SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Waspada Depresi
Tanggal 7 april ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai hari kesehatan sedunia
dan di tahun ini WHO mengambil tema depresi. Berdasarkan riskesdas 2013, Sulawesi
Tenggara dan disaat bersamaan, Sulawesi Tengah ditetapkan sebagai provinsi dengan
angka gangguan mental emosional tertinggi di Indonesia (Riskesdas 2013).
Secara global, lebih dari 350 juta orang sedang mengalami depresi. Selain itu, depresi juga
merupakan faktor utama penyebab disabilitas dan merupakan beban besar dalam
pembiayaan kesehatan suatu Negara (WHO, 2017). Sementara itu, di Indonesia, hasil
Riskesdas 2013 menunjukkan terdapat 14 juta orang yang mengalami gangguan mental
emosional dengan gejala utama depresi dan kecemasan.
Mengenal Depresi
Depresi adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang terjadi sedikitnya selama dua
minggu atau lebih yang memengaruhi pola pikir, perasaan, suasana hati (mood) dan cara
menghadapi aktivitas sehari-hari. Masalah-masalah tersebut dapat berkembang menjadi kronis
sehingga pada umumnya membuat penderinta nya menjadi tidak produktif. Bahkan dalam
tahap yang lebih parah, depresi dapat mendorong tindakan bunuh diri. Di tahun 2012, Setiap
satu menit terjadi minimal dua kasus bunuh diri di seluruh dunia. (WHO, 2012).
Depresi juga merupakan faktor pencetus berbagai penyakit seperti HIV, penyakit
kardiovaskular dan diabetes mellitus. Hal ini membuat depresi menjadi lebih kompleks.
Penderita depresi yang menunda berobat lebih dari 11 bulan akan mengalami keterlambatan
dalam proses pemulihannya.
Pendekatan Holistik
Depresi disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor sosial, psikologis dan biologis. Karena
disebabkan oleh multi faktor, penanganan depresi harus menggunakan pedekatan yang
holistik. Penanganan yang berfokus pada upaya kuratif (pengobatan) tidak akan mungkin
berjalan efektif. Upaya kuratif menelan biaya yang sangatbesardan memerlukan keterlibatan
banyak sumber daya manusia, seperti Dokter Jiwa, Psikiater, perawat jiwa dan tenaga
kesehatan lainnya.
Terdapat dua jalan dalam implementasi pendekatan holistik, yaitu kebijakan secara makro
dan mikro. Pendekatan secara makro melihat pada variable-variabel yang lebih besar yang
berpengaruh terhapdap kesehatan jiwa. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa
nutrisi, kondisi ekonomi termasuk peneyediaan lapangan pekerjaan dan tingkat pendidikan
menjadi faktor penentu kesehatan mental. Sebuah sistemik review menunjukkan
peningkatan kualitas perumahan dan ekonomi pada sebuah populasi menunjukkan
peningkatan kualitas kesehatan mental yang menjanjikan. Sebaliknya, kualitas pendidikan
yang rendah akan membatasi akses pada peningkatan kualitas hidup. Nutrisi, khususnya
peningkatan akses konsumsi yodium memiliki korelasi positif terhadap kualitas kesehatan
mental individu.
Pada pendekatan mikro, penguatan layanan primer dan ketersediaan dokter jiwa memegang
peranan yang sangat penting. Rendahnya jumlah pelayanan kejiwaan di Indonesia, yaitu
hanya 2% Rumah Sakit Umum dan 10% puskesmas yang memiliki pelayanan kejiwaan
(Kemenkes, 2011) tentu saja membuat akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan jiwa
menjadi terbatas. Persoalan lainnya terletak pada rendahnya jumlah dan distribusi tenaga
kesehatan seperti dokter jiwa,perawat jiwa dan psikolog. Sebagaiperbandingan, rasioDokter
jiwa dan penduduk di Jepang adalah 1 : 1000 sementara di Indonesia 1 : 500.000. Pemerintah
sebenarnya bisa “mengakali” masalah tersebut dengan mengimplementasikan UU nomor 18
tahun 2014 tentang kesehatan jiwa dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa
terintegrasi di puskesmas dan klinik pratama. Untuk itu, peningkatan kapasitas dokter dan
perawat di puskesmas dan klinik harus digalakkan secara massif.
Peranan Orang Tua
Usia muda termasuk remaja adalah salah satu kelompok usia yang berisiko mengalami
depresi. Depresi pada usia muda pada umumnya lebih sulit diatasi karena mereka cenderung
lebih tertutup. Akibatnya, depresi pada usia muda baru dapat terdeteksi ketika telah terjadi
penurunan produktivitas secara signifikan atau ketika mereka telah melukai diri bahkan
melakukan tindakan bunuh diri.
Studi terkini menunjukkan korelasi positif antara depresi dan sosial media. Ketidakmatangan
anak muda dalam menghadapi kemarahan, tindakan intoleransi dan berbagai komentar di
sosialmedia dapat memicu terjadinya depresi. Penggunaan sosialmediayang berlebihan juga
dapat menyebabkan hal yang sama.
Oleh karena itu, keterlibatan orang tua menjadi sangat esensial dalam penanggulangan
depresi. Orang tua perlu mendidik anaknya untuk mampu berpikir positif dan bijaksanadalam
menghadapi persoalan. Hubungan orang tua dan anak juga harus dibangun dengan baik,
sehingga orang tua dapat dijadikan tempat berdiskusi yang nyaman bagi anak.
dr. Rais Reskiawan
Dokter Internsip RS Madani Kota Palu

More Related Content

What's hot (10)

Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROYAplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
trend dan isue keperawatan jiwa
trend dan isue keperawatan jiwatrend dan isue keperawatan jiwa
trend dan isue keperawatan jiwa
 
Kader kesehatan jiwa
Kader kesehatan jiwaKader kesehatan jiwa
Kader kesehatan jiwa
 
Makalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikMakalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontik
 
6+promosi+kesehatan
6+promosi+kesehatan6+promosi+kesehatan
6+promosi+kesehatan
 
Prosiding flores
Prosiding floresProsiding flores
Prosiding flores
 
Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu
Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu
Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu
 
Essay health literacy and e health literacy
Essay health literacy and e health literacyEssay health literacy and e health literacy
Essay health literacy and e health literacy
 
Kw spm jiwa napza
Kw spm jiwa   napzaKw spm jiwa   napza
Kw spm jiwa napza
 

Similar to Waspada depresi

1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
wiwin syafii
 
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Febri Budianto
 
Trend dan Issue Kep Jiwa12345678901.pptx
Trend dan Issue Kep Jiwa12345678901.pptxTrend dan Issue Kep Jiwa12345678901.pptx
Trend dan Issue Kep Jiwa12345678901.pptx
Trybahari Ramadhan
 
Pemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkoba
Pemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkobaPemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkoba
Pemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkoba
Ir. Zakaria, M.M
 
MAKALAH Psikologi dalam kesehatan
MAKALAH Psikologi dalam kesehatanMAKALAH Psikologi dalam kesehatan
MAKALAH Psikologi dalam kesehatan
Firdika Arini
 

Similar to Waspada depresi (20)

1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
 
Laporan Kegiatan Yayasan Cahaya Jiwa Periode 2012-2017
Laporan Kegiatan Yayasan Cahaya Jiwa Periode 2012-2017Laporan Kegiatan Yayasan Cahaya Jiwa Periode 2012-2017
Laporan Kegiatan Yayasan Cahaya Jiwa Periode 2012-2017
 
ISU DEPRESI PRESENTATION.pptx
ISU DEPRESI PRESENTATION.pptxISU DEPRESI PRESENTATION.pptx
ISU DEPRESI PRESENTATION.pptx
 
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
 
3697_PPT_TREND_DAN_ISU_KEPERAWATAN_JIWA.pptx
3697_PPT_TREND_DAN_ISU_KEPERAWATAN_JIWA.pptx3697_PPT_TREND_DAN_ISU_KEPERAWATAN_JIWA.pptx
3697_PPT_TREND_DAN_ISU_KEPERAWATAN_JIWA.pptx
 
KABID_KEBIJAKAN KESWn,bjbjkhA 202 4.pptx
KABID_KEBIJAKAN KESWn,bjbjkhA 202  4.pptxKABID_KEBIJAKAN KESWn,bjbjkhA 202  4.pptx
KABID_KEBIJAKAN KESWn,bjbjkhA 202 4.pptx
 
Trend dan Issue Kep Jiwa12345678901.pptx
Trend dan Issue Kep Jiwa12345678901.pptxTrend dan Issue Kep Jiwa12345678901.pptx
Trend dan Issue Kep Jiwa12345678901.pptx
 
Review Jurnal Pertemuan-2 Psikologi Komunitas.pptx
Review Jurnal Pertemuan-2 Psikologi Komunitas.pptxReview Jurnal Pertemuan-2 Psikologi Komunitas.pptx
Review Jurnal Pertemuan-2 Psikologi Komunitas.pptx
 
Pemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkoba
Pemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkobaPemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkoba
Pemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkoba
 
Kel.5 penanganan kesehatan mental
Kel.5 penanganan kesehatan mentalKel.5 penanganan kesehatan mental
Kel.5 penanganan kesehatan mental
 
MAKALAH Psikologi dalam kesehatan
MAKALAH Psikologi dalam kesehatanMAKALAH Psikologi dalam kesehatan
MAKALAH Psikologi dalam kesehatan
 
Fenomena Kenakalan Remaja dan Narkoba
Fenomena Kenakalan Remaja dan NarkobaFenomena Kenakalan Remaja dan Narkoba
Fenomena Kenakalan Remaja dan Narkoba
 
prinsip - prinsip ilmu gizi
prinsip - prinsip ilmu giziprinsip - prinsip ilmu gizi
prinsip - prinsip ilmu gizi
 
Lembar Fakta Seputar Kesehatan Jiwa
Lembar Fakta Seputar Kesehatan JiwaLembar Fakta Seputar Kesehatan Jiwa
Lembar Fakta Seputar Kesehatan Jiwa
 
Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia
Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia
Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
 
Vol.-1-No.-1-2018-LKA-1.pdf
Vol.-1-No.-1-2018-LKA-1.pdfVol.-1-No.-1-2018-LKA-1.pdf
Vol.-1-No.-1-2018-LKA-1.pdf
 
Panduan kesehatan jiwa bagi pemuka agama
Panduan kesehatan jiwa bagi pemuka agamaPanduan kesehatan jiwa bagi pemuka agama
Panduan kesehatan jiwa bagi pemuka agama
 
Rokok sik
Rokok sikRokok sik
Rokok sik
 
Data Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Mulai Merokok Di Indonesia
Data Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Mulai Merokok Di IndonesiaData Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Mulai Merokok Di Indonesia
Data Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Mulai Merokok Di Indonesia
 

Recently uploaded

PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
NadrohSitepu1
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
MuhammadAlfiannur2
 

Recently uploaded (20)

PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 

Waspada depresi

  • 1. Waspada Depresi Tanggal 7 april ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai hari kesehatan sedunia dan di tahun ini WHO mengambil tema depresi. Berdasarkan riskesdas 2013, Sulawesi Tenggara dan disaat bersamaan, Sulawesi Tengah ditetapkan sebagai provinsi dengan angka gangguan mental emosional tertinggi di Indonesia (Riskesdas 2013). Secara global, lebih dari 350 juta orang sedang mengalami depresi. Selain itu, depresi juga merupakan faktor utama penyebab disabilitas dan merupakan beban besar dalam pembiayaan kesehatan suatu Negara (WHO, 2017). Sementara itu, di Indonesia, hasil Riskesdas 2013 menunjukkan terdapat 14 juta orang yang mengalami gangguan mental emosional dengan gejala utama depresi dan kecemasan. Mengenal Depresi Depresi adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang terjadi sedikitnya selama dua minggu atau lebih yang memengaruhi pola pikir, perasaan, suasana hati (mood) dan cara menghadapi aktivitas sehari-hari. Masalah-masalah tersebut dapat berkembang menjadi kronis sehingga pada umumnya membuat penderinta nya menjadi tidak produktif. Bahkan dalam tahap yang lebih parah, depresi dapat mendorong tindakan bunuh diri. Di tahun 2012, Setiap satu menit terjadi minimal dua kasus bunuh diri di seluruh dunia. (WHO, 2012). Depresi juga merupakan faktor pencetus berbagai penyakit seperti HIV, penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus. Hal ini membuat depresi menjadi lebih kompleks. Penderita depresi yang menunda berobat lebih dari 11 bulan akan mengalami keterlambatan dalam proses pemulihannya. Pendekatan Holistik Depresi disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor sosial, psikologis dan biologis. Karena disebabkan oleh multi faktor, penanganan depresi harus menggunakan pedekatan yang holistik. Penanganan yang berfokus pada upaya kuratif (pengobatan) tidak akan mungkin berjalan efektif. Upaya kuratif menelan biaya yang sangatbesardan memerlukan keterlibatan banyak sumber daya manusia, seperti Dokter Jiwa, Psikiater, perawat jiwa dan tenaga kesehatan lainnya. Terdapat dua jalan dalam implementasi pendekatan holistik, yaitu kebijakan secara makro dan mikro. Pendekatan secara makro melihat pada variable-variabel yang lebih besar yang berpengaruh terhapdap kesehatan jiwa. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa nutrisi, kondisi ekonomi termasuk peneyediaan lapangan pekerjaan dan tingkat pendidikan menjadi faktor penentu kesehatan mental. Sebuah sistemik review menunjukkan peningkatan kualitas perumahan dan ekonomi pada sebuah populasi menunjukkan peningkatan kualitas kesehatan mental yang menjanjikan. Sebaliknya, kualitas pendidikan yang rendah akan membatasi akses pada peningkatan kualitas hidup. Nutrisi, khususnya peningkatan akses konsumsi yodium memiliki korelasi positif terhadap kualitas kesehatan mental individu.
  • 2. Pada pendekatan mikro, penguatan layanan primer dan ketersediaan dokter jiwa memegang peranan yang sangat penting. Rendahnya jumlah pelayanan kejiwaan di Indonesia, yaitu hanya 2% Rumah Sakit Umum dan 10% puskesmas yang memiliki pelayanan kejiwaan (Kemenkes, 2011) tentu saja membuat akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan jiwa menjadi terbatas. Persoalan lainnya terletak pada rendahnya jumlah dan distribusi tenaga kesehatan seperti dokter jiwa,perawat jiwa dan psikolog. Sebagaiperbandingan, rasioDokter jiwa dan penduduk di Jepang adalah 1 : 1000 sementara di Indonesia 1 : 500.000. Pemerintah sebenarnya bisa “mengakali” masalah tersebut dengan mengimplementasikan UU nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa terintegrasi di puskesmas dan klinik pratama. Untuk itu, peningkatan kapasitas dokter dan perawat di puskesmas dan klinik harus digalakkan secara massif. Peranan Orang Tua Usia muda termasuk remaja adalah salah satu kelompok usia yang berisiko mengalami depresi. Depresi pada usia muda pada umumnya lebih sulit diatasi karena mereka cenderung lebih tertutup. Akibatnya, depresi pada usia muda baru dapat terdeteksi ketika telah terjadi penurunan produktivitas secara signifikan atau ketika mereka telah melukai diri bahkan melakukan tindakan bunuh diri. Studi terkini menunjukkan korelasi positif antara depresi dan sosial media. Ketidakmatangan anak muda dalam menghadapi kemarahan, tindakan intoleransi dan berbagai komentar di sosialmedia dapat memicu terjadinya depresi. Penggunaan sosialmediayang berlebihan juga dapat menyebabkan hal yang sama. Oleh karena itu, keterlibatan orang tua menjadi sangat esensial dalam penanggulangan depresi. Orang tua perlu mendidik anaknya untuk mampu berpikir positif dan bijaksanadalam menghadapi persoalan. Hubungan orang tua dan anak juga harus dibangun dengan baik, sehingga orang tua dapat dijadikan tempat berdiskusi yang nyaman bagi anak. dr. Rais Reskiawan Dokter Internsip RS Madani Kota Palu