1. ILMU ALAMIAH DASAR
BAB 3: BUMI & BULAN
Disusun oleh :
NUR AFIZA H1B118002
DIANA H1B118039
YUSWENDI H1B118050
SUSI NURJANA H1B118021
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JAMBI
2. BUMI
Bumi adalah planet ketiga dari matahari yang
merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari
delapan planet dalam tata surya. Bumi terkadang
disebut dengan istilah “dunia” atau juga disebut
sebagai Planet Biru. Bumi memiliki beberapa nama
alternatif, di antaranya adalah Tallus/Telluris atau Terra
dan Gaia. Dari delapan planet yang dikenal manusia,
Planet Bumilah yang banyak dihuni makhluk hidup.
3. Planet Bumi mempunyai lapisan atmosfer yang di dalamnya banyak
mengandung unsur-unsur kimia yang banyak dibutuhkan oleh makhluk
hidup. Jarak bumi dengan matahari oleh para ahli Astronomi dinamakan
satu satuan Astronomi atau sama dengan 159.000 kilometer (1 SA =
159.000.000 km).
4. Berikut adalah ciri-ciri planet Bumi.
• Berwarna biru (laut) dan putih (awan).
• Jarak Bumi ke Matahari adalah 149,6 juta km.
• Satu-satunya planet yang terdapat kehidupan di dalamnya.
• Memiliki diameter sebesar 12.742 km dan volume sebesar 1,08×1012 km3.
• Planet terbesar dalam golongan planet kebumian dan planet dalam.
• Sebagian besar permukaan dipenuhi oleh air dan sisanya berupa daratan yang
membentuk pulau-pulau dan benua. Pada bagian kutub permukaan Bumi
diselimuti oleh lapisan es dan gunung-gunung es.
• Suhu pada permukaan Bumi minimal -89 ºC, maksimal 57 ºC, dan rata-ratanya
15 ºC.
• Memiliki atmosfer yang tersusun atas nitrogen 70%, oksigen 21%, dan gas
lainnya.
• Periode rotasi 24 jam (1 hari) dan periode revolusi 365 hari (1 tahun).
• Memiliki 1 buah satelit alami bernama Bulan.
5. Teori Terbentuknya Bumi
1. Teori Kabut/Nebula
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Laplace pada tahun 1796. Menurut
teori ini mula-mula ada kabut gas dan debu (nebula) yang sebagian besar terdiri atas hidrogen
dan sedikit helium. Nebula mengisi seluruh ruang alam semesta, karena proses pendinginan,
kabut gas tersebut menyusut dan mulai berputar. Proses ini mula-mula berjalan lambat,
selanjutnya semakin cepat dan bentuknya berubah dari bulat menjadi semacam cakram.
Sebagian besar materi mengumpul di pusat cakram, yang kemudian menjadi matahari sedang
sisanya tetap berputar dan terbentuklah planet beserta satelitnya.
2. Teori Tidal atau Teori Pasang Surut
Teori ini dikemukakan oleh James H. Jeans dan Harold Jeffers pada tahun 1919. Menurut teori ini
ratusan juta tahun yang lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian
menghilang. Pada waktu itu sebagian massa matahari tertarik dan lepas. Bagian-bagian yang
lepas kemudian membentuk planet-planet.
3. Teori Planetesimal
Teori ini dikemukakan oleh Moulton dan Chamberlain, yang menyatakan bahwa matahari
merupakan salah satu dari bintang-bintang yang jumlahnya sangat banyak. Ada sebuah bintang
berpapasan dengan matahari pada jarak yang tidak terlalu jauh, sehingga terjadilah peristiwa
pasang naik pada permukaan matahari dan bintang tersebut.
Sebagian massa dari matahari itu tertarik ke arah bintang, sebagian jatuh kembali ke permukaan
matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa di sekitar matahari. Moulton dan
Chamberlain berpendapat bahwa massa yang terhambur di ruang angkasa inilah yang dinamakan
planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada orbitnya dengan matahari
sebagai pusatnya.
6. 4. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh Hoyle. Hoyle mengemukakan bahwa pada awalnya
matahari merupakan bintang kembar yang berdekatan. Satu bintang meledak,
sehingga pecahannya berputar mengelilingi bintang yang tidak meledak.
Gravitasi bintang besar yang tidak meledak menimbulkan perputaran. Bintang
yang tidak meledak menjadi matahari, sedangkan pecahan-pecahan bintang
yang meledak menjadi planet-planet dan satelit.
5. Teori Awan Debu
Teori ini dikemukakan oleh Von Wizsecken, ia berpendapat bahwa tata surya
terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Pada 5.000 juta tahun yang lalu,
gumpalan awan mengalami pemampatan, sehingga partikel-partikel debu
tertarik ke bagian pusat awan serta membentuk gumpalan bola dan mulai
berpilin. Semakin lama, gumpalan gas itu memipih membentuk cakram (tebal
di bagian tengah dan lebih tipis di bagian tepi). Bagian tengah cakram gas itu
berpilin lebih lambat daripada bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian
tengah cakram itu kemudian saling menekan, sehingga menimbulkan panas
dan menjadi pijar yang disebut matahari. Bagian yang lebih luar berputar
sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menjadi gumpalan gas dan debu yang
lebih kecil. Gumpalan kecil ini juga berpilin kemudian membeku dan menjadi
planet-planet serta satelit-satelitnya.
7. Struktur Planet Bumi
1. Kerak Bumi (Crush)
Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi yang menjadi tempat tinggal bagi seluruh
makhluk hidup. Lapisan ini memiliki ketebalan mencapai 70 km, yang terdiri atas
batuan dan asam. Di bawahnya, terdapat lapisan litosfer. Kerak bumi bukanlah lapisan
yang utuh, karena terpecah menjadi tujuh buah lempeng besar dan ratusan buah
lempeng kecil. Tujuh lempeng besar itu antara lain lempeng samudera pasifik,
lempeng Eurasia, lempeng Afrika, lempeng Amerika Selatan, lempeng hindia-australia,
lempeng Amerika Utara, dan lempeng Antartika.
2. Mantel Bumi
Mantel bumi dikenal dengan sebutan astenosfer. Tebalnya mencapai 2900 km, dan
merupakan lapisan batuan padat. Mantel bumi terdiri atas gabungan berbagai
material yang berbentuk padat, cair, dan gas. Lapisan ini disebut sebagai mantel bumi
karena menyelimuti lapisan inti bumi. Di dalamnya, ada dua lapisan, yaitu mantel atas
dan mantel bawah. Mantel atas mempunyai sifat elastis hingga semiplastis dengan
kedalaman mencapai 400 km. Sedangkan mantel bawah mempunyai sifat padat
dengan kedalaman sekitar 2.900 km.
8. 3. Inti Bumi (Barisfer)
Inti bumi mempunyai kandungan unsur besi 90%, nikel 8%, dan unsur tambahan lain
sebesar 2%. Lapisan ini dibagi menjadi dua lapisan:
■ Inti luar, mempunyai ketebalan hingga 2000 km dan terdiri atas kandungan
besi cair yang suhunya mencapai 2.200 derajat celcius.
■ Inti dalam, merupakan pusat bumi yang bentuknya seperti bola dengan
diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam terdiri atas unsur besi dan nikel dengan
suhu mencapai 4.500 derajat celcius.
9. Lapisan planet Bumi
1. Litosfer (Lapisan Berbatu)
Secara bahasa litosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “lithos” yang
artinya berbatu dan “sphere” yang artinya lapisan. Jadi dapat dikatakan bahwa
lithosfer merupakan lapisan paling luar atau Kulit Bumi. Secara umum lapisan kulit
bumi ini disusun mengkuti bentuk muka bumi dan terdiri dari batuan serta
mineral.
Dalam istilah umum litosfer sering kita sebut dengan permukaan bumi. Terdapat
dua bagian utama litosfer, yaitu litosfer atas atau yang sering kita sebut dengan
permukaan daratan (penyusun 1/3 atau sekitar 35% bagian litosfer) dan litosfer
bawah atau yang lebih sering kita sebut dengan dasar lautan (penyusun 2/3 atau
sekitar 65% bagian litosfer).
10. 2. Hidrosfer (Lapisan Air)
Kata hidrosfer berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari
dua suku kata, yakni hydro yang berarti air
dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, hidrosfer adalah
lapisan air yang ada di permukaan bumi, baik yang
berbentuk cair, padat maupun yang berbentuk gas (uap).
Air yang berbentuk cair adalah air yang merupakan tubuh
air di permukaan bumi, seperti air laut, air sungai, air
danau, air waduk, air rawa, dan air tanah. Air berbentuk
padat adalah air yang membeku seperti es dan gletser. Air
berbentuk gas adalah air yang mengalami penguapan.
Uap air ini berasal dari tubuh air dan tumbuh-tumbuhan
serta akan menjadi bibit terbentuknya awan. Komposisi
kimia air terdiri dari hidrogen (H) dan oksigen (O2) dengan
rumus kimia H2O. Permukaan bumi terdiri atas sekitar
70% air dan 30% daratan.
11. 3. Atmosfer (Lapisan Udara)
Atmosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu atmos yang
artinya uap air atau gas dan sphere yang artinya selimut.
Atmosfer dapat diartikan merupakan sebuah lapisan gas
yang menyelimuti sebuah planet atau bumi, dari
permukaan planet hingga jauh dikeluar angkasa dengan
jarak 1.000 km dari permukaan bumi dan bermassa 59 x
1014 ton. Atmosfer yang terdapat dibumi memiliki
ketinggian 0 km diatas permukaan tanah, hingga
mencapai skeitar 560 km diatas permukaan tanah.
Atmosfer juga akan melakukan perputaran bumi atau
rotasi dan berevolusi mengelilingi bumi. Atmosfer juga
merupakan lapisan-lapisan yang terdiri atas campuran
dari beberapa gas yang tidak berwarna dan tidak terlihat
oleh mata secara langsung.
12. 4. Biosfer (Lapisan yang Dihuni Makhluk Hidup)
Secara bahasa biosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “bio”
yang artinya hidup dan “sphere” yang artinya lapisan. Biosfer adalah
bagian luar dari bumi yang memungkinkan terjadinya kehidupan dan
berlangsungnya proses biotik. Biosfer merupakan tempat pada
permukaan bumi dimana terjadinya interaksi organisme abiotik
dengan organisme biotik.
Artinya biosfer merupakan sistem ekologis lokal yang menyatukan
seluruh makhluk hidup, hubugan mereka dan interaksinya dengan
unsur-unsur penunjang kehidupan seperti litosfer (batuan), hidrosfer
(air), dan atmosfer (udara). Sederhananya biosfer merupakan tempat
yang dapat mendukung adanya kelangsungan hidup. Saat ini bumi
merupakan satu-satunya planet yang memiliki biosfer.
Setiap mahkuk hidup memiliki cara hidup dan peranannya tersendiri
dalam biosfer. Tempat hidup tersebut disebut habitat. Biosfer dapat
dibagi menjadi dua biosilus (lingkungan hidup), yaitu Daratan dan
Perairan. Biosiklus daratan terdiri dari bagian lebih kecil lagi yang kita
sebut Bioma. Bioma ini adalah bentang lahan yang mempunyai
karakteristik khas berdasarkan keadaan alam serta flora dan fauna
tertentu.
13. Bulan
Pengertian
Sama hal dengan planet lain bumi juga memiliki satelit. Salah satu
satelit bumi adalah bulan. Bulan adalah satu-satunya satelit alami yang
dimiliki oleh bumi. Jika ditinjau dari ukurannya bulan merupakan satelit
alami yang menempati urutan kelima terbesar dari satelit alami yang
terdapat dalam tata surya. Kata bulan umum dikenal dengan Moon
yang berasal dari mone yang berkembang dari kata moone.
Kata moone berasal dari kata dalam bahasa inggris kuno mona. Dalam
bahasa Inggris modern nama bulan dikenal dengan istilah luna atau
lunar.
14. Jika diperhatikan dari bumi bulan terlihat
memiliki sinar yang terang. Namun nyatanya,
jika dipelajari lebih lanjut bulan sebenarnya
tidak memiliki sinar sendiri. Sinar yang terlihat
dari bulan merupakan pantulan sinar matahari
yang dipancarkan bulan.
15. Orbit revolusi dan rotasi bulan
Bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu berotasi pada porosnya, beredar
mengelilingi bumi, dan bersama bumi beredar mengelilingi matahari. Periode revolusi
bulan mengelilingi Bumi ternyata sama dengan periode rotasinya. Artinya, kecepatan
bulan mengitari bumi sama dengan rotasi pada porosnya. Akibatnya, permukaan bulan
terlihat dari bumi selalu sama. Sama halnya dengan planet, bulan tidak menghasilkan
cahaya sendiri, tetapi bulan tampak terang pada malam hari. Ini dikarenakan bulan
memantulkan cahaya dari matahari. Penampakan bulan dari bumi tidak sama.
Perubahan penampakan bulan tersebut dinamakan fase-fase bulan, di antaranya bulan
sabit, bulan purnama bulan, bulan separuh, dan bulan susut.
Rotasi Bulan adalah perputaran Bulan pada porosnya dari arah barat ke timur. Bulan
mengitari Bumi sekali dalam setiap 27.322 hari. Perputaran ini
setidaknya memerlukan kurang lebih 27 hari untuk bulan berotasi sekali dalam
porosnya. Eski terlihat sama, orbit dan rotasi tidak selalu sama. Bulan mengitari Bumi
dengan orbit elips. Ketika bulan sangat dekat dengan Bumi, rotasinya akan menjadi
lebih pelan. Ketika bulan sangatlah jauh, rotasinya lebih cepat, jadi kecondongan 8
derajat terlihat ke arah barat.
Periode perputaran bulan tidak selalu sama dengan orbit disekitar planet. Gravitasi
bulan mempengaruhi pasang surut air laut di Bumi, seperti gravitasi Bumi
mempengaruhi bulan. Tetapi karena Bulan mempengaruhi lautan, Bumi menarik
keraknya, membentuk pasang pada titiknya terhadap Bumi.
16. ILMU ALAMIAH DASAR
BAB 3: ALAM SEMESTA
Disusun oleh :
NUR AFIZA H1B118002
YAUMAN SYARIF ANGGADIFA H1B118010
DIANA H1B118039
YUSWENDI H1B118050
SUSI NURJANA H1B118021
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JAMBI
17. DEFINISI :
Alam semesta fisik didefinisikan sebagai keseluruhan ruang
dan waktu (secara kolektif disebut ruang-waktu) dan isinya. Isi
tersebut terdiri dari semua energi dalam berbagai bentuk,
termasuk radiasi elektromagnetik dan materi. Alam semesta juga
mencakup hukum-hukum fisika yang memengaruhi energi dan materi,
seperti hukum kekekalan, mekanika klasik, dan relativitas. Alam
semesta sering didefinisikan sebagai "keseluruhan keberadaan",
atau segala sesuatu yang ada, segala sesuatu yang telah ada, dan
segala sesuatu yang akan ada.Bahkan, beberapa filsuf dan ilmuwan
mendukung penyertaan gagasan dan konsep abstrak – seperti
matematika dan logika – dalam definisi Alam semesta. Kata alam
semesta juga dapat merujuk pada konsep-konsep
seperti kosmos, dunia, dan alam.
18. Kata Universe (Semesta) biasanya didefinisikan mencakup
keseluruhan. Namun, dengan menggunakan definisi alternatif,
beberapa kosmolog berspekulasi bahwa Universe hanya
merujuk pada alam di mana keberadaan kita berada. Hal ini
terkait dengan pemaknaan alam semesta kita yang hanya
merupakan satu dari banyak "semesta" yang secara kolektif
disebut multiverse. Sebagai contoh, dalam banyak hipotesis
dunia semesta baru yang melahirkan dengan setiap gagasan
kutipan pengukuran kuantum, semesta ini biasanya dianggap
benar-benar terputus dari kita sendiri dan tidak mungkin
dapat diamati memalui indra kontektual manusia.
Pengamatan bagian yang lebih tua dari alam semesta (yang
jauh) menunjukkan bahwa alam semesta telah diatur
oleh hukum fisika yang sama dan konstan di sebagian besar
wilayah luas yang mengandung sejarah. Namun, dalam
teori gelembung alam semesta, mungkin ada variasi tak
terbatas semesta yang dibuat dalam berbagai cara, dan
mungkin masing-masing memiliki konstanta fisik yang
berbeda
19. Sepanjang sejarah mencatat, beberapa kosmolog telah diusulkan
untuk menjelaskan pengamatan Semesta. Model paling awal
ialah geosentris yang dikembangkan oleh seorang filsuf Yunani kuno
bernama Claudius Ptolomeuses. Ia berpendapat bahwa alam semesta
memiliki ruang yang tak terbatas dan telah ada sebuah kekekalan,
tetapi berisi satu set bola konsentris dengan ukuran terbatas sesuai
dengan bintang tetap, Matahari dan berbagai planet berputar
mengelilingi Bumi yang bulat dan tak bergerak. Selama berabad-abad,
peningkatan keselarasan pemikiran manusia yang ditopang oleh
penemuan teori gravitasi Newton membuat
teori heliosentris Copernicus mengenai Tata Surya mulai diyakini.
Perbaikan lebih lanjut dalam astronomi menyebabkan kesadaran
bahwa tata surya tertanam dalam galaksi yang terdiri dari jutaan
bintang, Bima SakTi, dan bahwa ada galaksi lain di luar itu, sejauh
selama instrumen astronomi dapat mencapainya. Studi yang meneliti
terhadap distribusi galaksi-galaksi dan garis spektrum telah
menyebabkan banyak kosmologi modern terkuap.
Penemuan pergeseran gelombang merah dan radiasi gelombang
mikro, latar belakang kosmik, mengungkapkan bahwa alam semesta
berkembang dan tampaknya memiliki awal dan akhir.
20. Menurut model ilmiah yang berlaku di Alam Semesta, dikenal
sebagai Big Bang, alam semesta berkembang dari sebuah fase, sangat
panas padat yang disebut zaman Planck, di mana semua materi dan
energi alam semesta terkonsentrasi. Sejak zaman Planck, Semesta
telah berkembang untuk membentuk saat ini, mungkin dengan jangka
waktu singkat (kurang dari 10-32 detik) inflasi kosmik. Beberapa
pengukuran eksperimental independen mendukung ekspansi teoretis
dan, lebih umum, teori Big Bang. Pengamatan terbaru menunjukkan
bahwa ekspansi ini telah mempercepat energi gelap, dan bahwa
sebagian besar masalah di Semesta mungkin dalam bentuk yang tidak
dapat dideteksi oleh instrumen ini, dan karenanya tidak
diperhitungkan dalam model alam semesta sekarang ini; ini telah
dinamai materi gelap. Kekurangakuratan pengamatan saat ini telah
menghambat prediksi nasib akhir alam semesta. Arus interpretasi
pengamatan astronomi menunjukkan bahwa umur alam semesta
adalah 13,73 (± 0,12) miliar tahun, [2] dan bahwa diameter alam
semesta yang teramati paling tidak 93 milyar tahun cahaya, atau 8,80 ×
1026 meter. [3] Menurut relativitas umum, ruang dapat memperluas
lebih cepat dari kecepatan cahaya, meskipun kita dapat melihat hanya
sebagian kecil dari alam semesta karena pembatasan yang
diberlakukan oleh hukum kecepatan cahaya itu sendiri. Tidak pasti,
apakah ukuran Semesta terbatas atau tak terbatas.
21. 3. etimologi, sinonim dan definisi
Kata Alam Semesta berasal dari kata-kata Univers (Prancis),
yang pada gilirannya berasal dari
kata Latin Universum. Bahasa Latin banyak digunakan
oleh Cicero dan penulis lainnya, yang kemudian, banyak
penggunaan indra makna yang sama seperti kata bahasa
Inggris modern yang digunakan. Kata Latin berasal dari
kontraksi Unvorsum puitis - pertama kalinya digunakan
oleh Lucretius dalam Buku IV (baris 262) De Rerum
natura (Dalam Sifat Pemikiran) - yang
menghubungkan un, uni (bentuk kombinasi dari Unus, atau
"satu") dengan vorsum, versum (sebuah kata benda yang
terbuat dari participle pasif vertere sempurna, yang berarti
"sesuatu yang dirotasi, digiling, diubah"). Lucretius digunakan
dalam arti kata "segalanya digulung menjadi satu, semuanya
digabungkan menjadi satu".
Artistik rendition (sangat berlebihan) dari
pendulum Foucault menunjukkan bahwa Bumi tidak diam,
tetapi berputar.
22. Interpretasi alternatif unvorsum adalah "semuanya diputar
sebagai salah satu" atau "segalanya diputar oleh salah satu".
Dalam pengertian ini, dapat dianggap sebagai terjemahan dari
sebuah kata Yunani sebelumnya untuk Semesta, περιφορα,
"sesuatu diangkut dalam lingkaran", awalnya digunakan untuk
menggambarkan suatu program makan, makanan yang
dibawa berkeliling lingkaran para tamu makan malam. Bahasa
Yunani ini mengacu pada model Yunani awal alam semesta, di
mana semua materi yang terkandung dalam bidang berputar
berpusat di Bumi. Menurut Aristoteles, rotasi lingkup terluar
bertanggung jawab atas gerak dan perubahan dari segala
sesuatu. Itu adalah wajar bagi orang-orang Yunani untuk
menganggap bahwa Bumi telah berubah dan
bahwa langit berputar mengelilingi bumi, karena
pengukuran astronomi dan fisik dengan teliti (seperti
pendulum Foucault) diperlukan untuk membuktikan
sebaliknya.
23. Istilah yang paling umum untuk "Alam Semesta" di antara
para filsuf Yunani kuno dari Pythagoras adalah το παν
(Semuanya), yang didefinisikan sebagai semua materi (το
ολον) dan semua ruang (το κενον). Lainnya, sinonim
untuk alam semesta antara filsuf Yunani kuno termasuk
κοσμος (artinya dunia, kosmos) dan φυσις (artinya Alam,
dari mana kita berasal) [9] memiliki arti kata yang sama,
yang ditemukan di penulis Latin (totum, Mundus, natura)
[10] dan bertahan dalam bahasa modern, misalnya, kata-
kata Jerman Das Semua, Weltall, dan Natur untuk
Universe. Sinonim yang sama ditemukan dalam bahasa
Inggris, seperti semua (seperti dalam teori segala
sesuatu), kosmos (seperti dalam
kosmologi), dunia (seperti pada banyak-dunia hipotesis),
dan Alam (seperti dalam hukum alam atau filsafat alam ).
[11]
24. 3.1 definisi luas : realitas dan probabilitas
Definisi luas dari alam semesta ditemukan dalam naturae De
divisione oleh filsuf abad pertengahan Johannes Scotus Eriugen,
yang didefinisikan sebagai segala sesuatu hanya, segala sesuatu
yang ada, dan segala sesuatu yang tidak ada. Waktu tidak
dipertimbangkan dalam definisi Eriugena's; demikian, definisinya
mencakup segala sesuatu yang ada, telah ada dan akan ada,
serta segala sesuatu yang tidak ada, belum pernah ada dan tidak
akan pernah ada. Definisi ini mencakup segalanya yang tidak
diadopsi oleh sebagian besar filsuf di kemudian hari, tetapi
sesuatu yang tidak sepenuhnya berbeda muncul kembali
dalam fisika kuantum, mungkin paling jelas dalam perumusan
jalan-terpisahkan dari Feynman.
25. Menurut formulasi itu, amplitudo probabilitas
untuk berbagai hasil percobaan yang diberikan
sangat ditentukan oleh keadaan awal sistem
tersebut yang termajukan dari awal ke keadaan
akhir. Tentu saja, percobaan hanya dapat memiliki
satu hasil, dalam kata lain, hanya satu hasil yang
mungkin adalah menjadi nyata di Alam Semesta ini,
melalui proses misterius pengukuran kuantum, juga
dikenal sebagai runtuhnya fungsi gelombang
(namun lihat-banyak dunia hipotesis di bawah ini
yang dijelaskan di bagian Multiverse). Dalam hal
ini, matematika didefinisikan dengan baik, bahkan
yang tidak ada (semua path yang mungkin) dapat
mempengaruhi yang akhirnya tidak ada
(pengukuran eksperimental).
26. Sebagai contoh khusus, setiap elektron intrinsik
identik dengan setiap lainnya,
sehingga amplitudo probabilitas harus dihitung
memungkinkan untuk kemungkinan bahwa
mereka bertukar posisi, sesuatu yang dikenal
sebagai simetri tukar. Konsepsi ini merangkul
baik Semesta ada dan non-paralel longgar
ada doktrin-doktrin Buddhis shunyata dan
pengembangan saling bergantung realitas,
dan Gottfried Leibniz dengan konsepnya yang
lebih modern dari kontingensi dan
identitas indiscernibles.
27. 3.2 definisi sebagai kenyataan
• Lebih lazim, Semesta didefinisikan sebagai segala
sesuatu yang ada, telah ada, dan akan ada. Menurut
definisi dan pemahaman kita, Semesta terdiri dari tiga
unsur: ruang dan waktu, yang dikenal sebagai ruang-
waktu atau vakum, materi dan berbagai
bentuk energi dan momentum menempati ruang-
waktu dan hukum-hukum alam yang mengatur
semesta raya. Elemen-elemen ini akan dibahas secara
lebih rinci di bawah ini. Sebuah definisi terkait
istilah Semesta, segala sesuatu yang ada pada saat satu
waktu kosmologis, seperti saat ini, seperti dalam
kalimat "Jagat Raya sekarang bermandikan seragam
dalam radiasi gelombang mikro".
28. • Tiga unsur alam semesta (ruang-waktu, materi-energi,
dan hukum fisika) sesuai terhadap ide-ide Aristoteles.
Dalam bukunya The Phsyics (Φυσικης, dari mana asal
kata "fisika"), Aristoteles membagi το παν (semuanya)
menjadi tiga elemen analog kira-kira: materi (hal-hal
yang Semesta dibuat), bentuk (susunan yang materi
dalam ruang) dan perubahan (bagaimana hal
diciptakan, dihancurkan atau diubah dalam sifat-
sifatnya, dan sama, bagaimana bentuk yang
berubah). Hukum fisika dipahami sebagai aturan yang
mengatur sifat materi, bentuk dan perubahan mereka.
Kemudian filsuf seperti Lucretius, Ibn Rusyd, Ibn
Sina dan Baruch Spinoza diganti atau disempurnakan
dalam divisi tersebut, misalnya, Ibn Rusyd dan Spinoza
melihat naturans natura (prinsip-prinsip aktif yang
mengatur Universe), unsur-unsur yang pasif atas
tindakan sebelumnya.
29. 3.3 definisi yang dikaitkan ruang dan waktu
• Adalah sebuah kemungkinan untuk membayangkan ruang-
waktu yang terputus, masing-masing sudah ada tapi tidak dapat
berinteraksi satu sama lain. Sebuah metafora mudah
divisualisasikan adalah sekelompok gelembung sabun terpisah, di
mana pengamat yang tinggal di satu gelembung sabun tidak dapat
berinteraksi dengan orang-orang pada gelembung sabun lain,
bahkan pada prinsipnya. Menurut salah satu istilah umum, masing-
masing "gelembung sabun" ruang-waktu dilambangkan
sebagai alam semesta, seperti yang kita sebut bulan kami Bulan.
Seluruh koleksi ruang ini yang terpisah-dilambangkan
sebagai multiverse. Pada prinsipnya, semesta tidak berhubungan
satu dengan lainnya, yang mungkin memiliki
dimensionalitas topologi dan ruang-waktu yang berbeda. Berbagai
bentuk materi, energi, dan hukum fisik yang berbeda dari fisik
konstanta yang kita ketahui, meskipun kemungkinan tersebut saat
ini spekulatif.
30. 3.4 definisi sebagai sebuah realitas yang diamati
Menurut definisi yang "masih lebih restriktif", Semesta
adalah segalanya dalam waktu kita yang terhubung ruang
untuk bisa memiliki kesempatan untuk berinteraksi
dengan kita dan sebaliknya. Menurut teori
relativitas umum, beberapa daerah ruang mungkin tidak
pernah berinteraksi dengan kita, bahkan dalam seumur
hidup, karena kecepatan cahaya dan ruang ekspansi yang
sedang berjalan. Sebagai contoh, pesan radio yang dikirim
dari Bumi tidak pernah dapat mencapai beberapa daerah
ruang, bahkan jika Semesta akan hidup selamanya; ruang
dapat memperluas lebih cepat daripada cahaya yang
melintas. Perlu penekankan bahwa daerah-daerah yang
jauh dari ruang yang diambil ada dan menjadi bagian dari
realitas sebanyak seperti kita; namun kita tidak pernah
bisa berinteraksi dengan mereka.
31. Wilayah spasial di mana kita dapat mempengaruhi
dan akan terpengaruh dilambangkan sebagai alam
semesta teramati. Sebenarnya, seluruh alam
semesta yang teramati bergantung pada lokasi
pengamat. Dengan perjalanan, pengamat dapat
datang ke dalam kontak dengan wilayah yang lebih
besar dari ruang-waktu daripada seorang pengamat
yang teta di tempatnya, sehingga seluruh alam
semesta teramati untuk yang pertama lebih besar
daripada yang kedua. Namun demikian, bahkan
oleh orang yang paling cepat, mungkin tidak dapat
berinteraksi dengan semua ruang. Biasanya, seluruh
alam semesta yang teramati diambil yang berarti
alam semesta diamati dari sudut pandang kami
di Galaksi Bima Sakti.