Dokumen tersebut membahas tentang pajak penghasilan final, yaitu pajak penghasilan yang sifatnya final dan tidak dapat dikreditkan. Jenis penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final antara lain bunga deposito, tabungan, obligasi, hadiah undian, dan penghasilan dari jasa konstruksi dan real estat. Tarif pajak penghasilan final bervariasi antara 1%-20% tergantung jenis penghasilannya.
2. Pengertian Pajak Penghasilan Final
Pajak penghasilan bersifat final
merupakan pajak penghasilan yang
pengenaanya sudah final (berakhir)
sehingga tidak dapat dikreditkan
(dikurangkan) dari total Pajak
Penghasilan terutang pada akhir tahun
pajak.
3. Berdasarkan Pasal 4 ayat (2) UU PPh
Pajak penghasilan yang bersifat final terdiri
atas:
• Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan
lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara,
dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggota koperasi orang pribadi.
• Penghasilan berupa hadiah undian
• Penghasilan dari transaksi saham dan sekurita
s lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan
di bursa, dan transaksi penjualan saham atau
pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal
ventura;
• penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa
tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi,
usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau
bangunan; dan
• penghasilan tertentu lainnya,
yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah.
4.
5.
6. 1. Bunga Deposito, Tabungan, dan
Diskonto SBI
Pemotong,
Penyetor, dan
Pelapor
membayarkan bunga dan
diskonto.
Subjek
pajak
WP DN & BUT
WPLN
disahkan Menkeu dan bank yang
menjual kembali SBI dan sertifikat
deposito
atas bunga tabungan dan
deposito yang ditempatkan
di cabang LN.
Kantor cabang bank LN atas
bunga tabungan dan
deposito yang ditempatkan
di luar negeri.
8. Tarif Dan Asas Pengenaan
(Bunga Deposito, Tabungan, dan Diskonto)
20% dari jumlah bruto.
(WP DN dan BUT)
20% atau sesuai
tarif P3B dari
jumlah bruto. (WP
LN)
( KETENTUAN KHUSUS )
WP OP berpenghasilan rendah dapat mengajukan permohonan restitusi.
9. Dikecualikan dari Pemotongan PPh
1. Bunga diskonto dan tabungan serta sertifikat
Bank Indonesia yang tidak melebihi Rp
7.500.000
2. Bunga dan diskonto yang diperoleh bank yang
di Indonesia
3. Bunga diskonto dan tabungan serta sertifikat
Bank Indonesia yang diperoleh dari Dana
Pensiun
4. Bunga Tabungan pada Bank yang ditunjuk
oleh pemerintah
5. Orang Pribadi subjek pajak dalam negeri yang
penghasilan dalam 1 tahun melebihi PTKP.
10.
11. 2. Bunga Obligasi dan SUN
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Y-Values
Y-Values
Subjek Pajak
Penerbit Obligasi
perusahaan efek,
dealer, atau bank atas
bunga dan diskonto
yang diterima penjual
obligasi saat transaksi
Pemotong, Penyetor,
dan Pelopor
Objek Pajak
Obligasi
Negara
Surat
Pembendaha
raan negara
Surat Utang
yang Bertempo
< 12 bln
12. Bunga Obligasi Dan SUN
Tarif
15% dari jumlah bruto (
WP DN dan BUT)
20% atau sesuai tarif P3B
dari jumlah bruto (WP LN)
Dasar Pengenaan
Bunga Obligasi
Berkupon
Diskonto
Obligasi tanpa
Kupon
Diskonto Obligasi
Berkupon
13. Bunga Obligasi yang tidak dikenai pemotongan
PPh Final, Yaitu :
Apabila penerima penghasilannya berupa bunga
obligasi dari :
WP Dana Pensiun
WP Bank
14.
15.
16.
17.
18.
19. 7. Pengahasilan dari transaksi derivatif
yang di perdagangkan di bursa
Objek pajak
Diterima oleh orang pribadi
atau badan dari transaksi
derivatif berupa kontrak
berjangka.
Tarif
2,5% dari margin
awal
20. PPh Final Atas Jasa
Kontruksi
Tarif
1. 2% untuk pelaksanaan kontruksi oleh penyedia
jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil.
2. 4% untuk pelaksanaan kontruksi oleh penyedia
jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha.
3. 3% untuk pelaksanaan kontruksi oleh penyedia
jasa.
4. 4% untuk perencanaana atau pengawasan
kontruksi oleh penyedia jasa yang memiliki
kualifikasi usaha.
5. 6% untuk perencanaan atau pengawasan
kontuksi oleh penyedia jasa yang tidak memiliki
kualifikasi usaha.
Objek
Usaha jasa
kontruksi