SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kenaikan harga bawang telah terjadi di beberapa daerah di Indonesia
akhir-akhir ini, baik terhadap bawang merah maupun terhadap bawang putih. BPS
mencatat kenaikan terjadi di 80 kota di Indonesia dan tertinggi di Tarakan.
Kondisi ini turut member sumbangan terhadap terjadinya inflasi semenjak Bulan
Maret 2015, berdasarkan data dari BPS telah terjadi inflasi sebesa 0,17 yang
pemicu utamanya dikarenakan dua kali kenaikan Bahan Bakar Minyak dibulan
Maret 2015 dan kenaikan harga bawang merah di beberapa daerah yang memberi
andil terhadap inflasi sebesar 0,1 persen dengan perubahan harga 29,05 persen
akibat kurangnya pasokan di Pasar dan curah hujan yang masih tinggi.
Hal senada juga datang dari informasi yang disampaikan oleh Kemendag
mengenai kenaikan harga bawang putih dipasaran pada pertengahan bulan April
2015 sebanyak 7 persen dan juga disebabkan oleh jumlah pasokan digudang
importer yang menipis, maklum saja karena 95 persen stok bawang putih nasional
ditutupi oleh impor dari negera lain.
Bawang sebagai bumbu dapur selalu digunakan rumah tangga terutama
ibu-ibu untuk konsumsi sehari-hari sehingga penggunaannya sangat sulit untuk
dikurangi mengingat bawang sendiri sudah menjadi bumbu wajib. Kenaikan
terhadap harga bawang tentu akan berdampak terhadap pengeluaran rumah tangga
dan ini dirasa mempengaruhi anggaran belanja dirumah tangga. Para ibu-ibu harus
dapat mensiasati kenaikan harga ini dengan sebaik mungkin agar kondisi ini tidak
berpengaruh besar terhadap pengelolaan keuangannya di dalam rumah tangga.
Selain itu, dampak ini juga dirasakan bagi Negara karena kenaikan harga
bawang ini merupakan penyumbang kenaikan inflasi . Maka dari itu dalam
makalah ini akan dibahas mengenai masalah kenaikan harga bawang, hal-hal yang
menyebabkan kenaikan harga bawang yang mendorong inflasi dan beberapa
solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merinci adapun rumusan
masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana masalah kenaikan harga bawang ?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga bawang?
3. Apakah harga bawang berdampak terhadap inflasi?
4. Solusi apakah yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kenaikan harga
bawang?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui masalah kenaikan harga bawang
2. Untuk megetahui faktor-faktor penyebabkan terjadinya kenaikan harga
bawang
3. Untuk mengetahui dampak harga bawang terhadap inflasi
4. Untuk mengetahui solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah
kenaikan harga bawang tersebut.
D. Kegunaan Penulisan
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas akhir semester mata kuliah
Teori Ekonomi Mikro Lanjutan pada program Magister Pendidikan Ekonomi
angkatan VI tahun 2015.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Harga
Pengertian harga menurut Philip Kotler & Amstrong (1999; 302 )
adalah :“ The amount of money charged for a product or services, or the sum of
value that consumers exchange for benefet if having or using the product or
service “
artinya harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh suatu produk / jasa atau
sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk memperoleh manfaat dari
penggunaan produk.
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran
suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing
mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi).
Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan
dalam satuan moneter.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena
harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan
dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan
menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang
dapat diperoleh organisasi perusahaan.
B. Tujuan Penetapan Harga
Adapun tujuan pembentukan harga adalah sebagai berikut:
3
1. Mendapatkan keuntungan sebesar- besarnya, dengan menetapkan harga
yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.
2. Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk
biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk
bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku,
biaya transportasi, dan lain sebagainya.
3. Menggapai ROI (Return on Investment)
Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam
pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat
tercapainya modal kembali / roi.
4. Menguasai Pangsa Pasar, dengan menetapkan harga rendah dibandingkan
produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk
kompetitor yang ada di pasaran.
5. Mempertahankan status quo. Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri,
maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap
mempertahankan pangsa pasar yang ada.
C. Teori Pembentukan Harga
1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga
keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu
dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk
jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.
2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan
produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup
pricing dan break even analysis.
3. Pendekatan Pasar (market approach)
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara
menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti
situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain
4
D. Harga dan Pasar
Dalam pengertian yang sederhana atau sempit pasar adalah tempat
terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh
penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu.
Definisi pasar secara luas menurut W.J. Stanton adalah orang-orang yang
mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta
kemauan untuk membelanjakannya.
Peranan alokasi dari harga yaitu membantu pembeli memutuskan cara
memperoleh utilitas maksimal sesuai daya belinya.
Peranan informasi dari harga,dapat menunjukkan pada konsumen
mengenai faktor- faktor produk, misalnya kualitas.
Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau
jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh
kedua belah pihak yang bertransaksi.
Kegiatan faktor produksi adalah kegiatan yang melakukan proses,
pengolahan, dan mengubah faktor-faktor produksi dari yang tidak/kurang
manfaat/gunanya menjadi memiliki nilai manfaat yang lebih. Faktor- Faktor
produksi yang umumnya digunakan adalah tenaga kerja, tanah, dan modal.
Kelangkaan pada suatu faktor produksi biasanya akan menyebabkan
kenaikan harga faktor produksi tersebut.
E. Pengertian Pasar
Menurut Henry Sarnowo dan Dadang Sunyto (2013) Pasar adalah tempat
atau mekanisme bertemunya kepentingan konsumen di satu sisi, dengan
kepentingan produsen di sisi lain. Oleh karena itu, pasar ini mempunyai banyak
fungsi bagi pelaku ekonomi baik konsumen, produsen, maupun pemerintah.
Misalnya pasar berfungsi sebagai sumber informasi bagi konsumen, produsen,
bahkan juga pemerintahan.
Dengan demikian, pasar mempunyai peranan yang sangat strategis bagi
pelaku bisnis (produsen) dan masyarakat secara keseluruhan. Tanpa ada akses
5
pasar, maka tidak mungkin suatu bisnis dapat bertahan hidup. Pasar adalah tempat
para produsen bersaing merebut konsumen dalam rangka mencapai tujuan
usahanya. Di samping itu, pasar mempunyai berbagai bentuk struktur yang
mempunyai hukumnya sendiri-sendiri, sehingga berpengaruh dan menentukan
tinggi rendahnya harga yang akan terjadi.
Selanjutnya, dari sisi konsumen, pasar adalah sumber informasi mengenai
pilihan yang dapat dilakukan. Semakin banyak produsen di pasar, dan sebaliknya.
Dengan demikian, konsumen juga berkepentingan terhadap kondisi pasar dari
barang dan jasa yang dibutuhkannya. Dari sisi luas atau ruang lingkupnya,pasar
dapat juga dikelompokkan menjadi pasar domestic pasar ekspor, atau pasar luar
negeri. Dengan demikian, maka pemahamanmengenai pasar ini sangat penting
dalam menganalisis fenomena ekonomi, baik bagi pelaku maupun pembuat
keputusan di bidang bisnis dan ekonomi publik. Dari uraian di atas terlihat bahwa
para pelaku ekonomi, khususnya produsen, perlu mempunyai strategi bersaing
yang andal untuk mencapai tujuan bisnisnya.
F. Pasar Persaingan Sempurna
Menurut Wilson Bangun (2007) Pasar persaingan sempurna (perfect
competition market) merupakan bentuk pasar yang paling tua yaitu sebuah jenis
pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang
dijual bersifat homogeny. Hal serupa juga disampaikan oleh Sadono Sukirno
(2005 ) bahwa pasar persaingan sempurna merupakan industry dimana terdapat
banyak penjual dan pembeli. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil
interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli tidak
dapat mempengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima harga ( Price
taker).
Pada dasarnya pasar persaingan sempurna tidak mengenal kompetisi antar
perusahaan karena kesempurnaan yang dimilikinya baik dari sisi produk, penjual,
pembeli, maupun informasi yang dimiliki pembeli dan penjual. Pada Pasar
Persaingan Sempurna semua variabel ekonomi terutam harga tentang harga (price)
ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan pasar, dan bukan tindakan
dari perusahaan. Lain lagi pada pasar global, cukup kompetitif perusahaan satu
6
dalam menentukan produksinya masih menunggu reaksi dari perusahaan lain. Jadi
kebijakan-kebijakan perusahaan dilakukan dengan pertimbangan keberdaan
perusahaan lain.
Keberadaan Pasar Persaingan Sempurna secara realitas tidak ada, karena ia
hanya ada secara teori. Namun demikian pasar global dewasa ini mengarah pada
konsep Pasar Persaingan Sempurna dalam arti, variabel harga ditentukan oleh
kekuatan tarik menarik antara penawaran dan permintaan pasar.
Dalam pasar persaingan sempurna jumlah perusahaan sangat banyak dan
kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehinga tidak
mampu mempengaruhi pasar. Beberapa karakteristik agar sebuah pasar dapat
dikatakan pasar persaingan sempurna yaitu:
1. Semua perusahaan memproduksi barang yang homogeny (homogenitas
product). Produk yang homogen adalah produk yang mampu member
kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa
produsennya.
2. Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan atau informasi sempurna
(perfect knowledge). Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen)
memiliki pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang dijual
sehingga konsumen tidak akan mengelami perlakuan harga jual yang berbeda
dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
3. Output sebuah perusahaan relative kecil disbanding output pasar (small
relatively output). Jumlah output setiap perusahaan secara inividu dianggap
relative kecil disbanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industry.
4. Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (price taken)
Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang
ditetapkan pasar (price taker) karena perusahaan tidak mampu mempengaruhi
harga pasar.
5. Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)
Dalam pasar persaingan sempurna faktor mobilitasnya tidak terbatas dan
tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi.
7
Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang perusahaan harus
memenuhi 4 persyaratan :
1. Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin (doing as well as possible) agar
perusahaan mencapai keadaan yang peling optimal.
2. Tidak mengalami kerugian (not suffering lost) agar dapat mengganti barang
modal yang digunakan dalm produksi. Oleh karena itu biaya rata-rata jangka
pendek harus sama dengan harga jual.
3. Tidak ada inserif bagi perusahaan untuk measuk-keluar, karena laba nol. Laba
nol sisebut juga laba normal yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat
pengembalian yang sama jika uang dan factor produksi lain dialokasikan pada
kegiatan alternative.
4. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan memperbesar
skala produksi, karena berproduksi pada titik minimum kurva biaya rata-rata
jangka minimum.
G. Ciri-ciri Pasar Persaingan Sempurna
1. Jumlah penjual dan pembeli banyak, satu-satunya komponen yang
dikuasainya hanyalah kuantitas barang, karena sering penjual maupun
pembeli tidak bisa mempengaruhi harga. Penjual hanya sebagai pengambil
harga(price taker),misalnya ada satu penjual barang yang dijual sedikit, maka
jumlah sedikit ini tidak akan menjadikan harga naik sesuai dengan hukum
permintaan. Hal ini disebabkan karena’sedikit’ jumlah barang tersebut masih
kalah banyak secara keseluruhan dengan barang yang ada dipasar. Jadi
pengganti (substitusi) jumlah barang yang pembeli dan/atau penjual adalah
sangat banyak. Jumlah penjual dan pembeli banyak, sehingga tiap penjual dan
tiap pembeli hanya menjual dan membeli sebagian kecil saja dari jumlah
barang yang ada di pasar, perubahan barang yang dijual atau dibeli masing-
masing tidak dapat mempengaruhi harga pasar.
2. Barang homogen, yang dimaksud homogen adalah barang yang sama
diproduksi oleh produsen lain. Sifat barangnya adalah substitusi sempurna
dalam arti pergantian barang ke barang lain yang sejenis tidak menjadikan
masalah pembeli. Standarisasi produk telah jelas dan diketahui secara
8
bersama di pasar. Produk yang ada di pasar dengan yang ada di perusahaan
berbeda. Pembeli dalam menentukan pilihannya (preference) dalam keadaan
indifferen, artinya konsumen sama-sama menyukai produk dari perusahaan
satu maupun perusahaan lainnya, seperti beras, gula pasir, dan sebagainya.
Jadi barang yang diproduksi satu perusahaan merupakan barang substitusi
sempurna.
3. Mobilitas sumberdaya sempurna, artinya sumberdaya (modal dan tenaga
kerja) dengan mudah dapat berpindah dari usaha produksi yang lebih
menguntungkan. Adanya kebebasan keluar masuk industry (free entry da
free exit) baik bagi pembeli maupun penjual. Jika penjual merasa lebih
untung untuk pindah, tidak menjadi suatu persoalan da bahkan usaha baru
tersebut ditutup Karen atidak menguntungkan. Kebebasa usaha inila menjadi
jaminan untuk melakukan wirausaha apa saja yang dapat memperoleh
keuntungan.
4. Pengetahuan pembeli dan penjual sama (Perfepck knowledge), Perfeck
knowledge artinya semua penjual da pembeli mempunyai pengetahuan yang
sempurna atau memperoleh informasi yang sempurna tentang keadaan pasar
termasuk harga pasar yang terjadi, sehingga; (i) tidak ada penjual yang
menjual dengan harga yang lebih renda daripada harga pasar; (ii) tidak ada
pembelli yang membeli dengan harga yang lebih tinggi dan (iii) tidak ada
sumberdaya yang digunakan untuk memproduksi usaha produksi yang
kurang menguntungkan daripada yang lain.
H. Kebaikan Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna memiliki bebarapa kebaikan dibandingkan pasar-
pasar yang lainnya antara lain :
1. Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi,pasar persaingan sempurna
ditinjau dari sudut efisiensi, terlebih dahulu akan diterangkan dua konsep efisiensi
yaitu:
a. Efisiensi produktif : Untuk mencapai efisiensi produktif harus dipenuhi
dua syarat. Yang pertama, untuk setiap tingkat produksi, biaya yang
dikeluarkan adalah yang paling minimum. Untuk menghasilkan suatu
9
tingkat produksi berbagai corak gabungan faktor-faktor produksi dapat
digunakan. Gabungan yang paling efisien adalah gabungan yang
mengeluarkan biaya yang paling sedikit. Syarat ini harus dipenuhi pada
setiap tingkat produksi. Syarat yang kedua, industri secara keseluruhan
harus memproduksi barang pada biaya rata-rata yang paling rendah, yaitu
pada waktu kurva AC mencapai titik yang paling rendah. Apabila suatu
industri mencapai keadaan tersebut maka tingkat produksinya dikatakan
mencapai tingkat efisiensi produksi yang optimal, dan biaya produksi
yang paling minimal.
b. Efisiensi Alokatif: Untuk melihat apakah efisiesi alokatif dicapai atau
tidak, perlulah dilihat apakah alokasi sumber-sumber daya keberbagi
kegiatan ekonomi/produksi telah dicapai tingkat yang maksimum atau
belum. Alokasi sumber-sumber daya mencapai efisiensi yang maksimum
apabila dipenuhi syarat berikut : harga setiap barang sama dengan biaya
marjinal untuk memproduksi barang tersebut. Berarti untuk setiap
kegiatan ekonomi, produksi harus terus dilakukan sehingga tercapai
keadaan dimana harga=biaya marjinal. Dengan cara ini produksi berbagai
macam barang dalam perekonomian akan memaksimumkan
kesejahteraan masyarakat.
Didalam persaingan sempurna, kedua jenis efisiensi yang dijelaskan diatas
akan selalu wujud. Telah dijelaskan bahwa didalam jangka panjang perusahaan
dalam persaingan sempurna akan mendapat untung normal, dan untung normal ini
akan dicapai apabila biaya produksi adalah yang paling minimum. Dengan
demikian, sesuai dengan arti efisiensi produktif yang telah dijelaskan dalam
jangka panjang efisiensi produktif selalu dicapai oleh perushaan dalam persaingan
sempurna.
Telah juga dijelaskan bahwa dalam persaingan sempurna harga = hasil
penjualan marjinal. Dan didalam memaksimumkan keuntungan syaratnya adalah
hasil penjualan marjinal = biaya marjinal. Dengan demikian didalam jangka
panjang keadaan ini berlaku: harga = hasil penjualan marjinal = biaya marjinal.
Kesamaan ini membuktikan bahwa pasar persaingan sempurna juga mencapai
10
efisiensi alokatif. Dari kenyataan bahwa efisiensi produktif dan efisiensi alokatif
dicapai didalam pasar persaingan sempurna.
Kebebasan bertindak dan memilih Persaingan sempurna menghindari
wujudnya konsentrasi kekuasaan di segolonan kecil masyarakat. Pada umumnya
orang berkeyakinan bahwa konsentrasi semacam itu akan membatasi kebebasan
seseorang dalam melakukan kegiatannya dan memilih pekerjaan yang disukainya.
Juga kebebasaannya untuk memilih barang yang dikonsumsikannya menjadi lebih
terbatas.
Didalam pasar yang bebas tidak seorang pun mempunyai kekuasaan dalam
menentukan harga, jumlah produksi dan jenis barang yang diproduksikan. Begitu
pula dalam menentukan bagaimana faktor-faktor produksi digunakan dalam
masyarakat, efisiensilah yang menjadi factor yang menentukan pengalokasinya.
Tidak seorang pun mempunyai kekuasan untuk menentukan corak
pengalokasiannya. Selanjutnya dengan adanya kebebasaan untuk
memproduksikan berbagai jenis barang maka masyarakat dapat mempunyai
pilihan yang lebih banyak terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhannya. Dan masyarakat mempunyai kebebasan yang
penuh keatas corak pilihan yang akan dibuatnya dalam menggunakan factor-faktor
produksi yang mereka miliki.
I. Keburukan Pasar Persaingan Sempurna
Disamping memiliki kebaikan-kebaikan, pasar persaingan sempurna juga
memiliki keburukan-keburukan antara lain :
1) Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi.
Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat dicontoh dengan mudah
oleh perusahaan lain. Sebagai akibatnya suatu perusahaan tidak dapat
meemperoleh keuntungan yang kekal dari mengembangkan teknologi dan teknik
memproduksi yang baru tersebut. Oleh sebab itulah keuntungan dalam jangka
panjang hanyalah berupa keuntungan normal, Karena walaupun pada mulanya
suatu perusahaan dapat menaikkan efisiensi dan menurunkan biaya, perusahaan-
11
perusahaan lain dalam waktu singkat juga dapat berbuat demikian.
Ketidakkekalan keuntungan dari mengembangkan teknologi ini menyebabkan
perusahaan-perusahaan tidak terdorong untuk melakukan perkembangan teknologi
dan inovasi.
Disamping oleh alasan yang disebutkan diatas, segolongan ahli ekonomi
juga berpendapat kemajuan teknologi adalah terbatas dipasar persaingan
sempurna karena perusahaan-perusahan yang kecil ukurannya tidak akan mampu
untuk membuat penyelidikan untuk mengembangkan teknologi yang lebih baik.
Penyelidikan seperti itu sering kali sangat mahal biayanya dan tidak dapat dipikul
oleh perusahaan yang kecil ukurannya.
2) Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya social
Didalam menilai efisiensi perusahaan yang diperhatikan adalah cara
perusahaan itu menggunakan sumber-sumber daya. Ditinjau dari sudut
pandangnan perusahaan, penggunaannya mungkimn sangat efisien. Akan tetapi,
ditinjau dari sudut kepentingan masyarakat, adakalanya merugikan.
3) Membatasi pilihan konsumen
Karena barang yang dihasilkan perusahaan-perusahan adalah 100 persen
sama, konsumen mempunyai pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang
akan dikonsumsinya.
4) Biaya dalam pasar persaingan sempurna mungkin lebih tinggi
Didalam mengatakan biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna
adalah paling minimum,tersirat (yang tidak dinyatakan)pemisalan bahwa biaya
produksi tidak berbeda. Pemisalan ini tidak selalu benar. Perusahaan-perusahaan
dalam bentuk pasar lainnya mungkin dapat mengurangi biaya produksi sebagai
akibat menikmati skala ekonomi,perkembangan teknologi dan inovasi.
5) Distribusi pendapatan tidak selalu rata
Suatu corak distribusi pendapatan tertentu menimbulkan suatu pola
permintaan tertentu dalam masyarakat. Pola permintaan tersebut akan menentukan
bentuk pengalokasian sumber-sumber daya. Ini berarti distribusi pendapatan
12
menentukan bagaimana bentuk dari penggunaan sumber-sumber daya yang
efisien. Kalau distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan sumber-
sumber daya (yang dialokasikan secara efisien) akan lebih banyak digunakan
untuk kepentingan golongan kaya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kondisi Kenaikan Harga Bawang
Kenaikan harga produk hortikultura yang bervariasi memicu
ketidakstabilan harga, khususnya bawang merah dan putih. BPS mencatat
kenaikan terjadi di 80 kota di Indonesia dan yang tertinggi terjadi di Tarakan.
Sebelumnya, harga bawang merah berada di kisaran Rp 24 ribu hingga 28 ribu per
kilogram, saat ini harga melonjak menembus angka Rp 35 ribu per kg bahkan
dibeberapa daerah ada yang mencapai angka Rp.37 ribu. Sedangkan untuk
13
bawang putih mengalami kenaikan rata-rata 7 persen yaitu menjadi Rp 23 ribu per
kgdari sebelumnya Rp.15 ribu/ kg. Gejolak kenaikan harga yang bervariasi, jika
tidak diantisipasi, akan dapat berdampak pada kenaikan harga komoditi lainnya.
Secara teknis, gejolak kenaikan harga pangan disebabkan oleh kenaikan
harga bahan bakar minyak, lemahnya infrastruktur distribusi, nilai tukar mata
uang, dan harga input pertanian. Namun ada yang jauh lebih bersifat sistemik,
yaitu terjadinya lonjakan harga karena faktor ulah manusia. Yang termasuk faktor
ulah manusia adalah peran dominan kaum kapitalis, spekulasi di bursa berjangka,
melemahnya peran negara, kebijakan impor yang salah, serta permainan swasta
nasional dalam perdagangan.
Kenaikan harga pangan, khususnya bawang merah dan bawang putih,
tentu membuat pedagang kecil tidak nyaman berusaha. Konsumen berkurang dan
mengeluh. Lonjakan harga pangan hortikultura tak menguntungkan petani kecil,
pedagang, dan konsumen. Dengan demikian, pengawasan stok bawang dan
komoditas pangan hortikultura lainnya mutlak dilakukan. Payung hukum yang
melarang penimbunan perlu diefektifkan. Jaringan informasi distribusi dan harga
bawang harus transparan.
Data Kementerian Perdagangan (12/3) menyebutkan pada pertengahan
April 2015, harga bawang putih rata-rata naik 7 persen.. Sementara itu, bawang
merah rata-rata naik 29,05 persen. Pada bulan Maret 2015 harganya Rp 24 Ribu
hingga Rp 28 ribu per kg, tetapi pada bulan April 2015 menjadi Rp 35 ribu hingga
Rp. 37 Ribu per kg. Data dari BPS menunjukkan kondisi kenaikan harga bawang
dibulan Maret 2015 ini member sumbangan terhadap inflasi sebesar 0,1 persen.
B. Penyebab Kenaikan Harga Bawang
Ada beberapa hal yang disinyalir menjadi penyebab naiknya harga bawang
yang sedang terjdi akhir-akhir ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Cuaca
Akibat cuaca kurang mendukung dan curah hujan cukup tinggi di berbagai
belahan daerah di Indonesi mengakibatkan tingkat produksi beberapa komoditas
hortikultura menurun, terutama komoditas bawang putih dan bawang merah di
sejumlah Negara termasuk sentra-sentra produksi di wilayah Indonesia.
14
Dampaknya, gagal panen dan terganggunya pasokan untuk pasar-pasar konsumsi
di dalam negeri. Harga kedua komoditas tersebut dalam kurun waktu yang relatif
singkat telah beberapa kali meroket akibat makin berkurangnya pasokan.
b. Kurangnya pasokan bawang dari Negara lain terutama bawang putih
Faktor lain pemicu kenaikan harga bawang adalah kurangnya pasokan dan
naiknya harga dari negara asalnya yaitu China, yang merupakan eksportir terbesar
bawang putih ke Indonesia, 95 persen kebutuhan nasional.
Menurut data dari Kemendag menurunnya stok bawang putih digudang
importer diakibatkan Negera China baru saja selesai melakukan panen besar-
besaran dan diharapkan dalam bulan kedepan masalah kelangkaan stok bawang
putih ini dapat teratasi.
c. Pelanggaran aturan importir
Krisis bawang di Indonesia diperkeruh ulah pemodal dan pengusaha besar
ataupun importir, dengan melanggar aturan impor. Beberapa peti kemas dari 599
peti kemas bawang putih impor dari China, tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak,
Surabaya. Diduga ada unsur kesengajaan pihak importir untuk menahan peti
kemas dengan mengulur waktu pengurusan surat persetujuan impor (SPI) dan
dokumen rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH). Harapannya, terjadi
kelangkaan bawang di pasar sehingga akan mendongkrak harga. Komisi
Perdagangan dan Persaingan Usaha (KPPU) mensinyalir 11 importir bawang
putih melakukan praktik kartel dengan cara mengulur waktu pengurusan ijinnya
bagi ke 394 peti kemas produk bawang putih.
d. Kebijakan Pembatasan importasi
Secara umum, dinamika dan kompleksitas suatu masalah akibat
pergerakan harga komoditas tertentu, telah menimbulkan berbagai persoalan
sekaligus sebuah tantangan dan peluang yang perlu dicermati dan di antisipasi
oleh kalangan stakeholder melalui sejumlah langkah kebijakan dan penerapan
strategi yang tepat sasaran, guna mengendalikan dengan menjadikannya lebih
bernilai dan bermanfaat.
Akibat penerapan kebijakan tentang pembatasan importasi pada 13 produk
hortikultura melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 66 Tahun 2012, salah
satunya komoditas bawang putih telah menimbulkan terjadinya kenaikan harga
15
yang cukup tinggi pada sejumlah pasar konsumsi di daerah-daerah. Pada awalnya
kebijakan tersebut dibuat dengan mempertimbangkan berbagai alasan, antara lain
untuk melindungi hasil produksi/panen para petani lokal yang akan memasuki
panen raya, agar terserap hasil panennya di pasaran dan dapat menjamin tingkat
harga yang lebih menguntungkan agar tidak jatuh pada tingkat yang rendah,
seperti yang dialami pada tahun sebelumnya, serta dapat mengendalikan jumlah
yang ideal atas pasokan yang akan memasuki pasar konsumen dalam negeri,
antara perbandingan jumlah produksi dalam negeri dengan tingkat kebutuhan
impornya.
Berdasarkan data dan angka pemerintah, produksi bawang putih lokal
yang dihasilkan para petani menunjukan rata-rata produksinya sebesar 14.200 ton
per tahun, sementara untuk kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia, rata-rata
per tahun sebesar 400.000 ton. Terlihat cukup besar angka perbandingannya,
antara angka jumlah produksi dan angka jumlah kebutuhan permintaan dalam
negeri, yaitu angkanya sebesar 385.800 ton per tahun.
Akibat kenaikan harga-harga pangan yang terjadi belakangan ini, dampak
yang ditimbulkan sudah cukup meluas bagi hajat hidup orang banyak, dan harus
segera dikendalikan kestabilan harganya sehingga tidak akan menggerus daya beli
masyarakat Indonesia.
Berdasarkan kenyataan tersebut diatas, semestinya perlu segera dilakukan
perbaikan regulasi terhadap kebijakan Permentan Nomor 66/2012 mengenai
pembatasan impor hortikultura terutama komoditas bawang putih dan kebijakan
terkait bawang putih lokal, bukan dengan cara menutup rapat keran impornya,
akan tetapi lebih kepada pengendalian pasokannya di dalam negeri dikarenakan
hasil produksi bawang putih kita (lokal) tidak akan mencukupi untuk penyediaan
kebutuhan konsumsi masyarakat.
C. Dampak Kenaikan Harga Bawang Mendorong Inflasi
Secara ekonomi, dampak dari kenaikan harga bawang merah dan bawang
putih ini biasanya akan diikuti oleh kenaikan harga “saudaranya” semacam cabai,
tomat dan sebagainya. Inilah yang bisa menimbulkan terjadinya gejolak ekonomi
atau inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri telah merilis inflasi yang terjadi
16
pada bulan Maret 2015 lalu yaitu sebesar 0,1 persen akibat dari kenaikan harga
bawang. Perubahan harganya mencapai 29,05 persen, sementara di tingkat
pengecer atau penjual sayur keliling bisa berlipat-lipat lagi.
BPS sendiri menengarai terjadinya hal seperti ini karana adanya
keterbatasan pasokan di pasar dan masih dibatasinya impor. Adanya kebijakan
pemerintah yaitu pembatasan produk holtikultura yang masuk ke Indonesia
menyebabkan sejumlah komoditas menjadi langka, termasuk bawang merah dan
bawang putih ini. Disamping itu, pengenaan pajak dan biaya transportasi juga
sangat mahal menyebabkan importir berpikir ulang jika akan mendatangkan
barang.
D. Solusi Kenaikan Harga Bawang
Penyebab kenaikan harga kebutuhan pangan, khususnya komoditas
bawang, bila dicermati bisa diakibatkan oleh tiga faktor. Pertama, kelangkaan
barang; kedua, penurunan nilai mata uang yang dipegang masyarakat; dan ketiga,
tingginya permintaan. Dari ketiga faktor tersebut, faktor kedua adalah problem
kenaikan harga (inflasi) pada barang-barang kebutuhan pokok yang biasa terjadi
dalam skala tahunan secara agregat (merata pada suatu masyarakat), dan hal ini
terjadi bukan lantaran kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok tersebut.
Pemecahan yang terbaik memang kita harus mampu memproduksi sendiri.
Entah melalui berbagai kebijakan dan stimulus pemerintah untuk mendorong
masyarakat tani menaman komoditas ini. Atau bisa juga bagi konsumen rumah
tangga di pedesaan yang tingkat konsumsinya tak terkalu banyak, namun secara
reguler dan terus menerus, secara individu menanam sendiri, meski dengan skala
kecil dan memang untuk dikonsumsi sendiri.
Setidaknya ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh pemerintah
untuk mengatasi kenaikan harga, terutama komoditas bawang, agar menjadi stabil.
a. Menabung Bawang
Kita bisa belajar dari orang-orang (desa) terdahulu, yaitu dengan
“menabung” bawang. Dengan kata lain mereka seringkali ketika panen raya dan
harganya relatif murah membeli dalam jumlah besar untuk komoditas bawang
17
merah dan bawang putih. Kemudian mereka menyimpannya di dekat atau di atas
tungku masak (para-para) sehingga tiap hari selalu terkena asap. Akibatnya
bawang merah dan bawang putih lebih tahan lama karena tak terserang ulat busuk
ataupun sejenis ngengat, sehingga cukup untuk menghadapi masa paceklik atau
masa menunggu panen berikutnya.
Di samping itu, biasanya mereka juga menanam bawang merah dan
bawang putih, juga beberapa tanaman bumbu dapur lainnya dalam skala kecil.
Kadang di lahan pekarangan kadang juga di dalam pot-pot yang sekaligus sebagai
hiasan. Bibit-bibitnya diperoleh secara sederhanan dengan mentisihkan atau
menyisakan ketika memasak. Mungkin ini terlalu kecil dan sedikit merepotkan,
tetapi tak ada salahnya model atau semangat mereka kita kembangkan lagi. Dari
pada kita dibuat repot oleh kelangkaan dan mahalnya harga seperti saat ini,
sepertinya lebih baik kita sedikit repot menanam sendiri, dan jangan sampai
menjadi kisah klasik ekonomi Indonesia yang terus berulang terjadi!
b. Mengawasi harga agar terkendali
Pemerintah seharusnya mampu mengawasi harga agar terkendali, tidak
boleh membiarkan harga melambung tinggi yang dinaikkan sepihak oleh penjual
perusahaan swasta, sementara masyarakat menjerit. Praktek-praktek yang
terlarang, seperti penipuan, penimbunan, monopoli, menetapkan harga, dan
menaikkan harga, perlu ditindak dengan sanksi yang tegas.
Di samping itu, pemerintah perlu mendorong berkembangnya sektor riil
saja (pertanian, perikanan, perkebunan, perindustrian, transportasi, dll). Regulasi
yang mengatur barang dan jasa yang boleh atau tidak boleh dilakukan secara
berkelanjutan perlu dibuat secara berkeadilan. Aktivitas perdagangan produk
pangan perlu dijaga agar berjalan sewajarnya, sehat dan adil, tidak merugikan
antara penjual dan pembeli dengan menaikkan harga seperti yang terjadi sekarang
ini.
c. Penurunan biaya sarana produksi
18
Pemerintah mesti menurunkan biaya sarana produksi pertanian dan
memperbaiki infrastruktur distribusi hasil pertanian. Tingginya biaya produksi dan
biaya angkut saat ini dinilai sebagai pemicu utama meningkatnya harga pangan,
khususnya bawang. Diperlukan penerapan sanksi yang tegas bagi pelaku
peredaran produk illegal serta pengawasan aturan yang diberlakukan terhadap
terjadinya kenaikan permintaan makanan dan minuman
d. Edukasi terhadap konsumen lokal
Faktor komponen yang perlu serius diperhatikan oleh para pemangku
pembuat kebijakan jika akan dilakukan perbaikan pada regulasi, adalah berupaya
agar dapat menciptakan kegairahan para petani kembali untuk meningkatkan
produktivitas dan produksi bawang putih local, serta upaya yang lebih intensitas
pelaksanaan edukasi kepada para konsumen di dalam negeri agar dapat beralih
(diversifikasi) yang tadinya terbiasa mengolah makanan dengan bawang putih
impor kepada jenis bawang putih lokal yang saat ini masih kurang diminati
penggunaannya.
Dengan demikian, jika kebijakan tersebut dapat mendiversifikasi
permintaan mereka, tentunya akan mempunyai dua keuntungan sekaligus, yaitu
pertama: Para petani akan lebih bergairah untuk menanam kembali sehingga
terjadi peningkatan hasil/panen produksi bawang putih lokal yang impaknya dapat
meningkatkan pendapatan para petani, dan secara tidak langsung akan terjadi
pengurangan jumlah kuota impor produk bawang putih di dalam negeri, akibat
telah tingginya permintaan konsumen yang sudah beralih dan mengemari
penggunaan produk bawang putih lokal sehari-hari.
Dalam jangka panjang, pemerintah perlu menghentikan impor pangan
pada produk yang bisa dihasilkan di dalam negeri seperti bawang, buah-buahan,
sayur-sayuran dan sebagainya. Sebab, impor bahan pangan, selain
menghamburkan devisa, dapat membunuh produsen pangan dalam negeri dan
mengancam kedaulatan pangan nasional. Selain itu, impor pangan hanya akan
memakmurkan para spekulan dan komprador penjual. Di sisi lain, negara dengan
penduduk lebih dari 100 juta orang, tidak mungkin bisa maju, jika kebutuhan
pangannya bergantung pada impor (FAO, 1998). Negara perlu segera menjadikan
19
sektor pertanian sebagai sumber kekuatan ekonomi nasional. Akhirnya, seluruh
kebijakan politik-ekonomi menjelang tahun politik ini harus kondusif untuk bisa
mengendalikan kenaikan harga pangan.
e. Pemanfaatan Teknologi
Pertimbangan tambahan yang harus menjadi perhatian bersama adalah
dengan menggalakkan bidang penelitian dan pengembangan dalam pertanian.
Dengan masih lemahnya diseminasi teknologi dan pemanfaatan teknologi tersebut
kepada masyarakat secara luas menjadi salah satu kendala juga bagi adopsi
penerapan teknologi dalam usaha meningkatkan produksi, di tambah lagi
mekanisme investasi dan pembiayaan pertanian yang saat ini masih belum semua
bisa dijangkau oleh masyarakat terutama para petani.
Meningkatkan kemampuan produksi dan menciptakan daya saing yang
tinggi bagi komoditas pertanian dalam negeri terutama komoditas hortikultura
menjelang era perdagangan bebas, menjadi salah satu dasar kekuatan ekonomi
bangsa dan kunci untuk mengulang kesuksesan kembali Indonesia sebagai negara
agraris (swasembada) yang mendukung perekonomian dunia.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kenaikan harga bawang merah dan bawang putih ini ditengarai karena
kurangnya pasokan bawang dipasaran dan digudang importir. Disamping itu,
seperti yang diberitakan berbagai media akhir-akhir ini, ada yang
20
menyebutkan bahwa kenaikan harga juga dipengaruhi factor alam seperti
curah hujan yang relative tinggi.
2. Ada beberapa hal yang disinyalir menjadi penyebab naiknya harga bawang
yang sedang terjdi akhir-akhir ini, diantaranya adalah sebagai berikut: Cuaca,
Kurangnya pasokan dan naiknya harga bawang di China, Pelanggaran aturan
importer daan Kebijakan Pembatasan importasi.
3. Dampak dari kenaikan harga bawang merah dan bawang putih ini biasanya
akan diikuti oleh kenaikan harga “saudaranya” semacam cabai, tomat dan
sebagainya. Inilah yang bisa menimbulkan terjadinya gejolak ekonomi atau
inflasi
4. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
kenaikan harga, terutama komoditas bawang, agar menjadi stabil yaitu
Mengawasi harga agar terkendali, Penurunan biaya sarana produksi, Edukasi
terhadap konsumen lokal dan Pemanfaatan Teknologi
B. Saran
1. Pemerintah diharapkan mampu menstabilkan harga bawang dengan
menegakkan hukum bagi pengusaha yang melakukan penimbunan bawang
2. Masyarakat diharapkan membiasakan untuk menanam sendiri kebutuhan
bawang yang skala kecil/ untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak
tergantung pada panen petani/impor.
21
22

More Related Content

What's hot

Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Retna Rindayani
 
Bond markets atau pasar obligasi ch. 10 (uts)
Bond markets atau pasar obligasi   ch. 10 (uts)Bond markets atau pasar obligasi   ch. 10 (uts)
Bond markets atau pasar obligasi ch. 10 (uts)
Rika Hernawati
 
Pasar Monopoli
Pasar MonopoliPasar Monopoli
Pasar Monopoli
fauzie zie
 

What's hot (20)

Kekuatan Pasar Penawaran dan Permintaan
Kekuatan Pasar Penawaran dan PermintaanKekuatan Pasar Penawaran dan Permintaan
Kekuatan Pasar Penawaran dan Permintaan
 
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksiPermintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
 
Break Event Point (Titik Impas).ppt
Break Event Point (Titik Impas).pptBreak Event Point (Titik Impas).ppt
Break Event Point (Titik Impas).ppt
 
Kalkulasi biaya produk sampingan dan gabungan
Kalkulasi biaya produk sampingan dan gabunganKalkulasi biaya produk sampingan dan gabungan
Kalkulasi biaya produk sampingan dan gabungan
 
Inflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguranInflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguran
 
Waran ppt
Waran pptWaran ppt
Waran ppt
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
Pasar monopsoni
Pasar monopsoniPasar monopsoni
Pasar monopsoni
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasi
 
Struktur pasar
Struktur pasarStruktur pasar
Struktur pasar
 
pertemuan_4.ppt.pdf
pertemuan_4.ppt.pdfpertemuan_4.ppt.pdf
pertemuan_4.ppt.pdf
 
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
 
Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )
 
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 14 Oligopoli
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 14 OligopoliTeori Pengantar Mikroekonomi bab 14 Oligopoli
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 14 Oligopoli
 
6.VARIABELCOSTING.ppt
6.VARIABELCOSTING.ppt6.VARIABELCOSTING.ppt
6.VARIABELCOSTING.ppt
 
Praktek penetapan harga
Praktek penetapan hargaPraktek penetapan harga
Praktek penetapan harga
 
Bond markets atau pasar obligasi ch. 10 (uts)
Bond markets atau pasar obligasi   ch. 10 (uts)Bond markets atau pasar obligasi   ch. 10 (uts)
Bond markets atau pasar obligasi ch. 10 (uts)
 
Pasar Monopoli
Pasar MonopoliPasar Monopoli
Pasar Monopoli
 
Ekonomi manajerial penaksiran dan peramalan biaya
Ekonomi manajerial penaksiran dan peramalan biayaEkonomi manajerial penaksiran dan peramalan biaya
Ekonomi manajerial penaksiran dan peramalan biaya
 
accurate
accurateaccurate
accurate
 

Viewers also liked

Dampak kenaikan harga kebutuhan pokok bagi masyarakat miskin
Dampak kenaikan harga kebutuhan pokok bagi masyarakat miskinDampak kenaikan harga kebutuhan pokok bagi masyarakat miskin
Dampak kenaikan harga kebutuhan pokok bagi masyarakat miskin
Senior High School 1 Karanganyar
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman
selona
 
Komputer dalam pemerintahan
Komputer dalam pemerintahanKomputer dalam pemerintahan
Komputer dalam pemerintahan
kristi_12345
 
Pengaruh aplikasi komputer dalam masyarakat
Pengaruh aplikasi komputer dalam masyarakatPengaruh aplikasi komputer dalam masyarakat
Pengaruh aplikasi komputer dalam masyarakat
03111995
 
Penerapan komputer dalam bidang industri
Penerapan komputer dalam bidang industriPenerapan komputer dalam bidang industri
Penerapan komputer dalam bidang industri
Bella Angriani
 
Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami
Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alamiManfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami
Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami
Widya Saraswati
 
Makalah Permintaan dan Penawaran
Makalah Permintaan dan PenawaranMakalah Permintaan dan Penawaran
Makalah Permintaan dan Penawaran
Riva Anggraeni
 

Viewers also liked (19)

Makalan kenaikan harga kebutuhan pokok
Makalan kenaikan harga kebutuhan pokokMakalan kenaikan harga kebutuhan pokok
Makalan kenaikan harga kebutuhan pokok
 
Makalah Bawang Merah
Makalah Bawang MerahMakalah Bawang Merah
Makalah Bawang Merah
 
Media interaktif
Media interaktifMedia interaktif
Media interaktif
 
MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)
MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)
MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)
 
perkembangan komputer dab pengaruhnya bagi masyarakat
perkembangan komputer dab pengaruhnya bagi masyarakatperkembangan komputer dab pengaruhnya bagi masyarakat
perkembangan komputer dab pengaruhnya bagi masyarakat
 
Dampak kenaikan harga kebutuhan pokok bagi masyarakat miskin
Dampak kenaikan harga kebutuhan pokok bagi masyarakat miskinDampak kenaikan harga kebutuhan pokok bagi masyarakat miskin
Dampak kenaikan harga kebutuhan pokok bagi masyarakat miskin
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman
 
Komputer dalam pemerintahan
Komputer dalam pemerintahanKomputer dalam pemerintahan
Komputer dalam pemerintahan
 
Pengaruh aplikasi komputer dalam masyarakat
Pengaruh aplikasi komputer dalam masyarakatPengaruh aplikasi komputer dalam masyarakat
Pengaruh aplikasi komputer dalam masyarakat
 
Penerapan komputer dalam bidang industri
Penerapan komputer dalam bidang industriPenerapan komputer dalam bidang industri
Penerapan komputer dalam bidang industri
 
Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami
Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alamiManfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami
Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami
 
270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikro270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikro
 
Menghadapi Persaingan (Kotler,keller. edisi12 jilid 1. bab11)
Menghadapi Persaingan (Kotler,keller. edisi12 jilid 1. bab11)Menghadapi Persaingan (Kotler,keller. edisi12 jilid 1. bab11)
Menghadapi Persaingan (Kotler,keller. edisi12 jilid 1. bab11)
 
Makalah Perkembangan dan Manfaat Teknologi Komputer Serta Dampak Teknologi In...
Makalah Perkembangan dan Manfaat Teknologi Komputer Serta Dampak Teknologi In...Makalah Perkembangan dan Manfaat Teknologi Komputer Serta Dampak Teknologi In...
Makalah Perkembangan dan Manfaat Teknologi Komputer Serta Dampak Teknologi In...
 
Makalah Permintaan dan Penawaran
Makalah Permintaan dan PenawaranMakalah Permintaan dan Penawaran
Makalah Permintaan dan Penawaran
 
Bawang Merah, Bawang Putih
Bawang Merah, Bawang PutihBawang Merah, Bawang Putih
Bawang Merah, Bawang Putih
 
Makalah strategi bersaing
Makalah strategi bersaingMakalah strategi bersaing
Makalah strategi bersaing
 
Lks jurnal
Lks jurnalLks jurnal
Lks jurnal
 
1. upload lks 2015 accounting
1. upload lks  2015 accounting1. upload lks  2015 accounting
1. upload lks 2015 accounting
 

Similar to Tugas makalah mikro

Kel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptx
Kel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptxKel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptx
Kel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptx
Afiqjason
 
Strategi penetapan harga
Strategi penetapan hargaStrategi penetapan harga
Strategi penetapan harga
Hajra Rasmita
 
Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2
matiolestari
 

Similar to Tugas makalah mikro (20)

Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Kel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptx
Kel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptxKel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptx
Kel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptx
 
Strategi penetapan harga
Strategi penetapan hargaStrategi penetapan harga
Strategi penetapan harga
 
Tataniaga Petanian tentang pasar, pembentukan harga dan saluran distribusi
Tataniaga Petanian tentang pasar, pembentukan harga dan saluran distribusiTataniaga Petanian tentang pasar, pembentukan harga dan saluran distribusi
Tataniaga Petanian tentang pasar, pembentukan harga dan saluran distribusi
 
Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2
 
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
18094993.ppt ekonomi lanjutan chapter 1 dan 2
18094993.ppt ekonomi lanjutan chapter 1 dan 218094993.ppt ekonomi lanjutan chapter 1 dan 2
18094993.ppt ekonomi lanjutan chapter 1 dan 2
 
Tugas eko12,Angelina Alpina , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12,Angelina Alpina , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017Tugas eko12,Angelina Alpina , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12,Angelina Alpina , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
 
Tugas eko12, Qothrunnada Permatasari, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN...
Tugas eko12, Qothrunnada Permatasari, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN...Tugas eko12, Qothrunnada Permatasari, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN...
Tugas eko12, Qothrunnada Permatasari, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN...
 
Tugas eko12, Salsabilah Azzahra, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, ...
Tugas eko12, Salsabilah Azzahra, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, ...Tugas eko12, Salsabilah Azzahra, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, ...
Tugas eko12, Salsabilah Azzahra, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, ...
 
Tugas eko12, Alma Afifah, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Alma Afifah, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017 Tugas eko12, Alma Afifah, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Alma Afifah, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
 
Tugas eko12, Lia Sukma R. , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Lia Sukma R. , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017Tugas eko12, Lia Sukma R. , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Lia Sukma R. , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
 
Tugas eko12, Sherin L. Khaza, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Sherin L. Khaza, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017Tugas eko12, Sherin L. Khaza, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Sherin L. Khaza, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
 
Pertemuan 7 struktur pasar dalam islam 2
Pertemuan 7 struktur pasar dalam islam 2Pertemuan 7 struktur pasar dalam islam 2
Pertemuan 7 struktur pasar dalam islam 2
 
TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...
TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...
TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...
 
Tugas akhir micro
Tugas akhir microTugas akhir micro
Tugas akhir micro
 
MAKALAH_PASAR_PERSAINGAN_SEMPURNA.docx
MAKALAH_PASAR_PERSAINGAN_SEMPURNA.docxMAKALAH_PASAR_PERSAINGAN_SEMPURNA.docx
MAKALAH_PASAR_PERSAINGAN_SEMPURNA.docx
 
Slide 3 (pe)
Slide 3 (pe)Slide 3 (pe)
Slide 3 (pe)
 
Ciri Pasar Sempurna dan Contohnya
Ciri Pasar Sempurna dan ContohnyaCiri Pasar Sempurna dan Contohnya
Ciri Pasar Sempurna dan Contohnya
 

Recently uploaded

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Tugas makalah mikro

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenaikan harga bawang telah terjadi di beberapa daerah di Indonesia akhir-akhir ini, baik terhadap bawang merah maupun terhadap bawang putih. BPS mencatat kenaikan terjadi di 80 kota di Indonesia dan tertinggi di Tarakan. Kondisi ini turut member sumbangan terhadap terjadinya inflasi semenjak Bulan Maret 2015, berdasarkan data dari BPS telah terjadi inflasi sebesa 0,17 yang pemicu utamanya dikarenakan dua kali kenaikan Bahan Bakar Minyak dibulan Maret 2015 dan kenaikan harga bawang merah di beberapa daerah yang memberi andil terhadap inflasi sebesar 0,1 persen dengan perubahan harga 29,05 persen akibat kurangnya pasokan di Pasar dan curah hujan yang masih tinggi. Hal senada juga datang dari informasi yang disampaikan oleh Kemendag mengenai kenaikan harga bawang putih dipasaran pada pertengahan bulan April 2015 sebanyak 7 persen dan juga disebabkan oleh jumlah pasokan digudang importer yang menipis, maklum saja karena 95 persen stok bawang putih nasional ditutupi oleh impor dari negera lain. Bawang sebagai bumbu dapur selalu digunakan rumah tangga terutama ibu-ibu untuk konsumsi sehari-hari sehingga penggunaannya sangat sulit untuk dikurangi mengingat bawang sendiri sudah menjadi bumbu wajib. Kenaikan terhadap harga bawang tentu akan berdampak terhadap pengeluaran rumah tangga dan ini dirasa mempengaruhi anggaran belanja dirumah tangga. Para ibu-ibu harus dapat mensiasati kenaikan harga ini dengan sebaik mungkin agar kondisi ini tidak berpengaruh besar terhadap pengelolaan keuangannya di dalam rumah tangga. Selain itu, dampak ini juga dirasakan bagi Negara karena kenaikan harga bawang ini merupakan penyumbang kenaikan inflasi . Maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai masalah kenaikan harga bawang, hal-hal yang menyebabkan kenaikan harga bawang yang mendorong inflasi dan beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. 1
  • 2. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merinci adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana masalah kenaikan harga bawang ? 2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga bawang? 3. Apakah harga bawang berdampak terhadap inflasi? 4. Solusi apakah yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kenaikan harga bawang? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui masalah kenaikan harga bawang 2. Untuk megetahui faktor-faktor penyebabkan terjadinya kenaikan harga bawang 3. Untuk mengetahui dampak harga bawang terhadap inflasi 4. Untuk mengetahui solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kenaikan harga bawang tersebut. D. Kegunaan Penulisan Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas akhir semester mata kuliah Teori Ekonomi Mikro Lanjutan pada program Magister Pendidikan Ekonomi angkatan VI tahun 2015. 2
  • 3. BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Harga Pengertian harga menurut Philip Kotler & Amstrong (1999; 302 ) adalah :“ The amount of money charged for a product or services, or the sum of value that consumers exchange for benefet if having or using the product or service “ artinya harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh suatu produk / jasa atau sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk memperoleh manfaat dari penggunaan produk. Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan. B. Tujuan Penetapan Harga Adapun tujuan pembentukan harga adalah sebagai berikut: 3
  • 4. 1. Mendapatkan keuntungan sebesar- besarnya, dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal. 2. Mempertahankan perusahaan Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya. 3. Menggapai ROI (Return on Investment) Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / roi. 4. Menguasai Pangsa Pasar, dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran. 5. Mempertahankan status quo. Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada. C. Teori Pembentukan Harga 1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach) Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. 2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach) Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis. 3. Pendekatan Pasar (market approach) Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain 4
  • 5. D. Harga dan Pasar Dalam pengertian yang sederhana atau sempit pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Definisi pasar secara luas menurut W.J. Stanton adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya. Peranan alokasi dari harga yaitu membantu pembeli memutuskan cara memperoleh utilitas maksimal sesuai daya belinya. Peranan informasi dari harga,dapat menunjukkan pada konsumen mengenai faktor- faktor produk, misalnya kualitas. Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi. Kegiatan faktor produksi adalah kegiatan yang melakukan proses, pengolahan, dan mengubah faktor-faktor produksi dari yang tidak/kurang manfaat/gunanya menjadi memiliki nilai manfaat yang lebih. Faktor- Faktor produksi yang umumnya digunakan adalah tenaga kerja, tanah, dan modal. Kelangkaan pada suatu faktor produksi biasanya akan menyebabkan kenaikan harga faktor produksi tersebut. E. Pengertian Pasar Menurut Henry Sarnowo dan Dadang Sunyto (2013) Pasar adalah tempat atau mekanisme bertemunya kepentingan konsumen di satu sisi, dengan kepentingan produsen di sisi lain. Oleh karena itu, pasar ini mempunyai banyak fungsi bagi pelaku ekonomi baik konsumen, produsen, maupun pemerintah. Misalnya pasar berfungsi sebagai sumber informasi bagi konsumen, produsen, bahkan juga pemerintahan. Dengan demikian, pasar mempunyai peranan yang sangat strategis bagi pelaku bisnis (produsen) dan masyarakat secara keseluruhan. Tanpa ada akses 5
  • 6. pasar, maka tidak mungkin suatu bisnis dapat bertahan hidup. Pasar adalah tempat para produsen bersaing merebut konsumen dalam rangka mencapai tujuan usahanya. Di samping itu, pasar mempunyai berbagai bentuk struktur yang mempunyai hukumnya sendiri-sendiri, sehingga berpengaruh dan menentukan tinggi rendahnya harga yang akan terjadi. Selanjutnya, dari sisi konsumen, pasar adalah sumber informasi mengenai pilihan yang dapat dilakukan. Semakin banyak produsen di pasar, dan sebaliknya. Dengan demikian, konsumen juga berkepentingan terhadap kondisi pasar dari barang dan jasa yang dibutuhkannya. Dari sisi luas atau ruang lingkupnya,pasar dapat juga dikelompokkan menjadi pasar domestic pasar ekspor, atau pasar luar negeri. Dengan demikian, maka pemahamanmengenai pasar ini sangat penting dalam menganalisis fenomena ekonomi, baik bagi pelaku maupun pembuat keputusan di bidang bisnis dan ekonomi publik. Dari uraian di atas terlihat bahwa para pelaku ekonomi, khususnya produsen, perlu mempunyai strategi bersaing yang andal untuk mencapai tujuan bisnisnya. F. Pasar Persaingan Sempurna Menurut Wilson Bangun (2007) Pasar persaingan sempurna (perfect competition market) merupakan bentuk pasar yang paling tua yaitu sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogeny. Hal serupa juga disampaikan oleh Sadono Sukirno (2005 ) bahwa pasar persaingan sempurna merupakan industry dimana terdapat banyak penjual dan pembeli. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima harga ( Price taker). Pada dasarnya pasar persaingan sempurna tidak mengenal kompetisi antar perusahaan karena kesempurnaan yang dimilikinya baik dari sisi produk, penjual, pembeli, maupun informasi yang dimiliki pembeli dan penjual. Pada Pasar Persaingan Sempurna semua variabel ekonomi terutam harga tentang harga (price) ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan pasar, dan bukan tindakan dari perusahaan. Lain lagi pada pasar global, cukup kompetitif perusahaan satu 6
  • 7. dalam menentukan produksinya masih menunggu reaksi dari perusahaan lain. Jadi kebijakan-kebijakan perusahaan dilakukan dengan pertimbangan keberdaan perusahaan lain. Keberadaan Pasar Persaingan Sempurna secara realitas tidak ada, karena ia hanya ada secara teori. Namun demikian pasar global dewasa ini mengarah pada konsep Pasar Persaingan Sempurna dalam arti, variabel harga ditentukan oleh kekuatan tarik menarik antara penawaran dan permintaan pasar. Dalam pasar persaingan sempurna jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehinga tidak mampu mempengaruhi pasar. Beberapa karakteristik agar sebuah pasar dapat dikatakan pasar persaingan sempurna yaitu: 1. Semua perusahaan memproduksi barang yang homogeny (homogenitas product). Produk yang homogen adalah produk yang mampu member kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya. 2. Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan atau informasi sempurna (perfect knowledge). Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang dijual sehingga konsumen tidak akan mengelami perlakuan harga jual yang berbeda dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. 3. Output sebuah perusahaan relative kecil disbanding output pasar (small relatively output). Jumlah output setiap perusahaan secara inividu dianggap relative kecil disbanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industry. 4. Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (price taken) Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker) karena perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar. 5. Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit) Dalam pasar persaingan sempurna faktor mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi. 7
  • 8. Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang perusahaan harus memenuhi 4 persyaratan : 1. Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin (doing as well as possible) agar perusahaan mencapai keadaan yang peling optimal. 2. Tidak mengalami kerugian (not suffering lost) agar dapat mengganti barang modal yang digunakan dalm produksi. Oleh karena itu biaya rata-rata jangka pendek harus sama dengan harga jual. 3. Tidak ada inserif bagi perusahaan untuk measuk-keluar, karena laba nol. Laba nol sisebut juga laba normal yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat pengembalian yang sama jika uang dan factor produksi lain dialokasikan pada kegiatan alternative. 4. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan memperbesar skala produksi, karena berproduksi pada titik minimum kurva biaya rata-rata jangka minimum. G. Ciri-ciri Pasar Persaingan Sempurna 1. Jumlah penjual dan pembeli banyak, satu-satunya komponen yang dikuasainya hanyalah kuantitas barang, karena sering penjual maupun pembeli tidak bisa mempengaruhi harga. Penjual hanya sebagai pengambil harga(price taker),misalnya ada satu penjual barang yang dijual sedikit, maka jumlah sedikit ini tidak akan menjadikan harga naik sesuai dengan hukum permintaan. Hal ini disebabkan karena’sedikit’ jumlah barang tersebut masih kalah banyak secara keseluruhan dengan barang yang ada dipasar. Jadi pengganti (substitusi) jumlah barang yang pembeli dan/atau penjual adalah sangat banyak. Jumlah penjual dan pembeli banyak, sehingga tiap penjual dan tiap pembeli hanya menjual dan membeli sebagian kecil saja dari jumlah barang yang ada di pasar, perubahan barang yang dijual atau dibeli masing- masing tidak dapat mempengaruhi harga pasar. 2. Barang homogen, yang dimaksud homogen adalah barang yang sama diproduksi oleh produsen lain. Sifat barangnya adalah substitusi sempurna dalam arti pergantian barang ke barang lain yang sejenis tidak menjadikan masalah pembeli. Standarisasi produk telah jelas dan diketahui secara 8
  • 9. bersama di pasar. Produk yang ada di pasar dengan yang ada di perusahaan berbeda. Pembeli dalam menentukan pilihannya (preference) dalam keadaan indifferen, artinya konsumen sama-sama menyukai produk dari perusahaan satu maupun perusahaan lainnya, seperti beras, gula pasir, dan sebagainya. Jadi barang yang diproduksi satu perusahaan merupakan barang substitusi sempurna. 3. Mobilitas sumberdaya sempurna, artinya sumberdaya (modal dan tenaga kerja) dengan mudah dapat berpindah dari usaha produksi yang lebih menguntungkan. Adanya kebebasan keluar masuk industry (free entry da free exit) baik bagi pembeli maupun penjual. Jika penjual merasa lebih untung untuk pindah, tidak menjadi suatu persoalan da bahkan usaha baru tersebut ditutup Karen atidak menguntungkan. Kebebasa usaha inila menjadi jaminan untuk melakukan wirausaha apa saja yang dapat memperoleh keuntungan. 4. Pengetahuan pembeli dan penjual sama (Perfepck knowledge), Perfeck knowledge artinya semua penjual da pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna atau memperoleh informasi yang sempurna tentang keadaan pasar termasuk harga pasar yang terjadi, sehingga; (i) tidak ada penjual yang menjual dengan harga yang lebih renda daripada harga pasar; (ii) tidak ada pembelli yang membeli dengan harga yang lebih tinggi dan (iii) tidak ada sumberdaya yang digunakan untuk memproduksi usaha produksi yang kurang menguntungkan daripada yang lain. H. Kebaikan Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna memiliki bebarapa kebaikan dibandingkan pasar- pasar yang lainnya antara lain : 1. Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi,pasar persaingan sempurna ditinjau dari sudut efisiensi, terlebih dahulu akan diterangkan dua konsep efisiensi yaitu: a. Efisiensi produktif : Untuk mencapai efisiensi produktif harus dipenuhi dua syarat. Yang pertama, untuk setiap tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah yang paling minimum. Untuk menghasilkan suatu 9
  • 10. tingkat produksi berbagai corak gabungan faktor-faktor produksi dapat digunakan. Gabungan yang paling efisien adalah gabungan yang mengeluarkan biaya yang paling sedikit. Syarat ini harus dipenuhi pada setiap tingkat produksi. Syarat yang kedua, industri secara keseluruhan harus memproduksi barang pada biaya rata-rata yang paling rendah, yaitu pada waktu kurva AC mencapai titik yang paling rendah. Apabila suatu industri mencapai keadaan tersebut maka tingkat produksinya dikatakan mencapai tingkat efisiensi produksi yang optimal, dan biaya produksi yang paling minimal. b. Efisiensi Alokatif: Untuk melihat apakah efisiesi alokatif dicapai atau tidak, perlulah dilihat apakah alokasi sumber-sumber daya keberbagi kegiatan ekonomi/produksi telah dicapai tingkat yang maksimum atau belum. Alokasi sumber-sumber daya mencapai efisiensi yang maksimum apabila dipenuhi syarat berikut : harga setiap barang sama dengan biaya marjinal untuk memproduksi barang tersebut. Berarti untuk setiap kegiatan ekonomi, produksi harus terus dilakukan sehingga tercapai keadaan dimana harga=biaya marjinal. Dengan cara ini produksi berbagai macam barang dalam perekonomian akan memaksimumkan kesejahteraan masyarakat. Didalam persaingan sempurna, kedua jenis efisiensi yang dijelaskan diatas akan selalu wujud. Telah dijelaskan bahwa didalam jangka panjang perusahaan dalam persaingan sempurna akan mendapat untung normal, dan untung normal ini akan dicapai apabila biaya produksi adalah yang paling minimum. Dengan demikian, sesuai dengan arti efisiensi produktif yang telah dijelaskan dalam jangka panjang efisiensi produktif selalu dicapai oleh perushaan dalam persaingan sempurna. Telah juga dijelaskan bahwa dalam persaingan sempurna harga = hasil penjualan marjinal. Dan didalam memaksimumkan keuntungan syaratnya adalah hasil penjualan marjinal = biaya marjinal. Dengan demikian didalam jangka panjang keadaan ini berlaku: harga = hasil penjualan marjinal = biaya marjinal. Kesamaan ini membuktikan bahwa pasar persaingan sempurna juga mencapai 10
  • 11. efisiensi alokatif. Dari kenyataan bahwa efisiensi produktif dan efisiensi alokatif dicapai didalam pasar persaingan sempurna. Kebebasan bertindak dan memilih Persaingan sempurna menghindari wujudnya konsentrasi kekuasaan di segolonan kecil masyarakat. Pada umumnya orang berkeyakinan bahwa konsentrasi semacam itu akan membatasi kebebasan seseorang dalam melakukan kegiatannya dan memilih pekerjaan yang disukainya. Juga kebebasaannya untuk memilih barang yang dikonsumsikannya menjadi lebih terbatas. Didalam pasar yang bebas tidak seorang pun mempunyai kekuasaan dalam menentukan harga, jumlah produksi dan jenis barang yang diproduksikan. Begitu pula dalam menentukan bagaimana faktor-faktor produksi digunakan dalam masyarakat, efisiensilah yang menjadi factor yang menentukan pengalokasinya. Tidak seorang pun mempunyai kekuasan untuk menentukan corak pengalokasiannya. Selanjutnya dengan adanya kebebasaan untuk memproduksikan berbagai jenis barang maka masyarakat dapat mempunyai pilihan yang lebih banyak terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Dan masyarakat mempunyai kebebasan yang penuh keatas corak pilihan yang akan dibuatnya dalam menggunakan factor-faktor produksi yang mereka miliki. I. Keburukan Pasar Persaingan Sempurna Disamping memiliki kebaikan-kebaikan, pasar persaingan sempurna juga memiliki keburukan-keburukan antara lain : 1) Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi. Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat dicontoh dengan mudah oleh perusahaan lain. Sebagai akibatnya suatu perusahaan tidak dapat meemperoleh keuntungan yang kekal dari mengembangkan teknologi dan teknik memproduksi yang baru tersebut. Oleh sebab itulah keuntungan dalam jangka panjang hanyalah berupa keuntungan normal, Karena walaupun pada mulanya suatu perusahaan dapat menaikkan efisiensi dan menurunkan biaya, perusahaan- 11
  • 12. perusahaan lain dalam waktu singkat juga dapat berbuat demikian. Ketidakkekalan keuntungan dari mengembangkan teknologi ini menyebabkan perusahaan-perusahaan tidak terdorong untuk melakukan perkembangan teknologi dan inovasi. Disamping oleh alasan yang disebutkan diatas, segolongan ahli ekonomi juga berpendapat kemajuan teknologi adalah terbatas dipasar persaingan sempurna karena perusahaan-perusahan yang kecil ukurannya tidak akan mampu untuk membuat penyelidikan untuk mengembangkan teknologi yang lebih baik. Penyelidikan seperti itu sering kali sangat mahal biayanya dan tidak dapat dipikul oleh perusahaan yang kecil ukurannya. 2) Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya social Didalam menilai efisiensi perusahaan yang diperhatikan adalah cara perusahaan itu menggunakan sumber-sumber daya. Ditinjau dari sudut pandangnan perusahaan, penggunaannya mungkimn sangat efisien. Akan tetapi, ditinjau dari sudut kepentingan masyarakat, adakalanya merugikan. 3) Membatasi pilihan konsumen Karena barang yang dihasilkan perusahaan-perusahan adalah 100 persen sama, konsumen mempunyai pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang akan dikonsumsinya. 4) Biaya dalam pasar persaingan sempurna mungkin lebih tinggi Didalam mengatakan biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna adalah paling minimum,tersirat (yang tidak dinyatakan)pemisalan bahwa biaya produksi tidak berbeda. Pemisalan ini tidak selalu benar. Perusahaan-perusahaan dalam bentuk pasar lainnya mungkin dapat mengurangi biaya produksi sebagai akibat menikmati skala ekonomi,perkembangan teknologi dan inovasi. 5) Distribusi pendapatan tidak selalu rata Suatu corak distribusi pendapatan tertentu menimbulkan suatu pola permintaan tertentu dalam masyarakat. Pola permintaan tersebut akan menentukan bentuk pengalokasian sumber-sumber daya. Ini berarti distribusi pendapatan 12
  • 13. menentukan bagaimana bentuk dari penggunaan sumber-sumber daya yang efisien. Kalau distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan sumber- sumber daya (yang dialokasikan secara efisien) akan lebih banyak digunakan untuk kepentingan golongan kaya. BAB III PEMBAHASAN A. Kondisi Kenaikan Harga Bawang Kenaikan harga produk hortikultura yang bervariasi memicu ketidakstabilan harga, khususnya bawang merah dan putih. BPS mencatat kenaikan terjadi di 80 kota di Indonesia dan yang tertinggi terjadi di Tarakan. Sebelumnya, harga bawang merah berada di kisaran Rp 24 ribu hingga 28 ribu per kilogram, saat ini harga melonjak menembus angka Rp 35 ribu per kg bahkan dibeberapa daerah ada yang mencapai angka Rp.37 ribu. Sedangkan untuk 13
  • 14. bawang putih mengalami kenaikan rata-rata 7 persen yaitu menjadi Rp 23 ribu per kgdari sebelumnya Rp.15 ribu/ kg. Gejolak kenaikan harga yang bervariasi, jika tidak diantisipasi, akan dapat berdampak pada kenaikan harga komoditi lainnya. Secara teknis, gejolak kenaikan harga pangan disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak, lemahnya infrastruktur distribusi, nilai tukar mata uang, dan harga input pertanian. Namun ada yang jauh lebih bersifat sistemik, yaitu terjadinya lonjakan harga karena faktor ulah manusia. Yang termasuk faktor ulah manusia adalah peran dominan kaum kapitalis, spekulasi di bursa berjangka, melemahnya peran negara, kebijakan impor yang salah, serta permainan swasta nasional dalam perdagangan. Kenaikan harga pangan, khususnya bawang merah dan bawang putih, tentu membuat pedagang kecil tidak nyaman berusaha. Konsumen berkurang dan mengeluh. Lonjakan harga pangan hortikultura tak menguntungkan petani kecil, pedagang, dan konsumen. Dengan demikian, pengawasan stok bawang dan komoditas pangan hortikultura lainnya mutlak dilakukan. Payung hukum yang melarang penimbunan perlu diefektifkan. Jaringan informasi distribusi dan harga bawang harus transparan. Data Kementerian Perdagangan (12/3) menyebutkan pada pertengahan April 2015, harga bawang putih rata-rata naik 7 persen.. Sementara itu, bawang merah rata-rata naik 29,05 persen. Pada bulan Maret 2015 harganya Rp 24 Ribu hingga Rp 28 ribu per kg, tetapi pada bulan April 2015 menjadi Rp 35 ribu hingga Rp. 37 Ribu per kg. Data dari BPS menunjukkan kondisi kenaikan harga bawang dibulan Maret 2015 ini member sumbangan terhadap inflasi sebesar 0,1 persen. B. Penyebab Kenaikan Harga Bawang Ada beberapa hal yang disinyalir menjadi penyebab naiknya harga bawang yang sedang terjdi akhir-akhir ini, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Cuaca Akibat cuaca kurang mendukung dan curah hujan cukup tinggi di berbagai belahan daerah di Indonesi mengakibatkan tingkat produksi beberapa komoditas hortikultura menurun, terutama komoditas bawang putih dan bawang merah di sejumlah Negara termasuk sentra-sentra produksi di wilayah Indonesia. 14
  • 15. Dampaknya, gagal panen dan terganggunya pasokan untuk pasar-pasar konsumsi di dalam negeri. Harga kedua komoditas tersebut dalam kurun waktu yang relatif singkat telah beberapa kali meroket akibat makin berkurangnya pasokan. b. Kurangnya pasokan bawang dari Negara lain terutama bawang putih Faktor lain pemicu kenaikan harga bawang adalah kurangnya pasokan dan naiknya harga dari negara asalnya yaitu China, yang merupakan eksportir terbesar bawang putih ke Indonesia, 95 persen kebutuhan nasional. Menurut data dari Kemendag menurunnya stok bawang putih digudang importer diakibatkan Negera China baru saja selesai melakukan panen besar- besaran dan diharapkan dalam bulan kedepan masalah kelangkaan stok bawang putih ini dapat teratasi. c. Pelanggaran aturan importir Krisis bawang di Indonesia diperkeruh ulah pemodal dan pengusaha besar ataupun importir, dengan melanggar aturan impor. Beberapa peti kemas dari 599 peti kemas bawang putih impor dari China, tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Diduga ada unsur kesengajaan pihak importir untuk menahan peti kemas dengan mengulur waktu pengurusan surat persetujuan impor (SPI) dan dokumen rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH). Harapannya, terjadi kelangkaan bawang di pasar sehingga akan mendongkrak harga. Komisi Perdagangan dan Persaingan Usaha (KPPU) mensinyalir 11 importir bawang putih melakukan praktik kartel dengan cara mengulur waktu pengurusan ijinnya bagi ke 394 peti kemas produk bawang putih. d. Kebijakan Pembatasan importasi Secara umum, dinamika dan kompleksitas suatu masalah akibat pergerakan harga komoditas tertentu, telah menimbulkan berbagai persoalan sekaligus sebuah tantangan dan peluang yang perlu dicermati dan di antisipasi oleh kalangan stakeholder melalui sejumlah langkah kebijakan dan penerapan strategi yang tepat sasaran, guna mengendalikan dengan menjadikannya lebih bernilai dan bermanfaat. Akibat penerapan kebijakan tentang pembatasan importasi pada 13 produk hortikultura melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 66 Tahun 2012, salah satunya komoditas bawang putih telah menimbulkan terjadinya kenaikan harga 15
  • 16. yang cukup tinggi pada sejumlah pasar konsumsi di daerah-daerah. Pada awalnya kebijakan tersebut dibuat dengan mempertimbangkan berbagai alasan, antara lain untuk melindungi hasil produksi/panen para petani lokal yang akan memasuki panen raya, agar terserap hasil panennya di pasaran dan dapat menjamin tingkat harga yang lebih menguntungkan agar tidak jatuh pada tingkat yang rendah, seperti yang dialami pada tahun sebelumnya, serta dapat mengendalikan jumlah yang ideal atas pasokan yang akan memasuki pasar konsumen dalam negeri, antara perbandingan jumlah produksi dalam negeri dengan tingkat kebutuhan impornya. Berdasarkan data dan angka pemerintah, produksi bawang putih lokal yang dihasilkan para petani menunjukan rata-rata produksinya sebesar 14.200 ton per tahun, sementara untuk kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia, rata-rata per tahun sebesar 400.000 ton. Terlihat cukup besar angka perbandingannya, antara angka jumlah produksi dan angka jumlah kebutuhan permintaan dalam negeri, yaitu angkanya sebesar 385.800 ton per tahun. Akibat kenaikan harga-harga pangan yang terjadi belakangan ini, dampak yang ditimbulkan sudah cukup meluas bagi hajat hidup orang banyak, dan harus segera dikendalikan kestabilan harganya sehingga tidak akan menggerus daya beli masyarakat Indonesia. Berdasarkan kenyataan tersebut diatas, semestinya perlu segera dilakukan perbaikan regulasi terhadap kebijakan Permentan Nomor 66/2012 mengenai pembatasan impor hortikultura terutama komoditas bawang putih dan kebijakan terkait bawang putih lokal, bukan dengan cara menutup rapat keran impornya, akan tetapi lebih kepada pengendalian pasokannya di dalam negeri dikarenakan hasil produksi bawang putih kita (lokal) tidak akan mencukupi untuk penyediaan kebutuhan konsumsi masyarakat. C. Dampak Kenaikan Harga Bawang Mendorong Inflasi Secara ekonomi, dampak dari kenaikan harga bawang merah dan bawang putih ini biasanya akan diikuti oleh kenaikan harga “saudaranya” semacam cabai, tomat dan sebagainya. Inilah yang bisa menimbulkan terjadinya gejolak ekonomi atau inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri telah merilis inflasi yang terjadi 16
  • 17. pada bulan Maret 2015 lalu yaitu sebesar 0,1 persen akibat dari kenaikan harga bawang. Perubahan harganya mencapai 29,05 persen, sementara di tingkat pengecer atau penjual sayur keliling bisa berlipat-lipat lagi. BPS sendiri menengarai terjadinya hal seperti ini karana adanya keterbatasan pasokan di pasar dan masih dibatasinya impor. Adanya kebijakan pemerintah yaitu pembatasan produk holtikultura yang masuk ke Indonesia menyebabkan sejumlah komoditas menjadi langka, termasuk bawang merah dan bawang putih ini. Disamping itu, pengenaan pajak dan biaya transportasi juga sangat mahal menyebabkan importir berpikir ulang jika akan mendatangkan barang. D. Solusi Kenaikan Harga Bawang Penyebab kenaikan harga kebutuhan pangan, khususnya komoditas bawang, bila dicermati bisa diakibatkan oleh tiga faktor. Pertama, kelangkaan barang; kedua, penurunan nilai mata uang yang dipegang masyarakat; dan ketiga, tingginya permintaan. Dari ketiga faktor tersebut, faktor kedua adalah problem kenaikan harga (inflasi) pada barang-barang kebutuhan pokok yang biasa terjadi dalam skala tahunan secara agregat (merata pada suatu masyarakat), dan hal ini terjadi bukan lantaran kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok tersebut. Pemecahan yang terbaik memang kita harus mampu memproduksi sendiri. Entah melalui berbagai kebijakan dan stimulus pemerintah untuk mendorong masyarakat tani menaman komoditas ini. Atau bisa juga bagi konsumen rumah tangga di pedesaan yang tingkat konsumsinya tak terkalu banyak, namun secara reguler dan terus menerus, secara individu menanam sendiri, meski dengan skala kecil dan memang untuk dikonsumsi sendiri. Setidaknya ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga, terutama komoditas bawang, agar menjadi stabil. a. Menabung Bawang Kita bisa belajar dari orang-orang (desa) terdahulu, yaitu dengan “menabung” bawang. Dengan kata lain mereka seringkali ketika panen raya dan harganya relatif murah membeli dalam jumlah besar untuk komoditas bawang 17
  • 18. merah dan bawang putih. Kemudian mereka menyimpannya di dekat atau di atas tungku masak (para-para) sehingga tiap hari selalu terkena asap. Akibatnya bawang merah dan bawang putih lebih tahan lama karena tak terserang ulat busuk ataupun sejenis ngengat, sehingga cukup untuk menghadapi masa paceklik atau masa menunggu panen berikutnya. Di samping itu, biasanya mereka juga menanam bawang merah dan bawang putih, juga beberapa tanaman bumbu dapur lainnya dalam skala kecil. Kadang di lahan pekarangan kadang juga di dalam pot-pot yang sekaligus sebagai hiasan. Bibit-bibitnya diperoleh secara sederhanan dengan mentisihkan atau menyisakan ketika memasak. Mungkin ini terlalu kecil dan sedikit merepotkan, tetapi tak ada salahnya model atau semangat mereka kita kembangkan lagi. Dari pada kita dibuat repot oleh kelangkaan dan mahalnya harga seperti saat ini, sepertinya lebih baik kita sedikit repot menanam sendiri, dan jangan sampai menjadi kisah klasik ekonomi Indonesia yang terus berulang terjadi! b. Mengawasi harga agar terkendali Pemerintah seharusnya mampu mengawasi harga agar terkendali, tidak boleh membiarkan harga melambung tinggi yang dinaikkan sepihak oleh penjual perusahaan swasta, sementara masyarakat menjerit. Praktek-praktek yang terlarang, seperti penipuan, penimbunan, monopoli, menetapkan harga, dan menaikkan harga, perlu ditindak dengan sanksi yang tegas. Di samping itu, pemerintah perlu mendorong berkembangnya sektor riil saja (pertanian, perikanan, perkebunan, perindustrian, transportasi, dll). Regulasi yang mengatur barang dan jasa yang boleh atau tidak boleh dilakukan secara berkelanjutan perlu dibuat secara berkeadilan. Aktivitas perdagangan produk pangan perlu dijaga agar berjalan sewajarnya, sehat dan adil, tidak merugikan antara penjual dan pembeli dengan menaikkan harga seperti yang terjadi sekarang ini. c. Penurunan biaya sarana produksi 18
  • 19. Pemerintah mesti menurunkan biaya sarana produksi pertanian dan memperbaiki infrastruktur distribusi hasil pertanian. Tingginya biaya produksi dan biaya angkut saat ini dinilai sebagai pemicu utama meningkatnya harga pangan, khususnya bawang. Diperlukan penerapan sanksi yang tegas bagi pelaku peredaran produk illegal serta pengawasan aturan yang diberlakukan terhadap terjadinya kenaikan permintaan makanan dan minuman d. Edukasi terhadap konsumen lokal Faktor komponen yang perlu serius diperhatikan oleh para pemangku pembuat kebijakan jika akan dilakukan perbaikan pada regulasi, adalah berupaya agar dapat menciptakan kegairahan para petani kembali untuk meningkatkan produktivitas dan produksi bawang putih local, serta upaya yang lebih intensitas pelaksanaan edukasi kepada para konsumen di dalam negeri agar dapat beralih (diversifikasi) yang tadinya terbiasa mengolah makanan dengan bawang putih impor kepada jenis bawang putih lokal yang saat ini masih kurang diminati penggunaannya. Dengan demikian, jika kebijakan tersebut dapat mendiversifikasi permintaan mereka, tentunya akan mempunyai dua keuntungan sekaligus, yaitu pertama: Para petani akan lebih bergairah untuk menanam kembali sehingga terjadi peningkatan hasil/panen produksi bawang putih lokal yang impaknya dapat meningkatkan pendapatan para petani, dan secara tidak langsung akan terjadi pengurangan jumlah kuota impor produk bawang putih di dalam negeri, akibat telah tingginya permintaan konsumen yang sudah beralih dan mengemari penggunaan produk bawang putih lokal sehari-hari. Dalam jangka panjang, pemerintah perlu menghentikan impor pangan pada produk yang bisa dihasilkan di dalam negeri seperti bawang, buah-buahan, sayur-sayuran dan sebagainya. Sebab, impor bahan pangan, selain menghamburkan devisa, dapat membunuh produsen pangan dalam negeri dan mengancam kedaulatan pangan nasional. Selain itu, impor pangan hanya akan memakmurkan para spekulan dan komprador penjual. Di sisi lain, negara dengan penduduk lebih dari 100 juta orang, tidak mungkin bisa maju, jika kebutuhan pangannya bergantung pada impor (FAO, 1998). Negara perlu segera menjadikan 19
  • 20. sektor pertanian sebagai sumber kekuatan ekonomi nasional. Akhirnya, seluruh kebijakan politik-ekonomi menjelang tahun politik ini harus kondusif untuk bisa mengendalikan kenaikan harga pangan. e. Pemanfaatan Teknologi Pertimbangan tambahan yang harus menjadi perhatian bersama adalah dengan menggalakkan bidang penelitian dan pengembangan dalam pertanian. Dengan masih lemahnya diseminasi teknologi dan pemanfaatan teknologi tersebut kepada masyarakat secara luas menjadi salah satu kendala juga bagi adopsi penerapan teknologi dalam usaha meningkatkan produksi, di tambah lagi mekanisme investasi dan pembiayaan pertanian yang saat ini masih belum semua bisa dijangkau oleh masyarakat terutama para petani. Meningkatkan kemampuan produksi dan menciptakan daya saing yang tinggi bagi komoditas pertanian dalam negeri terutama komoditas hortikultura menjelang era perdagangan bebas, menjadi salah satu dasar kekuatan ekonomi bangsa dan kunci untuk mengulang kesuksesan kembali Indonesia sebagai negara agraris (swasembada) yang mendukung perekonomian dunia. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kenaikan harga bawang merah dan bawang putih ini ditengarai karena kurangnya pasokan bawang dipasaran dan digudang importir. Disamping itu, seperti yang diberitakan berbagai media akhir-akhir ini, ada yang 20
  • 21. menyebutkan bahwa kenaikan harga juga dipengaruhi factor alam seperti curah hujan yang relative tinggi. 2. Ada beberapa hal yang disinyalir menjadi penyebab naiknya harga bawang yang sedang terjdi akhir-akhir ini, diantaranya adalah sebagai berikut: Cuaca, Kurangnya pasokan dan naiknya harga bawang di China, Pelanggaran aturan importer daan Kebijakan Pembatasan importasi. 3. Dampak dari kenaikan harga bawang merah dan bawang putih ini biasanya akan diikuti oleh kenaikan harga “saudaranya” semacam cabai, tomat dan sebagainya. Inilah yang bisa menimbulkan terjadinya gejolak ekonomi atau inflasi 4. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga, terutama komoditas bawang, agar menjadi stabil yaitu Mengawasi harga agar terkendali, Penurunan biaya sarana produksi, Edukasi terhadap konsumen lokal dan Pemanfaatan Teknologi B. Saran 1. Pemerintah diharapkan mampu menstabilkan harga bawang dengan menegakkan hukum bagi pengusaha yang melakukan penimbunan bawang 2. Masyarakat diharapkan membiasakan untuk menanam sendiri kebutuhan bawang yang skala kecil/ untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak tergantung pada panen petani/impor. 21
  • 22. 22