Cortes berhasil menaklukkan Meksiko dengan pasukan kecil karena kepemimpinannya, keberanian, dan kemahiran diplomasinya. Dia membujuk suku Indian lain untuk bergabung melawan Aztec, serta memanfaatkan legenda dewa Quetzalcoatl untuk melemahkan perlawanan. Motivasi agamanya yang kuat juga mendukung kesuksesannya, meskipun dia kemudian mengalami kegagalan politik di Spanyol.
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Hernando coktez_SMAN 1 Kejayan kab pasuruan
1.
2. 1. RISCA AISYAH PUTRI
2. DEWI PRAMUDITA
KELAS : XI MIA 4
SEKOLAH: SMA N 1 KEJAYAN
3. Dari keluarga bangsawan kecil, lahirlah
Heniando Cortes (1485-1547) tahun 1485 di
Medellin, Spanyol. Apa istimewanya? Dia
itulah penakluk Meksiko. Di masa muda bakal
penakluk ini belajar di Universitas Salamanca
dalam ilmu hukum. Pada umur sembilan
belas tahun dia tinggalkan Spanyol mencari
nasib untung di benua sebelah barat sana
yang baru saja diketemukan. Tahun 1504 dia
tiba di Hispaniola, dia menetap di situ selaku
seorang petani terhormat dan "Don Yuan"
ukuran lokal.
4. Tahun 1518 Velasquez memilih Cortes jadi kapten ekspedisi ke
Meksiko. Sang gubernur, waswas terhadap ambisi Cortes segera
membatalkan perintahnya tetapi langkah itu sudah terlambat untuk
menyetop Cortes. Dengan 11 kapal, 110 kelasi, 553 tentara
(termasuk dengan hanya 13 senjata api genggam dan 32 busur
panah, 10 meriam berat, 4 meriam ringan dan 16 ekor kuda), Cortes
berlayar bulan Februari 1519. Ekspedisi itu mendarat pada hari
Jum'at saat peringatan ulang tahun penyaliban Yesus kristus di tepi
kota yang kini bernama Veracruz. Cortes berdiam dekat pantai
barang sebentar, mengumpulkan segala informasi hal-ihwal
Meksiko. Dia dapat tahu, orang-orang Aztec yang memerintah
Meksiko punya ibukota yang besar terletak di pedalaman, punya
simpanan metal berharga mahal, dan dibenci oleh suku-suku Indian
lainnya yang berada di bawah kekuasaannya.
Cortes yang sudah punya keputusan bulat menuju pedalaman,
bergerak maju ingin menduduki daerah kekuasaan Aztec. Sebagian
prajurit-prajuritnya dicekam rasa takut menghadapi begitu besar
jumlah lawan yang mesti dihadapinya. Melihat gelagat yang bisa
tidak menguntungkan itu, sebelum bergerak Cortes menghancurkan
armada ekspedisinya sehingga sang prajurit tak punya pilihan lain,
maju atau habis mati dibabat Indian.
5. Cortes melanjutkan gerakannya menuju Cholula, tempat kediaman penguasa orang
Aztec Montezuma II, yang sudah siap-siap dengan rencana melakukan serangan
mendadak melabrak Spanyol. Tetapi karena Cortes sudah punya informasi lebih dulu
mengenai niat orang Indian itu, dia gempur lebih dulu dan melakukan penjagalan
besar-besaran terhadap ribuan orang di Cholula. Sesudah penumpasan itu dia terus
menuju ibukota Tenochtitlan (kini kota Mexico), dan pada tanggal 8 Nopember 1519
masuk dan menduduki kota tanpa perlawanan. Montezuma dipenjarakan, kemudian
dijadikannya boneka. Dari sudut ini tampaknya kerja penaklukan sudah dirampungkan
secara tuntas.
Tetapi, pasukan Spanyol lain di bawah pimpinan Panfilo de Narvaez mendarat dengan
membawa perintah menangkap Cortes. Cortes meninggalkan sebagian pasukannya
di Tenochtitlan dan bergegas memimpin sisa pasukannya kembali ke pantai. Di situ
dia dapat mengobrak-abrik pasukan Narvaez dan membujuk yang tersisa
menggabung dengannya. Tetapi, pada saat dia bisa kembali ke Tenochtitlan, anak
buah yang ditinggalkannya menentang orang-orang Aztec secara terlampau batas.
Pada tanggal 30 Juli 1520 meledak pemberontakan di Tenochtitlan dan pasukan
Spanyol yang mengalami kekalahan berat mundur ke Tlaxcala. Tetapi, Cortes dapat
peroleh tambahan pasukan dan di bulan Mei berikutnya dia kembali menggempur
Tenochtitlan. Kota itu jatuh terebut tanggal 13 Agustus. Sesudah itu pendudukan
Spanyol atas Meksiko boleh dibilang aman meskipun Cortes masih harus melakukan
pembersihan di daerah-daerah taklukan di sekitar daerah pedalaman. Tenochtitlan
dibangun kembali dan diberi julukan baru "Meksiko Baru" dan menjadi ibukota daerah
jajahan Spanyol baru.
6. Menimbang betapa kecilnya pasukan yang dibawa Cortes tatkala memulai
ekspedisi, penaklukannya atas suatu negeri yang berpenduduk lima juta
betul-betul suatu prestasi kemenangan militer yang luar biasa. Satu-satunya
penaklukan atas negeri berpenduduk yang begitu besar hanyalah yang
dilakukan Fransisco Pizarro atas Peru. Sudah jamak jika orang bertanya-
tanya bagaimana bisa dan mengapa bisa Cortes berhasil. Memang, kuda
dan senjata api yang dimilikinya suatu faktor penyebab. Tetapi, dihitung dari
jumlahnya yang tidak besar tidaklah cukup sebanding dengan hasil sukses
yang diperolehnya. (Perlu dicatat, dua ekspedisi Spanyol terdahulu tak satu
pun yang berhasil menetap dan membuat penaklukan permanen). Sudah
barang tentu kepemimpinan yang melekat pada diri Cortes, keberanian
serta kemantapan tekadnya merupakan penyebab utama kesuksesan.
Faktor lain yang tak kurang pentingnya adalah kemahiran diplomasinya.
Cortes bukan saja menghindar mendorong orang-orang Indian bersatu
melawannya, tetapi dia berhasil membujuk sejumlah orang-orang Indian
bergabung dengannya menghadapi Aztec.
Kendati Cortes seorang diplomat jempolan ketika berunding dengan Indian,
dia tidak selalu berhasil dalam pergulatan politis dengan lawan-lawannya
sesama Spanyol. Raja Spanyol menghadiahkannya tanah-tanah yang
membuatnya kaya raya serta mengangkatnya jadi bangsawan tetapi
menggesernya dari kedudukan selaku Gubernur Meksiko. Cortes pulang ke
Spanyol tahun 1540 dan menghabiskan tujuh tahun sisa umurnya
mengajukan usul-usul kepada raja supaya sang baginda berkenan
7. Cortes juga dibantu oleh dongeng Aztec mengenai
dewa Quetzalcoatl. Menurut dongeng Indian, dewa
ini sudah keluarkan perintah kepada orang-orang
Indian dalam hal pertanian, pertambangan dan
pemerintahan. Sang dewa itu orangnya tinggi
besar, berkulit putih dan berjanggut tebal. Sesudah
berjanji mengunjungi lagi orang-orang Indian, dia
berangkat lewat "lautan timur" yakni Teluk
Meksiko. Buat Montezuma ini jangan-jangan
Cortes-lah dewa yang kembali dan ini jelas sekali
tercermin dalam tingkah lakunya. Dengan
sendirinya, reaksi Montezuma menghadapi
penjajah Spanyol lemah dan tak punya pendirian
tegas.
8. Faktor terakhir kesuksesan Spanyol adalah
keteguhan agamanya. Buat kita tentu saja
penyerbuan Cortes tak bisa tidak satu tindak
agresi yang tiada maaf. Satu perbuatan keji tanpa
adab. Sebaliknya Cortes. Dia anggap dan yakin
apa yang dilakukannya itu bisa dibenarkan secara
moral. Dia bisa berkata dan memang begitu
dilakukannya dengan bersungguh-sungguh
kepada serdadu-serdadunya bahwa mereka pasti
menang karena mereka berada di pihak yang
benar dan karena mereka berjuang di bawah panji-
panji Salib. Motivasi Cortes memang bersungguh-
sungguh dan polos. Bukan sekali dua kali
mempertaruhkan risiko kesuksesan ekspedisinya
dengan percobaan berbahaya tanpa perhitungan
untung-rugi untuk mengkristenkan orang-orang
Indian.
9. Kendati Cortes seorang diplomat jempolan ketika
berunding dengan Indian, dia tidak selalu berhasil
dalam pergulatan politis dengan lawan-lawannya
sesama Spanyol. Raja Spanyol menghadiahkannya
tanah-tanah yang membuatnya kaya raya serta
mengangkatnya jadi bangsawan tetapi menggesernya
dari kedudukan selaku Gubernur Meksiko. Cortes
pulang ke Spanyol tahun 1540 dan menghabiskan
tujuh tahun sisa umurnya mengajukan usul-usul
kepada raja supaya sang baginda berkenan
mengembalikan kedudukannya di "Spanyol Baru."
Usaha ini sia-sia belaka. Tatkala Cortes tutup umur
pada tahun 1547 dekat Serville, Spanyol, dia
merupakan seorang hartawan tetapi dirundung
pelbagai kegagalan. Tanah perkebunannya yang luas
di Meksiko diwariskan kepada puteranya.
Kelahiran 1485 Kematian 1547 Meninggal usia
62Penjelajah Spanyo