Bumi terbentuk dari proses pembentukan tata surya dan terdiri atas lapisan inti, mantel, dan kerak. Bumi berotasi dan berevolusi mengelilingi matahari serta mengalami pergerakan lempeng tektonik yang membentuk bentuk permukaannya."
1. Pembentukan Bumi
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup
beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun
atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk
bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan,
pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi
sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di
alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama
ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi)
dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem
tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan
pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi
tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
2. Proses Alam
Endogen
Lapisan Inti : cairan kental bersuhu di atas
4.500° C dan bertekanan tinggi,
mengandung mineral cairan Besi dan Nikel
(disebut juga lapisan Nife).
Lapisan Astenosfer : merupakan lapisan
kedua yang melapisi lapisan inti dengan
suhu antara 2.000-4.000° C dan tekanan
terus menurun, mengandung mineral
Silicium dan Magnesium (disebut juga
lapisan Sima).
Lapisan Litosfer : merupakan lapisan lebih
kental dengan suhu -2.000° C dan tekanan
terus turun. Lapisan ini disebut juga lapisan
mantel bumi.
Kerak Bumi : padat dan keras, menempel
pada mantel bumi, mengandung mineral
Silicium dan Aluminium (disebut juga
lapisan Sial)
3. Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di
atas mantel bumi. Lapisan mantel mendapat pemanasan terus-menerus dari
lapisan Sima. Pemanasan ini menyebabkan terjadinya gerakan cairan dengan arah
vertikal (konveksi) pada lapisan mantel. Akibatnya, arus konveksi ini menumbuk
kulit bumi yang terapung di atasnya. Karena tumbukan lempeng samudera dan
lempeng benua, salah satu lempeng akan menujam ke bawah. Padahal, makin ke
dalam suhu makin panas. Akibatnya, bagian kulit bumi yang padat dan dingin yang
menujam ke bawah akan meleleh dan berubah menjadi magma serta
mengeluarkan energi.
Akan menyebabkan terjadinya hal-hal berikut:
(1) Tekanan ke atas dari magma, gerak lempeng, dan energi yang terkumpul akan
mampu menekan lapisan kulit bumi sehingga terjadi perubahan letak atau
pergeseran kulit bumi. Akibatnya, kulit bumi bisa melengkung (disebut lipatan) atau
patah (disebut patahan). Gejala ini disebut tektonisme.
(2) Magma akan menerobos lempeng benua di atasnya melalui celah atau retakan
atau patahan dan terbentuklah gunung api. Gejala ini disebut vulkanisme.
(3) Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan
mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera
di sekitarnya. Goyangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut
seisme.
4. Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh
terhadap permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat menyebabkan relief permukaan
bumi berubah. Proses perubahan muka bumi dapat berlangsung secara mekanis,
biologis, maupun secara kimiawi. Tenaga eksogen ini bersifat merusak bentuk
permukaan bumi. Kira-kira 4,6 miliyar tahun lalu bersamaan dengan planet-planet
lain yang membentuk tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Sejarah
kehidupan di bumi baru dimulai sekitar 3,5 miliyar tahun lalu dengan munculnya
micro-organisma sederhana yaitu bakteri dan ganggang. Kemudian pada 1 miliyar
tahun lalu baru muncul organisme bersel banyak. Pada sekitar 540 juta tahun lalu
secara bertahap kehidupan yang lebih komplek mulai berevolusi.
Perkembangan perubahan tetumbuhan diawali oleh Pteridofita (tumbuhan
paku), Gimnosperma (tumbuhan berujung) dan terakhir Angiosperma (tumbuhan
berbunga). Sedangkan perkembangan dan perubahan hewan dimulai dari
invertebrata, ikan, amfibia, reptilia, burung dan terakhir mamalia, kemudian
terakhir kali muncul manusia.
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
• Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
• Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser,
dan sebagainya.
• Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Proses Alam
Eksogen
5. Teori Apungan Benua
Teori ini dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener
(1912) dalam bukunya The Origin of the Continental
and Ocean’s. Teori ini menyatakan bahwa dahulu kala
bumi hanya mempunyai satu benua yang disebut
Pangea, yang mengapung di atas benua yang disebut
Thetys. Benua Pangea ini pada akhirnya terpecah
menjadi Laurasia dan Gondwana, dimana kedua
benua ini bergerak ke arah yang berbeda. Laurasia dan
Gondwana inilah merupakan cikal bakal benua-benua
yang ada saat ini . Isinya, benua tersusun dari batuan
sial yang terapung pada batuan sima yang lebih besar
berat jenisnya. Pergerakan benua itu menuju
khatulistiwa dan juga ke arah barat. Hipotesis
utamanya adalah di bumi pernah ada satu benua
raksasa yang disebut Pangea (semua daratan) yang
dikelilingi oleh Phantalassa (semua lautan).
Selanjutnya, 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah
menjadi benua-benua yang lebih kecil yang kemudian
bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai
saat ini.
6. Teori ini dikemukakan oleh Descartes (1596-1650)
yang kemudian diteruskan oleh Suess (1831-1914). Teori
ini menyatakan bahwa bumi, dalam hal ini kerak bumi,
mengalami pengerutan / penyusutan karena terjadinya
pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas.
Pengerutan-pengerutan itu mengakibatkan bumi menjadi
tidak rata, sehingga terjadilah gunung-gunung dan
lembah-lembah
Teori Kontraksi
7. Awalnya seorang ilmuwan
bernama AntonioSnidar-Pellegrini
mengatakan bahwa benua-benua,
terutama Afrika dan Amerika Selatan,
merupakan benua yang pernah
bersatu.
Frank B Taylor (1910)
menyatakan bahwa pada mulanya
hanya terdapat dua benua di bumi,
Laurasia dan Gondwana. Kedua benua
tersebut kemudian bergerak secara
perlahan ke arah ekuator sehingga
terpecah-pecah membentuk benua-
benua yang tampak sekarang. Amerika
Selatan, Afrika dan Australia dahulu
menyatu dalam Gondwanaland
Teori Laurasia & Gondawa
8. Teori ini menyatakan kerak bumi (litosfer) yang
mengapung di atas lapisan astenosfer dianggap satu
lempeng (lempeng benua / lempeng samudera) yang
saling berhubungan. Aliran konveksi yang keluar dari
punggung laut menyebar ke kedua sisinya, sedang
dibagian lain akan masuk kembali ke lapisan dalam dan
bercampur dengan materi di lapisan itu. Lempengan-
lempengan tersebut saling bertemu di sepanjang tiga
tipe garis tepi yang berbeda-beda. Setiap tipe garis tepi
dapat dikenali dari gerakan lempeng, gempa, dan gejala-
gejala lainnya yang berbeda-beda pula.
Teori Lempeng Tektonik
Lempeng Tektonik Di Dunia
Pada saat ini dipermukaan bumi terdapat enam lempeng utama, yaitu :
1. Lempeng Eurasia, wilayahnya meliputi Eropa, Asia, dan daerah pinggirannya termasuk
Indonesia
2. Lempeng Indo-Australia, wilayahnya meliputi Lautan Hindia serta subkontinen India dan
Australia bagian barat
3. Lempeng Pasifik, wilayahnya meliputi seluruh Lautan Pasifik
4. Lempeng Amerika, wilayahnya meliputi Amerika Utara, Amerika Selatan, dan setengah
bagian barat Lautan Atlantik
5. Lempeng Afrika, wilayahnya meliputi Afrika, setengah bagian timur Lautan Atlantik, dan
bagian barat Lautan Hindia
6. Lempeng Antartika, wilayahnya meliputi Kontinen Antartika dan lautan Antartika
9. Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba, Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan
masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi
protokontinen. Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut
kraton/perisai benua. Masa ini adalah masa pembentukan kerakbumi. Jadi kerakbumi
terbentuk setelah pendinginan bagian tepi dari “balon bumi” (bakal calon bumi). Plate tectonic
/ Lempeng tektonik yang menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup
mas itu tentunya mirip dengan lingkungan disekitar mata-air panas.
Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga
merupakan awal terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di
dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah
ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000
tahun.
Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal
terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari
organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes). Enkaryotes ini
akan menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya akan menjadi binatang.
Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak
seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya
dijumpai sebagai fosil sejati pertama.
Zaman Prakambium
10. Jaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrium berasal dari kata “Cambria” nama latin untuk daerah Wales di Inggeris sana, dimana
batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari. Banyak hewan invertebrata mulai muncul pada zaman
Kambrium. Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska,
Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit). Sebuah daratan yang disebut Gondwana (sebelumnya
pannotia) merupakan cikal bakal Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan.
Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil yang terpisah.
Jaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling
tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti Tetrakoral, Graptolit,
Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alaga berkembang
membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah,
sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar. Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan
bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudera yang
berada di antaranya.
Jaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
Zaman silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan darat mulai
muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku). Sedangkan Kalajengking raksasa
(Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan berahang mulai muncul pada zaman ini dan banyak ikan
mempunyai perisai tulang sebagai pelindung. Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk
melintasi Skandinavia, Skotlandia dan Pantai Amerika Utara.
Masa Paleozoikum
11. Jaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum.
Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama zaman ini.
Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai berkembang.
Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis reptilia yang hidup di air,
termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan Konifer
menyebar. Benua Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di bagian
selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.
Jaman Jura (210-140 juta tahun lalu)
Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya.
Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan Pterosaurus
merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa. Burung sejati
pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya berkembang. Tumbuhan Konifer
menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu ini.Pangea terpecah
dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika Selatan melepaskan
diri dari Antartika dan Australia.
Jaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini.Mamalia berari-
ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus,
Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai
berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan.Iklim sedang mulai muncul. India terlepas
jauh dari Afrika menuju Asia. Jaman ini adalah jaman akhir dari kehidupan biantang-binatang
raksasa.
Masa Mesozoikum
12. Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis
kehidupan seperti munculnya primata dan burung tak bergigi
berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan
fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat
mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan
berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan
banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan
merambat dan rumput. Pada zaman Tersier – Kuarter,
pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling
berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global
Masa Kenozoikum/Neozoikum
13. Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Zaman Pleitocen/Dilluvium
Berlangsung kira-kira 600.000 tahun yaitu mulai sekitar 1,7 juta tahun yang
lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Zaman pleistosen ditandai dengan
meluasnya lapisan es di kedua kutub Bumi (zaman glacial) dan diseling dengan
zaman ketika es kembali mencair (zaman interglacial). Keadaan ini silih berganti
selama zaman pleistosin sampai empat kali. Di daerah tropika zaman glacial ini
berupa zaman hujan (zaman pluvial) yang diseling dengan zaman kering
(interpluvial). Pada zaman glacial permukaan air laut telah menurun dengan drastis
sehingga hanyak dasar laut yang kering menjadi daratan. Di antara 4 jaman es ini
terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat. Di Indonesia bagian
barat dasar laut yang mengering itu disebut Dataran Sunda, sedangkan di Indonesia
bagian timur disebut Dataran Sahul. Dataran Sunda telah menyebabkan kepulauan
Indonesia bagian barat menjadi satu dengan Benua Asia, sedangkan Dataran Sahul
telah pula menghubungkan kepulauan Indonesia bagian timur dengan Benua
Australia. Manusia yang hidup zaman pleistosin adalah spesies homo erectus, yang
menjadi pendukung kebudayaan batu tua (Palaeolithicum).
Zaman Holocen/Alluvium
Berlangsung kira-kira 20.000 tahun yang lalu dan terus berkembang sampai
dewasa ini. Pada zaman ini ditandai dengan munculnya manusia jenis Homo
Sapiens yang memiliki ciri-ciri seperti manusia sekarang (Manusia yang cerdas serta
Modern yang mempunyai peradaban baru).