ban 1420H)
Anjuran membersihkan diri dalam menghadiri Jum’at (III)
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad, Thabrani dan Ibnu Khuzaimah dari Abu Ayyub al
Anshari ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa mandi pada hari
Jum'at dan menyentuh wewangian jika dia punya,dan memakai pakaiannya yang paling bagus,
kemudian keluar hingga mendatangi masjid lalu ruku' sedapatnya dan tidak menyakiti seseorang
kemudian diam (mendengar / menyimak) hingga shalat maka (yang demikian itu) menjadi kafarat
bagi dosa antara Jum'at tersebut dan Jum'at yang lain".
Note: Satu lagi hadits yang menganjurkan (sunnah) untuk membersihkan diri, memakai wewangian
dan berpakaian yang terbagus untuk menyambut hari raya Jum'at dan datang ke masjid dalam
menunaikan shalat Jum'at. Setiba di masjidpun langsung menempati syaf yang terdepan tanpa
mengganggu saudara lainnya yang telah datang duluan serta shalat tahayatul masjid dan
berdzikir seperlunya hingga didengarkan adzan. Menyimak dengan seksama khutbah Jum'an dan
dilanjutkan dengan shalat Jum'at. Ternyata amalan ini insya Allah akan menghapuskan dosa-dosa
kita dari Jum'at tersebut ke Jum'at lainnya.
Mutiara Shubuh : Kamis, 11/11/99 (03 Sya’ban 1420H)
Menggemarkan Shalat Taubat
Hadits shahih dari Abu Bakar ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: "Tidaklah
seseorang melakukan suatu dosa kemudian ia bangkit bersuci, kemudian shalat kemudian
memohon ampunan kepada Allah melainkan Allah akan mengampuninya", kemudian beliau membaca
ayat ini: "Dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau mendzalimi diri mereka
sendiri maka mereka segera mengingat Allah...(Ali Imran :135)" (HR Thurmudzi, Abu Dawud, Nasa'i,
Ibnu Majah, Ibnu Hibban)
Note: Hadits shahih diatas mengingatkan kita supaya shalat Taubat jika kita melakukan suatu
kesalahan atau maksiat dan sudah barang tentu tidak mengulangi perbuatan itu kembali.
Mutiara Shubuh : Jum’at, 12/11/99 (04 Sya’ban 1420H)
Anjuran untuk shalat berjama’ah di masjid
Hadits shahih dari Ibnu Mas'ud ra, ia berkata: Barangsiapa ingin bertemu Allah besok (kiamat)
dalam keadaan Muslim maka hendaklah ia menjaga shalat-shalat tersebut ketika diserukan
(adzan) untuknya; mereka sesungguhnya Allah ta'ala telah syari'atkan untuk Nabi kalian sejumlah
sunnah petunjuk, dan sekiranya kalian shalat dirumah-rumah kalian sebagaimana orang yang
membolos ini shalat dirumahnya niscaya kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian, dan
sekiranya kalian sudah meninggalkan sunnah Nabi kalian niscaya kalian sesat. Tidaklah seseorang
bersuci kemudian membaguskan wudhu' lalu menuju ke salah satu masjid diantara masjid-masjid
ini melainkan Allah menulis satu kebaikan baginya dari setiap langkah yang diayunkannya, dan
menghapuskan dengannya satu dosa darinya. Sungguh aku melihat kami; tidaklah membolos
darinya (shalat berjama'ah) melainkan seorang munafiq yang sudah dikenal nifaq-nya, dan
biasanya sampai ada orang yang dibopong diantara dua orang sehingga didirikan didalam shaf
(shalat berjama'ah)"
Mutiara Shubuh Mul
15
Note: Hadits diatas mengingatkan kita untuk gemar shalat berjama'ah dimasjid, di riwayat lain
dinyatakan bahwa orang yang gemar berjama'ah dimasjid di berikan cahaya (nur) baginay
sehingga di hari akhir nanti muka mereka bersinar dan sangat mudah sekali malaikat mengenal
mereka. Dan janganlah kita baru dicap sebagai orang munafiq karena keengganan ke masjid dan
baru ke masjid setelah udzur dan (ma'af) setelah "disholatkan".
Mutiara Shubuh : Senin, 15/11/99 (07 Sya’ban 1420H)
Peringatan akan mencaci-maki zaman (waktu)
Terkadang kita dengan sengaja ataupun tidak sengaja mendiskreditkan salah satu hari, jam atau
waktu seperti menyatakan "jangan berdagang hari Sabtu karena akan membawa sial" atau
"tanggal tiga belas itu membawa sial" dsb....dsb... Atau didalam masyarakat kita sering terjadi
ketika akan melakukan suatu hajatan dengan melihar hari, tanggal dsb. dengan maksud katanya
mencari hari baik. Sesungguhnya Allah swt membuat semua hari itu sama baiknya kecuali ada
hari-hari terbaik untuk melakukan suatu ibadah seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul adha, Hari
Jum'at dsb. Allah tidak pernah menyatakan ada hari yang tidak baik dan Allah swt pun
mengingatkan untuk jangan mencela hari-hari tersebut, seperti yang dinyatakan dalam hadits
Rasullullah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim: Telah berfirman Allah swt: "Telah
menggangguKu anak-anak Adam karena mereka telah mencaci-maki zaman, Akulah zaman itu dan
Akulah yang menggilirkan malam dan siang".
Mutiara Shubuh : Selasa, 16/11/99 (08 Sya’ban 1420H)
Peringatan atas kesombongan dan kebanggaan atas diri
Kebanggaan, kesombongan dan kecongkakan timbul karena kita merasa lebih dari pada orang lain,
padahal kelebihan yang diberikan itu adalah semata-matanya datangnya dari Khalik Pencipta. Jika
kita sadar bahwa kelebihan yang diberikan kepada kita itu tidak ada apa-apanya dibandingkan
dengan setitik kelebihan Allah swt. Untuk itu apa gunanya kita berbanggga dan sombong atas hal
kelebihan yang dipunyai, toh.. akhirnya semua itu akan kita tinggalkan dan tidak dapat
menyelamatkan dari hisab diakhirat kelak. Sesungguhnya semuanya itu hanya milik Allah swt yang
dipinjamkan sementara buat kita. Oleh karena itu Allah swt melalui Hadits Qudsi
memperingatkan kita untuk tidak sombong: "Kebesaran (kesombongan dan kebanggaan) adalah
pakaianKu, keagungan itu adalah sarungKu. Barangsiapa yang mengambilnya (atau salah satu
darinya), akan ku lemparkan dia ke neraka jahannam" (HQR Abu Dawud).
Mutiara Shubuh : Rabu, 17/11/99 (09 Sya’ban 1420H)
Berbaik sangka terhadap Allah swt
Ketika kita ditimpa musibah, apa yang terlintas dibenak kita terhadap Allah yang telah
menjatuhkan musibah itu kepada kita ???
Seyogyanya janganlah sampai terlintas dalam benak kita bahkan terucap bahwa Allah tidak adil...
Allah tidak sayang kepada kita..... Allah benci kepada kita..... dsb... dsb..., tetapi hendaklah kita
dapat mengambil hikmah dibalik musibah yang menimpa kita itu, karena pasti itu adalah
merupakan hal yang terbaik yang diberikan Allah swt kepada kita. Ingatlah Allah swt itu maha
pengasih dan maha penyayang terhadap makhluk ciptaanNya.
Oleh karena itu berbaik sangkalah terhadap apa yang telah diberikan kepada kita baik itu
musibah atau ni'mat, sesuai dengan yang dianjurkan Rasulullah saw: " Berbaik sangka terhadap
Allah swt merupakan ibadah yang paling baik" (HR. Abu Dawud).
Mutiara Shubuh : Kamis, 18/11/99 (10 Sya’ban 1420H)
Memahami Asma ul Husna
Telah bersabda Rasulullah saw: " Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang
satu, barangsiapa yang memperhatikannya akan masuk syurga" (HR Bukhari).
Mutiara Shubuh Mul
16
Note: Kata "memperhatikan" pada hadits shahih yang singkat diatas berarti mempelajari,
menghayati dan benar-benar mengakui kesembilan puluh sembilan hak-hak Allah swt tersebut
(Asma ul husna) sehingga kita akan merasa sangat amat kecil dibandingkan Ke-"MAHA"-an Allah
swt tersebut. Jika dikumpulkan kelebihan-kelebihan yang dipunyai oleh makhluk-makhlukNya
didunia ini maka itu tidak akan sebanding dam bahkan jauh sekali dibandingkan setitik ke-
"MAHA"-an Allah swt, dan bahkan kelebihan-kelebihan yang kita punyai itu pun merupakan
kepunyaaanNya. Kita tidak ada apa-apanya.
Subhanallah, Walhamdulillah, Walailaha illallah, Allahu Akbar, dst... dst... tak kan ada habis-
habisnya..
Mutiara Shubuh : Jum’at, 19/11/99 (11 Sya’ban 1420H)
Peringatan bagi orang yang senang berbuat maksiat
Rasulullah saw bersabda dalam salah satu hadits Qudsi: Allah 'azza wajalla berfirman : " Hai
anak Adam, Aku menyuruhmu tetapi kamu berpaling, dan Aku melarangmu tetapi kamu tidak
mengindahkan, dan Aku menutupi (kesalahan-kesalahan) mu tetapi kamu tambah berani, dan Aku
membiarkanmu dan kamu tidak memperdulikan Aku" (HQR At-Thurmidzi dan Al-Hakim)
Note: Hadits Qudsi diatas merupakan peringatan Allah swt terhadap kita-kita yang masih ngotot
(senang) untuk melakukan maksiat dimuka bumi ini dan sangat ringan sekali dalam meninggalkan
semua yang diperintahkan Allah swt, walaupun Allah swt telah menutup-nutupi maksiat yang telah
dibuatnya itu tetapi kita justru sangat bangga dengan maksiat yang kita lakukan tersebut dan
justru menggembar-gemborkannya dan lebih jauh lagi kita mengajak orang lain untuk bersama-
sama bermaksiat. Semoga hal ini di jauhi dari kita.
"Ya Allah....... perlihatkanlah yang benar itu nyata benarnya dan bimbinglah kami untuk mendekati
dan mengimplementasikannya. Dan tunjukkanlah yang bathil itu benar-benar busuk adn kami
mohon ya Allah... dijauhkan dari segala kebusukan tersebut....... amien..... ya rabbal alamin........"
Mutiara Shubuh : Senin, 22/11/99 (14 Sya’ban 1420H)
Anjuran Menahan Amarah
Tidak jarang kita tidak dapat menahan amarah yang timbul yang disebabkan oleh sesuatu hal
yang memancing timbulnya sifat yang kurang baik tersebut, seyogyanyalah kita dapat
menahannya. Rasulullah saw bersabda dalah salah satu haditsnya: " Barangsiapa yang dapat
menahan amarahnya, niscaya Allah swt juga akan menahan marahNya terhadap orang tersebut di
akhirat kelak". Sementara dihadits lain yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Allah swt menjanjikan
bahwa diakhirat kelak orang-orang tersebut ditandai oleh Allah, dan mereka dibawakan bidadari-
bidadari syurga yang mereka dapat pilih sesuka mereka. Semoga dua hadits diatas dapat
mengingatkan kita untuk selalu dapat menahan diri dari rasa marah.
Mutiara Shubuh : Selasa, 23/11/99 (15 Sya’ban 1420H)
Peringatan terhadap berbantah-bantahan
Dalam sebuah forum diskusi, musyawarah dan sejenisnya, kerap kita berdebat ngalor-ngidul,
berbantah-bantahan, bersilat lidah dan mempertahankan pendapat masing-masing demi
kepentingan sendiri atau golongan dan saling menjatuhkan lawan. Dan bahkan tidak jarang secara
tragis diakhiri dengan pertengkaran yang sengit hingga ke permusuhan satu sama lainnya.
Dalam sebuah riwayat Rasulullah saw pada suatu mudzakarah (diskusi) yang mana para sahabat
saling berbantahan, masing-masing punya argumen sendiri-sendiri, kemudian Rasulullah saw
meninggalkan diskusi itu dan bersabda: "Wahai mereka, dengan inikah kalian diutus? Janganlah
kalian kembali sesudahku menjadi kafir sebahagian kalian memukul tengkuk sebahagian yang lain".
(HR. Thabrani).
Di dalam hadist lainnya yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Nasa'i dan Thurmudzi, dari
Aisyah ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: " Sesungguhnya orang yang paling dibenci
Allah ialah orang yang suka bertengkar dengan sengit dan suka berbantahan".
Mutiara Shubuh Mul
17
Seyogyanya hal ini kita hindarkan dengan cara diskusi dan tukar pikiran yang arif. Satu sama lain
saling mengisi dan menghormati dan Insya Allah kita semua mendapat kemuliaan yang dijanjikan
Rasullullah saw dalam sebuah haditsnya: "Barang siapa meninggalkan perbantahan sedangkan ia
(pada pihak) yang salah maka akan dibangunkan baginya rumah dipinggir syurga sedangkan ia
(pada pihak) yang benar dibangunkan rumah baginya ditengah syurga, dan barang siapa yang
membaguskan akhlaqnya maka akan dibangunkan baginya (rumah) dibagian atasnya" (HR. Abu
Dawud, Thurmudzi, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
Mutiara Shubuh : Rabu, 24/11/99 (16 Sya’ban 1420H)
Marhaban Yaa Ramadhan
Beberapa hari lagi, Ramadhan akan datang ditengah-tengah kita. Seyogyanyalah kita gembira
menyambut bulan yang penuh, berkah, rahmah dan maghfirahnya ini. Rasulullah saw bersabda:
"Barang siapa yang gembira menghadapi bulan Ramadhan, niscaya akan diharamkan oleh Allah
baginya neraka". Didalam menyambut Ramadhan ini Rasullullah biasanya meningkatkan intensitas
dan kualitas ibadahnya untuk melatih diri menghadapi bulannya Allah ini (Syahr Allah). Pada bulan
ini disamping diwajibkan shaum (puasa) yang mana pahalanya diberikan langsung oleh Allah (HR
Bukhari dari Abu Hurairah), ibadah lainnya pun akan dilipat gandakan pahalanya. Untuk itu
marilah kita bergembira menyambut bulan suci ini dengan meningkatkan ibadah kita dan tambah
meningkat lagi selama Ramadhan dengan menegakkan ibadah-ibadah khusus seperti menegakkan
malam Ramadhan (Qiyamullail) dsb.
Marhaban Ya Ramadhan
Mutiara Shubuh : Kamis, 25/11/99 (17 Sya’ban 1420H)
Keutamaan Puasa Ramadhan
Telah bersabda Rasulullah saw bersabda: " Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan
dengan iman, ikhlas dan mengharapkan ridhoNya, niscaya dosa-dosanya yang terdahulu diampuni
oleh Allah swt". (HR. Ahmad dan As-Sunan).
Note: Hadits shahih diatas sudah tidak asing lagi ditelinga kaum muslimin dimana selalu dikutip
ketika ramadhan sudah menjelang. Beberapa hari lagi kita akan memasuki bulannya Allah, bulan
suci Ramadhan. Pada bulan ini Allah melipat gandakan pahala bagi melaksanakan ibadah, khususnya
ibadah puasa yang pahalanya akan diberikan langsung oleh Allah swt. Marilah kita sambut dengan
senang dan gembira bulan yang penuh rahmah, berkah dan maghfirahNya ini serta pada waktunya
nanti kita tegakkan puasa (shaum) disiang hari dan menegakkan malamnya dengan shalat tarawih
dan tahajjud serta ibadah-ibadah lainnya. Setelah itu , semoga Allah swt menerima segala amal
perbuatan kita dan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu dan Insya Allah juga yang akan
datang.
MARHABAN YA RAMADHAN
Mutiara Shubuh : Jum’at, 26/11/99 (18 Sya’ban 1420H)
Peringatan terhadap berbicara ketika khutbah Jum’at
Terkadang secara sengaja maupun tidak sengaja kita melakukan dialog (mengobrol) dengan orang
disamping kita padahal kita sedang dalam mendengarkan khutbah Jum'at. Hendaklah kita ingat
akan hal ini, tahanlah diri untuk berbicara dengan mendengarkan khatib berkhutbah secara
seksama. Rasulullah saw memperingatkan pada ummatnya tentang hal ini: "Apabila kamu berkata
kepada kawanmu pada hari Jum'at. Diamlah ketika Imam berkhutbah maka sesungguhnya kamu
telah sia-sia (Hadits shahih dari Abu Hurairah ra yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, abu
Dawud, Turmudzi, Nasa'i, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah). Kata "sia-sia" didalam hadits ini
berarti bahwa tidak ada pahala dan keutamaan Jum'at bagi mereka yang berbicara ketika
khutbah diperdengarkan. Marilah kita selalu ingat dengan hal yang kelihatannya kecil tapi sangat
essensial dalam ibadah Jum'at ini.
Mutiara Shubuh Mul
18
Mutiara Shubuh : Senin, 29/11/99 (21 Sya’ban 1420H)
Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yang pandai membaca Al-Qur'an, dia akan bersama
malaikat yang mulia, dan yang tidak pandai membacanya tetapi membaca dengan terbata-bata
baginya dua pahala" (HR Bukhari dan Muslim)
Note: Hadits shahih diatas menerangkan keutamaan membaca Al-Qur'an yang mana bagi yang
belum lancar membaca (terbata-bata) saja Allah sawt akan memberikan dua pahala baginya serta
yang membacanya dengan lancar akan dimuliakan Allah swt seperti malaikatNya, apatah lagi kalau
membaca kemudian memahaminya serta mengimplementasikannya didalam segala sendi
kehidupannya..... Wallahualam, hanya Allah yang akan memperhitungkannya.
Untuk itu marilah kita mulai hari ini canangkan didalam hati kita untuk selalu istiqomah dalam
membaca Al-Qur'an yang kita sudah yakini sebagai pegangan hidup kita dan berikrar "TIADA
HARI TANPA MEMBACA DAN MEMPELAJARI AL-QUR'AN".
Mutiara Shubuh : Selasa, 30/11/99 (22 Sya’ban 1420H)
Al-Qur’an dan Hadits Sebagai Pegangan Hidup
Rasulullah saw bersabda: "Aku tinggalkan kepada kalian dua hal, Kalian tidak akan tersesat bila
kalian berpegang teguh kepadanya yakni: Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunnahku (Hadits)". (HR
Muslim)
Note: Hadits diatas menegaskan dua hal sebagai pegangan hidup orang muslim yang paling utama
yaitu Al-Qur'an dan Hadits, apapun yang kita perbuat hendaknyalah merujuk kedua referensi itu
dahulu supaya kita tidak sesat.
Mutiara Shubuh : Rabu, 01/12/99 (23 Sya’ban 1420H)
Keutamaan Al- Qur'an
Rasulullah saw pernah bersabda: Sesungguhnya dengan kitab ini (Al-Qur'an), Allah akan
mengangkat dan memuliakan derajad suatu kaum dan merendahkan derajad kaum yang lainnya"
(HR Muslim)
Note: Hadits shahih diatas bermakna bahwa Allah akan memuliakan orang-orang (kaum) yang
selalu membaca, belajar, memahami dan mengimplementasikan Al-Qur'an didalam kehidupannya.
Dan sebaliknya terhadap orang-orang yang mengacuhkan Al-Qur'an tersebut, dimana Al-Qur'an
hanya menjadi pajangan saja dirumahnya hingga berdebu dan lusuh, apalagi berpaling dari ajaran
Al-Qur'an, niscaya Allah swt akan merendahkan derajadnya serendah-rendahnya. Untuk itu
marilah kita mempelajari Al-Qur'an yang sudah menjadi pedoman hidup kita itu dan jika mungkin
kita juga dapat menyampaikannya kepada saudara-saudara kita yang lain, walaupun satu ayat.
Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda yang intinya adalah sebaik-baiknya ummat Islam
adalah yang belajar dan sekaligus mengajarkan Al-Qur'an.
Mutiara Shubuh : Kamis, 02/12/99 (24 Sya’ban 1420H)
Al- Qur'an Sebagai Benteng Diri
Telah bersabda Rasulullah saw: "orang yang di dalam benaknya tiada Al-Qur'an, laksana sebuah
rumah yang kosong dan bobrok" (HR Bukhari)
Note: Hadits shahih diatas bermakna bahwa orang-orang yang jarang membaca Al-Qur'an
apalagi mempelajarinya maka didalam fikirannya tidak terdapat landasan yang kokoh serta
benteng-benteng yang kuat untuk menahan godaan negatif dari luar sehingga gampang sekali
terpengaruh, dirasukibisikan-bisikan syeitan yang senantiasa mempromosikan maksiat kepada
kita sehingga kita luluh didalam kemaksiatan tersebut. Yach... seperti rumah kosong yang
bobroklah, digoyang sedikit akan runtuh. Untuk itu marilah sekali lagi kita kuatkan tekad kita
untuk membaca, belajar, memahami dan menjiwai Al-Qur'an tersebut.
"SUDAHKAH SAHABAT MEMBACA DAN BELAJAR AL-QUR'AN HARI INI ?"
Mutiara Shubuh Mul
19
Mutiara Shubuh : Jum’at, 03/12/99 (25 Sya’ban 1420H)
Membaca Al- Qur'an Media Dialog Dengan Allah swt
Rasulullah saw pernah bersabda: "Apabila seseorang ingin berdialog dengan Rabb-nya, hendaklah
dia membaca Al-Qur'an (HR Ad-Dailami dan Al-Baihaqi).
Note: Hadits diatas merupakan salah satu penegasan dari Rasulullah saw bahwa membaca,
mempelajari, memahami Al-qur'an itu adalah salah satu dialog, percakapan, silaturrahmi dengan
Maha Pencipta selain dari pada berdo'a. Membaca Al-Qur'an ini adalah juga salah satu bentuk
dzikir yaitu mengingat Allah dengan segala yang difirmankanNya. Memang kalau kita mau tela'ah
lebih lanjut, Al-Qur'an itu merupakan dokumentasi terlengkap di dunia ini, apa saja segi
kehidupan terdapat didalamnya. Termasuk perintah-perintah Allah kepada hambanya dan begitu
juga sangat amat sarat dengan do'a-do'a dari hambanya kepada Rabb-Nya sehingga terbentuk
suatu dialog dua arah yang harmonis. Untuk itu marilah sekali lagi kita bulatkan niat kita untuk
selalu membaca, mempelajari dan memahami Al-qur'an, sehingga dialog yang harmonis antara kita
dan Maha Pencipta selalu langgeng.
Mutiara Shubuh : Senin, 06/12/99 (28 Sya’ban 1420H)
Keutamaan Shalat Shubuh dan Ashar Berjama’ah
Dari Abu Musa ra bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: "Barang siapa shalat dua waktu dingin
maka dia masuk syurga (HR Bukhari dan Muslim).
Note: Kata "dua waktu dingin" (Al-Bardain) diatas berarti waktu shubuh dan ashar dimana kedua
waktu shalat itu dilaksanakan di kedua ujung siang, dimana ketika udara sudah dingin dan tidak
begitu panas. Hadits diatas menunjukkan sebegitu utamanya shalat Shubuh dan Ashar, apalagi
kita melaksanakannya berjama'ah dan juga di masjid. Didalam hadits lain yang diriwayatkan Al-
Hikam, Rasullulah swt menyampaikan ada dua keutamaan orang-orang yang tunai melakukan shalat
shubuh berjama'ah dimasjid selama empat puluh hari, maka dia akan dijauhkan oleh Allah swt
dari sifat munafik dan akan diselamatkan dari adzab kubur. Seyogyanyalah hadits diatas dapat
menjadi stimulan bagi kita untuk istiqomah shalat berjama'ah dimasjid dan tentunya tepat
waktu.
Mutiara Shubuh : Selasa, 07/12/99 (29 Sya’ban 1420H)
Shalat Diawal Waktu
Dari Abdullah bin Mas’ud ra, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw: Amal apakah yang
paling dicintai Allah swt? Ia bersabda: “Shalat pada waktunya”. Aku bertanya: Kemudian apa? Ia
bersabda: “Berbuat baik kepada kedua orang tua”. Aku bertanya: Kemudian apa? Beliau
bersabda: “Berjihad dijalan Allah” (HR Bukhari, Muslim, Thurmidzi dan Nasa’I)
Note: Terlihat pada hadits shahih diatas sebegitu pentingnya “Shalat tepat waktu” (diawal
waktu) sehingga disetarakan oleh Allah swt dengan amal dalam berbakti kepada orang tua dan
bahkan dengan jihad sebagai amalan hamba-Nya yang sangat Ia cintai.
Mutiara Shubuh : Rabu, 08/12/99 (30 Sya’ban 1420H)
Fadhilah Shalat Berjamaah Di Masjid
Rasulullah saw pernah bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian berwudhu’ kemudian
membaguskan whudu’, lalu keluar untuk shalat; maka ia tidak mengangkat kakinya yang kanan
melainkan Allah swt menulis baginya satu kebaikan, dan tidaklah ia meletakkan kakinya yang kiri
melainkan Allah swt menghapuskan darinya satu keburukan, maka hendaklah salah satu diantara
kalian memperpendek langkah atau memperpanjang jarak (tempuh); jika ia datang ke masjid
kemudian shalat berjama’ah, maka diampuni baginya, jika ia datang ke masjid sedangkan mereka
telah shalat sebagian (raka’at) dan masih ada sebagian (raka’at) (lalu) ia shalat sesuai (raka’at)
yang ia dapati dan menyempurnakan sisanya maka demikian pula (ia diampuni), jika ia datang ke
Mutiara Shubuh Mul
20
masjid sedangkan mereka telah shalat kemudian ia menyempurnakan shalat maka demikian pula
(ia diampuni)” (HR abu Dawud)
Note: Begitulah keutamaan yang akan kita dapat dengan shalat berjama’ah ke masjid, setiap
langkah kita akan dihisab oleh Allah swt, dan ini pun berlaku bagi terlambat shalat berjama’ah
dan bahkan shalat berjama’ahnya sudah selesai. Semoga ini bisa memotivasi kita untuk selalu
berusaha shalat berjama’ah di masjid. Disamping mendapatkan keutamaan tersebut diatas, kita
Insya Allah juga terhindar dari sifat kemunafikan.
Mutiara Shubuh : Kamis, 09/12/99 (01 Ramadhan 1420H)
Fadhilah Puasa
Disampaikan oleh Abu Hurairah ra: Allah swt berfirman: "Puasa itu ibarat perisai. Pada hari
melaksanakan puasa, janganlah orang yang berpuasa mengucapkan kata-kata kotor, tidak sopan,
dan tidak enak didengar, dan jangan pula ribut hingar bingar bertengkar. Jika di antara kalian
memaki atau mengajak berkelahi, hendaknya mengatakan kepadanya:"Saya sedang berpuasa".
Kemudian Rasulullah saw menambahkan: "Demi Allah yang diriku di dalam kekuasaan-Nya,
sesungguhnya bau mulut orang berpuasa lebih wangi di sisi Allah dari bau minyak kesturi. "Dia
yang telah meninggalkan makan dan minum-nya hanya mengharapkan kerido'anKu. Sesungguhnya
puasa itu untuk-Ku, dan karena itu Akulah yang langsung membalasnya dengan ganjaran untuk
kebaikan yang telah dilakukannya sepuluh kali lipat. (HR Bukhari).
Note: Sebegitu pentingnya ibadah puasa itu sehingga Allah swt menyatakan akan langsung
memberikan pahala kepada yang melakukannya dan memberikan pahala ibadah-ibadah yang
dilakukannya berlipat ganda, tetapi tentunya puasa orang yang puasanya itu bersih dari
kedurhakaan-kedurhakaan, baik berupa perkataan maupun perbuatan.
Mutiara Shubuh : Jum’at, 10/12/99 (02 Ramadhan 1420H)
Fadhilah Kalimat Thoyyibah (I)
Dari Yahya bin Thalhah bin abdullah ra berkata: Pada suatu ketika Thalhah ra duduk dalam
keadaan berduka. Maka orang-orang bertanya kepadanya mengapa ia bersedih. Jawabnya,
"Sesungguhnya saya telah mendengar bahwa Rasulullah saw bersabda, " Sesungguhnya aku
mengetahui sebuah kalimat, tidaklah seseorang hamba membacanya pada saat sakaratul
mautnya,melainkan ia akan dihindarkan oleh Allah dari semua kesusahan dan dijadikan wajahnya
bersinar, dan ia akan mengetahui tempatnya di syurga nanti", akan tetapi saya belum mengetahui
kalimat apakah itu. Itulah yang menyebabkan saya berduka pada sa'at ini". Lalu, Umar ra
berkata, saya mengetahui kalimat tersebut, yaitu kalimat yang telah disampaikan Rasulullah saw
kepada pamannya (Abu Thalib), Inilah kalimatnya : LAA ILAHA ILLALLAH".
Note: Dari hadits diatas terlihat keutamaan kaliman Thoyyibah tersebut, ada beberapa hadits
lain yang menyatakan kalimat Thoyyibah ini memiliki nur dan menyebabkan kebahagiaan. Dikitab
Al-Munabbihat, Ibnu Hajjar menulis bahwa kalifah Abu Bakar as-Siddiq ra berkata: "Kegelapan
itu ada lima macam:
Pertama, CINTA DUNIA itu kegelapan dan penerangnya adalah TAQWA.
Kedua, PERBUATAN DOSA itu adalah kegelapan dan penerangnya adalah TAUBAT
Ketiga, KUBUR itu gelap dan penerangnya adalah bacaan LAA ILAHA ILLALLAH
Keempat, AKHIRAT itu gelap dan penerangannya adalah AMAL SHOLEH
Kelima, SHIRATH itu gelap dan penerangannya adalah YAKIN
Semoga kita semua dapat menjiwai kalimah Thoyyibah dan kemudian Allah akan
mencabut nyawa kita dalam keadaan khusnul khotimah dan memberikan nur nya
kepada kita nantinya di alam kubur...... Insya Allah.........
Mutiara Shubuh Mul
21
Mutiara Shubuh : Senin, 13/12/99 (05 Ramadhan 1420H)
Fadhilah Kalimat Thoyyibah (II)
Dari Zaid bin Arqam ra berkata: Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa mengucapkan kalimat LA
ILAHA ILLALLAH dengan ikhlas pasti masuk syurga". Seseorang bertanya, "Apakah tanda-tanda
ikhlas itu yaa Rasulullah", beliau menjawab, "Menahan diri melakukan yang diharamkan Allah"
Note: Didalam hadits diatas sangat jelas bahwa bagi siapa yang telah mengikrarkan kalimat
Thoyyibah dan menjalankan perintah Allah niscaya tidak disangsikan lagi bahwa baginya predikat
Ahlul Jannah (Citizen of Heaven), dan bagi yang tidak dapat menahan diri dari yang diharapkan
Allah dan menjalankan apa yang diperintahkanNya, Insya Allah masih mendapatkan syurga karena
keberkahan kalimat LA ILAHA ILLALLAH tersebut dan tentunya terlebih dahulu
mempertanggung jawabkan dosa-dosanya. Memang tidak sulit untuk mengucapkan kalimat singkat
ini apabila kita sedang sehat tetapi belum tentu kita dapat mengucapkannya ketika kita sedang
menghadapi sakaratul maut. Dan tidak jarang kita lihat saudara-saudara kita hanya berbicara
tentang hartanya ketika menghadapi mautnya dibanding mengucap kalimat Thoyyibah ini.
Kita tidaklah heran bila seseorang yang seumur hidupnya menyembah patung dan melakukan
kemungkaran dan maksiat dan ia meninggal dalam keadaan kafir. Tetapi sunggug disayangkan jika
ada seseorang yang kelihatannya alim rajin dan mondar-mandir ke masjid tetapi pada akhir
hayatnya ia meninggal dalam keadaan kafir, mungkin itu karena perbuatan dosa yang
dilakukkannya ketika dia sendirian, dan berulang kali ia lakukan.
Ada sebuah kisah tentang seekor burung Beo yang dipelihara oleh seorang ulama (kiyai) di
sebuah pesantren. Sang Kiyai mengajari burung Beonya itu mengucapkan kalimat sapaan-sapaan
islami termasuk kalimat Thoyyibah. Dan si Beo pun sangat familiar sekali mendengarkan dan
mengucapkan kalimat-kalimat tersebut dan apalagi dia tidak pernah mendengar perkataan-
perkataan yang tidk senonoh karena dia berada dilingkungan pesantren yang sangat islami
tersebut. Pada suatu ketika sang Kiyai selesai memberi makan si Beo, beliau lupa menutup
kandang Beo tersebut dan seekor kucing telah mengintai si Beo tersebut menerobos masuk
kandangnya dan mengigit si Beo tersebut dan hendak memakannya. Dalam ketakutan dan
kesakitan tersebut beopun berteriak "Keak....keak... keak..." sehingga terdengar oleh sang kiyai.
Beliau bergegas menuju suara tersebut, dilihatnya si Beo telah mati dan digunggung oleh sang
kucing keluardari kandangnya. Sejenak sak Kiyai tapakur melihat kejadian tersebut dan menangis
sejadinya dan mengunci diri di kamarnya beberapa hari. Para santripun heran kenapa sang kiyai
berbuat seperti itu karena hanya sedih ditinggal mati beonya ?. Ditengah keheranan tersebut
mereka pun mengirim utusan menemui kiyai nya untuk bertanya apa sebenarnya yang disedihkan
oleh kiyai tersebut, masak karena hanya ditinggal mati oleh si Beo tersebut sang Kiyai jadi amat
sangat bersedih sehingga mengganggu kegiatan belajar mengajar mereka. "Pak Kiyai.... apa
sebenarnya yang membuat pak kiyai sebegitu amat sangat bersedih, jika itu dikarenakan oleh
matinya si Beo, kami sanggup membelikan puluhan beo-beo lain untuk pak kiyai supaya pak kiyai
dapat menghilangkan kesedihannya dan mengajar kembali". Seraya sang kiyai menjawab: "Santri-
santriku tercinta bukan kematian beo itu yang sangat ku sedihkan, tetapi hikmah yang
terkandung dalam peristiwa itu yang membuat aku sangat takut". "Apa maksud pak kiyai"
sambung para santri serempak penuh tanda tanya. "Si Beo yang berada di lingkungan kita ini yang
insya Allah tidak pernah melihat dan mendengar hal-hal yang tidak baik apalagi maksiat dan juga
aku mengajarkannya kata-kata yang baik khususnya kalimat Thoyyibah, tetapi ketika ia meregang
nyawanya, dia tidak dapat mengucapkan kalimat tersebut, hanya "keak...keak.." yang kudengarkan
dari mulutnya. Aku jadi berfikir, jangan-jangan nasibku atau kalian-kalian sama dengan si Beo
tersebut. Dimana hampir setiap nfas kita selalu mengucapkan kata-kata yang baik dan termasuk
kalimat Thoyyibah tetapi dapatkah kita nanti membaca LA ILLAHA ILLALLAH itu ketika sang
malaikat maut menjemput kita ???
Wallahualam.............
Semoga kisah diatas bisa dijadikan renungan bagi kita ...........
Mutiara Shubuh Mul
22
Mutiara Shubuh : Selasa, 14/12/99 (06 Ramadhan 1420H)
Peringatan Bagi Yang Meninggalkan Shalat Berjama'ah
Didalam salah satu hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah saw
bersabda: "Barang siapa mendengar adzan dan tidak memenuhinya tanpa ada udzur, maka tidak
akan diterima shalat yang dilakukannya". Para sahabat bertanya: "Apakah udzurnya?". Rasulullah
saw menjawab: "Ketakutan atau sakit".
Note: Yang dimaksud tidak diterima shalatnya ialah ia tidak akan memperoleh pahala shalat yang
dikerjakannya, meskipun kewajibannya telah gugur. Ada hadits-hadits lainya yang menyebutkan
shalat seperti itu tidak diterima yang artinya ialah ia tidak menperoleh kemuliaan dan
kehormatan yang seharusnya diterima. Sementara itu didalam hadits yang lain yang diriwyatkan
oleh Muadz bin Anas ra, Rasulullah saw menyatakan bahwa yang meninggalkan shalat berjama'ah
ketika setelah mendengar adzan merupakan kebathilan terbesar, kekufuran dan kemunafikan.
Semoga hadist diatas dapat mengetuk pintu hati kita untuk berusaha melakukan shalat wajib
dengan berjama'ah di masjid sehingga terjauhlah kita dari kemunafikan dan bahkan kekufuran
sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah swt melalui Rasulullah saw. Dan buat yang sudah
melakukannya, semoga Allah swt selalu memberikan hidayahnya kepada kita untuk dapat
istiqomah melakukannya yakin Shalat berjamaah di masjid.
Mutiara Shubuh : Rabu, 15/12/99 (07 Ramadhan 1420H)
Anjuran Untuk Shalat Berjama’ah
Dari abu Darda ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Tidak ada orang yang
tinggal disebuah desa atau di suatu padang sahara dan mereka tidak mendirikan shalat
berjama'ah, kecuali syeitan menguasai mereka. Maka hendaklah kalian berjama'ah, karena
sesungguhnya serigala hanya memangsa kambing yang terpisah dari kelompoknya".
Note: Hadits diatas mengingatkan kita lagi tentang bagaimana pentingnya shalat berjama'ah
tersebut, hendaklah kita melakukan shalat berjama'ah jika kita terdiri dari lebih dua orang
walaupuk kita berada didaerah yang terpencil sekalipun. Pada umumnya kita meninggalkan shalat
berjama'ah ini sering dengan alasan "sibuk". Na'udzubillahi min dzalik......... Hendaklah kita
menghindari kata "sibuk" yang berkonotasi sombong ini kepada Allah swt. Marilah kita sisihkan
sedikit waktu kita yang telah diberikanNya dengan shalat berjama'ah, ajaklah rekan-rekan kita
yang lain untuk shalat berjama'ah. Semoga dengan istiqomahnya kita melakukan shalat
berjama'ah ini, Allah swt akan menjaga kita dan penguasaan syeitan.
Mutiara Shubuh : Kamis, 16/12/99 (08 Ramadhan 1420H)
Belajar dan Mengajarkan Al-Qur'an
Rasulullah saw pernah bersabda dalam suatu hadits: "Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar
Al-Qur'an dan mengajarkannya" (HR. Bukhari)
Note: Al-Qur'an yang merupakan pegangan hidup kita ummat Islam atau sebagai landasan/dasar
dari agama Islam itu sendiri. Dan sudah barang tentu menjaga dan menyebarkannya juga akan
menjaga tegaknya agama Allah ini. Ironis sekali rasanya kita sebagai muslim yang tidak begitu
memahami Al-Qur’an, padahal Al-Qur’an itu adalah tuntunan hidup kita. Bagaimana mungkin kita
mengacu kepada hal yang tidak kita ketahui. Maka oleh sebab itu marilah kita mempelajarinya
dan setelah itu menyampaikannya kepada saudara kita yangbelum tahu. Di hadits lain Rasulluh
saw menyatakan bahwa dengan yang membacanya (Al-Qur'an) saja bahkan walaupun dengan
terbata-bata sudah diberi oleh Allah swt satu kebaikan. Apatah lagi jika kita mempelajarinya
serta tentu mengamalkannya, dan yang terbaik itu adalah ditambah dengan mengajarkannya.
Sampaikanlah walaupun itu hanya satu ayat.
Semoga kita dapat mengamalkannya.
Mutiara Shubuh Mul
23
Mutiara Shubuh : Jum’at, 17/12/99 (09 Ramadhan 1420H)
Menggemarkan Dzikir Sehabis Shalat
Dari Abu Dzarr ra bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa membaca setelah shalat shubuh
seraya melipat kedua kakinya asebelum berbicara: “Tiada Ilah kecuali Allah semata, tiada sekutu
bagiNya, bagiNya segala kerajaan dan bagiNya segala pujian. Dia menghidupkan dan mematikan
dan Dia maha kuasa atas segala sesuatu”, sepuluh kali maka Allah menulis baginya sepuluh
kebaikan dan menghapus darinya sepuluh keburukan dan mengangkat baginya sepuluh derajat dan
sepenuh harinya ia berada dalam perlindungan dari setiap hal yang tidak disukai, dan dipelihara
dari syeitan dan tidak sepatutnya dikenakan (dicatat) dosanya pada hari ini kecuali (dosa)
kemusyrikan kepada Allah”. (Diriwayatkan oleh Thurmudzi (menurutnya ini hadits gharib shahih)
dan Nasa’i).
Note: Hadits diatas hendaknyalah mengingatkan kita lagi untuk supaya terbiasa (gemar)
berdzikir setelah shalat wajib, bukan hanya selesai salam kiri dan kanan dan langsung ngacir.
Hendaklah kita luangkan waktu kita sedikit untuk berdzikir dengan beristighfar (Astagh-
firullahaldzim atau disambung dengan alladzi la ilahailla huwal hayyul qayyum wa athubuilaihi),
tahlil (La ilaha illallahu wahdahulaasyarikalah, Lahulmulku dst), tasbih (Subhanallah), tahmid
(Alhamdulillah), takbir (Allahu akbar) dan dilanjutkan dengan do’a.
Mutiara Shubuh : Senin, 20/12/99 (12 Ramadhan 1420H)
Sabar Didalam Shalat
Allah swt berfirman di dalam Al-Qur’anul Karim yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar” [QS 2:153]
Note: Didalam kutipan Al-Qur’an diatas, Allah merangkaikan kata SABAR dan SHALAT.
Keterkaitan kedua kata itu sangatlah erat, dimana hendaknya shalat kita akan membentuk
kesabaran kita dalam kehidupan diluar shalat, dan tentunya bagi kita yang sabar didalam shalat.
Sabar didalam shalat berarti melakukan shalat dengan tertib, memahami makna setiap bacaan,
dan tentunya tidak buru-buru dalam melakukannya, seperti membaca bacaan dengan tartil,
memahaminya dan tuma’ninnah disetiap bacaan maupun gerakan shalat. Tak jarang diantara kita
yang melakukan shalat hanya sebagai kewajiban ritual belaka sehingga kita tidak merasakan
manfa’at shalat yang disebutkan sebagai pencegah perbuatan keji dan mungkar dan juga
merupakan salah satu forum dialog antara seorang hamba dan Sang Pencipta-Nya. Cobalah
renungkan seberapa lama kita ruku’ dan apakah kita melakukan bacaan sewaktu ruku’ itu dengan
sempurna? Apalagi untuk memahami dari makna ruku’ dan bacaannya tersebut. Begitu juga
dengan ‘itidal dan sujud semua itu sarat dengan kata-kata puji-pujian bagi Allah. Bacaan ketika
kita duduk diantara dua sujud kalau kita perhatikan kata-kata do’a yang kita panjatkan itu
sangatlah indah, begitu juga dengan bacaan-bacaan yang lainnya. Oleh karena itu hendaklah kita
melakukan shalat itu secara tertib, membaca dengan tartil, tuma’ninah serta menghayati bacaan
tersebut sehingga Allah swt melimpahkan segala keutamaan shalat itu terjuwud di kehidupan luar
shalat dan Allah menjauhkan kita dari perbuatan keji dan mungkar serta Allah akan selaku
mengiringi kita kemana langkah dibawa.
Mutiara Shubuh : Selasa, 21/12/99 (13 Ramadhan 1420H)
Mendahului Imam Ketika Shalat Berjama'ah
Dari abu Hurairah ra bahwa rasulullah saw bersabda: " Tidakkah takut salah seorang diantara
kalian apabila mengangkat kepala dari ruku' atau sujud sebelum imam, Allah akan menjadikan
kepalanya (seperti) kepala keledai atau Allah akan menjadikan bentuknya (seperti) bentuk
keledai (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Thurmudzi, Nasa'i dan Ibnu Majah).
Note: Shalat berjama'ah itu adalah kegiatan keseharian untuk mengajarkan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip Islam seperti kedisiplinan, kerja sama dan kebersamaan, saling menopang barisan,
Mutiara Shubuh Mul
24
keta'atan dalam kebaikan, menghormati pemimpin dan meluruskannya apabila ia keliru. Oleh
sebab itu Rasulullah saw mengancam keras orang yang mendahului imam disa'at shalat
berjama'ah, karena hal itu akan mengacaukan kekuatan barisan dan menguatkan semangat
individualistik dikalangan jama'ah. Hendaknya kita sabar menanti sampai iman selesai melakukan
gerakan/takbir/salam dan kemudian baru kita melakukannya, sehingga kita terhindar dari
gerakan mendahului.
Mutiara Shubuh : Rabu, 22/12/99 (14 Ramadhan 1420H)
Do'a I'tidal
Masih menyangkut tentang tata cara shalat berjama'ah. Dalam sebuah hadits sahih dari Rifa'ah
bin Rafi' Az-Zirqi ra, ia berkata: Kami shalat di belakang Rasulullah saw, maka ketika
mengangkat kepalanya dari ruku' Rasulullah saw membaca: "Sami'allahu liman hamidah", seorang
lelaki di belakang nya mengucapkan: "Rabbana walakal hamdu hamdan katsiiran thayyiban
mubaarakan fiih". Ketika selesai shalat, Rasulullah saw bertanya: "Siapa yang mengucapkan
tadi?", orang itupun menjawab: "Saya yaa Rasulullah. Rasululah bersabda: "Aku melihat tiga puluh
lebih malaikat memperebutkannya, siapakah diantara mereka yang menulisnya terlebih dahulu"
(HR Malik, Bukhari, Abu Dawud dan Nasa'i)
Note: Hadist diatas mencontohkan kepada kita, setelah imam bangkit dari ruku'nya dan
mengucapkan "Sami'allahu liman hamidah (Dengarkan kami memujaMu ..... yaa Allah) kemudian
disusul oleh para ma'mum dengan mengucapkan pujian-pujiannya kepada Rabb-nya. Salah satu
pujian seperti yang dinyatakan dalam hadits diatas. Di dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh
Malik, Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa'i disebutkan bahwa bagi yang ucapan "Rabbana lakal
hamdu"nya bertepatan dengan ucapan malaikat maka diampuni dosanya yang telah lalu.
Mutiara Shubuh : Kamis, 23/12/99 (15 Ramadhan 1420H)
Memberi Makan (Orang Yang Lapar) and Menebarkan Salam
Dari Abdullah bin Amr ra ia berkata, ketika salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
saw. “Yaa rasulullah amalan apakah di dalam Islam yang baik”. Seraya Rasulullah saw menjawab:
“Memberi makan (orang yang lapar) dan memberi salam kepada orang yang kalian kenal maupun
tidak kalian kenal” (HR Bukhari).
Note: Hadits diatas berintikan dua hal / amalan yang baik yang dianjurkan Rasulullah saw yakni:
 Memberi makan kepada orang yang membutuhkannya baik orang yang secara terang-terangan
memintanya maupun yang tidak mau mengutarakannya. Untuk hal ini perlu kepekaan kita
terhadap penderitaan saudara kita yang lainnya khususnya disekitar kita, dengan bahasa
populernya adalah Kepedulian Sosial. Renungkanlah apakah diri kita ini telah peduli terhadap
hal tersebut?, Apakah ketika kita makan dan bahkan sedang berbuka puasa di restoran yang
mewah kita ingat pada saudara kita yang makan hanya dengan nasi dan krupuk dan bahkan
tidak sedikit yang berusaha mengais-ngais makanan sisa di bak sampah dan juga yang hanya
meringkuk menekuk lutut mereka untuk menekan perutnya dengan harapan rasa lapar itu
hilang. Apakah kita tega ?? Sedzalim itukah kita membiarkan mereka lapar ?? Ingat hal ini
sangat diperingatkan oleh Allah swt yang didalam konteks bahasa Al-Qur’an disebut sebagai
PENDUSTA AGAMA bagi orang yang menelantarkan anak yatim dan faqir miskin.
 Saling menebarkan salam diantara kita dapat berarti saling mendo’akan atas keselamatan
diantara kita. “Assalamu’alaikum yaa saudaraku” dan dapat juga diteruskan dengan do’a
“Semoga rahmat dan berkah Allah bersamamu”. Dapat kita bayangkan suatu masyarakat yang
saling menebarkan salam satu sama lainnya…. Masya Allah… Alangkah indahnya kehidupan ini…
Semoga dua amalan baik ini dapat kita lakukan dalam kehidupan keseharian kita.
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc
Mutiara Subuh.doc

More Related Content

More from Sarif Hidayat (20)

Sinkronisitas.docx
Sinkronisitas.docxSinkronisitas.docx
Sinkronisitas.docx
 
Seorang Gadis di Dalam Senja.docx
Seorang Gadis di Dalam Senja.docxSeorang Gadis di Dalam Senja.docx
Seorang Gadis di Dalam Senja.docx
 
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docxSemangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
 
Satu Orang Satu Pohon.docx
Satu Orang Satu Pohon.docxSatu Orang Satu Pohon.docx
Satu Orang Satu Pohon.docx
 
Samsara.docx
Samsara.docxSamsara.docx
Samsara.docx
 
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docxPelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
 
Paman Don.docx
Paman Don.docxPaman Don.docx
Paman Don.docx
 
PACARKU ADA LIMA.docx
PACARKU ADA LIMA.docxPACARKU ADA LIMA.docx
PACARKU ADA LIMA.docx
 
Mirror.docx
Mirror.docxMirror.docx
Mirror.docx
 
Menyibak Aku Melalui Kamu.docx
Menyibak Aku Melalui Kamu.docxMenyibak Aku Melalui Kamu.docx
Menyibak Aku Melalui Kamu.docx
 
Mengenang Sendok dan Sedotan.docx
Mengenang Sendok dan Sedotan.docxMengenang Sendok dan Sedotan.docx
Mengenang Sendok dan Sedotan.docx
 
Menembus Tingkap Kaca.docx
Menembus Tingkap Kaca.docxMenembus Tingkap Kaca.docx
Menembus Tingkap Kaca.docx
 
Malin Kundang.docx
Malin Kundang.docxMalin Kundang.docx
Malin Kundang.docx
 
Kiamat Memang Sudah Dekat.docx
Kiamat Memang Sudah Dekat.docxKiamat Memang Sudah Dekat.docx
Kiamat Memang Sudah Dekat.docx
 
Ketika Kita Berbeda.docx
Ketika Kita Berbeda.docxKetika Kita Berbeda.docx
Ketika Kita Berbeda.docx
 
Isi Batok Kepala Bertengkar.docx
Isi Batok Kepala Bertengkar.docxIsi Batok Kepala Bertengkar.docx
Isi Batok Kepala Bertengkar.docx
 
Imagosentris.docx
Imagosentris.docxImagosentris.docx
Imagosentris.docx
 
Harta Karun Untuk Semua.docx
Harta Karun Untuk Semua.docxHarta Karun Untuk Semua.docx
Harta Karun Untuk Semua.docx
 
Guruji.docx
Guruji.docxGuruji.docx
Guruji.docx
 
Ghost Mother.docx
Ghost Mother.docxGhost Mother.docx
Ghost Mother.docx
 

Recently uploaded

Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Ustadz Habib
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
Robert Siby
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Adam Hiola
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
Robert Siby
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
MeidarLamskingBoangm
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
puji239858
 

Recently uploaded (13)

Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 

Mutiara Subuh.doc

  • 1. Mutiara Shubuh Mul MUTIARA SHUBUH KUMPULAN MATERI BAHASAN BA’DA SHUBUH DI MASJID AL-AMRU BITTAQWA DAN MILIS GROUP AL-AMRU_BITTAQWA
  • 2. Mutiara Shubuh Mul PRAKATA Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum w.w. Segala puji yang tidak lepas-lepasnya bagi Allah swt yang telah menjadikan langit, bumi dan seluruh isi jagad ini, serta shalawat dan salam selalu tertumpah bagi manusia pilihanNya junjungan kita Rasullullah Muhammad saw. Kumpulan kutipan “Mutiara Shubuh” ini adalah suatu dokumentasi dari petikan ajaran Islam yang dikutip dari Al-Qur’an dan hadish-hadish shahih Rasulullah saw yang disampaikan setiap ba’da shalat shubuh di Masjid Al-Amru Bittaqwa Depok yang disampaikan secara bergantian oleh para jama’ah dan dipandu langsung oleh Ust. H. Arifin Ilham SHI. Dan kemudian setiap hari kerja “Mutiara Shubuh” ini juga setia hadir di milis group “Al-Amru Bittaqwa” pada al-amru- bittaqwa@egroups.com. Semoga kumpulan kutipan ini akan bermanfa’at bagi mengingatkan kita semua untuk ber’amal sesuai dengan yang diteladankan oleh Rasulullah saw. Terima kasih yang sedalam-dalamnya buat semua ikhwan yang telah bersama-sama mendukung gagasan ini dan khususnya Pak Salman sebagai pemicu awal dan Ust. Arifin Ilham yang senantiasa memandu kita dalam menimba ilmu ini. Semoga segala amal baik beliau ini dan amal kita semua diterima Allah swt. Akhir kata dengan sangat amat sadar saya sampaikan bahwa segala sesuatu yang baik dalam “Mutiara Shubuh” adalah semata-mata hanya datang dari Allah swt, dan jika ada hal-hal yang tidak benar dan tidak pada tempatnya maka itu hanya semata-mata karena kebodohan dan kekurangan dari penyusun. Kritik dan saran bagi meningkatkan kualitas iman kita sangat diharapkan oleh penyusun. Wa billahi taufiq wal hidayah, Wassalamu’alaikum w.w. Agusman Zubir agusman.zubir@bke.co.id BERGABUNGLAH BERSAMA DALAM GROUP MILIS “AL-AMRU BITTAQWA” PADA AL-AMRU_BITTAQWA@EGROUPS.COM DALAM RANGKA MENUJU INSAN YANG MEMIMPIN DALAM KETAQWAAN
  • 3. Mutiara Shubuh Mul Mul I N D E X Edisi Topik Halaman Rabu, 08/09/99 Keutamaan ber”siwak” sebelum berwudhu 1 Kamis, 09/09/99 Membaca “Allahumma Ajjirna minannar” setelah shalat 1 Jum’at, 10/09/99 Rukun Islam (5 hal) 1 Senin, 13/09/99 Menggemarkan akan kebersihan 1 Selasa, 14/09/99 Menyempurnakan wudhu’ dan berdo’a setelahnya 1 Rabu, 15/09/99 Himbauan untuk menyempurnakan wudhu’ 2 Kamis, 16/09/99 Menggemarkan untuk selalu berwudhu’ 2 Jum’at, 17/09/99 Anjuran shalat sunnah atau wajib setelah berwudhu’ 2 Senin, 20/09/99 Tata cara berwudhu’ 2 Selasa, 21/09/99 Menggemarkan adzan dan shalat berjama’ah di masjid 3 Rabu, 22/09/99 Keutamaan yang menyampaikan adzan (muadzdzin) – I 3 Kamis, 23/09/99 Keutamaan yang menyampaikan adzan (muadzdzin) – II 3 Jum’at, 24/09/99 Keutamaan untuk ber-adzan setiap sebelum shalat 4 Senin, 27/09/99 Keutamaan membaca “A’udzubillah” untuk mengusir syeitan 4 Selasa, 28/09/99 Keutamaan meyimak adzan dan menjawabnya 4 Rabu, 29/09/99 Keutamaan yang menyampaikan adzan (muadzdzin) – III 5 Kamis, 30/09/99 Keutamaan membaca do’a setelah mendengar adzan 5 Jum’at, 01/10/99 Anjuran mendengarkan adzan, menjawabnya 5 Senin, 04/10/99 Keutamaan berdo’a diantara adzan dan iqamat 5 Selasa, 05/10/99 Mengulangi keutamaan membaca “Allahumma ajjirna minannar” 6 Rabu, 06/10/99 Ajakan untuk gemar berinfaq untuk masjid 6 Kamis, 07/10/99 Larangan melakukan ihtiba’ dan tasybik di dalam masjid 6 Jum’at, 08/10/99 Keutamaan ber-adzan dan syaf terdepan dalam berjama’ah 7 Senin, 11/10/99 Menggemarkan untukmelakukan shalat sunnah di rumah 7 Selasa, 12/10/99 Lima keutamaan bagi yang senantiasa shalat di masjid 7 Rabu, 13/10/99 Menggemarkan untuk shalat di masjid 7 Kamis, 14/10/99 Keutamaan shalat di masjid dan menunggu ma’mum lainnya 8 Jum’at, 15/10/99 Menggemarkan untuk shalat di masjid walaupun jauh 8 Senin, 18/10/99 Keutamaan shalat berjama’ah di masjid di waktu malam 9 Selasa, 19/10/99 Peringatan meninggalkan shalat isya’ dan shubuh berjama’ah 9 Rabu, 20/10/99 Tiga perkara yang menghalangi diterimanya shalat 9 Kamis, 21/10/99 Anjuran meluruskan dan merapatkan shaf dalam berjama’ah 10 Jum’at, 22/10/99 Peringatan dari meninggalkan shalat berjama’ah 10 Senin, 25/10/99 Peringatan meninggalkan shalat Jum’at (I) 10 Selasa, 26/10/99 Peringatan meninggalkan shalat Jum’at (II) 10 Rabu, 27/10/99 Peringatan meninggalkan shalat Jum’at (III) 11 Kamis, 28/10/99 Shalat sebagai penghapus dosa-dosa kecil 11 Jum’at, 29/10/99 Tiga tingkatan (golongan) orang yang melaksakan shalat Jum’at 11 Senin, 01/11/99 Tatakrama dalam shalat Jum’at 12 Selasa, 02/11/99 Keutamaan mandi dan datang awal untuk shalat Jum’at 12 Rabu, 03/11/99 Anjuran membersihkan diri dalam menghadiri Jum’at (I) 12 Kamis, 04/11/99 Anjuran membersihkan diri dalam menghadiri Jum’at (II) 13
  • 4. Mutiara Shubuh Mul Mul I N D E X Edisi Topik Halaman Jum’at, 05/11/99 Keutamaan syaf terdepan dalam shalat berjama’ah 13 Senin, 08/11/99 Keutamaan ke masjid walaupun ada yang merintangi 13 Selasa, 09/11/99 Melawan godaan syeitan (Al-Mu’minun : 97-98) 13 Rabu, 10/11/99 Anjuran membersihkan diri dalam menghadiri Jum’at (III) 14 Kamis, 11/11/99 Menggemarkan Shalat Taubat 14 Jum’at, 12/11/99 Anjuran untuk shalat berjama’ah di masjid 14 Senin, 15/11/99 Peringatan akan mencaci-maki zaman (waktu) 15 Selasa, 16/11/99 Peringatan atas kesombongan dan kebanggaan atas diri 15 Rabu, 17/11/99 Berbaik sangka terhadap Allah swt 15 Kamis, 18/11/99 Memahami “Asma ul Husna” 15 Jum’at, 19/11/99 Peringatan bagi orang yang senang berbuat maksiat 16 Senin, 22/11/99 Anjuran Menahan Amarah 16 Selasa, 23/11/99 Peringatan terhadap berbantah-bantahan 16 Rabu, 24/11/99 Marhaban ya Ramadhan 17 Kamis, 25/11/99 Keutamaan Puasa Ramadhan 17 Jum’at, 26/11/99 Peringatan terhadap berbicara ketika khutbah Jum’at 17 Senin, 29/11/99 Keutamaan Membaca Al-Qur’an 18 Selasa, 30/11/99 Al-Qur’an dan Hadits Sebagai Pegangan Hidup 18 Rabu, 01/12/99 Keutamaan Al- Qur'an 18 Kamis, 02/12/99 Al- Qur'an Sebagai Benteng Diri 18 Jum’at, 03/12/99 Membaca Al- Qur'an Media Dialog Dengan Allah swt 19 Senin, 06/12/99 Keutamaan Shalat Shubuh dan Ashar Berjama’ah 19 Selasa, 07/12/99 Shalat Diawal Waktu 19 Rabu, 08/12/99 Fadhilah Shalat Berjama’ah di Masjid 19 Kamis, 09/12/99 Fadhilah Puasa 20 Jum’at, 10/12/99 Fadhilah Kalimat Thoyyibah (I) 20 Senin, 13/12/99 Fadhilah Kalimat Thoyyibah (II) 21 Selasa, 14/12/99 Peringatan Bagi Yang Meninggalkan Shalat Berjama'ah 22 Rabu, 15/12/99 Anjuran Untuk Shalat Berjama’ah 22 Kamis, 16/12/99 Belajar dan Mengajarkan Al-Qur’an 22 Jum’at, 17/12/99 Menggemarkan Dzikir Sehabis Shalat 22 Senin, 20/12/99 Sabar Didalam Shalat 23 Selasa, 21/12/99 Mendahului Imam Ketika Shalat Berjama'ah 23 Rabu, 22/12/99 Do’a I’tidal 24 Kamis, 23/12/99 Memberi Makan (Orang Yang Lapar) and Menebarkan Salam 24 Jum’at, 24/12/99 Thuma’ninah Didalam Shalat 25 Senin, 27/12/99 Antara Jalan Lurus dan Sesat 25 Selasa, 28/12/99 Shalat Sunnah Tahyatul Masjid 26 Rabu, 29/12/99 Shalat Sunnah Dhuha 26 Kamis, 30/12/99 Thuma’ninah Dalam Shalat 26 Jum’at, 31/12/99 Shalat Sunnah Rawatib 27 Senin, 03/01/00 Zakat Fitrah 27
  • 5. Mutiara Shubuh Mul Mul I N D E X Edisi Topik Halaman Selasa, 04/01/00 Mendahulukan Kepentingan Orang Lain 28 Rabu, 05/01/00 Makna Dzikir Setelah Shalat 28 Kamis, 06/01/00 Sikap Mukmin Terhadap Orang Kafir 29 Jum’at, 07/01/00 Kebiasaan Rasulullah Ketika Iedul Fitri 30 Senin, 10/01/00 Shaum Syawal 30 Selasa, 11/01/00 Do’a yang terhalang karena memakan makanan yang haram 31 Rabu, 12/01/00 Mendekatkan Diri Kepada Allah swt (I) 31 Kamis, 13/01/00 Mendekatkan Diri Kepada Allah swt (II) 32 Jum’at, 14/01/00 Membaca Al-Qur’an dengan Suara Lantang atau Perlahan 32 Senin, 17/01/00 Membaca dan Saling Mengajarkan Al-Qur’an 32 Selasa, 18/01/00 Amar Ma’ruf Nahi Munkar 33 Rabu, 19/01/00 Tujuh Golongan Orang Yang Dilindungi Allah di Hari Kiamat 33 Kamis, 20/01/00 Perbaharui iman dengan kalimah “Laa ilaha Illallah” 34 Jum’at, 21/01/00 Menafkahkan Harta di jalan Allah 34 Senin, 24/01/00 Yang Paling Mulia 35 Selasa, 25/01/00 Sabar Itu Tak Ada Batasnya 35 Rabu, 26/01/00 Beriman dan Beramal Shaleh 35 Kamis, 27/01/00 Optimis 36 Jum’at, 28/01/00 Tasweer 37 Senin, 31/01/00 3 Hal Yang Tidak Memutuskan Amalan 37 Selasa, 01/02/00 Bergabung Bersama di Majlis Dzikir 38 Rabu, 02/02/00 Hak Kewajiban Muslim Terhadap Sesama Muslim 38 Kamis, 03/02/00 Menggemarkan Menyampaikan Ilmu 39 Jum’at, 04/02/00 Memuliakan Tamu 40 Senin, 07/02/00 Anjuran Shalat Sunnah Ketika Memasuki Masjid 40 Selasa, 08/02/00 Bertaubat 40 Rabu, 09/02/00 Ilmu Bagi Orang Beriman 41 Kamis, 10/02/00 Petunjuk Allah 41 Jum’at, 11/02/00 Shalat Sunnah Dhuha (II) 42 Senin, 14/02/00 Meniru Kebudayaan Kaum Kafir 43 Selasa, 15/02/00 Klarifikasi Terhadap Suatu Masalah (Tabayyun) 43 Rabu, 16/02/00 Dirikanlah Shalat 44 Kamis, 17/02/00 Sikap Mukmin Terhadap Orang Yang Fasik 44 Jum’at, 18/02/00 Menjaga Diri dan Keluarga dari Api Neraka 45 Senin, 21/02/00 Esensi Waktu Dalam Paradigma Islam 45 Selasa, 22/02/00 Jauhilah Sifat Riya’ 46 Rabu, 23/02/00 Hisab 47 Kamis, 24/02/00 Silaturrahmi 47 Jum’at, 25/02/00 Merapatkan dan Meluruskan Shaf 48 Senin, 28/02/00 Dunia Hanya Persinggahan 48 Selasa, 29/02/00 Konsistensi Antara Mulut Dan Hati 49 Rabu, 01/03/00 Menjaga Kesehatan Tubuh 49
  • 6. Mutiara Shubuh Mul Mul I N D E X Edisi Topik Halaman Kamis, 02/03/00 Menyambut Hari Jum’at 49 Jum’at, 03/03/00 Berqurban 50 Senin, 06/03/00 Shalat Diawal Waktu, Berjama’ah dan di Masjid 50 Selasa, 07/03/00 Kebiasaan Bermegah-megahan (Takaatsur) 51 Rabu, 08/03/00 Hidup Bertetangga 51 Kamis, 09/03/00 Infaq Pembuka Pintu Rejeki 52 Jum’at, 10/03/00 Kufur Ni’mat 52 Senin, 13/03/00 Al-Fatihah didalam Shalat 53 Selasa, 14/03/00 Hormati dan Muliakanlah Ulama 53 Rabu, 15/03/00 Ketentuan Berqurban 54 Kamis, 16/03/00 Menyambut Iedul Adha 55 Jum’at, 17/03/00 Tanda Syukur Melalui Qurban 55 Senin, 20/03/00 Sabar 56 Selasa, 21/03/00 Orang Yang Tidak Diperdulikan Allah 56 Rabu, 22/03/00 Ghibah 57 Kamis, 24/03/00 Berilmu Tapi Tidak Diamalkan 58 Jum’at, 25/03/00 Berkaca Diri 58 Senin, 27/03/00 Tiada Kompromi Dalam Aqidah 59 Selasa, 28/03/00 Sekilas Tentang Syurga 60 Rabu, 29/03/00 Menepati Janji 60 Kamis, 30/02300 Bacalah 61 Jum’at, 31/03/00 Mencela Makanan 61 Senin, 03/04/00 Sabar Ketika Sakit 62 Selasa, 04/04/00 Berjabat Tangan 62 Rabu, 05/04/00 Kiat Mencapai Keberuntungan 63 Kamis, 06/04/00 Harta dan Sahabat 63 Jum’at, 07/04/00 Menghiraukan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar 64 Senin, 10/04/00 Berbuat Baik Kepada Orang Tua 64 Selasa, 11/04/00 Dusta Yang Dibolehkan 65 Rabu, 12/04/00 Berdo’a Diantara Dua Khutbah 65 Kamis, 13/04/00 Sifat-sifat Orang Beriman 65 Jum’at, 14/04/00 Pintu Taubat Selalu Terbuka 66 Senin, 17/04/00 Menebarkan Salam 66 Selasa, 18/04/00 Berduka Ketika Luput dan Terlalu Gembira Ketika Dapat 67 Rabu, 19/04/00 Shalawat Nabi 67 Kamis, 20/04/00 Menahan Amarah, Mema’afkan dan Berlemah Lembut 68 Jum’at, 21/04/00 Mendamaikan Sesama Muslim 69 Senin, 24/04/00 Musibah Dimata Orang Mukmin 69 Selasa, 25/04/00 Takut Kepada Allah 70 Rabu, 26/04/00 Kemana Saja Sih Ayah Selama Ini ? 71 Kamis, 27/04/00 Mengintip Keadaan Neraka 72 Jum’at, 28/04/00 Menyegerakan Beramal 73
  • 7. Mutiara Shubuh Mul 1 Mutiara Shubuh : Rabu, 08/09/99 (27 Jumadil Awal 1420H) Keutamaan ber”siwak” sebelum berwudhu Nabi saw bersabda: "Bila tidak memberatkan bagi ummatku, aku akan mewajibkan mereka untuk bersiwak (gosok gigi) sebelum mereka berwudhu" (Hadish Riwayat Abu Hurairah), dari sabda Nabi ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa menggosok gigi (bersiwak) sebelum berwudhu sangatlah dianjurkan oleh Nabi. Mutiara Shubuh : Kamis, 09/09/99 (28 Jumadil Awal 1420H) Membaca “Allahumma Ajjirna minannar” setelah shalat Dari al-Harists bin Muslim at-Tamimi ra, ia berkata: Nabi saw bersabda kepadaku: "Apabila kamu selesai shalat shubuh maka ucapkanlah sebelum berbicara "Allahumma ajirni minannar (ya Allah, lindungilah aku dari api neraka)" tujuh kali;karena sesungguhnya jika kamu meninggal pada harimu itu niscaya Allah menulis bagimu perlindungan dari api neraka, dan apabila kamu selesai shalat maghrib maka ucapkanlah sebelum berbicara "Allahumma ajirni minannar (ya Allah, lindungilah aku dari api neraka)" tujuh kali;karena sesungguhnya jika kamu meninggal pada malammu itu niscaya Allah menulis bagimu perlindungan dari api neraka" (HR Nasa'i dan Abu Dawud dari al Harist bin Muslim) Note: Bagaimana kalau ini selalu kita baca setiap sehabis shalat, Insya Allah mungkin kita akan selalu dilindungi oleh Allah dari api neraka ......amien.... Mutiara Shubuh : Jum’at, 10/09/99 (29 Jumadil Awal 1420H) Rukun Islam (5 hal) Dalam salah satu hadish menyatakan, belum lengkap islamnya seseorang jika belum melakukan lima kewajiban ini, yaitu shahadat, shalat, shaum, zakat dan hajji", walaupun dua yang terakhir itu dibatasi dengan kemampuan masing-masing individu. Tetapi setidak-tidaknya ada niat dan tekad untuk mewujudkan keduanya (zakat dan hajji). Mutiara Shubuh : Senin, 13/09/99 (2 Jumadil Akhir 1420H) Menggemarkan akan kebersihan Disalah satu hadish menyatakan bahwa Nabi saw melakukan shalat malam (tahajjud) dua raka'at demi dua raka'at dan diantaranya itu Nabi saw bersiwak (membersihkan gigi dengan kayu siwak yang adanya di Arab sana, tetapi intinya adalah membersihkan giginya) dan sementara itu di hadish lain juga menyatakan bahwa Nabi melakukan ini (bersiwak) sebelum beliau memasuki rumah dan menemui istri beliau. Disini terlihat bahwa bagaimana Nabi saw mengajarkan tentang pentingnya kebersihan yang pada hadish diatas adalah salah satunya membersihkan gigi. Mutiara Shubuh : Selasa, 14/09/99 (3 Jumadil Akhir 1420H) Menyempurnakan wudhu’ dan berdo’a setelahnya Dari salah satu hadish shahih yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah : Dari Umar bin Khaththab ra dari Nabi saw, ia bersabda: "Tidaklah salah seorang diantara kalian berwudhu' kemudian menyempurnakan wudhu' nya lalu mengucapkan (do'a) : Asyhadu Allahilaha illallah wahdahu laa syarikalah, wa-asyhaduanna muhammadan 'abduhu wa rasuluh (Aku bersaksi tiada tuhan selain allah dan tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya)", melainkan dibukakan baginya pintu-pintu sorga yang delapan, ia bisa masuk dimana saja ia suka" Dalam riwayat dua perawi terakhir disebutkan dengan redaksi: "Kemudian membaguskan wudhu'" dan Abu Dawud menambahkan: "Kemudian mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a" Dari hadish diatas dapat ambil intinya adalah keutamaan menyempurnakan wudhu' dan mengucapkan do'a setelah berwudhu'
  • 8. Mutiara Shubuh Mul 2 Mutiara Shubuh : Rabu, 15/09/99 (4 Jumadil Akhir 1420H) Himbauan untuk menyempurnakan wudhu’ Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw melihat seorang lelaki yang tidak membasuh kedua tumitnya lalu Nabi saw bersabda: " Celaka bagi tumit-tumit itu dari api neraka". Ada dua penafsiran dari kata "tidak kedua membasuh tumitnya" ini: 1. Membasuh kaki dengan mengalirkan air dari bagian atas kaki sehingga tumitnya tidak basah. 2. Membasuh kaki dengan hanya mengalirkan air di kaki termasuk tumit tapi dengan tidak menggosoknya. Dari kedua penafsiran diatas alhamdulillah mungkin kita tidak melalukan hal yang pertama, tetapi dengan mengosok semua kaki waktu berwudhu (termasuk tumit yang sering kotor ketika kita berjalan) insya Allah kita akan terhindar dari kemungkinan penafsiran kedua dan juga terhindar dari api neraka sebagaimana yang diperingatkan Nabi saw pada hadish diatas. Insya Allah dengan mengetahui hadish diatas kita dapat lebih menyempurnakan wudhu kita. Mutiara Shubuh : Kamis, 16/09/99 (5 Jumadil Akhir 1420H) Menggemarkan untuk selalu berwudhu’ Dalam salah satu hadish Nabi saw dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim: Disa'at Isra' & Mi'raj, Nabi saw mendengar kedua alas kaki Bilal bin Raba' melangkah ke sorga di depan mendahului beliau. Maka ketika ketemu Bilal, Nabi saw bertanya kepada Bilal tentang amalan apa yang dikerjakan Bilal yang paling banyak pahalanya sehingga dia mendahului Nabi saw ke sorga. Bilal menjawab bahwa beliau tidak punya amalan khusus yang beliau harapkan banyak pahalanya selain bahwa dia tidak hanya bersuci (berwudhu') untuk shalat atau dengan kata lain beliau selalu dalam keadaan berwhudu' (suci) sepanjang hari. Note: Amalan diatas juga dilakukan oleh Luqman Al-Hakim (seorang muslim yang shaleh yang namanya diabadikan sebagai salah satu nama surat di dalam Al-Qur'an). Tetapi memang kalau kita tela'ah lebih dalam dengan selalu menggemarkan berwudhu' (bersuci) setiap sa'at setidaknya menjadi motivasi dalam diri kita untuk tidak melakukan hal yang bathil karena mengingat kesucian karena kita dalam keaadaan sedang berwudhu'. Insya Allah amalan ini dalat kita lakukan sehingga menjadikan kita untuk selalu dalam keadaan suci dan jauh dari yang bathil dan tentunya dapat menyusul jejak Bilal bin Raba'. Amien.....ya rabbal alamin........ Mutiara Shubuh : Jum’at, 17/09/99 (6 Jumadil Akhir 1420H) Anjuran shalat sunnah atau wajib setelah berwudhu’ Hadish shahih yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah: Dari 'Uqbah bin Amir ra yang menyampaikan sabda Nabi saw bahwa bagi seseorang yang berwudhu' dan membaguskan wudhu'nya dan kemudian shalat dengan sepenuh hati dan wajahnya dipastikan oleh Nabi saw akan mendapatkan ganjaran sorga baginya. Note : Semoga kita telah melakukan wudhu' kita dengan baik sesuai sunnah Nabi saw dan juga kita melaksanakan shalat yang khusu' setelah itu (apakah itu shalat sunnah atau wajib) dan Insya Allah kita diberikan ganjaran seperti yang di janjikan oleh Allah swt melalui Nabi-Nya diatas. ....amien.... Mutiara Shubuh : Senin, 20/09/99 (9 Jumadil Akhir 1420H) Tata cara berwudhu’ Pada "Mutiara Shubuh" yang lalu dalam hadishnya Nabi saw menjanjikan syurga bagi yang menyempurnakan whudu' dan shalat dua raka'at sesudahnya, bahasan hadish kali ini dilain hadishnya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim Nabi saw menyatakan ampunan dosa bagi orang yang melakukannya. Ringkasan dari hadish tersebut sbb:
  • 9. Mutiara Shubuh Mul 3 Ketika Humrah Maula 'Ustman bin Affan ra (putra 'Ustman bin Affan ra) melihat ayahnya berwhudu' dengan mencuci tanganya, kumur-kumur, mencuci hidung dneganmemasukkan air ke hidung, mencuci muka, mencuci tangan sampai ke siku dan mencuci kaki, semua dilakukan tiga kali (dengan sempurna) dan kemudian 'Utsman berkata: "Aku melihat Rasulullah saw berwhudu' seperti whudu'-ku ini", dan kemudian beliau bersabda, "Barangsiapa berwhudu' seperti whudu'- ku ini kemudian shalat dua raka'at dengan khusyu', maka diampuni dosanya yang telah lalu" Mutiara Shubuh : Selasa, 21/09/99 (10 Jumadil Akhir 1420H) Menggemarkan adzan dan shalat berjama’ah di masjid Kali ini yang dibahas adalah hadist yang berkaitan dengan penunaian ibadah shalat dan ibadah- ibadah lain yang berhubungan dengan ibadah shalat. Dalam salah satu hadist Nabi saw yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim sbb: Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: "Sekiranya manusia mengetahui keutamaan adzan dan shaf pertama, kemudian kemudian tidak mendapati kecuali harus melakukan undian untuk mendapatkannya niscaya mereka melakukan undian, dan sekiranya mereka mengetahui keutamaan bersegera melaksanakan shalat niscaya mereka berlomba kepadanya, dan sekiranya mereka mengetahui keutamaan shalat Isya' dan Shubuh niscaya mereka datang kepadanya seklipun dengan merangkak" Note: Dari Hadist Shahih diatas dapat kita tarik intinya adalah bahwa: - Mengumandangkan adzan - Shalat berjama'ah pada syaf yang pertama - Menyegerakan melaksanakan shalat - Shalat Isya' dan Shubuh berjama'ah di masjid merupakan ibadah-ibadah yang banyak sekali keutamaannya. Sehingga dalam hadish tersebut sampai diungkapkan bahwa jika orang tahu keutamaan tersebut maka orang-orang tersebut akan berebut mendapatkannya bahkan sampai dengan melakukannya dengan undian dan juga sampai- sampai dengan merangkakpun mereka akan berusaha melakukannya. Insya' Allah kita diberi keteguhan iman dalam melakukan ibadah-ibadah tersebut diatas dan sehingga kita mendapatkan keutamaan-keutamaannya. Amien ya rabbal alamin.......... Mutiara Shubuh : Rabu, 22/09/99 (11 Jumadil Akhir 1420H) Keutamaan yang menyampaikan adzan (muadzdzin) - I Hadish shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang shahih, Thabrani sbb: Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: "Diampuni bagi mu'adzdzin sejauh (gema suara) adzannya dan dimintakan ampunan untuknya oleh setiap benda basah dan kering yang mendengarnya" dihadish lain dinyatakan "semua yang mendengarkannya akn menjadi saksi baginya di hari akhirat" Note: Nach .. kalau mau minta ampunan dosa maka rajin-rajin lah ke masjid dan datang lebih awal untuk menjadi mu'adzdzin, Insya Allah dosa-dosa nya akan dapat ampunan dan berangsur-angsur bersih.... Mutiara Shubuh : Kamis, 23/09/99 (12 Jumadil Akhir 1420H) Keutamaan yang menyampaikan adzan (muadzdzin) - II Masih berbicara tentang keutamaan menyampaikan adzan, didalam hadish lain dari Abu Hurairah ra yang mengemukakan sabda Rasullullah saw bahwa Imam itu adalah penjamin bagi shalat para ma'mumnya dan muadzdzin adalah pemegang amanat dalam mengawal waktu-waktu shalat, dan kemudian Rasulullah saw berdo'a untuk mereka: "Ya Allah tunjukilah para imam dan ampunilah para muadzdzin" (Hadish shahih ini diriwayatkan oleh Abu dawud, Turmudzi, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban didalam shahih-nya Ahmad meriwayatkannya dari hadish Abu Umamah dengan sanad hasan).
  • 10. Mutiara Shubuh Mul 4 Mutiara Shubuh : Jum’at, 24/09/99 (13 Jumadil Akhir 1420H) Keutamaan untuk ber-adzan setiap sebelum shalat Masih berbicara masalah adzan, dalam salah satu hadish shahihnya dari Abu Hurairah ra Rasullullah saw bersabda bahwa apabila dikumandangkan adzan untuk shalat maka syetan lari terbirit-birit seraya mengeluarkan kentut agar tidak mendengar adzan dan datang lagi setelah adzan selesai dan kemudian lari lagi ketika mendengar iqamat dan kemudian datang lagi setelahnya untuk menggoda konsentrasi orang yang sedang shalat sehingga mereka menjadi lupa atau tidak mengetahui berapa (raka'at) shalatnya (Riwayat Malik, Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa'i) Note: Sepertinya kita dianjurkan untuk adzan atau iqamat sebelum melakukan shalat wajib walaupun itu kita kerjakan dirumah atau ditempat lain selain masjid, dengan harapan semoga syetan akan menjauh dari tempat sekitar shalat kita sehingga dia tidak mengganggu kekhusu'an shalat kita. Disamping itu Insya Allah kita mendapatkan ampunan yang dijanjikan Allah lewat hadish Rasullullah sebagaimana yang kita bahas dalam "Mutiara Shubuh" yang lalu.....amien.......... Mutiara Shubuh : Senin, 27/09/99 (16 Jumadil Akhir 1420H) Keutamaan membaca “A’udzubillah” untuk mengusir syeitan Kali ini kita masih melanjutkan bahasan tentang hadish shahih yang menyatakan ketakutan syetan akan adzan dan usaha-usahanya yang selalu mengganggu konsentrasi kita diwaktu shalat. Untuk itu marilah kita mengusir syetan dari hati kita dengan banyak-banyak berdzikir dan khususnya diwaktu shalat setidaknya kita meminta perlindungan Allah dari godaan syetan dengan membaca:"A'udzubillahi minassyaithonirrajiim (Aku berlindung dengan Allah dari godaan syetan yang terkutuk) ketika akan membaca Al-Fathihah dan sebelum membaca surah di setiap raka'atnya. Semoga kita selalu dilindungi Allah dari godaan syetan yang senantiasa membisikkan kata-kata sehingga membuat kita lupa pada Allah...amien... Mutiara Shubuh : Selasa, 28/09/99 (17 Jumadil Akhir 1420H) Keutamaan meyimak adzan dan menjawabnya Dalam salah satu hadish shahih Rasullullah saw yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawaud dan Nasa'i yang intinya bahwa Umar bin Kattab ra mendengar Rasullullah saw bersabda, apabila mu'adzdzin mengumandangkan adzan hendaklah kita menjawab adzan itu dengan seksama dari lubuk hati yang dalam, dan barang siapa melakukan hal ini Insya Allah dia akan masuk syurga. Dan dalam riwayat Rasullulah lainnya mengatakan bahwa beliau sangat gembira sekali jika adzan akan dikumandangkan oleh Bilal bin Raba' dan beliau juga meminta kepada Bilal untuk mengumandangkannya semerdu mungkin. Note: Jika kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari sa'at ini, kita telah sengaja atau tidak sengaja mengacuhkan panggilan Allah ini (adzan). Jangan kan menjawabnya untuk mendengar- kannya kita merasa tidak punya waktu dan bahkan dengan tidak sengaja atau disengaja justru kita berbicara, menonton teve, mendengar radio, tape dsb. selama adzan dikumandangkan dan yang lebih ekstrim lagi kita justru membesarkan volumenya seolah-olah kita terganggu dengan seruan adzan tersebut. Astaghfirullah al-adzim, Ya Allah ampunilah kami.. Marilah mulai sa'at ini kita jadikan adzan itu sebagai nada musikal yang paling merdu dan yang sangat kita tunggu- tunggu di setiap waktu shalat dan bersungguh-sungguh untuk menjawabnya. Semoga Allah mengampuni kita dan menggantikannya dengan ganjaran syurga seperti yang telah dijanjikan Rasul-Nya tersebut. Berbahagialah orang yang mempunyai rumah yang dekat dengan masjid yang senantiasa mendengar alunan nada merdu yang dikumandangkan oleh para muadzdzin dari masjid. Dan bagi kita yang jauh dari mesid dan juga karena jarangnya masjid dan sudah barang tentu jarang sekali mendengar adzan, tetapi jika hati kita selalu di masjid dan Insya Allah hati kita pun akan dengan sendirinya menyenandungkan adzan-adzan tersebut.
  • 11. Mutiara Shubuh Mul 5 Mutiara Shubuh : Rabu, 29/09/99 (18 Jumadil Akhir 1420H) Keutamaan yang menyampaikan adzan (muadzdzin) - III Masih dalam konteks keutamaan adzan, dalam salah satu hadish shahih yang diriwayatkan oleh Muslim dan Ibnu Hibban: Dari Mu'awiah ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: "Para mu'adzdzin adalah orang yang paling panjang lehernya di hari kiamat". Ungkapan "panjang leher" dalam hadish ini bermaksud bahwa mu'adzdzin itu lebih mudah dilihat oleh malaikat pada hari akhir nanti dan didahulukan dalam hisabnya. Dalam riwayat lain menyatakan bahwa pahala para mu'adzdzin itu ditambahkan sebanyak pahala orang yang mendengarkan adzannya sehingga orang itu melaksanakan shalat karena panggilan adzannya. Bahkan Imam Syafe'i menganjurkan (sunnah) untuk melakukan adzan sebelum iqamat dan shalat, walaupun shalat itu dilaksanakan dirumah dan bahkan ketika shalat sendiri. Note: Semoga hadish ini bisa menjadi motivator bagi kita untuk selalu dan gemar melaksanakan adzan dan iqamat sebelum melaksanakan shalat fardhu dan Insya Allah kita akan menjadi orang yang dikenal oleh Allah dan malaikat di hari akhir nanti. Mutiara Shubuh : Kamis, 30/09/99 (19 Jumadil Akhir 1420H) Keutamaan membaca do’a setelah mendengar adzan Hadish sahih Rasulullah saw: dari Jabir bin Abdullah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa ketika mendengarkan adzan dan mengucapkan (do'a yang artinya): "Ya Allah, seruan yang sempurna ini dan shalat yang berlangsung, berikanlah wasilah (kedudukan) dan keutamaan kepada Muhammad, dan bangkitkanlah ia pada maqam yang terpuji yang pernah Engkau janjikan", maka ia berhak mendapat safa'atku pada hari kiamat" (H.R. Bukhari, Abu Dawud, Turmudzi, Nasa'i, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi) Note: Hadish diatas mengingatkan kita untuk selalu menggemarkan membaca do'a setelah adzan (Allahumma rabbaha dzihidda' watittammah ..... dst ) yang biasanya kita hiraukan saja. Ketika kita lupa membacanya karena kesibukan duniawiyah kita dan sewaktu-waktu kita ingat bahwa kita belum membacanya, maka bacalah do'a ini segera walaupun adzan sudah lama berlalu. Semoga dengan ini kita bisa mendapatkan safa'atnya Rasullullah dia hari akhir nanti. Mutiara Shubuh : Jum’at, 01/10/99 (20 Jumadil Akhir 1420H) Anjuran mendengarkan adzan, menjawabnya Dalam salah satu hadishnya Rasulullah saw yang meriwayatkan bahwa Abdullah bin Amer ra mendengar seorang lelaki berkata kepada Rasullullah saw bahwa dia iri (ghibtoh, iri tehadap amalan baik yang dilakukan seseorang dan ia ingin sekali melakukannya) terhadap muadzdzin yang dirasakannya mendapat keutamaan yang mengungguli dia, dan kemudian Rasullullah saw bersabda: "Ucapkanlah sebagaimana yang mereka ucapkan, dan kemudian apabila kamu telah mengucapkannya maka mintalah (kepada Allah swt) niscaya kamu diberi". (HR. Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Hibban), Menurut Syaikh Nashiruddin Al-Albani hadish ini hasan (keakuratannya dibawah shahih). Note: Hadish mengingatkan kita untuk selalu mendengar adzan dengan seksama dan menjawabnya dan kemudian tidak lupa berdo'a setelah adzan, Insya Allah do'a kita akan didengarkan Allah swt dan dikabulkan....amien... Mutiara Shubuh : Senin, 04/10/99 (23 Jumadil Akhir 1420H) Keutamaan berdo’a diantara adzan dan iqamat Hadish shahih dari Anas bin Malik ra bahwa Rasullullah saw bersabda: "Do'a antara adzan dan iqamat tidak ditolak". (HR Abu Dawud, Turmudzi, Nasa'i, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban). Sedangkan Ibnu Hibban meriwayatkan bahwa dengan tambahan kata: "Maka berdo'alah". Note: kata "tidak ditolak" pada hadish diatas dapat ditafsirkan Insya Allah akan diperkenankan Allah swt, jadi saat diantara adzan dan iqamat itu adalah salah satu waktu yang makbul untuk
  • 12. Mutiara Shubuh Mul 6 berdo'a dan Rasulullah saw menganjurkannya. Turmudzi dalam sebuah riwayat lain menambahkan tentang apa yang harus diucapkan (do'a apa yang harus dipanjatkan) pada waktu itu. Maka Rasullullah menjawab: "Mintalah kepada Allah kesejahteraan (afiah) di dunia dan akhirat. Untuk itu marilah kita untuk tidak menyia-nyiakan momen yang penting ini untuk meminta kepada Allah swt, sekurang-kurangnya dengan do'a sapu jagad (Rabbana atina fiddunya hasanah wabil ahirati hasanah wa qinaa adzabannaar). Mutiara Shubuh : Selasa, 05/10/99 (24 Jumadil Akhir 1420H) Mengulangi keutamaan membaca “Allahumma ajjirna minannar” Bahasan kali ini hanya mengulangi hadish shahih Rasullullah saw tentang keutamaan membaca "Allahumma ajjirna minannar" sebanyak tujuh kali setelah shalat Shubuh dan Maghrib yang Insya Allah akan menjaga kita dari keterpurakan ke dalam neraka. Semoga kita selalu istiqomah dalam menjalankan ibadah ini. Mutiara Shubuh : Rabu, 06/10/99 (25 Jumadil Akhir 1420H) Ajakan untuk gemar berinfaq untuk masjid Hadish Shahih dari Abu Dzar ra, ia berkata: "Telah bersabda Rasulullah saw: " Barang siapa membangun masjid sebesar sarang burung karena Allah maka Allah akan membangun untuknya rumah di syurga". (H.R. Al Bazar, Thabrani dan Ibnu Hibban) Note: Hadish shahih diatas menggambarkan sebegitu besarnya imbalan yang akan diberikan Allah swt kepada hambanya yang gemar menginfaqkan sebahagian dari rezeki yang telah diberikanNya dengan ikhlas di jalannya yaitu untuk pembangunan masjid, walaupun sekecil apapun (digambarkan sebagai sebesar sarang burung yang kecil dan ringan) sesuai dengan kemampuan hambanya tersebut. Allah swt tidak menghitung nilai nominal dari apa yang disumbangkannya untuk mesid itu, tetapi menilai kualitas keikhlasannya. Bagi yang mampu nilai satu juta mungkin baginya tidaklah berat akan tetapi bagi yang tidak mampu mungkin nilai seribu adalah cukup besar, maka dimata Allah swt keikhlasan dari orangnya lah yang dipakai sebagai ukuran. Mudah-mudahan hadish diatas dapat mengingatkan kita untuk menjadi hamba Allah yang gemar berinfaq baik dilakukan secara sembunyi maupun terang-terangan (tanpa perasaan riya tentunya), dan Insya Allah sebuah rumah telah menanti kita di syurga nantinya ...amien... Mutiara Shubuh : Kamis, 07/10/99 (26 Jumadil Akhir 1420H) Larangan melakukan ihtiba’ dan tasybik di dalam masjid Hadish Shahih dari Maula (mantan budak) Abu Sa’id al Khudri ra, ia berkata: "Ketika aku dan Abu Sa’id bersama-sama Rasulullah saw memasuki masjid tiba-tiba ada seseorang lelaki duduk di tengah masjid dengan menekuk lutut kedua kakinya ke perutnya (ihtiba’) seraya memasukkan sebahagian jari-jarinya kepada sebahagian yang lain (tasybik) kemudian Rasullullah saw memberi isyarat kepadanya tetapi orang itu tidak faham terhadap isyarat tersebut kemudian Nabi saw menoleh kepada Abu Sa’id seraya bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian berada didalam masjid maka janganlah ia melakukan tasybik karena sesungguhnya tasybik itu dari syetan, dan sesungguhnya salah seorang diantara kalian senantiasa (terhitung) dalam shalat selama berada didalam masjid hingga ia keluar darinya” (H.R. Ahmad dengan sanad jayyid). Note: Ketika kita didalam masjid sering sekali kita melakukan Ihtiba’ dan Tasybik ini, khususnya ketika mendengarkan ceramah ataupun khutbah jum’at. Kalau kita lihat dari hadish diatas, nampaknya larangan melakukan hal ini bersifat makruh, mengingat perbuatan tersebut kurang layak dilakukan ditengah orang yang sedang shalat dan bahkan Rasulullah saw menyatakan bahwa selama kita di masjid itu senantiasa dihitung sebagai shalat. Memang kita tidak luput dari segala ke-alpha-an sehingga kita melakukannya, dan bahkan dalam salah satu hadish yang diriwayatkan Bukhari dari riwayat Abu Hurairah ra menyatakan bahwa Rasullullah saw pun pernah melakukannya (sebagai manusia biasa Nabi saw pun tidak luput dari ke-alpha-an).
  • 13. Mutiara Shubuh Mul 7 Insya Allah dengan hadish ini kita dapat diingatkan kembali tentang larangan melakukan hal-hal yang kurang baik khususnya perbuatan atau kebiasaan-kebiasaan syetan, dan kitapun dapat untuk saling mengingatkan dalam hal tersebut. Mutiara Shubuh : Jum’at, 08/10/99 (27 Jumadil Akhir 1420H) Keutamaan ber-adzan dan syaf terdepan dalam berjama’ah Kali ini kita diingatkan kembali akan keutamaan melakukan adzan untuk memanggil shalat dan keutamaan syaf pertama di dalam shalat yang didalam salah satu hadish sahihnya Rasullulah saw menyatakan orang akan berlomba-lomba dengan segala upayanya ke masjid untuk beradzan dan mendapatkan syaf yang terdepan walaupun dengan melakukan undian, jika mereka mengetahui keutamaan melakukan hal ini. Khususnya pada shalat jum’at, banyak diantara kita berusaha untuk mengambil tempat yang enak duduk (bersandar) tanpa menghiraukan bahwa syaf didepannya masih kosong. Semoga kita selalu istiqomah dalam mengejar syaf yang terdepan. Mutiara Shubuh : Senin, 11/10/99 (1 Rajab 1420H) Menggemarkan untukmelakukan shalat sunnah di rumah Walaupun Rasulullah saw menganjurkan untuk melakukan shalat wajib berjama'ah di masjid bagi laki-laki, beliau tetap mengingatkan untuk tetap melakukan shalat-shalat lainnya di rumah masing-masing, seperti yang beliau sabdakan dalam salah satu hadish shahihnya ketika salah seorang dari sahabat (Abdullah bin Sa'ad) bertanya kepada beliau tentang mana yang lebih utama shalat dirumah atau di masjid. Rasulullah saw menjawab bahwa beliau lebih suka melakukan shalat-shalatnya di rumah beliau kecuali shalat wajib, walaupun rumah beliau dekat dengan masjid. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu Huzaimah). Pada riwayat-riwayat lain juga dinyatakan bahwa Nabi saw lebih sering shalat malam (tarawih dan tahajjud) di rumah dari pada di masjid. Mutiara Shubuh : Selasa, 12/10/99 (2 Rajab 1420H) Lima keutamaan bagi yang senantiasa shalat di masjid Dalam salah satu hadish shahihnya Rasulullah saw memberikan kabar gembira bagi ummatnya yang senantiasa memelihara lima waktu shalat wajibnya dengan berjama'ah dan di masjid akan mendapat lima keutamaan yaitu: - niscaya akan dijauhkan dari padanya kefakiran di dunia - terhindar dari adzab kubur - mendapatkan buku laporan kegiatannya di yaumil akhir nanti dari sebelah kanan - melewati jembatan syiratal mustaqim dengan secepat halilintar - dijamin masuk syurga tanpa di hisab Note: Dari riwayat para aulia dahulu, mereka mendapatkan keutamaan yang pertama setelah mereka melakukan shalat wajib berjama'ah di masjid tanpa terputus selama seratus hari atau mereka shalat wajib dirumah atau dimanapun selain di mesjid tetapi berjama'ah dan kecuali shubuh berjama'ah di masjid tanpa terputus selama seribu hari. Mungkin pada sa'at sekarang ini bagi kita berat sekali untuk melakukan hal tersebut tapi setidak-tidaknya kita akan berusaha untuk mengapai keutamaan tersebut. Bukankah kita sudah tahu bahwa hakekat kesempurnaan itu adalah menggapai kesempurnaan itu sendiri. Semoga Allah swt selalu mencatat niat kita ini sebagai suatu kebajikan... Mutiara Shubuh : Rabu, 13/10/99 (3 Rajab 1420H) Menggemarkan untuk shalat di masjid Hadish shahih dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: "Barangsiapa pergi ke masjid atau pulang (darinya) maka Allah swt menyediakan baginya sorga sebagai persinggahan setiap kali ia pergi atau pulang" (HR Bukhari, Muslim dan lain-lainnya).
  • 14. Mutiara Shubuh Mul 8 Note: Mudah-mudahan hadish ini dapat menjadikan kita seseorang yang gemar shalat berjama'ah di masjid, bukan karena hanya mengharapkan hadiah dari Allah tersebut, tetapi hadiah itu hanya sebagai stimulan bagi kita untuk lebih istiqomah ke masjid. Mutiara Shubuh : Kamis, 14/10/99 (4 Rajab 1420H) Keutamaan shalat di masjid dan menunggu ma’mum lainnya Hadish shahih riwayat Bukhari, Muslim dan lain-lain, dari Abu Musa ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: "Sesunggguhnya orang yang paling besar pahalanya di dalam shalat ialah orang yang paling lauh berjalan kepadanya kemudian yang lebih jauh lagi (dan seterusnya), dan orang yang menunggu shalat hingga ia melaksanakannya bersama imam lebih besar pahalanya dari orang yang melaksanakannya kemudian tidur" Note: Berbahagialah orang yang mempunyai rumah yang jauh dari masjid tetapi dia melaksakan shalat berjama'ah di masjid dan terlebih lagi jika dia menyegerakan ke masjid dan menunggu ma'mum lainnya untuk shalat berjama'ah. Mutiara Shubuh : Jum’at, 15/10/99 (5 Rajab 1420H) Menggemarkan untuk shalat di masjid walaupun jauh Masih dalam bahasan menggemarkan untuk shalat di masjid, hadish shahih dari Ubay bin Ka'ab, ia berkata: Ada seorang Anshar yang aku tidak mengetahui orang selainnya yang tinggal lebih jauh dari mesjid kecuali dia tetapi tidak pernah luput shalat (berjama'ah di masjid), kemudian dikatakan kepadanya: Sebaiknya kamu beli keledai sehingga kamu dapat menungganginya pada waktu gelap dan panas, lalu ia menjawab, Aku tidak suka rumahku didekat masjid,sesungguhnya aku ingin perjalananku ke masjid ditulis dan (demikian pula) kepulanganku apabila aku kembali kepada keluargaku, kemudian Rasulullah saw bersabda: "Allah telah menghimpun semua itu baginya". Didalam riwayat lain: Kemudian aku mengasihaninya lalu aku katakan: "wahai Fulan, seandainya kamu beli keledai niscaya dapat melindungimu dari panas dan kerasnya tanah", ia menjawab: "Demi Allah, aku tidak suka sumahku bersambung dengan Muhammad saw", perawi berkata: "Kemudian aku merasa keberatan sekali (terhadap pernyataan itu) hingga aku datang kepada Rasulullah mengkhabarkan kepadanya, lalu Nabi saw memanggilnya. Kemudian orang itu berkata kepada Nabi saw seperti apa yang telah dikatakannya dan ia menyebutkan bahwa ia mengaharapkan pahala bekas (langkahnya), kemudian Rasulullah saw bersabda: "Bagimu apa yang kamu harapkan" (HR Muslim dan lainnya, Ibnu Majah meriwayatkan seperti riwayat kedua) Note: Terlihat dari riwayat diatas bagaimana kaum muslimin di zaman rasul dengan ke- istiqomahan-nya menjalankan shalat berjama'ah di masjid walaupun tempat tinggal mereka sangat jauh dan bahkan dengan berjalan kaki atau merangkakpun mereka akan ke masjid karena kegemaran mereka untuk berjama'ah ke masjid dan hanya dalam rangka untuk memenuhi panggilan Allah (adzan). Semoga hadish ini dapat memotivasi kita untuk gemar ke masjid dan memakmurkannya, apatah lagi pada zaman sekarang ini di negeri kita ini masjid dan musholla telah menjamur dimana-mana dan sudah didepan mata. Sangat ironis sekali kita lihat dimana kita berlomba-lomba untuk membangun masjid sementara setiap waktu shalat tiba mesjid yang kita bangun itu kosong melompong yang ada hanya imam dan muadzdzin dan bahkan tidak jarang ada masjid yang tidak ada shalat berjama'ahnya pada waktu-waktu tertentu dan sementara di lain tempat kita dengan senang hati meluangkan waktu kita bahkan menghabiskannya hingga larut malam di kafe-kafe, klab malam, bioskop, Mall dan hal-hal duniawi lainga. Untuk itu marilah kita bersama-sama kembali meramaikan masjid dan mengajak saudara-saudara kita yang lainnya untuk ke masjid bersama-sama. ................ LET'S BACK TO THE MOSQUE..............
  • 15. Mutiara Shubuh Mul 9 Mutiara Shubuh : Senin, 18/10/99 (8 Rajab 1420H) Keutamaan shalat berjama’ah di masjid di waktu malam Hadish shahih dari Abu Buraidah ra dari Nabi saw, bersabda: "Berilah kabar gembira kepada pejalan kaki pada waktu gelap ke mesjid, dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat" (HR. Abu Dawud dan Turmudzi). Note: Hadish shahih diatas merupakan stimulan bagi kita untuk menggemarkan shalat wajib pada waktu malam dengan berjama'ah di masjid (shubuh dan isya'). Dalam hadish lain dinyatakan bahwa cahaya tersebut juga diberikan ketika kita di alam kubur. Semoga kabar gembira ini akan lebih memantapkan kita dalam menjaga shalat berjama'ah di masjid, khususnya shalat shubuh dan isya' yang dinyatakan dalam hadish diatas, dan semoga cahaya yang sempurna itu kita dapatkan pada alam kubur dan hari akhirat nantinya. Mutiara Shubuh : Selasa, 19/10/99 (9 Rajab 1420H) Peringatan meninggalkan shalat isya’ dan shubuh berjama’ah Setelah membahas beberapa keutamaan shalat berjama'ah di masjid, kali ini dalam salah satu hadish shahih dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw memperingatkan kita dari meninggalkan hal tersebut sebagai berikut: "Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang-orang munafiq ialah shalat isya' dan shalat fajar (shubuh), dan sekiranya mereka mengetahui keutamaan yang ada pada keduanya niscaya mereka datang kepadanya". Bahkan dalam salah satu riwayat lain, salah seorang sahabat telah meminta saudaranya untuk menggotongnya ke masjid untuk berjama'ah di masjid. Note: Nach... kita bisa tanyakan sendiri kepada hati kita apakah terasa berat untuk melaksanakan shalat berjama'ah di masjid khususnya shalat isya' dan shubuh. Kalau jawabannya "YA", marilah kita dengan segenap daya yang ada untuk mengusir sifat munafiq ini dan berusaha meraih keutamaan-keutamaan ya telah di janjikan Allah swt tersebut. Mudah-mudahan dengan peringatan ini dapat meneguhkan tekad kita untuk selalu menegakkan shalat berjama'ah di masjid dan tentunya berharap tidak tergolong sebagai orang yang munafiq. Dan juga telah menjadi tugas kita untuk menyelamatkan saudara-saudara kita yang lainnya dari kemunafiqan ini dengan mengajak mereka untuk bersama-sama meramaikan masjid dengan shalat berjama'ah. Mutiara Shubuh : Rabu, 20/10/99 (10 Rajab 1420H) Tiga perkara yang menghalangi diterimanya shalat Hadits dari abu Umamah ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: "Tiga orang yang shalat mereka tidak melampaui telinga-telinga mereka yaitu Hamba yang melarikan diri hingga kembali, wanita yang bermalam sedang suaminya murka dan imam suatu kaum sedangkan mereka membencinya" (HR Turmudzi, Hadits hasan gharib) Note: Dalam redaksi hadish diatas dikatakan bahwa "orang yang shalat mereka tidak melampaui telinga-telinga mereka" adalah suatu khiasan untuk shalat yang tidak diterima Allah yaitu ada tiga perkara: 1. Hamba yang melarikan diri hingga kembali yang bisa berarti Hamba yang lari dari tuannya atau orang-orang yang melarikan diri dari suatu peperangan. 2. Wanita yang bermalam sedang suaminya murka, bisa berarti seorang istri yang menolak ajakan kebajikan dari suaminya atau dia pergi tanpa idzin suaminya sehingga membuat suaminya marah. 3. Imam suatu kaum sedangkan mereka membencinya yaitu pemimpin yang tidak disenangi oleh rakyatnya mungkin karena ketidak adilannya atau sebagainya. Marilah kita menghindari ketiga perkara diatas sehingga shalat kita tidak sia-sia.
  • 16. Mutiara Shubuh Mul 10 Mutiara Shubuh : Kamis, 21/10/99 (11 Rajab 1420H) Anjuran meluruskan dan merapatkan shaf dalam berjama’ah Dari al Barra' bin Azib ra, ia berkata: Biasanya Rasulullah saw mendatangi sudut shaf dan meluruskan antara dada-dada ma'mum dan bahu-bahu mereka seraya bersabda: "Janganlah bengkok (barisan kalian) maka akan bengkok pula hati-hati kalian, sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya mendo'akan shaf yang pertama" (HR Ibnu Khuzaimah). Note: Hadist shahih diatas merupakan anjuran untuk meluruskan dan merapatkan shaf serta mengisi tempat-tempat yang kosong pada shaf didepan ketika kita shalat berjama'ah yang merupakan salah satu tolok ukur dari kesempurnaan shalat berjama'ah kita. Dan diakhir hadish Rasulullah menekankan lagi tentang keutamaan shaf yang terdepan. Marilah kita berlomba-lomba untuk mendapatkan shaf terdepan dalam shalat berjama'ah dan semoga kita mendapatkan do'a- do'a tersebut. Mutiara Shubuh : Jum’at, 22/10/99 (12 Rajab 1420H) Peringatan dari meninggalkan shalat berjama’ah Dari Haritsah bin Nu'man ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw : "Salah seorang diantara kalian mengurusi binatang gembalaannya merepotkannya lalu ia berkata: Sebaiknya saya cari untuk binatang gembalaanku tempat yang lebih banyak rumputnya dari tempat ini, lalu ia berpindah dan (kemudian) ia tidak bisa menghadiri (shalat berjama'ah) kecuali Jum'at, lalu ia berkata: Sebaiknya saya cari untuk binatang gembalaanku tempat yang lebih banyak rumputnya dari tempat ini, lalu ia berpindah dan (kemudian) ia tidak bisa menghadiri Jum'at ataupun shalat berjama'ah lalu (akhirnya) Allah menutup hatinya" ( HR Ahmad dari riwayat Umar bin Abdullah mantan budak Ghafrah, hadits in i hasan). Note: Hadits hasan diatas memperingatkan kita atas tertutupnya hati kita sebagai hamba Allah untuk bermunajat kepada Allah swt dikarenakan kesibukan keduniawian kita. Pertama kita lupa akan melaksanakan shalat berjama'ah kemudian lupa untuk shalat Jum'at dan akhirnya kita lupa untuk shalat dan apa itu shalat bahkan lupa pada sang Pencipta kita. Semoga kita dijauhkan dari hal-hal tersebut diatas dan marilah kita saling mengingatkan antar sesama akan hal ini. Mutiara Shubuh : Senin, 25/10/99 (15 Rajab 1420H) Peringatan meninggalkan shalat Jum’at (I) Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Telah bersabda Rasulullah s.a.w.:"Ingatlah barangkali salah seorang diantara kalian menjadikan kawanan (gembalaan) kambing di ujung satu mil atau dua mil, lalu urusan padang rumput merepotkannya kemudian semakin naik hingga datang Jum'at tetapi ia tidak bisa datang dan tidak menghadirinya, dan datang Jum'at lagi kemudian ia tidak menghadirinya (lagi) sehingga Allah menutup hatinya" (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad hasan dan Ibnu Khuzaimah di dalam Shahih-nya) Note: Semoga hati kita selalu terbuka untuk mendengar panggilan adzan untuk shalat jum’at dan selalu istiqomah untuk melaksanakannya. Mutiara Shubuh : Selasa, 26/10/99 (16 Rajab 1420H) Peringatan meninggalkan shalat Jum’at (II) Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata: Barang siapa meninggalkan Jum'at tiga kali berturut-turut maka sesungguhnya ia telah mencampakkan Islam di belakang punggungnya. (Diriwayatkan oleh Abu Ya'la secara mauquf dengan sanad shahih) Note: Semoga kita tidak tergolong orang yang meninggalkan shalat Jum’at.
  • 17. Mutiara Shubuh Mul 11 Mutiara Shubuh : Rabu, 27/10/99 (17 Rajab 1420H) Peringatan meninggalkan shalat Jum’at (III) Dari Ka'ab bin Malik r.a., dari Nabi s.a.w., beliau bersabda: "Orang-orang yang mendengar seruan ('adzan) Jum'at kemudian tidak mendatanginya, hendaknya mereka benar-benar berhenti (dari perbuatan tersebut), atau sungguh Allah akan menutupi hati mereka kemudian benar-benar menjadi termasuk orang-orang yang lalai" (Diriwayatkan oleh Thabrani di dalam al-Kabir dengan sanad hasan) Mutiara Shubuh : Kamis, 28/10/99 (18 Rajab 1420H) Shalat sebagai penghapus dosa-dosa kecil Hadits shahih darinya ra, dari Rasulullah saw, beliau bersabda: "Shalat yang lima, jum'at ke jum'at dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa antara yang satu dan lainnya selama menjauhi dosa-dosa besar" (HR Muslim dan lainnya) Note: Hadits diatas merupakan stimulan bagi kita untuk selalu istiqomah melaksanakan shalat lima waktu, jum'at dan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan, dimana segala dosa-dosa kecil kita yang kita lakukan dari waktu shalat ke waktu shalat lainnya akan dihapuskan Allah swt kecuali dosa- dosa besar seperti syirik, membunuh, berzinah, mencuri, durhaka dan sebagainya. Mutiara Shubuh : Jum’at, 29/10/99 (19 Rajab 1420H) Tiga tingkatan (golongan) orang yang melaksakan shalat Jum’at Dalam salah satu hadists Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah (yang berpendapat hadits ini shahih) dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah bersabda bahwa ada tiga tingkatan / jenis orang yang menghadiri jum'at yaitu:  Orang yang menghadirinya dengan sia-sia, dan baginyalah kesia-siaan itu  Orang yang menghadirinya dengan berdo'a, tergantung kepada Allah swt lah pengabulan do'anya.  Orang yang menghadiri, mendengarkan dan diam serta tidak melangkahi pundak seorang muslim dan tidak menyakiti siapapun, maka Allah swt akan memberikan ampunan dosa baginya hingga Jum'at berikutnya ditambah tiga hari (10 hari berikut) sesuai dengan firman Allah " Barangsiapa membawa amal yang baik baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya" (QS 6:160) (Menurut Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani hadits ini hasan) Note: Dari ketiga golongan diatas mungkin dapat dijelaskan sbb:  Golongan pertama merupakan orang yang datang ke masjid untuk Jum'atan karena keterpaksaan, datang terlambat, tidak mendengarkan khutbah dan bahkan tidur ketika khutbah dikumandangkan, dan hanya menghadiri shalat Jum'at karena ritualnya saja, tanpa bersungguh-sungguh menghayatinya.  Golongan kedua merupakan sekelompok orang-orang yang sudah memenuhi segala aspek- aspek persyaratan shalat Jum'at dari mendengar khutbah, shalat yang benar, berdo'a, tetapi masih melupakan hal-hal yang cukup esensial didalam melaksanakan shalat Jum'at, seperti menyempurnakan wudhu', membersihkan diri sebelumnya, berusaha mendapatkan syaf yang terdepan dsb.  Golongan ketiga yaitu orang-orang yang sungguh-sungguh dalam menghadapi shalat Jum'at. Mereka benar-benar menyiapkan diri untuk melakukannya, sebagaimana yang dikatakan Rasulullah bahwa hari Jum'at itu adalah hari besarnya ummat Islam (hari berjama'ah / berkumpul), mereka membersihkan diri, berusaha datang seawal mungkin untuk mendapatkan syaf terdepan, berdzikir sebelum shalat dimulai, mengikuti khutbah dengan seksama dan menghayatinya dan seterusnya. Marilah kita renungkan termasuk tingkatan golongan manakah kita ???? Jika kita masih merasa jauh dari golongan yang ketiga, marilah kita berusah untuk mencapainya. Semoga shalat Jum'at kita tidak sia-sia..................
  • 18. Mutiara Shubuh Mul 12 Mutiara Shubuh : Senin, 01/11/99 (22 Rajab 1420H) Tatakrama dalam shalat Jum’at Mungkin suatu ketika kita dengan tidak sengaja datang terlambat ke masjid (karena sesuatu hal) untuk menunaikannya shalat Jum'at sehingga kita tidak mendapatkan tempat. Janganlah kita berusaha untuk mendapatkan tempat dengan menggeser-geser saudara kita yang lain dan mengganggu kekhusukannya beribadah dan bahkan kita melangkahi mereka yang telah dahulu datang, kecuali memang ada tempat yang lowong yang dapat diisi. Peringatan ini diabadikan dalam hadits shahih dari Abdullah bin Busri ra yang mengatakan: Seseorang datang seraya melangkahi pundak orang-orang di hari Jum'at ketika rasulullah saw sedang berkhutbah, lalu Rasulullah bersabda: "Duduklah sesungguhnya kamu telah menyakiti dan datang terlambat" (HR Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban) Untuk itu seyogyanyalah kita datang untuk memenuhi panggilan shalat Jum'at ini lebih awal sehingga mendapatkan tempat dan jika memungkinkan pada syaf yang terdepan (atau yang lowong). Jika kita terlambat ambillah tempat yang kosong dan usahakan tidak mengganggu saudara-saudara yang lain beribadah dan jika memang ada tempat yang lowong dan harus melintasi orang-orang tersebut makan permisilah dengan baik sehingga kita tidak menyakitinya. Mutiara Shubuh : Selasa, 02/11/99 (23 Rajab 1420H) Keutamaan mandi dan datang awal untuk shalat Jum’at Dari abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa mandi hari Jum'at sebagaimana mandi janabah, kemudian berangkat ke masjid sa'at yang pertama, maka ia seperti berqurban seekor onta, dan barangsiapa yang berangkat ke masjid sa'at yang kedua, maka ia seperti berqurban seekor sapi, dan barangsiapa yang berangkat ke masjid sa'at yang ketiga, maka ia seperti berqurban seekor kibas yang bertanduk, dan barangsiapa yang berangkat ke masjid sa'at yang keempat, maka ia seperti berqurban seekor ayam, dan barangsiapa yang berangkat ke masjid sa'at yang kelima, maka ia seperti berqurban sebiji telur, apabila imam keluar maka para malaikat datang mendengarkan peringatan" (HR Malik, Bukhari, Abu Dawud, Turmudzi, Nasa'i dan Ibnu Majah) Note: Hadits diatas merupakan stimulan bagi kita untuk membersihkan diri sebelum datang ke masjid untuk shalat berjamaah dan berusaha untuk datang lebih awal dan mengejar syaf pertama. Selain itu hadits ini juga memperingatkan atas melalaikan untuk datang ke masjid untuk shalat Jum'at (terlambat). Dalam riwayat lain menyatakan bahwa jika kita datang setelah imam (khatib) berkhutbah maka malaikat telah menutup lembaran-lembaran catatan amalannya, sehingga akan sia-sialah Jum'atan kita. Untuk itu marilah kita menjaga waktu shalat kita dan juga saling mengingatkan kepada saudara muslim yang lainnya dalam menuju ketaqwaan dan hingga amal yang kita lakukan juga tidak sia-sia. Mutiara Shubuh : Rabu, 03/11/99 (24 Rajab 1420H) Anjuran membersihkan diri dalam menghadiri Jum’at (I) Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: "Sesungguhnya ini hari raya yang dijadikan Allah untuk kaum muslimin, barangsiapa yang menghadiri Jum'at maka hendaklah dia mandi, dan jika ia punya wewangian maka hendaklah ia menyentuhnya dan hendaknya kalian bersiwak" (HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan) Note: Hadits hasan diatas mengingatkan kita bahwa hari Jum'at itu adalah hari raya bagi kita dan hendaklah kita membersihkan diri untuk menyambutnya dan memakai wewangian. Bagi kita yang harus kekanto dan kemungkinan tidak bisa mandi di kantor hendaknya kita niatkan di pagi harinya, bahkan syukur-syukur kita bisa mandi, tetapi setidak-tidaknya kita bersiwak (gosok gigi). Semoga Allah melihat kesungguhan kita dalam menyambut hari raya (jum'at) setiap minggunya.
  • 19. Mutiara Shubuh Mul 13 Mutiara Shubuh : Kamis, 04/11/99 (25 Rajab 1420H) Anjuran membersihkan diri dalam menghadiri Jum’at (II) Sahabat-sahabat sekalian, berikut ini adalah salah satu hadits sahih yang menguatkan hadits hasan yang pernah disampaikan sebelumnya tentang mengemarkan mandi, bersiwak dan memakai wewangian pada hari Jum'at: Dari Abu Sa'id al Khudri ra dari Rasulullah saw beliau bersabda: "Mandi hari Jum'at adalah wajib atas setiap yang sudah mimpi, bersiwak dan menggunakan wewangian sedapatnya" (HR. Muslim dan lainnya) Note: Hadits diatas menyatakan mandi hari Jum'at adalah wajib bagi yang mimpi, ini berarti adalah mandi besar (Janabah) selayaknya mandi ketika berhadas besar. Jika kita merujuk pada hadits sebelumnya, Rasulullah saw sangatlah menganjurkan untuk mandi sebelum Jum'at yang mungkin bisa diartikan sebagai Sunnah Muaqqadah (hampir wajib), begitu juga dengan bersiwak dan memakai wewangian. Tetapi jika mengingat bahwa hari Jum'at (Yaumul Jum'ah, hari berjama'ah) itu adalah salah satu hari besar (raya) bagi ummat Muslimin, maka memang sudah sepantasnyalah kita bersiap-siap untuk merayakannya dengan datang ke masjid lebih istimewa dengan melakukan hal-hal diatas tadi. Mutiara Shubuh : Jum’at, 05/11/99 (26 Rajab 1420H) Keutamaan syaf terdepan dalam shalat berjama’ah Dalam mehadiri shalat berjama'ah hendaklah kita berusaha untuk mendapatkan syaf yang terdepan. Khususnya ketika menghadiri Jum'at terkadang kita hanya berusaha mencari tempat yang enak duduk, bersandar atau bahkan terkadang kita tertidur. Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah saw menyatakan bahwa sekiranya kita tahu keutamaan syaf terdepan itu maka kita semua akan berebut bahkan dengan berundipun kita akan rela. Sementara diriwayat lain Rasulullah saw menggambarkan bahwa seseorang akan berupaya mendapatkan syaf terdepan itu meskipun dengan merangkak demi mendapatkan keutamaan tersebut. Imam Ali bin Abi Thalib ra menggambarkan keutamaan syaf terdepan itu akan mendapatkan seratus kebajikan dan syaf berikutnya dikurangi sepuluh dan begitu selanjutnya. Tetapi sungguhpun begitu semua ini hanyalah sebuah stimulan bagi kita yang pada dasarnya untuk lebih mendekatkan kita kepada Khalik Pencipta. Nah....... sebaiknya janganlah kita sia-siakan kesempatan ini, marilah kita berpacu untuk datang ke masjid untuk shalat berjama'ah lebih awal sehingga mendapatkan syaf yang terdepan dan Insya Allah akan membalasnya sesuai dengan disampaikanNya melalui insan pilihanNya, Rasulullah saw. Mutiara Shubuh : Senin, 08/11/99 (29 Rajab 1420H) Keutamaan ke masjid walaupun ada yang merintangi Dari Yazid bin Abu Maryam, ia berkata: "Ubayah bin Rifa' bin Rafi' ra menyusulku (dari belakang) ketiku aku berjalan ke (shalat) Jum'at lalu ia berkata: Bergembiralah sesungguhnya langkahmu ini adalah di jalan Allah, aku mendengan Abu Abbas berkata: Telah berkata Rasulullah saw: " Barangsiapa kedua kakinya berdebu dijalan Allah maka keduanya diharamkan dari neraka" (HR Thurmudzi) Note: Hadits shahih diatas merupakan stimulan untuk kita untuk lebih gemar ke masjid walaupun banyaknya rintangan yang harus dilalui seperti, debu, hujan, panas dan lain sebagainya. Mutiara Shubuh : Selasa, 09/11/99 (01 Sya’ban 1420H) Melawan godaan syeitan (Al-Mu’minun : 97-98) Syeitan adalah makhluk yang tidak senang melihat anak Adam berbuat amal baik. Dengan segala daya upayanya berusaha membujuk, bisikan kepada kita untuk meninggalkan perbuatan baik dan seterusnya membujuk untuk melakukan maksiat. Bahkan ketika dalam ibadah pun kita masih
  • 20. Mutiara Shubuh Mul 14 diganggunya, dia berusaha mengingatkan kita hal-hal tertentu sehingga mengganggu kehusukan kita beribadah dst...dst... Ada hal yang paling ampuh untuk mengusir syeitan ini yaitu dengan membaca "A'udzubillah........" sebelum melakukan sesuatu termasuk ibadah, niscaya Allah akan melindungi kita dari godaan syeitan tersebut. Do'a lain yang cukup ampuh adalah permohonan Rasulullah saw yang diabadikan pada Surah Al-Mu'minun ayat 97-98 yang artinya: "Dan katakanlah: Ya tuhanku, hamba berlindung kepada Engkau dari bisikan dan rayuan syeitan." (97). "Dan berlindung hamba, ya Tuhan, dari kehadiran syeitan kepada hamba" (98). Maha benar Allah dengan segala firmanNya. Mutiara Shubuh : Rabu, 10/11/99 (02 Sya’ban 1420H) Anjuran membersihkan diri dalam menghadiri Jum’at (III) Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad, Thabrani dan Ibnu Khuzaimah dari Abu Ayyub al Anshari ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa mandi pada hari Jum'at dan menyentuh wewangian jika dia punya,dan memakai pakaiannya yang paling bagus, kemudian keluar hingga mendatangi masjid lalu ruku' sedapatnya dan tidak menyakiti seseorang kemudian diam (mendengar / menyimak) hingga shalat maka (yang demikian itu) menjadi kafarat bagi dosa antara Jum'at tersebut dan Jum'at yang lain". Note: Satu lagi hadits yang menganjurkan (sunnah) untuk membersihkan diri, memakai wewangian dan berpakaian yang terbagus untuk menyambut hari raya Jum'at dan datang ke masjid dalam menunaikan shalat Jum'at. Setiba di masjidpun langsung menempati syaf yang terdepan tanpa mengganggu saudara lainnya yang telah datang duluan serta shalat tahayatul masjid dan berdzikir seperlunya hingga didengarkan adzan. Menyimak dengan seksama khutbah Jum'an dan dilanjutkan dengan shalat Jum'at. Ternyata amalan ini insya Allah akan menghapuskan dosa-dosa kita dari Jum'at tersebut ke Jum'at lainnya. Mutiara Shubuh : Kamis, 11/11/99 (03 Sya’ban 1420H) Menggemarkan Shalat Taubat Hadits shahih dari Abu Bakar ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: "Tidaklah seseorang melakukan suatu dosa kemudian ia bangkit bersuci, kemudian shalat kemudian memohon ampunan kepada Allah melainkan Allah akan mengampuninya", kemudian beliau membaca ayat ini: "Dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau mendzalimi diri mereka sendiri maka mereka segera mengingat Allah...(Ali Imran :135)" (HR Thurmudzi, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban) Note: Hadits shahih diatas mengingatkan kita supaya shalat Taubat jika kita melakukan suatu kesalahan atau maksiat dan sudah barang tentu tidak mengulangi perbuatan itu kembali. Mutiara Shubuh : Jum’at, 12/11/99 (04 Sya’ban 1420H) Anjuran untuk shalat berjama’ah di masjid Hadits shahih dari Ibnu Mas'ud ra, ia berkata: Barangsiapa ingin bertemu Allah besok (kiamat) dalam keadaan Muslim maka hendaklah ia menjaga shalat-shalat tersebut ketika diserukan (adzan) untuknya; mereka sesungguhnya Allah ta'ala telah syari'atkan untuk Nabi kalian sejumlah sunnah petunjuk, dan sekiranya kalian shalat dirumah-rumah kalian sebagaimana orang yang membolos ini shalat dirumahnya niscaya kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian, dan sekiranya kalian sudah meninggalkan sunnah Nabi kalian niscaya kalian sesat. Tidaklah seseorang bersuci kemudian membaguskan wudhu' lalu menuju ke salah satu masjid diantara masjid-masjid ini melainkan Allah menulis satu kebaikan baginya dari setiap langkah yang diayunkannya, dan menghapuskan dengannya satu dosa darinya. Sungguh aku melihat kami; tidaklah membolos darinya (shalat berjama'ah) melainkan seorang munafiq yang sudah dikenal nifaq-nya, dan biasanya sampai ada orang yang dibopong diantara dua orang sehingga didirikan didalam shaf (shalat berjama'ah)"
  • 21. Mutiara Shubuh Mul 15 Note: Hadits diatas mengingatkan kita untuk gemar shalat berjama'ah dimasjid, di riwayat lain dinyatakan bahwa orang yang gemar berjama'ah dimasjid di berikan cahaya (nur) baginay sehingga di hari akhir nanti muka mereka bersinar dan sangat mudah sekali malaikat mengenal mereka. Dan janganlah kita baru dicap sebagai orang munafiq karena keengganan ke masjid dan baru ke masjid setelah udzur dan (ma'af) setelah "disholatkan". Mutiara Shubuh : Senin, 15/11/99 (07 Sya’ban 1420H) Peringatan akan mencaci-maki zaman (waktu) Terkadang kita dengan sengaja ataupun tidak sengaja mendiskreditkan salah satu hari, jam atau waktu seperti menyatakan "jangan berdagang hari Sabtu karena akan membawa sial" atau "tanggal tiga belas itu membawa sial" dsb....dsb... Atau didalam masyarakat kita sering terjadi ketika akan melakukan suatu hajatan dengan melihar hari, tanggal dsb. dengan maksud katanya mencari hari baik. Sesungguhnya Allah swt membuat semua hari itu sama baiknya kecuali ada hari-hari terbaik untuk melakukan suatu ibadah seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul adha, Hari Jum'at dsb. Allah tidak pernah menyatakan ada hari yang tidak baik dan Allah swt pun mengingatkan untuk jangan mencela hari-hari tersebut, seperti yang dinyatakan dalam hadits Rasullullah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim: Telah berfirman Allah swt: "Telah menggangguKu anak-anak Adam karena mereka telah mencaci-maki zaman, Akulah zaman itu dan Akulah yang menggilirkan malam dan siang". Mutiara Shubuh : Selasa, 16/11/99 (08 Sya’ban 1420H) Peringatan atas kesombongan dan kebanggaan atas diri Kebanggaan, kesombongan dan kecongkakan timbul karena kita merasa lebih dari pada orang lain, padahal kelebihan yang diberikan itu adalah semata-matanya datangnya dari Khalik Pencipta. Jika kita sadar bahwa kelebihan yang diberikan kepada kita itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan setitik kelebihan Allah swt. Untuk itu apa gunanya kita berbanggga dan sombong atas hal kelebihan yang dipunyai, toh.. akhirnya semua itu akan kita tinggalkan dan tidak dapat menyelamatkan dari hisab diakhirat kelak. Sesungguhnya semuanya itu hanya milik Allah swt yang dipinjamkan sementara buat kita. Oleh karena itu Allah swt melalui Hadits Qudsi memperingatkan kita untuk tidak sombong: "Kebesaran (kesombongan dan kebanggaan) adalah pakaianKu, keagungan itu adalah sarungKu. Barangsiapa yang mengambilnya (atau salah satu darinya), akan ku lemparkan dia ke neraka jahannam" (HQR Abu Dawud). Mutiara Shubuh : Rabu, 17/11/99 (09 Sya’ban 1420H) Berbaik sangka terhadap Allah swt Ketika kita ditimpa musibah, apa yang terlintas dibenak kita terhadap Allah yang telah menjatuhkan musibah itu kepada kita ??? Seyogyanya janganlah sampai terlintas dalam benak kita bahkan terucap bahwa Allah tidak adil... Allah tidak sayang kepada kita..... Allah benci kepada kita..... dsb... dsb..., tetapi hendaklah kita dapat mengambil hikmah dibalik musibah yang menimpa kita itu, karena pasti itu adalah merupakan hal yang terbaik yang diberikan Allah swt kepada kita. Ingatlah Allah swt itu maha pengasih dan maha penyayang terhadap makhluk ciptaanNya. Oleh karena itu berbaik sangkalah terhadap apa yang telah diberikan kepada kita baik itu musibah atau ni'mat, sesuai dengan yang dianjurkan Rasulullah saw: " Berbaik sangka terhadap Allah swt merupakan ibadah yang paling baik" (HR. Abu Dawud). Mutiara Shubuh : Kamis, 18/11/99 (10 Sya’ban 1420H) Memahami Asma ul Husna Telah bersabda Rasulullah saw: " Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barangsiapa yang memperhatikannya akan masuk syurga" (HR Bukhari).
  • 22. Mutiara Shubuh Mul 16 Note: Kata "memperhatikan" pada hadits shahih yang singkat diatas berarti mempelajari, menghayati dan benar-benar mengakui kesembilan puluh sembilan hak-hak Allah swt tersebut (Asma ul husna) sehingga kita akan merasa sangat amat kecil dibandingkan Ke-"MAHA"-an Allah swt tersebut. Jika dikumpulkan kelebihan-kelebihan yang dipunyai oleh makhluk-makhlukNya didunia ini maka itu tidak akan sebanding dam bahkan jauh sekali dibandingkan setitik ke- "MAHA"-an Allah swt, dan bahkan kelebihan-kelebihan yang kita punyai itu pun merupakan kepunyaaanNya. Kita tidak ada apa-apanya. Subhanallah, Walhamdulillah, Walailaha illallah, Allahu Akbar, dst... dst... tak kan ada habis- habisnya.. Mutiara Shubuh : Jum’at, 19/11/99 (11 Sya’ban 1420H) Peringatan bagi orang yang senang berbuat maksiat Rasulullah saw bersabda dalam salah satu hadits Qudsi: Allah 'azza wajalla berfirman : " Hai anak Adam, Aku menyuruhmu tetapi kamu berpaling, dan Aku melarangmu tetapi kamu tidak mengindahkan, dan Aku menutupi (kesalahan-kesalahan) mu tetapi kamu tambah berani, dan Aku membiarkanmu dan kamu tidak memperdulikan Aku" (HQR At-Thurmidzi dan Al-Hakim) Note: Hadits Qudsi diatas merupakan peringatan Allah swt terhadap kita-kita yang masih ngotot (senang) untuk melakukan maksiat dimuka bumi ini dan sangat ringan sekali dalam meninggalkan semua yang diperintahkan Allah swt, walaupun Allah swt telah menutup-nutupi maksiat yang telah dibuatnya itu tetapi kita justru sangat bangga dengan maksiat yang kita lakukan tersebut dan justru menggembar-gemborkannya dan lebih jauh lagi kita mengajak orang lain untuk bersama- sama bermaksiat. Semoga hal ini di jauhi dari kita. "Ya Allah....... perlihatkanlah yang benar itu nyata benarnya dan bimbinglah kami untuk mendekati dan mengimplementasikannya. Dan tunjukkanlah yang bathil itu benar-benar busuk adn kami mohon ya Allah... dijauhkan dari segala kebusukan tersebut....... amien..... ya rabbal alamin........" Mutiara Shubuh : Senin, 22/11/99 (14 Sya’ban 1420H) Anjuran Menahan Amarah Tidak jarang kita tidak dapat menahan amarah yang timbul yang disebabkan oleh sesuatu hal yang memancing timbulnya sifat yang kurang baik tersebut, seyogyanyalah kita dapat menahannya. Rasulullah saw bersabda dalah salah satu haditsnya: " Barangsiapa yang dapat menahan amarahnya, niscaya Allah swt juga akan menahan marahNya terhadap orang tersebut di akhirat kelak". Sementara dihadits lain yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Allah swt menjanjikan bahwa diakhirat kelak orang-orang tersebut ditandai oleh Allah, dan mereka dibawakan bidadari- bidadari syurga yang mereka dapat pilih sesuka mereka. Semoga dua hadits diatas dapat mengingatkan kita untuk selalu dapat menahan diri dari rasa marah. Mutiara Shubuh : Selasa, 23/11/99 (15 Sya’ban 1420H) Peringatan terhadap berbantah-bantahan Dalam sebuah forum diskusi, musyawarah dan sejenisnya, kerap kita berdebat ngalor-ngidul, berbantah-bantahan, bersilat lidah dan mempertahankan pendapat masing-masing demi kepentingan sendiri atau golongan dan saling menjatuhkan lawan. Dan bahkan tidak jarang secara tragis diakhiri dengan pertengkaran yang sengit hingga ke permusuhan satu sama lainnya. Dalam sebuah riwayat Rasulullah saw pada suatu mudzakarah (diskusi) yang mana para sahabat saling berbantahan, masing-masing punya argumen sendiri-sendiri, kemudian Rasulullah saw meninggalkan diskusi itu dan bersabda: "Wahai mereka, dengan inikah kalian diutus? Janganlah kalian kembali sesudahku menjadi kafir sebahagian kalian memukul tengkuk sebahagian yang lain". (HR. Thabrani). Di dalam hadist lainnya yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Nasa'i dan Thurmudzi, dari Aisyah ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: " Sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah ialah orang yang suka bertengkar dengan sengit dan suka berbantahan".
  • 23. Mutiara Shubuh Mul 17 Seyogyanya hal ini kita hindarkan dengan cara diskusi dan tukar pikiran yang arif. Satu sama lain saling mengisi dan menghormati dan Insya Allah kita semua mendapat kemuliaan yang dijanjikan Rasullullah saw dalam sebuah haditsnya: "Barang siapa meninggalkan perbantahan sedangkan ia (pada pihak) yang salah maka akan dibangunkan baginya rumah dipinggir syurga sedangkan ia (pada pihak) yang benar dibangunkan rumah baginya ditengah syurga, dan barang siapa yang membaguskan akhlaqnya maka akan dibangunkan baginya (rumah) dibagian atasnya" (HR. Abu Dawud, Thurmudzi, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi) Mutiara Shubuh : Rabu, 24/11/99 (16 Sya’ban 1420H) Marhaban Yaa Ramadhan Beberapa hari lagi, Ramadhan akan datang ditengah-tengah kita. Seyogyanyalah kita gembira menyambut bulan yang penuh, berkah, rahmah dan maghfirahnya ini. Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yang gembira menghadapi bulan Ramadhan, niscaya akan diharamkan oleh Allah baginya neraka". Didalam menyambut Ramadhan ini Rasullullah biasanya meningkatkan intensitas dan kualitas ibadahnya untuk melatih diri menghadapi bulannya Allah ini (Syahr Allah). Pada bulan ini disamping diwajibkan shaum (puasa) yang mana pahalanya diberikan langsung oleh Allah (HR Bukhari dari Abu Hurairah), ibadah lainnya pun akan dilipat gandakan pahalanya. Untuk itu marilah kita bergembira menyambut bulan suci ini dengan meningkatkan ibadah kita dan tambah meningkat lagi selama Ramadhan dengan menegakkan ibadah-ibadah khusus seperti menegakkan malam Ramadhan (Qiyamullail) dsb. Marhaban Ya Ramadhan Mutiara Shubuh : Kamis, 25/11/99 (17 Sya’ban 1420H) Keutamaan Puasa Ramadhan Telah bersabda Rasulullah saw bersabda: " Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman, ikhlas dan mengharapkan ridhoNya, niscaya dosa-dosanya yang terdahulu diampuni oleh Allah swt". (HR. Ahmad dan As-Sunan). Note: Hadits shahih diatas sudah tidak asing lagi ditelinga kaum muslimin dimana selalu dikutip ketika ramadhan sudah menjelang. Beberapa hari lagi kita akan memasuki bulannya Allah, bulan suci Ramadhan. Pada bulan ini Allah melipat gandakan pahala bagi melaksanakan ibadah, khususnya ibadah puasa yang pahalanya akan diberikan langsung oleh Allah swt. Marilah kita sambut dengan senang dan gembira bulan yang penuh rahmah, berkah dan maghfirahNya ini serta pada waktunya nanti kita tegakkan puasa (shaum) disiang hari dan menegakkan malamnya dengan shalat tarawih dan tahajjud serta ibadah-ibadah lainnya. Setelah itu , semoga Allah swt menerima segala amal perbuatan kita dan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu dan Insya Allah juga yang akan datang. MARHABAN YA RAMADHAN Mutiara Shubuh : Jum’at, 26/11/99 (18 Sya’ban 1420H) Peringatan terhadap berbicara ketika khutbah Jum’at Terkadang secara sengaja maupun tidak sengaja kita melakukan dialog (mengobrol) dengan orang disamping kita padahal kita sedang dalam mendengarkan khutbah Jum'at. Hendaklah kita ingat akan hal ini, tahanlah diri untuk berbicara dengan mendengarkan khatib berkhutbah secara seksama. Rasulullah saw memperingatkan pada ummatnya tentang hal ini: "Apabila kamu berkata kepada kawanmu pada hari Jum'at. Diamlah ketika Imam berkhutbah maka sesungguhnya kamu telah sia-sia (Hadits shahih dari Abu Hurairah ra yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, abu Dawud, Turmudzi, Nasa'i, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah). Kata "sia-sia" didalam hadits ini berarti bahwa tidak ada pahala dan keutamaan Jum'at bagi mereka yang berbicara ketika khutbah diperdengarkan. Marilah kita selalu ingat dengan hal yang kelihatannya kecil tapi sangat essensial dalam ibadah Jum'at ini.
  • 24. Mutiara Shubuh Mul 18 Mutiara Shubuh : Senin, 29/11/99 (21 Sya’ban 1420H) Keutamaan Membaca Al-Qur’an Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yang pandai membaca Al-Qur'an, dia akan bersama malaikat yang mulia, dan yang tidak pandai membacanya tetapi membaca dengan terbata-bata baginya dua pahala" (HR Bukhari dan Muslim) Note: Hadits shahih diatas menerangkan keutamaan membaca Al-Qur'an yang mana bagi yang belum lancar membaca (terbata-bata) saja Allah sawt akan memberikan dua pahala baginya serta yang membacanya dengan lancar akan dimuliakan Allah swt seperti malaikatNya, apatah lagi kalau membaca kemudian memahaminya serta mengimplementasikannya didalam segala sendi kehidupannya..... Wallahualam, hanya Allah yang akan memperhitungkannya. Untuk itu marilah kita mulai hari ini canangkan didalam hati kita untuk selalu istiqomah dalam membaca Al-Qur'an yang kita sudah yakini sebagai pegangan hidup kita dan berikrar "TIADA HARI TANPA MEMBACA DAN MEMPELAJARI AL-QUR'AN". Mutiara Shubuh : Selasa, 30/11/99 (22 Sya’ban 1420H) Al-Qur’an dan Hadits Sebagai Pegangan Hidup Rasulullah saw bersabda: "Aku tinggalkan kepada kalian dua hal, Kalian tidak akan tersesat bila kalian berpegang teguh kepadanya yakni: Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunnahku (Hadits)". (HR Muslim) Note: Hadits diatas menegaskan dua hal sebagai pegangan hidup orang muslim yang paling utama yaitu Al-Qur'an dan Hadits, apapun yang kita perbuat hendaknyalah merujuk kedua referensi itu dahulu supaya kita tidak sesat. Mutiara Shubuh : Rabu, 01/12/99 (23 Sya’ban 1420H) Keutamaan Al- Qur'an Rasulullah saw pernah bersabda: Sesungguhnya dengan kitab ini (Al-Qur'an), Allah akan mengangkat dan memuliakan derajad suatu kaum dan merendahkan derajad kaum yang lainnya" (HR Muslim) Note: Hadits shahih diatas bermakna bahwa Allah akan memuliakan orang-orang (kaum) yang selalu membaca, belajar, memahami dan mengimplementasikan Al-Qur'an didalam kehidupannya. Dan sebaliknya terhadap orang-orang yang mengacuhkan Al-Qur'an tersebut, dimana Al-Qur'an hanya menjadi pajangan saja dirumahnya hingga berdebu dan lusuh, apalagi berpaling dari ajaran Al-Qur'an, niscaya Allah swt akan merendahkan derajadnya serendah-rendahnya. Untuk itu marilah kita mempelajari Al-Qur'an yang sudah menjadi pedoman hidup kita itu dan jika mungkin kita juga dapat menyampaikannya kepada saudara-saudara kita yang lain, walaupun satu ayat. Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda yang intinya adalah sebaik-baiknya ummat Islam adalah yang belajar dan sekaligus mengajarkan Al-Qur'an. Mutiara Shubuh : Kamis, 02/12/99 (24 Sya’ban 1420H) Al- Qur'an Sebagai Benteng Diri Telah bersabda Rasulullah saw: "orang yang di dalam benaknya tiada Al-Qur'an, laksana sebuah rumah yang kosong dan bobrok" (HR Bukhari) Note: Hadits shahih diatas bermakna bahwa orang-orang yang jarang membaca Al-Qur'an apalagi mempelajarinya maka didalam fikirannya tidak terdapat landasan yang kokoh serta benteng-benteng yang kuat untuk menahan godaan negatif dari luar sehingga gampang sekali terpengaruh, dirasukibisikan-bisikan syeitan yang senantiasa mempromosikan maksiat kepada kita sehingga kita luluh didalam kemaksiatan tersebut. Yach... seperti rumah kosong yang bobroklah, digoyang sedikit akan runtuh. Untuk itu marilah sekali lagi kita kuatkan tekad kita untuk membaca, belajar, memahami dan menjiwai Al-Qur'an tersebut. "SUDAHKAH SAHABAT MEMBACA DAN BELAJAR AL-QUR'AN HARI INI ?"
  • 25. Mutiara Shubuh Mul 19 Mutiara Shubuh : Jum’at, 03/12/99 (25 Sya’ban 1420H) Membaca Al- Qur'an Media Dialog Dengan Allah swt Rasulullah saw pernah bersabda: "Apabila seseorang ingin berdialog dengan Rabb-nya, hendaklah dia membaca Al-Qur'an (HR Ad-Dailami dan Al-Baihaqi). Note: Hadits diatas merupakan salah satu penegasan dari Rasulullah saw bahwa membaca, mempelajari, memahami Al-qur'an itu adalah salah satu dialog, percakapan, silaturrahmi dengan Maha Pencipta selain dari pada berdo'a. Membaca Al-Qur'an ini adalah juga salah satu bentuk dzikir yaitu mengingat Allah dengan segala yang difirmankanNya. Memang kalau kita mau tela'ah lebih lanjut, Al-Qur'an itu merupakan dokumentasi terlengkap di dunia ini, apa saja segi kehidupan terdapat didalamnya. Termasuk perintah-perintah Allah kepada hambanya dan begitu juga sangat amat sarat dengan do'a-do'a dari hambanya kepada Rabb-Nya sehingga terbentuk suatu dialog dua arah yang harmonis. Untuk itu marilah sekali lagi kita bulatkan niat kita untuk selalu membaca, mempelajari dan memahami Al-qur'an, sehingga dialog yang harmonis antara kita dan Maha Pencipta selalu langgeng. Mutiara Shubuh : Senin, 06/12/99 (28 Sya’ban 1420H) Keutamaan Shalat Shubuh dan Ashar Berjama’ah Dari Abu Musa ra bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: "Barang siapa shalat dua waktu dingin maka dia masuk syurga (HR Bukhari dan Muslim). Note: Kata "dua waktu dingin" (Al-Bardain) diatas berarti waktu shubuh dan ashar dimana kedua waktu shalat itu dilaksanakan di kedua ujung siang, dimana ketika udara sudah dingin dan tidak begitu panas. Hadits diatas menunjukkan sebegitu utamanya shalat Shubuh dan Ashar, apalagi kita melaksanakannya berjama'ah dan juga di masjid. Didalam hadits lain yang diriwayatkan Al- Hikam, Rasullulah swt menyampaikan ada dua keutamaan orang-orang yang tunai melakukan shalat shubuh berjama'ah dimasjid selama empat puluh hari, maka dia akan dijauhkan oleh Allah swt dari sifat munafik dan akan diselamatkan dari adzab kubur. Seyogyanyalah hadits diatas dapat menjadi stimulan bagi kita untuk istiqomah shalat berjama'ah dimasjid dan tentunya tepat waktu. Mutiara Shubuh : Selasa, 07/12/99 (29 Sya’ban 1420H) Shalat Diawal Waktu Dari Abdullah bin Mas’ud ra, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw: Amal apakah yang paling dicintai Allah swt? Ia bersabda: “Shalat pada waktunya”. Aku bertanya: Kemudian apa? Ia bersabda: “Berbuat baik kepada kedua orang tua”. Aku bertanya: Kemudian apa? Beliau bersabda: “Berjihad dijalan Allah” (HR Bukhari, Muslim, Thurmidzi dan Nasa’I) Note: Terlihat pada hadits shahih diatas sebegitu pentingnya “Shalat tepat waktu” (diawal waktu) sehingga disetarakan oleh Allah swt dengan amal dalam berbakti kepada orang tua dan bahkan dengan jihad sebagai amalan hamba-Nya yang sangat Ia cintai. Mutiara Shubuh : Rabu, 08/12/99 (30 Sya’ban 1420H) Fadhilah Shalat Berjamaah Di Masjid Rasulullah saw pernah bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian berwudhu’ kemudian membaguskan whudu’, lalu keluar untuk shalat; maka ia tidak mengangkat kakinya yang kanan melainkan Allah swt menulis baginya satu kebaikan, dan tidaklah ia meletakkan kakinya yang kiri melainkan Allah swt menghapuskan darinya satu keburukan, maka hendaklah salah satu diantara kalian memperpendek langkah atau memperpanjang jarak (tempuh); jika ia datang ke masjid kemudian shalat berjama’ah, maka diampuni baginya, jika ia datang ke masjid sedangkan mereka telah shalat sebagian (raka’at) dan masih ada sebagian (raka’at) (lalu) ia shalat sesuai (raka’at) yang ia dapati dan menyempurnakan sisanya maka demikian pula (ia diampuni), jika ia datang ke
  • 26. Mutiara Shubuh Mul 20 masjid sedangkan mereka telah shalat kemudian ia menyempurnakan shalat maka demikian pula (ia diampuni)” (HR abu Dawud) Note: Begitulah keutamaan yang akan kita dapat dengan shalat berjama’ah ke masjid, setiap langkah kita akan dihisab oleh Allah swt, dan ini pun berlaku bagi terlambat shalat berjama’ah dan bahkan shalat berjama’ahnya sudah selesai. Semoga ini bisa memotivasi kita untuk selalu berusaha shalat berjama’ah di masjid. Disamping mendapatkan keutamaan tersebut diatas, kita Insya Allah juga terhindar dari sifat kemunafikan. Mutiara Shubuh : Kamis, 09/12/99 (01 Ramadhan 1420H) Fadhilah Puasa Disampaikan oleh Abu Hurairah ra: Allah swt berfirman: "Puasa itu ibarat perisai. Pada hari melaksanakan puasa, janganlah orang yang berpuasa mengucapkan kata-kata kotor, tidak sopan, dan tidak enak didengar, dan jangan pula ribut hingar bingar bertengkar. Jika di antara kalian memaki atau mengajak berkelahi, hendaknya mengatakan kepadanya:"Saya sedang berpuasa". Kemudian Rasulullah saw menambahkan: "Demi Allah yang diriku di dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang berpuasa lebih wangi di sisi Allah dari bau minyak kesturi. "Dia yang telah meninggalkan makan dan minum-nya hanya mengharapkan kerido'anKu. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan karena itu Akulah yang langsung membalasnya dengan ganjaran untuk kebaikan yang telah dilakukannya sepuluh kali lipat. (HR Bukhari). Note: Sebegitu pentingnya ibadah puasa itu sehingga Allah swt menyatakan akan langsung memberikan pahala kepada yang melakukannya dan memberikan pahala ibadah-ibadah yang dilakukannya berlipat ganda, tetapi tentunya puasa orang yang puasanya itu bersih dari kedurhakaan-kedurhakaan, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Mutiara Shubuh : Jum’at, 10/12/99 (02 Ramadhan 1420H) Fadhilah Kalimat Thoyyibah (I) Dari Yahya bin Thalhah bin abdullah ra berkata: Pada suatu ketika Thalhah ra duduk dalam keadaan berduka. Maka orang-orang bertanya kepadanya mengapa ia bersedih. Jawabnya, "Sesungguhnya saya telah mendengar bahwa Rasulullah saw bersabda, " Sesungguhnya aku mengetahui sebuah kalimat, tidaklah seseorang hamba membacanya pada saat sakaratul mautnya,melainkan ia akan dihindarkan oleh Allah dari semua kesusahan dan dijadikan wajahnya bersinar, dan ia akan mengetahui tempatnya di syurga nanti", akan tetapi saya belum mengetahui kalimat apakah itu. Itulah yang menyebabkan saya berduka pada sa'at ini". Lalu, Umar ra berkata, saya mengetahui kalimat tersebut, yaitu kalimat yang telah disampaikan Rasulullah saw kepada pamannya (Abu Thalib), Inilah kalimatnya : LAA ILAHA ILLALLAH". Note: Dari hadits diatas terlihat keutamaan kaliman Thoyyibah tersebut, ada beberapa hadits lain yang menyatakan kalimat Thoyyibah ini memiliki nur dan menyebabkan kebahagiaan. Dikitab Al-Munabbihat, Ibnu Hajjar menulis bahwa kalifah Abu Bakar as-Siddiq ra berkata: "Kegelapan itu ada lima macam: Pertama, CINTA DUNIA itu kegelapan dan penerangnya adalah TAQWA. Kedua, PERBUATAN DOSA itu adalah kegelapan dan penerangnya adalah TAUBAT Ketiga, KUBUR itu gelap dan penerangnya adalah bacaan LAA ILAHA ILLALLAH Keempat, AKHIRAT itu gelap dan penerangannya adalah AMAL SHOLEH Kelima, SHIRATH itu gelap dan penerangannya adalah YAKIN Semoga kita semua dapat menjiwai kalimah Thoyyibah dan kemudian Allah akan mencabut nyawa kita dalam keadaan khusnul khotimah dan memberikan nur nya kepada kita nantinya di alam kubur...... Insya Allah.........
  • 27. Mutiara Shubuh Mul 21 Mutiara Shubuh : Senin, 13/12/99 (05 Ramadhan 1420H) Fadhilah Kalimat Thoyyibah (II) Dari Zaid bin Arqam ra berkata: Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa mengucapkan kalimat LA ILAHA ILLALLAH dengan ikhlas pasti masuk syurga". Seseorang bertanya, "Apakah tanda-tanda ikhlas itu yaa Rasulullah", beliau menjawab, "Menahan diri melakukan yang diharamkan Allah" Note: Didalam hadits diatas sangat jelas bahwa bagi siapa yang telah mengikrarkan kalimat Thoyyibah dan menjalankan perintah Allah niscaya tidak disangsikan lagi bahwa baginya predikat Ahlul Jannah (Citizen of Heaven), dan bagi yang tidak dapat menahan diri dari yang diharapkan Allah dan menjalankan apa yang diperintahkanNya, Insya Allah masih mendapatkan syurga karena keberkahan kalimat LA ILAHA ILLALLAH tersebut dan tentunya terlebih dahulu mempertanggung jawabkan dosa-dosanya. Memang tidak sulit untuk mengucapkan kalimat singkat ini apabila kita sedang sehat tetapi belum tentu kita dapat mengucapkannya ketika kita sedang menghadapi sakaratul maut. Dan tidak jarang kita lihat saudara-saudara kita hanya berbicara tentang hartanya ketika menghadapi mautnya dibanding mengucap kalimat Thoyyibah ini. Kita tidaklah heran bila seseorang yang seumur hidupnya menyembah patung dan melakukan kemungkaran dan maksiat dan ia meninggal dalam keadaan kafir. Tetapi sunggug disayangkan jika ada seseorang yang kelihatannya alim rajin dan mondar-mandir ke masjid tetapi pada akhir hayatnya ia meninggal dalam keadaan kafir, mungkin itu karena perbuatan dosa yang dilakukkannya ketika dia sendirian, dan berulang kali ia lakukan. Ada sebuah kisah tentang seekor burung Beo yang dipelihara oleh seorang ulama (kiyai) di sebuah pesantren. Sang Kiyai mengajari burung Beonya itu mengucapkan kalimat sapaan-sapaan islami termasuk kalimat Thoyyibah. Dan si Beo pun sangat familiar sekali mendengarkan dan mengucapkan kalimat-kalimat tersebut dan apalagi dia tidak pernah mendengar perkataan- perkataan yang tidk senonoh karena dia berada dilingkungan pesantren yang sangat islami tersebut. Pada suatu ketika sang Kiyai selesai memberi makan si Beo, beliau lupa menutup kandang Beo tersebut dan seekor kucing telah mengintai si Beo tersebut menerobos masuk kandangnya dan mengigit si Beo tersebut dan hendak memakannya. Dalam ketakutan dan kesakitan tersebut beopun berteriak "Keak....keak... keak..." sehingga terdengar oleh sang kiyai. Beliau bergegas menuju suara tersebut, dilihatnya si Beo telah mati dan digunggung oleh sang kucing keluardari kandangnya. Sejenak sak Kiyai tapakur melihat kejadian tersebut dan menangis sejadinya dan mengunci diri di kamarnya beberapa hari. Para santripun heran kenapa sang kiyai berbuat seperti itu karena hanya sedih ditinggal mati beonya ?. Ditengah keheranan tersebut mereka pun mengirim utusan menemui kiyai nya untuk bertanya apa sebenarnya yang disedihkan oleh kiyai tersebut, masak karena hanya ditinggal mati oleh si Beo tersebut sang Kiyai jadi amat sangat bersedih sehingga mengganggu kegiatan belajar mengajar mereka. "Pak Kiyai.... apa sebenarnya yang membuat pak kiyai sebegitu amat sangat bersedih, jika itu dikarenakan oleh matinya si Beo, kami sanggup membelikan puluhan beo-beo lain untuk pak kiyai supaya pak kiyai dapat menghilangkan kesedihannya dan mengajar kembali". Seraya sang kiyai menjawab: "Santri- santriku tercinta bukan kematian beo itu yang sangat ku sedihkan, tetapi hikmah yang terkandung dalam peristiwa itu yang membuat aku sangat takut". "Apa maksud pak kiyai" sambung para santri serempak penuh tanda tanya. "Si Beo yang berada di lingkungan kita ini yang insya Allah tidak pernah melihat dan mendengar hal-hal yang tidak baik apalagi maksiat dan juga aku mengajarkannya kata-kata yang baik khususnya kalimat Thoyyibah, tetapi ketika ia meregang nyawanya, dia tidak dapat mengucapkan kalimat tersebut, hanya "keak...keak.." yang kudengarkan dari mulutnya. Aku jadi berfikir, jangan-jangan nasibku atau kalian-kalian sama dengan si Beo tersebut. Dimana hampir setiap nfas kita selalu mengucapkan kata-kata yang baik dan termasuk kalimat Thoyyibah tetapi dapatkah kita nanti membaca LA ILLAHA ILLALLAH itu ketika sang malaikat maut menjemput kita ??? Wallahualam............. Semoga kisah diatas bisa dijadikan renungan bagi kita ...........
  • 28. Mutiara Shubuh Mul 22 Mutiara Shubuh : Selasa, 14/12/99 (06 Ramadhan 1420H) Peringatan Bagi Yang Meninggalkan Shalat Berjama'ah Didalam salah satu hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa mendengar adzan dan tidak memenuhinya tanpa ada udzur, maka tidak akan diterima shalat yang dilakukannya". Para sahabat bertanya: "Apakah udzurnya?". Rasulullah saw menjawab: "Ketakutan atau sakit". Note: Yang dimaksud tidak diterima shalatnya ialah ia tidak akan memperoleh pahala shalat yang dikerjakannya, meskipun kewajibannya telah gugur. Ada hadits-hadits lainya yang menyebutkan shalat seperti itu tidak diterima yang artinya ialah ia tidak menperoleh kemuliaan dan kehormatan yang seharusnya diterima. Sementara itu didalam hadits yang lain yang diriwyatkan oleh Muadz bin Anas ra, Rasulullah saw menyatakan bahwa yang meninggalkan shalat berjama'ah ketika setelah mendengar adzan merupakan kebathilan terbesar, kekufuran dan kemunafikan. Semoga hadist diatas dapat mengetuk pintu hati kita untuk berusaha melakukan shalat wajib dengan berjama'ah di masjid sehingga terjauhlah kita dari kemunafikan dan bahkan kekufuran sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah swt melalui Rasulullah saw. Dan buat yang sudah melakukannya, semoga Allah swt selalu memberikan hidayahnya kepada kita untuk dapat istiqomah melakukannya yakin Shalat berjamaah di masjid. Mutiara Shubuh : Rabu, 15/12/99 (07 Ramadhan 1420H) Anjuran Untuk Shalat Berjama’ah Dari abu Darda ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Tidak ada orang yang tinggal disebuah desa atau di suatu padang sahara dan mereka tidak mendirikan shalat berjama'ah, kecuali syeitan menguasai mereka. Maka hendaklah kalian berjama'ah, karena sesungguhnya serigala hanya memangsa kambing yang terpisah dari kelompoknya". Note: Hadits diatas mengingatkan kita lagi tentang bagaimana pentingnya shalat berjama'ah tersebut, hendaklah kita melakukan shalat berjama'ah jika kita terdiri dari lebih dua orang walaupuk kita berada didaerah yang terpencil sekalipun. Pada umumnya kita meninggalkan shalat berjama'ah ini sering dengan alasan "sibuk". Na'udzubillahi min dzalik......... Hendaklah kita menghindari kata "sibuk" yang berkonotasi sombong ini kepada Allah swt. Marilah kita sisihkan sedikit waktu kita yang telah diberikanNya dengan shalat berjama'ah, ajaklah rekan-rekan kita yang lain untuk shalat berjama'ah. Semoga dengan istiqomahnya kita melakukan shalat berjama'ah ini, Allah swt akan menjaga kita dan penguasaan syeitan. Mutiara Shubuh : Kamis, 16/12/99 (08 Ramadhan 1420H) Belajar dan Mengajarkan Al-Qur'an Rasulullah saw pernah bersabda dalam suatu hadits: "Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya" (HR. Bukhari) Note: Al-Qur'an yang merupakan pegangan hidup kita ummat Islam atau sebagai landasan/dasar dari agama Islam itu sendiri. Dan sudah barang tentu menjaga dan menyebarkannya juga akan menjaga tegaknya agama Allah ini. Ironis sekali rasanya kita sebagai muslim yang tidak begitu memahami Al-Qur’an, padahal Al-Qur’an itu adalah tuntunan hidup kita. Bagaimana mungkin kita mengacu kepada hal yang tidak kita ketahui. Maka oleh sebab itu marilah kita mempelajarinya dan setelah itu menyampaikannya kepada saudara kita yangbelum tahu. Di hadits lain Rasulluh saw menyatakan bahwa dengan yang membacanya (Al-Qur'an) saja bahkan walaupun dengan terbata-bata sudah diberi oleh Allah swt satu kebaikan. Apatah lagi jika kita mempelajarinya serta tentu mengamalkannya, dan yang terbaik itu adalah ditambah dengan mengajarkannya. Sampaikanlah walaupun itu hanya satu ayat. Semoga kita dapat mengamalkannya.
  • 29. Mutiara Shubuh Mul 23 Mutiara Shubuh : Jum’at, 17/12/99 (09 Ramadhan 1420H) Menggemarkan Dzikir Sehabis Shalat Dari Abu Dzarr ra bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa membaca setelah shalat shubuh seraya melipat kedua kakinya asebelum berbicara: “Tiada Ilah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagiNya, bagiNya segala kerajaan dan bagiNya segala pujian. Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia maha kuasa atas segala sesuatu”, sepuluh kali maka Allah menulis baginya sepuluh kebaikan dan menghapus darinya sepuluh keburukan dan mengangkat baginya sepuluh derajat dan sepenuh harinya ia berada dalam perlindungan dari setiap hal yang tidak disukai, dan dipelihara dari syeitan dan tidak sepatutnya dikenakan (dicatat) dosanya pada hari ini kecuali (dosa) kemusyrikan kepada Allah”. (Diriwayatkan oleh Thurmudzi (menurutnya ini hadits gharib shahih) dan Nasa’i). Note: Hadits diatas hendaknyalah mengingatkan kita lagi untuk supaya terbiasa (gemar) berdzikir setelah shalat wajib, bukan hanya selesai salam kiri dan kanan dan langsung ngacir. Hendaklah kita luangkan waktu kita sedikit untuk berdzikir dengan beristighfar (Astagh- firullahaldzim atau disambung dengan alladzi la ilahailla huwal hayyul qayyum wa athubuilaihi), tahlil (La ilaha illallahu wahdahulaasyarikalah, Lahulmulku dst), tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), takbir (Allahu akbar) dan dilanjutkan dengan do’a. Mutiara Shubuh : Senin, 20/12/99 (12 Ramadhan 1420H) Sabar Didalam Shalat Allah swt berfirman di dalam Al-Qur’anul Karim yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” [QS 2:153] Note: Didalam kutipan Al-Qur’an diatas, Allah merangkaikan kata SABAR dan SHALAT. Keterkaitan kedua kata itu sangatlah erat, dimana hendaknya shalat kita akan membentuk kesabaran kita dalam kehidupan diluar shalat, dan tentunya bagi kita yang sabar didalam shalat. Sabar didalam shalat berarti melakukan shalat dengan tertib, memahami makna setiap bacaan, dan tentunya tidak buru-buru dalam melakukannya, seperti membaca bacaan dengan tartil, memahaminya dan tuma’ninnah disetiap bacaan maupun gerakan shalat. Tak jarang diantara kita yang melakukan shalat hanya sebagai kewajiban ritual belaka sehingga kita tidak merasakan manfa’at shalat yang disebutkan sebagai pencegah perbuatan keji dan mungkar dan juga merupakan salah satu forum dialog antara seorang hamba dan Sang Pencipta-Nya. Cobalah renungkan seberapa lama kita ruku’ dan apakah kita melakukan bacaan sewaktu ruku’ itu dengan sempurna? Apalagi untuk memahami dari makna ruku’ dan bacaannya tersebut. Begitu juga dengan ‘itidal dan sujud semua itu sarat dengan kata-kata puji-pujian bagi Allah. Bacaan ketika kita duduk diantara dua sujud kalau kita perhatikan kata-kata do’a yang kita panjatkan itu sangatlah indah, begitu juga dengan bacaan-bacaan yang lainnya. Oleh karena itu hendaklah kita melakukan shalat itu secara tertib, membaca dengan tartil, tuma’ninah serta menghayati bacaan tersebut sehingga Allah swt melimpahkan segala keutamaan shalat itu terjuwud di kehidupan luar shalat dan Allah menjauhkan kita dari perbuatan keji dan mungkar serta Allah akan selaku mengiringi kita kemana langkah dibawa. Mutiara Shubuh : Selasa, 21/12/99 (13 Ramadhan 1420H) Mendahului Imam Ketika Shalat Berjama'ah Dari abu Hurairah ra bahwa rasulullah saw bersabda: " Tidakkah takut salah seorang diantara kalian apabila mengangkat kepala dari ruku' atau sujud sebelum imam, Allah akan menjadikan kepalanya (seperti) kepala keledai atau Allah akan menjadikan bentuknya (seperti) bentuk keledai (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Thurmudzi, Nasa'i dan Ibnu Majah). Note: Shalat berjama'ah itu adalah kegiatan keseharian untuk mengajarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam seperti kedisiplinan, kerja sama dan kebersamaan, saling menopang barisan,
  • 30. Mutiara Shubuh Mul 24 keta'atan dalam kebaikan, menghormati pemimpin dan meluruskannya apabila ia keliru. Oleh sebab itu Rasulullah saw mengancam keras orang yang mendahului imam disa'at shalat berjama'ah, karena hal itu akan mengacaukan kekuatan barisan dan menguatkan semangat individualistik dikalangan jama'ah. Hendaknya kita sabar menanti sampai iman selesai melakukan gerakan/takbir/salam dan kemudian baru kita melakukannya, sehingga kita terhindar dari gerakan mendahului. Mutiara Shubuh : Rabu, 22/12/99 (14 Ramadhan 1420H) Do'a I'tidal Masih menyangkut tentang tata cara shalat berjama'ah. Dalam sebuah hadits sahih dari Rifa'ah bin Rafi' Az-Zirqi ra, ia berkata: Kami shalat di belakang Rasulullah saw, maka ketika mengangkat kepalanya dari ruku' Rasulullah saw membaca: "Sami'allahu liman hamidah", seorang lelaki di belakang nya mengucapkan: "Rabbana walakal hamdu hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiih". Ketika selesai shalat, Rasulullah saw bertanya: "Siapa yang mengucapkan tadi?", orang itupun menjawab: "Saya yaa Rasulullah. Rasululah bersabda: "Aku melihat tiga puluh lebih malaikat memperebutkannya, siapakah diantara mereka yang menulisnya terlebih dahulu" (HR Malik, Bukhari, Abu Dawud dan Nasa'i) Note: Hadist diatas mencontohkan kepada kita, setelah imam bangkit dari ruku'nya dan mengucapkan "Sami'allahu liman hamidah (Dengarkan kami memujaMu ..... yaa Allah) kemudian disusul oleh para ma'mum dengan mengucapkan pujian-pujiannya kepada Rabb-nya. Salah satu pujian seperti yang dinyatakan dalam hadits diatas. Di dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Malik, Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa'i disebutkan bahwa bagi yang ucapan "Rabbana lakal hamdu"nya bertepatan dengan ucapan malaikat maka diampuni dosanya yang telah lalu. Mutiara Shubuh : Kamis, 23/12/99 (15 Ramadhan 1420H) Memberi Makan (Orang Yang Lapar) and Menebarkan Salam Dari Abdullah bin Amr ra ia berkata, ketika salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw. “Yaa rasulullah amalan apakah di dalam Islam yang baik”. Seraya Rasulullah saw menjawab: “Memberi makan (orang yang lapar) dan memberi salam kepada orang yang kalian kenal maupun tidak kalian kenal” (HR Bukhari). Note: Hadits diatas berintikan dua hal / amalan yang baik yang dianjurkan Rasulullah saw yakni:  Memberi makan kepada orang yang membutuhkannya baik orang yang secara terang-terangan memintanya maupun yang tidak mau mengutarakannya. Untuk hal ini perlu kepekaan kita terhadap penderitaan saudara kita yang lainnya khususnya disekitar kita, dengan bahasa populernya adalah Kepedulian Sosial. Renungkanlah apakah diri kita ini telah peduli terhadap hal tersebut?, Apakah ketika kita makan dan bahkan sedang berbuka puasa di restoran yang mewah kita ingat pada saudara kita yang makan hanya dengan nasi dan krupuk dan bahkan tidak sedikit yang berusaha mengais-ngais makanan sisa di bak sampah dan juga yang hanya meringkuk menekuk lutut mereka untuk menekan perutnya dengan harapan rasa lapar itu hilang. Apakah kita tega ?? Sedzalim itukah kita membiarkan mereka lapar ?? Ingat hal ini sangat diperingatkan oleh Allah swt yang didalam konteks bahasa Al-Qur’an disebut sebagai PENDUSTA AGAMA bagi orang yang menelantarkan anak yatim dan faqir miskin.  Saling menebarkan salam diantara kita dapat berarti saling mendo’akan atas keselamatan diantara kita. “Assalamu’alaikum yaa saudaraku” dan dapat juga diteruskan dengan do’a “Semoga rahmat dan berkah Allah bersamamu”. Dapat kita bayangkan suatu masyarakat yang saling menebarkan salam satu sama lainnya…. Masya Allah… Alangkah indahnya kehidupan ini… Semoga dua amalan baik ini dapat kita lakukan dalam kehidupan keseharian kita.