SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PERUNDANGAN
2.1.1. Undang-Undang Tata Ruang
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup,
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.Ruang sebagai sumber daya
pada dasarnya tidak mengenal batas wilayah.
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Penataan ruang adalah suatu
sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.Dalam Undang- Undang ini,
penataan ruang didasarkan pada pendekatan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah
administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional dengan:
a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia;
c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 ini menyatakan bahwa negara
menyelenggarakan penataan ruang, yang pelaksanaan wewenangnya dilakukan oleh
pemerintah dan pemerintah daerah dengan tetap menghormati hak yang dimiliki oleh setiap
orang. Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2008 menyatakan bahwa Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional yang selanjutnya disebut RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang wilayah negara.
M. RIENDRA RAHMATULLAH
21080112130041
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
Penataan ruang dengan pendekatan kegiatan utama kawasan terdiri atas penataan
ruang kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan.Kawasan perkotaan,
menurut besarannya, dapat berbentuk kawasan perkotaan kecil, kawasan perkotaan sedang,
kawasan perkotaan besar, kawasan metropolitan, dan kawasan megapolitan.Penataan ruang
kawasan perdesaan diselenggarakan pada kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah
kabupaten atau pada kawasan yang secara fungsional berciri perdesaan yang mencakup 2
(dua) atau lebih wilayah kabupaten pada 1 (satu) atau lebih wilayah provinsi.Kawasan
perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten dapat berupa kawasan agropolitan.
2.1.2. Undang-Undang Sumber Daya Air
Berdasarkan UU nomor 7 tahun 2004 air adalah semua air yang terdapat pada, di atas,
ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah,
air hujan, dan air laut yang berada di darat.
Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau,
dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya
air, dan pengendalian daya rusak air.Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar
dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi
sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan
secara terkoordinasi dan terarah dalam rangka mencapai tujuan pengelolaan sumber daya air.
Rencana pengelolaan sumber daya air adalah hasil perencanaan secara menyeluruh dan
terpadu yang diperlukan untuk menyelenggarakan pengelolaan sumber daya air.
Wewenang dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air yang sesuai dengan
Keputusan Presiden dan Peraturan Pemerintah dipegang oleh pemerintah pusat, pemerintah
propinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah desa. Sebagian wewenang pemerintah
dalam pengelolaan sumber daya air dapat diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan apabila
pemerintah daerah belum dapat melaksanakan sebagian wewenangnya maka pemerintah
daerah dapat menyerahkan wewenang tersebut kepada pemerintah di atasnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Penatagunaan sumber daya air ditujukan untuk menetapkan zona pemanfaatan sumber
air dan peruntukan air pada sumber air.Penetapan zona pemanfaatan sumber merupakan salah
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
satu acuan untuk penyusunan atau perubahan rencana tata ruang wilayah dan rencana
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang bersangkutan. Penetapan zona
pemanfaatan sumber daya air dilakukan dengan:
a. mengalokasikan zona untuk fungsi lindung dan budi daya;
b. menggunakan dasar hasil penelitian dan pengukuran secara teknis hidrologis;
c. memperhatikan ruang sumber air yang dibatasi oleh garis sempadan sumber air;
d. memperhatikan kepentingan berbagai jenis pemanfaatan;
e. melibatkan peran masyarakat sekitar dan pihak lain yang berkepentingan;
f. memperhatikan fungsi kawasan.
Perencanaan pengelolaan sumber daya air disusun untuk menghasilkan rencana yang
berfungsi sebagai pedoman dan arahan dalam pelaksanaan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.Rencana pengelolaan
sumber daya air merupakan salah satu unsur dalam penyusunan, peninjauan kembali, dan/atau
penyempurnaan rencana tata ruang wilayah.Penyusunan rencana pengelolaan sumber daya air
pada setiap wilayah sungai dilaksanakan secara terkoordinasi oleh instansi yang berwenang
sesuai dengan bidang tugasnya dengan mengikutsertakan para pemilik kepentingan dalam
bidang sumber daya air.
2.1.3. Undang-Undang Pengembangan SPAM
Undang-Undang nomor 16 tahun 2005 menjelaskan bahwa air minum adalah air
minum rumah tangga yang melalui atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan
air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif.
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik)
dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum.Pengembangan SPAM adalah kegiatan
yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan system fisik (teknik) dan
non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
keadaan yang lebih baik.Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan
merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,
dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.Pengaturan
pengembangan SPAM bertujuan untuk:
a. terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga
yang terjangkau;
b. tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa
pelayanan;
c. tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.
Penyelenggaraan pengembangan SPAM harus dilaksanakan secara terpadu dengan
pengembangan prasarana dan sarana sanitasi untuk menjamin keberlanjutan fungsi
penyediaan air minum dan terhindarnya air baku dari pencemaran air limbah dan sampah.
Perencanaan pengembangan SPAM meliputi penyusunan rencana induk, studi kelayakan,
dan/atau perencanaan teknis terinci.Rencana induk pengembangan SPAM yang telah
ditetapkan harus diikuti izin prinsip hak guna air sesuai dengan ketentuan peraturan dan
perundang-undangan.
SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan
perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan meliputi unit air baku, unit produksi, unit
distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. SPAM bukan jaringan perpipaan meliputi
sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki
air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air.
Unit distribusi terdiri dari sistem perpompaan, jaringan distribusi, bangunan
penampungan, alat ukur dan peralatan pemantauan. Unit distribusi wajib memberikan
kepastian kuantitas, kualitas air, dan kontinuitas pengaliran selama 24 jam per hari.
Unit pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran.Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan hidran umum
harus dipasang alat ukur berupa meter air.
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
Unit pengelolaan terdiri dari pengelolaan teknis dan pengelolaan nonteknis.
Pengelolaan teknis terdiri dari kegiatan operasional, pemeliharaan dan pemantauan dari unit
air baku, unit produksi dan unit distribusi. Pengelolaan nonteknis terdiri dari administrasi dan
pelayanan.
2.2 UMUM
2.2.1. Definisi Air Minum
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
907/Menkes/SK/VII/2002, yang dimaksud dengan air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum. Sedangkan air bersih merupakan air yang telah memenuhi persyaratan
kesehatan, tetapi belum dapat digunakan untuk minum. Kegunaan air bersih secara umum,
yaitu :
1. Keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan pekerjaan
lainnya.
2. Keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkut air limbah,
hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya.
3. Keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga listrik.
4. Keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, penatu
5. Keperluan pertanian dan peternakan.
6. Keperluan pelayaran dan lain sebagainya.
Standar kebutuhan air bersih manusia menurut WHO minimal 60 l/orang/hari
disamping itu air tersebut harus memenuhi syarat dari segi kualitas. Dari segi kualitas air
harus memenuhi syarat-syarat fisika, kimiawi dan bakteriologi.
2.2.2 Persyaratan dalam Penyediaan Air Minum
2.2.2.1. Persyaratan Kualitas Air Minum
Air bersih dan terutama air minum, harus bebas dari zat yang berbahaya bagi
kesehatan.Oleh karena itu dalam perencanaan/pelaksanaan fasilitas penyediaan air minum
(sumber, transmisi, distribusi) harus bebas dari kemungkinan kontaminasi oleh polutan.
(Husain,1981)
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
2.2.2.2. Persyaratan Kuantitas Air Minum
Faktor-faktor yang berkaitan dengan aspek kuantitas air minum adalah sebagai berikut :
1. Pemakaian air
Pemakaian air dihitung dari jumlah air yang terpakai dari keseluruhan air yang ada dalam
sistem.Pemakaian air perkapita dapat bervariasi dari satu komunitas lainnya disebabkan
berbagai faktor seperti, tingkat hidup pendidikan dan tingkat ekonomi masyarakat.
2. Kebutuhan Air
Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk keperluan pokok
manuasi (domestik dan kegiatan- kegiatan lainnya yang memerlukan air)..Faktor yang
berpengaruh terhadap kebutuhan adalah sebagai berikut :
a. Jumlah populasi
b. Kondisi iklim
c. Kebiasaan hidup
d. Fasilitas plambing
e. Sistem air buangan
f. Kebutuhan untuk industri
g. Pajak
Tabel 2.1
Kriteria Penyediaan Air Bersih
No Jenis Kota Jumlah Penduduk(jiwa) Kebutuhan Air Domestik rata-
rata (l/j/h)
1
2
3
4
5
Metropolitan
Kota besar
Kota sedang
Kota kecil
Kota
kecamatan
P > 1.000.000
500.000 < P < 1.000.000
100.000 < P < 500.000
20.000 < P < 100.000
P < 20.000
190
170
150
140
100
Sumber : Dirjen Cipta Karya (1991)
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
Tabel 2.2
Kriteria Perencanaan Proyek Air Bersih
NO Uraian
Kriteria Perencanaan
BNA IKK Pedesaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Klasifikasi
Tingkat Pelayanan
Kebutuhan air
- SR (L/o/h)
- HU (L/o/h)
Perbandingan
SR : HU
Kebutuhan air Non
Domestik
-Daerah pantai
-Daerah pedalaman
Kehilangan air
Faktor hari maks.
Faktor jam puncak
Jumlah SR/jiwa
Jumlah HU/jiwa
Kapasitas reservoir
20000<P<1000000
80 %
130
30
(80%:20%) s.d.
(100%:0%)
15% - 30%
15% - 25%
20%
1,1 – 1,5
1,6 – 2
5 – 7
7 – 100
17-20% Debit hari
maksimum
3000<P<20000
75 %
100
30
(60%:40%) s.d.
(100%:0%)
10%
10%
20%
1,1
1,6
5 – 7
100 - 200
17-20% Debit
hari maksimum
P<3000
60 %
100
30
(50%:50%) s.d.
(100%:0%)
-
-
20%
1,1
1,6
5 – 7
100 - 200
17-20% Debit hari
maksimum
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
12.
13.
14.
Lama operasi
- Pompa
- Gravitasi
Umur rencana
- Struktur & jaringan
pipa
- Mekanikal &
elektrikal
Tekanan air dalam
pipa distribu
24
24
30
10
10 – 60 mkl
12
24
30
10
10 – 60 mkl
12
24
30
10
10 – 60 mkl
15.
Kualitas air
Baku mutu
Depkes RI
Baku mutu
Depkes RI
Baku mutu
Depkes RI
Sumber : DPU Dirjen Cipta Karya(1991)
2.2.2.3 Persyaratan Kontinuitas
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang
relatif tetap, baik pada saat musin kemarau maupun musim hujan.
2.3 Sistem Penyediaan Air Minum
Sistem penyediaan air minum yang baik ditujukan untuk :
1. Menyediakan air yang kualitasnya aman dan sehat bagi pemakainya, individu maupun
masyarakat,
2. Menyediakan air yang memadai kuantitasnya,
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
3. Menyediakan air secara kontinyu, mudah dan murah, untuk menunjang higienes
perseorangan maupun rumah tangga.
Kriteria air yang sehat adalah sebagai berikut:
1. Tidak terkontaminasi agar tidak menginfeksi pemakainya dengan water borne disease,
2. Bebas dari bahan-bahan beracun,
3. Bebas dari bahan organik dan mineral yang berlebihan.
(Husain,1981)
2.3.1 Proyeksi Penduduk untuk Menghitung Kebutuhan Air Minum
Proyeksi pertumbuhan penduduk sampai akhir tahun perencanaan merupakan salah
satu faktor utama dalam perencanaan teknis sistem penyediaan air bersih.Analisa proyeksi
jumlah penduduk dilakukan berdasarkan metode aritmetik, geometrik dan eksponensial.
1. Metode Aritmetik
Pn = Po + rn
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
Po = Jumlah penduduk pada awal
n = Periode perhitungan
r = Angka pertambahan penduduk
rumus di atas bila dipindah dalm bentuk regresi menjadi:
Pn = Po + rn
Y = b + ax
Dimana :
Pn = y = Jumlah penduduk pada tahun n
Po = b = Koefisien
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
n = x = Tahun penduduk yang akan dihitung
r = a = Koefisien x
2. Metode Geometrik
Pn = Po (1+r)n
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
Po = Jumlah penduduk pada awal
n = Periode perhitungan
r = Rasio pertambahan penduduk pertahun
Rumus diatas dipindah dalam bentuk menjadi :
Log Pn = log Po + r log n
Log y = log b + a log x
Dimana :
Log Pn= y = Jumlah penduduk pada tahun n
Log Po= b = Koefisien
Log n = x = Tahun penduduk yang akan dihitung
r = a = Koefisien x
3. Metode Eksponensial
Pn = ern
+ Po
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
Po = Jumlah penduduk pada awal
n = Periode perhitungan
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
r = Rasio pertambahan penduduk pertahun
Rumus diatas dipindah dalam bentuk regresi menjadi
Ln Pn = ln Po + rn
Ln y = ln b + ax
Dimana :
Ln Pn = y = Jumlah penduduk pada tahun n
Ln Po = b = Koefisien
n = x = Tahun penduduk yang akan dihitung
r= a = Koefisien x
Untuk menentukan metode mana yang dipakai yang perlu diperhatikan adalah nilai
R2
. Semakin besar nilai R2
dan semakin mendekati angka 1 maka metode itulah yang
digunakan.
Penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam tergantung dari jenis
pemakaiannya. Macam pemakaian air terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Kebutuhan Domestik
Kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiatan sehari-
hari atau rumah tangga, seperti minum, memasak, mandi, cuci, kakus, dan
sebagainya. Kebutuhan air domestik terdiri atas kebutuhan untuk:
a. Sambungan langsung
b. Hidran umum
2. Kebutuhan Non Domestik
a. Institusional
Kebutuhan air minum institusional yaitu untuk kegiatan perkantoran dan tempat
pendidikan atau sekolah.
b. Komersial dan Industri
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
Kebutuhan air minum komersial yaitu kebutuhan air minum untuk kegiatan hotel,
pasar, pertokoan, restoran, sedangkan kebutuhan air minum pada industri biasanya
yaitu sebagai air pendingin mesin, air pada pemanas, bahan baku proses, dan
sebagainya.
c. Fasilitas umum
Kebutuhan air minum untuk fasilitas umum yaitu kebutuhan air untuk kegiatan-
kegiatan di tempat-tempat ibadah, rekreasi, terminal, dan sebagainya.
Tabel 2.3. Kebutuhan Air Bersih Non Domestik Kota Kategori I, II, III, IV
No Sektor Nilai Satuan
1
2
3
4
6
7
8
9
10
11
12
13
Sekolah
Rumah Sakit
Puskesmas
Masjid
Kantor
Pasar
Hotel
Rumah Makan
Militer
Kawasan Industri
Kawasan Pariwisata
Lapangan Terbang
Pelabuhan
Stasiun KA/Terminal
10
200
2.000
3.000
10
12.000
150
100
60
0,2 -0,8
0,1 -0,3
10
50
10
Liter/murid/hari
Liter/bed/hari
Liter/pegawai/hari
Liter/hari
Liter/pegawai/hari
Liter/hari
Liter/bed/hari
Liter/tempat duduk/hari
Liter/orang/hari
Liter/hektar/hari
Liter/hektar/hari
Liter/hari
Liter/hari
Liter/hari
Sumber : Dirjen Cipta Karya (1991)
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
d. Fire hidrant
Kebutuhan untuk fire hidrant yang dikeluarkan oleh pemerintah India yaitu 100√P
, dimana P = populasi dalam seribu. Untuk kota dengan 100.000 penduduk, kebutuhan
perkapita
= 100100 liter/hari
= 100010100 ×× liter/hari
=
000.100
10001000 ×
liter/hari
= 10 liter/kapita/hari
(Husain,1991)
Perhitungan kebutuhan air untuk keperluan pemadam kebakaran tergantung pada jumlah
penduduk yang mendiami daerah tersebut. Penjelasan lebih lengkap tentang kebutuhan
kebutuhan air untuk fire hydrant disajikan pada Tabel 2.3.dan Tabel 2.4
Tabel 2.4 Kebutuhan Air untuk Fire Hydrant dalam reservoir distribusi
Populasi ( x 104
) Kebutuhan Air (m3
)
Kurang dari 1
2
3
4
5
100
200
300
350
400
Sumber : Japan Water Works Association (1978)
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
Tabel 2.5 Kebutuhan Air Untuk Fire Hidrant
Populasi (x 104
) Kebutuhan Fire Fighting (m3
/min)
< 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
> 2
4
5
6
7
8
8
9
9
10
Sumber: Japan Water Works Association (1978)
2. Kehilangan air
Kehilangan air (unccounted-for water) dapat disebabkan :
a. Sambungan ilegal
b. Sambungan yang rusak
c. Penggunaan pompa
d. Kebocoran
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
2.2.2. Fluktuasi Pemakaian Air
Fluktuasi pemakaian air merupakan variasi pemakaian air pada beberapa waktu dalam
periode waktu tertentu. Dalam komunitas yang kecil fluktuasi akan terlihat sangat jelas
sedangkan pada kota besar kebutuhan itu dapat menjadi rata – rata3
. Pemakaian puncak
dipengaruhi oleh pemakaian perjam dalam satu hari tergantng pada kebiasaan pemakaian,
kondisi iklim, penggunaan oleh industri, tipe industry
(Departemen PU,1991).
Berdasarkan kriteria desain yang dikeluarkan oleh Dirjen Cipta Karya, fluktuasi pemakaian
air untuk perencanaan air bersih domestik kategori kota Metropolitan adalah:
Faktor maskimum harian = 1,1 x kebutuhan air rata - rata
Faktor maksimum jam = 1,6 x kebutuhan air rata – rata
2.4 Air Baku
2.4.1. Jenis Sumber Air Baku
Air Baku adalah air yang berasal dari sumber air yang perlu atau tidak perlu diolah
menjadi air minum untuk keperluan rumah tangga dan sehari-hari Berikut adalah jenis
sumber air baku : (DPU Cipta Karya, 2002).
1. Air tanah ( sumur dangkal, sumur permukaan )
Air tanah adalah air yang tersimpan/ terperangkap di dalam lapisan batuan yang mengalami
pengisian/penambahan secara terus menerus oleh alam. Air tanah secara umum mempunyai
sifat – sifat yang menguntungkan khususnya dari segi bakteriologis, namun demikian dari
segi kiiawi mempunyai beberapa karateristik yang tertentu yaitu tingkat kesadahan,
Kalsium,Magnesium, Bicarbonat, Clorida.
Keuntungan dan kerugian pemanfaatan air tanah:
a. Pada umumnya bebas dari bakteri patogen.
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
b. Pada umumnya dapat dipakai tanpa pengolahan lebih lanjut.
c. Paling praktis dan ekonomis.
Kerugian :
a. Air tanah sering kali mengandung banyak mineral – mineral Fe, Mn, Ca dan sebagainya.
b. Biasanya membutuhkan pemompaan
3. Air permukaan ( mata air, sungai, danau )
Pada umumnya sumber air permukaan baik berupa sungai, danau maupun waduk
adalah merupakan air yang kurang baik untuk langsung dikonsumsi oleh manusia, karena itu
perlu adanya pengolahan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan. Air permukaan pada
hakekatnya banyak tersedia di alam.Kondisi air permukaan sangat beragam karena
dipengaruhi oleh banyak hal yang merupakan elemen meteorologi dan elemen daerah
pengaliran.Pada umumnya kekeruhan air pemukaan cukup tinggi karena banyak mengandung
lempun, dan substansi organik.Sehingga ciri air permukaan yaitu memiliki padatan terendap
rendah, dan bahan tersuspensi cukup tinggi. Atas dasar kandungan bahan terendap dan bahan
tersuspensi tersebut maka kualitas air sungai relatif rendah dari pada kualitas air danau, rawa,
dan reservoar. Air permukaan tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, setelah
melalui proses tertentu.
4. Air hujan
Pada umumnya kualitaas cukup baik, namun air yang berasal dari sini akan
mengakibatkan kerusakan – kerusakan terhadap logam (korosi). Dari segi kuantitas air hujan
tergantung pada besar kecil hujan sehingga tidak mencukupi jika digunakan penyediaan air
bersih.
Dalam PP No. 82 tahun 2001, air diklasifikasikan menurut mutunya ke dalam empat
kelas, yaitu :
1. Kelas 1, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
2. Kelas 2, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
3. Kelas 3, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut.
4. Kelas 4, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi, pertanaman, dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
2.4.2. Perpipaan Transmisi
2.4.2.1. Cara Pengaliran
Sistem transmisi merupakan suatu sistem pengaliran yang membawa air baku atau air
bersih dari suatu sumber menuju ke reservoir atau daerah distribusi (Al-Layla 1978).
Di dalam sistem transmisi ada beberapa cara pengaliran yang dapat dilakukan, antara lain
(Al Layla,1978)
1. Sistem Saluran Terbuka,sistem ini hanya memperhatikan ketinggian tanah dan konstruksi
saluran untuk dapat mengalirkan air dengan kapasitas besar sehingga biaya pembuatan
dan operasionalnya murah. Saluran yang terbuka amat sensitif terhadap faktor eksternal
yang dapat mempengaruhi kualitas air yang akan dialirkan.
2. Sistem Saluran Tertutup (aqueduct), sistem ini mampu membawa air dengan kapasitas
besar dan memungkinkan kehilangan air yang kecil bila di bandingkan dengan debitnya.
3. Sistem Pipa, pada sistem ini, aliran tidak tergantung pada profil tanah. Kualitas air tidak
mudah di pengaruhi faktor dari luar selain itu operasi dan pemeliharaannya mudah,
waalaupun biaya pembuatannya lebih mahal jika dibandingkan dengan sistem terbuka dan
sistem tertutup.
Kelebihan transmisi dengan sistem perpipaan antara lain dibandingkan dengan sistem lainnya
antara lain adalah :
1. Kecepatan tinggi karena aliran berada di bawah tekanan.
2. Dapat dioperasikan tanpa gangguan.
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
Dilihat dari segi konstruksi, pemasangan pipa relatif lebih mudah di bandingkan
dengan membuat saluran terbuka atau aquaduct.
Pola pelayanan air bersih kepada penduduk memanfaatkan sistem gravitasi. Dari
sungai dalam, air baku dialirkan menuju ke reservoir. Dalam hal ini terdapat dua metode
jaringan pipa transmisi (pipa yang mengalirkan air dari sumber ke reservoir atau tempat
penampungan), yaitu :
1. Dengan menggunakan gaya gravitasi
Cara ini digunakan apabila daerah pengambilan sumber air berada lebih tinggi dari
daerah layanan sehingga air dapat dialirkan secara gravitasi. Keuntungan dari cara
gravitasi ini adalah murah dan tidak membutuhkan banyak biaya.
2. Dengan menggunakan pompa
Cara ini digunakan bila daerah pengambilan sumber air berada lebih rendah dari
daerah pelayanan sehingga air harus dipompa naik agar dapat melayani
permintaan. Jika menggunakan cara ini, terdapat beberapa kendala antara lain
mahal karena terjadi banyak kehilangan tinggi tekan (headloss) akibat perbedaan
tinggi.
Sementara jenis saluran yang digunakan dalam penyaluran dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Saluran terbuka
Merupakan saluran yang terbuka dan biasanya berukuran besar untuk mengalirkan
air dari sumber menuju reservoir atau tempat penampungan.Membutuhkan air
dengan debit dan kecepatan yang besar agar tidak terjadi sedimentasi di saluran.
Memiliki kerugian antara lain air dapat menjadi kotor karena terkontaminasi dan
tercampur air buangan, air diambil oleh masyarakat sekitar sebelum sampai ke
reservoir, air tercampur dengan air irigasi, dll.
2. Saluran tertutup (perpipaan)
Merupakan saluran tertutup atau dalam pipa.Terdiri dari jaringan pipa primer,
sekunder, dan tersier. Memerlukan perencanaan yang matang dalam
penggunaannya, harus memperhatikan besarnya tekanan, headloss, kecepatan air,
debit, dan elevasi daerah agar air dapat mengalir sampai ke konsumen sesuai
kriteria yang telah direncanakan ( dimensi pipa, faktor kekasaran, tekanan
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
minimum, dll). Kerugian dari sistem ini adalah seringnya terjadi kebocoran pipa,
terjadi pencurian air di dalam perjalanan, kurangnya tekanan yang sampai ke
konsumen, dll.
2.4.2.2. Jenis Pipa
Jenis pipa ditentukan berdasarkan material pipanya, seperti CI, beton (concrete), baja (steel),
AC, GI, plastik, dan PVC. Kelebihan dan kekurangan pemakaian pipa-pipa tersebut diuraikan
sebagai berikut (Japan International Coorperation Agency,1974).
1. Cast-Iron Pipe
Pipa CI tersedia untuk ukuran panjang 3,7 dan 5,5 dengan diameter 50 – 900 mm, serta
dapat menahan tekanan air hingga 240 m tergantung besar diameter pipa.
Kelebihan:
a. Harga tidak terlalu mahal
b. Ekonomis karena berumur panjang (bisa mencapai 100 tahun)
c. Kuat dan tahan lama
d. Tahan korosi jika dilapisi
e. Mudah disambung
f. Dapat menahan tekanan tanpa mengalami kerusakan
Kekurangan:
a. Bagian dalam pipa lama kelamaan menjadi kasar sehingga kapasitas pengangkutan
berkurang
b. Pipa berdiameter besar berat dan tidak ekonomis
c. Cenderung patah selama pengangkutan atau penyambungan
2. Concrete Pipe
Pipa beton biasa digunakan jika tidak berada dalam tekanan dan kebocoran pada pipa tidak
terlalu dipersoalkan. Diameter pipa beton mencapai 610 mm. Pipa RCC digunakan untuk
diameter lebih dari 2,5 m dan bisa didesain untuk tekanan 30 m.
Kelebihan:
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
a. Bagian dalam pipa halus dan kehilangan akibat friksi paling sedikit
b. Tahan lama, sekurangnya 75 tahun
c. Tidak berkarat atau terbentuk lapisan di dalamnya
d. Biaya pemeliharaan murah
Kekurangan:
a. Pipanya berat dan sulit digunakan
b. Cenderung patah selama pengangkutan
c. Sulit diperbaiki
3. Steel Pipe
Pipa baja digunakan untuk memenuhi kebutuhan pipa yang berdiameter besar dan
bertekanan tinggi.Pipa ini dibuat dengan ukuran dan diameter standar.Pipa baja kadang-
kadang dilindungi dengan lapisan semen mortar.
Kelebihan:
a. Kuat
b. Lebih ringan daripada pipa CI
c. Mudah dipasang dan disambung
d. Dapat menahan tekanan hingga 70 mka (meter kolom air)
Kekurangan:
a. Mudah rusak karena air yang asam dan basa
b. Daya tahan hanya 25 – 30 tahun kecuali dilapis dengan bahan tertentu
4. Asbestos-Cement Pipe
Pipa ini dibuat dengan mencampur serat asbes dengan semen pada tekanan
tinggi.Diameternya berkisar antara 50 – 900 mm dan dapat menahan tekanan antara 50 –
250 mka tergantung kelas dan tipe pembuatan.
Kelebihan:
a. Ringan dan mudah digunakan
b. Tahan terhadap air yang asam dan basa
c. Bagian dalamnya halus dan tahan terhadap korosi
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
d. Tersedia untuk ukuran yang panjang sehingga sambungannya lebih sedikit
e. Dapat dipotong menjadi berbagai ukuran panjang dan disambung seperti pipa CI
Kekurangan:
a. Rapuh dan mudah patah
b. Tidak dapat digunakan untuk tekanan tinggi
5. Galvanised-Iron Pipe
Pipa GI banyak digunakan untuk saluran dalam gedung.Tersedia untuk diameter 60 – 750
mm.
Kelebihan:
a. Murah
b. Ringan, sehingga mudah digunakan dan diangkut
c. Mudah disambung
d. Bagian dalamnya halus sehingga kehilangan tekanan akibat gesekan kecil
Kekurangan:
a. Umurnya pendek, 7 – 10 tahun
b. Mudah rusak karena air yang asam dan basa serta mudah terbentuk lapisan kotoran di
bagian dalamnya
c. Mahal dan sering digunakan untuk kebutuhan pipa dengan diameter kecil
6. Plastic Pipe
Pipa plastik memiliki banyak kelebihan, seperti tahan terhadap korosi, ringan, dan
murah.Pipa Polythene tersedia dalam warna hitam.Pipa ini lebih tahan terhadapt bahan
kimia, kecuali asam nitrat dan asam kuat, lemak, dan minyak.
Pipa plastik terdiri atas 2 (dua) tipe:
a. Low-Density Polythene Pipe. Pipa ini lebih fleksibel, diameter yang tersedia mencapai
63 mm, digunakan untuk jalur panjang, dan tidak cocok untuk penyediaan air minum
dalam gedung
b. High-Density Polythene Pipe. Pipa ini lebih kuat dibandingkan low-density polyhene
pipe. Diameter pipa berkisar antara 16 – 400 mm tetapi pipa berdiameter besar hanya
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
digunakan jika terdapat kesulitan menyambung pipa berdiameter kecil. Pipa ini juga bisa
dipakai untuk mengangkut air dalam jalur yang panjang.
Pipa plastik tidak bisa memenuhi standar lingkungan, yaitu jika terjadi kontak dengan
bahan-bahan seperti asam organik, keton, ester, alkohol, dan sebagainya.High-density
pipe lebih buruk dibanding low-density dalam permasalahan ini.
7. PVC Pipe (Unplasticised)
Kekakuan pipa PVC (polyvinyl chloride) adalah tiga kali kekakuan pipa polythene
biasa.Pipa PVC lebih kuat dan dapat menahan tekanan lebih tinggi. Sambungan lebih
mudah dibuat dengan cara las.
Pipa PVC tahan terhadap asam organik, alkali dan garam, senyawa organik, serta
korosi.Pipa ini banyak digunakan untuk penyediaan air dingin di dalam maupun di luar
sistem penyediaan air minum, sistem pembuangan, dan drainase bawah tanah. Pipa PVC
tersedia dalam ukuran yang bermacam-macam
2.4.2.3.Pemilihan Jenis Pipa
Pemilihan jenis pipa tergantung pada tekanan internal, kondisi operasi, diameter
maksimum yang diperbolehkan, korosi eksternal, dan kondisi penanaman yang
khusus.Beberapa kondisi yang menunjukkan penggunaan jenis material yang berbeda.
Tabel 2.6. Pemilihan Jenis Pipa Menurut Kondisi Penggunaannya
No
.
Jenis Pipa Sifat Kondisi Penggunaan
1. CI Ketahanan terhadap
korosi dan kekuatan
baik
Digunakan di tanah dan air yang
bersifat korosif. Digunakan sebagai
saluran utama dan lateral ketika
ujung kerannya adalah sambungan
rumah
2. Steel Ketahanan agak baik Digunakan untuk pipa berdiameter
besar (>900 mm) sehingga
penggunaan pipa CI menjadi terlalu
berat dan mahal. Digunakan dalam
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
areal yang bergelombang.
3. Prestresse
d Concrete
Tahan tekanan lebih
tinggi dibandingkan
pipa RCC biasa
Digunakan untuk pipa yang
mendapat tekanan 50 – 200 m
sehingga penggunaan pipa CI dan
steel tidak ekonomis dan RCC tidak
dapat dipakai.
4. AC Lebih tahan terhadap
korosi dibandingkan
CI dan steel. Ringan
dan mudah
digunakan
Dapat dipakai di tanah dan air yang
bersifat korosif. Digunakan dalam
sistem distribusi lateral dan minor.
5. Unplasticis
ed PVC &
Polythene
Pipe
Lebih fleksibel
daripada yang lain.
Mudah
penyambungannya
Digunakan di hotel dan sambungan
rumah. Digunakan di daerah yang
berbukit-bukit dan areal yang
bergelombang
Sumber : Dirjen Cipta Karya (1991)
2.4.2.4.Penanaman Pipa
Perpipaan transmisi sedapat mungkin dipasang di dalam tanah.Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi kemungkinan rusaknya pipa secara fisik baik oleh tumbuhnya pohon atau
kerusakan fisik lainnya.Kedalaman penanaman pipa dihitung dari permukaan tanah terhadap
bagian atas pipa bergantung kepada kondisi lapangan. Untuk kondisi lapangan biasa
ditentukan minimum 50 cm, sedangkan pipa yang dipasang di bawah jalan ditentukan 100
cm. Secara rinci, kedalaman pemasangan pipa disajikan pada Tabel 2.7.
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
Tabel 2.7. Kedalaman Penanaman Pipa di Indonesia Tahun 1991
Kondisi Penanaman Pipa Kedalaman (cm)
Kondisi biasa
Di bawah jalan:
a. Biasa
b. Raya
80
100
120
Sumber: Dirjen Cipta Karya (1991)
Berdasarkan lokasi penanamannya, galian pipa terbagi menjadi 3(tiga), yaitu (Dirjen
Cipta Karya,1991):
1. Galian normal, yaitu galian yang terletak di bawah tanah di pinggir jalan, jalan setapak
atau jalan berbatu-batu, dan trotoir (Gambar 2.1).
2. Galian di bawah jalan, yaitu galian yang terletak di bawah jalan aspal (Gambar 2.2)
3. Galian memotong jalan, yaitu galian yang memotong badan jalan (Gambar 2.3).
Gambar 2.1: Galian Normal
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
Sumber : Dirjen Cipta Karya (1991)
Gambar 2.2: Galian di Bawah Jalan
Sumber : Dirjen Cipta Karya (1991)
Gambar 2.3: Galian Memotong Jalan
Sumber : Dirjen Cipta Karya (1991)
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
2.4.2.5. Perlengkapan Pipa
Selain pipa transmisi, diperlukan juga perlengkapan tambahan untuk pengaliran air dalam
sistem ini. Perlengkapan pipa transmisi antara lain (Babbit,1977) :
1. Katup Udara (Air Valve)
Air Valve berfungsi untuk melepaskan/mengeluarkan udara dari dalam pipa, biasa
dipasang di titik tertinggi pada jalur pipa.Untuk jalur pipa yang relatif datar dimana
dipasang dua buah katup, maka perlengkapan ini diletakkan dekat gate/stop valve yang
lebih tinggi.Tipe katup udara yang digunakan dapat berupa single orifice atau double
orifice.Pada jalur yang lebih besar dari 400 mm, air valve yang dipasang dapat berupa
double orifice.Pemasangan katup udara ini dilengkapi dengan gate valve yang diperlukan
pada saat perbaikan.
2. Penguras (Blow Off)
Blow Off berfungsi untuk menguras/mengeluarkan kotoran atau endapan yang terjadi
dalam pipa, bisa dipasang pada jalur pipa di titik yang paling rendah dan pada jembatan
pipa. Blow Off uga dipasang pada setiap jarak 1000 m. Dimensi/diameter penguras.antara
( ¼ - ½ ) dari diameter pipanya.
3. Stop Valve/Gate Valve
Stop/gate valve perlu dipasang pada jalur pipa transmisi pada setiap jarak 2000 m,
dimaksudkan untuk mengisolasi segmen pipa tersebut pada saat perbaikan. Gate valve
biasa dipasang sebelum dan sesudah jembatan pipa, siphon dan penyeberangan jalan pipa.
4. Perkakas (Fitting) dan Blok Beton
Perkakas pipa (bend, tee, cross, dan lain–lain) disediakan dan dipasang pada pipa jalur
transmisi sesuai dengan keperluan. Juga suatu penahan dari blok beton diperlukan pada
setiap perubahan arah jalur dan percabangan pipa transmisi.
Apabila terjadi perubahan arah pada jalur pipa transmisi yang tidak memakai belokan
(bend), akan dilakukan sesuai dengan belokan yang diijinkan untuk pipa tersebut.
(Babbit,1977)
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
2.5. Penyimpanan
2.5.1. Kapasitas Reservoir
Komponen dalam perhitungan reservoir adalah (Husain,1981) :
2.5.1.1.Emergency Volume
Emergency volume dibutuhkan untuk:
1. Perencanaan pemeliharaan sistem
2. Bila terjadi kegagalan dalam produksi atau jaringan
3. Kebutuhan pemadam kebakaran
Kebutuhan air yang adalah 4 – 5 % dari kebutuhan maksimum perhari, yang
dimasukkan dalam penentuan volume reservoar, sehingga tidak mempengaruhi pada
kebutuhan distribusi.
2.5.1.2.Volume Mati (Dead Volume)
Volume ini tidak pernah digunakan, yang berguna untuk menghindari reservoar dari
kekeringan.Umumnya mempunyai ketinggian 15 cm dari kedalaman yang dibsebut
sebagai dead volume. Untuk penggunaan pompa maka kedalaman minimumnya
adalah m, dimana v adalah kecepatan dalam pipa.
2.5.1.3 Volume untuk pompa
Volume ini digunakan apabila pompa dioperasikan dengan beberapa pompa. Akan
berbahaya jika pada saat pompa bekerja dan tidak dengan kedalaman yang sama
menyebabkan sering terjadi fluktuasi. Untuk menjaga, perlu penambahan volume 15 –
20 cm dari kedalaman total.
2.5.2. Tipe Reservoir Distribusi
Tipe reservoir distribusi yang sering digunakan adalah (Japan International
Coorporation Agency,1974) :
1. Reservoir tanggul yang dilapisi atau tidak dilapisi, umumnya terbuka
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
2. Reservoir di bawah dan di permukaan tanah, tertutup dan tidak tertutup, konstruksi dari
beton
3. Reservoir baja di permukaan tanah, tipe gravitasi dan pemompaan
4. Tangki baja atau beton di atas permukaan tanah dan pipa tegak
5. Tangki tekan dari baja
Gambar 2.4: Tipe-Tipe Reservoir Distribusi. (a) pipa tegak; (b) dan (c) tangki di atas
permukaan tanah; (d) reservoir di permukaan tank
Sumber :Japan International Coorporation Agency (1974)
2.5.3. Struktur Reservoir
Struktur dari reservoir distribusi dapat mengikuti aturan sebagai berikut (Japan International
Coorporation Agency,1974) :
1. Reservoir air bersih dapat dibangun dengan mengguankan beton pra tegang, atau
struktur baja
2. Reservoir dapat dilengkapi dengan penutup permanen untuk menghindari masuknya
air hujan atau jenis polutan lainnya
3. Pada kasus tertentu, untuk menjaga suhu yang sedang pada daerah dingin atau panas,
dapat dilengkapi dengan penutup yang berlapis dati tanah dengan kedalaman 30-60
cm atau pembatas lain
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
4. Untuk mempersiapkan tanah penutup, stabilisasi tanah dengan pasir dan menurunkan
muka air tanah dapat ditempuh guna menghindari kegagalan pembangunan struktur
pada daerah dengan muka air tanah yang tinggi
5. Jumlah reservoir distribusi paling sedikit 2(dua) buah. Reservoir tunggal dapat
dipecah menjadi 2 (dua) bagian
2.5.4. Freeboard dan Kemiringan Bagian Bawah
Tinggi jagaan berjarak 30 cm atau lebih dihitung dari muka air tertinggi sampai dengan
puncak dinding reservoir.Bagian bawah reservoir ditetapkan paling sedikit berjarak 15 cm
lebih rendah dari muka air terendah.Untuk kenyamanan pembersihan, kemiringan 1/100
sampai dengan 1/500 ditentukan terhadap permukaan bagian bawah.
2.5.5. Pipa Inlet dan Outlet
Pemasangan pipa inlet dan pipa outlet dapat mengikuti aturan sebagai berikut (Japan
International Coorporation Agency,1974) :
1. Jarak diantara garis tengah dari pipa outlet dan muka air terendah sebaiknya kurang
dari dua kali diameter dari pipa outlet
2. Baik pipa inlet maupun pipa outlet sebaiknya dilengkapi dengan katup (valve), dan
pipa outlet dapat dilengkapi dengan karet penutup untuk mengurangi kehilangan
tekanan
2.5.6. Pipa Overflow
Pemasangan pipa overflow dapat mengikuti aturan sebagai berikut (Japan International
Coorporation Agency,1974) :
1. Pipa tegak dan menara air atas (elevated reservoir) dapat dilengkapi dengan karet
penutup pada pipa overflow pada muka air tertinggi
2. Ukuran dari pipa overflow dapat ditentukan melalui tinggi permukaan air, freeboard,
dan rata-rata aliran masuk pada pipa tegak atau reservoir atas
2.5.7. Pipa Penguras
Pemasangan pipa penguras dapat mengikuti aturan sebagai berikut (Japan International
Coorporation Agency,1974) :
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
1. Peralatan pipa penguras beserta katup (valve) dapat dipasang pada titik terendah pada
bagian bawah dari pipa tegak atau reservoir
2. Ukuran pipa penguras dapat ditentukan melalui volume air dibawah muka air terendah
dengan batasan tertentu
2.5.8. Pemeliharaan Reservoir, Pipa Tegak dan Tangki Air
Kapasitas reservoir distribusi tidak hanya berkaitan dengan perubahan dengan waktu
pengaliran air, tetapi juga kejadian seperti kebakaran dan gangguan kelistrikan. Cara-cara
dalam pemeliharaan resrvoir beserta peralatan pennjangnya akan diuraikan dalam penjelasan
berikut
2.5.8.1.Operasi dan Pencatatan Reservoir Distribusi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam operasional dan pencatatan kerja reservoir
distribusiadalah sebagai berikut (Japan International Coorporation Agency,1974)
1. Catatan perubahan jumlah air yang disimpan perhari sangat penting untuk mengamati
fungsi reservoir distribusi. Pencatatan dapat dilakukan melalui meter pencatat otomatis
ketinggian air atau eengan membaca ketinggian muka air setiap 1-2 jam
2. Catatan pengaliran air setiap hari dan perubahannya dalam periode waktu tertentu juga
diperlukan
3. Air biasanya disimpan pada reservoir distribusi mulai waktu tengah malam sampai
pagi hari. Pada kasus tertentu, pengaliran air tidak mampu memenuhi jumlah yang
diperlukan karena keterbatasan penyediaan air.
4. Tinggi muka air pada reservoir distribusi sebaiknya tidak dikurangi dibawah batasan
dimana air dan subtansi yang terkandung terserap oleh pipa effluen
2.5.8.2. Pemeriksaan dan Penataan Peralatan Tambahan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan dan penataan peralatan
penunjang adalah sebagai berikut (Japan International Coorporation Agency,1974) :
1. Setiap katup yang berhubungan langsung dengan pipa influen, pipa efluen, pipa
penguras, pipa bypass dan sambungan pipa sebaiknya diperiksa secara berkala
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
2. Meter pencatat ketinggian air, penggerak mete pencatat, dan instalasi yang beroperasi
secara otomatis sebaiknya selalu diperiksa atau diatur ulang sehingga dapat beroperasi
dengan tepat
3. Kelemahan meter pencatat aliran sebainya diperiksa secara teratur dengan manometer
4. Peralatan penunjang lain pada reservoir distribusi sebaiknya diperiksa dan ditata ulang
dengan segera setelah terjadi gempa atau badai
2.5.8.3. Perlindungan dari Polusi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan upaya perlindungan reservoir dari
polusi adalah sebagai berikut (Japan International Coorporation Agency,1974) :
1. Kebersihan area dalam reservoir selalu dijaga
2. Orang yang tidak berkepantingan dengan sistem reservoir dilarang masuk
3. Pelarangan area reservoir untuk kepentingan pertanian dan peternakan
4. Pengeringan reservoir harus dilakukan dengan sempurna
5. Manhole, jalan masuk inspeksi dalam gallery, instalasi ventilasi, pipa overflow,
lubang inspeksi air, meter pencatat ketinggian air harus terlindung dari debu, hujan,
limbah saluran pembuangan dan pecahan-pecahan kecil di sekitar reservoir
6. Manhole dan jalan masuk seperti pintu inspeksi harus selalu terkunci untuk mencegah
orang masuk ke dalam resevoir tanpa ijin
7. Jika reservoir terletak di dekat taman, temapt parkir atau fasilitas publik lainnya, maka
perlindungan terhadap reservoir harus semaksimal mungkin, khususnya bagian
manhole dan ventilasi.
2.6. Jaringan Distribusi
2.6.1. Tujuan
Sistem perpipaan distribusi bertujuan untuk menyalurkan air dari reservoar distribusi
sampai ke konsumen. Sistem distribusi termasuk ukuran pipa, material, hidran, katup dan
pengukur air (meteran pipa)
2.6.2. Layout
Penentuan layout perpipaan dilakukan dengan cara sebagai berikut (Al
Layla,1978):
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
1. Untuk daerah utama dan sub utama bagiannya dipasang pada jalan yang sama, pipa
layanan dan hidran harus dihubungkan dengan pipa cabang.
2. Untuk jaringan distribusi, perlu dihindari pipa tanpa outlet, sistem untuk drainase harus
dibuat.
3. Bila daerah layanan terdiri atas lebih dari 2 bagian, maka distribusi sub utama pada bagian
tepi harus dihubungkan satu sama lain.
Ada tiga metode dalam jaringan pipa yaitu (Al Layla,1980):
1. Sistem cabang
Sistem ini sama seperti cabang pada pohon dengan pipa utama, pipa sekunder yang
dihubungkan dengan gedung. Untuk pelayanan dengan tipe ini aliran untuk setiap pipa
adalah sama dan area pelayanan meggunakan satu pipa
Keuntungan manggunakan tipe ini adalah :
a. Jaringan cukup sederhana dalam metode distribusi air
b. Mudah dalam desainnya
c. Lebih ekonomis.
Kelemahan dalam metode ini :
a. Terjadi sedimentasi pada pipa ujung yang dapat mempengaruhi kualitas air
b. Daerah pelayanan tidak akan dapat terlayani jika terjadi perbaikan pipa
c. Tekanan air tidak cukup jika terjadi penambahan jaringan pipa
2. Sistem gridiron
Pada metode ini semua pipa tersambung dan tidak ada yang terputus pada ujungnya.Air
dapat menjangkau lebih seluruh tempat.
Keunggulan sistem ini adalah
a. Dalam proses perbaikan pipa airan akan tetap berjalan dengan melalui sisi yang lain.
b. Air akan mengalir dengan bebas ke setiap cabang dan aliran tidak akan diam.
c. Kerugian dapat diminimalisir karena konsumsi air yang besar.
Kerugian dalam penggunaan pola ini adalah
a. Perhitungan dimensi pipa lebih sulit
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
b. Ada penambahan pipa dan asesoris
3. Sistem melingkar
Loop dapat menambah tekanan pada daerah pelayanan. Pada daerah yang strategis seperti
kota tekanan akan dapat bertambah. Keuntungan dan kerugian sama dengan sistem
gridiron
Gambar 2.5: Bentuk Sistem Distribusi
Sumber : Al Layla (1978)
2.6.3 Sistem Pengaliran
1. Cara Gravitasi
Cara gravitasi dapat digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup
besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat
dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya memanfaatkan beda
ketinggian lokasi.
2. Cara Pemompaan
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk
mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Cara ini digunakan jika daerah
pelayanan merupakan daerah yang datar, dan tidak ada daerah yang berbukit.
3. Cara Gabungan
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan
selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya saat terjadi
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama periode pemakaian rendah, sisa air
dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi
digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak,
maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.
Gambar 2.6: Sistem Pengaliran Distribusi Air Minum
Sumber : Al Layla (1978)
Model pendistribusian yang digunakan untuk menyalurkan air dari reservoir ke
konsumen dapat dibedakan menjadi :
1. Sistem cabang
Gambar 2.7
Sistem ini bekerja dengan baik jika memiliki tekanan yang cukup untuk sampai ke
konsumen terakhir.Dibutuhkan tekanan yang besar.Kerugian dari sistem ini adalah
besarnya headloss yang terjadi.cocok digunakan untuk daerah yang berpenduduk
sedikit dan di kota linier (kota yang keramaiannya disepanjang jalur utama). Untuk
menambah jaringan dapat langsung menyambung dari pipa primer dan sekunder
Total energy
Reservoi
r Ci
ty
(a
)
WT
P
Total energy
UC
DCi
ty
WT
P
Pu
mp
Wa
ter
to
we
r
(b
)
Total energy
Ci
ty
Pu
mp
Reserv
oir
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
selama tinggi tekan masih memenuhi kriteria.Jika tinggi tekan kurang dapat di
gunakan pompa untuk menaikkan tekanannya.
2. Sistem Grid (Loop)
Gambar 2.8
Dalam sistem ini terdapat titik-titik pengambilan air (node) yang melayani daerah
per blok yang kebutuhan airnya sudah diketahui. Aliran bersifat tertutup. Cocok
digunakan untuk daerah yang pembangunannya sudah direncanakan dan untuk
kota yang keramaiannya konsentris. Jika menggunakan sistem ini dapat dideteksi
titik yang mengalami kebocoran.Terdiri dari jaringan pipa primer dan sekunder.
Tiap titik pengambilan (node) melayani kebutuhan per blok. Jika tekanan kurang
maka digunakan pompa untuk menaikkannya.
3. Sistem Gabungan
Merupakan gabungan dari keduanya untuk menyempurnakan pelayanan sehingga
konsumen dapat menikmati pelayanan secara kontinu dan mendapatkan kuantitas
air serta kualitas air yang memenuhi kriteria.
2.6.4 Perpipaan Distribusi
2.6.4.1.Penanaman Pipa
Perpipaan induk distribusi sedapat mungkin dipasang di dalam tanah. Kedalaman
tanah penutup pipa minimum ditentukan 80 cm pada kondisi biasa dan 100 cm untuk pipa di
bawah jalan
Untuk kemudahan pemasangan dan pemeriksaan, perpipaan ini dipasang di
sepanjang pinggir jalan yang diperlukan.Secara rinci, ketebalan lapisan penutup pipa sesuai
kondisi lapangan dapat dilihat pada Tabel 2.8.
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
Tabel 2.8. Tebal Penutup Pipa di Indonesia Tahun 1991
Kondisi Tebal Penutup Pipa (cm)
Ø 50 Ø 80 Ø 100 Ø 150
Kondisi biasa
Di bawah jalan
80
100
80
100
80
100
80
100
Sumber: Dirjen Cipta Karya (1991)
2.6.4.2. Perlengkapan Pipa
Selain pipa distribusi, diperlukan juga perlengkapan tambahan untuk pengaliran air
dalam sistem ini. Perlengkapan pipa distribusi antara lain (Dirjen Cipta Karya,1991):
1. Katup udara (air valve)
Kecuali pada jembatan pipa dan pada jalur distribusi utama yang relatif panjang, pada
umumnya peralatan ini tidak diperlukan pada perpipaan distribusi.Hal ini disebabkan
karena selain pada umumnya jalur pipa tidak terlalu panjang, juga sambungan rumah
dapat berfungsi sebagai pelepas udara yang ada di dalam pipa.
2. Penguras
Perlengkapan penguras diperlukan untuk mengeluarkan kotoran/endapan yang terdapat di
dalam pipa.Biasa dipasang di tempat yang paling rendah pada perpipaan distribusi dan
pada jembatan pipa.
3. Hidran kebakaran (fire hydrant)
Fire hydrant berfungsi sebagai tempat (sarana) pengambilan air yang diperlukan pada saat
terjadi kebakaran atau sebagai penguras.Biasa ditempatkan di tempat-tempat yang
menjadi pusat keramaian/kegiatan, seperti halnya pusat pertokoan, pasar, perumahan, dan
lain-lain.Penempatan fire hydrant di tempat-tempat yang rendah, umumnya dengan
interval jarak 300 m, atau bergantung kepada kondisi daerah/peruntukan dan kepadatan
bangunannya.Diameter pipa distribusi dimana unit hidran kebakaran disambungkan
minimum 80 mm.
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
4. Stop/Gate Valve
Stop/Gate Valvediperlukan untuk melakukan pemisahan/melokalisasi suatu blok
pelayanan/jalur tertentu yang sangat berguna pada saat perawatan. Biasanya gate valve
dipasang pada setiap percabangan pipa.Gate Valve juga dipasang sebelum dan sesudah
jembatan pipa, siphon, dan persimpangan jalan raya.
5. Perkakas (fitting)
Perkakas (tee, bend, reducer, dan lain-lain) perlu disediakan dan dipasang pada perpipaan
distribusi sesuai dengan keperluan di lapangan.Apabila pada suatu jalur pipa terdapat
lengkungan yang memiliki radius yang sangat besar, penggunaan perkakas belokan (bend)
boleh tidak dilakukan selama defleksi pada sambungan pipa tersebut masih sesuai dengan
yang disyaratkan untuk jenis pipa tersebut.
6. Peralatan Kontrol Aliran
Kalau dianggap perlu, pada setiap jarak 200 – 300 m pada jalur pipa distribusi harus
dipasang alat kontrol untuk menanggulangi terjadinya penyumbatan (clogging) dalam pipa
akibat kotoran yang terendapkan.
Unit peralatan ini terdiri atas gate valve dan perkakas tempat memasukkan alat pembersih
ke dalam pipa serta tempat penggelontoran. Penempatan peralatan ini harus dipilih pada
tempat yang relatif luas dan ada saluran/tempat yang lebih rendah untuk membuang air
dari penggelontoran tersebut.
7. Jalur Pipa Sekunder/Tersier
Sambungan rumah/sambungan ke bangunan lain tidak boleh dilakukan terhadap pipa
induk distribusi yang diameternya lebih besar dari 150 mm.
Untuk itu diperlukan perpipaan sekunder/tersier yang berdiameter 80 mm atau 50 mm
yang dipasang sejajar (sesuai dengan keperluan) dengan diameter pipa induk tadi untuk
tempat pemasangan sambungan rumah tersebut.
Apabila pada kedua tepi jalan posisi bangunan rumah cukup rapat, maka diperlukan
pemasangan pipa sekunder/tersier di kedua tepi jalan tersebut untuk mengurangi
terjadinya penyeberangan pipa terhadap jalan.Hal ini dimaksudkan untuk
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
mengurangi/menghindarkan kemungkinan banyaknya kebocoran yang sering/biasa terjadi
pada penyeberangan pipa akibat pecahnya pipa tersebut.
2.6.5 Analisis Hidrolik
2.6.5.1.Garis Tenaga dan Garis Tekanan
Sesuai dengan prinsip Bernoulli, tinggi tenaga total disetiap titik pada saluran pipa
adalah jumlah dari tinggi elevasi, tinggi tekanan, dan tinggi kecepatan. Garis yang
menghubungkan titik – titik tersebut dinamakan garis tenaga (Energy Grade Line/EGL), yang
digambarkkan di atas tampang memanjang pipa.Perubahan diameter pipa dan tempat – tempat
tertentu dimana kehilangan tenaga sekunder terjadi dengan penurunan garis tenaga.Apabila
kehilangan tenaga sekunder diabaikan, maka kehilangan tenaga hanya disebabkan oleh
gesekan pipa.
Garis tekanan (Hidraulic Grade Line/ HGL) merupakan jumlah dari tinggi tekanan
dan elevasi diukur dari garis referensi.Garis tekanan terletak dibawah garis tenaga sebesar
tinggi kecepatan dalam pipa. Apabila sepanjang pipa disambung dengan tabung tegak terbuka,
yang dapat dianalogikan sebagai reservoir atau sebagai keran dalam sambungan rumah, maka
zat di dalam pipa akan naik dalam tabung atau reservoir atau keran tersebut. Garis yang
menghubungkan permukaan zat cair dalam media – media tersebut adalah garis
tekanan.Berlainan dengan garis tenaga yang menurun secara teratur kearah aliran, garis enaga
biasa naik pada tampang yang diperbesar layaknya ebuah reservoir. Jika tinggi kecepatan
diabaikan dan garis tekanan serta garis tenaga akan berimpit menjadi satu. Garis tekanan ini
menunjukkan besarnya tekanan zat cair pada setiap titik – titik tersebut. Tinggi tekanan
maksimum akan digunakan untuk merencanakan tebal pipa dan sambungan – sambungannya.
Apabila garis tekanan berimpit dengan pipa, menunjukkan bahwa tekanan di dalam pipa
adalah tekanan atmosfer.Apabila garis tekanan berada di bawah pipa berarti tekanan di dalam
pipa negatif. Garis tekanan merupakan garis lurus apabila pipa lurus dan diameternya seragam
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
2.6.6. Kehilangan Tekanan
Macam kehilangan tekanan adalah :
1. Major Loses, terjadi akibat gesekan air dengan dinding pipa. Besarnya dapat ditentukan
dengan rumus Chezy, rumus Hazen Williams. Dalam setiap eleman pipa dari setiap
jaringan, terdapat hubungan antara kehilangan tenaga dan debit. Secara umum hubungan
tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk:
m
Qkhf ⋅=
dengan :
m = tergantung pada rumus gesekan pipa yang digunakan
k = koefisien yang tergantung pada rumus gesekan pipa dan karakteristik pipa.
Sebenarnya nlai pangkat m tidak selalu konstan, kecuali bila pengaliran berada pada
hidrolis kasar, yang sedapat mungkin dihindari.Akan tetapi karena perbedaan kecepatan
pada masing – masing elemen tidak besar, maka biasanya nilai m dianggap konstan untuk
semua eleman.
2. Minor Loses, terjadi akibat perubahan penampang pipa, sambungan, belokan, dan katup.
Kehilangan tenaga akibat gesekan pada pipa panjang biasanya jauh lebih besar daripada
kehilangan tenaga sekunder, sehingga pada keadaan tersebut biasanya kehilangan tenaga
sekunder diabaikan. Pada pipa pendek kehilangan tenaga sekunder harus diperhitungkan.
Apabila kehilangan tenaga sekunder kurang dari 5 % dari kehilangan tenaga akibat
gesekan maka kehilangan tenaga tersebut dapat diabaikan. Untuk memperkecil kehilangan
tenaga sekunder, perubahan penampang atau belokan jangan dibuat mendadak tapi
berangsur-angsur.
Persamaan – persamaan untuk minor loses dapat dirunutkan sebagai berikut
(Triatmodjo,1995):
1. Kehilangan tekanan akibat adanya masukan (entrance)








⋅
−
⋅=
g
vv
Ch vv
2
2
1
2
2
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
dimana:
he = kehilangan masukan turbulence (m)
v2 = kecepatan dalam pipa (m/det)
v1 = kecepatan sebelumnya (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det2
)
Ce = koefisien kehilangan tenaga masukan
Jika v1 = 0, maka he = Ce. 







⋅ g
v
2
2
2
2. Kehilangan tekanan akibat keluaran








⋅
−
⋅=
g
vv
Ch oo
2
2
2
2
1
dimana:
ho = kehilangan tenaga akibat keluaran (m)
v1 = kecepatan pipa diatas keluaran (m/det)
v2 = kecepatan dibawah keluaran (m/det)
Co = koefisien kehilangan tekanan keluaran
Untuk keluaran air yang tenang v2 = 0, 







⋅
⋅=
g
v
Ch oo
2
2
1
3. Kehilangan Tekanan akibat kontraksi
g
v
Ch ce
⋅
⋅=
2
2
dengan:
hc = kehilangan tinggi (m) karena kontraksi mendadak
Cc = koefisien kontraksi
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
V = kecepatan (m/det) dalam pipa yang lbih kecil
Untuk ratsio diameter 1,5 Cc = 0,3, rasio diameter 2,0 Cc = 0,35, rasiobdiameter 2,5 Cc
= 0,4.
4. kehilangan tekanan akibat perubahan penampang
g
v
Ch ee
⋅
⋅=
2
2
dimana:
he = kehilangan tinggi akibat perbesaran penampang (m)
Ce = koefisien perubahan penampang
V = kecepatan (m/det)
Untuk rasio diameter 1,5 Ce = 0,35, rasio diameter 2,0 Ce = 0,6, rasio diameter 2,5 Ce = 0,75
5. Kehilangan tekanan akibat belokan
g
v
Ch bb
⋅
⋅=
2
2
dimana:
hb = kehilangan tinggi, (m)
Cb = koefisien kehilangahn tinggi belokan
6. Kehilangan tekanan akibat adanya perkakas (fitting)
g
v
Ch ff
⋅
⋅=
2
2
dimana:
hf = kehilangan tenaga akibat adanya perkakas (m)
Cf = koefisien kehilangan tenaga karena adanya katup
Untuk globe katup, terbuka lebar Cf = 10
Angle katup, terbuka lebar Cf = 5
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
Gate katup, terbuka lebar Cf = 0,2
2.6.7. Analisis Aliran Pipa
2.6.7.1.Aliran Hidrolis dalam Pipa
Headloss dalam pipa air dapat dihitung melalui persamaan Darcy – Weisbach
(Triatmodjo,1995):
gd
flv
hf
2
2
=
dimana :
hf = headloss
f = koefisien kekasaran pipa
l = panjang pipa
d = diameter pipa
v = kecepatan
g = kecepatan gravitasi
Persamaan Darcy dapat ditransformasikan dengan persamaan Chezy adalah
(Triatmodjo,1995) :
hf
fl
gd
v
22
=
l
hf
= kemiringan garis energi atau kemiringan hidrolis = S
Untuk pipa penuh sehingga R = A/P = d/4
A = luas permukaan pipa 4/2
dπ
P = keliling basah dπ
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
RS
f
g
v
82
=
atau
RSCv 22
= dimana f
g
C
82
sehingga RSCv =
dalam persamaan Chezy nilai C harus diketahui. Manning dan Strickler dibangun
dengan persamaan Chezy. Sehingga persamaan secara praktis adalah:
2121611
SRR
n
V ⋅⋅= ( dimana C =
611
R
n
)
=
21321
SR
n
dimana n = koefisien kekasaran
Jika nilai f dalam persamaan tersebut, nilai C konstan. Persamaan Prant.V. Karman-
Colebrook dapat dilihat
Hidrolis untuk zona halus:






=
l
vf
f 5,2
Relog2
1
Zona transisi:








+−
d
k
f
l
f 71,3Re
5,2
log2
1
Hidrolis untuk zona kasar:






=
k
d
f
71,3
log2
1
dimana :
f = faktor gesekan
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
k = kekasaran absolut (m)
d = diameter (m)
k/d = kekasaran relatif
Re = angka Reynold = Vd/v
Dimana
V = kecepatan dalam pipa ( m/sec )
V = viskositas kinetik air = 1.206 x 10-2
(cm2
/sec)
( 1.206 x 10-6
( m/sec ) ) pada 130
C
Tabel 2.9 Nilai Kekasaran Absolut Untuk Pipa Baru
Jenis Pipa K
Brass
Copper
Concret
Cast Iron
- Uncoated
- Asphalt
- Cement Lined
Galvanis Iron
Steel ( common & wilded )
Riveted stave
Steel and Cast Iron dengan lapisan
0.0015
0.0015
1.2
0.25
0.125
0.0024
0.15
0.1
1.8
1.6
Sumber :Japan Water Works Association (1978)
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
2.6.8 Pompa
Pompa merupakan sarana vital dalam sistem penyediaan air bersih, khususnya bagi daerah
dengan kontur landai.Pengetahuan tentang operasional dan pemeliharaan pompa sangat
diperlukan untuk kelancaran pelayanan distribusi air bersih.
2.6.8.1Variabel Penting dalam Pompa
1. Kapasitas Pompa
Kapasitas pompa merupakan volume dari sejumlah zat cair yang dapat dipompakan
persatuan waktu (Japan International Coorperation Agency,1974).
2. Head Pompa
Head pompa merupakan energi kinetik dan potensial yang ditransformasikan kedalam
energi mekanis dari impeller yang berputar.Energi mekanis yang dimaksud berkaitan
erat dengan kepadatan jenis zat cair yang dipompakan. Satuan head pompa dinyatakan
dalam kg-m per kg atau meter (Japan International Coorperation Agency,1974).
3. Efisiensi Pompa
Efisiensi pompa meerupakan gabungan dari efisiensi hidrolis, efisiensi volumetri, dan
efisiensi mekanis. Perhitungan efisiensi pompa dinyatakan dalam pesamaan sebagai
berikut (Japan International Coorperation Agency,1974) :
Np = (0,1635 g Q H)/ P
dimana Np : efisiensi pompa (%)
g : berat jenis zat cair yang dipompa (g/cm)
Q : kapasitas (debit) zat cair yang dipompa (m/menit)
H : tinggi head saat pemompaan (m)
P : kekuatan aksial yang dipindahkan oleh penggerak (kW)
Untuk perhitungan praktis, efisiensi pompa secara keseluruhan dapat dihitung melalui
persamaan sebagai berikut (Japan International Coorperation Agency,1974) :
Nst = Nr (H- he)/H
dimana Nst : efisiensi pompa
H : head yang tersedia pada pompa
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
he : kehilangan head selama proses pemompaan dan pengaliran zat cair
4. Kecepatan Spesifik Pompa
Kecepatan spesifik pompa mencakup keterkaitan antara kecepatan berputar, kapasitas
dan head pompa. Perhitungan kecepatan spesifik pompa dinyatakan dalam persamaan
sebagai berikut (Japan International Coorperation Agency, 1974):
Ns = (N Qº·)/Hº·
dimana Ns : kecepatan spesifik (rpm = m/menit-m)
N : kecepatan rotasi (rpm)
Q : kapasitas (m/menit)
H : head (m)
2.7. Perencanaan Teknis Bangunan Penunjang
2.7.1 Bak Pelepas Tekan (BPT)
Bak pelepas tekan (BPT) merupakan salah satu bangunan penunjang pada jaringan
transmisi atau pipa distribusi. BPT berfungsi untuk menghilangkan tekanan lebih yang
terdapat pada aliran pipa, yang dapat mengakibatkan pipa pecah. Ketentuan teknis BPT
adalah sebagai
berikut:
a. BPT ditempatkan pada:
• Titik-titik tertentu pada pipa transmisi, yang mempunyai beda tinggi antara 60 meter
sampai 100 meter, terhadap titik awal transmisi.
• Beda tinggi yang dimaksud sangat tergantung pada jenis pipa.
Biasanya untuk jenis PVC dan ACP beda tinggi maksimum untuk penempatan BPT
adalah 70 meter. Untuk pipa jenis baja atau DCIP, beda tinggi maksimum untuk penempatan
BPT adalah 100 meter. Untuk jenis pipa lainnya dapat mengikuti standar nasional maupun
standar internasional yang berlaku.
b. Waktu detensi (td) adalah (1-5) menit.
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
2.7.2 Booster Station
a. Berfungsi untuk menambah tekanan air dalam pipa dengan menggunakan pemompaan.
b. Cara penerapan penambahan tekanan:
• Langsung dipasang pompa pada pipa
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS 67 dari 170
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
• Menggunakan reservoir penampungan
c. Ditempatkan pada:
Tempat-tempat dimana air dalam pipa kurang, dari kriteria tekanan air minimum.
2.7.3 Jembatan Pipa
a. Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang menyeberang
sungai/saluran atau sejenis, diatas permukaan tanah/sungai.
b. Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan menggunakan pipa baja atau pipa
Ductile Cast Iron (DCIP).
c. Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve dan wash out.
d. Dilengkapi dengan air valve yang diletakkan pada jarak 1/4 bentang dari titik masuk
jembatan pipa.
2.7.4 Syphon
1. Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang menyeberang di bawah
dasar sungai/saluran.
2. Pipa yang digunakan untuk syhpon disarankan menggunakan pipa baja atau pipa Ductile
Cast Iron (DCIP).
3. Bagian pipa masuk dan keluar pada syphon, dibuat miring terhadap pipa transmisi atau pipa
distribusi membentuk sudut 45 derajat dan diberi blok beton penahan sebagai pondasi.
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
4. Bagian pipa yang menyeberang/berada di bawah dasar sungai/saluran harus diberi
pelindung.
2.7.5 Perlintasan Kereta Api
Perlintasan pipa yang menyeberang/melalui rel kereta api harus direncanakan sesuai
dengan kriteria yang ditentukan oleh Perusahaan Umum Kereta Api.
2.7.6 Manhole
a. Manhole diperlukan untuk inspeksi dan perbaikan terhadap perlengkapan-perlengkapan
tertentu pada jaringan distribusi.
b. Ditempatkan pada tempat-tempat pemasangan meter air, pemasangan katup, dan
sebagainya.
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS 68 dari 170
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
2.7.7 Sump Well
a. Berfungsi sebagai sumur pengumpul air baku untuk sementara waktu sebelum ke instalasi
pengolahan air (IPA).
b. Waktu untuk pengaliran air dalam sump well, td (waktu detensi) antara (1-5) menit.
c. Kedalaman sump well (hmax) antara (1,5-3,0) meter.
2.7.8 Thrust Block
a. Berfungsi sebagai pondasi bantalan/dudukan perlengkapan pipa seperti bend, tee, Katup
(valve) yang berdiameter lebih besar dari 40 mm.
b. Dipasang pada tempat-tempat dimana perlengkapan pipa dipasang yaitu pada:
• Belokan pipa.
• Persimpangan/percabangan pipa.
• Sebelum dan sesudah jembatan pipa, syphon.
• Perletakan valve/katup.
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014
c. Dibuat dari pasangan batu atau beton bertulang.

More Related Content

What's hot

Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site systemJoy Irman
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...Penataan Ruang
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Oswar Mungkasa
 
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019Anjas Asmara, S.Si
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Perencanaan Instalasi Pengola...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Perencanaan Instalasi Pengola...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Perencanaan Instalasi Pengola...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Perencanaan Instalasi Pengola...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...Joy Irman
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanM RiendRa Uslani
 
Kelembagaan Dalam Pengelolaan Air Limbah
Kelembagaan Dalam Pengelolaan Air LimbahKelembagaan Dalam Pengelolaan Air Limbah
Kelembagaan Dalam Pengelolaan Air LimbahM Handoko
 
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013Muhammmad AlKholif
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi SanitasiSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi SanitasiJoy Irman
 
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatPerencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatinfosanitasi
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...Joy Irman
 
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahPersyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahJoy Irman
 

What's hot (20)

Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Drainase
DrainaseDrainase
Drainase
 
Bar screening
Bar screeningBar screening
Bar screening
 
Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5
Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5
Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
 
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Perencanaan Instalasi Pengola...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Perencanaan Instalasi Pengola...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Perencanaan Instalasi Pengola...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Perencanaan Instalasi Pengola...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
Teknik pengambilan sampel bod
Teknik pengambilan sampel bodTeknik pengambilan sampel bod
Teknik pengambilan sampel bod
 
Kelembagaan Dalam Pengelolaan Air Limbah
Kelembagaan Dalam Pengelolaan Air LimbahKelembagaan Dalam Pengelolaan Air Limbah
Kelembagaan Dalam Pengelolaan Air Limbah
 
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi SanitasiSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
 
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatPerencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
 
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahPersyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
 

Viewers also liked

SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanM RiendRa Uslani
 
5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan
5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan
5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaanjanuari pane
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanM RiendRa Uslani
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanM RiendRa Uslani
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanM RiendRa Uslani
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanM RiendRa Uslani
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PekalonganRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PekalonganPenataan Ruang
 
Clean Construction Bidang Air Limbah
Clean Construction Bidang Air LimbahClean Construction Bidang Air Limbah
Clean Construction Bidang Air Limbahinfosanitasi
 
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...Hapsari Safira
 
Analisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan airAnalisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan airinfosanitasi
 
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Agus Budi Prasetyo
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 

Viewers also liked (13)

SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan
5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan
5. Rencana Penataan Jaringan Perpipaan
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
Katalog csr062014
Katalog csr062014Katalog csr062014
Katalog csr062014
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PekalonganRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
 
Clean Construction Bidang Air Limbah
Clean Construction Bidang Air LimbahClean Construction Bidang Air Limbah
Clean Construction Bidang Air Limbah
 
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
 
Analisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan airAnalisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan air
 
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
 

Similar to SPAM Kecamatan Semarang Selatan

PROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.docx
PROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.docxPROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.docx
PROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.docxfiqri1
 
PROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.pdf
PROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.pdfPROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.pdf
PROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.pdffiqri1
 
48a99_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT_Yogya.pptx
48a99_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT_Yogya.pptx48a99_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT_Yogya.pptx
48a99_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT_Yogya.pptxSDN4TELAGA
 
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...Cahya Panduputra
 
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...Penataan Ruang
 
0f08f_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT.pptx
0f08f_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT.pptx0f08f_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT.pptx
0f08f_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT.pptxRACHMATCIPTADI1
 
f175d_Bahan_Tayang_Modul_5_Pendayagunaan_Sumber_Daya_Air.pptx
f175d_Bahan_Tayang_Modul_5_Pendayagunaan_Sumber_Daya_Air.pptxf175d_Bahan_Tayang_Modul_5_Pendayagunaan_Sumber_Daya_Air.pptx
f175d_Bahan_Tayang_Modul_5_Pendayagunaan_Sumber_Daya_Air.pptxShaudaE
 
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptxAhli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptxDickyAanastaSaputra
 
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...Penataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya AirPeraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya AirPenataan Ruang
 
Kuliah umum pengantar pengelolaan Sumber Daya Air
Kuliah umum pengantar pengelolaan Sumber Daya AirKuliah umum pengantar pengelolaan Sumber Daya Air
Kuliah umum pengantar pengelolaan Sumber Daya AirWidiana Safaat
 
Paparan Pengelolaan Sumber Daya Air (Annas Hangga Raditya_Rekruitmen Teknis P...
Paparan Pengelolaan Sumber Daya Air (Annas Hangga Raditya_Rekruitmen Teknis P...Paparan Pengelolaan Sumber Daya Air (Annas Hangga Raditya_Rekruitmen Teknis P...
Paparan Pengelolaan Sumber Daya Air (Annas Hangga Raditya_Rekruitmen Teknis P...ssuser6b795e
 

Similar to SPAM Kecamatan Semarang Selatan (20)

PROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.docx
PROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.docxPROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.docx
PROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.docx
 
PROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.pdf
PROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.pdfPROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.pdf
PROPOSAL RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN SUMBER AIR.pdf
 
48a99_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT_Yogya.pptx
48a99_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT_Yogya.pptx48a99_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT_Yogya.pptx
48a99_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT_Yogya.pptx
 
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
 
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
0f08f_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT.pptx
0f08f_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT.pptx0f08f_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT.pptx
0f08f_02._Bahan_Tayang_Modul_PSDAT.pptx
 
f175d_Bahan_Tayang_Modul_5_Pendayagunaan_Sumber_Daya_Air.pptx
f175d_Bahan_Tayang_Modul_5_Pendayagunaan_Sumber_Daya_Air.pptxf175d_Bahan_Tayang_Modul_5_Pendayagunaan_Sumber_Daya_Air.pptx
f175d_Bahan_Tayang_Modul_5_Pendayagunaan_Sumber_Daya_Air.pptx
 
L2 p26 06
L2 p26 06L2 p26 06
L2 p26 06
 
Materi Fmsrb
Materi FmsrbMateri Fmsrb
Materi Fmsrb
 
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptxAhli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
 
Kelola sda draft micro teaching final
Kelola sda draft micro teaching finalKelola sda draft micro teaching final
Kelola sda draft micro teaching final
 
Teknis irigasi
Teknis irigasiTeknis irigasi
Teknis irigasi
 
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
 
marwan.pptx
marwan.pptxmarwan.pptx
marwan.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya AirPeraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
 
Konservasi SDA.ppt
Konservasi SDA.pptKonservasi SDA.ppt
Konservasi SDA.ppt
 
Kuliah umum pengantar pengelolaan Sumber Daya Air
Kuliah umum pengantar pengelolaan Sumber Daya AirKuliah umum pengantar pengelolaan Sumber Daya Air
Kuliah umum pengantar pengelolaan Sumber Daya Air
 
Paparan Pengelolaan Sumber Daya Air (Annas Hangga Raditya_Rekruitmen Teknis P...
Paparan Pengelolaan Sumber Daya Air (Annas Hangga Raditya_Rekruitmen Teknis P...Paparan Pengelolaan Sumber Daya Air (Annas Hangga Raditya_Rekruitmen Teknis P...
Paparan Pengelolaan Sumber Daya Air (Annas Hangga Raditya_Rekruitmen Teknis P...
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

SPAM Kecamatan Semarang Selatan

  • 1. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERUNDANGAN 2.1.1. Undang-Undang Tata Ruang Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.Ruang sebagai sumber daya pada dasarnya tidak mengenal batas wilayah. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.Dalam Undang- Undang ini, penataan ruang didasarkan pada pendekatan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan. Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan: a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 ini menyatakan bahwa negara menyelenggarakan penataan ruang, yang pelaksanaan wewenangnya dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan tetap menghormati hak yang dimiliki oleh setiap orang. Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2008 menyatakan bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutnya disebut RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. M. RIENDRA RAHMATULLAH 21080112130041
  • 2. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Penataan ruang dengan pendekatan kegiatan utama kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan.Kawasan perkotaan, menurut besarannya, dapat berbentuk kawasan perkotaan kecil, kawasan perkotaan sedang, kawasan perkotaan besar, kawasan metropolitan, dan kawasan megapolitan.Penataan ruang kawasan perdesaan diselenggarakan pada kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten atau pada kawasan yang secara fungsional berciri perdesaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten pada 1 (satu) atau lebih wilayah provinsi.Kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten dapat berupa kawasan agropolitan. 2.1.2. Undang-Undang Sumber Daya Air Berdasarkan UU nomor 7 tahun 2004 air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Perencanaan adalah suatu proses kegiatan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan secara terkoordinasi dan terarah dalam rangka mencapai tujuan pengelolaan sumber daya air. Rencana pengelolaan sumber daya air adalah hasil perencanaan secara menyeluruh dan terpadu yang diperlukan untuk menyelenggarakan pengelolaan sumber daya air. Wewenang dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air yang sesuai dengan Keputusan Presiden dan Peraturan Pemerintah dipegang oleh pemerintah pusat, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah desa. Sebagian wewenang pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air dapat diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan apabila pemerintah daerah belum dapat melaksanakan sebagian wewenangnya maka pemerintah daerah dapat menyerahkan wewenang tersebut kepada pemerintah di atasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penatagunaan sumber daya air ditujukan untuk menetapkan zona pemanfaatan sumber air dan peruntukan air pada sumber air.Penetapan zona pemanfaatan sumber merupakan salah
  • 3. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 satu acuan untuk penyusunan atau perubahan rencana tata ruang wilayah dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang bersangkutan. Penetapan zona pemanfaatan sumber daya air dilakukan dengan: a. mengalokasikan zona untuk fungsi lindung dan budi daya; b. menggunakan dasar hasil penelitian dan pengukuran secara teknis hidrologis; c. memperhatikan ruang sumber air yang dibatasi oleh garis sempadan sumber air; d. memperhatikan kepentingan berbagai jenis pemanfaatan; e. melibatkan peran masyarakat sekitar dan pihak lain yang berkepentingan; f. memperhatikan fungsi kawasan. Perencanaan pengelolaan sumber daya air disusun untuk menghasilkan rencana yang berfungsi sebagai pedoman dan arahan dalam pelaksanaan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.Rencana pengelolaan sumber daya air merupakan salah satu unsur dalam penyusunan, peninjauan kembali, dan/atau penyempurnaan rencana tata ruang wilayah.Penyusunan rencana pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai dilaksanakan secara terkoordinasi oleh instansi yang berwenang sesuai dengan bidang tugasnya dengan mengikutsertakan para pemilik kepentingan dalam bidang sumber daya air. 2.1.3. Undang-Undang Pengembangan SPAM Undang-Undang nomor 16 tahun 2005 menjelaskan bahwa air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum.Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan system fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju
  • 4. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 keadaan yang lebih baik.Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.Pengaturan pengembangan SPAM bertujuan untuk: a. terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau; b. tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan; c. tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum. Penyelenggaraan pengembangan SPAM harus dilaksanakan secara terpadu dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi untuk menjamin keberlanjutan fungsi penyediaan air minum dan terhindarnya air baku dari pencemaran air limbah dan sampah. Perencanaan pengembangan SPAM meliputi penyusunan rencana induk, studi kelayakan, dan/atau perencanaan teknis terinci.Rencana induk pengembangan SPAM yang telah ditetapkan harus diikuti izin prinsip hak guna air sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan. SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. SPAM bukan jaringan perpipaan meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air. Unit distribusi terdiri dari sistem perpompaan, jaringan distribusi, bangunan penampungan, alat ukur dan peralatan pemantauan. Unit distribusi wajib memberikan kepastian kuantitas, kualitas air, dan kontinuitas pengaliran selama 24 jam per hari. Unit pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran kebakaran.Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan hidran umum harus dipasang alat ukur berupa meter air.
  • 5. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Unit pengelolaan terdiri dari pengelolaan teknis dan pengelolaan nonteknis. Pengelolaan teknis terdiri dari kegiatan operasional, pemeliharaan dan pemantauan dari unit air baku, unit produksi dan unit distribusi. Pengelolaan nonteknis terdiri dari administrasi dan pelayanan. 2.2 UMUM 2.2.1. Definisi Air Minum Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907/Menkes/SK/VII/2002, yang dimaksud dengan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Sedangkan air bersih merupakan air yang telah memenuhi persyaratan kesehatan, tetapi belum dapat digunakan untuk minum. Kegunaan air bersih secara umum, yaitu : 1. Keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan pekerjaan lainnya. 2. Keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkut air limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya. 3. Keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga listrik. 4. Keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, penatu 5. Keperluan pertanian dan peternakan. 6. Keperluan pelayaran dan lain sebagainya. Standar kebutuhan air bersih manusia menurut WHO minimal 60 l/orang/hari disamping itu air tersebut harus memenuhi syarat dari segi kualitas. Dari segi kualitas air harus memenuhi syarat-syarat fisika, kimiawi dan bakteriologi. 2.2.2 Persyaratan dalam Penyediaan Air Minum 2.2.2.1. Persyaratan Kualitas Air Minum Air bersih dan terutama air minum, harus bebas dari zat yang berbahaya bagi kesehatan.Oleh karena itu dalam perencanaan/pelaksanaan fasilitas penyediaan air minum (sumber, transmisi, distribusi) harus bebas dari kemungkinan kontaminasi oleh polutan. (Husain,1981)
  • 6. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 2.2.2.2. Persyaratan Kuantitas Air Minum Faktor-faktor yang berkaitan dengan aspek kuantitas air minum adalah sebagai berikut : 1. Pemakaian air Pemakaian air dihitung dari jumlah air yang terpakai dari keseluruhan air yang ada dalam sistem.Pemakaian air perkapita dapat bervariasi dari satu komunitas lainnya disebabkan berbagai faktor seperti, tingkat hidup pendidikan dan tingkat ekonomi masyarakat. 2. Kebutuhan Air Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk keperluan pokok manuasi (domestik dan kegiatan- kegiatan lainnya yang memerlukan air)..Faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan adalah sebagai berikut : a. Jumlah populasi b. Kondisi iklim c. Kebiasaan hidup d. Fasilitas plambing e. Sistem air buangan f. Kebutuhan untuk industri g. Pajak Tabel 2.1 Kriteria Penyediaan Air Bersih No Jenis Kota Jumlah Penduduk(jiwa) Kebutuhan Air Domestik rata- rata (l/j/h) 1 2 3 4 5 Metropolitan Kota besar Kota sedang Kota kecil Kota kecamatan P > 1.000.000 500.000 < P < 1.000.000 100.000 < P < 500.000 20.000 < P < 100.000 P < 20.000 190 170 150 140 100 Sumber : Dirjen Cipta Karya (1991)
  • 7. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Tabel 2.2 Kriteria Perencanaan Proyek Air Bersih NO Uraian Kriteria Perencanaan BNA IKK Pedesaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Klasifikasi Tingkat Pelayanan Kebutuhan air - SR (L/o/h) - HU (L/o/h) Perbandingan SR : HU Kebutuhan air Non Domestik -Daerah pantai -Daerah pedalaman Kehilangan air Faktor hari maks. Faktor jam puncak Jumlah SR/jiwa Jumlah HU/jiwa Kapasitas reservoir 20000<P<1000000 80 % 130 30 (80%:20%) s.d. (100%:0%) 15% - 30% 15% - 25% 20% 1,1 – 1,5 1,6 – 2 5 – 7 7 – 100 17-20% Debit hari maksimum 3000<P<20000 75 % 100 30 (60%:40%) s.d. (100%:0%) 10% 10% 20% 1,1 1,6 5 – 7 100 - 200 17-20% Debit hari maksimum P<3000 60 % 100 30 (50%:50%) s.d. (100%:0%) - - 20% 1,1 1,6 5 – 7 100 - 200 17-20% Debit hari maksimum
  • 8. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 12. 13. 14. Lama operasi - Pompa - Gravitasi Umur rencana - Struktur & jaringan pipa - Mekanikal & elektrikal Tekanan air dalam pipa distribu 24 24 30 10 10 – 60 mkl 12 24 30 10 10 – 60 mkl 12 24 30 10 10 – 60 mkl 15. Kualitas air Baku mutu Depkes RI Baku mutu Depkes RI Baku mutu Depkes RI Sumber : DPU Dirjen Cipta Karya(1991) 2.2.2.3 Persyaratan Kontinuitas Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musin kemarau maupun musim hujan. 2.3 Sistem Penyediaan Air Minum Sistem penyediaan air minum yang baik ditujukan untuk : 1. Menyediakan air yang kualitasnya aman dan sehat bagi pemakainya, individu maupun masyarakat, 2. Menyediakan air yang memadai kuantitasnya,
  • 9. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 3. Menyediakan air secara kontinyu, mudah dan murah, untuk menunjang higienes perseorangan maupun rumah tangga. Kriteria air yang sehat adalah sebagai berikut: 1. Tidak terkontaminasi agar tidak menginfeksi pemakainya dengan water borne disease, 2. Bebas dari bahan-bahan beracun, 3. Bebas dari bahan organik dan mineral yang berlebihan. (Husain,1981) 2.3.1 Proyeksi Penduduk untuk Menghitung Kebutuhan Air Minum Proyeksi pertumbuhan penduduk sampai akhir tahun perencanaan merupakan salah satu faktor utama dalam perencanaan teknis sistem penyediaan air bersih.Analisa proyeksi jumlah penduduk dilakukan berdasarkan metode aritmetik, geometrik dan eksponensial. 1. Metode Aritmetik Pn = Po + rn Dimana : Pn = Jumlah penduduk pada tahun n Po = Jumlah penduduk pada awal n = Periode perhitungan r = Angka pertambahan penduduk rumus di atas bila dipindah dalm bentuk regresi menjadi: Pn = Po + rn Y = b + ax Dimana : Pn = y = Jumlah penduduk pada tahun n Po = b = Koefisien
  • 10. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 n = x = Tahun penduduk yang akan dihitung r = a = Koefisien x 2. Metode Geometrik Pn = Po (1+r)n Dimana : Pn = Jumlah penduduk pada tahun n Po = Jumlah penduduk pada awal n = Periode perhitungan r = Rasio pertambahan penduduk pertahun Rumus diatas dipindah dalam bentuk menjadi : Log Pn = log Po + r log n Log y = log b + a log x Dimana : Log Pn= y = Jumlah penduduk pada tahun n Log Po= b = Koefisien Log n = x = Tahun penduduk yang akan dihitung r = a = Koefisien x 3. Metode Eksponensial Pn = ern + Po Dimana : Pn = Jumlah penduduk pada tahun n Po = Jumlah penduduk pada awal n = Periode perhitungan
  • 11. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 r = Rasio pertambahan penduduk pertahun Rumus diatas dipindah dalam bentuk regresi menjadi Ln Pn = ln Po + rn Ln y = ln b + ax Dimana : Ln Pn = y = Jumlah penduduk pada tahun n Ln Po = b = Koefisien n = x = Tahun penduduk yang akan dihitung r= a = Koefisien x Untuk menentukan metode mana yang dipakai yang perlu diperhatikan adalah nilai R2 . Semakin besar nilai R2 dan semakin mendekati angka 1 maka metode itulah yang digunakan. Penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam tergantung dari jenis pemakaiannya. Macam pemakaian air terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Kebutuhan Domestik Kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiatan sehari- hari atau rumah tangga, seperti minum, memasak, mandi, cuci, kakus, dan sebagainya. Kebutuhan air domestik terdiri atas kebutuhan untuk: a. Sambungan langsung b. Hidran umum 2. Kebutuhan Non Domestik a. Institusional Kebutuhan air minum institusional yaitu untuk kegiatan perkantoran dan tempat pendidikan atau sekolah. b. Komersial dan Industri
  • 12. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Kebutuhan air minum komersial yaitu kebutuhan air minum untuk kegiatan hotel, pasar, pertokoan, restoran, sedangkan kebutuhan air minum pada industri biasanya yaitu sebagai air pendingin mesin, air pada pemanas, bahan baku proses, dan sebagainya. c. Fasilitas umum Kebutuhan air minum untuk fasilitas umum yaitu kebutuhan air untuk kegiatan- kegiatan di tempat-tempat ibadah, rekreasi, terminal, dan sebagainya. Tabel 2.3. Kebutuhan Air Bersih Non Domestik Kota Kategori I, II, III, IV No Sektor Nilai Satuan 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 Sekolah Rumah Sakit Puskesmas Masjid Kantor Pasar Hotel Rumah Makan Militer Kawasan Industri Kawasan Pariwisata Lapangan Terbang Pelabuhan Stasiun KA/Terminal 10 200 2.000 3.000 10 12.000 150 100 60 0,2 -0,8 0,1 -0,3 10 50 10 Liter/murid/hari Liter/bed/hari Liter/pegawai/hari Liter/hari Liter/pegawai/hari Liter/hari Liter/bed/hari Liter/tempat duduk/hari Liter/orang/hari Liter/hektar/hari Liter/hektar/hari Liter/hari Liter/hari Liter/hari Sumber : Dirjen Cipta Karya (1991)
  • 13. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 d. Fire hidrant Kebutuhan untuk fire hidrant yang dikeluarkan oleh pemerintah India yaitu 100√P , dimana P = populasi dalam seribu. Untuk kota dengan 100.000 penduduk, kebutuhan perkapita = 100100 liter/hari = 100010100 ×× liter/hari = 000.100 10001000 × liter/hari = 10 liter/kapita/hari (Husain,1991) Perhitungan kebutuhan air untuk keperluan pemadam kebakaran tergantung pada jumlah penduduk yang mendiami daerah tersebut. Penjelasan lebih lengkap tentang kebutuhan kebutuhan air untuk fire hydrant disajikan pada Tabel 2.3.dan Tabel 2.4 Tabel 2.4 Kebutuhan Air untuk Fire Hydrant dalam reservoir distribusi Populasi ( x 104 ) Kebutuhan Air (m3 ) Kurang dari 1 2 3 4 5 100 200 300 350 400 Sumber : Japan Water Works Association (1978)
  • 14. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Tabel 2.5 Kebutuhan Air Untuk Fire Hidrant Populasi (x 104 ) Kebutuhan Fire Fighting (m3 /min) < 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > 2 4 5 6 7 8 8 9 9 10 Sumber: Japan Water Works Association (1978) 2. Kehilangan air Kehilangan air (unccounted-for water) dapat disebabkan : a. Sambungan ilegal b. Sambungan yang rusak c. Penggunaan pompa d. Kebocoran
  • 15. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 2.2.2. Fluktuasi Pemakaian Air Fluktuasi pemakaian air merupakan variasi pemakaian air pada beberapa waktu dalam periode waktu tertentu. Dalam komunitas yang kecil fluktuasi akan terlihat sangat jelas sedangkan pada kota besar kebutuhan itu dapat menjadi rata – rata3 . Pemakaian puncak dipengaruhi oleh pemakaian perjam dalam satu hari tergantng pada kebiasaan pemakaian, kondisi iklim, penggunaan oleh industri, tipe industry (Departemen PU,1991). Berdasarkan kriteria desain yang dikeluarkan oleh Dirjen Cipta Karya, fluktuasi pemakaian air untuk perencanaan air bersih domestik kategori kota Metropolitan adalah: Faktor maskimum harian = 1,1 x kebutuhan air rata - rata Faktor maksimum jam = 1,6 x kebutuhan air rata – rata 2.4 Air Baku 2.4.1. Jenis Sumber Air Baku Air Baku adalah air yang berasal dari sumber air yang perlu atau tidak perlu diolah menjadi air minum untuk keperluan rumah tangga dan sehari-hari Berikut adalah jenis sumber air baku : (DPU Cipta Karya, 2002). 1. Air tanah ( sumur dangkal, sumur permukaan ) Air tanah adalah air yang tersimpan/ terperangkap di dalam lapisan batuan yang mengalami pengisian/penambahan secara terus menerus oleh alam. Air tanah secara umum mempunyai sifat – sifat yang menguntungkan khususnya dari segi bakteriologis, namun demikian dari segi kiiawi mempunyai beberapa karateristik yang tertentu yaitu tingkat kesadahan, Kalsium,Magnesium, Bicarbonat, Clorida. Keuntungan dan kerugian pemanfaatan air tanah: a. Pada umumnya bebas dari bakteri patogen.
  • 16. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 b. Pada umumnya dapat dipakai tanpa pengolahan lebih lanjut. c. Paling praktis dan ekonomis. Kerugian : a. Air tanah sering kali mengandung banyak mineral – mineral Fe, Mn, Ca dan sebagainya. b. Biasanya membutuhkan pemompaan 3. Air permukaan ( mata air, sungai, danau ) Pada umumnya sumber air permukaan baik berupa sungai, danau maupun waduk adalah merupakan air yang kurang baik untuk langsung dikonsumsi oleh manusia, karena itu perlu adanya pengolahan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan. Air permukaan pada hakekatnya banyak tersedia di alam.Kondisi air permukaan sangat beragam karena dipengaruhi oleh banyak hal yang merupakan elemen meteorologi dan elemen daerah pengaliran.Pada umumnya kekeruhan air pemukaan cukup tinggi karena banyak mengandung lempun, dan substansi organik.Sehingga ciri air permukaan yaitu memiliki padatan terendap rendah, dan bahan tersuspensi cukup tinggi. Atas dasar kandungan bahan terendap dan bahan tersuspensi tersebut maka kualitas air sungai relatif rendah dari pada kualitas air danau, rawa, dan reservoar. Air permukaan tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, setelah melalui proses tertentu. 4. Air hujan Pada umumnya kualitaas cukup baik, namun air yang berasal dari sini akan mengakibatkan kerusakan – kerusakan terhadap logam (korosi). Dari segi kuantitas air hujan tergantung pada besar kecil hujan sehingga tidak mencukupi jika digunakan penyediaan air bersih. Dalam PP No. 82 tahun 2001, air diklasifikasikan menurut mutunya ke dalam empat kelas, yaitu : 1. Kelas 1, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 2. Kelas 2, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
  • 17. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 3. Kelas 3, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut. 4. Kelas 4, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi, pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 2.4.2. Perpipaan Transmisi 2.4.2.1. Cara Pengaliran Sistem transmisi merupakan suatu sistem pengaliran yang membawa air baku atau air bersih dari suatu sumber menuju ke reservoir atau daerah distribusi (Al-Layla 1978). Di dalam sistem transmisi ada beberapa cara pengaliran yang dapat dilakukan, antara lain (Al Layla,1978) 1. Sistem Saluran Terbuka,sistem ini hanya memperhatikan ketinggian tanah dan konstruksi saluran untuk dapat mengalirkan air dengan kapasitas besar sehingga biaya pembuatan dan operasionalnya murah. Saluran yang terbuka amat sensitif terhadap faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas air yang akan dialirkan. 2. Sistem Saluran Tertutup (aqueduct), sistem ini mampu membawa air dengan kapasitas besar dan memungkinkan kehilangan air yang kecil bila di bandingkan dengan debitnya. 3. Sistem Pipa, pada sistem ini, aliran tidak tergantung pada profil tanah. Kualitas air tidak mudah di pengaruhi faktor dari luar selain itu operasi dan pemeliharaannya mudah, waalaupun biaya pembuatannya lebih mahal jika dibandingkan dengan sistem terbuka dan sistem tertutup. Kelebihan transmisi dengan sistem perpipaan antara lain dibandingkan dengan sistem lainnya antara lain adalah : 1. Kecepatan tinggi karena aliran berada di bawah tekanan. 2. Dapat dioperasikan tanpa gangguan.
  • 18. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Dilihat dari segi konstruksi, pemasangan pipa relatif lebih mudah di bandingkan dengan membuat saluran terbuka atau aquaduct. Pola pelayanan air bersih kepada penduduk memanfaatkan sistem gravitasi. Dari sungai dalam, air baku dialirkan menuju ke reservoir. Dalam hal ini terdapat dua metode jaringan pipa transmisi (pipa yang mengalirkan air dari sumber ke reservoir atau tempat penampungan), yaitu : 1. Dengan menggunakan gaya gravitasi Cara ini digunakan apabila daerah pengambilan sumber air berada lebih tinggi dari daerah layanan sehingga air dapat dialirkan secara gravitasi. Keuntungan dari cara gravitasi ini adalah murah dan tidak membutuhkan banyak biaya. 2. Dengan menggunakan pompa Cara ini digunakan bila daerah pengambilan sumber air berada lebih rendah dari daerah pelayanan sehingga air harus dipompa naik agar dapat melayani permintaan. Jika menggunakan cara ini, terdapat beberapa kendala antara lain mahal karena terjadi banyak kehilangan tinggi tekan (headloss) akibat perbedaan tinggi. Sementara jenis saluran yang digunakan dalam penyaluran dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Saluran terbuka Merupakan saluran yang terbuka dan biasanya berukuran besar untuk mengalirkan air dari sumber menuju reservoir atau tempat penampungan.Membutuhkan air dengan debit dan kecepatan yang besar agar tidak terjadi sedimentasi di saluran. Memiliki kerugian antara lain air dapat menjadi kotor karena terkontaminasi dan tercampur air buangan, air diambil oleh masyarakat sekitar sebelum sampai ke reservoir, air tercampur dengan air irigasi, dll. 2. Saluran tertutup (perpipaan) Merupakan saluran tertutup atau dalam pipa.Terdiri dari jaringan pipa primer, sekunder, dan tersier. Memerlukan perencanaan yang matang dalam penggunaannya, harus memperhatikan besarnya tekanan, headloss, kecepatan air, debit, dan elevasi daerah agar air dapat mengalir sampai ke konsumen sesuai kriteria yang telah direncanakan ( dimensi pipa, faktor kekasaran, tekanan
  • 19. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 minimum, dll). Kerugian dari sistem ini adalah seringnya terjadi kebocoran pipa, terjadi pencurian air di dalam perjalanan, kurangnya tekanan yang sampai ke konsumen, dll. 2.4.2.2. Jenis Pipa Jenis pipa ditentukan berdasarkan material pipanya, seperti CI, beton (concrete), baja (steel), AC, GI, plastik, dan PVC. Kelebihan dan kekurangan pemakaian pipa-pipa tersebut diuraikan sebagai berikut (Japan International Coorperation Agency,1974). 1. Cast-Iron Pipe Pipa CI tersedia untuk ukuran panjang 3,7 dan 5,5 dengan diameter 50 – 900 mm, serta dapat menahan tekanan air hingga 240 m tergantung besar diameter pipa. Kelebihan: a. Harga tidak terlalu mahal b. Ekonomis karena berumur panjang (bisa mencapai 100 tahun) c. Kuat dan tahan lama d. Tahan korosi jika dilapisi e. Mudah disambung f. Dapat menahan tekanan tanpa mengalami kerusakan Kekurangan: a. Bagian dalam pipa lama kelamaan menjadi kasar sehingga kapasitas pengangkutan berkurang b. Pipa berdiameter besar berat dan tidak ekonomis c. Cenderung patah selama pengangkutan atau penyambungan 2. Concrete Pipe Pipa beton biasa digunakan jika tidak berada dalam tekanan dan kebocoran pada pipa tidak terlalu dipersoalkan. Diameter pipa beton mencapai 610 mm. Pipa RCC digunakan untuk diameter lebih dari 2,5 m dan bisa didesain untuk tekanan 30 m. Kelebihan:
  • 20. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 a. Bagian dalam pipa halus dan kehilangan akibat friksi paling sedikit b. Tahan lama, sekurangnya 75 tahun c. Tidak berkarat atau terbentuk lapisan di dalamnya d. Biaya pemeliharaan murah Kekurangan: a. Pipanya berat dan sulit digunakan b. Cenderung patah selama pengangkutan c. Sulit diperbaiki 3. Steel Pipe Pipa baja digunakan untuk memenuhi kebutuhan pipa yang berdiameter besar dan bertekanan tinggi.Pipa ini dibuat dengan ukuran dan diameter standar.Pipa baja kadang- kadang dilindungi dengan lapisan semen mortar. Kelebihan: a. Kuat b. Lebih ringan daripada pipa CI c. Mudah dipasang dan disambung d. Dapat menahan tekanan hingga 70 mka (meter kolom air) Kekurangan: a. Mudah rusak karena air yang asam dan basa b. Daya tahan hanya 25 – 30 tahun kecuali dilapis dengan bahan tertentu 4. Asbestos-Cement Pipe Pipa ini dibuat dengan mencampur serat asbes dengan semen pada tekanan tinggi.Diameternya berkisar antara 50 – 900 mm dan dapat menahan tekanan antara 50 – 250 mka tergantung kelas dan tipe pembuatan. Kelebihan: a. Ringan dan mudah digunakan b. Tahan terhadap air yang asam dan basa c. Bagian dalamnya halus dan tahan terhadap korosi
  • 21. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 d. Tersedia untuk ukuran yang panjang sehingga sambungannya lebih sedikit e. Dapat dipotong menjadi berbagai ukuran panjang dan disambung seperti pipa CI Kekurangan: a. Rapuh dan mudah patah b. Tidak dapat digunakan untuk tekanan tinggi 5. Galvanised-Iron Pipe Pipa GI banyak digunakan untuk saluran dalam gedung.Tersedia untuk diameter 60 – 750 mm. Kelebihan: a. Murah b. Ringan, sehingga mudah digunakan dan diangkut c. Mudah disambung d. Bagian dalamnya halus sehingga kehilangan tekanan akibat gesekan kecil Kekurangan: a. Umurnya pendek, 7 – 10 tahun b. Mudah rusak karena air yang asam dan basa serta mudah terbentuk lapisan kotoran di bagian dalamnya c. Mahal dan sering digunakan untuk kebutuhan pipa dengan diameter kecil 6. Plastic Pipe Pipa plastik memiliki banyak kelebihan, seperti tahan terhadap korosi, ringan, dan murah.Pipa Polythene tersedia dalam warna hitam.Pipa ini lebih tahan terhadapt bahan kimia, kecuali asam nitrat dan asam kuat, lemak, dan minyak. Pipa plastik terdiri atas 2 (dua) tipe: a. Low-Density Polythene Pipe. Pipa ini lebih fleksibel, diameter yang tersedia mencapai 63 mm, digunakan untuk jalur panjang, dan tidak cocok untuk penyediaan air minum dalam gedung b. High-Density Polythene Pipe. Pipa ini lebih kuat dibandingkan low-density polyhene pipe. Diameter pipa berkisar antara 16 – 400 mm tetapi pipa berdiameter besar hanya
  • 22. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 digunakan jika terdapat kesulitan menyambung pipa berdiameter kecil. Pipa ini juga bisa dipakai untuk mengangkut air dalam jalur yang panjang. Pipa plastik tidak bisa memenuhi standar lingkungan, yaitu jika terjadi kontak dengan bahan-bahan seperti asam organik, keton, ester, alkohol, dan sebagainya.High-density pipe lebih buruk dibanding low-density dalam permasalahan ini. 7. PVC Pipe (Unplasticised) Kekakuan pipa PVC (polyvinyl chloride) adalah tiga kali kekakuan pipa polythene biasa.Pipa PVC lebih kuat dan dapat menahan tekanan lebih tinggi. Sambungan lebih mudah dibuat dengan cara las. Pipa PVC tahan terhadap asam organik, alkali dan garam, senyawa organik, serta korosi.Pipa ini banyak digunakan untuk penyediaan air dingin di dalam maupun di luar sistem penyediaan air minum, sistem pembuangan, dan drainase bawah tanah. Pipa PVC tersedia dalam ukuran yang bermacam-macam 2.4.2.3.Pemilihan Jenis Pipa Pemilihan jenis pipa tergantung pada tekanan internal, kondisi operasi, diameter maksimum yang diperbolehkan, korosi eksternal, dan kondisi penanaman yang khusus.Beberapa kondisi yang menunjukkan penggunaan jenis material yang berbeda. Tabel 2.6. Pemilihan Jenis Pipa Menurut Kondisi Penggunaannya No . Jenis Pipa Sifat Kondisi Penggunaan 1. CI Ketahanan terhadap korosi dan kekuatan baik Digunakan di tanah dan air yang bersifat korosif. Digunakan sebagai saluran utama dan lateral ketika ujung kerannya adalah sambungan rumah 2. Steel Ketahanan agak baik Digunakan untuk pipa berdiameter besar (>900 mm) sehingga penggunaan pipa CI menjadi terlalu berat dan mahal. Digunakan dalam
  • 23. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 areal yang bergelombang. 3. Prestresse d Concrete Tahan tekanan lebih tinggi dibandingkan pipa RCC biasa Digunakan untuk pipa yang mendapat tekanan 50 – 200 m sehingga penggunaan pipa CI dan steel tidak ekonomis dan RCC tidak dapat dipakai. 4. AC Lebih tahan terhadap korosi dibandingkan CI dan steel. Ringan dan mudah digunakan Dapat dipakai di tanah dan air yang bersifat korosif. Digunakan dalam sistem distribusi lateral dan minor. 5. Unplasticis ed PVC & Polythene Pipe Lebih fleksibel daripada yang lain. Mudah penyambungannya Digunakan di hotel dan sambungan rumah. Digunakan di daerah yang berbukit-bukit dan areal yang bergelombang Sumber : Dirjen Cipta Karya (1991) 2.4.2.4.Penanaman Pipa Perpipaan transmisi sedapat mungkin dipasang di dalam tanah.Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan rusaknya pipa secara fisik baik oleh tumbuhnya pohon atau kerusakan fisik lainnya.Kedalaman penanaman pipa dihitung dari permukaan tanah terhadap bagian atas pipa bergantung kepada kondisi lapangan. Untuk kondisi lapangan biasa ditentukan minimum 50 cm, sedangkan pipa yang dipasang di bawah jalan ditentukan 100 cm. Secara rinci, kedalaman pemasangan pipa disajikan pada Tabel 2.7.
  • 24. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Tabel 2.7. Kedalaman Penanaman Pipa di Indonesia Tahun 1991 Kondisi Penanaman Pipa Kedalaman (cm) Kondisi biasa Di bawah jalan: a. Biasa b. Raya 80 100 120 Sumber: Dirjen Cipta Karya (1991) Berdasarkan lokasi penanamannya, galian pipa terbagi menjadi 3(tiga), yaitu (Dirjen Cipta Karya,1991): 1. Galian normal, yaitu galian yang terletak di bawah tanah di pinggir jalan, jalan setapak atau jalan berbatu-batu, dan trotoir (Gambar 2.1). 2. Galian di bawah jalan, yaitu galian yang terletak di bawah jalan aspal (Gambar 2.2) 3. Galian memotong jalan, yaitu galian yang memotong badan jalan (Gambar 2.3). Gambar 2.1: Galian Normal
  • 25. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Sumber : Dirjen Cipta Karya (1991) Gambar 2.2: Galian di Bawah Jalan Sumber : Dirjen Cipta Karya (1991) Gambar 2.3: Galian Memotong Jalan Sumber : Dirjen Cipta Karya (1991)
  • 26. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 2.4.2.5. Perlengkapan Pipa Selain pipa transmisi, diperlukan juga perlengkapan tambahan untuk pengaliran air dalam sistem ini. Perlengkapan pipa transmisi antara lain (Babbit,1977) : 1. Katup Udara (Air Valve) Air Valve berfungsi untuk melepaskan/mengeluarkan udara dari dalam pipa, biasa dipasang di titik tertinggi pada jalur pipa.Untuk jalur pipa yang relatif datar dimana dipasang dua buah katup, maka perlengkapan ini diletakkan dekat gate/stop valve yang lebih tinggi.Tipe katup udara yang digunakan dapat berupa single orifice atau double orifice.Pada jalur yang lebih besar dari 400 mm, air valve yang dipasang dapat berupa double orifice.Pemasangan katup udara ini dilengkapi dengan gate valve yang diperlukan pada saat perbaikan. 2. Penguras (Blow Off) Blow Off berfungsi untuk menguras/mengeluarkan kotoran atau endapan yang terjadi dalam pipa, bisa dipasang pada jalur pipa di titik yang paling rendah dan pada jembatan pipa. Blow Off uga dipasang pada setiap jarak 1000 m. Dimensi/diameter penguras.antara ( ¼ - ½ ) dari diameter pipanya. 3. Stop Valve/Gate Valve Stop/gate valve perlu dipasang pada jalur pipa transmisi pada setiap jarak 2000 m, dimaksudkan untuk mengisolasi segmen pipa tersebut pada saat perbaikan. Gate valve biasa dipasang sebelum dan sesudah jembatan pipa, siphon dan penyeberangan jalan pipa. 4. Perkakas (Fitting) dan Blok Beton Perkakas pipa (bend, tee, cross, dan lain–lain) disediakan dan dipasang pada pipa jalur transmisi sesuai dengan keperluan. Juga suatu penahan dari blok beton diperlukan pada setiap perubahan arah jalur dan percabangan pipa transmisi. Apabila terjadi perubahan arah pada jalur pipa transmisi yang tidak memakai belokan (bend), akan dilakukan sesuai dengan belokan yang diijinkan untuk pipa tersebut. (Babbit,1977)
  • 27. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 2.5. Penyimpanan 2.5.1. Kapasitas Reservoir Komponen dalam perhitungan reservoir adalah (Husain,1981) : 2.5.1.1.Emergency Volume Emergency volume dibutuhkan untuk: 1. Perencanaan pemeliharaan sistem 2. Bila terjadi kegagalan dalam produksi atau jaringan 3. Kebutuhan pemadam kebakaran Kebutuhan air yang adalah 4 – 5 % dari kebutuhan maksimum perhari, yang dimasukkan dalam penentuan volume reservoar, sehingga tidak mempengaruhi pada kebutuhan distribusi. 2.5.1.2.Volume Mati (Dead Volume) Volume ini tidak pernah digunakan, yang berguna untuk menghindari reservoar dari kekeringan.Umumnya mempunyai ketinggian 15 cm dari kedalaman yang dibsebut sebagai dead volume. Untuk penggunaan pompa maka kedalaman minimumnya adalah m, dimana v adalah kecepatan dalam pipa. 2.5.1.3 Volume untuk pompa Volume ini digunakan apabila pompa dioperasikan dengan beberapa pompa. Akan berbahaya jika pada saat pompa bekerja dan tidak dengan kedalaman yang sama menyebabkan sering terjadi fluktuasi. Untuk menjaga, perlu penambahan volume 15 – 20 cm dari kedalaman total. 2.5.2. Tipe Reservoir Distribusi Tipe reservoir distribusi yang sering digunakan adalah (Japan International Coorporation Agency,1974) : 1. Reservoir tanggul yang dilapisi atau tidak dilapisi, umumnya terbuka
  • 28. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 2. Reservoir di bawah dan di permukaan tanah, tertutup dan tidak tertutup, konstruksi dari beton 3. Reservoir baja di permukaan tanah, tipe gravitasi dan pemompaan 4. Tangki baja atau beton di atas permukaan tanah dan pipa tegak 5. Tangki tekan dari baja Gambar 2.4: Tipe-Tipe Reservoir Distribusi. (a) pipa tegak; (b) dan (c) tangki di atas permukaan tanah; (d) reservoir di permukaan tank Sumber :Japan International Coorporation Agency (1974) 2.5.3. Struktur Reservoir Struktur dari reservoir distribusi dapat mengikuti aturan sebagai berikut (Japan International Coorporation Agency,1974) : 1. Reservoir air bersih dapat dibangun dengan mengguankan beton pra tegang, atau struktur baja 2. Reservoir dapat dilengkapi dengan penutup permanen untuk menghindari masuknya air hujan atau jenis polutan lainnya 3. Pada kasus tertentu, untuk menjaga suhu yang sedang pada daerah dingin atau panas, dapat dilengkapi dengan penutup yang berlapis dati tanah dengan kedalaman 30-60 cm atau pembatas lain
  • 29. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 4. Untuk mempersiapkan tanah penutup, stabilisasi tanah dengan pasir dan menurunkan muka air tanah dapat ditempuh guna menghindari kegagalan pembangunan struktur pada daerah dengan muka air tanah yang tinggi 5. Jumlah reservoir distribusi paling sedikit 2(dua) buah. Reservoir tunggal dapat dipecah menjadi 2 (dua) bagian 2.5.4. Freeboard dan Kemiringan Bagian Bawah Tinggi jagaan berjarak 30 cm atau lebih dihitung dari muka air tertinggi sampai dengan puncak dinding reservoir.Bagian bawah reservoir ditetapkan paling sedikit berjarak 15 cm lebih rendah dari muka air terendah.Untuk kenyamanan pembersihan, kemiringan 1/100 sampai dengan 1/500 ditentukan terhadap permukaan bagian bawah. 2.5.5. Pipa Inlet dan Outlet Pemasangan pipa inlet dan pipa outlet dapat mengikuti aturan sebagai berikut (Japan International Coorporation Agency,1974) : 1. Jarak diantara garis tengah dari pipa outlet dan muka air terendah sebaiknya kurang dari dua kali diameter dari pipa outlet 2. Baik pipa inlet maupun pipa outlet sebaiknya dilengkapi dengan katup (valve), dan pipa outlet dapat dilengkapi dengan karet penutup untuk mengurangi kehilangan tekanan 2.5.6. Pipa Overflow Pemasangan pipa overflow dapat mengikuti aturan sebagai berikut (Japan International Coorporation Agency,1974) : 1. Pipa tegak dan menara air atas (elevated reservoir) dapat dilengkapi dengan karet penutup pada pipa overflow pada muka air tertinggi 2. Ukuran dari pipa overflow dapat ditentukan melalui tinggi permukaan air, freeboard, dan rata-rata aliran masuk pada pipa tegak atau reservoir atas 2.5.7. Pipa Penguras Pemasangan pipa penguras dapat mengikuti aturan sebagai berikut (Japan International Coorporation Agency,1974) :
  • 30. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 1. Peralatan pipa penguras beserta katup (valve) dapat dipasang pada titik terendah pada bagian bawah dari pipa tegak atau reservoir 2. Ukuran pipa penguras dapat ditentukan melalui volume air dibawah muka air terendah dengan batasan tertentu 2.5.8. Pemeliharaan Reservoir, Pipa Tegak dan Tangki Air Kapasitas reservoir distribusi tidak hanya berkaitan dengan perubahan dengan waktu pengaliran air, tetapi juga kejadian seperti kebakaran dan gangguan kelistrikan. Cara-cara dalam pemeliharaan resrvoir beserta peralatan pennjangnya akan diuraikan dalam penjelasan berikut 2.5.8.1.Operasi dan Pencatatan Reservoir Distribusi Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam operasional dan pencatatan kerja reservoir distribusiadalah sebagai berikut (Japan International Coorporation Agency,1974) 1. Catatan perubahan jumlah air yang disimpan perhari sangat penting untuk mengamati fungsi reservoir distribusi. Pencatatan dapat dilakukan melalui meter pencatat otomatis ketinggian air atau eengan membaca ketinggian muka air setiap 1-2 jam 2. Catatan pengaliran air setiap hari dan perubahannya dalam periode waktu tertentu juga diperlukan 3. Air biasanya disimpan pada reservoir distribusi mulai waktu tengah malam sampai pagi hari. Pada kasus tertentu, pengaliran air tidak mampu memenuhi jumlah yang diperlukan karena keterbatasan penyediaan air. 4. Tinggi muka air pada reservoir distribusi sebaiknya tidak dikurangi dibawah batasan dimana air dan subtansi yang terkandung terserap oleh pipa effluen 2.5.8.2. Pemeriksaan dan Penataan Peralatan Tambahan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan dan penataan peralatan penunjang adalah sebagai berikut (Japan International Coorporation Agency,1974) : 1. Setiap katup yang berhubungan langsung dengan pipa influen, pipa efluen, pipa penguras, pipa bypass dan sambungan pipa sebaiknya diperiksa secara berkala
  • 31. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 2. Meter pencatat ketinggian air, penggerak mete pencatat, dan instalasi yang beroperasi secara otomatis sebaiknya selalu diperiksa atau diatur ulang sehingga dapat beroperasi dengan tepat 3. Kelemahan meter pencatat aliran sebainya diperiksa secara teratur dengan manometer 4. Peralatan penunjang lain pada reservoir distribusi sebaiknya diperiksa dan ditata ulang dengan segera setelah terjadi gempa atau badai 2.5.8.3. Perlindungan dari Polusi Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan upaya perlindungan reservoir dari polusi adalah sebagai berikut (Japan International Coorporation Agency,1974) : 1. Kebersihan area dalam reservoir selalu dijaga 2. Orang yang tidak berkepantingan dengan sistem reservoir dilarang masuk 3. Pelarangan area reservoir untuk kepentingan pertanian dan peternakan 4. Pengeringan reservoir harus dilakukan dengan sempurna 5. Manhole, jalan masuk inspeksi dalam gallery, instalasi ventilasi, pipa overflow, lubang inspeksi air, meter pencatat ketinggian air harus terlindung dari debu, hujan, limbah saluran pembuangan dan pecahan-pecahan kecil di sekitar reservoir 6. Manhole dan jalan masuk seperti pintu inspeksi harus selalu terkunci untuk mencegah orang masuk ke dalam resevoir tanpa ijin 7. Jika reservoir terletak di dekat taman, temapt parkir atau fasilitas publik lainnya, maka perlindungan terhadap reservoir harus semaksimal mungkin, khususnya bagian manhole dan ventilasi. 2.6. Jaringan Distribusi 2.6.1. Tujuan Sistem perpipaan distribusi bertujuan untuk menyalurkan air dari reservoar distribusi sampai ke konsumen. Sistem distribusi termasuk ukuran pipa, material, hidran, katup dan pengukur air (meteran pipa) 2.6.2. Layout Penentuan layout perpipaan dilakukan dengan cara sebagai berikut (Al Layla,1978):
  • 32. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 1. Untuk daerah utama dan sub utama bagiannya dipasang pada jalan yang sama, pipa layanan dan hidran harus dihubungkan dengan pipa cabang. 2. Untuk jaringan distribusi, perlu dihindari pipa tanpa outlet, sistem untuk drainase harus dibuat. 3. Bila daerah layanan terdiri atas lebih dari 2 bagian, maka distribusi sub utama pada bagian tepi harus dihubungkan satu sama lain. Ada tiga metode dalam jaringan pipa yaitu (Al Layla,1980): 1. Sistem cabang Sistem ini sama seperti cabang pada pohon dengan pipa utama, pipa sekunder yang dihubungkan dengan gedung. Untuk pelayanan dengan tipe ini aliran untuk setiap pipa adalah sama dan area pelayanan meggunakan satu pipa Keuntungan manggunakan tipe ini adalah : a. Jaringan cukup sederhana dalam metode distribusi air b. Mudah dalam desainnya c. Lebih ekonomis. Kelemahan dalam metode ini : a. Terjadi sedimentasi pada pipa ujung yang dapat mempengaruhi kualitas air b. Daerah pelayanan tidak akan dapat terlayani jika terjadi perbaikan pipa c. Tekanan air tidak cukup jika terjadi penambahan jaringan pipa 2. Sistem gridiron Pada metode ini semua pipa tersambung dan tidak ada yang terputus pada ujungnya.Air dapat menjangkau lebih seluruh tempat. Keunggulan sistem ini adalah a. Dalam proses perbaikan pipa airan akan tetap berjalan dengan melalui sisi yang lain. b. Air akan mengalir dengan bebas ke setiap cabang dan aliran tidak akan diam. c. Kerugian dapat diminimalisir karena konsumsi air yang besar. Kerugian dalam penggunaan pola ini adalah a. Perhitungan dimensi pipa lebih sulit
  • 33. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 b. Ada penambahan pipa dan asesoris 3. Sistem melingkar Loop dapat menambah tekanan pada daerah pelayanan. Pada daerah yang strategis seperti kota tekanan akan dapat bertambah. Keuntungan dan kerugian sama dengan sistem gridiron Gambar 2.5: Bentuk Sistem Distribusi Sumber : Al Layla (1978) 2.6.3 Sistem Pengaliran 1. Cara Gravitasi Cara gravitasi dapat digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi. 2. Cara Pemompaan Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Cara ini digunakan jika daerah pelayanan merupakan daerah yang datar, dan tidak ada daerah yang berbukit. 3. Cara Gabungan Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya saat terjadi
  • 34. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata. Gambar 2.6: Sistem Pengaliran Distribusi Air Minum Sumber : Al Layla (1978) Model pendistribusian yang digunakan untuk menyalurkan air dari reservoir ke konsumen dapat dibedakan menjadi : 1. Sistem cabang Gambar 2.7 Sistem ini bekerja dengan baik jika memiliki tekanan yang cukup untuk sampai ke konsumen terakhir.Dibutuhkan tekanan yang besar.Kerugian dari sistem ini adalah besarnya headloss yang terjadi.cocok digunakan untuk daerah yang berpenduduk sedikit dan di kota linier (kota yang keramaiannya disepanjang jalur utama). Untuk menambah jaringan dapat langsung menyambung dari pipa primer dan sekunder Total energy Reservoi r Ci ty (a ) WT P Total energy UC DCi ty WT P Pu mp Wa ter to we r (b ) Total energy Ci ty Pu mp Reserv oir
  • 35. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 selama tinggi tekan masih memenuhi kriteria.Jika tinggi tekan kurang dapat di gunakan pompa untuk menaikkan tekanannya. 2. Sistem Grid (Loop) Gambar 2.8 Dalam sistem ini terdapat titik-titik pengambilan air (node) yang melayani daerah per blok yang kebutuhan airnya sudah diketahui. Aliran bersifat tertutup. Cocok digunakan untuk daerah yang pembangunannya sudah direncanakan dan untuk kota yang keramaiannya konsentris. Jika menggunakan sistem ini dapat dideteksi titik yang mengalami kebocoran.Terdiri dari jaringan pipa primer dan sekunder. Tiap titik pengambilan (node) melayani kebutuhan per blok. Jika tekanan kurang maka digunakan pompa untuk menaikkannya. 3. Sistem Gabungan Merupakan gabungan dari keduanya untuk menyempurnakan pelayanan sehingga konsumen dapat menikmati pelayanan secara kontinu dan mendapatkan kuantitas air serta kualitas air yang memenuhi kriteria. 2.6.4 Perpipaan Distribusi 2.6.4.1.Penanaman Pipa Perpipaan induk distribusi sedapat mungkin dipasang di dalam tanah. Kedalaman tanah penutup pipa minimum ditentukan 80 cm pada kondisi biasa dan 100 cm untuk pipa di bawah jalan Untuk kemudahan pemasangan dan pemeriksaan, perpipaan ini dipasang di sepanjang pinggir jalan yang diperlukan.Secara rinci, ketebalan lapisan penutup pipa sesuai kondisi lapangan dapat dilihat pada Tabel 2.8.
  • 36. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Tabel 2.8. Tebal Penutup Pipa di Indonesia Tahun 1991 Kondisi Tebal Penutup Pipa (cm) Ø 50 Ø 80 Ø 100 Ø 150 Kondisi biasa Di bawah jalan 80 100 80 100 80 100 80 100 Sumber: Dirjen Cipta Karya (1991) 2.6.4.2. Perlengkapan Pipa Selain pipa distribusi, diperlukan juga perlengkapan tambahan untuk pengaliran air dalam sistem ini. Perlengkapan pipa distribusi antara lain (Dirjen Cipta Karya,1991): 1. Katup udara (air valve) Kecuali pada jembatan pipa dan pada jalur distribusi utama yang relatif panjang, pada umumnya peralatan ini tidak diperlukan pada perpipaan distribusi.Hal ini disebabkan karena selain pada umumnya jalur pipa tidak terlalu panjang, juga sambungan rumah dapat berfungsi sebagai pelepas udara yang ada di dalam pipa. 2. Penguras Perlengkapan penguras diperlukan untuk mengeluarkan kotoran/endapan yang terdapat di dalam pipa.Biasa dipasang di tempat yang paling rendah pada perpipaan distribusi dan pada jembatan pipa. 3. Hidran kebakaran (fire hydrant) Fire hydrant berfungsi sebagai tempat (sarana) pengambilan air yang diperlukan pada saat terjadi kebakaran atau sebagai penguras.Biasa ditempatkan di tempat-tempat yang menjadi pusat keramaian/kegiatan, seperti halnya pusat pertokoan, pasar, perumahan, dan lain-lain.Penempatan fire hydrant di tempat-tempat yang rendah, umumnya dengan interval jarak 300 m, atau bergantung kepada kondisi daerah/peruntukan dan kepadatan bangunannya.Diameter pipa distribusi dimana unit hidran kebakaran disambungkan minimum 80 mm.
  • 37. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 4. Stop/Gate Valve Stop/Gate Valvediperlukan untuk melakukan pemisahan/melokalisasi suatu blok pelayanan/jalur tertentu yang sangat berguna pada saat perawatan. Biasanya gate valve dipasang pada setiap percabangan pipa.Gate Valve juga dipasang sebelum dan sesudah jembatan pipa, siphon, dan persimpangan jalan raya. 5. Perkakas (fitting) Perkakas (tee, bend, reducer, dan lain-lain) perlu disediakan dan dipasang pada perpipaan distribusi sesuai dengan keperluan di lapangan.Apabila pada suatu jalur pipa terdapat lengkungan yang memiliki radius yang sangat besar, penggunaan perkakas belokan (bend) boleh tidak dilakukan selama defleksi pada sambungan pipa tersebut masih sesuai dengan yang disyaratkan untuk jenis pipa tersebut. 6. Peralatan Kontrol Aliran Kalau dianggap perlu, pada setiap jarak 200 – 300 m pada jalur pipa distribusi harus dipasang alat kontrol untuk menanggulangi terjadinya penyumbatan (clogging) dalam pipa akibat kotoran yang terendapkan. Unit peralatan ini terdiri atas gate valve dan perkakas tempat memasukkan alat pembersih ke dalam pipa serta tempat penggelontoran. Penempatan peralatan ini harus dipilih pada tempat yang relatif luas dan ada saluran/tempat yang lebih rendah untuk membuang air dari penggelontoran tersebut. 7. Jalur Pipa Sekunder/Tersier Sambungan rumah/sambungan ke bangunan lain tidak boleh dilakukan terhadap pipa induk distribusi yang diameternya lebih besar dari 150 mm. Untuk itu diperlukan perpipaan sekunder/tersier yang berdiameter 80 mm atau 50 mm yang dipasang sejajar (sesuai dengan keperluan) dengan diameter pipa induk tadi untuk tempat pemasangan sambungan rumah tersebut. Apabila pada kedua tepi jalan posisi bangunan rumah cukup rapat, maka diperlukan pemasangan pipa sekunder/tersier di kedua tepi jalan tersebut untuk mengurangi terjadinya penyeberangan pipa terhadap jalan.Hal ini dimaksudkan untuk
  • 38. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 mengurangi/menghindarkan kemungkinan banyaknya kebocoran yang sering/biasa terjadi pada penyeberangan pipa akibat pecahnya pipa tersebut. 2.6.5 Analisis Hidrolik 2.6.5.1.Garis Tenaga dan Garis Tekanan Sesuai dengan prinsip Bernoulli, tinggi tenaga total disetiap titik pada saluran pipa adalah jumlah dari tinggi elevasi, tinggi tekanan, dan tinggi kecepatan. Garis yang menghubungkan titik – titik tersebut dinamakan garis tenaga (Energy Grade Line/EGL), yang digambarkkan di atas tampang memanjang pipa.Perubahan diameter pipa dan tempat – tempat tertentu dimana kehilangan tenaga sekunder terjadi dengan penurunan garis tenaga.Apabila kehilangan tenaga sekunder diabaikan, maka kehilangan tenaga hanya disebabkan oleh gesekan pipa. Garis tekanan (Hidraulic Grade Line/ HGL) merupakan jumlah dari tinggi tekanan dan elevasi diukur dari garis referensi.Garis tekanan terletak dibawah garis tenaga sebesar tinggi kecepatan dalam pipa. Apabila sepanjang pipa disambung dengan tabung tegak terbuka, yang dapat dianalogikan sebagai reservoir atau sebagai keran dalam sambungan rumah, maka zat di dalam pipa akan naik dalam tabung atau reservoir atau keran tersebut. Garis yang menghubungkan permukaan zat cair dalam media – media tersebut adalah garis tekanan.Berlainan dengan garis tenaga yang menurun secara teratur kearah aliran, garis enaga biasa naik pada tampang yang diperbesar layaknya ebuah reservoir. Jika tinggi kecepatan diabaikan dan garis tekanan serta garis tenaga akan berimpit menjadi satu. Garis tekanan ini menunjukkan besarnya tekanan zat cair pada setiap titik – titik tersebut. Tinggi tekanan maksimum akan digunakan untuk merencanakan tebal pipa dan sambungan – sambungannya. Apabila garis tekanan berimpit dengan pipa, menunjukkan bahwa tekanan di dalam pipa adalah tekanan atmosfer.Apabila garis tekanan berada di bawah pipa berarti tekanan di dalam pipa negatif. Garis tekanan merupakan garis lurus apabila pipa lurus dan diameternya seragam
  • 39. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 2.6.6. Kehilangan Tekanan Macam kehilangan tekanan adalah : 1. Major Loses, terjadi akibat gesekan air dengan dinding pipa. Besarnya dapat ditentukan dengan rumus Chezy, rumus Hazen Williams. Dalam setiap eleman pipa dari setiap jaringan, terdapat hubungan antara kehilangan tenaga dan debit. Secara umum hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk: m Qkhf ⋅= dengan : m = tergantung pada rumus gesekan pipa yang digunakan k = koefisien yang tergantung pada rumus gesekan pipa dan karakteristik pipa. Sebenarnya nlai pangkat m tidak selalu konstan, kecuali bila pengaliran berada pada hidrolis kasar, yang sedapat mungkin dihindari.Akan tetapi karena perbedaan kecepatan pada masing – masing elemen tidak besar, maka biasanya nilai m dianggap konstan untuk semua eleman. 2. Minor Loses, terjadi akibat perubahan penampang pipa, sambungan, belokan, dan katup. Kehilangan tenaga akibat gesekan pada pipa panjang biasanya jauh lebih besar daripada kehilangan tenaga sekunder, sehingga pada keadaan tersebut biasanya kehilangan tenaga sekunder diabaikan. Pada pipa pendek kehilangan tenaga sekunder harus diperhitungkan. Apabila kehilangan tenaga sekunder kurang dari 5 % dari kehilangan tenaga akibat gesekan maka kehilangan tenaga tersebut dapat diabaikan. Untuk memperkecil kehilangan tenaga sekunder, perubahan penampang atau belokan jangan dibuat mendadak tapi berangsur-angsur. Persamaan – persamaan untuk minor loses dapat dirunutkan sebagai berikut (Triatmodjo,1995): 1. Kehilangan tekanan akibat adanya masukan (entrance)         ⋅ − ⋅= g vv Ch vv 2 2 1 2 2
  • 40. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 dimana: he = kehilangan masukan turbulence (m) v2 = kecepatan dalam pipa (m/det) v1 = kecepatan sebelumnya (m/det) g = percepatan gravitasi (m/det2 ) Ce = koefisien kehilangan tenaga masukan Jika v1 = 0, maka he = Ce.         ⋅ g v 2 2 2 2. Kehilangan tekanan akibat keluaran         ⋅ − ⋅= g vv Ch oo 2 2 2 2 1 dimana: ho = kehilangan tenaga akibat keluaran (m) v1 = kecepatan pipa diatas keluaran (m/det) v2 = kecepatan dibawah keluaran (m/det) Co = koefisien kehilangan tekanan keluaran Untuk keluaran air yang tenang v2 = 0,         ⋅ ⋅= g v Ch oo 2 2 1 3. Kehilangan Tekanan akibat kontraksi g v Ch ce ⋅ ⋅= 2 2 dengan: hc = kehilangan tinggi (m) karena kontraksi mendadak Cc = koefisien kontraksi
  • 41. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 V = kecepatan (m/det) dalam pipa yang lbih kecil Untuk ratsio diameter 1,5 Cc = 0,3, rasio diameter 2,0 Cc = 0,35, rasiobdiameter 2,5 Cc = 0,4. 4. kehilangan tekanan akibat perubahan penampang g v Ch ee ⋅ ⋅= 2 2 dimana: he = kehilangan tinggi akibat perbesaran penampang (m) Ce = koefisien perubahan penampang V = kecepatan (m/det) Untuk rasio diameter 1,5 Ce = 0,35, rasio diameter 2,0 Ce = 0,6, rasio diameter 2,5 Ce = 0,75 5. Kehilangan tekanan akibat belokan g v Ch bb ⋅ ⋅= 2 2 dimana: hb = kehilangan tinggi, (m) Cb = koefisien kehilangahn tinggi belokan 6. Kehilangan tekanan akibat adanya perkakas (fitting) g v Ch ff ⋅ ⋅= 2 2 dimana: hf = kehilangan tenaga akibat adanya perkakas (m) Cf = koefisien kehilangan tenaga karena adanya katup Untuk globe katup, terbuka lebar Cf = 10 Angle katup, terbuka lebar Cf = 5
  • 42. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Gate katup, terbuka lebar Cf = 0,2 2.6.7. Analisis Aliran Pipa 2.6.7.1.Aliran Hidrolis dalam Pipa Headloss dalam pipa air dapat dihitung melalui persamaan Darcy – Weisbach (Triatmodjo,1995): gd flv hf 2 2 = dimana : hf = headloss f = koefisien kekasaran pipa l = panjang pipa d = diameter pipa v = kecepatan g = kecepatan gravitasi Persamaan Darcy dapat ditransformasikan dengan persamaan Chezy adalah (Triatmodjo,1995) : hf fl gd v 22 = l hf = kemiringan garis energi atau kemiringan hidrolis = S Untuk pipa penuh sehingga R = A/P = d/4 A = luas permukaan pipa 4/2 dπ P = keliling basah dπ
  • 43. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 RS f g v 82 = atau RSCv 22 = dimana f g C 82 sehingga RSCv = dalam persamaan Chezy nilai C harus diketahui. Manning dan Strickler dibangun dengan persamaan Chezy. Sehingga persamaan secara praktis adalah: 2121611 SRR n V ⋅⋅= ( dimana C = 611 R n ) = 21321 SR n dimana n = koefisien kekasaran Jika nilai f dalam persamaan tersebut, nilai C konstan. Persamaan Prant.V. Karman- Colebrook dapat dilihat Hidrolis untuk zona halus:       = l vf f 5,2 Relog2 1 Zona transisi:         +− d k f l f 71,3Re 5,2 log2 1 Hidrolis untuk zona kasar:       = k d f 71,3 log2 1 dimana : f = faktor gesekan
  • 44. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 k = kekasaran absolut (m) d = diameter (m) k/d = kekasaran relatif Re = angka Reynold = Vd/v Dimana V = kecepatan dalam pipa ( m/sec ) V = viskositas kinetik air = 1.206 x 10-2 (cm2 /sec) ( 1.206 x 10-6 ( m/sec ) ) pada 130 C Tabel 2.9 Nilai Kekasaran Absolut Untuk Pipa Baru Jenis Pipa K Brass Copper Concret Cast Iron - Uncoated - Asphalt - Cement Lined Galvanis Iron Steel ( common & wilded ) Riveted stave Steel and Cast Iron dengan lapisan 0.0015 0.0015 1.2 0.25 0.125 0.0024 0.15 0.1 1.8 1.6 Sumber :Japan Water Works Association (1978)
  • 45. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 2.6.8 Pompa Pompa merupakan sarana vital dalam sistem penyediaan air bersih, khususnya bagi daerah dengan kontur landai.Pengetahuan tentang operasional dan pemeliharaan pompa sangat diperlukan untuk kelancaran pelayanan distribusi air bersih. 2.6.8.1Variabel Penting dalam Pompa 1. Kapasitas Pompa Kapasitas pompa merupakan volume dari sejumlah zat cair yang dapat dipompakan persatuan waktu (Japan International Coorperation Agency,1974). 2. Head Pompa Head pompa merupakan energi kinetik dan potensial yang ditransformasikan kedalam energi mekanis dari impeller yang berputar.Energi mekanis yang dimaksud berkaitan erat dengan kepadatan jenis zat cair yang dipompakan. Satuan head pompa dinyatakan dalam kg-m per kg atau meter (Japan International Coorperation Agency,1974). 3. Efisiensi Pompa Efisiensi pompa meerupakan gabungan dari efisiensi hidrolis, efisiensi volumetri, dan efisiensi mekanis. Perhitungan efisiensi pompa dinyatakan dalam pesamaan sebagai berikut (Japan International Coorperation Agency,1974) : Np = (0,1635 g Q H)/ P dimana Np : efisiensi pompa (%) g : berat jenis zat cair yang dipompa (g/cm) Q : kapasitas (debit) zat cair yang dipompa (m/menit) H : tinggi head saat pemompaan (m) P : kekuatan aksial yang dipindahkan oleh penggerak (kW) Untuk perhitungan praktis, efisiensi pompa secara keseluruhan dapat dihitung melalui persamaan sebagai berikut (Japan International Coorperation Agency,1974) : Nst = Nr (H- he)/H dimana Nst : efisiensi pompa H : head yang tersedia pada pompa
  • 46. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 he : kehilangan head selama proses pemompaan dan pengaliran zat cair 4. Kecepatan Spesifik Pompa Kecepatan spesifik pompa mencakup keterkaitan antara kecepatan berputar, kapasitas dan head pompa. Perhitungan kecepatan spesifik pompa dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut (Japan International Coorperation Agency, 1974): Ns = (N Qº·)/Hº· dimana Ns : kecepatan spesifik (rpm = m/menit-m) N : kecepatan rotasi (rpm) Q : kapasitas (m/menit) H : head (m) 2.7. Perencanaan Teknis Bangunan Penunjang 2.7.1 Bak Pelepas Tekan (BPT) Bak pelepas tekan (BPT) merupakan salah satu bangunan penunjang pada jaringan transmisi atau pipa distribusi. BPT berfungsi untuk menghilangkan tekanan lebih yang terdapat pada aliran pipa, yang dapat mengakibatkan pipa pecah. Ketentuan teknis BPT adalah sebagai berikut: a. BPT ditempatkan pada: • Titik-titik tertentu pada pipa transmisi, yang mempunyai beda tinggi antara 60 meter sampai 100 meter, terhadap titik awal transmisi. • Beda tinggi yang dimaksud sangat tergantung pada jenis pipa. Biasanya untuk jenis PVC dan ACP beda tinggi maksimum untuk penempatan BPT adalah 70 meter. Untuk pipa jenis baja atau DCIP, beda tinggi maksimum untuk penempatan BPT adalah 100 meter. Untuk jenis pipa lainnya dapat mengikuti standar nasional maupun standar internasional yang berlaku. b. Waktu detensi (td) adalah (1-5) menit.
  • 47. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 2.7.2 Booster Station a. Berfungsi untuk menambah tekanan air dalam pipa dengan menggunakan pemompaan. b. Cara penerapan penambahan tekanan: • Langsung dipasang pompa pada pipa PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS 67 dari 170 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM • Menggunakan reservoir penampungan c. Ditempatkan pada: Tempat-tempat dimana air dalam pipa kurang, dari kriteria tekanan air minimum. 2.7.3 Jembatan Pipa a. Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang menyeberang sungai/saluran atau sejenis, diatas permukaan tanah/sungai. b. Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan menggunakan pipa baja atau pipa Ductile Cast Iron (DCIP). c. Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve dan wash out. d. Dilengkapi dengan air valve yang diletakkan pada jarak 1/4 bentang dari titik masuk jembatan pipa. 2.7.4 Syphon 1. Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang menyeberang di bawah dasar sungai/saluran. 2. Pipa yang digunakan untuk syhpon disarankan menggunakan pipa baja atau pipa Ductile Cast Iron (DCIP). 3. Bagian pipa masuk dan keluar pada syphon, dibuat miring terhadap pipa transmisi atau pipa distribusi membentuk sudut 45 derajat dan diberi blok beton penahan sebagai pondasi.
  • 48. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 4. Bagian pipa yang menyeberang/berada di bawah dasar sungai/saluran harus diberi pelindung. 2.7.5 Perlintasan Kereta Api Perlintasan pipa yang menyeberang/melalui rel kereta api harus direncanakan sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh Perusahaan Umum Kereta Api. 2.7.6 Manhole a. Manhole diperlukan untuk inspeksi dan perbaikan terhadap perlengkapan-perlengkapan tertentu pada jaringan distribusi. b. Ditempatkan pada tempat-tempat pemasangan meter air, pemasangan katup, dan sebagainya. PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS 68 dari 170 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 2.7.7 Sump Well a. Berfungsi sebagai sumur pengumpul air baku untuk sementara waktu sebelum ke instalasi pengolahan air (IPA). b. Waktu untuk pengaliran air dalam sump well, td (waktu detensi) antara (1-5) menit. c. Kedalaman sump well (hmax) antara (1,5-3,0) meter. 2.7.8 Thrust Block a. Berfungsi sebagai pondasi bantalan/dudukan perlengkapan pipa seperti bend, tee, Katup (valve) yang berdiameter lebih besar dari 40 mm. b. Dipasang pada tempat-tempat dimana perlengkapan pipa dipasang yaitu pada: • Belokan pipa. • Persimpangan/percabangan pipa. • Sebelum dan sesudah jembatan pipa, syphon. • Perletakan valve/katup.
  • 49. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KECAMATAN SEMARANG SELATAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2014 c. Dibuat dari pasangan batu atau beton bertulang.