SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Harta Karun Untuk Semua
Cerpen Dewi Lestari
Hari ini kiriman buku yang saya pesan dari Amazon.com datang. Ada satu buku
yang langsung saya sambar dan baca seketika. Judulnya: "Stuff The Secret Lives
of Everyday Things". Buku itu tipis, hanya 86 halaman, tapi informasi di
dalamnya bercerita tentang perjalanan ribuan mil dari mana barang-barang kita
berasal dan ke mana barang-barang kita berakhir.
Dimulai sejak SD, saat saya pertama kali tahu bahwa plastik memakan waktu
ratusan tahun untuk musnah, saya sering merenung: orang gila mana yang
mencipta sesuatu yang tak musnah ratusan tahun tapi masa penggunaannya
hanya dalam skala jam bahkan detik? Bungkus permen yang hanya bertahan
sepuluh detik di tangan, lalu masuk tong sampah, ditimbun di tanah dan baru
hancur setelah si pemakan permen menjadi fosil. Sukar membayangkan apa
jadinya hidup ini tanpa plastik, tanpa cat, tanpa deterjen, tanpa karet, tanpa
mesin, tanpa bensin, tanpa fashion.
Harta Karun Untuk Semua
Dan sebagai konsumen dalam sistem perdagangan modern, sejak kita lahir
rantai pengetahuan tentang awal dan akhir dari segala sesuatu yang kita
konsumsi telah diputus. Kita tidak tahu dan tidak dilatih untuk mau tahu ke
mana kemasan styrofoam yang membungkus nasi rames kita pergi, berapa
banyak pohon yang ditebang untuk koran yang kita baca setengah jam saja,
beban polutan yang diemban baju-baju semusim yang kita beli membabi-buta.
Untuk aktivitas harian yang kita lewatkan tanpa berpikir, yang terasa wajar-
wajar saja, pernahkah kita berhitung bahwa untuk hidup 24 jam kita bisa
menghabiskan sumber daya Bumi ini berkali-kali lipat berat tubuh kita sendiri?
Untuk menyiram 200 cc air kencing, kita memakai 3 liter air. Untuk mencuci
secangkir kopi, kita butuh air sebaskom. Untuk memproduksi satu lapis daging
burger yang mengenyangkan perut setengah hari dibutuhkan sekitar 2,400 liter
air. Produksi satu set PC seberat 24 kg yang parkir di atas meja kerja kita
menghasilkan 62 kg limbah, memakai 27,594 liter air, dan mengonsumsi listrik
2,300 kwh. Bagaimana dengan chip kecil yang bekerja di dalamnya? Limbah
yang dihasilkan untuk memproduksinya 4,500 kali lipat lebih berat daripada
berat chip itu sendiri.
Mengetahui mata rantai tersembunyi ini bisa menimbulkan berbagai reaksi.
Kita bisa frustrasi karena terjepit dalam ketergantungan gaya hidup yang tak
bisa dikompromi, kita bisa juga semakin apatis karena tidak mau pusing. Yang
jelas, sesungguhnya ini adalah pengetahuan yang sudah saatnya dibuka.
Pelajaran Ilmu Alam, selain belajar penampang daun dan membedah jantung
katak, dapat dibuat lebih empiris dengan mempelajari hulu dan hilir dari benda-
benda yang kita konsumsi, sehingga tanggung jawab akan alam ini telah
disosialisasikan sejak kecil.
Pernahkah kita merenung, saat kita memasuki gedung FO empat lantai, Pasar
Baru, atau berjalanjalan ke Gasibu pada hari Minggu di mana ada lautan PKL:
tidakkah semua baju dan barang-barang itu mampu memenuhi kecukupan
penduduk satu kota? Tapi kenapa barang-barang ini tidak ada habisnya
diproduksi? Setiap hari selalu ada jubelan pakaian baru yang menggelontori
pasar. Pernahkah kita merenung, saat kita memasuki hypermarket dan melihat
ratusan macam biskuit, ratusan varian mie instan, dan ratusan merk sabun:
haruskah kita memiliki pilihan sebanyak itu? Pernahkah kita merenung, apa
yang kita inginkan sesungguhnya jauh melebihi apa yang kita butuhkan? Atas
nama kecukupan, satu manusia bisa hidup dengan lima pasang baju dalam
setahun, bahkan lebih. Atas nama fashion, jumlah itu menjadi tidak berbatas.
Atas nama kebutuhan, satu manusia bisa hidup dengan beberapa pilihan
panganan dalam sehari. Atas nama selera dan nafsu, seisi Bumi tidak akan
sanggup memenuhi keinginan satu manusia. Permasalahan ini memang bisa
dilihat dari berbagai kacamata.
Seorang ekonom mungkin akan menyalahkan sistem kapitalisme dan globalisasi.
Seorang sosialis akan mengatakan ini masalah distribusi dan pemerataan. Tapi
jika kita runut, satu demi satu, bahwa Bumi adalah kumpulan negara, negara
adalah kumpulan kelompok, dan kelompok adalah kumpulan individu,
permasalahan ini akan kembali ke pangkuan kita. Dan kesadaran serta kemauan
kitalah yang pada akhirnya akan memungkinkan sebuah perubahan sejati.
Belum pernah dalam sejarah kemanusiaan keputusan harian kita menjadi sangat
menentukan.
Tidak perlu menunggu Amerika menyepakati protokol Kyoto, tidak perlu juga
menunggu penjarah hutan tertangkap, setiap langkah kita—memilih merk,
kuantitas, tempat, gaya hidup adalah pilihan politis dan ekologis yang
menentukan masa depan seisi Bumi. Saya belum bisa mengorbankan komputer
karena itulah instrumen saya bekerja, tapi saya bisa lebih awas dengan jam
penggunaan dan mematikannya jika tidak perlu. Saya belum bisa mengorbankan
kebutuhan akan informasi, tapi saya bisa memilih membaca berita lewat
internet atau membaca koran di tempat publik ketimbang berlangganan
langsung. Bagaimana dengan fashion? Di dunia citra ini, dengan profesi yang
mengharuskan banyak tampil di muka publik, saya pun belum bisa
mengorbankan keperluan fashion (baca: membeli busana lebih sering dari yang
dibutuhkan), tapi saya bisa membuat komitmen dengan lemari pakaian, yakni
baju yang saya miliki tidak boleh melebihi kapasitas lemari saya. Jika lebih,
maka harus ada yang keluar.
Dan setiap beberapa bulan saya dihadapkan pada kenyataan bahwa ada baju
yang tidak saya pakai setahun lebih atau baju yang cuma sekali dipakai dan tak
pernah lagi. Bukan cuma baju, ada juga buku, pernik rumah, alat dapur, bahkan
sabun dan sampo yang utuh tak disentuh. Alhasil, dalam rumah saya ada
semacam peti-peti 'harta karun', yang berisikan barang-barang yang harus
keluar dari peredaran, karena jika dipertahankan hanya menjadi kelebihan
tanpa lagi unsur manfaat. Harta karun ini lantas harus dicarikan lagi outlet
untuk penyaluran. Pada waktu perayaan 17 Agustus, di kompleks saya
diselenggarakan bazaar. Para warga menyewa stand untuk berjualan. Saya ikut
berpartisipasi, dan sayalah satu-satunya penjual barang bekas di antara penjual
barang-baru baru. Karena bukan demi cari untung, barang-barang itu saya lepas
dengan harga sangat murah. Yang membeli bukan cuma warga kompleks, tapi
juga dari kampung sekitar. Hari pertama, saya sudah kehabisan dagangan.
Terpaksa saya mengontak saudara-saudara saya yang barangkali juga punya
barang bekas untuk disalurkan. Sama dengan saya, mereka pun punya timbunan
harta karun yang entah harus diapakan.
Stand saya menjadi salah satu stand paling laris selama bazaar berlangsung.
Dan kakak saya terkaget-kaget dengan penghasilan yang ia dapat dari tumpukan
barang yang sudah dianggap sampah. Berjualan di bazaar tentu bukan satu-
satunya jalan, ada aneka cara kreatif lain untuk memanfaatkan harta karun
kita, termasuk juga disumbangkan. Namun yang lebih sukar adalah memulai
membuat komitmen-komitmen pembatasan diri. Berkomitmen dengan rak buku,
dengan lemari pakaian, dengan rak kamar mandi, dengan laci dapur, dan pada
intinya... dengan diri sendiri.
Siapkah kita menentukan batasan dan berjalan dalam koridor itu? Dan, yang
lebih susah lagi, adalah pengendalian diri dari awal bersua aneka pilihan yang
membombardir kita setiap hari, lalu sadar dan mawas akan rantai sebab-akibat
yang menyertai pilihan kita. Membuka diri untuk info dan pengetahuan ekologi
adalah salah satu cara pembekalan yang baik. Walaupun sekilas tampak
merepotkan dan bikin frustrasi, tapi kantong kresek yang kita buang tadi pagi
tidak akan hilang oleh sihir, dan hamburger yang kita makan tidak dipetik dari
pohon. Rantai yang menyertai barang-barang itu tidak akan hilang hanya karena
kita menolak tahu. Banyak orang yang berkomentar pada saya, "Aduh, Wi. Kamu
bikin hidup tambah susah saja." Dan mereka benar. Hidup ini tak mudah.
Untuk itu kita justru harus belajar menghargai setiap jengkalnya. Memilih
hidup yang lebih sederhana, hidup dengan tempo yang lebih pelan, hidup
dengan pengasahan kesadaran, tak hanya membantu kita lebih eling dan
terkendali, tapi juga membantu Bumi ini dan jutaan manusia yang dijadikan
alas kaki oleh industri demi pemenuhan nafsu konsumsi kita sendiri.
Lingkaran setan? Ya. Tapi tidak berarti kita tak sanggup berubah. Selama ini
kita adalah pembeli yang berlari. Dalam kecepatan tinggi kita bertransaksi,
sabet sana sabet sini, tanpa tahu lagi apa yang sesungguhnya kita cari.
Berhentilah sejenak. Marilah kita berjalan.

More Related Content

Similar to Harta Karun Untuk Semua.docx

Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"
Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"
Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"Dyah Setya
 
Prakarya dan kewirausahaan: Potensi Bahan Baku Limbah
Prakarya dan kewirausahaan: Potensi Bahan Baku LimbahPrakarya dan kewirausahaan: Potensi Bahan Baku Limbah
Prakarya dan kewirausahaan: Potensi Bahan Baku LimbahRara Hanifatuzzahra
 
Learn Indonesian - Sayangilah lingkungan
Learn Indonesian - Sayangilah lingkungan Learn Indonesian - Sayangilah lingkungan
Learn Indonesian - Sayangilah lingkungan melgd
 
Catatan MangSi untuk Nusantara
Catatan MangSi untuk NusantaraCatatan MangSi untuk Nusantara
Catatan MangSi untuk NusantaraNegeri Pelangi
 
Vegetus Libertas.docx
Vegetus Libertas.docxVegetus Libertas.docx
Vegetus Libertas.docxSarif Hidayat
 
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekasDaur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekasDiana Ary
 
Berbagai hal kreatif yg pernah dilakuin anak kost-blog.mamikos.com
Berbagai hal kreatif yg pernah dilakuin anak kost-blog.mamikos.comBerbagai hal kreatif yg pernah dilakuin anak kost-blog.mamikos.com
Berbagai hal kreatif yg pernah dilakuin anak kost-blog.mamikos.commamikos
 
Dampak benda plastik
Dampak benda plastikDampak benda plastik
Dampak benda plastiktaufik h
 
PERTEMUAN 1 (PPU) PARAGRAF DAN KESIMPULAN.pptx
PERTEMUAN 1 (PPU) PARAGRAF DAN KESIMPULAN.pptxPERTEMUAN 1 (PPU) PARAGRAF DAN KESIMPULAN.pptx
PERTEMUAN 1 (PPU) PARAGRAF DAN KESIMPULAN.pptxBacktobasicCourseSPN
 
Labs creativity
Labs creativityLabs creativity
Labs creativitygozaimasu
 
Fermentasi Limbah Rumah Tangga NGAPAK MANDIRI
Fermentasi Limbah Rumah Tangga  NGAPAK MANDIRIFermentasi Limbah Rumah Tangga  NGAPAK MANDIRI
Fermentasi Limbah Rumah Tangga NGAPAK MANDIRIKen Kebumen
 
Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1
Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1
Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1Nurin Imanina
 
Hidup secukupnya
Hidup secukupnyaHidup secukupnya
Hidup secukupnyaAbu Naya
 
Tes kemampuan bahasa verbal sltp n 1
Tes kemampuan bahasa verbal sltp n 1Tes kemampuan bahasa verbal sltp n 1
Tes kemampuan bahasa verbal sltp n 1DWC
 

Similar to Harta Karun Untuk Semua.docx (20)

Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"
Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"
Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"
 
Prakarya dan kewirausahaan: Potensi Bahan Baku Limbah
Prakarya dan kewirausahaan: Potensi Bahan Baku LimbahPrakarya dan kewirausahaan: Potensi Bahan Baku Limbah
Prakarya dan kewirausahaan: Potensi Bahan Baku Limbah
 
Learn Indonesian - Sayangilah lingkungan
Learn Indonesian - Sayangilah lingkungan Learn Indonesian - Sayangilah lingkungan
Learn Indonesian - Sayangilah lingkungan
 
Catatan MangSi untuk Nusantara
Catatan MangSi untuk NusantaraCatatan MangSi untuk Nusantara
Catatan MangSi untuk Nusantara
 
Inggris
InggrisInggris
Inggris
 
Vegetus Libertas.docx
Vegetus Libertas.docxVegetus Libertas.docx
Vegetus Libertas.docx
 
Permasalahan Sampah
Permasalahan SampahPermasalahan Sampah
Permasalahan Sampah
 
Daur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekasDaur ulang barang bekas
Daur ulang barang bekas
 
TOTTE BAG
TOTTE BAGTOTTE BAG
TOTTE BAG
 
Berbagai hal kreatif yg pernah dilakuin anak kost-blog.mamikos.com
Berbagai hal kreatif yg pernah dilakuin anak kost-blog.mamikos.comBerbagai hal kreatif yg pernah dilakuin anak kost-blog.mamikos.com
Berbagai hal kreatif yg pernah dilakuin anak kost-blog.mamikos.com
 
Tote canvas.jpg
Tote canvas.jpgTote canvas.jpg
Tote canvas.jpg
 
Dampak benda plastik
Dampak benda plastikDampak benda plastik
Dampak benda plastik
 
PERTEMUAN 1 (PPU) PARAGRAF DAN KESIMPULAN.pptx
PERTEMUAN 1 (PPU) PARAGRAF DAN KESIMPULAN.pptxPERTEMUAN 1 (PPU) PARAGRAF DAN KESIMPULAN.pptx
PERTEMUAN 1 (PPU) PARAGRAF DAN KESIMPULAN.pptx
 
Labs creativity
Labs creativityLabs creativity
Labs creativity
 
Fermentasi Limbah Rumah Tangga NGAPAK MANDIRI
Fermentasi Limbah Rumah Tangga  NGAPAK MANDIRIFermentasi Limbah Rumah Tangga  NGAPAK MANDIRI
Fermentasi Limbah Rumah Tangga NGAPAK MANDIRI
 
Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1
Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1
Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1
 
Tugas PKM-K
Tugas PKM-K Tugas PKM-K
Tugas PKM-K
 
Hidup secukupnya
Hidup secukupnyaHidup secukupnya
Hidup secukupnya
 
h3
h3h3
h3
 
Tes kemampuan bahasa verbal sltp n 1
Tes kemampuan bahasa verbal sltp n 1Tes kemampuan bahasa verbal sltp n 1
Tes kemampuan bahasa verbal sltp n 1
 

More from Sarif Hidayat

EJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.docEJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.docSarif Hidayat
 
Daftar kata baku.doc
Daftar kata baku.docDaftar kata baku.doc
Daftar kata baku.docSarif Hidayat
 
contoh penerapan EYD.ppt
contoh penerapan EYD.pptcontoh penerapan EYD.ppt
contoh penerapan EYD.pptSarif Hidayat
 
Buku Praktis Bahasa Indonesia 2.docx
Buku Praktis Bahasa Indonesia 2.docxBuku Praktis Bahasa Indonesia 2.docx
Buku Praktis Bahasa Indonesia 2.docxSarif Hidayat
 
Seorang Gadis di Dalam Senja.docx
Seorang Gadis di Dalam Senja.docxSeorang Gadis di Dalam Senja.docx
Seorang Gadis di Dalam Senja.docxSarif Hidayat
 
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docxSemangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docxSarif Hidayat
 
Satu Orang Satu Pohon.docx
Satu Orang Satu Pohon.docxSatu Orang Satu Pohon.docx
Satu Orang Satu Pohon.docxSarif Hidayat
 
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docxPelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docxSarif Hidayat
 
PACARKU ADA LIMA.docx
PACARKU ADA LIMA.docxPACARKU ADA LIMA.docx
PACARKU ADA LIMA.docxSarif Hidayat
 
Menyibak Aku Melalui Kamu.docx
Menyibak Aku Melalui Kamu.docxMenyibak Aku Melalui Kamu.docx
Menyibak Aku Melalui Kamu.docxSarif Hidayat
 
Mengenang Sendok dan Sedotan.docx
Mengenang Sendok dan Sedotan.docxMengenang Sendok dan Sedotan.docx
Mengenang Sendok dan Sedotan.docxSarif Hidayat
 
Menembus Tingkap Kaca.docx
Menembus Tingkap Kaca.docxMenembus Tingkap Kaca.docx
Menembus Tingkap Kaca.docxSarif Hidayat
 

More from Sarif Hidayat (20)

ejaan.ppt
ejaan.pptejaan.ppt
ejaan.ppt
 
EJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.docEJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.doc
 
Daftar kata baku.doc
Daftar kata baku.docDaftar kata baku.doc
Daftar kata baku.doc
 
contoh penerapan EYD.ppt
contoh penerapan EYD.pptcontoh penerapan EYD.ppt
contoh penerapan EYD.ppt
 
Buku Praktis Bahasa Indonesia 2.docx
Buku Praktis Bahasa Indonesia 2.docxBuku Praktis Bahasa Indonesia 2.docx
Buku Praktis Bahasa Indonesia 2.docx
 
bahasa baku.pdf
bahasa baku.pdfbahasa baku.pdf
bahasa baku.pdf
 
Too Late.docx
Too Late.docxToo Late.docx
Too Late.docx
 
Sinkronisitas.docx
Sinkronisitas.docxSinkronisitas.docx
Sinkronisitas.docx
 
Seorang Gadis di Dalam Senja.docx
Seorang Gadis di Dalam Senja.docxSeorang Gadis di Dalam Senja.docx
Seorang Gadis di Dalam Senja.docx
 
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docxSemangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
 
Satu Orang Satu Pohon.docx
Satu Orang Satu Pohon.docxSatu Orang Satu Pohon.docx
Satu Orang Satu Pohon.docx
 
Samsara.docx
Samsara.docxSamsara.docx
Samsara.docx
 
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docxPelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
 
Paman Don.docx
Paman Don.docxPaman Don.docx
Paman Don.docx
 
PACARKU ADA LIMA.docx
PACARKU ADA LIMA.docxPACARKU ADA LIMA.docx
PACARKU ADA LIMA.docx
 
Mirror.docx
Mirror.docxMirror.docx
Mirror.docx
 
Menyibak Aku Melalui Kamu.docx
Menyibak Aku Melalui Kamu.docxMenyibak Aku Melalui Kamu.docx
Menyibak Aku Melalui Kamu.docx
 
Mengenang Sendok dan Sedotan.docx
Mengenang Sendok dan Sedotan.docxMengenang Sendok dan Sedotan.docx
Mengenang Sendok dan Sedotan.docx
 
Menembus Tingkap Kaca.docx
Menembus Tingkap Kaca.docxMenembus Tingkap Kaca.docx
Menembus Tingkap Kaca.docx
 
Malin Kundang.docx
Malin Kundang.docxMalin Kundang.docx
Malin Kundang.docx
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 

Harta Karun Untuk Semua.docx

  • 1. Harta Karun Untuk Semua Cerpen Dewi Lestari Hari ini kiriman buku yang saya pesan dari Amazon.com datang. Ada satu buku yang langsung saya sambar dan baca seketika. Judulnya: "Stuff The Secret Lives of Everyday Things". Buku itu tipis, hanya 86 halaman, tapi informasi di dalamnya bercerita tentang perjalanan ribuan mil dari mana barang-barang kita berasal dan ke mana barang-barang kita berakhir. Dimulai sejak SD, saat saya pertama kali tahu bahwa plastik memakan waktu ratusan tahun untuk musnah, saya sering merenung: orang gila mana yang mencipta sesuatu yang tak musnah ratusan tahun tapi masa penggunaannya hanya dalam skala jam bahkan detik? Bungkus permen yang hanya bertahan sepuluh detik di tangan, lalu masuk tong sampah, ditimbun di tanah dan baru hancur setelah si pemakan permen menjadi fosil. Sukar membayangkan apa jadinya hidup ini tanpa plastik, tanpa cat, tanpa deterjen, tanpa karet, tanpa mesin, tanpa bensin, tanpa fashion. Harta Karun Untuk Semua Dan sebagai konsumen dalam sistem perdagangan modern, sejak kita lahir rantai pengetahuan tentang awal dan akhir dari segala sesuatu yang kita konsumsi telah diputus. Kita tidak tahu dan tidak dilatih untuk mau tahu ke mana kemasan styrofoam yang membungkus nasi rames kita pergi, berapa banyak pohon yang ditebang untuk koran yang kita baca setengah jam saja, beban polutan yang diemban baju-baju semusim yang kita beli membabi-buta. Untuk aktivitas harian yang kita lewatkan tanpa berpikir, yang terasa wajar- wajar saja, pernahkah kita berhitung bahwa untuk hidup 24 jam kita bisa menghabiskan sumber daya Bumi ini berkali-kali lipat berat tubuh kita sendiri? Untuk menyiram 200 cc air kencing, kita memakai 3 liter air. Untuk mencuci secangkir kopi, kita butuh air sebaskom. Untuk memproduksi satu lapis daging burger yang mengenyangkan perut setengah hari dibutuhkan sekitar 2,400 liter air. Produksi satu set PC seberat 24 kg yang parkir di atas meja kerja kita menghasilkan 62 kg limbah, memakai 27,594 liter air, dan mengonsumsi listrik 2,300 kwh. Bagaimana dengan chip kecil yang bekerja di dalamnya? Limbah yang dihasilkan untuk memproduksinya 4,500 kali lipat lebih berat daripada berat chip itu sendiri. Mengetahui mata rantai tersembunyi ini bisa menimbulkan berbagai reaksi. Kita bisa frustrasi karena terjepit dalam ketergantungan gaya hidup yang tak bisa dikompromi, kita bisa juga semakin apatis karena tidak mau pusing. Yang jelas, sesungguhnya ini adalah pengetahuan yang sudah saatnya dibuka.
  • 2. Pelajaran Ilmu Alam, selain belajar penampang daun dan membedah jantung katak, dapat dibuat lebih empiris dengan mempelajari hulu dan hilir dari benda- benda yang kita konsumsi, sehingga tanggung jawab akan alam ini telah disosialisasikan sejak kecil. Pernahkah kita merenung, saat kita memasuki gedung FO empat lantai, Pasar Baru, atau berjalanjalan ke Gasibu pada hari Minggu di mana ada lautan PKL: tidakkah semua baju dan barang-barang itu mampu memenuhi kecukupan penduduk satu kota? Tapi kenapa barang-barang ini tidak ada habisnya diproduksi? Setiap hari selalu ada jubelan pakaian baru yang menggelontori pasar. Pernahkah kita merenung, saat kita memasuki hypermarket dan melihat ratusan macam biskuit, ratusan varian mie instan, dan ratusan merk sabun: haruskah kita memiliki pilihan sebanyak itu? Pernahkah kita merenung, apa yang kita inginkan sesungguhnya jauh melebihi apa yang kita butuhkan? Atas nama kecukupan, satu manusia bisa hidup dengan lima pasang baju dalam setahun, bahkan lebih. Atas nama fashion, jumlah itu menjadi tidak berbatas. Atas nama kebutuhan, satu manusia bisa hidup dengan beberapa pilihan panganan dalam sehari. Atas nama selera dan nafsu, seisi Bumi tidak akan sanggup memenuhi keinginan satu manusia. Permasalahan ini memang bisa dilihat dari berbagai kacamata. Seorang ekonom mungkin akan menyalahkan sistem kapitalisme dan globalisasi. Seorang sosialis akan mengatakan ini masalah distribusi dan pemerataan. Tapi jika kita runut, satu demi satu, bahwa Bumi adalah kumpulan negara, negara adalah kumpulan kelompok, dan kelompok adalah kumpulan individu, permasalahan ini akan kembali ke pangkuan kita. Dan kesadaran serta kemauan kitalah yang pada akhirnya akan memungkinkan sebuah perubahan sejati. Belum pernah dalam sejarah kemanusiaan keputusan harian kita menjadi sangat menentukan. Tidak perlu menunggu Amerika menyepakati protokol Kyoto, tidak perlu juga menunggu penjarah hutan tertangkap, setiap langkah kita—memilih merk, kuantitas, tempat, gaya hidup adalah pilihan politis dan ekologis yang menentukan masa depan seisi Bumi. Saya belum bisa mengorbankan komputer karena itulah instrumen saya bekerja, tapi saya bisa lebih awas dengan jam penggunaan dan mematikannya jika tidak perlu. Saya belum bisa mengorbankan kebutuhan akan informasi, tapi saya bisa memilih membaca berita lewat internet atau membaca koran di tempat publik ketimbang berlangganan langsung. Bagaimana dengan fashion? Di dunia citra ini, dengan profesi yang mengharuskan banyak tampil di muka publik, saya pun belum bisa mengorbankan keperluan fashion (baca: membeli busana lebih sering dari yang dibutuhkan), tapi saya bisa membuat komitmen dengan lemari pakaian, yakni baju yang saya miliki tidak boleh melebihi kapasitas lemari saya. Jika lebih, maka harus ada yang keluar.
  • 3. Dan setiap beberapa bulan saya dihadapkan pada kenyataan bahwa ada baju yang tidak saya pakai setahun lebih atau baju yang cuma sekali dipakai dan tak pernah lagi. Bukan cuma baju, ada juga buku, pernik rumah, alat dapur, bahkan sabun dan sampo yang utuh tak disentuh. Alhasil, dalam rumah saya ada semacam peti-peti 'harta karun', yang berisikan barang-barang yang harus keluar dari peredaran, karena jika dipertahankan hanya menjadi kelebihan tanpa lagi unsur manfaat. Harta karun ini lantas harus dicarikan lagi outlet untuk penyaluran. Pada waktu perayaan 17 Agustus, di kompleks saya diselenggarakan bazaar. Para warga menyewa stand untuk berjualan. Saya ikut berpartisipasi, dan sayalah satu-satunya penjual barang bekas di antara penjual barang-baru baru. Karena bukan demi cari untung, barang-barang itu saya lepas dengan harga sangat murah. Yang membeli bukan cuma warga kompleks, tapi juga dari kampung sekitar. Hari pertama, saya sudah kehabisan dagangan. Terpaksa saya mengontak saudara-saudara saya yang barangkali juga punya barang bekas untuk disalurkan. Sama dengan saya, mereka pun punya timbunan harta karun yang entah harus diapakan. Stand saya menjadi salah satu stand paling laris selama bazaar berlangsung. Dan kakak saya terkaget-kaget dengan penghasilan yang ia dapat dari tumpukan barang yang sudah dianggap sampah. Berjualan di bazaar tentu bukan satu- satunya jalan, ada aneka cara kreatif lain untuk memanfaatkan harta karun kita, termasuk juga disumbangkan. Namun yang lebih sukar adalah memulai membuat komitmen-komitmen pembatasan diri. Berkomitmen dengan rak buku, dengan lemari pakaian, dengan rak kamar mandi, dengan laci dapur, dan pada intinya... dengan diri sendiri. Siapkah kita menentukan batasan dan berjalan dalam koridor itu? Dan, yang lebih susah lagi, adalah pengendalian diri dari awal bersua aneka pilihan yang membombardir kita setiap hari, lalu sadar dan mawas akan rantai sebab-akibat yang menyertai pilihan kita. Membuka diri untuk info dan pengetahuan ekologi adalah salah satu cara pembekalan yang baik. Walaupun sekilas tampak merepotkan dan bikin frustrasi, tapi kantong kresek yang kita buang tadi pagi tidak akan hilang oleh sihir, dan hamburger yang kita makan tidak dipetik dari pohon. Rantai yang menyertai barang-barang itu tidak akan hilang hanya karena kita menolak tahu. Banyak orang yang berkomentar pada saya, "Aduh, Wi. Kamu bikin hidup tambah susah saja." Dan mereka benar. Hidup ini tak mudah. Untuk itu kita justru harus belajar menghargai setiap jengkalnya. Memilih hidup yang lebih sederhana, hidup dengan tempo yang lebih pelan, hidup dengan pengasahan kesadaran, tak hanya membantu kita lebih eling dan terkendali, tapi juga membantu Bumi ini dan jutaan manusia yang dijadikan alas kaki oleh industri demi pemenuhan nafsu konsumsi kita sendiri.
  • 4. Lingkaran setan? Ya. Tapi tidak berarti kita tak sanggup berubah. Selama ini kita adalah pembeli yang berlari. Dalam kecepatan tinggi kita bertransaksi, sabet sana sabet sini, tanpa tahu lagi apa yang sesungguhnya kita cari. Berhentilah sejenak. Marilah kita berjalan.