2. 1. Kepercayaan Kepada Nenek Moyang
Perkembangan sistem kepercayaan pada
masyarakat berawal dari berburu dan
mengumpulkan makanan. Namun dalam
perkembangannya, mereka mulai berdiam
lama dan tinggal dalam gua-gua baik di
tepi pantai maupun di pedalaman. Pada
goa ditemukan sisa budaya mereka yang
berupa alat kehidupan. Kadang juga
ditemukan tulang belulang manusia yang
telah dikubur.
3. • Manusia praaksara percaya bahwa
roh para nenek moyang tinggal di
tempat tertentu dan bertempat di
tempat yang sangat tinggi misalnya
gunung dll. Untuk tempat turunnya
inilah didirikan bangunan
Megalithikum yang pada umumnya
dibuat dari batu inti utuh.
4. Sistem kepercayaan masyarakat pada masa
bermukim
dan bercocok tanam dapat dibedakan menjadi 2 :
1. Kepercayaan bersifat Animisme
Animisme adalah kepercayaan bahwa roh
(jiwa) itu tidak hanya berada pada makhluk
hidup, tetapi juga pada benda-benda tertentu .
Contoh kepercayaan animisme : misalnya tradisi
kepercayaan Megalithikum masyarakat Nias,
kepercayaan masyarakat sumba, dll .
5. 2. Kepercayaan bersifat Dinamisme
Dinamisme adalah kepercayaan
adanya kekuatan gaib yang terdapat
pada benda-benda tertentu. Mereka
menaruh hormat dan memuja benda-
benda tersebut. Misalnya : pada
pohon,batu
besar,gunung,gua,senjata,dan jimat
6. 3. Kepercayaan bersifat Monomisme
Kepercayaan ini adalah kepercayaan
terhadap Tuhan YME. Keperayaan ini
mucul berdasarkan pengalaman
masayarakat. Melalui pengalaman itu pola
pikirmanusia berkembang, manusia jadi
berpikirdan mempertanyakan tentang
siapa yang menghidupkan dan mematikan
manusia, siapa yang menciptakan hewan,
planet,alamsemesta dsb. Sehingga
manusia percaya bahwa Tuhan YME lah
yang menciptakan semuanya.
7. > Kemampuan membuat Perkakas dan
Penguasaan Teknologi.
Kehidupan berburu dan meramu pada
tahap awal, Penguasaaan manusia
terhadap teknologi masih sangat
sederhana. Hasil budaya fisik pada
saat itu yang berupa alat-alat dari
batu oleh para ahli dianggap sebagai
tahap awal dari manusia menguasai
satu bentuk teknologi sederhana yang
disebut “Teknologi Peleolitik”
Di Indonesia alat-alat yang terbuat
dari batu itu dikelompokkan menjadi 2,
yaitu yang pertama kondisi batu inti
dan yang kedua tradisi serpih.
8. • Tradisi Batu Inti
Pembuatan alat di tradisi ini dengan cara pemangkasan
segumpal batu atau kerakal untuk memperoleh bentuk
suatu alat,mislanya kapak perimbas, kapak penetak,
pahat genggam, dan kapak genggam awal.
• Ciri-Ciri
Kapak Perimbas yaitu tajamnya berbentuk cembung atau
lurus dengan memangkas satu sisi pinggiran batu dan
kulit batu masih melekat di permukaan.
Kapak Penetak yaitu Tajamnya dibentuk liku-liku dengan
cara penyerpihan yang dilakukan berselang-seling pada
kedua sisi tajamnya.
9. • Tradisi Batu Serpih
Yaitu alat-alat batu yang dibuat dari serpihan atau
pecahan-pecahan batu .
Ketika manusia sudah mengembangkan usaha
bercocok tanam dan tinggal menetap, tuntunan
terhadap alat-alat penunjang kehidupannya juga
mengalami perkembangan masa bercocok tanam
kemajuan dimulai dari kemahiran mengasah alat-
alat dari batu seperti beliung persegi, kapak lonjong
,anak panah dll.
Teknologi pembuatan alat mengalami kemajuan
pesat apalagi ketika ditemukan teknik pleburan,
pencampuran, penempaan, dan pencentakan logam.
Semula jenis-jenis logam seperti besi, tembaga,
timah, dan emas dibuat dengan teknik peleburan
sederhana, kemudian dengan teknik pencampuran
menghasilkan perunggu yang lebih kuat
Melihat alat-alat yang mereka kuasai, kemungkinan
mereka sudah mengembangkan transportasi air,
10. THANKS FOR
ATTENTION
KELOMPOK 7 :
ADHYASTA NATA PRAWIRA S (02)
BQ. CYNTHIA PRICILLIA P.V (07)
GANIA RIZKI AUDINA (16)
M. HENDRI FEBRIANSYAH (24)
NIKKI RIZKI PRADIPTA (27)