Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Hairspray merupakan contoh koloid yang terdiri atas fase terdispersi cair dan medium pendispersi gas, sehingga termasuk dalam emulsi gas atau aerosol cair.
2) Hairspray memiliki sifat seperti sol liofob dan menghasilkan efek Tyndall serta gerak Brown pada partikelnya.
3) Penggunaan hairspray dapat memberikan manfaat seperti memperkuat
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam larutan, suatu zat disebarkan/dilarutkan ke dalam pelarut membentuk
campuran homogen, dimana partikel-partikel zat terlarut bercampur sempurna dengan
pelarut sehingga tidak terlihat adanya perbedaan. Koloid adalah suatu bentuk campuran
homogen dan campuran heterogen yang keadaannya antara larutan dan suspensi dengan
ukuran 1 nm – 1 mm. Wujud (fase) koloid terdiri dari padat, cair dan gas. sistem koloid
tersusun atas dua komponen yaitu fase terdispersi dan medium dispersei atau fase
pendispersi.
Koloid sangat berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Dalam kehidupan
sehari-hari banyak dijumpai koloid baik dalam bentuk produk-produk maupun dalam
keadaan terlihat yang biasa dijumpai.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang salah satu contoh koloid dalam
kehidupan sehari-hari yaitu hairspray.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah yang diangkat adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan hairspray ?
2. Apakah hairspray termasuk dalam koloid ?
3. Apa dampak penggunaan hairspray ?
4. Bagaimana cara membuat hairspray alami ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam Makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui hairspray.
2. Untuk mengetahui hairspray termasuk dalam koloid.
3. Untuk mengetahui dampak penggunaan hairspray.
4. Untuk mengetahui cara membuat hairspray alami.
2. 2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Asal Mula Koloid
Pada tahun 1861, Thomas Graham, seorang ahli kimia bangsa inggris menguji
perbedaan kemampuan perbedaan aliran zat terlarut dengan menggunakan perkamen, air,
kristal gula, lem pelekat, dan tepung kanji. Mula-mula gula , lem perekat, dan kanji
masing- masing dilarutkan kedalam air kemudian larutannya dimasukan ke dalam
kantung perkamen, setelah ditutup rapat direndam dalam air.
Ternyata molekul gula memeiliki kemampuan untuk merembes keluar menembus
pori-pori perkamen sehingga keluar dari kantong. Zat lain yang di cobakan oleh T.
Graham adalah zat perekat dengan percobaan yang sama. Ternyata zat perekat tersebut
sifatnya sama dengan sifat kanji. Yaitu tidak mampu menembus membrane perkamen.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Graham memberikan gagsan seperti berikut:
a. Molekul gula dapat lolos dari membrane perkamen, sedangkan kanji dan perekat
tidak. Hal ini dimungkinkan karena ada perbedaan diameter molekul antara
molekul kanji dengan molekul gula.
b. Larutan gula yang berasal dari dari kristal gula dan semacamnya disebut larutan
yang berfungsi cepat atau kristaloid. Sedangkan zat perekat, kanji, dan susu, atau
semacamnya yang bersifat lekat dan kental disebut disebut koloid.
Pada perkembangan selanjutnya, penggolongan zat menjadi koloid dan kristoloid
tidak dapat dipertahankan karena banyak koloid dapat di kristalkan dan kristaloid dapat
di buat menjadi kolid.
Pada tahun 1907 Ostwald mengemukakan istilah sistem terdispersi dan medium
pendispersinya. Sistem koloid terdiri dari fase terdispersi dengan dengan ukuran tertentu
dalam medium pendispersinya. Zat yang didispersikan di sebut fase terdisfersi,
sedangkan medium yang di gunakan untuk mendispersikan di sebut medium pendispersi.
Analogi dalam latutan , fase terdispersi adalah zat medium terlarut sedangkan medium
pendispersi adalah zat terlarut. Pada contoh campuran susu dan air, fase terdisfersi adalah
adalah partikel susu dan medium pendispersi adalah air.
Seorang kimiawan jerman bernama Richard Zigmondy, pada tahun 1912 mendesain
mikroskop ultra untuk mengamati partikel-partikel terlarut termasuk partikel koloid.
Ternyata partikel koloid mempunyai diameter 10 -7 – 10-5.
3. 3
2.2 Pengertian Koloid
Kata koloid di ambil dari bahasa Yunani yaitu kola artinya lem (glue) dan oidos
artinya seperti (Thomas graham, 1861). Koloid adalah suatu bentuk campuran homogen
dan campuran heterogen yang keadaannya antara larutan dan suspensi dengan ukuran 1
nm – 1 mm.
2.3 Jenis - Jenis Koloid
Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium
pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair dan gas.
Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 5 yaitu :
1. Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol.
Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Sedangkan zat yang
terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair.
Contoh aerosol padat : debu buangan knalpot.
Contoh aerosol cair : hairspray dan obat semprot.
2. Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. . Sistem
koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat padat disebut sol padat.
Contoh sol : putih telur, air lumpur, tinta, cat dan lain-lain
Contoh sol padat : perunggu, kuningan, permata (gem).
3. Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi.
Sedangkan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut emulsi
padat dan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam gas disebut emulsi gas.
Syarat terjadinya emulsi yaitu kedua zat cair tidak saling melarutkan.
4. Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih, sedangkan sistem
koloid dari gas yang terdispersi dalam zat padat disebut buih padat.Buih digunakan
dalam proses pengolahan biji logam dan alat pemadam kebakarn.
Contoh buih cair : krim kocok (whipped cream), busa sabun.
5. Gel
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat setengah
kaku disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya
mengadsropsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.
Contoh gel : agar-agar, semir sepatu, mutiara, mentega.
4. 4
2.4 Sifat-Sifat Koloid
Beberapa sifat-sifat koloid yang khas, yaitu:
a) Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah suatu efek penghamburan berkas sinar oleh partikel-
partikel yang terdapat dalam sistem koloid, sehingga jalannya berkas sinar terlihat.
b) Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan terpatah-terpatah (gerak zig-zag) yang terus-
menerus dalam sistem koloid
c) Diffusi dan Filtrasi
Partikel koloid lebih sulit berdifusi bila dibandingkan dengan larutan sejati.
Hal ini disebabkan ukuran partikel koloid lebih besar dibandingkan dengan partikel
larutan sejati. Selain itu ukuran partikel koloid juga menyebabkan partikel koloid
tidak dapat disaring dengan kertas biasa, tetapi harus dengan penyaring ultra.
d) Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penyerapan zat/partikel/molekul pada permukaan diri
zat tersebut sehingga koloid akan memiliki muatan listrik
e) Kesetabilan koloid
Kesetabilan kolid ditentukan oleh muatan listrik yang dikandung partikel
koloid. Muatan listrik dapat dilucuti, misalnya dengan penambahan zat yang bersifat
elektrolit, akibatnya akan terjadi penggumpalan koloid atau pengendapan koloid
f) Elektroforesis
Elektroforesis adalah peristiwa pemisahan koloid yang bermuatan. Partikel-
partikel koloid yang bermuatan dengan bentuan arus listrik akan mengalir ke
masing-masing elektroda yang bermuatannya berlawanan. Partikel yang bermuatan
positif bergerak menuju ke elektroda positif.
g) Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid dari proses
koagulasi atau penggumpalan. Ada beberapa koloid pelindung yang digunakan pada
emulsi, misalnya casein dalam susu. Jenis koloid ini disebut emuglatol.
h) Dialisis
Dialisis adalah proses penyaringan koloid dengan menggunakan kertas
perkamen atau membran yang diletakan di dalam air yang mengalir
5. 5
i) Koloid Liofil dan koloid Liofob
Umumnya terjadi pada koloid yang fase terdispersinya padatan dan
mediumnya cairan atau berupa sol, sehingga lebih dikenal sebagai sol liofil atau sol
liofob.
Sol liofil adalah sol di mana fase terdispersinya senang akan medium
pendispersinya (senang akan cairan) atau di katakan juga afinitas atau daya tarik
terhadap mediumnya sangat kuat.
Sol liofob adalah kebalikan dari sol liofil, di mana partikel fase terdispersinya
kurang/tidak senang akan cairannya (mediumnya).
6. 6
BAB III
METODOLOGI PENILITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang kami gunakan adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif merupakan penelitiian yang dalam kegiatannya tidak menggunakan angka
dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya. Selain
itu penelitian kualitatif dapat dijadikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati.
Objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan manusia, yakni
manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek itu diungkapkan
kondisinya sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting), hal ini
berkenaan dengan aspek/bidang kehidupannya yang disebut ekonomi kebudayaan,
hukum, administrasi, agama dan sebagainya. Data kualitatif tentang objeknya dinyatakan
dalam kalimat, yang pengolahannya dilakukan melalui proses berpikir (logika) yang
bersifat kritik, analitik/sintetik dan tuntas.
3.2 Teknik Pengumpulan & Analisis Data
Dalam teknik pengumpulan data & analisis data ,kami menggunakan beberapa
teknik antara lain teknik observasi. Teknik observasi adalah teknik yang disengaja dan
dilakukan secara sistematis, terencana, terarah pada suatu tujuan dengan mengamati dan
mencakup fenomena satu atau sekelompok orang dalam kompleks kehidupan sehari-
hari,dengan demikian hasil pengamatan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
7. 7
Kami menggunakan teknik observasi karena data yang hendak diraih dengan
metode observasi dapat menunjang data yang telah diperoleh melalui metode lain,
Metode ini kami terapkan sebagai metode bantu untuk mendapatkan kejelasan dan
memberikan keyakinan tentang data yang perlu untuk dilaporkan. Data yang diraih lebih
auntentik (dapat dipercaya), Data yang dikumpulkan lebih efektif dan efisien.
3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian yang kami jadikan sasaran adalah hairspray yang merupakan
salah satu contoh dari koloid dalam kehidupan sehari-hari.
3.4 Sumber Data
Sumber data kami peroleh secara sekunder yang berupa catatan atau dokumentasi
laporan baik melalui buku maupun internet yang mendukung, guna menguatkan laporan
penelitian yang telah kami lakukan.
8. 8
BAB IV
PEMBAHASAN
Hair spray adalah salah satu produk perawatan paling populer dan digunakan
oleh perempuan dan laki-laki untuk membentuk suatu gaya rambut. Hair spray dapat
diterapkan baik dalam rambut basah atau kering untuk membantu menahan bentuk
suatu rambut dalam tampilan tertentu.
Hairspray merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi cair dan medium
pendispersi gas atau disebut emulsi gas/aerosol cair. Emulsi gas seperti hairspray
dapat membentuk sistem koloid atau menghasilkan semprotan aerosol yang
diperlukan, namun dibutuhkan bantuan bahan pendorong/ propelan aerosol, antara
lain; CFC (klorofuorokarbon atau Freon). Penggunaan CFC pada produk aerosol
disukai karena tidak beracun, tidak korosif dan tidak mudah terbakar. Hairspray jika
disemprotkan di udara, akan terbentuk titik-titik zat cair yang tersebar di udara
membentuk koloid aerosol.
Koloid pada hairspray juga mempunyai sifat seperti sol liofob, Hairspray tidak
dapat dibuat dengan mencampur fase terdispersi dan medium pendispersinya
melainkan membutuhkan bahan pendorong/propelan aerosol lain yang biasanya
digunakan adalah CFC.
Selain mempunyai sifat seperti sol liofob, hairspray juga mempunyai sifat
seperti efek Tyndall dan gerak Brown. Pada hairspray yang memiliki medium
pendispersi gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan
partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah.
Karena ukuran partikel yang cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung
tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu tumbukan yang menyebabkan perubahan
arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Dan ketika
partikel hairspay terkena cahaya maka partikel-partikel tersebut akan menghamburkan
cahaya kesegala arah sehingga terlihat jalannya sinar yang dilalui cahaya.
9. 9
Dampak positif dari penggunaan Hairsprey :
1. Pytocalcious : Bahan kimia yang mengakibatkan peningkatkan jumlah mineral dalam
akar rambut, yang bisa membuat rambut menjadi kaku.
2. Polyvinylpyrrolidone : Bahan kimia seperti digunakan untuk membuat lem, plywood
atau kayu lapis. Dalam hair spray, bahan ini membuat rambut lengket, saling melekat
dan tidak awut-awutan saat tertiup angin.
3. Polymer atau polydimethylsiloxane : Bahan kimia yang digunakan untuk membuat
rambut terangkat dalam waktu lama.
Dampak negatif dari penggunaan Hair Spray :
a. Penggunaan Hairspray yang berlebihan dapat menyebabkan rambut tampak kusam
dan menimbulkan alergi seperti kulit kepala gatal.
b. Bahan kimia seperti Propelan, Alkohol, Polivinilpolirolidon, formaldehida, dan aroma
buatan dapat menyebabkan tekanan darah rendah, kesulitan bernapas, koma, iritasi
kulit, mata, paru-paru serta dapat meningkatkan resiko penyakit Bronchitis jika
menghirup gas Hairspray secara berkelanjutan dan memicu meningkatnya potensi
untuk terkena kanker.
c. Metana atau CFC (Cloro Fluoro Carbon) yang ada dalam hairsprey menjadi faktor
utama rusaknya ozon bumi dan menyebabkan terjadinya Global Warming.
Dengan banyaknya dampak negative yang ditimbulkan dari penggunaan
hairspray berbahan kimia berbahaya baik untuk kesehatan maupun lingkungan, kini
untuk mengurangi penggunaan hairspray berbahan kimia telah ditemukan solusi
alternative yaitu dengan menggunakan bahan-bahan alami yang dapat di temukan
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya yaitu lemon. Cara membuat
hairspray alami dengan menggunakan lemon sebagai bahan dasarnya yaitu :
Untuk membuat hairspray dari bahan lemon, bahan yang dibutuhkan meliputi :
a. 1 buah lemon
b. 1 sendok teh Isopropil alcohol
c. 2 cangkir air
Prosedur dan cara pembuatan:
1. Ambil dua gelas air dalam mangkuk berukuran sedang.
2. Potong lemon menjadi empat potong.
3. Tambahkan potongan-potongan tersebut dalam mangkuk air.
4. Tempatkan campuran di atas api dan biarkan mendidih sampai mengurangi
setengah dari jumlah air yang sebenarnya.
5. Biarkan hingga dingin dan kemudian campurkan satu sendok teh alkohol
isopropyl di dalamnya.
6. Gunakan kain tipis untuk menyaring cairan tersebut.
7. Tuangkan dalam sebuah botol semprot yang kosong .
10. 10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Hair spray adalah salah satu produk perawatan untuk membentuk suatu gaya
rambut dalam tampilan tertentu.
b. Hairspray merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi cair dan medium
pendispersi gas atau disebut emulsi gas/aerosol cair.
c. Dampak dari penggunaan Hairspray :
Dampak positif dari penggunaan Hairsprey : membuat rambut menjadi kaku.,
membuat rambut lengket sehingga saling melekat dan tidak awut-awutan saat
tertiup angin dan membuat rambut terangkat dalam waktu lama.
Dampak negatif dari penggunaan Hair Spray : menyebabkan tekanan darah
rendah, kesulitan bernapas, koma, iritasi kulit, mata, paru-paru serta dapat
meningkatkan resiko penyakit Bronchitis jika menghirup gas Hairspray
secara berkelanjutan dan memicu meningkatnya potensi untuk terkena
kanker.
d. Cara membuat hairspray alami yaitu menyiapkan 1 buah lemon, 1 sendok teh
Isopropil alcohol dan 2 cangkir air. Lalu Ambil dua gelas air dalam mangkuk
berukuran sedang. Potong lemon menjadi empat potong.Tambahkan potongan-
potongan tersebut dalam mangkuk air. Tempatkan campuran di atas api dan
biarkan mendidih sampai mengurangi setengah dari jumlah air yang sebenarnya.
Biarkan hingga dingin dan kemudian campurkan satu sendok teh alkohol
isopropyl di dalamnya. Gunakan kain tipis untuk menyaring cairan tersebut.
Tuangkan dalam sebuah botol semprot yang kosong .
5.2 Saran
a. Sebaiknya kurangi dalam penggunaan hairspray berbahan kimia berbahaya dalam
kehidupan sehari-hari karena dampak negative yang ditimbulkan lebih banyak dari
dampak positif yang diperoleh.
11. 11
DAFTAR PUSTAKA
Fajar, Ade. 2015. Bahaya Penggunaan Hairspray untuk Kesehatan dan Lingkungan. Dalam
http://www.penumbuhrambuttradisional.com/bahaya-penggunaan-hairspray-untuk-kesehatan-
dan-lingkungan/ diunduh pada Kamis, 03 Desember 2015 jam 21.39
Harnanto, Ari. 2009. Kimia SMA Kelas XI. Jakarta : Seti-Aji
Haryanto. 2012, Penelitian Kualitatif. Dalam http://penelitiankualitatif.com diunduh pada
Kamis, 29 November 2015 jam 23.29.
Indra. 2014. Dampak Buruk Hairsprey Bagi Kesehatan. Dalam
http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/kesehatan/dampak-buruk-hair-spray-bagi-
kesehatan.html#sthash.whLro3h5.dpbs diunduh pada Kamis, 03 Desember 2015 jam 22.56
Purba, Michael. 2012. Kimia SMA XI. Jakarta : Erlangga
Riza, Fatma. 2011. Koloid Pada Hairspray. Dalam
http://membukajendelasains.blogspot.co.id/2011/04/koloid-pada-hairspray.html diunduh pada
Kamis, 03 Desember 2015 jam 19.05
Tim Kimia Dasar. 200, Seri Kimia Dasar Larutan Koloid Laju Reaksi. Surabaya : Jurusan
Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya
Tim Penulis Kimia Umum. 2013, Kimia Umum. Surabaya : Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya
Utami, Budi. 2009. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : BSE