SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
ModulPelatihanPPIH2017 1
KERJASAMA TIM
I. DESKRIPSI SINGKAT
Membangun kelompok kerja yang berperilaku sebagai tim yang solid,
tidaklah sesederhana seperti yang diperkirakan. Sebagai contoh, membangun
tim sepak bola sepertinya pekerjaan gampang, tinggal mengumpulkan
sejumlah orang untuk membentuk kesebelasan. Dalam kenyataan, betapapun
hebatnya kemahiran setiap pemain mengolah bola, kontribusinya tidak akan
signifikan jika tidak mampu menyumbang bagi tujuan tim, terciptanya gol
kemenangan.
Demikian juga halnya dalam kehidupan suatu organisasi. Kelompok kerja
yang para anggotanya tidak mau dan tidak mampu bekerja sama dengan baik
tidak akan berkinerja unggul. Kelompok kerja seperti ini disfungsional karena
sama sekali tidak produktif dengan kinerja di bawah standar. Kelompok kerja
seperti ini bukan aset organisasi yang berharga, tetapi kelompok pecundang
yang merupakan masalah bagi organisasi.
Membentuk kelompok kerja pada PPIH Arab Saudi yang berfungsi
sebagai tim yang anggotanya bersinergi dengan baik adalah suatu upaya
serius. Sebuah tim yang bersinergi secara produktif adalah sekelompok orang
yang bekerja sama dengan kontribusi masing-masing untuk mencapai hasil
satu atau beberapa tingkat tingkat lebih baik dari kelompok yang bukan tim.
Dalam modul ini akan dibahas mengenai perbedaan tim dan kelompok,
strategi kerja sama tim, hambatan dalam kerja sama tim dan kerja sama tim
pada pelaksanaan kegiatan PPIH Arab Saudi. Semoga dengan mempelajari
modul ini para pembaca / peserta pelatihan mampu meningkatkan wawasan
dan ketrampilannya dalam melakukan kerja sama tim.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan kerjasama tim.
ModulPelatihanPPIH2017 2
B. Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan perbedaan tim dan kelompok
2. Menjelaskan strategi kerja sama tim
3. Menjelaskan hambatan dalam kerja sama tim
4. Melakukan kerja sama tim.
III. POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan-pokok bahasan sebagai
berikut yaitu :
Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan:
1. Perbedaan tim dan kelompok
2. Strategi kerja sama tim
3. Hambatan dalam kerja sama tim
4. Kerja sama tim.
IV. BAHAN BELAJAR
1. Modul kerja sama tim
2. Panduan diskusi kelompok.
3. Panduan permainan / games.
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Jumlah jam pelajaran yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak
6 jam pelajaran (T= 1 jpl, P= 5 jpl, PL= 0 jpl) @45 menit. Untuk mempermudah
proses pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, maka
perlu disusun langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran
1. Kegiatan Fasilitator
a) Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas
b) Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan
ramah dan hangat.
ModulPelatihanPPIH2017 3
c) Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri, Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama
lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
d) Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang kerja sama tim
dalam pelaksanaan PPIH Arab Saudi dengan metode curah pendapat
(brainstorming).
e) Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran
tentang materi mengenai perbedaan tim dan kelompok, strategi kerja
sama tim, hambatan dalam kerja sama tim dan kerja sama tim pada
pelaksanaan PPIH Arab Saudi yang disampaikan dengan
menggunakan bahan tayang (slide power point).
2. Kegiatan Peserta
a) Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan.
b) Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator.
c) Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
d) Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang belum
jelas dan perlu diklarifikasi.
Langkah 2 : Review pokok bahasan
1. Kegiatan Fasilitator
a) Menyampaikan Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan dari materi
awal sampai dengan materi terakhir secara garis besar dalam waktu
yang singkat
b) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal
yang masih belum jelas.
c) Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan oleh peserta
2. Kegiatan Peserta
a) Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap
penting.
b) Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan kesempatan
yang diberikan.
c) Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator.
ModulPelatihanPPIH2017 4
Langkah 3 : Pendalaman pokok bahasan.
1. Kegiatan Fasilitator
a) Meminta kelas dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai latar
belakang pendidikan dan setiap kelompok akan diberikan tugas diskusi
kelompok.
b) Menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan penyaji.
c) Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil dikusi untuk
dipresentasikan.
d) Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses diskusi.
e) Memberikan satu simulasi tentang kerja sama tim dalam pelaksanaan
PPIH Arab Saudi pada kesempatan penugasan.
2. Kegiatan Peserta
a) Membentuk kelompok diskusi dan memilih ketua, sekretaris dan
penyaji.
b) Mendengar, mencatat dan bertanya terhadap hal-hal yang kurang jelas
kepada fasilitator.
c) Melakukan proses diskusi sesuai dengan pokok bahasan / sub pokok
bahasan yang ditugaskan fasilitator dan menuliskan hasil dikusi pada
kertas flipchart untuk dipresentasikan.
d) Mengikuti simulasi yang diberikan oleh fasilitator secara proaktif.
Langkah 4 : Penyajian dan pembahasan hasil pendalaman pokok bahasan
1. Kegiatan Fasilitator
a) Dari masing-masing kelompok diminta untuk melakukan presentasi
dari hasil diskusi yang telah dilakukan sebelumnya.
b) Memimpin proses tanggapan (tanya jawab)
c) Memberikan masukan-masukan dari hasil diskusi.
d) Memberikan klarifikasi dari pertanyaan-pertanyaan yang belum
dimengerti jawabannya
e) Merangkum hasil diskusi
f) Melakukan refleksi simulasi yang telah dilakukan oleh peserta.
ModulPelatihanPPIH2017 5
2. Kegiatan Peserta
a) Mengikuti proses penyajian kelas
b) Berperan aktif dalam proses tanya jawab yang dipimpin oleh fasilitator
c) Bersama dengan fasilitator merangkum hasil presentasi dari masing –
masing pokok bahasan yang telah dipresentasikan dengan baik.
d) Ikut serta dalam refleksi simulasi yang sudah dilakukan sebelumnya.
Langkah 5 : Rangkuman dan evaluasi hasil belajar
1. Kegiatan Fasilitator
a) Mengadakan evaluasi dengan melemparkan 3 pertanyaan sesuai topik
pokok bahasan secara acak kepada peserta.
b) Memperjelas jawaban peserta terhadap masing – masing pertanyaan
yang telah diajukan sebelumnya.
c) Bersama peserta merangkum poin-poin penting dari hasil proses
pembelajaran tentang kerja sama tim dalam pelaksanaan PPIH Arab
Saudi.
d) Membuat kesimpulan dapat dilakukan sendiri oleh fasilitator atau
secara bersama-sama dengan mengajak peserta untuk menyimpulkan
2. Kegiatan Peserta
a. Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator.
b. Bersama fasilitator merangkum hasil proses pembelajaran kerja
sama tim dalam pelaksanaan PPIH Arab Saudi.
VI. URAIAN MATERI
Didalam suatu organisasi, setiap anggota dari kelompok-kelompok kerja
bersinergi dengan baik menutupi kekurangan dan menyumbangkan kelebihan
masing-masing untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama. Dalam
kelompok yang dapat disebut sebagai tim tidak ada “aku,” yang ada adalah
“kami” (there is no I in team). Dengan demikian, sejumlah orang yang bekerja
bersama tidak selalu dapat dikatakan sebagai tim. Orang-orang di sebuah
organisasi dapat saja bekerja bersama dalam kelompok-kelompok kerja, tetapi
kontribusinya kemungkinan tidak relevan dan bahkan boleh jadi
ModulPelatihanPPIH2017 6
tidak signifikan. Mereka tampak seperti kelompok kerja, tetapi bekerja bagi
tujuan masing-masing yang tidak sejalan dengan tujuan kelompok.
Membentuk kelompok kerja didalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
(PPIH) yang berfungsi sebagai tim dimana setiap anggotanya bersinergi
dengan baik merupakan suatu upaya yang serius. Seperti yang telah
dikemukakan, bahwa sebuah tim bukan hanya sekadar sekumpulan orang
yang berkelompok dan bekerja bersama mencapai suatu tujuan dalam suatu
organisasi, namun sebuah tim yang bersinergi secara produktif adalah
sekelompok orang yang bekerja sama dengan memberikan kontribusi masing-
masing untuk mencapai hasil satu atau beberapa tingkat lebih baik dari
kelompok yang bukan tim.
Didalam PPIH yang memiliki kinerja dengan kualitas unggul akan
terdapat kelompok-kelompok kerja yang berperilaku sebagai tim. Kelompok-
kelompok kerja ini adalah kumpulan orang-orang yang kompeten yang saling
melengkapi, saling mempercayai, saling menghargai, saling belajar, serta
saling mendorong dan membantu dalam semangat kebersamaan. Semboyan
kelompok-kelompok kerja seperti ini adalah TEAM yang merupakan singkatan
dari Together Everyone Achieve More (Bersama setiap orang mencapai lebih
banyak dan lebih baik). Setiap anggota memiliki PRIDE, yaitu Personal
Responsibility In Delivering Excellence (tanggung jawab pribadi untuk
memberikan yang terbaik).
1. Perbedaan Tim dan Kelompok
a. Pengertian tim yg efektif.
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan mengkoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Tim
pada dasarnya adalah sekelompok orang dengan keahlian yang saling
melengkapi yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang
anggotanya secara pribadi bertanggung gugat untuk memberikan yang
terbaik.
ModulPelatihanPPIH2017 7
b. Faktor yang membedakan antara kelompok dan tim.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang berhubungan satu sama lain
secara regular untuk mencapai tujuan atau kepentingan bersama. Dalam
organisasi, Anda berfungsi dalam kelompok-kelompok kerja, apakah itu
kelompok kerja formal yang tampak dalam bagan organisasi atau
kelompok kerja yang dibentuk dalam semasa (temporer) untuk
melaksanakan tugas-tugas tertentu. Selain itu, dalam kehidupan kerja,
Anda juga berhubungan dengan sekelompok orang yang Anda sukai dan
kemudian membentuk kelompok-kelompok dengan kepentingan atau
minat yang sama.
Kelompok seperti ini terbentuk secara alami dari dorongan Tim pada
dasarnya adalah sekelompok orang dengan keahlian yang saling
melengkapi yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang
anggotanya secara pribadi bertanggung gugat untuk memberikan yang
terbaik.
Macam-macam kelompok:
a) Kelompok Formal
Kelompok formal adalah kelompok yang sengaja dibentuk untuk
melaksanakan tugas dan fungsi organisasi dengan kewenangan
masing-masing. Kelompok formal menjadi bagian penting dalam
kehidupan organisasi dalam melaksanakan misi untuk mencapai
visinya. Kelompok-kelompok ini dibentuk sebagai penerapan dari
prinsip pembagian habis pekerjaan. Kelompok formal bersifat struktural
dan hierarkis dengan struktur kewenangan dan tanggung jawab
mengikuti hierarki organisasi.
Bergantung pada tujuannya, kelompok formal dapat bersifat
permanen dan dapat pula bersifat temporer. Kelompok formal yang
bersifat permanen adalah kelompok kerja yang terbentuk sebagai
penerapan dari prinsip pembagian habis pekerjaan dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi organisasi. Kelompok ini dapat juga diacu sebagai
kelompok komando yang tercantum dalam bagan organisasi sesuai
dengan nomenklatur yang telah ditetapkan.
ModulPelatihanPPIH2017 8
Misalnya, direktorat, pusat, biro, bagian, bidang, divisi, seksi, atau
subidang dan subbagian, dan seterusnya. Anggota kelompok ini
melapor langsung kepada atasan masing-masing sesuai dengan
hierarki kewenangan dalam struktur organisasi.
b) Kelompok Tugas
Kelompok tugas adalah Kelompok formal yang tidak permanen atau
disebut juga kelompok formal temporer (semasa) yang sengaja
dibentuk oleh pihak yang berwenang untuk melaksanakan tugas
tertentu dalam waktu tertentu. Kelompok ini bersifat temporer karena
bekerja dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Kelompok kerja ini
bubar setelah menyelesaikan tugasnya. Atau kelompok ini dapat juga
dibubarkan karena alasan tertentu, meskipun belum menyelesaikan
tugas yang diberikan.
Dengan demikian, kelompok ini lebih fleksibel dibandingkan dengan
kelompok formal. Kelompok ini biasanya disebut dengan panitia,
komite, satuan tugas, dan sebagainya.
c) Kelompok Informal
Selain kelompok formal, dalam organisasi terdapat juga kelompok
informal. Kelompok ini terbentuk begitu saja berdasarkan pertemanan,
kepentingan, atau minat pegawai. Jika kelompok formal umumnya
tampak dalam bagan organisasi, tidak demikian halnya dengan
kelompok informal sekalipun kelompok ini dalam kenyataan ada.
Kelompok ini sangat penting artinya dalam kehidupan organisasi
karena potensinya mempengaruhi kinerja organisasi.
Selain pembagian dengan cara tersebut di atas, kelompok dalam
organisasi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu,
utamanya kinerjanya. Dengan cara ini, kita dapat mengidentifikasi
adanya kelompok disfungsional, kelompok fungsional, dan kelompok
produktif.
d) Kelompok Disfungsional
ModulPelatihanPPIH2017 9
Kelompok ini terdiri atas sejumlah individu yang melaksanakan
tugas dan fungsi masing-masing. Dari namanya saja, kelompok ini jelas
tidak berfungsi dengan baik. Para anggota cenderung berfungsi sesuai
dengan kepentingan masing-masing sekalipun mereka terhimpun
dalam kelompok kerja yang dibentuk secara formal.
Hubungan antar anggota dalam kelompok ini lebih pada hubungan
kerja yang sifatnya formal struktural dan miskin komunikasi
interpersonal. Akibatnya tidak tampak adanya kesadaran sebagai
anggota kelompok dan mudah timbul kecurigaan satu sama lain dan
saling menyalahkan di antara anggota. Kelompok tidak memiliki ukuran
pencapaian kinerja yang jelas atau andaipun ada tidak tampak adanya
keterikatan untuk bekerja sama. Dalam melakukan kegiatan lebih pada
sama-sama bekerja, bukan bekerja sama.
e) Kelompok Fungsional
Kelompok ini terdiri atas orang-orang yang mempunyai hubungan
tertentu yang membuat mereka saling bergantung satu sama lain dalam
ukuran-ukuran yang bermakna. Kelompok ini lebih baik dibandingkan
dengan kelompok yang disfungsional. Meskipun hubungan
antaranggota dalam kelompok ini lebih pada hubungan kerja yang
sifatnya formal struktural, sudah tampak adanya keterikatan untuk
bekerja sama.
Dalam kelompok ini dalam kadar tertentu telah ada kesadaran
kelompok sebagai anggota, kesamaan tujuan atau sasaran, serta
keterikatan pemenuhan kebutuhan untuk mencapai tujuan. Anggota
kelompok berinteraksi dengan cukup baik dengan anggota lainnya.
Sekalipun demikian, hasil kinerja kelompok masih dalam kategori
standar.
f) Kelompok Produktif
Ini adalah jenis kelompok pada tingkat lanjut, yaitu kelompok yang
berfungsi secara efektif dan efisien. Dalam kelompok ini terhimpun
sejumlah orang yang berorientasi pada kesamaan tujuan yang
berkualitas unggul, kompak, serta dinaungi oleh nilai-nilaiperilaku
ModulPelatihanPPIH2017 10
yang jelas dan mengikat. Semua anggota mempunyai kualitas
kompetensi dan integritas yang kurang lebih seimbang.
Semangat pembelajaran di antara anggota kelompok sangat tinggi
demi mencapai keberhasilan dan keunggulan bersama. Kelompok ini
tidak lagi sekadar bekerja bersama, tetapi telah sampai pada taraf
bekerja sama. Kinerja kelompok produktif di atas standar kinerja yang
ditetapkan organisasi.
Dalam kelompok yang produktif, para anggota berperilaku sebagai
sebuah tim. Ada keterikatan yang kuat untuk mengusung kebersamaan
sehingga dalam kelompok ini tidak ada ”aku” yang ada adalah ”kami.”
Bersama setiap orang mencapai lebih banyak dan lebih baik (together
everyone achieve more). Prinsip yang diusung teguh adalah empati,
keterbukaan, penghargaan, dan kebersamaan. Setiap anggota memiliki
tanggung jawab pribadi untuk memberikan yang terbaik (PRIDE:
personal responsibility in delivering excellence). Keunggulan hasil
kelompok menjadi target dan ikrar bersama, sehingga satu dengan lain
anggota saling berempati, terbuka, dan menghargai dalam semangat
kebersamaan.
2. Strategi kerja sama tim
Konflik akan selalu terjadi dan konflik dalam kelompok atau organisasi
tidak dapat dihindari. Manajemen konflik pada dasarnya adalah upaya untuk
menangani konflik dengan tujuan membuahkan hasil yang konstruktif
ketimbang yang destruktif. Hal ini sangat pentng bagi keberhasilan organisasi.
Proses manajemen konflik ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Penting
ditekankan bahwa tujuannya adalah resolusi konflik yang sesungguhnya, yaitu
situasi di mana sebab sesungguhnya yang menimbulkan konflik dapat
ditiadakan. Konflik dapat ditanggulangi secara tidak langsung dan dapat pula
secara langsung yang dijelaskan.
a. Pendekatan Langsung
Pendekatan ini dapat mencakup yang berikut: memfokuskan anggota pada
tujuan yang sama, penerusan konflik secara hierarkis, desain ulang
organisasi, dan pembentukan sikap.
ModulPelatihanPPIH2017 11
➢ Cara pertama adalah dengan memfokuskan perhatian anggota pada
tujuan bersama. Cara ini dapat dilakukan dengan menimbulkan kesadaran
bahwa para anggota saling bergantung untuk mencapai tujuan bersama.
Anggota diingatkan bahwa mereka secara pribadi bertanggung jawab
untuk memberikan yang terbaik.
➢ Cara kedua adalah melaporkan konflik yang terjadi ke pimpinan tingkat
atas dan meminta arahan atasan untuk menanggulangi konflik itu. Cara ini
sering efektif jika resolusi itu bersifat definitif. Namun, jika konflik itu parah
dan berulang, maka arahan atasan bukanlah resolusi yang baik karena
sumber konflik masih mengendap.
➢ Cara ketiga adalah dengan mendesain ulang organisasi. Jika organisasi
didesain sedemikian rupa sehingga hubungan kerja antarunit/kelompok
kerja relatif sedikit, maka konflik cenderung sedikit. Tidak demikian halnya
jika antar unit kerja sangat bergantung satu sama lain untuk berkinerja
dengan baik.
➢ Cara keempat adalah pembentukan sikap. Dalam beberapa situasi, konflik
dikelola secara sederhana melalui rutinitas perilaku yang menjadi bagian
dari budaya organisasi. Hal ini kemudian menjadi ritual yang mendorong
pihak-pihak yang berkonflik untuk menyalurkan perasaan mereka secara
terkendali dan untuk menyadari bahwa mereka sebenarnya saling
membutuhkan dalam konteks yang lebih besar.
b. Pendekatan Tidak Langsung
Pendekatan yang umum dikenal dalam pendekatan ini adalah resolusi konflik
kalah-kalah (lose-lose), resolusi konflik menang-kalah (win-lose), dan resolusi
konflik menang-menang (win-win).
Penjelasannya diuraikan berikut ini :
➢ Konflik kalah-kalah (lose-lose). Situasi ini terjadi jika tidak ada satu pihak
pun memperoleh yang diinginkan. Tidak seorangpun mendapatkan apa
yang sesungguhnya mereka inginkan. Sebab munculnya konflik tidak
pernah teridentifikasi dan tidak tertanggulangi. Dalam hal ini kemungkinan
potensi berulangnya konflik yang sama sangat besar.
ModulPelatihanPPIH2017 12
Situasi ini terjadi jika konflik ditanggulangi dengan cara menghindari,
mengakomodasi atau melunakkan, dan berkompromi.
➢ Konflik menang-kalah (win-lose). Dalam situasi ini, ada pihak yang
menang dan ada yang kalah. Ini dapat terjadi melalui kompetisi di mana
kemenangan diperoleh melalui kekuatan, keterampilan, atau dominasi.
Atau dapat juga terjadi di mana kemenangan diperoleh atas perintah dari
pihak yang berwenang (atasan). Pihak yang berwenang tinggal
memutuskan siapa yang berhak dan siapa yang tidak Pendekatan ini tidak
mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik.
➢ Konflik menang-menang (win-win). Dalam situasi ini semua pihak
memperoleh hasil yang diinginkan melalui kolaborasi dengan benar- benar
mengidentifikasi sebab konflik dan menanggulanginya dengan
pendekatan pemecahan masalah. Pendekatan ini merupakan pendekatan
manajemen konflik yang positif dengan hasil konstruktif.
c. Membangun rasa kebersamaan Tim.
Manusia sebagai mahluk sosial berinteraksi satu sama lain dan kemudian
membentuk kelompok-kelompok tertentu. Ada alasan tertentu kenapa orang
mau bergabung dalam suatu kelompok. Alasan tersebut adalah memenuhi
kebutuhan rasa aman, keinginan memperoleh status, keinginan untuk
dihargai, memenuhi kebutuhan sosial, keinginan untuk memperoleh
kekuasaan, dan keinginan untuk berkinerja.
➢ Rasa Aman
Dalam hierarki kebutuhan, rasa aman adalah wujud kebutuhan setelah
terpenuhinya kebutuhan fisiologis (sandang, pangan, dan papan). Dengan
bergabung dalam suatu kelompok, orang-orang dapat mengurangi
perasaan terkucil sendirian (fisik ataupsikologis). Dalam kelompok mereka
merasa lebih kuat, keraguan makin kecil, dan lebih tahan terhadap
ancaman dari luar. Itu sebabnya, ketika dalam kelompok orang berani
melakukan apa saja yang mungkin tidak terpikirkan jika mereka sendirian.
ModulPelatihanPPIH2017 13
➢ Status
Dengan bergabung dalam suatu kelompok, orang-orang merasa memiliki
status tersendir dan mereka merasa spesial. Ini adalah kebutuhan
kejiwaan yang penting untuk memenuhi ego untuk diakui keberadaannya.
Para anggota merasa eksklusif seperti terlihat dalam klub-klub tertentu.
Mereka merasa berbeda dan adakalanya merasa harus diperlakukan
berbeda pula dari orang awam.
➢ Penghargaan Diri
Kelompok dapat memberikan rasa memiliki harga diri bagi para
anggotanya Artinya, selain menimbulkan memiliki perasaan berstatus,
kelompok juga dapat menimbulkan perasaan berharga bagi para
anggotanya. Bagi para penggemar berat grup band Slank, semboyannya
boleh jadi ”aku ada karena aku Slankers.”
➢ Persahabatan
Kelompok dapat menimbulkan persahabatan di antara para anggotanya.
Ini adalah kebutuhan hakiki manusia sebagai mahluk sosial. Orang- orang
menikmati interaksi teratur dalam kelompok dan menjalin persahabatan di
antara mereka.
➢ Pengaruh
Bagi orang-orang tertentu, menjadi anggota kelompok dapat berarti
peluang untuk menguji pengaruh yang dimiliki. Pengaruh ini pada
gilirannya dapat mengantarkannya untuk menjadi anggota khusus dengan
status khusus pula. Misalnya menjadi pemimpin kelompok.
➢ Kinerja Unggul
Dalam organisasi, kelompok dibentuk sebagai upaya untuk menghasilkan
kinerja unggul. Untuk menghasilkan kinerja ini diperlukan sekumpulan
orang yang memiliki bakat, pengetahuan, atau keahlian yang diperlukan
untuk menghasilkan kinerja prima.
Kita sudah mengetahui bahwa kelompok memainkan peran penting dalam
organisasi, apakah itu kelompok formal atau kelompok informal. Pelaksanaan
tugas dan fungsi organisasi dilaksanakan oleh kelompok- kelompok kerja
dalam berbagai sebutan yang lazim digunakan, apakah divisi, bagian, bidang,
dan sebagainya.
ModulPelatihanPPIH2017 14
Orang-orang dalam organisasi juga bekelompok karena persahabatan,
rasa aman, atau karena keinginan untuk menjadi bagian dari orang-orang
yang berbagi nilai-nilai, sikap, dan tujuan yang sama. Dari sudut pandang ini,
organisasi dapat dikatakan kumpulan kelompok orang yang berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan, baik formal maupun informal.
d. Membangun kebanggaan tim.
Tim dinamis akan senantiasa mempertahankan prestasinya secara
maksimal. Oleh karena itu mempertahankan rasa bangga sebagai Tim sangat
diharapkan. Ini berarti perlu ada suatu usaha untuk memotivasi Tim secara
efektif agar mampu membangun kebanggaan Tim.
Faktor-faktor yang harus di perhatikan dalam pemeliharaan Tim agar
anggota Tim mampu membangun kebanggaannya diantaranya sebagai
berikut:
➢ “Memotivasi" anggota Tim untuk berkomitmen
Dalam memotivasi, terlebih dahulu tentukan faktor-faktor apakah yang
dapat mempengaruhi orang tersebut termotivasi dengan baik. Tanpa
mengetahui hal tersebut proyek besarpun belum tentu merupakan
faktor stimulus. Setiap individu memiliki motif yang berbeda-beda.
➢ Memotivasi anggota Tim yang tidak termotivasi
Tidak setiap anggota Tim memiliki motivasi yang sama. Ada anggota
Tim yang produktif, ada pula yang enggan berpartisipasi secara aktif.
Untuk itu diperlukan beberapa strategi yang jitu.
Strategi tersebut antara lain: (1) dapatkan nasihat dari mereka, (2)
jadikan mereka guru, (3) libatkan mereka dalam presentasi dan
delegasikan kepada mereka untuk menyelesaikan suatu masalah.
Dalam rangka peningkatan kinerja tenaga kesehatan sebagai PPIH Arab
Saudi, maka faktor kesenjangan antara pengetahuan yang telah dimiliki
dan keterampilan dari tenaga kesehatan merupakan faktor yang tidak
dapat diabaikan. Faktor tidak langsung penyebab rendahnya kinerja
petugas seringkali dikaitkan dengan kurangnya kompetensi yang dimiliki,
motivasi yang rendah, beban kerja yang berlebih dan kurangnya kerja
ModulPelatihanPPIH2017 15
sama tim. Selain itu faktor ketersediaan sarana, prasarana dan alat
kesehatan yang aman dan siap pakai merupakan hal yang penting dalam
mendukung peningkatan kinerja dalam pelayanan kesehatan, pembinaan
dan perlindungan kepada jemaah haji sesuai dengan standar.
Sehingga dalam rangka peningkatan performance Tenaga kesehatan
PPIH Arab Saudi ditempat kerjanya maka disamping perlu adanya
peningkatan kompetensi dari para petugas kesehatan yang bersangkutan juga
diperlukan suatu kerjasama tim yang baik dalam melakukan tugas pelayanan,
pembinaan dan perlindungan kepada seluruh jemaah haji Indonesia.
Mengarahkan kelompok ke tingkat lebih tinggi berarti membangun sebuah
tim yang antara lain memiliki ciri-ciri berikut :
1. Terdiri atas sejumlah orang berkeahlian yang yang berbagi tujuan yang
sama, saling mendorong, dan memberdayakan.
2. Saling berbagi informasi untuk membangun tingkat kepercayaan dan
tanggung jawab yang tinggi.
3. Menggunakan batasan yang jelas untuk menciptakan kebebasan dan
tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas secara produktif.
4. Secara efektif menggunakan waktu dan bakat anggota serta
kepemimpinan kelompok yang terdistribusi.
5. Mengendalikan diri dengan baik dalam pengambilan keputusan kelompok
yang berkontribusi bagi kinerja yang luar biasa bagi anggota, kelompok,
dan organisasi.
Memiliki satu tujuan yang disepakati itulah yang membedakan suatu kelompok
biasa dari tim, dan tanpa pemahaman dan komitmen terhadap tujuan itu,
semua upaya lain untuk membangun kinerja yang lebih baik tidak akan banyak
manfaatnya atau sama sekali tidak bermanfaat.
3. Hambatan dalam kerja sama tim
Untuk mengetahui seberapa besar hambatan yang terjadi dalam sebuah
kerja sama tim maka perlu diketahui bagaimana Tahapan perkembangan dari
suatu tim. Perkembangan kelompok yang terdiri atas tahap
ModulPelatihanPPIH2017 16
pembentukan (forming), tahap pancaroba (storming), tahap pembentukan
norma (norming), tahap berkinerja (performing), dan tahap pembubaran
(adjourning). Semua tahapan itu harus dilalui sebuah kelompok dengan ciri
masing-masing yang melekat dalam setiap tahapan itu.
a) Tahap Pembentukan (forming)
Dalam tahap ini fokus utama adalah pada bergabungnya orang (anggota)
ke dalam sebuah kelompok. Pada tahap ini orang-orang ini mengajukan
pertanyaan ketika mereka saling mengidentifikasi diri dengan anggota lain
dalam kelompok. Hal-hal yang mereka pikirkan misalnya “apa yang bisa saya
kontribusikan dan apa balasannya bagi saya” dan sebagainya. Mereka juga
memikirkan apa yang dipandang sebagai perilaku yang dapat diterima
kelompok, apa tugas yang harus dikerjakan kelompok, dan apa saja aturan
yang perlu diterapkan dalam kelompok.
Hal-hal tersebut akan lebih rumit di tempat kerja ketimbang di tempat-
tempat lain. Misalnya anggota kelompok kerja yang baru dibentuk, boleh jadi
telah bekerja cukup lama dalam organisasi yang sama. Faktor-faktor seperti
perangkapan keanggotaan di kelompok lain, pengalaman sebelumnya dengan
kelompok berbeda dalam konteks yang lain, serta pandangan tentang visi,
misi, dan kebijakan organisasi boleh jadi berpengaruh atas perilaku awal
orang-orang ini dalam kelompok kerja yang baru dibentuk.
Ciri-ciri kelompok dalam tahap ini dapat dilihat sebagai berikut.
➢ Setiap orang berfokus pada tujuan dan masalahnya sendiri.
➢ Tingkat kepercayaan masih rendah.
➢ Kepemimpinan diamati dan dinilai.
➢ Hubungan antar anggota masih berjarak kecuali yang sebelumnya
memang telah saling mengenal.
➢ Masing-masing anggota berusaha tidak mengungkapkan kritik secara
terbuka.
➢ Pengambilan keputusan dilakukan secara terfragmentasi, tidak utuh.
➢ Pemahaman peran masih belum jelas.
➢ Produk masih bersifat individual.
ModulPelatihanPPIH2017 17
➢ Pengetahuan masih disimpan dan hanya dikeluarkan jika
menguntungkan.
➢ Kinerja berfokus pada upaya perseorangan.
Dengan demikian jelaslah bahwa pada tahap awal perkembangan
kelompok sukar mengharapkan munculnya masukan ke dalam proses yang
menghasilkan kinerja unggul secara kelompok. Dalam tahap ini kemungkinan
besar sebagian orang akan bersikap menunggu dan memulai interaksi dengan
basa-basi seperlunya.
Sebagian yang lain terlihat tampak aktif sekalipun cenderung hati-hati
membicarakan hal-hal yang perlu dilakukan. Sebagian yang lain lagi mungkin
sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun dan cenderung berdiam diri.
Orang yang paling tampak sibuk adalah anggota yang ditetapkan sebagai
ketua (pemimpin). Tugas yang diembannya berat karena harus memadukan
berbagai karakter dan kompetensi individual agar bersinergi menghasilkan
kinerja unggul.
b) Tahap Pancaroba (storming)
Dalam tahap ini kemungkinan besar terjadi konflik antar anggota. Anggota
menerima baik eksistensi kelompok, tetapi tidak menerima begitu saja kendala
yang dikenakan kelompok terhadap individualitas. Lebih lanjut kemungkinan
terdapat juga persoalan tentang kepemimpinan, yaitu orang yang dipandang
tepat mengendalikan kinerja kelompok.
Boleh jadi akan muncul kebingungan dalam upaya memainkan peran.
Konflik, horizontal dan vertikal, sering terjadi dan ini berakibat pada munculnya
penolakan atau merasa ditolak. Itu sebabnya dalam tahap ini dapat terjadi
perubahan komposisi anggota kelompok. Anggota yang merasa tidak mungkin
dapat menyatu dengan kelompok akan mengundurkan diri dan digantikan
dengan orang lain.
Ciri-ciri yang dapat diamati dalam tahap perkembangan ini adalah sebagai
berikut :
➢ Setiap orang mulai memperhatikan tujuan dan masalah orang lain.
➢ Tingkat kepercayaan masih berfokus pada pemimpin.
➢ Hubungan antaranggota diwarnai oleh konflik.
ModulPelatihanPPIH2017 18
➢ Masing-masing anggota mulai mengungkapkan kritik secara terbuka.
➢ Pengambilan keputusan dilakukan sangat evaluatif, muncul dorongan
terlihat baik dengan sangat kritis terhadap gagasan orang lain.
➢ Pemahaman peran masih ambigu, tetapi titik terang sudah mulai muncul.
➢ Produk yang akan dihasilkan masih dipertikaikan.
➢ Pengetahuan disampaikan sepotong-sepotong, tidak komprehensif..
➢ Anggota masih belum tampak berkinerja bagi kelompok.
c) Tahap Penormaan (norming)
Tahap berikutnya dalam perkembangan kelompok adalah penormaan.
Dalam tahap ini aturan permainan mulai menemukan wujudnya dan kelompok
mulai berkinerja lebih terarah. Selain itu, cakupan tugas atau tanggung jawab
kelompok mulai jelas dan disepakati. Setelah berargumentasi secara sengit
pada tahap sebelumnya, kelompok sekarang mulai memahami satu sama lain
lebih baik, dan dapat menghargai keahlian dan pengalaman satu sama lain.
Para anggota mulai menyimak orang lain, menghargai dan mendukung,
dan siap untuk mengubah pendapat. Para anggota mulai merasakan bahwa
mereka adalah bagian dari kelompok yang kohesif. Namun, orang-orang harus
berusaha keras untuk mencapai tahap ini dan kemungkinan akan menolak
setiap tekanan untuk berubah, utamanya dari luar, karena khawatir kelompok
akan terpecah dan kembali ke tahap sebelumnya.
Berdasarkan uraian tersebut, ciri-ciri yang dapat diamati dalam tahap
perkembangan ini adalah sebagai berikut :
➢ Setiap orang mulai berfokus pada proses.
➢ Anggota mulai menaruh kepercayaan pada proses pelaksanaan tugas.
➢ Hubungan antar anggota diwarnai oleh dorongan untuk saling memahami
posisi masing-masing; dan ada toleransi untuk memahami kebutuhan,
kekuatan, dan kelemahan orang lain.
➢ Masing-masing anggota mulai mengungkapkan kritik secara konstruktif
dan realistis.
➢ Pengambilan keputusan mulai dilakukan berdasarkan proses yang logis,
fleksibel, dan tidak formal; dan partisipasi anggota dihargai.
ModulPelatihanPPIH2017 19
➢ Pemahaman peran telah jelas.
➢ Setiap orang umumnya mulai memikirkan produk yang harus dihasilkan.
➢ Pengetahuan disampaikan sesuai aturan main.
➢ Anggota mulai berusaha keras berkinerja.
d) Tahap Produktif (Kinerja) (performing)
Dalam tahap ini, kelompok telah memantapkan norma interaksi dan
secara perlahan kelompok bertransformasi menjadi sebuah tim dengan tingkat
toleransi, kepercayaan, dan kerja sama yang lebih kuat. Energi kelompok telah
bergeser dari menakar interaksi dan pengaruh serta mencoba memahami satu
sama lain ke pelaksanaan tugas kelompok secara produktif.
Ciri-ciri yang dapat diamati dalam tahap perkembangan ini adalah sebagai
berikut :
➢ Setiap orang berfokus pada kinerja kelompok.
➢ Kepercayaan sesama anggota makin kuat dengan tingkat loyalitas tinggi.
➢ Hubungan antaranggota diwarnai oleh dorongan untuk bersinergi.
➢ Masing-masing anggota dengan leluasa mengungkapkan kritik dalam
suasana yang kondusif.
➢ Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan proses yang alamiah
tanpa sekat-sekat formalitas dan kecanggungan berperan serta;
kreativitas makin tampak.
➢ Pemahaman peran jelas dan telah terinternalisasi dengan baik.
➢ Setiap orang umumnya memikirkan produk yang harus dihasilkan secara
sistemik.
➢ Pengetahuan disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan alur
komunikasi ke segala arah.
➢ Kelompok telah dapat berkinerja dengan baik.
e) Tahap Bubar (ajourning)
Tahap ini dapat terjadi dalam semua jenis kelompok, baik formal maupun
informal. Kelompok formal dapat bubar karena terjadinya perampingan
organisasi. Suatu bagian, divisi, atau bidang yang tadinya ada dapat
dibubarkan dengan menggabungkannya kebagian, divisi, atau bidang lain.
ModulPelatihanPPIH2017 20
Kelompok formal yang tidak permanen (panitia atau satuan tugas) yang
dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu akan bubar atau dibubarkan
begitu pelaksanaan tugasnya selesai.
Dengan demikian, boleh dikatakan bahwa sebenarnya tidak ada kelompok
yang permanen. Tantangan dan peluang baru yang berasal dari lingkungan
eksternal terus berubah. Hal ini mendorong organisasi untuk menyesuaikan
lingkungan internalnya dengan perubahan itu. Itu dapat berarti penyesuaian
visi, misi, dan strategi organisasi yang pada gilirannya berdampak pada cara
pengelolaan organisasi, termasuk kelompok-kelompok kerja.
Tahap ini menjadi sangat penting bagi kelompok tidak permanen yang
makin banyak ditemukan dalam organisasi, seperti satuan tugas, panitia,
komite, atau yang serupa. Para anggota kelompok-kelompok ini harus mampu
mengadakan pertemuan dengan cepat, menyelesaikan tugas dalam jadwal
yang sedemikian ketat, dan kemudian bubar, atau seringkali bekerja lagi
bersama di masa depan. Kemauan anggota untuk membubarkan diri ketika
tugas telah selesai dan bekerja sama lagi dalam tanggung jawab yang lain di
masa depan, apakah dalam kelompok yang sama atau bukan, merupakan
tolok ukur keberhasilan kelompok dalam jangka panjang.
Di daerah kerja PPIH Arab Saudi biasanya kita dapat mengidentifikasi tiga
jenis tim yang biasa ditemukan, yaitu tim yang merekomendasikan sesuatu,
tim yang membuat atau melaksanakan, dan tim yang menjamin segala
sesuatu berlangsung dengan baik. Upaya menciptakan dan mempertahankan
tim yang unggul merupakan tantangan tersendiri di berbagai situasi organisasi.
➢ Tim Rekomendasi
Tim rekomendasi adalah tim yang dibentuk untuk menelaah masalah-
masalah tertentu dan merekomendasikan cara pemecahannya. Tim ini
umumnya bekerja dalam target waktu tertentu dan dibubarkan setelah tugas
yang dipikulkan telah selesai. Kita telah mengidentifikasi tim seperti ini sebagai
kelompok formal temporer. Sebutan untuk tim ini boleh jadi satuan tugas,
panitia, komite, dan sebagainya. Para anggota tim ini harus dapat
ModulPelatihanPPIH2017 21
belajar dengan cepat bagaimana cara bekerja sama dengan baik,
melaksanakan tugas dengan baik, dan merekomendasikan tindak lanjut
pekerjaan mereka kepada orang lain.
➢ Tim Pelaksana
Tim ini adalah kelompok yang melaksanakan tugas dan fungsi organisasi
seperti hubungan masyarakat, peyelenggaraan pelatihan, kesekretariatan,
keprotokolan, perencanaan, pengawasan, dan sebagainya. Kelompok ini
dapat dipandang sebagai kelompok formal yang relatif permanen. Para
anggota kelompok ini memiliki hubungan kerja jangka panjang serta sistem
operasi dukungan eksternal yang diperlukan agar dapat berkinerja dalam
jangka panjang.
➢ Tim Fasilitasi
Tim ini dapat juga diacu sebagai kelompok pimpinan pada tingkat yang
berbeda: teras, menengah, dan bawah. Ini adalah kelompok yang terdiri atas
para pimpinan. Kelompok ini juga harus dapat berkinerja sebagai tim yang
sesungguhnya. Isu-isu pokok yang ditangani tim ini mencakup upaya
mengidentifikasi tujuan dan nilai-nilai yang kondusif, memfasilitasi
pelaksanaan pekerjaan orang lain, atau koordinasi kegiatan antar unit kerja.
Proses pembinaan tim berlangsung melalui tahapan pengenalan masalah
atau peluang, pengumpulan dan analisis data, penyusunan rencana tindakan,
pelaksanaan tindakan, dan penilaian hasil. Proses ini seyogianya
dilaksanakan secara kolaboratif.
Pembinaan tim bermanfaat untuk mentransfomasi rasa memiliki tujuan
bersama menjadi tujuan kinerja yang spesifik, membangun kerja sama di
antara anggota tim dengan menumbuhkan rasa saling percaya, menghormati,
mendorong, dan menghargai kontribusi anggota lain, mengembangkan
bauran keterampilan yang pas untuk menghasilkan kinerja unggul,
meningkatkan kreativitas dalam berkinerja, dan memperjelas nilai- nilai inti
sebagai pedoman untuk mengarahkan perilaku anggota.
ModulPelatihanPPIH2017 22
4. Kerjasama dalam membangun tim yang efektif pada PPIH
Kerja sama dalam membangun tim efektif pada penyelenggaraan ibadah
haji di Arab Saudi dapat dilakukan dengan melalui pendekatan
pengembangan pemahaman akan manfaat membangun tim dinamis,
membangun kebersamaan dan membangun fanatisme serta kebanggaan
Tim.
Team building yang dilakukan secara benar dan berkesinambungan akan
memberikan hasil perubahan yang seringkali jauh lebih baik dari dugaan
semula.
Manfaat atau hasil yang dirasakan yaitu:
a. Bagi pimpinan tim /kelompok:
• Pimpinan tim akan menjadi lebih kuat dan lebih efektif
• Pimpinan tim mampu menyesuaikan gaya kepimimpinannya, dengan
lebih memperhatikan kepentingan dan tanggung jawab kelompok
dibandingkan kepentingan pribadi
• Terdapat apresiasi yang lebih besar dari pimpinan tim terhadap
kebutuhan anggota tim dan bagian-bagian dalam tim.
• Pimpinan menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi secara langsung
kepada anggota tim sehingga terjadi hubungan pengertian yang lebih
baik antara pimpinan dan anggota tim.
• Pimpinan tim memiliki inisiatif untuk lebih memahami prakasa
anggotanya.
• Pimpinan mempunyai komitmen yang lebih tinggi terhadap sasaran
kerja dan memiliki harapan yang lebih besar.
b. Bagi individu anggota tim /kelompok :
• Sebagian besar individu memiliki pendekatan yang lebih persuasif,
toleransi menjadi lebih tinggi dan memiliki kepercayaan untuk
mengajukan argumentasi tanpa terikat oleh hirarki.
• Komunikasi dan dialog antar sesama anggota kelompok menjadi lebih
bebas dan terbuka, yang selama ini menjadi salah satu hambatan
utama dalam perkembangan kelompok.
• Terdapat “ruang“ yang lebih terbuka untuk mengakui beberapa
kelemahan-kelemahan pribadi, bahkan kadangkala tidak jarang yang
ModulPelatihanPPIH2017 23
mengundurkan diri karena kesadaran diri (ini bukan penyelesaian yang
diharapkan).
• Banyak masalah antar pribadi sesama anggota tim/kelompok yang
selama ini mengganjal dapat dipecahkan dengan lebih mudah karena
keterbukaan semua anggota tim.
c. Bagi pelaksanaan kerja tim/kelompok :
• Pertemuan tim/kelompok menjadi lebih terstruktur dan efektif.
• Hasil yang diperoleh lebih dapat diterima dan terdistribusi dengan baik
kepada sesama peserta.
• Terjadi perbaikan kerja dalam mencapai sasaran, peningkatan
kemampuan dalam mengevaluasi individu dan kelompok dengan cara
yang lebih profesional.
• Tingkat komunikasi dalam dan antar kelompok menjadi lebih
komprehensif dan efektif, walaupun dalam kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan.
• Komitmen yang lebih kuat terhadap sasaran-sasaran baru.
• Terciptanya otonomi yang lebih besar pada tingkat manajer.
• Lebih banyak waktu digunakan untuk bekerja sama dengan kolega dan
bekerja sama dalam mencapai tujuan.
Mengapa ada Tim yang mampu bertahan lama dan ada yang tidak dapat
bertahan lama? Apabila berbicara tentang Tim, maka ada Tim yang dapat
mencapai suatu prestasi yang tinggi, namun juga ada yang hanya bertahan
beberapa hari saja. Untuk itu maka diperlukan suatu usaha bersama secara
optimal untuk menciptakan Tim yang dinamis.
Tim dinamis adalah Tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi dengan
memanfaatkan segala energi yang ada dalam Tim tersebut untuk
menghasilkan sesuatu. Tim dinamis merupakan Tim yang penuh dengan rasa
percaya diri, Tim yang para anggotanya menyadari kekuatan dan
kelemahannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Untuk mencapai tim dinamis seperti yang diuraikan di atas maka
sebaiknya setiap anggota hendaknya menyadari dan memahami akan
manfaat tim dinamis seperti berikut:
ModulPelatihanPPIH2017 24
a. Beroperasi secara kreatif
Dalam pelaksanaan kerja Tim sangat kreatif dan dinamis dengan
memperhitungkan resiko yang ada dan selalu mencoba cara berbeda dalam
melakukan sesuatu. Mereka tidak takut menghadapi kegagalan-kegagalan
dan selalu mencari-cari peluang untuk mengimplementasi-kan tehnik yang
baru.
b. Memfokuskan pada hasil
Tim yang dinamis mampu menghasilkan melampaui kemampuan jumlah
individu yang menjadi anggotanya. Para anggota Tim secara terus menerus
memenuhi komitmen waktu, anggaran, produktivitas dan mutu. "Produktivitas
Optimum" merupakan tujuan bersama.
c. Memperjelas peran dan tanggung jawab
Peran dan tanggung jawab anggota Tim jelas. Setiap anggota Tim
mengetahui dengan jelas apa yang di¬harapkan dari dirinya, dan mengetahui
dengan jelas peran temannya dalam Tim. Tim yang dinamis selalu
memperbaharui peran dan tanggung jawab anggotanya sesuai dengan
perubahan tuntutan, sasaran dan teknologi.
d. Diorganisasikan dengan baik
Tim dinamis menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik,
menetapkan prosedur secara jelas serta kebijakan dengan jelas, Tim juga
menginventarisir jenis ketrampilan yang dimiliki oleh para anggota Timnya.
e. Dibangun diatas kekuatan individu
Kompetensi individu sangat diperhatikan, sehingga pimpinan Tim
memahami betul kekuatan dan kelemahan anggota Timnya. Pimpinan Tim
sangat memperhatikan bagaimana memberdayakan Timnya, sehingga dalam
pemberdayaan disesuaikan dengan kompetensi masing–masing anggota Tim.
f. Saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain
Dalam Tim yang dinamis kepemimpinan dibagi diantara para¬
anggotanya. Dalam hal ini tidak ada pimpinan yang mutlak. Setiap anggota
Tim memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi Pimpinan Tim manakala
dibutuhkan.
ModulPelatihanPPIH2017 25
g. Mengembangkan iklim Tim
Tim yang berkinerja tinggi memiliki anggota yang secara antusias bekerja
bersama dengan tingkat keterlibatan dan energi kelompok yang tinggi
(bersinergi).
h. Menyelesaikan ketidak sepakatan
Perbedaan persepsi dan ketidak sepakatan akan terjadi dalam setiap Tim.
Tim dinamis menganggap bahwa konflik merupakan suatu wahana untuk
pembelajaran hal-hal yang lebih positif. Segala konflik akan diselesaikan
dengan pendekatan secara terbuka dengan teknik kolaborasi.
i. Berkomunikasi secara terbuka
Pembicaraannya secara “asersi” yakni bicara yang lugas, jujur tetapi tidak
melukai pihak lain. Masing-masing anggota kelompok saling memberi dan
menerima saran dari anggota kelompok yang lain, komunikasi dilakukan
secara timbal balik dan selalu berpikir untuk kepentingan bersama.
j. Membuat keputusan secara obyektif
Dalam pemecahan masalah menggunakan pendekatan yang proaktif.
Keputusan dicapai melalui konsesus. Setiap anggota kelompok bersedia dan
mendukung keputusan tersebut. Anggota kelompok bebas mengutarakan
pendapat dan ide-idenya dan mendukung rencana yang telah ditetapkan.
k. Mengevaluasi efektifitasnya sendiri
Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk melihat
bagaimanakah pelaksanaan rencana salama ini. Penyempurnaan
dilaksanakan secara berkelanjutan dengan manajemen proaktif. Apabila
muncul masalah kinerja, mereka bisa segera memecahkannya sebelum
berkembang menjadi permasalahan yang serius.
Hakikat dan ciri organisasi PPIH Arab Saudi adalah sebagai suatu tim dan bila
dijumpai beberapa ciri-ciri sebagai berikut maka dapat menunjukkan bahwa
tim tersebut dikatakan efektif yaitu:
1. Bekerja sama dengan tujuan tertentu, sasaran yang jelas dalam
suasana saling mempercayai dan penuh percaya diri serta
mengutamakan unjuk kerja;
ModulPelatihanPPIH2017 26
2. Bersedia menerima perbedaan dan sumbangan pemikiran serta
masing-masing individu memiliki peran yang berbeda-beda;
3. Pemecahan masalah dilaksanakan secara positif tanpa melibatkan
kebencian individu;
4. Saling berbagi ilmu, pengetahuan, informasi, dan keterampilan agar
seluruh tim memiliki kemampuan yang sama.
5. Apabila terjadi perbedaan pendapat mereka akan duduk bersama dan
memecahkan permasalahan yang ada dengan kepala dingin dan
terbuka;
6. Pembagian dan pendelegasian tanggungjawab dengan orang-orang
yang bekerja secara mandiri tetapi tetap dalam kerangka kerjasama;
7. Saling berbagi dan menerima saran untuk perbaikan kinerja organisasi;
8. Seluruh anggota tim tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan tindakan
yang diperlukan, tanpa rasa takut terhadap perbedaan pendapat.
VII. RANGKUMAN
Organisasi PPIH yang memiliki kinerja dengan kualitas unggul akan dijumpai
kelompok-kelompok kerja yang berperilaku sebagai tim. Kelompok-kelompok
kerja ini merupakan kumpulan orang-orang yang kompeten yang saling
melengkapi, saling memercayai, saling menghargai, saling belajar, serta
saling mendorong dan membantu dalam semangat kebersamaan. Semboyan
kelompok-kelompok kerja seperti ini adalah TEAM yang merupakan singkatan
dari Together Everyone Achieve More (Bersama setiap orang mencapai lebih
banyak dan lebih baik). Setiap anggota memiliki PRIDE, yaitu Personal
Responsibility In Delivering Excellence (tanggung jawab pribadi untuk
memberikan yang terbaik).
ModulPelatihanPPIH2017 27
VIII. DAFTAR PUSTAKA :
1. Richard Y. Chang (terjemahan 1999), Sukses Melalui Kerja
Sama Tim, Edisi kedua, Jakarta: PT. Pustaka Binaman
Presindo, PT. Gramedia.
2. Robin, Stephen P. (terjemahan 1996), Perilaku Organisasi:
Konsep, Kontroversi, dan Aplikasi, Jakarta: PT.
Prenhallindo.
3. Free Management Library, Basics of Team Building,
http://www.manage menthelp.org/
4. Nelson, Nicky, Effective Team Building, http: // www.
teambuildingtips.com / articles/effectiveteam.html
5. Traut, Terence, Characteris tics of High Performance Teams
http://www. Team
buildingtips.com/articles/effectiveteam.html.
6. Schemerhorn, Jr., John R., Hunt, James G., and Orsborn,
Richard N. (1994), Managing Organizational Behavior, fifth
edition, New York: John Wiley & Son

More Related Content

What's hot

PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanRiski Eka
 
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan Yodhia Antariksa
 
Presentasi motivasi diri
Presentasi motivasi diriPresentasi motivasi diri
Presentasi motivasi diriRona Binham
 
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaanProposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaanYan Thea
 
Kelompok Kerja dan Komunikasi Dalam Organisasi
Kelompok Kerja dan Komunikasi Dalam OrganisasiKelompok Kerja dan Komunikasi Dalam Organisasi
Kelompok Kerja dan Komunikasi Dalam OrganisasiSatya Pranata
 
TATA CARA PENYUSUNAN TOR
TATA CARA PENYUSUNAN TORTATA CARA PENYUSUNAN TOR
TATA CARA PENYUSUNAN TORJoko Riswanto
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
Manajemen Konflik
Manajemen KonflikManajemen Konflik
Manajemen Konflikdmaiia
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahrickygunawan84
 
Bab 2 nilai nilai dan prinsip anti korupsi
Bab 2 nilai nilai dan prinsip anti korupsiBab 2 nilai nilai dan prinsip anti korupsi
Bab 2 nilai nilai dan prinsip anti korupsinatal kristiono
 
Leadership & Teamwork
Leadership & TeamworkLeadership & Teamwork
Leadership & TeamworkEval Wari
 

What's hot (20)

Lingkungan kerja
Lingkungan kerjaLingkungan kerja
Lingkungan kerja
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi Kesehatan
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Materi case control
Materi case controlMateri case control
Materi case control
 
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
 
Presentasi motivasi diri
Presentasi motivasi diriPresentasi motivasi diri
Presentasi motivasi diri
 
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaanProposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
 
Pestisida
PestisidaPestisida
Pestisida
 
Kelompok Kerja dan Komunikasi Dalam Organisasi
Kelompok Kerja dan Komunikasi Dalam OrganisasiKelompok Kerja dan Komunikasi Dalam Organisasi
Kelompok Kerja dan Komunikasi Dalam Organisasi
 
TATA CARA PENYUSUNAN TOR
TATA CARA PENYUSUNAN TORTATA CARA PENYUSUNAN TOR
TATA CARA PENYUSUNAN TOR
 
Komunikasi efektif
Komunikasi efektifKomunikasi efektif
Komunikasi efektif
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Komunikasi efektif
Komunikasi efektifKomunikasi efektif
Komunikasi efektif
 
P3K
P3KP3K
P3K
 
Ppt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasiPpt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasi
 
Manajemen Konflik
Manajemen KonflikManajemen Konflik
Manajemen Konflik
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
Bab 2 nilai nilai dan prinsip anti korupsi
Bab 2 nilai nilai dan prinsip anti korupsiBab 2 nilai nilai dan prinsip anti korupsi
Bab 2 nilai nilai dan prinsip anti korupsi
 
Leadership & Teamwork
Leadership & TeamworkLeadership & Teamwork
Leadership & Teamwork
 
Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3
 

Similar to KERJASAMA TIM

2 Komunitas Belajar dalam Sekolah.pptx
2 Komunitas Belajar dalam Sekolah.pptx2 Komunitas Belajar dalam Sekolah.pptx
2 Komunitas Belajar dalam Sekolah.pptxYobiRepaOktapiana
 
Slide Pemandu Lokakarya 4_Coaching-2024 (1) [Autosaved].pptx
Slide Pemandu Lokakarya 4_Coaching-2024 (1) [Autosaved].pptxSlide Pemandu Lokakarya 4_Coaching-2024 (1) [Autosaved].pptx
Slide Pemandu Lokakarya 4_Coaching-2024 (1) [Autosaved].pptxAgungBudiSedayu
 
2.modul komunikasi efektif ppih new
2.modul komunikasi efektif ppih new2.modul komunikasi efektif ppih new
2.modul komunikasi efektif ppih newrickygunawan84
 
Training & Development
Training & DevelopmentTraining & Development
Training & DevelopmentAsti Aulia
 
Understanding group and team
Understanding group and teamUnderstanding group and team
Understanding group and teamDiva Syachrani
 
Koneksi antar materi 2.3.pdf
Koneksi antar materi 2.3.pdfKoneksi antar materi 2.3.pdf
Koneksi antar materi 2.3.pdfnurhayani561
 
Bekerjasama dengan tim (rm)
Bekerjasama dengan tim (rm)Bekerjasama dengan tim (rm)
Bekerjasama dengan tim (rm)Insan Al-fasiry
 
Inovasi pembelajaran fisika kolabaratif
Inovasi pembelajaran fisika kolabaratifInovasi pembelajaran fisika kolabaratif
Inovasi pembelajaran fisika kolabaratifAjeng Rizki Rahmawati
 
Komuniti Pembelajaran Profesional : Peer Coaching
Komuniti Pembelajaran Profesional : Peer CoachingKomuniti Pembelajaran Profesional : Peer Coaching
Komuniti Pembelajaran Profesional : Peer CoachingMokhzani Fadir
 
Peer coaching haini 2 terjemahan-edited1
Peer coaching haini 2 terjemahan-edited1Peer coaching haini 2 terjemahan-edited1
Peer coaching haini 2 terjemahan-edited1Boss
 
Bahan Tayang Lokakarya 04 PGP_Penguatan Praktik Coaching.pptx
Bahan Tayang Lokakarya 04 PGP_Penguatan Praktik Coaching.pptxBahan Tayang Lokakarya 04 PGP_Penguatan Praktik Coaching.pptx
Bahan Tayang Lokakarya 04 PGP_Penguatan Praktik Coaching.pptxMuhammadArifSoebroto
 
Tugas achievement motivation outbond psychology PIO
Tugas achievement motivation outbond psychology PIOTugas achievement motivation outbond psychology PIO
Tugas achievement motivation outbond psychology PIOEky Yohana
 
Makalah bkp dan kkp
Makalah bkp dan kkpMakalah bkp dan kkp
Makalah bkp dan kkpPENJAGA HATI
 

Similar to KERJASAMA TIM (20)

2 Komunitas Belajar dalam Sekolah.pptx
2 Komunitas Belajar dalam Sekolah.pptx2 Komunitas Belajar dalam Sekolah.pptx
2 Komunitas Belajar dalam Sekolah.pptx
 
Grup dan tim
Grup dan timGrup dan tim
Grup dan tim
 
Slide Pemandu Lokakarya 4_Coaching-2024 (1) [Autosaved].pptx
Slide Pemandu Lokakarya 4_Coaching-2024 (1) [Autosaved].pptxSlide Pemandu Lokakarya 4_Coaching-2024 (1) [Autosaved].pptx
Slide Pemandu Lokakarya 4_Coaching-2024 (1) [Autosaved].pptx
 
Modul ii
Modul iiModul ii
Modul ii
 
2.modul komunikasi efektif ppih new
2.modul komunikasi efektif ppih new2.modul komunikasi efektif ppih new
2.modul komunikasi efektif ppih new
 
Tugas ye.pptx
Tugas ye.pptxTugas ye.pptx
Tugas ye.pptx
 
Training & Development
Training & DevelopmentTraining & Development
Training & Development
 
TS25 MODUL 4.3.pptx
TS25 MODUL 4.3.pptxTS25 MODUL 4.3.pptx
TS25 MODUL 4.3.pptx
 
Understanding group and team
Understanding group and teamUnderstanding group and team
Understanding group and team
 
Koneksi antar materi 2.3.pdf
Koneksi antar materi 2.3.pdfKoneksi antar materi 2.3.pdf
Koneksi antar materi 2.3.pdf
 
Bekerjasama dengan tim (rm)
Bekerjasama dengan tim (rm)Bekerjasama dengan tim (rm)
Bekerjasama dengan tim (rm)
 
Inovasi pembelajaran fisika kolabaratif
Inovasi pembelajaran fisika kolabaratifInovasi pembelajaran fisika kolabaratif
Inovasi pembelajaran fisika kolabaratif
 
Komuniti Pembelajaran Profesional : Peer Coaching
Komuniti Pembelajaran Profesional : Peer CoachingKomuniti Pembelajaran Profesional : Peer Coaching
Komuniti Pembelajaran Profesional : Peer Coaching
 
Peer coaching haini 2 terjemahan-edited1
Peer coaching haini 2 terjemahan-edited1Peer coaching haini 2 terjemahan-edited1
Peer coaching haini 2 terjemahan-edited1
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
KERJA SAMA TIM.ppt
KERJA SAMA TIM.pptKERJA SAMA TIM.ppt
KERJA SAMA TIM.ppt
 
Bahan Tayang Lokakarya 04 PGP_Penguatan Praktik Coaching.pptx
Bahan Tayang Lokakarya 04 PGP_Penguatan Praktik Coaching.pptxBahan Tayang Lokakarya 04 PGP_Penguatan Praktik Coaching.pptx
Bahan Tayang Lokakarya 04 PGP_Penguatan Praktik Coaching.pptx
 
Rpp ketenagakerjaan 2
Rpp ketenagakerjaan 2Rpp ketenagakerjaan 2
Rpp ketenagakerjaan 2
 
Tugas achievement motivation outbond psychology PIO
Tugas achievement motivation outbond psychology PIOTugas achievement motivation outbond psychology PIO
Tugas achievement motivation outbond psychology PIO
 
Makalah bkp dan kkp
Makalah bkp dan kkpMakalah bkp dan kkp
Makalah bkp dan kkp
 

More from rickygunawan84

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiahrickygunawan84
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kustarickygunawan84
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkrickygunawan84
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh rickygunawan84
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadarrickygunawan84
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessmentrickygunawan84
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisirickygunawan84
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)rickygunawan84
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyarickygunawan84
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingrickygunawan84
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanrickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...rickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...rickygunawan84
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)rickygunawan84
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)rickygunawan84
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)rickygunawan84
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)rickygunawan84
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...rickygunawan84
 

More from rickygunawan84 (20)

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
 
Lo ko mpor
Lo ko mporLo ko mpor
Lo ko mpor
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmk
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessment
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
 
Review pb2 supervisi
Review   pb2 supervisiReview   pb2 supervisi
Review pb2 supervisi
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnya
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
 

Recently uploaded

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

KERJASAMA TIM

  • 1. ModulPelatihanPPIH2017 1 KERJASAMA TIM I. DESKRIPSI SINGKAT Membangun kelompok kerja yang berperilaku sebagai tim yang solid, tidaklah sesederhana seperti yang diperkirakan. Sebagai contoh, membangun tim sepak bola sepertinya pekerjaan gampang, tinggal mengumpulkan sejumlah orang untuk membentuk kesebelasan. Dalam kenyataan, betapapun hebatnya kemahiran setiap pemain mengolah bola, kontribusinya tidak akan signifikan jika tidak mampu menyumbang bagi tujuan tim, terciptanya gol kemenangan. Demikian juga halnya dalam kehidupan suatu organisasi. Kelompok kerja yang para anggotanya tidak mau dan tidak mampu bekerja sama dengan baik tidak akan berkinerja unggul. Kelompok kerja seperti ini disfungsional karena sama sekali tidak produktif dengan kinerja di bawah standar. Kelompok kerja seperti ini bukan aset organisasi yang berharga, tetapi kelompok pecundang yang merupakan masalah bagi organisasi. Membentuk kelompok kerja pada PPIH Arab Saudi yang berfungsi sebagai tim yang anggotanya bersinergi dengan baik adalah suatu upaya serius. Sebuah tim yang bersinergi secara produktif adalah sekelompok orang yang bekerja sama dengan kontribusi masing-masing untuk mencapai hasil satu atau beberapa tingkat tingkat lebih baik dari kelompok yang bukan tim. Dalam modul ini akan dibahas mengenai perbedaan tim dan kelompok, strategi kerja sama tim, hambatan dalam kerja sama tim dan kerja sama tim pada pelaksanaan kegiatan PPIH Arab Saudi. Semoga dengan mempelajari modul ini para pembaca / peserta pelatihan mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya dalam melakukan kerja sama tim. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan kerjasama tim.
  • 2. ModulPelatihanPPIH2017 2 B. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan perbedaan tim dan kelompok 2. Menjelaskan strategi kerja sama tim 3. Menjelaskan hambatan dalam kerja sama tim 4. Melakukan kerja sama tim. III. POKOK BAHASAN Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan-pokok bahasan sebagai berikut yaitu : Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan: 1. Perbedaan tim dan kelompok 2. Strategi kerja sama tim 3. Hambatan dalam kerja sama tim 4. Kerja sama tim. IV. BAHAN BELAJAR 1. Modul kerja sama tim 2. Panduan diskusi kelompok. 3. Panduan permainan / games. V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Jumlah jam pelajaran yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 6 jam pelajaran (T= 1 jpl, P= 5 jpl, PL= 0 jpl) @45 menit. Untuk mempermudah proses pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, maka perlu disusun langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran 1. Kegiatan Fasilitator a) Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas b) Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan hangat.
  • 3. ModulPelatihanPPIH2017 3 c) Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan memperkenalkan diri, Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan. d) Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang kerja sama tim dalam pelaksanaan PPIH Arab Saudi dengan metode curah pendapat (brainstorming). e) Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran tentang materi mengenai perbedaan tim dan kelompok, strategi kerja sama tim, hambatan dalam kerja sama tim dan kerja sama tim pada pelaksanaan PPIH Arab Saudi yang disampaikan dengan menggunakan bahan tayang (slide power point). 2. Kegiatan Peserta a) Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan. b) Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator. c) Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. d) Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang belum jelas dan perlu diklarifikasi. Langkah 2 : Review pokok bahasan 1. Kegiatan Fasilitator a) Menyampaikan Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan dari materi awal sampai dengan materi terakhir secara garis besar dalam waktu yang singkat b) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang masih belum jelas. c) Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan oleh peserta 2. Kegiatan Peserta a) Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap penting. b) Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan kesempatan yang diberikan. c) Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator.
  • 4. ModulPelatihanPPIH2017 4 Langkah 3 : Pendalaman pokok bahasan. 1. Kegiatan Fasilitator a) Meminta kelas dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai latar belakang pendidikan dan setiap kelompok akan diberikan tugas diskusi kelompok. b) Menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan penyaji. c) Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil dikusi untuk dipresentasikan. d) Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses diskusi. e) Memberikan satu simulasi tentang kerja sama tim dalam pelaksanaan PPIH Arab Saudi pada kesempatan penugasan. 2. Kegiatan Peserta a) Membentuk kelompok diskusi dan memilih ketua, sekretaris dan penyaji. b) Mendengar, mencatat dan bertanya terhadap hal-hal yang kurang jelas kepada fasilitator. c) Melakukan proses diskusi sesuai dengan pokok bahasan / sub pokok bahasan yang ditugaskan fasilitator dan menuliskan hasil dikusi pada kertas flipchart untuk dipresentasikan. d) Mengikuti simulasi yang diberikan oleh fasilitator secara proaktif. Langkah 4 : Penyajian dan pembahasan hasil pendalaman pokok bahasan 1. Kegiatan Fasilitator a) Dari masing-masing kelompok diminta untuk melakukan presentasi dari hasil diskusi yang telah dilakukan sebelumnya. b) Memimpin proses tanggapan (tanya jawab) c) Memberikan masukan-masukan dari hasil diskusi. d) Memberikan klarifikasi dari pertanyaan-pertanyaan yang belum dimengerti jawabannya e) Merangkum hasil diskusi f) Melakukan refleksi simulasi yang telah dilakukan oleh peserta.
  • 5. ModulPelatihanPPIH2017 5 2. Kegiatan Peserta a) Mengikuti proses penyajian kelas b) Berperan aktif dalam proses tanya jawab yang dipimpin oleh fasilitator c) Bersama dengan fasilitator merangkum hasil presentasi dari masing – masing pokok bahasan yang telah dipresentasikan dengan baik. d) Ikut serta dalam refleksi simulasi yang sudah dilakukan sebelumnya. Langkah 5 : Rangkuman dan evaluasi hasil belajar 1. Kegiatan Fasilitator a) Mengadakan evaluasi dengan melemparkan 3 pertanyaan sesuai topik pokok bahasan secara acak kepada peserta. b) Memperjelas jawaban peserta terhadap masing – masing pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya. c) Bersama peserta merangkum poin-poin penting dari hasil proses pembelajaran tentang kerja sama tim dalam pelaksanaan PPIH Arab Saudi. d) Membuat kesimpulan dapat dilakukan sendiri oleh fasilitator atau secara bersama-sama dengan mengajak peserta untuk menyimpulkan 2. Kegiatan Peserta a. Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator. b. Bersama fasilitator merangkum hasil proses pembelajaran kerja sama tim dalam pelaksanaan PPIH Arab Saudi. VI. URAIAN MATERI Didalam suatu organisasi, setiap anggota dari kelompok-kelompok kerja bersinergi dengan baik menutupi kekurangan dan menyumbangkan kelebihan masing-masing untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama. Dalam kelompok yang dapat disebut sebagai tim tidak ada “aku,” yang ada adalah “kami” (there is no I in team). Dengan demikian, sejumlah orang yang bekerja bersama tidak selalu dapat dikatakan sebagai tim. Orang-orang di sebuah organisasi dapat saja bekerja bersama dalam kelompok-kelompok kerja, tetapi kontribusinya kemungkinan tidak relevan dan bahkan boleh jadi
  • 6. ModulPelatihanPPIH2017 6 tidak signifikan. Mereka tampak seperti kelompok kerja, tetapi bekerja bagi tujuan masing-masing yang tidak sejalan dengan tujuan kelompok. Membentuk kelompok kerja didalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang berfungsi sebagai tim dimana setiap anggotanya bersinergi dengan baik merupakan suatu upaya yang serius. Seperti yang telah dikemukakan, bahwa sebuah tim bukan hanya sekadar sekumpulan orang yang berkelompok dan bekerja bersama mencapai suatu tujuan dalam suatu organisasi, namun sebuah tim yang bersinergi secara produktif adalah sekelompok orang yang bekerja sama dengan memberikan kontribusi masing- masing untuk mencapai hasil satu atau beberapa tingkat lebih baik dari kelompok yang bukan tim. Didalam PPIH yang memiliki kinerja dengan kualitas unggul akan terdapat kelompok-kelompok kerja yang berperilaku sebagai tim. Kelompok- kelompok kerja ini adalah kumpulan orang-orang yang kompeten yang saling melengkapi, saling mempercayai, saling menghargai, saling belajar, serta saling mendorong dan membantu dalam semangat kebersamaan. Semboyan kelompok-kelompok kerja seperti ini adalah TEAM yang merupakan singkatan dari Together Everyone Achieve More (Bersama setiap orang mencapai lebih banyak dan lebih baik). Setiap anggota memiliki PRIDE, yaitu Personal Responsibility In Delivering Excellence (tanggung jawab pribadi untuk memberikan yang terbaik). 1. Perbedaan Tim dan Kelompok a. Pengertian tim yg efektif. Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Tim pada dasarnya adalah sekelompok orang dengan keahlian yang saling melengkapi yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang anggotanya secara pribadi bertanggung gugat untuk memberikan yang terbaik.
  • 7. ModulPelatihanPPIH2017 7 b. Faktor yang membedakan antara kelompok dan tim. Kelompok adalah sekumpulan orang yang berhubungan satu sama lain secara regular untuk mencapai tujuan atau kepentingan bersama. Dalam organisasi, Anda berfungsi dalam kelompok-kelompok kerja, apakah itu kelompok kerja formal yang tampak dalam bagan organisasi atau kelompok kerja yang dibentuk dalam semasa (temporer) untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Selain itu, dalam kehidupan kerja, Anda juga berhubungan dengan sekelompok orang yang Anda sukai dan kemudian membentuk kelompok-kelompok dengan kepentingan atau minat yang sama. Kelompok seperti ini terbentuk secara alami dari dorongan Tim pada dasarnya adalah sekelompok orang dengan keahlian yang saling melengkapi yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang anggotanya secara pribadi bertanggung gugat untuk memberikan yang terbaik. Macam-macam kelompok: a) Kelompok Formal Kelompok formal adalah kelompok yang sengaja dibentuk untuk melaksanakan tugas dan fungsi organisasi dengan kewenangan masing-masing. Kelompok formal menjadi bagian penting dalam kehidupan organisasi dalam melaksanakan misi untuk mencapai visinya. Kelompok-kelompok ini dibentuk sebagai penerapan dari prinsip pembagian habis pekerjaan. Kelompok formal bersifat struktural dan hierarkis dengan struktur kewenangan dan tanggung jawab mengikuti hierarki organisasi. Bergantung pada tujuannya, kelompok formal dapat bersifat permanen dan dapat pula bersifat temporer. Kelompok formal yang bersifat permanen adalah kelompok kerja yang terbentuk sebagai penerapan dari prinsip pembagian habis pekerjaan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Kelompok ini dapat juga diacu sebagai kelompok komando yang tercantum dalam bagan organisasi sesuai dengan nomenklatur yang telah ditetapkan.
  • 8. ModulPelatihanPPIH2017 8 Misalnya, direktorat, pusat, biro, bagian, bidang, divisi, seksi, atau subidang dan subbagian, dan seterusnya. Anggota kelompok ini melapor langsung kepada atasan masing-masing sesuai dengan hierarki kewenangan dalam struktur organisasi. b) Kelompok Tugas Kelompok tugas adalah Kelompok formal yang tidak permanen atau disebut juga kelompok formal temporer (semasa) yang sengaja dibentuk oleh pihak yang berwenang untuk melaksanakan tugas tertentu dalam waktu tertentu. Kelompok ini bersifat temporer karena bekerja dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Kelompok kerja ini bubar setelah menyelesaikan tugasnya. Atau kelompok ini dapat juga dibubarkan karena alasan tertentu, meskipun belum menyelesaikan tugas yang diberikan. Dengan demikian, kelompok ini lebih fleksibel dibandingkan dengan kelompok formal. Kelompok ini biasanya disebut dengan panitia, komite, satuan tugas, dan sebagainya. c) Kelompok Informal Selain kelompok formal, dalam organisasi terdapat juga kelompok informal. Kelompok ini terbentuk begitu saja berdasarkan pertemanan, kepentingan, atau minat pegawai. Jika kelompok formal umumnya tampak dalam bagan organisasi, tidak demikian halnya dengan kelompok informal sekalipun kelompok ini dalam kenyataan ada. Kelompok ini sangat penting artinya dalam kehidupan organisasi karena potensinya mempengaruhi kinerja organisasi. Selain pembagian dengan cara tersebut di atas, kelompok dalam organisasi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu, utamanya kinerjanya. Dengan cara ini, kita dapat mengidentifikasi adanya kelompok disfungsional, kelompok fungsional, dan kelompok produktif. d) Kelompok Disfungsional
  • 9. ModulPelatihanPPIH2017 9 Kelompok ini terdiri atas sejumlah individu yang melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing. Dari namanya saja, kelompok ini jelas tidak berfungsi dengan baik. Para anggota cenderung berfungsi sesuai dengan kepentingan masing-masing sekalipun mereka terhimpun dalam kelompok kerja yang dibentuk secara formal. Hubungan antar anggota dalam kelompok ini lebih pada hubungan kerja yang sifatnya formal struktural dan miskin komunikasi interpersonal. Akibatnya tidak tampak adanya kesadaran sebagai anggota kelompok dan mudah timbul kecurigaan satu sama lain dan saling menyalahkan di antara anggota. Kelompok tidak memiliki ukuran pencapaian kinerja yang jelas atau andaipun ada tidak tampak adanya keterikatan untuk bekerja sama. Dalam melakukan kegiatan lebih pada sama-sama bekerja, bukan bekerja sama. e) Kelompok Fungsional Kelompok ini terdiri atas orang-orang yang mempunyai hubungan tertentu yang membuat mereka saling bergantung satu sama lain dalam ukuran-ukuran yang bermakna. Kelompok ini lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang disfungsional. Meskipun hubungan antaranggota dalam kelompok ini lebih pada hubungan kerja yang sifatnya formal struktural, sudah tampak adanya keterikatan untuk bekerja sama. Dalam kelompok ini dalam kadar tertentu telah ada kesadaran kelompok sebagai anggota, kesamaan tujuan atau sasaran, serta keterikatan pemenuhan kebutuhan untuk mencapai tujuan. Anggota kelompok berinteraksi dengan cukup baik dengan anggota lainnya. Sekalipun demikian, hasil kinerja kelompok masih dalam kategori standar. f) Kelompok Produktif Ini adalah jenis kelompok pada tingkat lanjut, yaitu kelompok yang berfungsi secara efektif dan efisien. Dalam kelompok ini terhimpun sejumlah orang yang berorientasi pada kesamaan tujuan yang berkualitas unggul, kompak, serta dinaungi oleh nilai-nilaiperilaku
  • 10. ModulPelatihanPPIH2017 10 yang jelas dan mengikat. Semua anggota mempunyai kualitas kompetensi dan integritas yang kurang lebih seimbang. Semangat pembelajaran di antara anggota kelompok sangat tinggi demi mencapai keberhasilan dan keunggulan bersama. Kelompok ini tidak lagi sekadar bekerja bersama, tetapi telah sampai pada taraf bekerja sama. Kinerja kelompok produktif di atas standar kinerja yang ditetapkan organisasi. Dalam kelompok yang produktif, para anggota berperilaku sebagai sebuah tim. Ada keterikatan yang kuat untuk mengusung kebersamaan sehingga dalam kelompok ini tidak ada ”aku” yang ada adalah ”kami.” Bersama setiap orang mencapai lebih banyak dan lebih baik (together everyone achieve more). Prinsip yang diusung teguh adalah empati, keterbukaan, penghargaan, dan kebersamaan. Setiap anggota memiliki tanggung jawab pribadi untuk memberikan yang terbaik (PRIDE: personal responsibility in delivering excellence). Keunggulan hasil kelompok menjadi target dan ikrar bersama, sehingga satu dengan lain anggota saling berempati, terbuka, dan menghargai dalam semangat kebersamaan. 2. Strategi kerja sama tim Konflik akan selalu terjadi dan konflik dalam kelompok atau organisasi tidak dapat dihindari. Manajemen konflik pada dasarnya adalah upaya untuk menangani konflik dengan tujuan membuahkan hasil yang konstruktif ketimbang yang destruktif. Hal ini sangat pentng bagi keberhasilan organisasi. Proses manajemen konflik ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Penting ditekankan bahwa tujuannya adalah resolusi konflik yang sesungguhnya, yaitu situasi di mana sebab sesungguhnya yang menimbulkan konflik dapat ditiadakan. Konflik dapat ditanggulangi secara tidak langsung dan dapat pula secara langsung yang dijelaskan. a. Pendekatan Langsung Pendekatan ini dapat mencakup yang berikut: memfokuskan anggota pada tujuan yang sama, penerusan konflik secara hierarkis, desain ulang organisasi, dan pembentukan sikap.
  • 11. ModulPelatihanPPIH2017 11 ➢ Cara pertama adalah dengan memfokuskan perhatian anggota pada tujuan bersama. Cara ini dapat dilakukan dengan menimbulkan kesadaran bahwa para anggota saling bergantung untuk mencapai tujuan bersama. Anggota diingatkan bahwa mereka secara pribadi bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik. ➢ Cara kedua adalah melaporkan konflik yang terjadi ke pimpinan tingkat atas dan meminta arahan atasan untuk menanggulangi konflik itu. Cara ini sering efektif jika resolusi itu bersifat definitif. Namun, jika konflik itu parah dan berulang, maka arahan atasan bukanlah resolusi yang baik karena sumber konflik masih mengendap. ➢ Cara ketiga adalah dengan mendesain ulang organisasi. Jika organisasi didesain sedemikian rupa sehingga hubungan kerja antarunit/kelompok kerja relatif sedikit, maka konflik cenderung sedikit. Tidak demikian halnya jika antar unit kerja sangat bergantung satu sama lain untuk berkinerja dengan baik. ➢ Cara keempat adalah pembentukan sikap. Dalam beberapa situasi, konflik dikelola secara sederhana melalui rutinitas perilaku yang menjadi bagian dari budaya organisasi. Hal ini kemudian menjadi ritual yang mendorong pihak-pihak yang berkonflik untuk menyalurkan perasaan mereka secara terkendali dan untuk menyadari bahwa mereka sebenarnya saling membutuhkan dalam konteks yang lebih besar. b. Pendekatan Tidak Langsung Pendekatan yang umum dikenal dalam pendekatan ini adalah resolusi konflik kalah-kalah (lose-lose), resolusi konflik menang-kalah (win-lose), dan resolusi konflik menang-menang (win-win). Penjelasannya diuraikan berikut ini : ➢ Konflik kalah-kalah (lose-lose). Situasi ini terjadi jika tidak ada satu pihak pun memperoleh yang diinginkan. Tidak seorangpun mendapatkan apa yang sesungguhnya mereka inginkan. Sebab munculnya konflik tidak pernah teridentifikasi dan tidak tertanggulangi. Dalam hal ini kemungkinan potensi berulangnya konflik yang sama sangat besar.
  • 12. ModulPelatihanPPIH2017 12 Situasi ini terjadi jika konflik ditanggulangi dengan cara menghindari, mengakomodasi atau melunakkan, dan berkompromi. ➢ Konflik menang-kalah (win-lose). Dalam situasi ini, ada pihak yang menang dan ada yang kalah. Ini dapat terjadi melalui kompetisi di mana kemenangan diperoleh melalui kekuatan, keterampilan, atau dominasi. Atau dapat juga terjadi di mana kemenangan diperoleh atas perintah dari pihak yang berwenang (atasan). Pihak yang berwenang tinggal memutuskan siapa yang berhak dan siapa yang tidak Pendekatan ini tidak mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik. ➢ Konflik menang-menang (win-win). Dalam situasi ini semua pihak memperoleh hasil yang diinginkan melalui kolaborasi dengan benar- benar mengidentifikasi sebab konflik dan menanggulanginya dengan pendekatan pemecahan masalah. Pendekatan ini merupakan pendekatan manajemen konflik yang positif dengan hasil konstruktif. c. Membangun rasa kebersamaan Tim. Manusia sebagai mahluk sosial berinteraksi satu sama lain dan kemudian membentuk kelompok-kelompok tertentu. Ada alasan tertentu kenapa orang mau bergabung dalam suatu kelompok. Alasan tersebut adalah memenuhi kebutuhan rasa aman, keinginan memperoleh status, keinginan untuk dihargai, memenuhi kebutuhan sosial, keinginan untuk memperoleh kekuasaan, dan keinginan untuk berkinerja. ➢ Rasa Aman Dalam hierarki kebutuhan, rasa aman adalah wujud kebutuhan setelah terpenuhinya kebutuhan fisiologis (sandang, pangan, dan papan). Dengan bergabung dalam suatu kelompok, orang-orang dapat mengurangi perasaan terkucil sendirian (fisik ataupsikologis). Dalam kelompok mereka merasa lebih kuat, keraguan makin kecil, dan lebih tahan terhadap ancaman dari luar. Itu sebabnya, ketika dalam kelompok orang berani melakukan apa saja yang mungkin tidak terpikirkan jika mereka sendirian.
  • 13. ModulPelatihanPPIH2017 13 ➢ Status Dengan bergabung dalam suatu kelompok, orang-orang merasa memiliki status tersendir dan mereka merasa spesial. Ini adalah kebutuhan kejiwaan yang penting untuk memenuhi ego untuk diakui keberadaannya. Para anggota merasa eksklusif seperti terlihat dalam klub-klub tertentu. Mereka merasa berbeda dan adakalanya merasa harus diperlakukan berbeda pula dari orang awam. ➢ Penghargaan Diri Kelompok dapat memberikan rasa memiliki harga diri bagi para anggotanya Artinya, selain menimbulkan memiliki perasaan berstatus, kelompok juga dapat menimbulkan perasaan berharga bagi para anggotanya. Bagi para penggemar berat grup band Slank, semboyannya boleh jadi ”aku ada karena aku Slankers.” ➢ Persahabatan Kelompok dapat menimbulkan persahabatan di antara para anggotanya. Ini adalah kebutuhan hakiki manusia sebagai mahluk sosial. Orang- orang menikmati interaksi teratur dalam kelompok dan menjalin persahabatan di antara mereka. ➢ Pengaruh Bagi orang-orang tertentu, menjadi anggota kelompok dapat berarti peluang untuk menguji pengaruh yang dimiliki. Pengaruh ini pada gilirannya dapat mengantarkannya untuk menjadi anggota khusus dengan status khusus pula. Misalnya menjadi pemimpin kelompok. ➢ Kinerja Unggul Dalam organisasi, kelompok dibentuk sebagai upaya untuk menghasilkan kinerja unggul. Untuk menghasilkan kinerja ini diperlukan sekumpulan orang yang memiliki bakat, pengetahuan, atau keahlian yang diperlukan untuk menghasilkan kinerja prima. Kita sudah mengetahui bahwa kelompok memainkan peran penting dalam organisasi, apakah itu kelompok formal atau kelompok informal. Pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi dilaksanakan oleh kelompok- kelompok kerja dalam berbagai sebutan yang lazim digunakan, apakah divisi, bagian, bidang, dan sebagainya.
  • 14. ModulPelatihanPPIH2017 14 Orang-orang dalam organisasi juga bekelompok karena persahabatan, rasa aman, atau karena keinginan untuk menjadi bagian dari orang-orang yang berbagi nilai-nilai, sikap, dan tujuan yang sama. Dari sudut pandang ini, organisasi dapat dikatakan kumpulan kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan, baik formal maupun informal. d. Membangun kebanggaan tim. Tim dinamis akan senantiasa mempertahankan prestasinya secara maksimal. Oleh karena itu mempertahankan rasa bangga sebagai Tim sangat diharapkan. Ini berarti perlu ada suatu usaha untuk memotivasi Tim secara efektif agar mampu membangun kebanggaan Tim. Faktor-faktor yang harus di perhatikan dalam pemeliharaan Tim agar anggota Tim mampu membangun kebanggaannya diantaranya sebagai berikut: ➢ “Memotivasi" anggota Tim untuk berkomitmen Dalam memotivasi, terlebih dahulu tentukan faktor-faktor apakah yang dapat mempengaruhi orang tersebut termotivasi dengan baik. Tanpa mengetahui hal tersebut proyek besarpun belum tentu merupakan faktor stimulus. Setiap individu memiliki motif yang berbeda-beda. ➢ Memotivasi anggota Tim yang tidak termotivasi Tidak setiap anggota Tim memiliki motivasi yang sama. Ada anggota Tim yang produktif, ada pula yang enggan berpartisipasi secara aktif. Untuk itu diperlukan beberapa strategi yang jitu. Strategi tersebut antara lain: (1) dapatkan nasihat dari mereka, (2) jadikan mereka guru, (3) libatkan mereka dalam presentasi dan delegasikan kepada mereka untuk menyelesaikan suatu masalah. Dalam rangka peningkatan kinerja tenaga kesehatan sebagai PPIH Arab Saudi, maka faktor kesenjangan antara pengetahuan yang telah dimiliki dan keterampilan dari tenaga kesehatan merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan. Faktor tidak langsung penyebab rendahnya kinerja petugas seringkali dikaitkan dengan kurangnya kompetensi yang dimiliki, motivasi yang rendah, beban kerja yang berlebih dan kurangnya kerja
  • 15. ModulPelatihanPPIH2017 15 sama tim. Selain itu faktor ketersediaan sarana, prasarana dan alat kesehatan yang aman dan siap pakai merupakan hal yang penting dalam mendukung peningkatan kinerja dalam pelayanan kesehatan, pembinaan dan perlindungan kepada jemaah haji sesuai dengan standar. Sehingga dalam rangka peningkatan performance Tenaga kesehatan PPIH Arab Saudi ditempat kerjanya maka disamping perlu adanya peningkatan kompetensi dari para petugas kesehatan yang bersangkutan juga diperlukan suatu kerjasama tim yang baik dalam melakukan tugas pelayanan, pembinaan dan perlindungan kepada seluruh jemaah haji Indonesia. Mengarahkan kelompok ke tingkat lebih tinggi berarti membangun sebuah tim yang antara lain memiliki ciri-ciri berikut : 1. Terdiri atas sejumlah orang berkeahlian yang yang berbagi tujuan yang sama, saling mendorong, dan memberdayakan. 2. Saling berbagi informasi untuk membangun tingkat kepercayaan dan tanggung jawab yang tinggi. 3. Menggunakan batasan yang jelas untuk menciptakan kebebasan dan tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas secara produktif. 4. Secara efektif menggunakan waktu dan bakat anggota serta kepemimpinan kelompok yang terdistribusi. 5. Mengendalikan diri dengan baik dalam pengambilan keputusan kelompok yang berkontribusi bagi kinerja yang luar biasa bagi anggota, kelompok, dan organisasi. Memiliki satu tujuan yang disepakati itulah yang membedakan suatu kelompok biasa dari tim, dan tanpa pemahaman dan komitmen terhadap tujuan itu, semua upaya lain untuk membangun kinerja yang lebih baik tidak akan banyak manfaatnya atau sama sekali tidak bermanfaat. 3. Hambatan dalam kerja sama tim Untuk mengetahui seberapa besar hambatan yang terjadi dalam sebuah kerja sama tim maka perlu diketahui bagaimana Tahapan perkembangan dari suatu tim. Perkembangan kelompok yang terdiri atas tahap
  • 16. ModulPelatihanPPIH2017 16 pembentukan (forming), tahap pancaroba (storming), tahap pembentukan norma (norming), tahap berkinerja (performing), dan tahap pembubaran (adjourning). Semua tahapan itu harus dilalui sebuah kelompok dengan ciri masing-masing yang melekat dalam setiap tahapan itu. a) Tahap Pembentukan (forming) Dalam tahap ini fokus utama adalah pada bergabungnya orang (anggota) ke dalam sebuah kelompok. Pada tahap ini orang-orang ini mengajukan pertanyaan ketika mereka saling mengidentifikasi diri dengan anggota lain dalam kelompok. Hal-hal yang mereka pikirkan misalnya “apa yang bisa saya kontribusikan dan apa balasannya bagi saya” dan sebagainya. Mereka juga memikirkan apa yang dipandang sebagai perilaku yang dapat diterima kelompok, apa tugas yang harus dikerjakan kelompok, dan apa saja aturan yang perlu diterapkan dalam kelompok. Hal-hal tersebut akan lebih rumit di tempat kerja ketimbang di tempat- tempat lain. Misalnya anggota kelompok kerja yang baru dibentuk, boleh jadi telah bekerja cukup lama dalam organisasi yang sama. Faktor-faktor seperti perangkapan keanggotaan di kelompok lain, pengalaman sebelumnya dengan kelompok berbeda dalam konteks yang lain, serta pandangan tentang visi, misi, dan kebijakan organisasi boleh jadi berpengaruh atas perilaku awal orang-orang ini dalam kelompok kerja yang baru dibentuk. Ciri-ciri kelompok dalam tahap ini dapat dilihat sebagai berikut. ➢ Setiap orang berfokus pada tujuan dan masalahnya sendiri. ➢ Tingkat kepercayaan masih rendah. ➢ Kepemimpinan diamati dan dinilai. ➢ Hubungan antar anggota masih berjarak kecuali yang sebelumnya memang telah saling mengenal. ➢ Masing-masing anggota berusaha tidak mengungkapkan kritik secara terbuka. ➢ Pengambilan keputusan dilakukan secara terfragmentasi, tidak utuh. ➢ Pemahaman peran masih belum jelas. ➢ Produk masih bersifat individual.
  • 17. ModulPelatihanPPIH2017 17 ➢ Pengetahuan masih disimpan dan hanya dikeluarkan jika menguntungkan. ➢ Kinerja berfokus pada upaya perseorangan. Dengan demikian jelaslah bahwa pada tahap awal perkembangan kelompok sukar mengharapkan munculnya masukan ke dalam proses yang menghasilkan kinerja unggul secara kelompok. Dalam tahap ini kemungkinan besar sebagian orang akan bersikap menunggu dan memulai interaksi dengan basa-basi seperlunya. Sebagian yang lain terlihat tampak aktif sekalipun cenderung hati-hati membicarakan hal-hal yang perlu dilakukan. Sebagian yang lain lagi mungkin sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun dan cenderung berdiam diri. Orang yang paling tampak sibuk adalah anggota yang ditetapkan sebagai ketua (pemimpin). Tugas yang diembannya berat karena harus memadukan berbagai karakter dan kompetensi individual agar bersinergi menghasilkan kinerja unggul. b) Tahap Pancaroba (storming) Dalam tahap ini kemungkinan besar terjadi konflik antar anggota. Anggota menerima baik eksistensi kelompok, tetapi tidak menerima begitu saja kendala yang dikenakan kelompok terhadap individualitas. Lebih lanjut kemungkinan terdapat juga persoalan tentang kepemimpinan, yaitu orang yang dipandang tepat mengendalikan kinerja kelompok. Boleh jadi akan muncul kebingungan dalam upaya memainkan peran. Konflik, horizontal dan vertikal, sering terjadi dan ini berakibat pada munculnya penolakan atau merasa ditolak. Itu sebabnya dalam tahap ini dapat terjadi perubahan komposisi anggota kelompok. Anggota yang merasa tidak mungkin dapat menyatu dengan kelompok akan mengundurkan diri dan digantikan dengan orang lain. Ciri-ciri yang dapat diamati dalam tahap perkembangan ini adalah sebagai berikut : ➢ Setiap orang mulai memperhatikan tujuan dan masalah orang lain. ➢ Tingkat kepercayaan masih berfokus pada pemimpin. ➢ Hubungan antaranggota diwarnai oleh konflik.
  • 18. ModulPelatihanPPIH2017 18 ➢ Masing-masing anggota mulai mengungkapkan kritik secara terbuka. ➢ Pengambilan keputusan dilakukan sangat evaluatif, muncul dorongan terlihat baik dengan sangat kritis terhadap gagasan orang lain. ➢ Pemahaman peran masih ambigu, tetapi titik terang sudah mulai muncul. ➢ Produk yang akan dihasilkan masih dipertikaikan. ➢ Pengetahuan disampaikan sepotong-sepotong, tidak komprehensif.. ➢ Anggota masih belum tampak berkinerja bagi kelompok. c) Tahap Penormaan (norming) Tahap berikutnya dalam perkembangan kelompok adalah penormaan. Dalam tahap ini aturan permainan mulai menemukan wujudnya dan kelompok mulai berkinerja lebih terarah. Selain itu, cakupan tugas atau tanggung jawab kelompok mulai jelas dan disepakati. Setelah berargumentasi secara sengit pada tahap sebelumnya, kelompok sekarang mulai memahami satu sama lain lebih baik, dan dapat menghargai keahlian dan pengalaman satu sama lain. Para anggota mulai menyimak orang lain, menghargai dan mendukung, dan siap untuk mengubah pendapat. Para anggota mulai merasakan bahwa mereka adalah bagian dari kelompok yang kohesif. Namun, orang-orang harus berusaha keras untuk mencapai tahap ini dan kemungkinan akan menolak setiap tekanan untuk berubah, utamanya dari luar, karena khawatir kelompok akan terpecah dan kembali ke tahap sebelumnya. Berdasarkan uraian tersebut, ciri-ciri yang dapat diamati dalam tahap perkembangan ini adalah sebagai berikut : ➢ Setiap orang mulai berfokus pada proses. ➢ Anggota mulai menaruh kepercayaan pada proses pelaksanaan tugas. ➢ Hubungan antar anggota diwarnai oleh dorongan untuk saling memahami posisi masing-masing; dan ada toleransi untuk memahami kebutuhan, kekuatan, dan kelemahan orang lain. ➢ Masing-masing anggota mulai mengungkapkan kritik secara konstruktif dan realistis. ➢ Pengambilan keputusan mulai dilakukan berdasarkan proses yang logis, fleksibel, dan tidak formal; dan partisipasi anggota dihargai.
  • 19. ModulPelatihanPPIH2017 19 ➢ Pemahaman peran telah jelas. ➢ Setiap orang umumnya mulai memikirkan produk yang harus dihasilkan. ➢ Pengetahuan disampaikan sesuai aturan main. ➢ Anggota mulai berusaha keras berkinerja. d) Tahap Produktif (Kinerja) (performing) Dalam tahap ini, kelompok telah memantapkan norma interaksi dan secara perlahan kelompok bertransformasi menjadi sebuah tim dengan tingkat toleransi, kepercayaan, dan kerja sama yang lebih kuat. Energi kelompok telah bergeser dari menakar interaksi dan pengaruh serta mencoba memahami satu sama lain ke pelaksanaan tugas kelompok secara produktif. Ciri-ciri yang dapat diamati dalam tahap perkembangan ini adalah sebagai berikut : ➢ Setiap orang berfokus pada kinerja kelompok. ➢ Kepercayaan sesama anggota makin kuat dengan tingkat loyalitas tinggi. ➢ Hubungan antaranggota diwarnai oleh dorongan untuk bersinergi. ➢ Masing-masing anggota dengan leluasa mengungkapkan kritik dalam suasana yang kondusif. ➢ Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan proses yang alamiah tanpa sekat-sekat formalitas dan kecanggungan berperan serta; kreativitas makin tampak. ➢ Pemahaman peran jelas dan telah terinternalisasi dengan baik. ➢ Setiap orang umumnya memikirkan produk yang harus dihasilkan secara sistemik. ➢ Pengetahuan disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan alur komunikasi ke segala arah. ➢ Kelompok telah dapat berkinerja dengan baik. e) Tahap Bubar (ajourning) Tahap ini dapat terjadi dalam semua jenis kelompok, baik formal maupun informal. Kelompok formal dapat bubar karena terjadinya perampingan organisasi. Suatu bagian, divisi, atau bidang yang tadinya ada dapat dibubarkan dengan menggabungkannya kebagian, divisi, atau bidang lain.
  • 20. ModulPelatihanPPIH2017 20 Kelompok formal yang tidak permanen (panitia atau satuan tugas) yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu akan bubar atau dibubarkan begitu pelaksanaan tugasnya selesai. Dengan demikian, boleh dikatakan bahwa sebenarnya tidak ada kelompok yang permanen. Tantangan dan peluang baru yang berasal dari lingkungan eksternal terus berubah. Hal ini mendorong organisasi untuk menyesuaikan lingkungan internalnya dengan perubahan itu. Itu dapat berarti penyesuaian visi, misi, dan strategi organisasi yang pada gilirannya berdampak pada cara pengelolaan organisasi, termasuk kelompok-kelompok kerja. Tahap ini menjadi sangat penting bagi kelompok tidak permanen yang makin banyak ditemukan dalam organisasi, seperti satuan tugas, panitia, komite, atau yang serupa. Para anggota kelompok-kelompok ini harus mampu mengadakan pertemuan dengan cepat, menyelesaikan tugas dalam jadwal yang sedemikian ketat, dan kemudian bubar, atau seringkali bekerja lagi bersama di masa depan. Kemauan anggota untuk membubarkan diri ketika tugas telah selesai dan bekerja sama lagi dalam tanggung jawab yang lain di masa depan, apakah dalam kelompok yang sama atau bukan, merupakan tolok ukur keberhasilan kelompok dalam jangka panjang. Di daerah kerja PPIH Arab Saudi biasanya kita dapat mengidentifikasi tiga jenis tim yang biasa ditemukan, yaitu tim yang merekomendasikan sesuatu, tim yang membuat atau melaksanakan, dan tim yang menjamin segala sesuatu berlangsung dengan baik. Upaya menciptakan dan mempertahankan tim yang unggul merupakan tantangan tersendiri di berbagai situasi organisasi. ➢ Tim Rekomendasi Tim rekomendasi adalah tim yang dibentuk untuk menelaah masalah- masalah tertentu dan merekomendasikan cara pemecahannya. Tim ini umumnya bekerja dalam target waktu tertentu dan dibubarkan setelah tugas yang dipikulkan telah selesai. Kita telah mengidentifikasi tim seperti ini sebagai kelompok formal temporer. Sebutan untuk tim ini boleh jadi satuan tugas, panitia, komite, dan sebagainya. Para anggota tim ini harus dapat
  • 21. ModulPelatihanPPIH2017 21 belajar dengan cepat bagaimana cara bekerja sama dengan baik, melaksanakan tugas dengan baik, dan merekomendasikan tindak lanjut pekerjaan mereka kepada orang lain. ➢ Tim Pelaksana Tim ini adalah kelompok yang melaksanakan tugas dan fungsi organisasi seperti hubungan masyarakat, peyelenggaraan pelatihan, kesekretariatan, keprotokolan, perencanaan, pengawasan, dan sebagainya. Kelompok ini dapat dipandang sebagai kelompok formal yang relatif permanen. Para anggota kelompok ini memiliki hubungan kerja jangka panjang serta sistem operasi dukungan eksternal yang diperlukan agar dapat berkinerja dalam jangka panjang. ➢ Tim Fasilitasi Tim ini dapat juga diacu sebagai kelompok pimpinan pada tingkat yang berbeda: teras, menengah, dan bawah. Ini adalah kelompok yang terdiri atas para pimpinan. Kelompok ini juga harus dapat berkinerja sebagai tim yang sesungguhnya. Isu-isu pokok yang ditangani tim ini mencakup upaya mengidentifikasi tujuan dan nilai-nilai yang kondusif, memfasilitasi pelaksanaan pekerjaan orang lain, atau koordinasi kegiatan antar unit kerja. Proses pembinaan tim berlangsung melalui tahapan pengenalan masalah atau peluang, pengumpulan dan analisis data, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, dan penilaian hasil. Proses ini seyogianya dilaksanakan secara kolaboratif. Pembinaan tim bermanfaat untuk mentransfomasi rasa memiliki tujuan bersama menjadi tujuan kinerja yang spesifik, membangun kerja sama di antara anggota tim dengan menumbuhkan rasa saling percaya, menghormati, mendorong, dan menghargai kontribusi anggota lain, mengembangkan bauran keterampilan yang pas untuk menghasilkan kinerja unggul, meningkatkan kreativitas dalam berkinerja, dan memperjelas nilai- nilai inti sebagai pedoman untuk mengarahkan perilaku anggota.
  • 22. ModulPelatihanPPIH2017 22 4. Kerjasama dalam membangun tim yang efektif pada PPIH Kerja sama dalam membangun tim efektif pada penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi dapat dilakukan dengan melalui pendekatan pengembangan pemahaman akan manfaat membangun tim dinamis, membangun kebersamaan dan membangun fanatisme serta kebanggaan Tim. Team building yang dilakukan secara benar dan berkesinambungan akan memberikan hasil perubahan yang seringkali jauh lebih baik dari dugaan semula. Manfaat atau hasil yang dirasakan yaitu: a. Bagi pimpinan tim /kelompok: • Pimpinan tim akan menjadi lebih kuat dan lebih efektif • Pimpinan tim mampu menyesuaikan gaya kepimimpinannya, dengan lebih memperhatikan kepentingan dan tanggung jawab kelompok dibandingkan kepentingan pribadi • Terdapat apresiasi yang lebih besar dari pimpinan tim terhadap kebutuhan anggota tim dan bagian-bagian dalam tim. • Pimpinan menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi secara langsung kepada anggota tim sehingga terjadi hubungan pengertian yang lebih baik antara pimpinan dan anggota tim. • Pimpinan tim memiliki inisiatif untuk lebih memahami prakasa anggotanya. • Pimpinan mempunyai komitmen yang lebih tinggi terhadap sasaran kerja dan memiliki harapan yang lebih besar. b. Bagi individu anggota tim /kelompok : • Sebagian besar individu memiliki pendekatan yang lebih persuasif, toleransi menjadi lebih tinggi dan memiliki kepercayaan untuk mengajukan argumentasi tanpa terikat oleh hirarki. • Komunikasi dan dialog antar sesama anggota kelompok menjadi lebih bebas dan terbuka, yang selama ini menjadi salah satu hambatan utama dalam perkembangan kelompok. • Terdapat “ruang“ yang lebih terbuka untuk mengakui beberapa kelemahan-kelemahan pribadi, bahkan kadangkala tidak jarang yang
  • 23. ModulPelatihanPPIH2017 23 mengundurkan diri karena kesadaran diri (ini bukan penyelesaian yang diharapkan). • Banyak masalah antar pribadi sesama anggota tim/kelompok yang selama ini mengganjal dapat dipecahkan dengan lebih mudah karena keterbukaan semua anggota tim. c. Bagi pelaksanaan kerja tim/kelompok : • Pertemuan tim/kelompok menjadi lebih terstruktur dan efektif. • Hasil yang diperoleh lebih dapat diterima dan terdistribusi dengan baik kepada sesama peserta. • Terjadi perbaikan kerja dalam mencapai sasaran, peningkatan kemampuan dalam mengevaluasi individu dan kelompok dengan cara yang lebih profesional. • Tingkat komunikasi dalam dan antar kelompok menjadi lebih komprehensif dan efektif, walaupun dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. • Komitmen yang lebih kuat terhadap sasaran-sasaran baru. • Terciptanya otonomi yang lebih besar pada tingkat manajer. • Lebih banyak waktu digunakan untuk bekerja sama dengan kolega dan bekerja sama dalam mencapai tujuan. Mengapa ada Tim yang mampu bertahan lama dan ada yang tidak dapat bertahan lama? Apabila berbicara tentang Tim, maka ada Tim yang dapat mencapai suatu prestasi yang tinggi, namun juga ada yang hanya bertahan beberapa hari saja. Untuk itu maka diperlukan suatu usaha bersama secara optimal untuk menciptakan Tim yang dinamis. Tim dinamis adalah Tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi dengan memanfaatkan segala energi yang ada dalam Tim tersebut untuk menghasilkan sesuatu. Tim dinamis merupakan Tim yang penuh dengan rasa percaya diri, Tim yang para anggotanya menyadari kekuatan dan kelemahannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama. Untuk mencapai tim dinamis seperti yang diuraikan di atas maka sebaiknya setiap anggota hendaknya menyadari dan memahami akan manfaat tim dinamis seperti berikut:
  • 24. ModulPelatihanPPIH2017 24 a. Beroperasi secara kreatif Dalam pelaksanaan kerja Tim sangat kreatif dan dinamis dengan memperhitungkan resiko yang ada dan selalu mencoba cara berbeda dalam melakukan sesuatu. Mereka tidak takut menghadapi kegagalan-kegagalan dan selalu mencari-cari peluang untuk mengimplementasi-kan tehnik yang baru. b. Memfokuskan pada hasil Tim yang dinamis mampu menghasilkan melampaui kemampuan jumlah individu yang menjadi anggotanya. Para anggota Tim secara terus menerus memenuhi komitmen waktu, anggaran, produktivitas dan mutu. "Produktivitas Optimum" merupakan tujuan bersama. c. Memperjelas peran dan tanggung jawab Peran dan tanggung jawab anggota Tim jelas. Setiap anggota Tim mengetahui dengan jelas apa yang di¬harapkan dari dirinya, dan mengetahui dengan jelas peran temannya dalam Tim. Tim yang dinamis selalu memperbaharui peran dan tanggung jawab anggotanya sesuai dengan perubahan tuntutan, sasaran dan teknologi. d. Diorganisasikan dengan baik Tim dinamis menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, menetapkan prosedur secara jelas serta kebijakan dengan jelas, Tim juga menginventarisir jenis ketrampilan yang dimiliki oleh para anggota Timnya. e. Dibangun diatas kekuatan individu Kompetensi individu sangat diperhatikan, sehingga pimpinan Tim memahami betul kekuatan dan kelemahan anggota Timnya. Pimpinan Tim sangat memperhatikan bagaimana memberdayakan Timnya, sehingga dalam pemberdayaan disesuaikan dengan kompetensi masing–masing anggota Tim. f. Saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain Dalam Tim yang dinamis kepemimpinan dibagi diantara para¬ anggotanya. Dalam hal ini tidak ada pimpinan yang mutlak. Setiap anggota Tim memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi Pimpinan Tim manakala dibutuhkan.
  • 25. ModulPelatihanPPIH2017 25 g. Mengembangkan iklim Tim Tim yang berkinerja tinggi memiliki anggota yang secara antusias bekerja bersama dengan tingkat keterlibatan dan energi kelompok yang tinggi (bersinergi). h. Menyelesaikan ketidak sepakatan Perbedaan persepsi dan ketidak sepakatan akan terjadi dalam setiap Tim. Tim dinamis menganggap bahwa konflik merupakan suatu wahana untuk pembelajaran hal-hal yang lebih positif. Segala konflik akan diselesaikan dengan pendekatan secara terbuka dengan teknik kolaborasi. i. Berkomunikasi secara terbuka Pembicaraannya secara “asersi” yakni bicara yang lugas, jujur tetapi tidak melukai pihak lain. Masing-masing anggota kelompok saling memberi dan menerima saran dari anggota kelompok yang lain, komunikasi dilakukan secara timbal balik dan selalu berpikir untuk kepentingan bersama. j. Membuat keputusan secara obyektif Dalam pemecahan masalah menggunakan pendekatan yang proaktif. Keputusan dicapai melalui konsesus. Setiap anggota kelompok bersedia dan mendukung keputusan tersebut. Anggota kelompok bebas mengutarakan pendapat dan ide-idenya dan mendukung rencana yang telah ditetapkan. k. Mengevaluasi efektifitasnya sendiri Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk melihat bagaimanakah pelaksanaan rencana salama ini. Penyempurnaan dilaksanakan secara berkelanjutan dengan manajemen proaktif. Apabila muncul masalah kinerja, mereka bisa segera memecahkannya sebelum berkembang menjadi permasalahan yang serius. Hakikat dan ciri organisasi PPIH Arab Saudi adalah sebagai suatu tim dan bila dijumpai beberapa ciri-ciri sebagai berikut maka dapat menunjukkan bahwa tim tersebut dikatakan efektif yaitu: 1. Bekerja sama dengan tujuan tertentu, sasaran yang jelas dalam suasana saling mempercayai dan penuh percaya diri serta mengutamakan unjuk kerja;
  • 26. ModulPelatihanPPIH2017 26 2. Bersedia menerima perbedaan dan sumbangan pemikiran serta masing-masing individu memiliki peran yang berbeda-beda; 3. Pemecahan masalah dilaksanakan secara positif tanpa melibatkan kebencian individu; 4. Saling berbagi ilmu, pengetahuan, informasi, dan keterampilan agar seluruh tim memiliki kemampuan yang sama. 5. Apabila terjadi perbedaan pendapat mereka akan duduk bersama dan memecahkan permasalahan yang ada dengan kepala dingin dan terbuka; 6. Pembagian dan pendelegasian tanggungjawab dengan orang-orang yang bekerja secara mandiri tetapi tetap dalam kerangka kerjasama; 7. Saling berbagi dan menerima saran untuk perbaikan kinerja organisasi; 8. Seluruh anggota tim tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan tindakan yang diperlukan, tanpa rasa takut terhadap perbedaan pendapat. VII. RANGKUMAN Organisasi PPIH yang memiliki kinerja dengan kualitas unggul akan dijumpai kelompok-kelompok kerja yang berperilaku sebagai tim. Kelompok-kelompok kerja ini merupakan kumpulan orang-orang yang kompeten yang saling melengkapi, saling memercayai, saling menghargai, saling belajar, serta saling mendorong dan membantu dalam semangat kebersamaan. Semboyan kelompok-kelompok kerja seperti ini adalah TEAM yang merupakan singkatan dari Together Everyone Achieve More (Bersama setiap orang mencapai lebih banyak dan lebih baik). Setiap anggota memiliki PRIDE, yaitu Personal Responsibility In Delivering Excellence (tanggung jawab pribadi untuk memberikan yang terbaik).
  • 27. ModulPelatihanPPIH2017 27 VIII. DAFTAR PUSTAKA : 1. Richard Y. Chang (terjemahan 1999), Sukses Melalui Kerja Sama Tim, Edisi kedua, Jakarta: PT. Pustaka Binaman Presindo, PT. Gramedia. 2. Robin, Stephen P. (terjemahan 1996), Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, dan Aplikasi, Jakarta: PT. Prenhallindo. 3. Free Management Library, Basics of Team Building, http://www.manage menthelp.org/ 4. Nelson, Nicky, Effective Team Building, http: // www. teambuildingtips.com / articles/effectiveteam.html 5. Traut, Terence, Characteris tics of High Performance Teams http://www. Team buildingtips.com/articles/effectiveteam.html. 6. Schemerhorn, Jr., John R., Hunt, James G., and Orsborn, Richard N. (1994), Managing Organizational Behavior, fifth edition, New York: John Wiley & Son