SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
KU : Luka borok di alat kelamin
T : Pasien mengeluhkan borok di alat kelamin disertai nyeri diakui
sejak 1 tahun ini. Awalnya luka borok hanya sedikit, lama-
kelamaan semakin melebar dan berbau. Os riwayat dilakukan
tindakan pengangkatan alat kelamin dan buah zakar sekitar 1
minggu lalu. Demam muncul hilang timbul, batuk dan pilek
disangkal.
RPT : -
RPO: Post Penektomi + Sistostomi
A : Tidak ada
M : Tidak ada
P : Tidak ada
L : Tanggal 18-10-2022, pukul 13.30 WIB
E : Luka borok membusuk di kemaluan
Time Sequence
ACC Tindakan
Anestesi
Tgl 18/10/2022
Pukul 17.00 WIB.
Tindakan Pembiusan
Tgl 18/10/2022
Pukul 23.30 WIB
Konsul anestesi
Tgl 18/10/2022
Pukul 16.00 WIB
PEMERIKSAAN FISIK DI RUANGAN
• Airway clear; S/G/C -/-/-, RR 20x/mnt; Sp: ves (+/+); ST: (-); SpO2
98% room air
• Akral: H/M/K; TD: 97/57 mmHg; HR: 81x/mnt, regular; T/V:
kuat/cukup; CRT < 2”
• Sens: CM; GCS 15; pupil isokor Ø 3mm/3mm; RC +/+
• Urine Output (+) Terpasang Sistostomi (+)
• Abdomen soepel, Peristaltik (+) normal, nyeri abdomen (+)
• Ekst: edema(-), fraktur(-)
Penilaian Nyeri
• P : Tanpa Provokasi
• Q : berdenyut-denyut
• R : perut bawah, kemaluan hingga bokong
• S : NRS 5
• T : Hilang timbul
 Hb/Ht/Leu/Tr : 10,3/30,9/11540/591.000
 Na/K/CL : 137/ 4,5/ 94
 Bun/Ur/Cr : 14/30/ 0,58
 PT/aPTT/INR : 16,5 (14,2)/ 42 (38,9)/ 1.19
 Alb : 2,8
FOTO KLINIS
Foto
thoraks
Kesimpulan:
Cor dan Pulmo dalam
batas normal
Foto thoraks
Kesimpulan:
Sinus Takikardi
PENANGANAN DI RUANGAN
DAN PERSIAPAN OPERASI
- Bed rest
- SIA dan Informed consent
- IV Line no 18 Lancar
- Oral dan personal Higiene
- Puasa 6-8jam
- Berdoa
- IVFD RL 20gtt/i
Persiapan pasien:
Monitoring hemodinamik: kesadaran, TD, HR, T/V
nadi,UOP.
Informed consent + SIA
Persiapan alat untuk spinal anestesi & persiapan
GA-ETT
Persiapan kamar operasi
Persiapan obat-obatan anestesi dan obat-obatan
emergensi
Kebutuhan cairan
• Ganti cairan puasa:
4(10) + 2(10) + 1(40) = 100cc/jam
• Preload
(10-20) x 60kg = 600 - 1200cc
• Penguapan
(0-2) x 60kg = 0-120cc
Diagnosa : Wound dehiscence o/t scrotum post
flap a.i tumor testis
Tindakan : Debridement + 2nd Suture + Colostomy
PS-ASA : 2E (Anemia, Hipoalbumin, leukositosis)
Teknik : RA-SAB + GAETT
Posisi : Litotomi +Supine
Masalah Pemecahan
Aktual
•Pasien emergensi, tidak
dipersiapkan seperti halnya
pasien elektif, puasa tidak cukup,
dianggap lambung penuh
•Pasien puasa sejak
direncanakan operasi
• NPO sejak direncanakan operasi
• Ganti cairan puasa, pastikan
euvolume sebelum dilakukan
tindakan spinal anestesi
PROBLEM LIST
Masalah Pemecahan
Aktual
• Pasien Anemia  gangguan
delivery oksigen
• Pasien dengan hipoalbumin 
terjadi ekstravasasi cairan
intravascular ke interstisial,
gangguan ikatan obat dengan
protein di intravaskular
• Lakukan Transfusi darah
• Berikan Oksigen
• Persiapan Darah
• Pantau pemberian cairan
PROBLEM LIST
Masalah Pemecahan
• Pasien dengan spinal
anestesi, resiko hipotensi post
spinal anestesi
- Pastikan IV line lancar terpasang IV cath
18G, preloading cairan kristaloid 10-
20cc/kgBB, siapkan efedrin
• Pasien dengan spinal anestesi,
resiko High block atau total
block
- Atur ketinggian blok setinggi T5 dan pantau
Hemodinamik, posisikan pasien head up
apabila ketinggian blok sudah tercapai
- Resusitasi cairan, jaga dan monitoring
airway / jalan nafas, siapkan alat – alat GA
PROBLEM LIST
POTENSIAL
Masalah Pemecahan
• Pasien dengan spinal anestesi
 resiko LAST
- Hindari jangan sampai masuk pembuluh
darah , lakukan aspirasi sebelum memasukkan
obat, pastikan tidak ada darah pada saat
aspirasi untuk memastikan obat anestesi masuk
di ruang subarachnoid
• Pasien dengan leukositosis - Pemberian antibiotik broad spectrum
• Pasien resiko hipotermia - Cairan hangat, blanket warmer, selimuti
pasien
PROBLEM LIST
POTENSIAL
Masalah Pemecahan
• Pasien dengan spinal anestesi,
resiko PDPH
1. Hidrasi dengan cairan yang kuat.
2. Gunakan jarum sekecil munkin.
3. Hindari penusukan jarum yang berulang.
4. Tusukan jarum dengan bevel sejajar serabut
longitudinal durameter.
5. Jika nyeri kepala tidak berat dan tidak
mengganggu aktivitas maka hanya diperlukan
terapi konservatif yaitu bed rest dengan
posisisupine, pemberian cairan intravena
maupun oral, oksigenasi adekuat.
PROBLEM LIST
POTENSIAL
Masalah Pemecahan
Post op:
• Nyeri post op  memicu TD
meningkat
• Infeksi Post operasi
• Luka post op
•Beri analgetik adekuat
dengan multimodal analgesia
• Beri antibiotik adekuat broad
spectrum
• Ganti verban tiap hari, nutrisi
adekuat.
Persiapan Obat dan Alat
 Monitoring Hemodinamik
 Preload 1000 cc RL
 Pasien posisikan LLD
 Identifikasi L3-L4 sejajar dengan SIAS
 Desinfeksi dgn povidone iodine dan alkohol 70%
 Insersi spinal needle No 25G menembus kutis  subkutis  ligamentum
supraspinosum  ligamentum interspinosum  ligamentum flavum  epidural
space  durameter  sub arakhnoid space  CSF (+), darah (-), barbotase(+) 
Inj. Bupivacain 0,5% 12,5mg
 Atur tinggi blok setinggi T5-T6
 Monitoring kembali Hemodinamik
Hemodinamik Sebelum Spinal Anestesi
Foto durante
Foto hemodinamik durante operasi
 Pasien posisi supine, ganjal kepala dengan bantal intubasi
 Oksigenasi O2 8 lpm selama 3-5 menit.
 Inj. SA 0.25mg, Dexametason 5mg, Midazolam 3mg, Fentanil
100mcg
 Induksi Propofol 80mg  eye lid (-), sleep non-apnea, Inj.
Rocuronium 50mg  Sleep Apnea.
 Intubasi ETT no 7,5 cuff (+), suara pernafasan kanan = kiri,
sambungkan ke mesin anestesi.
 Maintenance O2 2L: Air 2L; Rocuronium 10mg Fentanil 50 mcg
(sesuai hemodinamik).
Teknik Anestesi
Foto durante operasi
 TD : 90-139/65-90 mmHg
 HR : 80-100 x/mnt
 Cairan : PO RL 1000 cc,
DO RL 2000 cc
Darah : 175cc PRC
 Perdarahan : + 400 cc
 Maintenance + Penguapan: 100 + (0-2) x 60= 160-220cc/jam
 UOP : 500 cc
 Lama operasi : + 4,5 jam
PEMERIKSAAN FISIK DI RR
B1 : Airway clear; S/G/C -/-/-; RR 20 x/mnt; Sp: ves; ST: (-/-); SpO2
99% dengan O2 2L/I via nasal kanul.
B2 : Akral: H/M/K; TD: 98/62 mmHg; HR: 97x/mnt regular; T/V:
kuat/cukup; CRT < 2”.
B3 : Sens: CM; GCS 15; pupil isokor Ø 3mm/3mm; RC +/+.
B4 : UOP (+); kuning jernih
B5 : Abdomen soepel; peristaltik (+) lemah, terpasang colostomy
kanan
B6 : Oedema (-); Fraktur (-); luka post op tertutup verband
HEMODINAMIK dan
kondisi klinis POST OPERASI
•Bed rest
•IVFD RL 40 gtt/mnt
•Inj. Ceftriakson 1gr/12 jam/IV
•Inj. Parasetamol 1gr/8 jam/IV
•Inj. Ketorolac 30mg/8jam IV
•Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam/IV
T e r i m a K a s i h
T I m J a g a
TERIMAKASIH
TOKSISITAS
 Toksisitas sistemik dari obat-obat anestetik lokal, Intoksisikasi obat-obat anestetik lokal
tergantung pada beberapa hal :
 Konsentrasi obat.
 Vaskularisasi di tempat suntikan.
 Absobsi obat.
 Dosis.
 Jenis obat yang digunakan. Obat-obat dengan toksisitas yang paling rendah adalah prilokain,
mepivakain, kloroprokain, dan prokain dibandingkan dengan obat-obat lainnya.
 Kecepatan penyuntikan.
 Penambahan epinefrin. Penambahan epinefrin maka puncak konsentrasi dapat diturunkan
20% - 50% akan mengurangi insiden intoksikasi, juga dapat memperpanjang masa kerja serta
lapangan operasi bersih.
 Hipersensitivitas.
 Usia.
 Keadaan umum.
 Berat badan.
 Tanda-tanda dan Gejala-gejala Toksisitas
 Gejala awal intoksikasi anestetik lokal adalah gejala SSP
(CNS), sedang gangguan jantung (miokard) akan muncul
kemudian setelah konsentrasi dalam plasma semakin
meningkat.
 Sistem Saraf Pusat (SSP)
 1. Numbness of the mouth and tongue.
 2. Lightheadedness.
 3. Tinnitus
 4. Visual disturbance.
 5. Irrational behavior and speech.
 6. Muscle twitching.
 7. Unconsciousness.
 8. Generalized convulsion.
 9. Coma.
 10. Apnoea.
Sistem kardiovaskular.
Intoksikasi kardiovaskular menyebabkan :
 Depresi / lambatnya konduksi otot jantung (otomatisasi
miokard).
 Depresi / melemahnya otot jantung (kontraktilitas
miokard).
 Vasodilatasi perifer.
 Gejala ini biasanya timbul jika dosis yang digunakan 2-4
kali dosis yang dapat menimbulkan konvulsi (dosis sangat
tinggi). Hipotensi, bradikardi dan kemudian henti
jantung dapat segera terjadi. Berbeda dengan
Bupivacaine, gangguan konduksi miokard sudah dapat
terjadi walaupun konsentrasi dalam plasma masih relatif
rendah. Gejala ventrikular fibrilasi secara tiba-tiba telah
dilaporkan setelah pemberian Bupivacaine secara IV dan
celakanya biasanya resisten terhadap RKP.
Sistem pernapasan
 Relaksasi otot polos bronkus.
 Henti nafas akibat paralise saraf frenikus, paralise
interkostal atau depresi langsung pusat pengaturan nafas.
Sistem muskolosletal
 Bersifat miotoksik (bupivacain > lidokain > prokain).
Tambahan adrenalin beresiko kerusakan saraf. Regresi
dalam waktu 3 – 4 minggu.
Imunologi
 Golongan ester menyebabkan reaksi alergi lebih sering
karena merupakan deripat PABA
Pencegahan Terhadap Toksisitas
Intoksikasi anestetik lokal umumnya dapat dihindari jika pedoman sederhana
dibawah ini dapat diikuti :
 Gunakan dosis anjuran (hafal dosis maksimal).
 Aspirasi berulang-ulang setiap obat disuntikkan.
 Gunakan test dose yang mengandung epinefrin. (EPIDURAL)
 Jika dibutuhkan obat dalam dosis besar atau jika obat diberikan secara IV, (misalnya
untuk anestesi regional IV) gunakan obat dengan toksisitas rendah, dan berikan
secara bertahap dan gunakan waktu yang lebih lama sampai mencapai dosis total.
 Obat harus selalu disuntikkan secara perlahan-lahan (jangan lebih cepat dari 10
ml/menit) dan pertahankan kontak verbal dengan pasien, yang dapat melaporkan
gejala-gejala ringan sebelum seluruh dosis yang harus diberikan masuk. Hati-hati
terhadap pasien yang mulai bicara dan bertingkah irrasional. Hal ini mungkin
merupakan gejala awal dari intoksikasi SSP, namun hal ini kadang dikelirukan pada
penderita histeria.
Pengobatan intoksikasi.
 Berikan oksigen, jika perlu dengan pernapasan buatan menggunakan bag dan mask
 Hentikan konvulsi jika berlanjut sampai 15-20 detik. Berikan antikonvulsan IV, misalnya thiopental 100-150 mg
atau diazepam 5-20 mg. Thiopental merupakan pilihan utama karena efeknya lebih cepat, oleh karena itu
seharusnya sudah tersedia sebelum penggunaan anestetik lokal. Beberapa ahli lebih suka memberikan
suksinilkolin 50-100 mg, yang akan dengan cepat menghentikan konvulsi tetapi akan membutuhkan intubasi
dan ventilasi buatan sampai efeknya habis.
 Gejala intoksikasi dapat hilang secepat munculnya, dan keputusan harus dibuat apakah menunda
pembedahan, mengulangi blok saraf, menggunakan teknik yang berbeda (misalnya memberikan blok spinal
sebagai ganti blok apidural) atau menggunakan anestesi umum.
 Jika hipotensi dan tanda-tanda depresi miokard muncul, maka vasopressor dengan aktivitas a- dan b-
adrenergik harus diberikan, misalnya efedrin 15-30 mg IV. Jika henti jantung terjadi, harus ditangani dengan
energetic cardiopulmonary resuscitation termasuk epinefrin 1 mg dan atropin 0,6 mg IV atau intrakardial.
Pemberian epinefrin IV atau intrakardial dapat mengundang fibrilasi ventrikel. Jika ini terjadi, harus ditangani
dengan high energy DC conversion ditambah bretylium 80 mg sebagai anti-aritmia.
 Jika ada keraguan akan reaksi alergi, pasien harus diberi skin test yang mana, jika negatif, tetap harus berhati-
hati dengan dosis penuh. Hal ini hanya boleh dilakukan pada tempat yang sudah diperlengkapi dengan
perlengkapan dan obat-obat emergensi. Sehingga jika alergi muncul, dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
Sebaliknya dengan skin test yang negatif tidak menjamin pemberian dosis penuh tidak terjadi reaksi.
 Gerakan penuh dari tungkai , 0
 Tak mampu ekstensi tungkai, 1
 Tidak mampu flexi lutut, 2
 Tidak mampu flexi pergelangan kaki, 3
• Posisi penderita
• Barisitas larutan, disarankan memakai solutio hiperbarik (obat lebih berat
dari LCS sehingga tetap mengendap dibawah, mengurangi kemungkinan
spinal tinggi), dibandingkan solutio hipo atau isobarik.
• Dosis volume total obat anestesi lokal.
• Tempat penyuntikan
• Kecepatan penyuntikan (barbotage)
• Besar jarum spinal
• Status fisik
• Tekanan intra abdomen
 Obat yang digunakan
 Dosis yang diberikan
 Pemberian vasokonstriktor
 Penyebaran/ tinggi dari blok
MIC MR.pptx
MIC MR.pptx

More Related Content

Similar to MIC MR.pptx

Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptxAnestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
VisckaRazzaq
 
MR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguy
MR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguyMR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguy
MR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguy
dedi274422
 
Opioid Free Anesthesia pada Prosedur Sirkumsisi.pptx
Opioid Free Anesthesia pada Prosedur Sirkumsisi.pptxOpioid Free Anesthesia pada Prosedur Sirkumsisi.pptx
Opioid Free Anesthesia pada Prosedur Sirkumsisi.pptx
KartikaRizkyLim
 

Similar to MIC MR.pptx (20)

perioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxperioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptx
 
PULMONOLOGI.pptx
PULMONOLOGI.pptxPULMONOLOGI.pptx
PULMONOLOGI.pptx
 
Kraniotomi Removal Astrositoma.pptx
Kraniotomi Removal Astrositoma.pptxKraniotomi Removal Astrositoma.pptx
Kraniotomi Removal Astrositoma.pptx
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
 
Intensif Covid.pptx
Intensif Covid.pptxIntensif Covid.pptx
Intensif Covid.pptx
 
Case report anestesi
Case report anestesiCase report anestesi
Case report anestesi
 
PULMO CEU.pptx
PULMO CEU.pptxPULMO CEU.pptx
PULMO CEU.pptx
 
MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...
MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...
MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...
 
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptxAnestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
 
presus rama anestesi
presus rama anestesipresus rama anestesi
presus rama anestesi
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
 
Laparotomi
LaparotomiLaparotomi
Laparotomi
 
MR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguy
MR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguyMR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguy
MR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguy
 
Acute miocardium infarction
Acute miocardium infarctionAcute miocardium infarction
Acute miocardium infarction
 
Opioid Free Anesthesia pada Prosedur Sirkumsisi.pptx
Opioid Free Anesthesia pada Prosedur Sirkumsisi.pptxOpioid Free Anesthesia pada Prosedur Sirkumsisi.pptx
Opioid Free Anesthesia pada Prosedur Sirkumsisi.pptx
 
335020321 laporan-kasus-anestesi
335020321 laporan-kasus-anestesi335020321 laporan-kasus-anestesi
335020321 laporan-kasus-anestesi
 
Pendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis SyokPendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis Syok
 
TBI.pptx
TBI.pptxTBI.pptx
TBI.pptx
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptx
 
paket 11 151-200
paket 11 151-200  paket 11 151-200
paket 11 151-200
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

MIC MR.pptx

  • 1. KU : Luka borok di alat kelamin T : Pasien mengeluhkan borok di alat kelamin disertai nyeri diakui sejak 1 tahun ini. Awalnya luka borok hanya sedikit, lama- kelamaan semakin melebar dan berbau. Os riwayat dilakukan tindakan pengangkatan alat kelamin dan buah zakar sekitar 1 minggu lalu. Demam muncul hilang timbul, batuk dan pilek disangkal. RPT : - RPO: Post Penektomi + Sistostomi
  • 2. A : Tidak ada M : Tidak ada P : Tidak ada L : Tanggal 18-10-2022, pukul 13.30 WIB E : Luka borok membusuk di kemaluan
  • 3. Time Sequence ACC Tindakan Anestesi Tgl 18/10/2022 Pukul 17.00 WIB. Tindakan Pembiusan Tgl 18/10/2022 Pukul 23.30 WIB Konsul anestesi Tgl 18/10/2022 Pukul 16.00 WIB
  • 4. PEMERIKSAAN FISIK DI RUANGAN • Airway clear; S/G/C -/-/-, RR 20x/mnt; Sp: ves (+/+); ST: (-); SpO2 98% room air • Akral: H/M/K; TD: 97/57 mmHg; HR: 81x/mnt, regular; T/V: kuat/cukup; CRT < 2” • Sens: CM; GCS 15; pupil isokor Ø 3mm/3mm; RC +/+ • Urine Output (+) Terpasang Sistostomi (+) • Abdomen soepel, Peristaltik (+) normal, nyeri abdomen (+) • Ekst: edema(-), fraktur(-)
  • 5. Penilaian Nyeri • P : Tanpa Provokasi • Q : berdenyut-denyut • R : perut bawah, kemaluan hingga bokong • S : NRS 5 • T : Hilang timbul
  • 6.  Hb/Ht/Leu/Tr : 10,3/30,9/11540/591.000  Na/K/CL : 137/ 4,5/ 94  Bun/Ur/Cr : 14/30/ 0,58  PT/aPTT/INR : 16,5 (14,2)/ 42 (38,9)/ 1.19  Alb : 2,8
  • 10. PENANGANAN DI RUANGAN DAN PERSIAPAN OPERASI - Bed rest - SIA dan Informed consent - IV Line no 18 Lancar - Oral dan personal Higiene - Puasa 6-8jam - Berdoa - IVFD RL 20gtt/i
  • 11. Persiapan pasien: Monitoring hemodinamik: kesadaran, TD, HR, T/V nadi,UOP. Informed consent + SIA Persiapan alat untuk spinal anestesi & persiapan GA-ETT Persiapan kamar operasi Persiapan obat-obatan anestesi dan obat-obatan emergensi
  • 12. Kebutuhan cairan • Ganti cairan puasa: 4(10) + 2(10) + 1(40) = 100cc/jam • Preload (10-20) x 60kg = 600 - 1200cc • Penguapan (0-2) x 60kg = 0-120cc
  • 13. Diagnosa : Wound dehiscence o/t scrotum post flap a.i tumor testis Tindakan : Debridement + 2nd Suture + Colostomy PS-ASA : 2E (Anemia, Hipoalbumin, leukositosis) Teknik : RA-SAB + GAETT Posisi : Litotomi +Supine
  • 14. Masalah Pemecahan Aktual •Pasien emergensi, tidak dipersiapkan seperti halnya pasien elektif, puasa tidak cukup, dianggap lambung penuh •Pasien puasa sejak direncanakan operasi • NPO sejak direncanakan operasi • Ganti cairan puasa, pastikan euvolume sebelum dilakukan tindakan spinal anestesi PROBLEM LIST
  • 15. Masalah Pemecahan Aktual • Pasien Anemia  gangguan delivery oksigen • Pasien dengan hipoalbumin  terjadi ekstravasasi cairan intravascular ke interstisial, gangguan ikatan obat dengan protein di intravaskular • Lakukan Transfusi darah • Berikan Oksigen • Persiapan Darah • Pantau pemberian cairan PROBLEM LIST
  • 16. Masalah Pemecahan • Pasien dengan spinal anestesi, resiko hipotensi post spinal anestesi - Pastikan IV line lancar terpasang IV cath 18G, preloading cairan kristaloid 10- 20cc/kgBB, siapkan efedrin • Pasien dengan spinal anestesi, resiko High block atau total block - Atur ketinggian blok setinggi T5 dan pantau Hemodinamik, posisikan pasien head up apabila ketinggian blok sudah tercapai - Resusitasi cairan, jaga dan monitoring airway / jalan nafas, siapkan alat – alat GA PROBLEM LIST POTENSIAL
  • 17. Masalah Pemecahan • Pasien dengan spinal anestesi  resiko LAST - Hindari jangan sampai masuk pembuluh darah , lakukan aspirasi sebelum memasukkan obat, pastikan tidak ada darah pada saat aspirasi untuk memastikan obat anestesi masuk di ruang subarachnoid • Pasien dengan leukositosis - Pemberian antibiotik broad spectrum • Pasien resiko hipotermia - Cairan hangat, blanket warmer, selimuti pasien PROBLEM LIST POTENSIAL
  • 18. Masalah Pemecahan • Pasien dengan spinal anestesi, resiko PDPH 1. Hidrasi dengan cairan yang kuat. 2. Gunakan jarum sekecil munkin. 3. Hindari penusukan jarum yang berulang. 4. Tusukan jarum dengan bevel sejajar serabut longitudinal durameter. 5. Jika nyeri kepala tidak berat dan tidak mengganggu aktivitas maka hanya diperlukan terapi konservatif yaitu bed rest dengan posisisupine, pemberian cairan intravena maupun oral, oksigenasi adekuat. PROBLEM LIST POTENSIAL
  • 19. Masalah Pemecahan Post op: • Nyeri post op  memicu TD meningkat • Infeksi Post operasi • Luka post op •Beri analgetik adekuat dengan multimodal analgesia • Beri antibiotik adekuat broad spectrum • Ganti verban tiap hari, nutrisi adekuat.
  • 21.  Monitoring Hemodinamik  Preload 1000 cc RL  Pasien posisikan LLD  Identifikasi L3-L4 sejajar dengan SIAS  Desinfeksi dgn povidone iodine dan alkohol 70%  Insersi spinal needle No 25G menembus kutis  subkutis  ligamentum supraspinosum  ligamentum interspinosum  ligamentum flavum  epidural space  durameter  sub arakhnoid space  CSF (+), darah (-), barbotase(+)  Inj. Bupivacain 0,5% 12,5mg  Atur tinggi blok setinggi T5-T6  Monitoring kembali Hemodinamik
  • 25.  Pasien posisi supine, ganjal kepala dengan bantal intubasi  Oksigenasi O2 8 lpm selama 3-5 menit.  Inj. SA 0.25mg, Dexametason 5mg, Midazolam 3mg, Fentanil 100mcg  Induksi Propofol 80mg  eye lid (-), sleep non-apnea, Inj. Rocuronium 50mg  Sleep Apnea.  Intubasi ETT no 7,5 cuff (+), suara pernafasan kanan = kiri, sambungkan ke mesin anestesi.  Maintenance O2 2L: Air 2L; Rocuronium 10mg Fentanil 50 mcg (sesuai hemodinamik). Teknik Anestesi
  • 27.  TD : 90-139/65-90 mmHg  HR : 80-100 x/mnt  Cairan : PO RL 1000 cc, DO RL 2000 cc Darah : 175cc PRC  Perdarahan : + 400 cc  Maintenance + Penguapan: 100 + (0-2) x 60= 160-220cc/jam  UOP : 500 cc  Lama operasi : + 4,5 jam
  • 28. PEMERIKSAAN FISIK DI RR B1 : Airway clear; S/G/C -/-/-; RR 20 x/mnt; Sp: ves; ST: (-/-); SpO2 99% dengan O2 2L/I via nasal kanul. B2 : Akral: H/M/K; TD: 98/62 mmHg; HR: 97x/mnt regular; T/V: kuat/cukup; CRT < 2”. B3 : Sens: CM; GCS 15; pupil isokor Ø 3mm/3mm; RC +/+. B4 : UOP (+); kuning jernih B5 : Abdomen soepel; peristaltik (+) lemah, terpasang colostomy kanan B6 : Oedema (-); Fraktur (-); luka post op tertutup verband
  • 30. •Bed rest •IVFD RL 40 gtt/mnt •Inj. Ceftriakson 1gr/12 jam/IV •Inj. Parasetamol 1gr/8 jam/IV •Inj. Ketorolac 30mg/8jam IV •Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam/IV
  • 31. T e r i m a K a s i h T I m J a g a TERIMAKASIH
  • 32. TOKSISITAS  Toksisitas sistemik dari obat-obat anestetik lokal, Intoksisikasi obat-obat anestetik lokal tergantung pada beberapa hal :  Konsentrasi obat.  Vaskularisasi di tempat suntikan.  Absobsi obat.  Dosis.  Jenis obat yang digunakan. Obat-obat dengan toksisitas yang paling rendah adalah prilokain, mepivakain, kloroprokain, dan prokain dibandingkan dengan obat-obat lainnya.  Kecepatan penyuntikan.  Penambahan epinefrin. Penambahan epinefrin maka puncak konsentrasi dapat diturunkan 20% - 50% akan mengurangi insiden intoksikasi, juga dapat memperpanjang masa kerja serta lapangan operasi bersih.  Hipersensitivitas.  Usia.  Keadaan umum.  Berat badan.
  • 33.  Tanda-tanda dan Gejala-gejala Toksisitas  Gejala awal intoksikasi anestetik lokal adalah gejala SSP (CNS), sedang gangguan jantung (miokard) akan muncul kemudian setelah konsentrasi dalam plasma semakin meningkat.  Sistem Saraf Pusat (SSP)  1. Numbness of the mouth and tongue.  2. Lightheadedness.  3. Tinnitus  4. Visual disturbance.  5. Irrational behavior and speech.  6. Muscle twitching.  7. Unconsciousness.  8. Generalized convulsion.  9. Coma.  10. Apnoea.
  • 34. Sistem kardiovaskular. Intoksikasi kardiovaskular menyebabkan :  Depresi / lambatnya konduksi otot jantung (otomatisasi miokard).  Depresi / melemahnya otot jantung (kontraktilitas miokard).  Vasodilatasi perifer.  Gejala ini biasanya timbul jika dosis yang digunakan 2-4 kali dosis yang dapat menimbulkan konvulsi (dosis sangat tinggi). Hipotensi, bradikardi dan kemudian henti jantung dapat segera terjadi. Berbeda dengan Bupivacaine, gangguan konduksi miokard sudah dapat terjadi walaupun konsentrasi dalam plasma masih relatif rendah. Gejala ventrikular fibrilasi secara tiba-tiba telah dilaporkan setelah pemberian Bupivacaine secara IV dan celakanya biasanya resisten terhadap RKP.
  • 35. Sistem pernapasan  Relaksasi otot polos bronkus.  Henti nafas akibat paralise saraf frenikus, paralise interkostal atau depresi langsung pusat pengaturan nafas. Sistem muskolosletal  Bersifat miotoksik (bupivacain > lidokain > prokain). Tambahan adrenalin beresiko kerusakan saraf. Regresi dalam waktu 3 – 4 minggu. Imunologi  Golongan ester menyebabkan reaksi alergi lebih sering karena merupakan deripat PABA
  • 36. Pencegahan Terhadap Toksisitas Intoksikasi anestetik lokal umumnya dapat dihindari jika pedoman sederhana dibawah ini dapat diikuti :  Gunakan dosis anjuran (hafal dosis maksimal).  Aspirasi berulang-ulang setiap obat disuntikkan.  Gunakan test dose yang mengandung epinefrin. (EPIDURAL)  Jika dibutuhkan obat dalam dosis besar atau jika obat diberikan secara IV, (misalnya untuk anestesi regional IV) gunakan obat dengan toksisitas rendah, dan berikan secara bertahap dan gunakan waktu yang lebih lama sampai mencapai dosis total.  Obat harus selalu disuntikkan secara perlahan-lahan (jangan lebih cepat dari 10 ml/menit) dan pertahankan kontak verbal dengan pasien, yang dapat melaporkan gejala-gejala ringan sebelum seluruh dosis yang harus diberikan masuk. Hati-hati terhadap pasien yang mulai bicara dan bertingkah irrasional. Hal ini mungkin merupakan gejala awal dari intoksikasi SSP, namun hal ini kadang dikelirukan pada penderita histeria.
  • 37. Pengobatan intoksikasi.  Berikan oksigen, jika perlu dengan pernapasan buatan menggunakan bag dan mask  Hentikan konvulsi jika berlanjut sampai 15-20 detik. Berikan antikonvulsan IV, misalnya thiopental 100-150 mg atau diazepam 5-20 mg. Thiopental merupakan pilihan utama karena efeknya lebih cepat, oleh karena itu seharusnya sudah tersedia sebelum penggunaan anestetik lokal. Beberapa ahli lebih suka memberikan suksinilkolin 50-100 mg, yang akan dengan cepat menghentikan konvulsi tetapi akan membutuhkan intubasi dan ventilasi buatan sampai efeknya habis.  Gejala intoksikasi dapat hilang secepat munculnya, dan keputusan harus dibuat apakah menunda pembedahan, mengulangi blok saraf, menggunakan teknik yang berbeda (misalnya memberikan blok spinal sebagai ganti blok apidural) atau menggunakan anestesi umum.  Jika hipotensi dan tanda-tanda depresi miokard muncul, maka vasopressor dengan aktivitas a- dan b- adrenergik harus diberikan, misalnya efedrin 15-30 mg IV. Jika henti jantung terjadi, harus ditangani dengan energetic cardiopulmonary resuscitation termasuk epinefrin 1 mg dan atropin 0,6 mg IV atau intrakardial. Pemberian epinefrin IV atau intrakardial dapat mengundang fibrilasi ventrikel. Jika ini terjadi, harus ditangani dengan high energy DC conversion ditambah bretylium 80 mg sebagai anti-aritmia.  Jika ada keraguan akan reaksi alergi, pasien harus diberi skin test yang mana, jika negatif, tetap harus berhati- hati dengan dosis penuh. Hal ini hanya boleh dilakukan pada tempat yang sudah diperlengkapi dengan perlengkapan dan obat-obat emergensi. Sehingga jika alergi muncul, dapat ditangani dengan cepat dan tepat. Sebaliknya dengan skin test yang negatif tidak menjamin pemberian dosis penuh tidak terjadi reaksi.
  • 38.
  • 39.  Gerakan penuh dari tungkai , 0  Tak mampu ekstensi tungkai, 1  Tidak mampu flexi lutut, 2  Tidak mampu flexi pergelangan kaki, 3
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47. • Posisi penderita • Barisitas larutan, disarankan memakai solutio hiperbarik (obat lebih berat dari LCS sehingga tetap mengendap dibawah, mengurangi kemungkinan spinal tinggi), dibandingkan solutio hipo atau isobarik. • Dosis volume total obat anestesi lokal. • Tempat penyuntikan • Kecepatan penyuntikan (barbotage) • Besar jarum spinal • Status fisik • Tekanan intra abdomen
  • 48.  Obat yang digunakan  Dosis yang diberikan  Pemberian vasokonstriktor  Penyebaran/ tinggi dari blok

Editor's Notes

  1. trombositpenia, perdarahan sulit berhenti, darah akan banyak, daerah yg ada, menekan ke dalam (dibawah lig flavum)