Jurnal ini membahas konflik komunikasi antarpribadi yang terjadi pada hubungan antar kekasih. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan wawancara dan observasi. Analisis menunjukkan bahwa hambatan komunikasi seperti perbedaan persepsi dan rasa curiga dapat menyebabkan konflik. Akan tetapi, dengan adanya nilai-nilai seperti kognitif, konatif, dan afektif, komunikasi dapat diselesaikan dengan sal
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
KOMKONFLIK
1. KONFLIK KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA HUBUNGAN ANTAR
KEKASIH
Rizka Maulida Rahma, Michele Ananda Firsa, dan Ravi Aiman Fadil
Novalia Agung W. Ardhoyo
Fakultas Ilmu Komunikasi UPDM(B) DKI Jakarta
maulidarahmarizka@gmail.com
Abstrak – Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap manusia.
Sebagai mahluk sosial, setiap manusia wajib berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam
caranya manusia untuk berinteraksi, maka setiap orang membutuhkan sebuah tindakan yang
sering disebut ‘komunikasi’. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia komunikasi ialah
pengiriman dan penerimaan pesan atau informasi antara dua orang atau lebih dengan tujuan
tertentu. Komunikasi adalah proses kegiatan pengoperan/penyampaian warta/berita/informasi
yang mengandung arti dari satu pihak (seseorang atau tempat) kepada pihak (seseorang atau
tempat) lain dalam usaha mendapatkan saling pengertian. Komunikasi antarpribadi
(interpersonal) adalah komunikasi antara individu secara tatap muka (berhadapan langsung) yang
memungkinkan setiap pelakunya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara
verbal maupun nonverbal. Komunikasi antarpribadi bertuju kepada interaksi dua orang individu
secara aktif, baik keduanya sama-sama bersifat statis, atau cukup komunikator saja. Yang
terpenting dari komunikasi antarpribadi ialah dimana maksud atau tujuan yang ingin
disampaikan dapat terkirim dan diterima tanpa hambatan (noise) yang terjadi antara komunikator
dengan komunikan. Oleh sebab itu jurnal ini hadir untuk menganalisa dan membantu
penyelesaian hambatan dengan metode ilmiah serta teori dari ilmu komunikasi yang bisa
diterapkan dalam kehidupan secara langsung. Jurnal ini berfokus pada penelitiannya yang
membicarakan ‘konflik dengan kekasih’ melalui sudut pandang ilmu komunikasi, yang tentunya
dibantu dengan beberapa metode terkait di dalam pembahasan.
Kata kunci: Komunikasi, Komunikasi antarpribadi, Konflik dengan kekasih
2. Abstract – Communication is an activity that is often carried out by every human being. As
social beings, every human being is obliged to interact with one another. In the way humans
interact, everyone needs an action which is often called 'communication'. According to the Big
Indonesian Dictionary, communication is the sending and receiving of messages or information
between two or more people with a specific purpose. Communication is the process of
transmitting/delivering meaningful information/information from one party (a person or place)
to another (a person or place) in an effort to gain mutual understanding. Interpersonal
communication (interpersonal) is communication between individuals face-to-face (face to face)
which allows each actor to capture the reactions of other people directly, both verbally and
nonverbally. Interpersonal communication aims at the active interaction of two individuals,
whether they are both static, or just communicators. The most important thing from
interpersonal communication is where the intent or purpose to be conveyed can be sent and
received without any barriers (noise) that occurs between the communicator and the
communicant. Therefore, this journal is here to analyze and help solve obstacles with scientific
methods and theories from communication science that can be directly applied to life. This
journal focuses on research that discusses 'conflict with a lover' through the perspective of
communication science, which of course is assisted by several methods related to the discussion.
Keywords: Communication, Interpersonal communication, Conflict with lover
PENDAHULUAN
Menurut Wursanto (2001:31), komunikasi adalah proses kegiatan
pengoperan/penyampaian warta/berita/informasi yang mengandung arti dari satu pihak
(seseorang atau tempat) kepada pihak (seseorang atau tempat) lain dalam usaha mendapatkan
saling pengertian. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa komunikasi adalah
pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak. Berlo (dalam Erliana Hasan
(2005:18) mengemukakan komunikasi sebagai suasana yang penuh keberhasilan jika dan hanya
jika penerima pesan memiliki makna terhadap pesan tersebut dimana makna yang diperolehnya
tersebut sama dengan apa yang dimaksudkan oleh sumber. Banyak sekali pandangan serta
3. pengertian tentang Komunikasi antarpribadi (Interpersonal) dari para ahli, salah satunya Joseph
A. Devito. Joseph A. Devito menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal adalah penyampaian
pesan secara verbal maupun nonverbal antara dua orang atau lebih yang saling memengaruhi
Sebagai manusia yang merupakan mahluk sosial, manusia tentunya butuh berinteraksi
dengam makhluk sosial lainnya. Dalam berinteraksi, manusia membutuhkan komunikasi, maka
dari itu komunikasi memiliki tujuan yaitu menyampaikan pesan yang ingin disampaikan kepada
lawan bicara agar dapat memiliki pemikiran yang sama. Biasanya manusia melakukan
komunikasi juga untuk menyampaikan perasaan-perasan yang ia rasakan. Dalam terjadinya
komunikasi, tidak jarang juga terjadi sebuah konflik.
Pada jurnal ini terdapat konflik antar kekasih yang membahas contoh masalah yang
sering kali terjadi di beberapa pasangan. Dimana salah satu pihak dari sepasang kekasih memiliki
perasaan yang tidak nyaman mengenai pasangannya yang memiliki beberapa teman lawan jenis,
hal tersebut menyebabkan pihak tersebut memiliki perasaan yang tidak nyaman atau yang paling
sering disebut dengan cemburu. Hal tersebut tidak jarang menjadi suatu penyebab pertikaian
antara keduanya.
Menurut Laswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi adalah sebuah
kegiatan mentransfer sebuah informasi baik secara lisan maupun tulisan. Melalui pernyataan
Laswell, jurna ini juga mengaitkan ‘konflik dengan kekasih’ terhadap sudut pandang komunikasi
antarpribadi.
Tujuan penelitian dari jurnal ini tidak lain dan tidak bukan ialah untuk memberikan
pemahaman kepada pembaca terkait apa itu komunikasi, dan komunikasi antarpribadi
(interpersonal), serta memberikan informasi dari analisis terkait konflik dengan kekasih yang
diiringi oleh teori dan metode dalam ilmu komuniksi sendiri sehingga bisa diterapkan secara
langsung di kehidupan sehari-hari.
4. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah post-positivis. Metode postpositivisme
adalah aliran pemikiran yang berusaha memperbaiki kelemahan positivism. Postpositivisme
sependapat dengan Positivisme bahwa realitas itu memang nyata, ada sesuai hukum alam.
Tetapi pada sisi lain, Postpositivisme berpendapat bahwa manusia tidak mungkin
mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak dengan realitas atau
tidak terlibat secara langsung dengan realitas. Hubungan antara peneliti dengan realitas harus
bersifat interaktif, untuk itu perlu menggunakan prinsip trianggulasi, yaitu penggunaan
bermacam-macam metode, sumber data, data, dan lain-lain. Paradigma ini merupakan aliran
yang ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan positivisme, yang hanya mengandalkan
kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Secara ontologis aliran ini
bersifat critical realism yang memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai
dengan hukum alam, tetapi satu hal yang mustahil bila suatu realitas dapat dilihat secara benar
oleh manusia (peneliti). Oleh karena itu, secara metodologis pendekatan eksperimental melalui
observasi tidaklah cukup, tetapi harus menggunakan metode triangulation, yaitu penggunaan
bermacam-macam metode, sumber data, peneliti, dan teori.
Pada proses penelitian terhadap kasus konflik dengan kekasih, jurnal ini juga
menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk
menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari
pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan
kuantitatif. Lalu, metode pencarian data yang ada di dalam jurnal menggunakan sesi wawancara.
Dimana kami memberikan beberapa pertanyaan kepada narasumber kami (anggota kelompok)
terkait konflik komunikasi antarpribadi macam apa yang sering ia alami dengan kekasihnya.
Setelah itu kami juga melakukan observasi melalui pengamatan dan pencatatan serta
dokumentasi yang kami ambil dari data yang sudah ada untuk membantu proses penelitian ini.
5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Teori Laswell memiliki dasar pemikiran berupa “Who says what In wich channel To
whom With what effect”, jika diaplikasikan terhadap konflik antar kekasih yang kami teliti maka
akan menjadi seperti berikut: Perrmasalahan ini terjadi antar sepasang kekasih yang bernama
Bima (Komunikator) dan pasangannya yang bernama Intan (Komunikan) *nama disamarkan
demi melindungi privasi narasumber* [WHO]. Pada tahapan ini, akan terjadi proses ‘encoding’,
diproses ini terjadi proses penyampaian pesan sedang dilakukan. Bima sebagai komunikator
menyampaikan keresahannya kepada pasangannya yang bernama Intan (Komunikan). Agar
pesan tersebut dapat dimengerti oleh Intan tanpa mengalami kesalahpahaman (Noise), Bima
menjelaskan tentang keresahannya dengan bahasa yang mudah dimengerti. Pesan yang
disampaikan oleh Bima terkait keresahannya karena tidak suka dan rasa curiganya pada sang
kekasih disaat Intan tengah bermain dengan teman-teman lawan jenisnya. Bima merasa tidak
nyaman akan hal itu, akhirnya ia memutuskan untuk mengungkapkannya pada Intan dengan
tujuan mendapat respon (umpan balik) berupa perubahan sikap dari Intan [SAYS WHAT].
Setelah proses encoding telah dilakukan, sekarang adalah tahapan dimana Bima mengirimkan
pesan yang ingin ia sampaikan melalui suatu media. Dikarenakan rasa takutnya semakin
membesar, dan banyak pikiran negatif berdatangan, akhirnya Bima memilih menggunakan media
sosial sebagai perantara, sebab Intan dan Bima berada dirumah masing-masing. Bima tahu kalau
bahasa chat seringkali menimbulkan kesalahpahaman (Noise) dalam berbicara, maka dirinya
menguraikan pesan dengan gamblang dan menggunakan kata-kata yang diperhalus agar tidak
terjadi ketersinggungan [IN WHICH CHANNEL]. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya,
pesan yang dikirimkan oleh bima akan disampaikan kepada pasangannya yaitu Intan [TO
WHOM]. Setelah perbincangan yang cukup panjang melalui chat yang berhasil dilakukan
dengan baik dan benar, serta tidak ada noise yang terjadi saat pesan itu disampaikan, Bima
mendapatkan respon dari pasangannya berupa permintaan maaf serta penjelasan (klarifikasi)
terkait keresahannya. Jika apa yang Bima sampaikan kepada Intan memiliki sebuah proses yang
disebut sebagai ‘encoding’ maka sebaliknya, proses dimana pesan tersebut dikelola menjadi
sebuah makna oleh lawan bicara (komunikan) adalah ‘decoding’. Decoding merupakan suatu
pemahaman dari pesan serta informasi yang telah diterima, lalu selanjutnya pesan serta informasi
yang ada akan dikelola kembali dan menimbulkan sebuah respon (verbal atau non verbal).
Setelah proses decoding berhasil dijalankan dengan baik, Intan sang komunikan memberikan
6. penjelasan kepada Bima bahwa keresahan dan pikiran negatif Bima tidak akan terjadi, Intan
juga merubah sikapnya dengan membatasi tingkah lakunya terhadap teman lawan jenis agar
Bima tidak berpikir macam-macam lagi. Tidak hanya Intan yang merubah sikapnya, Bima pun
merubah sikapnya agar jauh lebih percaya kepada pasangannya, mereka saling memperbaiki diri
dan mencoba untuk saling mengerti satu sama lain serta jauh lebih terbuka. [WITH WHAT
EFFECT].
Hambatan dalam berkomunikasi menjadi salah satu faktor terjadinya konflik antara
sepasang kekasih ini. Hambatan komunikasi adalah segala bentuk gangguan yang terjadi di
dalam proses penyampaian serta penerimaan pesan antarindividu, yang umumnya disebabkan
oleh faktor lingkungan, fisik, maupun psikis dari individu yang terlibat. Menurut Irene Silviani
dalam buku Komunikasi Organisasi (2020), ada tiga bentuk hambatan komunikasi, yaitu
hambatan teknis berupa keterbatasan fasilitas serta peralatan komunikasi, hambatan semantik
diartikan sebagai penafsiran yang keliru atau kesalahpahaman dalam menangkap sebuah makna
yang dikirimkan oleh komunikator atau komunikan, serta hambatan manusiawi disebabkan oleh
berbagai faktor manusia, seperti emosi, prasangka pribadi, persepsi, ketidakcakapan, kemampuan
atau ketidakmampuan, dan lain sebagainya. Dalam kasus ini sangat jelas bahwa hambatan
manusiawi sangat berpengaruh. Bima yang mempunyai prasangka yang kurang baik kepada
pasangannya hingga timbul rasa emosi dan tidak percaya kepada Intan yang bermain bersama
teman-teman lawan jenisnya. Dan juga perbedaan persepsi antara Bima dan Intan. Intan yang
merasa wajar bermain dengan teman lawan jenis selagi tidak melebihi batas dan Bima yang tidak
menormalisasikan hal tersebut.
Hambatan tersebut dapat terselesaikan karena adanya nilai-nilai yang membentuk moral
dan etika, karena adanya nilai tersebut, maka moral dan etika tidak akan dilanggar. Sehingga
komunikasi yang terjadi antara Bima dan Intan berjalan dengan baik. Dari kasus ini terdapat tiga
nilai yaitu nilai kognitif, nilai konatif, dan nilai afektif. Nilai kognitif, Intan mengetahui alasan
Bima berperilaku seperti itu karena ketika mereka memperbincangkannya Bima selalu
membandingkan dengan dirinya yang seolah tidak pernah berbuat salah. Nilai konatif, setelah
Intan mengetahui alasan Bima dan menyadari bahwa ia dan Bima memiliki persepsi yang
berbeda, ia sedikit mengubah gaya pertemanannya tanpa memutuskan pertemanan begitu juga
sebaliknya, Bima mencoba untuk memberikan rasa percaya lebih kepada Intan. Nilai afektif,
7. Bima dan Intan memilih untuk saling memberikan kepercayaan lebih dan tidak berlebihan dalam
berteman.
Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang berkenaan dengan bisikan kalbu dan suara
hati nurani manusia. Contohnya, seseorang hendak melakukan tindakan yang bertentangan
dengan norma. Sebenarnya ada bisikan kalbunya atau suara hati nuraninya untuk tidak
melakukan hal tersebut. Namun, ia memilih untuk tidak mendengarkannya atau
mengabaikannya. Kasus ini termasuk kedalam norma kesusilaan. Dari wawancara yang kami
lakukan kepada salah satu anggota kelompok kami, sangat jelas bahwa sebenarnya Bima tidak
ingin mencurigai kekasihnya sendiri. Walaupun secara umum Bima tidak melanggar norma
karena di hatinya ia percaya kepada Intan tetapi pikirannya berkata lain karena adanya prasangka
yang kurang baik maka norma kesusilaan terkait dalam kasus ini.
Konflik antar kekasih ini masuk kedalam Teori Disomansi Kognitif. Teori Disomansi
Kognitif adalah teori yang menjelaskan bagaimana manusia secara konsisten mencari dan
berupaya untuk mengurangi disonansi atau ketidaknyaman dalam berbagai situasi yang baru.
Festinger (1957), berpendapat bahwa disonansi terjadi apabila terdapat hubungan yang bertolak
belakang, yang diakibatkan oleh penyangkalan dari satu elemen kognitif terhadap elemen lain,
antara elemen-elemen kognitif dalam diri individu. Hubungan yang bertolak belakang tersebut,
terjadi bila ada penyangkalan antara elemen kognitif yang satu dengan yang lain. Konflik ini
masuk kedalam Teori Disomansi Kognitif karena salah satu individu memiliki perasaan tidak
nyaman saat pasangannya sering bertemu dan berinteraksi dengan lawan jenis lainnya. Hal ini
menyebabkan adanya perselisihan yang menyebabkan kerenggangan dalam hubungan tersebut.
8. PENUTUP
a. Kesimpulan
Komunikasi antarpribadi (interpersonal) ialah proses penyampaian informasi, ide,
dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih, termasuk pertukaran pesan sebagai
komunikator dengan maksud dan tujuan, dan sebagai komunikator.
Komunikasi antarpribadi juga memiliki beberapa komponen penting seperti
komunikator, encoding, pesan, saluran, komunikan, decoding, respon, interferensi
(respon), serta konteks komunikasi.
b. Saran
Menurut peneliti, hingga kini, tidak ada kepastian secara tetap mengenai beberapa
orang yang menjadi syarat terbentuknya komunikasi antarpribadi. Beberapa ahli memiliki
pradigmanya tersendiri, dan seluruh pernyataan tersebut masih dapat disanggah seiring
berkembangnya keilmuwan terkait komunikasi antarpribadi itu sendiri.
9. DAFTAR PUSTAKA
Ridwan Usman (2001) Konflik dalam Perspektif Komunikasi : Suatu Tinjauan Teoritis.
Jurnal Universitas Islam Bandung
( https://ejournal.unisba.ac.id )
Fenny Oktavia (2016) Upaya Komunikasi Interpersonal Kepala Desa Dalam Memediasi
Kepentingan
Jurnal Universitas Mulawarman
( https://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp )
Ardella Mullani (2017) Implementasi Strategi
Jurnal Universitas Multimedia Nusantara
( https://kc.umn.ac.id/2690/4/BAB%20III.pdf )
Nurhadi, Z. F., & Kurniawan, A. W. (2018). Kajian tentang efektivitas pesan dalam komunikasi.
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian, 3(1), 90-95.
( https://journal.uniga.ac.id/index.php/JK/article/view/253 )
Amin, M. A. S. (2017). Komunikasi Sebagai Penyebab Dan Solusi Konflik Sosial. Jurnal
Common, 1(2).
( https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common/article/view/573/422 )